PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATUBARA.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP

KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH

KAB. BATU BARA

Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : MILA WAHYUNI

NIM. 8126132018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVESITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Mila Wahyuni. NIM. 8126132018. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara. Program Pasca sarjana Universitas Negeri Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru; (2) pengaruh budaya sekolah terhadap kinerja guru; Metode penelitian bersifat analisis jalur yang bertujuan untuk memperoleh pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen penelitian. Subjek penelitian adalah seluruh guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara. Dengan jumlah sampel sebanyak 119 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Metode penelitian analisis jalur yang bertujuan untuk menguji teori dan memperoleh informasi tentang penelitian. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru dinyatakan dengan thitung ρ31> ttabel α=5%(3,429 > 1,657); (2) terdapat pengaruh langsung budaya sekolah terhadap kinerja guru dinyatakan dengan thitung ρ32 > ttabel α=5% (3,118 > 1,657). Hasil penelitian memberikan gambaran kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya sekolah mempengaruhi kinerja guru sebesar 17%. dan sisanya ditentukan keadaan dan variabel lain.


(6)

ii

ABSTRACT

Mila Wahyuni. NIM. 8126132018. Effect ofTransformational Leadership principal and SchoolCulture to Teachers Performance in Secondary Schools in Air Putih subdistrict Batubara District. Post Graduate Program, State University of Medanin 2014.

This study aimed to determine: (1) the effect transformational leadership principal to teacher performance; (2) the effect school culture to teacher performance. Path analysis research method is aimed to obtain the effect of exogenous variables on endogenous variables of research. Subjects were teacher Secondary Schools in Air Putih subdistrict Batubara District, with sample of 119 people. Sampling is done by random sampling. Path analysis research method is aimed to test the theory and to obtain information about the study. Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a effect leadership principal to teacher performance by tcount ρ31> ttabel α=5%(3,429 > 1,657); (2) there is effect school culture to teacher

performance by tcount ρ32 > ttabel α=5% (3,118 > 1,657). The results of the study gives an overview

of the princip al'stransformational leadership, school culture affect teacher performance by 17%, and the rest is prescribedcircum stances and other variables.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang selalu memberikan rahmad-Nya. Sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini berjudul ” Pe garuh Kepe i pi a Tra sfor asio al Kepala Sekolah da Budaya

Sekolah Terhadap Ki erja Guru di SMP Negeri Seke a ata Air Putih Ka upate Batu Bara”.

Meskipun dalam proses penulisan banyak memenuhi hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini.

2. Terimakasih saya kepada Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd dan Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS, Kons. selaku pembimbing I dan II yang selalu banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberi nasehat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini

3. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd dan Dr. Ir. P. Siburian, M.Pd sebagai ketua dan sekretaris Program studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

4. Bapak Prof. Dr. Sahat Sigian, M.Pd, Dr. Arif Rahman, M.Pd, Dr. H. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku narasumber yang banyak memberikan saran dan masukkan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Direktur, Asisten Direkur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi penulis


(8)

iv

7. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan seluruh guru SMP kecamatan Air Putih yang telah

membantu dalam pelaksanaan uji coba instrument sampai pengumpulan data penelitian.

8. Teristimewa untuk ke dua orang tua yang paling tersayang dan paling terhormat, kepada Ayahanda Masri, Ibunda Dahliani Manungkalit yang telah memberikan kasih sayang, memelihara dan membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan keiklasan, dan kakanda Fandi Azri, Kakanda Irmayani, Adinda Jamiatul Fauzia, Supriayadi, Hafiz Hidayat, keponakan tercinta Raisya Putri Sahwa, Aira Yasmin, M. Al-Fathi, terkusus kakanda Budi Ismoyo serta keluarga besar Bapak Sunaryo dan Ibu Nurmini yang telah memberikan kasih sayang, senantiasa memberikan dorongan moril dan materil yang tiada terhingga dan dorongan motivasi serta Doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktu yang telah direncanankan.

9. Teman-teman AP khususnya angkatan XXI kelas B2 eksekutif, yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini

10.Kepala Sekolah SMK. T. Amir Hamzah Indrapura Bapak Ir. M. Yakup, dan Keluarga besar SMK. T. Amir Hamzah Indrapura yang banyak memberikan kesempatan, dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.


(9)

v

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... v

Daftar Tabel ... vi

Daftar Lampiran ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis 10 1. Kinerja Guru ... 10

a. Definisi Kinerja Guru ... 10

b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 20

c. Indikator Kinerja Guru ... 24

2. Kepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah ... 26

a. Defenisi Kepemimpinan ... 26

b. Kepemimpinan Transformasional ... 30

c. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional ... 35

d. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 38

e. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 41

f. Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru ... 47

3. BudayaSekolah ... 53

a. Defenisi BudayaSekolah ... 53

b. Dimensi Budaya Sekolah ... 59


(10)

vi

C. Kerangka Berpikir ... 68

1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru ... 68

2. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 68

3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Melalui Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 69

D. Hipotesis Penelitian ... 71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 72

B. Metode Penelitian ... 72

C. Sumber Data ... 73

1. Populasi ... 73

2. Sampel ... 73

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 74

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 75

F. Uji Coba Instrumen ... 77

G. Teknik Analisi Data ... 80

H. Pengujian Persyaratan Analisis ... 83

I. HipotesisStatistik ... 88

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 89

A. Deskripsi Data Penelitian ... 89

B. Uji Kecendrungan Variabel Penelitian ... 93

C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 95

D. Uji Korelasi antar Variabel ... 99

E. PengujianHipotesis ... 100

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

F. Keterbatasan Penelitian ... 106

BAB V . KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Implikasi ... 109

C. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116


(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 70

4.1 Histogram Distribusi Skor Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 88

4.2 Histogram Distribusi Skor Budaya Sekolah ... 90

4.3 Histogram Distribusi Skor Kinerja Guru ... 91


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1Data Jumlah GuruSMP Negeri Kec. Air Putih ... 73

3.2 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi ... 73

3.3. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru ... 76

3.4. Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah .. 77

3.5. Kisi-kisi Instrumen BudayaSekolah ... 78

3.3.Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 81

4.1. Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ... 87

4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah ... 88

4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Budaya sekolah ... 89

4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 90

4.5. Tingkat Kecendrungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 92

4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Budaya Sekolah ... 92

4.7. Tingkat Kecendrungan Variabel Kinerja Guru ... 93

4.8. Ringkasan uji Normalitas ... 94

4.9. Ringkasan Anava uji Linieritas X3 Atas X1 ... 94

4.10. Ringkasan Anava uji Linieritas X3 Atas X2 ... 95


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian ... 112

2. Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian ... 127

3. Uji Reliabilitas Angket ... 130

4. Data Induk Penelitian ... 135

5. Perhitungan Statistik Dasar/Deskripsi Penelitian ... 138

6. Uji Kecendrungan Data ... 143

7. Perhitungan Uji Normalitas ... 146

8. Perhitungan Uji Linieritas dan Persamaan Regresi ... 158

9. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 176


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab.

Penataan sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Mulyasa (2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Sardiman (2005:125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru


(15)

2

tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang mengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar. Oleh karena itu kuantitas guru berpengaruh terhadap siswa dalam belajar, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Aspek kualitas yang dimaksudkan adalah tuntutan guru yang lebih profesional

Tugas keprofesionalan guru menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 20 (a) adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan marupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh terhadap peningkatan kualitas keluaran atau lulusannya. Oleh karena itu kinerja guru merupakan hal penting dalam penyelenggaraan sekolah khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Tjutju Y (2002:60) guru sebagai tenaga kependidikan diharapkan dapat memiliki kompetensi profesional yang ditandai sebagai berikut : 1) kemampuan untuk mengembangkan kepribadian, 2) kemampuan untuk menguasai landasan pendidikan, 3) kemampuan untuk menguasai bahan pengajaran, 4) kemampuan untuk menyusun program pengajaran, 5) kemampuan untuk melaksanakan\ program pengajaran, 6) kemampuan untuk menilai hasil dan PBM yang telah dilaksanakan, 7) kemampuan untuk menyelenggarakan program bimbingan, 8) kemampuan untuk menyelenggarakan


(16)

3

administrasi sekolah, 9) kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat sejawat, 10) kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian sederhana.

Profesionalitas dan kualitas kerja para guru tersebut merupakan salah satu faktor penting yang sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan dalam bidang pendidikan. Profesionalitas dan kualitas kerja para guru juga merupakan indikasi dari adanya komitmen guru terhadap sekolah sebagai suatu organisasi tempatnya mengajar, sehingga dapat dikatakan seorang guru yang memiliki komitmen terhadap sekolah (organisasi) tempatnya mengajar akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, budaya organisasi sekolah, guru, karyawan maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Pidarta (1995:152). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu : a) Kepemimpinan kepala sekolah; b) Budaya sekolah; c) Harapan-harapan; dan d) Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian jelaslah bahwa efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah akan ikut menentukan baik buruknya tingkat kinerja guru.

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana Mulyasa (2004:25). Hal


(17)

4

tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak semakin maju, sehingga menuntut penguasaan secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Kepala Sekolah dengan gaya kepemimpinan transformasional akan berusaha mengubah persepsi, sikap dan perilaku kerja bawahan dengan membangun kesadaran para gurunya mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi. Kepala sekolah tersebut akan terus berusaha menyamakan persepsinya dengan persepsi guru-gurunya untuk mengoptimalkan usaha mereka ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah.


(18)

5

Dengan demikian, kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan para gurunya. Gaya kepemimpinan transformasional akan dapat dipersepsi positif jika dapat memenuhi atau mendekati harapan para gurunya mengenai kepemimpinan. Jika gaya kepemimpinan kepala sekolah tersebut dipersepsikan secara positif, maka antara kepala sekolah dan guru dapat bersama-sama mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah, akibatnya tumbuh kepercayaan, kebanggaan, komitmen, rasa hormat dan loyalitas kepada sekolah.

Kinerja guru juga dipengaruhi oleh budaya organisasi sekolah. Budaya/ organisasi sekolah adalah suasana bekerja, belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam organisasi pendidikan Pidarta (1995:176). Dengan terciptanya iklim organisasi/budaya sekolah yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam bekerja dan terpacu untuk bekerja lebih efektif dan efesien. Hal tersebut mencerminkan bahwa budaya sekolah yang kondusif sangat mendukung peningkatan kinerja guru.

Namun dalam kenyataannya kinerja guru menurut Supardi (2013:54) kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya di SMP serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guruselama melakukan aktivitas pembelajaran. sangat sedih dan memprihatinkan. Hal yang sama disampaikan oleh Sagala (2011:38) menyatakan bahwa kinerja guru selama ini terkesan tidak optimal, guru melaksanakan tugasnya hanya sebagai tugas rutin, inovasi bagi guru relatif tertutup, kreatifitasnya bukan bagian dari prestasi. Menegaskan bahwa kinerja guru terutama di daerah-daerah tertentu di Indonesia sangat memprihatinkan, bahkan harapan masyarakat terhadap


(19)

6

kinerja dan prilaku menurut Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan InstrumenPenilaian Kinerja Guru (IPKG) Tahun 2010 yang meliputi tiga komponen yaitu: 1) rencana pembelajaran,; 2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) penilaian pembelajaran.

Fakta rendahnya kinerja guru diperlihatkan oleh hasil survey kemendikbud mengatakan hasil rata-rata UKG hanya 44,5 (dalam butir angka %). Salah satu hasil UKA yang menyebabkan rendahnya hasil UKA Sumatera Utara adalah hasil UKA Kabupaten Batu Bara adanya pengumuman hasil sertifikasi guru 2014 dari kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud) Muhammad Nuh.

Selain itu berdasarkan hasil observasi awal bulan Januari 2014 yang dilakukan terhadap guru-guru SMP di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara memperlihatkan bahwa rendahnya kinerja dengan indiaksi: 1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah 2. Budaya sekolah 3. Kinerja sekolah tersebut berdasrkan fakta dan fenomena di atas bahwa terhadap permasalahan rendahnya kinerja guru khususnya guru-guru di tingkat SMPKecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja guru, bahkan kinerja tersebutkan akan menjadi optimal, seperti yang dikemukakan Saerozi (2005:2) bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, budaya sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Menurut MalthisdanJackson(2001:82) terdapat faktor yangmempengaruhikinerjaindividu,yaitu: 1) kemampuan;2) motivasi; 3) dukungan fasilitas; 4) jenis pekerjaanyangmerekalakukan; dan 5) hubungandenganorganisasi.


(20)

7

sekolah baik kepala sekolah, budaya/ iklim sekolah, guru, pegawai, maupun anak didik. Pidarta (1995) dalam Saerozi (2005:2) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan tugasnya yaitu : 1) kepemimpinan; 2) budaya sekolah; 3) harapan-harapan; dan 4) kepercayaan personalia.

Berdasarkan pandangan di atas, dapat didefinisikan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: 1) kesejahteraan; 2) semangat kerja; 3) karakter pribadi. Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja dan tidak mungking diteliti secara bersama atau sekaligus, karena keterbatasaan peneliti dari segi waktu kemampuan metodologi, biaya dan minat peneliti sehingga faktor yang diduga dalam mempengaruhi kinerja dibatasi pada faktor kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjaguru sebagi berikut: (1) Apakah kepemimpinan kepala sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru? (2) Apakah budaya sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru? (3) Apakah kepemimpinan dan budaya sekolah secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja guru?. 4) Budaya organisasi kepala sekolah masih belum terealisasi; 5) Kurangnya komunikasi dan hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan bawahannya yaitu guru dan staf pengajar lainnya.

C. Batasan Masalah

Melihat kompleksnya permasalahan yang mempengaruhi kinerja guru sebagaimana diuraikan pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas, karena


(21)

8

keterbatasan peneliti dari segi waktu, keuangan metodologi dan minat peneliti, kesalahan yang akan dipelajari dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kinerja yang diduga dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan budaya sekolah terhadap kinerja guru dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Dengan demikian masalah utama peneliti adalah kinerja guru yang diduga dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

2. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

3. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap budaya sekolah di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

4. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui budaya sekolah di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.


(22)

9

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan data empirik, meng-analisis data, menemukan model hasil meng-analisis serta menguji kebermaknaan pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

2. Untuk mengetahui pengaruh langsung budaya sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap budaya sekolah di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

4. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui budaya sekolahdi SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

F. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka penelitian ini akan bermanfaat: 1. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Batubara, sebagai informasi dalam menyusun

kebijakan peningkatan kinerja guru yang dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah

2. Bagi Kepala Sekolah dalam upaya memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan kinerja guru yaitu (1) prestasi peserta didik; (2) kesempatan pendidikan yang lebih tinggi; (3) kesempatan kerja, dan (4) pengembangan diri.


(23)

10

3. Bagi guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan dan perbandingan dalam melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.


(24)

109

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara, artinya semakin baik Kepemimpinan transformasional kepala sekolahmaka semakin baik juga kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara. 2. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru di SMP

Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara, artinya semakin baik budaya organisasi maka semakin baik juga kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

B. Implikasi

Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya sekolah, dan kinerja guru dapat meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut maka implikasi dari yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian diantaranya.


(25)

110

1. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui PeningkatanKepimimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis pertama yakni kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan kepemimpinan transformasional kepala sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya sangat penting untuk membantu guru dan muridnya. Didalam kepemimpinnya kepala harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkunagn sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sesorang, sebagai pemimpin sekolah harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih baik. Sebagai pemimipin yang mempunyai pengaruh, kepala sekolah berusaha agar nasehat, saran dan jika perlu perintahnya di ikuti oleh guru-guru. Dengan demikian ia dapat mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap, tingkah laku yang dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan pengalaman, ia membantu guru-guru berkembang menjadi guru yang profesional.


(26)

111

Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya kepala sekolah ahrus melakaukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan administrasi, manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada kemampuannya. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk mengawasi, membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Disamping itu kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi (human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan kerjasama antar personal, agar secara serempak bergerak kearah pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara efisien dan efektif. Oleh karena itu, segala penyelenggaraan pendidikan akan mengarah kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh guru dalam melaksanakan tugasnya secara operasional. Untuk itu kepala sekolah harus melakukan supervisi sekolah yang memungkinkan kegiatan operasional itu berlangsung dengan baik.

Melihat pentingnya fungsi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, maka usaha untuk meningkatkan kinerja yang lebih tinggi bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah bagi kepala sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus terus mampu mengembangkan dirinya sendiri untuk dapat menjadi kepala sekolah yang baik.


(27)

112

2. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Budaya Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni budaya sekolahberpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja guruadalah dengan meningkatkan budaya sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya budaya sekolah.

Budaya sekolah terefleksikan dalam aktivitas ritual, harapan, interaksi dalam aktivitas sehari-hari, pengembangan kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, proses pengambilan keputusan, dan pelepasan lulusan Membangun cita-cita, menetapkan target yang kompetitif, membangun kebiasaan kerja sama, berkompetisi, dan menghargai prestasi yang terus dikembangkan secara berulang-ulang adalah bagian dari langkah kongkrit membangun budaya sekolah.

Dengan demikian jelas bahwa budaya sekolah pada dasarnya merefleksikan cara berpikir warga sekolah dalam melakukan pembaharuan. Hasil studi membuktikan bahwa budaya sekolah tidak jatuh dari langit melainkan hasil kreasi dari seluruh warga sekolah dalam membangun kebiasaan baik sehingga melembaga menjadi tradisi.

Budaya organisasi sekolah itu tidak muncul dengan sendirinya. Ia perlu diciptakan dan dibina agar dapat bertahan lama. Untuk menciptakan lingkungan belajar mengajar yang sehat dan produktif.

Budaya sekolah yang kondusif-akademik baik fisik maupun non fisik merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh karena itu, sekolah perlu menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuhkembangkan semangat dan merangsang nafsu belajar peserta didik. Dengan iklim yang kondusif


(28)

113

diharapkan tercipta suasana yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan.

Budaya atau iklim yang kondusif menurut mencakup: 1) lingkungan yang aman, nyaman dan tertib; 2) ditunjang oleh optimisme dan harapan warga sekolah; 3) kesehatan sekolah; dan 4) kegiatan-kegiatan yang berpusat pada perkembangan peserta didik Seperti halnya iklim fisik, suasana kerja yang tenang dan menyenangkan juga akan membangkitkan kinerja para tenaga kependidikan. Untuk itu semua pihak sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.

3. Upaya Meningkatkan Budaya Sekolah Melalui Peninglatan Kepemimpinan Transformasional

Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap budaya sekolah, maka upaya meningkatkan budaya sekolah adalah dengan meningkatkan kepemimpinan transformasional. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya kepemimpinan transformasional.

Kepemimpinan transformasional adalah sebuah peroses dimana pimpinan dan para bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Untuk memperjelas posisi kepemimpian transformasional (mentransformasi nilai-nilai) ia membedakannya dengan kepemimpinan transaksional (jual beli nilai-nilai-nilai). Dalam pengertian lainnya, pemimpin transformasional mencoba untuk membangun kesadaran para bawahannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas yang tinggi seperti kejayaan, kebersamaan dan kemanusiaan.


(29)

114

Seorang pemimpin dikatakan transformasional diukur dari tingkat kepercayaan, kepatuhan, kekaguman, kesetiaan dan rasa hormat para pengikutnya. Para pengikut pemimpin transformasional selalu termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi untuk mencapai sasaran organisasi.

Seorang pemimpin yang ingin secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut: 1) memahami visi dan misi organisasi; 2) memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan strategis (SWOT); 3) merumuskan rencana strategis organisasi; 4) menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis pada seluruh anggota organisasi; 5) mengendalikan rencana strategis melalui manajemen pengawasan yang tepat; 6) memahami kebutuhan para pegawai; 7) memahami kapasitas para pegawai; 8) mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas pegawai; dan 9) mengapresiasi hasil pekerjaan pegawai.

Kepemimpian Transformasional ini memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan karismatik. Karisma merupakan bagian yang sangat penting dalam Kepemimpinan Transformasional, namun karisma itu tidak cukup untuk melakukan proses transformasi. Perbedaan yang paling menonjol adalah para pemimpin transformasional mencoba untuk memberikan kekuasaan sesuai dengan kapasitas kewenangan masing-masing dan memberdayakan bawahan tetapi pada kepemimpinan karismatik boleh jadi pemimpin mencoba untuk membuat para pengikutnya tetap lemah agar selalu merasa tergantung dan patuh padanya.


(30)

115

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kinerjaguru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari kepala sekolah, masyarakat umum, dunia usaha, komite sekolah, pemerintah baik pusat maupun daerah, anggota legislatif, guru itu sendiri maupun peserta didiknya harus mampu bekerja sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan kinerja guru. Karena kinerja guruakan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

2. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara untuk memberikan pembinaan secara terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui pelatihan-pelatihan Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki kinerja yang baik.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, manajemen yang berkualitas, pembiayaan,sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan, dan, insentif (remunirasi) dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan terhadap kinerja guru.


(31)

116

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2006. Visionary Leadership, Menuju Ekolah Efektif. Jakarta: Bumi Akasara.

Ardansyah, Muhammad. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja Terhdap Kinerja Guru SMK Negeridi Kota Medan. Tesis Tidak Diterbitkan. Mean: Proggram Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta

Bass, B.M. 1997. Des Transactional – Transformational Leadership Paradigma

Transcend Organizational and National Boundaries? Journal American

Psychologist.

Bass, B.M. and Avolio, B.J, 1994, Improving Organizational Effectiveness through

Transformational Leadership, Sage, Thousand Oaks

Blalock, Jr, Hubert M. 2004. Race and Ethnic Relations. New Jersey: Prentice-Hall, Inc Burhanudin Harahap.2000. Supervisi Pendidikan yang dilaksanakan oleh Guru, Kepala

Sekolah, Penilik, dan Pengawas. Jakarta: Damai Jaya

Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan

Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta : Rineka Cipta.

Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta : Indeks

Hartini, Y.2009. Komitmen Organisasi Ditinjau Berdasarkan Iklim Organisasi dan

Motivasi Berprestasi. Phronesis. Bandung: Refika Aditama.

Hariandja, Marihot Tua Efendi (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan,

Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai.

Grasindo Widiasarana Indonesia, Jakarta

Harsiwi, T. M. 2000 . Pengaruh Gaya Kepemimpinan Pria Manajer dan Wanita Manajer

terhadap Kepuasan Kerja Bawahan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Hasibuan, Malayu S.P.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Departemen Pendidikan Nasional. Balai


(32)

117

Kartono, kartini. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. Edisi baru. Cetakan kesembilan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kusnadi. 2003. Masalah , Kerjasama, Konflik, dan Kinerja. Tanada. Malang

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2008. Visionary Leadership : Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Leithwood, K. & Jantzi, D. 2000. The effects of transformational leadership on organizational conditions and student engagement with school. Journal of

Educational Administration, 38(2)

Lumbanraja, Basaria. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Terbuka. Medan

Luthans F. 2006. Organizational Behaviour. New York: Mc. Graw-Hill Book Company. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan

MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mathis, Robert L dan John H. 2006. Human Resource Management: Managemen

Sumber Daya Manusia, Buku I, Alih Bahasa: Diana Angelina. Jakarta: Salemba

Empat.

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nasution. 1991. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Pidarta. 1995. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Seri Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Razik, Taher A., Swanson, Austin D.1995. Fundamental Concepts of Educational

Leadership and Management,New Jersey. Prentice Hall.

Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008. Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis jalur. Bandung: Alfabeta.

Ruky. , Ahmad. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sagala, Syaiful. 2011. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung:


(33)

118

Singgih Santoso, 2002, Statistik Multivariat, Jakarta: Elex Media Komoutindo.

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Pendidikan, Bandung: Alfabeta Sudjana, 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi dan

Aplikasi. Jakarta : Grasindo.

Tjutju Y. 2002. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Manajemen Mutu

Sekolah Dasar. Disertasi

Tjiptono, Fandy & Titus Odong. (2000). Perspektif Manajemen dan Pemasaran

kontemporer. Yogyakarta : Andi

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen.

Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi

Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman Husaini, Manajemen:2009 Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer, 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman dan Akbar. 2008. Pengantar Statistik, Edisi Ke 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahjosumidjo.2004. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2005. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Ofset

Yukl, Gary. 1994. Leadership in Organisazion (terjemahan): Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Buana Ilmu populer.

Yusak, Burhanuddin. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Yuniarsih, Tjutju. 2002. Manajemen Sumber Daya manusia Organisasi. Bandung: Alfabeta.


(34)

119


(1)

Seorang pemimpin dikatakan transformasional diukur dari tingkat kepercayaan, kepatuhan, kekaguman, kesetiaan dan rasa hormat para pengikutnya. Para pengikut pemimpin transformasional selalu termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi untuk mencapai sasaran organisasi.

Seorang pemimpin yang ingin secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut: 1) memahami visi dan misi organisasi; 2) memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan strategis (SWOT); 3) merumuskan rencana strategis organisasi; 4) menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis pada seluruh anggota organisasi; 5) mengendalikan rencana strategis melalui manajemen pengawasan yang tepat; 6) memahami kebutuhan para pegawai; 7) memahami kapasitas para pegawai; 8) mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas pegawai; dan 9) mengapresiasi hasil pekerjaan pegawai.

Kepemimpian Transformasional ini memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan karismatik. Karisma merupakan bagian yang sangat penting dalam Kepemimpinan Transformasional, namun karisma itu tidak cukup untuk melakukan proses transformasi. Perbedaan yang paling menonjol adalah para pemimpin transformasional mencoba untuk memberikan kekuasaan sesuai dengan kapasitas kewenangan masing-masing dan memberdayakan bawahan tetapi pada kepemimpinan karismatik boleh jadi pemimpin mencoba untuk membuat para pengikutnya tetap lemah agar selalu merasa tergantung dan patuh padanya.


(2)

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kinerjaguru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari kepala sekolah, masyarakat umum, dunia usaha, komite sekolah, pemerintah baik pusat maupun daerah, anggota legislatif, guru itu sendiri maupun peserta didiknya harus mampu bekerja sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan kinerja guru. Karena kinerja guruakan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

2. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara untuk memberikan pembinaan secara terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui pelatihan-pelatihan Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki kinerja yang baik.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, manajemen yang berkualitas, pembiayaan,sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan, dan, insentif (remunirasi) dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan terhadap kinerja guru.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2006. Visionary Leadership, Menuju Ekolah Efektif. Jakarta: Bumi Akasara.

Ardansyah, Muhammad. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja Terhdap Kinerja Guru SMK Negeridi Kota Medan. Tesis Tidak Diterbitkan. Mean: Proggram Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta

Bass, B.M. 1997. Des Transactional – Transformational Leadership Paradigma Transcend Organizational and National Boundaries? Journal American Psychologist.

Bass, B.M. and Avolio, B.J, 1994, Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership, Sage, Thousand Oaks

Blalock, Jr, Hubert M. 2004. Race and Ethnic Relations. New Jersey: Prentice-Hall, Inc Burhanudin Harahap.2000. Supervisi Pendidikan yang dilaksanakan oleh Guru, Kepala

Sekolah, Penilik, dan Pengawas. Jakarta: Damai Jaya

Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta : Rineka Cipta.

Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta : Indeks

Hartini, Y.2009. Komitmen Organisasi Ditinjau Berdasarkan Iklim Organisasi dan Motivasi Berprestasi. Phronesis. Bandung: Refika Aditama.

Hariandja, Marihot Tua Efendi (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Grasindo Widiasarana Indonesia, Jakarta

Harsiwi, T. M. 2000 . Pengaruh Gaya Kepemimpinan Pria Manajer dan Wanita Manajer terhadap Kepuasan Kerja Bawahan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Hasibuan, Malayu S.P.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Departemen Pendidikan Nasional. Balai


(4)

Kartono, kartini. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. Edisi baru. Cetakan kesembilan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kusnadi. 2003. Masalah , Kerjasama, Konflik, dan Kinerja. Tanada. Malang

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2008. Visionary Leadership : Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Leithwood, K. & Jantzi, D. 2000. The effects of transformational leadership on organizational conditions and student engagement with school. Journal of Educational Administration, 38(2)

Lumbanraja, Basaria. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Terbuka. Medan

Luthans F. 2006. Organizational Behaviour. New York: Mc. Graw-Hill Book Company. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan

MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mathis, Robert L dan John H. 2006. Human Resource Management: Managemen Sumber Daya Manusia, Buku I, Alih Bahasa: Diana Angelina. Jakarta: Salemba Empat.

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nasution. 1991. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Pidarta. 1995. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Seri Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Razik, Taher A., Swanson, Austin D.1995. Fundamental Concepts of Educational Leadership and Management,New Jersey. Prentice Hall.

Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008. Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis jalur. Bandung: Alfabeta.

Ruky. , Ahmad. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sagala, Syaiful. 2011. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung:


(5)

Singgih Santoso, 2002, Statistik Multivariat, Jakarta: Elex Media Komoutindo.

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Pendidikan, Bandung: Alfabeta Sudjana, 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi dan Aplikasi. Jakarta : Grasindo.

Tjutju Y. 2002. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Manajemen Mutu Sekolah Dasar. Disertasi

Tjiptono, Fandy & Titus Odong. (2000). Perspektif Manajemen dan Pemasaran kontemporer. Yogyakarta : Andi

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen.

Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman Husaini, Manajemen:2009 Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer, 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman dan Akbar. 2008. Pengantar Statistik, Edisi Ke 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahjosumidjo.2004. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2005. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Ofset

Yukl, Gary. 1994. Leadership in Organisazion (terjemahan): Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Buana Ilmu populer.

Yusak, Burhanuddin. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Yuniarsih, Tjutju. 2002. Manajemen Sumber Daya manusia Organisasi. Bandung: Alfabeta.


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SMA NEGERI KABUPATEN PRINGSEWU

2 30 105

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 43

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP INOVATIF DENGAN KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATUBARA.

0 0 34

HUBUNGAN KOMITMEN GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU IPA PADA SMP NEGERI SE-KABUPATEN BATUBARA.

0 0 36

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR DAN BUDAYA MUTU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANJARSARI.

0 0 9

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAYA SEKOLAH PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANDUNG.

1 1 43

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMP NEGERI DAN SWASTA WILAYAH KOTA BANDUNG.

0 1 93

PENGARUH KINERJA KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES.

0 0 101