KONTRIBUSI GAYA BELAJAR MAHASISWA DAN KINERJA MENGAJAR DOSEN TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN: Studi Analitik Deskriptif Pada Mahasiswa Jurusan Kebidanan Karawang Poltekkes Kemenkes Bandung.

(1)

viii

LEMBAR PENGESAHAN ... ... i

LEMBAR PERNYATAAN .. ... iii

ABSTRAK ... ... iv

KATA PENGANTAR ... ... v

UCAPAN TERIMAKASIH .. ... vi

DAFTAR ISI ... ... viii

DAFTAR TABEL ... ... xi

DAFTAR GAMBAR ... ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xv

BAB I PENDAHULUAN .. ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ... 14

1.5 Definisi Operasional Variabel ... 15

1.6 Asumsi Penelitian ... 16

1.7 Kerangka Pemikiran ... 18

1.8 Paradigma Penelitian ... 22

1.9 Hipotesis Penelitian ... 25

1.10 Metode Penelitian ... 25

1.11 Lokasi dan Sampel Penelitian ... 26 Halaman


(2)

ix

2.1 Efektivitas Pembelajaran ... 28

2.2 Gaya Belajar Mahasiswa ... 40

2.2.1 Pengertian Gaya Belajar ... 41

2.2.2 Klasifikasi Gaya Belajar ... 44

2.3 Kinerja Mengajar Dosen ... 53

2.3.1 Kinerja ... ... 53

2.3.2 Kinerja Mengajar Dosen ... 55

2.4 Pendidikan Vokasi ... 67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 71

3.1 Objek Penelitian ... 71

3.2 Metode Penelitian ... 73

3.3 Operasionalisasi Variabel. ... 74

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 76

3.5 Populasi dan Sampel ... 76

3.5.1 Populasi .... ... 76

3.5.2 Sampel ... ... 77

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 78

3.7 Instrumen Penelitian ... 80

3.8 Teknik Analisa data ... 97

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...111

4.1 Hasil Penelitian ... ...111

4.1.1 Analisis Deskriptif .. ...111

4.1.2 Deskripsi Data…….……… 112


(3)

x

4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik... 138

4.1.4 Uji Hipotesis Model Regresi... 145

4.1.4.1 Menguji Kesesuaian Model... 150

4.2 Pembahasan ... ... 151

4.2.1 Kontribusi Gaya Belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran Efektif ... 158

4.2.2 Kontribusi Kinerja Mengajar Dosen terhadap Pembelajaran Efektif ... 166

4.3.3 Kontribusi Kinerja Mengajar Dosen terhadap Gaya Belajar ... 172

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 174

5.1 Kesimpulan ... ... 174

5.2 Saran ... ... 175

DAFTAR PUSTAKA ... ... 178


(4)

xi

Halaman

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 75

Tabel 3.2 Populasi ... 77

Tabel 3.3 Sampel ... 77

Tabel 3.4 Penilaian Jawaban Responden ... 79

Tabel 3.5 Skala Pengukuran Variabel Penelitian ... 80

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 82

Tabel 3.7 Nilai Validitas Instrumen Penelitian ... 88

Tabel 3.8 Nilai Reliabilitas ... 95

Tabel 3.9 Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden ... 96

Tabel 3.10 Analisa Varian ( Anova)………. 106

Tabel 3.11 Rumusan Hiotesis Penelitian……… 109

Tabel 4.1 Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 111

Tabel 4.2 Kelompok Responden Berdasarkan Usia ... 112

Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Gaya Belajar Mahasiswa ... 113

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Gaya Belajar Mahasiswa Dalam Sub Variabel Competitive ... 114

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Gaya Belajar Mahasiswa Dalam Sub Variabel Collaborative ... 115

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Gaya Belajar Mahasiswa Dalam Sub Variabel Avoidant ... 116

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Gaya Belajar Mahasiswa Dalam Sub Variabel Participant ... 117

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Gaya Belajar Mahasiswa Dalam Sub Variabel Dependent ... 118


(5)

xii

Dalam Sub Variabel Independent ... 119 Tabel 4.10 Data Gaya Belajar Mahasiswa Dalam Sub-Sub Variabel ... 120 Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Mengajar Dosen ... 120 Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Mengajar Dosen Dalam Mempersiapkan Pengajaran ... 122 Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Mengajar Dosen Dalam Melaksanakan Pengajaran ... 123 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Mengajar Dosen Dalam Menilai Hasil-Hasil Pengajaran Tersebut ... 124 Tabel 4.15 Data Kinerja Mengajar Dosen Dalam Sub-Sub Variabel... 124 Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif... 125 Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif

Dalam Tujuan Belajar ... 126 Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif Dalam

Penggunaan Strategi Belajar Yang Bervariasi ... 127 Tabel 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif Dalam

Penyesuaian Strategi Belajar Dengan Perbedaan Individual Mahasiswa . 129 Tabel 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif Dalam

Keterpaduan Antara Content Dan Method, Teori Dan Praktek ... 130 Tabel 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif Dalam

Perlunya Keserasian Dan Kesinambungan Antara Strategi Belajar Yang Digunakan ... 131 Tabel 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif Dalam

Penggunaan Sarana Pendidikan Secara Efisien ... 132 Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif Dalam


(6)

xiii

Program Belajar Yang Tersusun Utuh, Mandiri, Lengkap Dan Menyeluruh 134 Tabel 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif

Dalam Strategi Belajar Dikembangkan Berdasarkan Konsep CBSA ... 135

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pembelajaran Efektif Dalam Bahan Pelajaran ... 136

Tabel 4.27 Data Pembelajaran Efektif Dalam Sub-Sub Variabel ... 137

Tabel 4.28 Uji Multikolineritas ... 139

Tabel 4.29 Uji Heteroskedastisasi ... 140

Tabel 4.30 Autokorelasi ... 141

Tabel 4.31 One Sampel Kolmogorov – Smirnov Test ... 144

Tabel 4.32 ANOVA ... 145

Tabel 4.33 Coefficients ... 146

Tabel 4.34 Coefficients (a) ... 149

Tabel 4.35 Model Sammarry……… 151


(7)

xiv

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 22

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian ... 24

Gambar 3.1 Prosedur Pengujian Model Analisis regresii ... 97

Gambar 3.2 Struktur Model Penelitian... 99

Gambar 3.3 Statistik d Durbin–waston (DW)... 103

Gambar 4.1 Statistik d Durbin–waston (DW)... 142

Gambar 4.2 Histogram ... 142

Gambar 4.3 Normal P-P plot regression standardized ... 143


(8)

xv Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2 Angket

Lampiran 3 Data Responden untuk Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4 Data Responden


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi banyak dikatakan sebagai era persaingan mutu atau kualitas. Saat tantangan global sudah menjadi keniscayaan yang tak terelakkan, di situlah banyak kalangan memandang perguruan tinggi sebagai centre of excellence diharapkan makin menunjukkan fungsi sebagai pencetak sumber daya

manusia yang kreatif dan inovatif dengan keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam berbagai sektor ekonomi, memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi, sehingga mampu terus memperbarui struktur ekonomi dan sosial yang relevan dengan perubahan dunia.

Perguruan Tinggi (PT) adalah lembaga atau institusi sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu fungsi perguruan tinggi sangat strategis dalam meningkatkan daya saing, baik daya saing SDM maupun daya saing bangsa. Namun realitas dari kualitas pendidikan tinggi nasional saat ini sangat memprihatinkan. Hasil survey yang dilakukan oleh Shanghai Jiao Tong Institute of Higher Education pada tahun 2003 menunjukkan tidak satu pun

perguruan tinggi di Indonesia yang mampu masuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik di Asia.

Realitas relevansi PT terdapat kesenjangan dan ketimpangan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja (industri). Kecenderungan kuat, bahwa dunia


(10)

pendidikan nasional tidak mampu mengantisipasi dan merespon kebutuhan masyarakat dan perkembangan dunia kerja. Ketimpangan kebutuhan masyarakat dan output pendidikan ditunjukkan dengan tingginya angka pengangguran. Dalam Kompas, 25 Desember 2005, disebutkan bahwa jumlah pengangguran selama tahun 2005 tercatat 40,4 juta jiwa dari jumlah angkatan kerja 106 juta orang. Jumlah pengangguran ini bertambah sebanyak 1.6 juta pada akhir tahun 2006 (SCTV Liputan Pagi, 28 Desember 2006). Dari jumlah pengangguran yang sebanyak 42 juta jiwa ini, menurut data Badan Pusat Statistik, 6.76% dari jumlah itu adalah lulusan perguruan tinggi.

Ciri pendidikan formal yang dianut saat ini antara lain adalah pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan (Zamroni, 2000:9). Hal ini tidak terlepas dari peran ke tiga unsur yaitu sistem efektivitas pembelajaran sebagai proses, kinerja mengajar dosen sebagai pengajar, dan gaya belajar mahasiswa sebagai peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Vermunt & Verloop (1999) dalam Suwignyo (2006) bahwa prinsip efektivitas pembelajaran adalah kesesuaian gaya mengajar dosen dengan gaya belajar.

Efektivitas pembelajaran efektivitas adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap serta yang membuat peserta didik senang (Dick dan Raiser, 1989 dalam Komara, 2009). Dengan kata lain, Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas pembelajaran dapat


(11)

dicapai apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Pengembangan struktur dan isi program kurikuler di perguruan tinggi dituntut berdasarkan sistem kredit semester (SKS) yang selanjutnya akan menyebabkan implikasi-implikasi yang berkenaan dengan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut : (1) Tujuan belajar berorientasi pada pengembangan kemampuan mahasiswa yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik; (2) Penggunaan strategi belajar yang bervariasi, yang disesuaikan dengan tujuan-tujuan kompetensi yang hendak dicapai dengan menggunakan berbagai alternatif metoda belajar; (3) Penyesuaian strategi belajar dengan perbedaan individual mahasiswa seperti minat, bakat dan kemampuan; (4) Keterpaduan antara content dan method, teori dan praktek berdasarkan prinsip koherensi, relevansi, dan efisiensi-keefektifan; (5) Perlunya keserasian dan kesinambungan antara strategi belajar yang digunakan dalam suatu program dengan program lainnya, sehingga memberikan kemudahan kepada mahasiswa yang ingin pindah program; (6) Penggunaan sarana pendidikan secara efisien; (7) Penggunaan waktu secara efisien; (8) Program belajar yang tersusun utuh, mandiri, lengkap dan menyeluruh yang dapat dipilih dan diselesaikan siswa sesuai keadaan individunya; (9) Strategi belajar dikembangkan berdasarkan konsep CBSA yang memungkinkan para mahasiswa melakukan dicovery-inquiry dan mengembangkan kemampuan dalam penalaran; (10) Bahan pelajaran disusun meliputi unsur-unsur teori, generalisasi, prinsip, fakta, prosedur, istilah, definisi, preposisi, dan masalah sesuai tuntutan


(12)

disiplin ilmu dan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai (Hamalik, 2003:16-17).

Dalam kaitannya dengan pendidikan vokasi di perguruan tinggi, terdapat beberapa hal yang perlu digarisbawahi yaitu: (1) kurikulum pendidikan vokasi harus berbasis kompetensi (KBK), berkaitan dengan program studi yang lebih menekankan aspek skill (keterampilan) dan penguasaan teknologi. Titik beratnya adalah memunculkan sosok kinerja pada bidangnya masing-masing. Inti KBK ini sebenarnya adalah output pendidikan yang benar-benar kinerja di bidangnya karena KBK menggunakan pendekatan penguasaan kompetensi tertentu, materinya sedikit tetapi mendalam. Inilah yang melandasi kecenderungan pemadatan SKS pada beberapa program studi. (2) Pendidikan vokasi harus melibatkan dunia kerja terutama dalam memberikan masukan (feed back) terhadap kompetensi dan standardisasi kemampuan seorang mahasiswa lulusan pendidikan vokasi sangatlah diharapkan. Dengan demikian, tuntutan masyarakat agar perguruan tinggi dalam hal ini pendidikan vokasi dapat memenuhi harapan masyarakat akan tenaga kerja yang "siap pakai" dapat terwujud, dan perguruan tinggi tidak lagi dipandang sebagai menara gading. (3) Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar pendidikan vokasi agak berbeda dengan jenis pendidikan lainnya. Salah satu hal besar yang dilakukan dalam pendidikan vokasi sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut adalah proses pembelajaran dalam pendidikan vokasi lebih didominasi kegiatan praktek. Secara umum perbandingan antara kegiatan praktek dan teori dalam pendidikan vokasi adalah 70% berbanding 30%, walaupun dalam beberapa kasus angka perbandingan itu


(13)

dapat menjadi 50% berbanding 50%, dengan demikian mahasiswa dan dosen akan menghabiskan sebagian besar waktu efektifnya untuk belajar dan bekerja di tempat-tempat praktikum. Dengan mahasiswa yang memiliki kapasitas belajar dan keterampilan diatas rata-rata, kemungkinan pelaksanaan efektivitas pembelajaran akan menjadi lebih besar.

Pernyataan tersebut di atas diproyeksikan pada keadaan pendidikan tinggi di Jurusan Kebidanan Karawang, karena kebidanan merupakan pendidikan keahlian terapan (pendidikan vokasi) yaitu menekankan pada pendidikan yang menyesuaikan dengan permintaan pasar (demand driven). Selain itu, keberadaan dan kapabilitas profesi bidan di tengah kehidupan masyarakat Indonesia masih di pandang sebelah mata, terlebih ketika kita menilik kembali perjalanan awal pendidikan bidan di indonesia yang hingga saat ini telah jatuh bangun dalam mengupayakan peningkatan peran tenaga bidan di tengah kehidupan masyarakat.

Amin (2008) menyampaikan saat ini di Indonesia sedang membutuhkan sebanyak 70.000 orang bidan yang siap untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Jumlah tersebut diharapkan dapat meminimalisasi tingkat kematian ibu dan bayi dalam proses persalinan yang terus bertambah.

Untuk itu, diharapkan kemampuan akademik dan kompetensi bidan Indonesia harus di tingkatkan secara bersamaan. Ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh sorang bidan, antara lain kompetensi teori komprehensif, pengetahuan, skill, serta menguasai teknik pendekatan komunikatif kepada pasien. Selain meningkatkan kemampuan akademik, seorang bidan diharapkan mampu menguasai teknik berkomunikasi yang baik terhadap para pasiennya. Mengapa


(14)

demikian? karena ternyata salah satu faktor yang membuat banyak orang Indonesia memutuskan untuk lari berobat ke luar negeri adalah karena minimnya kemampuan yang dimilki tenaga medis indonesia dalam menjalin komunikasi yang baik dengan para pasien.

Di sisi lain, saat ini Indonesia memiliki jumlah lulusan program pendidikan D3 kebidanan sangat banyak, terhitung setiap tahunnya sejumlah sekolah kebidanan setingkat Vokasi (D3) yang saat ini menjamur di indonesia mampu meluluskan sebanyak 1500 orang bidan baru, namun ironisnya pertambahan jumlah tenaga bidan tidak juga meminimalisasi tingkat kematian ibu dan bayi di indonesia.

Untuk itu saat ini, Jurusan Kebidanan Karawang berupaya untuk menekan jumlah lulusan kebidanan dan lebih memprioritaskan pada peningkatan kualitas akademik dan kompetensi. Antara lain dengan mengarahkan para lulusan untuk menempuh program pendidikan S1 untuk kematangan akademisnya, serta upaya mengasah kemampuan non akademisnya.

Kemampuan belajar yang optimal akan tercapai dengan mengakomodir semua aspek yang ada, salah satunya dengan memperhatikan gaya belajar mahasiswa. Barbara Prashnig (2007:29) berpendapat bahwa,

Kunci menuju keberhasilan dalam belajar adalah mengetahui gaya belajar yang unik dari setiap orang, menerima kekuatan sekaligus kelemahan diri sendiri, dan sebanyak mungkin menyesuaikan preferensi pribadi dalam setiap situasi pembelajaran.


(15)

Setiap individu memiliki kecepatan yang berbeda dalam memperoleh informasi. Perbedaan kemampuan dalam menyerap informasi tersebut disebabkan perbedaan gaya belajar. Sejalan dengan pendapat Hood (1995:3) bahwa realistically, a teacher cannot be expected to have a different lesson for every

child in the classroom, however, lessons can reflect an understanding of

individual differences by appropriately incorporating strategies for a variety of

learning styles. Dan menurut Diaz & Cartnal, (1999:1), A simple awareness of

differences in student learning styles is a vital for educators in order to aid the

learning process. Jadi gaya belajar mahasiswa yang berbeda-beda merupakan hal

penting bagi dosen dalam membantu proses belajar mengajar.

Dosen sebagai ujung tombak pendidikan perlu memperhatikan gaya belajar, karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Pencapaian tersebut tentunya harus didukung oleh kinerja mengajar dosen yang mempunyai kemampuan akademik dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kinerja mengajar dosen dalam hal ini adalah kemampuan dosen untuk memenuhi secara optimal segala tuntutan tugas dan tanggung jawabnya selama yang bersangkutan berada didalam situasi mengajar, baik menyangkut persiapan, pelaksanaan dan pengendalian, sebagaimana dimaksudkan oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dosen menduduki posisi yang sangat strategis dalam mencetak SDM yang berkualitas. Menurut Richard I Miller (1980:76) dalam Dyah Kusumastuti (2001:4):

Dosen merupakan komponen vital, penggerak utama dari sistem pendidikan dan pengajaran yang pada akhirnya akan memkontribusii


(16)

produktivitas perguruan tinggi. Dosen sebagai salah satu penjamin mutu dalam proses pendidikan merupakan tenaga kependidikan yang profesional dituntut mempunyai kompetensi sehingga dapat mewujudkan standar kinerja yang bermutu, selanjutnya diharapkan bermuara pada peningkatan mutu kinerja organisasi perguruan tinggi dan berdampak pada mutu pendidikan atau lulusan.

Tugas-tugas dosen sebagai tenaga pendidik di perguruan tinggi dapat dirinci sesuai dengan Tri Daharma Perguruan Tinggi meliputi: tugas dalam bidang pendidikan dan pengajaran, tugas dalam penelitian dan tugas dalam pengabdian masyarakat.

Adapun menurut Sartika (1999:100-101) menyatakan bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab dosen dalam bidang pendidikan dan pengajaran adalah tiga bidang pokok, yaitu :

a. Mempersiapkan pengajaran, bidang ini mencakup seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan seorang dosen sebelum memberikan atau menyampaikan materi pengajaran; meninjau kembali materi pengajaran; mengembangkan batas-batas pelatihan atau perencana-an; memastikan bawasannya seluruh bahan-bahan , alat bantu latihan, dan ruang kelas telah dipersiapkan; mempersiapkan daftar nilai untuk menentukan tingkatan keterampilan dan pengetahuan peserta latihan dan lain-lain.

b. Melaksanakan pengajaran, tanggung jawab ini meliputi pemberian partisipasi yang besar, dengan menggunakan landasan keterampilan, pemahaman materi dan urutan pengajaran, pelaksanaan teknik-teknik pertanyaan yang efektif dan menggunakan alat bantu latihan dalam rangka peningkatan proses belajar.

c. Menilai hasil-hasil pengajaran tersebut, tanggung jawab ini meliputi penilaian prestasi peserta secara objektif, mengumpulkan data materi pengajaran dan bahan-bahan serta memperkirakan kinerja dosennya itu sendiri.

Pelaksanaan pengajaran ini menempati kedudukan sentral sebab pada kegiatan ini terjadi titik temu antara pendidik dengan terdidik dalam tugas


(17)

pelaksanaan misi pendidikan. Menurut Buku II Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan di Indonesia, profil penampilan mengajar tenaga edukatif dapat diidentifikasikan dengan penguasaan sepuluh kompetensi berikut:

1) Penguasaan bahan, yakni menguasai bahan-bahan bidang studi dan metodologi.

2) Mengelola program belajar mengajar yang meliputi; 1) Merumuskan tujuan instruksional,

2) Mengenal dan dapat menggunakan metoda mengajar, 3) Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, 4) Melaksanakan program belajar mengajar,

5) Mengenal kemampuan anak,

6) Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. 3) Mengelola kelas.

1) Mengatur tata ruang kelas untuk mengajar, 2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. 4) Menggunakan media dan sumber

(a) Mengenal, memilih dan menggunakan media, (b) Membuat alat bantu sederhana,

(c) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar,

(d) Menggunakan micro teaching dalam porgram pengalaman lapangan.

5) Menguasai landasan-landasan kependidikan, 6) Mengelola interaksi belajar,

7) Menilai prestasi belajar siswa,

8) Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, 9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah,

10)Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.


(18)

Realitasnya, kinerja mengajar dosen di Jurusan Kebidanan Karawang saat ini belum menunjukan keseimbangan dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beberapa indikator diantaranya: (1) Masih fokusnya dosen dalam pengajaran dikelas hampir > 75%; (2) Masih rendahnya aktivitas penelitian dosen; (3) Masih rendahnya melaksanakan pengabdian masyarakat. Data tersebut menunjukan bahwa penguatan kinerja mengajar dosen masih sangat rendah. Padahal kinerja mengajar dosen merupakan: (1) Ujung tombak bagi keberhasilan proses belajar mengajar; (2) Dosen tidak hanya berperan dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik tetapi memberikan contoh sikap, ucapan, dan perilaku kepribadian; (3) Jika kinerja mengajar dosen tidak didukung oleh kemampuan akademik dan motivasinya maka proses belajar mengajar tidak bisa lancar sesuai yang diharapkan.

Dengan demikian, berdasarkan berbagai temuan diatas jelaslah bahwa faktor gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen merupakan dua faktor yang harus memperoleh perhatian sungguh-sungguh agar dapat tercapai proses efektivitas pembelajaran.

Kajian hasil penelitian yang relevan bertujuan untuk melakukan survei secara sungguh-sungguh mengenai apa yang telah diketahui orang dalam bidang yang akan diteliti sekaligus sebagai bahan perbandingan.

Peneitian Haryadi (2005), yang menganalisis tentang faktor-faktor yang memkontribusii kinerja dosen dan hasil belajar mahasiswa. Kesimpulan yang diperoleh adalah: (1) Variabel kepakaran dosen, teknologi pembelajaran, kesejahteraan dosen, komitmen dosen, dan motivasi kerja dosen berkontribusi


(19)

terhadap kinerja dosen dan hasil belajar mahasiswa, secara bersama-sama positif tetapi kurang signifikan. (2) Kepakaran dosen, teknologi pembelajaran, kesejahteraan dosen, komitmen dosen, dan motivasi dosen ditingkatkan secara parsial dan bersama-sama tidak dapat meningkatkan kinerja dosen baik di bidang pengajaran, pembimbingan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta tidak akan memperbaiki hasil belajar mahasiswa. (3) Kontribusi dari variabel kepakaran dosen dan teknologi pembelajaran terhadap kinerja dosen dan hasil belajar mahasiswa secara bersama-sama positif signifikan. Namun secara parsial tidak ada kontribusi yang signifikan baik itu variable kepakaran dosen maupun teknologi pembelajaran terhadap kinerja dosen. (4) Kontribusi dari variable kesejahteraan dosen, komitmen, dan motivasi kerja terhadap kinerja dosen dan hasil belajar mahasiswa secara parsial dan bersama-sama positif dan signifikan. Dari ketiga variable independent yang diteliti yaitu kesejahteraan dosen, komitmen dosen, maupun motivasi kerja dosen yang berkontribusi paling besar terhadap kinerja dosen dan hasil belajar mahasiswa adalah kesejahteraan dosen. (5) Kinerja dosen secara positif dan signifikan berkontribusi terhadap hasil belajar mahasiswa. Kalau kinerja dosen tinggi maka hasil belajar mahasiswa juga akan baik, dan sebaliknya kalau kinerja dosen rendah maka hasil belajar mahasiswa juga akan tidak baik.

Kusumanstuti Dyah (2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Manajemen Sistem Pengembangan Sumber Daya Dosen sebagai penjamin Mutu di Perguruan Tinggi (Studi tentang Kontribusi Kompetensi Individu terhadap Kinerja Dosen yang Berorientasi pada Mutu dengan Moderador Iklim Organisasi


(20)

dan Dukungan Sumber daya di Institut Teknologi Bandung (ITB)” dan ditemukan beberapa konsep sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui kompetensi intelektual, personal, dan sosial yang dimiliki dosen. Ciri-ciri dosen sebagai penjamin mutu dapat dideskripsikan mempunyai kompetensi yaitu: (1) Kepemimpinan (2) Profesional (3) Sikap (4) Keterampilan menjalin hubungan (5) Menguasai ilmu pengetahuan atau memiliki keahlian di bidangnya dan (6) Menguasai metodologi pembelajaran di Perguruan Tinggi dan Metodologi Penelitian.

Disamping itu, keenam ciri kompetensi tersebut bertumpu pada kecerdasan rasio atau IQ yang merupakan inti kemampuan akademik dan kecerdesan emosi atau EQ yang merupakan kompetensi berorganisasi, dan berkomunikasi manajerial serta kecerdasan spritual atau SQ yang merupakan keyakinan yang paling dalam.

Karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna memperoleh penjelasan kongkrit tentang seberapa besar sesungguhnya kontribusi kedua faktor diatas, yakni gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen terhadap efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang.

1.2. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang penelitian, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana gambaran kondisi aktual pembelajaran efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang?


(21)

b. Bagaimana gambaran kondisi aktual gaya belajar mahasiswa di Jurusan Kebidanan Karawang?

c. Bagaimana gambaran kondisi aktual kinerja mengajar dosen di Jurusan Kebidanan Karawang?

d. Bagaimana kontribusi gaya belajar mahasiswa terhadap efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang?

e. Bagaimana kontribusi kinerja mengajar dosen terhadap efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang?

f. Bagaimana kontribusi kinerja mengajar dosen terhadap gaya belajar mahasiswa di Jurusan Kebidanan Karawang?

g. Bagaimana kontribusi gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen terhadap efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari :

a. kondisi aktual pembelajaran efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang

b. kondisi aktual gaya belajar mahasiswa di Jurusan Kebidanan Karawang c. kondisi aktual kinerja mengajar dosen di Jurusan Kebidanan Karawang

d. kontribusi gaya belajar mahasiswa terhadap efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang

e. kontribusi kinerja mengajar dosen terhadap efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang


(22)

h. kontribusi kinerja mengajar dosen terhadap gaya belajar mahasiswa di Jurusan Kebidanan Karawang

f. kontribusi gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen terhadap efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengkayaan masalah penelitian empirik di bidang manajemen sumberdaya manusia, secara khusus penelitian dapat memberi manfaat:

1. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman sebagai peneliti, serta menambah pengalaman dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan cakupan lebih luas dan mendalam.

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil dari penelitian ini secara teoritis akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu manajemen dan manajemen strategik. Walaupun kajian tentang ilmu manajemen dan manajemen strategik dalam konteks organisasi dan ilmu administrasi pendidikan telah banyak dilakukan namun dengan dinamika kehidupan dan perubahan yang begitu cepat akhir-akhir ini masih banyak ruang untuk melengkapinya.


(23)

1.5 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini telah ditetapkan sejumlah variabel yang termasuk ke dalam variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (1) variabel gaya belajar mahasiswa dan (2) variabel kinerja mengajar dosen. Sedangkan yang dimaksud variabel terikat adalah efektivitas pembelajaran sebagai variabel terikat (dependen). Variabel-variabel dalam penelitian ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam variabel, dimensi, dan sub variabel.

Efektivitas pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap serta yang membuat peserta didik senang (Dick dan Raiser, 1989). Sub variabelnya adalah sebagai berikut: (1) Tujuan belajar berorientasi pada pengembangan kemampuan mahasiswa yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik; (2) Penggunaan strategi belajar yang bervariasi, yang disesuaikan dengan tujuan-tujuan kompetensi yang hendak dicapai dengan menggunakan berbagai alternatif metoda belajar; (3) Penyesuaian strategi belajar dengan perbedaan individual mahasiswa seperti minat, bakat dan kemampuan; (4) Keterpaduan antara content dan method, teori dan praktek berdasarkan prinsip koherensi, relevansi, dan efisiensi-keefektifan; (5) Perlunya keserasian dan kesinambungan antara strategi belajar yang digunakan dalam suatu program dengan program lainnya; (6) Penggunaan sarana pendidikan secara efisien; (7) Penggunaan waktu secara efisien; (8) Program belajar yang tersusun utuh, mandiri, lengkap dan menyeluruh yang dapat dipilih dan diselesaikan siswa sesuai


(24)

keadaan individunya; (9) Strategi belajar dikembangkan berdasarkan konsep CBSA yang memungkinkan para mahasiswa melakukan dicovery-inquiry dan mengembangkan kemampuan dalam penalaran; (10) Bahan pelajaran disusun meliputi unsur-unsur teori, generalisasi, prinsip, fakta, prosedur, istilah, definisi, preposisi, dan masalah sesuai tuntutan disiplin ilmu dan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai (Hamalik, 2003:16-17).

Gaya belajar mahasiswa adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa/mahasiswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan (Kosasih A Jahiri, 1978:7). Subvariabel dari gaya belajar adalah (1) Competitive, (2) Collaborative, (3) Avoidant, (4) Participant, (5) Dependent, dan (6) Independent

Sedangkan kinerja mengajar dosen dalam hal ini adalah kemampuan dosen untuk memenuhi secara optimal segala tuntutan tugas dan tanggung jawabnya selama yang bersangkutan berada didalam situasi mengajar, baik menyangkut persiapan, pelaksanaan dan pengendalian, sebagaimana dimaksudkan oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi. Subvariabel dari kinerja mengajar dosen adalah (1) Mempersiapkan pengajaran, (2) Melaksanakan pengajaran. (3) Menilai hasil-hasil pengajaran tersebut (Sartika, 1999:100-101).

1.6 Asumsi Penelitian

Asumsi dalam penelitian ini dibangun dari kristalisasi sejumlah teori yang relevan untuk mempertajam pemahaman tentang fenomena empirik yang menjadi obyek atau fokus dalam penelitian. Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah


(25)

efektivitas pembelajaran. Efektivitas pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap serta yang membuat peserta didik senang (Dick dan Raiser, 1989).

Pengembangan struktur dan isi program kurikuler di perguruan tinggi dituntut berdasarkan sistem kredit semester (SKS) yang selanjutnya akan menyebabkan implikasi-implikasi yang berkenaan dengan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut : (1) Tujuan belajar berorientasi pada pengembangan kemampuan mahasiswa yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik; (2) Penggunaan strategi belajar yang bervariasi, yang disesuaikan dengan tujuan-tujuan kompetensi yang hendak dicapai dengan menggunakan berbagai alternatif metoda belajar; (3) Penyesuaian strategi belajar dengan perbedaan individual mahasiswa seperti minat, bakat dan kemampuan; (4) Keterpaduan antara content dan method, teori dan praktek berdasarkan prinsip koherensi, relevansi, dan efisiensi-keefektifan; (5) Perlunya keserasian dan kesinambungan antara strategi belajar yang digunakan dalam suatu program dengan program lainnya, sehingga memberikan kemudahan kepada mahasiswa yang ingin pindah program; (6) Penggunaan sarana pendidikan secara efisien; (7) Penggunaan waktu secara efisien; (8) Program belajar yang tersusun utuh, mandiri, lengkap dan menyeluruh yang dapat dipilih dan diselesaikan siswa sesuai keadaan individunya; (9) Strategi belajar dikembangkan berdasarkan konsep CBSA yang memungkinkan para mahasiswa melakukan dicovery-inquiry dan mengembangkan kemampuan dalam penalaran; (10) Bahan pelajaran disusun meliputi unsur-unsur teori, generalisasi,


(26)

prinsip, fakta, prosedur, istilah, definisi, preposisi, dan masalah sesuai tuntutan disiplin ilmu dan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai (Hamalik, 2003:16-17).

Perspektif atau sudut pandang yang penulis gunakan untuk mengkaji masalah efektivitas pembelajaran ini adalah dari gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen. Sesuai dengan pendapat Vermunt & Verloop (1999) prinsip efektivitas pembelajaran adalah kesesuaian gaya mengajar dosen dengan gaya belajar mahasiswa.

Gaya belajar mahasiswa adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa/mahasiswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan (Kosasih A Jahiri, 1978:7). Sedangkan kinerja mengajar dosen dalam hal ini adalah kemampuan dosen untuk memenuhi secara optimal segala tuntutan tugas dan tanggung jawabnya selama yang bersangkutan berada didalam situasi mengajar, baik menyangkut persiapan, pelaksanaan dan pengendalian, sebagaimana dimaksudkan oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi.

1.7 Kerangka Pemikiran

Di era globalisasi ini, keterbukaan hubungan antar negara, baik dalam bidang ekonomi, industri, perdagangan, informasi, maupun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat persaingan begitu ketat. Tuntutan masyarakat terhadap perguruan tinggi sebagai centre of excellence yang menekankan pada pendidikan yang menyesuaikan dengan permintaan pasar (demand driven) sehingga memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi, sehingga


(27)

mampu terus memperbarui struktur ekonomi dan sosial yang relevan dengan perubahan dunia.

Selain itu tantangan dan ancaman akibat kemajuan Iptek dan kebutuhan dunia kerja akan memkontribusii pada visi, misi, tujuan, sasaran, kurikulum, pendidik, peserta didik, sarana & prasarana, pembiayaan, organisasi, administrasi, dan peran serta masyarakat. Semua komponen tersebut memkontribusii tiga unsur dalam pendidikan yaitu sistem efektivitas pembelajaran sebagai proses, kinerja mengajar dosen sebagai pengajar, dan gaya belajar mahasiswa sebagai peserta didik.

Efektivitas pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap serta yang membuat peserta didik senang (Dick dan Raiser, 1989).

Pengembangan struktur dan isi program kurikuler di perguruan tinggi dituntut berdasarkan sistem kredit semester (SKS) yang selanjutnya akan menyebabkan implikasi-implikasi yang berkenaan dengan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut : (1) Tujuan belajar berorientasi pada pengembangan kemampuan mahasiswa yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik; (2) Penggunaan strategi belajar yang bervariasi, yang disesuaikan dengan tujuan-tujuan kompetensi yang hendak dicapai dengan menggunakan berbagai alternatif metoda belajar; (3) Penyesuaian strategi belajar dengan perbedaan individual mahasiswa seperti minat, bakat dan kemampuan; (4) Keterpaduan antara content dan method, teori dan praktek berdasarkan prinsip koherensi, relevansi, dan


(28)

efisiensi-keefektifan; (5) Perlunya keserasian dan kesinambungan antara strategi belajar yang digunakan dalam suatu program dengan program lainnya, sehingga memberikan kemudahan kepada mahasiswa yang ingin pindah program; (6) Penggunaan sarana pendidikan secara efisien; (7) Penggunaan waktu secara efisien; (8) Program belajar yang tersusun utuh, mandiri, lengkap dan menyeluruh yang dapat dipilih dan diselesaikan siswa sesuai keadaan individunya; (9) Strategi belajar dikembangkan berdasarkan konsep CBSA yang memungkinkan para mahasiswa melakukan dicovery-inquiry dan mengembangkan kemampuan dalam penalaran; (10) Bahan pelajaran disusun meliputi unsur-unsur teori, generalisasi, prinsip, fakta, prosedur, istilah, definisi, preposisi, dan masalah sesuai tuntutan disiplin ilmu dan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai (Malik, 2003:16-17).

Efektivitas pembelajaran akan tercapai dengan mengakomodir semua aspek yang ada, salah satunya dengan memperhatikan gaya belajar mahasiswa. Barbara Prashnig (2007:29) berpendapat bahwa,

Kunci menuju keberhasilan dalam belajar adalah mengetahui gaya belajar yang unik dari setiap orang, menerima kekuatan sekaligus kelemahan diri sendiri, dan sebanyak mungkin menyesuaikan preferensi pribadi dalam setiap situasi pembelajaran.

Setiap individu memiliki kecepatan yang berbeda dalam memperoleh informasi. Perbedaan kemampuan dalam menyerap informasi tersebut disebabkan perbedaan gaya belajar. Sejalan dengan pendapat Hood (dalam Tjundjing, 2003)


(29)

setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda, khususnya dalam menerima dan mengelola informasi.

Dosen sebagai ujung tombak pendidikan perlu memperhatikan gaya belajar, karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Pencapaian tersebut tentunya harus didukung oleh kinerja mengajar dosen yang mempunyai kemampuan akademik dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Begitu pentingnya peranan seorang dosen, sehingga sampai saat ini peranan tersebut belum dapat digantikan oleh media apapun. Titik fokus terletak pada perannya sebagai pendidik dan arsitek yang membentuk watak manusia. Seperti dinyatakan oleh Richard Miller dalam Dyah Kusumastuti (2001) bahwa dosen merupakan komponen vital, penggerak utama dari sistem pendidikan dan pengajaran yang pada akhirnya akan memkontribusii produktivitas perguruan tinggi. Dosen sebagai salah satu penjamin mutu dalam proses pendidikan merupakan tenaga kependidikan yang profesional dituntut mempunyai kompetensi sehingga dapat mewujudkan standar kinerja yang bermutu, selanjutnya diharapkan bermuara pada peningkatan mutu kinerja organisasi perguruan tinggi dan berdampak pada mutu pendidikan atau lulusan.

Berdasarkan kerangka teoritis tersebut di atas, maka dapat digambarkan secara jelas dalam kerangka pemikiran berikut ini :


(30)

1.8Paradigma Penel

Dalam penelit dalam variabel beba bebas yang dimaksu mahasiswa merupak efektivitas pembelajar mengajar dosen meru efektivitas pembelaja dimaksud variabel ter (dependen).

Efektivitas pem peserta didik untuk b serta yang membuat p menjadi sub variab

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

nelitian

litian ini telah ditetapkan sejumlah variabel ya bas (independen) dan variabel terikat (depen

sud dalam penelitian ini adalah (1) variabe akan variabel bebas (independen) yang jaran sebagai variabel terikat (dependen). (2) erupakan variabel bebas (independen) yang ajaran sebagai variabel terikat (dependen). S

terikat adalah efektivitas pembelajaran sebagai

embelajaran adalah suatu pembelajaran yang k belajar keterampilan spesifik, ilmu pengeta at peserta didik senang (Dick dan Raiser, 1989 iabel efektivitas pembelajaran, yaitu: (1)

yang termasuk ke penden). Variabel abel gaya belajar memkontribusii 2) variabel kinerja g memkontribusii . Sedangkan yang gai variabel terikat

ng memungkinkan etahuan dan sikap 89). Adapun yang ) Tujuan belajar


(31)

berorientasi pada pengembangan kemampuan mahasiswa yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik; (2) Penggunaan strategi belajar yang bervariasi, yang disesuaikan dengan tujuan-tujuan kompetensi yang hendak dicapai dengan menggunakan berbagai alternatif metoda belajar; (3) Penyesuaian strategi belajar dengan perbedaan individual mahasiswa seperti minat, bakat dan kemampuan; (4) Keterpaduan antara content dan method, teori dan praktek berdasarkan prinsip koherensi, relevansi, dan efisiensi-keefektifan; (5) Perlunya keserasian dan kesinambungan antara strategi belajar yang digunakan dalam suatu program dengan program lainnya; (6) Penggunaan sarana pendidikan secara efisien; (7) Penggunaan waktu secara efisien; (8) Program belajar yang tersusun utuh, mandiri, lengkap dan menyeluruh yang dapat dipilih dan diselesaikan siswa sesuai keadaan individunya; (9) Strategi belajar dikembangkan berdasarkan konsep CBSA yang memungkinkan para mahasiswa melakukan dicovery-inquiry dan mengembangkan kemampuan dalam penalaran; (10) Bahan pelajaran disusun meliputi unsur-unsur teori, generalisasi, prinsip, fakta, prosedur, istilah, definisi, preposisi, dan masalah sesuai tuntutan disiplin ilmu dan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai (Hamalik, 2003:16-17).

Gaya belajar mahasiswa adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa/mahasiswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan (Kosasih A Jahiri, 1978:7). Sub variabel yang digunakan untuk mengukur gaya belajar adalah Competitive, Collaborative, Avoidant, Participant, Dependent, dan Independent (Montgomery dan Grout, 1998).


(32)

Kinerja mengajar dosen dalam hal ini adalah kemampuan dosen untuk memenuhi secara optimal segala tuntutan tugas dan tanggung jawabnya selama yang bersangkutan berada didalam situasi mengajar, baik menyangkut persiapan, pelaksanaan dan pengendalian, sebagaimana dimaksudkan oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sub variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja mengajar dosen adalah (1) Mempersiapkan pengajaran, (2) Melaksanakan pengajaran. (3)Menilai hasil-hasil pengajaran tersebut (Sartika, 1999:100-101).

Paradigma penelitian dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 1.2 berikut :

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian


(33)

1.9Hipotesis Penelitian

1. Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara gaya belajar mahasiswa terhadap efektivitas pembelajaran.

2. Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara kinerja mengajar dosen terhadap efektivitas pembelajaran.

3. Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara kinerja mengajar dosen dan gaya belajar mahasiswa

4. Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen terhadap efektivitas pembelajaran.

1.10 Metode Penelitian

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk melukiskan dan menafsirkan keadaan yang terjadi pada masa kini. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2003:57).

Penelitian ini menggunakan metode survei penjelasan (explanatory survey method), sesuai dengan tujuan penelitian ini yang akan menjelaskan hubungan

antar variabel, yaitu gaya belajar mahasiswa, kinerja mengajar dosen dan efektivitas pembelajaran.

Penelitian yang merujuk pada desain eksplanasi tersebut, menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif secara sederhana lebih merujuk


(34)

pada pengumpulan data dan penganalisisan informasi secara statistikal dengan menggunakan uji statistik regression analysis. Pendekatan ini dimaksudkan untuk meliput secara intensif dan komprehensif hubungan gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang.

1.11 Lokasi dan Sampel Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian di Jurusan Kebidanan Karawang didasarkan atas pertimbangan objektif sesuai dengan tujuan penelitian serta pertimbangan sebagai berikut:

1. Jurusan Kebidanan Karawang merupakan bagian dari pendidikan tinggi yang berkaitan erat dengan fungsi atau tugasnya dalam mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian sebagai tenaga kebidanan. Jurusan Kebidanan Karawang bergerak di bidang pengelolaan jasa pendidikan vokasi kebidanan, dengan tujuan untuk membantu memecahkan persoalan serta memberdayakan bangsa agar dapat mengejar perubahan ekonomi global yang sangat cepat dan kompleks. Dengan pendidikan vokasi tenaga kerja kita memiliki skill yang sejalan dengan kebutuhan pasar kerja.

2. Berdasarkan data empirik, keberadaan dan kapabilitas profesi bidan di tengah kehidupan masyarakat Indonesia masih di pandang sebelah mata, terlebih ketika kita menilik kembali perjalanan awal pendidikan bidan di indonesia yang hingga saat ini telah jatuh bangun dalam mengupayakan peningkatan peran tenaga bidan di tengah kehidupan masyarakat.


(35)

Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang representatif dan mewakili, maka penarikan sampel berdasarkan metode purposive sampling dengan cara memilih sampel berupa mahasiswa tingkat dua yang


(36)

71

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Sebagaimana telah disebutkan dalam latar belakang masalah, inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah efektivitas pembelajaran. Penulis melihat bahwa aspek tersebut diduga sebagai kekuatan strategis yang perlu dibina dan dikembangkan secara simultan dalam rangka mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Perspektif atau sudut pandang yang penulis gunakan untuk mengkaji masalah efektivitas pembelajaran ini adalah dari gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen.

Pemilihan lokasi penelitian di Jurusan Kebidanan Karawang didasarkan atas pertimbangan objektif sesuai dengan tujuan penelitian serta pertimbangan sebagai berikut:

1. Jurusan Kebidanan Karawang merupakan bagian dari pendidikan tinggi yang berkaitan erat dengan fungsi atau tugasnya dalam mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian sebagai tenaga kebidanan. Jurusan Kebidanan Karawang bergerak di bidang pengelolaan jasa pendidikan vokasi kebidanan, dengan tujuan untuk membantu memecahkan persoalan serta memberdayakan bangsa agar dapat mengejar perubahan ekonomi global yang sangat cepat dan kompleks. Dengan pendidikan vokasi tenaga kerja kita memiliki skill yang sejalan dengan kebutuhan pasar kerja.


(37)

2. Berdasarkan data empirik, keberadaan dan kapabilitas profesi bidan di tengah kehidupan masyarakat Indonesia masih di pandang sebelah mata, terlebih ketika kita menilik kembali perjalanan awal pendidikan bidan di indonesia yang hingga saat ini telah jatuh bangun dalam mengupayakan peningkatan peran tenaga bidan di tengah kehidupan masyarakat.

Jurusan Kebidanan Karawang adalah salah satu jurusan dari Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Depkes Bandung. Poltekkes Depkes Bandung merupakan unit pelaksanaan teknis di lingkungan Departemen Kesehatan, berada di bawah Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan Departemen Kesehatan dan dipimpin oleh Direktur yang bertanggung jawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan Depkes. Direktur Politeknik Kesehatan dalam melaksanakan tugas teknis, secara fungsional dibina oleh Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (Pusdiknakes) dan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Poltekkes Depkes Bandung merupakan penggabungan dari 12 Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Diploma III di Jawa Barat yaitu :

1. Akademi Analis Kesehatan (AAK) Depkes Bandung 2. Akademi Gizi (AKZI) Depkes Bandung

3. Akademi Kebidanan (AKBID) Depkes Bandung 4. Akademi Kebidanan (AKBID) Depkes Bogor 5. Akademi Kebidanan (AKBID) Depkes Karawang 6. Akademi Kebidanan (AKBID) Depkes Rangkasbitung


(38)

7. Akademi Kesehatan Gigi (AKG) Depkes Bandung

8. Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Depkes Bandung 9. Akademi Keperawatan (AKPER) Depkes Dr. Otten Bandung 10.Akademi Keperawatan (AKPER) Depkes Pajajaran Bandung 11.Akademi Keperawatan (AKPER) Depkes Bogor

12.Akademi Keperawatan (AKPER Sintanala) Depkes Tangerang

Jurusan Kebidanan Karawang menyelenggarakan pendidikan profesi D-3 Kebidanan, baik untuk Jalur Umum (berasal dari SMA) maupun Jalur Khusus (untuk Bidan D-1 yang sudah bekerja dalam bidang pelayanan kebidanan). Kampus Perwakilan Jurusan Kebidanan Karawang berlokasi strategis, di Jl. Kertabumi No. 74 Karawang, sehingga mudah dicapai oleh mahasiswa/calon mahasiswa, khususnya yang berasal dari Purwakarta, Subang, Karawang, Bekasi, dan sekitarnya.

3.2 Metode Penelitian

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk melukiskan dan menafsirkan keadaan yang terjadi pada masa kini. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2003:57).

Penelitian ini menggunakan metode survei penjelasan (explanatory survey method), sesuai dengan tujuan penelitian ini yang akan menjelaskan hubungan


(39)

antar variabel, yaitu gaya belajar mahasiswa, kinerja mengajar dosen dan efektivitas pembelajaran.

Penelitian yang merujuk pada desain eksplanasi tersebut, menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif secara sederhana lebih merujuk pada pengumpulan data dan penganalisisan informasi secara statistikal dengan menggunakan uji statistik path analysis. Pendekatan ini dimaksudkan untuk meliput secara intensif dan komprehensif hubungan gaya belajar mahasiswa dan kinerja mengajar dosen dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini telah ditetapkan sejumlah variabel yang termasuk ke dalam variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (1) variabel gaya belajar mahasiswa merupakan variabel bebas (independen) yang memKontribusii efektivitas pembelajaran sebagai variabel terikat (dependen). (2) variabel kinerja mengajar dosen merupakan variabel bebas (independen) yang memKontribusii efektivitas pembelajaran sebagai variabel terikat (dependen). Sedangkan yang dimaksud variabel terikat adalah efektivitas pembelajaran sebagai variabel terikat (dependen).

Variabel-variabel dalam penelitian ini seperti telah di jelaskan pada objek penelitian dijabarkan lebih lanjut ke dalam variabel, dimensi, dan sub variabel, seperti pada Tabel 3.1.


(40)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Sub variabel

Efektivitas pembelajaran

Efektivitas pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap serta yang membuat peserta didik senang (Dick dan Raiser, 1989).

• Tujuan belajar

• Penggunaan strategi belajar yang bervariasi,

• Penyesuaian strategi belajar dengan perbedaan individual mahasiswa

• Keterpaduan antara content dan method, teori dan praktek

• Perlunya keserasian dan kesinambungan antara strategi belajar yang digunakan

• Penggunaan sarana pendidikan secara efisien;

• Penggunaan waktu secara efisien;

• Program belajar yang tersusun utuh, mandiri, lengkap dan menyeluruh

• Strategi belajar dikembangkan berdasarkan konsep CBSA

•Bahan pelajaran disusun meliputi unsur-unsur teori, generalisasi, prinsip, fakta, prosedur, istilah, definisi, preposisi, dan masalah sesuai tuntutan disiplin ilmu dan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai

(Malik, 2003:16-17). Gaya belajar

mahasiswa

Gaya belajar mahasiswa adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa/mahasiswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan (Kosasih A Jahiri, 1978, h.7).

• Competitive

• Collaborative

• Avoidant

• Participant

• Dependent

• Independent

(Montgomery dan Grout, 1998) Kinerja

mengajar dosen

Kinerja mengajar dosen dalam hal ini adalah kemampuan dosen untuk memenuhi secara optimal segala tuntutan tugas dan tanggung jawabnya selama yang bersangkutan berada didalam situasi mengajar, baik menyangkut persiapan, pelaksanaan dan pengendalian, sebagaimana dimaksudkan oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi.

• Mempersiapkan pengajaran,

• Melaksanakan pengajaran.

• Menilai hasil-hasil pengajaran tersebut (Sartika, 1999:100-101).


(41)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang di butuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi, dan angket masih bersifat mentah. Oleh sebab itu, masih perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dihitung, dan dianalisis sesuai dengan prosedur penelitian pendekatan kuantitatif.

1. Studi kepustakaan dan dokumentasi, studi ini dimaksudkan untuk memperoleh berbagai informasi konsep teoretis yang diperoleh diperoleh dari buku-buku, literatur, dan jurnal-jurnal penelitian

2. Observasi lapangan, studi ini untuk memperoleh berbagai informasi manajemen belajar mahasiswa, kinerja dosen dan efektivitas belajar mengajar di Jurusan Kebidanan Karawang

3. Kuesioner dilakukan melalui penyebaran angket tertulis, berisi pernyataan, dan dijawab secara tertulis pula oleh responden, berkaitan dengan berbagai jawaban yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, yaitu manajemen belajar mahasiswa, kinerja dosen dan efektivitas belajar mengajar di Jurusan Kebidanan Karawang

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006:90) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.“


(42)

Populasi tidak dipandang sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Jumlah populasi telah diketahui, yakni 358 orang dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.2 Populasi Mahasiswa Asal

SMA D1

188 170

Sumber : Jurusan Kebidanan Karawang

3.5.2 Sampel

Sampel penelitian adalah bagian yang mewakili populasi untuk diteliti. Riduwan (2006:56) mengatakan: “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.”Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang representatif dan mewakili, maka penarikan sampel berdasarkan metode purposive sampling dengan cara memilih sampel berupa mahasiswa tingkat dua yang berjumlah 154 orang.

Tabel 3.3 Sampel

Populasi Sampel

SMA D1 SMA D1

188 170 154


(43)

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat pengukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian (Nasir, 1985). Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan berbagai ragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Berkaitan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini penulis gunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket.

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan proses pengumpulan data penelitian berupa surat-menyurat, kearsipan, naskah, ataupun dokumen-dokumen dengan cara mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang memiliki nilai penting dari berbagai risalah atau sumber formal baik pada lokasi penelitian maupun diluar instansi lain yang ada hubungan dengan lokasi penelitian.

2. Angket

Pemilihan teknik pengumpulan data dengan angket, didasarkan atas alasan bahwa, (a) Responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat.


(44)

Melalui angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan di dalam angket tersebut. Indikator-indikator pertanyaan merupakan penjabaran dari variabel-variabel gaya belajar mahasiswa, kinerja mengajar dosen dan efektivitas pembelajaran di Jurusan Kebidanan Karawang yang merupakan masalah pokok yang diintegrasi menjadi sejumlah pertanyaan di dalam angket. Data yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner ini berskala pengukuran ordinal mengingat kuesioner yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1-4 dengan alternatif pilihan jawaban sebagai berikut :

Tabel 3.4

Penilaian Jawaban Responden

Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan Positif Negatif

Selalu (SL) 1 4

Sering (S) 2 3

Jarang (J) 3 2

Tidak Pernah (TP) 4 1

Sumber: Sugiyono, 2000

Penggunaan skala ordinal tidak memungkinkan untuk memperoleh nilai mutlak (absolute) dari obyek yang diteliti, tetapi hanya kecenderungan. Kuesioner yang merupakan alat ukur dalam penelitian ini perlu diuji keandalannya. Pengujian keandalan ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian. Keandalan menunjukan ketepatan, kemantapan dan homogenitas alat ukur yang dipakai.


(45)

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kuesioner penelitian dibagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian pertama tentang tata cara pengisian kuesioner, bagian kedua variabel yang diteliti, dan ketiga penutup.

1. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian terdiri dari variabel independent dan variabel dependent disusun dengan menggunakan skala ordinal yang berbentuk model

skala Likert. Data masing-masing variabel dan skala pengukuran disederhanakan dalam tabel 3.4.

Tabel 3.5

Skala Pengukuran Variabel Penelitian Jenis Variabel

Variabel Penelitian Skala Pengukuran Instrumen

Independent

1. gaya belajar mahasiswa, 2. kinerja mengajar dosen

Ordinal Ordinal

Kuesioner Kuesioner

Dependent efektivitas pembelajaran Ordinal Kuesioner

2. Kisi-kisi Instrumen

Kuesioner setiap variabel (independent dan dependent) dijabarkan dari konsep teoretis ke dalam konsep empiris dan operasional. Tahap penyusunan kisi-kisi kuesioner dimulai dari: (1) menentukan definisi konsep teoretis masing-masing variabel, (2) menentukan konsep empiris sesuai dengan dimensi yang akan diteliti, (3) menentukan konsep operasional yang dinyatakan dalam indikator yang menggambarkan perilaku dan karakterisrik responden yang diukur, (4)


(46)

menentukan elemen, yaitu penjabaran lebih lanjut menjadi item-item pernyataan yang dapat diukur. Kisi-kisi variabel penelitian dicantumkan seperti yang termuat dalam tabel 3.6


(47)

82

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub variabel Indikator Skala

Gaya belajar mahasiswa (X1)

Competitive • belajar ditujukan kearah pencapaian prestasi

• mahasiswa berkeinginan untuk diperhatikan, mendapat pujian dan hadiah

• memandang kelas sebagai arena kompetisi

Ordinal

Collaborative • selalu merasa berhasil bila saling tukar pikiran.

• senang bekerja sama dengan dosen, teman sekelasnya, tutor, asisten dan sebagainya.

• memandang kelas itu sebagai arena untuk berinteraksi sosial

• memandang kelas sebagai arena belajar bersama.

Ordinal

Avoidant • tak tertarik mempelajari perkuliahan di dalam kelas secara tradisional.

• tidak suka berpartisipasi aktif dengan teman sekelasnya maupun dosen.

• tak tertarik bahkan merasakan sebagai beban menghadapi hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

• senang menyendiri.

Ordinal

Participant • senang mempelajari matakuliah,

• senang mengikuti kuliah di dalam kelas.

• merasa bertanggungjawab dan berpartisipasi aktif mengerjakan tugas yang diberikan.

• harus ambil bagian sebanyak-banyaknya dalam setiap kegiatan yang ada hubungannya dengan perkuliahan,

• selalu mengerjakan tugas-tugas,


(48)

Dependent • semangat ingin tahu rendah

• hanya mau mempelajari apa yang diperintahkan oleh dosen,

• selalu ingin diberi tahu mengenai apa yang harus dipelajari dan dikerjakan,

• memandang dosen sebagai satu—satunya sumber dan pendorong belajar,

• menyukai dosen yang selalu menuliskan outline perkuliahan,

• bila diberi tugas, harus pula memberikan batas waktu yang tegas kapan tugas harus diselesaikan.

Ordinal

Independent • suka berfikir untuk kemajuan diri sendiri,

• belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri sendiri,

• suka memperhatikan pendapat orang lain dalam kelas.

• Mereka suka mempelajari materi yang mereka pandang penting,

• mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk dapat belajar

Ordinal

Kinerja mengajar dosen (X2)

Persiapan pengajaran • Menganalisis materi belajar

• Menyiapkan bahan-bahan kuliah

• Menyiapkan alat bantu latihan

• Menyiapkan ruang kelas

• Menyiapkan daftar hadir

• Menyiapkan daftar nilai

Ordinal

Melaksanakan pengajaran • Menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam

• Menyampaikan bahan pelajaran dengan lancar dan tidak tersendat-sendat


(49)

• Meninjau kembali materi pengajaran yang telah diberikan pada mahasiswa

• Memberikan materi sesuai dengan standar kompetensi

• Mengaitkan materi dengan tujuan belajar dan tujuan-tujuan kompetensi yang hendak dicapai

• Membuat kaitan hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai mahasiswa

• Menggunakan metode sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran

• Menyampaikan bahan ajar dengan benar, tidak ada penyimpangan

• Memimpin dan membimbing praktek di laboratorium

• Terampil menggunakan media pembelajaran

• Menguasai teknologi

• Terampil menggunakan metode-metode mengajar

• Kemampuan berkomunikasi dengan mahasiswa

Menilai hasil-hasil pengajaran • melakukan penilaian terhadap proses belajar (kegiatan tatap muka)

• melakukan penilaian terhadap hasil belajar

• Menganalisis hasil penilaian terhadap proses dan hasil belajar

• Menggunakan hasil analisis terhadap penilaian proses dan hasil belajar

Ordinal

Efektivitas Pembelajaran (Y)

Tujuan belajar • Menyusun rencana belajar

• Kemampuan menggerakkan motivasi belajar

• Kemampuan mengorganisasi diri dalam kelas


(50)

• Kemampuan mendayagunakan unsure penunjang belajar Penggunaan strategi belajar yang

bervariasi

• Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

• Kegiatan belajar peserta didik variatif

Ordinal

Penyesuaian strategi belajar dengan perbedaan individual mahasiswa

• Minat

• Bakat

• kemampuan

Ordinal

Keterpaduan antara content dan method, teori dan praktek

• content dan method

• teori dan praktek

Ordinal

Perlunya keserasian dan kesinambungan antara strategi belajar yang digunakan

• keserasian dan kesinambungan antara strategi belajar yang digunakan dalam satu program dengan program lainnya

Ordinal

Penggunaan sarana pendidikan secara efisien

• Media belajar

• Peralatan dan perlengkapan belajar

• Ruangan belajar

Ordinal

Penggunaan waktu secara efisien • Penggunaan waktu dilihat dari tujuan yang hendak dicapai

• Penggunaan waktu dilihat dari ruang lingkup bahan

• Penggunaan waktu dilihat dari metode belajar yang digunakan


(51)

menyeluruh

Strategi belajar dikembangkan berdasarkan konsep CBSA

• Metode pembelajaran

• Pengelolaan kelaas

• Keterampilan bertanya

• Pelayanan individual

• Komunikasi dan interaksi

• Keterlibatan siswa

Ordinal

Bahan pelajaran disusun meliputi unsur-unsur teori

• unsur-unsur teori

• generalisasi

• prinsip

• fakta

• prosedur

• istilah

• definisi

• preposisi

• masalah sesuai tuntutan disiplin ilmu


(52)

87

(6) Melakukan Uji Coba Angket. Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket, berkaitan dengan redaksi, alternatif jawab yang tersedia maupun maksud yang terkandung dalam pernyataan item angket tersebut.

Uji Validitas

Saepudin Anwar (2000:5) mengatakan validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut mengena sasarannya, atau menunjukkan apa yang seharusnya di ukur. Suatu instrumen ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila instrumen ukur tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan maknadan tujuan pengukuran tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data penelitian, maka butir-butir yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan instrumen (alat) ukur yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian.

Langkah-langkah pengujian validitas adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment pearson yaitu:


(53)

(

) ( )( )

( )

( )

} ( )

{

( ) }

{

2 2 2 2

Y Y N X X N Y X XY n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Dimana : r = Korelasi

N = Jumlah responden X = Skor per item pertanyaan Y = Skor total

Angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik Tabel Korelasi nilai – r. Angka kritik dapat dilihat pada baris N-2 pada taraf signifikansi 5% atau 1%. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar daripada angka kritik maka pernyataan tersebut valid (signifikan). Sedangkan bila angka korelasi yang diperoleh adalah dibawah angka kritik maka pernyataan tersebut bertentangan dengan pernyataan lainnya sehingga tidak valid (tidak signifikan).

Tabel 3.7

Nilai Validitas Instrumen Penelitian

No Pernyataan Korelasi Std Valid Ket

Gaya Belajar 1 Saya memiliki keinginan untuk mencapai prestasi agar

lebih baik dari yang lain

0.670 0.374 Valid 2 Saya terobsesi mendapatkan rewards (hadiah) misalnya

berupa nilai, perhatian dan kejuaraan

0.674 0.374 Valid 3 Saya berkompetisi dengan mahasiswa lain untuk meraih

prestasi

0.385 0.374 Valid 4 Saya merasa merasa kelas adalah tempat berkompetitif

dalam pembelajaran

0.639 0.374 Valid 5 Dalam belajar saya bertukar pikiran dengan mahasiswa lain 0.453 0.374 Valid 6 Saya membandingkan sendiri pemahaman yang saya peroleh

dengan pemahaman teman yang lain

0.639 0.374 Valid 7 Saya menemukan pemahaman lebih setelah diskusi dengan

teman atau dosen


(54)

8 Saya senang bekerjasama dengan mahasiswa lain dalam menyelesaikan pembelajaran

0.662 0.374 Valid 9 Saya menunjukkan sikap bekerjasama dengan dosen 0.525 0.374 Valid 10 Saya merasa kelas sebagai tempat berinteraksi sosial 0.622 0.374 Valid 11 Saya memandang kelas sebagai tempat untuk belajar

bersama.

0.496 0.374 Valid 12 Saya tak tertarik mempelajari perkuliahan di dalam kelas 0.626 0.374 Valid 13 Saya bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai

kegiatan fisik, semisal bekerja di laboratorium atau klinik

0.543 0.374 Valid 14 Saya tak tertarik mempelajari perkuliahan dengan metode

tradisional, dimana saya hanya mendengarkan kuliah tanpa diberikan kesempatan bertanya atau tidak adanya interaksi lainnya

0.465 0.374 Valid

15 Saya lebih mudah menyerap materi perkuliahan di dalam kelas dengan metode ceramah dan Tanya jawab

0.491 0.374 Valid 16 Saya lebih mudah belajar dengan menitikberatkan pada

tulisan

0.517 0.374 Valid 17 Saya lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi

bergambar

0.670 0.374 Valid 18 Saya tidak suka berpartisipasi aktif dengan teman

sekelasnya maupun dosen.

0.760 0.374 Valid 19 Saya lebih senang belajar sendiri, tidak suka diskusi dengan

teman atau dosen

0.715 0.374 Valid 20 Saya senang mempelajari mata kuliah yang saya dapat 0.492 0.374 Valid 21 Saya selalu mempelajari materi yang akan diberikan

sebelum dibahas di kelas

0.754 0.374 Valid 22 Saya senang mengikuti perkuliahan di dalam kelas. 0.661 0.374 Valid 23 Dalam proses pembelajaran saya berusaha untuk menarik

perhatian dosen dengan cara aktif bertanya atau berdiskusi dengan dosen

0.552 0.374 Valid

24 Saya selalu mengerjakan tugas-tugas 0.456 0.374 Valid 25 Saya berusaha untuk menyelesaikan tugas kuliah lebih

dengan baik dari mahasiswa yang lainnya

0.592 0.374 Valid 26 Saya harus ambil bagian sebanyak-banyaknya dalam setiap

kegiatan yang ada hubungannya dengan perkuliahan, tidak mau tertinggal

0.591 0.374 Valid

27 Saya selalu acuh terhadap kegiatan di luar perkuliahan 0.460 0.374 Valid 28 Saya memiliki semangat ingin tahu yang rendah 0.788 0.374 Valid 29 Saya hanya mau mempelajari apa yang diperintahkan oleh

dosen,

0.527 0.374 Valid 30 Saya selalu ingin diberi tahu mengenai apa yang harus

dipelajari dan dikerjakan oleh dosen

0.532 0.374 Valid 31 Saya memandang dosen sebagai satu—satunya sumber dan

pendorong belajar,

0.527 0.374 Valid 32 Saya menyukai dosen yang selalu menuliskan outline

perkuliahan,

0.556 0.374 Valid 33 Saya lebih suka jika bila diberi tugas, dosen memberikan

batas waktu yang tegas kapan tugas harus diselesaikan.

0.669 0.374 Valid 34 Saya selalu berpikir untuk kemajuan diri saya sendiri, 0.653 0.374 Valid 35 Saya selalu belajar sesuai dengan kemampuan diri saya

sendiri,


(55)

36 Saya suka memperhatikan pendapat orang lain dalam kelas. 0.440 0.374 Valid 37 Saya suka mempelajari materi yang menurut pandangan

saya penting,

0.563 0.374 Valid 38 Saya mempunyai keyakinan akan kemampuan saya untuk

dapat belajar

0.542 0.374 Valid

No Pernyataan Korelasi Std Valid Ket

Kinerja Mengajar Dosen 1 Sebelum memulai proses belajar mengajar, dosen

menyiapkan bahan-bahan kuliah

0.565 0.374 Valid

2 Sebelum memulai proses belajar mengajar,dosen memberitahukan tujuan pengajaran yang akan dicapai

0.521 0.374 Valid

3 Sebelum memulai proses belajar mengajar, dosen menyiapkan alat bantu belajar, seperti OHP proyektor, infocus, radio, bahan cetak, gambar, film, dan lain-lain

0.555 0.374 Valid

4 Sebelum memulai proses belajar mengajar, dosen menyiapkan ruang kelas

0.551 0.374 Valid

5 Sebelum memulai proses belajar mengajar, dosen menyiapkan daftar hadir

0.5551 0.374 Valid

6 Sebelum memulai proses belajar mengajar, dosen menyiapkan daftar nilai untuk menentukan tingkatan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa

0.555 0.374 Valid

7 Sebelum memulai proses belajar mengajar, dosen menganalisis materi belajar yang akan diberikan pada mahasiswa

0.555 0.374 Valid

8 Dosen menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam 0.521 0.374 Valid 9 Dosen menyampaikan bahan pelajaran dengan lancar dan

tidak tersendat-sendat

0.549 0.374 Valid

10 Dosen menyampaikan bahan pelajaran dengan sistematis, bahasa jelas dan benar serta mudah dimengerti oleh mahasiswa

0.580 0.374 Valid

11 Dalam proses belajar mengajar, dosen meninjau kembali materi pengajaran yang telah diberikan pada mahasiswa

0.590 0.374 Valid

12 Dalam proses belajar mengajar, dosen memberikan materi sesuai dengan standar kompetensi

0.755 0.374 Valid

13 Dalam proses belajar mengajar, dosen mengaitkan materi dengan tujuan belajar dan tujuan-tujuan kompetensi yang


(56)

hendak dicapai

14 Dosen membuat kaitan hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai mahasiswa

0.570 0.374 Valid

15 Dosen menggunakan metode sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran

0.730 0.374 Valid

16 Dosen menyampaikan bahan ajar dengan benar, tidak ada penyimpangan

0.582 0.374 Valid

17 Dosen memimpin dan membimbing praktek di laboratorium 0.700 0.374 Valid 18 Dosen terampil menggunakan media pembelajaran 0.593 0.374 Valid

19 Dosen menguasai teknologi 0.524 0.374 Valid

20 Dosen terampil menggunakan metode-metode mengajar 0.495 0.374 Valid 21 Dosen selalu memperhatikan situasi dan kondisi mahasiswa 0.658 0.374 Valid 22 Dosen selalu memperhatikan kepentingan dan keinginan

mahasiswa

0.511 0.374 Valid

23 Dosen tidak pernah menganggap mahasiswanya lebih rendah 0.734 0.374 Valid 24 Dosen peduli dengan kehadiran mahasiswa di kelas 0.535 0.374 Valid 25 Dosen memperhatikan keikutsertaan mahasiswa aktif dalam

interaksi belajar mengajar

0.409 0.374 Valid

26 Dosen selalu memberikan tugas-tugas kuliah 0.749 0.374 Valid 27 Dosen memberikan ujian tengah semester untuk mengetahui

kemajuan mahasiswa

0.508 0.374 Valid

28 Dosen memberikan ujian akhir semester untuk mengetahui kemajuan mahasiswa

0.637 0.374 Valid

29 Dosen peduli dengan keikutsertaan mahasiswa mengikuti praktikum

0.537 0.374 Valid

30 Dosen memberikan ujian praktikum 0.498 0.374 Valid

No Pernyataan Korelasi Std Valid Ket

Efektivitas Pembelajaran

1 Saya mampu menyusun rencana belajar 0.457 0.374 Valid 2 Saya mampu menggerakkan motivasi belajar saya sendiri 0.394 0.374 Valid 3 Saya mampu mengorganisasi diri dalam

kelompok-kelompok studi dan kelas


(1)

109

membuat hipotesis melalui uji satu sisi, langkah selanjutnya adalah menghitung thitung dengan formula sebagai berikut (Gujarati, 2003:938):

k k

( ) k

var( ) n k

t ρ ρ t

ρ

− ∧

= ≈ atau k k

( ) k ( ) n k t t se ρ ρ ρ ∧ − ∧ − = ≈ di mana

tk = nilai t untuk setiap koefisien regresi variabel Xk,

seρk = standar error koefisien regresi untuk setiap variabel Xk yang

distandarkan

k = jumlah parameter estimasi n = jumlah observasi.

Keputusan menolak atau menerima H0 sebagai berikut :

a. Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; maka H0 ditolak.

b. Jika thitung < ttabel pada α = 0,05; maka H0 diterima.

Tabel 3.11

Rumusan Hipotesis Penelitian

Pengujian Hipotesis statistic Kriteria uji Hipotesis 1 H0, ρ ≥ 0 : variabel X1 tidak berKontribusi positif dan

signifikan terhadap variabel Y

Hi, ρ>0 : variabel X1 berKontribusi positif dan signifikan

terhadap variabel Y

Diharapkan H0

ditolak jika nilai P-value ≤ 0,05

Hipotesis 2 H0, ρ ≥ 0 : variabel X2 tidak berKontribusi positif dan

signifikan terhadap variabel Y

Hi, ρ<0 : variabel X2 berKontribusi positif dan signifikan

terhadap variabel Y

Diharapkan H0

ditolak jika nilai P-value ≤ 0,05


(2)

110

signifikan terhadap variabel X2

Hi, ρ<0 : variabel X1 berKontribusi positif dan signifikan

terhadap variabel X2


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasyid, Harun. (2005). Statistika Sosial. Bandung Program Pascasarjana UNPAD

Amin, Prof. Dr. Muhammad. (2008). Profesi Bidan Mulai Merangkak Naik,

http://www.fk.unair.ac.id/news/headline-news/profesi-bidan-mulai-merangkak-naik

Akhdiat, Hendra. (2005). Studi Tentang Kinerja Dosen Dan Manajemen Belajar Mahasiswa Terhadap Efektifitas Proses Belajar – Mengajar (Sebuah Studi Di Program Studi Manajemen Universitas Katholik Parahyangan Bandung). Tesis. UPI. Bandung

A.Kosasih Djahiri (1978), Pengajaran Studi Sosial/IPS, Dasar-dasar Pengertian Metodologi Model Belajar Menagajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung, LPPP-IPS FKIS IKIP Bandung

Barbara Prashnig. (2007). The Practical Guide to Learning Styles (Practical Guides). Network Continuum Education

Biggs, Adrian. (2004). Teaching Method Based on the typology of Student Learning. [Online] Tersedia: http://www. artikel.us_art05-65.html [18 Maret 2006]

Brown, Lankard Bettina. (1998). Learning Styles and Vocational Education Practice. Practice Application Brief. The Ohio State University.

Bulger, Sean M. Derek J. Mohr. 2002. Stack the Deck in Favor of Your Students by Using the Four Aces of Effective Teaching. Journal of Effective Teaching, Vol. 5, No. 2. University of Wisconsin-Eau Claire and Appalachian State University.

Cano, Jamie. Bryan L. Garton. (1994). The Learning Styles of Agricultural Preservice Teachers as Assessed by MBTI. Journal Of Agricultural Education. Vol 35, No. 1. The Ohio State University

Cano, Jamie. (1999). The Relationship Between Learning Style, Academic Major, and Academic Performance of College Student. Journal Of Agricultural Education. Vol 40, No. 1. The Ohio State University


(4)

Diaz, D. & Cartnal, R. (1999). Comparing student learning styles in an online distance learning class and an equivalent on-campus class. College Teaching, 47(4), 130-135. Retrieved on September 29, 2004 from http://home.earthlink.net/~davidpdiaz/LTS/html_docs/grslss.htm

Hood, K. (1995). Exploring learning styles and instruction. Retrieved on September 29, 2004, from http://jwilson.coe.uga.edu/ EMT705/ EMT705.Hood.html

Dick dan Reiser. (1989).Planning Effective Instruction. Boston : Allya and Bacon Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta Flemming, Neils. (2010). The VARK Categories.

http://www.vark-learn.com/english/page.asp?p=categories

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta

Hamalik, Oemar. (2003). Manajemen Belajar Di Perguruan Tinggi : Pendekata sistem Kredit Semester Bandung. Sinar Baru Algensindo

Hasibuan, Malayu SP. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

_________. (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Bumi Aksara, Jakarta

Hoy, Wayne K. dan Miskel, Cecil G. (2001). Educational Administration Theory, Research, And Practice. 6th ed., International Edition, Singapore: McGraw-Hill Co.

Kauchak, D. and P. Eggen. (1998). Learning and Teaching: Research-Based Methods (Third Edition). Needham Heights, Massachusetts: Allyn & Bacon. A book that describes research-based methods of teaching. It supports constructivist theory.

Krisnawan, (2009). Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran.


(5)

Komara, H.Endang. (2009). Peran E-Learning Dalam Pembelajaran Efektif. http://endangkomarasblog.blogspot.com/2009/03/peran-e-learning-dalam-pembelajaran.html.

Kusnendi, (2006), Analisis Jalur. Badan Penerbit Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kusumastuti, Dyah, (2001) Manajemen Sistem Pengembangan Sumber Daya Dosen Sebagai Penjamin Mutu di Perguruan Tinggi, (Studi tentang pengaruh kompetensi individu terhadap kinerja dosen yang berorientasi pada mutu dengan moderator iklim organisasi dan dukungan sumber daya di Institut Teknologi Bandung (ITB)), Disertasi, UPI, Bandung.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya

Marsh, Collin. (2006). Becoming a Teacher: Knowledge, Skills and Issues. Pearson Education Australia

Miller, Richard, I. (1980). The Assessment of College Performance. A Handbook of Techniques and Measures of Institusional Self Evaluation. Jossey-Bass Publishes.

Nasution. 1982. Pendekatan Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Nuryati, M. (2002). Kontribusi Kemampuan Dosen Dalam Manajemen Sistem

Pembelajaran Terhadap Kualitas Kinerjanya Dalam Mengajar. UPI Bandung. Tesis. Tidak diterbitkan

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Adminstrasi Publik . Bandung: Alfabeta.

Pudjiono. (1987). Kecerdasan, Konsep Diri, Sikap Terhadap Bimbingan Dan Prestasi Belajar (Studi tahun 1985 – 1986 mengenai siswa SMA Negeri di Kodya Surabaya). IKIP Bandung. Disertasi. Tidak diterbitkan. Rautopuro, Juhani and Pertti Väisänen. 2003. "I did it my way…". The impact of

learning styles and strategies on students’ success in quantitative research methods in educational sciences. Paper presented at the European Conference on Educational Research, University of Hamburg.


(6)

---(1998). Pendidikan Alternatif: Menyentuh Arah Dasar Persoalan Pendidikan dan Kemasyarakatan. Bandung: Grafindo Media Utama. ---(1999). Kajian Paradigma. Bandung: Program Pasca Sarjana Uninus Schuler S. Randal dan Susan E. Jackson. (1999). Manajemen Sumberdaya

Manusia Menghadapi Abad Ke-21 (Edisi ke-6). Terjemahan Abdul Rosyid. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Sedarmayanti. (2001). Sumberdaya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung. Mandar Maju.

Sitepu, Nirwana, SK. (1994). Analisis Jalur. Bandung: Jurusan Statistika UNPAD Sudjana. (1996). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi para Penelitian.

Bandung: Tarsito

Suwignyo, Agus. (2006). Pengajaran dan Ke(tidak)pedulian Akademis.

http://agussuwignyo.blogsome.com/2006/05/02/pengajaran-dan-ketidakpedulian-akademis/.

Udin Saud. dan Abin S Makmun (2005). Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Vermunt, J. and Verloop, N. (1999). "Congruence and friction between learning and teaching". Learning and Instruction 9 (1999) 257-280.

Hoy, W. K. & Miskel, C. G. (2001). Educational administration: Theory, research, and practice, 6th edition. New York: McGraw-Hill.

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta. Bigraf Publishing


Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Hidup terhadap Penggunaan Cream Pemutih Wajah oleh Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan

4 89 119

PENGARUH GAYA MENGAJAR DOSEN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (STUDI GAYA MENGAJAR DOSEN PADA MATAKULIAH MATEMATIKA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UMY)

13 59 153

PENGARUH KINERJA DOSEN DAN KETRAMPILAN MENGAJAR TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN Pengaruh Kinerja Dosen Dan Ketrampilan Mengajar Terhadap Keaktifan Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Pada Mata Kuliah Pengetahuan Hukum Perdata Dan Dag

0 2 16

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Dosen Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa FKIP-UMS Progdi Pendidika

0 0 16

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Dosen Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa FKIP-UMS Progdi Pendidika

0 0 19

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN AKADEMIK TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA DI JURUSAN TERAPI WICARA POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

0 0 5

KONTRIBUSI KINERJA DOSEN DAN PELAYANAN ADMINISTRATIF TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA STIA LAN BANDUNG

0 1 17

EFEKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR DOSEN PEREMPUAN TERHADAP ATRAKSI MEREKA PADA MAHASISWA DI UNIKOM BANDUNG

0 0 17

GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

0 0 7

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

0 0 7