HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP INOVATIF DENGAN KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATUBARA.

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP INOVATIF DENGAN KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TALAWI

KABUPATEN BATU BARA

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

BOIMAN

NIM 08116131004

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Boiman, Hubungan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2013.Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara; (2) untuk mengetahui hubungan sikap inovatif dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara; (3) untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasi. Sampel penelitian adalah guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara berjumlah 95 orang yang tersebar di 5 sekolah. Pengambilan sampel dilakukan secara teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah kuesioner skala Likert. Penelitian ini menyimpulkan : (1) persepsi tentang kepemimpinan transformasional mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru dengan kontribusi sebesar 21,23%; (2) sikap inovatif mempunyi hubungn yang positif dan signifikan dengan kinerja guru dengan kontribusi sebesar 23,77%; (3) persepsi tentang kepemimpinan transformasional secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru dengan kontribusi sebesar 44,68%.


(6)

ABSTRACT

Boiman, Relations Perception About Transformational Leadership and the Innovative Attitude with Teacher Performance Junior High School at Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Thesis. Graduate Programs, State University of Medan. 2013.This study aimed to determine: (1) relationship between perception about the leadership of the principal accomplishments transformasional junior high school teacher performance at Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara; (2) relationship between the innovative attitude of the junior high school teachers job performance at Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara; (3) relation perception about transformasional between leadership and innovative attitude collectively working together with the performance of junior high school teachers at Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. In this method research, the writer used the study of quantitative correlation. The sample of this study is State Junior High School Teachers in Talawi, it consist of 95 teachers spread across five school . The sampling was carried out by simple random sampling. The instrument used to collect the data was the questionnaire Likert scale. The study concluded: (1) perception about transformational leadership has a positive and significant relationship with teacher performance with a contribution of 21.23%, (2) innovative attitude has a positive and significant relationship with teacher performance with a contribution of 23.77%, (3) perception about transformational leadership has a positive and innovative attitude in common both have positive and significant relationship with teacher performance with a contribution 44.68%.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadrat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-NYA, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Adapun judul tesis ini adalah Hubungan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rektor UNIMED Medan Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin

Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Program Pasca Sarjana UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan sekaligus dosen pembimbing I, dan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku dosen pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, selaku sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan sekaligus sebagai nara sumber, Bapak Dr. Darwin, M.Pd, dan Bapak Dr. H. Zulkifli Matondang, M.Si selaku nara sumber yang banyak membantu penulis dalam memberikan masukan guna kesempurnaan isi dari tesis ini.

4. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara yang telah memberikan izin penelitian bagi penulis, dan Bapak/Ibu Kepala SMP Sekecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian ini.


(8)

5. Teristimewa buat Ayahanda tercinta, Ibunda tersayang serta istriku Salmawati tersayang dan anak-anakku terkasih Dimas Wibowo dan Yuli Zaskia Ramadhani yang telah membesarkan, mendo’akan dan mendukung dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.

6. Demikian juga kepada sahabatku Rahmad Zein Kurniawan, Liskayani Rahayu dan teman-teman jurusan AP khususnya angkatan XX kelas A yang telah banyak memberikan pengalaman dan dukungan kepada penulis.

Untuk semua itu penulis mendoakan semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmat-NYA kepada bapak/ibu saudara saudari. Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis ini memberikan manfaat bagi peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Oktober 2013 Penulis,

BOIMAN NIM: 08116131004


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

ABSTRACT………. ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……….vii

DAFTAR GAMBAR………...viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….… 1

B. Identifikasi Masalah………... 8

C. Pembatasan Masalah………. 9

D. Rumusan Masalah……….……….… 9

E. Tujuan Penelitian………..………. 10

F. Manfaat Penelitian……….……… 10

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoritis……….. 12

1. Kinerja Guru………...………….... 12

2. Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional………… 25

3. Sikap Inovatif ………....………..…. 36

B. Penelitian yang Relevan……….. 42

C. Kerangka Berpikir……..……….………..… 45

1. Hubungan Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Guru……….………. 45

2. Hubungan Sikap Inovatif dengan Kerja Guru……… 47

3. Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional dan Sikap Inovatif Secara Bersama-sama dengan Kinerja Guru……..………...……… 48

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian………... 49

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 51

B. Jenis Penelitian……….... 51

C. Populasi dan Sampel……….. 51

D. Rancangan Penelitian……….………... 53

E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian……….. 54

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian.………… 55

G. Uji Coba Instrumen………..……….... 58

H. Teknik Analisis Data……… 61


(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian……… 70

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian………… 74

C. Uji Persyaratan Analisis Data……….. 76

D. Pengujian Hipotesis Penelitian………. 80

E. Pembahasan Hasil Penelitian……… 86

F. Keterbatasan Penelitian……… 90

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan……….. 92

B. Implikasi……….. 93

C. Saran……… 96

DAFTAR PUSTAKA……… 98


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Keadaan Guru Kabupaten Batu Bara……… 6

2.1. Perbedaan Pola Kepemimpinan Transformasional dengan Kepemimpinan Transsaksional……… 31

1.1. Ditribusi Populasi Guru SMP Kecamatan Talawi……… 52

1.2. Sampel Penelitian Berdasarkan Jumlah Populasi………. 53

1.3. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kinerja Guru………. 56

1.4. Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……… 57

1.5. Kisi-Kisi Instrumen Sikap Inovatif……… 58

4.1. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……… 70

4.2. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Sikap Inovatif………... 71

4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Data Kinerja Guru……… 73

4.4. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……….. 74

4.5. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Sikap Inovatif………... 75

4.6. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kinerja Guru………. 75

4.7. Rangkuman Uji Normalitas……… 76

4.8. Rangkuman Uji Homogenitas Varians dengan Uji Bartlet……… 78

4.9. Analisis Varians untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 19,6488 + 0,3335X1……….. 78

4.10. Analisis Varians untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 22,0804 + 0,3118X2... 79

4.11. Rangkuman Hubungan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Guru……… 81

4.12. Rangkuman Hubungan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru……….. 83 4.13. Analisis Varians Untuk Regresi Ganda dengan Persamaan Garis


(12)

Ŷ = 21,3354 + 0,1598X1 + 0,1584X2 ………. 84

4.14. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat……… 85


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Komponen Kerja Individual………. 13 2. Model Konstalasi Masalah Hubungan Variabel Bebas dengan

Variabel Terikat……… 53

3. Histogram Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional.. 71 4. Histogram Skor Data Sikap Inovatif……… 72 5. Histogram Skor Data Kinerja Guru……….. 73 6. Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Persepsi Tentang

Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Guru……… 80 7. Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Sikap Inovatif dengan


(14)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Penilaian Observasi Kinerja Guru……….… 101

2. Instrumen Persepsi Tentang Kepemmpinan Transformasional…... 106

3. Instrumen Sikap Inovatif……….... 109

4. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……….….. 112

5. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional………... 113

6. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Sikap Inovatif….… 114

7. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Inovatif….… 115 8. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Kinerja Guru……….… 116

9. Hasil Tabulasi Observasi Kinerja Guru……….…… 117

10. Hasil Tabulasi Angket Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional………. 118

11. Hasil Tabulasi Angket Sikap Inovatif ……… 120

12. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian………. 122

13. Data Induk Penelitian……….. 128

14. Deskripsi Data Hasil Penelitian……… 129

15. Distribusi Frekuensi Data Penelitian……… 132

16. Perhitungan Statistik Dasar……….. 137

17. Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran dengan Uji Liliefors… 142

18. Uji Homoginitas Varians dengan Uji Bartlet……….... 149

19. Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Persamaan Regresi Linier… 156

20. Uji Independensi Variabel X1 dengan X2………. 172

21. Penentuan dan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Ganda… 173

22. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Sederhana dan Koefisien Korelasi Ganda……… 179

23. Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial……… 183

24. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif…………. 186


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru. Gurulah ujung tombak pendidikan, sebab gurulah secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi, guru dituntut memiliki kemampuan yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.

Guru sebagai salah satu komponen utama di sekolah, memegang peranan yang sangat strategis terhadap pencapaian tujuan dari program-program yang telah ditetapkan oleh sekolah dan tujuan pendidikan nasional. Sebagai tenaga professional, guru dituntut tidak saja hanya sebatas memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya tetapi guru juga dituntut untuk mampu mengeksplorasikan segala kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya tersebut serta mampu mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan sebagai wujud nyata dari kinerjanya.

Kinerja diartikan sebagai peningkatan kualitas dalam suatu pekerjaan atau permainan, bisa juga peningkatan kecerdasan, dalam istilah Purwanto (1998: 102) kinerja adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Selanjutnya Timpe (1993: 208), mengartikan kinerja sebagai penilaian terhadap tingkat kerja yang dicapai seseorang atau dapat pula dikatakan kinerja sebagai keberhasilan seseorang dalam bekerja dengan kemampuan.


(16)

Kinerja guru, sangat mungkin untuk dapat ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mencapai kinerja yang optimal. Untuk itu perlu adanya penataan dan pengelolaan yang baik oleh kepala sekolah (pimpinan) terhadap perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja adalah kepemimpinan dan sikap individu (sikap inovatif), sejalan dengan pendapatArikunto (1994: 80) menjelaskan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari: integritas, sikap, minat, intelegensia, motivasi dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal menyangkut kepemimpinan, sarana dan prasarana, gaji, pengawasan, suasana kerja dan lingkungan kerja.

Dalam hal ini diperlukan adanya pimpinan yang memiliki perilaku kepemimpinan yang mampu memberi inspirasi dan motivasi para guru untuk mencapai hasil-hasil atau tujuan yang lebih besar dari pada yang direncanakan melalui kepemimpinan transformasional.

Dalam lingkungan organisasi (sekolah), setiap individu terlibat dalam proses persepsi, misalnya bawahan (guru) mempersepsikan atasan (kepala sekolah) sebagai figur yang komunikatif, protektif, tegas tetapi mendidik, arogan, acuh tak acuh, berwibawa, dan lan-lain tergantung masing-masing individu (guru) untuk mempersepsikannya. Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui dan menginterpretasikan orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya ataupun keadaan lain yang melekat atau yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut. Dengan persepsi akan terbentuk dorongan-dorongan dan hasrat dalam diri seseorang untuk


(17)

merespon stimulus yang diperoleh dari lingkungan atau individu, kemudian memaknai dan mengambil manfaat bagi dirinya yaitu terjadinya perubahan perilaku yaitu sikap inovatif. Dalam penelitian ini persepsi guru terhadap kepala sekolah adalah tentang kepemimpinan transformasional dengan alasan kepemimpinan transformasional merupakan pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan bawahan yaitu pemimpin yang mampu meyakinkan mereka bahwa kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin serta mampu meyakinkan bahwa mereka mempunyai andil dalam mengimplementasikannya. Persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kinerja guru secara maksimal.

Teori kepemimpinan transformasional merupakan pendekatan terakhir yang hangat dibicarakan selama dua dekade terakhir ini. Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang dipertentangkan dengan kepemimpinan yang memelihara status quo. Kepemimpinan transformasional inilah yang sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya. Kepemimpinan transformasionl bukan sekedar mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan nilai-nilai dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan dan meningkatkan rasa percaya diri dan tekad untuk terus melakuan perubahan walaupun mungkin ia sendiri akan terkena dampaknya dengan perubahan itu. Penyesuaian terhadap perubahan dapat dikatakan sikap inovasi dan untuk perubahan dibutuhkan suatu kreativitas dari seseorang. Inovasi selalu menunjukkan pada suatu perubahan yang baru secara kualitatif berbeda dengan keadaan semula yang didasarkan atas pertimbangan yang diteliti dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai


(18)

kinerja yang lebih baik.

Gibson, dkk (1996: 218) menyatakan kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan untuk memberi inspirasi dan motivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil yang lebih besar dari pada yang direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal. Kepemimpinan tranformasional bukan sekedar mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan nilai-nilai dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa salah satu upaya meningkatkan citra guru adalah dengan meningkatkan kinerja guru. Guru yang memiliki kinerja baik akan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efisien dan efektif. Namun pada kenyataannya kinerja guru di sekolah secara umum masih dapat dinyatakan belum sesuai dengan harapan. Begitu juga dengan kenyataan yang ada, pada saat ini pendidikan di Indonesia masih jauh dari apa yang diharapkan. Pendidikan masih mengalami berbagai permasalahan diantaranya adalah kinerja guru yang kurang baik yang berakibat pada rendahnya mutu pendidikan. Laporan data UNESCO tahun 2000 yang dikutip dari Supranata dalam Suheni (2012: 2) tentang Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Indeks), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan dan penghasilan perkepala yang menunjukkan indeks pengembangan manusia Indonesia yang semakin menurun. Diantara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 pada tahun 1996, urutan ke-99 pada tahun 1997, urutan ke-107 pada tahun 1998, dan urutan ke-109 pada tahun 1999.

Selanjutnya rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga ditunjukkan dari data Balitbang tahun 2003 yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) bahwa dari 146.052 Sekolah Dasar (SD) di Indonesia ternyata hanya 8 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia


(19)

dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia ternyata juga 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 Sekolah Menengah Atas (SMA) ternyata hanya 7 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Selain itu, permasalahan rendahnya kinerja guru ditunjukkan dari data Kementerian Pendidikan Nasional yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) menunjukkan bahwa secara umum kualitas dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai harapan. Hingga saat ini, dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1. Selain jenjang pendidikan yang belum memadai, kompetensi guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tidak sampai 50% soal yang bisa dikerjakan. Tidak ada guru yang mendapatkan nilai 80. Bahkan, ada guru yang meraih nilai terendah yakni 1.

Selanjutnya, melihat kualitas pendidikan di Kabupaten Batu Bara juga masih tergolong rendah. Salah satu indikator penilaian rendah yakni dilihat dari hasil UKG yang dilaksanakan pada tahun 2012. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Batu Bara sebanyak 520 orang guru yang mengikuti UKG dengan hasil nilai rata-rata yang diperoleh hanya 42. Sedangkan jumlah yang mencapai standart lulus hanya 2 orang guru saja atau 0,38% dari jumlah yang ada yang dinyatakan lulus dengan nilai 72 dan 78. Hasil observasi dari pengawas sekolah memberikan contoh data beberapa SMP di Kabupaten Batu Bara seperti pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Keadaan Guru di Kabupaten Batu Bara No

. Peristiwa

Banyaknya

Peristiwa Persentase 1 RPP yang di periksa pengawas adalah RPP


(20)

2 Guru masih banyak mengajar

menggunakan cara tradisional 30 dari 40 75 % 3 Guru sering mengulur-ulur waktu saat

hendak masuk kedalam kelas meskipun bel telah berbunyi

20 dari 40 50 % 4 Guru kurang kosentrasi mengajar jika

sudah berurusan dengan berkas-berkas kedinasan

32 dari 40 80 % 5 Guru tidak membuat kesimpulan setelah

menutup pelajaran 25 dari 40 82,5 %

6 Guru yang berurusan dengan orang tua

siswa 4 dari 40 10 %

Sumber informasi data pengawas sekolah SMP di Kabupaten Batu Bara bulan Mei 2013.

Dari data empirik yang diperoleh dari hasil survey pada 5 SMP dengan jumlah guru 130 orang di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara ternyata masih rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara diketahui sekitar 65% guru sudah mengajar sesuai dengan bidang kwalifikasi pendidikannya dan sekitar 35% guru belum mengajar sesuai dengan bidang kualifikasi pendidikannya. Lebih lanjut dari hasil studi ini diketahui bahwa kemampuan guru masih rendah dalam penggunaan media, kurang kreatif dan inovatif. Pada umumnya guru telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dari informasi yang diperoleh bahwa RPP yang disusun hasil fotokopi dari guru lain. Kesesuaian RPP dengan proses belajar mengajar tidak sesuai dengan yang telah disususn dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya dalam proses pengayaan dan perbaikan (remedial), terdapat kecenderungan guru untuk langsung mengangkat nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), tanpa mengadakan ujian remedial untuk mengurangi beban guru karena pada kenyataannya murid yang melaksanakan remedial dari bidang studi yang mendapat nilai rendah setelah remedial pun hasilnya tetap rendah.


(21)

Bahkan guru-guru yang sudah dinyatakan profesional dan telah diberikan tunjangan profesional belum menunjukkan kinerja yang baik. Kualitas pendidikan yang kurang maksimal tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan faktor yang paling menentukan adalah faktor kinerja guru yang kurang maksimal, artinya guru belum sepenuhnya bertanggung jawab dalam mengelola pembelajaran yang mencakup perencanaan pembelajaran, pengorganisasian bahan pengajaran, penggunaan alat dan metode pangajaran. Sejalan dengan pendapat tersebut, Smith seperti dikutip Serdamayanti (2001: 53) mengemukakan bahwa kinerja guru dapat diamati dari tindakan dan prilaku yang diperlihatkannya, karena kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja adalah suatu proses unjuk kerja dalam mencapai tujuan sekolah, dan kinerja juga dapat berupa interaksi guru terhadap kemampuannya bekerja.

Keadaan yang mengindikasikan bahwa rendahnya kinerja guru menunjukkan belum efektif dan efesiennya kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu penelitian ini menunjuk kepada hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif dengan kinerja guru. Menarik untuk dicermati mengenai peran kepala sekolah dan sikap inovatif guru terkait dengan kinerja guru. Penelitian ini akan lebih difokuskan pada persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional khususnya dalam pengelolaan program sekolah dan sikap inovatif guru.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian secara ilmiah untuk menjelaskan persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif. Hal-hal apa yang sudah berjalan selama ini, dan hal apa yang belum berjalan dalam program peningkatan kinerja guru melalui efektivitas kepemimpinan transformasional dan peningkatan sikap inovatif pada masa yang akan datang. Untuk itu penelitian ini diberi judul “Hubungan Persepsi Tentang Kepemimpinan


(22)

Transformasional dan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kinerja guru adalah: (1) apa penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ? (2) apa penyebab rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas ? (3) apakah penyebab rendahnya kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran? (4) mengapa guru tidak mau menyiapkan perlengkapan pembelajaran dengan baik? (5) mengapa guru yang telah mendapatkan tunjangan professional belum menunjukkan kinerja yang baik? (6) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional berhubungan dengan kinerja guru? (7) apakah sikap inovatif yang dilakukan oleh guru berhubungan dengan kinerja guru? (8) apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama berhubungan dengan kinerja guru?

C. Batasan Masalah

Uraian identifikasi masalah di atas meperlihatkan bayaknya faktor yang diduga dapat mempengaruhi kinerja guru, maka untuk lebih memusatkan perhatian dalam melaksanakan penelitian ini maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan dapat lebih mendalam dan hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk itu, lingkup penelitian ini dibatasi pada tiga faktor yaitu persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif yang diduga berhubungan


(23)

dengan kinerja guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?

2. Apakah terdapat hubungan sikap inovatif dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?

3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.

2. Hubungan sikap inovatif dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.

3. Hubungan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.


(24)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan dalam menguji kebenaran hubungan variabel persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif dengan variabel kinerja guru. Berdasarkan hal itu, manfaat penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoretis :

a. Hasil penelitian ini dapat memperkuat teori yang berkaitan dengan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif dengan kinerja guru. b. Memperluas kajian teori yang berhubungan dengan persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif dengan kinerja guru. 2. Manfaat secara praktis:

a. Bagi Guru

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja guru dalam kaitannya dengan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif.

2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha mengoptimalkan kinerja guru dalam kaitannya dengan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif.


(25)

1. Sebagai informasi kepada kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru pada masa yang akan datang dengan menerapkan kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.

c. Bagi Kepala Dinas Pendidikan

1. Sebagai bahan masukan kepada kepala dinas pendidikan khususnya Kabupaten Batu Bara untuk pengambil kebijakan pendidikan dalam usaha meningkatkan kinerja guru.


(26)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, maka akan semakin tinggi kinerja guru. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap inovatif dengan kinerja guru

SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap inovatif, maka akan semakin tinggi kinerja guru.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama, maka akan semakin meningkatkan kinerja guru.

B. Implikasi

Berdasarkan pengujian hipotesis dan simpulan seperti yang telah di uraikan di atas, maka sebagai implikasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya Meningkatkan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru


(27)

Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel persepsi tentang kepemimpinan transformasional diperoleh data mayoritas guru berada pada kategori tinggi yakni 84 responden atau 88,42%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam penelitian ini mayoritas berada pada kategori tinggi, artinya hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru, oleh sebab itu perlu diupayakan bagaimana cara meningkatkan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja seorang guru. Upaya-upaya yang perlu dilakukan diantaranya antara lain adalah: Pertama: Guru-guru perlu memberi masukan kepada kepala sekolah agar kepemimpinan berjalan dengan baik. Masukan dari guru merupakan umpan balik atas kepemimpinan yang dirasakan oleh guru-guru. Kepemimpinan yang baik dalam memberikan masukan dan memberikan bantuan kepada guru dapat mengacu untuk mengatasai kelemahan–kelemahan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun permasalahan lainnya sehingga dapat meningkatkan kinerja guru. Kedua: Kepala sekolah untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan kepemimpinan transformasional di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah dapat melakukan berbagai upaya seperti: memberikan stimulus (rangsangan) pemikiran intelektual, pengayoman terhadap individu, dapat memotivasi menginspirasi guru serta memiliki prilaku sebagai pemimpin yang kharismatik. Memberikan stimulus (rangsangan) pemikiran intelektual kepala sekolah kepada guru dengan cara memberikan kemudahan bagi guru-guru untuk meningkatkan kemampuan akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti pelatihan-pelatihan atau pendidikan-pendidikan untuk pengembangan pendidikan-pendidikan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru. Ketiga: Kepala Dinas Pendidikan dalam menjaring calon kepala sekolah harus lebih selektif, hal ini


(28)

dapat dilakukan dengan melihat kemampuan calon kepala sekolah dalam hal yang berhubungan dengan kemampuan kepekaan, perhatian terhadap individu guru, stimulus intelektual, dapat memotivasi inspirasional pemikiran guru dan memiliki pribadi kepemimpinan yang kharismatik. Jika hal ini terwujud dengan dengan sendirinya kinerja guru akan meningkat.

2. Upaya Meningkatkan Sikap Inovatif untuk Meningkatkan Kinerja Guru

Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel sikap inovatif diperoleh data mayoritas guru berada pada kategori tinggi yakni 80 responden atau 84,21%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel sikap inovatif penelitian ini mayoritas berada pada kategori tinggi, artinya hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap inovatif memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru, oleh sebab itu perlu diupayakan bagaimana cara meningkatkan sikap inovatif dalam upaya meningkatkan kinerja seorang guru. Upaya-upaya yang perlu dilakukan diantaranya adalah: Pertama: Guru perlu menumbuhkan sikap inovatif dalam rangka meningkatkan kinerja dengan cara sering mengikuti lomba karya ilmiah, selain itu mengadakan bajar di sekolah atau bersama sekolah lain tentang buku-buku pelajaran, hasil karya siswa, elektonik, pakaian dan lain-lain atau mengadakan pameran tentang pendidikan agar dapat menumbuhkan sikap inovatif sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maupun mutu dari lulusan dalam hal ini siswa. Kedua: Guru harus mau dan sadar untuk meningkatkan kemampuan dengan ikut serta dalam mengikuti pelatihan-pelatihan atau pendidikan-pendidikan khusus baik formal maupun informal yang sifatnya baru untuk pengembangan kreativitas dari seorang guru dengan demikian dapat meningkatkan kinerja guru. Ketiga: Guru harus dapat menyesuaikan terhadap perubahan yang terjadi pada saat ini baik perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan seperti terjadinya perubahan kurikulum, media pembelajaran, teknologi imformasi dengan cara sering mengikuti


(29)

MGMP, seminar, lokakarya, workshop dan pelatihan-pelatihan pendidikan dan begitu juga harus mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar pendidikan dengan cara mengikuti berita-berita pada media massa dan media elektronik atau turut aktif serta dalam perkumpulan/organisasi di luar pendidikan sehingga guru dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi dengan demikian dapat meningkatkan kinerja guru.

3. Upaya Meningkatkan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Sikap Inovatif Secara Bersama-sama untuk Meningkatkan Kinerja Guru

Persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Dengan demikian persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama perlu ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan kinerja guru secara stimulan. Berdasarkan temuan penelitian dilapangan bahwa persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki kontribusi sebesar 21,23% terhadap kinerja guru dan sikap inovatif memiliki kontribusi sebesar 23,77% terhadap kinerja guru. Sedangkan secara bersama-sama persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif memiliki kontribusi sebesar 44,68% terhadap kinerja guru. Dengan demikian dapat dilihat, bahwa kedua variabel tersebut baik secara terpisah ataupun bersama-sama memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja guru.

C. Saran

Berdasarkan uraian simpulan dan implikasi penelitian di atas, maka perlu disarankan hal-hal berikut:


(30)

1. Kepada guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara untuk meningkatkan kinerja guru agar lebih baik dengan meningkatkan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan cara memberikan masukan kepada kepala sekolah atas kepemimpinan yang dirasakan oleh guru-guru. Kepemimpinan yang baik dalam memberikan masukan dan memberikan bantuan kepada guru dapat mengacu untuk mengatasai kelemahan–kelemahan guru, sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja guru, selain itu kinerja guru dapat ditingkatkan dengan menumbuhkan sikap inovatif guru dengan cara ikut serta dalam pendidikan atau pelatihan-pelatihan, seminar, lokakarya, lomba karya ilmiah, bajar pendidikan, MGMP, pameran hasil kerja siswa dan lain-lain.

2. Kepala sekolah dapat berperan aktif dalam meningkatkan kepemimpinan transformasional, dalam hal ini kepala sekolah melakukan upaya seperti: memberikan stimulus, pemikiran intelektual, pengayoman terhadap individu, dapat memotivasi menginspirasi kepada guru dengan cara memberikan kemudahan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti pelatihan atau pendidikan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru.

3. Kepada Kepala Dinas Pendidikan khususnya Kabupaten Batu Bara agar melakukan pengawasan kepada kepala sekolah dan guru dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku. Selain itu harus lebih selektif untuk memilih dan menetapkan calon kepala sekolah sehingga dapat meningkatkan kinerja guru.


(31)

4. Kepada peneliti yang lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan kepenelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah dan sikap inovatif serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja guru.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmi. 1994. Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2001. Realibilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Danim, Sudarman. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.

Davis, Keith & John W. Newstorm. 1996. Perilaku Dalam Organisasi, ahli bahasa Agus: Dharma. Jakarta : Erlangga.

Gibson, James L, John M, Ivancevich, and James M. Donnelly Jr. 1996. Organisasi dan manajemen : Perilaku, Struktur, dan Proses, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

Harsiwi, Agung, M. 2003. Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Karekteristik Personal Pemimpin Dengan Kinerja Dosen UAJ Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol. 5 No. 1.PPs. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Hutasoit, Tumbur. 2011. ”Pengaruh Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Sipaholon”. Tesis. Medan:Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

http://hamdanizone.blogspot.com/2012/03/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html

http://artikel.us/amharsiwi2.html. Diakses 10 Februari 2013.

http://artikel.Pendidikan us/hendrik.html. Diakses 6 Juni 2013.

Irawati. 2003. Budaya Kerja Dan Sikap Inovatif Sebagai Faktor Pendukung Kinerja Para Pustakawan Perguruan Tinggi di Padang. Tesis. Padang : PPs UNP.

LAN, 1992. Penilaian Kerja Pegawai, Jakarta: LAN.

Locke, E.A. 1997. Esensi Kepemimpinan ( Terjemahan ), Jakarta: Mitra Utama.

Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.

Nawawi, Handari. 1994. Ilmu Administrasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching.


(33)

Pakpahan, E. 2005. Hubungan Sikap Inovasi Dan Pemberian Kompensasi dengan Prestasi Kerja Guru SMA Negeri di Kota Tebing Tinggi. Tesis. Tebing Tinggi PPs Unimed.

Purwanto, M. Ngalim, dan Djojopranoto, Sutadji. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Rakhmat, Djalalluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Robbin, S.T. 2007. Prilaku Organisasi. Edisi kesepuluh, alih bahasa : Drs. Bunyamin

Molan. Indonesia: Macanan Jaya cemerlang.

Robert, L. Mathis, dan Jhon, H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku I. terjemahan Diana Angelia. Jakarta: Salemba Empat.

Syafei, I. 2006. Hubungan kepemimpinan transformasional dan etos kerja dengan kepuasan kerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Tuntungan. Tesis. Medan: PPs Unimed.

Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, H.S. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piat A. 1994. Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:Mandar Maju.

Shaskin, m. And Kiser, K. 1992. Total Quality Management.Seabrook, MD: Docochon Press. Subroto, B. Surya. 1994. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina

Aksara.

Sudjana. 1996. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Suhenni. 2013. Hubungan Antara Persepsi Tentang Profesionalisme Keguruan dan Iklim Komunikasi Dengan Kinerja Guru MAN Sekecamatan Tanjung Pura.Tesis.Tanjung


(34)

Pura: PPs Unimed.

Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sule, Ernie Trisnawati, 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.

Sunarto. 2010. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kota Medan. Tesis. Medan: PPs Unimed.

Suryabrata. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Tamita Utama.

Sutisna, O. 1994. Pendidikan Dan Pembangunan, Bandung : Angkasa.l Tasmara. Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership. Jakarta: Gema Insani. Tabroni, 2005. The Spirital Leadership. Malang : UMM.

Timpe, A. Dale. 1993. Kinerja : Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa Sofyan Cikmat, Jakarta : Efek Media Komputindo.

Tjiptono, Fandy, dan Akhmad Syakhroza. 1999. Kepemimpinan Transformasional, Manajemen dan Usahawan Indonesia, No. 9, Thn. XXVIII September 1999.

Usman, H. 2006. Manajemen : Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara. Wahjosumidyo. 2004, Kepemimpinan Dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia.


(1)

MGMP, seminar, lokakarya, workshop dan pelatihan-pelatihan pendidikan dan begitu juga harus mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar pendidikan dengan cara mengikuti berita-berita pada media massa dan media elektronik atau turut aktif serta dalam perkumpulan/organisasi di luar pendidikan sehingga guru dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi dengan demikian dapat meningkatkan kinerja guru.

3. Upaya Meningkatkan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Sikap Inovatif Secara Bersama-sama untuk Meningkatkan Kinerja Guru

Persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Dengan demikian persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama perlu ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan kinerja guru secara stimulan. Berdasarkan temuan penelitian dilapangan bahwa persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki kontribusi sebesar 21,23% terhadap kinerja guru dan sikap inovatif memiliki kontribusi sebesar 23,77% terhadap kinerja guru. Sedangkan secara bersama-sama persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif memiliki kontribusi sebesar 44,68% terhadap kinerja guru. Dengan demikian dapat dilihat, bahwa kedua variabel tersebut baik secara terpisah ataupun bersama-sama memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja guru.

C. Saran

Berdasarkan uraian simpulan dan implikasi penelitian di atas, maka perlu disarankan hal-hal berikut:


(2)

1. Kepada guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara untuk meningkatkan kinerja guru agar lebih baik dengan meningkatkan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan cara memberikan masukan kepada kepala sekolah atas kepemimpinan yang dirasakan oleh guru-guru. Kepemimpinan yang baik dalam memberikan masukan dan memberikan bantuan kepada guru dapat mengacu untuk mengatasai kelemahan–kelemahan guru, sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja guru, selain itu kinerja guru dapat ditingkatkan dengan menumbuhkan sikap inovatif guru dengan cara ikut serta dalam pendidikan atau pelatihan-pelatihan, seminar, lokakarya, lomba karya ilmiah, bajar pendidikan, MGMP, pameran hasil kerja siswa dan lain-lain.

2. Kepala sekolah dapat berperan aktif dalam meningkatkan kepemimpinan transformasional, dalam hal ini kepala sekolah melakukan upaya seperti: memberikan stimulus, pemikiran intelektual, pengayoman terhadap individu, dapat memotivasi menginspirasi kepada guru dengan cara memberikan kemudahan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti pelatihan atau pendidikan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru.

3. Kepada Kepala Dinas Pendidikan khususnya Kabupaten Batu Bara agar melakukan pengawasan kepada kepala sekolah dan guru dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku. Selain itu harus lebih selektif untuk memilih dan menetapkan calon kepala sekolah sehingga dapat meningkatkan kinerja guru.


(3)

4. Kepada peneliti yang lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan kepenelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah dan sikap inovatif serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja guru.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmi. 1994. Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2001. Realibilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Danim, Sudarman. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.

Davis, Keith & John W. Newstorm. 1996. Perilaku Dalam Organisasi, ahli bahasa Agus: Dharma. Jakarta : Erlangga.

Gibson, James L, John M, Ivancevich, and James M. Donnelly Jr. 1996. Organisasi dan

manajemen : Perilaku, Struktur, dan Proses, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta :

Erlangga.

Harsiwi, Agung, M. 2003. Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Karekteristik Personal Pemimpin Dengan Kinerja Dosen UAJ Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol. 5 No. 1.PPs. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Hutasoit, Tumbur. 2011. ”Pengaruh Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi

Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Sipaholon”. Tesis. Medan:Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

http://hamdanizone.blogspot.com/2012/03/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html

http://artikel.us/amharsiwi2.html. Diakses 10 Februari 2013.

http://artikel.Pendidikan us/hendrik.html. Diakses 6 Juni 2013.

Irawati. 2003. Budaya Kerja Dan Sikap Inovatif Sebagai Faktor Pendukung Kinerja Para Pustakawan Perguruan Tinggi di Padang. Tesis. Padang : PPs UNP.

LAN, 1992. Penilaian Kerja Pegawai, Jakarta: LAN.

Locke, E.A. 1997. Esensi Kepemimpinan ( Terjemahan ), Jakarta: Mitra Utama.

Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.

Nawawi, Handari. 1994. Ilmu Administrasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching.


(5)

Pakpahan, E. 2005. Hubungan Sikap Inovasi Dan Pemberian Kompensasi dengan Prestasi Kerja Guru SMA Negeri di Kota Tebing Tinggi. Tesis. Tebing Tinggi PPs Unimed.

Purwanto, M. Ngalim, dan Djojopranoto, Sutadji. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Rakhmat, Djalalluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Robbin, S.T. 2007. Prilaku Organisasi. Edisi kesepuluh, alih bahasa : Drs. Bunyamin

Molan. Indonesia: Macanan Jaya cemerlang.

Robert, L. Mathis, dan Jhon, H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku I. terjemahan Diana Angelia. Jakarta: Salemba Empat.

Syafei, I. 2006. Hubungan kepemimpinan transformasional dan etos kerja dengan kepuasan kerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Tuntungan. Tesis. Medan: PPs Unimed.

Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, H.S. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piat A. 1994. Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:Mandar Maju.

Shaskin, m. And Kiser, K. 1992. Total Quality Management.Seabrook, MD: Docochon Press. Subroto, B. Surya. 1994. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina

Aksara.

Sudjana. 1996. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Suhenni. 2013. Hubungan Antara Persepsi Tentang Profesionalisme Keguruan dan Iklim Komunikasi Dengan Kinerja Guru MAN Sekecamatan Tanjung Pura.Tesis.Tanjung


(6)

Pura: PPs Unimed.

Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sule, Ernie Trisnawati, 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.

Sunarto. 2010. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kota Medan. Tesis. Medan: PPs Unimed.

Suryabrata. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Tamita Utama.

Sutisna, O. 1994. Pendidikan Dan Pembangunan, Bandung : Angkasa.l Tasmara. Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership. Jakarta: Gema Insani. Tabroni, 2005. The Spirital Leadership. Malang : UMM.

Timpe, A. Dale. 1993. Kinerja : Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa Sofyan Cikmat, Jakarta : Efek Media Komputindo.

Tjiptono, Fandy, dan Akhmad Syakhroza. 1999. Kepemimpinan Transformasional, Manajemen

dan Usahawan Indonesia, No. 9, Thn. XXVIII September 1999.

Usman, H. 2006. Manajemen : Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara. Wahjosumidyo. 2004, Kepemimpinan Dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATUBARA.

1 18 34

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU DENGAN KEEFEKTIFAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BATUBARA.

0 3 40

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, PEMBERIAN KOMPENSASI, DAN IKLIM KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP SWASTA SE-KECAMATAN TORGAMBA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

0 2 28

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, PEMBERIAN KOMPENSASI, DAN IKLIM KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP SWASTA SE-KECAMATAN TORGAMBA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

0 3 34

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KOMUNIKASI DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI.

0 3 34

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU DI SMA KECAMATAN SEI RAMPAH KABUPATEN SERGAI.

0 0 28

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN AFEKTIF GURU DI SMP NEGERI LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA.

0 2 38

HUBUNGAN KOMITMEN GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU IPA PADA SMP NEGERI SE-KABUPATEN BATUBARA.

0 0 36

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SIKAP INOVATIF DENGAN KINERJA GURU PRODUKTIF SMK NEGERI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

0 1 25

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI.

0 1 166