PROFTLTOLERANSI SEBAGAI HASIL PENDIDIKAN NILAI PRAPERGURUAN TINGGI MEIALUI PENATARAN P-4 : Studi Deakriptif-Analitis terhadap Pencapaian Afektif Mahasiswa Minoritas dalam Hubungannya dengan Hasil Penat&ran P-4 di Universitas Langlangbuana Bandung yangBerl

^

PROFTL TOLERANSI SEBAGAI

HASIL PENDIDIKAN NILAI PRAPERGURUAN TINGGI
MEIALUI PENATARAN P-4

Studi Deakriptif-Analitis terhadap Pencapaian Afektif

Mahasiswa Minoritas dalam Hubungannya dengan Hasil Penat&ran P-4
di Universitas Langlangbuana Bandung yangBerlatar Multikultural

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi

Sebagian dari Syarat Penyelesaian Studi
Magister Pendidikan pada Bidang Studi Pendidikan Umum

Oleh


Elly Retnaningrum
MM 9596172

PROGRAM PASCASARJANA

INSTTTUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1998

"MV> J

Disetujui untuk Ujian Tahap II

PMbimb:

Prof. Dr. H. Martian Abduracliman

Pembimbing II,
•7


Prof.iDrJH. Nursid Sumaatmadja

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

j_

UCAPAN TERIMA KASIH

iv

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR TABEL


ix

DAFTAR GRAFIK

v, *

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

BAB II

xiii

PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1


1.2 Rumusan Masalah

5

1.3 Alasan Pemilihan Masalah

8

1.4 Tujuan Penelitian

9

1.5 Definisi Operasional

n

1.6 Manfaat Penelitian

14


PENATARAN P-4

DALAM LATAR

MULTIKULTURAL

SEBAGAI

WAHANA PENINGKATAN TOLERANSI UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN MAHASISWA YANG SELARAS DENGAN PENDIDIK
AN UMUM

16

2.1 Definisi Pendidikan Umum

16

2.2 Landasan Filosofis Pendidikan Umum


22

2.3 Tujuan Pendidikan Umum dan Indikator Pencapaiannya

2.4 Kultur

_ __

vi

28

31

Vll

2.4.1 Beberapa Pandangan tentang Kulturtur ...

2.4.2 Beberapa


Implikasi

Pandangan

Kultur terhadap Pendidikan

tentang

35
38

2.5 Perguruan Tinggi sebagai Sentra Kultur

39

2.6 Pengertian Multikulturalisme

42

2.7 Konsep Pendidikan Multikultural


44

2.8 Konsep Nilai dan Nilai Multikultural

51

2.9 Ihwal Toleransi

54

2.10 Upaya Peningkatan Toleransi

62

2.11 Indikator Kualitas Toleransi

66

2.12 Falsafah Utama yang Mendasari Toleransi dalam

Masing-masing Suku Bangsa di Indonesia

69

2.12.1 Falsafah Utama Suku Sunda

70 )

2.12. 2 Falsafah Utama Suku Jawa

71

2.12.3 Falsafah Utama Suku Melayu

72

2.12.4 Falsafah Utama Suku Cina

74


2.12.5 Falsafah Utama Suku Batak

75

2.12.6 Falsafah Utama Suku Bugis

77

2.12.7 Falsafah Utama Suku Suku-suku Lainnya

79

2.13 Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(P-4) dalarn Pembentukan Kepribadian

80

2.14 Pendidikan Nilai Praperguruan Tinggi dalam
Penataran P-4 Sebagai Wahana Pencapaian Tuju
an Pendidikan Umum untuk Meningkatkan Tole

ransi Mahasiswa pada Latar Multikultural ....

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

88

95

3.1 Metode

gg

3.2 Teknik Pengumpulan Data

96

3. 3 Teknik Analisis Data

98

Vlll

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
3.5 Variabel Penelitian dan Hubungan

Anatarvaria-

bel

BAB IV

101

3.6 Hipotesis Penelitian

101

DATA PENELITIAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

103

4.1 Deskripsi Data Prapenataran

103

4.2 Deskripsi Data Selama Proses Penataran

129

4.2.1 Hasil Observasi

129

4.2.2 Hasil Wawancara

137

4.3 Deskripsi Data Pascapenataran P-4

158

4.4 Penguj ian Hipotesis

173

4.4.1 Penguj ian Hipotesis 1
4.4.2 Pengujian Hipotesis 2

BAB V

100

173
..

174

4.4.3 Pengujian Hipotesis 3

175

4.4.4 Pengujian Hipotesis 4

175

4.4.5 Pengujian Hipotesis 5

176

4.4.6 Pengujian Hipotesis 6

177

4.4.7 Pengujian Hipotesis 7

177

4.5 Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Senior

178

ANALISIS DATA DAN PENAFSIRAN HASIL ANALISIS

194

5.1 Hasil

194

Studi Pustaka &

Studi Dokumentasi

5.2 Hasil Observasi

196

5.3 Hasil Wawancara

206

5.4 Hasil Angket dan Tes

208

5 .5 Hasil Uj i Hipotesis

217

ix

BAB VI

5.6 Profil Toleransi Berdasarkan Kesukuan

221

5.6.1 Profil Toleransi Suku Sunda

222

5.6.2 Profil Toleransi Suku Jawa

225

5.6.3 Profil Toleransi Suku Melayu

226

5.6.4 Profil Toleransi Suku Cina

227

5.6.5 Profil Toleransi Suku Batak

228

5.6.6 Profil Toleransi Suku Bugis

230

5.6.7 Profil Toleransi Suku-suku Lainnya

231

5.6.8 Penutup

239

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

242

6.1 Kesimpulan

242

6.2 Rekomendasi

247

DAFTAR KEPUSTAKAAN

250

LAMPIRAN

254

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1

Alur Penelitian

96

Tabel 4.1.1

Latar Belakang Kultural Responden

103

Tabel 4.1.2

Tempat Lahir Responden

106

Tabel 4.1.3

Usia Responden

106

Tabel 4.1.4

Jenis Kelamin Responden

107

Tabel 4.1.5

Latar Belakang Suku

108

Tabel 4.1.6

Bahasa Sehari-hari Responden

109

Tabel 4.1.7

Agama yang Dianut Responden

110

Tabel 4.1.8

Tempat Tinggal Responden

110

Tabel 4.1.9

Asal Kota Responden

HI

Tabel 4.1.10

Pendidikan Ayah

112

Tabel 4.1.11

Pendidikan Ibu

112

Tabel 4.1.12

Pekerjaan Ayah

113

Tabel 4.1.13

Pekerjaan Ibu

H4

Tabel 4.1.14

Penghasilan Orang Tua

115

Tabel 4.1.15

Menghargai Perbedaan

116

Tabel 4.1.16

Tidak Memaksakan Kehendak

116

Tabel 4.1.17

Memberikan Kebebasan Memilih

117

Tabel 4.1.18

Menghargai Perbedaan Pendapat

H7

Tabel 4.1.19

Pembiasaan Sikap Toleran

118

Tabel 4.1.20

Sikap Saling Menghormati

119

XI

Tabel A. 1.21

Bertenggang Rasa

120

Tabel 4.1.22

Mengakui Persamaan Derajat, Hak,

dan

Kewa-

j iban

Tabel 4.1.23

120

Mengakui Persamaan Derajat, Hak,

dan

Kewa-

jiban

121

Tabel 4 .1. 24

Bertenggang Rasa

122

Tabel 4.1.25

Menghormati Orang Lain

122

Tabel 4.1.26

Bersikap Adil dan Menghormati Orang Lain

123

Tabel 4.1. 27

Bertenggang Rasa

124

Tabel 4.1.28

Saling Menghormati

124

Tabel 4.1.29

Tidak Memaksakan Kehendak

125

Tabel 4.1. 30

Bertenggang Rasa

126

Tabel 4.1.31

Tidak

Memaksakan

Kehendak dan Mengutamakan

Musyawarah

126

Tabel 4.1.32

Menghormati Hasil Musyawarah

127

Tabel 4.1.33

Menghormati Hak Orang Lain

128

Tabel 4.2.1.1 Hasil Observasi Penataran P-4 di Unla

130

Tabel 4.2.2.1 Hasil Wawancara dengan Narasumber 1

138

Tabel 4.2.2.2 Hasil Wawancara dengan Narasumber 2

144

Tabel 4.2.2.3 Hasil Wawancara dengan Narasumber 3

150

Tabel 4.3.1

Memupuk Sikap Saling Menghormati

159

Tabe 1 4.3.2

Bertenggang Rasa

159

Tabel 4.3.3

Tidak Memaksakan Kehendak

160

Tabel 4.3.4

Bertenggang Rasa

161

Tabel 4.3.5

Tidak

Memaksakan

Kehendak dan Mengutamakan

Musyawarah

'.

162

Tabel 4.3.6

Menghormati Hasil Musyawarah

163

Tabel 4.3.7

Menghormati Hak Orang Lain

164

Tabel 4.3.8

Sikap Saling Menghormati

164

Tabel 4.3.9

Bertenggang Rasa

166

Tabel 4.3.10

Mengakui Persamaan Derajat, Hak,

dan

Kewa-

Tabel 4.3.11

Mengakui Persamaan Derajat, Hak,

dan

Kewa-

Tabel 4.3.12

Bertenggang Rasa

168

Tabel 4.3.13

Menghormati Orang Lain

169

Tabel 4.3.14

Adil dan Menghormati Hak Orang Lain

170

Tabel 4.3.15

j iban

j iban

167
168

Skor Prapenataran, Skor Pascapenataran, Skor

Tes Objektif, Skor Tes Pancasila,
P-4

dan Nilai

171

Tabel 4.5.1

Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Senior .... 179

Tabel 4.5.2

Menghargai Perbedaan

180

Tabel 4.5.3

Tidak Memaksakan Kehendak

180

Tabel 4.5.4

Memberikan Kebebasan Memilih

181

Tabel 4.5.5

Menghargai Perbedaan Pendapat

181

Tabel 4.5.6

Pembinaan Sikap Toleran

182

Tabel 4.5.7

Sikap Saling Menghormati

183

Tabel 4.5.8

Bertenggang Rasa

183

Tabel 4.5.9

Mengakui Persamaan Derajat, Hak, & Kewajiban 184

Tabel 4.5.10

Mengakui Persamaan Derajat, Hak, & Kewajiban 185

Tabel 4.5.11

Bertenggang Rasa

186

Tabel 4.5.12

Menghormati Orang Lain

186

Tabel 4.5.13

Bersikap Adil dan Menghormati Hak Orang Lain 187

Tabel 4. 5.14

Bertenggang Rasa

188

Tabel 4.5.15

Saling Menghormati

189

Tabel 4.5.16

Tidak Memaksakan Kehendak

189

xn

Tabel 4.5.17

Tabel 4.5.18

Bertenggang Rasa

190

Tidak Memaksakan Kehendak

dan

Musyawarah

Mengutamakan

191

Tabel 4.5.19

Menghormati Hasil Musyawarah

192

Tabel 4.5.20

Menghormati Hak Orang Lain

193

Tabel 5.2.1

Aspek

Indikator Dunia Afektif, Proses Pela-

konan, dan
rapkan

Keterampilan

Afektif yang Diha-

Tabel 5.4.1

Perkembangan Tingkat Toleransi Prapenataran-

Tabel 5.6.1

Perkembangan Tingkat Toleransi Prapenataran-

Pascapenataran

Pascapenataran Berdasarkan Kesukuan

Tabel 5.6.8.1 Aspek Toleransi Yang
Suku

xm

Menonjol

Pada

199

211
222

Setiap

239

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Matriks Validasi Instrumen Penelitian

254

Lampiran 2 Instrumen Penelitian dan Kunci Jawaban
Lampiran 3 Pedoman Observasi
':

257
264

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

265

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam

konteks dunia

pendidikan di

multikulturalisme bukanlah
pendidik,
suatu

ihwal

mengingat bahwa
antara

pada hakikatnya

pengajar dan pembelajar

yang beraneka

kang budaya dalam suatu

setiap masya

ragam. Hal

pertemuan bernuansa
dalam interaksi

langsung dalam kondisi yang mempertemukan

kalangan

pendidikan merupakan

harus diperhitungkan dalam

belakang budaya

persoalan

asing. Bagi

multikulturalisme dalam

upaya penting

rakat berlatar

sesuatu yang

Indonesia,

ini

edukatif

di kelas ber

berbagai latar bela

proses belajar mengajar

yang mengarah

pada tujuan bersama.

Bagi

kalangan mahasiswa, konteks budaya di Indonesia yang

terdiri atas berbagai-bagai suku

bangsa, agama, dan nilai, se-

lain

juga

memberikan

dampak positif

tersendiri yang menjurus pada

yang

persoalan

dampak negatif. Salah

pak positifnya, dengan berpedoman pada
gal Ika",

menghadirkan

para mahasiswa dapat

satu dam

semangat "Bhineka Tung-

terakulturasikan pada

kondisi

menempatkannya dalam keanekaragaman pengetahuan, pandang

an, dan

sikap. Hal ini

dapat memberikan dukungan yang berman

faat untuk memperkuat persatuan
berasal dari pelbagai latar

di antara sesama

makhluk yang

belakang sosial budaya
1

seraya me-

2

ningkatkan toleransi, baik dalam

pemahaman maupun

sikap dalam menghadapi pelbagai

perbedaan. Dengan kata

kondisi yang diwarnai

pendewasaan

lain,

multikulturalisme antara lain dapat mem-

perluas wawasan mahasiswa dalam berbagai dimensi persoalan.
Selain manfaat tersebut, merujuk pada Australian

on Population and Ethnic Affairs (ACPEA,

Council

J982: 18), pendidikan

multikultural antara lain dapat memberikan

• Pemahaman antarkultur, toleransi dan penghargaan pada polapola kultur lain;

• meningkatkan komunikasi antaranggota kelompok kultur;
• memelihara, memberikan pengaruh kultural, linguistik dan
melestarikan bahasa dalam suatu masyarakat.

Namun, selain memberikan dampak positif seperti tersebut

di atas, pendidikan multikultural juga menghadirkan persoalan
yang cukup serius kepada mahasiswa. Misalnya, perselisihan antarsuku serta kecemburuan kultural pada budaya dominan tertentu, yang pada gilirannya dapat menajamkan perbedaan dan
amat potensial bagi tumbuhnya permusuhan serta ketidakharmo-

nisan psikologis dan sosial. Dampak negatif ini tidak hanya
dirasakan akibatnya bagi kelompok dan individu mayoritas, melainkan yang lebih utama adalah kelompok dan individu

mino

ritas.

Sehubungan dengan adanya dampak yang diakibatkan oleh

perbedaan antarkultur itu, maka praktik pendidikan di perguruan tinggi harus memperhitungkan

keberadaan faktor

multikul-

3

turalisme

dalam pendidikan.

dengan

faktor-faktor

agama,

kesukuan, serta

sebagai fokus
dimensi

keanekaragaman

penelitian yang

Dua

tatkala

pendidikan.

berada

di

berada

Kristen

perguruan tinggi

dapat

di kelas

lain lagi,

berbahasa
.tatkala

yang

di

bahasa

Jawa

kelas yang

Islam,

menem-

mino

misalnya,

mayoritas beragama

sebagai

minoritas

beragama Islam.

ketika

Contoh

yang

belakang suku Jawa dan

berposisi
mayoritas

berbahasa pertama bahasa

belajar mengajar di

yang

Sebaliknya, dua mahasiswa

seorang mahasiswa berlatar

berada

Sunda dan

berposisi

yang mayoritas

pertama

Faktor-faktor

mayoritas maupun

beragama

Kristen berposisi sebagai minoritas.
beragama

mengungkapkan

menciptakan kondisi

mahasiswa yang

bahasa,

ekonomi patut dijadikan

dalam posisi sebagai

orang

berkaitan

belakang

diharapkan dapat

dalam

bagaimanapun dapat

patkan mahasiswa

latar

strata sosial

multikulturalisme

tersebut

ritas.

Fenomena-fenomena yang

sebagai

minoritas

anggotanya

Sunda. Meskipun

bersuku

kegiatan

perguruan tinggi menggunakan bahasa Indo

nesia bukan berarti mahasiswa minoritas yang berbahasa pertama
bahasa Jawa tidak memperoleh kesulitan.

Tidak dapat

dipungkiri, sebagian besar praktik pendidikan

di Indonesia berlangsung dalam

demikian, kesadaran
bedaan yang

Meskipun

perlunya memperhitungkan aspek-aspek

per

dapat dipertimbangkan sebagai penentu keberhasilan

maupun kegagalan

tidak banyak diperhatikan. Negara

yang terdiri atas berbagai

dah saatnya

latar multikultural.

latar kultur, etnis,

mempertimbangkan keanekaragaman

Indonesia,

dan agama su-

itu dalam praksis

4

pendidikan. Apalagi dalam perkembangan

global sekarang, dengan

semakin seringnya

kebutuhan untuk memper-

kontak antarbangsa,

hitungkan keberadaan multikulturalisme dalam perencanaan
jakan, pelaksanaan dan implementasi

kebi-

pendidikan menjadi semakin

penting serta tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Sehubungan

dengan itu,

pendidikan dalam latar
pat mengungkapkan
timbul dalam

dan

terhadap

pelaksanaan

multikultural perlu dilakukan agar

persoalan-persoalan kependidikan yang

konteks kultur yang

potensi individu

kan. Dari

penelitian

da

dapat

pluralistik. Keanekaan sifat

dalam suatu

kelas haruslah diperhitung-

perspektif ini dapat lebih ditegaskan lagi bahwa la

tar belakang

budaya dan

kedudukan mahasiswa

ruslah diperhitungkan pula

dalam kelas

sebagai variabel yang dapat

ha

menen-

tukan pencapaian tujuan pendidikan.

Dikaitkan

dengan tujuan pendidikan umum yang mengarah pa

da pembentukan manusia utuh yang diharapkan dapat mandiri
menjadi

warga negara

yang

baik, maka

perguruan tinggi haruslah dapat

dengan

tujuan tersebut.

keterampilan
pencapaian

uulah

satu aspek

pendidikan

memberikan hasil yang

Aspek-aspek

haruslah memenuhi

proses

pengetahuan,

syarat
tidak

di

selaras

3ikap, dan

keseimbangan

n;engorbankan

dan

seh-.::.-,;-i

a^pek

yang

proses pendidikan di

per-

1ainnya.

• ;l menpetahiti.
guruan tinggi telah

apakah hasil

mencapai hasil yang

diharapkan diperlukan

penelitian yang dapat mengungkapkan

profil mahasiswa

selama,

kegiatan pendidikan terse-

dan setelah terlibat dalam

sebelum,

5

but.

Profil yang

jukkan pencapaian

dimaksud bukan
hasil

skor tertentu yang

dak dalam

belajar yang

sikap

yang

menun-

ditandai dengan

raihan

menunjukkan mahasiswa telah lulus atau

proses pendidikan,

badian atau

hanya gambaran

yang

melainkan

selaras

dengan

juga gambaran
tuntutan

ti

kepri-

pencapaian

tujuan.

Penataran P-4 sebagai
perguruan

agar dapat

salah satu praktik pendidikan

tinggi dimaksudkan

untuk

mempersiapkan

pra

pesertanya

menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkan-

dung dalam Pancasila
tik pendidikan
tanya menjadi

dalam kehidupan nyata. Sejauh mana

itu memberikan
salah satu objek

pendidikan nilai

prak

kepada peser

penelitian yang penting

untuk

dikaji. Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar

belakang yang telah dipaparkan di

muka, masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut.

1.2.1

toleransi

Bagaimanakah

profil

pada konteks

multikultural sebelum dan sesudah pena

taran P-4

Sistem 45 jam

mahasiswa

di Universitas

minoritas

Langlangbu

ana?

1.2.2

Apakah pendidikan

nilai praperguruan tinggi

melalui

penataran P-4 di Universitas Langlangbuana dapat

me-

ningkatkan profil toleransi mahasiswa?

1.2.3

Apakah terdapat

hubungan antara profil toleransi ma-

hasiswa dengan pencapaian hasil penataran P-4?

Masalah pertama
mahasiswa dari

berhasilan

mengarah pada perlunya menentukan

perspektif afektif. Hal

atau

ketidakberhasilan

profil

ini berarti bahwa

penataran P-4

tidak hanya

dipandang dari pencapaian skor yang menentukan mahasiswa

lulus

atau tidak lulus dalam kegiatan penataran yang diikutinya.
lainkan

juga dari profil

sikan dari

ke

Me-

toleransi mahasiswa, yang terindika-

afeksi yang ditunjukkannya dalam menyikapi masalah-

masalah kultur, sosial, ekonomi, dan psikologi.

Masalah

kedua dimaksudkan

tidaknya pelaksanaan
lalui penataran

untuk

mengungkapkan

kondu3if

pendidikan nilai praperguruan tinggi

P-4 untuk memperkuat

tingkat toleransi

maha

siswa. Sedangkan masalah ketiga dimaksudkan untuk mengkaji

bungan

antara

profil toleransi

mahasiswa

dengan

me-

hu

pencapaian

hasil penataran pada ranah kognitif.

Khusus

berkenaan

dengan

masalah 1.2.3

dapat diturunkan

submasalah berikut.

1.2.3.1

Bagaimanakah hubungan
siswa sebelum

antara profil toleransi

penataran dengan

maha

sesudah penataran P-

4?

1.2.3.2

Bagaimanakah

hubungan

antara

skor

prapenataran

antara

skor

prapenataran

skor

prapenataran

dengan nilai P-4?

1.2.3.3

Bagaimanakah

hubungan

dengan hasil tes Pancasila?

1.2.3.4

Bagaimanakah

hubungan

antara

7

dengan hasil tes objektif?

1.2.3.5

Bagaimanakah hubungan antara skor pascapenataran

P-4

dengan nilai P-4?

1.2.3.6

Bagaimanakah hubungan antara skor pascapenataran

P-4

dengan hasil tes Pancasila?

1.2.3.7

Bagaimanakah

hubungan

antara

skor

pascapenataran

dengan hasil tes Objektif?

Dengan berpedoman

pada masalah

profil toleransi mahasiswa
identifikasi latar

berisi

agama;

dapat diungkapkan dengan

(1) meng-

daerah asal (luar

(2) memberikan

butir-butir

sebelum

tersebut,

belakang mahasiswa dengan

tempat lahir, usia,

hasa, dan

dan submasalah

soal

penataran

dan

penelitian yang

mengetes

mengkorelasikan tingkat
dan

(7)

(4)

dan sesudah

aspek

yang

toleransi

mencatat perolehan hasil

toleransi responden

dengan instrumen

(5) mengkorelasikan
penataran berlangsung;

toleransi dengan

membandingkan

suku, ba

(3) melakukan observasi pa

telah dipersiapkan;

kat toleransi sebelum

nataran;

mengungkap

pelaksanaan penataran P-4;
pelaksanaan penataran;

Jawa Barat),

angket kepada responden

dengan

da proses

mempertimbangkan

profil

ting
(6)

pencapaian hasil pe
toleransi

dengan hasil wawancara terhadap mahasiswa senior.

responden

8

1.3 Alasan Pemilihan Masalah

Ada beberapa

pertimbangan dalam

penentuan masalah

litian. Pertama, mahasiswa minoritas dijadikan sebagai
utama penelitian ini mengingat

multikulturalisme dalam

pene

sasaran

perlunya memperhitungkan

pendidikan. Hal

ini didasari

aspek

pertim

bangan, dalam latar multikulturalisme, faktor-faktor yang

ber-

kenaan dengan minoritas dapat menjadi kendala atau justru

man

faat

yang turut menentukan

pencapaian hasil-hasil pendidikan.

Secara esensial, pendidikan multikultural merupakan

upaya untuk

ngekang

peserta

membebaskan

etnosentris

budaya-budaya,

dan

didik dari

memberikan

masyarakat, cara

perspektif

lain.

Pendidikan

pendidikan

untuk

membebaskan

suatu

batas-batas

kesadaran

akan

adanya

hidup, serta pemikiran

multikultural

peserta

merupakan

didik dari

budaya

dan sentimen, sebagai

dan perspektif

dengan penuh kesadaran

lain

suatu

ser

kebebasan untuk menjelajahi

serta menentukan

atas kondisi yang

bahwa keberadaan seorang

dari

keterkung-

kungan kultural, yakni bebas dari bias-bias turun temurun

ta perasaan

pe-

peserta didik

pilihan sendiri

ada. Hal ini berarti

dalam lingkungan

kul

tural yang baru senantiasa menghadirkan persoalan baru.

Kedua, materi penataran P-4 dijadikan sebagai sasaran
nelitian mengingat salah satu misinya sebagai ajang untuk
bina dan
Misi

pe
mem-

membentuk manusia utuh yang berkepribadian Pancasila.

pembinaan dan

pembentukan manusia

dengan tujuan pendidikan umum
manusia mandiri yang

utuh tersebut selaras

yang berupaya membentuk manusia-

bertanggung jawab

kepada masyarakat

dan

9

bangsanya. Dengan

kata lain, tujuan

penataran P-4 dan

tujuan

pendidikan umum seiring

sejalan serta mengarah pada fokus

juan yang

menjadikan manusia

sama,

yakni

Indonesia

tu

sebagai

warga negara yang baik.

Hal

di atas

kenaan dengan

mengisyaratkan bahwa

sikap, tingkah laku,

aspek-aspek

yang ber-

dan perbuatan menjadi

saran dalam pembentukan kepribadian yang selaras dengan
sila

dan tujuan pendidikan

sa

Panca

umum. Alasannya, sebelum seseorang

bersikap, bertingkah laku, atau berbuat, terlebih dulu ia akan
berpikir tentang

sikap tingkah

dilakukan.

sebaiknya

Untuk

laku dan

perbuatan mana

itu, nilai-nilai

Pancasila harus

dijadikan sebagai dasar dan motivasi dalam segala sikap,

kah laku, serta

sa, dan

perbuatan dalam hidup bermasyarakat,

bernegara untuk mencapai

yang

tujuan nasionalnya

ting

berbang-

sebagai-

mana terkandung dalam UUD 1945 (BP-7 Pusat, 1996: 9).

Ketiga,

profil

mengingat pentingnya aspek
utuh yang

(afektif)

toleransi

pendidikan umum. Dengan

lain, pelukisan profil toleransi penting
hasil

diungkapkan

ini dalam pembentukan watak manusia

sejalan dengan tujuan

mengungkapkan

perlu

pendidikan

nilai

kata

dilakukan untuk dapat
praperguruan

tinggi,

khususnya dalam penataran P-4.

1.4 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah,
untuk

mendeskripsikan profil

penelitian ini

toleransi

mahasiswa

ditujukan
minoritas,

10

sebelum, selama

proses, dan sesudah

sitas langlangbuana.

untuk

Deskripsi ini

mengetahui hasil

di

sosial

tinggi

penataran P-4 secara keseluruhan.

tinggi

tempat pranata

kemasyarakatan

merupakan

praperguruan

tersebut tersiratkan bahwa konteks penelitian

lingkungan perguruan

lingkungan

Univer

dipergunakan sebagai dasar

pendidikan nilai

serta kaitannya dengan hasil

Dari tujuan

penataran P-4 di

pendidikan

yang

faktor-faktor

pada praktik pendidikan

tidak dapat

majemuk

eksternal

itu

dilepaskan

berada. Lingkungan

dan lingkungan

yang

dari

memberikan

yang terjadi. Aspek-aspek

keluarga
pengaruh

yang saling

berkaitan itu tergambarkan dari fishbone diagram berikut.

FISHBONE DIAGRAM

Penstat:

Petatar:

. Interaksi penatar-

. Sikap

petatar

Aspek
internal

. Pengnasaan ma

. Peruaku

. Pengetahuan

ted

Aspek

Lingkungan sosial:

ekster
nal

. Nflai/aturan/notma dalam ma

syarakat

Peningkatan

Lingkungan keluarga
. Latar belakang
pendidikan
. Interaksi orang tua,
anak, dan anggota
keluarga lain

Kualitas Toleransi
Mahasiswa

11

1.5 Definisi Operasional
Dalam

penelitian ini

yang secara operasional

digunakan istilah-istilah

merujuk pada makna khusus. Untuk

istilah-istilah yang memiliki pengertian

bagian

tertentu

ini untuk didefinisikan selaras

itu,

khusus disajikan pada

dengan kepentingan pe

nelitian.

1.5.1 Profil Toleransi

Definisi "profil

toleransi" merujuk

rakteristik yang ditunjukkan
ran mahasiswa.

dari

melalui sikap dan

Sikap dan perilaku

beberapa indikator,

ditandai

dapat menerima

pendapat, cara-cara melakukan

atau keyakinan.

Dalam penelitian
gambaran

sikap

Langlangbuana

dan

yang

ini, profil toleransi diartikan
perilaku

toleran ini ditunjukkan
sesama

toleran

ditunjukkan

setelah kegiatan penataran P-4

antara

adalah

ka-

perilaku tole

toleran ini dapat

di antaranya

perbedaan, baik dalam kebiasaan,
sesuatu,

pada pengertian

sebelum,

pada

Universitas

saat,

serta

berlangsung. Sikap dan perilaku

dari cara-cara

mahasiswa

mahasiswa

sebagai

maupun

menerima perbedaan

antara

mahasiswa

di

(petatar)

dengan dosen (penatar).

1.5.2 Toleransi

Penerimaan
kebiasaan,
keyakinan

sejumlah perbedaan

adat istiadat,
seseorang yang

cara-cara

yang tidak
melakukan

didasarkan pada

sesuai

dengan

sesuatu, atau

pengakuan

atas hak

12

kebebasan

pada

seperti di

setiap orang.

Indonesia,

Dalam

masyarakat yang

toleransi merupakan

majemuk

syarat bagi

kehi

dupan bersama secara rukun dan damai.

Toleransi dapat ditunjukkan melalui
indikasikan
Selain

dari

itu dapat

perilaku

sikap pasif yang ter-

"menahan diri"

ditunjukkan pula

secara aktif

tingkatan "menghargai" dengan perbuatan

pada

saat salah

salah penatar

atau "membiarkan".
sampai

yang nyata.

seorang mahasiswa mengemukakan

pada

Misalnya,

pendapat yang

tidak mengecam dan memarahi mahasiswa, melainkan

menunjukkan alternatif yang benar.
melakukan kesalahan

Sebaliknya, apabila penatar

mahasiswa tidak

serta merta

bersikap dan

melakukan perbuatan yang serupa.
Demikianlah, definisi toleransi yang

nelitian
tidak

ini adalah

sikap

menerima pelbagai

sesuai dengan kebiasaan,

kukan sesuatu,

digunakan dalam

atau keyakinan

perbedaan

pe

yang

adat istiadat, cara-cara mela
yang didasarkan pada

pengakuan

atas hak kebebasan pada setiap orang.

1.5.3 Latar Multikultural

Rumusan yang

tural"

lebih tepat dari

dapat diberikan

pendidikan dalam

dengan

dan sikap
tisipasi

bertitik tolak

latar multikultural.

multikultural dimaksudkan
dimaksudkan untuk

definisi "latar

dari

definisi

Pendidikan dalam

latar

sebagai upaya-upaya pendidikan

memberikan bekal pengetahuan,

yang bermanfaat bagi
secara penuh

multikul

keterampilan,

mahasiswa untuk dapat

dalam lingkungan

ekonomi,

yang

berpar-

sosial, dan

13

politik dalam suatu masyarakat yang warganya berasal dari

ber-

bagai latar belakang etnis, agama, dan budaya/

Pendidikan dalam
pemberian pengalaman

kemampuan

latar multikultural tidak terbatas
untuk membekali

mahasiswa agar

analitis dan evaluatif untuk

mokrasi, rasisme,

bagi pengembangan
gaman kebahasaan

memiliki

menghadapi isu-isu de-

seksisme, dan dominasi kekuasaan.

juga menguji dinamika keanekaragaman

Melainkan

kultural dan implikasinya

strategi pengajaran serta menguji keanekara
serta

perbedaan gaya

belajar sebagai

suatu

landasan untuk mengembangkan strategi-strategi pengajaran
tepat (Katz,

nya

yang

1982).

Dalam konteks
kan tempat

pada

penelitian ini, latar multikultural merupa

berlangsungnya suatu

penataran P-4

yang

aktivitas pendidikan, khusus-

melibatkan

pelaku yang

berasal dari

pelbagai latar belakang kultur.

1.5.4 Mahasiswa Minoritas

Yang dimaksud
tian ini

Barat

mahasiswa minoritas

adalah mahasiswa

yang termasuk

dalam konteks

yang berasal dari daerah

kelompok kecil

peneli

luar Jawa

di lingkungan Universitas

Langlangbuana.

Aspek-aspek yang

sarkan

mendukung keminoritasan itu selain dida

pada daerah asal,

juga didasarkan

yang digunakan dan latar belakang kesukuan.

pada bahasa pertama

14

1.5.5 Pencapaian Afektif

Pencapaian
tiga

aspek,

hasil

yakni

pendidikan

aspek

pada umumnya

kognitif,

(Bloom, 1956). Aspek kognitif

afektif, dan

penambahan pengetahuan, misalnya

dari perilaku

dapat menjelaskan,

psikomotor
motorik,

atau perasaan

bersangkut
misalnya

ngan, menulis,

menceritakan kembali,

perilaku yang

paut

dapat

meni-

misalnya

ditampilkan, aspirasi

yang diungkapkan.

dengan

yang

terindikasikan

berkaitan dengan perubahan sikap,

terindikasikan dari

dinyatakan,

psikomotor

berkaitan dengan perubahan

menjurus pada

lai. Alst e.': :: ktif

mengarah pada

Sedangkan

yang

aspek

keterampilan-keterampilan

berenang, mengerjakan

kerajinan ta-

dan sejenisnya.

Dengan demikian,

yang dimaksud

pencapaian afektif

dalam

konteks ini adalah hasil pendidikan nilai melalui penataran

4, khususnya
pilkan oleh

yang berkenaan dengan

sikap toleran yang

mahasiswa, yang terindikasikan

P-

ditam

dari tingkat tole

ransi setelah menempuh penataran P-4.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini

yakni

memberikan dua

manfaat,

manfaat teoretis dan praktis. Manfaat teoretisnya adalah

memberikan landasan

dalam

setidaknya dapat

latar

dalam metodologi

pendidikan multikultural.

para pendidik dapat menangguk
dengan cara-cara

maupun kerangka teoretis

Secara

lebih

manfaat teoretis yang

mengungkapkan profil

khusus,
berkenaan

toleransi mahasiswa mi-

15

noritas dalam latar kelas yang terdiri atas warga belajar yang
berasal dari berbagai-bagai budaya.

Kerangka teoretis yang dipergunakan untuk mengungkapkan
profil mahasiswa dapat dipergunakan sebagai titik tolak pen-

deskripsian aspek afektif yang bermanfaat untuk mengungkapkan
profil mahasiswa, khususnya yang bersangkut paut dengan ting
kat toleransi. Selain itu, dari penelitian ini dapat diperoleh
juga masukan untuk menggali nilai-nilai toleransi yang dimak

sudkan dalam Pancasila. Oleh karena itu, para pendidik/penatar, mahasiswa/petatar, maupun pengembang kurikulum pendidikan
umum dan pengelola Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dapat memetik

manfaat praktisnya dengan mempertimbangkannya sebagai materi

kuliah untuk menumbuhkan dan meningkatkan toleransi, yang me
rupakan salah satu aspek penting dalam praksis pendidikan
umum.

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek toleransi yang dimak
sudkan dalam Pancasila,

para pendidik dapat mengupayakan untuk

menanamkan nilai-nilai toleransi yang bermanfaat untuk membim-

bing dan mempersiapkan mahasiswa agar mampu menghadapi kemajemukan yang ada di lingkungan masyarakatnya. Upaya ini dapat
dilakukan secara saling mendukung dengan pengembangan kuriku
lum pendidikan umum sehingga sasaran untuk dapat membangun
manusia utuh yang sanggup menghadapi masalah kehidupan yang
semakin rumit dalam masyarakat multikultural dapat tercapai.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Metode

Penelitian ini

dilakukan dengan

kriptif analitis, yakni

mempergunakan metode

dengan melaksanakan observasi dan

des-

meng-

analisis keadaan objek yang diteliti dengan sekaligus menguraikan

aspek-aspek yang
dalam

dijadikan sebagai fokus

penelitian. Untuk itu,

penelitian ini dilakukan pengakumulasian data, baik secara

kuantitatif maupun

kualitatif yang dipergunakan

untuk mengiden-

tifikasi aspek-aspek yang berkenaan dengan afeksi mahasiswa dalam
latar alamiah sebelum dan sesudah menjalani penataran P-4.

Langkah-langkah

yang

dapat

ditempuh

untuk

mengungkapkan

aspek-aspek tersebut antara lain:

(1)

mengidentifikasi

latar belakang

mahasiswa

dari perspektif

multikulturalisme;

(2)

memberikan pretes
soal yang

kepada mahasiswa yang

berisi butir-butir

mengungkap profil toleransi sebelum

dikenai per

lakuan penataran P-4;

(3)

melakukan observasi pada proses pelaksanaan penataran

memperoleh aspek-aspek

informasi

yang

telah

untuk

dipersiapkan

sebelumnya;

(4)

melakukan wawancara dengan penatar untuk menggali
yang telah dipersiapkan dalam pedoman wawancara;
95

informasi

96

(5)

mencatat

perolehan hasil penataran dan mengetes kepribadian

mahasiswa dengan instrumen penelitian yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan toleransi; serta

(6)

mengkorelasikan profil toleransi

mahasiswa sebelum dan

se-

sudah penataran berlangsung.

(7)

melakukan wawancara dengan mahasiswa senior untuk mengetahui
perbedaannya dengan tingkat toleransi responden.

Langkah-langkah tersebut dapat

lebih jelas diwujudkan dalam

tabel berikut.

Tabel 3.1:

r

Alur Penelitian

PRA

|

PROSES

"[

PASCA

j

j1. Identifikasi latar tela-

11. Memberikan angket dan 11. Memberikan angket dan j

1

;

kang mahasiswa berda-

tes prapenataran

] sarkan formulir pendaf- 12. Melakukan observasi

j taran
j2. Penentuan responden
j3. Penyusunan instrumen
| penelitian
j - pedoman observasi'
I - pedoman wawancara
! -angket dan tes

14. Pemvalidasian instrumen

j berdasarkan pedoman

|

tes pascapenataran

12. Melakukan wawancara

j

j

j dengan mahasiswa senior {

! observasi
j3. Mengklasifikasikan data |
13. Mencatat hasil observasi j4. Menganalisis data
j

j4. Melakukan wawancara j5. Menafeirkan hasil anali- j
I berdasarkan pedoman j sis
j
j wawancara
6. Menarik kesimpulan
j

j5. Mencatat hasil wawancara

7. Memberikan rekomen- •
dasi

j

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

(1) studi dokumen-

tasi dan studi kepustakaan, (2) angket dan tes, (3) observasi tak

97

terlibat, serta (4) wawancara. Studi

dokumentasi dilakukan ditu

jukan untuk menggali informasi tentang latar
Studi

kepustakaan

dilakukan

yang bertautan

tertulis

berdasarkan

terhadap

sumber-sumber

dengan masalah penelitian.

hasil stuid kepustakaan

toleransi yang

belakang responden.
informasi
Selain itu,

dirumuskan juga aspek-aspek

terdapat padav45 butir

pengamalan Pancasila yang

menjadi fokus penelitian ini.

Angket dan tes

responden
tingkat

sedangkan
toleransi

dimaksudkan untuk mengetahui latar

tes

toleransi digunakan

mahasiswa. Pengetesan

untuk

dilakukan

belakang

mengetahui
sebelum dan

sesudah penataran.

Instrumen tes toleransi

berdasarkan

Djawad

pertimbangan para

Dahlan, Dr.

Aspek-aspek

telah divalidasikan terlebih dahulu

Suwarma

ahli,

yakni

Almuhtar, dan

selengkapnya yang

Prof. Dr.

Dr. Abin

diungkapkan dalam

Mohammad

Syasuddin.

penelitian ini

tersiratkan dari instrumen penelitian (terlampir).
Observasi

tak terlibat dilakukan

petatar (mahasiswa),

terhadap penatar (dosen),

serta situasi penataran.

informasi yang diungkapkan melalui

Aspek-aspek serta

observasi dapat dilihat

pada

Pedoman Observasi di lampiran 3.

Selanjutnya, wawancara dilakukan

tar, khususnya mahasiswa petatar

terhadap penatar dan peta

senior.

Aspek-aspek

yang di

ungkapkan dalam wawancara dapat dilihat pada Pedoman Wawancara di
lampiran 4.

98

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik

analisis data dan

dalam penelitian
oleh. Karena

ini disesuaikan

data yang

maka teknik

dengan sifat data

diperoleh adalah berupa

titas, yakni skor mahasiswa,

taran,

pengolahan data yang dipergunakan

yang

deskripsi kuan-

khususnya sebelum dan sesudah pena

dipergunakan

adalah penghitungan statistik.

yang diper

untuk menganalisis

Pengolahan melalui uji

dengan menggunakan rumus untuk menguji

data

statistik

hipotesis dengan Korelasi

Linier antara Dua Variabel dari Endi Nurgana (1993).

Selain itu,

untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam analisis data dilakukan

pengolahan dengan menggunakan komputer, yakni

program pengolahan

data statistik SPSS PC+.

Untuk menguji

hipotesis dengan

Korelasi Linier

antara Dua

Variabel dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
(1)

Menentukan hipotesis.

(2)

Menentukan sampel yang representstif.

(3)

Menentukan persamaan regresi dari kedua variabel tersebut.

(4)

Mengetes linieritas regresi.

(5)

Jika

ternyata

regresinya linier

dilanjutkan

dengan meng-

hitung r.

(6)

Mengetes Q.

(7)

Jika q = 0, berarti tidak mempunyai korelasi linier.

(8)

Jika Q f 0, selanjutnya menghitung interval harga Q.

(9)

Menguji hipotesis.

(10) Jika ternyata regresinya tidak

linier langkah

menggunakan statistik tak parametrik, yaitu

selanjutnya

menggunakan ko-

99

relasi rank.

Selanjutnya,

berdasarkan

hasil penghitungan

dapat

ditaf-

sirkan kebermaknaannya dengan melakukan interpretasi yang sejalan

dengan tujuan penelitian. Penentukan korelasi antarvariabel dapat
ditentukan berdasarkan tolok ukur berikut ini.

KOEFISIEN KORELASI (q) ==> -1 < q < 1
(Nurgana,

p = -1,00

1993:

70)

korelasi negatif sempurna

-1,00 < p < -0,80

korelasi negatif tinggi sekali

-0,80 < p < -0,60

korelasi negatif tinggi

-0,60 < p < -0,40

korelasi negatif sedang

-0,40 < p < -0,20

korelasi negatif rendah

-0,20 < p <

0,00

korelasi negatif rendah sekali

p =

0,00

tidak mempunyai korelasi linier

0,00 < p <

0,20

korelasi rendah sekali

0,20 < p <

0,40

korelasi rendah

0,40 < p <

0,60

korelasi sedang

0,60 < p <

0,80

korelasi tinggi

0,80 < p <

1,00

korelasi tinggi sekali

p =

1,00

korelasi sempurna

100

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Universitas

Langlangbuana

keseluruhan

mahasiswa

1997/1998

Populasi ini

baru Universitas

yang berjumlah

fakultas yang

Bandung.

diambil

Langlangbuana

507 mahasiswa,

ada. Penentuannya

minoritas di
Angkatan

yang tersebar

didasarkan pada

dari

di lima

latar belakang

tempat lahir, daerah asal, suku, dan agama.

Sehubungan
berasal

dengan

dari mahasiswa

belakang

sesuai dengan

sampel total

itu dapat

ditentukan 44

responden yang

Universitas Langlangbuana

kriteria.

dilakukan secara

Dengan kata

yang berlatar

lain,

purposif atau yang

penentuan

lazim disebut

Purposive Sampling Technique, yakni dengan mempertimbangkan usia,

daerah asal,

latar

belakang kesukuan/kebangsaan,

pertama yang dikuasai
itu, mahasiswa

serta

bahasa

mahasiswa. Selain berdasarkan pertimbangan

yarfg berusia

sampai

dengan 21

tahun,

berlatar

belakang kesukuan dan kebahasaan nonsunda serta berasal dari luar
Jawa

Barat

dijadikan

prioritas untuk

dipilih

sebagai

sampel

penelitian.

Penentuan 44 responden tersebut dilakukan

dari

2 gugus (Gugus 1 dan Gugus

dengan menyeleksi

2) yang ada dengan berlandaskan

kriteria penentuan sampel total secara purposif. Gugus 1 terdiri
atas

326

mahasiswa yang

terbagi

dalam 8

kelompok, sedangkan

Gugus 2 terdiri dari 181 mahasiswa yang terbagi dalam 4 kelompok.

101

3.5 Variabel Penelitian dan Hubungan Antarvariabel

Dalam

penelitian ini, variabel

pokok yang

dikaji keterka-

itannya adalah tingkat toleransi mahasiswa (X) dengan
hasil

penataran P-4

(Y). Berdasarkan

variabel pokok

pencapaian
ini dapat

diturunkan menjadi lima buah variabel, yakni

Xx : Skor Tes Toleransi Prapenataran
X2 : Skor Tes Toleransi Pascapenataran
Yx : Nilai P-4
Y2 : Skor Tes Pancasila
Y0 : Skor Tes Objektif P-4

Hubungan antara

kelima variabel tersebut

dapat digambarkan

sebagai berikut.

X,

3.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian,

tujuan penelitian, dan lan

dasan teoretis yang telah diketengahkan di muka dapat

dirumuskan

102

hipotesis sebagai berikut:

(1)

ada korelasi

antara

profil toleransi

mahasiswa pada

saat

sebelum penataran (X ) dengan sesudah penataran P-4 (X2);

(2)

ada korelasi antara skor
(Y

(3)

prapenataran (X1) dengan nilai P-4

^•

ada korelasi antara skor

prapenataran (Xx) dengan hasil tes

Pancasila (Y2);

(4)

ada korelasi antara skor

prapenataran (X1) dengan hasil tes

objektif P-4 (Y3);
(5)

ada

korelasi antara

skor

pascapenataran P-4

(X2)

dengan

nilai P-4 (Yx).
(6)

ada

korelasi

antara

skor pascapenataran

P-4

(X2) dengan

hasil tes Pancasila (Y2);

(7)

ada korelasi

antara skor

tes Objektif P-4

terlihat bahwa sebagian

19 dan 18

tahun, dengan

proporsi terbesar

19 tahun (38,64%). Jumlah yang cukup
usia

18

dari 44

yakni

mahasiswa

mengisyaratkan
pendidikan di

tahun,

bahwa

yang

usia para

perguruan tinggi

13

besar berada

besar ada pada

responden, yang

berarti

dijadikan responden.

Hal ini

mahasiswa pada
berkisar antara

saat menempuh
18 hingga

19

tahun.

Tabel 4.1.4

Jenis Kelamin Responden

|:n;i;iiJ^l!g!!;KEl!iA«Iii4;!;!:!! illiFiREMlEMSl:!; pffliiiiii
Laki-laki

33

75,00

Perempuan

11

25,00

44

100,00

JUMLAH

Selanjutnya,
laki-laki

dari

jenis

puan .

25,00%. Hal ini

tingkat partisipasi

didikan

terlihat bahwa

jumlah

lebih banyak daripada perempuan, yakni 33 berbanding

11 atau 75,00% berbanding

bahwa

kelamin

di perguruan tinggi

kaum laki-laki
lebih besar

mengisyaratkan juga

untuk menempuh pen
daripada kaum perem

(-

Selanjutnya, komposisi

latar belakang kesukuan

responden

108

dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1.5

Latar Belakang Suku

lllillllliilililiiil^yitsiMiiiiiiiiiiiiiiiiiii linlilSil;;;;;; •III!

6,82

*

3

Sunda

I

Jawa

12

27,27

Melayu

13

29,55

Cina

l

2,27

Batak

4

9,09

Bugis

4

9,09

Lainnya

7

15,91

Tabel

100,00

44

JUMLAH

4.1.5

mengisyaratkan

penduduk di wilayah

Jawa

meskipun

penyebaran

Indonesia telah meluas, namun komposisinya

tidak merata. Dengan mencermati
bahwa suku

bahwa

dan

Melayu

tabel tersebut dapat
memiliki

terlihat

persentase

tertinggi,

Sunda menempati

persentase

yakni 27,27% dan 29,55%.
Di

terendah
mahasiswa

luar etnis

Cina, etnis

(6,82%) karena responden

penelitian ini diambil dari

minoritas yang berasal dari luar Jawa Barat. Hal ini

juga mengisyaratkan bahwa suku
Jawa Barat secara

Sunda yang berdomisili

di luar

kuantitas tidak sebanyak suku Jawa dan

Melayu, yang kemungkinan

memiliki kultur

lebih kondusif

suku

bagi

terjadinya proses migrasi ke luar daerah tempat kelahirannya.

109

Tabel 4.1.6

Bahasa Sehari-hari Responden
iiBAlflA^HiseiA^Ii^HAlSi! iiiiF^KIM^Iiii

|iiiii;nii!iiiiiiiiii!

Sunda

4

5,97

Jawa

9

13,43

Melayu

5

7,46

41

61,19

Indonesia

1

1,49 j

Batak

1

1,49

Bugis

0

0,00

Lainnya

6

8,96

67

100,00

|Cina/Tionghoa

JUMLAH

Pada

tabel

digunakan oleh

4.1.6 terlihat

Sedangkan bahasa-bahasa daerah

dak terlalu banyak dipergunakan
Hal ini

dalam masyarakat

Selain itu, dapat

lain ti

sebagai alat komunkasi sehari-

mengisyaratkan bahwa

memainkan perannya secara
munikasi

Indonesia telah

61,19% responden. Pada urutan berikutnya adalah

bahasa Jawa (13,43%).

sehari.

bahwa bahasa

bahasa

Indonesia telah

dominan untuk mengatasi masalah
multikultural diwilayah

Indonesia.

diisyaratkan juga bahwa para mahasiswa

menjadi responden merupakan multibahasawan
bahasa atau lebih di samping bahasa ibunya.

ko-

yang menguasai

yang

dua

110

Tabel 4.1.7

Agama yang Dianut Responden

AGAtfA

ImK&EHSI [

% |

35

79,55

Kristen

8

11,94

Katolik

1

2,27

Hindu

0

0,00

Budha

0

0,00

Lainnya

0

0,00

Islam

100,00

44

JUMLAH

Tabel 4.1.7

menunjukkan bahwa

mayoritas responden adalah

pemeluk agama Islam (79,55%) dan sisanya adalah penganut

serta kepercayaan
dan Katolik

bahwa

lainnya. Pemeluk agama

tidak lebih

dari 14,21%.

latar multikulturalisme

agama,

melainkan

Hal ini

yang menjadi

untuk menempuh pendidikannya tidak

anekaan

lain, yakni

lebih

Kristen

mengisyaratkan

tempat

mahasiswa

ditentukan berdasarkan

ditentukan oleh

lain terutama adalah aspek kesukuan dan kebahasaan.

Tabel 4.1.8

Responden Tinggal dengan.

IResponden fcinggal -dengan

agama

i EREKSIEH-SI

jAyah kandung dan ibu kandung

%

2,27

Ayah kandung dan ibu tiri

0

0,00

Ayah tiri dan ibu kandung

0

0,00

Ayah kandung

0

0,00

Ibu kandung

0

0,00

ke-

aspek-aspek

Ill

Wali/Saudara

18

40,91

Kos

24

54,55

2,27

Lainnya

Selanjutnya,

100,00

44

JUMLAH

informasi

tentang latar belakang responden

dapat terlihat dari tabel 4.1.8 yang mengisyaratkan kondisi
aktual

responden pada

tinggi.

saat

menempuh pendidikan

Sebagian besar responden

di perguruan

bermukim di tempat kos

(54,55%) dan di tempat wali atau saudara (40,91%). Hal

ini

mengisyaratkan bahwa kontrol orang tua atas anak berkurang

se

cara fisik. Perannya

digantikan oleh lingkungan kos

dan juga wali/famili yang menjadi

mahasiswa

tempat tinggal mahasiswa

selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Tabel 4.1.9

Asal Kota Responden

liiHHBIiffllili; iiSSHii ii!!i!i!JPI!ii!ilii
0

Bandung

0,00

Luar Bandung

44

100,00

JUMLAH

44

100,00

Tabel

4.1.9 menunjukkan

bahwa mahasiswa

yang

dijadikan

sebagai responden benar-benar telah memenuhi kriteria dalam
penelitian ini,
dari luar Bandung.

yakni seluruh mahasiswa (100%) yang berasal

112

Tabel 4.1.10

Pendidikan Ayah
PMUIMIAtf AYAH

| FREMIEHSI

%

8

18,18

SLTA

24

54,54

SLTP

6

13,64

SD

6

13,64

0

0,00

44

100,00

Perguruan Tinggi

Tidak Tamat

SD

JUMLAH

Selanjutnya,

kang

pendidikan

tabel

ayah

(54,54%). Sedangkan
tinggi

hanya

4.1.10 menunjukkan

responden

ayah

18,18%.

responden

Hal

ini

formal sebagian besar mahasiswa
didikan yang lebih

adalah

berpendidikan

berlatar

mengisyaratkan

bahwa

dibandingkan dengan

Selain itu,

pemuda pada masa sekarang ini.

Tabel 4.1.11
Pendidikan Ibu

MiiiEENiDIiBIiEANiMIiBU!!;!;;; iJilEREK^ENiSl!!! !I!!!!I11II;kI!I!!!1!1;;
4

9,09

SLTA

20

45,45

SLTP

12

27,27

SD

6

SLTA

secara

pen
pendi

tabel juga mengisyaratkan

bahwa kesempatan menempuh pendidikan tinggi lebih terbuka

Perguruan Tinggi

bela

perguruan

telah memiliki orientasi

tinggi apabila

dikan para orang tuanya.

yang

bahwa latar

13,64 j

bagi

113

4,55 |

2

Tidak Tamat SD

100,00 1

44

JUMLAH

Tidak jauh berbeda dengan latar

sebagian besar

responden memiliki ibu

pendidikan berpendidikan

ponden

yang

belakang pendidikan ayah,

berlatar

SLTA

yang berlatar

(45,45%).

perguruan tinggi

Sedangkan

hanya

Tabel 4.1.12

Pekerjaan Ayah

liillili^MiiaBlBlliiiyiyiiiiiiKiaMililiiii liiisiiiHiii 1111111111

j

Tidak bekerja

0

0,00

Petani

1

2,27

10

22,73

0

0,00

Wiraswasta

15

34,09

Pegawai Negeri

14

31,82

ABRI

3

6,82

Lainnya

1

2,27

44

100,00

JUMLAH

terletak

dibandingkan dengan ting

kat pendidikan kaum pria.

Jasa

Namun,

mengisyaratkan bahwa tingkat pendidikan

perempuan lebih rendah apabila

Karyawan swasta

res

responden yang berlatar belakang pendidikan

SLTP (27,27%). Hal ini
kaum

ibu

9,09%.

sedikit perbedaan dibandingkan dengan pendidikan ayah

pada banyaknya ibu

belakang

114

Tabel

>.responden
kerjaan

4.1.12 menunjukkan

yang

mengisyaratkan

di sektor

wiraswasta

latar

belakang

pekerjaan ayah

adanya perimbangan
(34,09%) dengan

antara pe

pegawai negeri

(31,82). Ayah responden yang bekerja di sektor pertanian

2,27% dan tidak seorang pun
Hal ini menunjukkan

yang memiliki ayah

hanya

tidak bekerja.

bahwa ayah menjadi tumpuan keluarga

dalam

mendukung biaya pendidikan anak.

Tabel 4.1.13

Pekerjaan Ibu

|

JPMFJ&A^liinjnnO ;Hig$&iHiI; iSIilll
25,00

n

Tidak bekerja
Petani

3

6,82

Karyawan swasta

3

6,82

Jasa

0

0,00

17

38,64

Pegawai Negeri

9

20,45

ABRI

0

0,00

Lainnya

1

2,27

44

100,00

Wiraswasta

JUMLAH

Dari pekerjaan ibu

responden, seperti yang

tersirat pada

tabel 4.1.13 dapat terlihat bahwa sebagian besar mengarah
sektor wiraswasta (18,64%).

Yang juga

perlu dicermati

pada
adalah

banyaknya ibu bekerja (75%) di pelbagai sektor pekerjaan

telah

menggeser

meng-

kedudukan ibu

implikasikan

juga bahwa

tidak bekerja

ibu juga

(25%). Hal

menjadi tumpuan

ini

dalam

me-

115

nunjang kebutuhan ekonomi keluarga.

Tabel 4.1.14

Penghasilan Orang Tua

lliiiAllll^

IliiliSill piliilln!
6,82

> Rp

1.000.000,00

> Rp

700.000,00

12

27,27

> Rp

500.000,00

16

36,36

>, Rp

250.000,00

8

18,18

< Rp

250.000,00

5

11,36

44

100,00

3

JUMLAH

Tabel

4.1.14 menunjukkan

hasilan antara Rp. 500.000,00

bahwa orang tua yang berpeng-

hingga Rp.