Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud
PT. TIGA SERANGKAI DENGAN BUKU PAI
KELAS VII KEMENDIKBUD
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Hilman Shodri
NIM 1111011000072
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015
(2)
(3)
(4)
(5)
i
Buku PAI Kelas VII Kemendikbud.
Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran. Oleh karena itu buku teks pelajaran harus berkualitas. Maka kebutuhan terhadap penilaian yang terdapat pada buku teks pelajaran tersebut perlu diperhatikan. Dalam hal ini Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang diserahi tanggung jawab
mengembangkan standar nasional pendidikan perlu menyusun instrumen penilaian buku yang baku dan mampu melakukan pembedaan buku pelajaran yang baik dan yang kurang baik.Buku teks pelajaran tersebut dinilai dari kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan.
Penulis dalam hal ini lebih memfokuskan permasalahannya hanya pada kualitas isi buku teks pelajaran. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat kualitas isi buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dipakai sebagai buku acuan wajib peserta didik. Objek pada penelitian ini adalah buku teks pelajaran PAI yang diterbitkan Erlangga, Tiga Serangkai, dan Kemendikbud. Pembatasan dan perumusan masalahnya terletak pada perbandingan kualitas isi dari buku teks pelajaran yang diterbitkan Erlangga dan Tiga Serangkai dengan buku teks pelajaran yang diterbitkan Kemendikbud. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Karena penelitian ini lebih menfokuskan pada kualitas isi atau materi saja, maka instrumen penilaian kelayakan isi buku teks pelajaran menurut BSNP ada 4 subkomponen, yaitu
Alignment dengan KI dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, Substansi keilmuan dan life skills, Wawasan untuk maju dan berkembang, dan Keberagaman nilai-nilai sosial. Dengan instrument tersebut, maka peneliti mengumpulkan data – data yang baik dari data primer maupun data sekunder, yang nantinya data tersebut di sesuaikan dengan instrument – instrument yang telah ditetapkan.
Disinilah berikutnya yang penulis lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data-data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis, simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh. Sehingga dapat diketahui perbandingan kualitas isi buku teks pelajaran yang diterbitkan Erlangga dan Tiga Serangkai dengan buku teks pelajaran yang diterbitkan oleh Kemendikbud.
Hasil penelitian tersebut adalah, Kualitas buku teks PAI untuk kelas VII SMP terbitan Erlangga masih belum seluruhnya sesuai dan belum mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan Kemendikbud, akan tetapi instrument yang lainnya sudah hampir sesuai. Sedangkan Kualitas buku teks PAI untuk kelas VII SMP terbitan Tiga Serangkai sudah hampir seluruhnya sesuai dan mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan Kemendikbud, akan tetapi instrument yang lainnya masih belum sesuai dengan buku terbitan Kemendikbud.
(6)
published by Kemendikbud.
Textbooks are mandatory reference book for use in schools that contain learning material. Therefore textbooks must be qualified. Hence the need for assessment contained in textbooks that need to be considered. In this case the National Education Standards Agency (BSNP) as the agency entrusted with the responsibility to develop national education standards need to develop a standardized assessment instrument books and textbooks capable of performing distinction of good and less good. Textbooks are assessed on the feasibility of the content, language, presentation, and graphics.
In this case, The writer focuses more on the quality of the content of textbooks. The research aimed to look at the quality of the content of textbooks on Islamic Education were used as a reference book compulsory learners. The object of this research is of Islamic Religion Education textbooks pubished by Erlangga, Tiga Serangkai, and Kemendikbud. Restrictions and formulation of the problem lies in the comparison of the quality of the content of textbooks published by Erlangga, Tiga Serangkai, and Kemendikbud. This research is qualitative descriptive. Because this research is more focused on the quality of the content or materials alone, the instrument feasibility assessment contents of textbooks according to BSNP there are four subcomponents, namely Alignment with KI and KD subjects, child development, community needs, substance science and life skills, insight to advance and growing, and diversity of social values. With these instruments, the researchers collected data - good data from the primary data and secondary data, which the data will be adjusted to the instrument - an instrument that has been set.
The next thing the writer do is reading, studying, researching, selecting and classifying the data that is relevant and supportive subject to further analysis authors, conclude in the discussion intact. So that it can be seen comparing the quality of the content of textbooks published Erlangga and the Tiga Serangkai with textbooks published by Kemendikbud.
Results of these studies are, quality textbooks for class VII SMP PAI Erlangga issue is still not fully fit and not cover the entire KI and KD are set by books published Kemendikbud, but other instruments is almost appropriate. While the quality of text books for class VII SMP PAI published by Tiga Serangkai has been almost entirely appropriate and covers the entire KI and KD are set by books published by Kemendikbud, but other instruments are still not in accordance with books published by Kemendikbud.
(7)
ii
Assalamu’alaikum Warahmatullâhi Wabarakâtuh
Alhamdulillâhirabbil Alamin. Segala puji hanya bagi Allah, yang telah memberikan nikmat sehat, hidup, dan nikmat yang tidak bisa dihitung serta yang begitu mahal nilainya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud. Şalawat bertangkaikan salâm selalu senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, orang yang telah memberikan pencerahan pada hidup kita dengan ilmu pengetahuan sampai saat ini.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menyadari bahwa suksesnya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melainkan tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik batuan moril ataupun materil. Oleh karena itu, sudah menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Orang tua penulis, yaitu: Ayahanda tersayang Asril Said dan Ibunda tercinta Roesdawati Zein yang telah merawat, mendidik putra-putrinya dengan tulus ikhlas, dan mencukupi kebutuhan moril dan materil serta
membimbing, memotivasi dan mendo’akan penulis dalam menempuh
langkah hidup di dunia yang sementara ini. Serta merekalah yang telah memberikan pengorbanan yang tak terhitung nilainya dan tak terbalas bagi penulis. Terima kasih ayah dan ibu ku tercinta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
(8)
iii
kepada kontinuitas eksistensi mahasiswanya.
4. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan perhatian, bimbingan, nasehat, kritik dan saran, serta motivasi yang besar dalam proses penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Fauzan, MA selaku dosen pembimbing akademik yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan konsultasi bagi penulis.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami berbagai materi perkuliahan.
7. Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (PT) dan Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan berbagai referensi yang menunjang dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak Zulfachri Zein selaku dan sebagai paman dan motivator saya, yang selalu menyemangati saya dalam penulisan skrikpsi ini hingga selesai. Selaku keluarga saya dan sepupu serta saudara penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
9. Kakak dan Abang iparku, kakak Dian Nurhidayati dan Abang Iparku
Alan tersayang, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, semoga kita selalu menjadi anak-anak yang bisa membanggakan kedua orang tua kita. Dan untuk kedua keponakanku yang masih imut-imut, Abiyaksa Ahmad dan Balqis, semoga kalian sehat selalu.
10.Abang Aan (Farhan Muttaqien) dan Adikku Ayu (Ayu Rezky
Ramadhani) yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan skripsi ini, dan memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis.
(9)
iv dekat bagi penulis.
12.Sahabat-sahabat TWOPAI angkatan 2011, UKM Flat (Bahasa) yang telah memberikan dukungan agar skripsi ini lancar dan selesai.
13.Teman-teman komunitas Sepeda Sehat UIN Jakarta yang selalu
memotivasi, memberikan dorongan, menyemangati agar selalu optimis dalam penyelesaian skripsi ini.
14.Team H.A.S. Event Organizer (Abu dan Syafiq) dan PT. Sarana Cipta
Unggul (Bang Lucky, Bang Arief, dan Uni Indah), yang selalu mendukung agar skripsi ini cepat selesai dan menyemangati penulis. 15.Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah
berjasa membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala dan rahmat Allah SWT. Dan semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Rabbal ‘Âlamîn.
Jakarta, 15 September 2015
(10)
v LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 9
1. Perbandingan Kelayakan Isi ... 9
2. Pendidikan Agama Islam ... 10
3. Buku Teks Pelajaran Agama Islam (PAI) ... 10
a. Pengertian Buku Pelajaran PAI ... 10
b. Fungsi Buku Teks Pelajaran ... 12
c. Peranan Buku Teks Pelajaran... 13
4. Standar Penilaian Kelayakan Buku Teks PAI ... 14
5. Buku Pelajaran PAI Kelas VII Yang Diterbitkan Oleh Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Buku PAI dari Kemendikbud ... 18
a. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga ... 18
b. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan PT. Tiga Serangkai ... 19
c. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kemendikbud ... 20
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 21
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Waktu Penelitian ... 22
(11)
B. Metode Penelitian ... 22
C. Fokus Penelitian ... 23
D. Prosedur Penelitian Data ... 24
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga ... 29
1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta Didik ... 29
a. Materi yang Disajikan ... 29
b. Contoh-Contoh Yang Disajikan ... 39
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill ... 42
a. Mengandung Kecakapan Akademik ... 42
b. Mengandung Kecakapan Personal ... 43
c. Mengandung Kecakapan Sosial ... 45
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang ... 46
a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu ... 46
b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan ... 48
4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial ... 49
a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh ... 49
b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana ... 50
B. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Tiga Serangkai ... 50
1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta Didik ... 50
a. Materi Yang Disajikan ... 50
b. Contoh-Contoh yang Disajikan ... 62
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill ... 65
a. Mengandung Kecakapan Akademik ... 65
b. Mengandung Kecakapan Personal ... 67
c. Mengandung Kecakapan Sosial ... 68
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang ... 69
(12)
b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan ... 69
4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial ... 70
a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh ... 70
b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana ... 70
C. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENDIKBUD) ... 71
D. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dengan Terbitan Kemendikbud ... 73
E. Tabel Perbandingan Buku Erlangga dengan Terbitan Kemendikbud ... 79
F. Perbandingan Kelayakan isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Tiga Serangkai dengan Terbitan Kemendikbud ... 81
G. Tabel Perbandingan Buku Tiga Serangkai dengan Kemendikbud ... 88
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 91
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan yang benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup.1
Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.2 Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan
1Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 2
2Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 5
(14)
seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh.3
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Bahwasanya pendidikan nasional “berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4
Dalam konteks ini, maka tujuan pendidikan nasional tidak jauh berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama Islam. Muhaimin menjelaskan bahwa bahwa
secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.5
Berdasarkan pengertian dan tujuan diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa pendidikan nasional dan pendidikan agama islam mengemban misi untuk
membangun manusia sempurna (insan kamil). Salah satu cara untuk membangun
bangsa dan jati diri yang utuh, dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki alat pendidikan yang berkualitas salah satunya adalah buku, serta didukung dengan materi-materi pendidikan agama yang berkualitas. Dan ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. Dengan demikian, pendidikan agama islam yang menjadi bagian dari pendidikan nasional harus bermutu dan berkualitas.
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
3Dedy Mulyasana. loc. cit
4Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan , op.cit, h. 8 – 9
5Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h. 78
(15)
pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.6 Hal ini menjelaskan bahwa siswa harus disiapkan dari berbagai bimbingan serta pengajaran agar dapat memahami dan mengamalkan agama islam khususnya dalam pengajaran pendidikan agama islam. Sebelum dibahas pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu perlu diidentifikasi berbagai problematika yang menjadi kendala proses pembelajaran PAI. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan tentang pembelajaran PAI nantinya dapat tepat sasaran. Jika dianalisis secara mendalam eksistensi pembelajaran PAI tampak memiliki background yang sangat sulit. Kendala pembelajan PAI itu terhampar dari tataran ideologis-filosofis hingga ke tataran praktis metodologis.7
Bertolak dari berbagai hasil penelitian tentang problematika PAI di sekolah selama ini, ditemukan salah satu faktornya adalah karena pelaksanaan pendidikan agama cenderung lebih banyak digarap dari sisi-sisi pengajarannya. Guru-guru PAI sering kali hanya diajak membicarakan persoalan proses belajar mengajar, sehingga tenggelam dalam persoalan teknis-mekanis semata. Sementara itu persoalan yang lebih mendasar yaitu yang berhubungan dengan aspek pedagogisnya, kurang-kurang banyak disentuh. Padahal, fungsi utama pendidikan agama di sekolah adalah memberikan landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi beragama yang kuat.8
Persoalan PAI tersebut sangat erat kaitannya dengan kurikulum. Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang sangat erat kaitannya, tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sistem pendidikan yang dijalankan pada zaman modern ini tidak mungkin tanpa melibatkan keikutsertaan kurikulum. Khususnya pada saat ini yang sedang berjalan adalah kurikulum 2013.
6Ibid, h. 75 – 76
7Akhmad Sodiq, “Problematika Pengembangan Pembelajaran PAI”, Jurnal Tahzib Pendidikan Agama Islam, Vol.3, Januari 2009, h. 30
8Rini Niswati, Analisis Perbandingan Kualitas Buku Ajar PAI Untuk Kelas VIII SMP (Studi Komparasi Buku PAI Terbitan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu), Skripsi Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011)
(16)
Bangsa ini, dengan segala kekiniannya, membutuhkan “kendaraan” Kurikulum 2013 untuk menata berbagai aspek melalui sektor pendidikan. Karena begitu pentingnya Kurikulum 2013, maka kurikulum ini sesungguhnya bukan kurikulum program Kementerian, tapi kurikulum yang menjadi program Pemerintah. Kurikulum yang bukan hanya untuk menyiapkan dan membangun secara personal peserta didik dalam tiga aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan, melainkan kurikulum yang disiapkan untuk membangun masyarakat dan membangun peradaban, sehingga menjadi bangsa yang efektif didalam menghindari tiga penyakit sosial; kemiskinan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan peradaban.9
Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih menitikberatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.10
Kurikulum sebagai pedoman untuk pelaksanaan pendidikan butuh adanya sarana berupa buku pelajaran (buku teks). Tanpa buku pelajaran, keterampilan, konsep dan bahan yang diperlukan kurikulum tidak dapat diajarkan. Buku pelajaran merupakan sumber informasi dan sumber bahan belajar yang sangat penting, apalagi di negara-negara miskin. Lebih-lebih lagi, karena baik murid maupun guru tidak mendapatkan akses pada bahan belajar alternatif, buku pelajaran merupakan satu-satunya dasar untuk pengujian dan penilaian.11
Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Buku Teks Pelajaran
9Sukemi, Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media, Kurikulum Sebagai ’Kendaraan’, http://www.kemdiknas.go.id/, tanggal 25 Maret 2015
10Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996), hlm. 38
11Altbach dan Teffera (eds.), Bunga Rampai Penerbitan dan Pembangunan, terj. P. Soemitro, (Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. 134
(17)
adalah sumber Pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti.12
Dari penjelasan diatas penulis meringkas bahwa dalam pembelajaran PAI tersebut kurang-kurang banyak disentuh masalah yang berhubungan dengan aspek pedagogisnya, lebih-lebih yang berhubungan dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran PAI. Dalam hal ini, salah satu alat pendidikan yang berhubungan dengan aspek pedagogis adalah keberadaan buku teks pelajaran. Sehingga keberadaan buku pelajaran merupakan salah satu hal sangat signifikan yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PAI, serta dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Seiring dengan perubahan tuntutan zaman, perkembangan penerbitan buku sekolah secara nasional saat ini semakin maju. Dan memberikan dampak pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan para penerbit swasta, perlu adanya kerja sama antara pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan zaman tersebut. Khususnya kebutuhan terhadap penilaian yang terjadi pada buku teks pelajaran yang berkembang saat ini.
Untuk mengantisipasi kebutuhan penilaian buku teks pelajaran tersebut, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang diserahi tanggung jawab mengembangkan standar nasional pendidikan perlu menyusun instrumen penilaian buku yang baku dan mampu melakukan pembedaan buku pelajaran yang baik dan yang kurang baik.13
Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 2 tahun 2008 tentang buku, pasal 4 yaitu: 1) Buku teks pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebelum digunakan oleh
pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan;
12Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 23
13Pudji Muljono (Staf Profesional BSNP untuk Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran), Buletin BSNP Vol. II/No. 1/Januari 2007, hlm. 14
(18)
2) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. 14
Berdasarkan UU tersebut setiap penerbit (baik pemerintah maupun swasta) dalam menerbitkan buku pelajaran dan disebarluaskan ke sekolah harus dinilai dan disahkan oleh pemerintah (Kemendibud) dalam hal ini dinilai oleh BSNP atau tim yang dibentuk oleh Menteri dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Buku teks pelajaran tersebut dinilai dari kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan.15 Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya salah konsep, penulisan notasi yang keliru, data yang tidak akurat, pesan yang tidak jelas, bahasa yang rancu dan grafika yang kurang baik. Tetapi dalam hal ini, penulis hanya terfokus meneliti dalam segi isi atau materinya saja.
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dijelaskan di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih jauh bagaimana kelayakan isi atau materi buku pelajaran Pendidikan Agama Islam. Yang penulis tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud”.
B. Identifikasi Masalah
Secara lebih operasional, problem PAI dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dari proses belajar-mengajar, guru PAI lebih berkonsentrasi persoalan-pesoalan proses belajar mengajar, sehingga tenggelam dalam persoalan teknis-mekanis semata. Sementara itu persoalan yang lebih mendasar yaitu yang berhubungan dengan aspek pedagogisnya, kurang-kurang banyak disentuh. Khususnya buku yang berhubungan dengan buku teks pelajaran.
2. Guru terfokus dalam penggunaan satu buku saja, tanpa melihat
perbandingan buku Pendidikan Agama Islam dari penerbit lain.
14Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku, Pasal 4 Ayat 1 dan 2
(19)
3. Di dalam buku masih belum memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran yang bersangkutan untuk masing-masing tingkat, serta mendukung tercapainya KI (kompetensi Inti) dan KD (kompetensi dasar) dari mata pelajaran tersebut,
4. Penyajian materi pada buku masih belum konsisten dengan bidang ilmu yang sejenis tingkat pendidikan yang sama,
5. Buku yang diterbitkan belum sesuai dengan perkembangan IPTEK,
6. Penyajian pertanyaan kurang disesuaikan dengan informasi dan contoh (dengan atau tanpa jawaban) yang dirancang untuk membantu proses pembelajaran dan tes siswa.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk dapat memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi fokus penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan kelayakan isi buku Pendidikan Agama Islam
untuk kelas VII terbitan Erlangga dengan buku PAI kelas VII Kemendikbud.
2. Bagaimana perbandingan kelayakan isi buku Pendidikan Agama Islam
untuk kelas VII terbitan PT. Tiga Serangkai dengan buku PAI kelas VII Kemendikbud.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sesuai dengan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang peneliti paparkan, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kelayakan isi buku pelajaran PAI untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dibandingkan dengan terbitan Kemendikbud sendiri yang digunakan sebagai buku
(20)
tambahan bagi guru dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi penerbit swasta untuk meninjau ulang kelayakan buku pelajaran PAI yang telah diterbitkan, khususnya Erlangga dan PT. Tiga Serangkai yang dibandingkan dengan buku terbitan Kemendikbud.
b. Sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan di Fakultas Tarbiyah umumnya dan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya.
(21)
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Perbandingan Kelayakan Isi
Perbandingan berasal dari kata “banding” yang artinya persamaan, tara, imbangan. Sedangkan perbandingan adalah
pertimbangan, perbedaan (selisih) kesamaan.
16Secara istilah kata ini berarti penyelidikan yang berusaha mencari pemecahan melalui analisis.17
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kelayakan berarti perihal layak (patut, pantas).18Sedangkan isi adalah sesuatu yang ada (termuat, terkandung, dan sebagainya) atau apa yang tertulis di dalam (tentang buku, surat, dan sebagainya).19
Jadi, perbandingan kelayakan isi yang dimaksud di sini adalah pertimbangan atau perbedaan tingkat baik buruknya (kelayakan) sesuatu yang terkandung atau tertulis di dalam (tentang buku, surat, dan sebagainya). Sesuatu yang terkandung disini adalah buku
16Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2008), h. 128-129
17Echols dan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 131 18Kamus Bahasa Indonesia , op. cit., h. 891
(22)
pegangan siswa yang merupakan sumber dan media pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud isi buku pelajaran yaitu materi-materi yang berada di dalam buku pelajaran PAI kelas VII yang diterbitkan oleh PT. Tiga Serangkai, terbitan Erlangga dan buku teks pelajaran PAI dari Kemendikbud
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Pendidikan tersebut melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat mengatakan bahwa secara umum Pendidikan Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim.21
3. Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) a. Pengertian Buku Pelajaran PAI
Buku teks berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 adalah “buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetika, potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan”.22
Menurut Mungin Eddy Wibowo bahwa Buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa sebagai sumber dan media pembelajaran (instruksional). Sesuai dengan definisi tersebut, maka buku pelajaran yang digunakan di sekolah sebagai buku pegangan
20Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 4
21Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 28
22Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran, Pasal 1
(23)
siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional dan yang berfungsi mendukung terbentuknya kompetensi lulusan siswa.23
Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan kandungannya.24
Dilihat dari sifat penyajian pesannya, buku cenderung informatif dan lebih menekankan pada sajian materi ajar dengan cangkupan yang luas dan umum.25
Dari uraian buku pelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa buku teks pelajaran PAI adalah buku acuan yang menjadi pegangan bagi siswa atau guru yang memuat materi (pelajaran) yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yang digunakan sebagai sumber atau media pembelajaran (instruksional) yang berkaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk mengembangkan kepribadian dan tujuan pedagogis (kognitif, afektif, dan psikomotorik).
Dari penjelasan tentang buku teks di atas, Dedi Supriadi menjelaskan bahwa buku teks terdiri atas buku teks poko dan buku teks pelengkap. Buku teks pokok disediakan oleh pemerintah atau Depdiknas yang disebut buku paket. Buku paket diedarkan secara cuma-cuma ke sekolah. Sedangkan buku teks pelengkap adalah buku-buku terbitan swasta yang dibeli oleh sekolah atau siswa
berdasarkan pilihan setempat. Pengertian “setempat” disini bisa
23Mungin Eddy Wibowo (Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan-BSNP), Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran (Wacana), http://www.suaramerdeka.com, tanggal 30-Maret-2015 24Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2012, h.98
(24)
sekolah atau daerah.26
Dalam hal ini penulis meneliti buku teks yang dibagi menjadi buku terbitan swasta dan buku dari Kemendikbud, seperti yang telah dijelaskan oleh Dedi Supriadi tersebut. Yang kemudian disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini.
b. Fungsi Buku Teks Pelajaran
Buku teks pelajaran merupakan buku yang berisikan materi atau informasi mengenai bahan pelajaran yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, buku teks pelajaran dapat berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk memahami kurikulum.
Dina Indriana mengatakan bahwa buku teks merupakan salah satu contoh dari media bahan cetak. Media bahan cetak atau buku teks tersebut memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak; pesan dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing; dapat dipelajari kapan saja karena bisa dibawa ke mana pun; terkadang, tampilannya lebih menarik saat dilengkapi dengan gambar dan warna; dan perbaikan atau revisi bisa dilakukan dengan mudah.27
Buku teks pelajaran merupakan alat pengajaran yang merupakan sarana yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. Nasution mengemukakan bahwa, ada beberapa manfaat buku pelajaran , diantaranya adalah :
1) Buku pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum
karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.
26Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia; Problematika Penilaian, Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001), hlm. 1-2
27Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Mengenal, Merancang, dan Mempraktikkanya, (Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI), 2011, h. 63-64
(25)
2) Buku pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran.
3) Buku pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk
mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
4) Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun
berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama.
5) Buku pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun guru berganti.
6) Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai
bahan-bahan standar pengajaran.
7) Buku pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar
yang lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ke tahun.28
c. Peranan Buku Teks Pelajaran
Sebagaimana diakui bersama bahwa salah satu pendukung di dalam proses pendidikan adalah buku pelajaran. Buku pelajaran (buku teks) merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan ilmupengetahuan.
Hartono Kasmadi mengemukakan bahwa buku teks atau buku ajar merupakan sarana pembelajaran yang signifikan untuk hampir semua mata pelajaran dalam kurikulum. Aplikasi buku teks oleh guru memiliki arti luas, terutama pada informasi yang disajikan dalam mata pelajaran tertentu. Buku teks juga memberikan pengaruh dalam pengembangan mata pelajaran. Sayang, banyak penulis kurang menaruh perhatian terhadap buku teks, karena penyiapannya memerlukan kurikulum, kebutuhan guru dan siswa
(26)
dalam pembelajaran, dan harus selalu up to date.29
Tidak diragukan lagi, buku teks yang baik sangat memberikan pendalaman terhadap bahan pelajaran yang disajikan oleh guru.30 Hal ini menunjukkan bahwa buku teks sangat berperan dalam memajukan kualitas pendidikan.
Buku pelajaran (buku teks) merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan. Artinya buku pelajaran yang digunakan di sekolah oleh guru atau siswa harus secara jelas dapat mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan sedemikian sehingga dapat dipahami oleh siswa maupun guru. dengan kata lain, buku pelajaran merupakan suatu media bagi penyajian suatu subyek secara terurut bagi keperluan mengajar dan belajar sehingga bermanfaat untuk pengkonstruksian suatu situasi belajar secara spesifik.31
4. Standar Penilaian Kelayakan Buku Teks PAI
Buku pelajaran memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan nasional. Karena buku tersebut merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Dengan buku teks yang baik, yang isinya mencakup semua KI (kompetensi Inti) dan KD (kompetensi dasar) sesuai tuntutan standar isi, penyajiannya menarik, bahasanya baku, dan ilustrasinya menarik dan tepat, maka diharapkan proses belajar pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa bisa optimal mencapai standar kompetensi lulusan (SKL).
Tujuan penilaian buku teks adalah untuk memastikan bahwa buku-buku teks yang akan digunakan di sekolah-sekolah benar-benar layak pakai atau berkualitas dan memenuhi standar nasional.
29Hartono Kasmadi (Guru besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes), Peran Buku Teks dalam Pembelajaran (Karangan Khas), http://www.suaramerdeka.com, tanggal 30-Maret-2015
30Ibid
31Departemen Pendidikan Nasional, Standar Penilaian Buku Pelajaran, (Jakarta : Pusbuk, 2005), h. 1
(27)
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
pasal 43 ayat (5): “kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks dinilai oleh BNSP dan ditetapkan dengan Paraturan
Menteri”.32
Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa buku pelajaran sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Agar keberadaan buku pelajaran yang digunakan di sekolah dapat efektif untuk menunjang pencapaian kompetensi dan bermakna terhadap prestasi belajar, maka buku-buku pelajaran harus memenuhi standar mutu.33
Berikut ini akan dikemukakan aspek-aspek dan indikator yang dinilai pada buku pelajaran pokok SLTP sebagaimana dituangkan dalam Petunjuk Teknis Penilaian Buku Pelajaran SLTP Proyek Pengembangan Buku dan Minat Baca.
a. Aspek isi,
1) Memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran minimal yang
bersangkutan untuk masing-masing tingkat,
2) Penyajian materi harus konsisten dengan bidang ilmu yang sejenis untuk tingkat pendidikan yang sama,
3) Cakupan mata pelajaran harus relevan dengan lingkup dan urutan materi yang tercantum dalam kurikulum,
4) Benar ditinjau dari segi ilmu pengetahuan yang
bersangkutan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
5) Sesuai dengan perkembangan IPTEK,
6) Pertanyaan harus disesuaikan dengan informasi dan contoh (dengan atau tanpa jawaban) yang dirancang untuk membantu proses pembelajaran dan tes kemajuan siswa, 7) Informasi yang diambil dari sumber lain harus disertai
penjelasan,
32Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 43 Ayat 6
(28)
8) Untuk kelas-kelas akhir, isi buku harus disertai indeks dan daftar yang dianggap perlu,
9) Wajib mencantumkan daftar pustaka.34
b. Aspek penyajian
1) Ancangan yang dipakai dalam buku harus menunjukkan
ancangan yang disarankan kurikulum,
2) Lingkup dan urutan harus dirancang secara logis, mulai dari sisi yang lazim bagi siswa, baru kemudian diikuti oleh subjek yang baru, kompleks dan abstrak,
3) Saling memperkuat dengan bahan kajian yang terkait, 4) Menarik minat dan perhatian siswa,
5) Menantang dan merangsang peserta didik untuk terus
mempelajari bahan kajian pelajaran yang bersangkutan,
6) Penyampaian termasuk penataan bahan pelajaran dan
sistematika penulisan mengacu pada berbagai aspek kemampuan dan tingkat perkembangan siswa,
7) Dalam buku harus terdapat hierarki penyajian yang jelas dan konsisten (misalnya: bab, subbab dan judul).35
c. Aspek Bahasa
1) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
2) Bahasa yang digunakan dalam buku harus relevan dengan pemakai, mudah dipahami, sesuai dengan kemampuan bahasa mereka dalam hal: kosakata (istilah, pilihan kata, dan ejaan), struktur kalimat dan pengaturan alinea,
3) Menggunakan bahasa Indonesia yang mampu
meningkatkan kematangan dan perkembangan siswa,
4) Berkenaan dengan pengalihan huruf, buku harus
menggunakan transliterasi yang dibakukan.36
34Dedi Supriadi, Loc.cit, hlm. 218 35Ibid., h..219
36Ibid,
(29)
d. Aspek Keamanan
1) Sesuai dan tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan ketetapan MPR,
2) Sesuai/tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah, 3) Tidak bertentangan dengan hukum, peraturan, dan etika
yang berlaku,
4) Tidak menimbulkan pertentangan antaraagama, suku, serta tradisi budaya setempat.37
e. Aspek Grafika
1) Ilustrasi (dan caption-nya) harus mendukung isi teks, jelas dan mudah dimengerti,
2) Pemakaian warna harus sesuai dengan kebutuhan (efisien dan ekonomis),
3) Hubungan khusus antara teks dengan ilustrasi harus
konsisten,
4) Ukuran huruf dan ukuran set harus sesuai dengan usia dan pengalaman pembaca (11-12pts),
5) Panjang larik yang sesuai adalah 26-50 ems (tergantung pada ukuran set huruf),
6) Jarak larik yang sesuai adalah 1- 1,5 (misalnya 20/24 pts sampai 20/30 pts),
7) Ukuran buku yang sesuai tergantumg pada ukuran pres, misalnya A4, A5, B5, atau crown quarto.38
Dari penjelasan standar penilaian buku teks di atas, maka dalam penilaian terhadap buku teks yang dikemukakan oleh Dedi Supriadi tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan oleh Pudji Muljono pada Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah yang dilakukan oleh BSNP. Bahwasanya kelayakan isi dari sebuah buku teks salah satu
37Ibid., 38Ibid., h. 220
(30)
subkomponen atau indikatornya, adalah:
1) Alignment dengan SK dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat,
2) Substansi keilmuan dan life skills,
3) Wawasan untuk maju dan berkembang,
4) Keberagaman nilai-nilai sosial.39
Dari penjelasan di atas, penulis lebih mendasarkan pada pendapat Dedi Supriadi. Karena menurut Dedi Supriadi, bahwa buku teks pelajaran dikategorikan menjadi dua, yaitu buku pelajaran pokok dan buku pelajaran pelengkap. Buku pelajaran yang penulis teliti termasuk dalam kategori kedua buku tersebut, yaitu buku pelajaran pokok adalah buku pelajaran PAI dari Kemendikbud dengan buku pelajaran pelengkap adalah buku pelajaran PAI terbitan PT. Tiga Serangkai dan terbitan Erlangga.
Dalam membandingkan antara buku teks pelajaran PAI dari Kemendikbud dengan buku PAI terbitan PT. Tiga Serangkai dan terbitan Erlangga, penulis lebih menfokuskan pada kelayakan isi atau materi saja. Sedangkan aspek bahasa, grafika dan keamanan nasional memerlukan penelitian lebih lanjut.
5. Buku Pelajaran PAI Kelas VII Yang Diterbitkan Oleh Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Buku PAI dari Kemendikbud
Buku yang menjadi penelitian penulis adalah buku ajar PAI kelas VIISMP yang diterbitkan oleh Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan buku
PAI dari Kemendikbud, sedangkan mengenai uraian tentang buku ajar
tersebut akan dibahas di bawah ini:
a. Buku Teks PAI untuk Kelas VII terbitan Erlangga
Buku Ajar PAI kelas VIII SMP terbitan Erlangga adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga ditulis oleh Chaeroni, M. Ag., Muh. Syafrudin,
(31)
S.Ag,. dan Drs. M. Sholeh dengan editor Drs. H. Faisol dan Sani Nurlatifah, buku tersebut diterbitkan pada 2013 dengan tebal 240 halaman, yang terdiri dari 13 Bab (Asmaul Husna, Iman Kepada Malaikat, Kewajiban Menuntut Ilmu, Berempati Terhadap Sesama, Sikap Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf, Menjaga Sikap Jujur dan Amanah, Menjaga Sikap Istiqomah, Taharah, Shalat Wajib
Berjamaa’ah, Shalat Jum’at, Shalat Jama’ dan Qashar, Perjuangan
Nabi Muhammad SAW.dan Khulafaurrasyidin). Terdiri dari Kata pengantar, Daftar isi, Pedoman Transliterasi Arab-Latin. Penerbit Erlangga beralamatkan di Jl. H. Baping Raya No. 100 Ciracas, Jakarta 13740.40
b. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan PT. Tiga Serangkai
Buku Ajar PAI kelas VII SMP terbitan PT. Tiga Serangkai adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VII yang diterbitkan oleh PT. Tiga Serangkai ditulis oleh Minanul Aziz dengan editor ahli Latif, buku ini diterbitkan pada 2014 dengan tebal 198 halaman, yang terdiri dari 12 Bab (Mengkaji Surah al-Mujadilah Ayat 11 dan Surah ar-Rahman Ayat 33 serta Hadits terkait, Beriman kepada Allah SWT. Berakhlak
terpuji 1, Bersuci dari Hadats, Salat Berjama’ah, Sejarah
Perjuangan Nabi Muhammad Saw. Periode Mekah dan Madinah, Mengkaji Surah an-Nisa ayat 146, Surah al-Baqarah Ayat 153, Surah Ali Imran Ayat 134, dan Hadits Terkait, Beriman kepada Malaikat Allah Swt. berakhlak terpuji 2, Shalat Jum’at, Salat Jamak dan Salat Qasar, dan Sikap Terpuji Khulafaur Rasyidin). Yang terdiri dari Kata Pengantar, Pedoman Transliterasi Arab – Latin, Petunjuk Penggunaan Buku, Analisis Program Pengajaran
40Chaeroni, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2013)
(32)
dan Daftar Isi. PT. Tiga Serangkai berlokasi di Jl. Dr. Supomo 23 Solo Telp. (0271) 714344, Fax. (0271) 713607.41
c. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Buku Ajar PAI kelas VII SMP terbitan Kemendikbud adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VII yang diterbitkan oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yang terdiri dari Kontributor Naskah oleh Mustahdi dan Sumiyati, penelaah oleh Yusuf A. Hasan dan Ismail HM, dan penyelia penerbitan adalah Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta. Buku ini diterbitkan pada 2013 dengan tebal 168 halaman, yang terdiri dari 13 Bab (Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah, Lebih Dekat dengan Allah Swt. yang Sangat Indah Nama-Nya, Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah, dan Istiqomah, Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman, Indahnya Kebersaman dengan Berjamaah, Selamat Datang Nabi Kekasihku, Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf, Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-malaikat Allah Swt., Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah, Memupuk Rasa Persatuan pada Hari yang Kita Tunggu, Islam Memberikan Kemudahan melalui salat Jamak dan Qasar, Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan, dan Al-Khulafau Ar-Rasyidin Penerus Perjuangan Nabi saw). Yang terdiri dari Kata Pengantar, Daftar Isi, Indeks, Glosarium, Daftar Pustaka, dan Ikhtisar.
Diterbitkan langsung dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.42
41Minanul Aziz, Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas VII SMP, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014)
42Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
(33)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk lebih memperjelas mengenai permasalahan, peneliti akan menguraikan beberapa kepustakaan yang relevan mengenai pembahasan akan dibicarakan dalam skripsi antara lain:
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Amrih Prayoga yang berjudul
“Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA” yang lebih menfokuskan pada teks pelajaran fisika tersebut untuk dianalisis kelayakan isinya, yang meliputi; kesesuaian isi dengan SK dan KD, substansi keilmuan, wawasan untuk maju dan berkembang.
Penelitian yang dilakukan oleh Rini Niswati yang berjudul “Analisis Perbandingan Kualitas Buku Ajar PAI Untuk Kelas VIII SMP (Studi Komparasi Buku PAI Terbitan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu)”. Yang lebih menfokuskan pada permasalahan kualitas isi buku yang diterbitkan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu.
Penelitian yang dilakukan oleh Silvi Nurjanah yang berjudul “Analisis Kualitas Buku Teks Kimia MA Kelas IX Di Kota Jakarta Barat ditinjau dari segi Kesesuaian Isi Dengan Kurikulum”, yang lebih menfokuskan permasalahannya pada kesesuaian buku teks kimia MA kelas XI ditinjau dari segi kesesuaian isi dengan kurikulum berdasarkan aspek materi/isi dan aspek kelayakan penyajian. Penelitian tersebut dilakukan di seluruh sekolah MA Negeri di kota Jakarta Barat.
(34)
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai Dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud” dilaksanakan beberapa bulan, dengan pengaturan waktu, yaitu dari bulan Maret 2015 sampai bulan Juli 2015 digunakan untuk melakukan pengumpulan data mengenai sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari buku yang diteliti, yaitu buku terbitan Erlangga, Tiga Serangkai, dan terbitan Kemendikbud. Serta tambahan sumber dari teks book yang ada di perpustakaan, dan sumber lain yang mendukung penelitian, terutama yang berkaitan dengan judul tersebut. Kemudian penyusunan data dalam bentuk hasil penelitian (laporan) dari sumber-sumber yang telah ditentukan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparasi dan kualitatif yang bersifat deskriptif. Maksudnya di antara metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah metode deskriptif. Maksud dari tujuan deskriptif tersebut menurut Bugin (2007: 68) adalah, “yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi
(35)
objek penilaian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi,
situasi, ataupun fenomena tertentu.”43
Penelitian ini berusaha untuk melaporkan keadaan objek yang diteliti sesuai dengan apa adanya dari dokumen yang ada, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan dokumen tersebut dari kelayakan isi buku teks pelajaran PAI terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI kelas VII Kemendikbud.
Dalam penelitian deskriptif ini juga mengguanakan metode dokumentasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku teks pelajaran PAI tersebut. Maksud dokumentasi tersebut dalam artian yang luas adalah suatu produk karya dari kegiatan-kegiatan pengumpulan, pencatatan/perekaman tentang suatu/beberapa peristiwa dan objek-objek yang bertalian dengannya. Sedangkan dalam artian khas dokumentasi merupakan sekumpulan catatan dan rekaman tentang peristiwa-peristiwa yang telah dan sedang terjadi.44
Penelitian ini juga memuat atau memanfaatkan sumber dari pustaka. Oleh karena itu, penulis juga menambahkan penelitian kepustakaan
(library research) yakni penelitian yang memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya, riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.45
C. Fokus Penelitian
Peneliti lebih menfokuskan pada kelayakan isi atau materi saja. Maka untuk melihat pada kelayakan isi atau materi tersebut, perlu dilihat instrumen-instrumen penilaian kelayakan isi buku teks pelajaran. Karena
43Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014), h.62
44Soejono Trimo, Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1987), h.4 45Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.1-2
(36)
dalam hal ini, penulis hanya terfokus meneliti dalam segi isi atau materinya saja. Penelitian ini tidak melibatkan bahasa, sajian dan kegrafikaan yang digunakan pada buku teks tersebut.
Adapun instrumen penilaian kelayakan isi buku teks pelajaran menurut BSNP ada 4 sub komponen. Yang mana sub komponen tersebut berasal komponen kelayakan isi.
Komponen kelayakan isi ini diuraikan menjadi beberapa
subkomponen atau indikator berikut :
1. Alignment dengan SK dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat
2. Substansi keilmuan dan life skills 3. Wawasan untuk maju dan berkembang 4. Keberagaman nilai-nilai sosial46
Sub komponen tersebut apabila diringkas sesuai dengan buku yang berlaku saat ini. Maka penulis mengganti SK dan KD tersebut menjadi KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) dengan tidak merubah sedikitpun konteks pada maknanya. Penilaian kelayakan isi BSNP tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat Dedi Supriadi tentang penialaian kelayakan isi buku teks.
D. Prosedur Penelitian Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan metode dokumentasi dan kepustakaan. Pelulis melakukan pengumpulan dan pengolahan data adalah:
1. Teknik Pengumpulan Data
Pemilihan metode penelitian akan menentukan teknik dan alat
pengumpulan data yang digunakan.47 Oleh karena itu penulis
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data
46Pudji Muljono, op. cit., h. 21
(37)
dari sumber-sumber data yang ada, baik dari data primer maupun data sekunder. Untuk memperoleh data dalam pengumpulan data tersebut, maka penulis menggunakan metode dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan buku PAI yang diterbitkan Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Kemendikbud.
Sedangkan, dalam memperoleh data tersebut untuk penelitian, penulis menggunakan dua sumber, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama.48 Penulis menyebut data primer ini juga sebagai data asli, yang di antaranya adalah:
a. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP terbitan Erlangga.
b. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP terbitan PT. Tiga Serangkai
c. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP terbitan Kemendikbud
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.49 Dalam hal ini penulis juga menyebutnya sebagai data kedua atau ketiga. Di antaranya adalah:
a. Buletin BSNP tentang penilaian terhadap buku teks pelajaran agama,
b. Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia: Problematika Penilaian, Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan, dan Buku Sumber (Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 2001),
48Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.45
49Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.21-22
(38)
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran,
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2008 tentang Buku, dan
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. Teknik Pengelolahan data
Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data-data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis, simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh. Selanjutnya pengolahan data yang berasal dari empat subkomponen kelayakan isi dirinci lagi sesuai dengan subkomponen masing-masing, rinciannya sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan peserta didik, dirinci sebagai berikut:
1) Materi yang disajikan sesuai dan mencakup semua materi yang terkandung dalam Kompetensi Dasar (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP,
2) Memuat contoh-contoh praktis yang sesuai dengan praktik kehidupan yang konkret dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
b. Substansi keilmuwan dan life skill, dirinci sebagai berikut:
1) Mengandung kecakapan akademik,
2) Mengandung kecakapan personal,
3) Mengandung kecakapan sosial.
c. Wawasan untuk maju dan berkembang, dirinci sebagai berikut:
(39)
2) Menggunakan fitur, contoh terkini/actual, dan rujukan.50 d. Keberagaman nilai-nilai sosial, dirinci sebagai berikut:
1) Keberagaman dalam pemilihan contoh
2) Keberagaman dalam pemilihan wacana
Selanjutnya akan dilakukan pengolahan data yang berasal dari empat sub komponen yang telah dirinci tersebut. Yang disesuaikan dengan buku yang telah dipilih oleh peneliti, yaitu buku PAI kelas VII terbitan Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Kemendikbud. Data ini menjadi dasar untuk analisis penyimpulan. Data tersebut meliputi semua hal yang ditemukan selama penelitian. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara deskriptif sedangkan untuk mengetahui status kelayakan buku penulis menggunakan metode kualitatif sehingga penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan gambaran sebagai berikut:
Gambar 3.1. Skema Analisis Data
50Amrih Prayoga, Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA, Skripsi Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011
Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Penilaian Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran
1) Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan
peserta didik,
2) Substansi keilmuwan dan life skill,
3) Wawasan untuk maju dan berkembang, dan
4) Keberagaman nilai-nilai sosial
(40)
Selanjutnya pengolahan data yang berasal dari empat subkomponen kelayakan isi tersebut dirinci lagi sesuai dengan penjelasan di atas dan kemudian peneliti membandingkan ketiga buku tersebut sesuai dengan standar yang telah dijelaskan di atas. Hal itu dilakukan setelah penulis memperoleh data-data yang berkenaan dengan penelitian.
(41)
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga
1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta
Didik:
a. Materi yang Disajikan
Materi yang terdapat pada buku terbitan Erlangga ini dibagi menjadi 13 bab, yang setiap bab tersebut memiliki Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) masing-masing.
Bab I adalah berkenaan dengan pembahasan Asmaul Husna. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu:
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya,
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
(42)
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD - 1.2, 1.2 dan 1.3, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Beriman kepada Allah SWT,
2) Memahami makna Asmaul Husna (Al-’Alim, al-Khabir,
as-Sami’, dan al-Bashir),
3) Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang
yang meneladani Asmaul Husna (Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir).
Bab II adalah berkenaan dengan Iman Kepada Malaikat. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1 dan KI-3, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata) (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD - 1.3 dan 3.2, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Beriman kepada Allah SWT,
2) Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan
dalil naqli.
Bab III adalah berkenaan dengan Kewajiban Menuntut Ilmu. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
(43)
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. (KI-3)
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.7, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memiliki perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-’Alim, al
-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir) dan QS. Al-Mujadilah (58): 11 dan QS. Ar-Rahman (55):33 serta hadis terkait.
Bab IV adalah berkenaan dengan Berempati Terhadap Sesama. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.4, 2.2, dan 4.4, yang harus dikuasai siswa adalah:
(44)
1) Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan QS. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait.
2) Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari QS. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait 3) Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai
kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait.
Bab V adalah berkenaan dengan Sikap Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.2 dan 3.4, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memiliki perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman QS. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan QS. Ali Imran (3): 134, dan hadis terkait tentang ikhlas, sabar dan pemaaf.
2) Memahami kandungan QS. An-Nisa (4) : 146, QS.
Al-Baqarah (2): 153, dan QS. Ali Imran (3): 134 serta hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf
Bab VI adalah berkenaan dengan Menjaga Sikap Jujur dan Amanah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu :
(45)
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.6, 2.1 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memahami makna amanah sesuai kandungan QS.
Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait,
2) Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Baqarah (2): 42 dan hadis terkait,
3) Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S.
Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait.
Bab VII adalah berkenaan dengan Menjaga Sikap Istiqomah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(46)
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.6, 2.1 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memahami istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait
2) Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait,
3) Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan
QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait.
Bab VIII adalah berkenaan dengan Taharah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.4, 3.5 dan 4.3, yang harus dikuasai siswa adalah:
(47)
1) Melaksanakan bersuci dari hadas besar dalam kehidupan sehari-hari
2) Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar besar, 3) Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar dalam
kehidupan sehari-hari.
Bab IX adalah berkenaan dengan Salat Wajib Berjamaah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.5, 3.6 dan 4.5, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Melaksanakan shalat wajib berjamaah sebagai
implementasi dari pemahaman rukun Islam,
2) Memahami ketentuan shalat berjamaah,
3) Mempraktikkan shalat berjamaah.
Bab X adalah berkenaan dengan Salat Jumat. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
(48)
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.6, 3.7 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Melaksanakan shalat Jumat sebagai implementasi dari
pemahaman QS. Al-Jumu‘ah (62): 9,
2) Memahami ketentuan shalat Jumat,
3) Mempraktikkan shalat Jumat.
Bab XI adalah berkenaan dengan Salat Jamak dan Qasar. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
(49)
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.8, 4.4 dan 1.7, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memahami ketentuan shalat Jamak dan Qasar,
2) Mempraktikkan shalat jamak dan qasar,
3) Melaksanakan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah.
Bab XII adalah berkenaan dengan Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.8, 3.12 dan 3.13, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memiliki perilaku meneladani perjuangan Nabi
Muhammad SAW. periode Mekah dan Madinah,
2) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad
SAW. periode Mekah dan Madinah,
3) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad
SAW. periode Madinah.
Bab XIII adalah berkenaan dengan Khulafarurasyidin. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu :
(50)
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.10, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Mengetahui karakter khalifah dari khulafaur
rasyidin.51
Beberapa materi yang disajikan pada buku terbitan Erlangga ini membahas sesuai dengan mazhab yang dimiliki
oleh ulama Syafi’iah. Hal tersebut telihat pada bab IX yang membahas tentang salat wajib berjamaah yaitu jumlah rukun dalam shalat.
Pada buku Erlangga terdapat 13 rukun dalam shalat. Hal serupa juga sesuai dengan mazhab Syafi’iyah, bahwa mereka menyebutkan jumlah fardhu shalat sebanyak tiga belas. Lima fardhu bersifat qauliyah (bacaan) dan delapan fardhu bersifat
fi’liyah (gerakan).52
Mazhab Syafi’I juga telihat pada bab VIII yang membahas
tentang taharah yang berkenaan dengan whudu’. Pembahasan
ini terdapat pada rukun whudu’ yang berjumlah 6 rukun.
Dalam buku fiqih kehidupan Menurut As-Syafi’iyah rukun wudhu itu ada 6 perkara. Mazhab ini menambahi keempat hal
51Chaeroni, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2013)
52Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqih Empat Mazhab bagian Ibadat (Shalat 1),(Darul Ulum Press, 1996), hal.63
(51)
dalam ayat Al-Quran dengan niat dan tertib yaitu kewajiban untuk melakukannya pembasuhan dan usapan dengan urut tidak boleh terbolak balik.53 Pada rukun whudu’ tersebut terdapat salah satu rukun whudu yang berkenaan dengan mengusap sebagian kepala, hal serupa juga terdapat pada
ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa yang difardhukan ialah sebagian saja.54 Dalam buku perbandingan mazhab dalam hukum islam karangan Djaelan Husnan menjelaskan bahwa
menurut Syafi’i hanya mengusap sebagian kepala.55
Hal tentang wudhu’ yang berkaitan dengan mazhab imam Syafi’i juga terdapat pada pembahasan hal-hal yang
membatalkan wudhu’ yaitu menyentuh lawan jenis. Menurut
imam Syafi’i bahwa menyentuh lawan jenis tersebut membatalkan wudhu’56. Hal ini juga terdapat pada buku terbitan Erlangga.
b. Contoh-Contoh yang Disajikan
Contoh-contoh yang terdapat pada Bab I adalah berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan bukti ketaatan kita kepada Allah SWT. hal itu terlihat pada salah satu contohnya yaitu ketika kita mau belajar, maka kita berniat untuk ibadah kepada Allah SWT. sehingga dengan hal itu kita akan berdo’a kepada-Nya sebelum memulai belajar. Begitu juga seterusnya, contoh tersebut disesuaikan dengan judul yang berkaitan dengan iman kepada Allah SWT.
Contoh yang ada pada Bab II juga berkenaan dengan bukti iman kepada malaikat, hal ini terlihat pada contoh yang tertera
53Fiqih kehidupan.pdf, Jilid 2, Bab Rukun Wudu,www.fiqihkehidupan.com, 4/2/2015
54Syaikh Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali As-Sayis, Perbandingan Mazhab Dalam Fiqih Masalah Fiqih,(Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal.19
55Djaelan Husnan, Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam, (Jakarta: Yayasan Wakaf Baitussalam Billy Moon, 2013), hal. 38
(52)
pada gambar seseroang yang berbuat kebajikan dan beberapa
jama’ah yang sedang menyolatkan jenazah, contoh ini
memberikan pelajaran kepada kita bahwa hidup ini terlalu singkat kalau selama hidupnya tidak dipergunakan untuk berbuat kebajikan, serta bukti iman kita kepada malaikat penyabut nyawa, yaitu malaikat Izrail. Hal ini juga ditambah dengan beberapa contoh yang lainnya sesuai dengan judul pada Bab II ini yaitu beriman kepada malaikat.
Pada Bab III, terdapat contoh-contoh perilaku yang berkenaan dengan kewajiban menuntut ilmu, yaitu dengan cara rajin membaca, bertanya kepada orang yang lebih tahu, rajin berlatih, berani berpikir kreatif, dan salah satu kunci menguasai ilmu pengetahuan adalah dicatat atau ditulis. Hal ini merupakan contoh perilaku yang mencerminkan tentang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Contoh lainnya juga bisa dilihat dalam ilustrasi gambar yang terdapat pada Bab III ini.
Contoh yang terdapat pada Bab IV ini sesuai dengan judulnya yaitu berempati terhadap sesama. Salah satunya contoh seseorang bapak yang menolong seorang nenek yang sedang mengais sisa-sisa daging dan tulang yang tidak jauh dari tempat pemotongan hewan dengan alasan bahwa nenek ini miskin, kemudian bapak tersebut membelikan nenek itu 2 kg daging. Contoh ini membuktikan bahwa adanya rasa empati kita terhadap sesama, yang sesuai dengan judul pada Bab IV.
Contoh yang terdapat pada Bab V juga berkenaan dengan judul yang diberikan pada buku ini, yaitu berkenaan dengan sikap ikhlas, sabar, dan pemaaf. Hal itu terlihat pada pembahasan tentang pengertian ikhlas, sabar, dan pemaaf yang kemudian contoh perilaku tersebut ditambahkan dengan perbuatannya dan apa manfaat dari perbuatannya tersebut. Contoh pada bab ini juga ditambahkan pada contoh yang
(53)
tertera pada fitur uswatun hasanah tentang keikhlasan Salman Al-Farisi.
Pada Bab VI terdapat beberapa contoh yang berkenaan dengan judul bab ini yaitu menjaga sikap jujur dan amanah. Hal itu terlihat pada contoh hidup jujur (jujur dalam jual beli), contoh sikap amanah (amanah ketika dititipkan suatu barang), serta ditambah dengan fitur uswatun hasanah tentang gelar Al-Amin pada diri Rasulullah SAW.
Contoh yang terdapat pada Bab VII ini juga sesuai dengan judulnya, yaitu menjaga sikap istiqomah. Salah satu contohnya adalah Istiqomah yang terbaik ada pada Rasulullah SAW. terdapat pada fitur uswatun hasanah. Begitu juga ditambah dengan contoh-contoh lainnya yang sesuai dengan judulnya.
Contoh yang berkenaan dengan Taharah pada Bab VIII ini diberikan dengan menampilkan contoh-contoh praktis berupa gambar-gambar. Hal itu bisa dilihat pada gambar tentang praktik tayammum.
Pada Bab IX ini yang berkenaan dengan salat wajib berjamaah, diberikan penjelasan semua hal yang berkenaan dengan shalat berikut praktik-praktik shalatnya. Contoh yang lain juga ditambah dengan adanya gambar tentang praktik sholat. Yang selalu kita lakukan setiap harinya. Begitu juga
dengan shalat berjama’ahnya, juga diberikan contoh konkrit
berupa gambar, penjelasan pengaturan saf, serta hal-hal yang berkaitan dengan makmum yang masbuk (terlihat pada gambar).
Pada Bab X ini, yang berkenaan dengan shalat jum’at
diberikan contoh berupa ketentuan melaksanakan shalat jum’at.
Hal itu terlihat pada pembahasan tentang praktik salat jum’at. Hal lainnya juga dijelaskan beberapa halangan-halangan dalam
(54)
Contoh yang pada Bab XI ini sesuai dengan judulnya, yaitu salat jamak dan qasar. Hal itu terlihat pada penjelasan salat jamak dan qasar beserta syarat-syarat apa saja yang menyebabkan seseorang boleh melakukan shalat jamak dan qasar. Kemudian contoh tersebut diperjelas dengan adanya praktik salat jamak, qasar, dan jamak qasar.
Pada Bab XII dan XIII, ini berkenaan dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW. dan khulafaur rasyidin. Beberapa contoh yang masih terlihat adalah perjuangan mereka dalam menegakkan agama islam ini. Hal itu terlihat pada penjelasan kisah-kisah serta sejarah-sejarahnya. Contoh yang bisa diambil dari bab ini adalah keteladanan Nabi Muhammad SAW. dan keteladanan khulafaurrasyidin yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill :
a. Mengandung Kecakapan Akademik
Pada buku ini, setiap babnya dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan, soal-soal, dan hal-hal yang selalu melibatkan siswa untuk selalu berpikir dan mencari jawabannya dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada setiap babnya. Hal-hal tersebut adalah
1) Ulangan akhir yang ada pada setiap bab, ini terdiri dari 10 sampai 15 soal pilihan ganda, 5 sampai 10 soal essay.
2) Fitur “aku aktif”, pada fitur ini siswa diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan. Yang nantinya
akan diberikan umpan balik berupa “benar” atau “salah” dari guru tersebut. Dan fitur ini juga ada berupa beberapa pertanyaan untuk membuat sebuah cerita yang telah dilakukan setelah mempelajari
(55)
perbabnya. Fitur ini akan meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi.
3) Fitur “tafakkur”, pada fitur ini melihat aplikasi siswa setelah mempelajari pelajaran Pendidikan Agama Islam. Fitur ini berjumlah beberapa pertanyaan yang berisikan tentang perilaku-perilaku siswa sehari-hari, yang nantinya akan diisi siswa
tersebut dengan jawaban “ya” atau “tidak”, “selalu”, “sering”, “jarang”, dan “tidak pernah” yang
tentunya jawaban tersebut sesuai dengan perbuatan siswa tersebut. Fitur ini dapat dimanfaatkan sebagai
cara “evaluasi” karekter yang akan, sedang, dan
telah dilaksanakan siswa.
4) Pada Bab VIII, Bab lainnya yang berkenaan dengan
Taharah dan shalat, ditambah dengna fitur
“kegiatan”, ini berisikan simulasi dari thaharah
(mandi wajib) dan penilaian shalat, yang akan
diberikan umpan balik oleh guru dengan
memberikan skor dari 70 hingga 100.
5) Pada Bab IX, ditambah dengan simulasi gambar yang berkenaan dengan gerakan-gerakan shalat, yang nantinya siswa akan menjawab apa namanya gerakan-gerakan shalat tersebut.
b. Mengandung Kecakapan Personal
Kecakapan personal yang terdapat pada buku ini berupa aplikasi siswa, praktik siswa, dan perilaku atau perbuatan siswa di lingkungan sekitar. Kecakapan ini yang membuat kecakapan personal siswa tersebut menjadi lebih matang setelah memperlajari setiap bab-babnya yang tercantum pada buku ini. Kecakapan personal ini akan membuat siswa terbiasa dengan
(56)
perilaku-perilaku serta praktiknya nanti. Kecakapan personal yang akan mendukung aplikasi siswa tersebut adalah:
1) Setiap bab yang terdapat pada buku ini diberikan contoh-contoh yang mendukung kecakapan personal siswa tersebut, seperti penjelasan tentang contoh-contoh diatas.
2) Terdapat fitur “mutiara hadits” pada setiap babnya, hal ini berguna untuk menambah pendalaman yang baik bagi personal siswa. Fitur ini juga merupakan hikmah yang dapat memberikan dan meyakinkan keteladanan kepada siswa.
3) Terdapat fitur “amalan siswa”, fitur ini berfungsi
sebagai bukti pemahaman siswa setelah
mempelajari setiap bab yang ada di buku ini, yang nantinya bisa dilihat pada perilaku siswa dalam mengaplikasikan dan mempraktikan hal tersebut dikehidupan sehari-hari. Fitur ini juga mengajak
siswa agar memahami sekaligus meng-
implementasikan pengetahuannya dalam tindakan yang konkret.
4) Pada Bab X yang berkenaan dengan salat jum’at, diberikan fitur yang berkenaan dengan perilaku
siswa dalam salat jum’at, seperti mandi, memakai pakaian putih, memotong kuku, dan lainnya. Fitur
ini nantinya akan dijawab siswa dengan
memberikan tanda (ceklis “V”) apabila melakukan
hal-hal tersebut, dan memberikan tanda (silang “X”) apabila tidak melakukannya. Pada Bab ini juga ditambahkan fitur “kegiatan” yang berisikan tentang
kegiatan siswa perihal salat jum’at, guru akan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)