GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis.

(1)

GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI

TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945:

Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sejarah

Disusun oleh Harry Rizki Utami

0901357

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI

TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945:

Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis

Oleh

Harry Rizki Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

© Harry Rizki Utami 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HARRY RIZKI UTAMI

GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

Pembimbing II

Drs. H.R. Achmad Iriyadi NIP. 19611219 198803 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003


(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah “Bagaimana Holocaust Rezim Nazi (Nationalist Socialism)Terhadap Bangsa Yahudi EropaDitinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis?”. Berdasarkan masalah utama tersebut, penulis membagi menjadi empat rumusan masalah yaitu: (1) Bagaiamana keadaan kamp-kamp konsentrasi yang didirikan rezim Nazi menurut pandangan Parlindoengan Loebis? (2) Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kebijakan-kebijakan rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi yang berada di kamp-kamp konsentrasi Nazi? (3) Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman kamp-kamp konsentrasi Nazi terhadap para tawanan Yahudi?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis data-data peninggalan dan peristiwa masa lampaudengan melakukan empat langkah penelitian yakni heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penulis melaksanakan pengumpulan data dengan melakukan studi literatur yaitu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan kajian penulis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interdisipliner, yakni menempatkan sejarah sebagai ilmu utama dengan bantuan ilmu-ilmu sosial lainnya. Berdasarkan hasil penelitian historis dengan studi literatur, serta dengan menggunakan kajian interdisiplinerdengan menggunakan ilmu bantu lain yakni sosiologi dan psikologi diketahui bahwa, menurut Parlindoengan Loebis yang pernah menjadi tawanan di dalam kamp konsentrasi Nazi, bahwa rezim Nazi mulai mendirikan kamp-kamp konsentrasi sejak 1933 yang diperuntukan bagi pihak-pihak yang dianggap membahayakan pertahanan Nazi di bawah Adolf Hitler. Kamp konsentrasi yang ada di Belanda dan di Jerman mempunyai karakteristik yang berbeda, yakni dengan kebijakannya masing-masing. Rezim Nazi telah membuat sebuah kebijakan yang

tertuang dalam „Undang-Undang Nuremberg‟ (Kewarganegaraan) pada 1935 yang mengatur hak kewarganegaraan Jerman, dan melarang warga yang berdarah Yahudi untuk tinggal di Jerman. Parlindoengan Loebis memaparkan mengenai tawanan Yahudi ketika berada di kamp konsentrasi di Jerman, orang-orang Yahudi mempunyai dunia sendiri di dalam kamp konsentrasi. Mereka dipisahkan, diasingkan, dan diisolasi dari tawanan lainnya. Mereka mempunyai tanda pengenal yang berbeda dari tawanan lain, kebanyakan dari mereka tidak bertahan lama tinggal di dalam kamp konsentrasi mereka kemudian dikirim ke kamp konsentrasi di Polandia yakni kamp konsentrasi Auschwitz yang dikenal dengan kamp konsentrasi maut. Tawanan yang dimasukan ke Auschwitz sedikit yang selamat. Ketakutan dan kegelisahan selalu dialami oleh para tawanan yang diketahui bahwa dia berdarah Yahudi, karena para tentara Nazi akan langsung memeriksanya dan membawanya dan tidak pernah kembali lagi. Keadaan kamp yang tidak menguntungkan membuat para tawanan tidak mampu bertahan hidup, selain mereka dipekerjakan sebagai budak, mereka juga tidak diberi makanan yang cukup, istirahat yang cukup, serta banyak perlakuan-perlakuan yang tidak wajar yang diberlakukan rezim Nazi. Kamp Auschwitz yang dikenal dengan sebutan kamp maut telah menelan banyak korban jiwa, sebagian besar adalah para tawanan Yahudi yang dikirin ke sana. Tawanan Yahudi yang berasal dari kamp-kamp konsentrasi yang tersebar diseluruh wilayah jajahan Jerman, sebagian besar dikirim ke sana untuk dieksekusi.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penulisan ... 6

1.4. Manfaat Penulisan ... 7

1.5. Penjelasan Judul ... 9

1.6. Metode dan Teknik Penelitian ... 11

1.6.1 Metode Penelitian ... 11

1.6.2. Teknik Penelitian ... 12

1.7. Struktur Organisasi Skripsi ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

2.1. Kajian Pustaka ... 17

2.1.1. Konsep Anti-Yahudi Rezim Nazi 1935-1945 ... 17

2.1.2. Konsep Holocaust Rezim Nazi 1935-1945 ... 21

2.1.3. Holocaust Menurut Perspektif Parlindoengan Loebis... 22

2.2. Kajian Teori ... 25

2.2.1. Teori Ras Unggul ... 25

2.2.1.1. Ras Unggul Menurut Count Arthur Gobineau ... 30

2.2.1.2. Ras Unggul Menurut Chamberlain ... 32

2.2.2. Teori Konflik ... 34


(6)

2.2.3.1. Teori Agresi Sigmund Freud ... 41

2.2.3.2. Teori Agresi Konrad Lorenz ... 45

2.3. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

3.1Persiapan Penelitian ... 57

3.1.1. Penentuan dan Pengajuan Penelitian ... 57

3.1.2. Konsultasi ... 59

3.2Pelaksanaan Penelitian ... 60

3.2.1. Pengumpulan Sumber Heuristik ... 60

3.2.2. Kritik ... 66

3.2.3. Penafsiran (Interpretasi) ... 76

3.2.4. Historiografi ... 77

3.2.4.1.Pendekatan ... 79

BAB IV HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945 DALAM PERSPEKTIF PARLINDOENGAN LOEBIS ... 81

4.1Riwayat Kehidupan Parlindoengan Loebis ... 84

4.1.1. Kehidupan Parlindoengan Loebis di Indonesia... 85

4.1.2. Kehidupan Parlindoengan Loebis di Belanda ... 91

4.2 Kamp Konsentrasi Nazi Menurut Parlindoengan Loebis... 98

4.2.1. Kamp Konsentrasi di Belanda ... 99

4.2.2. Kamp Konsentrasi di Jerman ... 102

4.3Analisis Sejarah Terhadap Kesaksian Parlindoengan Loebis ... 107

4.3.1. Holocaust yang Dijalankan Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945 Menurut Pandangan Parlindoengan Loebis ... 109

4.3.1.1. Kebijakan Rezim Nazi Terhadap Para Tawanan Yahudi ... 110 4.3.1.2. Kekejaman Kamp Konsentrasi Tawanan


(7)

Yahudi ... 130

4.3.1.2.1. Kekejaman Kamp Konsentrasi Tawanan Yahudi Berdasarkan Teori Konflik ... 133

4.3.1.2.2. Kekejaman Kamp Konsentrasi Tawanan Yahudi Berdasarkan Teori Agresi ... 143

BAB V KESIMPULAN ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 160

LAMPIRAN ... 166 RIWAYAT HIDUP


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Menyoroti kembali mengenai Perang Dunia II yang terjadi selama kurun waktu 1939-1945, hal tersebut mengingatkan kita mengenai sebuah peristiwa pembunuhan massal atau biasa disebut Holocaust. Holocaust yang berlangsung selama rezim Nazi berkuasa di Jerman, ini menjadi sebuah peristiwa yang menggemparkan dunia. Kebijakan rezim Nazi mengenai holocaust pada hakikatnya menimbulkan banyak kerugian yang besar, baik bagi masyarakat Jerman sendiri maupun bagi bangsa-bangsa lainnya khususnya bangsa Yahudi Eropa dan negara-negara lain di sekitar Jerman.

Holocaust adalah sebuah malapetaka yang melanda dunia pada masa Perang Dunia II berlangsung yang mempunyai keterkaitan erat dengan kekuasaan Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Adolf Hitler merupakan sosok yang tidak asing lagi bagi dunia, bahkan nama itu menjadi sebuah ciri khas apabila kita menelisik kembali mengenai Perang Dunia II yang telah mengguncang dunia pada 1939-1945. Selain menjadi orang nomor satu di Jerman, ciri khas yang melekat pada dirinya adalah mengenai kehebatannya sebagai orator dan gaya pidatonya sebagai kepala propaganda dalam Nazi (Nationalist Socialism). Gagasan mengenai nasionalisme yang disuarakan Hitler menjadi sebuah gagasan yang diagung-agungkan oleh masyarakat Jerman, namun ketika didapati bahwa gagasan tersebut banyak terkendala oleh orang-orang Yahudi di Jerman, sehingga gagasan tersebut kemudian menjadi tujuan utama kebijakan Nazi dengan melancarkan sebuah pembunuhan massal (Baratha, 2011: 9).

Masa-masa setelah Perang Dunia II berakhir yang telah banyak memakan korban ini banyak menghasilkan sebuah literatur-literatur mengenai kekejaman rezim nazi yang lekat dengan holocaust-nya. Namun, beberapa tahun kemudian munculah beberapa pihak yang berusaha membeberkan bukti-bukti mengenai


(9)

penyangkalan terhadap holocaust yang terjadi pada masa Jerman dibawah kekuasaan Hitler. Tokoh-tokoh yang menolak dengan adanya holocaust ini disebut dengan kaum „Revisionits‟. Revisionits disini mempunyai arti bahwa orang-orang yang berperan sebagai pihak yang merevisi sejarah atau bisa dikatakan pihak yang berusaha untuk membenarkan fakta-fakta sejarah yang keliru dan telah tumbuh mengakar sebagai keyakinan sejarah (Nurcholis, 2007: 11). Tokoh yang dikenal sebagai Bapak Revisionits adalah Paul Rassinier, yang merupakan seorang yang tergabung dalam gerakan sosialis anti-Nazi.

Pada perkembangan selanjutnya terjadi suatu pergolakan yang besar terhadap pandangan mengenai holocasut itu sendiri. Satu pihak meyakini bahwa holocaust tersebut memang benar adanya dan terjadi, namun di lain pihak yang megaku sebagai kelompok yang menyangkal holocaust berusaha meyakinkan dengan data-data serta fakta-fakta yang diperoleh bahwa holocaust ini tidak pernah terjadi. Setelah Paul Rassinier muncul banyak penyangkal lainnya terhadap holocaust, dari sinilah merebak berbagai macam isu mengenai rekayasa holocaust dari berbagai kalangan salah satunya adalah dari kaum Zionis sendiri dan beberapa negara sekutu Jerman.

Penulis sendiri tidak yakin bahwa penyangkalan-penyangkalan yang dilontarkan terhadap holocaust itu memang telah akurat. Berdasarkan beberapa literatur yang menyebutkan bahwa holocaust yang terjadi memang ada di bawah kebijakan rezim Nazi pada waktu itu. Holocaust yang kemudian menjadi salah satu gagasan utama rezim Nazi ini berawal ketika Hitler menjadi pemimpin di Partai Pekerja Jerman. Menurut Lee (2000: 155), Partai Pekerja Jerman yang berdiri pada bulan Januari 1919 ini bernama National Socialist German Workers

Party yang umumnya dikenal dengan sebutan Nazi. Sebelum berkembang luas

dan masih menjadi sebuah partai yang kecil, partai pekerja Jerman tersebut dikenal dengan nama Deutsche Arbeiter Partei (DAP) (Sunarko, 1992: 116). Partai Pekerja Jerman merupakan suatu jalan bagi Adolf Hitler untuk berkecimpung di dunia politik. Dengan bergabungnya Adolf Hitler dalam partai buruh tersebut menjadikan semakin hari partai menjadi semakin berkembang dan


(10)

telah banyak menarik pengikut dalam jumlah yang besar mencapai 3000 anggota pada tahun 1920.

Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler bersama dengan rezim Nazi-nya membawa dunia ke dalam kancah Perang Dunia II dengan berbagai macam rancangan-rancangan yang disusun Hitler untuk menaklukan dunia di bawah kekuasaannya (Hart, 2005: 193). Nazi menempuh jalur kekerasan serta peperangan guna menaklukan negara-negara disekitar Jerman untuk kemudian dikuasai. Nazi mengalami perkembangan pesat setelah Hitler memutuskan untuk menjadi anggota yang ketujuh dalam partai tersebut. Pada saat Hitler mulai bergabung, dia tidak begitu mengalami kesulitan untuk menanamkan pengaruh ke dalam anggota partai. Karena sebelumnya telah ada beberapa anggota yang memiliki pemikiran yang sama dengannya. Seperti misalnya Alfred Rosenberg yang mempunyai pandangan yang sama dengan Hitler mengenai kebenciannya terhadap orang-orang Yahudi.

Penjelasan mengenai holocaust yang dilancarkan di bawah rezim Nazi tersebut merupakan sebuah persepsi atau pandangan dari beberapa tokoh yang berpandangan mengenai holocaust tersebut memang benar adanya dengan kebijakan yang diperintahkan oleh Hitler. Holocaust yang bermula sebagai jalan untuk melanggengkan kekuasaannya kemudian menjadi sebuah tujuan utama dalam mencapai kekuasaannya menguasai seluruh dunia dan menyingkirkan bangsa-bangsa yang dianggapnya bangsa rendahan. Dengan keruntuhan rezim Nazi maka terkuaklah kekejaman rezim Nazi selama masa kekuasaannya, dengan terkuaknya banyak korban yang meninggal akibat tragedi holocaust tersebut.

Pada perkembangannya banyak tokoh-tokoh yang mengumpulkan bukti-bukti mengenai penyangkalan terhadap holocaust. Namun, penulis sendiri berdasarkan pemaparannya di atas merasa gusar terhadap dua pandangan yang berbeda mengenai holocaust, dikarenakan kedua pandangan tersebut membawa bukti-bukti yang sama-sama menguatkan. Sehingga dalam penelitian ini penulis berkeinginan untuk mengungkapkan holocaust yang memang benar terjadi, serta


(11)

penulis dalam penelitian lebih menfokuskan holocaust berdasarkan pandangan Parlindoengan Loebis. Parlindoengan Loebis merupakan orang Indonesia yang tinggal di Belanda pada masa sebelum perang, selama perang, serta setelah Perang Dunia II berakhir. Ia terlahir dari keluarga yang berada yang berasal dari Tapanuli Selatan, sehingga memungkinkan keluarganya untuk menyekolahkannya baik itu di Indonesia maupun di Belanda. Kepandaian yang dimilikinya yang kemudian membawanya menjadi salah satu mahasiswa kedokteran di Universitas Leiden di Belanda.

Selama mengikuti pendidikan kedokteran di Belanda Parlindoengan Loebis mempunyai banyak pengalaman yang penting, karena ia mengalami langsung bagaimana berlangsunya Pelang Dunia II. Selama Perang Dunia II berlangsung ia menjadi tawanan di Belanda hingga akhirnya ia di bawa ke Jerman untuk menjadi salah satu penghuni kamp-kamp konsentrasi yang Jerman. Sebelum menjadi penghuni di kamp-kamp konsentrasi di Jerman, sebelumnya Parlindoengan Loebis ditahan di penjara di Belanda yakni setelah Belanda berhasil diduduki oleh Jerman pada tahun 1940. Penjara-penjara tersebut diantaranya terletak di Euterpestraat, penjara Weteringschans, serta kamp-kamp konsentrasi di Belanda yakni kamp konsentrasi Schoorl, dan kamp konsentrasi Amersfoort. Hingga akhirnya sampai juga di kamp-kamp konsentrasi di Jerman diantaranya kamp konsentrasi Buchenwald, kamp konsentrasi Sachsenhausen, dan kamp konsentrasi Heinkelwerke sampai pada bulan April 1945 Parlindoengan Loebis berhasil bebas dan kembali ke Belanda.

Selain pengalaman-pengalamannya yang pernah menjadi salah satu penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman, baik di Belanda maupun di Jerman, satu lagi pengalamannya adalah mengenai kiprahnya menjadi anggota dan pemimpin PI (Perhimpunan Indonesia) di Belanda. Organisasi inilah yang kemudian menjadi organisasi yang menimbulkan kontroversi baik di Belanda maupun di Indonesia, berawal dari sinilah kemudian membawanya menjadi tawanan perang dan menjadi penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman pada masa Perang Dunia II berlangsung.


(12)

Penulis ingin mengungkapkan bahwa holocaust memang benar terjadi berdasarkan pengalaman langsung Parlindoengan Loebis. Banyak alasan yang membuat penulis memutuskan memilih holocaust berdasarkan perspektif Parlindoengan Loebis, diantaranya adalah penulis beranggapan bahwa pengalaman Parlindoengan Loebis yang menjadi tawanan di beberapa kamp konsentrasi menjadi bukti bahwa rezim Nazi memang benar-benar mendirikan kamp-kamp konsentrasi bagi para tawanannya. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan di dalam kamp-kamp konsentrasi yang diungkapkan oleh Parlindoengan Loebis pun membuat penulis merasa tertarik untuk mengungkapkannya, terutama perlakuan yang berbeda kepada para tawanan Yahudi. Serta kekejaman di beberapa kamp konsentrasi Nazi yang hendak penulis deskripsikan dan menganalisis dengan sumber-sumber lain yang mendukung.

Penulis berusaha untuk lebih mempertajam kesaksian Parlindoengan Loebis mengenai hal-hal yang telah disebutkan di atas. Penulis berusaha menganalisis pengalaman serta kesaksian langsung Parlindoengan Loebis tanpa menambahkan maupun mengurangi informasi yang dipaparkannya. Pengalaman Parlindoengan Loebis selama berada di kamp konsentrasi Nazi telah banyak memberikan informasi bahwa memang selama rezim Nazi berkuasa di bawah kepemimpinan Hitler telah banyak merugikan dari setiap sisi kehidupan. Negara-negara Eropa terutama Negara-negara-Negara-negara yang berada di sekitar Jerman lebih merasakanya. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, penulis berusaha mengkaji lebih dalam mengenai holocaust terhadap bangsa Yahudi Eropa menurut perspektif Parlindoengan Loebis. Dengan semikian diangkatlah judul, “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”.


(13)

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas penulis merumuskan masalah utama yakni “Bagaimana Holocaust Rezim Nazi (Nationalist Socialism) Terhadap Bangsa Yahudi Eropa Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis?”. Dengan masalah utama tersebut, di sini penulis memaparkan beberapa pertanyaan untuk memudahkan dan mengarahkan dalam pembahasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaiamana keadaan kamp-kamp konsentrasi yang didirikan rezim Nazi menurut pandangan Parlindoengan Loebis?

2. Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kebijakan-kebijakan rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi yang berada di kamp-kamp konsentrasi Nazi?

3. Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman kamp-kamp konsentrasi Nazi terhadap para tawanan Yahudi?

1.3Tujuan Penulisan

Berdasarkan pembahasan rumusan dan pembatasan masalah pada poin sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan keadaan kamp-kamp konsentrasi yang dibangun oleh Jerman di bawah kekuasaan rezim Nazi berdasarkan pandangan Parlindoengan Loebis.

2. Menganalisis pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi yang berada di kamp-kamp konsentrasi Nazi.

3. Menganalisis pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman kamp-kamp konsentrasi Nazi di Jerman terhadap para tawanan Yahudi.


(14)

1.4Manfaat Penulisan

Manfaat dari penelitian yang mengangkat judul “Gerakan Holocaust Rezim

Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”, yakni sebagai berikut:

1. Sejarah peradaban barat merupakan salah satu materi sejarah dunia yang penting bagi pengetahuan semua kalangan baik itu masyarakat secara umum dan siswa-siswi di sekolah khususnya. Dengan mempelajari sejarah bangsa-bangsa Eropa, disini kita dapat memperoleh pengetahuan yang lebih besar dengan berbagai macam kemajuannya baik itu berupa pemikiran-pemikiran, penemuan, dan ilmu pengetahuannya. Dengan adanya Abad Pencerahan, Revolusi Industri, peristiwa-peristiwa tersebut ikut mempengaruhi keadaan negara-negara lain di luar benua Eropa. Sehingga mengenai hal yang saya angkat disini mempunyai sumbang sih yang baik pula bagi proses pengkayaan mengenai sejarah peradaban barat khususnya bagi siswa-siswi di sekolah.

2. Penelitian ini juga bermanfaat bagi siswa-siswi SMA pada mata pelajaran sejarah SMA kelas XII IPS semester genap, konten tersebut menunjang

Standar Kompetensi yang ketiga yaitu, “Menganalisis perkembangan

sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan perkembangan

mutakhir”. Kesesuaian dari Standar kompetensi tersebut lebih merujuk

kepada poin Kompetensi Dasar yang pertama yaitu (3.1) Menganalisis perkembangan sejarah dunia dan posisi Indonesia di tengah perubahan politik dan ekonomi internasional setelah Perang Dunia II sampai dengan berakhirnya Perang Dingin. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut hal yang berkaitan dengan skripsi ini adalah mengenai perkembangan sejarah dunia pada masa Perang Dunia II yakni mengenai peran Jerman sendiri di mata dunia, serta mengenai pengaruh Perang Dunia II terhadap keadaan politik dan ekonomi internasional yang secara tidak langsung di sini Jerman


(15)

mempunyai peran yang cukup besar bagi dunia. Walupun dalam skripsi ini tidak membahas secara rinci mengenai berlangsungnya Perang Dunia II, namun peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan Perang Dunia II yakni mengenai Adolf Hitler bersama rezim Nazi-nya telah megguncang dunia yang kemudian memicu terjadinya Perang Dunia II. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan posisi Indonesia yang berada di dalam keadaan tersebut yakni berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. 3. Tidak hanya bagi kelas XII IPS, pada kelas XII IPA semester genap juga

konten ini dapat dikembangkan. Standar Kompetensi yang dimaksud adalah

„Menganalisis perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi pada abad ke

-20‟. Adapun Kompetensi Dasar yang ditujukan adalah pada poin (2.1),

„Membandingkan perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi dan hubungannya dengan Perang Dunia II dan Perang Dingin‟. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut dapat dihubungkan dengan skripsi yang saya tulis yakni mengenai peran serta Jerman di dalam Perang Dunia II dengan pemikiran-pemikiran yang muncul baik itu sebelum Perang Dunia II maupun saat Perang Dunia II itu berlangsung hingga sampai pada keruntuhan Jerman di bawah Adolf Hitler dengan rezim Nazi-nya. Namun, mengenai tulisan penulis yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar ini adalah dimana peristiwa mengenai holocaust ini juga berada di dalam bagian dari Perang Dunia II itu sendiri.

4. Penelitian ini selain memperkaya khazanah pengetahuan dalam tataran tingkat Menengah Atas, juga berguna bagi pihak-pihak lain yang memerlukan hasil dari penelitian ini nantinya. Sehingga penulis mengaharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang besar baik bagi diri penulis sendiri maupun pihak-pihak lain menggunakan hasil penelitian ini mengenai Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa dalam kurun tahun 1935 hingga 1945, yang ditinjau dari perspektif Parlindoengan Loebis.


(16)

1.5Penjelasan Judul

Pembahasan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah mengenai

“Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945:

Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”. Berikut ini adalah uraian mengenai penjelasan makna yang tersirat di dalam judul yang telah penulis pilih, sehingga di bagian ini penulis bermaksud untuk memeberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang ada di dalam judul.

1. Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945

Kejayaan Jerman di bawah Nazi (Nationalist Socialism) tidak terlepas dari pengaruh rezim Nazi di bawah Adolf Hitler sebagai Panglima Tertinggi Wehrmach (Ballack, 2007). Hitler memegang jabatan tersebut selama kurun waktu Perang Dunia II berlangsung hingga keruntuhan rezim Nazi ditandai dengan kematiannya. Selama rezim Nazi berkuasa berbagai macam kebijakan dilancarkan di Jerman dalam sistem pemerintahannya, salah satu yang paling fenomenal adalah mengenai holocaust terhadap bangsa-bangsa Yahudi di Eropa baik yang berada di Jerman maupun di luar Jerman. Berdasarkan pemilihan judul tersebut penulis tertarik untuk mengangkat mengenai holocaust yang dijalankan oleh rezim Nazi di Jerman yang ditujukan kepada bangsa Yahudi Eropa selama kurun waktu 1935 sampai 1945. Mengenai rentang waktu antara tahun 1935-1945 dipilih penulis mempunyai alasan-alasan tertentu. Fokus penulis berawal pada tahun 1935 dikarenakan pada tahun tersebut merupakan sebuah pelegalan program partai dalam suatu bentuk undang-undang. Undang-undang tersebut dikenal dengan nama Undang-Undang Nuremberg yang dikenal dengan sebuah undang-undang yang mengatur kewarganegaraan Jerman. Undang-Undang Kewarganegaraan Jerman tersebut mengatur mengenai pembatasan terhadap kebebasan orang-orang Yahudi di Jerman, bahkan menolak orang-orang Yahudi untuk hidup di lingkungan sosial Jerman (Baratha, 2011: 10).


(17)

Pembatasan tahun hingga tahun 1945 dikarenakan keruntuhan rezim Nazi akibat dari kekalahannya dalam Perang Dunia II. Hal tersebut menandakan bahwa runtuhnya kekuasaan Hitler di Jerman yang berkuasa dari tahun 1934-1945, dimana Jerman adalah pemicu pecahnya Perang Dunia II yang ditandai dengan penyerangan Jerman ke Polandia pada 1 September 1939. Namun, kejayaan Hitler dengan Nazi-nya tidak dapat bertahan lama dikarenakan jalan yang salah dengan menyingkirkan serta menyerang bangsa-bangsa yang tidak bersalah demi kepentingannya sendiri yakni dengan memusnahkan bangsa Yahudi, maka kejayaan Jerman akan tercapai dengan utuh dengan meguasai negara-negara disekitarnya.

2. Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis

Pemilihan judul tersebut dipilih oleh penulis dikarenakan permasalahan mengenai holocaust sendiri masih terdapat berbagai macam pendapat yang berbeda, sehingga penulis berkeinginan untuk menelitinya sehingga bisa menjadi sumber yang relevan bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi ini, khususnya siswa-siswi SMA dan sederajat dalam mata pelajaran sejarah di sekolah. Penulis di sini lebih menekankan holocaust yang dilihat dari pandangan para pendukung holocaust yang dijalankan oleh rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa dalam kurun waktu 1935 hingga 1945. Pandangan mengenai holocaust ini pada hakikatnya tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang saja, namun ternyata holocaust ini saat ini menjadi suatu persoalan yang hangat di Eropa yakni ada pihak yang mendukung dan ada pihak yang menyangkalnya.

Penulis dalam penelitian ini lebih menekankan holocaust yang dilancarkan oleh rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa berdasarkan pandangan Parlindoengan Loebis yang berpandangan bahwa memang benar holocaust rezim Nazi tersebut benar adanya dan terjadi selama kurun waktu 1935 hingga 1945, lebih khususnya lagi selama Perang Dunia II berlangsung. Parlindoengan Loebis merupakan salah satu penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman yang dapat bertahan hidup dan dapat kembali ke Belanda hingga sampai ke negeri asalnya


(18)

yakni Indonesia. Parlindoengan Loebis merupakan orang Indonesia yang mengalami langsung bagaimana hidup menjadi tawanan di kamp-kamp konsentrasi Jerman, sehingga dari buku autobiografinya didapatkan informasi-informasi mengenai kekejaman-kekejaman, korban-korban yang berjatuhan di dalam kamp konsentrasi Jerman di bawah kekuasaan rezim Nazi. Berdasarkan beberapa literatur yang mendukung penulis melakukan peneliatian ini, sehingga penulis memutuskan untuk memilih sub judul tersebut guna mendukung serta menguatkan penelitian terhadap permasalahan tersebut.

1.6Metode dan Teknik Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Melalui metode historis ini menurut Gottschalk (1986: 885), metode historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis, rekaman dan peninggalan masa lampau.

Adapun tahapan-tahapan penelitian yang mengacu pada proses metodologi penelitian dalam penelitian sejarah, menurut Sjamsuddin (2007: 85-155) terdiri dari empat tahapan antara lain:

1. Heuristik, merupakan sebuah kegiatan untuk mencari sumber-sumber

untuk mendapatkan data-data, atauu meteri-materi sejarah (evidensi sejarah). Di dalam proses pencarian sumber-sumber tersebut penulis mendapatkannya dari sumber-sumber buku berdasarkan permasalahan yang dikaji, serta beberapa jurnal dan artikel-artikel yang didapatkan dari internet. Dalam mendapatkan sumber-sumber tersebut penulis mendapatkannya dari berbagai tempat yakni dari perpustakaan UPI, perpustakaan Batu Api di Jatinangor, serta mendapatkan buku-buku di Palasari, Toga Mas, Dewi Sartika, dan Gramedia.

2. Kritik sumber, merupakan suatu metode untuk menilai sumber yang yang


(19)

dari dua aspek, yakni aspek internal dan eksternal dari sumber sejarah. Sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan harus dikritik terlebih dahulu, apakah sumber tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau tidak. Kritik Internal disini dimaksudkan penulis untuk melihat layak atau tidaknya sumber-sumber tersebut yang telah diperoleh untuk dijadikan referensi dalam penelitian ini. Kemudian kritik eksternal disini dimaksudkan penulis untuk melihat bentuk dari sumber tersebut, selanjutnya dengan menentukan sumber yang akan digunakan tersebut sesuai tidak dengan topik penelitian.

3. Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran terhadap data-data yang

diperoleh selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafsiran ini dilakukan dengan jalan menafsirkan data dan fakta, dengan konsep-konsep dan teori-teori. Penulis juga melakuakan pemberian makna terhadap fakta dan data yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan skripsi ini. 4. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dalam penulisan ini. Penulis

akan menyajikan hasil temuannya dengan caara menyusun dalam bentuk tulisan secara jelas dengan tata bahasa yang baku dan berdasarkan tata bahasa penulisan yang baik dan benar.

1.6.2 Teknik Penelitian

Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis melakukan pengumpulan sumber-sumber yang diperlukan untuk pengkajian dalam penulisan skripsi ini, disini penulis menggunakan teknik studi literatur. Studi literatur yang digunakan penulis adalah usaha dalam mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dari berbagai sumber yang berbeda, namun dalam topik pembahasan yang sama berdasarkan topik utama skripsi ini, literatur yang digunakan dalam penelitian ini yakni literatur lokal maupun literatur asing yang semuanya dapat memberikan informasi yang cukup dan memenuhi dalam pengkajian permasalahan yang hendak dikaji oleh penulis dalam penelitian ini. Sumber yang digunakan penulis adalah sumber


(20)

sekunder berupa sumber-sumber literatur. Sumber literatur ini menjadi sumber utama dikarenakan penulis menggunakan teknik studi literatur yang dianggap mampu untuk menjawab semua permasalahan yang sedang dikaji dalam penulisan skripsi ini.

1.7Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah yang menguraikan mengenai kebijakan rezim Nazi dibawah kepemimpinan Adolf Hitler yang diwujudkan dalam bentuk holocaust terhadap bangsa Yahudi Eropa (1935-1945) yang ditinjau dari pandangan Parlindoengan Loebis yang relevan untuk dijadikan penelitian. Selanjutnya dengan adanya rumusan masalah di sini berguna sebagai pembatasan masalah yang akan dijelaskan di dalam skripsi ini, serta digunakan untuk memperinci isi skripsi. Pada bagian akhir dari bab ini akan dimuat tentang metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis, serta struktur organisasi skripsi yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka ini akan dipaparkan mengenai konsep-konsep yang relevan yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Selain itu, juga akan dijelaskan mengenai sumber-sumber literatur yang relevan pula dalam penelitian yang

dilakukan oleh penulis dengan judul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap

Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”. Dalam bab ini pula penulis menghubungkan dengan rumusan masalah yang telah tertera sebelumnya yakni pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kebijakan-kebijakan yang diterapkan di kamp-kamp konsentrasi Jerman kepada para tawanan di bawah perintah rezim Nazi yang berkuasa pada saat itu, bagaimana


(21)

keadaan kamp-kamp konsentrasi Jerman menurut Parlindoengan Loebis yang menjadi salah satu penghuni kamp konsentrasi tersebut, dan yang terakhir adalah holocaust rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa 1935-1945 menurut pandangan Parlindoengan Loebis. Hasil dari studi literatur tersebut penulis jadikan sebagai acuan dalam mendapatkan dan membangun kerangka pemikiran berdasarkan landasan teoritis, sehingga penulis dapat memahami dan memecahkan permasalahan lebih mendalam.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan bab yang berisi mengenai kegiatan-kegiatan serta cara-cara yang dilakukan dalam penelitian skripsi. Metode yang digunakan tentu adalah metode penelitian sejarah, yang langkah-langkahnya terbagi menjadi heruristik atau pengumpulan sumber, kritik terhadap sumber yang telah dikumpulkan, interpretasi sumber, hingga ke tahap penulisan (historiografi). Setiap langkah yang ditempuh nantinya akan dipaparkan lebih rinci lagi sesuai dengan keadaan di lapangan.

BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan berisikan deskripsi mengenai Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa sebagai bentuk tindakan yang nyata dari rezim Nazi di bawah kepemimpinan Hitler selama kurun waktu 1935-1945 di Jerman yang ditinjau dari perspektif Parlindoengan Loebis. Dalam bab ini selain berisi mengenai poin utama mengenai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah, juga berisi mengenai pandangan Parlindoengan Loebis terhadap kebijakan-kebijakan yang diterapkan rezim Nazi yang diterapkan kepada para tawanan di dalam kamp-kamp konsentrasi Jerman, bagaimana keadaan kamp-kamp konsentrasi yang dibangun Jerman untuk menahan serta mempekerjakan secara paksa para tawanan berdasarkan pandangan Parlindoengan Loebis, dan bagaimana proses holocaust tersebut di bawah rezim Nazi khususnya di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, serta kebijakan-kebijakan Hitler selama berkuasa menurut Parlindoengan Loebis.


(22)

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan di sini merupakan sebuah pemaparan mengenai kesimpulan atas berbagai rumusan masalah yang telah dikembangkan oleh penulis dan kemudian akan dianalisis serta diuraikan ke dalam sebuah karya ilmiah yakni skripsi, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

Skripsi yang berjudul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa

Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoeangan Loebis” ini menggunakan beberapa teori yang digunakan untuk mendukung proses penulisan, teori-teori tersebut diantaranya teori ras unggul, teori konflik, dan teori agresi. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teori ras unggul yang menjadi kebijakan di dalam rezim Nazi khususnya di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Teori ras unggul yang penulis gunakan adalah teori ras unggul menurut Count Arthur Gobineau dan ras unggul menurut Chamberlain. Penulis menfokuskan pada ras unggul menurut Gobineau dan Chamberlain ini dikarenakan teori ras keduanya mendukung penelitian skripsi ini yakni mengenai holocaust rezim Nazi khususnya terhadap bangsa-bangsa Yahudi di Eropa, selain itu pula teori dari keduanya ini menjadi teori yang digunakan Hitler yang nantinya akan diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan rezim Nazi selama kurun waktu Perang Dunia II berlangsung.

Teori selanjutnya yang mendukung dalam penulisan skripsi ini adalah teori agresi menurut Sigmund Freud dan Konrad Lorenz. Penulis menggunakan teori agresi ini lebih merujuk pada teori agresi jahat yang nantinya akan diaplikasikan dalam bentuk kedestruktifan (kekerasan). Karakter destruktif yang dimiliki Adolf Hitler yang nantinya akan mendorongnya melakukan segala macam tindak kekejaman dan kekerasan melalui rezim Nazi terhadap negara-negara yang ingin dikuasainya khususnya fokus dalam pembahasan skripsi ini adalah bangsa Yahudi Eropa. Teori yang terakhir mengenai teori konflik penulis merujuk kepada teori konflik Ralf Dahrendorf, dikarenakan teori konflik Ralf Dahrendorf iniyang lebih menekankan kepada kekuasaan dan wewenang. Teori konflik ini yang lebih mendukung kepada kekuasaan dan wewenang yang dimiliki oleh Hitler guna mencapai semua keinginannya dalam menguasai dunia dan menerapkan kebijakan-kebijakan selama masa kejayaannya.


(24)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Metode historis digunakan oleh penulis dikarenakan metode tersebut merupakan metode yang menggambarkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang merupakan metode yang cocok dalam penelitian ini. Metode historis ini sangat mendukung dalam penyusunan skripsi ini, dikarenakan data-data yang penulis butuhkan merupakan data-data yang berasal dari masa lalmpau, dengan beberapa pertimbangan tersebut penulis memilih metode historis sebagai metode penelitian skripsi ini. Melalui metode historis ini menurut Gottschalk (1986: 885), metode historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis, rekaman dan peninggalan masa lampau.

Adapun tahapan-tahapan penelitian yang mengacu pada proses metodologi penelitian dalam penelitian sejarah, menurut Sjamsuddin (2007: 85-190) terdiri dari empat tahapan antara lain:

1. Heuristik, merupakan sebuah kegiatan untuk mencari sumber-sumber

untuk mendapatkan data-data, atauu meteri-materi sejarah (evidensi sejarah). Di dalam proses pencarian sumber-sumber tersebut penulis mendapatkannya dari sumber-sumber buku berdasarkan permasalahan yang dikaji, serta beberapa jurnal dan artikel-artikel yang didapatkan dari internet.

2. Kritik sumber, merupakan suatu metode untuk menilai sumber yang yang

penulis butuhkan dalam proses penulisan sejarah. Penilaian sumber terdiri dari dua aspek, yakni aspek internal dan eksternal dari sumber sejarah. Sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan harus dikritik terlebih dahulu, apakah sumber tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau tidak.

3. Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran terhadap data-data yang

diperoleh selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafsiran ini dilakukan dengan jalan menafsirkan data dan fakta, dengan konsep-konsep dan teori-teori. Penulis juga melakukan pemberian makna terhadap fakta dan data yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama


(25)

lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan proposal ini. 4. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dalam penulisan ini. Penulis

akan menyajikan hasil temuannya dengan caara menyusun dalam bentuk tulisan secara jelas dengan tata bahasa yang baku berdasarkan EYD yang baik dan benar.

3.1 Persiapan Penelitian

3.1.1. Penentuan dan Pengajuan Penelitian

Penyusunan skripsi ini diawali dengan menentukan tema serta judul penelitian. Tema penelitian ini diperoleh penulis sudah sejak semester 4 dalam proses perkuliahan di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Sejarah. Pada semester 4 tersebut ada salah satu mata kuliah yakni Sejarah Peradaban Barat yang pada waktu itu mata kulaih tersebut mewajibkan kami untuk menyusun suatu karya ilmiah mengenai materi peradaban barat sebagai tugas akhir kami. Saat itu penulis memperoleh tema mengenai „Holocaust‟ tersebut yakni penulis membaca sebuah buku yang berjudul Pemikiran Politik

Barat karya dai Ahmad Suhelmi, dan penulis menemukan konsep mengenai

anti-semitisme yang dijalankan oleh Adolf Hitler pada saat dia berkuasa di Jerman. Melalui bimbingan yang dilakukan penulis kepada dosen mata kuliah tersebut yakni Drs. H. Achmad Iriyadi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir tersebut, dan penulis berkeinginan untuk meneruskan karya tulis ilmiah tersebut untuk dijadikan skripsi. Setelah hampir tiga semester berlalu akhirnya penulis memantapkan diri untuk memilih tema tersebut menjadi judul penelitian yang kemudian diajukan menjadi proposal skripsi pada mata kuliah (SPKI) Seminar Penulisan Karya Ilmiah pada semseter 7 lalu. Sebelum mengajukan judul tersebut dalam mata kuliah SPKI penulis terlebih dahulu berkonsultasi kepada Bapak Achmad Iriyadi selaku dosen yang berkompeten dalam sejarah peradaban barat, dari konsultasi tersebut akhirnya penulis mendapat pencerahan mengenai judul yang akan diajukan menjadi proposal skripsi. Langkah berikutnya yang dilalui penulis setelah mendapatkan persetujuan dari dosen SPKI mengenai tema dan


(26)

judul proposal tersebut, maka penulis melanjutkan adalah mengajukan rancangan judul penelitian kepada tim yang secara khusus menangani mengenai skripsi yakni di Jurusan Pendidikan Sejarah UPI, yakni Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS).

Beberapa prosedur yang harus dilalui penulis sebelum akhirnya dapat melaksanakan bimbingan skripsi yakni setelah diselenggarakannya seminar proposal di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah UPI penulis mendapatkan surat pengatar yang ditujukan kepada Dr. Nana Supriatna, M.Ed yang ditunjuk sebagai calon pembimbing I, dan Drs. H. Achmad Iriyadi yang ditunjuk sebagai calon pembimbing II pada penyusunan skripsi ini. Seminar proposal yang diselenggarakan pada Jum‟at, 11 Januari 2013 ini dilalui oleh penulis dengan beberapa perbaikan pada hal judul dan rumusan masalahnya. Dalam seminar proposal tersebut penulis mempresentasikan proposal skripsi di hadapan dosen-dosen Sejarah diantaranya, Prof. Dr. Dadang Supardan, M.Pd, Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si, Dr. Nana Supriatna, M.Ed, Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum, Drs. Andi Suwirta, M.Hum, dan Dr. Encep Supriatna, M.Pd. Dalam seminar proposal tersebut penulis banyak mendapatkan masukan guna penyusunan skripsi pada tahap selanjutnya.

Pada hakikatnya mengenai tema masih sama hanya saja perubahan judul yang penulis lakukan dari presentasi proposal skripsi dalam mata kuliah SPKI, hingga presentasi seminar proposal skripsi pada tanggal 11 Januari 2013 lalu penulis melakukan beberapa perbaikan pada judul skripsi ini. Hingga pada akhirnya penulis memilih judul ini sebagai judul skripsi setelah beberapa kali melakukan bimbingan terhadap Drs. H. Achmad Iriyadi. Sehingga penulis melakukan perubahan judul sebanyak tiga kali, hal itu dikarenakan konsep holocaust yang memang masih dalam perdebatan hingga kini, namun penulis berkeyakinan bahwa holocaust memang benar-benar terjadi dan dijalankan oleh rezim Nazi sendiri di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, yang menjadi masalah adalah berapa jumlah korban dan bagaimana prosesnya dan menurut pandangan siapa, hal-hal tersebutlah yang menjadi fokus utama penulis dalam penelitian ini.


(27)

Pada saat pelaksanaan seminar proposal tersebut penulis mendapatkan masukan dari Dr. Nana Supriatna, M.Ed, dan Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si, untuk lebih mengerucutkan lagi latar belakang masalah dan untuk lebih memfokuskan judul agar menjadi sebuah penelitian yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Pengesahan penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah No:

001/TPPS/JPS/PEM/2013 dengan judul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi

Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”. Setelah adanya surat pengesahan yang diterima penulis pada tanggal 22 Februari 2013, kemudian penulis mendapatkan surat pengesahan pembimbing I yakni Dr. Nana Supriatna, M.Ed, dan pembimbing II Drs. H. Achmad Iriyadi, yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Proposal yang diajukan tersebut memuat mengenai:

a. Judul Penelitian.

b. Latar Belakang Masalah.

c. Rumusan dan Pembatasan Masalah. d. Tujuan penelitian.

e. Manfaat Penelitian. f. Penjelasan Judul. g. Kajian Pustaka.

h. Metode dan Tehnik Penelitian. i. Struktur Organisasi Skripsi.

3.1.2. Konsultasi

Penyusunan skripsi ini merupakan sebuah rangkaian proses yang harus dilaksanakan oleh penulis, dalam tahap konsultasi ini penulis setelah lolos dalam seminar proposal dan melakukan beberapa perbaikan melakukan konsultasi baik kepada pembimbing I maupun kepada pembimbing II. Pelaksanaan konsultasi ini


(28)

secara rutin dilakukan oleh penulis yakni hal pertama yang penulis lakukan adalah menanyakan kebijakan serta peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Mengenai waktu dan tempat pelaksanaan bimbingan skripsi ini menyesuaikan situasi dan kondisi dari pembimbing, baik itu pembimbing I maupun pembimbing II. Sehingga dalam hal ini penulis yang berusaha untuk mengikuti jadwal kesediaan para pembimbing skripsi dalam melaksanakan bimbingan tersebut.

Dalam proses bimbingan skripsi ini, setiap pertemuan atau setiap pelaksanaan bimbingan terdiri dari satu atau dua bab skripsi, namun penulis di sini memfokuskan hingga satu bab itu selesai, karena satu bab pun banyak mendapatkan beberapa revisi untuk diperbaiki kembali. Kematangan dalam satu bab akan memaksimalkan hasil penyusunan skripsi tersebut, karena dalam melakukan konsultasi ini tidak hanya terfokus kepada satu dosen pembimbing namun kedua-duanya, sehingga kesempurnaan dalam satu bab tertentu harus dihasilkan. Pelaksanaan konsultasi dilanjutkan secara berkala hingga bab terakhir selesai disusun.

3.2. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang paling utama dan paling penting dalam sebuah penelitian. Penulis dalam tahap ini melakukan langkah-langkah dalam penyususnan skripsi yang harus tempuh dalam memecahkan permasalahan yang penulis kaji. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode sejarah yang dikemukakan oleh Sjamsuddin (2007: 85-190) diantaranya heuristik, kritik, interpretasi, dan penulisan sejarah (historiografi). Adapun keempat langkah tersebut diantaranya diuraikan sebagai berikut:

3.2.1. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Pengumpulan sumber (heuristik) merupakan tahap awal dari sebuah pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini penulis berusaha untuk mencari serta mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan penelitian ini. Penulis di sini


(29)

berusaha mencari sumber-sumber yang sesuai dengan tema dan permasalahan penelitian yang penulis angkat. Sumber-sumber yang penulis kumpulkan merupakan sumber dalam bentuk literatur. Penulis menggunakan teknik literatur dikarenakan tehnik ini dianggap sebagai tehnik yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini. Sebelum penulis melakukan pencarian terhadap sumber-sumber yang relevan terhadap permasalahan yang diangkat yakni penulis memahami terlebih dahulu inti dari permasalahan yang akan dikaji. Pemahaman ini kiranya sangat penting dilakukan diawal penelitian dikarenakan keefektifan waktu perlu dipertimbangkan dengan sebaik mungkin. Dengan memahami inti ataupun pokok dari permasalahan tersebut dapat memudahkan penulis untuk mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan.

Pada tahap pengumpulan sumber ini pada hakikatnya tidak hanya membutuhkan waktu yang banyak, namum disamping waktu penulis juga harus mempertimbangkan mengenai biaya, tenaga, pikiran, yang harus dipikirkan secara baik agar tidak membuang waktu nantinya apabila sumber-sumber tersebut susah untuk didapatkan. Penulis sendiri sebelum menemukan tema yang tepat, penulis banyak membaca mengenai buku-buku sumber salah satunya buku karya Ahmad Suhelmi yang berjudul Pemikiran Politik Barat yang kemudian dari salah satu bab yang penulis baca, penulis mendapatkan inspirasi dari sana. Sejak itulah penulis mulai lebih mendalam lagi dalam membaca buku tersebut dan berusaha mencari informasi maupun keterangan yang sebanyak-banyaknya guna mencari serta mendapatkan referensi-referensi lain mengenai tema yang telah penulis temukan.

Dalam buku Pemikiran Politik Barat karya Suhelmi (2007) tersebut penulis pertama-tama memperoleh istilah antisemitisme. Dari istilah tersebut penulis mencoba memahami makna dari istilah tersebut dengan membaca lebih mendalam buku tersebut. Semakin penulis berusaha memenuhi rasa penasaran, penulis semakin tertarik untuk mengangkat tema mengenai antisemitisme tersebut sebagai skripsi. Selanjutnya penulis berusaha mencari sumber yang berhubungan dengan Adolf Hitler, dikarenakan antisemitisme dalam buku tersebut ada dalam serangkaian kalimat mengenai kebijakan dari rezim Nazi di bawah kepemimpinan


(30)

Adolf Hitler. Penulis di sini dalam tahap awal pencarian sumber tidak merasa kesulitan untuk mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan Hitler, dikarenakan sudah banyak penulis yang mengangkat tema mengenai Perang Dunia II, biografi Adolf Hitler, serta mengenai holocaust yang nanti akan menjadi fokus utama penulis.

Pada tahap pengumpulan sumber ini diharapkan peneliti terlebih dahulu mendapatkan sumber yang primer. Sumber primer merupakan sumber yang ada yang bersumber dari saksi matanya langsung. Namun dikarenakan tema yang penulis angkat yakni mengenai Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa

Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis, ini

merupakan sebuah peristiwa yang berlangsung sekitar tahun 1930-an hingga 1940-an sehingga penulis menggunakan sumber sekunder yang berwujud dalam sumber-sumber buku, artikel, jurnal, film, maupun e-book. Penulis di sini menggunakan teknik literatur yang kemudian menghadapkan penulis kepada sumber-sumber sekunder yang kebanyakan dalam bentuk buku.

Penulis berusaha mencari sumber-sumber sekunder berupa buku-buku mengenai Adolf Hitler, Jerman, Nazi, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis angkat. Pertama-tama penulis berusaha mendatangi perpustakaan-perpustakan, salah satunya adalah perpustakaan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan UPI penulis menemukan beberapa referensi yang relevan, selain buku beberapa literatur mengenai skripsi pun banyak membantu penulis. Buku-buku yag penulis cari memang tidak begitu mudah untuk di dapatkan di perpustakaan UPI sendiri, dikarenakan banyak buku yang relevan namun tidak dapat dipinjam dan hanya bisa difotokopi saja. Kurun waktu yang penulis gunakan untuk mencari sumber-sumber sekunder berupa buku di perpustakaan UPI ini dilakukan kurang lebih dari bulan Oktober hingga November. Penulis secara rutin mengunjungi perpustakaan UPI tersebut guna mendapatkan buku-buku yang diperlukan, proses pencarian serta pengumpulan sumber tersebut mulai rutin dilakukan oleh penulis sejak penyusunan proposal skripsi yakni di semester 7 lalu. Selain perpustakaan UPI penulis juga berusaha


(31)

untuk mencari sumber lain yang tidak ditemukan di sana, yakni penulis mencari di perpustakaan Batu Api yang terletak di Sumedang. Perpustakaan Batu Api merupakan perpustakaan pribadi yang akan penulis jelaskan pada uraian berikutnya.

Penjelasan mengenai sumber-sumber sekunder yang penulis dapatkan di berbagai tempat khususnya di perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan UPI penulis mendapatkan beberapa sumber-sumber yang relevan dengan tema skripsi penulis. Diantaranya sumber yang paling utama mengenai buku Biografi Parlindoengan Loebis (Orang Indonesia di Kamp

Konsentrasi Nazi) (2006) dengan pengantar buku tersebut Harry A.

Poeze itulah buku utama yang penulis dapatkan. Sebelum mendapatkan buku tersebut penulis sedikit kebingungan dalam mencari dikarenakan buku tersebut terletak di bagian Indonesiana dan tidak dapat dipinjam dan hanya dapat difotokopi saja. Selain itu di perpustakaan UPI penulis juga banyak menemukan referensi mengenai Perang Dunia II, Jerman, Nazi, yang kebanyakan telah penulis peroleh dari koleksi pribadi rekan-rekan kuliah. Penulis juga mendapatkan buku yang sangat mendukung namun dengan literatur berbahasa Inggris diantaranya adalah European

Dictatorships (1918-1945) (2000) karya dari Stephen J. Lee dan Nazi Culture (Intellectual, Cultural, and Social Life in Third Reich) (1968) karya dari George L. Mosse. Kedua buku tersebut mendukung dalam pemahaman mengenai rezim Nazi maupun mengenai Adolf Hitler sendiri. Beberapa skripsi sejarah karya angkatan-angkatan sebelumnya pun banyak ditemukan oleh penulis diantanranya adalah skripsi milik Panzi Ahmad Gozali yang berjudul Dampak Darwinisme Sosial

Terhadap Perkembangan Naziisme di Jerman Tahun 1921-1945, skripsi

Atya Triani yang berjudul Dampak Perbedan Strategi Pemimpin

Angkatan Bersenjata Jerman (Hitler dan Doenitz) : Peranan U-boat Dalam Blokade Inggris Di Lautan Atlantik 1939-1944, dan skripsi Arif


(32)

Mulyawan yang berjudul Pertempuran Stalingrad 1942-1943 (Dalam

Perspektif Jerman). Beberapa skripsi tersebut membantu penulis dalam

penulisan khususnya di Bab II mengenai kajian pustaka dan landasan teori yang penulis gunakan, dikarenakan skripsi-skripsi tersebut juga mengangkat topik utama tentang Jerman di masa rezim Nazi berkuasa di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Sehingga di sini penulis merasa perlu untuk membaca dan memahami skripsi-skripsi tersebut.

b. Perpustakaan Batu Api. Perpustakaan Batu Api merupakan perpustakaan milik pribadi atau perorangan. Perpustakaan yang terletak di Sumedang ini tepatnya di Jalan Pramoedya Ananta Toer 142 A Jatinangor tersebut mempunyai koleksi buku mengenai sejarah yang cukup lengkap. Buku-buku yang penulis dapatkan diantaranya Buku-buku Akar Kekerasan (Analisis

Sosio-psikologis atas Watak Manusia) (2001) karya Erich Fromm, Ras-Ras Umat Manusia (biogeografis, kulturhistoris, sosiopolitis) (1991)

karya N. Daldjoeni, Fasisme karya Hugh Purcell, Asal-usul

Totaliterisme Jilid I (1993) karya Hannah Arendt, Menyingkap Tabir Fasisme (2004) karya Harun Yahya, serta beberapa novel baik mengenai

Nazi maupun Jerman diantaranya Malam karya Elie Wiesel, Buku

harian Anne Frank, The Wall karya John Hersey, The Pianist karya Wtadystaw Szpilman, dan Fajar karya Elie Wiesel. Perpustakaan

tersebut merupakan perpustakaan yang tidak hanya menyediakan buku-buku saja, namun ada sumber-sumber sekunder diantaranya majalah, koran-koran, film dan lain sebagainya. Penulis juga mendapatkan fotokopian sebuah surat kabar yang terbit pada tanggal 17 Januari 1996 mengenai kamp konsentrasi Nazi sebuah artikel yang beradai di dalam surat kabar yakni berjudul Belajar dari Kekejaman Kamp Auschwitz karya anonim, dan artikel yang berada di dalam koran Kompas tertanggal 21 April 2007 dengan judul Kamp Konsentrasi, Ideologi, dan

Kita karya M. Fadjroel Rachman. Beberapa film dan e-book dengan

tema mengenai Jerman, Nazi, dan khususnya mengenai holocaust itu sendiri penulis peroleh dari perpustakaan Batu Api ini.


(33)

Selain buku-buku di perpustakaan yang telah penulis kunjungi, penulis juga mendapatkan banyak buku dari koleksi pribadi rekan-rekan kuliah di UPI. Buku-buku tersebut diantaranya Buku-buku Mein Kampf Volume I (2007) karya Adolf Hitler,

Mein Kampf Volume II (2008) karya Adolf Hitler, Perang Eropa Jilid I (2003), Perang Eropa Jilid II (2003), dan Perang Eropa Jilid III (2003) karya P.K.

Ojong. Beberapa buku pribadi penulis diantaranya Menantang Diktaktor

Konspirasi Rahasia Anti-Hitler (2005) karya Darma Aji, 7 Tokoh Kunci Nazi (Penentu Sejarah Jerman & Penyebab Perang Dunia II) (2007) karya Luger

Ballack, Kisah Pembantaian 6 Juta orang Yahudi Strategi “Penyelesaian

Terakhir” Nazi (2011) karya Hendrick S. Baratha, Holocaust: Fakta atau Fiksi?

(2007) karya Stephane Downing, Berhala Holocaust (Pertarungan Sengit Zionis

& Revisionis) (2007) karya Nurcholis, Kolaborator Nazi (Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II) (2008) karya Fernando R. Srivianto, Pemikiran Politik Barat (2007) karya Ahmad Suhelmi, Tuhan Hitler (2011) karya

George Van Vrekhem, Adolf Hitler: Biografi Singkat 1889-1945 , (2009) karya F. Zaviera. Beberapa buku di atas telah penulis miliki sebelumnya sejak penulis berada di semester 4 ketika berlagsung mata kuliah Sejarah Peradaban Barat.

Selain mengunjungi perpustakaan, koleksi pribadi rekan-rekan kuliah, serta koleksi pribadi penulis sendiri, penulis berusaha mencari buku di beberapa tempat yakni di pameran-pameran buku serta di toko-toko buku terdekat. Toko-toko buku yang penulis kunjungi diantaranya Gramedia, Toga Mas, dan Rumah Buku, di sana penulis banyak menemukan sumber-sumber yang mendukung dalam penelitian ini selain sumber-sumber yang telah dipaparkan sebelumnya. Selain itu penulis juga mengunjungi tempat penjualan buku baik itu buku baru maupun buku-buku lama yakni di Palasari dan Dewi Sartika. Di sana penulis banyak mendapatkan sumber yang mendukung dalam penulisan juga dan guna sumber bacaan guna mendukung pemahaman serta pengetahuan penulis mengenai tema yang penulis angkat. Di samping tempat-tempat tersebut, penulis juga mendapatkan buku dari koleksi pribadi bapak Drs. H. Achmad Iriyadi, beliau


(34)

mempunyai banyak koleksi buku lama. Buku yang penulis dapatkan dari koleksi pribadi beliau diantaranya Ideologi Politik Kontemporer (1986) karya Lyman Tower Sargent, Ideologi (Fascisme, Komunisme, Liberalisme, Pancasila Islam)

Suatu Studi Ilmu Politik (1974) karya Sukarna, dan Kamp-kamp Konsentrasi Auschwitz-Birkenau Lambang Kedurdjanaan Nazi Jang Terkutuk Sepandjang Masa (1961) karya Jan Sehn, LL.D. Sumber-sumber yang telah penulis

kumpulkan, penulis manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk melaksanakan penelitian secara optimal pula.

3.2.2. Kritik

Tahap selanjutnya setelah sumber-sumber tersebut berhasil dikumpulkan adalah tahap verifikasi (kritik sumber). Kritik sumber ini dilakukan terhadap sumber-sumber yang telah berhasil dikumpulkan yang dilakukan terhadap sumber-sumber utama maupun sumber-sumber pendukung lainnya. Abdurahman (2007: 68) menjelaskan bahwa setelah tahap pengumpulan sumber-sumber yang relevan dengan tema yang berasal dari berbagai macam kategori, selanjutnya dilanjutkan tahap verifikasi atau kritik sumber terhadap sumber-sumber tersebut guna mendapatkan keabsahan sumber. Pada tahap tersebut dilakukaan uji keabsahan mengenai keaslian sumber (autentisitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern serta melakukan keabsahan mengenai kesahihan sumber (kredibilitas) melalui kritik intern.

Tahap pertama penulis melakukan kritik eksternal. Kritik eksternal di sini penulis berusaha untuk melakukan uji keaslian dari sumber yang telah penulis peroleh. Hal pertama yang penulis laksanakan adalah melihat fisik-sisik dari sumber-sumber tersebut. Dikarenakan sumber-sumber yang penulis peroleh merupakan sumber sekunder yakni sumber turunan dalam bentuk buku maka penulis berusaha menyeleksi dari segi fisiknya terlebih dahulu. Penulis menyeleksi dengan melihat kapan sumber tersebut dibuat. Waktu pembuatan atau ketika sumber tersebut dicetak merupakan suatu hal yang penting karena semakin kekinian maka sumber tersebut akan semakin autentik. Selanjutnya penulis


(35)

melihat di mana sumber tersebut dibuat, tempat di mana sumber tersebut dibuat mendukung karena penulis di sini dapat mengetahui dari mana sumber ini berasal sehingga dari sini penulis dapat meneliti tingkat keasliannya. Tempat pembuatan biasanya berkaitan erat dengan penerbit itu sendiri, sehingga dari penerbit itu sendiri dapat mendukung keaslian sumber tersebut.

Hal yang penting berikutnya adalah mengenai pengarang dari sumber tersebut. Dari sini penulis dapat melihat keaslian dari sumber tersebut yakni dapat dilihat dengan mengidentifikasi latar belakang pengarang tersebut, pendidikannya, biografinya, bahkan karakternya sendiri. Namun, keaslian tersebut dapat diperoleh dari hal-hal yang tertera dalam sumber tersebut yakni dengan adanya keterangan-keterangan misalnya tanda tangan, cap jempol, dan lain sebagainya. Bentuk fisik dari sumber yang telah penulis uraikan sebelumnya juga sangat mendukung dalam melakukan kritik eksternal sendiri, karena bentuk fisik di sini dapat dilihat dari kertasnya, bentuk cetakannya, hurufnya, maupun sistematika dalam pengetikan, yang mendukung pula keaslian dari sumber tersebut. Penulis dapat mengidentifikasi hal tersebut yakni dengan membandingkan dari berbagai macam sumber dari sumber yang lama hingga sumber yang terbit sekarang-sekarang ini. Hal tersebut dapat dilihat dari jenis kertas, huruf, dan sistematika penulisan dikarenakan pasti ada perbedaan antara cetakan lama dengan cetakan yang baru.

Hal terakhir yang perlu untuk dilakukan dalan kritik eksternal ini adalah proses identifikasi terhadap sumber tersebut yakni apakah sumber tersebut merupakan bentuk asli atau bukan. Bentuk asli di sini dimaksudkan sumber tersebut merupakan hasil cetakan yang berasal dari penerbit langsung, sedangkan bukan bentuk asli di sini yakni sumber tersebut sudah dalam bentuk fotokopi dari sumber yang merupakan cetakan asli. Dalam hal ini penulis harus cermat dalam mengidentifikasinya dikarenakan apabila itu merupakan sumber yang bukan cetakan aslinya dikhawatirkan adanya pengurangan atau penambahan dari isi sumber tersebut, sehingga penulis harus bisa mengidentifikasinya dengan membandingkan dengan sumber yang lain yang dilakukan pada tahap kedua yakni kritik internal.


(36)

Tahap selanjutnya setelah penulis melakukan kritik eksternal yakni untuk mengentajui keaslian dari sumber-sumber yang penulis peroleh, kini memasuki tahap yang kedua yakni kritik internal. Kritik internal di sini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kredibilitas (kesahihan) sumber tersebut. Melalui kritik internal penulis berusaha untuk melihat layak atau tidaknya sumber tersebut digunakan dalam penelitian ini. Hal yang pertama penulis lakukan adalah dengan membaca isi dari sumber tersebut. Dari berbagai macam sumber yang telah penulis peroleh penulis berusaha untuk membaca dan memahami isi dari sumber-sumber tersebut. Kemudian penulis setelah memahami isi dari sumber tersebut, penulis membandingkan isi dari satu sumber dengan sumber yang lainnya, dikarenakan kritik internal merupakan tahap kita mengidentifikasi isi dari sumber-sumber tersebut. Hasil perbandingan yang telah penulis peroleh tadi dapat mendukung penulis dalam menentukan sumber tersebut termasuk ke dalam topik kajian dan dapat digunakan atau tidak.

Kritik internal penulis lakukan terhadap buku Hitler (Jerman Di Bawah

Kekuasaan Hitler) karya Sunarko (1992). Buku ini secara rinci memaparkan

mengenai Jerman di masa kekuasaan Adolf Hitler bersana dengan rezim Nazi-nya. Dalam buku ini selain menjelaskan Jerman di bawah kekuasaan Hitler juga menjelaskan mengenai Jerman pada masa-masa sebelumnya. Namun yang terpenting adalah mengenai Jerman bersama dengan rezim Nazi-nya yang merupakan topik kajian dalam penyusunan skripsi ini. Buku ini menyajikan secara lengkap mengenai kehidupan Hitler dari masa kanak-kanak, dewasa, Hitler menjadi pemimpin Jerman, hingga akhir hayatnya. Dalam salah satu bab menjelaskan mengenai pandangan-pandangan Hitler terhadap bangsa Yahudi yang merupakan hal yang mendukung bagi penulis dalam memperoleh informasi dalam penelitian ini.

Dalam buku ini pandangan Hitler terhadap bangsa Yahudi dipaparkannya bahwa orang-orang Yahudi dipandang sebagai sumber dari kekacauan di dunia khususnya di Eropa. Hitler menganggap bahwa orang-orang Yahudi ini adalah sampah masyarakat yang perlu dibersihkan dari Jerman. Pembahasan mengenai


(37)

pandangan Hitler terhadap orang-orang Yahudi tersebut merupakan sebuah analisis dari penulis buku tersebut terrhadap Mein Kampf. Dikarenakan penulis di sini juga membaca serta memahami isi dari buku Mein Kampf Volume I (2007) Adolf Hitler, yang di dalamnya juga memaparkan mengenai kebenciannya terhadap orang-orang Yahudi. Dia menganggap bahwa Yahudi adalah orang yang lebih pantas untuk disingkirkan karena semua tabiatnya mencerminkan hal-hal yang buruk, baik dari fisik mereka maupun moral mereka yang kotor dan tidak pantas untuk menjadi bangsa yang terpilih yang dianugerahi banyak kelebihan oleh Tuhan. Dengan demikian Hitler berprinsip bahwa tidak ada halangan dan bukan merupakan sebuah kesalahan apabila ia berusaha untuk menyingkirkanya dari kehidupan ini.

Pada hakikatnya pandangan Hitler terhadap orang-orang Yahudi yang terdapat di berbagai macam sumber yang penulis pahami isinya kesemuanya mempunyai asumsi yang sama yakni Adolf Hitler di sini membenci orang-orang Yahudi dan berusaha untuk menyingkirkanya, baik dari negeri Jerman maupun dari benua Eropa. Orang-orang Yahudi dianggap sebagai bangsa yang hanya menyebabkan kekacauan di dunia. Beberapa buku yang penulis baca yang berisi mengenai pandangan Hitler terhadap orang Yahudi diantaranya, buku Tuhan

Hitler (2011) karya Georges Van Vrekhem, The Death of Adolf Hitler (2005)

karya Agustinus Pambudi, To Kill Hitler (Upaya-Upaya Membunuh Adolf Hitler) (2008) karya Irwanto, Kisah Pemusnahan 6 Juta Orang Yahudi (Strategi

“Penyelesaian Terakhir” Nazi) Kejam Biadab Dan Tragis (2011) karya Hendrick

S. Baratha, 7 Tokoh Kunci Nazi (Penentu Sejarah Jerman & Penyebab Perang

Dunia II) (2007) karya Luger Ballack, Berhala Holocaust (Pertarungan Sengit Zionis dan Revisionis) (2007) karya Nurcholis, Kolaborator Nazi (Sepak Terjang Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II) (2008) karya Fernando S. Srivanto, Nazi Culture (1968) karya George L. Mosse, serta buku European Dictatorships 1918-1945 (2000) karya Stephen J. Lee.

Kritik selanjutnya penulis lakukan terhadap buku karya Hendrick S. Baratha yang berjudul Kisah Pemusnahan 6 Juta Orang Yahudi (Strategi “Penyelesaian


(38)

Terakhir” Nazi) Kejam Biadab Dan Tragis (2011). Dalam buku ini penulis

melakukan kritik guna mendapatkan informasi mengenai holocaust yang dijalankan oleh rezim Nazi. Baratha (2011: 9-22) mengungkapkan bahwa Hitler menyusun peraturan politik anti Yahudi dalam program NSDAP (Nationalsozialistiche Deustche Arbeiter Partei). Program-program anti-Yahudi tersebut berisikan mengenai peraturan bahwa yang termasuk ke dalam warga negara Jerman adalah mereka yang mempunyai darah Jerman asli. Orang-orang yang diketahui tidak mempunyai darah Jerman yakni khususnya orang-orang Yahudi tidak dapat diterima sebagai warga negara Jerman karena diidentifikasi tidak termasuk ke dalam suku bangsa Arya. Sehingga dari program ini memberlakukan bahwa setiap orang Yahudi tidak dapat diterima dan menjadi warga negara Jerman. Selain Program tersebut kemudian Nazi membuat program lainnya yakni orang-orang Yahudi yang berada di Jerman tidak diperkenankan untuk menjadi pegawai-pegawai negeri di Jerman. Sehingga mereka dipersilahkan untuk meninggalkan wilayah Jerman dengan baik-baik maupun dengan paksaan.

Program-program partai yang telah dibuat tersebut kemudian dikenal dengan sebuatan Undang-Undang Nuremberg yakni merupakan undang-undang yang berisi mengenai peraturan kewarganegaraan Jerman yang dikeluarkan pada tanggal 15 Desember 1935. Pada awal-awal masa pemerintahan Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler ini sikap yang diberlakukan terhadap orang-orang Yahudi Jerman ini tergolong masih termasuk kedalam kebijakan yang tegas, memaksa, namun belum menunjukkan adanya suatu kekejaman, ditandai dengan kebijakan yang memerintahkan bahwa orang-orang Yahudi dengan segera meninggalkan Jerman, tugas tersebut diembankan kepada Jendral Reinhard Heydrich. Tugas lain diberikan kepada Adolf Eichmann untuk mengatasi persoalan Yahudi. Eichmann inilah yang kemudian menjadi arsitek utama dalam pembinasaan orang-orang Yahudi di Jerman. Ia memikirkan dengan matang-matang bagaimana cara menbinasakan orang-orang Yahudi tersebut yang begitu besar jumlahnya. Orang-orang Yahudi tersebut dimasukan kedalam kamp-kamp konsentrasi Jerman yang kemudian hampir sejumlah enam juta orang Yahudi baik


(39)

dari yang muda hingga tua, besar maupun kecil, laki-laki maupun perempuan telah berhasil dimasukkan ke kamp-kamp konsentrasi untuk kemudian dibunuh. Cara-cara pembunuhan tersebut dilakukan secara baik dan seefisien mungkin untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya, cara yang dilakukan misalnya dengan menggunakan gas-gas cyclon, mendirikan krematorium-krematorium, dan cara lainnya yang dapat membinasakan orang-orang Yahudi dengan efektif.

Buku yang penulis gunakan sebagai pembanding adalah buku yang berjudul

Holocaust: Fakta atau Fiksi? karya Downing (2007). Keseluruhan buku ini

terfokus kepada perbedaan pandangan mengenai holocaust itu sendiri. Dalam buku ini memaparkan ada dua pihak yang memberikan argumennya mengenai holocaust tersebut. Namun, dalam buku ini ada salah satu bab yang membahas mengenai peristiwa holocaust tersebut. Stephane Downing (2007: 11-23) memaparkan bahwa pembunuhan-pembunuhan massal yang dilaksanakan Jerman diawali dari Polandia, Ukraina, dan Belarus terhadap orang-orang Yahudi di kota-kota tersebut dengan jalan menembaki mereka satu persatu. Tindakan kejam mereka tidak sampai disitu saja namun, mereka berusaha untuk mencari cara yang sistematis dan mekanis untuk membinasakan populasi orang Yahudi yakni dengan menggunakan alat-alat peledak serta racun-racun pembunuh. Pasukan-pasukan Nazi ini berusaha melaksanakan tugas mereka dengan sebaik mungkin, salah satu contohnya ada bukti telegram yang dikirimkan kepada Adolf Eichmann pada bulan Januari 1943 yakni yang menyertakan bahwa mereka telah berhasil nmembunuh orang-orang Yahudi sebanyak 1.274.166 jiwa. Dalam bukunya Stephane Downing memaparkan bahwa mengenai korban pasti dalam peristiwa holocaust ini memang belum diketahui secara pasti, namun para sarjana sepakat berdasarkan sumber-sumber yang telah diteliti yakni berupa dokumentasi-dokumentasi Nazi, dokumen-dokumen Inggris dan Soviet menyepakati bahwa diluar korban-korban lain yang begitu besar, salah satu yang menjadi korban yang paling besar adalah orang Yahudi yang disebutkan sekitar 5 sampai 2 juta orang Yahudi menjadi korban holocaust.


(40)

Buku pembanding berikutnya adalah buku Menyingkap Tabir Fasisme (2004) karya Harun Yahya. Salah satu karya Harun Yahya ini memaparkan

mengenai “Fasisme” yang berkembang yakni dari asal usulnya serta menganalisis

bagaimana seluk beluk serta isi dari Fasisme itu sendiri. Namun hal yang paling penting yang membedakan buku ini dengan buku-buku sumber yang telah dipaparkan sebelumnya adalah mengenai hasil karyanya yang merujuk terhadap Al-Qur‟an. Dalam bukunya disebutkan bahwa semua karya harun Yahya berpusat pada satu tujuan yaitu menyampaikan pesan-pesan yang terdapat di dalam

Al-Qur‟an, sehingga masyarakat dapat berpikir lebih kritis lagi mengenai isu-isu yang berhubungan dengan keimanan, misalnya keberadaan Tuhan, ke-Esaan Tuhan, serta hari akhir. Selain itu karya Harun Yahya ini berusaha menunjukan dasar-dasar yang lemah, serta karya-karya yang telah tercipta dari sistem-sistem yang tidak bertuhan ( Yahya, 2004: v).

Salah satu bab dari tujuh bab yang memaparkan mengenai Fasisme terdapat bab yang memaparkan mengenai holocaust yang merupakan fokus kajian penulis sendiri. Dalam bukunya, Harun Yahya memaparkan mengenai kekejaman Nazime terhadap bangsa-bangsa yang dianggap tidak pantas menjadi bagaian dari Jerman bahkan tidak pantas untuk hidup di dunia. Di sini juga turut dipaparkan mengenai kebijakan rasial yang dilaksanakan oleh rezim Nazi yang ditunjukan tidak hanya bagi orang-orang yang tidak pantas di Jerman, namun jangkauanya hingga ke seluruh dunia. Kemudian dikemukakan pula bahwa Hitler memimpikan berdirinya Kekaisaran Jerman yang kelak akan memipmpin dunia, melaksanakan serta

mempercepat “evolusi manusia” dengan jalan mensterilkan ras-ras inferior di dunia. Hal tersebut merupakan sebuah pemikiran bahkan bisa dikatakan sebuah ramalah yang dibuat oleh Darwin, yang menyebutkan bahwa pada waktu mendatang ras-ras yang termasuk ras superior yang merupakan manusia beradab akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras inferior yakni manusia yang tidak beradab di seluruh dunia, dan yang kemudian melaksanakan ramalan tersebut adalah Adolf Hitler (Yahya, 2004: 147-148).


(41)

Penulis melihat buku ini mendukung dalam penelitian dikarenakan penulis melihat penulis buku ini memaparkan beberapa kebijakan-kebijakan dari Nazi yang mengarah kepada peristiwa Holocaust dan nantinya di akhir pembahasan dalam bab ini pula disertakan mengenai keterhubungan peristiwa ini dengan ayat-ayat yang terdapat di Al-Qur‟an. Yahya (2004: 148) selanjutnya dipaparkan mengenai bentuk-bentuk kekejaman Htler yang merupakan penganut ramalan Darwin tersebut adalah hal yang dilakukan yakni dengan menduduki negara-negara di sekitar Jerman diantaranya Polandia, Denmark, Norwegia, Belgia, Belanda, Prancis, Yugloslavia, Yunani, Afrika Utara, serta Uni Soviet. Hitler bersama bala tentaranya melaksanakan kekejaman-kekejaman mereka dengan berusaha mengumpulkan rakyat dari negara yang telah disebutkan di atas lalu memasukan mereka ke dalam kamp-kamp konsentrasi Nazi, mereka yang dimasukan ke kamp konsentrasi adalah mereka yang termasuk ke dalam golongan ras inferior atau manusia rendahan, diantaranya Yahudi, Slavia, dan Gipsi. Dalam

bab ini juga dipaparkan mengenai „solusi terakhir‟ yang merupakan salah satu

kebijakandari rezim Nazi. Solusi terakhir yang dilaksanakan tersebut dilakukan di kamp-kamp konsentrasi dengan menggunakan alat-alat yang canggih dan efektif untuk membinasakan manusia-manusia rendahan tersebut. Cara yang digunakan yakni menggunakan gas-gas karbon monoksida, gas Zyklon B, dan menggunakan metode-motode lainnya yang berhasil membunuh 5,5 juta orang Yahudi, 3 juta orang Polandia, hampir 1 juta orang Gipsi, dan ratusan ribu tahanan-tahanan perang lainnya. Kekejaman Hitler selama Perang Dunia ini berlangsung membawa kerugian yang sangat besar baik kerugian moril maupun materil yang dirasakan masyarakat di negara-negara di seluruh penjuru dunia karena efeknya akan dialami oleh masyarakat seluruh dunia.

Pemaparan yang penting adalah mengenai faktor utama dari adanya bencana tersebut adalah hal yang sangat diagung-agungkan mengenai „kedaulatan ras

unggul‟ yang merupakan ras yang berkuasa atas seluruh ras yang ada di dunia. Pada hakikatnya Alloh menciptakan manusia/ ras itu sederajat, keunggulan yang dimiliki oleh tiap manusia itu adalah dilihat dari ketakutannya dan ketaatannya


(1)

160

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Aji, D. (2005). Menantang Diktaktor Konspirasi Rahasia Anti-Hitler. Jakarta: PT. Kompas Media Utama.

Arendt, H. (1993). Asal-usul Totaliterisme. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Arntz, H. (1965). Djerman Selajang-Pandang. Diterbitkan oleh Djawatan Pers Dan Penerangan Pemerintah Federasi Djerman.

Bailey, R. H. (1988). Kekerasan dan Agresi. Tiara Pustaka: PT Tiara Pustaka.

Ballack, L. (2007). 7 Tokoh Kunci Nazi (Penentu Sejarah Jerman & Penyebab

Perang Dunia II). Jakarta: Visimedia.

Baratha, H. S. (2011). Kisah Pembantaian 6 Juta orang Yahudi Strategi

“Penyelesaian Terakhir” Nazi. Yogyakarta: Lukita.

Daldjoeni, N. (1991). Ras-Ras Umat Manusia (biogeografis, kulturhistoris,

sosiopolitis). Tidak Tercantum Kota Penerbit: Penerbit Citra Aditya Bakti.

Djumhur. 1976. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV Ilmu.

Downing, S. (2007). Holocaust: Fakta atau Fiksi?. Yogyakarta: MedPress (Anggota IKAPI).

Ebenstein, W. (2006). Isme-Isme Yang Mengguncang Dunia (Komunisme,

Fasisme, Kapitalisme, Sosialisme). Yogyakarta: Narasi.

Fredrickson, G. M. (2005). Rasisme: Sejarah Singkat. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.


(2)

Fromm, E. (2001). Akar Kekerasan (Analisis Sosio-psikologis atas Watak

Manusia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Gottschalk, L. (1975). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hamilton, P. (1990). Talcott Parsons dan Pemikirannya. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Hahurawan, F. (2010). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Hart, M. H. (2005). 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publishing.

Hitler, A. (2007a). Mein Kampf Volume I. Yogyakarta: Narasi.

Hitler, A. (2008b). Mein Kampf Volume II. Yogyakarta: Narasi.

Irwanto. (2008). To Kiil Hitler (Upaya-Upaya Membunuh Hitler). Yogyakarta: Narasi.

Ismaun. (2005). Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Lee, S. J. (2000). European Dictatorships (1918-1945). Great Britany: TJ International Ltd, Padstow, Cornwall.

Loebis, P. (2006). Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi Nazi (Otobiografi

Parlindoengan Loebis). Depok: Komunitas Bambu.

Mosse, G. L. (1968). Nazi Culture (Intellectual, Cultural, and Social Life in Third

Reich). Canada: Published Simultaneously.

Nazsir, N. (2009). Teori-Teori Sosiologi. Tidak terdapat kota terbit: Widya Padjadjaran.


(3)

Nasution. 1983. Sejarah pendidikan Indonesia. Bandung: Jemmars.

Nurcholis. (2007). Berhala Holocaust (Pertarungan Sengit Zionis & Revisionis). Jakarta: Mediakita.

Ojong, P.K. (2004ª). Perang Eropa Jilid I. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Ojong, P.K. (2004b). Perang Eropa Jilid II. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Ojong, P.K. (2005c). Perang Eropa Jilid III. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Pambudi, A. (2005). The Death Of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler). Yogyakarta: Narasi.

Purcell, H. (2000). Fasisme. Yogyakarta: Insist Press.

Rifa’i, M. (2011). Sejarah Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Srivanto, F. R. (2008). Kolaborator Nazi (Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi

Selama Perang Dunia II). Yogyakarta: Narasi.

Sarwono, S. W. (1999). Psikologi Sosial (Individu Dan Teori-Teori Psikologi

Sosial). Jakarta: Balai Pustaka.

Sehn, J.& LL.D. (1961). Kamp-Kamp Konsentrasi Auschwitz-Birkenau Lambang

Kedurdanaan Nazi Yang Terkutuk Sepanjang Masa.(Tidak diterbitkan)

Penerjemah: Theresa Katoppo.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Suhelmi, A. (2007). Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sukarna. (1974). Ideologi (Suatu Studi Ilmu Politik


(4)

Sunarko, E. (1992). „Hitler‟ Jerman Di Bawah Kekuasaan Hitler. Jakarta: Dian Lestari Grafika.

Sargent, L. T. (1986). Ideologi Politik Kontemporer. Jakarta: PT Bina Aksara.

Vrekhem, G. V. (2011). Tuhan Hitler. Jakarta: Penerbit Mediakita.

Wilson. (2008). Orang Dan Partai Nazi di Indonesia: Kaum Pergerakan

Menyambut Fasisme. Jakarta: Komunitas Bambu.

Wulansari, D. (2009). Sosiologi (Konsep dan Teori). Bandung: PT Refika Aditama.

Yahya, H. (2004). Menyingkap Tabir Fasisme (Ideologi Darwinisme Yang

Mengancam Dunia). Bandung: Dzikra.

Zaviera, F. (2009). Adolf Hitler: Biografi Singkat 1889-1945. Yogyakarta: A’Plus Books.

Sumber Skipsi:

Gozali, P. A. (2013). Dampak Darwinisme Sosial Terhadap Perkembangan

Nazisme di Jerman Tahun (1921-1945). Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Muliawan, A. (2012). Pertempuran Stalingrad (1942-1943) Dalam Perspenktif

Jerman. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Triani, A. (2011). Dampak Perbedan Strategi Pemimpin Angkatan Bersenjata

Jerman (Hitler dan Doenitz) : Peranan U-boat Dalam Blokade Inggris Di Lautan Atlantik 1939-1944. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: tidak


(5)

Sumber Internet:

Anonim. (14 Juni 2012). Hitler, Nazi Dan Fenomena Pengadilan Nuremberg

1946. [Online]. Tersedia: http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-internasional/(diunduh) [03 Desember 2012].

Anonim. (11 Juni 2007). Di Balik Tabir Nazi: Evolusi. [Online]. Tersedia:

http://id.harunyahya.com/id/Artikel/4486/DI-BALIK-TABIR-NAZI-EVOLUSI (diunduh) [02 April 2013].

Dewi, B. H. (5 Januari 2013). Kepiluan di Buchenwald, Bekas Kamp Konsentrasi

Nazi Jerman. [Online]. Tersedia:

(http://wisata.kompasiana.com/jalan- jalan/2013/01/05/buchenwald-bekas-kamp-konsentrasi-nazi-jerman-516747.html(diunduh) [29 Juli 2013].

Fortunatus, F. (Juni 2011). Rasisme Dan Pemikiran Gila Adolf Hitler. [Online]. Tersedia:http://mysupernovablast.blogspot.com/2011_06_01_archive.html(d iunduh) [22 Agustus 2013].

Wijaya, R. S. (26 September 2009). PerilakuAgresif: Bawaan Gen

atauDipelajaridariLingkungan?. [Online]. Tersedia:

http://ruangpsikologi.com/perilaku-agresi/(diunduh) [24 Agustus 2013].

Wikipedia. (2 Juli 2013). Teori Konflik. [Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_konflik. (diunduh) [31 Juli 2013].

Sumber Internet (Lampiran):

Anonim. (tidak tercantum tanggal). (tidak tercantum judul). [Online]. Tersedia: http://images.google.com/search?q=Parlindoengan+Loebis&biw=1280&bih =575&sei=74EVUtzaKIWSrgeu24CgDg&tbm=isch(diunduh) [22 Agustus 2013].


(6)

Anonim. (tidak tercantum tanggal). (tidak tercantum judul). [Online]. Tersedia: http://images.google.com/search?q=kamp+konsentrasi+Nazi+buchenwald& biw=1280&bih=575&sei=WqgVUuOJLcuGrgfOwoC4AQ&tbm=isch#fp=d a7259540c50da2a&q=kamp+konsentrasi+Nazi+auschwitz&tbm=isch(diund uh) [22 Agustus 2013].

Anonim. (tidak tercantum tanggal). (tidak tercantum judul). [Online]. Tersedia: http://images.google.com/search?q=Adolf+Hitler&biw=1280&bih=575&sei =XY8VUu5FzLSJB_P2gdAJ&tbm=isch(diunduh) [22 Agustus 2013].

Wikipedia. (30 Juni 2013). Eksperimen Manusia Nazi. [Online[. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Eksperimen_manusia_Nazi(diunduh)[ 22 Agustus 2013].

Wikipedia. (28 Mei 2012). File: SeleksiBirkenau ramp.jpg. [Online[. Tersedia:http://en.wikipedia.org.id.iv.gd/wiki/File:Selection_Birkenau_ram p.jpg(diunduh)[22 Agustus 2013].

Wikipedia. (tidak tercantum tanggal). Buchenwald (Germany) [Online]. Tersedia:http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Buchenwald_Slave_Labo rers_Liberation.jpg(diunduh) [22 Agustus 2013].

Wikipedia. (26 Juli 2011). File: Auschwitz Resistance 282 cropped.jpg. [Online]. Tersedia:http://en.wikipedia.org.id.iv.gd/wiki/File:Auschwitz_Resistance_2 82_cropped.JPG (diunduh) [22 Agustus 2013].

Sumber Lain:

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Pedoman Penulisan