PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEJAR PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH: Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B di Kotamadia Yogyakarta.
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEJAR
PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
(Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B
di Kotamadia Yogyakarta)
TESES
Diajukan kepada Panitia Ujian Tads Program Pascasarjana
Institut Kcguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung untuk Mamcnuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Pandidikan Luar Sakolah
Disusun oleh :
Sungkono
9332018/XXV-l 7
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1996
TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH TIM PEMBIMBINQ
PROF, H. D. SUDJANA, M.ED. PH. D.
PEMBIMBINQ I
C RUSLI LUTAN
PEMBIMBINQ II
ABSTRAK
Masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini yaitu
pengelolaan
ket B
pembelajaran yang dilakukan tutor
pada dua kelompok
belajar
Kejar
Pa-
di Kotamadia Yogyakarta
ditinjau dari perspektif pendidikan luar sekolah.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
kan
gambaran yang jelas tentang pengelolaan
mendapat-
pembelajaran
yang dilakukan tutor, guna penyelenggaraan proses pembela
jaran Kejar Paket B yang efektif.
Teori dan prinsip pembelajaran yang mendukung peneli
tian
ini yaitu teori andragogi, prinsip pembelajaran
hu-
manis, dan konsep aliran tingkah laku.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
kualitatif, dengan metode studi kasus. Teknik
yakni
pengumpulan
data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi.
Kesimpulan
yaitu:
Kejar
yang
dapat diambil dari
1) Pengelolaan pembelajaran yang
penelitian
dilakukan
Paket B tampak bersifat konvensional.
2)
ini
tutor
Interaksi
antara tutor dengan warga belajar dalam melakukan kegiatan
belajar membelajarkan, belum memperlihatkan interaksi yang
mampu
menggugah motivasi warga belajar untuk aktif
bela
jar.
3) Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu memecah-
kan
kesulitan belajar yang dihadapi warga
menekankan
pada
pendekatan kuratif,
belajar
yaitu
dengan
lebih
cara
melakukan bimbingan. 4) Perbedaan pengelolaan pembelajaran
antara mata pelajaran bermodul,
an yaitu:
an
berjuklak, dan Keterampil-
(a) Pada tahap perencanaan,
antara mata pelajar
bermodul dan berjuklak tidak tampak adanya
Sedangkan
mata
pelajaran Keterampilan, untuk
iii
perbedaan.
tahap
ini
tampak adanya perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan
berjuklak. (b) Pada
mata
tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk
pelajaran bermodul dan berjuklak, tampak
perbedaan.
Akan tetapi mata pelajaran
perperbedaan
tidak
tersebut
memiliki
dengan mata pelajaran Keterampilan. (c)
giatan penilaian pembelajaran untuk mata pelajaran
dul, berjuklak, dan Keterampilan tampak adanya
Namun
tersebut
sama
belajar. 5) Pengelolaan
yaitu
kepada
pembelajaran
perbedaan.
mata
penilaian
pada
Ke-
bermo
orientasi penilaian pembelajaran, pada ketiga
pelajaran
ada
hasil
kelompok bel
ajar yang berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap
perencanaan
dan penilaian pembelajaran tampak
tidak
perbedaan yang menyolok. Akan tetapi dalam tahap
naan
pembelajaran ditemukan adanya perbedaan
pelaksa
dalam
segi
curahan waktu belajar. 6) Faktor yang dapat mendukung
menghambat
efektivitas
pengelolaan
pembelajaran
diidentifikasi sebagai berikut: (a) Faktor yang
ada
dan
dapat
mendukung
dilihat dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya inter
nal;
dari segi warga belajar yaitu faktor
internal
adanya
dan
eksternal; dan dari
segi
yang
fasilitas
tempat belajar, pedoman tutor, alat
yakni
pembelajaran,
dan modul untuk warga belajar. (b) Faktor yang
dilihat
sifatnya
menghambat
dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya
eks
ternal, seperti curahan waktu yang sedikit untuk melakukan
proses pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu banyaknya warga belajar yang izin dan tidak masuk, dan kelelahan
setelah mereka seharian bekerja; dari segi fasilitas yakni
penyampaian modul kepada warga belajar terlambat, alat dan
media pembelajaran sangat terbatas.
IV
Melalui
penelitian ini
direkomendasikan,
khususnya
kepada tutor selaku pengelola pembelajaran hal-hal sebagai
berikut:
kankan
1) Perlu melakukan proses pembelajaran yang mene-
pada pendekatan andragogi atau kontinum; 2)
Perlu
komitmen terhadap tugas-tugasnya dan penguasaan kompetensi
selaku
program
tutor,
khususnya yang berkenaan dengan
penyusunan
belajar; 3) Tutor dalam membantu mengatasi
kesu-
litan
belajar yang dialami warga belajar sebaiknya
tidak
hanya
bersifat kuratif, tetapi perlu
preventif;
dilakukan
dan 4) Perlu komitmen terhadap
tindakan
curahan
waktu
pembelajaran yang telah ditetapkan, dan perlu adanya prioritas tugas yang akan dilakukannya.
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
BAB
I
II
xiv
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B.
Rumusan
6
C.
Pertanyaan Penelitian
7
D.
Definisi Operasional
8
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Masalah
KONSEP PENGELOLAAN
JAR PAKET B
PEMBELAJARAN
11
PROGRAM
KE
13
A. Konsep Pembelajaran pada Program Kejar
Paket B
13
B. Kurikulum Program Kejar Paket B
C.
D.
E.
16
Komponen-komponen Proses Pembelajaran
Kej ar Paket B
19
Peranan dan Tugas Tutor dalam Proses Pem
belajaran
20
Interaksi Kegiatan Pembelajaran Program
Ke j ar Paket B
22
F.
Hasil Penelitian yang Relevan
24
G.
Rangkuman Kajian Teoritik dan Hasil Pene
litian yang Relevan serta Implikasinya
terhadap Penelitian ini
28
xi
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A.
Unit Analisis dan
B.
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
C.
BAB
Sumber Data Penelitian.
31
Pene
litian
34
Analisis Data
37
D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
39
E.
41
Keabsahan Temuan Penelitian
IV HASIL PENELITIAN
A.
BAB
31
45
Deskripsi -Umum Kotamadia Yogyakarta
45
B. Deskripsi Lokasi Penelitian
47
C.
Deskripsi Data Hasil Penelitian
58
D.
Interpretasi Hasil Penelitian
98
E.
Pembahasan Hasil Penelitian
107
F.
Proposisi
118
V KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
122
A.
Kesimpulan
122
B.
Rekomendasi
125
DAFTAR PUSTAKA
131
LAMPIRAN-LAMPIRAN
133
CURRICULUM
152
VITAE
XII
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Pengelolaan Pembel
ajaran antara Kelompok Belajar NK dan M
xm
...
114
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
1.
Pedoman wawancara
133
2. Foto kegiatan belajar membelajarkan
Kejar
Pa
ket B
138
3. Surat-surat izin penelitian
4.
Peta
Kotamadia Yogyakarta,
dan Kelurahan Bener
141
Kelurahan
Giwangan
148
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik
an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se
cara terpadu dan serasi dengan pembangunan bidang
lainnya
baik
Hankam.
bidang ekonomi,
politik,
sosial budaya,
dan
Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 menjelaskan bahwa:
Pendidikan nasional
dikembangkan secara
terpadu dan
serasi
baik antar berbagai jalur, jenis dan
jenjang
pendidikan maupun antar sektor pendidikan dan
sektor
pembangunan
lainnya serta antar
daerah.
Masyarakat
sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya
untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan
tersebut,
yang dihadapi saat ini antara lain bagaimana
rakan pendidikan bagi semua orang,
masalah
menyelengga-
meningkatkan pendidikan
penduduk setara sekolah lanjutan tingkat pertama dan mengarahkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembangun
an.
Untuk itu penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
bagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Republik
sia
Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional
se-
Indone
pasal
10
yaitu dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidik
an
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur
didikan sekolah merupakan pendidikan yang
pen
diselenggarakan
di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
secara
ber-
jenjang
dan
bersinambungan. Sedangkan
jalur
pendidikan
luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang
di
tidak
harus berjenjang dan bersinambungan.
Adapun
dikan
satuan-satuan pendidikan yang dimiliki pendi
luar sekolah yaitu kursus, kelompok
untuk selanjutnya disebut Kejar),
tipan
belajar
(yang
kelompok bermain,
peni-
anak, padepokan pencak silat, panti/balai
latihan,
dan bengkel/teater. Penyelenggara pendidikan luar
ini
dapat terdiri atas pemerintah, badan,
kelompok
perorangan
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pendidikan
luar sekolah yang
demikian
sekolah
diselenggarakannya.
tanggung jawab pendidikan, khususnya
atau
jenis
Dengan
pendidikan
luar sekolah, berada pada pihak masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan luar sekolah sebagai subsistem
pendidikan
nasional memiliki tiga tujuan sebagaimana dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 yaitu:
(1)
melayani warga belajar supaya dapat
tumbuh
dan
berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna
meningkatkan
martabat
dan
mutu
kehidupannya;
(2) membina warga belajar agar memiliki
pengetahuan,
keterampilan
dan sikap mental yang diperlukan
untuk
mengembangkan diri bekerja mencari nafkah atau melan
jutkan
ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan
yang
lebih tinggi; dan (3) memenuhi kebutuhan belajar yang
tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.
Dari tujuan di atas,
sekolah
pisan
tampak upaya pendidikan luar se-
untuk membelajarkan semua orang dalam setiap
masyarakat.
Di samping itu juga
dimaksudkan
launtuk
memenuhi
yang
kebutuhan akan peningkatan
belajar
sebagaimana
dilakukan pendidikan sekolah, seperti Program
Kejar
Paket A setingkat sekolah dasar, dan Program Kejar Paket B
setingkat SLTP.
Upaya dan tekad pemerintah untuk meningkatkan
dikan
gram
pendi
bagi penduduknya, yaitu dengan dicanangkannya
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Pro
oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 2 Mei 1994. Rintisan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun telah
tahun
dimulai
1989 melalui perluasan kesempatan mengikuti
pendi
dikan sampai sekolah lanjutan tingkat pertama dalam jalur
pendidikan sekolah dan pembukaan Program Kejar Paket B da
lam jalur pendidikan luar sekolah.
Sehubungan dengan wajib belajar pendidikan dasar sem
bilan tahun Sutaryat (1993:23) mengemukakan: dilihat
dari
target populasinya saja yang perlu mendapat perhatian khu-
sus akan meliputi; "'. .. anak yang melanjutkan ke SLTP pada
tahun 1988/1989 adalah 68% sehingga yang tidak melanjutkan
ke SLTP adalah 32%. Tetapi jika dilihat persentase keselu
ruhan
yang
anak
usia SLTP yang tertampung adalah
53,59%
tidak tercatat sebagai siswa SLTP cukup besar
46,41%."
Untuk mengatasi masalah anak yang tidak
pung atau memperoleh kesempatan memasuki
yaitu
tertam
SLTP dalam jalur
pendidikan sekolah, maka pemerintah telah membuka
Program
Kejar Paket B melalui program belajar pendidikan luar
kolah
yang
setara dengan SLTP. Program
dan
ini
se
dimaksudkan
untuk
menunjang/mendukung
belajar
pendidikan
dasar
pelaksanaan
sembilan
perintisan
tahun.
wajib
Atau
dengan
perkataan lain program Kejar Paket B pada dasarnya merupa
kan
bagian tak terpisahkan dari Pendidikan Dasar 9
Tahun
melalui jalur pendidikan luar sekolah. Dengan demikian sasaran utama dari program ini adalah lulusan Sekolah
Dasar
atau sederajat, lulusan Program Kejar Paket A dan anak putus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Program
satu
Kejar khususnya Kejar Paket B sebagai
bentuk
satuan
diselenggarakan
pendidikan
luar
oleh pemerintah dan
sekolah
salah
dikelola/
masyarakat,
seperti
kursus Diklusemas, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Lembaga
Swadaya Masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
Penyelenggaraan
sekumpulan
Program Kejar Paket B ini ditujukan
warga
(pengetahuan,
lainnya.
belajar
untuk
memperoleh
keterampilan dan sikap)
setara
bagi
pendidikan
pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Program
nenggunakan
Pertama,
Kejar Paket B dalam
kurikulum
setara
proses
Sekolah
pembelajarannya
Lanjutan
yang berarti jumlah mata pelajaran
Tingkat
yang
dipel-
ajari warga belajar sama dengan jumlah mata pelajaran yang
ada dalam kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama tahun
1994.
Kurikulum
ini terdiri atas Pendidikan
Dasar
yang meliputi mata pelajaran dengan modul dan juklak,
Pendidikan Keterampilan (Pendidikan Mata Pencaharian).
Umum
dan
Proses
pembelajaran baik yang
penyampaian
bahannya
dalam bentuk modul maupun juklak/tidak bermodul perlu
di-
kelola secara baik, sehingga dapat berlangsung sebagaimana
yang
diharapkan.
Untuk menjamin
keberlangsungan
proses
pembelajaran tersebut menurut Sutaryat (1993:30) perlu dipersiapkan petunjuk
penyusunan
jadwal
pertemuan
secara
teratur antara tutor dengan warga belajar, baik dalam pola
belajar kelompok maupun belajar mandiri. Frekuensi
perte
muan menurut waktu yang sesuai, baik alokasinya yang cukup
untuk
mempelajari bahan belajar maupun
kesesuaian
waktu
yang tersedia pada warga belajar.
Dalam proses pembelajaran
Program Kejar Paket B
dak dapat terlepas dari peran tenaga pendidik atau
walaupun
proses pembelajarannya
sendiri. Peran
ses
tutor
ditekankan pada
tutor,
belajar
sangat penting dalam menunjang pro
pembelajaran Kejar Paket B. Oleh karena
tutor
ti
itu
seorang
dituntut memiliki kemampuan atau kompetensi
profe-
sional yang memadai sehingga mampu mengelola proses pembe
lajaran dengan baik. Kemampuan mengelola pembelajaran
antara
lain dapat dicerminkan melalui penyusunan
pembelajaran,
pelaksanaan program dan
evaluasi
ini
program
terhadap
hasil pembelajaran.
Di samping
faktor tutor,
warga belajar itu
juga sangat mewarnai keberhasilan proses belajar
sendiri
membela-
jarkan, baik itu partisipasinya dalam proses belajar
mem-
belajarkan, interaksi dengan tutornya, maupun reaksi yang
muncul dari dirinya.
B.
Rumusan Masalah
Dalam mempelajari mata pelajaran, baik yang menggunakan modul maupun juklak pada Program Kejar Paket B,
dapat
dilakukan dengan cara:
1) belajar
tenaga
sendiri (mandiri)
dengan bantuan sedikit dari
kerja terdidik yang ada di sekitar warga
bela
jar;
2) saling belajar sesama warga belajar; dan
3) belajar berkelompok dengan bantuan tutor dan
fasilita-
tor.
Ketiga cara penyelenggaraan pembelajaran tersebut di atas,
akan dapat berlangsung dengan lancar bila ditunjang dengan
pengelolaan pembelajaran yang baik dari seorang tutor/ fasilitator.
Tutor sebagai pengelola pembelajaran secara garis besar
memiliki tiga tugas pokok yang
berkaitan dengan
hap-tahap pembelajaran yaitu: (1) perencanaan
ta-
pembelajar
an yang meliputi mendiagnosis kebutuhan belajar,
menyusun
tujuan;
meliputi
(2) pelaksanaan
kegiatan belajar
penggunaan metode, teknik, media, dan bahan
yang
pembelajaran;
dan (3) tahap penilaian hasil dan proses pembelajaran.
Atas dasar uraian tersebut di atas masalah umum
perlu
dikaji adalah sebagai berikut: "Bagaimana
laan pembelajaran Program
yang
pengelo
Kejar Paket B pada dua kelompok
belajar
di Kotamadia Yogyakarta ditinjau dari
perspektif
pendidikan luar sekolah?"
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
dirumuskan
latar belakang pemikiran di
atas,
maka
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
ber-
ikut:
1. Pengelolaan pembelajaran yang bagaimanakah yang dilaku
kan tutor dalam kegiatan pembelajaran Program Kejar Pa
ket B baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pe
nilaian pembelajaran?
2. Bagaimanakah
interaksi antara tutor dengan warga
bel
ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?
3. Upaya-upaya apakah yang dilakukan tutor dalam
memecahkan
membantu
kesulitan belajar yang dihadapi warga
bel
ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?
4. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara
pelajaran-mata pelajaran yang menggunakan modul
mata-
dengan
yang menggunakan juklak/tidak bermodul baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran?
5. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara kelom
pok
belajar yang memiliki kualifikasi baik dan
kurang
baik, pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilai
an pembelajarannya?
6. Faktor-faktor
apakah
yang
mendukung
dan
menghambat
efektivitas pengelolaan pembelajaran Kejar Paket B?
8
D. Definisi Operasional
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan
terdahulu, maka perlu dijelaskan secara operasional
bebe-
rapa peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini agar
tidak menimbulkan pengertian yang salah. Peristilahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan pembelajaran
Dalam penelitian ini, pengelolaan pembelajaran dibatasi
pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan tutor yang
puti kegiatan;
kan
mendiagnosis kebutuhan belajar,
tujuan, memilih dan menetapkan bahan,
menggunakan metode,
meli
merumus-
memilih
alat peraga/media, dan menilai
dan
ha
sil dan proses pembelajaran.
2.
Interaksi
Dalam
penelitian ini,
interaksi dibatasi
pada
proses
komunikasi antara tutor dengan warga belajar dalam
lakukan
kegiatan belajar membelajarkan
tujuan belajar.
berinteraksi
kedua,
maka
pertama
dan
kedudukan
mencapai
Ditinjau dari segi kedudukan pihak yang
interaksi tersebut dapat
menjadi dua, yaitu;
orang
guna
me
a)
dibedakan
interaksi yang sejajar, di
setingkat dengan kedudukan
orang
b)
interaksi yang tidak sejajar,
salah
satu pihak lebih berkuasa
mana
yang
di
mana
dari
pada
pihak lain. Dalam penelitian ini dibatasi pada interak
si yang tidak sejajar.
3. Tutor dan warga belajar
Tutor adalah orang yang ditunjuk sebagai tenaga
pembe-
lajar/membantu proses belajar Program Kejar Paket B pa
da dua kelompok belajar di Kotamadia Yogyakarta.
Warga
belajar adalah peserta didik yang
sedang
ikuti
Program Kejar Paket B pada dua kelompok
mengbelajar
di Kotamadia Yogyakarta.
4.
Modul
Modul
adalah
suatu bahan belajar
yang
terdiri
dari
beberapa topik bahasan yang dicetak menjadi suatu buku.
Modul ini merupakan bahan belajar utama/pokok yang per
lu dipelajari warga belajar dalam mengikuti Program Ke
jar Paket B.
5.
Juklak
Juklak (petunjuk pelaksanaan) yaitu petunjuk khusus bagi warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar
mem-
belajarkan.
6. Program Kejar Paket B
Program Kejar Paket B adalah suatu program belajar yang
disetarakan dengan pendidikan SLTP dan dilakukan
seba
gai
jalur
rintisan wajib belajar sembilan tahun dalam
pendidikan luar sekolah.
7.
Memecahkan kesulitan belajar
Memecahkan kesulitan belajar yang dimaksud dalam
litian ini yaitu mengatasi kesulitan-kesulitan
pene
belajar
yang dihadapi warga belajar dalam mempelajari suatu ma-
10
ta pelajaran tertentu. Kesulitan-kesulitan tersebut me
rupakan kesulitan yang sifatnya akademis.
8. Kelompok belajar kualifikasi baik dan kurang baik
Suatu kelompok belajar dikatakan baik antara lain
jika
dilihat dari proses pembelajaran/kegiatan belajar
mem-
belajarkan
yang dilakukannya tidak sering kosong,
cu
rahan waktu belajar yang digunakan lebih optimal.
Dari segi tutor; yaitu telah memiliki pengalaman menjadi tenaga
tutor
pendidik, telah mengikuti penataran
Paket B, aktif datang melakukan proses
jaran,
memiliki
kesediaan yang tulus
untuk
menjadi
pembela
membantu
warga belajar. Dari segi tempat belajar; memiliki
tem-
pat yang menetap untuk melakukan kegiatan belajar
mem-
belajarkan,
berada pada lokasi kecamatan intensif dalam
bidang Dikmas. Dari segi pengelola; memiliki
yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar
perhatian
membela-
jarkan. Sedangkan kelompok belajar yang kurang baik ya
itu
kebalikan
dari hal-hal yang telah
diutarakan
di
atas.
9. Efektivitas pengelolaan pembelajaran
Efektivitas
pengelolaan pembelajaran
yaitu
kemampuan
tutor dalam melakukuan diagnosis kebutuhan belajar, pe-
rumusan tujuan, pemilihan dan penetapan bahan, pemilihan dan penggunaan metode,
alat peraga/media, dan
peni
laian hasil dan proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang telah ditetapkan.
11
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
kan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan
mendapat-
pembelajaran
yang dilakukan tutor Program Kejar Paket B pada dua kelom
pok belajar di Kotamadia Yogyakarta, guna
proses pembelajaran yang efektif.
penyelenggaraan
Secara khusus penelitian
ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan
pembelajaran
Paket B,
dan menganalisis
tentang
yang dilakukan tutor pada
pengelolaan
Program
Kejar
baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran.
2. Menganalisis
dengan
bentuk
interaksi
yang
dilakukan
warga belajar pada proses pembelajaran
tutor
Program
Kejar Paket B.
3. Menemukan bentuk upaya yang dilakukan tutor dalam
bantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi
belajar
ket
4.
dalam
proses pembelajaran Program
mem
warga
Kejar
Pa
B.
Menganalisis
dilakukan
perbedaan pengelolaan
tutor antara mata
pembelajaran
pelajaran-mata
yang menggunakan modul dengan yang menggunakan
yang
pelajaran
juklak/
tidak bermodul.
5. Menganalisis
dilakukan
perbedaan pengelolaan
pembelajaran
tutor antara kelompok belajar yang
kualifikasi baik dan kurang baik.
yang
memiliki
6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan meng
hambat efektivitas pengelolaan pembelajaran Program Ke
jar Paket B.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari segi teoritis
Penelitian
kegiatan
ket
ini berusaha mengkaji secara
pengelolaan
pembelajaran Program
mendalam
Kejar
Pa
B. Oleh karena itu temuan dari penelitian ini
se
cara teoritis dapat dijadikan masukan dan kajian
lebih
Ianjut
dalam
bagi
pengembangan
proses
pembelajaran
rangka penyelenggaraan Program Kejar Paket B di Indone
sia.
2.
Dari segi praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:
a. Dapat
Daerah
untuk
dijadikan masukan bagi
Pemerintah
Istimewa Yogyakarta khususnya
Kotamadia
Seksi
meningkatkan daya guna dan hasil guna
Dikmas
penye
lenggaraan pembelajaran Program Kejar Paket B.
b. Dapat
dijadikan sebagai acuan/referensi
bagi
para
tutor, fasilitator atau pengelola pembelajaran dalam
melakukan tugas-tugasnya.
&
••&.•:•:.
S"SxW:
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Dalam
bab ini disajikan uraian tentang hal-hal
yang
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu unit anali
sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik
pengum
pulan data, analisis data, tahap-tahap pelaksanaan peneli
tian, dan uji keabsahan temuan penelitian.
A. Unit Analisis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini memusatkan perhatian pada
pengelo
laan pembelajaran yang dilakukan tutor pada dua
pok belajar
Paket B
di Kotamadia
kelom
Yogyakarta. Melalui
penelitian ini pula akan diungkap pengelolaan
pembela
jaran yang dilakukan tutor baik dalam tahap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar
kan
laan
membelajar
dan penilaian pembelajaran. Selanjutnya,
pembelajaran
ini
akan
dikaji
secara
pengelo
mendalam
dengan memahami hal-hal lain seperti pengelolaan pembe
lajaran untuk mata pelajaran-mata pelajaran yang
meng
gunakan
memi
modul dan juklak, kelompok belajar yang
liki
kualifikasi baik dan kurang
yang
mendukung dan menghambat efektivitas
pembelajaran.
interaksi
Kemudian
antara
tutor
juga
baik,
akan
dengan
faktor-faktor
pengelolaan
diungkap
warga
belajar
tentang
dalam
proses pembelajaran, dan upaya tutor dalam membantu me-
31
32
mecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga
dalam
proses pembelajaran. Untuk itu dalam
permasalahan
ini, peneliti menggunakan
belajar
mengungkap
situasi
nyata
sebagai sumber data langsung yaitu perkataan dan perbuatan
tutor dalam mengelola pembelajaran pada
kelompok
belajar Paket B. Dengan demikian unit analisis
tian
ini
bersifat kelompok (group), dalam
peneli
arti
yang
menjadi fokus kajian yaitu kelompok belajar itu sendiri
bukan atas nama individu.
Untuk
memperoleh
data penelitian
ini
digunakan
dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber da
ta
sekunder. Sumber data primer dalam
penelitian
yaitu tutor dalam mengelola pembelajaran yang
ini
meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan belajar dan pe
nilaian
pembelajaran. Sedangkan sumber
data
sekunder
terdiri atas; (1) penilik Dikmas, berkenaan dengan
formasi tentang berbagai aktivitas tutor
an dengan pengelolaan pembelajaran; (2)
in-
yang berkait
aktivitas
ke
lompok belajar Paket B.
Data penelitian ini diambil dari para tutor
Paket B yang menjadi lokasi penelitian, yakni
kelompok
belajar yang memiliki kualifikasi baik (kelompok
jar
NK)
memiliki
lima
lima orang tutor dan
kelompok
Kejar
Bela
belajar
yang
kualifikasi kurang baik (Kelompok Belajar
orang tutor. Dari masing-masing lima orang
ditetapkan tiga orang dari tutor mata pelajaran
M)
tutor
utama,
satu
orang
tutor dari mata pelajaran
berjuklak,
dan
satu orang tutor dari mata pelajaran keterampilan.
Pe-
nentuan banyaknya responden tersebut dengan pertimbang
an
bahwa
untuk masing-masing
kelompok
belajar
yang
warga belajarnya empat puluh orang, tutor yang mendapat
Surat Keputusan hanya lima orang, walaupun dalam proses
pembelajaran tutornya bisa lebih dari lima orang.
Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian di
kelompok
belajar didasarkan pada
Proyek Kejar Paket B dan
tamadia
pengamatan
dua
Pemimpin
Pejabat pada Seksi Dikmas Ko
Yogyakarta, di mana pada dua kelompok
belajar
tersebut memiliki kualifikasi yang berbeda yaitu kuali
fikasi baik dan kurang baik. Kelompok belajar dikatakan
baik jika: proses pembelajaran/kegiatan belajar
membe
lajarkan yang dilakukannya tidak sering kosong, curahan
waktu
segi
tenaga
tutor
jaran,
belajar
tutor
yang digunakannya lebih
yaitu telah
pendidik,
memiliki
telah mengikuti
optimal;
pengalaman
menjadi
penataran
menjadi
Paket B, aktif datang melakukan proses
kesediaan yang tulus
pembela
untuk
membantu
warga belajar; Dari segi tempat belajar yaitu
memiliki
tempat
memiliki
Dari
yang menetap untuk melakukan
membelajarkan,
berada pada lokasi
kegiatan
kecamatan
belajar
intensif
dalam bidang Dikmas; Dari segi pengelola yaitu memiliki
perhatian yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar
membelajarkan.
Sedangkan kelompok belajar yang
kurang
baik yaitu kebalikan dari hal-hal yang telah diutarakan
di
atas.
Atas dasar kriteria di atas, maka kelompok belajar
yang
memiliki kualifikasi baik yaitu kelompok
belajar
NK sedangkan yang memiliki kualifikasi kurang baik
ya
itu kelompok belajar M.
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian
1.
Metode Penelitian
Dalam
kasus".
satu
penelitian ini
Metode
digunakan metode
"studi kasus" ini
aspek, baik mengenai individu,
kelompok
"studi
menekankan
keluarga,
secara mendalam/intensif dalam
pada
dan
kehidupan-
nya. Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus pene
litian
adalah
kelompok
belajar, di mana
kelompok
belajar tersebut memiliki kualifiikasi yang
berbeda
yaitu baik dan kurang baik.
Dalam pelaksanaan metode kasus ini agar diperoleh
data
kualitatif.
diki
dilakukan
pendekatan
Penelitian kualitatif berarti
atau mempersoalkan kualitas suatu
kegiatan.
dalam
yang objektif maka
Penelitian kualitatif tersebut
menyeli-
objek
atau
digunakan
penelitian ini dengan alasan bahwa penelitian
ini akan mengungkap kenyataan-kenyataan yang ada
di
lapangan dan memahami kenyataan-kenyataan tersebut.
35
Atas dasar kenyataan-kenyataan yang ada, terma
hal-hal yang ada di
suk
balik
kenyataan-kenyataan
tersebut, kemudian dilakukan pemaknaan dan penafsiran data hasil penelitian dengan memanfaatkan
teori-
teori yang ada sehingga pada akhirnya diperoleh
te-
muan penelitian.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa
teristik.
Menurut Bogdan dan
Biklen
karak
(1982:27-30)
karakteristik penelitian ini meliputi: (1) mempunyai
latar
alami dengan adanya sumber data langsung
perisetnya
sebagai
deskriptif,
instrumen utama,
(2)
dan
bersifat
(3) memperhatikan proses ketimbang
ha
sil, (4) analisis data secara induktif, dan (5) mengutamakan
makna.
Karakteristik
yang lebih terinci dari
peneli
tian ini dikemukakan Nasution (1992:19) sebagai berikut:
1. penelitian dilakukan dalam "natural setting"
2. peneliti sebagai "human instrumen"
3. sangat deskriptif
4. mementingkan proses maupun produk
5.
mencari makna
6.
mengutamakan data "first hand"
7. melakukan "triangulasi"
8.
menonjolkan konteks
9. peneliti
berkedudukan
sama dengan
orang
yang
diteliti
10. mengutamakan pandangan "emic"
11. mengadakan verifikasi, antara lain melalui kasus
negatif
12. melakukan sampling purposif
13.
melakukan "audit trail"
14. melakukan
obtrusive"
partisipasi
tanpa
mengganggu,
"un
36
15. mengadakan analisis sejak awal
16. disain yang "emergent"
2. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai
ini,
dengan
karakteristik
dari
penelitian
maka pengumpulan data dilakukan oleh
peneliti
sendiri. Peneliti langsung terjun ke lapangan
untuk
memperoleh sejumlah informasi yang diperlukan berke
naan dengan pengelolaan pembelajaran. Hal ini
dila
kukan agar dapat memahami kenyataan yang terjadi
di
lapangan sesuai dengan konteksnya.
Teknik
pengumpulan data yang
digunakan
dalam
penelitian ini yaitu wawancara dan observasi. Wawancara
digunakan
secara
untuk memperoleh
langsung dari para tutor,
informasi
yaitu
verbal
mengungkap
keterangan tentang kegiatan yang dilakukan tutor dan
di balik kegiatan tersebut dalam mengelola
jaran.
Observasi digunakan untuk
langsung
kegiatan-kegiatan
yang
pembela
mengamati
secara
dilakukan
tutor
dalam
mengelola pembelajaran, dan juga untuk
amati
interaksi antara tutor dengan
dalam
proses pembelajaran. Di samping itu juga
warga
maksudkan untuk memperjelas hasil dari suatu
meng
belajar
di-
wawan
cara.
Dalam mengumpulkan data, peneliti juga
nakan alat bantu berupa
perekam
menggu
suara (tape recor
der), sehingga data yang terkumpul dapat lebih lengkap.
..;. /
C.
Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari lapangan akan memi
liki makna yang berarti bila dilanjutkan dengan kegiat
an analisis data. Kegiatan ini dilakukan sepanjang
nelitian
itu berlangsung. Hal ini dimaksudkan
pe
apabila
ada data yang kurang segera dapat dilengkapi, dapat diverifikasi dengan sumber lain.
Untuk
prosedur
(1)
menganalisis data penelitian ini,
yang
disarankan Nasution
ditempuh
(1992:129)
reduksi data, (2) display data, dan (3)
yaitu:
mengambil
kesimpulan dan verifikasi.
1.
Reduksi Data
Reduksi
menganalisis
memudahkan
data
data.
Kegiatan
langkah
ini
awal
aspek-aspek
untuk
telah
data dilakukan dengan cara
terhadap
dalam
bertujuan
pemahaman terhadap data yang
kumpul. Reduksi
rangkuman
merupakan
ter
membuat
permasalahan
yang
diteliti, sehingga memudahkan peneliti dalam melaku
kan langkah-langkah analisis berikutnya.
Dalam penelitian ini aspek-aspek yang direduksi
yaitu
pengelolaan pembelajaran yang meliputi
perencanaan,
interaksi
pelaksanaan,
penilaian
tutor dengan warga belajar,
tahap
pembelajaran,
upaya
tutor
dalam membantu kesulitan belajar yang dihadapi warga
38
belajar, dan faktor pendukung serta penghambat penge
lolaan pembelajaran Kejar Paket B.
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan reduksi data,
langkah
selan-
jutnya yaitu menyajikan data secara jelas dan
kat.
Penyajian data secara
akan
memudahkan
aspek-aspek
sing
jelas dan singkat
dalam memahami
yang diteliti baik
gambaran
secara
ini,
terhadap
keseluruhan
maupun bagian demi bagian. Penyajian data dalam
nelitian ini dilakukan berdasarkan pada
yang
aspek-aspek
diteliti dan disusun menurut kelompok
yang menjadi lokasi penelitian.
belajar
Penyajian data
selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk
pe
ini
menafsir-
kan data sampai dengan pengambilan keputusan.
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah
terakhir dari kegiatan
analisis
data
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengambil
an kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam tahap
ini
berarti memaknai terhadap data yang telah
ter-
kumpul, dan kesimpulan ini dibuat dalam bentuk
per-
nyataan
singkat dan mudah dipahami
dengan
mengacu
pada permasalahan-permasalahan yang diteliti.
Pengambilan kesimpulan pada tahap ini dilakukan
secara bertahap, yaitu pertama-tama menyusun
kesim-
39
pulan sementara, dan setelah data bertambah
dilaku
kan verifikasi. Kegiatan verifikasi dilakukan dengan
cara
mempelajari data yeng telah
data
yang telah disajikan. Di samping itu
ini
direduksi
maupun
kegiatan
dilakukan dengan cara meminta pertimbangan
ke
pada orang yang berkompeten misalnya penilik Dikmas.
Kesimpulan sementara
dan
verifikasi
ini perlu di
lakukan secara terus menerus hingga diperoleh kesim
pulan akhir.
D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap-tahap
dalam
penelitian
kualitatif
secara
garis besar dapat dibedakan menjadi (1) tahap
si,
orienta-
(2) tahap eksplorasi dan (3) tahap "member
check"
(Nasution, 1992:33-34). Untuk itu penelitian ini menempuh langkah-langkah seperti itu.
1. Tahap orientasi
Tahap
ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran
yang jelas dan lengkap tentang masalah yang akan di
teliti. Hal ini juga sekaligus untuk memantapkan di-
sain dan fokus penelitian berikut nara sumbernya.
Tahap orientasi ini dilaksanakan pada bulan Ju-
ni
1995. Pada kegiatan orientasi tersebut
mengadakan
kunjungan informal ke
Kanwil
peneliti
Depdikbud
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Bidang
40
Pendidikan Masyarakat,
dan juga ke Seksi Dikmas Ko
tamadia Yogyakarta guna menjajagi lapangan dan
cari
informasi awal untuk
atau
fokus
menentukan
penelitian. Selama
itu
men-
permasalahan
pula
peneliti
dengan pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing,
menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk di
jadikan arahan kerja pada tahap selanjutnya.
2. Tahap eksplorasi
Tahap
yang
ini dapat dikatakan
sesungguhnya, yaitu
sebagai
penelitian
mengumpulkan data
sesuai
dengan fokus dan tujuan penelitian. Tahap ini
kukan
dila
setelah peneliti memperoleh rekomendasi
dari
instansi yang berwenang, yakni mulai dari tanggal
7
September 1995 sampai dengan 4 Desember 1995.
Pengumpulan data
kan melalui wawancara
presentatif
dalam penelitian ini
dengan sumber data
berlandaskan
pada
dilaku
yang
pedoman
wawancara
sebagaimana terlampir. Hal ini dilakukan agar
wawancara
teks
dapat lebih terarah dan tetap dalam
fokus penelitian. Selain itu untuk
re-
dalam
kon-
melengkapi
data yang diperoleh dan sekaligus sebagai triangulasi dilakukan observasi, dan untuk dapat merekam data
atau informasi yang lengkap digunakan alat
perekam/
tape recorder dan buku catatan, serta kamera foto.
41
Dalam
tahap
ini juga dilakukan analisis
data
dengan cara mereduksi data atau informasi yang telah
diperoleh,
yakni
dengan
cara
menyeleksi
catatan
lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang penting
secara sistematis agar ditemukan polanya dan memper
mudah
peneliti untuk mempertajam
gambaran
tentang
fokus penelitian.
3. Tahap member check
Untuk
informasi
mengecek kebenaran
yang
mengenai
telah dikumpulkan,
informasi-
sehingga
penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu
hasil
dilaku
kan member check. Pengecekan terhadap informasi ter
sebut dilakukan setiap kali peneliti selesai
dakan
wawancara
mengkonfirmasikan
dengan
sumber
data
kembali catatan
menga
dengan
hasil
cara
wawancara
tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudi
an dimintakan kembali koreksi dari sumber data
bersangkutan.
dilakukan
Dan untuk memantapkan lagi,
observasi dan triangulasi
yang
kemudian
kepada
sumber
data dan pihak yang lebih berkompeten.
E.
Keabsahan Temuan Penelitian
Keabsahan dan kebermaknaan proses dan hasil peneli
tian kualitatif sangat tergantung kepada beberapa
Hal
tersebut
menurut Nasution
(1992:114-124)
hal.
sangat
tergantung
kepada kredibilitas
dependabilitas (realibilitas),
(validitas
internal),
transferabilitas
(vali
ditas eksternal), dan konfirmabilitas (objektivitas).
1.
Kredibilitas
Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran
data yang dikumpulkan dan dapat menggambarkan konsep
peneliti
Untuk
dengan konsep yang ada pada
sumber
mencapai hal tersebut, maka dalam
data.
penelitian
ini dilakukan dengan cara antara lain:
a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan
membandingkannya
dengan data dari
sumber
Sumber data dalam penelitian ini yakni tutor
lain.
Ke
jar Paket B, maka untuk mengecek kebenaran infor
masi tersebut, dilakukan wawancara dengan penilik
Dikmas.
b. Penggunaan bahan referensi, yaitu menggunakan ta
pe recorder. Dengan cara ini peneliti dapat
mem
peroleh informasi secara lengkap dari sumber data
dan kemungkinan kekeliruan dapat diperkecil.
c.
Mengadakan
member chek, yakni pada setiap
wawancara dilakukan konfirmasi dengan sumber
ta,
akhir
da
sehingga bila ada kekurangan dapat dilengkapi
dan jika ada kesalahan dapat diperbaiki.
43
2.
Transferabilitas
Transferabilitas berkaitan dengan generalisasi.
Dalam penelitian kualitatif transferabilitas tergan
tung pada si pemakai;
penelitian
konteks
itu
artinya,
hingga manakah
dapat digunakan dalam
tertentu.
Oleh karena itu
situasi
hasil
dan
transferabilitas
penelitian ini diserahkan kepada pemakai. Jika pema
kai melihat terdapat situasi yang sama dengan perma
salahan tentang pengelolaan pembelajaran pada kelom
pok
belajar
Paket B,
maka
pemakai
dipersilahkan
menggunakan hasil penelitian ini.
3.
Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Dependabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah
penelitian
dengan
ini
dapat
diulangi
hasil yang sama.
atau
Sedangkan
direplikasi
konfirmabilitas
berkenaan dengan objektivitas hasil penelitian.
Mengingat situasi sosial pada hakekatnya bersi
fat
unik dan tidak dapat
seperti
semula,
direkontruksi
maka sangat sulit
konsistensi hasil penelitian ini.
sepenuhnya
untuk
Namun,
mengukur
untuk
men-
jaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian ini
dilakukan "audit trail",
yaitu dengan melakukan
meriksaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
porkan
memang demikian adanya.
Untuk itu
pedila-
dilakukan
44
dengan cara:
a.
Mencatat
dan
merekam
seteliti
mungkin
hasil
wawancara dan observasi sebagai data mentah untuk
kepentingan analisis selanjutnya.
b.
Menyusun
hasil analisis dengan
data mentah tersebut di atas,
nya
kembali
cara
kemudian
dalam bentuk deskripsi
menyeleksi
menyusunyang
lebih
sistematis.
c.
Membuat penafsiran sebagai hasil analisis data.
d.
Melaporkan seluruh proses penelitian,
mulai
dari
pra survey sampai pengolahan data.
Demikian
penelitian
yang
langkah-langkah yang
ini. Dengan demikian
ditempuh
kebermaknaan
terkumpul sudah selayaknya terbatas dalam
nelitian ini.
dalam
data
pe
Kebermaknaan tersebut berlaku pada ke-
samaan situasi dan kondisi yang ada.
; .-x-X- •;
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan
hasil
penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan
pengelolaan pembelajaran
naan,
rekomendasi
tentang
pada tahap perencanaan, pelaksa
dan penilaian pembelajaran,
interaksi antara
tutor
dengan warga belajar dalam kegiatan belajar membelajarkan,
upaya-upaya tutor dalam memecahkan kesulitan belajar
yang
dihadapi warga belajar, pengelolaan pembelajaran untuk ma
ta pelajaran bermodul, berjuklak dan Keterampilan,
lolaan pembelajaran antara kelompok belajar yang
kualifikasi
memiliki
baik dan kurang baik, dan faktor-faktor
mendukung dan menghambat efektivitas pengelolaan
jaran. Bagian
ran-saran
penge
yang
pembela
rekomendasi mengemukakan implikasi dan
kepada para pihak yang terkait dengan
sa-
pengelo
laan pembelajaran Program Kejar Paket B.
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
deskripsi,
interpretasi
dan
pembahasan
data hasil penelitian sebagaimana telah diungkapkan terda
hulu, maka dapat diajukan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan tutor
Kejar Paket B tampak
Program
bersifat konvensional, dan
belum
memperlihatkan pembelajaran yang telah dikelola menurut
konsep PLS secara utuh.
Hal ini dapat dilihat dari
ku-
rangnya tutor dalam mempartisipasikan warga belajar pa-
123
da
kegiatan
perencanaan, pelaksanaan,
dan
penilaian
pembelajaran.
2. Interaksi
antara tutor dengan warga belajar dalam
ke
giatan belajar membelajarkan, belum memperlihatkan
in
teraksi
yang
mampu menggugah motivasi
warga
belajar
untuk melakukan kegiatan belajar. Interaksi yang terja
di lebih mencerminkan interaksi formal, sehingga suasa
na yang akrab belum begitu terasa.
3. Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu mengatasi ke
sulitan
belajar yang dihadapi warga belajar lebih
me
nekankan pada pendekatan kuratif, yaitu dengan cara me
lakukan bimbingan belajar. Upaya-upaya tutor yang mengarah kepada tindakan mengantisipasi agar tidak
terjadi
kesulitan belajar, seperti membuat bahan penyerta,
dan
media pendukung belum dapat dilakukan secara optimal.
4. Perbedaan
pengelolaan pembelajaran antara
mata
pela
jaran bermodul, berjuklak dan Keterampilan, yaitu:
a. Pada tahap perencanaan, antara mata pelajaran bermo
dul dengan berjuklak tidak tampak adanya
Berbeda
tahap
dengan
mata pelajaran
perbedaan.
Keterampilan,
perencanaan mata pelajaran ini tampak
pada
adanya
perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan berjuk
lak.
b. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk mata pel
ajaran bermodul dan berjuklak, tampak tidak ada per
bedaan. Akan tetapi mata
pelajaran
tersebut
memi-
124
liki
perbedaan dengan mata pelajaran
Keterampilan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam pemilihan ba
han pembelajaran dan pendekatan yang digunakannya.
c. Kegiatan penilaian pembelajaran untuk mata
pelajar
an bermodul, berjuklak, dan Keterampilan tampak ada
nya perbedaan. Namun orientasi penilaian pembelajar
an,
pada ketiga mata pelajaran tersebut sama
yaitu
kepada penilaian hasil belajar.
5. Pengelolaan
pembelajaran
pada kelompok
belajar
yang
berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap peren
canaan
dan
penilaian pembelajaran
tampak
tidak
ada
perbedaan yang menyolok. Akan tetapi dalam tahap pelak
sanaan
pembelajaran ditemukan adanya
perbedaan
dalam
segi curahan waktu belajar.
6. Faktor yang dapat mendukung dan menghambat
pengelolaan
efektivitas
pembelajaran dapat diidentifikasi
sebagai
berikut:
a. Faktor yang mendukung dilihat dari segi tutor; yaitu
faktor
untuk
yang
sifatnya internal,
membantu
pendidikan
diikutinya;
dan
dari
seperti
warga belajar, dan
kesediaan
latar
penataran yang sesuai
segi warga belajar
belakang
yang
pernah
yaitu
faktor
yang sifatnya internal dan eksternal. Faktor
inter
nal seperti kemauan dan keinginan untuk meningkatkan
pengetahuaannya,
sedangkan faktor
eksternal
yaitu
diperolehnya kesetaraan SMP; dan dari segi fasilitas
125
yakni
adanya
pembelajaran,
b. Faktor
yang
tempat belajar, pedoman
waktu
menghambat
dilihat dari
yang
sedikit
untuk
segi
tutor;
seperti curah
melakukan
kegiatan
pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu
nya
warga
belajar yang izin dan tidak
belajar
yakni
penyampaian
terlambat,
alat
dan
modul
banyak-
masuk,
kelelahan setelah mereka seharian bekerja;
fasilitas
alat
dan modul untuk warga belajar.
yaitu faktor yang bersifat eksternal,
an
tutor,
dari segi
kepada
media
dan
warga
pembelajaran
sangat terbatas.
B.
Rekomendas i
Berdasarkan
ini
beberapa kesimpulan di atas,
dikemukakan beberapa rekomendasi.
diajukan kepada;
Masyarakat,
pihak Tutor,
Rekomendasi
pihak Penilik
pihak Warga Belajar;
dan
berikut
bagi
ini
Pendidikan
penelitian
selanjutnya.
1.
Rekomendasi kepada pihak Tutor
Sesuai
dengan hasil penelitian ini,
diketahui
bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
tampak bersifat konvensional-paedagogis,
ada di
tara mereka dalam mengelola pembelajaran belum
buat perencanaan. Di samping itu ditemui pula
upaya tutor dalam membantu mengatasi kesulitan
ajar
yang
dihadapi warga
belajar
lebih
tutor
an
mem
bahwa
bel
bersifat
126
kuratif,
dalam
yang
serta adanya hambatan yang
mengelola
pembelajaran yakni
sedikit untuk melakukan
proses
ditemui
tutor
curahan
waktu
pembelajaran,
sehingga kegiatan pengelolaan pembelajaran yang
lakukannya belum optimal.
di
Oleh karena itu direkomen-
dasikan kepada para tutor hal-hal sebagai berikut:
a.
Perlu melakukan proses pembelajaran yang menekan
kan pada pendekatan andragogi atau kontinum.
Hal
ini
dan
perlu dilakukan mengingat karakteristik
kebutuhan
warga
belajar Paket B
yang
berbeda-
beda.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
merealisir hal tersebut yakni:
1) Memberikan
kesempatan yang lebih luas
warga belajar untuk ikut berpartisipasi
kegiatan pembelajaran, seperti
kepada
dalam
mengikutserta-
kan dalam kegiatan perencanaan pembelajaran.
2) Tutor
perlu
mengurangi
dominasinya
kegiatan belajar membelajarkan,
seperti
dalam
cera
mah yang terlalu lama.
b.
Perlu komitmen terhadap tugas-tugasnya dan pengu-
asaan kompetensi selaku tutor,
diatur
ket B,
sebagaimana
dalam Petunjuk Teknis Program
telah
Kejar
Pa
khususnya tugas yang berkenaan dengan
pe
nyusunan program belajar.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
127
merealisir hal tersebut yakni:
1) Jangan
merasa terbebani dan menganggap
penyusunan perencanaan pembelajaran
bahwa
merupakan
pekerjaan yang memberatkan.
2) Perlu mencoba membuat perencanaan pembelajaran
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran walau
pun tidak secara rinci.
c.
Tutor dalam membantu mengatasi kesulitan
yang
belajar
dialami warga belajar sebaiknya tidak
bersifat kuratif,
saja
tetapi perlu dilakukan tindakan
yang sifatnya preventif.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
merealisir hal tersebut yakni:
1) Menganalisis
akan
pembelajaran
yang
dipelajari warga belajar sehingga
dapat
diketahui
bahan-bahan
bahan
pembelajaran
sulit oleh warga belajar.
dianggapnya
cara
yang
dianggap
Kemudian bahan
sulit tersebut perlu dibahas
yang
se
intensif.
2) Mengusahakan fasilitas pelengkap,
seperti alat
peraga/media, dan bahan penyerta, dalam proses
pembelajaran.
d.
Perlu komitmen terhadap curahan waktu pembelajar
an yang telah ditetapkan, dan perlu adanya
prio-
ritas tugas yang akan dilakukannya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
128
merealisir hal tersebut yakni:
1) Tugas-tugas
yang
berkenaan
dengan
belajar membelajarkan perlu lebih
kegiatan
diutamakan,
mengingat tugas tersebut bagi tutor hanya
se-
kali dalam tiap minggunya.
2) Jika tutor tidak dapat hadir karena
kebetulan
memiliki tugas yang dianggapnya lebih penting,
maka tutor perlu memberi tahu kepada
pengelo
la, sehingga bisa diganti dengan mata pelajar
an
lain, atau bisa dengan cara memberi
tugas
untuk dikerjakan warga belajar.
2. Rekomendasi kepada pihak Penilik Pendidikan Masyara
kat.
Dari
di
hasil penelitian ini diketahui bahwa
antara tutor sebelum melakukan kegiatan
membelajarkan belum membuat perencanaan
an.
belajar
pembelajar
Oleh karena itu direkomendasikan kepada
Pendidikan
ada
Masyarakat perlu meningkatkan
Penilik
pembinaan
kompetensi profesional dalam bidang pendidikan
luar
sekolah bagi para tutor.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mereali
sir hal tersebut dapat ditempuh dengan cara:
a. Mengintensifkan kegiatan pembinaan terhadap
tal
dan kemampuan tutor dalam bekerja,
sebulan
men
misalnya
sekali.
b. Meningkatkan kegiatan monitoring kepada para
tu-
129
tor sewaktu mereka melaksanakan tugas-tugasnya.
3.
Rekomendasi bagi Warga Belajar
Sesuai
hasil penelitian ini
diketahui
bahwa,
faktor yang menghambat efektivitas pengelolaan
pem
belajaran antara lain karena banyaknya warga belajar
yang tidak masuk pada saat kegiatan belajar membela
jarkan berlangsung. Oleh karena itu direkomendasikan
kepada
warga
belajar
kehadiran, motivasi,
untuk
meningkatkan
kembali
dan kesadarannya demi terlaksa-
nanya kegiatan belajar membelajarkan secara optimal.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan warga
belajar
untuk merealisir kegiatan tersebut yaitu:
a. Perlu memikirkan kembali betapa pentingnya menun
tut ilmu bagi kehidupan kita.
b. Jika jadual pembelajaran yang ada banyak
berben-
turan dengan aktivitasnya, maka perlu disampaikan
dan
dirundingkan kembali dengan
pengelola,
hingga dapat disusun jadual pelajaran yang
se
dapat
memenuhi keinginan semua pihak.
4.
Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
Penelitian
ini dapat dikatakan masih
beberapa keterbatasan,
memiliki
karena baru mengkaji pengelo
laan pembelajaran yang meliputi: perencanaan, pelak
sanaan, dan penilaian pembelajaran; interaksi antara
tutor dengan warga belajar dalam proses
pembelajar
an, upaya-upaya yang dilakukan tutor dalam
membantu
130
mengatasi
kesulitan
yang
dalam proses pembelajaran,
dihadapi
warga
belajar
dan perbedaan pengelolaan
antara kelompok belajar yang berkualifikasi baik dan
kurang
baik.
Di samping itu melalui penelitian
ditemukan adanya permasalahan-permasalahan yang
lum terbukti,
seperti pengelolaan pembelajaran
dilakukan tutor tampak konvensional, dan ada di
tara mereka sebelum melakukan kegiatan belajar
belajarkan
Oleh
karena
belum membuat perencanaan
itu penulis
ini
be
yang
an
mem
pembelajaran.
mengharapkan
hak terkait untuk meneliti lebih lanjut
an-permasalahan seperti penerapan konsep
kepada
pi
permasalah
andragogi,
kesesuaian materi modul dengan kebutuhan warga
ajar, dan pelaksanaan pendidikan nilai pada
bel
Program
Kejar Paket B ini. Untuk mengkaji hal tersebut dapat
dilakukan penelitian kualitatif dengan metode kasus.
•i '••& .#:#
VSSSSftB:'.
':WS¥:
'•&. •:;..
«•:
•»r
;.v
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak,
Ishak. (1993).
sa. Bandung:
Arif,
Andragogi. Bandung:
Zainudin. (1990).
Bogdan,
R.C.
Metodologi Pendidikan Orang Dewa
PLS IKIP Bandung.
Qualitative
& B
PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
(Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B
di Kotamadia Yogyakarta)
TESES
Diajukan kepada Panitia Ujian Tads Program Pascasarjana
Institut Kcguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung untuk Mamcnuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Pandidikan Luar Sakolah
Disusun oleh :
Sungkono
9332018/XXV-l 7
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1996
TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH TIM PEMBIMBINQ
PROF, H. D. SUDJANA, M.ED. PH. D.
PEMBIMBINQ I
C RUSLI LUTAN
PEMBIMBINQ II
ABSTRAK
Masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini yaitu
pengelolaan
ket B
pembelajaran yang dilakukan tutor
pada dua kelompok
belajar
Kejar
Pa-
di Kotamadia Yogyakarta
ditinjau dari perspektif pendidikan luar sekolah.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
kan
gambaran yang jelas tentang pengelolaan
mendapat-
pembelajaran
yang dilakukan tutor, guna penyelenggaraan proses pembela
jaran Kejar Paket B yang efektif.
Teori dan prinsip pembelajaran yang mendukung peneli
tian
ini yaitu teori andragogi, prinsip pembelajaran
hu-
manis, dan konsep aliran tingkah laku.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
kualitatif, dengan metode studi kasus. Teknik
yakni
pengumpulan
data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi.
Kesimpulan
yaitu:
Kejar
yang
dapat diambil dari
1) Pengelolaan pembelajaran yang
penelitian
dilakukan
Paket B tampak bersifat konvensional.
2)
ini
tutor
Interaksi
antara tutor dengan warga belajar dalam melakukan kegiatan
belajar membelajarkan, belum memperlihatkan interaksi yang
mampu
menggugah motivasi warga belajar untuk aktif
bela
jar.
3) Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu memecah-
kan
kesulitan belajar yang dihadapi warga
menekankan
pada
pendekatan kuratif,
belajar
yaitu
dengan
lebih
cara
melakukan bimbingan. 4) Perbedaan pengelolaan pembelajaran
antara mata pelajaran bermodul,
an yaitu:
an
berjuklak, dan Keterampil-
(a) Pada tahap perencanaan,
antara mata pelajar
bermodul dan berjuklak tidak tampak adanya
Sedangkan
mata
pelajaran Keterampilan, untuk
iii
perbedaan.
tahap
ini
tampak adanya perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan
berjuklak. (b) Pada
mata
tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk
pelajaran bermodul dan berjuklak, tampak
perbedaan.
Akan tetapi mata pelajaran
perperbedaan
tidak
tersebut
memiliki
dengan mata pelajaran Keterampilan. (c)
giatan penilaian pembelajaran untuk mata pelajaran
dul, berjuklak, dan Keterampilan tampak adanya
Namun
tersebut
sama
belajar. 5) Pengelolaan
yaitu
kepada
pembelajaran
perbedaan.
mata
penilaian
pada
Ke-
bermo
orientasi penilaian pembelajaran, pada ketiga
pelajaran
ada
hasil
kelompok bel
ajar yang berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap
perencanaan
dan penilaian pembelajaran tampak
tidak
perbedaan yang menyolok. Akan tetapi dalam tahap
naan
pembelajaran ditemukan adanya perbedaan
pelaksa
dalam
segi
curahan waktu belajar. 6) Faktor yang dapat mendukung
menghambat
efektivitas
pengelolaan
pembelajaran
diidentifikasi sebagai berikut: (a) Faktor yang
ada
dan
dapat
mendukung
dilihat dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya inter
nal;
dari segi warga belajar yaitu faktor
internal
adanya
dan
eksternal; dan dari
segi
yang
fasilitas
tempat belajar, pedoman tutor, alat
yakni
pembelajaran,
dan modul untuk warga belajar. (b) Faktor yang
dilihat
sifatnya
menghambat
dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya
eks
ternal, seperti curahan waktu yang sedikit untuk melakukan
proses pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu banyaknya warga belajar yang izin dan tidak masuk, dan kelelahan
setelah mereka seharian bekerja; dari segi fasilitas yakni
penyampaian modul kepada warga belajar terlambat, alat dan
media pembelajaran sangat terbatas.
IV
Melalui
penelitian ini
direkomendasikan,
khususnya
kepada tutor selaku pengelola pembelajaran hal-hal sebagai
berikut:
kankan
1) Perlu melakukan proses pembelajaran yang mene-
pada pendekatan andragogi atau kontinum; 2)
Perlu
komitmen terhadap tugas-tugasnya dan penguasaan kompetensi
selaku
program
tutor,
khususnya yang berkenaan dengan
penyusunan
belajar; 3) Tutor dalam membantu mengatasi
kesu-
litan
belajar yang dialami warga belajar sebaiknya
tidak
hanya
bersifat kuratif, tetapi perlu
preventif;
dilakukan
dan 4) Perlu komitmen terhadap
tindakan
curahan
waktu
pembelajaran yang telah ditetapkan, dan perlu adanya prioritas tugas yang akan dilakukannya.
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
BAB
I
II
xiv
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B.
Rumusan
6
C.
Pertanyaan Penelitian
7
D.
Definisi Operasional
8
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Masalah
KONSEP PENGELOLAAN
JAR PAKET B
PEMBELAJARAN
11
PROGRAM
KE
13
A. Konsep Pembelajaran pada Program Kejar
Paket B
13
B. Kurikulum Program Kejar Paket B
C.
D.
E.
16
Komponen-komponen Proses Pembelajaran
Kej ar Paket B
19
Peranan dan Tugas Tutor dalam Proses Pem
belajaran
20
Interaksi Kegiatan Pembelajaran Program
Ke j ar Paket B
22
F.
Hasil Penelitian yang Relevan
24
G.
Rangkuman Kajian Teoritik dan Hasil Pene
litian yang Relevan serta Implikasinya
terhadap Penelitian ini
28
xi
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A.
Unit Analisis dan
B.
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
C.
BAB
Sumber Data Penelitian.
31
Pene
litian
34
Analisis Data
37
D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
39
E.
41
Keabsahan Temuan Penelitian
IV HASIL PENELITIAN
A.
BAB
31
45
Deskripsi -Umum Kotamadia Yogyakarta
45
B. Deskripsi Lokasi Penelitian
47
C.
Deskripsi Data Hasil Penelitian
58
D.
Interpretasi Hasil Penelitian
98
E.
Pembahasan Hasil Penelitian
107
F.
Proposisi
118
V KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
122
A.
Kesimpulan
122
B.
Rekomendasi
125
DAFTAR PUSTAKA
131
LAMPIRAN-LAMPIRAN
133
CURRICULUM
152
VITAE
XII
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Pengelolaan Pembel
ajaran antara Kelompok Belajar NK dan M
xm
...
114
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
1.
Pedoman wawancara
133
2. Foto kegiatan belajar membelajarkan
Kejar
Pa
ket B
138
3. Surat-surat izin penelitian
4.
Peta
Kotamadia Yogyakarta,
dan Kelurahan Bener
141
Kelurahan
Giwangan
148
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik
an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se
cara terpadu dan serasi dengan pembangunan bidang
lainnya
baik
Hankam.
bidang ekonomi,
politik,
sosial budaya,
dan
Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 menjelaskan bahwa:
Pendidikan nasional
dikembangkan secara
terpadu dan
serasi
baik antar berbagai jalur, jenis dan
jenjang
pendidikan maupun antar sektor pendidikan dan
sektor
pembangunan
lainnya serta antar
daerah.
Masyarakat
sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya
untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan
tersebut,
yang dihadapi saat ini antara lain bagaimana
rakan pendidikan bagi semua orang,
masalah
menyelengga-
meningkatkan pendidikan
penduduk setara sekolah lanjutan tingkat pertama dan mengarahkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembangun
an.
Untuk itu penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
bagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Republik
sia
Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional
se-
Indone
pasal
10
yaitu dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidik
an
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur
didikan sekolah merupakan pendidikan yang
pen
diselenggarakan
di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
secara
ber-
jenjang
dan
bersinambungan. Sedangkan
jalur
pendidikan
luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang
di
tidak
harus berjenjang dan bersinambungan.
Adapun
dikan
satuan-satuan pendidikan yang dimiliki pendi
luar sekolah yaitu kursus, kelompok
untuk selanjutnya disebut Kejar),
tipan
belajar
(yang
kelompok bermain,
peni-
anak, padepokan pencak silat, panti/balai
latihan,
dan bengkel/teater. Penyelenggara pendidikan luar
ini
dapat terdiri atas pemerintah, badan,
kelompok
perorangan
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pendidikan
luar sekolah yang
demikian
sekolah
diselenggarakannya.
tanggung jawab pendidikan, khususnya
atau
jenis
Dengan
pendidikan
luar sekolah, berada pada pihak masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan luar sekolah sebagai subsistem
pendidikan
nasional memiliki tiga tujuan sebagaimana dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 yaitu:
(1)
melayani warga belajar supaya dapat
tumbuh
dan
berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna
meningkatkan
martabat
dan
mutu
kehidupannya;
(2) membina warga belajar agar memiliki
pengetahuan,
keterampilan
dan sikap mental yang diperlukan
untuk
mengembangkan diri bekerja mencari nafkah atau melan
jutkan
ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan
yang
lebih tinggi; dan (3) memenuhi kebutuhan belajar yang
tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.
Dari tujuan di atas,
sekolah
pisan
tampak upaya pendidikan luar se-
untuk membelajarkan semua orang dalam setiap
masyarakat.
Di samping itu juga
dimaksudkan
launtuk
memenuhi
yang
kebutuhan akan peningkatan
belajar
sebagaimana
dilakukan pendidikan sekolah, seperti Program
Kejar
Paket A setingkat sekolah dasar, dan Program Kejar Paket B
setingkat SLTP.
Upaya dan tekad pemerintah untuk meningkatkan
dikan
gram
pendi
bagi penduduknya, yaitu dengan dicanangkannya
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Pro
oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 2 Mei 1994. Rintisan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun telah
tahun
dimulai
1989 melalui perluasan kesempatan mengikuti
pendi
dikan sampai sekolah lanjutan tingkat pertama dalam jalur
pendidikan sekolah dan pembukaan Program Kejar Paket B da
lam jalur pendidikan luar sekolah.
Sehubungan dengan wajib belajar pendidikan dasar sem
bilan tahun Sutaryat (1993:23) mengemukakan: dilihat
dari
target populasinya saja yang perlu mendapat perhatian khu-
sus akan meliputi; "'. .. anak yang melanjutkan ke SLTP pada
tahun 1988/1989 adalah 68% sehingga yang tidak melanjutkan
ke SLTP adalah 32%. Tetapi jika dilihat persentase keselu
ruhan
yang
anak
usia SLTP yang tertampung adalah
53,59%
tidak tercatat sebagai siswa SLTP cukup besar
46,41%."
Untuk mengatasi masalah anak yang tidak
pung atau memperoleh kesempatan memasuki
yaitu
tertam
SLTP dalam jalur
pendidikan sekolah, maka pemerintah telah membuka
Program
Kejar Paket B melalui program belajar pendidikan luar
kolah
yang
setara dengan SLTP. Program
dan
ini
se
dimaksudkan
untuk
menunjang/mendukung
belajar
pendidikan
dasar
pelaksanaan
sembilan
perintisan
tahun.
wajib
Atau
dengan
perkataan lain program Kejar Paket B pada dasarnya merupa
kan
bagian tak terpisahkan dari Pendidikan Dasar 9
Tahun
melalui jalur pendidikan luar sekolah. Dengan demikian sasaran utama dari program ini adalah lulusan Sekolah
Dasar
atau sederajat, lulusan Program Kejar Paket A dan anak putus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Program
satu
Kejar khususnya Kejar Paket B sebagai
bentuk
satuan
diselenggarakan
pendidikan
luar
oleh pemerintah dan
sekolah
salah
dikelola/
masyarakat,
seperti
kursus Diklusemas, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Lembaga
Swadaya Masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
Penyelenggaraan
sekumpulan
Program Kejar Paket B ini ditujukan
warga
(pengetahuan,
lainnya.
belajar
untuk
memperoleh
keterampilan dan sikap)
setara
bagi
pendidikan
pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Program
nenggunakan
Pertama,
Kejar Paket B dalam
kurikulum
setara
proses
Sekolah
pembelajarannya
Lanjutan
yang berarti jumlah mata pelajaran
Tingkat
yang
dipel-
ajari warga belajar sama dengan jumlah mata pelajaran yang
ada dalam kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama tahun
1994.
Kurikulum
ini terdiri atas Pendidikan
Dasar
yang meliputi mata pelajaran dengan modul dan juklak,
Pendidikan Keterampilan (Pendidikan Mata Pencaharian).
Umum
dan
Proses
pembelajaran baik yang
penyampaian
bahannya
dalam bentuk modul maupun juklak/tidak bermodul perlu
di-
kelola secara baik, sehingga dapat berlangsung sebagaimana
yang
diharapkan.
Untuk menjamin
keberlangsungan
proses
pembelajaran tersebut menurut Sutaryat (1993:30) perlu dipersiapkan petunjuk
penyusunan
jadwal
pertemuan
secara
teratur antara tutor dengan warga belajar, baik dalam pola
belajar kelompok maupun belajar mandiri. Frekuensi
perte
muan menurut waktu yang sesuai, baik alokasinya yang cukup
untuk
mempelajari bahan belajar maupun
kesesuaian
waktu
yang tersedia pada warga belajar.
Dalam proses pembelajaran
Program Kejar Paket B
dak dapat terlepas dari peran tenaga pendidik atau
walaupun
proses pembelajarannya
sendiri. Peran
ses
tutor
ditekankan pada
tutor,
belajar
sangat penting dalam menunjang pro
pembelajaran Kejar Paket B. Oleh karena
tutor
ti
itu
seorang
dituntut memiliki kemampuan atau kompetensi
profe-
sional yang memadai sehingga mampu mengelola proses pembe
lajaran dengan baik. Kemampuan mengelola pembelajaran
antara
lain dapat dicerminkan melalui penyusunan
pembelajaran,
pelaksanaan program dan
evaluasi
ini
program
terhadap
hasil pembelajaran.
Di samping
faktor tutor,
warga belajar itu
juga sangat mewarnai keberhasilan proses belajar
sendiri
membela-
jarkan, baik itu partisipasinya dalam proses belajar
mem-
belajarkan, interaksi dengan tutornya, maupun reaksi yang
muncul dari dirinya.
B.
Rumusan Masalah
Dalam mempelajari mata pelajaran, baik yang menggunakan modul maupun juklak pada Program Kejar Paket B,
dapat
dilakukan dengan cara:
1) belajar
tenaga
sendiri (mandiri)
dengan bantuan sedikit dari
kerja terdidik yang ada di sekitar warga
bela
jar;
2) saling belajar sesama warga belajar; dan
3) belajar berkelompok dengan bantuan tutor dan
fasilita-
tor.
Ketiga cara penyelenggaraan pembelajaran tersebut di atas,
akan dapat berlangsung dengan lancar bila ditunjang dengan
pengelolaan pembelajaran yang baik dari seorang tutor/ fasilitator.
Tutor sebagai pengelola pembelajaran secara garis besar
memiliki tiga tugas pokok yang
berkaitan dengan
hap-tahap pembelajaran yaitu: (1) perencanaan
ta-
pembelajar
an yang meliputi mendiagnosis kebutuhan belajar,
menyusun
tujuan;
meliputi
(2) pelaksanaan
kegiatan belajar
penggunaan metode, teknik, media, dan bahan
yang
pembelajaran;
dan (3) tahap penilaian hasil dan proses pembelajaran.
Atas dasar uraian tersebut di atas masalah umum
perlu
dikaji adalah sebagai berikut: "Bagaimana
laan pembelajaran Program
yang
pengelo
Kejar Paket B pada dua kelompok
belajar
di Kotamadia Yogyakarta ditinjau dari
perspektif
pendidikan luar sekolah?"
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
dirumuskan
latar belakang pemikiran di
atas,
maka
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
ber-
ikut:
1. Pengelolaan pembelajaran yang bagaimanakah yang dilaku
kan tutor dalam kegiatan pembelajaran Program Kejar Pa
ket B baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pe
nilaian pembelajaran?
2. Bagaimanakah
interaksi antara tutor dengan warga
bel
ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?
3. Upaya-upaya apakah yang dilakukan tutor dalam
memecahkan
membantu
kesulitan belajar yang dihadapi warga
bel
ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?
4. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara
pelajaran-mata pelajaran yang menggunakan modul
mata-
dengan
yang menggunakan juklak/tidak bermodul baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran?
5. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara kelom
pok
belajar yang memiliki kualifikasi baik dan
kurang
baik, pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilai
an pembelajarannya?
6. Faktor-faktor
apakah
yang
mendukung
dan
menghambat
efektivitas pengelolaan pembelajaran Kejar Paket B?
8
D. Definisi Operasional
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan
terdahulu, maka perlu dijelaskan secara operasional
bebe-
rapa peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini agar
tidak menimbulkan pengertian yang salah. Peristilahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan pembelajaran
Dalam penelitian ini, pengelolaan pembelajaran dibatasi
pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan tutor yang
puti kegiatan;
kan
mendiagnosis kebutuhan belajar,
tujuan, memilih dan menetapkan bahan,
menggunakan metode,
meli
merumus-
memilih
alat peraga/media, dan menilai
dan
ha
sil dan proses pembelajaran.
2.
Interaksi
Dalam
penelitian ini,
interaksi dibatasi
pada
proses
komunikasi antara tutor dengan warga belajar dalam
lakukan
kegiatan belajar membelajarkan
tujuan belajar.
berinteraksi
kedua,
maka
pertama
dan
kedudukan
mencapai
Ditinjau dari segi kedudukan pihak yang
interaksi tersebut dapat
menjadi dua, yaitu;
orang
guna
me
a)
dibedakan
interaksi yang sejajar, di
setingkat dengan kedudukan
orang
b)
interaksi yang tidak sejajar,
salah
satu pihak lebih berkuasa
mana
yang
di
mana
dari
pada
pihak lain. Dalam penelitian ini dibatasi pada interak
si yang tidak sejajar.
3. Tutor dan warga belajar
Tutor adalah orang yang ditunjuk sebagai tenaga
pembe-
lajar/membantu proses belajar Program Kejar Paket B pa
da dua kelompok belajar di Kotamadia Yogyakarta.
Warga
belajar adalah peserta didik yang
sedang
ikuti
Program Kejar Paket B pada dua kelompok
mengbelajar
di Kotamadia Yogyakarta.
4.
Modul
Modul
adalah
suatu bahan belajar
yang
terdiri
dari
beberapa topik bahasan yang dicetak menjadi suatu buku.
Modul ini merupakan bahan belajar utama/pokok yang per
lu dipelajari warga belajar dalam mengikuti Program Ke
jar Paket B.
5.
Juklak
Juklak (petunjuk pelaksanaan) yaitu petunjuk khusus bagi warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar
mem-
belajarkan.
6. Program Kejar Paket B
Program Kejar Paket B adalah suatu program belajar yang
disetarakan dengan pendidikan SLTP dan dilakukan
seba
gai
jalur
rintisan wajib belajar sembilan tahun dalam
pendidikan luar sekolah.
7.
Memecahkan kesulitan belajar
Memecahkan kesulitan belajar yang dimaksud dalam
litian ini yaitu mengatasi kesulitan-kesulitan
pene
belajar
yang dihadapi warga belajar dalam mempelajari suatu ma-
10
ta pelajaran tertentu. Kesulitan-kesulitan tersebut me
rupakan kesulitan yang sifatnya akademis.
8. Kelompok belajar kualifikasi baik dan kurang baik
Suatu kelompok belajar dikatakan baik antara lain
jika
dilihat dari proses pembelajaran/kegiatan belajar
mem-
belajarkan
yang dilakukannya tidak sering kosong,
cu
rahan waktu belajar yang digunakan lebih optimal.
Dari segi tutor; yaitu telah memiliki pengalaman menjadi tenaga
tutor
pendidik, telah mengikuti penataran
Paket B, aktif datang melakukan proses
jaran,
memiliki
kesediaan yang tulus
untuk
menjadi
pembela
membantu
warga belajar. Dari segi tempat belajar; memiliki
tem-
pat yang menetap untuk melakukan kegiatan belajar
mem-
belajarkan,
berada pada lokasi kecamatan intensif dalam
bidang Dikmas. Dari segi pengelola; memiliki
yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar
perhatian
membela-
jarkan. Sedangkan kelompok belajar yang kurang baik ya
itu
kebalikan
dari hal-hal yang telah
diutarakan
di
atas.
9. Efektivitas pengelolaan pembelajaran
Efektivitas
pengelolaan pembelajaran
yaitu
kemampuan
tutor dalam melakukuan diagnosis kebutuhan belajar, pe-
rumusan tujuan, pemilihan dan penetapan bahan, pemilihan dan penggunaan metode,
alat peraga/media, dan
peni
laian hasil dan proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang telah ditetapkan.
11
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
kan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan
mendapat-
pembelajaran
yang dilakukan tutor Program Kejar Paket B pada dua kelom
pok belajar di Kotamadia Yogyakarta, guna
proses pembelajaran yang efektif.
penyelenggaraan
Secara khusus penelitian
ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan
pembelajaran
Paket B,
dan menganalisis
tentang
yang dilakukan tutor pada
pengelolaan
Program
Kejar
baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran.
2. Menganalisis
dengan
bentuk
interaksi
yang
dilakukan
warga belajar pada proses pembelajaran
tutor
Program
Kejar Paket B.
3. Menemukan bentuk upaya yang dilakukan tutor dalam
bantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi
belajar
ket
4.
dalam
proses pembelajaran Program
mem
warga
Kejar
Pa
B.
Menganalisis
dilakukan
perbedaan pengelolaan
tutor antara mata
pembelajaran
pelajaran-mata
yang menggunakan modul dengan yang menggunakan
yang
pelajaran
juklak/
tidak bermodul.
5. Menganalisis
dilakukan
perbedaan pengelolaan
pembelajaran
tutor antara kelompok belajar yang
kualifikasi baik dan kurang baik.
yang
memiliki
6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan meng
hambat efektivitas pengelolaan pembelajaran Program Ke
jar Paket B.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari segi teoritis
Penelitian
kegiatan
ket
ini berusaha mengkaji secara
pengelolaan
pembelajaran Program
mendalam
Kejar
Pa
B. Oleh karena itu temuan dari penelitian ini
se
cara teoritis dapat dijadikan masukan dan kajian
lebih
Ianjut
dalam
bagi
pengembangan
proses
pembelajaran
rangka penyelenggaraan Program Kejar Paket B di Indone
sia.
2.
Dari segi praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:
a. Dapat
Daerah
untuk
dijadikan masukan bagi
Pemerintah
Istimewa Yogyakarta khususnya
Kotamadia
Seksi
meningkatkan daya guna dan hasil guna
Dikmas
penye
lenggaraan pembelajaran Program Kejar Paket B.
b. Dapat
dijadikan sebagai acuan/referensi
bagi
para
tutor, fasilitator atau pengelola pembelajaran dalam
melakukan tugas-tugasnya.
&
••&.•:•:.
S"SxW:
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Dalam
bab ini disajikan uraian tentang hal-hal
yang
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu unit anali
sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik
pengum
pulan data, analisis data, tahap-tahap pelaksanaan peneli
tian, dan uji keabsahan temuan penelitian.
A. Unit Analisis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini memusatkan perhatian pada
pengelo
laan pembelajaran yang dilakukan tutor pada dua
pok belajar
Paket B
di Kotamadia
kelom
Yogyakarta. Melalui
penelitian ini pula akan diungkap pengelolaan
pembela
jaran yang dilakukan tutor baik dalam tahap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar
kan
laan
membelajar
dan penilaian pembelajaran. Selanjutnya,
pembelajaran
ini
akan
dikaji
secara
pengelo
mendalam
dengan memahami hal-hal lain seperti pengelolaan pembe
lajaran untuk mata pelajaran-mata pelajaran yang
meng
gunakan
memi
modul dan juklak, kelompok belajar yang
liki
kualifikasi baik dan kurang
yang
mendukung dan menghambat efektivitas
pembelajaran.
interaksi
Kemudian
antara
tutor
juga
baik,
akan
dengan
faktor-faktor
pengelolaan
diungkap
warga
belajar
tentang
dalam
proses pembelajaran, dan upaya tutor dalam membantu me-
31
32
mecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga
dalam
proses pembelajaran. Untuk itu dalam
permasalahan
ini, peneliti menggunakan
belajar
mengungkap
situasi
nyata
sebagai sumber data langsung yaitu perkataan dan perbuatan
tutor dalam mengelola pembelajaran pada
kelompok
belajar Paket B. Dengan demikian unit analisis
tian
ini
bersifat kelompok (group), dalam
peneli
arti
yang
menjadi fokus kajian yaitu kelompok belajar itu sendiri
bukan atas nama individu.
Untuk
memperoleh
data penelitian
ini
digunakan
dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber da
ta
sekunder. Sumber data primer dalam
penelitian
yaitu tutor dalam mengelola pembelajaran yang
ini
meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan belajar dan pe
nilaian
pembelajaran. Sedangkan sumber
data
sekunder
terdiri atas; (1) penilik Dikmas, berkenaan dengan
formasi tentang berbagai aktivitas tutor
an dengan pengelolaan pembelajaran; (2)
in-
yang berkait
aktivitas
ke
lompok belajar Paket B.
Data penelitian ini diambil dari para tutor
Paket B yang menjadi lokasi penelitian, yakni
kelompok
belajar yang memiliki kualifikasi baik (kelompok
jar
NK)
memiliki
lima
lima orang tutor dan
kelompok
Kejar
Bela
belajar
yang
kualifikasi kurang baik (Kelompok Belajar
orang tutor. Dari masing-masing lima orang
ditetapkan tiga orang dari tutor mata pelajaran
M)
tutor
utama,
satu
orang
tutor dari mata pelajaran
berjuklak,
dan
satu orang tutor dari mata pelajaran keterampilan.
Pe-
nentuan banyaknya responden tersebut dengan pertimbang
an
bahwa
untuk masing-masing
kelompok
belajar
yang
warga belajarnya empat puluh orang, tutor yang mendapat
Surat Keputusan hanya lima orang, walaupun dalam proses
pembelajaran tutornya bisa lebih dari lima orang.
Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian di
kelompok
belajar didasarkan pada
Proyek Kejar Paket B dan
tamadia
pengamatan
dua
Pemimpin
Pejabat pada Seksi Dikmas Ko
Yogyakarta, di mana pada dua kelompok
belajar
tersebut memiliki kualifikasi yang berbeda yaitu kuali
fikasi baik dan kurang baik. Kelompok belajar dikatakan
baik jika: proses pembelajaran/kegiatan belajar
membe
lajarkan yang dilakukannya tidak sering kosong, curahan
waktu
segi
tenaga
tutor
jaran,
belajar
tutor
yang digunakannya lebih
yaitu telah
pendidik,
memiliki
telah mengikuti
optimal;
pengalaman
menjadi
penataran
menjadi
Paket B, aktif datang melakukan proses
kesediaan yang tulus
pembela
untuk
membantu
warga belajar; Dari segi tempat belajar yaitu
memiliki
tempat
memiliki
Dari
yang menetap untuk melakukan
membelajarkan,
berada pada lokasi
kegiatan
kecamatan
belajar
intensif
dalam bidang Dikmas; Dari segi pengelola yaitu memiliki
perhatian yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar
membelajarkan.
Sedangkan kelompok belajar yang
kurang
baik yaitu kebalikan dari hal-hal yang telah diutarakan
di
atas.
Atas dasar kriteria di atas, maka kelompok belajar
yang
memiliki kualifikasi baik yaitu kelompok
belajar
NK sedangkan yang memiliki kualifikasi kurang baik
ya
itu kelompok belajar M.
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian
1.
Metode Penelitian
Dalam
kasus".
satu
penelitian ini
Metode
digunakan metode
"studi kasus" ini
aspek, baik mengenai individu,
kelompok
"studi
menekankan
keluarga,
secara mendalam/intensif dalam
pada
dan
kehidupan-
nya. Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus pene
litian
adalah
kelompok
belajar, di mana
kelompok
belajar tersebut memiliki kualifiikasi yang
berbeda
yaitu baik dan kurang baik.
Dalam pelaksanaan metode kasus ini agar diperoleh
data
kualitatif.
diki
dilakukan
pendekatan
Penelitian kualitatif berarti
atau mempersoalkan kualitas suatu
kegiatan.
dalam
yang objektif maka
Penelitian kualitatif tersebut
menyeli-
objek
atau
digunakan
penelitian ini dengan alasan bahwa penelitian
ini akan mengungkap kenyataan-kenyataan yang ada
di
lapangan dan memahami kenyataan-kenyataan tersebut.
35
Atas dasar kenyataan-kenyataan yang ada, terma
hal-hal yang ada di
suk
balik
kenyataan-kenyataan
tersebut, kemudian dilakukan pemaknaan dan penafsiran data hasil penelitian dengan memanfaatkan
teori-
teori yang ada sehingga pada akhirnya diperoleh
te-
muan penelitian.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa
teristik.
Menurut Bogdan dan
Biklen
karak
(1982:27-30)
karakteristik penelitian ini meliputi: (1) mempunyai
latar
alami dengan adanya sumber data langsung
perisetnya
sebagai
deskriptif,
instrumen utama,
(2)
dan
bersifat
(3) memperhatikan proses ketimbang
ha
sil, (4) analisis data secara induktif, dan (5) mengutamakan
makna.
Karakteristik
yang lebih terinci dari
peneli
tian ini dikemukakan Nasution (1992:19) sebagai berikut:
1. penelitian dilakukan dalam "natural setting"
2. peneliti sebagai "human instrumen"
3. sangat deskriptif
4. mementingkan proses maupun produk
5.
mencari makna
6.
mengutamakan data "first hand"
7. melakukan "triangulasi"
8.
menonjolkan konteks
9. peneliti
berkedudukan
sama dengan
orang
yang
diteliti
10. mengutamakan pandangan "emic"
11. mengadakan verifikasi, antara lain melalui kasus
negatif
12. melakukan sampling purposif
13.
melakukan "audit trail"
14. melakukan
obtrusive"
partisipasi
tanpa
mengganggu,
"un
36
15. mengadakan analisis sejak awal
16. disain yang "emergent"
2. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai
ini,
dengan
karakteristik
dari
penelitian
maka pengumpulan data dilakukan oleh
peneliti
sendiri. Peneliti langsung terjun ke lapangan
untuk
memperoleh sejumlah informasi yang diperlukan berke
naan dengan pengelolaan pembelajaran. Hal ini
dila
kukan agar dapat memahami kenyataan yang terjadi
di
lapangan sesuai dengan konteksnya.
Teknik
pengumpulan data yang
digunakan
dalam
penelitian ini yaitu wawancara dan observasi. Wawancara
digunakan
secara
untuk memperoleh
langsung dari para tutor,
informasi
yaitu
verbal
mengungkap
keterangan tentang kegiatan yang dilakukan tutor dan
di balik kegiatan tersebut dalam mengelola
jaran.
Observasi digunakan untuk
langsung
kegiatan-kegiatan
yang
pembela
mengamati
secara
dilakukan
tutor
dalam
mengelola pembelajaran, dan juga untuk
amati
interaksi antara tutor dengan
dalam
proses pembelajaran. Di samping itu juga
warga
maksudkan untuk memperjelas hasil dari suatu
meng
belajar
di-
wawan
cara.
Dalam mengumpulkan data, peneliti juga
nakan alat bantu berupa
perekam
menggu
suara (tape recor
der), sehingga data yang terkumpul dapat lebih lengkap.
..;. /
C.
Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari lapangan akan memi
liki makna yang berarti bila dilanjutkan dengan kegiat
an analisis data. Kegiatan ini dilakukan sepanjang
nelitian
itu berlangsung. Hal ini dimaksudkan
pe
apabila
ada data yang kurang segera dapat dilengkapi, dapat diverifikasi dengan sumber lain.
Untuk
prosedur
(1)
menganalisis data penelitian ini,
yang
disarankan Nasution
ditempuh
(1992:129)
reduksi data, (2) display data, dan (3)
yaitu:
mengambil
kesimpulan dan verifikasi.
1.
Reduksi Data
Reduksi
menganalisis
memudahkan
data
data.
Kegiatan
langkah
ini
awal
aspek-aspek
untuk
telah
data dilakukan dengan cara
terhadap
dalam
bertujuan
pemahaman terhadap data yang
kumpul. Reduksi
rangkuman
merupakan
ter
membuat
permasalahan
yang
diteliti, sehingga memudahkan peneliti dalam melaku
kan langkah-langkah analisis berikutnya.
Dalam penelitian ini aspek-aspek yang direduksi
yaitu
pengelolaan pembelajaran yang meliputi
perencanaan,
interaksi
pelaksanaan,
penilaian
tutor dengan warga belajar,
tahap
pembelajaran,
upaya
tutor
dalam membantu kesulitan belajar yang dihadapi warga
38
belajar, dan faktor pendukung serta penghambat penge
lolaan pembelajaran Kejar Paket B.
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan reduksi data,
langkah
selan-
jutnya yaitu menyajikan data secara jelas dan
kat.
Penyajian data secara
akan
memudahkan
aspek-aspek
sing
jelas dan singkat
dalam memahami
yang diteliti baik
gambaran
secara
ini,
terhadap
keseluruhan
maupun bagian demi bagian. Penyajian data dalam
nelitian ini dilakukan berdasarkan pada
yang
aspek-aspek
diteliti dan disusun menurut kelompok
yang menjadi lokasi penelitian.
belajar
Penyajian data
selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk
pe
ini
menafsir-
kan data sampai dengan pengambilan keputusan.
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah
terakhir dari kegiatan
analisis
data
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengambil
an kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam tahap
ini
berarti memaknai terhadap data yang telah
ter-
kumpul, dan kesimpulan ini dibuat dalam bentuk
per-
nyataan
singkat dan mudah dipahami
dengan
mengacu
pada permasalahan-permasalahan yang diteliti.
Pengambilan kesimpulan pada tahap ini dilakukan
secara bertahap, yaitu pertama-tama menyusun
kesim-
39
pulan sementara, dan setelah data bertambah
dilaku
kan verifikasi. Kegiatan verifikasi dilakukan dengan
cara
mempelajari data yeng telah
data
yang telah disajikan. Di samping itu
ini
direduksi
maupun
kegiatan
dilakukan dengan cara meminta pertimbangan
ke
pada orang yang berkompeten misalnya penilik Dikmas.
Kesimpulan sementara
dan
verifikasi
ini perlu di
lakukan secara terus menerus hingga diperoleh kesim
pulan akhir.
D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap-tahap
dalam
penelitian
kualitatif
secara
garis besar dapat dibedakan menjadi (1) tahap
si,
orienta-
(2) tahap eksplorasi dan (3) tahap "member
check"
(Nasution, 1992:33-34). Untuk itu penelitian ini menempuh langkah-langkah seperti itu.
1. Tahap orientasi
Tahap
ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran
yang jelas dan lengkap tentang masalah yang akan di
teliti. Hal ini juga sekaligus untuk memantapkan di-
sain dan fokus penelitian berikut nara sumbernya.
Tahap orientasi ini dilaksanakan pada bulan Ju-
ni
1995. Pada kegiatan orientasi tersebut
mengadakan
kunjungan informal ke
Kanwil
peneliti
Depdikbud
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Bidang
40
Pendidikan Masyarakat,
dan juga ke Seksi Dikmas Ko
tamadia Yogyakarta guna menjajagi lapangan dan
cari
informasi awal untuk
atau
fokus
menentukan
penelitian. Selama
itu
men-
permasalahan
pula
peneliti
dengan pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing,
menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk di
jadikan arahan kerja pada tahap selanjutnya.
2. Tahap eksplorasi
Tahap
yang
ini dapat dikatakan
sesungguhnya, yaitu
sebagai
penelitian
mengumpulkan data
sesuai
dengan fokus dan tujuan penelitian. Tahap ini
kukan
dila
setelah peneliti memperoleh rekomendasi
dari
instansi yang berwenang, yakni mulai dari tanggal
7
September 1995 sampai dengan 4 Desember 1995.
Pengumpulan data
kan melalui wawancara
presentatif
dalam penelitian ini
dengan sumber data
berlandaskan
pada
dilaku
yang
pedoman
wawancara
sebagaimana terlampir. Hal ini dilakukan agar
wawancara
teks
dapat lebih terarah dan tetap dalam
fokus penelitian. Selain itu untuk
re-
dalam
kon-
melengkapi
data yang diperoleh dan sekaligus sebagai triangulasi dilakukan observasi, dan untuk dapat merekam data
atau informasi yang lengkap digunakan alat
perekam/
tape recorder dan buku catatan, serta kamera foto.
41
Dalam
tahap
ini juga dilakukan analisis
data
dengan cara mereduksi data atau informasi yang telah
diperoleh,
yakni
dengan
cara
menyeleksi
catatan
lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang penting
secara sistematis agar ditemukan polanya dan memper
mudah
peneliti untuk mempertajam
gambaran
tentang
fokus penelitian.
3. Tahap member check
Untuk
informasi
mengecek kebenaran
yang
mengenai
telah dikumpulkan,
informasi-
sehingga
penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu
hasil
dilaku
kan member check. Pengecekan terhadap informasi ter
sebut dilakukan setiap kali peneliti selesai
dakan
wawancara
mengkonfirmasikan
dengan
sumber
data
kembali catatan
menga
dengan
hasil
cara
wawancara
tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudi
an dimintakan kembali koreksi dari sumber data
bersangkutan.
dilakukan
Dan untuk memantapkan lagi,
observasi dan triangulasi
yang
kemudian
kepada
sumber
data dan pihak yang lebih berkompeten.
E.
Keabsahan Temuan Penelitian
Keabsahan dan kebermaknaan proses dan hasil peneli
tian kualitatif sangat tergantung kepada beberapa
Hal
tersebut
menurut Nasution
(1992:114-124)
hal.
sangat
tergantung
kepada kredibilitas
dependabilitas (realibilitas),
(validitas
internal),
transferabilitas
(vali
ditas eksternal), dan konfirmabilitas (objektivitas).
1.
Kredibilitas
Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran
data yang dikumpulkan dan dapat menggambarkan konsep
peneliti
Untuk
dengan konsep yang ada pada
sumber
mencapai hal tersebut, maka dalam
data.
penelitian
ini dilakukan dengan cara antara lain:
a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan
membandingkannya
dengan data dari
sumber
Sumber data dalam penelitian ini yakni tutor
lain.
Ke
jar Paket B, maka untuk mengecek kebenaran infor
masi tersebut, dilakukan wawancara dengan penilik
Dikmas.
b. Penggunaan bahan referensi, yaitu menggunakan ta
pe recorder. Dengan cara ini peneliti dapat
mem
peroleh informasi secara lengkap dari sumber data
dan kemungkinan kekeliruan dapat diperkecil.
c.
Mengadakan
member chek, yakni pada setiap
wawancara dilakukan konfirmasi dengan sumber
ta,
akhir
da
sehingga bila ada kekurangan dapat dilengkapi
dan jika ada kesalahan dapat diperbaiki.
43
2.
Transferabilitas
Transferabilitas berkaitan dengan generalisasi.
Dalam penelitian kualitatif transferabilitas tergan
tung pada si pemakai;
penelitian
konteks
itu
artinya,
hingga manakah
dapat digunakan dalam
tertentu.
Oleh karena itu
situasi
hasil
dan
transferabilitas
penelitian ini diserahkan kepada pemakai. Jika pema
kai melihat terdapat situasi yang sama dengan perma
salahan tentang pengelolaan pembelajaran pada kelom
pok
belajar
Paket B,
maka
pemakai
dipersilahkan
menggunakan hasil penelitian ini.
3.
Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Dependabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah
penelitian
dengan
ini
dapat
diulangi
hasil yang sama.
atau
Sedangkan
direplikasi
konfirmabilitas
berkenaan dengan objektivitas hasil penelitian.
Mengingat situasi sosial pada hakekatnya bersi
fat
unik dan tidak dapat
seperti
semula,
direkontruksi
maka sangat sulit
konsistensi hasil penelitian ini.
sepenuhnya
untuk
Namun,
mengukur
untuk
men-
jaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian ini
dilakukan "audit trail",
yaitu dengan melakukan
meriksaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
porkan
memang demikian adanya.
Untuk itu
pedila-
dilakukan
44
dengan cara:
a.
Mencatat
dan
merekam
seteliti
mungkin
hasil
wawancara dan observasi sebagai data mentah untuk
kepentingan analisis selanjutnya.
b.
Menyusun
hasil analisis dengan
data mentah tersebut di atas,
nya
kembali
cara
kemudian
dalam bentuk deskripsi
menyeleksi
menyusunyang
lebih
sistematis.
c.
Membuat penafsiran sebagai hasil analisis data.
d.
Melaporkan seluruh proses penelitian,
mulai
dari
pra survey sampai pengolahan data.
Demikian
penelitian
yang
langkah-langkah yang
ini. Dengan demikian
ditempuh
kebermaknaan
terkumpul sudah selayaknya terbatas dalam
nelitian ini.
dalam
data
pe
Kebermaknaan tersebut berlaku pada ke-
samaan situasi dan kondisi yang ada.
; .-x-X- •;
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan
hasil
penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan
pengelolaan pembelajaran
naan,
rekomendasi
tentang
pada tahap perencanaan, pelaksa
dan penilaian pembelajaran,
interaksi antara
tutor
dengan warga belajar dalam kegiatan belajar membelajarkan,
upaya-upaya tutor dalam memecahkan kesulitan belajar
yang
dihadapi warga belajar, pengelolaan pembelajaran untuk ma
ta pelajaran bermodul, berjuklak dan Keterampilan,
lolaan pembelajaran antara kelompok belajar yang
kualifikasi
memiliki
baik dan kurang baik, dan faktor-faktor
mendukung dan menghambat efektivitas pengelolaan
jaran. Bagian
ran-saran
penge
yang
pembela
rekomendasi mengemukakan implikasi dan
kepada para pihak yang terkait dengan
sa-
pengelo
laan pembelajaran Program Kejar Paket B.
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
deskripsi,
interpretasi
dan
pembahasan
data hasil penelitian sebagaimana telah diungkapkan terda
hulu, maka dapat diajukan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan tutor
Kejar Paket B tampak
Program
bersifat konvensional, dan
belum
memperlihatkan pembelajaran yang telah dikelola menurut
konsep PLS secara utuh.
Hal ini dapat dilihat dari
ku-
rangnya tutor dalam mempartisipasikan warga belajar pa-
123
da
kegiatan
perencanaan, pelaksanaan,
dan
penilaian
pembelajaran.
2. Interaksi
antara tutor dengan warga belajar dalam
ke
giatan belajar membelajarkan, belum memperlihatkan
in
teraksi
yang
mampu menggugah motivasi
warga
belajar
untuk melakukan kegiatan belajar. Interaksi yang terja
di lebih mencerminkan interaksi formal, sehingga suasa
na yang akrab belum begitu terasa.
3. Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu mengatasi ke
sulitan
belajar yang dihadapi warga belajar lebih
me
nekankan pada pendekatan kuratif, yaitu dengan cara me
lakukan bimbingan belajar. Upaya-upaya tutor yang mengarah kepada tindakan mengantisipasi agar tidak
terjadi
kesulitan belajar, seperti membuat bahan penyerta,
dan
media pendukung belum dapat dilakukan secara optimal.
4. Perbedaan
pengelolaan pembelajaran antara
mata
pela
jaran bermodul, berjuklak dan Keterampilan, yaitu:
a. Pada tahap perencanaan, antara mata pelajaran bermo
dul dengan berjuklak tidak tampak adanya
Berbeda
tahap
dengan
mata pelajaran
perbedaan.
Keterampilan,
perencanaan mata pelajaran ini tampak
pada
adanya
perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan berjuk
lak.
b. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk mata pel
ajaran bermodul dan berjuklak, tampak tidak ada per
bedaan. Akan tetapi mata
pelajaran
tersebut
memi-
124
liki
perbedaan dengan mata pelajaran
Keterampilan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam pemilihan ba
han pembelajaran dan pendekatan yang digunakannya.
c. Kegiatan penilaian pembelajaran untuk mata
pelajar
an bermodul, berjuklak, dan Keterampilan tampak ada
nya perbedaan. Namun orientasi penilaian pembelajar
an,
pada ketiga mata pelajaran tersebut sama
yaitu
kepada penilaian hasil belajar.
5. Pengelolaan
pembelajaran
pada kelompok
belajar
yang
berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap peren
canaan
dan
penilaian pembelajaran
tampak
tidak
ada
perbedaan yang menyolok. Akan tetapi dalam tahap pelak
sanaan
pembelajaran ditemukan adanya
perbedaan
dalam
segi curahan waktu belajar.
6. Faktor yang dapat mendukung dan menghambat
pengelolaan
efektivitas
pembelajaran dapat diidentifikasi
sebagai
berikut:
a. Faktor yang mendukung dilihat dari segi tutor; yaitu
faktor
untuk
yang
sifatnya internal,
membantu
pendidikan
diikutinya;
dan
dari
seperti
warga belajar, dan
kesediaan
latar
penataran yang sesuai
segi warga belajar
belakang
yang
pernah
yaitu
faktor
yang sifatnya internal dan eksternal. Faktor
inter
nal seperti kemauan dan keinginan untuk meningkatkan
pengetahuaannya,
sedangkan faktor
eksternal
yaitu
diperolehnya kesetaraan SMP; dan dari segi fasilitas
125
yakni
adanya
pembelajaran,
b. Faktor
yang
tempat belajar, pedoman
waktu
menghambat
dilihat dari
yang
sedikit
untuk
segi
tutor;
seperti curah
melakukan
kegiatan
pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu
nya
warga
belajar yang izin dan tidak
belajar
yakni
penyampaian
terlambat,
alat
dan
modul
banyak-
masuk,
kelelahan setelah mereka seharian bekerja;
fasilitas
alat
dan modul untuk warga belajar.
yaitu faktor yang bersifat eksternal,
an
tutor,
dari segi
kepada
media
dan
warga
pembelajaran
sangat terbatas.
B.
Rekomendas i
Berdasarkan
ini
beberapa kesimpulan di atas,
dikemukakan beberapa rekomendasi.
diajukan kepada;
Masyarakat,
pihak Tutor,
Rekomendasi
pihak Penilik
pihak Warga Belajar;
dan
berikut
bagi
ini
Pendidikan
penelitian
selanjutnya.
1.
Rekomendasi kepada pihak Tutor
Sesuai
dengan hasil penelitian ini,
diketahui
bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
tampak bersifat konvensional-paedagogis,
ada di
tara mereka dalam mengelola pembelajaran belum
buat perencanaan. Di samping itu ditemui pula
upaya tutor dalam membantu mengatasi kesulitan
ajar
yang
dihadapi warga
belajar
lebih
tutor
an
mem
bahwa
bel
bersifat
126
kuratif,
dalam
yang
serta adanya hambatan yang
mengelola
pembelajaran yakni
sedikit untuk melakukan
proses
ditemui
tutor
curahan
waktu
pembelajaran,
sehingga kegiatan pengelolaan pembelajaran yang
lakukannya belum optimal.
di
Oleh karena itu direkomen-
dasikan kepada para tutor hal-hal sebagai berikut:
a.
Perlu melakukan proses pembelajaran yang menekan
kan pada pendekatan andragogi atau kontinum.
Hal
ini
dan
perlu dilakukan mengingat karakteristik
kebutuhan
warga
belajar Paket B
yang
berbeda-
beda.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
merealisir hal tersebut yakni:
1) Memberikan
kesempatan yang lebih luas
warga belajar untuk ikut berpartisipasi
kegiatan pembelajaran, seperti
kepada
dalam
mengikutserta-
kan dalam kegiatan perencanaan pembelajaran.
2) Tutor
perlu
mengurangi
dominasinya
kegiatan belajar membelajarkan,
seperti
dalam
cera
mah yang terlalu lama.
b.
Perlu komitmen terhadap tugas-tugasnya dan pengu-
asaan kompetensi selaku tutor,
diatur
ket B,
sebagaimana
dalam Petunjuk Teknis Program
telah
Kejar
Pa
khususnya tugas yang berkenaan dengan
pe
nyusunan program belajar.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
127
merealisir hal tersebut yakni:
1) Jangan
merasa terbebani dan menganggap
penyusunan perencanaan pembelajaran
bahwa
merupakan
pekerjaan yang memberatkan.
2) Perlu mencoba membuat perencanaan pembelajaran
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran walau
pun tidak secara rinci.
c.
Tutor dalam membantu mengatasi kesulitan
yang
belajar
dialami warga belajar sebaiknya tidak
bersifat kuratif,
saja
tetapi perlu dilakukan tindakan
yang sifatnya preventif.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
merealisir hal tersebut yakni:
1) Menganalisis
akan
pembelajaran
yang
dipelajari warga belajar sehingga
dapat
diketahui
bahan-bahan
bahan
pembelajaran
sulit oleh warga belajar.
dianggapnya
cara
yang
dianggap
Kemudian bahan
sulit tersebut perlu dibahas
yang
se
intensif.
2) Mengusahakan fasilitas pelengkap,
seperti alat
peraga/media, dan bahan penyerta, dalam proses
pembelajaran.
d.
Perlu komitmen terhadap curahan waktu pembelajar
an yang telah ditetapkan, dan perlu adanya
prio-
ritas tugas yang akan dilakukannya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
128
merealisir hal tersebut yakni:
1) Tugas-tugas
yang
berkenaan
dengan
belajar membelajarkan perlu lebih
kegiatan
diutamakan,
mengingat tugas tersebut bagi tutor hanya
se-
kali dalam tiap minggunya.
2) Jika tutor tidak dapat hadir karena
kebetulan
memiliki tugas yang dianggapnya lebih penting,
maka tutor perlu memberi tahu kepada
pengelo
la, sehingga bisa diganti dengan mata pelajar
an
lain, atau bisa dengan cara memberi
tugas
untuk dikerjakan warga belajar.
2. Rekomendasi kepada pihak Penilik Pendidikan Masyara
kat.
Dari
di
hasil penelitian ini diketahui bahwa
antara tutor sebelum melakukan kegiatan
membelajarkan belum membuat perencanaan
an.
belajar
pembelajar
Oleh karena itu direkomendasikan kepada
Pendidikan
ada
Masyarakat perlu meningkatkan
Penilik
pembinaan
kompetensi profesional dalam bidang pendidikan
luar
sekolah bagi para tutor.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mereali
sir hal tersebut dapat ditempuh dengan cara:
a. Mengintensifkan kegiatan pembinaan terhadap
tal
dan kemampuan tutor dalam bekerja,
sebulan
men
misalnya
sekali.
b. Meningkatkan kegiatan monitoring kepada para
tu-
129
tor sewaktu mereka melaksanakan tugas-tugasnya.
3.
Rekomendasi bagi Warga Belajar
Sesuai
hasil penelitian ini
diketahui
bahwa,
faktor yang menghambat efektivitas pengelolaan
pem
belajaran antara lain karena banyaknya warga belajar
yang tidak masuk pada saat kegiatan belajar membela
jarkan berlangsung. Oleh karena itu direkomendasikan
kepada
warga
belajar
kehadiran, motivasi,
untuk
meningkatkan
kembali
dan kesadarannya demi terlaksa-
nanya kegiatan belajar membelajarkan secara optimal.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan warga
belajar
untuk merealisir kegiatan tersebut yaitu:
a. Perlu memikirkan kembali betapa pentingnya menun
tut ilmu bagi kehidupan kita.
b. Jika jadual pembelajaran yang ada banyak
berben-
turan dengan aktivitasnya, maka perlu disampaikan
dan
dirundingkan kembali dengan
pengelola,
hingga dapat disusun jadual pelajaran yang
se
dapat
memenuhi keinginan semua pihak.
4.
Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
Penelitian
ini dapat dikatakan masih
beberapa keterbatasan,
memiliki
karena baru mengkaji pengelo
laan pembelajaran yang meliputi: perencanaan, pelak
sanaan, dan penilaian pembelajaran; interaksi antara
tutor dengan warga belajar dalam proses
pembelajar
an, upaya-upaya yang dilakukan tutor dalam
membantu
130
mengatasi
kesulitan
yang
dalam proses pembelajaran,
dihadapi
warga
belajar
dan perbedaan pengelolaan
antara kelompok belajar yang berkualifikasi baik dan
kurang
baik.
Di samping itu melalui penelitian
ditemukan adanya permasalahan-permasalahan yang
lum terbukti,
seperti pengelolaan pembelajaran
dilakukan tutor tampak konvensional, dan ada di
tara mereka sebelum melakukan kegiatan belajar
belajarkan
Oleh
karena
belum membuat perencanaan
itu penulis
ini
be
yang
an
mem
pembelajaran.
mengharapkan
hak terkait untuk meneliti lebih lanjut
an-permasalahan seperti penerapan konsep
kepada
pi
permasalah
andragogi,
kesesuaian materi modul dengan kebutuhan warga
ajar, dan pelaksanaan pendidikan nilai pada
bel
Program
Kejar Paket B ini. Untuk mengkaji hal tersebut dapat
dilakukan penelitian kualitatif dengan metode kasus.
•i '••& .#:#
VSSSSftB:'.
':WS¥:
'•&. •:;..
«•:
•»r
;.v
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak,
Ishak. (1993).
sa. Bandung:
Arif,
Andragogi. Bandung:
Zainudin. (1990).
Bogdan,
R.C.
Metodologi Pendidikan Orang Dewa
PLS IKIP Bandung.
Qualitative
& B