ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR.

(1)

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA

KELAS V SEKOLAH DASAR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

THESI RISMAYANTI SITI ROHMAH 1009546

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA

KELAS V SEKOLAH DASAR

THESI RISMAYANTI SITI ROHMAH 1009546

Disetujui dan disahkan: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed. NIP. 196210111991011001

Pembimbing II

Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D. NIP. 196101121987031003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP. 196510011998022001


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,

Thesi Rismayanti Siti Rohmah 1009546


(4)

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

Thesi Rismayanti Siti Rohmah, NIM 1009546 Abstrak

Keberhasilan siswa dalam menggunakan buku teks ditentukan oleh kualitas buku teks. Banyak buku teks matematika yang kualitasnya baik. Dalam pengukuran kualitas buku teks harus diperhatikan aspek-aspek penting yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa, dan penyajian grafik. Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan salah satu bentuk buku teks yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh guru dan siswa, khususnya kelas V Sekolah Dasar (SD). Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), tetapi berdasarkan wawancara tidak terstruktur guru mengalami kesulitan dalam memahami isi maupun bahasa (matematika) . Hal ini menjadi dasar dilakukan penelitian dengan fokus: (1) kesesuaian materi dengan SK dan KD dalam kurikulum; (2) kebenaran konsep; (3) keterbacaan oleh siswa; (4) keterbacaan oleh guru; dan (5) kebermanfaatan bagi guru. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dimana penelitian dilakukan secara interaktif menggunakan wawancara dan angket dengan sumber data guru dan siswa, dan non interaktif menggunakan studi dokumen terhadap buku teks pelajaran matematika. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) Buku ini sesuai dengan kurikulum dengan menyajikan konsep dan prosedur pengerjaan pada materi pecahan, desimal, persen, perbandingan dan skala; (2) Notasi, konsep dan pengerjaan pada materi pecahan, desimal, persen, perbandingan dan skala telah sesuai dengan kebenaran konsep; (3) Keterbacaan oleh siswa dianggap mudah dan menarik, tetapi kurang dipahami; (4) Keterbacaan oleh guru dianggap cukup mudah, menarik dan dipahami; (5) Kebermanfaatan yang dirasakan oleh guru adalah dapat menambah wawasan tentang pembelajaran, serta meningkatkan kinerja dan produktivitas guru. Pola penilaian kelayakan ini dijadikan alat penilaian alternatif untuk menguji kelayakan buku teks pelajaran yang akan dipilih oleh guru atau sekolah.

Kata Kunci: Kesesuaian materi dengan kurikulum, kebenaran konsep, keterbacaan, kebermanfaatan, BSE Matematika Kelas V SD


(5)

FEASIBILITY STUDY ON THE CONTENT OF MATHS TEXTBOOK FOR THE FIFTH GRADERS OF PRIMARY SCHOOL

Thesi Rismayanti Siti Rohmah, NIM 1009546

Abstract

Success of student to make use textbook determined by own textbooks quality. Much of textbook with good quality. Measuring of textbook quality, have to pay attention of several important aspects, such as : compliant content with the curriculum, concept validity, languge and graph presentation. Electronic Schoolbooks is one of a form of textbook currently used by more teachers and students, particularly fifth graders of primary school. Although National Bureau for Professional Certification (BSNP) has carried out an empiric feasibility test on the type of books, based on the unstructured interview showed that many teachers rarely never used them due to difficulty in comprehending either content or language (maths). This is the basis of the study which focuses on: (1) compliance with the curiculum; (2) concept validity; (3) legibility for students; (4) legibility for teachers; and (5) usefulness for teachers.This study uses qualitative descriptive analysis method which applies both interactive (interview and questionnaire to teachers and students) and non interactive (document study on mathematics textbook) ways.Result of this study is: (1) The textbook is compliant with the curiculum, focusing on concepts and procedure to work on decimals, fractions, percentage, comparison and scales. (2) Notation, concepts and tricks to work on fractions, decimals, percentage, comparison and scales have been in accordance with the concept validity; (3) legibility for students: easy, interesting but a bit difficult to understand; (4) legibility for teachers: quite easy, interesting and easy to understand; (5) Usefulness for teachers: They can broaden knowledge in learning and improve their teaching performance and productivity. This sort of feasibility test pattern has been taken as an alternativeassessment instrument by teachers to decide which textbooks to use at schools

Keywords: compliance with the curiculum, concept validity, legibility, usefulness, Maths Electronic Schoolbooks(BSE) for the fifth graders of primary school.


(6)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN ……… i

PERNYATAAN ………... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……… iv

ABSTRAK ……… vii

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 7

C. Pembatasan Masalah ……… 7

D. Tujuan Penelitian ………. 8

E. Manfaat Penelitian ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 11

A. Analisis Kelayakan ………... 11

B. Buku Teks ………. 16

C. Mata Pelajaran Matematika SD ……… 26

D. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum ... 30

E. Kebenaran Konsep………... 32

F. Keterbacaan……… 46

G. Kebermanfaatan ... 48

H.Hubungan Buku Teks dengan Komponen Pembelajaran Matematika ... 49

I. Penelitian ... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 56

A. Pendekatan dan Metoda Penelitian ……….. 56

B. Lokasi dan Sumber Data ……….. 57

C. Definisi Operasional ... 59

D. Teknik Pengumpulan Data ………... 64

E. Langkah-langkah Penelitian ………. 70

F. Pengolahan Data ………... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 77

A. Gambaran Singkat Buku Teks ………. 77

B. Hasil Penelitian ………

1. Kesusuaian Materi dengan Kurikulum ………..

2. Kebenaran Konsep ……….

3. Keterbacaan Siswa ……….

4. Keterbacaan Guru ………..

5. Kebermafaatan ………

87 87 102 129 172 179


(7)

C. Pembahasan ……….. 1. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum ………...

2. Kebenaran Konsep ……….

3. Keterbacaan Siswa ……….

4. Keterbacaan Guru ………..

5. Kebermafaatan ………

187 187 193 201 206 207

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………... 213

A. Simpulan ……….. 213

B. Rekomendasi ……… 215

DAFTAR PUSTAKA ………... 218


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel hal

2.1 Kelayakan Isi ………... 11

2.2 Kesesuaian Uraian Materi dengan SK dan KD ………... 12

2.3 Keakuratan Materi (Kebenaran Konsep) ……… 13

2.4 Materi Pendukung Pembelajaran Matematika ……… 13

3.1 Daftar Sumber Data ………. 59

4.1 Analisis Kebenaran Konsep ……… 118

4.2 Rekapitulasi (dalam Persen) Angket Keterbacaan Siswa …………... 130

4.3 Rekapitulasi (dalam Persen) Angket Keterbacaan Guru ………. 173

4.4 Komparasi Standar Isi dan Hasil Studi Dokumen BSE ……….. 191

4.5 Analisis Triangulasi Keterbacaan Siswa ………. 202

4.6 Analisis Triangulasi Keterbacaan Guru ……….. 206


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar hal

3.1 Bagan Langkah Penelitian ……… 70

3.2 Pengolahan Data ……….. 74

4.1 Kotak Sistematika Bab VIII tentang Pecahan ……….. 79

4.2 Sistematika Penyajian Buku ………. 81

4.3 Bukti Pengetahuan Prosedural ……….. 82


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran hal

1 Buku BSE Matematika ………... 222

2 Instrumen ………

a. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum ……….

b. Kebenaran Konsep ………

c. Keterbacaan Siswa ………

d. Keterbacaan Guru ……….

e. Kebermanfaatan ………

257 257 260 267 286 290

3 Hasil Instrumen ………...

a. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum ……….

b. Kebenaran Konsep ………

c. Keterbacaan Siswa ………

d. Keterbacaan Guru ……….

e. Kebermanfaatan ………

294 294 322 331 348 401

4 Lain-lain ……….

a. Foto Penelitian Siswa ……….……….. b. Foto Penelitian Guru ...………..

c. Riwayat Hidup ………..

d. SK Pembimbing ………

e. Surat Ijin Penelitian ……….. f. Surat Keterangan Penelitian ……….

407 407 418 425 426 428 430


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu, Freire (2007) juga menyatakan bahwa buku merupakan media komunikasi antara guru dan siswa. Baik guru maupun siswa di dalam atau di luar pembelajaran tidak akan terlepas dari buku. Buku teks pelajaran sekolah mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Hal ini tidak lain karena buku pelajaran merupakan jembatan komunikasi dalam rangka “transfer of knowledge and transfer of value” dari seorang guru kepada siswa. Sehingga dalam penyusunan sebuah buku teks pelajaran harus ada beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh seorang penulis buku teks pelajaran. Aturan-aturan tersebut telah dibahas secara rinci oleh Badan standar Nasional Pendidikan (BSNP), yakni sebuah badan yang bertugas menilai kelayakan pakai suatu buku teks pelajaran.

Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan buku-buku teks pelajaran yang telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008. Tim penilai BSNP terdiri atas ahli bidang studi (dosen universitas


(12)

nonkependidikan), ahli pembelajaran (dosen pendidikan bidang studi dari universitas kependidikan atau LPTK),guru mata pelajaran berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman mengajarkan pelajaran dalam lima (5) tahun terakhir, dan ahli grafika. Tim penilai itu menilai buku dari empat komponen yaitu: kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Setiap komponen dijabarkan beberapa subkomponen dan setiap subkomponen diturunkan lagi ke dalam butir-butir penilaian yang akan diberi skor oleh tim penilai (Muljono, 2007).Buku teks pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah harus memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan keterbacaan yang baik, dan grafika yang fungsional. Kelayakan ini ditentukan oleh penilaian yang dilakukan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 11 Tahun 2005 secara lebih rinci mengatur tentang fungsi, pemilihan, masa pakai, kepemilikan, pengadaan, dan pengawasan buku teks pelajaran.

Menurut Peraturan Menteri ini, buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku teks pelajaran berfungsi sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Buku-buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah saat ini terdiri atas empat jenis berdasarkan klasifikasi buku pendidikan, yaitu (1)


(13)

buku teks pelajaran; (2) buku pengajaran; (3) buku pengayaan; dan (4) buku rujukan (Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004:4). Buku teks pelajaran merupakan buku yang berfungsi bagi siswa untuk belajar. Jenis buku ini sangat bergantung pada kurikulum yang dikembangkan. Buku pengajaran dinamakan pula buku panduan pendidik (Permendiknas No. 11/2005). Buku ini berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam mengajarkan suatu materi pelajaran. Buku pengayaan berfungsi sebagai buku yang dapat memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian siswa. Buku rujukan disebut juga buku referensi (Permendiknas No. 11/2005). Buku ini merupakan buku yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam memperdalam suatu kajian. Jenis buku ini sering disebut pula dengan buku sumber atau buku acuan.

Pada dasarnya, sebuah buku pelajaran yang baik adalah buku yang berfungsi sebagai alat pembelajaran yang efektif. Buku teks yang baik adalah buku pelajaran yang dapat membantu siswa belajar. Buku teks bukan hanya merupakan buku yang dibuka atau dibaca pada saat pembelajaran di kelas, melainkan – dan inilah yang terpenting – buku yang dibaca setiap saat. Buku teks memiliki peranan penting bagi guru dan siswa selain sebagai bahan acuan pembelajaran dan sebagai sarana untuk membantu belajar siswa, juga buku teks membantu siswa untuk memahami materi yang akan mereka pelajari dengan membaca dan memahaminya. Buku teks yang baik haruslah memiliki kelayakan untuk dijadikan sumber belajar, yaitu menarik dan mampu merangsang minat siswa untuk mempelajarinya. Agar harapan tersebut menjadi kenyataan, buku harus menarik, baik itu dari segi bentuk maupun isi dan berdampak pada pengembangan


(14)

kemampuan berpikir, berbuat, dan bersikap. Buku pelajaran yang dibenar adalah buku yang dapat membantu siswa memecahkan masalah-masalah yang sederhana maupun rumit, tidak menimbulkan persepsi yang salah serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan . Oleh sebab itu menganalisis buku teks adalah salah satu cara yang baik dilakukan oleh guru agar dapat diketahui sejauh mana kualitas buku teks yang dipakai pada sistem pembelajaran.

Salah satu faktor penentuan keberhasilan siswa dalam menggunakan buku teks ditentukan oleh kualitas buku ajar. Dalam pengukuran kualitas buku teks harus diperhatikan aspek-aspek penting yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa, dan penyajian grafik. Apabila buku teks yang digunakan siswa kesesuaian isi dengan kurikulumnya rendah maka kompetensi yang diharapkan sulit dicapai. Ditambah lagi apabila banyak mengandung kesalahan konsep dan kesalahan bahasa maka akan berakibat perbedaan pemahaman dari pemahaman siswa dengan apa yang dimaksudkan dalam buku teks, sehingga akan mempengaruhi pola pikir siswa dalam menerima pengetahuan berikutnya dan sangat sulit diluruskan kembali karena dalam pemikiran siswa biasanya bersifat permanen (tetap). Hal ini akan terjadi jika guru cenderung menganggap keseluruhan buku itu benar dan menerima apa adanya tanpa menganalisis terlebih dahulu isi materi buku teks tersebut.

Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh BSNP, secara empiris ternyata masih banyak guru sebagai praktisi di dalam pembelajarannya tidak mempergunakan buku teks BSE tersebut sebagai salah satu bahan ajar.


(15)

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru kelas V yang mempergunakan buku BSE Matematika masih memiliki kekurangan khususnya dari segi isinya. Salah satu sebab tidak dipergunakannya buku teks sebagai bahan ajar oleh guru adalah kesulitan guru memahami isi maupun bahasa (matematika) yang digunakan dalam buku tersebut. Keberadaan guru sekolah dasar sebagai guru kelas mengakibatkan terbatasnya kemampuan guru untuk memahami atau menguasai seluruh materi yang ada, terutama di dalam penguasaan materi matematika dan sains. Kondisi ini berdampak terhadap penyampaian materi ajar kepada siswa, sehingga proses interaksi edukasi pada pelajaran matematika mengalami hambatan, yang pada gilirannya hasil belajar matematika siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Seorang guru yang professional harusnya menguasai secara komprehensif materi yang disajikan pada sumber belajar dan materi yang dibutuhkan oleh peserta didiknya. Suatu contoh, ketika siswa kelas V di sekolah belajar matematika dengan mempergunakan buku teks BSE matematika kelas V, banyak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi buku tersebut akibat guru yang tidak mampu menyampaikan materi secara utuh. Untuk penguasaannya, siswa harus senantiasa dibimbing guru untuk memahami materi yang ada dalam buku teks tersebut. Kesulitan siswa terhadap pemahaman materi yang disampaikan mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk mempelajari matematika tersebut.

Kondisi seperti disebutkan di atas tidak boleh dibiarkan secara terus menerus dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan suatu solusi berupa


(16)

langkah inovatif dari guru dalam rangka menguasai materi bahan ajar matematika dari buku teks. Langkah kongkrit dan konstruktif yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu meningkatkan kemampuan matematik siswa secara benar dan proporsional adalah dengan menyediakan atau memfasilitasi siswa dengan buku teks yang selain layak juga dapat dipahami oleh guru untuk dijadikan buku pegangan siswa di sekolah. Artinya buku teks yang digunakan oleh guru sebagai acuan bahan ajar haruslah buku teks yang memiliki kelayakan isi, kelayakan penyajian dan kelayakan bahasa serta kemudahan untuk dipahami oleh guru. Kelayakan ini sesuai dengan kelayakan standar yang ditentukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun 2008.

BSE merupakan salah satu bentuk buku teks yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh BSNP, ternyata masih banyak ditemukan kesalahan di dalamnya. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian tentang tingkat kebenaran materi BSE untuk berbagai jenjang pendidikan. Oleh karena itu kebenaran materi dalam BSE yang telah beredar perlu ditinjau kembali. Analisis awal menujukkan ada materi yang tidak sesuai dengan kurikulum, kesalahan penyajian konsep konkrit dan terdefinisi, penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, dan terdapat gambar yang tidak berfungsi untuk meningkatkan pemahaman. Berdasarkan kesalahan dalam tinjauan awal tersebut maka BSE perlu dikaji lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang di atas, akan dilakukan pengkajian secara lebih mendalam tentang aspek tersebut di dalam buku teks matematika sekolah dasar,


(17)

melalui suatu penelitian yang diberi judul “Analisis Kelayakan Buku Teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesesuaian materi yang ada pada buku teks matematika kelas V dengan SK dan KD dalam kurikulum ?

2. Bagaimanakah kebenaran konsep matematika buku teks Matematika kelas V Sekolah Dasar ?

3. Bagaimanakah keterbacaan siswa terhadap buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar?

4. Bagaimanakah keterbacaan guru terhadap buku teks Matematika kelas V Sekolah Dasar?

5. Bagaimana kebermanfaatan buku teks matematika kelas V Sekolah Dasar untuk guru di sekolah?

C. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi penelitian pada hal-hal sebagai berikut :

1. Konsep yang dianalisis adalah Konsep Pecahan yang meliputi beberapa sub konsep sebagai berikut :

a. Mengubah Pecahan Ke Bentuk Pecahan Lain 1) Persentase, serta sebaliknya


(18)

2) Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan Desimal, serta Sebaliknya

b. Membandingkan Pecahan

c. Menjumlah dan Mengurang Pecahan d. Mengali dan Membagi Pecahan e. Perbandingan dan Skala

2. Analisis ini tidak ditujukan untuk men”judge” kualitas buku teks matematika tersebut ataupun menentukan mana yang terbaik dari buku yang dianalisis, melainkan untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh mana setiap penulis buku dan penerbit mengembangkan materi pokok yang ditetapkan oleh kurikulum.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran kesesuaian materi dengan SK dan KD yang ada dalam kurikulum.

2. Untuk mengetahui gambaran kebenaran konsep (keakuratan konsep) pada buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar.

3. Untuk mengetahui gambaran keterbacaan siswa pada buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar.

4. Untuk mengetahui gambaran keterbacaan guru pada buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar.


(19)

5. Untuk mengetahui gambaran kebermanfaatan buku teks matematika kelas V Sekolah Dasar untuk guru di sekolah.

E. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah ; 1. Bagi penulis

Dengan penelitian ini, penulis berharap agar dapat melakukan sebuah penelitian yang berkualitas dan berguna terutama bagi orang banyak, dan sebagai seorang guru penulis juga berharap hasil analisis ini menambah wawasan dan keilmuan penulis sehingga lebih mampu lagi dalam memilih sumber belajar yang sesuai bagi peserta didik terutama ditinjau dari kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku.

2. Bagi guru

Dengan penelitian ini, penulis berharap agar para guru dapat selektif dalam menggunakan buku teks sebagai sumber belajar bagi siswa. Dan dengan diketahui ada tidaknya kesesuaian konsep yang disajikan dengan kurikulum yang berlaku, diharapkan guru semakin aktif dan kreatif dalam mencari berbagai macam sumber belajar yang sesuai agar kurikulum yang diharapkan dapat tercapai sesuai harapan. Sehingga guru pun tidak hanya mengandalkan penggunaan buku teks dari satu sumber saja melainkan berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai konsep yang akan diajarkan pada siswa untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki.


(20)

3. Bagi Siswa

Diharapkan agar siswa memiliki sikap kritis dalam menyikapi segala sesuatu, jika ia menemukan konsep yang tidak jelas, kurang dipahami dan membingungkan dari dalam buku teks yang dibacanya, hendaknya ia segera menanyakan guru atau ahlinya atau dapat pula dengan mencari dan membandingkannya dengan sumber yang lainnya.

4. Bagi penulis buku dan Penerbit

Diharapkan agar penelitian ini berguna bagi para penulis buku dan penerbit agar lebih hati-hati dalam proses pembuatannya, mulai dari penyusunan, editing, cetak dan pemeriksaan sebelum buku teks tersebut beredar luas di pasaran. Dan jika memang terdapat kesalahan, diharapkan agar segera melakukan koreksi dan revisi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terutama yang menyebabkan miskonsepsi bagi para pembacanya.

5. Bagi Institusi

Diharapkan memberi informasi untuk dijadikan bahan pertimbangan pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru, terutama di dalam menentukan buku sumber sebagai acuan bagi proses pembelajaran.

6. Bagi Pemerintah

Dapat membantu pemerintah dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas buku teks yang dipergunakan di Sekolah Dasar.


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode deskriptif.

Metode yang digunakan bersifat analisis deskriptif, artinya penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia. Fenomena yang dimaksud adalah melukiskan dan menganalisis kelayakan buku teks mata pelajaran matematika berdasarkan kebenaran kelayakan isi (kebenaran konsep dan kesesuian dengan kurikulum), keterbacaan, dan kebermanfaatan.

Menurut Sukmadinata (2008), bahwa metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, yaitu kualitatif interaktif dan kualitatif non interaktif. Metode kualitatif interaktif merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan


(22)

alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan fenomena-fenomena bagaimana orang mencari makna daripadanya. Penelitian non interaktif (non interaktif inquiry) disebut juga penelitian analisis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini digunakan metode gabungan antara kualitatif interaktif dan non interaktif. Sesuai dengan namanya penelitian ini menghimpun data secara interaktif atau melalui interaksi dengan sumber data guru dan siswa, dan sumber data non interaktif adalah dokumen-dokumen berupa buku teks pelajaran matematika kelas V sekolah dasar.

B. Lokasi dan Sumber Data 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah 3 Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung, yaitu SDN P Pajagalan 58, SDN Pajajaran, dan SDN Jamika 1. 2. Sumber Data

Informan atau pihak-pihak yang memberikan informasi perlu ditentukan secara akurat dalam penelitian kualitatif dan merupakan langkah penting untuk memperoleh informasi yang valid. Spradley dalam Sugiyono (2006: 49) mengemukakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan sosial situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sampel dalam penelitian


(23)

kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.

Beberapa informan yang dianggap relevan adalah penggunaan buku teks matematika kelas V SD di SDN Kota Bandung, diantaranya adalah informan yang bertanggungjawab terhadap penggunaan buku teks, yaitu guru yang mengajar, dan siswa kelas V yang belajar di Sekolah Dasar Negeri Kota Bandung. Pemilihan guru sebagai informan berdasarkan alasan bahwa guru yang bersangkutan memiliki kualifikasi akademik S1 PGSD konsentrasi Matematika, bahkan ada yang sudah S2 Pendidikan Dasar konsentrasi Matematika.

Selain informan, peneliti menentukan buku teks BSE yang akan dijadikan sumber data dalam studi dokumen. Peneliti memilih buku yang ditulis oleh Sumanto dkk. pada tahun 2008 dengan judul Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI. Alasan pemilihan buku ini sebagai sumber data karena buku ini digunakan oleh guru dan siswa pada sekolah tersebut. Sementara itu, Bab dari buku yang akan dikaji dibatasi hanya pada Bab yang ada di semester berikutnya (yang belum diajarkan) yaitu Bab VIII tentang Pecahan pada halaman 93-126. Bab ini berkaitan dengan Standar Kompetensi berupa “menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” serta Kompetensi Dasar berupa: (1) mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya; (2) menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan; (3) mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan; (4) menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. Alasan pemilihan Bab ini adalah menghindari adanya intervensi dari guru kepada siswa pada saat


(24)

pembelajaran berlangsung sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi data yang didapat dari siswa.

Penentuan sumber data yang berkaitan dengan Kajian Penggunaan Buku Teks Pelajaran Matematika Kelas V Sekolah Dasar, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Daftar Sumber data

No Sumber

Data Alasan

Informasi yang

ingin diperoleh Jumlah 1 Buku BSE 1

Bab Sumber data primer Kelayakan isi (kebenaran konsep dan kesesuaian dengan kurikulum) 1 (satu Bab)

2 Guru Pihak-pihak yang berhubungan langsung sebagai pengguna buku teks

Kelayakan buku teks yang digunakan berkaitan dengan isi, penyajian dan bahasa

3 (tiga orang)

3 Siswa Pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penggunaan buku teks Keterbacaan dan keterpahaman buku teks yang digunakan berkaitan dengan pembelajaran matematika 10 (sepuluh orang)

C. Definisi Operasional

Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa yang akan dianalisis adalah kebenaran kelayakan isi (kebenaran konsep dan kesesuian dengan kurikulum), keterbacaan, dan kebermanfaatan, tentunya dibutuhkan kriteria/indikator dari data yang akan dikumpulkan, maka pengembangannya sebagai berikut:


(25)

1. Kelayakan isi

Pada kelayakan isi peneliti fokus pada kebenaran konsep dan kesesuian dengan kurikulum. Kebenaran konsep didasarkan pada beberapa literature seperti:

a. Kebenaran konsep dapat dilihat dari beberapa indikator seperti: (1) keakuratan notasi, (2) kekoherensian notasi, (3) keakuratan konsep, (4) kekoherensian konsep, (5) kebenaran prinsip, hukum dan sifat, dan (6) keakuratan prosedur dan metode (Depdiknas, 2008)

b. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya (Depdiknas, 2008) c. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi

terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat (Depdiknas, 2008)

d. Ruang lingkup konsep dapat dilihat dalam kompetensi dasar yang meliputi: (1) Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya, (2) Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan, (3) Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, (4) Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala (BNSP, 2006)

Sehingga memunculkan definisi berupa kebenaran konsep dalam penelitian ini adalah sebuah kriteria yang meliputi keakuratan dan


(26)

kekoherensian notasi dan konsep, kebenaran prinsip, hukum dan sifat, dan keakuratan prosedur dan metode. Ruang lingkup konsep ini meliputi konsep, hubungan dan operasi pada pecahan, persen, desimal, perbandingan dan skala.

Sementara itu kesesuaian dengan kurikulum didasarkan pada lietartur sebagai berikut:

a. Kesesuaian materi mencakup komponen keluasan dan kedalaman materi. Keluasan yang dimaksud adalah materi yang disajikan mencakup ruang lingkup yang ada dalam standar isi. Sedangkan kedalaman adalah tingkat kesulitan atau kerumitan disesuaikan dengan tingkat kematangan peserta didik (Depdiknas, 2008)

b. Ruang lingkup konsep dapat dilihat dalam kompetensi dasar yang meliputi: (1) Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya, (2) Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan, (3) Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, (4) Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala (BNSP, 2006)

Sehingga memunculkan definisi berupa Kesesuaian materi dengan kurikulum merupakan keluasan dan kedalaman materi. Keluasan materi merupakan ruang lingkup konsep berupa konsep pecahan, persen, desimal, perbandingan dan skala. Sedangkan kedalaman materi berupa hubungan dan operasi pada konsep-konsep tersebut.


(27)

2. Keterbacaan didasarkan pada beberapa literature seperti:

a. Gilliland (1972) mengemukakan keterbacaan itu berkaitan dengan tiga hal, yakni kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman. Kemudahan membaca berhubungan dengan bentuk tulisan, yakni tata huruf (topografi) seperti besar huruf dan lebar spasi. Kemudahan ini berkaitan dengan kecepatan pengenalan kata, tingkat kesalahan, jumlah fiksasi mata per detik, dan kejelasan tulisan (bentuk dan ukuran tulisan). Kemenarikan berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide pada bacaan, dan keindahan gaya tulisan. Keterpahaman berhubungan dengan karakteristik kata dan kalimat, seperti panjang-pendeknya dan frekuensi penggunaan kata atau kalimat, bangun kalimat, dan susunan paragraf (Kusmana, 2008) b. Ruang lingkup konsep dapat dilihat dalam kompetensi dasar yang

meliputi: (1) Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya, (2) Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan, (3) Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, (4) Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala (BNSP, 2006)

Sehingga memunculkan definisi berupa Keterbacaan dalam penelitian ini adalah sebuah kriteria yang meliputi kemudahan (pengenalan kata, tingkat kesalahan dan kejelasan tulisan, kemenarikan (minat baca dan kepadatan ide), dan keterpahaman (paham kata, kalimat lambang dan


(28)

gambar). Ruang lingkup konsep meliputi konsep, hubungan dan operasi pada pecahan, persen, desimal, perbandingan dan skala.

3. Kebermanfaatan didasarkan pada beberapa literature seperti:

a. Venkatesh dan Davis (2000) membagi dimensi Persepsi Kebermafaatan menjadi berikut: 1) Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu (improves job performance); 2) Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas individu (increases productivity); 3) Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektifitas kinerja individu (enhances effectiveness); 4) Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu (the system is useful) (Irmadhani & Nugroho, 2012).

b. Kebermanfaatan ditemukan juga pada penilaian pemanfaatan modul IPA PPPPTK. Pada penilaian tersebut terdapat 16 kriteria penilaian seperti: menambah wawasan dan pengetahuan dalam aspek substansi IPA; menambah wawasan dan pengetahuan dan aspek pedagogi dan seterusnya (PPPPTK IPA, 2012).

Kebermafaatan dalam penelitian ini adalah kegunaan buku berdasarkan tiga dimensi yaitu penggunaan yang bermanfaat bagi individu; penggunaan yang meningkatkan kinerja individu; dan penggunaan yang meningkatkan kiner produktifitas individu.


(29)

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh, instrument yang digunakan dalam pengumpulan data ini meliputi angket (kuesioner) lembar wawancara, dan hasil observasi. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Suatu hal yang penting dalam penulisan karya ilmiah hasil penelitian adalah data-data dan informasi dari segala objek yang akan diteliti sehingga penulisan tersebut menjadi objektif, rasional dan faktual. Sehubungan dengan hal itu, Meleong (2002: 112) mengemukakan bahwa “ sumber data utama dalam penelitian ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi serta wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data sekunder yang diambil dari studi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan penelitian dan digunakan sebagai penyusunan landasan teoritis dalam rangka pembahasan masalah.


(30)

2. Teknik pengumpulan data primer, yaitu peneliti mengambil data langsung dari sumber data (informan) yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Langkah pengumpulan data di dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Studi kepustakaan atau studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dari buku-buku kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Teknik Dokumentasi, yaitu teknik pengambilan data dari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini, seperti pengambilan nama-nama sampel penelitian dari daftar absensi siswa. Studi dokumentasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi langsung dari tempat penelitian yaitu, buku, foto-foto, video, film dokumenter dan data yang relevan lainnya (Akdon, 2008:131). Melalui data dokumentasi ini dapat diketahui data yang berhubungan dengan kasus yang di evaluasi baik yang berkaitan dengan perorangan, kelompok maupun intansi terkait. Sumber data yang diperlukan melalui teknik dokumentasi ini meliputi, daftar nilai, kepustakaan yang digunakan pada proses belajar mengajar, dan profil sekolah. dalam penelitian ini, studi dokumen yang dilakukan adalah menganalisis buku teks serta hasil kerja siswa terhadap pemahaman soal-soal dalam buku.


(31)

b. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi langsung ke lapangan, yaitu dengan menggunakan instrument berupa angket, lembar wawancara, dan lembar observasi.

1) Angket (kuesioner)

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahui responden. Angket, yaitu alat pengumpulan data dengan menyusun suatu daftar pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun alasan digunakan angket (kuesioner) dalam teknik pengumpulan

data ini, adalah sejalan dengan pendapat para pakar penelitian. Hadi (1989 : 157) mengatakan bahwa subjek adalah yang paling tahu

tentang dirinya, dan yang diketahui oleh subjek adalah benar-benar serta dapat dipercaya, atau persepsi subjek terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya yang menyangkut dirinya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.

Beberapa kelebihan dan kelemahan dari angket adalah : a) Kelebihan kuesioner

(1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

(2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

(3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden


(32)

(4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab

(5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

b) Kelemahan Kuesioner

(1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal diulangi diberikan kembali kepadanya

(2) Sering sekali sukar dicari validitasnya

(3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. (4) Seringkali tidak kembali, angket yang dikirim lewat pos

(5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

Angket atau kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis tergantung kepada sudut pandangnya, antara lain :

(a) Dipandang dari cara menjawab, kuesioner dibedakan menjadi dua, Yaitu :

1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2) Kuesioner tertutup, adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.


(33)

Dalam penelitian ini digunakan kuesioner tertutup untuk aspek keterbacaan oleh siswa dan keterbacaan oleh guru, yang mengacu kepada skala Likert dengan alternative pilihan sering, kadang-kadang dan tidak pernah.

b) Dipandang dari jawaban yang diberikan, kuesioner dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya 2. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain

Dalam penelitian ini digunakan kuesioner langsung, yaitu kuesioner menjawab tentang dirinya. Jawaban yang diharapkan dari kuesioner ini mencakup aspek-aspek berikut : Keterbacaan oleh siswa, keterbacaan oleh guru dan kebermanfaatan.

c) Dipandang dari bentukanya, kuesioner dibedakan menjadi empat, yaitu: 1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah kuesioner yang

sama dengan kuesioner tertutup.

2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membuhkan tanda check (  ) pada kolom yang sesuai.

4) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti

oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.


(34)

Dalam penelitian ini digunakan bentuk kuesioner berupa check list untuk memperoleh informasi tentang kebermanfaatan dari buku teks matematika kelas V sekolah dasar.

2) Lembar Wawancara

Lembar wawancara merupakan serangkaian pertanyaan yang diperlukan untu memperoleh informasi, keterangan atau pendapat dari nara sumber (subjek penelitian) berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Secara garis besar ada tiga macam pedoman (lembar wawancara), yaitu :

a) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden.

b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun terpetinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membutbuhkan tanda v (check)pada nomor yang sesuai.

c) Pedoman wawancara semi terstruktur, yaitu teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan mula-mula pewawancara menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua aspek, dengan keerangan yang lengkap dan mendalam.


(35)

Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara yang semi terstruktur, dan lebih dkhususkan pada aspek kesesuaian materi dengan kurikulum dan kebenaran konsep.

E. Langkah-langkah Penelitian

Adapun prosedur kegiatan yang ditempuh dalam analisis kelayakan buku pelajaran matematika ini meliputi beberapa kegiatan menghimpun, mengidentifikasi, menganalis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi data. Seperti pada bagan berikut ini:

Gambar 3.1

Bagan Langkah Penelitian

Mengumpulkan Data

Mengolahan dan Menganalisis Data

Menginterpretasi Data

1. Penentuan Sumber Data = BSE, Guru, dan Siswa 2. Pembuatan Instrumen:

Pedoman Studi Dokumen, Angket, dan Wawancara 3. Mengumpulkan Data

berdasarkan Instrumen

1. Memilih hal-hal pokok dan fokus pada hal-hal penting 2. Memilah databerdasarkan

kelompok-kelompoknya 3. Menggorganisasi data

menjadi pola dan sistematis

1. Menggambarkan Data:

 Kesesuaian dengan Kurikulum

 Kebenaran Konsep

 Keterbacaan


(36)

F. Pengolahan Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus mengakibatkan variasi data tinggi sekali (data yang diperoleh pada umumnya bersifat kualitatif walaupun tidak menutup kemungkinan diperoleh data kuantitatif.

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Seperti dikemukakan Nasution (dalam Sugiyono, 2006:252) yang menyatakan “analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan memuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Analisis Sebelum di lapangan

Analisis data sebelum ke lapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus


(37)

penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis Data di Lapangan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman. Analisis dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Secara lengkap pendapat Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2006: 246) adalah sebagai berikut: “Pengumpulan data adalah aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Analisis data dalam penelitian ini meliputi aktivitas reduksi data (merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya), penyajian data (dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif), penarikan kesimpulan dan verifikasi (kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang akan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

3. Pengujian Keabsahan Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yag bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Pengumpulan data dengan triangulasi, berarti peneliti mengumpulan data yang sekaligus menguji kredibilitas


(38)

data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Untuk lebih menguatkan hasil penelitian, maka dilakukan pengujian keabsahan data sebagai berikut:

a. Credibility, keterpercayaan bagi data-data yang digunakan (valid)

b. Dependability, Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas data atau temuan yang dapat direflikasi.

c. Confirmability, Objektivitas kepastian data yang diperoleh dapat dilacak

kebenarannya dan sumber informannya jelas.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Seperti dikemukakan Nasution (dalam Sugiyono, 2006:252) yang menyatakan “analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2006: 89)

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam


(39)

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan memuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Menurut pendapat di atas bahwa pengolahan data merupakan puncak pengolahan data, dimana tujuan dari tahap ini adalah menemukan pola, bahkan sistematika dari data yang didapat dari unit analisis. Berikut adalah bagan pada tahap pengolahan data setelah pengumpulan data.

Gambar 3.2. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, seperti digambarkan di atas, dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1) Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data, merupakan langkah awal yang dilakukan penulis sebelum ke lapangan (meliputi studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan observasi Data Data Data Data Data Data Data Data

Indikator/Sub Indikator

Indikator/Sub Indikator

Indikator/Sub Indikator

Kesesuaian dengan Kurikulum

Keterbacaan Keber-manfaatan Kebenaran

Konsep

Indikator/Sub Indikator

Pengumpulan Data

Pengolahan Data


(40)

pendahuluan). Dari kegiatan ini banyak data yang diperoleh sebagai masukan berarti berkaitan dengan aspek-aspek yang diperlukan dalam penelitian ini. 2) Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan kegiatan pengumpulan data yang lebih spesifik sesuai dengan permasalahan yang menjadi focus penelitian, yaitu data yang berkaitan dengan analisis kelayakan isi buku teks matematika kelas V sekolah dasar. Aspek-aspek yang diolah dari hasil pengamatan di lapangan mencakup kesesuaian materi dengan kurikulum, kebenaran konsep, keterbacaan oleh siswa, keterbacaan oleh guru, dan kebermanfaatan dari buku tersebut untuk dijadikan acuan dalam pembelajaran. Teknik pengolahan datanya disesuaikan dengan instrument yang digunakan,yaitu kuesioner (angket) dan wawancara dengan pihak-pihak yang kompeten untuk memberikan keterangan/informasi tentang permasalahan penelitian.

3) Tahap Interpretasi Data

Interpretasi data erupakan langkah lanjut dari pengeolahan data. Data yang sudah diolah dan dapat dibaca (ditafsirkan) selanjutnya diinterpretasi dengan menggunakan pedoman-pedoman tertentu (misalnya table interpretasi). Data yang sudah diinterpretasi kemudian dideskripsikan lebih lanjut agar dapat menjadi sebuah informasi atau output penelitian yang diharapkan mampu menjawab rumusan masalah yang diajukan di dalam penelitian ini. Atau dapat dikatakan bahwa interpretasi data merupakan pembuktian dari rumusan masalah penelitian, setelah peneliti melakukan analisis secara mendalam terhadap buku teks matematika kelas V sekolah dasar, baik secara teoritis


(41)

maupun penelaahan (pengamatan) di lapangan secara langsung. Hasil akhir dari interpretasi data ini merupakan bahan utama untuk pengambilan kesimpulan penelitian.


(42)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelum ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Materi yang disajikan dalam buku ini telah sesuai dengan SK dan KD yang terdapat dalam kurikulum, ditinjau dari keluasan dan kedalaman materinya. Adapun materi yang terdapat dalam buku ini meliputi: pecahan yang membahas tentang definisi, hubungannya dengan desimal dan pesen, serta operasi hitung tunggal dan campuran; desimal yang membahas tentang definisi, hubungannya dengan pecahan dan persen, serta operasi hitung tunggal dan campuran; persen yang membahas tentang definisi, hubungannya dengan pecahan dan desimal, serta operasi tunggal dan campuran; perbandingan yang membahas tentang definisi dan hubungan perbandingan-kuantitas; skala yang membahas tentang definisi dan hubungan skala-kuantitas; serta perbandingan antar pecahan.

2. Notasi, konsep dan pengerjaan pada materi pecahan, desimal, persen, perbandingan dan skala telah memenuhi kebenaran konsep. Dalam kelayakan isi selain kesesuaian materi dengan SK dan KD, dan kebenaran konsep terdapat materi pendukung pembelajaran matematika. Walaupun tidak dianalisis secara mendalam untuk bagian ini, penulis dapat menyimpulkan uraian materi dalam buku ini ditunjang dan didukung oleh


(43)

kemampuan-kemampuan matematika yang sesuai dengan tujuan pendidikan matematika sebagaimana yang terdapat di dalam kurikulum KTSP mata pelajaran matematika (dalam Depdiknas, 2006) yaitu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, memperlihatkan penalaran dan pembuktian matematika, melatih komunikasi matematika dan memanfaatkan penggunaan representasi matematika. Selain itu penyajian materi didukung oleh ilustrasi dan gambar yang menumbuhkan rasa ingin tahu, mendorong untuk mencari informasi yang jauh, memberikan kesempatan bereksplorasi sehingga siswa diberi kesempatan melakukan penyelidikan kemudian menaksir/menebak sehingga siswa dapat memperlihatkan manfaat dan keterkaitan matematika yang diperoleh melalui kegiatan proses belajar mengajar.

3. Keterbacaan oleh siswa dalam hal kemudahan dan kemenarikan dianggap cukup mudah dan menarik, walaupun siswa mengalami kesalahan dalam membaca dan memahami soal serta kesalahan cara mengerjakan akibat dari ketidaktahuan konsep. Sedangkan dalam hal keterpahaman, siswa kurang paham karena mengalami kesalahan memahami soal, membaca soal, mengubah soal menjadi kalimat matematika, serta memahami pertanyaan soal.

4. Keterbacaan oleh guru dalam hal kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman adalah cukup mudah, menarik dan dipahami.


(44)

5. Kebermanfaatan yang dirasakan oleh guru dalam buku ini adalah dapat menambah wawasan individu tentang pembelajaran, serta meningkatkan kinerja dan produktifitas guru.

B. Rekomendasi 1. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini, penulis berharap setelah kembali ke sekolah dapat melakukan sebuah penelitian yang berkualitas dan berguna terutama bagi dunia pendidikan, dan sebagai seorang guru penulis juga berharap hasil analisis ini menambah wawasan dan keilmuan penulis sehingga lebih mampu lagi dalam untuk mengadakan penelitian selanjutnya di sekolah. 2. Bagi Guru

Penyajian materi yang ada dalam buku ini diharapkan dapat menginspirasi guru dalam proses pembelajaran khususnya pada aspek urutan tahap penyajiannya yang mungkin merupakan hal baru bagi guru dan siswa seperti; kegiatan penguatan, pengetahuan matematika, latihan keterampilan bermatematika, dan alternatif pemecahan masalah (problem solving). Walaupun uraian materi dalam buku ini telah memenuhi kesesuaian dengan SK dan KD dalam kurikulum, kebenaran konsep, ditunjang oleh materi pendukung pembelajaran matematika, keterbacaan dan bermanfaat, guru masih harus terus secara intensif memberi bimbingan kepada siswa-siswa demi hasil belajar yang optimal. Untuk keterbacaan siswa pada komponen keterpahaman, diharapkan guru dapat


(45)

menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ketika mengerjakan soal-soal latihan terutama yang berkaitan dengan soal cerita dengan mengadopsi pendapat Newman (Clement, 1980 : 1, dalam Mulia 2008) antara lain adalah reading error, reading comprehesion difficulty, transform error, weakness in proses skill, encoding error dan carreles error.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat memfasilitasi pemilihan buku teks ditinjau dari sisi siswa, guru serta pemanfaatan buku tersebut apakah sebagai pelengkap, pengayaan atau sebagai pegangan dan bahan ajar. 4. Bagi siswa

Siswa diharapkan memiliki sikap kritis dalam menyikapi segala sesuatu, jika ia menemukan konsep yang tidak jelas, kurang dipahami dan membingungkan dari dalam buku teks yang dibacanya, hendaknya ia segera menanyakan guru atau ahlinya atau dapat pula dengan mencari dan membandingkannya dengan sumber yang lainnya. Dari buku teks yang dibacanya siswa bisa terinspirasi untuk berpikir kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran di sekolah menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

5. Bagi Penulis Buku dan Penerbit

Penulis buku diharapkan penulisan fontnya lebih besar untuk simbol-simbol penting dalam operasi matematikanya atau diberi warna yang


(46)

berbeda sehingga siswa mudah memahaminya, selain itu memperbanyak contoh di setiap sub pokok bahasan.

6. Bagi Pemangku Kebijakan,

Pemangku kebijakan diharapkan dapat membantu pendistribusian buku lebih merata ke daerah agar penyebaran informasi kekinian yang berkaitan dengan matematika sekolah dasar dapat menjangkau guru dan siswa di daerah, selain itu sekolah, guru maupun siswa agar dipermudah untuk mendapatkannya.

7. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya terbatas pada pada satu bab dalam satu buku sehingga diharapkan ada penelitian lanjutan dengan fokus yang lebih banyak jumlah bab dan/atau banyak buku, begitu juga kriteria penilaiannya pun diperluas sehingga akan memberikan informasi yang lebih komprehensif.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Arcnawa.(2008). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi dengan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep.[Online].Tersedia:http://one.indoskripsi.com/node/700 9[8 Mei 2009]

Banowati.(2011).http://pps.unnes.ac.id/wpcontent/uploads/2012/10/Pendidikan-Ilmu-Pengetahuan-Sosial-IPS-S2.pdf

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru. Jakarta

BSNP. (2008). Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User

Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly. Vol. 13 No. 5: pp319-339.

Depdiknas. (2004). Pedoman Penulisan Bahan Ajar Berwawasan Gender. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Matematika Kelas 5. Jakarta: Pusat Kurikulum

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Freire, P. (2007). Politik Pendidikan Kebudayaan Kekuasaan dan Pembebasan .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harahap & Negoro. (2010). Ensiklopedia Matematika. Bogor: Ghalia Indonesia. Hudojo, H.(1988). Mengajar Belajar Matematika.Jakarta:Depdikbud.


(48)

Irmadhani & Nugroho. (2012). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Computer Self Efficacy, Terhadap Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Kajian Pendidikan dan Akuntansi Indonesia. 1, (3), 1-20.

Jamaludin. (2009). Rekonstruksi Buku Teks Sekolah. www.mediaindonesia.com [12 Desember 2009].

Kurniadi, H. (2010). Manfaat dan Pengetian Bahan Ajar. [online]. Tersedia: http://www.papantulisku.com/2010/12/manfaat-dan-pengertian-tentang-bahan.html [3 Januari 2013]

Kusmana, S. (2006). Kajian Keterbacaan Buku Teks Pelajaran. Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Kusmana, S. (2008). Keterbacaan Buku Teks Pelajaran/ [0nline]. Tersedia :

http://suherlicentre.blogspot.com/2008/07/keterbacaan-buku-teks-pelajaran.html [22 November 2009]

Lerner, J. W. (1988). Learning Disabilities: Theoris, Diagnosis, and Teaching Strategies, New Jersey: Houghton Mifflin.

Miles & Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta:Universitas Indonesia Press.

Muslich, M. (2008). Hakikat dan Fungsi Buku Teks. [online]. Tersedia: http://masnur-muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html [04 Oktober 2008]

Mulia, (2008). Analisis Kesalahan Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN Karangpakis 02 Tahun Pelajaran 2006/2007. www.muliacom.blogspot.com [ 24 Maret 2008]

Muljono, P. (2007). Kegiatan Penilaian Buku Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Makalah.

Muslich, M. (2008). Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, Pemakaian Buku Teks, dan Penilaian Buku Teks. Jakarta: Bumi Aksara.


(49)

Musser. G.L.(2007). Mathematics For Elementary Teacher. Oregon State University. John Willey&Sons,Inc.

Moleong. (2011). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda Karya. Nasution, S. (1995). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Pakasi, S. (1970). Didaktik Berhitung serta Metodik Chusus untuk Kelas III-IV-V dan VI SD. Jakarta: Bhratara.

Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. PPPPTK IPA. (2012). Instrumen Kajian Modul Suplemen IPA SD/SMP. Bandung:

PPPPTK IPA.

Saepudin, A. (2009). Gemar Belajar Matematika Kelas 5. BSE.Pusbuk.Depdiknas.

Santyasa.I.W. (2009). Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Iinvestigasi Kelompok. [Online]... Shanty, N. O. (2007). Analisis Keterbacaan Bahan Ajar Matematika yang

Menggunakan Pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) pada Pokok Bahasan Bilangan di Kelas II Sekolah Dasar di Jakarta. Skripsi pada Prodi Pendidikan Matematika UNJ. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

Sitepu.(2005). Memilih Buku Pelajaran dalam jurnal pendidikan

Penabur.Tersedia:http://www.bpkpenabur.or.id/files.(27-11-2009)

Sumanto dkk. (2008). Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusbuk Depsiknas.

Sugiyono. (2006). Memahami Penelitian Kualitatif. Alphabeta,Bandung.

Sugiyono. (2008). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Alfabeta, Bandung


(50)

Sulistyorini, H. (2006). Tingkat Keterbacaan Teks dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga di SMA Negeri I Kramat Kabupaten Tegal. Skripsi pada Prodi Pendidikan Kimia UNNES. Semarang Tidak Diterbitkan.

Sundayana, W. (2006). Kajian Keterbacaan Buku Teks Pelajaran Sekolah Dasar Berstandar Nasional. Jakarta: Puskurbuk Kemdiknas.

Supriyadi, D. (2000). Anatomi Buku Sekolah di Indonesia problematik penelitian, Penyebaran dan penggunaan Buku Pelajaran Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber.Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.

Tarigan, H. G. dan Tarigan, D. (1986). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.Bandung: Penerbit Angkasa.

Tarigan, H. G. dan Tarigan, D. (1990). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.Bandung: Penerbit Angkasa.

Tarigan, H.G. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tuchman, W. B. (1989). Quotation. http://thinkexist.com/quotation/books are_the_carriers_of_civilization-without/12856.html. diakses tanggal 12 Januari 2011(09:25).

Wibowo, E. (2005). Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran. [online]. Tersedia: http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia [20-07-2009]

Wijayanti, D. (2009). Analisis Soal Penyelesaian Masalah Pada Buku Elektronik Pelajaran Matematika SMP/MTs. Skripsi Tidak Dipublikasikan. UMS. Surakarta.

Zaman, S. (2011). Buku Teks Pelajaran dan Peranannya. Dalam Internet http://www.situsbahasa.info/2011/10/buku-teks-danperanannya.html.31 Desember 2011.


(1)

menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ketika mengerjakan soal-soal latihan terutama yang berkaitan dengan soal cerita dengan mengadopsi pendapat Newman (Clement, 1980 : 1, dalam Mulia 2008) antara lain adalah reading error, reading comprehesion difficulty,

transform error, weakness in proses skill, encoding error dan carreles error.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat memfasilitasi pemilihan buku teks ditinjau dari sisi siswa, guru serta pemanfaatan buku tersebut apakah sebagai pelengkap, pengayaan atau sebagai pegangan dan bahan ajar. 4. Bagi siswa

Siswa diharapkan memiliki sikap kritis dalam menyikapi segala sesuatu, jika ia menemukan konsep yang tidak jelas, kurang dipahami dan membingungkan dari dalam buku teks yang dibacanya, hendaknya ia segera menanyakan guru atau ahlinya atau dapat pula dengan mencari dan membandingkannya dengan sumber yang lainnya. Dari buku teks yang dibacanya siswa bisa terinspirasi untuk berpikir kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran di sekolah menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

5. Bagi Penulis Buku dan Penerbit

Penulis buku diharapkan penulisan fontnya lebih besar untuk simbol-simbol penting dalam operasi matematikanya atau diberi warna yang


(2)

217

berbeda sehingga siswa mudah memahaminya, selain itu memperbanyak contoh di setiap sub pokok bahasan.

6. Bagi Pemangku Kebijakan,

Pemangku kebijakan diharapkan dapat membantu pendistribusian buku lebih merata ke daerah agar penyebaran informasi kekinian yang berkaitan dengan matematika sekolah dasar dapat menjangkau guru dan siswa di daerah, selain itu sekolah, guru maupun siswa agar dipermudah untuk mendapatkannya.

7. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya terbatas pada pada satu bab dalam satu buku sehingga diharapkan ada penelitian lanjutan dengan fokus yang lebih banyak jumlah bab dan/atau banyak buku, begitu juga kriteria penilaiannya pun diperluas sehingga akan memberikan informasi yang lebih komprehensif.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan

Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Arcnawa.(2008). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi

dengan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep.[Online].Tersedia:http://one.indoskripsi.com/node/700

9[8 Mei 2009]

Banowati.(2011).http://pps.unnes.ac.id/wpcontent/uploads/2012/10/Pendidikan-Ilmu-Pengetahuan-Sosial-IPS-S2.pdf

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru. Jakarta

BSNP. (2008). Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta.

Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User

Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly. Vol. 13 No. 5:

pp319-339.

Depdiknas. (2004). Pedoman Penulisan Bahan Ajar Berwawasan Gender. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Matematika Kelas 5. Jakarta: Pusat Kurikulum

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 11 tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Materi

Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Freire, P. (2007). Politik Pendidikan Kebudayaan Kekuasaan dan Pembebasan

.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harahap & Negoro. (2010). Ensiklopedia Matematika. Bogor: Ghalia Indonesia. Hudojo, H.(1988). Mengajar Belajar Matematika.Jakarta:Depdikbud.


(4)

219

Irmadhani & Nugroho. (2012). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi

Kemudahan Penggunaan dan Computer Self Efficacy, Terhadap Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Kajian Pendidikan dan Akuntansi

Indonesia. 1, (3), 1-20.

Jamaludin. (2009). Rekonstruksi Buku Teks Sekolah. www.mediaindonesia.com [12 Desember 2009].

Kurniadi, H. (2010). Manfaat dan Pengetian Bahan Ajar. [online]. Tersedia: http://www.papantulisku.com/2010/12/manfaat-dan-pengertian-tentang-bahan.html [3 Januari 2013]

Kusmana, S. (2006). Kajian Keterbacaan Buku Teks Pelajaran. Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Kusmana, S. (2008). Keterbacaan Buku Teks Pelajaran/ [0nline]. Tersedia :

http://suherlicentre.blogspot.com/2008/07/keterbacaan-buku-teks-pelajaran.html [22 November 2009]

Lerner, J. W. (1988). Learning Disabilities: Theoris, Diagnosis, and Teaching

Strategies, New Jersey: Houghton Mifflin.

Miles & Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta:Universitas Indonesia Press.

Muslich, M. (2008). Hakikat dan Fungsi Buku Teks. [online]. Tersedia: http://masnur-muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html [04 Oktober 2008]

Mulia, (2008). Analisis Kesalahan Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan

Pada Siswa Kelas V SDN Karangpakis 02 Tahun Pelajaran 2006/2007.

www.muliacom.blogspot.com [ 24 Maret 2008]

Muljono, P. (2007). Kegiatan Penilaian Buku Pelajaran Pendidikan Dasar dan

Menengah. Makalah.

Muslich, M. (2008). Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, Pemakaian Buku Teks, dan

Penilaian Buku Teks. Jakarta: Bumi Aksara.


(5)

Musser. G.L.(2007). Mathematics For Elementary Teacher. Oregon State University. John Willey&Sons,Inc.

Moleong. (2011). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda Karya. Nasution, S. (1995). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Pakasi, S. (1970). Didaktik Berhitung serta Metodik Chusus untuk Kelas III-IV-V

dan VI SD. Jakarta: Bhratara.

Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. PPPPTK IPA. (2012). Instrumen Kajian Modul Suplemen IPA SD/SMP. Bandung:

PPPPTK IPA.

Saepudin, A. (2009). Gemar Belajar Matematika Kelas 5.

BSE.Pusbuk.Depdiknas.

Santyasa.I.W. (2009). Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan

Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Iinvestigasi Kelompok. [Online]...

Shanty, N. O. (2007). Analisis Keterbacaan Bahan Ajar Matematika yang

Menggunakan Pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) pada Pokok Bahasan Bilangan di Kelas II Sekolah Dasar di Jakarta. Skripsi pada Prodi Pendidikan Matematika UNJ. Jakarta: Tidak

Diterbitkan.

Sitepu.(2005). Memilih Buku Pelajaran dalam jurnal pendidikan

Penabur.Tersedia:http://www.bpkpenabur.or.id/files.(27-11-2009)

Sumanto dkk. (2008). Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusbuk Depsiknas.

Sugiyono. (2006). Memahami Penelitian Kualitatif. Alphabeta,Bandung.

Sugiyono. (2008). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Alfabeta, Bandung


(6)

221

Sulistyorini, H. (2006). Tingkat Keterbacaan Teks dan Pengaruhnya Terhadap

Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga di SMA Negeri I Kramat Kabupaten Tegal. Skripsi pada Prodi Pendidikan Kimia

UNNES. Semarang Tidak Diterbitkan.

Sundayana, W. (2006). Kajian Keterbacaan Buku Teks Pelajaran Sekolah Dasar

Berstandar Nasional. Jakarta: Puskurbuk Kemdiknas.

Supriyadi, D. (2000). Anatomi Buku Sekolah di Indonesia problematik

penelitian, Penyebaran dan penggunaan Buku Pelajaran Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber.Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.

Tarigan, H. G. dan Tarigan, D. (1986). Telaah Buku Teks Bahasa

Indonesia.Bandung: Penerbit Angkasa.

Tarigan, H. G. dan Tarigan, D. (1990). Telaah Buku Teks Bahasa

Indonesia.Bandung: Penerbit Angkasa.

Tarigan, H.G. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tuchman, W. B. (1989). Quotation. http://thinkexist.com/quotation/books are_the_carriers_of_civilization-without/12856.html. diakses tanggal 12 Januari 2011(09:25).

Wibowo, E. (2005). Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran. [online]. Tersedia: http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia [20-07-2009]

Wijayanti, D. (2009). Analisis Soal Penyelesaian Masalah Pada Buku Elektronik

Pelajaran Matematika SMP/MTs. Skripsi Tidak Dipublikasikan. UMS.

Surakarta.

Zaman, S. (2011). Buku Teks Pelajaran dan Peranannya. Dalam Internet http://www.situsbahasa.info/2011/10/buku-teks-danperanannya.html.31 Desember 2011.


Dokumen yang terkait

Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud

8 59 116

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA KELAS X.

3 34 25

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VII.

1 5 24

ANALISIS MATERI IPA PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS V SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI STANDAR ISI DAN Analisis Materi IPA Pada Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas V Sekolah Dasar Ditinjau Dari Standar Isi Dan Pendekatan Saintifik.

0 3 16

ANALISIS MATERI IPA PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS V SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI STANDAR ISI DAN Analisis Materi IPA Pada Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas V Sekolah Dasar Ditinjau Dari Standar Isi Dan Pendekatan Saintifik.

0 3 16

ANALISIS MATERI DAN SOAL MATEMATIKA DALAM BUKU TEMATIK KURIKULUM 2013 SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V Analisis Materi dan Soal Matematika dalam Buku Tematik Kurikulum 2013 Siswa Sekolah Dasar Kelas V Berdasarkan Taksonomi TIMSS.

0 6 16

ANALISIS MATERI DAN SOAL MATEMATIKA DALAM BUKU TEMATIK KURIKULUM 2013 SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V Analisis Materi dan Soal Matematika dalam Buku Tematik Kurikulum 2013 Siswa Sekolah Dasar Kelas V Berdasarkan Taksonomi TIMSS.

0 6 17

IDENTIFIKASI PENYAJIAN ASPEK LITERASI SAINS BUKU TEKS PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 4 34

Analisis Kelayakan Isi Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam Kelas Vii Sekolah Menengah Pertama

0 0 15

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS PELAJARAN FISIKA SMA

0 3 73