PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEJAR PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH: Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B di Kotamadia Yogyakarta.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEJAR
PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

(Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B
di Kotamadia Yogyakarta)

TESES

Diajukan kepada Panitia Ujian Tads Program Pascasarjana
Institut Kcguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung untuk Mamcnuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Pandidikan Luar Sakolah

Disusun oleh :

Sungkono
9332018/XXV-l 7

PROGRAM PASCASARJANA


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1996

TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH TIM PEMBIMBINQ

PROF, H. D. SUDJANA, M.ED. PH. D.
PEMBIMBINQ I

C RUSLI LUTAN
PEMBIMBINQ II

ABSTRAK

Masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini yaitu
pengelolaan
ket B

pembelajaran yang dilakukan tutor


pada dua kelompok

belajar

Kejar

Pa-

di Kotamadia Yogyakarta

ditinjau dari perspektif pendidikan luar sekolah.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
kan

gambaran yang jelas tentang pengelolaan

mendapat-

pembelajaran


yang dilakukan tutor, guna penyelenggaraan proses pembela
jaran Kejar Paket B yang efektif.

Teori dan prinsip pembelajaran yang mendukung peneli
tian

ini yaitu teori andragogi, prinsip pembelajaran

hu-

manis, dan konsep aliran tingkah laku.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
kualitatif, dengan metode studi kasus. Teknik

yakni

pengumpulan


data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi.

Kesimpulan

yaitu:
Kejar

yang

dapat diambil dari

1) Pengelolaan pembelajaran yang

penelitian

dilakukan

Paket B tampak bersifat konvensional.

2)


ini

tutor

Interaksi

antara tutor dengan warga belajar dalam melakukan kegiatan

belajar membelajarkan, belum memperlihatkan interaksi yang
mampu

menggugah motivasi warga belajar untuk aktif

bela

jar.

3) Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu memecah-


kan

kesulitan belajar yang dihadapi warga

menekankan

pada

pendekatan kuratif,

belajar

yaitu

dengan

lebih
cara

melakukan bimbingan. 4) Perbedaan pengelolaan pembelajaran


antara mata pelajaran bermodul,

an yaitu:
an

berjuklak, dan Keterampil-

(a) Pada tahap perencanaan,

antara mata pelajar

bermodul dan berjuklak tidak tampak adanya

Sedangkan

mata

pelajaran Keterampilan, untuk
iii


perbedaan.
tahap

ini

tampak adanya perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan

berjuklak. (b) Pada
mata

tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk

pelajaran bermodul dan berjuklak, tampak

perbedaan.

Akan tetapi mata pelajaran

perperbedaan


tidak

tersebut

memiliki

dengan mata pelajaran Keterampilan. (c)

giatan penilaian pembelajaran untuk mata pelajaran

dul, berjuklak, dan Keterampilan tampak adanya

Namun

tersebut

sama

belajar. 5) Pengelolaan


yaitu

kepada

pembelajaran

perbedaan.

mata

penilaian

pada

Ke-

bermo

orientasi penilaian pembelajaran, pada ketiga


pelajaran

ada

hasil

kelompok bel

ajar yang berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap
perencanaan

dan penilaian pembelajaran tampak

tidak

perbedaan yang menyolok. Akan tetapi dalam tahap
naan

pembelajaran ditemukan adanya perbedaan

pelaksa

dalam

segi

curahan waktu belajar. 6) Faktor yang dapat mendukung

menghambat

efektivitas

pengelolaan

pembelajaran

diidentifikasi sebagai berikut: (a) Faktor yang

ada

dan

dapat

mendukung

dilihat dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya inter

nal;

dari segi warga belajar yaitu faktor

internal

adanya

dan

eksternal; dan dari

segi

yang

fasilitas

tempat belajar, pedoman tutor, alat

yakni

pembelajaran,

dan modul untuk warga belajar. (b) Faktor yang
dilihat

sifatnya

menghambat

dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya

eks

ternal, seperti curahan waktu yang sedikit untuk melakukan

proses pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu banyaknya warga belajar yang izin dan tidak masuk, dan kelelahan

setelah mereka seharian bekerja; dari segi fasilitas yakni
penyampaian modul kepada warga belajar terlambat, alat dan
media pembelajaran sangat terbatas.
IV

Melalui

penelitian ini

direkomendasikan,

khususnya

kepada tutor selaku pengelola pembelajaran hal-hal sebagai
berikut:

kankan

1) Perlu melakukan proses pembelajaran yang mene-

pada pendekatan andragogi atau kontinum; 2)

Perlu

komitmen terhadap tugas-tugasnya dan penguasaan kompetensi
selaku

program

tutor,

khususnya yang berkenaan dengan

penyusunan

belajar; 3) Tutor dalam membantu mengatasi

kesu-

litan

belajar yang dialami warga belajar sebaiknya

tidak

hanya

bersifat kuratif, tetapi perlu

preventif;

dilakukan

dan 4) Perlu komitmen terhadap

tindakan

curahan

waktu

pembelajaran yang telah ditetapkan, dan perlu adanya prioritas tugas yang akan dilakukannya.

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ii

ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI

xi

DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
BAB

BAB

I

II

xiv

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B.

Rumusan

6

C.

Pertanyaan Penelitian

7

D.

Definisi Operasional

8

E.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Masalah

KONSEP PENGELOLAAN
JAR PAKET B

PEMBELAJARAN

11
PROGRAM

KE

13

A. Konsep Pembelajaran pada Program Kejar
Paket B

13

B. Kurikulum Program Kejar Paket B
C.

D.

E.

16

Komponen-komponen Proses Pembelajaran

Kej ar Paket B

19

Peranan dan Tugas Tutor dalam Proses Pem
belajaran

20

Interaksi Kegiatan Pembelajaran Program

Ke j ar Paket B

22

F.

Hasil Penelitian yang Relevan

24

G.

Rangkuman Kajian Teoritik dan Hasil Pene
litian yang Relevan serta Implikasinya
terhadap Penelitian ini

28

xi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A.

Unit Analisis dan

B.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

C.

BAB

Sumber Data Penelitian.

31

Pene

litian

34

Analisis Data

37

D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

39

E.

41

Keabsahan Temuan Penelitian

IV HASIL PENELITIAN

A.

BAB

31

45

Deskripsi -Umum Kotamadia Yogyakarta

45

B. Deskripsi Lokasi Penelitian

47

C.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

58

D.

Interpretasi Hasil Penelitian

98

E.

Pembahasan Hasil Penelitian

107

F.

Proposisi

118

V KESIMPULAN DAN

REKOMENDASI

122

A.

Kesimpulan

122

B.

Rekomendasi

125

DAFTAR PUSTAKA

131

LAMPIRAN-LAMPIRAN

133

CURRICULUM

152

VITAE

XII

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Pengelolaan Pembel
ajaran antara Kelompok Belajar NK dan M

xm

...

114

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1.

Pedoman wawancara

133

2. Foto kegiatan belajar membelajarkan

Kejar

Pa

ket B

138

3. Surat-surat izin penelitian
4.

Peta

Kotamadia Yogyakarta,

dan Kelurahan Bener

141
Kelurahan

Giwangan
148

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik
an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se
cara terpadu dan serasi dengan pembangunan bidang

lainnya

baik

Hankam.

bidang ekonomi,

politik,

sosial budaya,

dan

Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 menjelaskan bahwa:

Pendidikan nasional
dikembangkan secara
terpadu dan
serasi
baik antar berbagai jalur, jenis dan
jenjang
pendidikan maupun antar sektor pendidikan dan
sektor
pembangunan
lainnya serta antar
daerah.
Masyarakat
sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya
untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional.

Dalam

penyelenggaraan pendidikan

tersebut,

yang dihadapi saat ini antara lain bagaimana

rakan pendidikan bagi semua orang,

masalah

menyelengga-

meningkatkan pendidikan

penduduk setara sekolah lanjutan tingkat pertama dan mengarahkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembangun

an.

Untuk itu penyelenggaraan pendidikan di Indonesia

bagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Republik

sia

Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional

se-

Indone

pasal

10

yaitu dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidik
an

sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur

didikan sekolah merupakan pendidikan yang

pen

diselenggarakan

di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar

secara

ber-

jenjang

dan

bersinambungan. Sedangkan

jalur

pendidikan

luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang

di

tidak

harus berjenjang dan bersinambungan.

Adapun
dikan

satuan-satuan pendidikan yang dimiliki pendi

luar sekolah yaitu kursus, kelompok

untuk selanjutnya disebut Kejar),

tipan

belajar

(yang

kelompok bermain,

peni-

anak, padepokan pencak silat, panti/balai

latihan,

dan bengkel/teater. Penyelenggara pendidikan luar
ini

dapat terdiri atas pemerintah, badan,

kelompok

perorangan

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

pendidikan

luar sekolah yang

demikian

sekolah

diselenggarakannya.

tanggung jawab pendidikan, khususnya

atau
jenis

Dengan

pendidikan

luar sekolah, berada pada pihak masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan luar sekolah sebagai subsistem

pendidikan

nasional memiliki tiga tujuan sebagaimana dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 yaitu:

(1)

melayani warga belajar supaya dapat

tumbuh

dan

berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna
meningkatkan
martabat
dan
mutu
kehidupannya;
(2) membina warga belajar agar memiliki
pengetahuan,
keterampilan
dan sikap mental yang diperlukan
untuk
mengembangkan diri bekerja mencari nafkah atau melan
jutkan
ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan
yang
lebih tinggi; dan (3) memenuhi kebutuhan belajar yang
tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.

Dari tujuan di atas,

sekolah
pisan

tampak upaya pendidikan luar se-

untuk membelajarkan semua orang dalam setiap
masyarakat.

Di samping itu juga

dimaksudkan

launtuk

memenuhi
yang

kebutuhan akan peningkatan

belajar

sebagaimana

dilakukan pendidikan sekolah, seperti Program

Kejar

Paket A setingkat sekolah dasar, dan Program Kejar Paket B
setingkat SLTP.

Upaya dan tekad pemerintah untuk meningkatkan
dikan
gram

pendi

bagi penduduknya, yaitu dengan dicanangkannya
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

Pro
oleh

Presiden Soeharto pada tanggal 2 Mei 1994. Rintisan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun telah

tahun

dimulai

1989 melalui perluasan kesempatan mengikuti

pendi

dikan sampai sekolah lanjutan tingkat pertama dalam jalur
pendidikan sekolah dan pembukaan Program Kejar Paket B da
lam jalur pendidikan luar sekolah.

Sehubungan dengan wajib belajar pendidikan dasar sem
bilan tahun Sutaryat (1993:23) mengemukakan: dilihat

dari

target populasinya saja yang perlu mendapat perhatian khu-

sus akan meliputi; "'. .. anak yang melanjutkan ke SLTP pada
tahun 1988/1989 adalah 68% sehingga yang tidak melanjutkan
ke SLTP adalah 32%. Tetapi jika dilihat persentase keselu

ruhan
yang

anak

usia SLTP yang tertampung adalah

53,59%

tidak tercatat sebagai siswa SLTP cukup besar

46,41%."

Untuk mengatasi masalah anak yang tidak

pung atau memperoleh kesempatan memasuki

yaitu
tertam

SLTP dalam jalur

pendidikan sekolah, maka pemerintah telah membuka

Program

Kejar Paket B melalui program belajar pendidikan luar
kolah

yang

setara dengan SLTP. Program

dan

ini

se

dimaksudkan

untuk

menunjang/mendukung

belajar

pendidikan

dasar

pelaksanaan
sembilan

perintisan

tahun.

wajib

Atau

dengan

perkataan lain program Kejar Paket B pada dasarnya merupa
kan

bagian tak terpisahkan dari Pendidikan Dasar 9

Tahun

melalui jalur pendidikan luar sekolah. Dengan demikian sasaran utama dari program ini adalah lulusan Sekolah

Dasar

atau sederajat, lulusan Program Kejar Paket A dan anak putus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Program
satu

Kejar khususnya Kejar Paket B sebagai

bentuk

satuan

diselenggarakan

pendidikan

luar

oleh pemerintah dan

sekolah

salah

dikelola/

masyarakat,

seperti

kursus Diklusemas, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Lembaga
Swadaya Masyarakat dan organisasi kemasyarakatan

Penyelenggaraan
sekumpulan

Program Kejar Paket B ini ditujukan

warga

(pengetahuan,

lainnya.

belajar

untuk

memperoleh

keterampilan dan sikap)

setara

bagi

pendidikan
pendidikan

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Program
nenggunakan

Pertama,

Kejar Paket B dalam
kurikulum

setara

proses

Sekolah

pembelajarannya
Lanjutan

yang berarti jumlah mata pelajaran

Tingkat

yang

dipel-

ajari warga belajar sama dengan jumlah mata pelajaran yang
ada dalam kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama tahun
1994.

Kurikulum

ini terdiri atas Pendidikan

Dasar

yang meliputi mata pelajaran dengan modul dan juklak,

Pendidikan Keterampilan (Pendidikan Mata Pencaharian).

Umum

dan

Proses

pembelajaran baik yang

penyampaian

bahannya

dalam bentuk modul maupun juklak/tidak bermodul perlu

di-

kelola secara baik, sehingga dapat berlangsung sebagaimana
yang

diharapkan.

Untuk menjamin

keberlangsungan

proses

pembelajaran tersebut menurut Sutaryat (1993:30) perlu dipersiapkan petunjuk

penyusunan

jadwal

pertemuan

secara

teratur antara tutor dengan warga belajar, baik dalam pola

belajar kelompok maupun belajar mandiri. Frekuensi

perte

muan menurut waktu yang sesuai, baik alokasinya yang cukup
untuk

mempelajari bahan belajar maupun

kesesuaian

waktu

yang tersedia pada warga belajar.

Dalam proses pembelajaran

Program Kejar Paket B

dak dapat terlepas dari peran tenaga pendidik atau
walaupun

proses pembelajarannya

sendiri. Peran
ses

tutor

ditekankan pada

tutor,
belajar

sangat penting dalam menunjang pro

pembelajaran Kejar Paket B. Oleh karena

tutor

ti

itu

seorang

dituntut memiliki kemampuan atau kompetensi

profe-

sional yang memadai sehingga mampu mengelola proses pembe
lajaran dengan baik. Kemampuan mengelola pembelajaran

antara

lain dapat dicerminkan melalui penyusunan

pembelajaran,

pelaksanaan program dan

evaluasi

ini

program

terhadap

hasil pembelajaran.

Di samping

faktor tutor,

warga belajar itu

juga sangat mewarnai keberhasilan proses belajar

sendiri
membela-

jarkan, baik itu partisipasinya dalam proses belajar

mem-

belajarkan, interaksi dengan tutornya, maupun reaksi yang

muncul dari dirinya.

B.

Rumusan Masalah

Dalam mempelajari mata pelajaran, baik yang menggunakan modul maupun juklak pada Program Kejar Paket B,

dapat

dilakukan dengan cara:

1) belajar

tenaga

sendiri (mandiri)

dengan bantuan sedikit dari

kerja terdidik yang ada di sekitar warga

bela

jar;

2) saling belajar sesama warga belajar; dan
3) belajar berkelompok dengan bantuan tutor dan

fasilita-

tor.

Ketiga cara penyelenggaraan pembelajaran tersebut di atas,
akan dapat berlangsung dengan lancar bila ditunjang dengan
pengelolaan pembelajaran yang baik dari seorang tutor/ fasilitator.

Tutor sebagai pengelola pembelajaran secara garis besar

memiliki tiga tugas pokok yang

berkaitan dengan

hap-tahap pembelajaran yaitu: (1) perencanaan

ta-

pembelajar

an yang meliputi mendiagnosis kebutuhan belajar,

menyusun

tujuan;

meliputi

(2) pelaksanaan

kegiatan belajar

penggunaan metode, teknik, media, dan bahan

yang

pembelajaran;

dan (3) tahap penilaian hasil dan proses pembelajaran.
Atas dasar uraian tersebut di atas masalah umum

perlu

dikaji adalah sebagai berikut: "Bagaimana

laan pembelajaran Program

yang

pengelo

Kejar Paket B pada dua kelompok

belajar

di Kotamadia Yogyakarta ditinjau dari

perspektif

pendidikan luar sekolah?"

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan

dirumuskan

latar belakang pemikiran di

atas,

maka

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai

ber-

ikut:

1. Pengelolaan pembelajaran yang bagaimanakah yang dilaku
kan tutor dalam kegiatan pembelajaran Program Kejar Pa
ket B baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pe
nilaian pembelajaran?

2. Bagaimanakah

interaksi antara tutor dengan warga

bel

ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?
3. Upaya-upaya apakah yang dilakukan tutor dalam
memecahkan

membantu

kesulitan belajar yang dihadapi warga

bel

ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?
4. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara

pelajaran-mata pelajaran yang menggunakan modul

mata-

dengan

yang menggunakan juklak/tidak bermodul baik dalam tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran?

5. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara kelom
pok

belajar yang memiliki kualifikasi baik dan

kurang

baik, pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilai
an pembelajarannya?

6. Faktor-faktor

apakah

yang

mendukung

dan

menghambat

efektivitas pengelolaan pembelajaran Kejar Paket B?

8

D. Definisi Operasional

Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan
terdahulu, maka perlu dijelaskan secara operasional

bebe-

rapa peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini agar
tidak menimbulkan pengertian yang salah. Peristilahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan pembelajaran
Dalam penelitian ini, pengelolaan pembelajaran dibatasi

pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan tutor yang
puti kegiatan;
kan

mendiagnosis kebutuhan belajar,

tujuan, memilih dan menetapkan bahan,

menggunakan metode,

meli

merumus-

memilih

alat peraga/media, dan menilai

dan

ha

sil dan proses pembelajaran.
2.

Interaksi

Dalam

penelitian ini,

interaksi dibatasi

pada

proses

komunikasi antara tutor dengan warga belajar dalam
lakukan

kegiatan belajar membelajarkan

tujuan belajar.

berinteraksi

kedua,

maka

pertama

dan

kedudukan

mencapai

Ditinjau dari segi kedudukan pihak yang

interaksi tersebut dapat

menjadi dua, yaitu;

orang

guna

me

a)

dibedakan

interaksi yang sejajar, di

setingkat dengan kedudukan

orang

b)

interaksi yang tidak sejajar,

salah

satu pihak lebih berkuasa

mana

yang

di

mana

dari

pada

pihak lain. Dalam penelitian ini dibatasi pada interak
si yang tidak sejajar.

3. Tutor dan warga belajar
Tutor adalah orang yang ditunjuk sebagai tenaga

pembe-

lajar/membantu proses belajar Program Kejar Paket B pa
da dua kelompok belajar di Kotamadia Yogyakarta.

Warga

belajar adalah peserta didik yang

sedang

ikuti

Program Kejar Paket B pada dua kelompok

mengbelajar

di Kotamadia Yogyakarta.
4.

Modul

Modul

adalah

suatu bahan belajar

yang

terdiri

dari

beberapa topik bahasan yang dicetak menjadi suatu buku.
Modul ini merupakan bahan belajar utama/pokok yang per

lu dipelajari warga belajar dalam mengikuti Program Ke
jar Paket B.
5.

Juklak

Juklak (petunjuk pelaksanaan) yaitu petunjuk khusus bagi warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar

mem-

belajarkan.

6. Program Kejar Paket B

Program Kejar Paket B adalah suatu program belajar yang
disetarakan dengan pendidikan SLTP dan dilakukan

seba

gai

jalur

rintisan wajib belajar sembilan tahun dalam

pendidikan luar sekolah.
7.

Memecahkan kesulitan belajar

Memecahkan kesulitan belajar yang dimaksud dalam

litian ini yaitu mengatasi kesulitan-kesulitan

pene

belajar

yang dihadapi warga belajar dalam mempelajari suatu ma-

10

ta pelajaran tertentu. Kesulitan-kesulitan tersebut me

rupakan kesulitan yang sifatnya akademis.

8. Kelompok belajar kualifikasi baik dan kurang baik

Suatu kelompok belajar dikatakan baik antara lain

jika

dilihat dari proses pembelajaran/kegiatan belajar

mem-

belajarkan

yang dilakukannya tidak sering kosong,

cu

rahan waktu belajar yang digunakan lebih optimal.

Dari segi tutor; yaitu telah memiliki pengalaman menjadi tenaga
tutor

pendidik, telah mengikuti penataran

Paket B, aktif datang melakukan proses

jaran,

memiliki

kesediaan yang tulus

untuk

menjadi
pembela
membantu

warga belajar. Dari segi tempat belajar; memiliki

tem-

pat yang menetap untuk melakukan kegiatan belajar

mem-

belajarkan,

berada pada lokasi kecamatan intensif dalam

bidang Dikmas. Dari segi pengelola; memiliki
yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar

perhatian
membela-

jarkan. Sedangkan kelompok belajar yang kurang baik ya
itu

kebalikan

dari hal-hal yang telah

diutarakan

di

atas.

9. Efektivitas pengelolaan pembelajaran
Efektivitas

pengelolaan pembelajaran

yaitu

kemampuan

tutor dalam melakukuan diagnosis kebutuhan belajar, pe-

rumusan tujuan, pemilihan dan penetapan bahan, pemilihan dan penggunaan metode,

alat peraga/media, dan

peni

laian hasil dan proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang telah ditetapkan.

11

E.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
kan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan

mendapat-

pembelajaran

yang dilakukan tutor Program Kejar Paket B pada dua kelom

pok belajar di Kotamadia Yogyakarta, guna
proses pembelajaran yang efektif.

penyelenggaraan

Secara khusus penelitian

ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan
pembelajaran

Paket B,

dan menganalisis

tentang

yang dilakukan tutor pada

pengelolaan

Program

Kejar

baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian pembelajaran.

2. Menganalisis
dengan

bentuk

interaksi

yang

dilakukan

warga belajar pada proses pembelajaran

tutor
Program

Kejar Paket B.

3. Menemukan bentuk upaya yang dilakukan tutor dalam
bantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi
belajar
ket

4.

dalam

proses pembelajaran Program

mem
warga

Kejar

Pa

B.

Menganalisis
dilakukan

perbedaan pengelolaan

tutor antara mata

pembelajaran

pelajaran-mata

yang menggunakan modul dengan yang menggunakan

yang

pelajaran
juklak/

tidak bermodul.

5. Menganalisis
dilakukan

perbedaan pengelolaan

pembelajaran

tutor antara kelompok belajar yang

kualifikasi baik dan kurang baik.

yang

memiliki

6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan meng
hambat efektivitas pengelolaan pembelajaran Program Ke
jar Paket B.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari segi teoritis
Penelitian

kegiatan
ket

ini berusaha mengkaji secara

pengelolaan

pembelajaran Program

mendalam

Kejar

Pa

B. Oleh karena itu temuan dari penelitian ini

se

cara teoritis dapat dijadikan masukan dan kajian

lebih

Ianjut

dalam

bagi

pengembangan

proses

pembelajaran

rangka penyelenggaraan Program Kejar Paket B di Indone
sia.

2.

Dari segi praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:
a. Dapat
Daerah
untuk

dijadikan masukan bagi

Pemerintah

Istimewa Yogyakarta khususnya

Kotamadia

Seksi

meningkatkan daya guna dan hasil guna

Dikmas
penye

lenggaraan pembelajaran Program Kejar Paket B.
b. Dapat

dijadikan sebagai acuan/referensi

bagi

para

tutor, fasilitator atau pengelola pembelajaran dalam
melakukan tugas-tugasnya.

&

••&.•:•:.

S"SxW:

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Dalam

bab ini disajikan uraian tentang hal-hal

yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu unit anali

sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik

pengum

pulan data, analisis data, tahap-tahap pelaksanaan peneli
tian, dan uji keabsahan temuan penelitian.
A. Unit Analisis dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini memusatkan perhatian pada

pengelo

laan pembelajaran yang dilakukan tutor pada dua
pok belajar

Paket B

di Kotamadia

kelom

Yogyakarta. Melalui

penelitian ini pula akan diungkap pengelolaan

pembela

jaran yang dilakukan tutor baik dalam tahap perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar
kan
laan

membelajar

dan penilaian pembelajaran. Selanjutnya,
pembelajaran

ini

akan

dikaji

secara

pengelo
mendalam

dengan memahami hal-hal lain seperti pengelolaan pembe
lajaran untuk mata pelajaran-mata pelajaran yang

meng

gunakan

memi

modul dan juklak, kelompok belajar yang

liki

kualifikasi baik dan kurang

yang

mendukung dan menghambat efektivitas

pembelajaran.
interaksi

Kemudian

antara

tutor

juga

baik,

akan

dengan

faktor-faktor
pengelolaan

diungkap

warga

belajar

tentang
dalam

proses pembelajaran, dan upaya tutor dalam membantu me-

31

32

mecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga
dalam

proses pembelajaran. Untuk itu dalam

permasalahan

ini, peneliti menggunakan

belajar

mengungkap

situasi

nyata

sebagai sumber data langsung yaitu perkataan dan perbuatan

tutor dalam mengelola pembelajaran pada

kelompok

belajar Paket B. Dengan demikian unit analisis

tian

ini

bersifat kelompok (group), dalam

peneli

arti

yang

menjadi fokus kajian yaitu kelompok belajar itu sendiri
bukan atas nama individu.

Untuk

memperoleh

data penelitian

ini

digunakan

dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber da
ta

sekunder. Sumber data primer dalam

penelitian

yaitu tutor dalam mengelola pembelajaran yang

ini

meliputi

tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan belajar dan pe
nilaian

pembelajaran. Sedangkan sumber

data

sekunder

terdiri atas; (1) penilik Dikmas, berkenaan dengan
formasi tentang berbagai aktivitas tutor
an dengan pengelolaan pembelajaran; (2)

in-

yang berkait
aktivitas

ke

lompok belajar Paket B.

Data penelitian ini diambil dari para tutor
Paket B yang menjadi lokasi penelitian, yakni

kelompok

belajar yang memiliki kualifikasi baik (kelompok

jar

NK)

memiliki
lima

lima orang tutor dan

kelompok

Kejar

Bela

belajar

yang

kualifikasi kurang baik (Kelompok Belajar

orang tutor. Dari masing-masing lima orang

ditetapkan tiga orang dari tutor mata pelajaran

M)

tutor

utama,

satu

orang

tutor dari mata pelajaran

berjuklak,

dan

satu orang tutor dari mata pelajaran keterampilan.

Pe-

nentuan banyaknya responden tersebut dengan pertimbang

an

bahwa

untuk masing-masing

kelompok

belajar

yang

warga belajarnya empat puluh orang, tutor yang mendapat
Surat Keputusan hanya lima orang, walaupun dalam proses
pembelajaran tutornya bisa lebih dari lima orang.
Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian di

kelompok

belajar didasarkan pada

Proyek Kejar Paket B dan

tamadia

pengamatan

dua

Pemimpin

Pejabat pada Seksi Dikmas Ko

Yogyakarta, di mana pada dua kelompok

belajar

tersebut memiliki kualifikasi yang berbeda yaitu kuali
fikasi baik dan kurang baik. Kelompok belajar dikatakan
baik jika: proses pembelajaran/kegiatan belajar

membe

lajarkan yang dilakukannya tidak sering kosong, curahan
waktu
segi
tenaga
tutor
jaran,

belajar
tutor

yang digunakannya lebih

yaitu telah

pendidik,

memiliki

telah mengikuti

optimal;

pengalaman

menjadi

penataran

menjadi

Paket B, aktif datang melakukan proses
kesediaan yang tulus

pembela

untuk

membantu

warga belajar; Dari segi tempat belajar yaitu

memiliki

tempat

memiliki

Dari

yang menetap untuk melakukan

membelajarkan,

berada pada lokasi

kegiatan
kecamatan

belajar
intensif

dalam bidang Dikmas; Dari segi pengelola yaitu memiliki

perhatian yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar

membelajarkan.

Sedangkan kelompok belajar yang

kurang

baik yaitu kebalikan dari hal-hal yang telah diutarakan
di

atas.

Atas dasar kriteria di atas, maka kelompok belajar
yang

memiliki kualifikasi baik yaitu kelompok

belajar

NK sedangkan yang memiliki kualifikasi kurang baik

ya

itu kelompok belajar M.

B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian

1.

Metode Penelitian

Dalam

kasus".
satu

penelitian ini

Metode

digunakan metode

"studi kasus" ini

aspek, baik mengenai individu,

kelompok

"studi

menekankan
keluarga,

secara mendalam/intensif dalam

pada
dan

kehidupan-

nya. Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus pene
litian

adalah

kelompok

belajar, di mana

kelompok

belajar tersebut memiliki kualifiikasi yang

berbeda

yaitu baik dan kurang baik.

Dalam pelaksanaan metode kasus ini agar diperoleh

data

kualitatif.
diki

dilakukan

pendekatan

Penelitian kualitatif berarti

atau mempersoalkan kualitas suatu

kegiatan.
dalam

yang objektif maka

Penelitian kualitatif tersebut

menyeli-

objek

atau

digunakan

penelitian ini dengan alasan bahwa penelitian

ini akan mengungkap kenyataan-kenyataan yang ada

di

lapangan dan memahami kenyataan-kenyataan tersebut.

35

Atas dasar kenyataan-kenyataan yang ada, terma

hal-hal yang ada di

suk

balik

kenyataan-kenyataan

tersebut, kemudian dilakukan pemaknaan dan penafsiran data hasil penelitian dengan memanfaatkan

teori-

teori yang ada sehingga pada akhirnya diperoleh

te-

muan penelitian.

Penelitian kualitatif memiliki beberapa

teristik.

Menurut Bogdan dan

Biklen

karak

(1982:27-30)

karakteristik penelitian ini meliputi: (1) mempunyai
latar

alami dengan adanya sumber data langsung

perisetnya

sebagai

deskriptif,

instrumen utama,

(2)

dan

bersifat

(3) memperhatikan proses ketimbang

ha

sil, (4) analisis data secara induktif, dan (5) mengutamakan

makna.

Karakteristik

yang lebih terinci dari

peneli

tian ini dikemukakan Nasution (1992:19) sebagai berikut:

1. penelitian dilakukan dalam "natural setting"
2. peneliti sebagai "human instrumen"
3. sangat deskriptif

4. mementingkan proses maupun produk
5.

mencari makna

6.

mengutamakan data "first hand"

7. melakukan "triangulasi"
8.

menonjolkan konteks

9. peneliti

berkedudukan

sama dengan

orang

yang

diteliti

10. mengutamakan pandangan "emic"
11. mengadakan verifikasi, antara lain melalui kasus
negatif

12. melakukan sampling purposif
13.

melakukan "audit trail"

14. melakukan
obtrusive"

partisipasi

tanpa

mengganggu,

"un

36

15. mengadakan analisis sejak awal
16. disain yang "emergent"

2. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai

ini,

dengan

karakteristik

dari

penelitian

maka pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti

sendiri. Peneliti langsung terjun ke lapangan

untuk

memperoleh sejumlah informasi yang diperlukan berke
naan dengan pengelolaan pembelajaran. Hal ini

dila

kukan agar dapat memahami kenyataan yang terjadi

di

lapangan sesuai dengan konteksnya.

Teknik

pengumpulan data yang

digunakan

dalam

penelitian ini yaitu wawancara dan observasi. Wawancara

digunakan

secara

untuk memperoleh

langsung dari para tutor,

informasi

yaitu

verbal

mengungkap

keterangan tentang kegiatan yang dilakukan tutor dan

di balik kegiatan tersebut dalam mengelola
jaran.

Observasi digunakan untuk

langsung

kegiatan-kegiatan

yang

pembela

mengamati

secara

dilakukan

tutor

dalam

mengelola pembelajaran, dan juga untuk

amati

interaksi antara tutor dengan

dalam

proses pembelajaran. Di samping itu juga

warga

maksudkan untuk memperjelas hasil dari suatu

meng
belajar
di-

wawan

cara.

Dalam mengumpulkan data, peneliti juga
nakan alat bantu berupa

perekam

menggu

suara (tape recor

der), sehingga data yang terkumpul dapat lebih lengkap.

..;. /

C.

Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari lapangan akan memi
liki makna yang berarti bila dilanjutkan dengan kegiat
an analisis data. Kegiatan ini dilakukan sepanjang
nelitian

itu berlangsung. Hal ini dimaksudkan

pe

apabila

ada data yang kurang segera dapat dilengkapi, dapat diverifikasi dengan sumber lain.

Untuk

prosedur
(1)

menganalisis data penelitian ini,

yang

disarankan Nasution

ditempuh

(1992:129)

reduksi data, (2) display data, dan (3)

yaitu:

mengambil

kesimpulan dan verifikasi.

1.

Reduksi Data

Reduksi

menganalisis
memudahkan

data

data.

Kegiatan

langkah

ini

awal

aspek-aspek

untuk

telah

data dilakukan dengan cara

terhadap

dalam

bertujuan

pemahaman terhadap data yang

kumpul. Reduksi
rangkuman

merupakan

ter

membuat

permasalahan

yang

diteliti, sehingga memudahkan peneliti dalam melaku
kan langkah-langkah analisis berikutnya.

Dalam penelitian ini aspek-aspek yang direduksi

yaitu

pengelolaan pembelajaran yang meliputi

perencanaan,
interaksi

pelaksanaan,

penilaian

tutor dengan warga belajar,

tahap

pembelajaran,
upaya

tutor

dalam membantu kesulitan belajar yang dihadapi warga

38

belajar, dan faktor pendukung serta penghambat penge
lolaan pembelajaran Kejar Paket B.

2. Penyajian Data

Setelah dilakukan reduksi data,

langkah

selan-

jutnya yaitu menyajikan data secara jelas dan
kat.

Penyajian data secara

akan

memudahkan

aspek-aspek

sing

jelas dan singkat

dalam memahami

yang diteliti baik

gambaran

secara

ini,

terhadap

keseluruhan

maupun bagian demi bagian. Penyajian data dalam
nelitian ini dilakukan berdasarkan pada

yang

aspek-aspek

diteliti dan disusun menurut kelompok

yang menjadi lokasi penelitian.

belajar

Penyajian data

selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk

pe

ini

menafsir-

kan data sampai dengan pengambilan keputusan.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah

terakhir dari kegiatan

analisis

data

yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengambil

an kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam tahap
ini

berarti memaknai terhadap data yang telah

ter-

kumpul, dan kesimpulan ini dibuat dalam bentuk

per-

nyataan

singkat dan mudah dipahami

dengan

mengacu

pada permasalahan-permasalahan yang diteliti.
Pengambilan kesimpulan pada tahap ini dilakukan
secara bertahap, yaitu pertama-tama menyusun

kesim-

39

pulan sementara, dan setelah data bertambah

dilaku

kan verifikasi. Kegiatan verifikasi dilakukan dengan
cara

mempelajari data yeng telah

data

yang telah disajikan. Di samping itu

ini

direduksi

maupun
kegiatan

dilakukan dengan cara meminta pertimbangan

ke

pada orang yang berkompeten misalnya penilik Dikmas.

Kesimpulan sementara

dan

verifikasi

ini perlu di

lakukan secara terus menerus hingga diperoleh kesim
pulan akhir.

D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap-tahap

dalam

penelitian

kualitatif

secara

garis besar dapat dibedakan menjadi (1) tahap
si,

orienta-

(2) tahap eksplorasi dan (3) tahap "member

check"

(Nasution, 1992:33-34). Untuk itu penelitian ini menempuh langkah-langkah seperti itu.

1. Tahap orientasi

Tahap

ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran

yang jelas dan lengkap tentang masalah yang akan di
teliti. Hal ini juga sekaligus untuk memantapkan di-

sain dan fokus penelitian berikut nara sumbernya.
Tahap orientasi ini dilaksanakan pada bulan Ju-

ni

1995. Pada kegiatan orientasi tersebut

mengadakan

kunjungan informal ke

Kanwil

peneliti
Depdikbud

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Bidang

40

Pendidikan Masyarakat,

dan juga ke Seksi Dikmas Ko

tamadia Yogyakarta guna menjajagi lapangan dan
cari

informasi awal untuk

atau

fokus

menentukan

penelitian. Selama

itu

men-

permasalahan

pula

peneliti

dengan pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing,
menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk di
jadikan arahan kerja pada tahap selanjutnya.

2. Tahap eksplorasi

Tahap

yang

ini dapat dikatakan

sesungguhnya, yaitu

sebagai

penelitian

mengumpulkan data

sesuai

dengan fokus dan tujuan penelitian. Tahap ini
kukan

dila

setelah peneliti memperoleh rekomendasi

dari

instansi yang berwenang, yakni mulai dari tanggal

7

September 1995 sampai dengan 4 Desember 1995.
Pengumpulan data
kan melalui wawancara

presentatif

dalam penelitian ini
dengan sumber data

berlandaskan

pada

dilaku
yang

pedoman

wawancara

sebagaimana terlampir. Hal ini dilakukan agar
wawancara

teks

dapat lebih terarah dan tetap dalam

fokus penelitian. Selain itu untuk

re-

dalam
kon-

melengkapi

data yang diperoleh dan sekaligus sebagai triangulasi dilakukan observasi, dan untuk dapat merekam data

atau informasi yang lengkap digunakan alat

perekam/

tape recorder dan buku catatan, serta kamera foto.

41

Dalam

tahap

ini juga dilakukan analisis

data

dengan cara mereduksi data atau informasi yang telah

diperoleh,

yakni

dengan

cara

menyeleksi

catatan

lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang penting
secara sistematis agar ditemukan polanya dan memper

mudah

peneliti untuk mempertajam

gambaran

tentang

fokus penelitian.

3. Tahap member check

Untuk

informasi

mengecek kebenaran

yang

mengenai

telah dikumpulkan,

informasi-

sehingga

penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu

hasil

dilaku

kan member check. Pengecekan terhadap informasi ter
sebut dilakukan setiap kali peneliti selesai
dakan

wawancara

mengkonfirmasikan

dengan

sumber

data

kembali catatan

menga

dengan

hasil

cara

wawancara

tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudi

an dimintakan kembali koreksi dari sumber data

bersangkutan.
dilakukan

Dan untuk memantapkan lagi,

observasi dan triangulasi

yang

kemudian

kepada

sumber

data dan pihak yang lebih berkompeten.

E.

Keabsahan Temuan Penelitian

Keabsahan dan kebermaknaan proses dan hasil peneli

tian kualitatif sangat tergantung kepada beberapa
Hal

tersebut

menurut Nasution

(1992:114-124)

hal.
sangat

tergantung

kepada kredibilitas

dependabilitas (realibilitas),

(validitas

internal),

transferabilitas

(vali

ditas eksternal), dan konfirmabilitas (objektivitas).

1.

Kredibilitas

Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran
data yang dikumpulkan dan dapat menggambarkan konsep
peneliti

Untuk

dengan konsep yang ada pada

sumber

mencapai hal tersebut, maka dalam

data.

penelitian

ini dilakukan dengan cara antara lain:

a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan
membandingkannya

dengan data dari

sumber

Sumber data dalam penelitian ini yakni tutor

lain.
Ke

jar Paket B, maka untuk mengecek kebenaran infor
masi tersebut, dilakukan wawancara dengan penilik
Dikmas.

b. Penggunaan bahan referensi, yaitu menggunakan ta

pe recorder. Dengan cara ini peneliti dapat

mem

peroleh informasi secara lengkap dari sumber data
dan kemungkinan kekeliruan dapat diperkecil.

c.

Mengadakan

member chek, yakni pada setiap

wawancara dilakukan konfirmasi dengan sumber

ta,

akhir
da

sehingga bila ada kekurangan dapat dilengkapi

dan jika ada kesalahan dapat diperbaiki.

43

2.

Transferabilitas

Transferabilitas berkaitan dengan generalisasi.

Dalam penelitian kualitatif transferabilitas tergan
tung pada si pemakai;
penelitian
konteks

itu

artinya,

hingga manakah

dapat digunakan dalam

tertentu.

Oleh karena itu

situasi

hasil
dan

transferabilitas

penelitian ini diserahkan kepada pemakai. Jika pema
kai melihat terdapat situasi yang sama dengan perma
salahan tentang pengelolaan pembelajaran pada kelom
pok

belajar

Paket B,

maka

pemakai

dipersilahkan

menggunakan hasil penelitian ini.

3.

Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Dependabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah
penelitian

dengan

ini

dapat

diulangi

hasil yang sama.

atau

Sedangkan

direplikasi

konfirmabilitas

berkenaan dengan objektivitas hasil penelitian.
Mengingat situasi sosial pada hakekatnya bersi
fat

unik dan tidak dapat

seperti

semula,

direkontruksi

maka sangat sulit

konsistensi hasil penelitian ini.

sepenuhnya

untuk

Namun,

mengukur

untuk

men-

jaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian ini
dilakukan "audit trail",

yaitu dengan melakukan

meriksaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
porkan

memang demikian adanya.

Untuk itu

pedila-

dilakukan

44

dengan cara:
a.

Mencatat

dan

merekam

seteliti

mungkin

hasil

wawancara dan observasi sebagai data mentah untuk
kepentingan analisis selanjutnya.

b.

Menyusun

hasil analisis dengan

data mentah tersebut di atas,
nya

kembali

cara

kemudian

dalam bentuk deskripsi

menyeleksi

menyusunyang

lebih

sistematis.

c.

Membuat penafsiran sebagai hasil analisis data.

d.

Melaporkan seluruh proses penelitian,

mulai

dari

pra survey sampai pengolahan data.
Demikian
penelitian
yang

langkah-langkah yang

ini. Dengan demikian

ditempuh

kebermaknaan

terkumpul sudah selayaknya terbatas dalam

nelitian ini.

dalam
data
pe

Kebermaknaan tersebut berlaku pada ke-

samaan situasi dan kondisi yang ada.

; .-x-X- •;

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan

hasil

penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan

pengelolaan pembelajaran
naan,

rekomendasi

tentang

pada tahap perencanaan, pelaksa

dan penilaian pembelajaran,

interaksi antara

tutor

dengan warga belajar dalam kegiatan belajar membelajarkan,
upaya-upaya tutor dalam memecahkan kesulitan belajar

yang

dihadapi warga belajar, pengelolaan pembelajaran untuk ma

ta pelajaran bermodul, berjuklak dan Keterampilan,
lolaan pembelajaran antara kelompok belajar yang

kualifikasi

memiliki

baik dan kurang baik, dan faktor-faktor

mendukung dan menghambat efektivitas pengelolaan
jaran. Bagian
ran-saran

penge

yang

pembela

rekomendasi mengemukakan implikasi dan

kepada para pihak yang terkait dengan

sa-

pengelo

laan pembelajaran Program Kejar Paket B.

A.

Kesimpulan

Berdasarkan

deskripsi,

interpretasi

dan

pembahasan

data hasil penelitian sebagaimana telah diungkapkan terda
hulu, maka dapat diajukan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan

pembelajaran yang dilakukan tutor

Kejar Paket B tampak

Program

bersifat konvensional, dan

belum

memperlihatkan pembelajaran yang telah dikelola menurut

konsep PLS secara utuh.

Hal ini dapat dilihat dari

ku-

rangnya tutor dalam mempartisipasikan warga belajar pa-

123

da

kegiatan

perencanaan, pelaksanaan,

dan

penilaian

pembelajaran.

2. Interaksi

antara tutor dengan warga belajar dalam

ke

giatan belajar membelajarkan, belum memperlihatkan

in

teraksi

yang

mampu menggugah motivasi

warga

belajar

untuk melakukan kegiatan belajar. Interaksi yang terja
di lebih mencerminkan interaksi formal, sehingga suasa
na yang akrab belum begitu terasa.

3. Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu mengatasi ke
sulitan

belajar yang dihadapi warga belajar lebih

me

nekankan pada pendekatan kuratif, yaitu dengan cara me

lakukan bimbingan belajar. Upaya-upaya tutor yang mengarah kepada tindakan mengantisipasi agar tidak

terjadi

kesulitan belajar, seperti membuat bahan penyerta,

dan

media pendukung belum dapat dilakukan secara optimal.

4. Perbedaan

pengelolaan pembelajaran antara

mata

pela

jaran bermodul, berjuklak dan Keterampilan, yaitu:
a. Pada tahap perencanaan, antara mata pelajaran bermo
dul dengan berjuklak tidak tampak adanya

Berbeda
tahap

dengan

mata pelajaran

perbedaan.

Keterampilan,

perencanaan mata pelajaran ini tampak

pada
adanya

perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan berjuk
lak.

b. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk mata pel
ajaran bermodul dan berjuklak, tampak tidak ada per
bedaan. Akan tetapi mata

pelajaran

tersebut

memi-

124

liki

perbedaan dengan mata pelajaran

Keterampilan.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam pemilihan ba

han pembelajaran dan pendekatan yang digunakannya.

c. Kegiatan penilaian pembelajaran untuk mata

pelajar

an bermodul, berjuklak, dan Keterampilan tampak ada
nya perbedaan. Namun orientasi penilaian pembelajar
an,

pada ketiga mata pelajaran tersebut sama

yaitu

kepada penilaian hasil belajar.

5. Pengelolaan

pembelajaran

pada kelompok

belajar

yang

berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap peren
canaan

dan

penilaian pembelajaran

tampak

tidak

ada

perbedaan yang menyolok. Akan tetapi dalam tahap pelak
sanaan

pembelajaran ditemukan adanya

perbedaan

dalam

segi curahan waktu belajar.

6. Faktor yang dapat mendukung dan menghambat

pengelolaan

efektivitas

pembelajaran dapat diidentifikasi

sebagai

berikut:

a. Faktor yang mendukung dilihat dari segi tutor; yaitu
faktor

untuk

yang

sifatnya internal,

membantu

pendidikan
diikutinya;

dan
dari

seperti

warga belajar, dan

kesediaan

latar

penataran yang sesuai
segi warga belajar

belakang

yang

pernah

yaitu

faktor

yang sifatnya internal dan eksternal. Faktor

inter

nal seperti kemauan dan keinginan untuk meningkatkan
pengetahuaannya,

sedangkan faktor

eksternal

yaitu

diperolehnya kesetaraan SMP; dan dari segi fasilitas

125

yakni

adanya

pembelajaran,

b. Faktor

yang

tempat belajar, pedoman

waktu

menghambat

dilihat dari

yang

sedikit

untuk

segi

tutor;

seperti curah

melakukan

kegiatan

pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu
nya

warga

belajar yang izin dan tidak

belajar

yakni

penyampaian

terlambat,

alat

dan

modul

banyak-

masuk,

kelelahan setelah mereka seharian bekerja;
fasilitas

alat

dan modul untuk warga belajar.

yaitu faktor yang bersifat eksternal,
an

tutor,

dari segi

kepada

media

dan

warga

pembelajaran

sangat terbatas.

B.

Rekomendas i

Berdasarkan
ini

beberapa kesimpulan di atas,

dikemukakan beberapa rekomendasi.

diajukan kepada;
Masyarakat,

pihak Tutor,

Rekomendasi

pihak Penilik

pihak Warga Belajar;

dan

berikut

bagi

ini

Pendidikan
penelitian

selanjutnya.
1.

Rekomendasi kepada pihak Tutor

Sesuai

dengan hasil penelitian ini,

diketahui

bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan

tampak bersifat konvensional-paedagogis,

ada di

tara mereka dalam mengelola pembelajaran belum

buat perencanaan. Di samping itu ditemui pula
upaya tutor dalam membantu mengatasi kesulitan
ajar

yang

dihadapi warga

belajar

lebih

tutor

an

mem

bahwa
bel

bersifat

126

kuratif,
dalam

yang

serta adanya hambatan yang

mengelola

pembelajaran yakni

sedikit untuk melakukan

proses

ditemui

tutor

curahan

waktu

pembelajaran,

sehingga kegiatan pengelolaan pembelajaran yang

lakukannya belum optimal.

di

Oleh karena itu direkomen-

dasikan kepada para tutor hal-hal sebagai berikut:

a.

Perlu melakukan proses pembelajaran yang menekan
kan pada pendekatan andragogi atau kontinum.

Hal

ini

dan

perlu dilakukan mengingat karakteristik

kebutuhan

warga

belajar Paket B

yang

berbeda-

beda.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
merealisir hal tersebut yakni:

1) Memberikan

kesempatan yang lebih luas

warga belajar untuk ikut berpartisipasi
kegiatan pembelajaran, seperti

kepada

dalam

mengikutserta-

kan dalam kegiatan perencanaan pembelajaran.

2) Tutor

perlu

mengurangi

dominasinya

kegiatan belajar membelajarkan,

seperti

dalam
cera

mah yang terlalu lama.

b.

Perlu komitmen terhadap tugas-tugasnya dan pengu-

asaan kompetensi selaku tutor,
diatur
ket B,

sebagaimana

dalam Petunjuk Teknis Program

telah

Kejar

Pa

khususnya tugas yang berkenaan dengan

pe

nyusunan program belajar.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk

127

merealisir hal tersebut yakni:
1) Jangan

merasa terbebani dan menganggap

penyusunan perencanaan pembelajaran

bahwa

merupakan

pekerjaan yang memberatkan.
2) Perlu mencoba membuat perencanaan pembelajaran

sebelum melakukan kegiatan pembelajaran walau
pun tidak secara rinci.

c.

Tutor dalam membantu mengatasi kesulitan
yang

belajar

dialami warga belajar sebaiknya tidak

bersifat kuratif,

saja

tetapi perlu dilakukan tindakan

yang sifatnya preventif.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
merealisir hal tersebut yakni:

1) Menganalisis
akan

pembelajaran

yang

dipelajari warga belajar sehingga

dapat

diketahui

bahan-bahan

bahan

pembelajaran

sulit oleh warga belajar.

dianggapnya
cara

yang

dianggap

Kemudian bahan

sulit tersebut perlu dibahas

yang

se

intensif.

2) Mengusahakan fasilitas pelengkap,

seperti alat

peraga/media, dan bahan penyerta, dalam proses
pembelajaran.

d.

Perlu komitmen terhadap curahan waktu pembelajar

an yang telah ditetapkan, dan perlu adanya

prio-

ritas tugas yang akan dilakukannya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk

128

merealisir hal tersebut yakni:
1) Tugas-tugas

yang

berkenaan

dengan

belajar membelajarkan perlu lebih

kegiatan

diutamakan,

mengingat tugas tersebut bagi tutor hanya

se-

kali dalam tiap minggunya.

2) Jika tutor tidak dapat hadir karena

kebetulan

memiliki tugas yang dianggapnya lebih penting,
maka tutor perlu memberi tahu kepada

pengelo

la, sehingga bisa diganti dengan mata pelajar
an

lain, atau bisa dengan cara memberi

tugas

untuk dikerjakan warga belajar.

2. Rekomendasi kepada pihak Penilik Pendidikan Masyara
kat.

Dari
di

hasil penelitian ini diketahui bahwa

antara tutor sebelum melakukan kegiatan

membelajarkan belum membuat perencanaan
an.

belajar

pembelajar

Oleh karena itu direkomendasikan kepada

Pendidikan

ada

Masyarakat perlu meningkatkan

Penilik

pembinaan

kompetensi profesional dalam bidang pendidikan

luar

sekolah bagi para tutor.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mereali
sir hal tersebut dapat ditempuh dengan cara:

a. Mengintensifkan kegiatan pembinaan terhadap
tal

dan kemampuan tutor dalam bekerja,

sebulan

men

misalnya

sekali.

b. Meningkatkan kegiatan monitoring kepada para

tu-

129

tor sewaktu mereka melaksanakan tugas-tugasnya.

3.

Rekomendasi bagi Warga Belajar
Sesuai

hasil penelitian ini

diketahui

bahwa,

faktor yang menghambat efektivitas pengelolaan

pem

belajaran antara lain karena banyaknya warga belajar
yang tidak masuk pada saat kegiatan belajar membela
jarkan berlangsung. Oleh karena itu direkomendasikan

kepada

warga

belajar

kehadiran, motivasi,

untuk

meningkatkan

kembali

dan kesadarannya demi terlaksa-

nanya kegiatan belajar membelajarkan secara optimal.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan warga

belajar

untuk merealisir kegiatan tersebut yaitu:
a. Perlu memikirkan kembali betapa pentingnya menun
tut ilmu bagi kehidupan kita.

b. Jika jadual pembelajaran yang ada banyak

berben-

turan dengan aktivitasnya, maka perlu disampaikan
dan

dirundingkan kembali dengan

pengelola,

hingga dapat disusun jadual pelajaran yang

se

dapat

memenuhi keinginan semua pihak.

4.

Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.

Penelitian

ini dapat dikatakan masih

beberapa keterbatasan,

memiliki

karena baru mengkaji pengelo

laan pembelajaran yang meliputi: perencanaan, pelak
sanaan, dan penilaian pembelajaran; interaksi antara
tutor dengan warga belajar dalam proses

pembelajar

an, upaya-upaya yang dilakukan tutor dalam

membantu

130

mengatasi

kesulitan

yang

dalam proses pembelajaran,

dihadapi

warga

belajar

dan perbedaan pengelolaan

antara kelompok belajar yang berkualifikasi baik dan
kurang

baik.

Di samping itu melalui penelitian

ditemukan adanya permasalahan-permasalahan yang
lum terbukti,

seperti pengelolaan pembelajaran

dilakukan tutor tampak konvensional, dan ada di
tara mereka sebelum melakukan kegiatan belajar

belajarkan
Oleh

karena

belum membuat perencanaan
itu penulis

ini

be
yang

an
mem

pembelajaran.

mengharapkan

hak terkait untuk meneliti lebih lanjut

an-permasalahan seperti penerapan konsep

kepada

pi

permasalah

andragogi,

kesesuaian materi modul dengan kebutuhan warga

ajar, dan pelaksanaan pendidikan nilai pada

bel

Program

Kejar Paket B ini. Untuk mengkaji hal tersebut dapat
dilakukan penelitian kualitatif dengan metode kasus.

•i '••& .#:#

VSSSSftB:'.

':WS¥:

'•&. •:;..

«•:

•»r

;.v

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak,

Ishak. (1993).

sa. Bandung:

Arif,

Andragogi. Bandung:

Zainudin. (1990).

Bogdan,

R.C.

Metodologi Pendidikan Orang Dewa

PLS IKIP Bandung.

Qualitative

& B

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keefektivan Pembelajaran Program Kejar Paket B Setara SLTP (Studi Kasus Kejar Paket B di PKBM Citra Pakuan, Kota Bogor)

0 11 202

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BELAJAR PAKET B SETARA SMP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BELAJAR PAKET B SETARA SMP DI PKBM BINA LOKA CEPIRING KENDAL.

0 0 15

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN KEJAR PAKET C DI SEMARANG Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Kejar Paket C Di Semarang (Studi Situs di PKBM Sarana Ilmu Semarang).

0 1 11

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN KEJAR PAKET C DI SEMARANG Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Kejar Paket C Di Semarang (Studi Situs di PKBM Sarana Ilmu Semarang).

0 0 19

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KEJAR PAKET B DI KABUPATEN WONOGIRI (Studi kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kecamatan Jatisrono ).

1 26 18

IKLIM KELAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM KEJAR PAKET B PADA LEMBAGA PENDIDIKAN KESETARAAN KEJAR Iklim Kelas Pembelajaran Matematika Program Kejar Paket B Pada Lembaga Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A-B-C “LASKAR PELANGI".

0 0 14

PENDAHULUAN Iklim Kelas Pembelajaran Matematika Program Kejar Paket B Pada Lembaga Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A-B-C “LASKAR PELANGI".

0 0 8

DAFTAR PUSTAKA Iklim Kelas Pembelajaran Matematika Program Kejar Paket B Pada Lembaga Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A-B-C “LASKAR PELANGI".

0 0 4

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI SKB CAWAS KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT EKONOMI KELUARGA.

0 0 79

PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B DAN C DI KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA.

0 4 275