yesus dalam sejarah bangsa yahudi

YESUS DALAM SEJARAH BANGSA YAHUDI
S ebelum membahas tentang per ayaan N atal dan segala konfr ontasi
yang menyer tainya, ter lebih dahulu per lu dijelaskan latar belakang
kesejar ahan Yesus itu sendir i. B ahwa Yesus memang lahir dan hidup
dikalangan bangsa Yahudi. O leh kar ena itu, untuk bisa memahami sosok Yesus,
har us paham ter lebih dahulu bangsa Yahudi.
B angsa Yahudi ber keyakinan bahwa mer eka adalah “bangsa pilihan”
T uhan. T uhan menciptakan alam semesta beser ta isinya untuk kepentingan
dan kesejahteraan mereka. D an mer eka mer asa sebagai subjek, sedangkan
bangsa lain cukup sebagai pelengkap pender ita. Lebih lanjut hanya dir i mer eka
yang dianggap ”manusia, sedangkan bangsa lain hanyalah pembantu, budak,
bahkan anjing. K eyakinan seper ti itulah yang membuat mereka lebih dar i
bangsa lain, sombong, pongah, ker as kepala bahkan kejam.
P er nyataan- pernyataan seper ti ter sebut di atas bukan sebuah
dr amatisasi belaka, melainkan ber sumber dar i B ibel sendir i, diantar anya:
”K amu akan menjadi bagiK u ker ajaan iman dan bangsa yang kudus. I nilah
semunya fir man yang harus kaukatakan kepada or ang I srael.” (K eluaran
19:6).
’E ngkau akan diber kati lebih dar opada segala bangsa” (U langan 7:14).
”E ngkau har us melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh
T uhan, A llahmu: janganlah engkau mer asa sayang kepada mer eka....”

(U langan 7:16).
”P er empuan itu seorang Yunani bangsa S ir o F enesia. I a memohon kepada
Yesus untuk mengusir setan itu dan anaknya. Lalu Yesus ber kata kepadanya
: ”B iar lah anak- anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil r oti yang
disediakan bagi anak- anak dan melempar kannya kepada anjing. ”T etapi
per empuan itu menjawab: ”B enar T uhan. T etapi anjing yang dibawah meja
juga makan remah- remah yang dijatuhkan anak- anak. ”M aka kata Yesus

1

kepada per empuan itu: ” K arena kata- katamu itu per gilah sekar ang sebab
setan itu sudah keluar dar i anakmu.” (M ar kus 7:26- 29).
P er nyataan- pernyataan B ibel ter sebut di atas menjelaskan betapa
bangsa Yahudi menganggap dir i mereka istimewa, yaitu ”bangsa pilihan
T uhan”. O leh kar ena itu mer eka boleh ber buat apa saja terhadap bangsa lain,
ter masuk membantai (melenyapkan). D an semua itu dilakukan atas nama
T uhan.
N amun adakah suatu bangsa yang r ela ter us mener us ditindas dijajah
ataupun diper budak? . D emikian pula dengan bangsa F alestin, penduduk asli
neger i itu, yang setelah melalui per juangan berat akhir nya bangsa F alestin

menang. K emenangan bangsa F alestin ter sebut membuat keadaan menjadi
ter balik. B angsa Yahudi- sang penindas- kini dalam bayang- bayang
ter tindas. M aka mereka memohon agar Yahwe (T uhan I sr ael) segera
mengutus seor ang A l- M asih (J ur u S elamat) agar mer eka jaya dan
ber kuasa lagi.
S ederetan A l- M asih
D ar i B ibel, khususnya dalam per janjian lama, akan kita dapatkan
bahwa A l- M asih itu bukan hanya Yesus, mer eka natar a lain :
1.

S aul A l- M asih

S aul yang berhasil mengalahkan F ilistin diangkat sebagai A l- M asih:
”B ukankah T uhan telah mengur api engkau menjadi R aja atas umatnya
I sr ael? E ngkau akan memegang T ampuk P emer intahan atas umat T uhan,
dan engkau akan menyelamatkannya dar i tangan musuh- musuh
disekitarnya. I nilah tandanya bagimu, bahwa T uhan telah mengur api engkau
menjadi R aja atas miliknya sendir i” (I S amuel 10:1).

2


2.

H ar un A l- M asih

S etelah S aul menjadi A l- M asih maka H ar un (saudar a M usa) juga
diangkat sebagai A l- M asih: ”K emudian ditungkannya sedikit dar i minyak
ur apan itu ke atas kepala H ar un dan di ur apinyalah dia untuk
menguduskannya”. (I mamat 8:12).
3.

E lisa A l- M asih

K ehadir an seor ang A l- M asih untuk masa ini ter nyata tidak cukup,
maka setelah H ar un menjadi A l- M asih, E lisa pun diangkat menjadi A lM asih: ”J uga Yehu, cucu N imzi, har uslah kau urapi menjadi R aja atau
I sr ael, dan E lisa bin S afat dar i A bel M ahola, har us kau ur api menjadi N abi
mengggantikan engkau” (I R aja- R aja 19;16).
4.

D avid A l- M asih


S etelah S aul meninggal dunia maka sesepuh suku- suku I sr ael
menggangkat D avid sebagai A l- M asih: ”M aka datanglah semua tua- tua
I sr ael menghadap R aja, lalu R aja D avid mengadakan per janjian dengan
mereka di H ebr on, di hadapan T uhan; kemudian mer eka mengur api D avid
menjadi R aja atas I sr ael” (I I S amuel 5:3).
5.

S olomon A l- M asih

S etelah D avid meninggal dunia, maka S olomon putra D avid
diangkat sebagai A l- M asih: ”I mam Z adok telah membawa tanduk ber isi
minyak dar i dalam kemah, lalu diur apinya S olomon. K emudian sangkakala
ditiup, dan seluruh r akyat ber ser u” H idup R aja S olomon” (I R aja- R aja
1:39).
6.

K oresy A l- M asih

R aja S yrus penyembah ber hala ini diangkat sebagai A l- M asih setelah

meninggalnya S olomon: ”B eginilah fir man T uhan: I nilah fir manku kepada
or ang yang kuur api, kepada K oresy yang tangan kananya kupegang supaya
aku menundukkan bangsa- bangsa di depannya dan melucuti R aja- R aja,

3

supaya aku membuka pintu- pintu di depannya dan supaya pintu gerbang tidak
tinggal tertutup.” (Yesaya 45:1).
A yat ini dialamatkan R aja S yrus yang pagan, untuk memenuhi
ker induan akan datangnya penyelamat, walaupun pada kenyataannya ayat
ter sebut adalah nubuat dar i nabi Yesaya akan datangnya seor ang K oresy
(Q ur aisy) sebagai nabi akhir yaitu N abi M uhammad S A W . A matlah
mustahil jika T uhan menyayangi seorang kafir untuk diur api. A pabila
ter nyata bahwa belum lama bangsa Yahudi dipimpin oleh A l- M asih yang
kafir , situasi keamanan dan politik ber ubah kembali dengan datangnya
ser buan pasukan R omawi. M aka kembali lagi seper ti pada per istiwa
sebelumnya, yakni ketika bangsa I sr ael menangis, mer aung dan memohon
kepada Yahwe untuk diber i A l- M asih atau seorang juru selamat untuk
membebaskan mereka dar i cengkr aman bangsa R omawi. M aka mer eka
ber angan- angan dan menyusun kr iter ia A l- M asih.

O r ang- or ang I sr ael akhir nya mengadakan kesepakatan bahwa A lM asih adalah seor ang yang merupakan:
1. R aja- r aja terdahulu yang dianggap ”B angkit” dar i kuburnya, antar a
lain : D avid Yesekhiel, Yosafat, atau
2. N abi yang ”dibangkitkan ”, misalnya E lia atau E lisa.
3. (H ar us) keturunan D avid dan S olomon.
D isamping tiga kr iter ia ter sebut, bangsa I sr ael mempunyai
penghayatan bahwa kelahir an seor ang pahlawan (J uru S elamat) har uslah
lahir dar i seor ang per awan, sebagaimana pahlawan- pahlawan bangsa
ter dahulu yang juga tr elahir dar i seorang per awan.
Yesus K etur unan D avid
B ibel selalu mengatakan bahwa Yesus adalah anak D avid. N ubuat
tentang ketur unan D avid akan berkuasa antar a lain I I S amuel 7:12- 13 dan
I T awar ikh 17:11- 12: ”A pabila umurmu sudah genap dan engkau telah
mendapatkan per hentian ber sama- sama dengan nenek moyangmu, maka aku
akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan

4

aku akan mengokohkan ker ajaannya. D ialah yang akan mendir ikan rumah
bagi nama K u dan A ku akan mengokohkan tahta ker ajaannya untuk selamalamanya”. D emikian pula K isah P ar a R asul 2:30: ”.....B ahwa ia akan

mendudukkan seor ang dar i ketur unan D avid sendir i diatas tahtanya”.
P adahal dengan gar is ketur unannya (silsilah), terbukti bahwa Yesus bukan
ketur unan D avid, kar ena M ar yam bukan ketur unan D avid. Yang
merupakan keturunan D avid adalah J oseph, yang oleh B ibel disebut
tunagan M ar ia (M ar iam), silsilah itu juga mengandung per bedaan. M atius
(1:6- 16) menur ut 28 or ang sedangkan Lukas (3:23- 31) 43 or ang. J adi ter dapat
selisih 15 generasi perhatikan silsilah Yesus pada lampir an.
S ejar ah mengatakan bahwa bangsa I sr ael merasa dir inya sebagai
”bangsa pilihan” telah ber abad- abad mengalami penindasan dan penjajahan
bangsa- bangsa B obilonia, Yunani, S ir ia dan R omawi. O leh kar ena itu
mereka selalu terkenang pada zaman keemasan dibawah pimpinan D avid
dan ber harap datangnya ”R aja I sr ael” dar i ketur unan D avid yang akan
melepaskan mer eka dar i kesengsar aan. J elas bahwa pengikatan YesusJ oseph- D avid adalah rekayasa untuk melegitimasi bahwa Yesus adalah
ketur unan D avid, A l M asih yang dinanti- nantikan sebagai jur u selamat.
Yesus dan K ontr ofer si K elahir annya
Yesus dalam tr adisi sejar ah umat I slam sebenar nya I sa A l M asih
puter a M ar yam. S ebutan ”I sa” (B hs A r ab) ber asa dar i bahasa I br ani dar i
kata ”E sau”. D alam bahasa Latin nama itu menjadi “Yesus”. M unculnya
nama Yesus ter jadi pada per istiwa pengadilan I sa A l- M asih oleh mer aka
yang hadir dengan menambahkan huruh “J ” pada awal dan “S ” pada akhir

kata “E sau” sehingga menjadi Yesus. N ama Yesus bar u populer pada abad ke
2. P opulernya nama Yesus akhir nya menenggelamkan nama E sau
dikalangann K r isten. S edangkan A l- Q ur an dan umat I slam tetap
mempertahankan nama E sau (I sa dalam dialeg A r ab). S edangkan kata
M asyiakh, M essiah, atau M esyah berasal dar i bahasa A r ab dar i kata
M asaha. D engan tiga hur uf mati yang ter kandungnya yaitu M - S - H , yang
ber arti mengusap. D alam per kembangan selanjutnya orang Yunani mengubah

5

sebutan M essiah bagi I sa menjadi K r istos yang ber ar ti yang disir am dengan
minyak (diur api). O leh or ang er opa Yesus disebut C hr istus atau K r istus,
yaitu sang penyelamat atau sang penebus dosa.
P er debatan S eputar “A yah” Yesus
K eajaiban kelahir an Yesus menjadi bahan aktual dalam diskusi.
S ebagian ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah dar ah daging J oseph
tunangan M ar ia (M ar iam). D ikar enakan Yesus memiliki silsilah dar i
J oseph, dengan nenek moyang D avid. B ibel sendir i masih bingung ter hadap
status “A yah” Yesus. P ada suatu kesempatan Yesus itu diakui sebagai
tunangan M ar ia (M atius 1:18), tapi dilain kesempatan juga diakui sebagai

suami M ar ia (M atius 1:19). T er hadap per soalan ini sebagia or ang Yahudi
yang sangat ekstr im dengan menuduh bahwa Yesus adalah anak haram, hasil
hubungan gelap M ar yam dan J oseph.
S ebagian lagi ada yang ber pendir ian bahwa Yesus dilahir kan secara
mur ni suci, tanpa campur tangan (unsur jantan) manusia. O leh kar ena itu
Yesus adalah “A nak T uhan”. T etapi pihak yang ber pendapat demikian juga
ber tentangan dengan memahami dan menafsirkan kata “A nak T uhan”
ter sebut. D isatu pihak memahaminya secar a har fiah (liter al), bahwa Yesus
adalah anak “B iologis”, yakni anak yang dijadikannya memerlukan campur
tangan T uhan secar a langsung kepada M ar yam melalu r oh yang suci.
P emikir an ter sebut akhir nya melahirkan konsep ketuhanan “T r initas”:
T uhan B apak, T uhan A nak dan T uhan R oh S uci. A kan tetapi sebagian
pihak memahaminya secar a kiasan (M etafor a). B ahwa anak bukan dalam
penger ian ”biologis” atau nasap, melainkan kiasan saja. P endapat seper ti ini
didasarkan oleh adanya penyebutan anak yang bukan hanya kepada Yesus,
sebagaimana penjelasan bibel dibawah ini:
”M aka anak- anak A llah melihat bahwa anak- anak per empuan manusia itu
cantik- cantik, lalu mereka mengambil istr i dar i antar a per empuanper empuan itu, siapa saja yang disukai mereka” (K ejadian 6:2),

6


”P ada waktu itu or ang- or ang r aksasa ada di bumi, dan juga pada waktu
sesudahnya, ketika anak- anak A llah menghampir i anak- anak perempuan
manusia dan per empuan- per empuan itu melahir kan anak bagi mereka.”
(K ejadian 6:4),
”A ku mau mencar itakan tentang ketetapan T uhan: I a ber kata kepadaku:
”A nakK u engkau! E ngkau telah kuperankan pada har i ini.” (M azmur 2:7),
”D engan mengais mereka akan datang, dengan hibur an A ku akan membawa
mereka; A ku akan memimpin mereka ke sungai- sungai, dijalan yang r ata,
dimana mer eka tidak akan ter sandung sebab A ku talah menjadi bapa isr ael.
E fr aim adalah anak sulungku.” (J er emia 31:9),
”A nak E r os, anak S et, anak A dam, A nak A llah” (Lukas 3:38),
”S emua or ang yang dipimpin R oh A llah, adalah anak A llah.” (R oma 8:14),
”B er bahagialah or ang yang membawa damai, kar ena mereka itu akan
disebut anak- anak A llah”. (M atius 5:9),
”A ku sendir i telah ber firman: ”K amu adalah A lllah dan anak- anak yang
M aha T inggi kamu sekalian.” (M azmur 82:6).
D ar i paparan ayat- ayat ter sebut di atas, jelaslah bahwa istilah ”anak
A llah” adalah ungkapan khas or ang Yahudi kepada umatnya, dan jumlahnya
banyak bukan hanya Yesus.


I slam T entang Yesus dan M ar ia
I slam dengan tegas menolak semua tuduhan yang tidak benar mengenai
M ar ia dan putr anya. I slam bahkan menjunjung tinggi keduanya. A llah
S W T menjelaskan dalam A l- Q ur an:

7

”D an cer itakanlah (kisah) M ar yam di dalam A l- Q ur an, yaitu ketika ia
menjauhkan dir i dar i keluar ganya kesuatu tempat disebelah timur , maka ia
mengadakan tabir (yang melindunginya) dar i mer eka; lalu kami mengutus r uh
K ami (jibr il) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk)
manusia yang sempurna. M ar yam ber kata: S esungguhnya aku ber lindung
dar ipadamu kepada T uhan Yang maha P emurah, jika kamu seor ang
ber taqwa. I a (J ibr il) berkata: S esungguhnya aku ini hanyalah seor ang
utusan T uhanmu, untuk member imu seor ang anak laki- laki yang suci.
M ar yam ber kata: bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki- lak, sedang
tidak per nah seor angpun manusia menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang
pezina. J ibr il ber kata: D emikianlah, T uhanmu ber fir man: H al itu mudah
bagiK u; dan agar dapat K ami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan
sebagai r ahmat dar i K ami; dan hal itu adalah suatu perkar a yang sudah
diputuskan. M aka M ar yam mengandungnya, lalu ia menyisihkan dir i dengan
kandungannya itu ketempat yang jauh.” (M ar yam: 16- 22),
”D an (ingatlah) ketika malaikat (J ibr il) berkata: H ai M ar yam,
sesungguhnya A llah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan
kamu atas segala wanita di dunia( yang semasa dengan kamu”. (A li I mr an:
42),
”M aka M ar yam membawa anak itu kepada kaumnya dengan
menggendongnya. K aumnya ber kata: H ai M ar yam, sesungguhnya kamu
telah melakukan sesuatu yang mungkar . H ai saudar a per empuan H ar un,
ayahmu sekali- kali bukanlah seor ang yang jahat dan ibumu sekali- kali
bukanlah seor ang pezina. M aka M aryam menunjuk kepada anaknya.
M er eka ber kata: B agaimana kami berbicar a dengan anak kecil yang masih
dalam ayunan? B erkata I sa: S esungguhnya aku ini hamba A llah, D ia
member iku A l K itab (I njil) dan D ia menjadikan aku N abi, dan D ia
menjadikan aku seor ang yang diberkati di mana saja aku ber ada, dan D ia
memer intahkan kepadaku 9mendir ikan) shalat dan )menunaikan) Z akat
selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku
seor ang yang sombong lagi celaka. D an kesejahter aan semoga dilimpahkan

8

kepadaku, pada har i aku dilahirkan, pada har i aku meninggal, dan pada har i
aku dibangkitkan hidup kembali. I tulah I sa putra mar yam, yang mengatakan
per kataan yang benar , yang mereka ber bantah- bantahan tentang
kebenarannya. T idak layak bagi A llah mempunyai anak, M aha S uci D ia.
A pabila D ia telah menetapkan sesuatu, maka D ia hanya ber kata kepadanya;
J adilah, maka jadilah ia. S esungguhnya A llah adalah T uhanku dan
T uhanmu, maka sembahlah D ia oleh kamu sekalian. I ni adalah jalan yang
lur us.” (M ar yam: 27- 36).
S ejar ah N atal S ebagai H ar i K elahir an Yesus
K ata N atal ber asal dar i bahasa Latin yang ber ar ti lahir . S ecara istilah
N atal ber ar ti upacara yang dilakukan oleh orang K r isten untuk
memper ingati har i kelahir an Yesus K r istus. P er ingatan N atal bar u ter cetus
antar a tahun 325- 354 oleh P aus Liber ius, yang ditetapkan tanggal 25
D esember , sekaligus menjadi momentum penyembahan D ewa M atahar i,
yang kadang juga diper ingati pada tanggal 6 J anuar i, 18 O ktober , 28 A pr il
atau 18 M ei. O leh K aisar K onstantin, tanggal 25 D esember ter sebut
akhir nya disahkan sebagai kelahir an Yesus (N atal).
K elahir an Yesus M enurut B ibel
H ar i N atal pada tanggal 25 D esember diyakini sebagai H ar i
K elahir an Yesus. B ibel member itakan tentang kelahir an Yesus sebagaimana
dalam Lukas 2:1- 8 dan M atius 2:1,10,11 (M arkus dan Yohanes tidak
menuliskan kisah kelahir an Yesus).
Lukas 2:1- 8: ”P ada waktu itu K aisar A gustinus mengeluarkan suatu
per intah, menyur uh mendaftarkan semua or ang di selur uh dunia. I nilah
pendaftar an yang pertama kali diadakan sewaktu K ir enius menjadi wali
neger i di S ir ia. M aka per gilah semua or ang mendaftarkan dir i, masingmasing di kotanya sendir i. D emikian juga J oseph per gi dar i kota N azar et di
G alelilea ke Yudea, ke kota D avid yang ber nama B etlehem, kar ena ia
ber asal dar i keluar ga dan ketur unan D avid supaya didaftarkan ber sama
dengan M ar ia, tunangannya yang sedang mengandung. K etika mereka disitu

9

tibalah waktunya bagi M ar ia untuk ber salin dan ia melahir kan seor ang anak
laki- laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lapin dan
dibar ingkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka
dir umah penginapan. D idaerah itu ada gembala- gembala yang tinggal di
padang menjaga kawanan ter nak mer eka pada waktu malam.”
J adi menur u B ibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan K aisar
A gustinus yang saat itu yang sedang melaksanakan sensus penduduk
(7M =579 R omawi). J oseph tunangan M ar ia, ibu Yesus yang ber asal dar i
B ethlehem, mereka ber tiga ke sana, dan lahir lah Yesus di B etlehem, anak
sulung M ar ia. M ar ia membungkusnya dengan kain lampan dan
membar ingkannya dalam palungan (tempat makan sapi, domba yang terbuat
dar i kayu). P er istiwa itu ter jadi pada malam har i dimana gembala sedang
menjaga kawanan ternak mer eka di padang r umput.
M enurut M atius 2:1, 10, 11: “S esudah Yesus dilahir kan di B etlehem di
tanah Yudea pada zaman H er odus, datanglah or ang- or ang M ajus dar i
T imur ke Yer usalem. K etika mer eka melihat bintang itu, sangat ber suka
citalah mer eka. M aka masukalah mer eka kedalam r umah itu dan melihat
A nak itu ber sama M ar ia, ibunya”. J adi menur ut M atius, Yesus lahir dalam
masa pemer intahan r aja H er odus yang disebut H er odus A gung yang
memer intah tahun 37 S M - 4 M (749 R omawi), ditandai dengan bintangbintang yang terlihat oleh or ang- or ang M ajusi dar i T imur .
C ukup jelas per tentangan kedua I njil ter sebut (Lukas 2:1- 8 dan M atius
2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahir an Yesus. N amun begitu keduanya
menolak kelahir an Yesus tanggal 25 D esember , penggambaran kelahir an yang
ditandai dengan bintang- bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga
kawanan domba yang dilepas bebas di padang r umput ber atapkan langit
dengan bintang- bintangnya yang gemerlapan menunjukkan kondisi musim
panas sehingga gembala berdiam di padang r umput dengan domba- domba
mereka pada malam har i untuk menghindar i sengatan matahar i, sebab jelas 25
D esember adalah musim dingin, sedang suhu udara di kawasan P alestina
pada bulan D esember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal yang

10

tidak mustahil. B agi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang
dalam mencar i kebenar an, kitab suci A l- Q ur an telah member ikan jawaban
tentang kelahir an Yesus (I sa A S ):
”M aka rasa sakit akan melahir kan anak memaksa ia (M ar yam) ber sandar
pada pangkal pohon kur ma, ia ber kata: ”A duhai, alangkah baiknya aku mati
sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak ber arti, lagi dilupakan”.
M aka J ibr il menyerunya dar i tempat yang rendah. ”J anganlah kamu
ber sedih hati, sesungguhnya T uhanmu telah menjadikan anak sungai
dibawahmu (untuk minum). D an goyanglah pangkal pohon kurma itu
kear ahmu, niscaya pohon itu akan menggugur kan buah kurma yang masak
kepadamu” (M ar yam: 23- 25).
J adi menurut A l- Q ur an, Yesus dilahirkan pada musim panas disaat
pohon- pohon kur ma ber buah dengan lebatnya. U ntuk itu perlu kita cermati
pendapat sar jana K r isten, D r . A r thus S . P eak, dalam C ommentar y on the
B ible – seperti dikutip buku B ible dalam T imbangan oleh S oleh A . N ahdi
(hal 23): Yesus lahir dalam bulan E lul (bulan Yahudi), ber samaan dengan bulan
A gustus- S eptember .
S ementar a itu U skup B arns dalam R ise of C hr istianity – seper ti juga
dikutip oleh S oleh A . N ahdi ber pendapat: ”K eper cayaan, bahwa 25
D esember adalah har i lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. K alau kita
per caya cer ita Lukas tentang har i lahir itu dimana gembala- gembala waktu
malam menjaga di padang di dekat B etlehem, maka har i lahir Yesus tentu
tidak di musim dingin di saat suhu di neger i pegunungan Yudea amat rendah
sekali sehingga salju mer upakan hal yang tidak mustahil. S etelah ter jadi
banyak per bantahan tampaknya har i lahir ter sebut diter ima penetapannya
kir a- kir a tahun 300 M asehi”.
T ahun K elahir an Yesus
U mat K r isten ber anggapan bahwa Yesus dilahir kan pada tahun 1,
kar ena penanggalan M asehi yang dir ancang oleh D ionysius justru dibuat dan
disesuaikan dengan tahun kelahir an Yesus. N amun I njil Lukas 2:1 (telah

11

dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemer intahan
K aisar A gustinus, antar a tahun 27 S ebelum M aseh- 14 S esudah M asehi.
S edangkan M atius: 2:1 menyatakan Yesus lahir dalam masa pemer intahan
r aja H er odes A gung: tahun 37 S ebelum M asehi- 4 S esudah M asehi.
A ntar a pemahaman yang beredar di kalangan umat K r isten tentang
kelahir an Yesus dengan ber ita yang disampaikan oleh I njil, Lukas maupun
M atius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan- ilmuwan
mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 S ebelum M asehi, tahun 6
S ebelum M asehi, tahun 4 sesudah M asehi. D iantar anya dikutip dar i buku
tulisan R ev. D r . C harles F r ancis P etter , M A . . B .D ., S .T .M . yang
ber judul, T he Lost Year s of J esus R evealed hal 119: “P ada abad ke- 19 setelah
ter bukti dan akhir nya diakui bahwa H er odes telah mati 4 tahun sebelum
masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menur ut cer ita M atius (2:16) r aja
H er odes memer intahkan pembunuhan kanak- kanak umur / dibawah umur
dua tahun untuk membinasakan Yesus harus digeser kebelakang, paling sedikit
4 tahun sebelum masehi. M asa kini par a sar jana lebih condong menggeserkan
tanggal lahir nya Yesus itu 5 sampai 6 tahun kebelakang tahun M asehi.
K esulitan menentukan tanggal kelahir an Yesus, kehidupannya, dan
kematiannya ter paksa ditimbulkan kembali kar ena adanya keter anganketer angan yang banyak ter dapat dalam gulungan- gulungan E ssene (yang
ter dapat di gua Q amran) malah soal- soal yang berhubungan dengan
ketuhanan juga har us dibangkitkan kembali”. J adi sampai har i ini pun tidak
ada kejelasan tahun ber apa Yesus dilahirkan.
A sal U sul P er ayaan N atal 25 D esember
P er intah untuk menyelenggar akan per ingatan N atal tidak ada dalam
B ibel dan Yesus tidak per nah member ikan contoh ataupun memer intahkan
pada mur idnya untuk menyelenggar akan per ingatan kelahir annya.
P er ayaan N atal bar u masuk dalam ajaran K r isten katolik pada abad ke- 4
M . D an per ingatan inipun berasal dar i upacar a adat masyar akat penyembah
ber hala. D imana kita ketahui bahwa abad ke- 1 sampai abad ke- 4 M dunia
masih dikuasai oleh imper ium R omawi yang paganis politheisme.

12

K etika K onstantin dan r akyat R omawi menjadi penganut agama
K atolik, mer eka tidak mampu meninggalkan adat/ budaya pangannya,
apalagi terhadap pesta rakyat untuk memper ingati har i S unday
(sun=matahar i: day=har i) yaitu kelahiran D ewa M atahar i tanggal 25
D esember . S upaya agama K atolik bisa diter ima dalam kehidupan
masyar akat R omawi diadakanlah sinkretisme (per paduan agama- budaya/
penyembahan berhala), dengan car a menyatukan per ayaan kelahir an S un of
G od (D ewa M atahar i) dengan kelahir an S on of G od (A nak T uhan=Yesus).
M aka pada konsili tahun 325, K onstantin memutuskan dan menetapkan
tanggal 25 D esember sebagai har i kelahir an Yesus. J uga diputuskan,
P er tama, har i minggu (S unday = har i matahar i) dijadikan pengganti har i
S abat yang menurut hitungan jatuh pada S abtu. K edua, lambang dewa
matahar i yaitu sinar yang ber silang dijadikan lambang K r isten. K etiga,
membuat patung- patung Yesus untuk menggantikan patung D ewa M atahar i.
S esudah K aisar K ontantin memeluk agama K atolik pada abad ke- 4
masehi, maka r akyat pun ber amai- r amai ikut memeluk agama K atolik.
I nilah pr estasi gemilang hasil pr oses sinkr etisme K r isten oleh K aisar
K onstantin dengan agama panganisme politheisme nenek moyang.
S ejar ah K eper cayaan P aganis B angsa B abilonia K uno dalam
K ekuasaan R aja N imr od (N amr ud)
H .W . A mstr ong dalam bukunya T he P lain T r uth A bout C hr istmas,
W or lwide C hr ch of G od, C alifor nia U S A , 1994, menjelaskan: “N amr ud
cucu H am, anak nabi N uh adalah pendir i sistem kehidupan masyar akat
B abilonia kuno. N ama N imr od dalam bahasa H ebr ew (I brani) ber asal dar i
kata “M arad” yang ar tinya: “D ia membangkang atau M ur tad antar a lain
dengan keber aniaannya mengawinkan ibu kandungnya sendir i ber nama
“S emiramis”. N amun usia N amr ud tidak sepannjang ibu sekaligus istr inya.
M aka setelah N amr ud mati, S emir amis menyebarkan ajar an: bahwa r oh
N amrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. M aka

13

dibuatlah olehnya perumpamaan pohon “E ver green” yang tumbuh dar i
sebatang kayu mati.
M aka untuk memper ingati kelahir annya dinyatakan bahwa N amr ud
selalu hadir di pohon E ver gr een dan meninggalkan bingkisan yang
digantungkan di r anting- r anting pohon itu. S edangkan kelahir an N amr ud
dinyatakan tanggal 25 D esember . I nilah asal usul pohon N atal.
Lebih lanjut S emir amis dianggap sebagai “R atu Langit” oleh r akyat
B abilonia, kemudian N amrud dipuja sebagai “anak suci dar i sur ga”.
P utar an zaman menyatakan bahwa penyembahan ber hala ver si B abilonia
ini ber ubah menjadi “M esiah palsu”, ber upa dewa “B a- al” anak dewa
matahar i dengan objek penyembahan ‘I bu dan A nak (S emir amis dan
N amrud) yang lahir kembali. A jar an ter sebut menjalar ke negar a lain: D i
mesir berupa “I sis dan O sir is”, di A sia ber nama “C ybele dan D eoius”. D i
R oma disebut F or tuna dan Yupiter . B ahkan di Yunani, “K wan I m” di C ina,
J epang dan T ibet, I ndia, P er sia, A fr ika, E r opa dan M eksiko juga
ditemukan adat pemujaan ter hadap dewa “M adonna” dan lain- lain.
D ewa- dewa ber ikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 D esember ,
dilahir kan oleh gadis per awan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan
diper caya sebagai J ur u S elamat (P enebus D osa):
1. D ewa M ithr as (M itr a) di I r an, yang juga dinyatakan dilahirkan
dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang mur id. D ia juga disebut
sebagai S ang P enyelamat, kar ena ia pun mengalami kematian dan
dikubur kan, tapi bangkit kembali. K eper cayaan ini menjalar hingga
E r opa. K onstantin termasuk salah seor ang pengagum sekalugus
penganut keper cayaan ini.
2. A pollo, yang ter kenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/ planet.
3. H er cules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak ter tandingi.
4. B a- al yang disembah or ang- or ang I srael adalah dewa pendududk
asli tanah K ana’an yang ter kenal juga sebagai dewa kesubur an.

14

5. D ewa R a, sembahan or ang- or ang M esir K uno; keper cayaan ini
menyebar hingga ke R omawi dan diperingati secar a besar - besar an
dan dijadikan sebagai pesta r akyat.
6. D emikian juga S erapsis, A ttis, I ssis, H or us, A donis, B acchus,
K r isna, O sir is, S yamas, K ybele dan lain- lain. S elain itu ada lagi
tokoh/ pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini
dilahir kan oleh per awan, antar a lain Z or ates (bangsa P er sia) dan F o
H i (bangsa C ina). D emikian pula pahlawan- pahlawan H elenisme:
A gis, C elomenes, E unus, S oluius, A r istonicus, T ibar ius, G r ocecus,
Yupiter , M iner sa, E aster .
J adi konsep bahwa T uhan itu dilahirkan seor ang per awan pada
tanggal 25 D esember disalib/ dibunuh kemudian dibangkitan, sudah ada sejak
zaman pur ba. K onsep/ dogma agama bahwa Yesus adalah anak T uhan dan
bahwa T uhan mempunyai tiga pr ibadi dengan sangat mudahnya diter ima oleh
kalangan masyar akat R omawi karana merekalah telah memiliki konsep itu
sebelumnya. M er eka tinggal mengubah nama- nama dewa menjadi Yesus.
M aka dengan jujur P aulus mengakui bahwa dogma- dogma ter sebut
hanyalah K E B O H O N G A N yang sengaja dibuatnya. K ata P aulus
kepada J emaat R oma: “T etapi jika kebesar an A llah oleh dustaku semakin
melimpah bagi kemuliaannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai
seor ang berdosa? ” (R oma 3:7).
M engenai kemungkinan ter jadinya pendustaan itu, Yesus telah
mensinyalir lewat pesannya: “J awab Yesus kepada mer eka: W aspadalah
supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! S ebab banyak or ang akan
datang dengan memakai namaku dan ber kata A kulah M esias, dan mer eka
akan menyesatkan banyak or ang.” (M atius 24:4- 5).
P andangan B ibel T entang U pacar a N atal
P andangan B ibel tentang perayaan N atal yang diwar isi oleh tr adisi
paganisme tertulis dalam Yeremia 10:2- 4: ”B eginilah firman T uhan:
”J anganlah biasakan dir imu dengan tingkah langkah bangsa- bangsa,

15

janganlah gentar ter hadap tanda- tanda di langit, sekalipun bangsa- bangsa
gentar ter hadapnya. S ebab yang diseganii bangsa- bangsa adalah kesiasiaan. B ukanlah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dar i hutan, yang
diker jakan dengan pahat oleh tukang kayu? O r ang memper indahnya dengan
emas dan per ak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan
goyang”. D emikianlah pandangan B ibel tentang upacar a N atal yaitu
melar ang or ang K r isten mengikuti kebiasaaan bangsa- bangsa penyembah
ber hala. S elanjutnya penjelasan dalam Yer emia 10:5: ”B er hala itu sama
seper ti or ang- or angan di kebun mentimun. T idak dapat ber bicar a; or ang
har us mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. J anganlah takut
kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat ber buat jahat, dan berbuat baik pun
dia tidak dapat.”
S umber - sumber K r isten yang M enolak N atal
1. C atolic E ncyclopedia, edisi 1911 tentang C hr istmas:
”N atal bukanlah upacara gereja yang pertama, melainkan ia diyakini ber asal
dar i M esir , per ayaan yang diselenggar akan oleh para penyembah berhala dan
jatuh pada bulan J anuar i, kemudian dijadikan kelahir an Yesus”. D alam buku
yang sama, tentang ” N atal D ay” dinyatakan: ”D i dalam kitab suci tidak ada
seor ang pun yang mengadakan upacara atau penyelenggar aan per ayaan
untuk mer ayakan har i kelahir an Yesus. H anyalah or ang- or ang kafir saja
(seper ti F ir aun dan H er odes) yang berpesta por a mer ayakan har i
kelahir annya ke dunia ini.”
2. E ncyclopedia B r itanica, edisi 1946 menyatakan:
”N atal bukanlah upacar a ger eja abad per tama, Yesus K r istus atau para
mur idnya tidak per nah menyelenggar akan dan B ibel juga tidak per nah
menyelenggar akannya. U pacar a ini diambil oleh gereja dar i keper cayaan
kafir penyembah ber hala.”
3. E ncyclopedia A mer icana, edisi tahun 1944 menyatakan:

16

”M enurut par a ahli, pada abad- abad per mulaan, N atal tidak per nah
dir ayakan oleh umat K r isten. P ada umumnya umat kr isten hanya
mer ayakan har i kematian or ang- or ang terkemuka saja, dan tidak per nah
mer ayakan har i kelahir an ter sebut...(P er jamuan S uci, yang termaktub
dalam kitab P er janjian B aru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus
K r istus)..... P erayaan N atal yang dianggap sebagai har i kelahir an Yesus,
mulai dir esmikan pada abad ke- 4 M . P ada abad ke- 5 M . G er eja B ar at
memer intahkan kepada umat K r isten untuk mer ayakan har i kelahir an Yesus,
yang diambil dar i har i pesta bangsa R oma yang mer ayakan har i ”K elahir an
D ewa M atahar i”. S ebab tidak seorangpun mengetahui har i kelahir an
Yesus.”
P andangan T iga A gama T entang Yesus
Yahudi
Yesus
lahir
dar i
per buatan
zina;
mengaku
menjadi
M esias yang dinantikan
B ani I sr ail.
Yesus layak mati disalib
sebagai
hukuman
ter hadap
pengakuannya sebagai
M esias.

K r isten
Yesus adalah T uhan
P utr a, pr ibadi kedua
T uhan.
Yesus
mengalami
kematian di kayu salib
untuk menebus dosa
war isan umat manusia.

I slam
Yesus lahir
kar ena
ketentuan
A llah
(kalimat
A llah),
dilahir kan ibindanya
S iti M ar yam binti
I mr an dalam keadaan
suci (fitr ah).
Yesus adalah seor ang
utusan A llah, bukan
T uhan sebagaimana
penjelasan sur at A lM aidah:
73:
”S esunguhnya kafir lah
or ang- or ang
yang
mengatakan
bahwasannya
A llahsalah satu dar i
tiga, padahal sekalikali tiddak ada T uhan (
yang ber hak disembah )

17

selain T uhan Yang
M aha E sa.
J ika
mereka T idak ber henti
dar i apa yamg mer eka
katakan itu, pasti
kafir
or ang- or ang
diantar a mer eka akan
ter timpa siksaan yang
pedih.”
Yesus
diselamatkan
A llah dar i kematian di
kayu salib.

F A T W A M A J E LI S U LA M A I N D O N E S I A
T entang P er ayaan N atal ber sama
M emper hatikan :
1. P er ayaan natal ber sama pada akhir - akhir ini disalah ar tikan oleh
sebagian umat I slam dan disangka sama dengan umat I slam
mer ayakan M aulid N abi M uhammad S A W .
2. K ar ena salah penger tian ter sebut ada sebagian or ang I slam yang ikut
dalam per ayaan natal dan duduk dalam kepanitiaan N atal.
3. P er ayaan N atal bagi orang –or ang K r isten adalah mer upakan ibadah.

18

M enimbang :
1. U mat I slam per lu mendapatkan petunjuk yang jelas tentang per ayaan
N atal ber sama.
2. U mat I slam agar tidak mencampur adukkan A qidah dan ibadahnya
dengan A qidah dan ibadah agama lain.
3. U mat I slam har us berusaha untuk menambah iman dan taqwanya
kepada A llah S W T .
4. T anpa mengur angi usaha umat I slam dalam kerukunan antar umat
ber agama di I ndonesia.

M eneliti kembali ajar an- ajar an agama I slam, antar a lain:
B ahwa umat I slam diper bolehklan untuk beker jasama dan ber gaul dengan
umat agama –agama lain dalam masalah- masalah yang ber hubungan dengan
masalah keduniaan, ber dasar kan atas:
1. A l- Q ur `an

sur at A l- H ujarat ayat 13: ”H ai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dar i seorang lakilaki dan seorang per empuan dan K ami manjadikan kamu sekalian
ber bangsa- bangsa dan besuku- suku supaya kamu saling kenal
mengenal. S esunguhnya orang yang paling mulia diantar a kamu di
sisi A llah adalah or ang yang paling ber taqwa (kepada A llah).
S esungguhnya A llah M aha M engetahui lagi M aha M engenal.”
2. A l- Q ur `an sur at Lukman ayat 15: ”D an kedua orang tuamu
mamaksakan unutuk memper sekutukan dengan A ku sesuatu yang
kamu tidak ada pengetahuan tentang ini, maka janganlah kamu
mengikutinya, dan per gaulilah keduanya di dunia dengan baik. D an
ikutilah jalan orang yang kembali kepadaK u. K emudian
kepadaK ulah kembalimu, maka akan kuber itakan kepadamu yang
telah kamu ker jakan.”
3. A l- Q ur `an sur at A l- M umtahanah ayat 8 : ”A llah tidak malarang
kamu (umat I slam) untuk berbuat baik dan berlaku terhadap or ang-

19

or ang (ber agama Lain) yang tidak memerangi kamu kar ena agama
dan tidak pula mengusir kamu dar i negerimu. S esungguhnya A llah
menyukai orang- or ang yang berlaku adil.”
B ahwa umat I slam tidak boleh mancampuradukkan agamanya dengan
A qidah dan per ibadatan agama lain, berdasarkan :
1. A l- Q ur `an sur at A l- K afir un ayat 1- 6: ”K atakanlah hai or angor ang kafir , aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. D an
kamu bukan penyembah T uhan yang aku sembah. D an aku tidak
per nah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. D an kamu tidak
per nah pula menjadi penyembahan T uhan yang aku sembah. U ntukmu
agamamu dan untukku agamaku.”
2. A l- Q ur `an surat A l B aqar ah ayat 42: “D an janganlah kamu
campur adukkan yang ber hak dengan yng bathil, dan jangan kamu
sembunyikan yang hak itu, sedangkan kamu mengetahuinya.”

B ahwa umat I slam har us mangakui kenabian dan ker asulan I sa A l- M asih
bin M ar yam sebagaimana pengakuan mer eka kepada N abi dan R asul yang
lain, ber dasar kan ayat:
1. A l- Q ur `an surat M ar yam ayat 30- 32: “B er kata I sa :

sesungguhnya aku ini hamba A llah. D ia member iku A l K itab
(I njil) dan D ia menjadikan aku seor ang nabi. D an dia menjadikan
aku seor ang yang diberkahi dimana saja aku ber ada, dan D ia
memer intahkan kepadaku mendir ikan shalat dan menunaikan zakat
selama aku masih hidup (dan D ia memer intahkan aku) berbakti
kepada ibuku (M ar yam) dan D ia tidak menjadikan aku seor ang
yang sombong lagi celaka.”
2. A l- Q ur `an sur at A l- M aidah ayat 75 : “A l- M asih putra M ar yam
itu hanyalah seor ang R asul yang sesungguhnya telah ber lalu
sebelumnya beberapa r asul dan ibunya seor ang yang sangat benar .

20

K edua- duanya biasa memakan makanan (sebagai manusia).
P er hatikanlah sebagaimana K ami menjelaskan kepada mer eka
(A hli K itab) tanda- tanda kekuasaan
(K ami), kemudian
per hatikanlah bagaimana mereka ber paling (dar i memper hatikan
ayat- ayat K ami itu),”
3. A l- Q ur `an sur at A l- B aqar ah ayat 285: “R asul (M uhammad)
telah ber iman kepada A l- Q ur `an yang telah diturunkan kepadanya
dar i T uhannya, demikian pula or ang- orang yang ber iman kepada
A llah, malaikat- malaikat- N ya, K itab- kitab- N ya, dan R asulr asul- N ya (mereka mengatakan): kami tidak membeda- bedakan
antar a seseorang pun (dengan yang lain) dar i R asul- r asul- N ya
dan mer eka mengatakan: kami mendengar dan kami taat. (mer eka
ber do`a) ampunilah ya T uhan kami dan kepada E ngkaulah tempat
kembali.“

B ahwa barang siapa ber kenyakinan bahwa T uhan itu lebih dar i satu, T uhan
itu mempunyai anak dan I sa A l M asih itu anaknya, maka or ang itu kafir dan
musyr ik, berdasarkan atas:
1. A l- Q ur `an sur at A l- M aidah ayat 72 : “S esunguhnya telah kafir

or ang- or ang yang ber kata sesungguhnya A llah itu ialah A l M asih
putr a M ar yam. P adahal A l- M asih sendir i ber kata : H ai bani
I sr ael, sembahlah A llah T uhanku dan T uhanmu, S esungguhnya
or ang yang memper sekutukan (sesuatu dengan) A llah, maka pasti
A llah mangharamkan kepadnya sor ga dan tempatnya ialah ner aka,
tidak adalah bagi or ang zalim itu seor ang penolong pun.”
2. A l- Q ur `an sur at A l- M aidah ayat 73: “S esungguhnya kafir lah
or ang- or ang yang mengatakan: B ahwa A llah itu adalah salah satu
dar i yang tiga (T uhan itu ada tiga), padahal tidak ada T uhan selain
T uhan Yang M ah E sa. J ika mereka tidak ber hanti dar i apa yang
mereka katakan itu, pasti or ang- or ang kafir itu akan disentuh
siksaan yang pedih.”

21

3. A l- Q ur `an sur at A t- T aubah ayat 30 : “O r ang- or ang Yahudi

ber kata U zair itu anak A llah dan or ang- or ang N asr ani berkata
A l- M asih itu anak A llah. D emikian itulah ucapan dengan mulut
mereka, mereka menir u ucapan/ perkataan or ang- or ang kafir yang
ter dahulu, dilaknati A llah mereka, bagaimana mer eka sampai
ber paling.”
B ahwa A llah pada har i kiamat nanti akan menayakan I sa, apakah dia pada
waktu di dunia menyur uh kaumnya agar mer eka mengakui I sa dan ibunya
(M ar yam) sebagai T uhan. I sa menjawab: T idak. H al itu ber dasar kan atas
A l- Q ur `an sur at A l- M aidah ayat 116- 118: “D an (ingatlah) ketika A llah
ber fir man: H ai I sa puter a M ar yam, adakah kamu mengatakan kepada
manusia (kaumku): jadikanlah aku dan ibuku dua or ang T uhan selain A llah?
I sa menjawab: M aha S uci E ngkau (A llah), tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). J ika aku per nah
mengatakannya tentu E ngkau telah mengetahuinnya. E ngkau mengetahui
apa yang ada pada dir iku sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada pada
dir i E ngkau. S esungguhnya E ngkau M aha M engetahui perkar a yang
ghaib. A ku tidak per nah mengatakan kepada mer eka kecuali apa yang
E ngkau per intahkan kepadaku (mengatakannya), yaitu: sembahlah A llah
T uhanku dan T uhanmu dan aku menjadi saksi ter hadap mer eka selama aku
ber ada diantara mereka. E ngkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu.
J ika E ngkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hambahamba- M u dan jika E ngkau mengampunkan mer eka, maka sesunguhnya
E ngkau M aha K uasa Lagi M aha B ijaksana.”
I slam mengajar kan bahwa A llah S W T itu hanya satu ber dasarkan atas A lQ ur `an sur at A l- I khlas: “K atakanlah: D ialah A llah Yang M aha E sa.
A llah adalah T uhan yang segala sesuatu ber gantung kepada- N ya. D ia tidak
ber anak dan tidak pula di per anakkan. D an tidak ada seorangpun/ sesuatu
yang setara dengan D ia.”

22

I slam mengajar kan kepada umatnya untuk menjauhkan dir i dar i hal- hal
yang syubhat dan dar i lar angan A llah S W T untuk mendahulukan menolak
ker usakan dar ipada menar ik kemaslahatan, ber dasar kan atas:
1. H adist N abi dar i N u`man bin B asyir: ”S esungguhnya apa- apa yang
halal itu telah jelas dan apa- apa yang haram pun telah jelas, akan tetapi
di antar a keduanya itu banyak yang syubhat (sebagian halal sebagian
har am). B ar angsiapa yang memelihara dir i dar i yang syubhat itu,
maka ber seruhlah agamanya dan kehormatannya, tetapi bar angsiapa
jatuh pada yang syubhat maka ber ar ti ia telah jatuh kepada yang har am,
misalnya semacam or ang yang mengembalakan binatang di sekitar
daer ah lar angan itu. K etahuilah bahwa setiap r aja mempunyai
lar angan A llah ialah apa- apa yang diharamkan- N ya (oleh karena itu
yang haram jangan didekat).”
2. K aidah U sul F ikih: ”M enolak ker usakan- kerusakan itu didahulukan
dar ipada menar ik kemaslahatan- kemaslahatan (jika tidak demikian
sangat mungkin nafasid- nya yang diper oleh, sedangkan mashalih- nya
tidak dihasilkan).”
M ajelis U lama I ndonesia menfatwakan:
1. P er ayaan N atal di I ndonesia meskipun tujuannya merayakan dan
menghor mati N abi I sa as, akan tetapi N atal itu tidak dapat dipisahkan
dar i soal- soal yang ditegaskan di atas.
2. M engikuti upacar a N atal ber sama bagi umat I slam hukumnya har am.
3. A gar umat I slam tidak ter jer umus kepada syubhat dan larangan A llah
S W T dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan- kegiatan per ayaan
N atal.

23