STUDI PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN JALAN UMUM (STUDI KASUS) RUSUN CINGISED KEL. CISARANTEN KULON KEC. ARCAMANIK KOTA BANDUNG.
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Pembatasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Metode Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI 5 2.1 Instalasi Listrik ... 5
2.1.1 Jenis dan Ruang Lingkup Instalasi ... 5
2.1.2 Perencanaan Instalasi Listrik... 6
2.1.3 Peralatan Instalasi Listrik ... 7
2.2 Cahaya ... 8
2.2.1 Intensitas Cahaya ... 11
2.2.2 Flux Cahaya ... 11
2.2.3 Intensitas Penerangan ... 12
2.2.4 Efektifitas Penerangan ... 14
2.2.5 Intensitas Penerangan (Illmuninous Intensity) Bidang Kerja ... 16
2.2.6 Jenis-Jenis Lampu ... 17
1. Lampu Pijar (Incandensent Lamp) ... 17
2. Lampu TL (Tube Luminesent) ... 18
3. Lampu Halogen ... 19
2.2.7 Armatur ... 20
2.3 Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) ... 21 Halaman
(2)
2.4 Penghantar Listrik ... 23
2.4.1 Penghantar Tembaga ... 23
2.4.2 Penghantar Alumunium ... 24
2.4.3 Isolasi Kabel ... 25
2.4.4 Jenis-Jenis Kabel ... 25
2.4.5 Nomenklatur Kabel ... 28
2.5 Pentanahan (Grounding) ... 29
2.6 Penerangan Jalan Umum (PJU) ... 33
2.6.1 Pengertian Penerangan Jalan Umum (PJU) ... 33
2.6.2 Lingkup Pekerjaan Penerangan Jalan Umum ... 34
2.6.3 Spesifikasi Umum Lampu PJU ... 34
2.6.4 Ketentuan Pemasangan PJU ... 35
2.6.5 Tiang Penerangan Jalan ... 36
2.6.6 Kabel Penerangan ... 37
2.6.7 Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ... 37
BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN INSTALASI PJU 39 3.1 Deskripsi Kondisi Lapangan ... 39
3.2 Deskripsi Material dan Alat Kerja ... 39
3.2.1 Tiang ... 41
3.2.2 Lampu ... 43
3.2.3 Penghantar Listrik ... 44
3.2.4 Penghantar Hubung Bagi (PHB) ... 48
3.2.4.1 Alat Pengukur dan Pembatas (APP) ... 48
3.2.4.2 Pengaman ... 50
3.2.4.3 Kotak Panel (Panel Box) ... 51
3.2.5 Pengetanahan ... 51
3.2.6 Material Pelengkap ... 53
1. Timer ... 53
2. Lampu dan Armatur ... 53
3. Asesories Kabel ... 54
3.2.7 Alat Kerja ... 55
1. Kaki Tiga (Tripod) ... 55
(3)
3. Alat kerja Lainnya ... 56
3.3 Proses Pemasangan Instalasi ... 56
3.3.1 Pemasangan Tiang dan Pondasi ... 56
3.3.2 Penggelaran Kabel dan Penarikan Kabel TIC ... 56
3.3.3 Pemasangan PHB ... 57
3.3.4 Pengetanahan ... 58
3.3.5 Pemasangan Lampu dan Armatur ... 59
3.3.6 Penyambungan ... 59
BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 60 4.1 Analisis dan Pembahasan... 60
4.1.1 Material PJU ... 60
4.1.2 Proses Pemasangan Instalasi ... 61
4.1.3 Hasil Pekerjaan ... 62
a. Pencahayaan ... 63
b. Kinerja Lampu ... 69
c. Jenis Jaringan ... 69
4.2 Data Ukur ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 72 5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Saran ... 73
(4)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu pemakaian listrik yang banyak digunakan masyarakat saat ini adalah sebagai sumber penerangan. Semakin meningkatnya tingkat mobilitas masyarakat membuat semua kegiatan memerlukan penerangan. Salah satu bagian yang penting dan memerlukan penerangan adalah jalan raya atau jalan umum.
Penerangan jalan umum adalah lampu penerangan yang bersifat publik (untuk kepentingan bersama) dan biasanya sengaja dipasang diruas jalan maupun di tempat-tempat tertentu seperti taman, dan tempat umum lainnya. Penerangan Jalan Umum (PJU) dalam bahasa Inggrisnya Street Lighting atau Road Lighting adalah suatu sumber cahaya yang dipasang pada samping jalan, yang dinyalakan pada setiap malam. Penyalaannya dapat dilakukan secara otomatis dengan photocell yang aktif apabila matahari sudah berkurang cahayanya, sore, atau cuaca gelap. Dalam perkembangannya, penyalaan PJU dapat dilakukan dengan Timer (Timeswitch).
Pemasangan instalasi Penerangan Jalan Umum tidak terlepas dari permasalahan yang sering muncul di lapangan antara lain cahaya yang tidak merata, pemakaian material yang tidak sesuai, pemasangan tiang lampu yang tidak rapih, dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, dalam pelaksanaan pembangunan Penerangan Jalan Umum diperlukan perencanaan yang baik, sehingga pemasangan lampu penerangan jalan
(5)
umum tersebut mempunyai efisiensi yang tinggi, mempunyai kuat penerangan yang cukup dan biaya operasional yang murah. Salah satu cara untuk memperoleh tujuan perencanaan tersebut adalah perhitungan yang tepat tentang lokasi proyek sesuai dengan kebutuhan penerangan dan pemilihan material yang tepat untuk proses instalasi PJU.
Berkenaan dengan pentingnya mengenai sistem penerangan khususnya penerangan jalan umum, maka penulis akan menguraikan lebih jauh mengenai teori, konsep dan aplikasi PJU di lapangan. Sebagai bahan studi kasus dalam Tugas Akhir ini yaitu pemasangan PJU di Rusun Cingised Kel. Cisaranten Kulon Kec. Arcamanik Kota Bandung. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang terkait seperti Pemerintah Daerah dan kontraktor agar mengetahui lebih jauh mengenai instalasi PJU sehingga dapat mengurangi masalah yang timbul dalam pemasangan instalasi PJU. Oleh karena itu penulis mengambil judul Tugas Akhir ini adalah “Studi Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum (Studi Kasus) Rusun Cingised Kel. Cisaranten Kulon Kec. Arcamanik Kota Bandung”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pemilihan material yang diperlukan untuk pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum sudah sesuai dengan ketentuan?
2. Apakah proses pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum sudah sesuai dengan ketentuan?
(6)
3. Seberapa baik hasil dari pekerjaan Pemasangan Instalasi PJU bila disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan?
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Pembahasan mengenai teori pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum.
2. Proses pelaksanaan pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pemilihan material yang diperlukan untuk pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum sudah sesuai dengan ketentuan.
2. Untuk mengetahui apakah proses pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum sudah sesuai dengan ketentuan.
3. Untuk mengetahui seberapa baik hasil dari pekerjaan Pemasangan Instalasi PJU bila disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:
(7)
1. Dengan mempelajari literatur, artikel, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan proses pemasangan Instalasi PJU.
2. Dengan melakukan observasi atau pengamatan pada PJU yang sudah terpasang.
3. Melakukan wawancara dengan pihak yang terkait.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Pembatasan Masalah, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang landasan teori mengenai proses Instalasi Penerangan Jalan Umum.
BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN INSTALASI
PJU
Berisi tentang uraian proses pekerjaan Penerangan Jalan Umum.
BAB IV DATA TEKNIS DAN ANALISIS HASIL PEKERJAAN
Berisi tentang hasil pekerjaan Penerangan Jalan Umum.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil kegiatan yang diamati dan saran-saran.
(8)
BAB IV
ANALISIS HASIL PEKERJAAN
4.1 Analisis dan Pembahasan
Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal ini dilakukan sesuai dengan ketentuan PUIL 2000 untuk mendapatkan hasil sebagai berikut:
1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik. 2. Terjamin keselamatan manusia.
3. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya.
4. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik. 5. Terjamin perlindungan lingkungan.
6. Tercapai tujuan pencahayaan, yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman.
Untuk mendapatkan hasil tersebut, diperlukan suatu perencanaan dalam pemilihan material yang sesuai dengan kebutuhan dan proses pemasangan instalasi listrik yang tepat. Oleh karena itu perlu dianalisis kembali dalam proses pekerjaan pemasangan PJU di Rusun Cingised Kel. Cisaranten Kulon Kec. Arcamanik Kota Bandung baik dalam pemilihan material, proses pekerjaan instalasi, dan hasil dari pekerjaan tersebut.
4.1.1 Material PJU
Berikut ini adalah data komponen yang telah terpasang di lokasi PJU Rusun Cingised yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :
(9)
TABEL 4.1
DAFTAR KOMPONEN TERPASANG DI PJU RUSUN CINGISED
No Uraian Vol Sat
1 Tiang PJU beton 9/200 Dan 12 bh
2 Pondasi tiang beton 12 bh
3 Lampu SON 150watt lengkap dengan armatur 12 set
4 Stang Ornament 2” lengkap klem 12 set
5 Kabel TIC 2 x 10 sqmm 620 mtr
6 Kabel NYFGBY 2 x 16 sqmm 37 mtr
7 Kabel NYM 2 x 2,5 sqmm 50 mtr
8 Panel PJU 10A 3 fasa lengkap 1 unit
Berdasarkan dari hasil perhitungan dan pengamatan maka material yang digunakan dalam PJU Rusun Cingised ini sudah sesuai dengan ketentuan PUIL 2000, yaitu harus baik dan dalam keadaan berfungsi, serta dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya. Peralatan dan perlengkapan listrik yang digunakan juga tercantum dengan jelas tanda kesesuaian standar, tanda pengenalnya, antara lain : nama atau logo pembuat, tegangan, daya dan atau arus pengenal, data teknis lain yang disyaratkan SNI atau standar lain yang berlaku.
4.1.2 Proses Pemasangan Instalasi
Proses pemasangan instalasi yang dikerjakan di PJU Rusun Cingised sudah cukup baik, karena metode pelaksanaan pekerjaan yang sudah sesuai dengan yang ditetapkan, yaitu sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan;
(10)
c. Pemasangan Asesories TIC; d. Penarikan Kabel TIC;
e. Pemasangan Kotak panel PHB PJU; f. Pemasangan Armatur dan Lampu; g. Penyambungan.
Berdasarkan ketentuan maka perlengkapan listrik harus dipasang secara baik, sehingga pelayanan, pemeriksaan dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Berdasarkan keadaan di lapangan satu hal yang perlu diperhatikan adalah kerapihan dari pemasangan kabel instalasi yaitu kabel TIC, karena di lapangan kabel yang melintang antara kabel penerangan dan kabel TR kurang rapih. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan PUIL 2000 yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman.
4.1.3 Hasil Pekerjaan
Dibawah ini adalah data teknis dari PJU Rusun Cingised :
• Gardu : CSD
• Daya : 250 kVA
• KWH Meter : KWH meter 3 fasa
• Jurusan/No Tiang : 4 Jurusan
• MCB : 10 A 3 fasa
Setelah dilakukan analisis dan pengamatan tergadap hasil pekerjaan instalasi PJU Cingised, penulis dapat menyimpulkan beberapa kekurangan dan kelebihan, serta rekomendasi terhadap pihak-pihak terkait yaitu:
(11)
a. Pencahayaan
Cahaya yang kurang merata. Hal ini disebabkan oleh jarak antar tiang PJU yang tidak teratur dan tidak seimbang dengan luas bangunan dan jalan Rusun Cingised. Oleh karena itu dapat dilakukan perencanaan awal kembali dengan penyesuaian pada kondisi lapangan. Dengan perencanaan kembali maka akan diketahui jumlah yang tepat untuk PJU agar jalan pemukiman Rusun Cingised mendapatkan pencahayaan yang sesuai.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah menambah jumlah watt pada lampu, misalnya lampu SON 150 watt diganti dengan lampu SON 250 watt. Untuk dapat menghasilkan daya lampu yang sesuai dan menghasilkan intensitas penerangan yang sesuai dengan kebutuhan pada PJU ini, maka perlu dihitung nilai intensitas
penerangan dengan menggunakan konsep sudut ruang (stradian).
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
P P1= 5m P2= 10m P3= 15m
GAMBAR 4.1
ILUSTRASI PENYEBARAN FLUKS CAHAYA PJU r = 9 m
(12)
1. Menghitung fluks cahaya untuk P1 = 5m
• Menghitung sudut (sudut antara sinar cahaya dan garis lurus pada bidang a-b di titik P), dengan menggunakan rumus:
tan =
=5 9 = 0,55
= tan . 0,55
= 29°
• Menghitung Intensitas Penerangan Dik:
= 10 lux (berdasarkan Tabel 3.2)
= 9 m
= 29° cos = 0,87
= cos atau
= . cos
maka :
= . cos
= 10 . 9 0,87
(13)
= 810 0,87 = 931 !
• Menghitung fluks cahaya Dik :
= 931 cd
" = 4# = 12,56
$ = " .
= 12,56 . 931
= 11693,36 lm
2. Menghitung fluks cahaya untuk P2 = 10m • Menghitung sudut
tan =
=10 9 = 1,11
= tan . 1,11
= 48°
• Menghitung Intensitas Penerangan Dik:
= 10 lux
= 9 m
(14)
cos = 0,67
= cos atau
= . cos
maka :
= . cos
= 10 . 9 0,67
= 810 0,67 = 1208,95 !
• Menghitung fluks cahaya Dik :
= 1208,95 cd
" = 4# = 12,56
$ = " .
= 12,56 . 1208,95
= 15184,41 lm
3. Menghitung fluks cahaya untuk P3 = 15m • Menghitung sudut
tan = '
=15 9
(15)
= 1,67
= tan . 1,67
= 59°
• Menghitung Intensitas Penerangan Dik:
= 10 lux
= 9 m
= 59° cos = 0,51
= cos atau
= . cos
maka :
= . cos
= 10 . 9 0,51
= 810 0,51 = 1588,23 !
• Menghitung fluks cahaya Dik :
= 1588,23 cd
(16)
$ = " .
= 12,56 . 1588,23
= 19948,17 lm
Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan nilai fluks cahaya ($) untuk P1 adalah 11693,36 lm, fluks cahaya ($) untuk P2 adalah 15184,41 lm, fluks cahaya ($) untuk P3 adalah 19948,17 lm. Untuk dapat menentukan daya lampu yang dapat memenuhi kebutuhan fluks cahaya berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini.
TABEL 4.2
KARAKTERISTIK PENCAHAYAAN DARI LAMPU YANG UMUM DIGUNAKAN
JENIS LAMPU Lm/Watt PENERAPAN UMUR
Kisaran Rata-Rata
Lampu Pijar 8-18 14 Rumah, Restoran,
Penerangan umum, penerangan darurat
1000
Lampu Neon 46-60 50 Kantor, pertokoan,
rumah sakit, rumah
5000
Lampu Neon Kompak 40-70 60 Hotel, pertokoan,
rumah, kantor
10000 Merkuri Tekanan Tinggi
(HPMV)
45-57 50 Penerangan umum di
pabrik, garasi, tempat parkir mobil, penerangan berlebihan/sangat
terang
5000
Lampu Halogen 18-84 20 Peraga, penerangan
berlebihan, arena pameran, area
konstruksi
4000
Sodium Tekanan Tinggi SON
67-121 90 Penerangan umum di
pabrik, gudang, penerangan jalan
12000
Sodium Tekanan Rendah SOX
101-175 150 Jalan raya,
terowongan kanal, penerangan jalan
12000
(17)
Apabila nilai intensitas penerangan yang dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk daya lampu adalah 19948,17 lm maka kebutuhan daya lampu untuk jenis SON adalah sekitar 221 watt. Maka dengan pertimbangan dari hasil perhitungan diatas daya lampu yang lebih baik digunakan di PJU Cingised adalah lampu SON 250 watt.
b. Kinerja Lampu
Lampu PJU bekerja terlambat dan tidak menyala pada waktunya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kesalahan pada kontrol timer, bola lampu atau armatur sudah tidak bekerja dengan optimal, dan juga diakibatkan oleh karena permukaan lampu yang tertutup debu. Oleh karena itu diperlukan suatu pemeliharaan secara terus menerus terhadap PJU yang sudah ada, sehingga masalah-masalah kecil yang dapat mengakibatkan berkurangnya kinerja PJU dapat terhindarkan. Alternatif hal lain yang dapat dilakukan adalah mengganti timer dengan sensor cahaya (photocell), hal ini diasumsi dapat membuat waktu menyala lampu yang disesuaikan dengan keadaan cuaca, karena seperti kita ketahui cuaca saat ini yang kadang datang tidak menentu terkadang keadaan sudah gelap padahal belum waktunya.
c. Jenis Jaringan
Jaringan SUTR dapat diganti dengan jaringan SKTR. Seperti kita ketahui jaringan SUTR memiliki pembiayaan yang lebih rendah dibandingkan dengan jaringan SKTR, namun dari segi keamanan jaringan SUTR lebih rentan terhadap gangguan cuaca dan iklim. Dengan menggunakan jaringan SKTR maka jaringan akan semakin andal karena SKTR menggunkan kabel dengan konduktor logam
(18)
tembaga (Cu) sebagai penghantarnya, dimana kabel berpenghantar tembaga (Cu) memiliki nilai hambatan yang lebih kecil dibandingkan Alumunium (Al).
4.2 Data Ukur
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap hasil pekerjaan PJU Rusun Cingised, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur antara lain Voltmeter, Tang Ampere. Penulis juga melakukan beberapa pengamatan terhadap hasil pencahayaan terhadap PJU Rusun Cingsed, yang secara lengkap hasil data tersebut disajikan dibawah ini:
TABEL 4.3
DATA UKUR TEGANGAN DAN BEBAN
FASA TEGANGAN (V) BEBAN (A)
Panel Ujung
Fasa 1 229 219 4,56A
Fasa 2 227 218 3,42A
(19)
TABEL 4.4
DATA HASIL PENGAMATAN INTENSITAS PENERANGAN
PJU NILAI MINIMAL (LUX) HASIL PENGAMATAN
PJU 1 10 Baik
PJU 2 10 Baik
PJU 3 10 Baik
PJU 4 10 Baik
PJU 5 10 Baik
PJU 6 10 Baik
PJU 7 10 Baik
PJU 8 10 Baik
PJU 9 10 Baik
(20)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan penulis dengan objek penelitian yaitu pekerjaan instalasi PJU di Rusun Cingised maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Pemilihan material yang diperlukan untuk pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum Rusun Cingised sudah sesuai dengan ketentuan yang ada seperti kabel NYFGBY 2x16sqmm untuk kabel dari PHB PJU ke titik sambung PJU, kabel TIC 2x16sqmm untuk kabel titik-titik sambung PJU, kabel NYM 2x2,5sqmm untuk titik sambung PJU ke lampu, asesoris TIC seperti wedge clamp/suspension, stainless steel strap, stoping buckle, link 25x25, dan Stang Ornament 2” untuk pemasangan lampu dan armatur. 2. Proses pekerjaan instalasi PJU sudah sesuai dengan ketentuan yaitu melalui
proses-proses dan langkah-langkah pekerjaan sudah sesuai. Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut yaitu pekerjaan persiapan, pemasangan tiang dan pondasi, pemasangan Asesories TIC, penarikan Kabel TIC, pemasangan kotak panel PHB PJU, pemasangan Armatur dan Lampu, dan penyambungan.
3. Hasil pekerjaan pemasangan instalasi PJU Rusun Cingised ini sudah cukup baik dalam hal pemilihan material yang sesuai dengan ketentuan PUIL 2000 yaitu harus baik dan dalam keadaan berfungsi, serta dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya. Dalam hal proses metode pelaksanaan pekerjaan juga sudah tepat dan sesuai dengan
(21)
perencanaan instalasi listrik. Namun dalam beberapa hal masih memiliki beberapa kekurangan yaitu dalam hal kerapihan pemasangan kabel yaitu kurang rapih antara kabel penerangan dan kabel TR sehingga tidak sesuai dengan ketentuan PUIL 2000 yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman.
5.2 Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diberikan beberapa saran dan rekomendasi, yaitu:
1. Pemilihan lampu yang tepat dapat memberikan pencahayaan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Diperlukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan dalam pekerjaan seperti pencahayaan yang kurang merata.
3. Pemilihan jenis jaringan SKTR dalam instalasi PJU dinilai lebih baik dalam hal keindahan dan juga keamanan instalasi, sehingga lebih baik apabila instalasi PJU menggunakan jaringan SKTR dibandingkan jaringan SUTR meskipun membutuhkan biaya yang lebih banyak.
4. Diperlukan pemeliharaan secara terus menerus untuk meminimalisir gangguan yang timbul sehingga gangguan tersebut tidak akan berdampak cukup besar nantinya.
5. Pemahaman secara teoritis kepada para pelaksana pekerjaan agar proses pemasangan instalasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan hasil pekerjaan akan baik.
(22)
DAFTAR PUSTAKA
Van Harten, E. Setiawan. (1981). Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 1, 2, 3. Bandung: Bina Cipta.
I Wayan Ratnata, Drs., ST., MPd. (2004). Teknik Instalasi Listrik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
APEI. (2007). Instalasi Pemanfataan Tenaga Listrik. Jakarta: APEI.
I Wayan Ratnata, Drs., ST., MPd. (2009). Instalasi Cahaya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(2000). Persyaratan Umum Listrik 2000 (PUIL). Yayasan PUIL.
www.energyefficiencyasia.org www.pln-jabar.co.id
(1)
Apabila nilai intensitas penerangan yang dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk daya lampu adalah 19948,17 lm maka kebutuhan daya lampu untuk jenis SON adalah sekitar 221 watt. Maka dengan pertimbangan dari hasil perhitungan diatas daya lampu yang lebih baik digunakan di PJU Cingised adalah lampu SON 250 watt.
b. Kinerja Lampu
Lampu PJU bekerja terlambat dan tidak menyala pada waktunya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kesalahan pada kontrol timer, bola lampu atau armatur sudah tidak bekerja dengan optimal, dan juga diakibatkan oleh karena permukaan lampu yang tertutup debu. Oleh karena itu diperlukan suatu pemeliharaan secara terus menerus terhadap PJU yang sudah ada, sehingga masalah-masalah kecil yang dapat mengakibatkan berkurangnya kinerja PJU dapat terhindarkan. Alternatif hal lain yang dapat dilakukan adalah mengganti timer dengan sensor cahaya (photocell), hal ini diasumsi dapat membuat waktu menyala lampu yang disesuaikan dengan keadaan cuaca, karena seperti kita ketahui cuaca saat ini yang kadang datang tidak menentu terkadang keadaan sudah gelap padahal belum waktunya.
c. Jenis Jaringan
Jaringan SUTR dapat diganti dengan jaringan SKTR. Seperti kita ketahui jaringan SUTR memiliki pembiayaan yang lebih rendah dibandingkan dengan jaringan SKTR, namun dari segi keamanan jaringan SUTR lebih rentan terhadap gangguan cuaca dan iklim. Dengan menggunakan jaringan SKTR maka jaringan akan semakin andal karena SKTR menggunkan kabel dengan konduktor logam
(2)
tembaga (Cu) sebagai penghantarnya, dimana kabel berpenghantar tembaga (Cu) memiliki nilai hambatan yang lebih kecil dibandingkan Alumunium (Al).
4.2 Data Ukur
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap hasil pekerjaan PJU Rusun Cingised, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur antara lain Voltmeter, Tang Ampere. Penulis juga melakukan beberapa pengamatan terhadap hasil pencahayaan terhadap PJU Rusun Cingsed, yang secara lengkap hasil data tersebut disajikan dibawah ini:
TABEL 4.3
DATA UKUR TEGANGAN DAN BEBAN
FASA TEGANGAN (V) BEBAN (A)
Panel Ujung
Fasa 1 229 219 4,56A
Fasa 2 227 218 3,42A
(3)
TABEL 4.4
DATA HASIL PENGAMATAN INTENSITAS PENERANGAN
PJU NILAI MINIMAL (LUX) HASIL PENGAMATAN
PJU 1 10 Baik
PJU 2 10 Baik
PJU 3 10 Baik
PJU 4 10 Baik
PJU 5 10 Baik
PJU 6 10 Baik
PJU 7 10 Baik
PJU 8 10 Baik
PJU 9 10 Baik
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan penulis dengan objek penelitian yaitu pekerjaan instalasi PJU di Rusun Cingised maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Pemilihan material yang diperlukan untuk pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum Rusun Cingised sudah sesuai dengan ketentuan yang ada seperti kabel NYFGBY 2x16sqmm untuk kabel dari PHB PJU ke titik sambung PJU, kabel TIC 2x16sqmm untuk kabel titik-titik sambung PJU, kabel NYM 2x2,5sqmm untuk titik sambung PJU ke lampu, asesoris TIC seperti wedge clamp/suspension, stainless steel strap, stoping buckle, link 25x25, dan Stang Ornament 2” untuk pemasangan lampu dan armatur. 2. Proses pekerjaan instalasi PJU sudah sesuai dengan ketentuan yaitu melalui
proses-proses dan langkah-langkah pekerjaan sudah sesuai. Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut yaitu pekerjaan persiapan, pemasangan tiang dan pondasi, pemasangan Asesories TIC, penarikan Kabel TIC, pemasangan kotak panel PHB PJU, pemasangan Armatur dan Lampu, dan penyambungan.
3. Hasil pekerjaan pemasangan instalasi PJU Rusun Cingised ini sudah cukup baik dalam hal pemilihan material yang sesuai dengan ketentuan PUIL 2000 yaitu harus baik dan dalam keadaan berfungsi, serta dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya. Dalam hal proses metode pelaksanaan pekerjaan juga sudah tepat dan sesuai dengan
(5)
perencanaan instalasi listrik. Namun dalam beberapa hal masih memiliki beberapa kekurangan yaitu dalam hal kerapihan pemasangan kabel yaitu kurang rapih antara kabel penerangan dan kabel TR sehingga tidak sesuai dengan ketentuan PUIL 2000 yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman.
5.2 Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diberikan beberapa saran dan rekomendasi, yaitu:
1. Pemilihan lampu yang tepat dapat memberikan pencahayaan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Diperlukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan dalam pekerjaan seperti pencahayaan yang kurang merata.
3. Pemilihan jenis jaringan SKTR dalam instalasi PJU dinilai lebih baik dalam hal keindahan dan juga keamanan instalasi, sehingga lebih baik apabila instalasi PJU menggunakan jaringan SKTR dibandingkan jaringan SUTR meskipun membutuhkan biaya yang lebih banyak.
4. Diperlukan pemeliharaan secara terus menerus untuk meminimalisir gangguan yang timbul sehingga gangguan tersebut tidak akan berdampak cukup besar nantinya.
5. Pemahaman secara teoritis kepada para pelaksana pekerjaan agar proses pemasangan instalasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan hasil pekerjaan akan baik.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Van Harten, E. Setiawan. (1981). Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 1, 2, 3. Bandung: Bina Cipta.
I Wayan Ratnata, Drs., ST., MPd. (2004). Teknik Instalasi Listrik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
APEI. (2007). Instalasi Pemanfataan Tenaga Listrik. Jakarta: APEI.
I Wayan Ratnata, Drs., ST., MPd. (2009). Instalasi Cahaya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(2000). Persyaratan Umum Listrik 2000 (PUIL). Yayasan PUIL.
www.energyefficiencyasia.org www.pln-jabar.co.id