HUBUNGAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN SAMOSIR.

ABSTRAK

Marben Sinaga, NIM : 809131031, Hubungan Efektivitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMP Negeri
Kabupaten Samosir. Tesis, Administrasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: 1) Efektivitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru, 2) Motivasi kerja dengan
Kinerja Guru, 3) Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
secara bersama-sama dengan Kinerja Guru.
Populasi penelitian adalah guru-guru SMP Negeri Kabupaten Samosir
sebanyak 305 orang. Sampel penelitian sejumlah 78 orang yang diambil secara
Proportional Random Sampling. Metode penelitian adalah kuantitatif jenis
deskriptif studi korelasional. Instrumen pengumpulan untuk semua variabel
menggunakan angket berskala Likert.
Sebelum instrumen penelitian dipakai untuk mengumpulkan data
penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji
reliabilitas. Untuk perhitungan uji validitas angket digunakan rumus product
momen, dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha. Untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi sederhana
dan korelasi ganda.

Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan berarti antara : (1) efektivitas kepemimpinan kepala
sekolah dengan kinerja guru, nilai korelasi sebesar 0.468 dan besar thitung > ttabel
(4.614 > 1.99), (2) motivasi kerja dengan kinerja guru, nilai korelasi sebesar 0.654
dan besar thitung > ttabel (7.541 > 1.99), (3) efektivitas kepemimpinan kepala
sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru, besar
korelasi Rhitung yakni 0.738 dan besar Fhitung > Ftabel (44.898 > 3.12), maka dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan
kinerja guru dapat diterima dan diuji kebenarannya.
Hasil penelitian ini hendaknya berguna bagi para mahasiswa, guru, dan
pihak sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja gurunya. Kepala sekolah
disarankan perlu meningkatkan kemampuan kepemimpinannya dan perlu ikut
langsung berpartisipasi bersama guru untuk menyelesaikan pekerjaan. Guru
disarankan sebaiknya perlu secara bersama-sama meningkatkan motivasi kerjanya
yakni dengan berusaha untuk menguasai berbagai metode, pendekatan dan strategi
pembelajaran yang tepat sehingga dapat mewujudkan kinerja guru yang
maksimal.

i


ABSTRACT

Marben Sinaga, 809131031. The Relationship between the Effectiveness
Principal’s Leadership and Teacher’s Work Motivation with Teacher’s
Performance of Junior High School in Samosir Regency. Post Graduate
Thesis. State University of Medan, 2012.

The purpose of this study was to determine (1) the effectiveness
principal’s leadership with teacher’s performance, (2) the relationship of teacher’s
work motivation with teacher’s performance (3) the relationship between
effectiveness principal’s leadership and teacher’s work motivation altogether with
the teacher’s performance.
The Subject of this research were teachers of junior high school in
Samosir Regency, with the total of 305 teachers and 78 of them were taken as
sample by using proportional random sampling. Quantitative research method is
the kind of descriptive research with correlative study. Instruments used were
questionnaires with Likert Scale for getting the effectiveness principal’s
leadership, teacher’s work motivation, and teacher’s performance and the
instrument were first tried. And then the analysis of instruments were used

validity and realibility test. For calculation validity test used product moment, and
reliability used alpha formula. Techniques of data analysis using correlation and
simple and multiple regression techniques.
The results of this study are presented (1) there is a positive and
significant relationship between effectiveness principal’s leadership with teacher’s
performance with correlation coefficient is 0.468 and tcalculate= 4.614 > ttable = 1.99,
(2) there is a positive and significant relationship between teacher’s work
motivation with teacher’s performance with correlation coefficient is 0.654 and
tcalculate = 7.541 > ttable= 1.99, (3) there is a positive and significant relationship
between effectiveness principal’s leadership and teacher’s work motivation with
correlation coefficient 0.738 and Fcalculate = 44.898 > Ftable= 3.12. It can be said that
there is a positive and meaningful relationships between relationship between
effectiveness principal’s leadership and teacher’s work motivation altogether with
the teacher’s performance is acceptable and proven true.
Based on the findings of the study should be useful for principal, teacher,
and school components in an effort to improve performance. The principal to
increase leadership capability and work together with teachers to finishes school
work. The teachers should have and increase work motivation and must attempt
to get self capability such as have many knowledge to implement more suitable
methods, approach, and strategy of teaching-learning process to realize optimize

teacher’s performance.

ii

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ………………………...………………………...……................….....

i

ABSTRACT ………………………...………………………...…….......................

ii

KATA PENGANTAR ………………….……………………...…….........…........

iii

DAFTAR ISI ………………….……………………...……..........…………..........


vi

DAFTAR TABEL………………….……………………...…….............…….......

x

DAFTAR GAMBAR………………….……………………...…….......................

xi

DAFTAR LAMPIRAN………………….……………………...……....................

xii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ………...........……………...................

1

1.2. Identifikasi Masalah ……….............……………........................

9

1.3. Pembatasan Masalah ………………………..……......................

9

1.4. Perumusan Masalah ………………….……..…..........................

9

1.5. Tujuan Penelitian …………………………..........……..............

10


1.6. Manfaat Penelitian ……………………………….......................

11

KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Teoretis
2.1.1. Kinerja Guru ....................................................................

12

2.1.2. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................

19

2.1.3. Motivasi Kerja ..................................................................

32

2.2. Penelitian yang Relevan …………………………..……..….......


40

2.3. Kerangka Berfikir
2.3.1. Hubungan antara Efektivitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten
Samosir .............................................................................
vi

42

2.3.2. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru
SMP Negeri di Kabupaten Samosir .................................

45

2.3.3. Hubungan antara Efektivitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja Secara Bersama-sama
dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten
Samosir .............................................................................


47

2.4. Hipotesis Penelitian ....................................................................

50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................

51

3.2. Jenis Penelitian .............................................................................

51

3.3. Populasi dan Sample Penelitian
3.3.1. Populasi ............................................................................

52


3.3.2. Sampel ..............................................................................

52

3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel Penelitian ...........................................................

54

3.4.2. Definisi Operasional ........................................................

54

3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ..................

56

3.6. Uji Coba Instrumen
3.6.1. Uji Validitas (Kesahihan) .................................................


59

3.6.2. Uji Reliabilitas (Keterandalan) ........................................

60

3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Uji Normalitas (Rumus Lilieforse) ..................................

64

3.7.2. Uji Homogenitas ..............................................................

65

3.7.3. Uji Independensi ..............................................................

65

3.7.4. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Sederhana ..........

66

3.7.5. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................

67

vii

BAB IV

HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Data Penelitian .............................................................

69

4.1.1. Kinerja Guru (Y) .............................................................

69

4.1.2. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) ............

71

4.1.3. Motivasi Kerja (X3) .........................................................

72

4.2. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian
4.2.1.Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Kinerja
Guru (Y) ............................................................................

73

4.2.2. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Efektivitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ..............................

74

4.2.3. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Motivasi
Kerja (X3) ........................................................................

75

4.3. Uji Persyaratan Analisis
4.3.1. Uji Normalitas Data ........................................................

75

4.3.2. Uji Homogenitas .............................................................

77

4.3.3. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi
a. Kinerja Guru atas Efektivitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah .........................................................................

78

b. Kinerja Guru atas Motivasi Kerja …………………....

79

4.3.4. Uji Independensi Antar Variabel Bebas ..........................

80

4.3.5. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Ganda ................

80

4.5. Uji Hipotesis Penelitian
4.5.1. Hubungan antara Efektivitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah dengan Kinerja Guru .........................................

81

4.5.2. Hubungan antara Motivasi kerja dengan Kinerja Guru ....

83

4.5.3. Hubungan antara Efektivitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru .........
4.6. Temuan Penelitian

....................................................................

4.7. Pembahasan Penelitian

84
86

..............................................................

88

4.8. Keterbatasan Penelitian ..............................................................

92

viii

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan ....................................................................................

93

5.2. Implikasi
5.2.1. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Efektivitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah

....................................

94

5.2.2. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Motivasi
Kerja ..................................................................................

96

5.2.3. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Efektivitas dan
Motivasi Kerja .................................................................

97

5.3. Saran .............................................................................................

98

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

100

LAMPIRAN ...........................................................................................................

103

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Penyebaran Populasi Penelitian ...........................................................

52

Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Kelas ...................................................................

54

Tabel 3.3. Indikator Variabel Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ..........

57

Tabel 3.4. Indikator Variabel Motivasi Kerja Guru ...............................................

58

Tabel 3.5. Indikator Variabel Kinerja Guru ..........................................................

58

Tabel 3.6. Analisis Hubungan (Asosiatif) ..............................................................

61

Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ..........................................

69

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y) .........................................

70

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Efektivitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1) .............................................................................

71

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja (X2) ....................................

72

Tabel 4.5. Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru (Y) ............................................

74

Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru Efektivitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ...................................................

74

Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja (X2) ........................

75

Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas ....................................................

76

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ....

77

Tabel 4.10. Persamaan Regresi Y Atas X1 ...............................................................

78

Tabel 4.11. Persamaan Regresi Y Atas X2 ...............................................................

79

Tabel 4.12. Rangkuman Uji Independensi Variabel X1 dengan X2 ..........................

80

Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda ..............................................

81

Tabel 4.14. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y ...............................

82

Tabel 4.15. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial X1 dengan Y ....................

82

Tabel 4.16. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial X2 dengan Y ....................83-84
Tabel 4.17 Rangkuman Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Masing-masing Variabel Prediktor . ......................................................

x

85

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Dimensi Kerja ......................................................................................

16

Gambar 2.2. Kepemimpinan Model Situasional. ......................................................

27

Gambar 2.3. Teori Kebutuhan Maslow Revised ......................................................

34

Gambar 2.4. Paradigma Penelitian ...........................................................................

49

Gambar 4.1. Histogram Skor Kinerja Guru (Y) .......................................................

70

Gambar 4.2. Histogram Skor Efektivitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1) .......................................................................................

72

Gambar 4.3. Histogram Skor Motivasi Kerja (X2) ..................................................

73

Gambar 4.4. Hubungan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat .......................

85

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.
2.
3.
4.

Instrumen Penelitian Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ...................
Instrumen Penelitian Efektivitas Motivasi Kerja ................................................
Instrumen Penilaian Kinerja Guru ......................................................................
Uji Validitas Uji Coba Instrumen Efektivitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah…………………………………………….. ........................... …..........
5. Perhitungan Validitas Instrumen Efektivitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah ................................................................................................................
6. Uji Validitas Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja ..............................................
7. Perhitungan Validitas Instrumen Motivasi Kerja ...............................................
8. Uji Validitas Uji Coba Instrumen Kinerja Guru .................................................
9. Perhitungan Validitas Instrumen Kinerja Guru ..................................................
10. Uji Realibilitas Uji Coba Instrumen Efektivitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah ...................................................................................................
11. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Efektivitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah....................................................................................................
12. Uji Realibilitas Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja ..........................................
13. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Motivasi Kerja ............................................
14. Uji Realibilitas Uji Coba Kinerja Guru...............................................................
15. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Kinerja Guru...............................................
16. Data Penelitian ....................................................................................................
17. Prosedur Statistik Deskriptif ...............................................................................
18. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ...................................
19. Uji Normalitas Variabel Penelitian .....................................................................
20. Perhitungan Uji Homogenitas Data ....................................................................
21. Uji Linieritas .......................................................................................................
22. Korelasi Antar Variabel Penelitian .....................................................................
23. Uji Keberartian Korelasi .....................................................................................
24. Uji Independensi Antar Variabel Bebas .............................................................
25. Perhitungan Korelasi Parsial Antara Variabel Penelitian ...................................
26. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi Ganda Variabel Efektivitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Guru dengan Kinerja
Guru ...................................................................................................................
27. Perhitungan Korelasi Ganda antara Efektivitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru .................................
28. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Variabel
Bebas(X) dengan Variabel Terikat(Y) ................................................................

xii

103
106
108
110
111
113
114
116
117
119
120
124
125
128
129
132
133
139
143
150
157
167
168
169
170

172
176
177

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Keberadaan manusia dalam organisasi, termasuk sekolah memiliki posisi

yang sangat vital. Keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh kualitas orangorang yang bekerja didalamnya. Orang-orang yang bekerja di sekolah adalah
kepala sekolah, guru dan staf tata laksana.
Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang
yang paling penting, karena gurulah yang melaksanakan pendidikan langsung
menuju tujuannya. Gurulah yang secara operasional melaksanakan segala bentuk,
pola, gerak dan geliat berbagai perubahan di lini paling depan dalam pendidikan,
karena memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik (UU RI No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1). Pelaksanaan tugas-tugas profesionalnya
terungkap dari bagaimana kinerjanya.
Kinerja personal sekolah terkait dengan produktivitas sekolah, yang
merupakan tujuan akhir dari administrasi atau penyelenggaraan pendidikan
(Komariah dan Triatna, 2005 : 30). Kinerja adalah proses yang menentukan
produktivitas organisasi. Jika produktivitas sekolah diukur dari prestasi belajar
siswa, maka hal tersebut sangat tergantung prosesnya, yaitu kinerja gurunya.
Dengan kata lain, secara terbalik, tak akan ada produktivitas berupa prestasi
belajar siswa yang berarti tanpa kinerja guru yang baik.

1

2

Sayangnya, kinerja guru dirasakan masih rendah, karena terdapat banyak
permasalahan di seputar kinerja mereka. Kondisi tersebut dikemukakan oleh
beberapa ahli baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya pada saat diskusi
panel bertajuk Profesionalisme dan Pendidikan Guru, Selasa 24 Januari 2006,
yang dihadiri panelis dari Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Depdiknas, Fasli Jalal Rektor Universitas Sanata Dharma (USD)
Yogyakarta, Paulus Suparno Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Bandung, Sunaryo Kartadinata Ketua Umum Federasi Guru Independen Indonesia
(FGII), Suparman Koordinator Koalisi Pendidikan Lodi Paat, serta Arioin Ali
Koordinator Litbang SD Hikmah Teladan Cimahi, yang dipandu Soedijarto Ketua
Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) sekaligus penasihat PB PGRI.
Dalam seminar tersebut terungkap bahwa rendahnya kinerja guru dikaitkan
dengan lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru, sehingga tanpa
memperbaiki kinerja guru, semua upaya untuk membenahi pendidikan akan
kandas. Kurikulum yang baik, perpustakaan yang lengkap, laboratorium canggih,
ketersediaan komputer dan internet nyaris tidak ada artinya untuk memperbaiki
mutu pendidikan bila guru-gurunya tidak bermutu dan tidak mencintai profesinya.
Kustono, melalui makalah seminar nasional yang berjudul Urgensi
Sertifikasi Guru dalam rangkat Dies Natalis UNY yang ke-43 tanggal 5 Mei 2007
di Yogyakarta, mengaitkan kinerja guru yang rendah dengan kualitas guru yang
rendah pula. Ia mengemukakan bahwa kualitas guru di Indonesia masih tergolong
relatif rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak terpenuhinya kualifikasi
pendidikan minimal, terutama bila mengacu pada amanat UU RI No. 14 Tahun

3

2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), dan PP RI No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas pada tahun
2005 untuk guru SMP – yang menjadi responden dalam penelitian ini. Menurut
data tahun 2005 tersebut, guru SMP yang layak mengajar adalah 51,95%. Pada
tahun pelajaran 2006/2007 ada peningkatan, dari 624.726 guru SMP (negeri dan
swasta), yang layak mengajar adalah 487.512 guru atau naik menjadi 78,04%.
Meningkatnya jumlah guru SMP yang layak mengajar tersebut sebagai
akibat dari tuntutan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru, pasal 4 – 5 yang mensyaratkan sertifikasi dengan kualifikasi
akademik minimal S1 / D4. Persyaratan tersebut selain menjadikan prekrutan
guru baru dari lulusan jenjang pendidikan tersebut, juga mendorong guru yang
semula belum berijazah S1 / D4 melanjutkan pendidikannya ke jenjang tersebut.
Peningkatan kualifikasi akademik yang ditempuh melalui proses pendidikan
tersebut sudah seharusnya meningkatkan kemampuan guru. Namun demikian,
tidak sertamerta meningkatkan kinerjanya.
Untuk menilai atau mengukur kinerja mengajar guru diperlukan instrumen
(format) khusus yang sesuai dengan tuntutan (standar) profesional guru dalam
mengajarnya. Secara umum, Timple mengemukakan bahwa kinerja dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal (Mangkunegara, 2007 : 15). Beberapa
peneliti telah memilih faktor-faktro internal dan eksternal yang mempengaruhi
kinerja guru sesuai dengan interest masing-masing.

4

Hasil penelitian Wuviani (2005) menemukan bahwa kualifikasi, motivasi
kerja dan kepemimpinan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru,
dengan rincian : (1) kualifikasi pendidikan sebesar 37,40%, (2) motivasi kerja
guru sebesar 45,20%, dan (3) kepemimpinan kepala sekolah sebesar 51,80%.
Secara bersama-sama ketiganya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja guru sebesar 67,00 %, sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain.
Kemudian, Riduwan (2006) menunjukkan bahwa kompetensi profesional
secara signifikan memberikan kontribusi sebesar 30,46%, dan motivasi kerja
sebesar 61,94% terhadap kinerja dosen. Secara simultan keduanya memberikan
kontribusi terhadap kinerja dosen secara signifikan sebesar 90,00%, dan sisanya
sebesar 10,00% merupakan pengaruh faktor lain.
Banyak riset yang sudah dilakukan yang menyatakan bahwa kinerja guru
akan meningkatkan produktivitas dan efektifitas sekolah. Penelitian yang
dilakukan oleh Koster pada tahun 2002 dalam Komariah dan Triatna ( 2008 : 51 )
menunjukkan bahwa salah satu sub variabel penentu keefektifan sekolah adalah
karakteristik guru. Guru yang memiliki kemampuan dan kualitas mengajar yang
baik akan memberikan kontribusi terhadap keefektifan sekolah.

Dengan

demikian, untuk meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan guru-guru yang
berkinerja tinggi dalam mengajar, yang menganggap bahwa mengajar adalah
sebuah tugas melayani untuk mencerdaskan anak bangsa demi tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam
upaya meningkatkan kinerja guru,

misalnya dengan melaksanakan pelatihan,

peningkatan kesejahteraan guru dan berbagai kebijakan lain.

5

Untuk membuat

guru

menjadi

profesional

tidak hanya

dengan

meningkatkan kompetensinya dengan memberikan penataran, pelatihan maupun
dengan memperoleh kesempatan untuk belajar lagi, namun perlu juga
memperhatikan guru dari segi yang lain, seperti : pemberian bimbingan melalui
supervisi, pemberian motivasi, peningkatan disiplin, pemberian insentif gaji yang
layak, sehingga nantinya diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada guru.
Perlu juga disadari bahwa keinginan guru untuk meningkatkan kinerja
guru juga dapat ditentukan oleh motivasi kerja para guru untuk mengembangkan
dirinya sendiri terutama motivasi kerja bisa yang berasal dari dalam dirinya yaitu
dengan menyadari bahwa mengajar merupakan tugas pelayanan mulia yang mesti
diemban untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
kerja itu sendiri bisa juga

Motivasi

berasal dari luar diri guru yaitu terpenuhinya

kesejahteraan para guru.
Motivasi berkaitan erat dengan kesejahteraan, kondisi kerja, kesempatan
untuk

pengembangan

karir,

dan

pelayanan

tambahan

terhadap

guru.

Keterlambatan gaji merupakan faktor penentu utama terhadap motivasi guru.
Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja,
karena kebutuhan-kebuatuhan guru yang terpenuhi, maka akan mendorong guru
meningkatkan kinerjanya.
Menurut Allen (1997:16) memberi asumsi bahwa ada hubungan yang
sangat signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja yang dapat meningkatkan
komitmen pada organisasi.

Sebagaimana temuan oleh Juniman (2009)

menyatakan terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru pada

6

korelasi 0,442. Dari temuan dan asumsi tersebut maka dapat dikatakan motivasi
kerja dapat meningkatkan kinerja guru.
Kepemimpinan menjadi fungsi sentral dalam keberhasilan pengelolaan
lembaga pendidikan, melalui peran yang menunjukkan apa dan bagaimana tujuan
hendak dicapai, fungsi kepala sekolah yang berhubungan dengan tugas juga fungsi
harmonisasi tujuan berdasarkan keadaan organisasi, dan tugas kepala sekolah
selaku penanggung jawab dalam aspek pendidikan. Peran, fungsi dan tugas kepala
sekolah berdasarkan

keinginan mencapai

keberhasilan pendidikan

yang

dikembangkan melalui kepemimpinan yang efektif. Termasuk upaya nyata
membangun kemampuan guru secara profesional, yang tidak hanya menuntut
kompetensi guru dalam profesi lebih jauh memaksimalkan potensi guru guna
mencapai kehidupan layak dari pekerjaan profesional yang sudah dilakukan guru
dalam pendidikan. Menjadi tugas kepala sekolah dalam mendukung keberhasilan
kepemimpinan yang dijalankan di dalam pengelolaan sekolah.
Menurut Pidarta (2005 : 62), Pola kepemimpinan kepala sekolah amat
berpengaruh dan sangat menentukan kemajuan sekolah.
kolaboratif

diperkirankan

yang

akan

dapat

menyediakan

mengoptimalkan sumber daya bagi kemajuan sekolah.

Kepemimpinan
fasilitas

dan

Kepala sekolah harus

menetapkan kebijakan dan target dengan mendasarkan pada kondisi dan
kemampuan nyata yang dimiliki sekolahnya. Dengan demikian pemberdayaan
sekolah menuju sekolah yang efektif haruslah ditempuh melalui operasional
manajemen yang dikelola oleh kepala sekolah yang profesional.

7

Sebagai seorang pengawas, secara aktif kepala sekolah melaksanakan
fungsi kepemimpinan yang menjadi tugas dan wewenangnya, bagaimana
mendistribusikan tugas secara benar dalam menjamin harmonisasi hubungan
kerja. Kepala sekolah harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat yang
harus dipenuhi sekolah dalam mencapai kemajuan. Tidak hanya mampu
mengkoordinasikan tugas secara baik dan benar dalam tata hubungan antar guru,
pegawai dan kepala sekolah, akan tetapi lebih jauh mampu mencapai kesamaan
tujuan pendidikan dengan orang tua dan para wali siswa. Terus bergerak sampai
pada penyediaan informasi yang benar untuk masyarakat yang membutuhkannya.
Sebagai

pengawas,

kepala

sekolah

berkewajiban

melakukan

pengkoordinasian seluruh kegiatan sekolah dan administrasi sekolah dengan
menghubungkan seluruh personel sekolah dengan tugas yang dilakukannya
sehingga terjalin kesatuan, keselarasan, dan menghasilkan kebijaksanaan dan
keputusan yang tepat.
Ruang lingkup supervisi di sekolah meliputi berbagai aspek kehidupan
sekolah, khususnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan proses belajar
mengajar, sebagai implementasi pelaksanaan tujuan belajar mengajar yang
ditetapkan dalam kurikulum. Sebagai supervisor, kepala sekolah melakukan
langkah-langkah konkret:
“ (1) menyusun rencana dan kebijakan bersama; (2) melibatkan partisipatif
seluruh guru dan staf sekolah; (3) membantu dan mendorong agar semua
bawahannya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi; (4) memberikan
contoh yang patut ditiru oleh bawahannya; (5) melakukan pengambilan
keputusan atas dasar musyawarah mufakat dengan seluruh bawahannya;
(6) memperhatikan program kerja dan pelaksanaan program kerja yang
sesuai dengan kemampuan bawahannya; (7) meningkatkan kreativitas dan
idealisme bawahannya guna kemajuan bersama; (8) melakukan pembinaan

8

personal dan kelompok kerja para guru; (9) memberikan bantuan moriel
dan materiil demi kemajuan guru dan seluruh karyawannya” (Herabudin,
2009: 213).
Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan dan kemampuan administrasi
sekolah secara baik, berdasarkan tuntutan kerja yang semakin kompleks.
Berdasarkan pada bidang tanggungjawabnya dalam sekolah, hingga ia mampu
menjalankan perannya sebagai pimpinan organisasi yang baik. Kepala sekolah
juga harus memiliki ide-ide kreatif yang dapat meningkatkan perkembangan
sekolah. Dengan bantuan para guru, ia dapat mendiskusikan ide-ide tersebut untuk
diterapkan pada sekolah. Bila dicapai kesepakatan antara kepala sekolah dan guru,
ide-ide tersebut dapat direalisasikan.
Penyatuan pandangan sebagai langkah konkret dalam tugas kepala sekolah
sebagai supervisor harus mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
oleh guru, termasuk bimbingan dan konseling terhadap pemenuhan tugas
berdasarkan kurikulum, juga motivasi dan kinerja kerja yang dipengaruhi tingkat
pendapatan dan tingkat kesejahteraan yang minim, jika dikaitkan dengan tuntutan
profesionalitas yang diharapakan dalam tugas sebagai pendidik.
Dengan latar belakang masalah seperti yang dipaparkan, maka perlu
dilakukan penelitian yang berfokus pada kinerja guru dengan judul “ Hubungan
Efektivitas Kepemimpinan Kelapa Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Guru SMP Negeri di Kabupaten Samosir”.

9

1.2.

Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan, dalam

bagian latar belakang, maka dapat diidentifikasikan sebagai masalah yang
berhubungan dengan kinerja guru, diantaranya : Apakah terdapat hubungan antara
efektifitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru? Apakah terdapat
hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru? Apakah terdapat
hubungan antara fasilitas kerja dengan kinerja mengajar guru? Apakah terdapat
hubungan antara perilaku kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru? Apakah
tingkat kesejahteraan berhubungan dengan kinerja mengajar guru?

1.3.

Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah

utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan Efektivitas
Kepemimpinan, Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru di SMP Negeri di
Kabupaten Samosir.

1.4.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dirumuskan masalah penelitian ini

sebagai berikut:
1.

Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru?

10

2.

Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan motivasi kerja
dengan kinerja guru?

3.

Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja

secara bersama-sama

dengan kinerja guru.

1.5.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara efektivitas

kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.
Secara operasional tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1.

Mengetahui hubungan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan
kinerja guru.

2.

Mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru.

3.

Mengetahui hubungan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi
kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru.

11

1.6.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharakan dapat memberi kontribusi yang baik,

diantaranya :
1.

Secara Teoretis
1.1.

Untuk menambah khasanah pengetahuan khususnya teori kinerja
efektivitas kepala sekolah dan motivasi kerja.

1.2.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi yang berminat
mendalami permasalahan yang sama sebagai penelitian lanjutan.

2.

Secara Praktis
2.1.

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Pendidikan
Kabupaten Samosir meningkatkan mutu pendidikan melalui
peningkatan kinerja guru.

2.2.

Sebagai masukan bagi kepala sekolah, dalam pelaksanaan efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja
guru.

2.3.

Sebagai masukan bagi penelitian yang relevan dikemudian hari.

12

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1.

Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah mempunyai hubungan positif
yang signifikan dengan kinerja guru SMP Negeri di Kabupaten Samosir
yaitu semakin baik efektivitas kepemimpinan kepala sekolah maka semakin
tinggi pula kinerja guru. Dari temuan penelitian efektivitas kepemimpinan
kepala sekolah ini memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap
kinerja guru yaitu sebesar 16.39%.

2.

Motivasi kerja mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan kinerja
guru SMP Negeri di Kabupaten Samosir. Hal ini berarti semakin baik
motivasi kerja maka semakin tinggi pula kinerja guru. Dari temuan
penelitian motivasi kerja memberikan sumbangan yang cukup berarti
terhadap kinerja guru yaitu sebesar 38.11%.

3.

Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara
bersama-sama mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan kinerja
guru SMP Negeri di Kabupaten Samosir. Hal ini berarti semakin baik
efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja maka semakin
baik pula kinerja guru. Dari temuan penelitian efektivitas kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja bersama-sama memberikan sumbangan
yang cukup berarti terhadap kinerja guru yaitu sebesar 54.5%.

93

94

5.2.

Implikasi

5.2.1. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Efektivitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah.
a.

Kepala sekolah perlu meningkatkan kemampuan kepemimpinannya,
dengan memperdalam buku-buku tentang manajemen sumber daya
manusia serta manajemen berbasis sekolah.

Kepala sekolah adalah

seorang pemimpin yang harus mampu mengelola berbagai sumber daya
yang ada di sekolah. Oleh karenanya setiap kepala sekolah perlu
menyadari bahwa ketidakmampuannya dalam memimpin sekolah dapat
menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di
sekolah.
b.

Kepala Sekolah perlu terjun langsung berpartisipasi bersama guru untuk
menyelesaikan pekerjaan. Dengan adanya partisipasi ini akan mengurangi
gap antara pemimpin dengan bawahan. Hal ini juga akan berdampak pada
timbulnya keakraban diantara atasan dengan bawahan. Dengan demikian
Kepala Sekolah juga akan mudah dalam menggali informasi yang
dibutuhkan terutama dalam rangka untuk pengambilan keputusan.
Selanjutnya dalam berpartisipasi ini kepala sekolah juga mengikutsertakan
guru dalam menentukan kebijakan yang diambil oleh sekolah.

c.

Kepala Sekolah menciptakan suasana yang kondusif sehingga tidak terjadi
gejolak ketidak puasan guru. Suasana yang kondusif bisa terjadi seperti
manajemen pendidikan yang terbuka, dinamis, tidak terlalu formal, dan
peraturan yang fleksibel, demokrasi berlaku, adanya saling menghargai
dan mendukung diantara warga sekolah. Dengan demikian maka guru

95

akan respek dengan keputusan yang berasal dari Kepala Sekolah. Untuk
itu maka selaku pemimpin dan supervisor maka Kepala Sekolah dapat
berlaku bijak, terbuka dan mampu berkomunikasi yang efektif kepada
guru.
d.

Dinas Pendidikan Kabupaten perlu secara konsisten dan secara periodik
melakukan evaluasi dan pelatihan sebab untuk menetapkan pengangkatan
kepala sekolah harus mempertimbangkan kualitas kepemimpinan dan
manajerial yang dimiliki. Diperlukan upaya-upaya yang kontiniu dan
berkesinambungan mengevaluasi kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas khususnya dalam memimpin dan mengatur para guru dalam
melaksanakan pembelajaran.

e.

Melihat hasil penelitian bahwa tingkat kecenderungan efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah mayoritas dalam kategori rendah, yang bisa
disebabkan oleh kepala sekolah belum sepenuhnya memberikan panutan
dan memimpin bawahannya melalui perilakunya dalam berdisiplin
ataupun kepedulian kepala sekolah terhadap bawahannya. Oleh karena itu,
Kepala sekolah hendaknya perlu memahami bahwa tugas kepemimpinan
adalah tanggung jawab yang begitu besar, kepadanya diberikan tanggung
jawab untuk mengarahkan guru untuk melaksanakan pembelajaran yang
inovatif,

kreatif

dan

menyenangkan.

Kepala

sekolah

perlu

mengoptimalkan kepemimpinannya melalui berbagai program yang
visioner, dan akuantabel. Kepala sekolah juga perlu memberikan panutan
kepada guru-guru dan seluruh warga sekolah melalui perilakunya yang

96

menunjukkan sikap berdisiplin, ramah tamah, peduli akan kebutuhan guru,
mau bertukar pikiran dan mendengarkan saran dan kritik dari guru,
memberikan

kesempatan

kepada

guru

yang

mau

meningkatkan

kompetensinya, serta melibatkan guru dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan program sekolah. Kepala sekolah juga jangan pilih
kasih dan bersikap adil dan bijaksana dan berusaha menciptakan kondisi
sekolah dengan iklim kekeluargaan serta mau membantu kesulitan yang
dihadapi oleh guru. Sehingga kepemimpinan yang dilaksanakan kepala
sekolah mendapatkan apresiasi yang baik oleh guru.

5.2.2. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Motivasi Kerja
a.

Guru merupakan pendidik sekaligus bawahan yang diharapkan mengikuti
berbagai arahan dari kepala sekolah demi mencapai visi, misi dan tujuan
sekolah. Keberadaan guru tersebut, perlu disadari secara personal oleh
guru. Menyadari bahwa pekerjaan mengajar adalah sebuah layanan
kemanusiaan, yang di sisi lain dituntut lebih profesional sebab guru adalah
agen ilmu pengetahuan. Perlu ada motivasi kerja dari guru untuk
mewujudkan pembelajaran yang berkualitas di dalam dan di luar kelas.

b.

Dari hasil penelitian diketahui bahwasannya kecenderungan motivasi kerja
guru sebagian besar dalam kategori sedang, Oleh karena itu, pemenuhan
kebutuhan guru oleh kepala sekolah merupakan hal yang dapat mendorong
guru untuk melaksanakan kinerjanya. Memberikan pengakuan dan
reward/penghargaan kepada guru yang berhasil, penghargaan yang tidak

97

terlalu tinggi akan dapat mendorong guru untuk termotivasi. Pujian atas
keberhasilan, pemberian honor dari kerja lembur, memperoleh simpati dan
penghormatan dari siswa merupakan suatu penghargaan yang penting bagi
guru untuk memicu motivasi kerjanya
c.

Guru juga perlu dibimbing dengan baik agar memiliki keinginan untuk
selalu sukses, gigih dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya
sebagai sumber ilmu dan contoh teladan bagi perkembangan pengetahuan
anak didiknya

5.2.3. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Efektivitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja

Upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Kinerja guru sudah tentu
dipengaruhi oleh efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja di
sekolah. Semakin baik efektivitas kepemimpinan kepala sekolah serta didukung
motivasi kerja yang baik akan sangat mendukung kinerja guru dalam mengajar.
Dengan dukungan kedua faktor tersebut, kinerja guru akan dapat ditingkatkan.

98

5.3.

Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, maka ada beberapa saran

yang dikemukakan, sebagai berikut:
1.

Disarankan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir, sebaiknya
perlu untuk melaksanakan job training di bidang peningkatan mutu
pendidikan dan sekaligus melaksanakan studi banding kepada sekolah –
sekolah yang dianggap telah berhasil di dalam meningkatkan mutu
pendidikan.

2.

Disarankan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir,
sebaiknya

perlu

melaksanakan

pertimbangan

yang

matang

untuk

menempatkan kepala sekolah. Artinya kepala sekolah sebelum diangkat
terlebih dahulu mendapatkan pelatihan-pelatihan ataupun test and profit
tentang managemen dan kepemimpinan agar benar-benar orang yang tepat
memenej organisasi pendidikan. Dinas Pendidikan juga dapat merencanakan
dan memprogramkan promosi jabatan yang lebih tinggi untuk merangsang
kepala sekolah dan guru agar lebih termotivasi dalam bekerja.
3.

Disarankan kepada kepala sekolah, sebaiknya kemampuan manajerialnya
melalui berbagai seminar kepemimpinan, berkonsultasi denga rekan kerja
dan kolega lainnya.

Tidak tertutup kemungkinan kepala sekolah

memperdalam tentang kemampuan manajerial kepala sekolah melalui bukubuku serta penelitian dan jurnal.
4.

Disarankan

kepada

guru,

sebaiknya

perlu

secara

bersama-sama

meningkatkan motivasi kerjanya yakni dengan berusaha untuk menguasai

99

berbegai metode, pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat. Guruguru juga perlu lebih meningkatkan kinerjanya dengan mau mengikuti
pelatihan atau seminar yang berhubungan dengan pendidikan sehingga dapat
meningkatkan kompetensinya. Selain itu guru juga diharapkan untuk lebih
meningkatkan motivasi dalam bekerja dengan berupaya meningkatkan
disiplin kerjanya, saling tukar pikiran (berdiskusi) dengan sesama guru
untuk peningkatan pembelajaran, dan juga dapat bekerja sama dengan baik
dengan kepala sekolah.
5.

Disarankan kepada peneliti lain, agar melakukan penelitian terhadap
variabel lain yang turut berhubungan dengan kinerja guru.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. (2008). Motivasi dan Kinerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (1990). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Jakarta: Grafindo Persada.
_________ (2004). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta : Rieneka Cipta.
BSNP. (2007b). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah. Jakarta : BSNP.
Daryanto. (2010). Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok.
Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
_________ (1999). Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta : Dirjen Dikdasmen,
Direktorat Dikmenum.
Donnelyy James H., Jr, James L. Gibson, John M. Ivancevich. (1995).
Fundamental Management Selected Reading.
USA : Bussiness
Publications.
Hasibuan, Malayu SP. (2008). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Herabudin. (2009). Administrasi & Supervisi Pendidikan. Bandung : Pustaka
Setia.
Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. (1982). Management of Organizational
Behavior. Utilizing Human Recource. New Jersey : Prentice – Hall.
Husaini, Usman. (2008). Manajemen, Teori, Praktek dan Riset Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Kartini Kartono. (2001). Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Pemimpin
Abnormal itu? Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif. Bandung : Bumi Aksara.

100

Koontz, O’Donnell dan Weinhrich. (1986). Intisari Manajemen. Jakarta : Bina
Aksara.
Kriyantono, Rachmat. (2001).
Kencana.

Teknik Praktis Riset Komunikasi.

Jakarta :

Kustono, Djoko. (2007). Urgensi Sertifikasi Guru. Makalah Seminar Nasional
Dalam Rangka Dies UNY ke-43 tanggal 5 Mei 2007 di Yogyakarta.
Dalam Setiawan, Ngadirin.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2007). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung :
Refika Aditama.
Manullang, Belferik. (2006). Kepemimpinan Pedagogis. Membangun Karakter
Sumber Daya Manusia. Medan : Program Pascasarjana.
Mathis, Robert L. Dan Jackson, John H. (2006). Human Resource Management,
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Mulyasa, E. (1984). Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2003). Standar Kompetensi Guru dan Sertifikasi Guru. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Pidarta, Made. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Purba, Sukarman. (2009). Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta : Laksbang.
Riduwan. (2006). Kontribusi Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Dosen ,Studi pada Universitas Jendral Achmad Yani
Kota Cimahi. Tesis pada PPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Rivai, Veithzal. (2008). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Rajagrafindo Persada.

Jakarta:

Sagala, H. Syaiful. (2010). Supervisi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Simamora. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Adi Citra
Karya Nusa.
Soren V, Joea M. Niels J. 2003. Quality of Life Theory III. Maslow Revised.
(www.thesaintificworld.com)

101

Stoner Edward Freeman, James F. (2001). Management. Fifth Edition, New
Jersey : Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Sulistyorini, 2001. Hubungan antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah
dan
Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan: 28 (1)
62-70.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Wuviani, Via. (2005). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru. Tesis
pada FPS UPI, Bandung : tidak diterbitkan.
Yulk, Gary. (2007). Kepemimpinan dalam Organisasi. Indeks : Jakarta.

102

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN PEMALANG

1 20 203

PENGARUH DISIPLIN KERJA, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN SAMOSIR.

0 1 35

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 15

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA GURU DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN PERCUT SEI TUAN.

0 4 26

HUBUNGAN PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KABUPATEN TAPANULI SELATAN.

0 1 25

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 3 PABELAN Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 3 Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 15

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG.

0 2 204

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Persepsi Guru dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri.

1 1 12