IDENTIFIKASI JAMUR KONTAMINAN DAN DAYA HAMBATNYA TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS (JACQ. EX FR) KUMMER) SECARA IN VITRO.

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 153/ Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman
Tema
: Ketahanan dan Keamanan Pangan

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN
HIBAH DESENTRALISASI (BOPTN)
TAHAN II

IDENTIFIKASI JAMUR KONTAMINAN DAN DAYA HAMBATNYA
TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (PLEUROTUS
OSTREATUS (JACQ. EX FR) KUMMER) SECARA IN VITRO

Tim Peneliti
Dr. Ir. I Made Sudarma, MS., NIDN: 0024085003
Ir. Ni Made Puspawati, MS., NIDN: 0016095302
Dr. Ir. Gede Wijana, MS., NIDN:0007076105

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
NOPEMBER 2015


24 Nopember 2015

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….
RINGKASAN ……………………………………………………………………
PRAKATA ……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………
1.2 Tujuan Penelitian …………………………………………………………….
1.3 Urgensi Penelitian …………………………………………………………...
1.4 Road Map penelitian ………………………………………………………...
BAB II STUDI PUSTAKA ……………………………………………………...
2.1 Trichoderma spp. …………………………………………………………….
2.2 Identifikasi Atas Dasar Morfologi …………………………………………..


1
2
3
5
6
8
9
10
10
11
11
12
13
13
14

2.3 Interaksi Mikotropik …………………………………………………………
2.3.1 Mengetahui Keberadaan Mangsa ………………………………………….
2.3.2 Pelekatan ke hifa mangsa ………………………………………………….


15
16
16

2.3.3 Respon pertahanan Hypocrea/Trichoderma spp. …………………………

18

2.3.4 Membunuh mangsa ………………………………………………………..

19

2.4 Metabolit Sekunder yang Dihasilkan Hypocrea/Trichoderma spp. ………..

20

2.5 Keberadaan Trichoderma di Rizosfer ……………………………………….

21


2.5.1 Dialog dengan tanaman ……………………………………………………

23

2.6 Memicu Pertumbuhan Tanaman …………………………………………….

25

2.7 Endofitisme ………………………………………………………………….

26

2.8 Paket Teknologi Penanaman Bibit Jamur Tiram Bebas Kontaminasi ………

27

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN …………………………

28


3.1 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………

28

3.2 Manfaat Penelitian …………………………………………………………..

28

BAB IV. METODE PENELITIAN ……………………………………………..

30

4.1 Pembuatan Bibit ……………………………………………………………

30

4.1.1 Pembuatan Bibit Fo ……………………………………………………….

30


4.1.2 Pembuatan Bibit F1…………………………………………………………

30

4.1.3 Pembuatan Bibit F2 ……………………………………………………….

31

4.1.4 Pembuatan Bibit F3 ………………………………………………………..

31

4.1.5 Pembuatan edia baglog …………………………………………………….

31

4.2 Isolasi dan Identifikasi Trichoderma spp. ……………………………………

32


4.2.1 Identifikasi secara mirkoskopis …………………………………………….

32

4.2.2 Identifikasi melalui molekuler polymorphism ……………………………..

33

4.3 Uji Paket Teknologi Cara Penanaman Bibit Bebas Kontaminasi …………..

34

4.3.1 Variabel yang diamati ……………………………………………………..

35

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………………..

36


4.4 Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………………..

36

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………

37

5.1. Capaian Penelitian ………………………………………………………….

37

5.2. Isolasi Trichoderma spp. dari Baglog Terkontaminasi …………………….

37

5.3. Uji Paket Teknologi Inokulasi Bebas Kontaminasi ………………………..

42


BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………

46

6.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….

46

6.2 Saran …………………………………………………………………………

46

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….
LAMPIRAN ……………………………………………………………………..

47
49

DAFTAR TABEL


Nomor

Judul

Halaman

3.2. Jadual pelaksanaan Tahun 2014 ……………………………………………...

36

5.1. Indikator capaian kemajuan penelitian ………………………………………

32

5.2.

Pengaruh perlakuan teknik inokulasi terhadap persentase baglog
terkontaminasi, biological efficiency, dan kecepatan pertumbuhan jamur
tiram pada media baglog …………………………………………………….


42

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

Gambar 2.1 . Morfologi jamur Trichoderma harzianum (kiri) (Domsch et al.,
1980), dan koloni Trichoderma sp. (kanan) (Nashimura dan Sano,
1999) ……………………………………………………………….
Gambar

2.2

Gambar 2.3.

Mikoparasitisme Hypocrea/Trichoderma spp. dalam komunitas.
Hypocrea/Trichoderma spp. menerima jamur patogenik tanaman (sebuah
mangsa) melalui molekul kecil yang dilepas oleh patogen; beberapa dari
molekul ini mungkin peptide yang dilepas oleh kerja protease yang
disekresikan oleh Hypocrea/Trichoderma sp. sebelum kontak. Molekul
ini dapat berikatan dengan G protein couple receptors (seperti Cpr1) atau
nitrogen-sensing receptors pada permukaan hifa Hypocrea/Trichoderma
sp., sehingga memicu signaling serangkaian protein G dan mitogenactivated protein kinases (MAPKs), yang dapat modulasi aktivitas belum
diketahui faktor transkripsinya (TFs) Faktor ini kemudian meningkatkan
ekspresi gen yang menyandi enzim untuk biosintesis metabolit sekunder
dan untuk lisis din ding sel. Lektin dari jamur pathogen dan protein
cellulose-binding modulase dari hifa Hypocrea/Trichoderma spp. dapat
bekerjasama dalam melekatkan predator ke mangsa. Pada waktu yang
sama, mangsa patogenik tanaman merespon dengan pembentukan
metabolit selkunder dan reactive oxygen species (ROS) yang memicu
respon cekaman dan detoksifikasi pada Hypocrea/Trichoderma spp.
(Druchinina et al., 2011) …………………………………………………
Interaksi Hypocrea/Trichoderma spp. dengan organism lain di rizosfer.
Hifa Hypocrea/Trichoderma spp. melepas beberapa ko mponen yang
memicu ketahanan ssitemik pada tanaman. Hanya pengaruh yang terjadi
di rizosfer dan dipicu oleh komponen Hypocrea/Trichoderma spp. yang
diketahui ditunjukkan (untuk memperbaiki pengaruh positif selanjutnya,
seperti ketahanan terhadap cekaman abiotik, Peningkatan efisiensi
fotosintesis dan memperbaiki penggunaan nitrogen).
Peptaibol dan
cewrato-platanin Sm 1 (juga dikenal sebagao Epl1) dalam beberapa
spesies) menginduksi ketahanan sistemik pada tanaman, kulminasi dalam
sintesis hydroperoxidase lyase tanaman, peroxidase dan phenylalanine
ammonia lyase (yang menginduksi lignifikasi). Selanjutnya, xylanase Eix
memicu respon ketahanan tanaman, kemungkinan bekerja sebagai pola
molekuler
yang
berhubungan
dengan
mikroorganisme.
1aminocyclopropane-1-carboxylic acid (AAC) deaminase menghambat
pembentukan athylene oleh tanaman, dan ini menunjukkan peningkatan
pertumbuhan akar; sekresi nitrilase dapat membantu dalam pembentukan
auxin 3-indole acetic acid (IAA). Pelekatan Hypocrea/Trichoderma spp.
ke akar tanaman membutuhkan hydrophobin dan swollenin. Akhirnya,
hypocrea/TRichoderma spp. menguntungkan dari akar tanaman oleh
ketersediaan sucrose sebagai sumber karbon, kemampuan lebih cepat
pertumbuhan
jamurt. Namtophagy Hypocrea/Trivhoderma sp
kemungkinan meliputi chitinase dan 58 prptease menyerupai subtilisin.

13

17

SSCPs, protein kecil kaya cysteine yang diskresikan (Druchinina et al.,
2011) ………………………………………………………………

22
Gambar 5.1. Baglog terkontaminasi (kiri) dan baglog sehat (kanan) …………….
Gambar 5.2. Bentuk dan warna koloni kelompok I (A), dan morfologinya (D),
bentuk dan warna koloni kelompok II (B) dan morfologinya (E),
bentuk dan warna koloni III (C) dan morfologinya (F) (k = konidia,
f = fialida, dank kp = konidiofor, bar = 20 µm) …………………..

39

40

Gambar 5.3. Foto yang menunjukkan koloni strain Trichoderma pada media
PDA dan konidofor dengan konidia 4a dan b, T. harzianum
(Rahman et al., 2009) …………………………………………….

41

Gambar 5.4. Pengaruh teknik inokulasi terhadap persentase baglog terkontaminasi

43

Gambar 5.5. Kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram (spawn running) pada
setiap perlakuan …………………………………………....................
Gambar 5.6. Pengaruh perlakuan teknik inokulasi bibit terhadap biological
efficeiency ……………………………………………………………

44

45

ABSTRACT

Abundance of Trichoderma spp. cause contamination of the Oyster mushroom has the
highest prevalence, and as micoparasit the very dengerous, but its existence is not known
detailed more types species. Technology package to cope with contamination needs to be found,
through proper insulation techniques, will be able to reduce the level of contamination on baglog.
Research conducted consists of, (1) the isolation and identification of the fungus Trichoderma
spp., from baglog contaminated, to determine the species, (2) inoculation technology package to
prevent contamination.
The results showed that the shape and color of the colony and morphology indicates
that the species Trichoderma spp . contaminating baglog during the study is Trichoderma virens
and T. harzianum. To further ensure Trichoderma species are found, followed by molecular
analysis determining the nucleotide sequence, the test cluster similarity and kinship with
phylogeny tree. Influence of technological packages contaminant-free inoculation against the
percentage of contaminated baglog showed that P3 best among other treatments, as well as to
speed the growth of mycelium and biological efficiency.

Keywords:

Oyster mushrooms, contamination-free technology packages, the percentage of
contamination, speed of growth of mycelium, spwan running, and biological
efficiency.

PRAKATA

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sanghyang Widhi Wasa, atas rahmat
dan karunianya laporan kemajuan

penelitian tahap II yang berjudul “Identifikasi Jamur

Kontaminan dan Daya Hambatnya Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus
(Jacq. Ex Fr) Kummer) Secara In Vitro” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan
kemajuan penelitian tahap II ini, merupakan tindak lanjut dari penelitian tahap I. Penekanannya
adalah ingin mengetahui paket teknologi untuk mencegah kontaminasi baglog dengan
menemukan paket teknologinya.
Penelitian ini telah dapat dibiayai dari Dana Hibah Desentralisasi (BOPTN) sebesar Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Penulis telah mendapat kemudahan dari semua pihak.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Udayana, atas kepercayaan yang diberikan sehingga usulan
penelitian ini dapat diusulkan.
2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unud, atas bantuan
dan kepercayaan memberikan kesempatan untuk berkompetisi.
3. Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Udayana atas ijin dan dorongan sehingga
usulan penelitian ini dapat dikerjakan dengan baik.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan dan
kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang selalu muncul pada
masyarakat petani jamur tiram, mengetahui spesies Trichoderma dan menemukan paket
teknologi yang dapat mencegah kontaminasi sehingga lebih menjamin keberhasilan budidaya
jamur tiram.

Denpasar, Juni 2015
Penulis

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

Produksi Biomassa Miselia Jamur Tiram Putih (pleurotus ostreatus (Jacq.ex Fr) Kummer) Pada Media Padat dengan Memanfaatkan Hasil Sampai Penggilingan Gandum (pollard dan Bran)

0 12 78

PENGARUH SUBSTITUSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BAKSO IKAN LELE Pengaruh Substitusi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Kekerasan Dan Daya Terima Bakso Ikan Lele.

0 4 19

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SUBSTITUSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP Pengaruh Substitusi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Kekerasan Dan Daya Terima Bakso Ikan Lele.

0 3 12

PENDAHULUAN PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 5

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 1 14

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Populasi Serangga Hama Dan Serangga Musuh Alami Pada Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus (Jacq.Ex Fr.) Kummer).

1 5 53

Fungal Contaminant Threaten Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus (Jacq. ex Fr.) Kummer) Cultivation in Bali.

0 0 8

Fungal Contaminant Threaten Oyster Mushroom (Pleurotus ostretus (Jacq. ex Fr.) Kummer) Cultivatuion in Bali.

0 0 5

Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus spp.)

0 1 5