PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN: Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung.

(1)

Robby Darmawan, 2013

No. Daftar FPIPS: 1898/UN.40.2.2/PL/2013

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF

SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn (Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung )

SKIRPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh : Robby Darmawan

0800938

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Robby Darmawan, 2013

PEEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI

SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR AFEKTIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN

PKn

(Studi Deskriptif Di SMP Pasundan 4 Bandung)

Oleh Robby Darmawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Robby Darmawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Robby Darmawan, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Robby Darmawan 0800938

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF DALAM

PEMBELAJARAN PKN

(Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Prof.Dr. H. Endang Danial AR., M.pd NIP. 195005021976031002

Pembimbing II

Dr. Hj.Kokom Komalasari, M.pd NIP. 197210012001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP 196308021988031001


(4)

i

Robby Darmawan, 2013

ABSTRAK

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF

SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN (Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung)

Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar tersebut. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas yakni pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Pada dasarnya seorang guru hanya memfokuskan pembelajaran yang mengacu pada ranah kognitif dan mengenyampingkan ranah afektfnya oleh karena itu peneliti ingin mefokuskan penelitain ini pemanfaatan lingkungan sekolah sebgai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar afektif siswa dalam mata pelajaran PKn.Penelitain ini didasarkan atas lima rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana gambaran lingkungan sekolah yang dianggap sebagai sumber belajar di SMP Pasundan 4 Bandung? 2) Bagaimana gambaran hasil belajar afektif siswa? 3) metode guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung? 4) Bagaimana lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas hasil belajar afektif PKn di SMP Pasundan 4 Bandung? 5) Apa saja kendala guru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar?

pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut menggunakan dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan untuk metodenya menggunakan metode deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi literatur, dan angket.

Peneliti mengungkap bahwa: 1) Gambaran lingkungan sekolah yang dianggap sebagai sumber belajar disini adalah lingkungan masyarakat sekitar sekolah. 2) gambaran hasil belajar afektif siswa sangat tinggi dilihat dari perobaha sikap yang terjadi pada diri siswa berdasarkan hasil angket, dan observasi. 3) metode guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar seringkali metode konvensional ceramah bervariasi dikolaborasikan dengan pemanfaatan gambaran keadaan lingkungan sekitar sekolah yang dijadikan contoh sebagi sumber belajar pembelajaran PKn. 4) lingkungan sekolah sebagai sumber belajar terdapat perubahan hasil belajar afektif siswa yang dikatagorikan pada perubahan sikap. 5) kendala bagi guru pertama adanya stigma negatif, alokasi waktu terbatas, menjaga kondusifitas pembelajaran, dan tebatasnya kemampuan guru dalam memanfaatkan sumber belajar.


(5)

ii

Robby Darmawan, 2013

ABSTRAK

Using the EnvironmentSchoolas a Learning

ResourceforImprovingStudentLearning Outcomesin theAffectiveCivic EducationSubjects

(Descriptivestudyin Junior High School4BandungPasundan)

Schoolshave a roleand responsibilityis veryimportantin preparingcitizenswhohave astrongandconsistentcommitmenttodefendthe Republic of Indonesia(Republic of Indonesia).In carrying out theteaching and learning activitiesof teachersappropriatelyutilizelearning resources, due to the utilizationof learning resourcesis veryimportantin the context oftheteaching and learning.It isalsoin accordancewithwhat isdefined inArticle1, point20of Act No.20of 2003 onNational Educationis aprocessof learningthatlearnersinteractionwithteachers, learning resources, and learning environment.Basically just a teacher teaching focus refers to the cognitive domain and disregard afektfnya therefore researchers wanted to use theenvironment are focus this penelitain sebgai school learning resource for improving student learning outcomes in the affective Civics subjects.This studyis basedonfiveproblem statements: 1)

Howtheschoolenvironment isregardedas a source

oflearninginjuniorPasundan4Bandung? 2) Describingthe affectivestudentlearning outcomes? 3) methods ofteachersin the use ofthe school environmentas a learning resourcein improving thequality of teachinginjunior high schoolcivicsPasundan4Bandung? 4) How canthe school environmentas a learning resourcetoimprove thequality oflearning outcomesinjunior highcivicsaffectivePasundan4Bandung? 5) What are theconstraintsof teachersin the use ofthe schoolenvironmentas a learning resource?

approach usedto answerthese problemsusingtwoapproaches, namely qualitativeandquantitative. As for themethod ofusingdescriptivemethods. The dataobtainedthroughinterviews, observation, documentationstudies, literaturestudies, andquestionnaires.

Researchers revealed that: 1) description of the school environment as a learning resource that is considered here is the community around the school. 2) description of affective student learning outcomes are very high view of perobaha attitude happens to students based on the results of questionnaires, and observations. 3) methods of teachers in the use of the school environment as a learning resource is often conventional lecture method varies collaborated with the picture of the circumstances surrounding the use of schools as a source of exemplary teaching and learning civics. 4) the school environment as a learning resource to the changes in affective student learning outcomes are categorized on attitude change. 5) The first obstacle for teachers negative stigma, the allocation


(6)

iii

Robby Darmawan, 2013

of limited time, keep learning conduciveness, and tebatasnya ability of teachers to utilize learning resources.


(7)

viii Robby Darmawan, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 5

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Penlitian ... 6

E. Kegunaan Penelitian... 6

F. Asumsi Dasar ... 8

G. Ruang Lingkup danKetebatasan Penelitian ... 8

H. Definisi Oprasional ... 10

I. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan... 14

1. Hakikat dan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

2. Visi, Misi, dan Tujuan Pembelajaran PKn ... 16

B. Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar... 21

1. Lingkungan Sekolah ... 21

a. Pengertian lingkungan sekolah ... 21

b. Unsur-unsur lingkungan sekolah ... 22

c. Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar ... 24

2. Hakikat Sumber Belajar... 25

a. Pengertian sumber belajar ... 25

b. Macam-macam sumber belajar ... 27

c. Fungsi dan penggunaan sumbetr belajar ... 27

3. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar ... 29

C. Hasil Belajar dalam Pembelajaran PKn ... 32

1. Pembelajaran PKn ... 32

2. Hasil Pembelajaran ... 34

a. Pengertian hasil belajar ... 34

b. Hasil belajar afektif ... 35

c. Faktor-faktor yang mepengruhi hasi belajar ... 36

d. Pengukuran hasil belajar afektif ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Metode dan Pendekatan ... 41

B. Teknik pengumpulan data ... 41

1. Wawancara ... 41

2. Pengamatan (observasi) ... 42


(8)

ix Robby Darmawan, 2013

4. Studi Literatur ... 43

5. Angket (kusioner) ... 43

C. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ... 43

1. Teknik Pengelolaan Data dan Analisis Data Kualitatif ... 43

a. Reduksi data ... 44

b. Display data ... 44

c. Mengambil kesimpulan ... 44

2. Teknik pengolahan data kuantitatif ... 45

a. Statistik deskriptif ... 45

b. Korelasi dan regresi ... 45

D. Populasi dan Sampel ... 46

1. Populasi ... 46

2. Sampel ... 46

E. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 47

1. Uji Valaditas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 49

F. Tahap-tahap Penelitian ... 51

1. Pra Penelitian ... 51

2. Perijinan Penelitian ... 51

3. Pelaksanaan Penelitian ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53

1. Sejarah Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung... 53

2. Visi dan Misi Sekolah ... 54

3. Keadaan Guru dan Siswa ... .. 55

4. Kedaan Fasilitas Belajar ... ... 57

5. Subjek Penelitian ... 57

6. Gamabaran Lingfkungan SMP Pasundan 4 Bandung ... 58

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

1. Deskripsi Hasil Observasi ... 59

2. Deskripsi Hasil Wawancara... 61

3. Deskripsi Hasil Kuantitatif ... 68

a. Deskripsi hasil kualitatif ... 68

b. Deskripsi hasil uji korelasi ... 91

C. Pembahasan Penelitian ... 93

1. Gambaran Lingkungan Sekolah yang dianggap sebagai Sumber belajar di SMP Pasundan 4 Bandung ... 93

2. Gambaran Hasil Belajar Afektif Siswa dalam Pembelajaran PKn. ... 95

3. Metode guru dalam memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung ... 96

4. Bagaimana Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar dapat Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar afektif PKn Siswa ... 99

5. Kendala Guru dalam Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar ... 102


(9)

x Robby Darmawan, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A.Kesimpulan ... 107

1. Kesimpulan Umum ... 107

2. Kesimpulan Khusus ... 108

B.Rekomendasi ... 110

1. Bagi Guru ... 110

2. Bagi Sekolah ... 110

3. Bagi institusi/Jurusan ... 111

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

xi Robby Darmawan, 2013

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Jabaran variabel, indikator, instrumen dan sumber data ... 9

Tabel 3.1 Korelasi antar variabel ... 45

Tabel 3.2 jumlah populasi ... 46

Tabel 3.3 jumlsah sampel ... 47

Tabel 3.4 hasil uji valaditas ... 49

Tabel 4.1 data guru & staf SMP Pasundan 4 Bandung ... 55

Tabel 4.2 kulifikasi pendidikan guru SMP 4 Pasundan Bandung ... 56

Tabel 4.3 Jumlah siswa SMP Pasundan 4 bandung ... 56

Tabel 4.4 Interpretasi Penafsiran Hasil data ... 68

Tabel 4.5 guru memberikan contoh dalam kehidupan keluarga pada saat menjelaskan materi tentang norma... 69

Tabel 4.6 selain contoh dalam kehidupan keluarga guru juga memakai contoh dalam kehidupan masyarakat sekitar sekolah ... 69

Tabel 4.7 guru memberikan materi sengan menggunakan sumber belajar seperti buku teks pelajaran ... 70

Tabel 4.8 guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar diluar kelas... 71

Tabel 4.9 guru memberi petunjuk dan kesempatan pada siswa untuk memperhatikan atau menganalisa kehidupan masyarakat dilingkungan sekitar sekolah ... 72

Tabel 4.10 guru memberitahukan pada siswa untuk mematuhi peraturan di sekolah dalam pelaksanaan materi mengenai norma ... 72

Tabel 4.11 guru memfasilitasi untuk siswa dalam pembelajaran PKn untuk memanfaatkan sarana dan prasarana seperti Lab, perpustakaan, serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah ... 73

Tabel 4.12 guru menugaskan siswa untuk mengamati dan melihat gambaran yang terjadi dilingkungan sekolah yang berkaitan dengan materi pembelajaran PKn ... 74

Tabel 4.13 guru memberikan gambaran mengenai materi tentang norma dengan memberikan contoh-contoh sikap yang terjadi dilingkungan sekoah . 74 Tabel 4.14 guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati lingkungan sekolah berkaitan dengan materi norma( norma kesopanan ) ... 75

Tabel 4.15 guru memberikan contoh-contoh berkaitan dengan norma hukum melalui pengamatan di lingkungan sekolah ... 76

Tabel 4.16 guru menugasiak siswa untuk mengamati apa saja norma-norma yang ada dalam masyarakat dilingkungan sekolah ... 76


(11)

xii Robby Darmawan, 2013

Tabel 4.17 dalam pembelajaran PKn, dikaitkan dengan contoh-contoh yang

nyata yang berada dilingkungan sekitar sekolah ... 77

Tabel 4.18 guru memberikan materi yang berkaitandengan norma dengan pemanfaatan lingkungan sekolah untuk dijadikan gambaran conroh-contoh pelanggaran terhadap norma hukum ... 78

Tabel 4.19 dalam menerangkan pelajaran PKn guru mereflesikan materi dengan lingkungan sekolah ... 78

Tabel 4.20 dalam pembelajaran PKn guru selalu memberikan contoh nyata dalam kehidupan yang berada dilingkungan sekolah ... 79

Tabel 4.21 dalam pembelajaran PKn guru memberikan kesepakatan untuk menggunakan fasilitas sekolah (perpustakaan, Lab, dan organisasi OSIS) untuk keperluan pembahasan materi yang di bina ... 80

Tabel 4.22 dalam pembelajaran PKn guru sering memberikan contoh mengenai kehidupan sehari-hari melalui contoh-contoh yang berada di lingkungan sekolah SMP Pasundan 4 Bandung ... 80

Tabel 4.23 dalam pembelajaran PKn guru menggunakan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran ... 81

Tabel 4.24 dalam pembelajaran PKn guru mengaitkan materi pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh kehidupan yang berada dilingkungan sekolah... 82

Tabel 4.25 mencium tangan orang tua ketika hendak berangkat sekolah ... 83

Tabel 4.26 membantu pekerjaan orang tua di rumah ... 83

Tabel 4.27 berperilaku sopan dan santun terhadap guru dan teman di sekolah 84 Tabel 4.28 datang kesekolah tepat waktu ... 84

Tabel 4.29 melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang di anut ... 85

Tabel 4.30 menghormati adat istiadat suatu masyarakat ... 85

Tabel 4.31 melaksanakan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat ... 86

Tabel 4.32 membeli barang produk dalam negeri ... 86

Tabel 4.33 memakai helm ketika naik kendaraan bermotor ... 87

Tabel 4.34 membayar pajak tepat pada waktunya ... 87

Tabel 4.35 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ... 88

Tabel 4.36 bertanya pada guru tentang materi yang di ajarkan ... 88

Tabel 4.37 memperhatikan guru ketika sefang menerangkan ... 89

Tabel 4.38 ketika dirumah membaca kembali materi yang di ajarkan di sekolah... 90

Tabel 4.39 menaati tata tertib yang berada di sekolah ... 90

Tabel 4.40 korelasi variabel ... 91

Tabel 4.41 aturan Sugiyono ... 92


(12)

xiii Robby Darmawan, 2013

Daftar Bagan

2.1 faktor-faktor belajar siswa ... 37 2.2 faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelajaran ... 38 4.1 alur metode pengmatan langsung ... 98


(13)

1 Robby Darmawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Upaya yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai seorang warga negara melalui berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan. Kemampuan dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar yang dicantumkan dalam Standar Nasional merupakan bahan minimal yang harus dikuasai siswa.

Sejalan dengan hal tersebut maka peningkatan mutu pendidikan dapat kita lakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat di proses dalam pikiran mereka sehingga menjadi milik mereka serta bertahan lama dalam pikirannya.

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Oleh sebab itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk menciptakan lulusan yang benar-benar kreatif, inovatif dan berkeinginan untuk maju melalui pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensinya secara utuh dan optimal. Sumber belajar sebagaimana di ketahui adalah sarana atau fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah.


(14)

2

Robby Darmawan, 2013

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar tersebut. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas yakni pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar”.

Di katakan demikian karena memanfaatkan sumber belajar akan dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipasi serta dapat memberikan pengalaman belajar yang kongkrit. Kemudian dapat juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat di capai dengan efisien dan efektif.

Banyak pengertian sumber belajar menurut para ahli diantaranya Hamalik (Pratiadi utomo) menyebutkan bahwa sumber belajar merupakan sumber yang dapat di pakai oleh siswa baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya untuk memudahkan.

Jadi menurut pendapat Hamalik sejalan dengan apa yang ada di lapangan untuk saat ini, bahwa sumber belajar merupakan sumber yang dapat dipakai oleh siswa baik itu secara sendiri maupun kelompok untuk mempermudah siswa dalam kegiatan belajar.

Sementara itu Mudhofir (pratiadi utomo) memberikan pendapatnya mengenai sumber belajar menurutnya bahwa Sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak, maupun non cetak.

Setiap orang membutuhkan informasi dan ilmu pengetahuan khususnya para siswa, dengan adanya informasi dan ilmu pengetahuan mereka sangat terbantu, oleh karena itu sumber belajar yang dapat memberikan informasi dan data-data yang baik sangat diharapkan.

Menurut AECT (Association For Educaton Communication Technology) dan Banks (Komalasari 2010:108), sumber pengajaran adalah “segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan


(15)

3

Robby Darmawan, 2013

meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.” Jadi sumber belajar dapat diartikan sebagai segala hal di luar diri anak didik yang memungkinkannya untuk belajar, dapat berupa pesan, orang, bahan, alat teknik dan lingkungan.

Disebutkan bahwa lingkungan atau latar merupakan salah satu dari komponen sumber belajar adapun yang dimaksud dengan lingkungan atau latar adalah situasi di sekitar terjadinya proses belajar mengajar di mana pembelajar menerima pesan. Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Contoh lingkungan fisik: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula pasar, kebun, bengkel pabrik dll. Contoh lingkungan nonfisik: tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, kebisingan atau ketenangan lingkungan belajar, dll.

Dalam buku Pembelajaran Kontekstual (Komalasari, 2010:114) disimpulkan bahwa fungsi sumber belajar dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Sumber informasi dalam proses pembelajaran. 2. Mengatasi keterbatasan pengalaman belajar. 3. Melampaui batas ruang kelas.

4. Memungkinkan interaksi langsung.

5. Memungkinkan keseragaman pengamatan. 6. Menanamkan konsep baru.

7. Membangkitkan minat baru. 8. Membangkitkan motivasi,

9. Memberikan pengalaman menyeluruh.

Dari paparan di atas telah disebutkan, bahwa sumber belajar merupakan media yang dijadikan rujukan dalam menopang kemudahan belajar. Hal ini selaras dengan temuan Worth (Komalasari, 2010 : 114), bahwa “kemampuan rata-rata manusia dalam mengingat lebih kuat secara verbal dan visual dari pada verbal saja atau visual saja.”

Kenyataan yang kita hadapi selama di sekolah adalah siswa hanya menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Selama proses belajar megajar berlangsung keaktifan siswa sangat kurang sekali. Hal ini menggambarkan belajar secara tradisional, dimana siswa hanya mendengar penjelasan dari guru sebagai satu-satunya sumber. Sedangkan kita ketahui kemampuan guru terbatas baik dari segi keterampilan maupun dari pengetahuan. Walaupun di gunakan juga sumber lain


(16)

4

Robby Darmawan, 2013

seperti buku teks, namun sumber belajar tidak terbatas pada buku saja masih banyak sumber belajar lain yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar.

Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar siswa dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar sepanjang relevan dengan kompetensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan. Pembelajaran yang sedang dikembangkan sekarang adalah pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang dikenal dengan pembelajaran kontekstual. Guru dalam mengajar tidak terikat pada buku teks, dan menjelaskan kepada siswa tentang konsep-konsep, istilah-istilah dan teori-teori di kelas secara abstrak dan siswa berusaha untuk memahami jalan pikiran guru. Guru menjadi satu-satunya sember belajar dan pembelajaran berpusat pada guru.

Sebagai sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan, maka permasalahan sekarang adalah bagaimana pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar afektif pelajaran PKn. Sebagai bahan ajar, mata pelajaran PKn memiliki kompleksitas sendiri. Mata pelajaran PKn sebagai bagian dari ilmu sosial lebih cendrung mengutamakan pada pembentukan sikap dan kepribadian yang mengarah kepada tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa yaitu Pancasila. Sejalan dengan ini, Kosasih (1982 : 32 ) menjelaskan bahwa target yang hendak dicapai melalui PKn, adalah :

1. Membina kognitif atau pengetahuan untuk dipelajari dan dikembangkan lebih lanjut ditingkat sekolah atau pendidikan lanjutannya serta untuk diamalkan.

2. Membina sikap afektif, dalam arti pembinaan system tentang system nilai yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 sebagai suatu ide atau nilai yang menjadi dorongan dan dasar pengalaman kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil

judul tentang “Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Afektif Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan”.


(17)

5

Robby Darmawan, 2013

Melihat penjelasan di atas menarik untuk dikaji bagi peneliti ketika sumber belajar dikaitkan dengan hasil belajar afektif siswa, untuk itu peniliti ingin melakukan penilitian di SMP PASUNDAN 4 Bandung karena dilihat dari letak geografis SMP PASUNDAN 4 berada di lingkungan ramai yang bisa di jadikan sebagai sumber belajar, untuk itu peneliti melakukan eksperimen mengenai adakah pengaruh pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar afektif siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Rumusan masalah

Berdasakan analisis masalah pada latar belakang, yang menjadi akar masalah ialah bagaimana seroang guru atau lembaga sekolah mengelola tingkat pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP PASUNDAN 4 BANDUNG . akan peneliti uraikan kembali menjadi sub-sub rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran lingkungan sekolah yang dianggap sebagai sumber belajar di SMP Pasundan 4 Bandung?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar afektif siswa?

3. Bagaimana guru dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung?

4. Bagaimana lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas hasil belajar afektif PKn di SMP Pasundan 4 Bandung?

5. Apa saja kendala guru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar?

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, secara umum penelitian ini selain bertujuan untuk menyelesaikan studi pada jenjang S1 dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara aktual dan faktual mengenai ”Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar


(18)

6

Robby Darmawan, 2013

untuk meningkatkan hasil belajar afektif dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Pasundan 4 Bandung “

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan mendapat gambaran tentang :

1. Lingkungan sekitar sekolah yang dianggap sebagai summber belajar di SMP Pasundan 4 Bandung.

2. Hasil belajar afektif siswa SMP Pasundan 4 Bandung kelas VII

3. Pemanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam menigkatkan kualitas pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung.

4. Kualitas hasil belajar PKn di SMP Pasundan 4 Bandung setelah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

5. Kendala guru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Arikunto menyatakan “hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul”. Dalam penelitian ini hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan adalah: ”Terdapat pengaruh positif signifikan dari lingkungan sekolah terhadap hasil belajar afektif siswa dalam mata pelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung”.

E. Kegunaan penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi nyata bagi sekolah-sekolah dan lembaga institusional lainnya yang ada di Indonesia mengenai Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar di SMP Pasundan 4 Bandung.

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atas pengembangan keilmuan mengenai Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar.


(19)

7

Robby Darmawan, 2013

b. Mampu membantu seorang guru dalam merepleksikan materi dalam mata pelajaran.

c. Membantu membuat proses belajar mengajar lebih bermakna.

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian dan acuan guru-guru lainnya bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah dapat di jadikan sarana dalam proses belajar mengajar.

2) Pemanfaatan lingkungan kehidupan sosial dapat dijadikan sebagai strategi bagi guru dalam menerapkan mata pelajaran agar lebih menarik.

3) Pemanfataan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar juga dapat diorganisasikan dan dihimpun sebagai metode mengajar dalam sebuah RPP yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas.

b. Bagi Siswa

1) Siswa dapat lebih paham dalam mengartikan suatu materi karena dapat langsung besentuhan dengan lingkungan.

2) Mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa. 3) Mengeratkan hubungan antara siswa dengan lingkungan.

c. Bagi Peneliti

1) Sebagai bekal dan bahan masukan dalam mengaplikasikan materi dengan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

2) Peneliti dapat memperoleh kemampuan secara lebih luas dalam bidang pendidikan mengenai proses pembelajaran yang mengambil potensi dari lingkungan sosial.

d. Bagi Institusi atau Jurusan PKn

1) Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan dan keilmuan mengenai teknik pengajaran dalam suatu kelas pada mata pelajaran pendidikan


(20)

8

Robby Darmawan, 2013

kewarganegaraan dengan cara menagaitkan suatu materi bahan ajar dengan lingkungan sekitar sekolah yang berada disekitar yang bisa di jadikan sebagai sumber belajar.

2) Menjadi salah satu rujukan buat para pendidik dalam cara menyampaikan materi pada peserta didik dengan menggunakan media yang ada seperti lingkungan yang di jadikan sumber belajar. Hal ini merupakan suatu referensi baru dalam dunia pendidikan.

F. Asumsi Dasar

Adapun penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa:

1. Penggunaan atau pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

2. Jika memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar guru dapat lebih mengembangkan proses penyampain materi terhadap siswa, dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari Dua variabel, yaitu sebagai variabel bebas yang diteliti adalah tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dan sebagai variabel terikat adalah hasil belajar afektif. Pengukuran terhadap hasil belajar afektif diperoleh berdasarkan hasil angket dan observasi ketika dilapangan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasundan 4 Bandung dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VII dan berikut adalah jabaran variabel penelitian:


(21)

9

Robby Darmawan, 2013

Tabel.1, Jabaran Varibel, Indikator Instrumen dan Sumber Data. Tabel.1, Jabaran Varibel, Indikator Instrumen dan Sumber Data. Variabel

Indikator Instrumen Sumber data

1. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai sumber belajar  Bagaimana gambaran lingkungan sekolah SMP Pasundan 4 Bandung

 Bagaimana cara guru

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada saat materi PKn berkaitan dengan Norma

 Bagaimana cara siswa belajar dikelas

 Manfaat apa yang siswa rasakan ketika guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.  Lingkungan sekolah apa yang sering guru jadikan sebagai sumber belajar Angket, wawancara dan Observasi

Guru & Siswa

2. Hasil belajar Afektif siswa

 Sekala sikap - Mencium tangan orang tua. - Mengucapkan Salam - Mematuhi peraturan tata tertib di sekolah. Angket & Wawancara Siswa


(22)

10

Robby Darmawan, 2013

2. Keterbatasan Penelitian Untuk mengantisipasi terlalu luasnya lingkup peneltian ini, maka peneliti perlu membatasi permasalahan penelitian ini, sebagai berikut:

a. Penelitian ini tidak bisa mengungkap variabel lain selain pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar terhadap peningkatan hasil belajar afektif siswa di SMP Pasundan 4 Bandung.

b. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar terhadap peningkatan hasil belajar afektif siswa diukur dengan menggunakan tanggapan hasil angket serta wawancara terhadap siswa.

c. Obyek penelitian ini terbatas hanya pada lingkup lembaga Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung.

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka didefinisikan sebagai berikut:

1. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar PKn

Keberadaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sangat relevan dengan PKn, dimana menurut rumusan Nu’man Somantri (dalam Nurmalina, 2008 : 3) Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih siswa berfikir keritis, analisis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam buku pembelajaran kontekstual (Komalasari, 2010:135) disebutkan pemanfaatan sumber belajar disekitar sekolah.

a. Perpustakaan

Dalam pengertiannya yang mutakhir, disebutkan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan


(23)

11

Robby Darmawan, 2013

kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Adapun pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah, yang melayani civitas academica

sekolah yang bersangkutan.

b. Lingkungan Sekitar Sekolah

Selain perpustakaan, kita pun dapat menngunakan keberadaan masyarakat sekitar sekolah atau lingkungan sekoalah sebagai sumber belajar dimanfaatkan jika relevan dengan proses pembelajaran, misalnya untuk pelajaran PKn, OSIS dan kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadaikan sebagai laboratorium demokrasi di luar kelas, kegiatan pengembangan diri di sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Lingkungan tempat tinggal dan sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas keseharian siswa. Oleh sebab itu, lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa dalam proses pembelajaran seperti menafsirkan, mengomunikasikan, membuat definisi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis, melakukan eksperimen, dan sebagainya.

Menurut Gagne (Komalasari, 2010:139) lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan konsep, karena peranannya sebagai stimulus untuk terjadinya suatu respon. Dengan kata lain, pembentukan sikap dan pengembangan keterampilan siswa ditentukan pula oleh interaksinya dengan lingkungan.

2. Sumber Belajar PKn

Dalam pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan ada tiga komponen seperti yang diajukan oleh center for civic Education pada tahun 1999 dalam

National standard for civics and government. Ketiga komponen tersebut, yaitu

civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic skills (keterampilan kewarganegaraan), dan civic desposition (karakter kewarganegaraan)Winataputra & Budimansyah (Nurmalina dan sayafullah, 2008:19). Untuk memaksimalkan ke


(24)

12

Robby Darmawan, 2013

tiga komponen tersebut banyak berbagai sumber belajar yang dapat digunakan dalam metode mengajar pendidikan kewarganegaraan.

Menurut Jaroloimenk (dalam Komalasari, 2010:116) sumber belajar dapat kelompokan menjadi 2 kategori, yaitu: (1) reading materials and resources

(materi dan sumber bacaan) meliputi buku texs, ensiklopedia, buku referensi, internet, majalah, panflet, surat kabar, kliping, brosur perjalanan, dan beberapa bagian materi yang di cetak/diprint; (2) non reading materials and resources

(materi dan sumber bukan bacaan) meliputi gambar, film, rekaman, darmawisata, dan sumber masyarakat.

Indikator lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di SMP Pasundan 4 Bandung :

a. Belajar dilingkungan sekolah b. Belajar di perpustakan

c. Belajar di masyarakat sekitar sekolah

3. Hasil Belajar Pkn

Hasil belajar Pkn dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pencapaian komponen-komponen yang mencakup aspek afektif berupa sikap. Evaluasi berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai atau hingga di mana terdapat kemajuan belajar peserta didik, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran terebut. Setelah ada kegiatan evaluasi akan ada suatu pencapaian hasil belajar yang ditujukan dengan pemberian nilai, bagi seorang peserta didik, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan cermin dari suatu keberhasilan kegiatan belajr mengajar.

Untuk mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai akan dilihat beragam jenis penilain. Terdapat tujuh penilaian yang dapat digunakan guru dalam penilain PKn, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, portofolio, dan penilaian diri (Depdiknas, dalam Komalasari, 2010:153).


(25)

13

Robby Darmawan, 2013

I. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di SMP Pasundan 4 Bandung yang terletak di Jl. Kebonjati No. 31 Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah tempat beradanya objek peneletian yang akan diteliti sehingga penulis yakin akan mendapatkan hasil penelitian yang maksimal dan yang diinginkan serta didasarkan pada, bahwa di SMP Pasundan 4 Bandung memiliki lingkungan sekitar sekolah yang dapat dimanfatkan oleh guru terhadap materi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah : 1. Kepala Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung

2. Guru mata pelajaran PKn di SMP pasundan 4 Banding. 3. Siswa kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung.


(26)

40 Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Metode dan pendekatan adalah satu diantara unsur yang harus ada dalam suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini adalah untuk mempermudah jalannya penelitian. Metode dan pendekatan ini yang menjadi acuan bagi seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya.

Metode dan pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini karena sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji sebuah hipotesis, tetapi berusaha untuk mendapatkan sebuah gambaran tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung. hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (2009: 24) yang mengatakan bahwa penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubugan antar variabel. Mengingat masalah yang diambil peneliti lebih kompleks dan memiliki beberapa variabel maka pengambilan metode deskriptif ini dirasa sangat tepat.

Adapun ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad (1985: 140) adalah sebagai berikut :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah actual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisa.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti aktivitas sejumlah kelompok manusia yang kaitannya dalam hal perubahan perilaku. Bogdan dan Tylor dalam Moleong (2005 : 4) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai


(27)

41

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

berikut “Pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

yang diamati”.

Pemilihan penggunaan pendekatan kualitatif dikarenakan melalui penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang diteliti digambarkan kedalam bentuk uraian-uraian yang menunjukan bagaimana pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar afektif siswa dalam mata pelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung.

Pada dasarnya penelitian ini adalah kualitatif, tetapi untuk memperkuat temuan ini dilengkapi dengan data yang sifatnya kuantitatif. Penggunaan data kuantitatif diperoleh melalui angket. Dalam hal ini, peneliti sangat berperan aktif dalam membuat rencana penelitian, proses pelaksanaan penelitian serta menjadi faktor penentu dari keseluruhan proses dan hasil penelitian. Maleong (2007 : 132), menyatakan bahwa :

“Dalam penelitian kualitatif manusia adalah instrumen pertama karna ia menjadi segala dari keseluruhan proses penelitian, ia segaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis data, analisis penafsiran dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa selama proses penelitian ini peneliti akan lebih banyak melakukan komunikasi dengan subjek penelitian di SMP Pasundan 4 Bandung.

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data-data yang diperlukan oleh peneliti, secara teknik dapat diperoleh melalui beberapa kegiatan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :


(28)

42

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Mengutip perkataan Esterberg dalam Sugiyono (2010: 231) yang

mengatakan bahwa “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu”. Peneliti melakukan wawancara ini dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam. Pada dasarnya wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari responden (informan)

secara langsung. Harrison (2009: 108) mengatakan “wawancara juga membantu

dalam proses pengidentifikasian dokumen yang penting, perlu dibaca, dan ditindaklanjuti. Hal inilah yang diharapkan oleh penulis, karena dalam penelitian ini juga akan menggunakan studi dokumen berdasarkan dari dokumen atau arsip yang tersedia dari informan. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan tanya jawab dengan responden, yaitu kepala sekolah, guru, dan perwakilan siswa SMP Pasundan 4 Bandung.

2. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas tentang kehidupan sosial yang wajar dan sebenarnya sukar diperoleh dengan metode-metode lain (Nasution, 1997:122). Observasi merupakan suatu aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung terhadap objek penelitian dilapangan. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang sedang diteliti dan dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum tentang objek yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi pengamatan peneliti adalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.


(29)

43

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Studi Dokumentasi menurut Sugiyono (2010: 240) menyebutkan bahwa

“dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental”. Dalam penelitian ini, studi dokumen dapat memberi dukungan terhadap data dari hasil wawancara dan observasi sehingga data akan lebih terpercaya. Dengan melakukan studi dokumen ini, akan memperkuat dan melegkapai data-data yang telah didapat melalui observasi dan wawancara. Mengingat dalam observasi dan wawancara akan banyak sekali data yang tidak didapatkan oleh peneliti, maka studi dokumen ini sangatlah penting untuk menemukan data-data yang belum didapat dalam wawancara dan observasi.

4. Studi Literatur

Studi Literatur yaitu tehnik penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku yang ada hubungnnya dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan atau sumber informasi dari masalah yang diteliti. Tehnik ini selain digunakan untuk melengkapi serta meperkuat landasan peneliti dalam melakukan penelitian juga untuk melengkapi hasil penelitian yang peneliti lakukan. Tehnik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai macam sumber dan litelatur buku-buku yang berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian, diharapkan peneliti dapat memperoleh data secara teoritis sebagai penunjang penelitian.

5. Angket (kuesioner)

Angket menurut Danial dan Nanan Warsiah (2007 : 62). Angket, adalah :

“alat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian”. Alat ini

berupa sejumlah pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden sesui dengan masalah penelitian.


(30)

44

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Kualitatif

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif memerlukan daya kreatifitas serta kemampuan intelektual tinggi dari peneliti sehingga dapat terhindar dari terjadinya bias, dan peneliti mampu menafsirkan secara objektif sesuai dengan tujuan penelitian. Miles dan Huberman seperti yang dikutip oleh Salim (2006: 20-24), menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification). Dalam pelaksanaannya reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi, merupakan sebuah langkah yang sangat luwes, dalam arti tidak terikat oleh batasan kronologis. Secara keseluruhan langkah-langkah tersebut saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehingga model dari Miles dan Huberman disebut juga sebagai Model Interaktif. Hal ini sejalan dengan Nasution (1998:129-130) bahwa langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan ditulis/ditik dalam bentuk uraian atau laporan terperinci. Laporan yang disusun kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting dan dicarikan temanya.

b. Display Data

Data yang telah diperoleh diklasifikasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat hubungan suatu data dengan data yang lainnya

c. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data.

Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan data dari catatan Lapangan, direduksi, dideskripsikan, dianalisis, dan kemudian ditafsirkan. Prosedur analisis terhadap masalah tersebut lebih difokuskan pada upaya


(31)

45

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

menggali fakta sebagaimana adanya (natural setting), dengan teknik analisis pendalaman kajian (verstegen). Untuk memberikan gambaran data tentang hasil penelitian, maka dilakukan prosedur sebagai berikut:

 Tahap Penyajian Data: Data disajikan dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi.  Tahap Komparasi: Tahap komparasi merupakan proses membandingkan hasil analisis data yang telah dideskripsikan dengan interpretasi data untuk menjawab problematik penelitian yang diajukan. Dengan demikian data yang diperoleh melalui deskripsi akan dibandingkan dan dibahas berdasarkan landasan teori, yang dikemukakan pada bab 2.

 Tahap Penyajian Hasil Penelitian: Tahap ini dilakukan setelah analisa komparasi, yang kemudian dirangkum dan diarahkan pada kesimpulan untuk menjawab problematik penelitian.

2. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Kuantitatif

a. Statistik Deskriptif

Data diolah dengan menggunakan perhitungan prosentase yang dimaksud untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuwensi dari setiap alternatif jawaban. Prosentase diperoleh dengan membandingkan jumlah frekuwensi jawaban dan banyaknya sampel atau responden yang dikalikan dengan angka 100%. Dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

P = Persentase jawaban

F = Jumlah frekwensi dari setiap alternative jawaban

N = Jumlah Sampel

100 = Bilangan tetap b. Korelasi dan Regresi


(32)

46

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

hasil pengolahan data statistik dengan menggunakan SPSS 20, nampak hasil korelasi antara pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran PKn dengan hasil belajar siswa. Secara deskriptif, hubungan ini menekankan pada hasil belajar secara afektif di mana siswa memiliki keterampilan sikap (attitude) yang diharapkan. Hasil pengolahan data tersebut dapat digambarkan ke dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Korelasi Antar Variabel

X Y

X

Pearson Correlation 1 ,552**

Sig. (2-tailed) ,000

N 175 175

Y

Pearson Correlation ,552** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 175 175

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2012 : 215) mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sesuai masalah yang diteliti, maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII (tujuh), dan kelas VIII (delapan), kepala sekolah dan guru PKn di SMP Pasundan 4 Bandung. Dari studi pendahuluan didapatkan jumlah populasi sebanyak 624 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jumlah Populasi

No. Populasi Jumlah

1. Siswa kelas VII 317


(33)

47

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

4 Guru pengajar PKn 2

Total 320

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 81). Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil dan digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling (sampling acak sederhana). Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 82). Cara ini cukup objektif, umum dipakai, dan cocok untuk sampel dalam jumlah yang tidak begitu banyak serta dapat mengurangi subjektivitas dalam pengambilan sampel.

Besaran sampel dari siswa mengacu pada tabel Krejcie (Sugiyono, 2000:63) yakni, jumlah populasi keseluruhan adalah 317 orang siswa. Dikarenakan jumlah populasi sebesar 317 orang siswa tidak terdapat dalam daftar table Krejcie, peneliti menyesuaikannya dengan mengambil jumlah populasi paling mendekati yang ada pada tabel, yakni pada table sebesar 320 populasi memerlukan sempel 175 orang siswa.

Tabel 3.3 Jumlah Sampel

No. Populasi Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 Kelas VII 317 orang 75 siswa

Jumlah 175


(34)

48

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Keberhasilan suatu penelitian ditentukan pula oleh alat pengambilan data yang digunakan, sebab data yang diperlukan menjawab pertanyaan peneliti dan

menguji melalui instrumen. Oleh karena itu, “instrument sebagai alat pengumpul

data harus betul-betul dirancang dan disusun sedemikian rupa sehinnga

menghasilakan data emperik sebagaimana mestinya”. (Sudjana, 1998 : 87)

Sebelum instrument digunakan dalam penelitian, instrument tersebut di konsultasikan pada dosen pembimbing. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah di olah (arikunto, 1997 ; 136). Uji coba instrumen ini dilakukan untuk mengetahui kualitas atau kelayakan instrumen untuk digunakan.

1. Uji Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan suatu tes. Tes yang valid adalah tes yang benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji valaditas bertujuan untuk mengukur sahih tidaknya item-item instrumen penelitian. Seperti

yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2003: 69) bahwa “Sebuah tes

dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti

memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria.”

Pada penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) berkenaan dengan isi dan format instrumen menggunakan pendapat dari ahli (Expert judgement) dan uji validitas empirical validity, dimana angket yang digunakan diujikan kepada sampel yang bukan sampel penelitian kemudian skor-skor diperoleh dari tes angket tersebut dihitung menggunakan rumus koefisiensi korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Tingkat valaditas item soal tes ditentukan oleh rumus koefisien korelasi (r) dengan rumus product moment adalah sebagai berikut :

(Arikunto, 2002: 146)


(35)

49

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Dimana, = Koefisien korelasi

X = skor tiap item dari responden Y = Skor total dari tiap responden N = Jumlah responden

Angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka butir valid. sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir tidak valid. Dalam penelitian ini, peneliti menguji validitas dengan SPSS versi 20.

Uji validitas merupakan analisis untuk mengetahui apakah jumlah butir pertanyaan atau item mampu mengungkap variabel yang diungkapkan. Pengujian ini diukur dengan koefisien korelasi yang dibandingkan nilai tabel korelasi

product moment. Adapun hasil pengujian tersebut dengan taraf signifikasi 0,05 (5%) sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

Item Soal T.Hitung T.Tabel Keterangan 1. 3,709 2,042 Valid 2. 2,105 2,042 Valid 3. 3,709 2,042 Valid

4. 3,288 2,042 Valid

5. 4,186 2,042 Valid 6. 3,753 2,042 Valid 7. 2,294 2,042 Valid 8. 4,129 2,042 Valid 9. 5,237 2,042 Valid 10. 2,519 2,042 Valid 11. 4,275 2,042 Valid 12. 3,807 2,042 Valid 13. 3,401 2,042 Valid


(36)

50

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

14. 2,949 2,042 Valid 15. 5,016 2,042 Valid 16. 4,942 2,042 Valid 17. 2,106 2,042 Valid 18. 3,379 2,042 Valid 19. 3,141 2,042 Valid 20. 3,128 2,042 Valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dan alat ukur lainnya termasuk non tes, pada hakekatnya menguji keajegan pertanyaan suatu tes apabila diberikan beberapa kali pada objek yang sama. Suatu tes dikatakan reliable atau ajeg apabila beberapa kali pengujian menunjukan hasil relative yang sama.

Suharsimi Arikunto (2002: 86) mengemukakan pengertian reliabilitas

yaitu merupakan “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perusahaan yang terjadi dapat dilakukan tidak berarti”.

Untuk uji reliabilitas, metode uji realibilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas internal consstency method dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan karena data yang akan diukur berupa data interval data skala likert. Menurut Kountur (Nuroiniah,

2010;86) bahwa : “Cronbach Alpha merupakan teknik pengujian reliabilitas suatu tes atau angket yang paling sering digunakan oleh karena dapat digunakan pada tes-tes atau angket-angket yang jawaban tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya

dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih dari dua pilihan”.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien realibilitas dengan rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:


(37)

51

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Keterangan :

: Realibilitas instrument

K : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah varian butir : Varian total

Analisis kuantitatif dilakukan untuk data yang terkumpul melalui angket, dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan masing variabel penelitian X (pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar) dan variabel Y (hasil belajar siswa), dan analisis statistik korelasi dan regresi untuk melihat pengaruh variabel X terhadap Y (Sugiyono: 2005). Analisis statistik menggunakan SPSS versi 20. Keeratan hubungan (korelasi) diinterprestasikan dengan menggunakan aturan Sugiyono. Adapun pedoman yang diberikan Sugiyono (2011: 242) dalam memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 -0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

F. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian kualitatif menempatkan peneliti pada posisi sebagai alat penelitian yang utama dan analisis data sudah mulai sejak awal pengumpulan

data. Maleong (2000 :109) mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif dapat

dibagi kedalam empat tahapan yaitu : 1). Tahap sebelum kelapangan; 2). Pekerjaan lapangan; 3). Analisis data; dan 4). Penulisan laporan.


(38)

52

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan dan membuat penelitian secara sistematis maka harus melalui beberapa tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut ialah sebagai berikut :

1. Pra Penelitian

Dalam tahapan ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Seperti menentukan focus permasalahan serta objek penelitian. Selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan profoasl skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti. Setelah profosal atau rancangan penelitian disetujui oleh pembimbing skripsi maka peneliti melakukan pra penelitian sebagai upaya menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh :

a. Mengajukan surat permohonan izin mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Setelah mendapatkan izin kemudian penulis melakukan penelitian ditempat yang telah ditentukan yaitu SMP Pasundan 4 Bandung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk


(39)

53

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

memecahkan focus masalah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menghubungi Kepala Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung untuk meminta informasi dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian.

b. Menghubungi guru PKn SMP Pasundan 4 Bandung yang akan diwawancarai. c. Mengadakan wawancara dengan guru PKn SMP Pasundan 4 Bandung

d. Mengadakan wawancara dengan Kepala sekoalah SMP Pasundan 4 Bandung. e. Menghubungi siswa sebagai subjek penelitian

f. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkata dengan masalah yang akan diteliti.


(40)

107 Robby Darmawan, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5 ini merupakan kesimpulan dari hasil kajian tentang “Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn”. Kesimpulan yang penulis rumuskan berdasarkan atas data yang terkumpul dari objek penelitian. Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian ditafsirkan dalam bentuk tulisan dan bahasa karya ilmiah. Selain itu, peneliti membuat rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan kesimpulan sebelumnya dengan harapan adanya perbaikan serta perubahan terutama bagi objek penelitian dan pada umumnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan karya ilmiah ini.

A.Kesimpulan

1. Kesimpulan umum

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan salah satu upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar afektif siswa karena sekolah merupakan tempat diamana siswa berinteraksi sehari-hari antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan masyarakat sekitar, dan siswa dengan lingkungannya. Lingkungan yang berada disekitar sekolah SMP Pasundan merupakan lingkungan yang cukup kompleks dimana diasana banyak terjadi aktifitas kehidupan sosial masyarakat sekitar yang majemuk karena merupakan salah satu tempat yang dekat dengan pusat kota. Oleh sebab itu selain menggunakan sumber belajar yang berada di sekolah seperti perpustakaan, LAB, dan buku paket, guru juga memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber untuk dikaitkan dengan materi yang sedang diajarkan khususnya pada materi tentang norma dengan cara mengajar seperti ini siswa semakin menyimak dan mampu memahami materi yang diajarkan karena siswa diberikan beberapa contoh-contoh realita kehidupan masyarakat sekitarnya yang berkaitan dengan materi tentang norma misalanya ketika menerangkan contoh-contoh berkenaan dengan pelanggaran norma serta menerangkan jenis-jenis norma dengan seperti


(41)

108

Robby Darmawan, 2013

itu siswa merasa tidak jenuh dan bisa jauh lebih paham dibandingkan dengan guru mengajar dengan metode seperti biasa ketika siswa semakin paham dengan materi maka hal ini juga dapat berdampak kepada hasil belajar yang siswa ikuti.

2. Kesimpulan Khusus

a. Gambaran keadaan lingkungan sekolah yang dianggap sebagai sumber belajar di SMP Pasundan 4 Bandung berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwasannya sumber belajar itu tidak terpaku pada perpustaakaan sekolah saja, namun lebih dari itu lingkungan sekitar sekolah juga harus dapat dijadikan sumber belajar, dalam hal ini yaitu lingkungan masyarakat yang merupakan lingkungan paling strategis bagi tumbuh kembangnya jiwa sosial siswa.

b. Gambaran hasil belajar afektif siswa tentunya siswa mampu mengerti tentang materi norma yang diajarkan dengan melihat gambaran perolehan hasil angket yang menunjukan suatu peningkaan terhadap hasil belajar afektif . siawa lebih mengerti dan tau akan norma kesopanan mengtahui norma-norma diantaranya norma kesopanan, hukum, dan agamaserta dilakujkan dengan sebuah perbuatan yang dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Metode guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kualiatas pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung berdasarkan pengamatan dilapangan metode yang digunakan biasanya smetode konvensional ceramah bervariasi dikolaborasikan dengan pemanfaatan gambaaran keadaan lingkungan sekitar sekolah yang dijadikan contoh sebagai contoh sumber belajar pada saat pembelajaran PKn yang berkaitan dengan materi tentang norma. Selain itu juga terkadang guru mencoba dengan metode pengamatan (obsevasi) dilapangan sehingga siswa dapat merasakan bagaimana kondisi masyarakat dan mobilitas sosial secara penuh hal ini berfungsi untuk melatih kepakaan siswa terhadap kehidupan sosial dan juga dapat melatih pekembangan berpikir keritis siswa.


(42)

109

Robby Darmawan, 2013

d. Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas hasil belajar afektif PKn di SMP Pasundan 4 Bandung berdasarkan hipotesis peneliti sebelumnya serta ditambah dengan hasil perhitungan angket ternyata terdapat pengaruh positif Jika ukurannya digambarkan dengan menggunakan aturan Sugiyono dengan nilai korelasi 0,552, maka keeratan hubungan termasuk kepada kategori sedang di mana nilai yang dideskripsikan antara 0,40-0,599. Oleh karena itu, hubungan antara keduanya mampu menjadi titik tolak pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam memproses paradigma pembelajaran konvensional ke arah paradigma pembelajaran yang bersifat modern sesuai dengan perkembangan zaman yang tidak hanya menitik beratkan pada aspek kognitif saja tetapi juga menitiberatkan pada kemampuan dan keterampilan berpikir aktif siswanya guna meningkatkan hasil belajar. dengan hasil menunjukkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar berpengaruh positif signifikan sebesar 0,305 terhadap hasil belajar siswa. Sehingga jika digambarkan secara deskriptif maka variabel Y dipengaruhi oleh variabel X sebesar 30,5%. Namun sisanya sebesar 69,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang tidak diteliti. Hal ini menunjukan terdapat perubahan hasil belajar afektif siwa setelah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dengan perubahan yang dikategorikan pada perubahan sikap yang dituangkan pada sekala sikap.

e. Kendala gruru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar ini tidak lepas dari beberapa faktor seperti : 1). Adanya stigma negatif pihak sekolah terhadap lingkunga sekolah yang berada di sekitar SMP Pasundan 4 Bandung; 2). Terbatasnya alokasi waktu pembelajara; 3). Pembantasan aktivitas siswa untuk menjaga kondusifitas pembelajaran; 4). Terbatasnya kemampuan guru dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar.


(43)

110

Robby Darmawan, 2013

B.Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru dapat menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di kelas-kelas lainnya untuk mengembangkan konsep pembelajaran yang tidak terpaku pada ruangan kelas, serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.Dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa akan semakin termotifasi untuk belajar hal ini jelas akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Namun, sebelumnya ada Perencanaan yang mesti dilakukan guru ketika akan memanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hendaknya memperhatikan lingkungan yang akan dijadikan sebagai sumber belajar karena tidak semua lingkungan baik untuk dijadikan sumber belajar. Selain itu juga pengondisian siswa di kelas pada saat akan melaksanakan pembelajaran diluar kelas apakah cukup kondusif atau tidak, serta efektifitas waktu pada saat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang harus diperhatikan karena akan lebih banyak waktu yang dibutuhkan. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan maksimal apabila guru mampu berinovasi dengan lingkungan yang ada.

2. Bagi Sekolah

Dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar janganlah memandang lingkungan sebagai hal yang negative. Justru lingkungan memberikan suatu kontribusi kepada siswa agar lebih peka serta mampu berinteraksi terhadap lingkungan sekitar dan juga mampu memahami dan menghormati aspek-aspek yang berada diamasyarakat sekitar sekolah. Seharusnya sekolah dapat mefasilitasi guru dalam mempermudah pelaksanaan pembelajaran yang tidak terpaku pada pembelajaran konvensional, serta sekolah dapat meperbaharui sarana dan prasarana di sekolah.


(44)

111

Robby Darmawan, 2013

3. Bagi Institusi/Jurusan

Pendidikan melalu pengamatan sosisal masyatrakat seperti pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai siumber belajar merupakan bagian dari metode pembelajaran di Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan terkait pendidikan berbasis kontekstual. Seyogyanya pihak tersebut lebih mendukung penuh kegiatan yang bersifat aktivitas pemebelajaran tidak hanya di sekolah tempat peneliti tetapi juga lebih banyak diaplikasikan di kelas Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan tingkat Perguruan Tinggi. Selain itu, perlu adanya sosialisasi mendalam melalui seminar atau pelatihan bagi guru-guru PKn yang nantinya bermanfaat bagi pelaksanaan pembelajaran di kelas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang dilakukan peneliti kemungkinan dirasa belum cukup memuaskan bagi peneliti maupun civitas akademika lainnya. Oleh karena itu, perlu pengkajian penelitian mengingat berbagai kelemahan dalam penelitian ini, peneliti menyarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitaian dengan menggunakan metode yang berbeda seperti metode eksperimen agar lebih bisa memstikan dampak apa saja yang diperoleh dari hasil penelitiannya.


(45)

112

Robby Darmawan, 2013

Daftar Pustaka

A. BUKU

Agus, Salim (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiarawacana

Ahmad, Rohani, (2010). Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek.

Jakarta : PT. Rieneka Cipta

Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008) PKN dan MAsyarakat Multikultural, Bandung: Prodi PKN SPS UPI

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Danial, AR, Endang & Nanan Warsiah. (2007). Metode Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: Labolatorium PKn FPIPS UPI.

Dimyati & Mujiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djahiri, Achmad Kosasih. (1982). Teory keterampilan Belajar mengajar.

Bandung : Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan FPIPS IKIP BANDUNG

Hamalik, Oemar. (2005) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Kartini, Kartono. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : CV.

Mandar maju

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi.

Bandung jl.Mengger Girang no.98 :PT Refika Aditama

Moleong, Lexy, J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nurmalina, K. dan Saifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan Bandung: Laboratorium Pendidikan kewarganegaraan.

Padil, Moh. 2007. Sosiologi Pendidikan. Malang: UIN- Malang Press

Sapriya & Maftuh Bunyamin. (2005). Jurnal Civicus Pembelajaran PKn melalui Pemetaan Konsep. Bandung: Jurusan PKn FPIPS UPI


(46)

113

Robby Darmawan, 2013

Sayh Muhibin, Psikologi belajar dengan pendekatan baru. Bandung; Rosda Karya

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Sobry, Sutikno. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung Prospect

Somantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya.

(1975). Metode Mengajar Civic, Jakarta : Erlangga

Sudjana, N dan Ibrahim. (1999). Penelitian Pendidikan Bandung : Sinar Baru Sugiyono, Prof. Dr., (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &

B. Bandung : Alfabeta

Sunaryo. (1989). Strategi Belajar Mengajar. Malang: IPS IKIP

Wiji, Suwarno. (2007). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Gramedia widiarsa Indonesia

Winarno, Surakhmad. (1985). “Pengantar Penelitian Ilmiah”: Dasar dan Teknik. Bandung: Taristo

Winataputra, S. Udin, dkk. (2007). Teori belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

B.Sumber Dokumen

Arsip Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung tahun 2013 2006. Departemen Pendidikan Nasional tahun

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

C.Sumber Internet

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdf

http://ekokhoeruln.blogspot.com/2013/02/hasil-belajar-afektif.html

Utomo, Pristiadi. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Tersedia


(47)

114

Robby Darmawan, 2013

Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan PendidikanUniversitas Sebelas Maret tersedia


(1)

109

d. Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas hasil belajar afektif PKn di SMP Pasundan 4 Bandung berdasarkan hipotesis peneliti sebelumnya serta ditambah dengan hasil perhitungan angket ternyata terdapat pengaruh positif Jika ukurannya digambarkan dengan menggunakan aturan Sugiyono dengan nilai korelasi 0,552, maka keeratan hubungan termasuk kepada kategori sedang di mana nilai yang dideskripsikan antara 0,40-0,599. Oleh karena itu, hubungan antara keduanya mampu menjadi titik tolak pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam memproses paradigma pembelajaran konvensional ke arah paradigma pembelajaran yang bersifat modern sesuai dengan perkembangan zaman yang tidak hanya menitik beratkan pada aspek kognitif saja tetapi juga menitiberatkan pada kemampuan dan keterampilan berpikir aktif siswanya guna meningkatkan hasil belajar. dengan hasil menunjukkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar berpengaruh positif signifikan sebesar 0,305 terhadap hasil belajar siswa. Sehingga jika digambarkan secara deskriptif maka variabel Y dipengaruhi oleh variabel X sebesar 30,5%. Namun sisanya sebesar 69,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang tidak diteliti. Hal ini menunjukan terdapat perubahan hasil belajar afektif siwa setelah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dengan perubahan yang dikategorikan pada perubahan sikap yang dituangkan pada sekala sikap.

e. Kendala gruru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar ini tidak lepas dari beberapa faktor seperti : 1). Adanya stigma negatif pihak sekolah terhadap lingkunga sekolah yang berada di sekitar SMP Pasundan 4 Bandung; 2). Terbatasnya alokasi waktu pembelajara; 3). Pembantasan aktivitas siswa untuk menjaga kondusifitas pembelajaran; 4). Terbatasnya kemampuan guru dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar.


(2)

B.Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru dapat menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di kelas-kelas lainnya untuk mengembangkan konsep pembelajaran yang tidak terpaku pada ruangan kelas, serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.Dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa akan semakin termotifasi untuk belajar hal ini jelas akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Namun, sebelumnya ada Perencanaan yang mesti dilakukan guru ketika akan memanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hendaknya memperhatikan lingkungan yang akan dijadikan sebagai sumber belajar karena tidak semua lingkungan baik untuk dijadikan sumber belajar. Selain itu juga pengondisian siswa di kelas pada saat akan melaksanakan pembelajaran diluar kelas apakah cukup kondusif atau tidak, serta efektifitas waktu pada saat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang harus diperhatikan karena akan lebih banyak waktu yang dibutuhkan. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan maksimal apabila guru mampu berinovasi dengan lingkungan yang ada.

2. Bagi Sekolah

Dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar janganlah memandang lingkungan sebagai hal yang negative. Justru lingkungan memberikan suatu kontribusi kepada siswa agar lebih peka serta mampu berinteraksi terhadap lingkungan sekitar dan juga mampu memahami dan menghormati aspek-aspek yang berada diamasyarakat sekitar sekolah. Seharusnya sekolah dapat mefasilitasi guru dalam mempermudah pelaksanaan pembelajaran yang tidak terpaku pada pembelajaran konvensional, serta sekolah dapat meperbaharui sarana dan prasarana di sekolah.


(3)

111

3. Bagi Institusi/Jurusan

Pendidikan melalu pengamatan sosisal masyatrakat seperti pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai siumber belajar merupakan bagian dari metode pembelajaran di Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan terkait pendidikan berbasis kontekstual. Seyogyanya pihak tersebut lebih mendukung penuh kegiatan yang bersifat aktivitas pemebelajaran tidak hanya di sekolah tempat peneliti tetapi juga lebih banyak diaplikasikan di kelas Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan tingkat Perguruan Tinggi. Selain itu, perlu adanya sosialisasi mendalam melalui seminar atau pelatihan bagi guru-guru PKn yang nantinya bermanfaat bagi pelaksanaan pembelajaran di kelas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang dilakukan peneliti kemungkinan dirasa belum cukup memuaskan bagi peneliti maupun civitas akademika lainnya. Oleh karena itu, perlu pengkajian penelitian mengingat berbagai kelemahan dalam penelitian ini, peneliti menyarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitaian dengan menggunakan metode yang berbeda seperti metode eksperimen agar lebih bisa memstikan dampak apa saja yang diperoleh dari hasil penelitiannya.


(4)

112 Daftar Pustaka A. BUKU

Agus, Salim (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiarawacana

Ahmad, Rohani, (2010). Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek.

Jakarta : PT. Rieneka Cipta

Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008) PKN dan MAsyarakat Multikultural, Bandung: Prodi PKN SPS UPI

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Danial, AR, Endang & Nanan Warsiah. (2007). Metode Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: Labolatorium PKn FPIPS UPI.

Dimyati & Mujiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djahiri, Achmad Kosasih. (1982). Teory keterampilan Belajar mengajar.

Bandung : Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan FPIPS IKIP BANDUNG

Hamalik, Oemar. (2005) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Kartini, Kartono. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : CV.

Mandar maju

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi. Bandung jl.Mengger Girang no.98 :PT Refika Aditama

Moleong, Lexy, J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nurmalina, K. dan Saifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan Bandung: Laboratorium Pendidikan kewarganegaraan.

Padil, Moh. 2007. Sosiologi Pendidikan. Malang: UIN- Malang Press

Sapriya & Maftuh Bunyamin. (2005). Jurnal Civicus Pembelajaran PKn melalui Pemetaan Konsep. Bandung: Jurusan PKn FPIPS UPI


(5)

113

Sayh Muhibin, Psikologi belajar dengan pendekatan baru. Bandung; Rosda Karya

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Sobry, Sutikno. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung Prospect

Somantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya.

(1975). Metode Mengajar Civic, Jakarta : Erlangga

Sudjana, N dan Ibrahim. (1999). Penelitian Pendidikan Bandung : Sinar Baru Sugiyono, Prof. Dr., (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &

B. Bandung : Alfabeta

Sunaryo. (1989). Strategi Belajar Mengajar. Malang: IPS IKIP

Wiji, Suwarno. (2007). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Gramedia widiarsa Indonesia

Winarno, Surakhmad. (1985). “Pengantar Penelitian Ilmiah”: Dasar dan Teknik. Bandung: Taristo

Winataputra, S. Udin, dkk. (2007). Teori belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

B.Sumber Dokumen

Arsip Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung tahun 2013 2006. Departemen Pendidikan Nasional tahun

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

C.Sumber Internet

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdf

http://ekokhoeruln.blogspot.com/2013/02/hasil-belajar-afektif.html

Utomo, Pristiadi. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Tersedia


(6)

Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan PendidikanUniversitas Sebelas Maret tersedia