PENGARUH PENDAPATAN, PENGETAHUAN DAN KEPEMILIKAN LAHAN TERHADAP SIKAP DAN IMPLEMENTASINYA PADA PARTISIPASI PENDUDUK DALAM KONSERVASI LINGKUNGAN SAGARA ANAKAN.

(1)

Dede Sugandi, 2013

Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan Dan Kepemilikan Lahan Terhadap Sikap Dan Implementasinya Pada Partisipasi Penduduk Dalam Konservasi Lingkungan Sagara Anakan

ENGARUH PENDAPATAN, PENGETAHUAN DAN

KEPEMILIKAN LAHAN TERHADAP SIKAP DAN

IMPLEMENTASINYA PADA PARTISIPASI PENDUDUK

DALAM KONSERVASI LINGKUNGAN SAGARA ANAKAN

(Bahan Pembelajaran Geografi di SMA tentang Konservasi)

DISERTASI

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Doktor Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh : Dede Sugandi

090 7670

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Dede Sugandi, 2013

Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan Dan Kepemilikan Lahan Terhadap Sikap Dan Implementasinya Pada Partisipasi Penduduk Dalam Konservasi Lingkungan Sagara Anakan

PENGARUH PENDAPATAN, PENGETAHUAN DAN KEPEMILIKAN LAHAN TERHADAP SIKAP DAN IMPLEMENTASINYA PADA PARTISIPASI PENDUDUK DALAM KONSERVASI LINGKUNGAN

SAGARA ANAKAN

(Bahan Pembelajaran Geografi di SMA tentang Konservasi)

Disetujui dan Disyahkan oleh: Promotor,

Prof. Dr. H. Disman, MS NIP. 19590209 198412 1 001

Kopromotor,

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003

Anggota,

Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S NIP. 19620921 198603 1 005

Diketahui Oleh

Ketua Program Studi Pendidikan IPS

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, MA NIP. 19620702 198601 1 002


(3)

Dede Sugandi, 2013

Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan Dan Kepemilikan Lahan Terhadap Sikap Dan Implementasinya Pada Partisipasi Penduduk Dalam Konservasi Lingkungan Sagara Anakan

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Disertasi yang berjudul “Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan dan Kepemilikan Lahan Terhadap Sikap dan Implementasinya pada Partisipasi Penduduk Dalam Konservasi Lingkungan Sagara Anakan” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau dalam klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung; Pebruari 2013 Yang membuat pernyataan,

Dede Sugandi 0907670


(4)

Dede Sugandi, 2013

Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan Dan Kepemilikan Lahan Terhadap Sikap Dan Implementasinya Pada Partisipasi Penduduk Dalam Konservasi Lingkungan Sagara Anakan

ABSTRAK

PENGARUH PENDAPATAN, PENGETAHUAN DAN KEPEMILIKAN LAHAN TERHADAP SIKAP DAN IMPLEMENTASINYA PADA PARTISIPASI PENDUDUK DALAM KONSERVASI LINGKUNGAN

SAGARA ANAKAN

Oleh : Dede Sugandi

Dibimbing Oleh : Prof. Dr. H. Disman, M.S, Prof. Dr. Dadang Supardan, M.Pd dan Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S

Eksploitasi lingkungan Sagara Anakan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang ditunjukan dengan terjadinya pendangkalan dan penyempitan luas. Pendangkalan dan penyempitan berdampak terhadap penurunan potensi sumberdaya. Untuk mengatasi kerusakan lingkungan Sagara Anakan perlu dilakukan secara terpadu antar lembaga, pemerintahan dan penduduk.

Rumusan masalah yang dikaji dengan mengajukan pertanyaan 1) Apakah terdapat pengaruh tingkat pendapatan di DAS terhadap sikap penduduk ?, 2) Apakah terdapat pengaruh pengetahuan di DAS terhadap sikap penduduk ?, 3) Apakah terdapat pengaruh luas kepemilikan lahan di DAS terhadap sikap penduduk ?, 4) Apakah terdapat pengaruh tingkat pendapatan di DAS terhadap partisipasi penduduk ?, 5) Apakah terdapat pengaruh pengetahuan di DAS terhadap partisipasi penduduk ?, 6) Apakah terdapat pengaruh luas kepemilikan lahan di DAS terhadap partisipasi penduduk ?, 7) Apakah terdapat pengaruh Sikap di DAS terhadap Partisipasi ?, 8) Bagaimana relevansi antara metode konservasi dengan materi konservasi pada pembelajaran Geografi di SMA ? dan 9) Bagaimana keadaan Geografis DAS dalam pelaksanaan konservasi lingkungan Sagara Anakan ?.

Untuk menganalisis masalah tersebut menggunakan metode survey. Teknik analisis dengan menggunakan Analisis Path. Populasi penduduk adalah penduduk yang mengolah lahan pada DAS bagian hulu, tengah, hilir dan pesisir. Untuk menjaring data dari responden dikembangkan instrument yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian.

Kesimpulan menggambarkan bahwa partisipasi sangat dipengariuhi oleh pendapatan, pengetahuan dan kepemilikan lahan dan sikap. Untuk meningkatkan partisipasi penduduk dalam konservasi, ka perlu pemberdayaan yang dapat meningkatkan pendapatan tanpa mengganggu lahan yang kurang sesuai. Pesisir perlu untuk dilakukan bentuk konservasi pengerukan untuk mengembalikan fungsi Sagara Anakan. Peningkatan pendapatan harus dilakukan melalui pemberdayaan, sehingga sumberdaya dapat dimanfaatkan secara optimal dan sesuai dengan karakteristik bagian DAS. Metode dan bentuk konservasi dalam pembelajaran geografi masih dangkal dan sempit, sehingga perlu dilakukan pengayaan. Daerah yang perlu diperhatikan oleh petani adalah lahan hutan dan kemiringan lereng tidak sesuai yang dilakukan melalui penyuluhan oleh pemerintah, sehingga petani memiliki rasa memiliki yang dilakukan secara bersama antar pemerintah, dan penduduk secara terpadu dalam melakukan konservasi.


(5)

Dede Sugandi, 2013

Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan Dan Kepemilikan Lahan Terhadap Sikap Dan Implementasinya Pada Partisipasi Penduduk Dalam Konservasi Lingkungan Sagara Anakan

Kata Kunci : Pendapatan, Pengetahuan, Kepemilikan lahan, Sikap dan Partisipasi.

ABSTRACT

EFFECT OF REVENUE, KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF LAND OWNERSHIP AND PARTICIPATION IN POPULATION IN IMPLEMENTATION ENVIRONMENTAL CONSERVATION

By: Dede Sugandi

Supervised by: Prof. Dr. H. Disman, M.S, Prof. Dr. Dadang Supardan, M.Pd and Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S

Exploitation of Sagara Anakan had to be resulting in environmental damage was approved by extensive sedimentation and narrowing. The sedimentation and narrowing the potential impact on the reduction of resources. For reducing the environmental damage of Sagar Anakan need to be done in an integrated manner, both among institutions, governments and people.

Formulation of the problem research were assessed by asking questions 1) Is there influence of income levels in the watershed to the attitude ?, 2) Is there influence of knowledge in the watershed to the attitude ?, 3) Is there influence of land ownership in the watershed to the attitudes ?, 4) Is there influence of income level in the watershed to the participation level ?, 5) Is there influence of knowledge in the watershed to the participation ?, 6) Is there influence of land ownership in the watershed to the participation ?, 7) Is there influence of attitude in the watershed to the participation?, 8) How relevance between conservation methods and on geography learning in high school ?, and 9) How condition of Geographyc at watershed conservation in Sagara Anakan environment ?.

To analyze these issues using survey methods. Engineering analysis using Path Analysis. The population is a population that cultivate land in the watershed upstream, middle, downstream and coastal areas. To capture the data from the respondents developed instrument relating to the study variables.

The conclusion suggests that participation is dipengariuhi by income, land ownership and the knowledge and attitudes. To increase resident participation in conservation, ka necessary empowerment to increase revenue without disturbing less land accordingly. Coastal conservation form needs to be done to restore function Sagara dredging nymphs. The increase in revenue should be done through empowerment, so that resources can be used optimally and in accordance with the characteristics of the watershed section. Conservation methods and forms of learning geography is shallow and narrow, so we need enrichment. Areas that need to be considered by farmers and forest land is not suitable slope through counseling conducted by the government, so farmers have a sense of having done jointly between the government and the population are integrated in conservation.


(6)

Dede Sugandi, 2013

Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan Dan Kepemilikan Lahan Terhadap Sikap Dan Implementasinya Pada Partisipasi Penduduk Dalam Konservasi Lingkungan Sagara Anakan


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ………..

KATA PENGANTAR ………..

ABSTRAK ………..

ABSTRACT ………

DAFTAR ISI ……….

DAFTAR TABEL ………..

DAFTAR GAMBAR DAN PETA ………

DAFTAR GRAFIK ………

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….…………..………. B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ……… C. Tujuan Penelitian ……….………

D. Asumsi ………

E. Manfaat Penelitian …..………..

F. Sistematika Penulisan ……….

i ii iv v vi x xii xiii 1 13 14 15 16 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Lingkungan Hidup ……….

1. Pengertian Lingkungan Hidup ….………..

2. Hubungan Alam dan Manusia ………….………

B. Konservasi ….……….………

1. Pengertian Konservasi ………..……… 2. Metode dan Bentuk Konservasi ………. 3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Konservasi …… 4. Konservasi Lingkungan Sagara Anakan ………

C. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dan Pesisir Secara

Terpadu ………..……….

D. Penyuluhan Konservasi ……….. E. Partisipasi Dalam Konservasi ………..………

20 20 21 24 24 26 29 36 45 49 52


(8)

1. Pengertian Partisipasi ………. 2. Jenis Partisipasi ……… 3. Pola dan Tahapan Partisipasi ……… 4. Pendapatan ..…….……… 5. Pengetahuan ……… 6. Kepemilikan Lahan ……….. 7. Sikap …..………

a. Pengertian Sikap ………. b. Komponen Sikap ……….

F. Relevansi Materi Konservasi Pada Pembelajaran

Geografi Di SMA .………

1. Pengertian Materi dan Karakteristik Pengayaan …….. 2. Materi Konservasi pada Pembelajaran Geografi di SMA

G. Penelitian Terdahulu …………..………..

H. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Penelitian ……

1. Kerangka Pemikiran ………

2. Hipotesis Penelitian ………

52 60 61 62 67 71 73 73 75 75 75 77 79 85 85 89

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ……… B. Metode Penelitian ………..……

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ……… D. Definisi Konsep ……… E. Instrumen Penelitian ……….……

F. Pengembangan Instrumen ……….…… 1. Analisis Partisipasi ……..………..….. 2. Normalitas, Homogenitas dan Multikolinearritas ....… 3. Analisis Konservasi ...………..………

G. Teknik Pengumpulan Data .……….………… H. Teknik Analisis ………….……….……..

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……….

91 92 93 95 101 102 102 103 107 109 109 114


(9)

1. Kondisi Fisis …..……….………

a. Lokasi Penelitian ……..………

b. Iklim ………….……….

c. Geologi dan Geomorfologi ………...

d. Tanah ………

e. Hidrografi dan Oceanografi ………..

2. Kondisi Sosial ………….………... a. Penggunaan Lahan …………..………..… b. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ……….… c. Mata Pencaharian ……….… d. Pendidikan …………..………

e. Perhubungan …………..………

B. Deskripsi Hasil Penelitian ………

1. Tingkat Pendapatan ……….……

2. Pengetahuan ………...

3. Kepemilikan Lahan ………. 4. Sikap Penduduk ……….. 5. Partisipasi Penduduk ………..………. C. Pengujian Hipotesis Penelitian ………...

1. Pengujian Sub Struktur 1, Pengaruh X1, X2, X3

terhadap X4 ….……….. a. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Sikap …… b. Pengaruh Pengetahuan terhadap Sikap ……….…. c. Pengaruh Kepemilikan lahan terhadap Sikap ...……

2. Pengujian Sub Struktur 2, Pengaruh X1, X2, X3,

dan X4 terhadap Y ...

a. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Partisipasi .. b. Pengaruh Pengetahuan terhadap Tingkat Partisipasi .. c. Pengaruh Kepemilikan Lahan terhadap Tingkat

Partisipasi ………...………. d. Pengaruh Sikap terhadap Tingkat Partisipasi ………

3. Relevansi Materi Konservasi pada Pembelajaran ……… 114 114 115 119 131 136 139 139 142 147 150 152 153 153 155 157 159 161 169 169 170 171 172 173 174 175 176 177


(10)

4. Keadaan Geografis DAS dalam pelaksanaan


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1

Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3. Tabel 4.4

Tabel 4.5.

Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12. Tabel 4.13

Tabel 4.14

Hasil Klasifikasi dan Keluasan Lahan Tahun 1994 dan 2001 ... Penciptaan Pengetahuan ……… Kompetensi Dasar KTSP ……… Kisi-kisi Instrumen Partisipasi Dalam Konservasi ... One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ……….. Coefficientsa ……….. Instrumen Metode Vegetatif ……… Instrumen Metode Mekanik dan Kimia ………. Instrumen Bentuk Konservasi Pesisir ……….. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ………. Data Curah Hujan Kabupaten Cilacap tahun 2000-2009. Data Curah Hujan Kabupaten Ciamis tahun 2000–2009. Curah hujan Ci Tanduy dan Ci Beureum tahun 2009 … Luas Kemiringan Lereng Daerah Aliran Ci Tanduy dan

Ci Beureum ………..

Luas Penggunaan Lahan Daerah Aliran Ci Tanduy dan

Ci Beureum ……….

Luas Lahan Pertanian di Kec.Kampung Laut ……….. Jumlah dan Kepadatan penduduk ……… Luas dan Jumlah Penduduk Daerah Penelitian ……… Jumlah Penduduk Kecamatan Kampung Laut ……….. Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2009 ……… Persentase Luas DAS ……….. Mata Pencaharian Penduduk berdasarkan Luas DAS … Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Kec.Kampung

Laut ………

Tingkat Pendidikan di Daerah Penelitian secara administratif. ………

…… 30 67 78 104 103 107 109 109 109 112 117 118 119 128 142 142 144 145 146 147 148 149 150 151 150


(12)

Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26

Tabel 4.27 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32

Sarana perhubungan di Kampung laut ……….. Kelas Interval Pendapatan ……….. Kelas Interval Pengetahuan ………. Kelas Interval Kepemilikan lahan ……….. ………….

Kelas Interval Sikap ……… Kelas Interval Partisipasi ……….

Model Summary ……… Coefficientsa ……….

Model Summary ………

Coefficientsa ……… Rekapitulasi Koefisien Jalur dan Pengujian Taraf

Signifikan ………

Dekomposisi Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengembangan Partisipasi ……… Perbedaan Pengguanan Metode Konservasi vegetatif Perbedaan Pengguanan Metode Konservasi Mekanik ... Perbedaan Pengguanan Metode Konservasi Mekanik ... Bentuk konservasi di pesisir Sagara Anakan ...

152 155 157 158 160 162 170 170 174 174 179 179 188 189 190 190 191


(13)

DAFTAR GAMBAR DAN PETA

No. Gambar dan Peta ………. Halaman

2.1 2.2 2.3 3.1 4.1 4.3 4.4 4.5 4.6. 4.7 4.8 4.9 4.10

Lingkaran Setan Kemiskinan ……….

Kerangka Pemikiran ... Paradigma Penelitian ……….. Persamaan Struktural Analisis Path ...

Peta Lokasi penelitian ………. Gambar Peta Geologi daerah penelitian ……… Peta Kemiringan Lereng ………. Gambar Peta Tanah ……….

Gambar Peta Penggunaan lahan ………... Gambar Peta Trayek Angkutan di perairan Sagara Anakan ……

Gambar Model Sub Struktur 1 ………. Gambar model Sub Struktur 1 dan 2 ……… Persentase model Sub Struktur 1 dan 2 ……….

63 88 90 113 116 126 129 137 143 154 173 178 180


(14)

DAFTAR GRAFIK

No. Grafik Halaman

4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15\

Kelas Interval Variabel Pendapatan ….……….. Kelas Interval Variabel Pengetahuan ….……….

Kelas Interval Variabel Kepemilikan lahan ……….

Kelas Interval Variabel Sikap ………

Kelas Interval Variabel Partisipasi …....………. Partisipasi dalam bentuk Uang ………

Partisipasi dalam bentuk Barang ..………

Partisipasi dalam bentuk Tenaga .. ……… Partisipasi dalam bentuk Ide/gagasan ………

Partisipasi dalam bentuk Sosial ...

Partisipasi Model Konservasi Mekanik ……… Partisipasi Model Konservasi Mekanik ……… Partisipasi Model Konservasi Kimiawi ……… Partisipasi Model Konservasi Kimiawi ……… Partisipasi Model Konservasi Pesisir ..………

156 157 159 161 163 164 164 165 165 166 166 167 167 168 178


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Perkembangan penduduk menyebabkan kebutuhan manusia dari hari ke hari semakin meningkat, sedangkan luas permukaan lahan relatif tetap. Artinya akan terjadi penurunan luas lahan pertanian yang berdampak terhadap penurunan produksi (Collier, 1996:98). Realita hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan lingkungannya, karena itu pemenuhan kebutuhan diperoleh dari lingkungan, terutama dengan memanfaatkan lahan (Jaya, 2004). Tisdell (1993:2) menyatakan bahwa The major portion of the dominant theory of welfare economics is based upon the view that the wants of individuals are to be satisfied to the maximum extent possible by the allocation of resources. Selanjutnya ada teori Malthus yang dikemukakan oleh Grubler (1998:325) menyatakan advance in agriculture productivity to be unlike to keep pace with the rate of population growth. Consequently, he believed that agriculture and, in particular, land availability would constitute the ultimate constraint to population growth. Perkembangan penduduk berdampak pada cara pemenuhannya dalam mengelola lahan. Pertambahan penduduk disertai dengan berkurangnya luas hutan untuk perladangan (Soemarwoto, 2001:23). Tisdell (1993:16) menyatakan rising global levels of human population and growing levels of per capita consumption may create severe natural resource shortages and pollution problems. Selanjutnya dinyatakan seriously deterioration of agriculture soils is occurring worldwide due to erosion, loss of organic matter.


(16)

2

Pernyataan di atas menunjukan bahwa perkembangan penduduk diikuti dengan peningkatan kebutuhan hidup, sehingga akan berdampak terhadap perubahan penggunaan dan pengolahan lahan yang lain. Lingkungan merupakan suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan, karena itu, lingkungan harus dapat memberikan fungsi berkelanjutan. Tetapi jika lingkungan dieksploitasi tanpa memperhatikan keseimbangan akan menimbulkan masalah.

Ismawan (1999: 22) menyatakan terdapat isu utama terkait dengan permasalahan lingkungan, yaitu, air, deforestasi, erosi, lahan kritis dan kerusakan sumberdaya alam. Eksploitasi sumberdaya alam hutan berpengaruh terhadap sumber daya alam lain. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 677/Kpts-II/1998, menyatakan bahwa hutan negara yang dicadangkan atau ditetapkan oleh menteri untuk dikelola oleh masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan dengan tujuan pemanfaatan hutan secara lestari sesuai dengan fungsinya dan menitikberatkan kepentingan menyejahterakan penduduk. Soeriatmadja (1997:59) menyatakan bahwa hutan berpengaruh terhadap tiga faktor lingkungan yang saling berhubungan, yaitu iklim, tanah dan pengadaan air bagi berbagai wilayah. Hutan bermanfaat bagi kehidupan yang diperoleh bila hutan terjamin eksistensinya. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi dan sosial dari hutan akan memberikan peranan nyata jika pengelolaan sumber daya alam berupa hutan seiring dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan (Rahmawaty:2004).Sedangkan Dietz (1998:23) menyatakan bahwa usaha melindungi hutan melalui peraturan akan menjadi sia-sia, karena petani yang tidak memiliki sumber-sumber kehidupan lain akan menyerbu hutan untuk


(17)

3

memenuhi kebutuhannya. Pernyataan lain bahwa considerable declines in the world’s forest are anticipated. These forests are now disappearing at the rate of 20 million hectares per years mainly to supply forest product and firewood (Tisdell, 1993:17). Perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi perkebunan campuran dan pemukiman membawa dampak terhadap peningkatan bahaya erosi (Dewi, 2004:6). Sementara Ismawan (1999 : 23) menyatakan deforestasi (penggundulan hutan) serta pemborosan penggunaan sumberdaya alam mengakibatkan kemero-sotan kualitas sumber daya. Menurut Direktur Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan RI, luas kerusakan hutan dan lahan di Indonesia 43 juta Ha (24 juta Ha di hutan dan 19 juta Ha di luar hutan). Sedangkan laju deforestasi tahun 1982-1990 sebesar 900.000 Ha/tahun (Gusti, 2006).

Lingkungan memiliki fungsi sebagai ruang tempat hidup manusia dan untuk memenuhi kebutuhannya, karena itu manusia akan berhubungan dengan komponen lingkungan. Pembangunan akan menggeser fungsi lahan, maka perlu diantisipasi agar pemanfaatan lahan mendapatkan hasil optimum dengan kerusakan minimum, sehingga terbentuk kehidupan yang sejahtera dan bertanngung jawab (Darsiharjo, 2010:5). Undang Undang Republik Indonesia No.32 tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya. Lingkungan sebagai suatu ruang, komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi akan berpengaruh terhadap ruang lain, terutama daerah aliran Sungai (DAS) sebagai


(18)

4

suatu ruang dapat mempengaruhi ruang lain yaitu pesisir. Ekosistem dalam suatu lingkungan merupakan suatu sistem lingkungan yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan (Asdak, 2002:10). Selanjutnya Supriharyono (2008:18) menyatakan bahwa wilayah pesisir adalah pertemuan antara daratan dan laut. Karena kondisi pesisir dipengaruhi DAS, maka jika pada DAS terjadi erosi, maka di pesisir terjadi pengendapan.

Sagara Anakan merupakan daerah pesisir sebagai muara Ci Tanduy dan Ci Beureum.Pendangkalan perairan Sagara Anakan disebabkan sedimentasi yang tinggi dari sungai-sungai yang bermuara dan tingkat sedimentasi mencapai 1 juta m3/tahun (Pratama Krida; 1996:9). Bahari (2003) menyatakan Sagara Anakan mengalami perubahan luas akibat sedimen lumpur dari Ci Tanduy yang setiap tahunnya menyumbang 740.000 m3 lumpur dari total sedimen 1 juta m3 /th yang dibawa masuk sungai-sungai lain. Sedimentasi mengancam kelestarian hutan mangrove dan penurunan produksi ikan dan udang yang dikembangbiakkan (Satyana:2010). Sedimentasi meliputi proses erosi, transportasi, pengendapan, dan pemadatan dari sedimentasi itu sendiri. Keseluruhan proses berjalan secara kompleks, dimulai dari jatuhnya hujan sampai terbawa aliran sungai menuju muara atau pesisir (Pramandhana, 2000:36).

Sedimentasi berdampak terhadap perubahan luas perairan dan keberadaan hutan mangrove. Sukardi (2010) menyatakan bahwa perubahan luas perairan Sagara Anakan pada tahun 1984 kawasan ini memiliki luas 2.906 ha, tahun 1994 memiliki luas 1.575 ha dan pada tahun 2003 memiliki luas 600 ha, artinya rata-rata penurunan luas ini sekitar 104,8182 ha/th. Pada tahun 1974 luas hutan


(19)

5

mangrove 15.551 ha, sedangkan pada tahun 2003 memiliki luas 8.506 ha (BPKSA, 2007:27). Erftemeijer, Balen dan Djuharsa(1988:35) menyatakan bahwa mangrove Sagara Anakan memiliki luas 13.500 ha, dan mengalami penyusutan akibat reklamasi lahan dan penebangan kayu bakau. Laju sedimentasi makin cepat sejak tahun 1931 ketika penduduk mulai mengkonversi hutan mangrove menjadi lahan pertanian (Zia dan Sudjono : 2011). Sementara itu Sukmawardani (2006:65) bahwa hutan mangrove merupakan salah satu sumberdaya alam potensial dan memiliki arti penting bagi masyarakat baik ditinjau dari ekonomi, ekologis, dan biologis. Selain itu, hutan mangrove memiliki fungsi untuk untuk mengurangi gerakan air. Pemda Kabupaten Cilacap dan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (1998:42) menyatakan bahwa hutan mangrove merupakan ekosistem unik dan memiliki fungsi ekologi dalam mendukung produktivitas perairan Sagara Anakan. Fungsi ekosistem ini terancam keberadaannya karena sedimentasi, status lahan, penebangan liar dan konversi hutan bakau.

Pendangkalan dan penyempitan Sagara Anakan dan penyusutan hutan mangrove diakibatkan adanya penebangan liar. Erftemeijer, Balen dan Djuharsa (1988:35) menyatakan bahwa:

The mangroves that surround the lagoon have been considerably disturbed by traditional wood collection by the local population, which is almost entirely dependent on lagoon fishery and mangrove product. As result of the degradation, the forest are no longer suitable for commercial logging operations.

Perubahan luas hutan mangrove tersebut berakibat terhadap penurunan fungsi. Perairan Sagara Anakan tempat berlindung 85 spesies burung yang hidup


(20)

6

di hutan mangrove: Centropus nigrorufus. Bahkan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari wilayah Australia (Erftemeijer, Balen dan Djuharsa, 1988:35). Penelitian lain menunjukan bahwa terjadi penurunan jumlah spesies ikan. Pada tahun 1985 terdapat 45 spesies ikan, sedangkan pada tahun 1999 terdapat 18 spesies dan 15 spesies merupakan spesies baru (Boesono:2008). Selanjutnya Tim LPM Unpad (1998) menemukan bahwa wilayah Sagara Anakan mempunyai jenis-jenis burung yang dilindungi undang-undang, antara lain Rangkong, Elang hutan, Bangau tongkang, Kuntul, juga merupakan persinggahan burung migran seperti; layang-layang Asia(Hirundo rustica), Bambangan kuning(Ixobrycus sinensis) dan Kodidi putih (Calidris alba). Hutan mangrove mempunyai arti penting sebagai sumber makanan hewan laut. Sistem perakaran yang kokoh melindungi pantai dari erosi, gelombang, dan ombak, juga berfungsi sebagai daerah asuhan (nursery ground) dan pemijahan (spawning ground) bagi udang, ikan dan kerang-kerangan (Dahuri, 2001). Ewuaie (1990:285) menyatakan bahwa habitat bakau merupakan tempat berpijah beberapa jenis ikan laut, sehingga pemusnahan hutan bakau mempunyai dampak luas terhadp kehidupan ikan. Perubahan fungsi menyebabkan kerusakan lingkungan. Sumaatmadja (2005:129). Kerusakan lingkungan dalam berbagai bentuk bukan semata-mata proses serta bencana alam, melainkan erat kaitannya dengan perilaku penduduk yang tidak menghiraukan hukum alam. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan perlu pengelolaan sumber daya alam, termasuk sumber daya genetik baik di darat (hutan) maupun di pesisir (Supriharyono, 2008:13). Pembangunan yang sedang dan sudah dilakukan di seluruh wilayah pantai Indonesia mengalami


(21)

7

kerusakan. Penurunan kualitas lingkungan atau ekosistem makin terasa dan juga berdampak baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap segi-segi kehidupan ekonomi, sosial dan budaya (Sukojo, 2003:37). Penurunan kualitas lingkungan menyebabkan penurunan kesehatan dan potensi ekonomi, serta perubahan tatanan sosial. Kesenjangan antara yang miskin dengan yang kaya terus menganga, akibat turunnya daya dukung lingkungan (Gusti, 2006). Keadaan fisik, ekologi dan keragaman sosial budaya kawasan pesisir menuntut Pengelolaan Kawasan Pesisir Terpadu (PKPT) dengan mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan yang melibatkan penduduk, organisasi, pengelola tingkat daerah dan nasional, serta para ilmuwan di bidang pengetahuan alam dan ilmu-ilmu sosial untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk kawasan pesisir (UNESCO; 2010).

Konservasi merupakan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan segala sesuatu yang ada pada suatu lingkungan, sehingga penangkapanpun perlu disesuaikan dengan keseimbangannya. Konservasi sumberdaya ikan merupakan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan termasuk ekosistem, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan berkelanjutan (Suraji:2009). Konservasi bukan melarang mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam tetapi dalam pengelolaan dituntut memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah, sehingga sumber daya alam kita dapat menjadi warisan kepada generasi mendatang (Uwityangyoyo, 2009).


(22)

8

konservasi, sehingga penyudetan, pengerukan dan pemantauan diperlukan terhadap daerah yang sudah dilakukan pengerukan. Penanganan dampak tersebut salah satunya adalah rencana pengelolaan lingkungan dengan pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusional pada lembaga terkait. Selain itu dilakukan juga pengerukan Ci Meneng yang bermuara ke perairan Sagara Anakan. Namun pengerukan dan pengelolaan tersebut menimbulkan keresahan penduduk, karena kurangnya sosialisasi tentang rencana kegiatan. Selanjutnya pada tahap pengerukan terjadi pencemaran, sehingga mengganggu kehidupan biota.

Sarjono (1998) melakukan penelitian tindakan tentang Usaha Wanatani Terpadu lahan Kering Sub daerah aliran Ci Meneng yang bermuara ke perairan Sagara Anakan. Hasil penelitian tindakan ini dilakukan penyuluhan kepada penduduk dalam mengolah lahan yang disesuaikan dengan metode konservasi. Pelatihan ini dilakukan bagi penduduk yang beralih profesi dari nelayan menjadi petani melalui kelompok-kelompok. Strategi yang dilakukan oleh proyek menuntut peran serta yang berkesinambungan dalam pengorganisasian kegiatan oleh lembaga maupun dalam proses dan tahapan manajemen komponen Wanatani. Hasil studi Badan Pengelola Kawasan Sagara Anakan (2007) menyatakan banyaknya delta baru menimbulkan masalah penataan ruang, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap menata delta-delta tersebut untuk dikelola dan dimiliki oleh penduduk. Tujuan dari penataan ini agar delta-delta tersebut dapat digunakan untuk kepentingan penduduk.

Konservasi merupakan salah satu upaya dalam menjaga keberlangsungan kawasan Sagara Anakan, sehingga dalam konservasi diperlukan penduduk.


(23)

9

Pengelolaan kawasan konservasi adalah serangkaian upaya penataan, perencanaan, perlindungan dan pengamanan, pembinaan habitat dan populasi, pemanfaatan, pemberdayaan dan peningkatan kesadaran penduduk, peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola, koordinasi, monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan konservasi (Susanto:2009). Yayasan Konservasi Laut Indonesia (2007) menyatakan dalam menjaga dan melingdungi wilayah-wilayah tertentu, maka perlu dikembangkan (1) Konservasi sumberdaya pesisir dan laut; (2) Pemberdayaan penduduk pesisir dan pulau-pulau kecil dan (3) Penerapan teknologi alternatif ramah lingkungan untuk kepentingan peningkatan pendapatan ekonomi penduduk dan konservasi lingkungan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Dalam pemulihan ekosistem mangrove perlu melibatkan masyarakat, sehingga masyarakat merasa ikut memiliki (sense of belonging) hutan mangrove tidak tumbuh (Rizkam, 2010:85). Partisipatif perlu dikembangkan lebih lanjut melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemberdayaan stakeholder, perlindungan alam dan penegakan hukum lingkungan dalam kerangka pengelolaan lingkungan berkelanjutan (Suryanto, 2004:94). Partisipasi berkaitan informasi tentang keadaan penduduk, keterlibatan penduduk pada program pembangunan dalam persiapan dan perencanaannya, karena tanpa keterlibatannya akan menyebabkan kegagalan (Conyers, 1991:154). Sementara UNESCO (2010) menyatakan kegagalan dalam konservasi pesisir harus didasari oleh kesadaran masyarakat nelayan dan budaya yang berkembang di masyarakat. Kesadaran masyarakat menjaga wilayah pesisir, maka perlu pemerintah berinisiatif memberdayakan masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai rasa cinta dan memiliki wilayah


(24)

10

tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan hutan adalah sosial ekonomi berupa, tingkat pendidikan, pendapatan, luas lahan garapan, frekuensi penyuluhan, dan intensitas kegiatan petani (Lalogiroth, 2001). Kesadaran akan pentingnya sumberdaya air yang berawal dari kesadaran pribadi, masyarakat, sehingga penduduk menyadari untuk melestarikan sumberdaya dan mengelolanya (Widayani dkk, 2011:13). Karakteristik sosial ekonomi berupa tingkat pendidikan, luas lahan garapan, status sosial (pendapatan), motivasi dan penyuluhan berpengaruh terhadap partisipasi (Hidayat, Sukesi dan Kusumawarni:2009).

Keberhasilan program konservasi perairan Sagara Anakan berkaitan dengan penduduk yang tinggal di sekitarnya, sehingga perlu adanya keterlibatan penduduk yang memanfaatkan hutan, yaitu; petani, sedangkan di pesisir adalah nelayan. Dari keadaan daerah yang berbeda, maka pelaksanaan konservasi perlu dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai pihak baik pemerintah, lembaga dan penduduk. Hal ini didasarkan bahwa penduduk tidak hanya memperoleh manfaat dari mengolah lahan, tetapi perlu menyadari pentingnya pemeliharaan dan perlindungan terhadap lingkungan, karena itu dalam pelaksanaan program konservasi perlu sosialisasi dan penyuluhan. Partisipasi penduduk dalam konservasi menjadi indikator yang sangat penting untuk keberhasilan program konservasi. Partisipasi penduduk dapat ditingkatkan melalui penyuluhan tentang pentingnya pelestarian sumberdaya lahan. Penyuluhan tentang pelestarian lingkungan akan berdampak terhadap meningkatnya kualitas pemahaman penduduk, maka pembangunan terutama konservasi betul-betul


(25)

11

dirasakan manfaatnya dan dilaksanakan oleh penduduk. Penyuluhan suatu program pembangunan harus tetap mempertahankan kualitas tanah dan air serta sumberdaya lahan untuk menjaga keberlangsungan dan kelestarian lahan (Sutrisno, 2007). Dengan demikian partisipasi penduduk memiliki peran penting untuk pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan yang dilakukan melalui konservasi, karena konservasi merupakan upaya untuk memelihara dan melindungi keberlanjutan sumber daya yang ada pada DAS dan perairan Sagara Anakan. Konservasi yang dilakukan pada DAS dan pesisir perlu dilakukan terpadu dan berbeda yang sesuai dengan keadaan daerah, sehingga tingkat erosi pada DAS menurun sedangkan di pesisir tidak mengalami pendangkalan dan penyempitan. Konservasi terpadu harus melibatkan pemerintah, lembaga swasta, tokoh masyarakat dan penduduk.

Konservasi merupakan upaya untuk memelihara dan melindungi lingkungan, sehingga perlu menjadi kajian untuk dijadikan acuan dalam pembelajaran geografi. Materi pembelajaran konservasi lingkungan terdapat pada kurikulum KTSP kelas XI (sebelas) program IPS, karena Geografi termasuk kelompok mata pelajaran IPS di SMA.

Dalam ruang lingkup pendidikan IPS, maka penelitian yang berhubungan dengan kegiatan, sikap dan partisipasi penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan sangat berhubungan dengan dengan tradisi yang dikembangkan pendidikan IPS. Hal ini didasarkan bahwa masalah penelitian adalah kompleksitas dari ilmu-ilmu sosial, sehingga pendekatan dalam pendidikan IPS secara terpadu dalam memecahkan masalah tersebut. IPS atau studi sosial mengkaji pengetahuan


(26)

12

yang akan membentuk perilaku yang diimplementasikan dalam konservasi lahan. Dalam encyclopedia (2011) menyatakan Social studies is the "integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence," as defined by the National Council for the Social Studies. Michigan Department of Education (2011) menyatakan Social studies is the integrated study of the social sciences to prepare young people to become responsible citizens.

Studi sosial dan di Indonesia dikenal dengan IPS merupakan integrasi ilmu-ilmu sosial dalam konteks individu, sosial, budaya, ekonomi, nilai dan kegiatan penduduk secara keruangan dengan tujuan untuk membentuk warga negara. Penduduk secara individu sangat dipengaruhi keadaan alam, sehingga konservasi sebagai salah satu upaya pelestarian dan partisipasi penduduk dalam pelestarian lingkungan Sagara Anakan sangat menarik untuk dikaji. Partisipasi penduduk terhadap konservasi merupakan masalah sosial dan merupakan bagian kajian dari materi kelompok IPS, terutama mata pelajaran geografi. Karena geografi mempelajari interaksi antara manusia dan lingkungan seperti yang dikemukakan oleh Winataputra dan Darojat (2007:1.43) bahwa mata pelajaran geografi memusatkan pada upaya untuk memberikan bekal kemampuan dan sikap rasional yang bertanggung jawab dalam menghadapi gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta permasalahanya yang timbul akibat interaksi antara manusia dan lingkungannya. Atas dasar kajian tersebut dan Zainul dalam kurikulum program studi IPS (2009:315) menyatakan bahwa Program Studi Pendidikan IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dengan cara memperluas, mempertajam dan memperdalam (a) kemampuan dalam ilmu pendidikan dan


(27)

13

disiplin IPS, yaitu kemampuan konseptual, metode pendidikan, dan metode disiplin ilmu; (b) kemampuan menerapkan konsep atau teori sebagai alat dan deskripsi analisis-prediksi dan sebagai alat dalam memecahkan masalah empiris di dalam bidang pendidikan IPS; (c) kemampuan untuk menemukan gagasan, konsepsi, dan metode baru dalam bidang pendidikan IPS.

Pernyataan di atas merupakan tujuan Program Studi IPS Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, karena itu kajian dalam penelitian ini merupakan penerapan konsep, teori untuk menganalisis partisipasi penduduk dalam pelestarian lingkungan melalui konservasi. Meskipun kajian ini merupakan kajian pembelajaran geografi, tetapi merupakan bagian dari kelompok IPS untuk membangun sikap bertangung jawab dalam menghadapi gejala alam dan kehidupan.

B.Identifikasi Dan Rumusan Masalah

Percepatan perubahan ini menyebabkan kegiatan-kegiatan nelayan, wisata, olah raga, dan jasa penyeberangan menurun. Artinya bahwa dampak negatif dari penyempitan, pendangkalan di perairan tersebut lebih besar daripada dampak positifnya. Karena itu kegiatan penduduk di daratan, terutama DAS tetap berjalan dan kegiatan di perairan Sagara Anakan berkelanjutan, maka perlu partisipasi penduduk petani dalam menunjang pelestarian. Upaya-upaya dalam pelestarian tersebut melalui konservasi secara terpadu di DAS dan pesisir Sagara Anakan. Konservasi berkaitan dengan komponen biotik dan abiotik, yaitu faktor abiotik relative tetap, sedangkan faktor biotik mengalami.


(28)

14

Pelestarian melalui konservasi berkaitan dengan kegiatan penduduk. Partisipasi berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi dalam mengolah lahan. Karena pentingnya partisipasi dalam konservasi memunculkan masalah, yaitu ”Terjadinya kesenjangan di perairan Sagara Anakan yang seharusnya lestari tetapi mengalami pendangkalan dan penyempitan. “Pendangkalan dan penyempitan disebabkan erosi dari DAS yang bermuara ke perairan Sagara Anakan, maka DAS yang mempengaruhinya perlu dilakukan konservasi yang melibatkan partisipasi penduduk”. Konservasi sebagai upaya perlidungan terhadap lingkungan harus dipahami penduduk, karena berhubungan dengan kegiatan penduduk.

Penelitian ini diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh tingkat pendapatan di daerah aliran sungai terhadap

sikap penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?.

2. Apakah terdapat pengaruh pengetahuan di daerah aliran sungai terhadap sikap penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?.

3. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan lahan di daerah aliran sungai terhadap sikap penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?.

4. Apakah terdapat pengaruh tingkat pendapatan di daerah aliran sungai terhadap tingkat partisipasi penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?. 5. Apakah terdapat pengaruh pengetahuan di daerah aliran sungai terhadap

tingkat partisipasi penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?. 6. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan lahan di daerah aliran sungai terhadap


(29)

15

7. Apakah terdapat pengaruh Sikap di daerah aliran sungai terhadap tingkat partisipasi penduduk penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?. 8. Bagaimana relevansi antara metode konservasi dengan materi konservasi pada

pembelajaran Geografi di Sekolah Menengah Atas (SMA) ?.

9. Bagaimana keadaan Geografis daerah aliran sungai dalam pelaksanaan konservasi lingkungan Sagara Anakan ?.

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian didasari oleh masalah yang muncul bahwa Sagara Anakan memiliki berbagai fungsi. Dengan menurunnya fungsi tersebut perlu adanya upaya konservasi, karena itu tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh tingkat pendapatan di daerah aliran sungai terhadap sikap penduduk dalam konservasi Sagara Anakan.

2. Menganalisis pengaruh pengetahuan di daerah aliran sungai terhadap sikap penduduk dalam konservasi Sagara Anakan.

3. Menganalisis pengaruh kepemilikan lahan di daerah aliran sungai terhadap sikap penduduk dalam konservasi Sagara Anakan.

4. Menganalisis pengaruh tingkat pendapatan di daerah aliran sungai terhadap tingkat partisipasi penduduk dalam konservasi Sagara Anakan.

5. Menganalisis pengaruh pengetahuan di daerah aliran sungai terhadap tingkat tingkat partisipasi penduduk dalam konservasi Sagara Anakan.

6. Menganalisis pengaruh kepemilikan lahan di daerah aliran sungai terhadap tingkat partisipasi penduduk dalam konservasi Sagara Anakan.


(30)

16

7. Menganalisis pengaruh sikap di daerah aliran sungai terhadap tingkat partisipasi penduduk dalam konservasi Sagara Anakan.

8. Menganalisis relevansi antara metode konservasi dengan materi konservasi pada pembelajaran Geografi di Sekolah Menengah Atas (SMA).

9. Menganalisis keadaan Geografis daerah aliran sungai dalam pelaksanaan konservasi lingkungan Sagara Anakan ?.

D. Asumsi

Pendangkalan dan penyempitan perairan Sagara Anakan diakibatkan sedimentasi material dari Ci Tanduy dan Ci Beureum. Untuk mengurangi erosi dari sungai-sungai tersebut perlu dilakukan konservasi yang melibatkan penduduk. Keterlibatan penduduk dalam konservasi dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi. Dari keadaan sosial ekonomi, maka peneliti berasumsi bahwa: 1. Tingkat pendapatan penduduk berpengaruh terhadap pembentukan sikap peduli

lingkungan.

2. Pengetahuan berpengaruh terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan, karena konservasi merupakan syarat mengolah lahan pertanian.

3. Luas kepemilikan lahan berpengaruh terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan, karena lahan menjadi dasar pemenuhan kebutuhan keluarga. 4. Tingkat pendapatan penduduk berpengaruh terhadap tingkat partisipasi, karena

dengan berpartisipasi dapat informasi yang harus dilakukan pada lahannya. 5. Pengetahuan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi, karena konservasi


(31)

17

6. Luas kepemilikan lahan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi, semakin sempit lahan yang digarap, tingkat partisipasi kurang.

7. Sikap berpengaruh terhadap tingkat partisipasi, karena dengan memahami arti pentingnya lingkungan terhadap kehidupan membentuk sikap yang cenderung untuk berpartisipasi pada suatu program yang dirancang.

8. Keadaan fisis dan sosial berpengaruh terhadap terjadinya pendangkalan dan penyempitan lingkungan Sagara Anakan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan menggambarkan suatu deskripsi tentang upaya konservasi yang menuntut keterlibatan penduduk, serta mengkaji partisipasi penduduk dalam pengolahan lahan tanpa mengurangi pekerjaan pokok.

1. Manfaat teoritis:

a. Mengembangkan teori partisipasi penduduk dalam konservasi yang menunjang pelestarian lingkungan sebagai bahan pengayaan pada kurikulum mata pelajaran Geografi.

b. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini memiliki arti penting sebagai bahan pembelajaran di Sekolah, karena konservasi harus sesuai dengan keadaan daerah setempat.

2. Manfaat praktis:

a. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi dunia ilmu pengetahuan, khususnya Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial bahwa dalam pembangunan wilayah dan penduduk perlu dilakukan dengan pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral terutama dalam pendidikan geografi.


(32)

18

b. Bagi pihak perencana wilayah dan kota terutama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sagara Anakan, hasil penelitian sebagai masukan dalam pengelolaan Sagara Anakan, sehingga dapat menunjang pembangunan secara berkelanjutan.

E.Sistematika Penulisan

Penelitian ini membahas tentang partisipasi penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan. Penulisan hasil penelitian dibagi menjadi lima bab.

BAB I. Bab ini dibagi menjadi sub bab, yang mana pada latar belakang menguraikan lingkungan yang mendukung kehidupan penduduk. Pada bab ini menguraikan keadaan lingkungan yang seharusnya dan kenyataan, sehingga memunculkan masalah. Rumusan masalah diperoleh dari gambaran keadaan lingkungan Sagara Anakan. Karena itu masalah yang dimunculkan adalah partisipasi penduduk dalam konservasi lingkungan. Masalah yang muncul dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Dari pertanyaan penelitian ini yang perlu dikaji dan dijawab,maka tujuan penelitian mencari jawaban yang tepat, sehingga lingkungan Sagara Anakan dapat memberikan sumbangan terhadap keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini dapat bermanfaat baik untuk pengembangan keilmuan maupun materi pembelajaran Geografi.

BAB II. Bab ini menguraikan kajian pustaka tentang masalah yang dikaji dan dibagi menjadi sub bab Lingkungan hidup menguraikan tentang pengertian, hubungan manusia dan alam. Pada sub bab Konservasi menguraikan tentang pengertian, metode dan bentuk, factor-faktor konservasi, konservasi lingkungan Sagara Anakan. Sub bab Pengelolaan DAS dan pesisir secara terpadu,


(33)

19

Penyuluhan. Sub bab Partisipasi menguraikan teori tentang pengertian, jenis, Pola dan tahapan, pendapatan, pengetahuan serta kepemilikan lahan, Sub bab Sikap menguraikan tentang pengertian dan komponen. Relevansi materi konservasi dan materi pembelajaran konservasi geografi di SMA. Sub bab Penelitian terdahulu dan Sub bab Kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III. Bab metode penelitian dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab Lokasi penelitian yang menggambarkan letak geografis. Sub bab Populasi dan sampel menguraikan jumlah populasi dan sampel. Sub Bab Metode penelitian menguraikan alasan pengambilan metode survey. Sub bab definisi konsep menguraikan konsep tentang variabel penelitian. Sub bab Instrumen penelitian menguraikan variabel yang dikembangkan menjadi instrument dan pengujian validitas, realibilitas, normalitas, homogenitas, multikolinearitas dan analisis konservasi. Sub bab Teknik pengumpulan dan analisis menguraikan memperoleh data dan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV. Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab hasil penelitian menguraikan tentang kondisi fisis dan sosial daerah penelitian. Sub bab deskripsi hasil penelitian menguraikan uji statistic tentang pengaruh pendapatan, pengetahuan dan kepemilikan lahan pada sikap dan partisipasi serta relevansi materi konservasi pada pembelajaran. Sub bab pembahasan menguraikan tentang penjelasan pengaruh tiap variabel penelitian.

BAB V. Bab ini mengkaji kesimpulan dan rekomendasi yang didasarkan pada hasil dan pembahasan. Sub bab kesimpulan menguraikan tentang hasil uji statistik tentang variabel-variabel yang berpengaruh terhadap partisipasi,


(34)

20

sedangkan sub bab rekomendasi menguraikan tentang upaya yang perlu dilakukan dalam konservasi, sehingga perairan Sagara Anakan lestari.

Daftar Pustaka. Pustaka yang digunakan yang mendukung masalah yang dikaji yang berhubungan dengan partisipasi, sosial ekonomi dan partisipasi serta keadaan Sagara Anakan.


(35)

91

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi Penelitian

Koordinat geografis daerah penelitian antara 1080 01’15,66 “ BT – 1090

00’00” BT dan 70 01’12,96” LS –

70 46’44,4” LS, daerah ini meliputi daerah

aliran sungai yang bermuara ke perairan Sagara Anakan, yaitu, Ci Tanduy dan Ci Beureum dan perairan Sagara Anakan yang meliputi daratan dan perairannya yang selanjutnya disebut lingkungan Sagara Anakan. Daerah yang menjadi kajian adalah penduduk yang menggarap lahan dari DAS bagian hulu, tengah, hilir dan pesisir.

Daerah aliran Ci Tanduy yang berhulu dari Kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka, Ciamis, Tasikmalaya, Cilacap dan Kota Banjar, dan Ci Beureum yang berhulu dari kabupaten Brebes, Banyumas dan Cilacap, serta daerah yang terletak di daerah Sagara Anakan adalah Kecamatan Kampung Laut yang terdiri atas 4 desa, yaitu Desa Klaces dan Ujungalang terletak sebelah Tenggara, Desa Ujunggagak terletak sebelah Barat dan Desa Panikel di sebelah Utara. Sebelumnya disebut Kampung Laut, karena sebagian besar dan penduduknya tinggal dan bermata pencaharian di laut yaitu Sagara Anakan. Sekarang kenampakannya sudah tidak berada di atas laut. Sebagian besar sudah tidak berwujud rumah panggung yang berdiri di atas air, tetapi telah menjadi rumah yang berdiri di daratan akibat sedimentasi. Pendangkalan dan penyempitan perairan Sagara Anakan hanya akibat, karena penyebab utamanya adalah


(36)

92

sedimentasi yang materialnya berasal dari hulu sungai yang bermuara ke perairan ini. Artinya lokasi Sagara Anakan sebagai pesisir berhubungan dengan Kegiat- an penduduk di daerah aliran sungai.

B.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini akan berkaitan dengan pengolahan dan pengelolaan lahan oleh penduduk di daerah aliran Ci Tanduy dan Ci Beureum yang bermuara ke Sagara Anakan. Kegiatan penduduk ini akan berpengaruh terhadap kegiatan penduduk di Sagara Anakan, seperti nelayan, perdagangan, jasa transportasi dan wisata. Kegiatan di Sagara Anakan menurun karena terjadi pendangkalan dan penyempitan, sehingga menurunkan fungsinya sebagai daerah konservasi. Wilayah yang terkait dengan fungsi perairan Sagara Anakan mencakup Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cilacap dan Kota Banjar.

Untuk menganalisi pengaruh kegiatan penduduk pada daaerah aliran Ci Tanduy dan Ci Beureum yang bermuara ke Sagara Anakan. Kegiatan penduduk di DAS yang mempengaruhi kegiatan di pesisir. Dengan jumlah populasi sebesar 632.213 responden dengan sampel relative sedikit, tetapi dapat mewakili. Sukmadinata (2007:82). Sedangkan Suharsimi A (1993:9) menyatakan bahwa penelitian survey dibatasi pada pengertian sampel pada metode penelitian survey dimana informasinya dikumpulkan dari sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi secara bersamaan. Sampel yang relatif sedikit, tetapi dapat mewakili populasi yang besar, maka sampel dibagi pada responden yang menggarap lahan pada sub DAS bagian hulu, tengah, hilir dan pesisir, dengan anggapan


(37)

93

pengolahan lahan pada bagian DAS sama. Karena itu penelitian ini menggunakan metode penelitian Survey.

C.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi wilayah yang dijadikan dasar dalam penelitian ini adalah daerah aliran Ci Tanduy dan Ci Beureum yang berpengaruh terhadap Sagara Anakan/Pesisir. Karena penyempitan dan pendangkalan perairan Sagara Anakan sangat dipengaruhi oleh wilayah daratan, terutama sungai-sungai yang mengalir dan bermuara ke Sagara Anakan. Populasi wilayah adalah DAS diklasifikasikan menjadi DAS bagian hulu, tengah, hilir dan dan pesisir Sagara Anakan. Sedangkan populasi penduduk adalah penduduk yang mengolah lahan di daerah aliran Ci Tanduy dan Ci Beureum. Daerah yang menjadi populasi adalah daerah aliran sungai yang meliputi, kabuapten Sumedang, Garut, Majalengka, Tasikmalaya, Ciamis, Brebes, Banyumas, Cilacap dan Kota Banjar. Luasnya daerah penelitian, maka untuk pengambilan sampel, DAS dibagi menjadi 3 bagian, yaitu DAS hulu, tengah, hilir dan pesisir. Karena itu populasi penduduk mengikuti batas alam yaitu punggungan yang membentuk batas DAS. Populasi penduduk diperoleh dari persentase luas DAS dikalikan jumlah penduduk secara administrative, sehingga populasi penduduk DAS dapat diperoleh.

Perubahan luas perairan disebabkan adanya sedimentasi material dari daratan, maka kajian ini akan berkaitan kegiatan penduduk di DAS hulu, tengah dan hilir, yaitu; daerah aliran Ci Tanduy dan Ci Beureum yang bermuara ke perairan Sagara Anakan. Perubahan Luas perairan Sagara Anakan dianalisis melalui Analisisi data Citra Satelit yang diperoleh melalui Satelit CRS tahun


(38)

94

2005. Daerah yang berpengaruh terhadap sedimentasi dan pendangkalan disebabkan oleh kegiatan penduduk yang mengolah lahan, karena itu penduduk yang mengolah lahan di DAS tersebut menjadi populasi penelitian.

Penduduk yang dijadikan sampel adalah kegiatan penduduk dalam mengolah lahan di DAS hulu, tengah, hilir dan pesisir. Sampel yang dijadikan dasar penelitian harus mewakili seluruh DAS hulu, tengah, hilir dan pesisir. Karena jumlah populasi didasarkan batas DAS, maka pengambilan sampel didasarkan klasifikasi DAS bagian hulu, tengah, hilir dan pesisir.

Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi daerah penelitian dengan menggunakan formula Slovin (Taro Yamane) sebagai berikut:

Dimana:

N = Besar Ukuran Populasi ; n = ukuran sampel minimum ; d = taraf signifikansi penelitian

Pada penelitian ini ukuran populasi petani berkisar 632.213 responden yang tinggal pada DAS. Taraf penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 %, maka jumlah sampel minimum yang harus diambil adalah:

responden . 399,747 533 , 1581 213 . 632 1 ) 05 , 0 ( 213 . 632 213 . 632

2  

 

n

Dari hasil perhitungan formula di atas diperkirakan penduduk DAS yang memiliki mata pencaharian petani sekitar 632.213 responden, maka diperoleh sampel 399,747 dibulatkan menjadi 400 responden. Pengambilan sampel


(39)

95

sampel responden diambil dari tiap bagian DAS yaitu; DAS bagian hulu, bagian tengah, hilir dan pesisir. Dari data primer dari penduduk akan tergambar tentang karakteristik kehidupan maupun keadaan fisis daerah penelitian ini, sehingga akan mudah menentukan partisipasi dalam konservasi yang seharusnya. Sampel yang diambil dari tiap bagian DAS sebanyak 100 responden.

D.Definisi Konsep

Pengembangan merupakan usaha untuk meningkatkan dari sesuatu yang belum berkembang. Pada penelitian ini pengembangan diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang kegiatannya behubungan dengan pelestarian Sagara Anakan.

1. Partisipasi Penduduk

Menurut Isbandi (2007:27) Partisipasi penduduk adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Nasdian, Fredian (2004:9) memaknai partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Partisipasi tersebut dapat dikategorikan: Pertama, warga komunitas dilibatkan dalam tindakan yang telah dipikirkan atau dirancang oleh orang lain dan dikontrol oleh orang lain. Kedua, partisipasi merupakan proses pembentukan kekuatan untuk keluar dari masalah mereka.


(40)

96

Partisipasi yang dimaksud merupakan partisipasi penduduk dalam konservasi Sagara Anakan. Konservasi berkaitan dengan cara-cara dalam mengolah lahan. Dalam konservasi, maka pengolahan lahan yang dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif, karena itu perlu adanya sosialisasi bahwa kegiatan yang menuntut partisipasi penduduk untuk mengurangi dampak pada lahan yang digarapnya. Partisipasi untuk mengurangi dampak tersebut dengan melakukan konservasi pada lahan yang digarapnya. Dengan partisipasi dalam konservasi merupakan bentuk dari pelestarian lingkungan, tetapi partisipasi penduduk berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi. Dalam penelitian ini sosial ekonomi berkaitan dengan pendapatan, pendidikan dan kepemilikan lahan.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan variabel yang menentukan keadaan sosial ekonomi penduduk. Peningkatan pendapatan dengan melakukan penyuluhan beberapa jenis kegiatan pertanian, perikanan dan peternakan secara terpadu (Sarjono; 1998:2). Dengan pendapatan yang memadai akan meningkatkan partisipasi penduduk dalam menjaga lingkungan. Dengan meningkatnya kualitas lingkungan di Sagara Anakan dan meningkatnya tarap hidup dan perekonomian, maka akan meningkatkan partisipasi penduduk dalam mempertahankan kelestarian lingkungan hutan dan perairan Sagara Anakan (Pratama Krida, 1996:26). Pertanyaan tersebut menunjukan bahwa kelestarian lingkungan akan terpelihara jika adanya partisipasi dan partisipasi akan meningkat jika pendapatan penduduk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.


(41)

97

Penyempitan an pendangkalan Sagara Anakan mengakibatkan lahan pencarian ikan semakin sempit, sehingga mata pencaharian penduduk bergeser ke mata pencaharian alternative yang masih dicoba (BPKSA, 2004:11). Mata pencarian ini merupakan usaha dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan mata pencaharian yang sempit berdampak terhadap pendapatan dan tingkat kesejahteraan penduduk. Artinya penduduk akan berusaha memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara yang mungkin melanggar, karena penduduk beranggapan suatu daerah menjadi sumber kehidupannya secara turun temurun, sehingga ada larangan akan menimbulkan masalah (Supriharyono, 2008:391). Kondisi sosial ekonomi relatif tertinggal dengan mata pencaharian yang semakin sedikit, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mencari mata pencaharian lain, maka hutan dan hutan mangrove sebagai komoditinya dan terjadi penebangan liar (Supriyanto, 2009:60).

Pendapat di atas menggambarkan bahwa kelestarian lingkungan sangat dipengaruhi oleh mata pencaharian penduduk, karena itu dalam melaksanakan program konservasi lingkungan perlu dilakukan melalui pemberdayaan. Supriharyono (2008:399) menyatakan peningkatan partisipasi dapat dilakukan melalui; 1) pelatihan dan bimbingan, 2) mengembangkan sarana dan prasarana, 3) mensosialisasikan pentingnya konservasi lingkungan, 4) menyebarluaskan pemanfaatan potensi sumberdaya secara lestari, 5) melakukan pengawasan dan 6) melakukan pemulihan habitat sumberdaya alam. Untuk meningkatkan partisipasi perlu penduduk memahami arti pentingnya konservasi, sehingga suatu lingkungan dapat bermanfaat secara berkelanjutan. Undang-undang No 16 Tahun 2006


(42)

98

Tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Penyuluhan menurut UU SP3K ini, adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Sutrisno; 2007). peningkatan frekuensi penyuluhan akan berakibat pada menurunnya keinginan bagi masyarakat petani untuk melakukan pengrusakan terhadap hutan sekitar pemukiman petani (Lalogiroth; 2001). Untuk meningkatkan produksi dipengaruhi oleh pemahaman yang kurang, karena intensitas kontak dengan penyuluh sedang/jarang dilakukan (Hidayat, Sukesi dan Kusumawarni; 2009).

Perubahan luas Sagara Anakan perlu ditindaklanjuti dengan peraliran mata pencaharian penduduk. Untuk mengubah mata pencaharian dari nelayan kea rah mata pencaharian lain diperluan adanya pengatahuan. Delta dijadikan lahan pemukiman bahkan menjadi lahan pertanian cenderung kurang memperhatikan keseimbangan lingkungan dengan penebangan hutan yang mempercepat meluasnya daratan (BPKSA;2004:11). Untuk meningkatkan pengetahuan dilakukan pelatihan keterampilan unuk meningkatkan produksi. Prasetio (1998:78) menyatakan pemenuhan kebutuhan hidupa baik makan, tempat tinggal maupun biaya-biaya lain tidak terlepas dari apa yang ada disekitarnya. Terutama dengan terbatasnya tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang hak dan


(43)

99

kewajiban terhadap lingkungan hidup yang ada semakin mendorong mereka melakukan perusakan lingkungan.

Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa untuk meningkatkan pendapatan perlu meningkatkan pengetahuan yang menunjang pengembangan mata pencaharian, sehingga dengan pengetahuannya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

4. Kepemilikan lahan

Lahan yang dimiliki maupun digarap disebut dengan kepemilikan lahan. Kepemilikan lahan yang dikuasai akan berpengaruh terhadap tingkat kemakmuran petani (Mubyarto; 1993:97). Artinya bahwa semakin luas lahan yang dikuasai atau digarap akan mengingkatkan pendapatan petani yang mendorong tingkat kesejahteraan dan kemakmuran. Pendapatan penduduk yang rendah karena pada umumnya rata-rata memiliki luas lahan yang digarap 0,29 ha/keluarga (Darsiharjo, 2010:124). Sedangkan dari data statistik diperoleh gambaran bahwa rata-rata kepemilikan lahan garapan yang sempit juga terjadi di daerah penelitian yaitu; 0,13 ha/jiwa (BPS,2009).

Dari pernyataan tersebut menggambarkan bahwa kepemilikan lahan berpengaruh terhadap pendapatan dan menunjukan kondisi sosial ekonomi petani, karena itu jelas bahwa untuk memenuhi kebutuhan penduduk, perlu upaya dalam memenuhi kebutuhan hidup petani dengan usaha lain dengan memanfaatkan lahan yang digarap maupun dimilikinya.


(44)

100

Attitudes are evaluative statement favorable or unfavorable related to person, object or event. They reflect that how one feel about something (Saeed Khamseh : 2011). Definisi tersebut menunjukan bahwa sikap berkaitan dengan berpikir untuk menilai suatu objek atau gejala yang didorong perasaan, sehingga memunculkan motivasi untuk melakukan tindakan.

6. Konservasi

Konservasi merupakan suatu usaha untuk memelihara dan melindungi sumberdaya alam, karena memiliki manfaat yang lebih besar bagi penduduk dan pembangunan secara berkelanjutan. Konservasi perlu adanya keterlibatan penduduk, karena penduduk yang memanfaatkan lingkungan tersebut. Dengan keterlibatan penduduk, pemenuhan kebutuhan dapat diperoleh dari lingkungan tersebut, tetapi berdampak terhadap pembangunan berkelanjutan.

DAS diartikan suatu daerah yang dibatasi oleh pemisah topografi yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya ke suangai yang akhirnya bermuara ke danau atau laut (Darsiharjo, 2010:11). Pada DAS terjadi interaksi unsut biotik dan abiotik termasuk manusia. Artinya DAS merupakan suatu daerah memiliki karakteristik hubungan timbal balik diantara unsur tersebut yang akhirnya disebut dengan lingkungan. Lingkungan merupakan suatu tempat yang terdiri dari unsur biotik dan abiotik termasuk manusia yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut merupakan suatu proses keseimbangan, tetapi dengan adanya manusia dengan perilakunya, maka lingkungan mengalami perubahan yang mengarah pada terganggunya lingkungan sampai terjadinya kerusakan lingkungan. Dengan kerusakan lingkungan tersebut digambarkan


(45)

101

dengan terjadinya erosi, sedimentasi, pendangkalan dan penyempitan di tempat yang lebih landai. Dengan demikian konservasi lingkungan pada DAS merupakan upaya untuk mengurangi erosi yang ditimbulkan akibat perilaku penduduk dalam menggunakan lahan. Untuk mengurangi erosi ada metode dalam menggarap lahan, sehingga erosi diperkecil.

Tingkat erosi akan berdampak terhadap sedimentasi di Sagara Anakan. Sagara Anakan merupakan suatu tempat yang memiliki ciri khas, dimana keadaan alam dan penduduknya saling mempengaruhi. Sagara anakan dibedakan menjadi perairan dan penduduk yang ada tinggal pada lahan akibat sedimentasi, sehingga sewaktu musim hujan air meluap dan musim kemarau terjadi penurunan muka air laut. Kehidupan pada daerah ini tergantung pada kondisi alam yang ada. Sagara Anakan merupakan laut tempat bermuaranya Ci Tanduy, Ci Beureum, yang terhalang pulau Nusa Kambangan. Pratama Krida (1996:9) menyatakan bahwa Sagara Anakan adalah perairan yang mengalami sedimentasi. Prasetio (1998:1) menyatakan bahwa Sagara Anakan merupakan laut kecil antara pulau Nusa Kambangan dengan pulau Jawa. Mangrove forest areas are larger 5.034 ha due to the economic recession in 1997. At that time llegal logging activities were a causal factor for decreasing mangrove forest in addition to the sedimentation process from agricultural use (Sastranegara; 2004:10).

Pernyataan di atas menunjukan bahwa Sagara Anakan merupakan perairan atau laut kecil, yang terletak antara 2 pulau, sehingga arus laut Sagara Anakan kurang terpengaruh arus Samudera Hindia. Akibatnya material hasil erosi yang dibawa aliran sungai mengendap di perairan Sagara Anakan yang menyebabkan


(46)

102

pendangkalan dan penyempitan. Karena perairan Sagara Anakan di pengaruhi kondisi fisis dan sosial yang berasal dari Ci Tanduy dan Ci Beureum, selanjutnya disebut lingkungan Sagara Anakan.

Kehidupan penduduk berkaitan dengan pendapatan, pengetahuan dan kepemilikan lahan terhadap sikap serta impelemntasinya pada partisipasi penduduk dalam konservasi. Penelitian ini untuk menggali dan menyusun suatu cara partisipasi penduduk yang sesuai keadaan daerah. Upaya konservasi yang sesuai untuk memelihara potensi lingkungan DAS dan perairan Sagara Anakan dapat bermanfaat bagi penduduk secara berkelanjutan.

E.Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data primer dari responden yang mengolah lahan di daerah aliran Ci Tanduy dan Ci Beureum dan pesisir Sagara Anakan dilakukan dengan intrumen penelitian. Instrumen penelitian dikembangkan berdasarkan variabel-variabel penelitian, seperti:

1. Sosial Ekonomi meliputi; pendapatan, pengetahuan dan kepemilikan lahan. 2. Sikap diperoleh dengan memahami tentang pentingnya konservasi, sehingga

penduduk merasakan pentingnya partisipasi.

3. Partisipasi penduduk merupakan keterlibatan penduduk dalam konservasi baik berupa; Uang, Barang/harta benda, tenaga, ide/gagasan dan sosial.

F. Pengembangan Instrumen

1. Analisis Partisipasi

Penelitian ini didasarkan bahwa partisipasi dalam konservasi berkaitan dengan keadaan Pendapatan, Pengetahuan, dan Kepemilikan Lahan dan sikap,


(47)

103

maka instrumen dikembangkan berdasarkan variabel-variabel penelitian. Struktural hubungan kausal antara variabel pengaruh (penyebab/eksogenous) dengan variabel terpengaruh (Akibat/Endogenous). Dalam pengembangan instrumen, maka variabel-variabel penelitian dikembangkan menjadi kisi-kisi dan menggambarkan indikator yang menjadi item-item instrumen penelitian.

Data primer dari responden diperoleh dengan menggunakan pedoman wawancara, tetapi harus dilakukan ujicoba untuk mengetahui tingkat validitas instrument. Hasil uji coba tersebut dianalisis dengan menggunakan formula dari Pearson Product Moment (PPM). Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS 16.0. Dari uji validitas data, pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data primer perlu uji kepercayaan. Dari uji validitas data menunjukan bahwa instrument valid. Karena itu daftar pertanyaan tersebut dilakukan uji realibilitas. Uji realibilitas diperlukan untuk memperoleh tingkat ketepatan alat pengumpul data (instrument) yang digunakan. Formula yang digunakan untuk uji realibilitas instrument dengan menggunakan metode alpha.

Nilai realibilitas data dikatakan reliabel jika hasil analisis tersebut memperoleh nilai di atas 0,6. Dari hasil uji reabilitas instrument dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 diperoleh nilai alpa Cronbach 0,891, maka 0,891 > 0,6, maka data tersebut reliabel.

Untuk memperoleh data primer dari penduduk, maka pertanyaan dikembangkan dari variabel dan indikator. Dari pengembangan indikator menjadi daftar pertanyaan sebagai yang dijadikan pedoman untuk menjaring data dari penduduk ditunjukan pada Tabel 3.1.


(48)

104

1. Normalitas, Homogenitas dan Multikolinearitas

Pengujian data Statistik untuk uji normalitas pada DAS ini menggunakan statistik uji Kolgomorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS ver 16.0 for windows. Dari uji normalitas DAS tersebut, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Partisipasi

N 40

Normal Parametersa Mean 89.2162

Std. Deviation 2.63272

Most Extreme

Differences

Absolute .175

Positive .123

Negative -.175

Kolmogorov-Smirnov Z .991

Asymp. Sig. (2-tailed) .280

a. Test distribution is Normal.

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Partisipasi Dalam Konservasi

Konsep Teoritis Variabel Indikator Instrumen Partisipasi Penduduk dalam

Konservasi

Definisi :

Partisipasi merupakan keter-libatan spontan dengan kesadaran disertai dengan tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Sastroputro :1988)

Tingkat Partisipasi: Data diperoleh dari jawaban responden tentang tingkat partisipasi dengan model skala Likert (5 option) dengan indicator-indikator sbb:

1.Pendapat/ide a.Direncanakan b.Dimanfaatkan

2. Harta benda a. Memberikan harta b.Dorongan

3. Keterampilan

a. Penanaman pada lereng curam b.Penanaman sendiri

1.1. Dalam melakukan memberikan penda 1.2. Menurut Bapak/ib

untuk digunakan d

2.1. Dalam melakukan memberikan bantu 2.2. Dalam melakukan memberikan doron

3.1. Untuk mengurangi kemiringan lereng upaya penanaman


(1)

268

Foltz, R.B (2012). A comparison of three erosion control mulches on decommissioned forest road corridors in the northern Rocky Mountains, United States. [Online]. Tersedia: http://www.jswconline.org/content/ 67/6/536.refs, Journal of Soil and Water Conservation November/ December 2012 vol. 67 no. 6 545-555. 21 Nov 2012.

Gusti, A.Ketut.R.H (2006). Krisis Air, Illegal Logging Danpenegakan Hukum Lingkungan Di Indonesia [Online]. Tersedia: http://Si.Uns.Ac.Id/Profil/ Upload-publikasi/Yustisia/2006/Krisis%20air,%20illegal%20logging%20 dan%20penegakan%20hukum%20lingkungan%20di%20indonesia.Pdf, Jurnal yustisia Edisi Nomor 69 Sept. – Desember 2006. [18 Oktober 2011].

Hidayat, H. Sukesi. K dan Kusumawarni, I (2009). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Partisipasi Petani Dalam Program Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Padi. [online]. Tersedia: http:// rosihan.web.id/ ?p=329, 18 Oktober 2011. Jurnal AGRISE, Volume VIII No. 1, Januari 2009, ISSN: 1412 – 1425.

Jaya, TK (2004). Potensi kekayaan alam Indonesia [online].Tersedia: http:// www.jurnal-ekonomi.org/204/04/22/Ada%20Apa%20dengan%20

Penge-lolaan %20Sumber%20Daya%20Alam%20Indonesia%20_%20 JURNAL

%20EKONOMI%20IDEOLOGIS.htm,kons%202010.htm, [10 Agustus 2011].

Kaplan, S and Kaplan, R (1999). Visual Environment: Public Participation in Design and Planning. Journal of Social Issues, vol 45 no. 1.

Reed, M.S (2008). Stakeholder Participation for Environmental Management: A. Literature review. [Online]. Tersedia: http://www.sciencedirect.com/ science/article/ pii/S0006320708002693, Journal Science, vol 141 issue 10, [18 Nov 2012].

Sherry, R dan Arnstein, R (1969). A Ladder of Citizen Participation [Online].

Tersedia:http://lithgow-schmidt.dk/sherry-arnstein/ladder-of-citizen-participation.html, JAIP, Vol. 35, No. 4, July 1969, [21 Maret 2011].

Soozy (2003). Modified Estimate of Likely Participants Available for Cancer Clinical Trials. [Online]. Tetrsedia: http://www.blurtit.com/q720160.html, Journal of Clinical Oncology, vol 10, [18 Nov 2012].

Sukojo, B.M (2003). Penggunaan Metode Analisa Ekologi Dan Penginderaan Jauh Untuk Pembangunan Sistem Informasi Geografis Ekosistem Pantai.jurnal Makara, Sains, Vol. 7, No. 1,32-37, APRIL 2003.

Suraji (2009). Mengenal Potensi Kawasan Konservasi perairan(Laut) Daerah. [Online]. Tersedia: http://surajis.multiply.com/journal/item/128/Mengenal_


(2)

269

potensi_Kawasan_Konservasi_Perairan_Laut_Daerah_-_Volume_I. [12 nov 2010].

Widayani, P dkk (2011). Penyusunan Basis Data Spasial Sumberdaya Air melalui Partisipasi Masyarakat, Jurnal Gea, Vol 11.

Widyatiningtyas, R (2009). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologoi dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA.[Online]. Tersedia:http: //Backup%20Mydocs/STS1/Pembentukan%20Pengetahuan%20Sains, %20Teknologoi%20dan%20Masyarakat%20dalam%20Pandangan%20Pend idikan%20IPA.htm, Jurnal EDUCARE Vol. 7 Agustus 2009. [12 Desember 2010].

Sumber Internet:

Absori (2010). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penguatan Otonomi Masyarakat. [Online], http://eprints.ums.ac.id/1247/1/4._ABSORI_clear. pdf, [12 Desember 2010].

Adlany, M (2011). Definisi Pengetahuan [Online] Tersedia: http://www.Alhas-sanain.com/indonesian/articles/articles/Philosophy_and_gratitude_library/de finisi_pengetahuan/001.html, [15 Juli 2012].

Allport, G.W (1935 : 810). Pengertian Sikap [Online]. Tersedia: http://id. shvoong. com/social-sciences/psychology/2274241-pengertian-sikap/[19 Maret 2012]

Arhan, M dkk (2011). Pemulihan, Pengayaan Pelbagai Kecerdasan Berkeperluan Khas [Online]. http://www.slidehare.net/shockgadof/prmulihan-dan pengayaan-kumpulan-4#/btnNext, [11 Desember 2012].

Bahari (2003). Segara Anakan Butuh Pertolongan. [Online]. Tersedia: www. sinarharapan.co.id, [20 Mei 2011].

Boesono, H (2008). Perkembangan Perikanan Tangkap Akibat Perubahan Luasan Laguna Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah.[Online]. Tersedia: http://web.ipb.ac.id/~psp/old ind/ index.php?pilih=hal &id=47, Disertasi. [11 Peb 2011].

Boesono, S dan Derry (2003). Analisis Perkembangan Perikanan Tangkap Tahun 1987 - 2001 Akibat Perubahan Luasan Laguna Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah. [Online]. Tersedia: Http://Eprints.Undip.Ac.Id/12644/tesis [10 Feb 2011].

Dahuri (2001). Model-Pengelolaan-Wilayah-Pesisir-Kabupaten [Online].


(3)

270

Danaria, U (2009). Definisi Lingkungan Hidup.[Online] Tersedia: http://yukez. wordpress.com/2009/02/12/definisi-lingkungan-hidup/ 3 Agustus 2011 Dea, O (2010). Pengertian dan Komponen Lingkungan Hidup Serta Ekosistem

[Online] Tersedia: http://deateytomawin.wordpress.com/2010/04/07/ materi-pendidikan-lingkungan-hidup-kelas-9-bagian-1/ [27 peb 2012]. Departemen Pertanian (2005). Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV lingkup UPT

Badan PSDMP, Program Kerja BPSDMP 2005-2009. [Online]. http://www. deptan.go.id/bpsdm/tampil.php?page=program_kerja [27 peb 2012].

Departemen Kehutanan (2012). Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam [Online]. Tersedia: http://www.dephut.go.id/informasi/statistik/Stat2002/ PHKA/PHKA.htm, [15 Juli 2012].

Ensiclopedia (2011). Social Studies. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/ wiki/ Social_studies. [12 nov 2010].

Ibrahim, A.S (2012). Konsep Penggabungjalinan, Penyerapan, Pengayaan. Pemulihan dan Penilaian (“5P”). [Online]. http://amirgassi.blogspot.com/ 2011/05/konsep-penggabungjalinan=penyerapan,html, [11 Desember 2012]. Isager, L. Theilade, I dan Thomson, L(2005). People's Participation In Forest

Conservation: Considerations And Case Studies. [Online]. Tersedia: http://www.fao. org/ DOCREP/005/AC648E/ac648e0i.htm, [21 jan 2011]. Kartasasmita (1997). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi politik

Masyarakat dalam Pembangunan.[Online]. Tersedia: http://pustakaonline. wordpress.com/2008/03/22/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-partisipasi-politik-masyarakat-dalam-pembangunan-desa/18 [18 des 2010].

Kavie (2009). Pengertian Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://kavie-design. indonesian forum.net/t8-pengertian-pendidikan, [8 Maret 2011].

KBBI (2011). Definisi Mata Pencaharian dan Pengetahuan. [Online]. http://pusatbahasa.diknas. go.id/kbbi/index.php,[24 Maret 2011].

Khamseh, S (2011). Components of Attitude [Online]. Tersedia : http://saeed-khamseh.blogspot.com/2011/04/components-of-attitude.html, [April 2011]. Kusnida, D. Lugra, I.W. dan Sarmili, L (2009). Batimetri, Pola Arus Dan

Perubahan Garis Pantai Di Sagara Anakan, Cilacap. [Online]. Tersedia: http://www.mgi.esdm.go.id/ [18 Oktober 2010].

Lalogiroth, J.J. (2001). Analisis Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dan Aktivitas Petani yang Bermukim di Pinggiran Hutan Dalam Hubungan Dengan


(4)

271

Kerusakan Hutan di Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa [Online].Tersedia: http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op= read&id=saptunsrat-gdl-s2-2001-johnny-1954-sosial, tesis. [18 Oktober 2011].

Lillesø, Barnekow, Dhakal dan Nathan (2005). Conservation Of Trees Through Use By Local People And Decentralized Seed Distribution Supported By A Tree Seed Programme. [Online ]. Tersedia: http://www.fao.org/docrep/005/ AC648E/ac648e0m.htm#TopOfPage, 12 Januari 2013.

Mansur, N ( 2011). Faktor Penyebab Kerusakan Hutan [Online]. Tersedia: http://noerdblog.wordpress.com/2011/06/05/faktor-penyebab-kerusakan-hutan/15 [Juli 2012].

Mardikanto (1994). Pengertian Partisipasi. [Online]. Tersedia: http://turindraatp. blogspot.com/2009/06/pengertian-partisipasi.html [15 Juli 2012].

Mardiyanto (2003). Pengertian Partisipasi.[Online]. Tersedia: http://turindraatp. blogspot.com/2009/06/ pengertian-partisipasi.html, [10 Agust 2010].

Michigan Department Education (2011). Curriculum and Instruction. [Online]. Tersedia: http://michigan.gov/textonly/0,2964,7-140-28753_38684_28761---,00.html, [3 Maret 2011].

Nonaka, Ikujiro & Takeuchi, Hirotaka (1995). The Knowledge Creating Company. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Knowledge, [31 Maret 2011].

Notoatmodjo ( 2003). Pengertian dan Definisi Pengetahuan. [Online]. Tersedia: http://www.canboyz.co.cc/2010/06/pengertian-definisi-dan-tingkat.html, [24 Maret 2011].

Paton dan Littleton (1970). Pendapatan: Pengertian dan Pengakuan. [Online]. Tersedia: http://sijenius. wordpress.com/ [12 Januari 2011].

Putra, S (2012). Pengajaran Remedial dan Program Pengayaan Dalam Proses Pembelajaran [online]. tersedia: http://shandy07.wordpress.com/2012/ 07/03/ pancasila/ [29 Jan 2013].

Questia (2005). Forest Conservation. [Online]. Tersedia: http://www.questia. com/library/science-and- technology/environmental-and-earth-sciences/ forest-con-servation.jsp#, [9 Maret 2011].

Rahayuningsih, S.U (2008). Psikologi Umum 2. [online]: http://www.google.com/ search?Ie =UTF-8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=google#hl = id& sugexp=frgbld&gs_nf=1&pq=google&cp=5&gs_id=20&xhr=t&q= sikap&pf=p&sclient=psy-ab&oq=sikap&aq=&aqi=&aql=&gs_l=&pbx= 1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r _qf.,cf.osb&fp=9c71ecfdc9e892d6&biw=800 &bih=412, [26 Maret 20012].


(5)

272

Roslin, N dkk (2009). Konsep Pengayaan. [Online]: http://www.amco/ 182681115/KONSEP-PENGAYAAN, 11 Desember 2012

Satyana, A (2010). Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap. [Online], Tersedia: http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg21920. Html, [21 Juni 2011].

Simatupang S. M (2010). Pengelolaan Perikanan dengan kawasan konservasi di Indonesia. [Online] Tersedia: http://siholmsimatupang.blogspot.com/ search/label/ Perikanan%20Indonesia, [9 Maret 2011].

Sofa (2008). Memahami Kegiatan Remedial dan Pengayaan Untuk Perbaikan Pembelajaran. [Online]. http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/mema-hami-kegiatan-remedial-dan-pengayaan-untuk-perbaikan-pembelajaran, [11 Desember 2012].

Sukardi, Y (2010). Permasalahan Sagara Anakan. [Online].http://sidhat. blogspot. com/ [29 Juli 2011].

Suryanto, G (2005). Pengertian Pendapatan, Universitas Islam Indonesia Yogya-karta [Online] tersedia : http://www.scribd.com/doc/50711633/14/Penger- tian-Pendapatan [28 Juni 2012].

Susanto, R.D (2009). Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut di Taman Nasional.[Online]. Tersedia: http:// kolokiumkpmipb. wordpress.com/2009/04/01/partisipasi-masyarakat-dalam-pengelolaan-kawasan-konservasi-laut-di-taman-nasional-karimunjawa/ Skripsi. [21 Desember 2011].

Sutrisno, A (2007). Penyuluhan Pertanian Partisipatif (Penyuluhan yang berorientasi pada petani). [Online]. Tersedia: http://antonsutrisno.webs.

com/apps/blog/show/4575324-penyuluhan-pertanian-partisipatif-penyuluhan-yang-berorientasi-pada-petani- [13 September 2011].

Sutrisno, L (1995). Tantangan, Model Partisipasi. [Online].Tersedia: http:// antrounair.wordpress.com/ 2009/01/20/tantangan-model-partisipasi, [12 des 2010].

Suwandi (2012). Proses Pembentukan Sikap.[online]: Tersedia: http://www. google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns= 1&q=google#hl=id&sclient=psy-ab&q=bentuk+sikap&oq=bentuk+

sikap&aq=f&aqi=&aql= &gs_l=serp.3...3900l9996l0l11122l17l15l0l2l2l 3l184l2162l0j14l 16l0.frgbld.&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf. osb& fp=7ac44b0c08c727d4&biw=800&bih=412, [12 Maret 2012].


(6)

273

The Conservation fund( 2007). Conservation Finance. [Online]. Tersedia: http: //www.conservationfund.org/conservation_finance. [8 Maret 2011].

The Dictiorary English Oxford (2011). Knowlwdge. [Online]. Tersedia: http://en. wikipedia. org/wiki/Knowledge, [31 Maret 2011].

Tim LPM Unpad (1998). Sagara Anakan Terus Mendangkal. [Online]. http://groups.yahoo.com/group/lingkungan/message/6969, [9 Maret 2011]. Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya.[Online]. Tersedia: http://webcache.googleu-

sercontent.com/search?q=cache:IkuPUeFKEEJ:www.pustaka.Rotan-indonesia.org/ Konservasi %2520Indonesia%2520-%2520Sebuah% 2520Potret%2520Pengelolaan-1.pdf+konservasi&cd=9&hl= id&ct= clnk& gl=id, [12 Nov 2010].

Unesco (2010). Daratan, Lautan dan Masyarakat (Mencari Keseimbangan yang Lestari). [Online]. Tersedia: http://www.unesco.org/csi/intro/brochb.htm, [8 nov 2010].

Usman, E (2006). Pro-kontra pengembangan perairan Laguna Segara Anakan, Cilacap-Jawa Tengah. [Online]. Tersedia: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ index.php/Search.html?act=tampil&id 50616&idc=46, [15 des 2010].

Uwityangyoyo (2009). Usahatani Konservasi Untuk Pelestarian Sumberdaya Alam. [Online]. Tersedia: http://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/05/04/ usahatani-konservasi-untuk-pelestarian-sumberdaya-alam/, [9 maret 2011]. Warner (2000)._____.[Online].Tersedia: http://www.worldbank.org/

eapenviron-ment, [19 Jan 2011].

Widhiastuti, R (2008). Keanekaragaman dan Konservasi Vegetasi Hutan Sinabung untuk Pembangunan Berkelanjutan. [Online]. Tersedia: http://ebook-gratisan.net/keanekaragaman-dan-konservasi-vegetasi-hutan-gunung-sinabung-untuk pengukuhan, [9 maret 2011].

Yayasan Konservasi Laut Indonesia (2007). Legalisasi Kearifan Lokal Pengelolaan Mangrove – Tanakeke. [Online], Tersedia: http://www. yklindonesia. org/, [16 nov 2010].

Yayasan Konservasi Laut Indonesia (2007). Visi dan Misi YLKI. [Online]. Tersedia: http://www.yklindonesia.org/, [10 Nov 2010].

Zia, P dan Sudjono, P (2011). Kajian Konservasi Ekosistem Akuatik Hutan Mangrove Dengan Pendekatan Model Kaitan Sistem (Studi Kasus: Desa Pamotan-Sagara Anakan), [Online].Tersedia: Https://Sites.Google. Com/A/ Comices.Org/Www/Tesis-Zia-Perdana&Md=Comices.Org, [12 Jan 2011].