PEMIKIRAN AMIEN RAIS TENTANG POLITIK.

PEMIKIRAN AMIEN RAIS TENTANG POLITIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

BAYU WICAKSONO
3114421001

``

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

1

ABSTRAK


Bayu wicaksono, NIM 3114421001. Pemikiran Amien Rais tentang politik.
Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergulatan politik di Indonesia. Untuk
mengetahui pertumbuhan pemikiran politik Amien Rais. Untuk mengetahui
perkembangan dan aplikasi pemikiran politik Amien Rais. Dalam penelitian ini,
metode yang digunakan oleh peneliti menggunakan metode studi pustaka (library
research). Data diambil dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan
penelitian ini. Dengan dikumpulkan dan dianalisis dan diambil kesimpulan. Dari
hasil penelitian, berdasarkan studi pustaka. Seorang cendekiawan muslim
Indonesia, yaitu M. Amien Rais merasa bahwa telah banyak penyelewengan yang
terjadi di tubuh pemerintahan orde baru. Ini yang membuat tergerak dari hati nya
untuk melaksanakan kewajiban sesame muslim yaitu saling nasehat-menasehati
jika seorang saudaranya melenceng dari sebuah kebenaran. Sepak terjang Amien
Rais di masa orde baru ibarat sebuah langkah yang berani, karena ia salah satu
dari sebagian rakyat Indonesia yang merasakan cengkraman kuat dari pemerintah.
Bermula sebuah pernyataan isu suksesi dan menggerakkan sebuah roda perubahan
yaitu reformasi. Ia salah satu dari sekian banyak tokoh penggerak reformasi untuk
menurunkan Soeharto dari singgasana. Semua dilakukan berdasarkan amar ma’ruf

nahi mungkar. Kemudian ia mengisyaratkan bahwa seharusnya yang dilakukan
oleh para politikus untuk melakukan politik adiluhung (high politik), politik yang
berdasarkan moral, bukan berdasarkan nafsu semata. Serta gagasannya untuk
keadilan social, karena tidak hanya keadilan dalam bidang hokum, tetapi keadilan
social sangat berarti sehingga tidak terjadi sebuah jurang antara kaya dengan
miskin. Itulah gagasan tauhid social. Beliau ikut mengawal reformasi dengan
memebentuk sebuah partai. Disinilah ia melakukan aplikasi-aplikasi yang seperti
gagasan-gagasan yang ia kemukakan. Semua gagasan-gagasan untuk menjadikan
Negara Indonesia menjadi Negara yang lebih baik di masa mendatang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa. Pemikiran politik Amien
Rais yaitu politik adiluhung (high politik) dan tauhid sosial. Politik adiluhung
merupakan politik yang mengutamakan moral. Dan tauhid sosial merupakan cara
untuk mengurangi kemiskinan.

Kata kunci: Pemikiran, Amien Rais, Pemikiran Politik Amien Rais

1

KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang
dilimpahkanNya, rahmat dan hidayah yang sangat berlimpah, sehngga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dan menyelesaikan studi pendidikan
sejarah dan untuk meraih gelar sarjana ini. Serta tidak lupa penulis ucapkan
Shalawat beserta salam penulis untaikan kepada junjungan nabi Muhammad Saw.
Yang membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak hal-hal yang
kurang, dan masih belum sempurna, tetapi penulis tetap berusaha dengan segenap
tenaga dan pikiran untuk melakukan penelitian agar menuliskan skripsi ini sebaik
mungkin. Dan berkat dorongan, motivasi yang tidak henti-heti nya diberikan
kepada penulis dari semua pihak, membantu penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini sebaik mungkin. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima
kasih sedalam-dalam nya kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas
Negeri Medan
2. Bapak Dr. H. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Ibu Dra. Flores Tanjung M.A seelaku ketua jurusan pendidikan sejarah
4. Bapak Drs. Yushar Tanjung M.Si selaku dosen pembimbing skripsi.
Pemikiran-pemikiran bapak banyak yang merubah pemikiran saya


2

ketika penyusunan skripsi ini. Banyak hal yang tidak bisa diuraikan,
penulis hanya bisa ucapkan terima kasih.
5. Ibu Dra. Hj. Hafnita SD Lubis M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing penulis selama menyelesaikan
pendidikan di jurusan Pendidikan Sejarah
6. Bapak Drs. Ponirin M.Si. Ibu Dra. Flores Tanjung M.A dan Ibu Drs.
Hafnita SD Lubis M.Si selaku dosen penguji ketika sidang meja hijau
7. Seluruh dosen-dosen pengajar dan staaf jurusan pendidikan sejarah.
Penulis ucapkan terima kasih telah membimbing penulis selama
penulis kuliah di sini.
8. Keluarga ku terutama kedua orang tua ku, merupakan malaikat tanpa
sayapku, yang selalu ada untuk ku, yang selalu membimbing tanpa
merasa lelah disetiap waktu. Mulai dari kecil sampai saat ini. Kepada
Iffi, cepet sembuh yaa. Adek Ari jangan bandal lagi. Dan kak Yeni,
semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah warahmah.
9. Seluruh teman-teman. Kepada teman-teman stambuk 2010, walaupun
aku jarang kumpul, tetapi aku pernah juga merasakan canda-tawa
bersama kalian. Kepada teman-teman stambuk 2011, terutama A reg.

selama penulis menyelesaikan studi, kalian lah lebih banyak dan lebih
dahulu mengenal ku. Beragam kita lalui bersama, semoga kita bisa
mencapai apa yang kita inginkan semua.

3

10. Kepada teman-teman PPL SMA Negeri 3 Kisaran. Semua hal yang
kita lewati merupakan hal yang tidak bisa kita lupakan, dan tidak bisa
kita ulang. Walau hanya 3 bulan kita bersama, disitulah kita lebih bisa
belajar memahami setiap karakter semua orang. Dan tak kulupakan
adalah teman-teman sejarah 2010 Fakultas Ilmu Budaya USU. Penulis
tidak bisa melupakan, karena bersama kalianlah, penulis merasakan
pertama kali memasuki perguruan tinggi, dan bersama kalianlah
penulis merasakan yang tidak bisa penulis lupakan walaupun penulis
telah pindah ke UNIMED. Kepada teman-teman KAKI SERIBU.
Racoun (Surya), Zaburot (Reza Yazid), Rimatic (Rizky Lubis),
Gambut (Sis), Ucup, Haris dan Reza. Kalian teman-teman yang
mengenalkan bagaimana kita bersikap dan menghadapi alam. Semoga
Kaki Seribu ini menjadi lebih besar dan banyak aktivitasnya, yang
berguna bagi negeri ini.

11. Kekek Ojok dan nek Marna beserta keluarga. Kalian yang menjadi
pelindungku selama penulis kos dan kuliah di Medan. Kepada adikadik kos yang selalu buat penulis sebel, tertawa. Wahyu, Rusdi, Lapas,
Kilo, Deka, Yeti, Melva, Nunung dan kak Rena, semoga kita semua
dalam keadaan sehat selalu, dan menyelesaikan studi kita masingmasing. Kita pernah merasakan kebanjiran sama-sama. Haha.
Terutama kepada Bayu Risdianto, apa kabarmu kok disana?, kapan
kita jumpa lagi. Kepada teman-teman lingkungan pancing 2: Bulek dan
Keluarga, bang Doni, bang Eko, bang Virus, bang Dedek, Beni,
Markus, dan lainnya. Bagiku pancing 2 merupakan kampung kedua ku,

4

kalianlah pemuda-pemuda setempat yang sangat gokil. Suatu saat aku
tidak bisa merasakan rasanya kita ke warkop dan nonton bola bersama
kalian seperti ketika penulis kuliah. Terima kasih telah menerima ku
disekeliling kalian.
Penulis menyadari, banyak hal yang penulis lakukan, tidak semua benar
dan menyinggung hati kepada semua, penulis meminta maaf dan penulis ucapkan
terima kasih. Penulis menyadari masih banyak hal kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, dikarenakan keterbatan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
harapkan segala kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan penulisan

ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Akhirul kalam,
Medan, 26 Maret 2015

Bayu Wicaksono

1

DAFTAR ISI

Abstrak ............................................................................................................i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

BAB I : PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.


Latar Belakang ................................................................................... 1
Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
Rumusan Masalah .............................................................................. 6
Tujuan Penelitian................................................................................. 7
Manfaat Penelitian............................................................................... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual ......................................................................... 8
1. Pemikiran Politik ........................................................................... 8
2. Pergulatan Pemikiran Politik Di Indonesia .................................... 9
3. Pertumbuhan Pemikiran Politik M. Amien Rais .......................... 11
4. Perkembangan dan Aplikasi Pemikiran Politik Amien Rais ......... 13
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 15
BAB III : METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.


Metode Penelitian .............................................................................. 17
Sumber Data ...................................................................................... 17
Teknik Penumpulan Data .................................................................. 18
Teknik Analisis Data .......................................................................... 18

BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pergulatan Pemikiran politik di Indonesia ......................................... 20
B. Biografi Amien Rais........................................................................... 24
1. Riwayat hidup ................................................................................ 24
2. Pendidikan dan Pengalaman ......................................................... 26
3. Karir dan Buah Karya Amien Rais ................................................ 29
4. Hal-hal yang Mempengaruhi Pemikiran Amien Rais ................... 33
C. Pertumbuhan dan Pemikiran Politik Amien Rais ............................... 37
1. High Politik ................................................................................... 41

2

2. Tauhid Sosial ................................................................................. 45
D. Perkembangan dan Aplikasi Pemikiran Politik Amien Rais
di Indonesia ....................................................................................... 50

1. Muhammadiyah ............................................................................. 51
2. ICMI ............................................................................................... 57
3. PAN................................................................................................ 63
4. Ketua MPR ..................................................................................... 72
5. Ketua MPP PAN ............................................................................ 74
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 77
B. Saran ................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 82

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini
merupakan tahun politik di Indonesia, karena tahun ini di Indonesia menjalani Pemilu. Manusia
adalah mahluk sosial yang mempunyai kecenderungan berpolitik. Inilah sifat alami manusia
yang mempunyai keinginan untuk berkuasa atas perorangan maupun kelompok sesuai dengan
keinginan yang dicapai.
Dengan di bacanya naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno tanggal 17 Agustus tahun 1945,

bangsa Indonesia telah meletakkan kehidupan politiknya ditangannya sendiri. Bangsa Indonesia
sejak waktu itu menentukan sendiri corak dan hakekat kehidupan politiknya.
Dikeluarkan Maklumat Pemerintah tertanggal 3 November 1945, yang menganjurkan
diadakannya pembentukan-pembentukan parta-partai politik merupakan demokratis seiring
kehidupan politik pada waktu itu. Sejak proklamasi kemerdekaan dan terlebih lagi setelah
dikeluatkannya Maklumat Pemerintah tersebut, kehidupan dan kegiatan politik di Indonesia kian
hari kian intensif dan makin bertambah pula banyaknya warga negara Indonesia yang turut aktif
dalm percaturan politik. Dalam hubungan ini patut juga dicatat apa yang dikatakan oleh Prof.
Mr. Boedisoesetya dalam pidatonya, beliau mengatakan, bahwa jika dahulu pekerjaan yang
banyak dilakukan adalah pekerjaan dokter, maka sekarang negarawan sudah merebut hegemoni
dari pada dokter-dokter itu. Isjwara (1999:1)
Hal ini adalah wajar, bahkan adalah kewajiban kita semua sebagai warga negara untuk
1
secara aktif dan positif turut memperhatikan
dan turut memikirkan masalah-masalah yang

dihadapi oleh negara kita. Politik adalah masalah setiap warga negara dan karenanya masalah
bersama dan apa yang menjadi masalah bersama sudah seyogyanya diputuskan bersama pula.
Azas inilah sesungguhnya yang merupakan dasar utama dari apa yang sejak zaman Yunani purba
disebut negara demokratis. Isjwara (1999:1)
Di Eropa di awali Yunani kuno, pemikiran tentang politik dan Negara sudah lama
muncul, dikarenakan muncul filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, Socraktes dan sebagainya. Di
kawasan Asia, banyak pusat-pusat kebudayaan seperti China, India maupun Baghdad, dimana
banyak filsuf-filsuf yang lahir di sana. Seperti Confusius, Tao, Al-Ghazali dan lain-lain. Di
Indonesia pernah mengalami masa-masa kerajaan, bukan hanya tentang kekuasaan tetapi banyak
peninggalan-peninggalan dari kerajaan di Indonesia yang membahas tentang Negara.
Aristoteles, filosof Yunani yang lazim dianggap sebagai bapak ilmu politik, telah
membahas secara sistematis peranan warganegara dalam negaranya. Yang dianggap sebagai
warganegara oleh aristoteles hanyalah mereka yang turut mengambil bagian dalam tata
pemerintahan. Bagi plato dan Aristoteles, organisasi politik dari warga negara Yunani purba
yang disebut “polis” adalah organisasi yang bertujuan memberikan kehidupan yang baik, bagi
warga negaranya dan polis itu dipertahankan demi kehidupan yang baik pula. Oleh karena itu
masalah-masalah yang dihadapi oleh polis adalah masalah-masalah bersama, yang juga masalah
setiap individu dan individu wajib turut menyelesaikan dan memikirkan masalah-masalah polis.
Tidak mengherankan Yunani pada waktu itu kemudian menimbulkan bentuk negara demokrasi
langsung. Isjwara (1999:1)
Sesudah revolusi kemerdekaan Indonesia mengalami serangkaian proses perubahan
politik yang menarik perhatian banyak ahli. Pertama ialah proses perpolitikan yang terjadi dalam
apa yang kini populer dengan sebutan zaman Demokrasi Liberal. Pada waktu itu kekuasaan

politik boleh dikatakan seluruhnya berada di tangan kaum politisi sipil yang berpusat di
parlemen. Dalam badan legislativ itu sendiri duduk politisi-politisi yang mewakili banyak partai
politik atau golongan. Kekuasaan kaum

politisi sipil dengan multipartai dan parlemennya

merupakan ciri khas dari Demokrasi Liberal yang juga sering disebut sebagai Demokrasi
Parlementer. Akan tetapi, proses politik yang berkembang di dalam sistem itu amat diwarnai
oleh konflik-konflik politik dan ideologi yang tegang yang kadang-kadang melahirkan
bentrokan-bentrokan fisik atau pemberontakan. Terlalu banyak partai politik dan semakin
meningkatnya pertentangan pendapat atau ideologi telah menjadikan Demokrasi Liberal suatu
sistem politik yang jauh dari stabil, sebagaimana antara lain dapat dilihat dari kenyataan sering
bergantinya kabinet. Format atau corak sistem politik yang berlaku tampak semakin jauh dari
memuaskan. Akhirnya ia lumpuh dan diganti format kedua sebagaimana terlihat dalam
perpolitikan yang terjadi zaman Demokrasi Terpimpin. Alfian (1983:3)
Dalam Demokrasi Terpimpin pusat kekuasaan tidak lagi terletak di parlemen. Bahkan,
jalan proses perubahan politik selanjutkan telah menjadikan peranan badan legislative ini sangat
merosot, kalaulah tidak dapat dikatakan lumpuh. Dengan begitu peranan kaum politisi sipil
dengan partai-partai mereka, kecuali mungkin PKI, menjadi sangat minim pula dalam percaturan
politik. Ada tiga kekuasaan yang memaikan peranan penting dalam prses perpolitikan yaitu alm.
Bekas presiden Soekarno, militer atau ABRI dan PKI. Format politik yang lahir masih tetap
menunjukkan konflik-konflik atau persaingan, terutama antara militer dengan PKI. Dengan
demikian ketidakstabilan masih merupakan warna yang tajam dalam sistem Demokrasi
Terpimpin. Kenyataan itu, ditambah dengan keadaan ekonomi yang amat parah, telah
menyebabkan peristiwa yang kini dikenal sebagai G30S/PKI. Alfian (1983:4)

Setelah pengukuhan Soeharto menjadi presiden penuh oleh MPRS dalam bulan Maret
1968 dapat dipakai senagai sebuah ukuran bahwa kaki Orde Baru tampak sudah tertanam kuat.
Mengenai pembentukan format politik baru ini sebagai besar terletak pada berhasilnya militer
menduduki dan memainkan peranan dominan atau sangat menentukan dalam politik.
Sebagaimana kita ketahui, ikut sertanya militer memainkan peranan dalam politik Indonesia
merupakan sesuatu hal yang baru.
Sejak 1968, terciptalah sebuah format politik baru di bawah Soeharto yang sekaligus
menunjukkan sebuah cerita sukses yang dicapainya dibidang politik yang kiranya sulit untuk
diperdebatkan. Kunci pertama dari format baru ini terletak pada pemantapan posisi dwifungsi
ABRI di dalam sistem politik Indonesia yang dengan demikian menjadi sumber legitimasi utama
dari peranan yang sangat menentukan yang dimainkan militer sekarang di bidang politik. Sejalan
dengan itu, integrasi dan konsolidasi ABRI yang tampak berjalan baik bersamaan dengan
kemenangan GOLKAR secara menyolok dalam pemilihan umum yang lalu telah memberikan
sebuah landasan kekuatan yang ampuh yang mampu mendukung kekuasaan eksekutif yang
dipimpin Soeharto dengan mantap. Semakin melemahnya posisi partai-partai politik bukan saja
telah memperkuat landasan politik Soeharto, tetapi ia juga telah memungkinkan pelaksanaan
penyederhanaan sistem kepartaian. Alfian (1983:56)
Seiring waktu berjalan, masa Orde Baru

kian lama, semakin banyak terjadi

penyelewengan pada masa itu. Kekuasaan yang di dukung oleh militer semakin menguatkan
posisi Orde Baru dan tindak KKN telah merasuki pemerintahan. Belum lagi pemerintah tidak
menerima kritik dari masyarakat, karena dianggap oleh Orde Baru telah mengganggu stabilitas
nasional. Lambat laun, muncul lah beberapa tokoh yang menginginkan perubahan di Indonesia

dari kalangan rakyat biasa, seniman, ulama, maupun cendekiawan. Dan muncul lah sosok Amien
Rais yang mengumandangkan proses suksesi.
Amien Rais yang merupakan salah satu tokoh reformasi, yang berjuang dengan tanpa
mengenal rasa takut akan ancaman dari pemerintah, berjuang menegakkan keadilan sosial agar
tidak terjadi jurang antara si kaya dan si miskin, serta membuka mata hati para pemimpin dan
intelektual yang ada di Indonesia. Ketika terjadi gelombang rasa tidak percaya akan rezim orde
baru dalam pemerintahan, Amien muncul dengan segala pemikiran dan menyuarakan kebathilan
yang dilakukan oleh orde baru. Mulanya di organisasi yang ia pimpin yaitu Muhammadiyah. Ia
intelektual muslim yang modernis yang sangat vokal menyuarakan demokrasi.
Suatu ketika pada awal memasuki tahun 1998, majalah Ummat menganugerahi Amien
Rais sebagai “Tokoh 1997”. Sebelumnya, Amien telah menerima pula UII Awards dari UII
Yogyakarta. Ia meraih itu karena dianggap konsisten memperjuangkan amar ma’ruf nahi
mungkar. Sepanjang tahun 1997 Amien telah melontarkan berbagai ide dan suara kritis. Hampir
sepanjang tahun pula namanya sering menghiasi media massa cetak. Nama Amien seolah-oleh
menjadi trade mark lakunya sebuah buku sekaligus sensasi tinggi sebuah berita. Amien seolah
memiliki energi dan stamina berlebih. Ditengah namanya melambung, ia menjadi incaran publik.
Amien menjadi sebuah fenomena, karena itu, tidak berlebihan jika ia menerima penghargaan
Reformasi Awards dari senat mahasiswa seluruh Indonesia di Graha Widya Wisuda, IPB Bogor
dan oleh mahasiswa dijuluki sebagai “Bapak Reformasi Indonesia”. Trimansyah (1998: 8)
Berdasarkan latar belakang diatas, yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat
judul “ Pemikiran Amien Rais tentang Politik”.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Pergulatan pemikiran politik di Indonesia
2. Pertumbuhan pemikiran politik M. Amien Rais
3. Perkembangan dan aplikasi pemikiran politik Amien Rais
C. Rumusan Masalah
Untuk lebih mengarahkan penulis dalam melaksanakan dan menyelesaikan penelitian
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pergulatan pemikiran politik di Indonesia ?
2. Bagaimanana pertumbuhan pemikiran poltik Amien Rais?
3. Bagaimana perkembangan dan aplikasi pemikiran politik M. Amien Rais ?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pergulatan pemikiran politik di Indonesia
2. Mengetahui pertumbuhan pemikiran politik M. Amien Rais.
3. Mengetahui perkembangan dan aplikasi pemikiran politik M. Amien Rais

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan peneliti tentang pemikiran politik dan pergulatan pemikiran politik di
Indonesia

2. Menambah wawasan peneliti tentang pertumbuhan dan perkembangan serta aplikasi
pemikiran politik M. Amien Rais
3. Sebagai informasi dan pengetahuan bagi para pembaca baik kalangan mahasiswa maupun
masyarakat tentang pemikiran dan kontribusi M. Amien Rais.
4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi mahasiswa lain yang melakukan penelitian
seputar politik, maupun tentang M. Amien Rais.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak muncul pemikiran-pemikiran politik di Indonesia sejak awal Indonesia merdeka,
hal iu menyebabkan sering kali terjadi pergesekan diantara pemikiran-pemikiran politik tersebut.
Partai politik mengambil pemikiran-pemikiran politik yang dianggap oleh mereka bisa dijadikan
alat untuk memeperjuangkan aspirasi rakyat. Muncullah pemikiran-pemikiran politik yang
mewarnai perjalanan panjang sejarah bangsa ini dengan memakai alat politik yaitu partai politik,
seperti Nasionalisme Radikal, Tradisi Jawa, Komunisme, Sosial Demokrat dan Islam,
M. Amien Rais merupakan sosok yang muncul dengan suara lantang menentang berbagai
kemungkaran yang dianggapnya menyeleweng, tanpa sedikitpun merasa takut. Menyuarakan
dengan tegas dan penuh dengan kehati-hatian. Sebab ia berbicara jika sesuai fakta yang nyata,
tidak abstrak. Mempunyai segudang ide atau gagasan yang berguna untuk kita hidup bernegara.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa, sejak kecil, ia dididik secara agama yang kental, mauapun
lingkungannya ia terbiasa hidup agamis. Berbalut itu lah ia mendalami ilmu duniawi maupun
ilmu akhirat secara bersama-sama. Sehingga ia tidak tertinggal dengan pengetahuan dunia
mauapun pengetahuan akhirat yang berguna bagi kehidupannya maupun bagi orang banyak.
Seperti yang di ajarkan dalam Islam, hendaknya seorang muslim melakukan “amar
ma‟ruf, nahi mungkar” (berbuat baik dan mencegah kemungkaran). Hal ini dipraktekkan oleh
Amien dalam kehidupan sehari-hari. Sewaktu masih kecil, ia pernah berkelahi dengan temannya,

77

karena menolong temannya yang terzholimi, walaupun ber tubuh kecil, ia tidak merasa takut,
karena ia menegakkan kebenaran. Hal ini merambat ke ia remaja, maupun dewasa dengan ber
amar ma‟ruf, nahi mungkar.
Amien Rais merupakan „warisan‟ Muhammadiyah. Ia merupakan asli didikan
Muhammadiyah, baik dari kalangan keluarga, maupun sekolahnya di perguruan Muhammadiyah.
Bahkan ketika ia belajar untuk mengambil gelar sarjana, ia masuk ke dalam organisasi IMM.
Sehingga seluk beluk Muhammadiyah sudah terekam di dalam hati dan pikiran Amien Rais.
Selang waktu berjalan beliau terpilih menjadi Ketua Umum Muhammadiyah. Dalam menjadi
ketua Muhammadiyah, ia tetap berpegang teguh untuk melakukan amar ma‟ruf nahi mungkar.
Pemikiran politik Amien Rais yaitu melakukan high politic (politik adiluhung) dan
menyuarakan „tauhid sosial‟. High politic yakni melakukan politik yang berbudi luhur, seperti
amar ma‟ruf nahi mungkar (menyeru kepada kebajikan dan melawan kemungkaran). Ini
dilakukan ketika pemerintahan orde baru berkuasa. Banyak terjadi penyelewengan yang
menggerogoti pemerintahan Soeharto. Penyakit KKN telah merambah setiap sendi peerintahan
orde baru.
Setelah reformasi, ia melakukan ijtihad politik dengan membentuk dan mendirikan PAN
(Partai Amanat Nasional). Yaitu ingin mengawal langkah reformasi. Namun dalam hatinya ia
tidak pernah terfikirkan untuk membentuk sebuah partai politik, sehingga ia seperti melangkah
karena dipaksa sejarah. Karena ia merupakan salah satu dari sekian orang pencetus gagasan
reformasi. Dia seperti seorang muaziin menjadi imam. Muazin yang memanggil manusia untuk
melaksanakan sholat (menyeru kebajikan), dan ketika ia mendirikan PAN, ia menjadi imam yang
akan memimpin negeri ini menjadi yang lebih baik. Ia tetap menentang hal yang berbau

kemungkaran, yaitu tetap mengkritik pemerintah yang pada saat itu menjadi koalisi politik
dengan partainya.
Dan saat Amien Rais menjadi ketua MPR, dimana daya kebijaksaan nya di uji dengan
menyatukan suara para politisi dari berbagai partai untuk menjadi satu suara dan yang terutama
mengutamakan nasib rakyat dan negeri ini. Karena jika tidak diutamakan nasib rakyat, negeri ini
hanya akan dikelola oleh bangsa asing atau orang pribumi yang menjajah negeri sendiri.
Pemikiran politik Amien Rais yang lainnya adalah tauhid sosial. Sebagai pemeluk agama
Islam yang taat, beliau amat menegerti tentang apa yang dianjurkan dalam agama, yaitu keadilan
sosial. Jika semua orang kaya tetap menjadi kaya, yang berbuat apa saja bisa dilakukan,
bagaimana nasib orang miskin, bahakan untuk makan atau kesehatan sangat sulit. Disinilah
nurani berbicara untuk menegakkan keadilan sosial. Tauhid sosial ini sangat penting bagi
masyarakat saat ini. Dimana semua harga tidak terjangkau bagi kalangan bawah, itulah ia
membicarakan zakat profesi seharusnya lebih dari 2,5%.
Ketika di ICMI ia menyuarakan tentang penyelewengan pemerintah tentang kasus
Busang, ataupun Freeport. Dimana saham Negara ini hanya 10%, dibandingkan saham pemodal
asing. Ini sangat tidak adil, karena Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki wilayah
yang mengandung sumber daya alam hanya mendapatkan saham yang sangat kecil. Apabila
Negara ini memiliki saham yang lebih banyak dan dikelola dengan baik, maka rakyat bisa
teratasi dari segi kemiskinan.
Ketika Amien Rais menyerukan tentang suksesi, atau ingin menjadi presiden. Ini
merupakan pelajaran yang sangat baik bagi bangsa ini. Ia sepenuhnya sadar bahwa ia sangat
berat untuk menjadi presiden tetapi bukan sesuat hal yang mustahil. Selama pemerintahan orde

baru, hanya SOeharto yang berkuasa, sehingga ini yang menjadikan seluruh lapisan masyarakat
bahwa yang hanya bisa menjadi presiden hanya lah Soekarno dan Soeharto, ini adalah hal yang
keliru. Disini ia muncul ditengah krisis kepercayaan dan krisis kepemimpinan di negeri ini, dan
meneriakkan suksesi kepemimpinan dan berkata bahwa ingin menjadi presiden. Ini merupakan
pelajaran bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik.
B. Saran
Sebagai public figure, Amien Rais merupakan tokoh dari sekian banyak tokoh intelektual
yang mempunyai gagasan-gagasan yang sebenarnya mempunyai arti perting dalam kehidupan
berpolitik dan bernegara. Ketika ia mencetuskan high politik (politk adiluhung), ia menganjurkan
agar semua elemen masyarakat tidak menutup kemungkinan melakukan politik, baik hanya
dilingkungan sosial maupun di dalam lingkup pemerintahan atau melakukan politik praktis.
Terlalu banyak sekarang kasus yang ditimbulkan dari politik, dikarenakan mereka tidak
memahami arti politik itu sendiri. Sehingga terjerumus kedalam lembah kezhaliman. Untuk itu
bermain politik adiluhung ini sangat diharapkan kepada kita semua sehingga terhindar dari
cobaan kekuasaan yang terus memanggil kita untuk melakukan penyelewengan.
Gagasan tentang tauhid sosial juga tidak bisa kita lupakan, bahwa banyak kemiskinan di
sekitar kita. Ini merupakan masalah kita bersama untuk jangan melupakan orang-orang yang
kurang mampu. Jika kita melakukan zakat profesi yang dibicarakan Amien Rais, kemungkinan
besar, masalah kemiskinan di Indonesia bisa teratasi sedikit demi sedikit.
Di dalam penelitian ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam
penyusunan penelitian ini. Namun penulis tidak menutup untuk saran, baik dari pembaca
maupun dari peneliti di kemudian hari yang mengkaji tentang pemikiran politik di Indonesia

1

DAFTAR PUSTAKA
Adhy, Soeparno S,. 2000. Amien Rais - Diantara Dua Matahari, Yogyakarta:
Aditya Media
Alfian. 1983. Pemikiran dan Perubahan Politik di Indonesia, Jakarta: PT
Gramedia
Bahar , Ahmad. 1998. Amien Rais: Gagasan dan Pemikiran Menggapai Masa
Depan Indonesia Baru, Yogyakarta: Pena Cendekia
Daliman, 2012. Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta : Ombak
Feith, Herbet. 1988. Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965, Jakarta: LP3ES
Isjwara, F. 1966. Pengantar Ilmu Politik, Bandung: Putra A Bardin
Malik, Dedy Djamaluddin dan Ibrahim Idy Subandi . 1998. Zaman Baru Islam
Indonesia, Bandung: Zaman Wacana Mulia
Mustakim, Bagus dan Kurniawan, Nurhuda. 2010. Amien Rais inilah jalan hidup
saya. Yogyakarta: PT Bintang Pustaka Abadi
M. Najib Dkk, 1999. Amien dari Yogya ke Bina Graha. Jakarta: Gema Insani
Noer, Deliar, 1983. Pengantar ke Pemikiran politik politik. Jakarta: CV. Rajawali
Rais, Amien, M. 1991. Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, Bandung:
Mizan
. 1995. Moralitas Politik Muhammadiyah, Yogyakarta: Dinamika
. 1997. Demi Kepentingan Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset
. 1997. Refleksi Amien Rais Dari Persoalan Semut Sampai Gajah,
Jakarta: Gema Insani Press
. 1998. Membangun Politik Adi Luhung, Membumikan Tauhid
Sosial, Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, Bandung: Zaman Wacana
Mulia
. 1998. Melangkah Karena dipaksa Sejarah, Yogyakarta: Pustaka
pelajar
. 1999. Menyembuhkan Bangsa yang sakit, Yogyakarta: Bentang
Budaya

2

. 2008. Agenda Mendesak Bangsa Selamatkan Indonesia,
Yogyakarta: PPSK Press
Thomson, David. 1986. Pemikiran-pemikiran Politik. Jakarta: Grafika Tama jaya
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Soekarno, 1964. Dibawah Bendera Revolusi. Jakarta: Panitya Penerbit
Suhelmi, Ahmad. 2001. Dari kanan Islam hingga kiri Islam, Jakarta: Darul Falah
Syafi’ie, Inu Kencana dan Azhari. 2010. Sistem Politk Indonesia. Bandung:
Refika Aditama
Syam, Firdaus. 2003. Amien Rais politisi yang merakyat & intelektual yang
shaleh. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Trimansyah, Bambang. 1998. Para Tokoh di Balik Reformasi Episode Sang
Oposan : Lokomotif itu Bernama Amien Rais. Bandung: Zaman Wacana
Mulia
Zallum, Abdul Qadim. 2001. Pemikiran Politik Islam. Bangil: Izzah

Referensi dari Majalah atau surat kabar
Tablig, No.09. Tahun 2014
Wawancara Amien Rais dengan Majalah Tajuk. No.19. Tahun 1998
Wawancara Amien Rais dengan Majalah Sabili. No 16. Tahun 2006
Artikel Amien Rais. Kekuatan Moral Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah.
No 15. Tahun 1997
Artikel Amien Rais. Tentang Reformasi Total. Suara Muhammadiyah. No 15.
Tahun 1998
Artikel Amien Rais. Rahmatan Lil ‘Alamin. Suara Muhammadiyah. No.21. Tahun
1998
Artikel Amien Rais. Kekuatan Ekonomi yang Handal. Suara Muhammadiyah.
No.15. Tahun 2000