EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh FADLI ILHAM E. 0551. 0800613
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI dan KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
Oleh Fadli Ilham
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
© Fadli Ilham 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATORUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN
CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I
Dr. Dedi Rohendi, MT. NIP. 19670524 199302 1 001
Pembimbing II
Drs. Yayat, M. Pd. NIP. 19680501 199302 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Dr. H. Wahid Munawar, MPd NIP. 196305201989011001
(4)
Fadli Ilham. (E. 0550. 0800613): Efektifitas Penggunaan CNC Simulator untuk Meningkatkan Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran CNC Dasar di SMKN 6 Bandung.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi membaca CNC Dasar. Hal tersebut menjadi pendorong untuk menerapkan CNC Simulator sebagai media pembelajaran. Tujuan utama penelitian ini untuk memperoleh gambaran nyata mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan CNC Simulator dalam pembelajaran CNC Dasar. Metode penelitian yang digunakan metode Pre Experiment Design, dengan subjek penelitian kelas XI TP4 sebanyak 32 siswa pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes berbentuk pilihan ganda dan essay. Data yang dijaring terdiri atas kemampuan awal melalui pre-test dan data hasil setelah perlakuan melalui post-test. Uji hipotesis dilakukan berdasarkan hasil uji beda rata-rata antara kemampuan awal CNC Dasar dengan kemampuan akhir. Hasil perhitungan didapat nilai thitung = 26,80 lebih besar dari ttabel = 1,696 Hasil uji t tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, jadi terdapat peningkatan hasil belajar setelah menggunaan CNC Simulator. Berdasarkan hasil uji N-Gain menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar pada siswa yang menggunakan CNC Simulator sangat tinggi dengan rata-rata N-Gain sebesar 0,9, dan rata_rata nilai tes siswa adalah 93,13 lebih besar dari standar ketuntasan belajar mata pelajaran produktif yang ditetapkan yaitu 80, hal ini dapat dikatakan bahwa penggunaan CNC Simulator efektif dalam pembelajaran CNC Dasar pada standar kompetensi memrogram mesin NC/CNC (Dasar) dengan kompetensi dasar Menulis Dasar Program Mesin NC/CNC pada siswa kelas XI teknik pemesinan SMKN 6 Bandung tahun ajaran 2012-2013.
(5)
Simulator as a learning medium. The main purpose of this research is to gain a true picture of the improvement of student learning outcomes are studied by using CNC Simulator in learning CNC Basics. The method of research used methods Pre Experiment Design, with TP4 research subjects in class XI by 32 students on engineering competence machining SMKN 6 London School Year 2012-2013. Data collection tool in this study using a test form item multiple-choice and essay questions. The data captured consists of initial capabilities and data outcomes after treatment. Data was collected with a pre-test and post-test. Hypothesis testing is based on the assumption that test results obtained from the difference between initial capability with the ability to CNC Basics indicated end of the pre-test and post-pre-test. The calculation results obtained tcount = 28.37 is greater than t-tabel = 1.696 t-test results showed that there was a significant increase in learning outcomes after CNC Simulator uses. Based on the experimental results showed that an increase in student learning outcomes using CNC Simulator is very high with an average N-Gain 0.9, in addition averages student test scores are above the standard 91.5 mastery learning productive subjects is 80, so it can be said that CNC Simulator effective use of learning CNC Basics on the standard machine programming competence NC / CNC (basic) with basic competence Writing basic engineering Program NC / CNC in class XI machining techniques SMKN 6 Bandung school year 2012-2013.
Keywords: effectiveness, CNC Simulator, CNC Elementary, Pre Experiment Design.
(6)
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI ……… iii DAFTAR TABEL ……… v
DAFTAR GAMBAR ………... vi
BAB I PENDAHULUAN….……… 1
A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Identifikasi Masalah………. 9
C. Rumusan Masalah……… 9
D. Pembatasan Masalah……… 9
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………. 10
F. Definisi Operasional……… 11
G. Asumsi………. 12
H. Hipotesis……….. 12
I. Metode Penelitian………. 13
J. Lokasi dan Sampel Penelitian………. 13
K. Sistematika Penulisan………. 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA………. 15
A. Tinjauan Tentang Efektivitas……… 15
B. Tinjauan Tentang Pembelajaran ……… 18
C. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ……… 22
D. Tinjauan Tentang Multimedia ……… 34
E. Komputer Sebagai Media Pembelajaran ……… 45
F. Tinjauan Tentang CNC Dasar ……….……… 46
G. Tinjauan Tentang Kuasi Eksperimen ……… 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 49
A. Metode dan Desain Eksperimen ……… 50
B. Variabel Penelitian ………..…… 50
C. Paradigma Penelitian ……….……..… 50
D. Tahapan Penelitian ……….…….………… 51
(7)
H. Pengujian Instrumen…..……….….………… 54
I. Teknik Pengumpulan Data ……….……..……… 60
J. Teknik Pengolahan Data ……….……..……… 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………..………… 67
B. Analisis Data Hasil Penelitian……… 69
C. Pembahasan Hasil Penelitian………....………… 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….….……… 76
A. Kesimpulan ……….….……… 76
B. Saran ……….….…… 76
DAFTAR PUSTAKA ………..…… 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran A………. 82
Lampiran A.1: Silabus Kompetensi CNC Dasar………. 83
Lampiran A.2: Kisi-Kisi Instrumen CNCDasar………..……… 88
Lampiran A.3: Soal Instrumen Pre-test CNC Dasar…..………….. 90
Lampiran A.4: Soal Instrumen Post-test CNC Dasar ………….……….. 96
Lampiran A.5: Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test……… 103
Lampiran B………..………. 106
Lampiran B.1: RPP Penelitian……… 106
Lampiran B.2: Lembar Jawaban……… 113
Lampiran C……… 115
Lampiran C.1:Data Uji Validitas………..……..………. 116
Lampiran C.2:Data Uji Reliabilitas………..………. 118
Lampiran C.3:Data Uji Tingkat Kesukaran....………. 120
Lampiran C.4:Data Daya Pembeda……..………..………. 122
Lampiran C.5:Data Skor Pre-test………..………. 124
Lampiran C.6: Data Skor Post-test……….……….. 125
Lampiran C.7: Uji Normalitas……… 126
Lampiran C.8: Uji t-test ………..… 133
Lampiran C.9:Perhitungan N-Gain……….. 135
(8)
(9)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif (Kunandar:2007:5)
Setiap siswa menginginkan hasil yang baik dalam proses pembelajarannya. Hal tersebut dijadikan tolak ukur dalam proses pembelajaran. Hasil yang baik dapat dicapai, bila didorong berbagai faktor yang mendukungnya, salah satunya yaitu dengan memenuhi setiap kompetensi yang harus ditempuh dalam proses pembelajaran. Peran guru disini adalah harus mempunyai media pembelajaran yang tepat untuk memperlancar proses pembelajaran di kelas. Sehingga hasil yang didapat oleh siswa menjadi lebih baik dengan adanya media pembelajaran yang tepat.
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran adalah kemampuan didalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Suatu rangkaian proses pembelajaran memerlukan perencanaan yang seksama yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan pembelajaran, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi (Sudjana, 2002:29-30). Perkembangan ilmu pengetahuan
(10)
dan teknologi yang berkembang pesat diseluruh penjuru dunia, telah memberikan dampak yang sangat besar pada perubahan kehidupan manusia. Manusia masuk kedalam suatu era globalisasi yang didalamnya penuh dengan tantangan dan ambisi untuk terus bergerak maju. Agar dapat bersaing dalam era globalisasi maka dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas untuk mewujudkan hal tersebut dapat dilalui melalui pendidikan.
Tujuan Pendidikan Nasional seperti dinyatakan dalam Pasal 3 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam penjelasan Pasal 15 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan tentu lulusannya diharapkan mampu bekerja dengan baik di industri.
Untuk dapat bekerja dengan baik di industri permesinan yang semakin canggih seiring berkembangnya waktu, maka perlu penguasaan kompetensi CNC (Computer
(11)
sangat kompleks dan mampu membuat sebuah part atau benda kerja secara cepat. Dengan berkembangnya Mesin CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam jumlah yang banyak. Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin yang presisi dengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan oleh seorang operator mesin perkakas yang mahir sekalipun. Penyelesaiannya memerlukan waktu lama. Bila ada permintaan konsumen untuk membuat komponen dalam jumlah banyak dengan waktu singkat, dengan kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila menggunakan perkakas manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih rumit, tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya akan menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran. Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi, berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak, akan lebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemrograman yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer. Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau semiotomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada. Program yang dimaksud merupakan program membuat benda kerja yang telah direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksekusi atau dikerjakan oleh mesin
CNC, program tersebut harus dicek berulang-ulang agar program benar- benar telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut dapat melalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau bila tidak ada fasilitas checking melalui monitor
(12)
(seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter yang dipasang pada tempat dudukan pahat/ pisau frais. Setelah program benar-benar telah berjalan seperti rencana, baru kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC. Dengan demikian di industri maju saat ini butuh operator handal untuk mesin CNC, yang mampu membuat dan mengecek serta mengeksekusi program CNC.
Untuk mengoperasikan mesin ini harus ada program yang dimasukkan sebagai instruksi agar mesin dapat mengeksekusi program tersebut. Program tersebut merupakan transformasi dari perintah angka-angka yang di input oleh mesin dan diterjemahkan oleh mesin sebagai output kedalam bentuk gerakan vertikal, horizontal dan diagonal serta pergerakan pisau potong.
Pemrograman CNC sudah diajarkan di tingkat sekolah menengah bidang teknologi industri. CNC Dasar adalah salah satu kompetensi yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan yang diajarkan pada kelas XI yang secara khusus merupakan prasarat untuk Kompetensi Mengeset dan Memrogram Mesin CNC yang diajarkan di kelas XII. Saat mengikuti pelajaran CNC
dasar diharapkan siswa dapat mengetahui hal yang paling mendasar pada program
CNC sehingga pada saat kelas XII pada kompetensi Mengeset dan Memrogram Mesin
CNC siswa tidak mengalami kesulitan-kesulitan lagi.
Salah satu sekolah tersebut adalah SMK Negeri 6 Bandung khususnya pada Program Kompetensi keahlian Teknik Pemesinan, telah mengupayakan pengefektifan pembelajaran dengan didukung tenaga pengajar yang berkompeten dan fasilitas belajar yang terus dilengkapi. Namun hal ini, masih dirasa belum cukup dalam pencapaian kurikulum. Kendala lainnya dalam pelaksanaan beberapa kompetensi
(13)
diantaranya pada mata pelajaran CNC Dasar kelas XI yang memungkinkan hal tersebut yaitu kurangnya pengemasan pelaksanaan pembelajaran yang cenderung tidak variatif dan kurang menarik minat siswa, menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Dengan demikian, perlu adanya evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
Data yang didapat oleh penulis mengenai hasil belajar siswa SMK Negeri 6 Bandung pada kompetensi CNC Dasar khususnya materi pembelajaran Memrogram Mesin NC/CNC (Dasar) sebagai berikut:
Tabel 1.1
Nilai Hasil Belajar CNC Dasar Materi Memrogram Mesin NC/CNC (Dasar) Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung Semester Genap Tahun
Ajaran 2011-2012
Rentang Nilai Frekuensi Prosentase x < 70 15 11 %
70 ≤ x < 80 92 64%
x ≥ 80 37 25%
Jumlah 144 100 % keterangan: nilai rata-rata seluruh siswa adalah 65,55 (Sumber: Dokumen Instruktur Guru Kompetensi)
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa persentase siswa yang lulus dan menguasai materi pembelajaran belum maksimal, karena hanya 24,3% siswa yang lulus dari 144 orang siswa, sementara secara umum berdasarkan rata-rata nilai seluruh siswa (65,55) berada dibawah standar ketuntasan belajar yaitu 80. dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa siswa belum lulus.
Permasalahan di atas menunjukkan masih ada siswa yang kesulitan dalam memahami konsep yang diberikan. Hal ini menunjukkan kemungkinan
(14)
terjadinya suatu kesalahan dalam proses belajar. Berdasarkan hasil observasi, materi pembelajaran CNC Dasar masih sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran untuk kompetensi CNC Dasar masih berpusat pada guru (teacher centered), dengan demikian proses belajar tidak komunikatif dan interaktif sehingga tidak dapat mengeksploitasi kemampuan siswa secara maksimal.
Di negara-negara maju, penggunaan media komputer telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, namun tidak demikian halnya di Indonesia. Meskipun semakin banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dilengkapi dengan laboratorium komputer, pemanfaatannya untuk pembelajaran masih jarang dilakukan. Sampai saat ini, penerapan media pembelajaran komputer masih jarang digunakan guru kompetensi CNC Dasar sebagai media pembelajaran dalam penyampaian materinya.
Menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan komunikasi dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran CNC Dasar yang sesuai dengan waktu yang tersedia, perlu dikembangkan bentuk pembelajaran CNC Dasar yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa. Sementara itu, untuk mendukung proses pembelajaran dengan pendekatan Realistik, diperlukan suatu media yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran CNC Dasar. Bahri (1995:136) menjelaskan bahwa:
"Di dalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran dapat
(15)
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat".
Media yang dapat menunjang pembelajaran CNC Dasar adalah media komputer. Media ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan Efektifitas transparansi, dan akuntabilitas materi pembelajaran. Proses pembelajaran dapat disampaikan pada waktu yang bersamaan atau waktu yang berbeda. Disamping itu, penggunaan media komputer diharapkan dapat menarik perhatian siswa, sehingga kualitas dari suatu proses pembelajaran dapat tercapai. Komputer dapat menampilkan grafik, suara maupun perpaduan antara keduanya dengan sangat baik untuk memenuhi segala kebutuhan media pembelajaran. Berbagai aplikasi (software) dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menunjang pendidikan. Salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah
CNC Simulator. CNC Simulator ini sebagai media pembelajaran dengan mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang ada sehingga membuat tampilan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan terlihat seperti menggunakan mesin CNC yang sebenarnya dan dapat menarik stimulus belajar siswa.
CNC Simulator dilengkapi dengan visual animasi yang bukan hanya berlaku pada teks saja, tetapi pada gambar bangun, garis, jalannya pemotongan pahat sesuai dengan program CNC yang telah di input dan hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian mesin. Pada saat belajar dengan CNC Simulator siswa membuat program sesuai dengan gambar kerja dan siswa langsung mensimulasikannya pada CNC Simulator kemudian dapat melihat program yang telah dibuat apakah benar atau salah. Dengan demikian CNC
(16)
Simulator akan sangat membantu siswa untuk memahami dan mengevaluasi program CNC yang telah dibuat.
Penggunaan CNC Simulator dalam proses pembelajaran dapat menggambarkan dan menyajikan materi pelajaran yang sesuai dengan dunia nyata siswa. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis merasa tertarik untuk mengatasi dan menuntaskan masalah yang penulis temukan melalui penerapan CNC Simulator dalam pembelajaran dengan harapan dapat mengefektifitaskan penggunaan media dan menunjang proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang baik perlu dilakukan oleh seorang pendidik, karena media pembelajaran akan mempengaruhi respon siswa didalam memahami pengetahuan yang didapat. Media pembelajaran sendiri terdapat berbagai macam media yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Mengacu pada uraian di atas, penulis termotivasi untuk meneliti sendiri keterkaitan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul: “Efektifitas Penggunaan CNC
Simulator untuk Meningkatkan Hasil Belajar dalam Kompetensi CNC Dasar
(17)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pemahaman belajar siswa pada media konvensional dalam pembelajaran CNC
tidak maksimal.
2. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang maksimal dalam memanfaatan kemajuan teknologi.
3. Keberhasilan dan efektifitas penggunaan multimedia dalam pembelajaran
CNC Dasar akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah titik tolak yang penting, agar apa yang dikaji tepat pada sasaran dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar siswa setelah menggunakan CNC Simulator pada pembelajaran CNC Dasar efektif meningkat dari sebelumnya khususnya pada kompetensi dasar Menulis dasar program mesin NC/CNC?
2. Apakah penggunaan CNC Simulator efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran CNC Dasar khususnya pada kompetensi dasar
Menulis dasar program mesin NC/CNC?
D. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup dari masalah diatas, maka perlu pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(18)
1. Media yang digunakan hanya CNCsimulator
2. Hasil belajar dibatasi pada Standar kompetensi Memrogram Mesin NC/CNC
(Dasar) dengan kompetensi dasar Menulis dasar program mesin NC/CNC pada mata pelajaran CNC Dasar pada aspek kognitif yang dibatasi sampai level aplikasi.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendapatkan gambaran nyata tentang efektifitas penggunaan CNC Simulator dalam peningkatan hasil belajar siswa dari sebelumnya pada mata pelajaran CNC dasar khususnya pada kompetensi dasar Menulis dasar program mesin NC/CNC .
2. Mengetahui apakah CNC Simulator efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran CNC dasar khususnya pada kompetensi dasar Menulis dasar program mesin NC/CNC.
2. Kegunaan Penelitian
Mengacu pada tujuan di atas maka kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bahan masukan bagi pihak SMKN 6 Bandung, dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat didalam proses pembelajaran kompetensi CNC Dasar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
(19)
b. Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan maksimal bagi keberhasilan pembelajaran Kompetensi CNC Dasar di SMKN 6 Bandung.
F. Definisi Operasional
Definisi Operasional ini berguna untuk membatasi pengertian sehingga diharapkan pembaca atau pihak lain tidak salah menafsirkan. Istilah-istilah tersebut adalah:
1. Efektifitas
Efektifitas penggunaan CNC Simulator dalam penelitian ini dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa (N-Gain) pada aspek kognitif siswa yang menggunakan CNC Simulator pada kompetensi CNC Dasar. Efektifitas tersebut diukur berdasarkan standar ketuntasan belajar yang berlaku di SMKN 6 Bandung yaitu 8. Penggunaan CNC Simulator dikatakan efektif jika hasil belajar siswa berada diatas standar ketuntasan belajar.
2. CNCSimulator
CNC Simulator yang digunakan dalam penelitian ini adalah CNC Simulator Alpha yang dikembangkan oleh Universitas New Delhi India untuk pembelajaran CNC di universitas tersebut. CNC Simulator full version dan bisa diunduh gratis di www.softpedia.com.
Dalam penelitian ini CNC Simulator merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membantu siswa dalam memahami dan mengaplikasikan materi memogram mesin NC/CNC (Dasar) pada kompetensi CNC Dasar.
(20)
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada aspek kognitif yang diukur menggunakan pre-test dan post-tes.
G. Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar merupakan suatu landasan atau pegangan yang dapat dijadikan titik tolak pemikiran dalam melaksanakan suatu penelitian. Anggapan dasar yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2. Setiap siswa memiliki potensi untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 : µ1 < µ2 : Peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan CNC
Simulator tidak lebih baik dari sebelum menggunakan CNC Simulator.
HA : µ1 > µ2 : Peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan CNC
Simulator lebih baik dari sebelum menggunakan CNC Simulator.Keterangan:
µ1 : hasil belajar sebelum menggunakan CNC Simulator µ2 : hasil belajar setelah menggunakan CNC Simulator
(21)
I. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Pre Experiment Design dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan datanya adalah tes (pre-test dan
post-test), dan pedoman observasi lapangan. Untuk analisa data kuantitatif digunakan One Group Pre-Test And Post-Test Design. Teknik penelitian tersebut digunakan untuk memperoleh data mengenai keefektifan CNC Simulator dalam pembelajaran CNC Dasar. Penggunaan teknik-teknik tersebut bertujuan agar dapat mencari data yang lebih variatif, dapat saling melengkapi dan menguatkan, sehingga keabsahan (validitas) penelitian ini dapat diyakini.
J. Lokasi dan Sample Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jln. Soekarno-Hatta kota Bandung pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan 4 (TP4) dengan populasi sebanyak 144 siswa dan sampel yang diambil untuk penelitian kelompok eksperimen sebanyak 32 siswa pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013. Fokus utama penelitian ini terletak pada keefektifan penggunaan multimedia di dalam pembelajaran CNC Dasar.
K. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi operasional,
(22)
asumsi, hipotesis, metode penelitian, lokasi dan sampel penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II berisikan beberapa literatur yang menjadi bahan rujukan utama dalam nulisan skripsi ini. Literatur yang penulis anggap relevan adalah literatur yang berkaitan dengan Efektifitas, multimedia, komputer sebagai media pembelajaran, pembelajaran CNC Dasar, tujuan dan strategi pembelajaran, dan metode penelitian.
Bab III berisikan metode dan desain eksperimen, variabel penelitian, paradigma penelitian, tahapan penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data. Bab IV berisikan mengenai deskripsi data hasil pembahasan, analisis data hasil pembahasan dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta saran-saran dari penulis bagi berbagai pihak yang bersangkutan.
(23)
2 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Eksperimen
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok eksperimen yang mendapatkan pengajaran dengan menggunakan multimedia berbasis komputer CNC Simulator.
Penelitian pada dasarnya adalah usaha pencarian dengan berbagai cara. Tentu saja suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat demi tercapainya tujuan dari penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Pre Experimental Design dengan desain penelitian One Group Pre-test - Post-test. Dikarenakan pelaksanaan penelitian kelas kontrol sangat sulit, maka hanya digunakan satu kelas saja yaitu kelas eksperimen.
2. Desain Eksperimen
Desain yang digunakan adalah One Group Pre-test - Post-test yaitu desain yang observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen disebut post-test. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut:
(24)
Tabel 3.1. One Group Pre-test and Post-test Design
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen T1 X T2
Keterangan:
T1 = Tes awal {pre-test) T2 = Tes akhir (post-test)
X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia (CNC Simulator) B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari 2 yaitu variabel bebas. sedangkan variabel akibat disebut juga variabel terikat. Kedua variabel penelitian tersebut adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel bebas adalah CNC Simulator sedangkan variabel terikat menandakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran CNC Dasar.
C. Paradigma Penelitian
Untuk memudahkan dalam mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka disusun paradigma penelitian. Paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Hasil dan Kesimpulan penelitian
Post-test Pembelajaran CNC Simulator
Pre-test Objek
(25)
D. Tahapan Penelitian
Secara lebih rinci tahapan penelitian adalah sebagai berikut ini:
1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah penelitian.
2. Studi pendahuluan untuk lebih memperdalam permasalahan dan mencari informasi yang diperlukan sehingga penelitian memungkinkan untuk diteruskan.
3. Menyusun rancangan penelitian yaitu memilih metode penelitian dan tata cara yang akan dilakukan dalam meneliti.
4. Menetapkan waktu penelitian dan materi pelajaran dengan mempelajan silabus CNC Dasar pada mata pelajaran kompetensi kejuruan kompetensi keahlian Teknik Pemesinan (TP) di SMKN 6 Bandung.
5. Menyusun instrumen atau alat ukur penelitian.
6. Instrumen alat ukur penelitian mendapalkan judgment dari guru mata pelajaran CNC Dasar.
7. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran multimedia yang akan dilaksanakan di kelas eksperimen.
8. Melakukan eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan sampel penelitian
(26)
c. Mengadakan KBM di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran multimedia pada standar kompetensi CNC Dasar
d. Mengadakan post-test
9. Analisa data untuk menguji hipotesis.
10. Pembahasan hasil analisa yang didukung oleh data-data melalui observasi.
11. Menyimpulkan hasil penelitian.
E. Data dan Sumber Data Penelitian 3.5.1 Data
Dalam memperoleh gambaran tentang suatu kejadian, persoalan, dan penelitian diperlukan berbagai informasi yang berguna untuk mengarahkan tercapainya penelitian dan untuk membuat solusi pemecahan persoalan.
Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil belajar peserta didik yang diambil dari hasil tes, baik pre-test
maupun post-test untuk standar kompetensi mengoperasikan mesin CNC/NC
(Dasar) dengan kompetensi dasar mengoperasikan mesin CNC/NC. pada peserta didik kelas XI Teknik Pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2012-2013 dalam bentuk skor atau nilai.
3.5.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TPM 4 sebanyak 32 Siswa di sekolah SMK Negeri 6 Bandung Kompetensi Keahlian
(27)
Teknik Pemesinan yang mengikuti kompetensi CNC Dasar pada semester genap Tahun Ajaran 2012-2013.
F. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung yang mengikuti kompetensi CNC Dasar tahun ajaran 2012-2013. Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI dengan kompetensi keahlian Teknik Pemesinan yang berjumlah 4 kelas dengan jumlah sebanyak 144 siswa.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil satu kelas dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti. Pemilihan sampel ini didasari pada pertimbangan bahwa standar kompetensi CNC Dasar yang diajarkan kepada kelas tersebut pada tahun ajaran 2012-2013 dilakukan oleh satu orang guru yang sama yaitu mengajar secara konvensional, juga didasari oleh nilai rata-rata hasil belajar tiap kelas yang sama, sehingga perlakuan yang dilakukan kepada kelas tersebut akan menunjukan terhadap peningkatan hasil belajarnya.
Sampel dalam penelitian ini ialah sebanyak 32 orang yaitu kelas eksperimen. Kelas yang ditunjuk sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XI TPM 4. Kelas ini diambil berdasarkan nilai rata-rata kelas pada semester sebelumnya lebih tinggi dari kelas yang lain sehingga akan memudahkan penelitian.
(28)
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 1997:136). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis sebanyak 20 butir soal. Soal itu digunakan pada pre-test dan post-test.
Maksud digunakan soal yang sama pada pre-test dan post-test adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan CNC Dasar terutama setelah mendapatkan perlakuan.
H. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Validitas Instrumen
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik.
Menurut Arikunto (2010:211) bahwa “Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.” Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, yaitu menggunakan persamaan:
rxy =
(29)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
∑X = Jumlah skor X ∑Y = Jumlah skor Y ∑XY = Jumlah skor X dan Y
N = Jumlah responden
Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji ‘t’ yaitu :
t = r
(Sugiyono, 2009:257)
Keterangan :
t = Nilai t hitung
n = Banyaknya data/jumlah responden
(30)
Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi 0,05.
2. Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2010:221) bahwa “Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”
Pada penelitian ini, penulis berusaha mengukur tingkat reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua. b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua
dengan menggunakan rumus korelasi dan akan diperoleh harga rxy. rxy =
(Arikunto, 2010:213)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi ∑X = Jumlah skor X
(31)
∑Y = Jumlah skor Y ∑XY = Jumlah skor X dan Y
N = Jumlah responden
c. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu :
r11 =
(Arikunto, 2010:223)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
= rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.
Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut kriterianya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi (r11) Penafsiran
0,00 – 0,20 Sangat Rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Sedang 0,61 – 0,80 Kuat
(32)
0,81 – 1,00 Sangat Kuat
(Arikunto, 2010:319)
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:
p =
(Surapranata, 2006:12)
Keterangan :
p = tingkat kesukaran satu butir soal tertentu
∑x = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir itu Sm = Skor maksimum.
N = Jumlah seluruh siswa peserta test
Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran
Rentang Tk Kategori
0,00 ≤p < 0,16 Sangat sukar, sebaiknya dibuang
0,16 ≤p < 0,30 Sukar 0,30 ≤p < 0,70 Sedang
(33)
0,70 ≤p < 0,85 Mudah
0,85 ≤p≤1,00 Sangat mudah, sebaiknya dibuang
(Surapranata, 2006:21)
Menurut Ali dalam Pramuji (2009:52) menjelaskan bahwa “Soal dengan tingkat kesukaran 0,20-0,80 dianggap baik untuk kepentingan penelitian.”
4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (2010:211) bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).”
Untuk menghitung daya pembeda setiap item ini dapat menggunakan rumus berikut:
DP = - = PA - PB
(Surapranata, 2006:32)
Dimana:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu JA = Banyaknya peserta kelompok atas
(34)
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah PA = Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar
Tabel 3.4 Tingkat Daya Pembeda
Rentang Daya Pembeda Kategori
0,70 < D < 1,00 Sangat Baik 0,40 < D < 0,70 Baik 0,20 < D < 0,40 Cukup 0,00 < D < 0,20 Rendah
(Arikunto, 2005:218)
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. (Arikunto 2006:223). Berdasarkan pernyataan tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, karena kemampuan objek yang diukur pada penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi CNC Dasar. Tes terdiri dari dua jenis, yaitu:
(35)
a. Pre-test (tes awal), yaitu tes yang dilakukan sebelum proses belajar pembelajaran (perlakuan) diberikan. Tes ini diberikan untuk mengetahui keadaan awal atau pengetahuan awal sampel.
b. Pos-test (tes akhir), yaitu tes yang dilakukan setelah proses belajar pembelajaran (perlakuan) diberikan. Tes ini diberikan untuk mengukur pengetahuan dan penguasaan sampel setelah mendapatkan perlakuan.
J. Teknik Pengolahan Data 1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel di bawah ini.
Tabel 3.5 Persiapan Uji Normalitas
Interval
ƒ
X
tZ
il
ol
ie
iλ
Jumlah(Siregar S, 2004:87)
Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Menentukan rentang dengan rumus:
R = Xa - Xb (Siregar S, 2004:24) Dimana:
Xa = Data terbesar Xb = Data terkecil
(36)
2. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:
i = 1 + 3,3.1og n (Siregar S, 2004:24) Dimana:
n = Jumlah sampel
3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:
P = (Siregar S, 2004:24) Dimana:
R = Rentang i = Banyak kelas
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.
4. Menghitung rata-rata ( ) dengan rumus: ( ) =
(Siregar S, 2004:86) Dimana:
ft = Jumlah frekuensi
xi = Data tengah-tengah dalam interval
5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
S =
(Siregar S, 2004:86)
6. Tentukan batas bawah kelas interval (xin) dengan rumus: Xin = Bb - 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. Dimana:
(37)
7. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:
Zi =
(Siregar S, 2004:86)
8. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan kolom l0. Harga x4 dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom li
Contoh li = li1 - li2 (Siregar S, 2004:87)
9 Hitung frekuensi harapan
e1= li - ∑fi (Siregar S, 2004:87) 10. Hitung nilai
χ
2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:χ
2= (Siregar S, 2004:87)
11. Lakukan interpolasi pada tabel
χ
2 untuk menghitung p-value12. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value>a - 0,05 13. Kesimpulan dari uji normalitas adalah jika hasil dari uji normalitas data tidak
berdistribusi normal, maka dapat dilakukan dengan pengujian non parametrik.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis yang dilakukan penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Pada statistik inferensial ada dua kemungkinan penggunaan statistik,
(38)
yaitu statistik parametrik dan non parametrik. Jika data yang akan dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan statistik parametrik dan jika datanya tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka digunakan statistik non parametric Uji hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan data peningkatan hasil belajar, yaitu data selisih nilai pre-test dan post-test. Menurut Sugiyono (2010:273), "bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel” Dalam melakukan uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
(Siregar, 2004: 153)
Keterangan : = Nilai rata-rata Post-test
= Nilai rata-rata Pre-test
= Varians post-test
= Varians pre-test
= Jumlah siswa pada saat post-test = Jumlah siswa pada saat pre-test
(39)
Jika sampelnya tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik non parametrik. Hasil thitung di atas kemudian dibandingkan dengan tabel. Kriteria pengujian adalah terima H0 jika thitung < ttabel, dan tolak H0 jika thitung < ttabel.
3. Perhitungan N-Gain
N-Gain adalah normalisasi gain yang diperoleh dari hasil pretest dan post-test, perhitungan nilai rata-rata N-Gain dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa, dari nilai N-Gain tersebut akan dilihat efektifitas penggunaan CNC Simulator dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran CNC Dasar. Pembelajaran CNC Simulator yang efektif dalam penelitian ini, jika perolehan nilai rata-rata N-Gain ≥ 0,30. selanjutnya nilai N-Gain juga akan digunakan untuk melakukan analisis data yang mencakup uji normalitas dan uji hipotesis penelitian. Pengujian ini dilakukan pada kelas eksperimen untuk aspek kognitif, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
N-Gain =
Selanjutnya, perolehan normalisasi N-Gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:
Tabel 3.6 Kriteria Normalized Gain
Indeks Kriteria
0,70 < g < 1,00 Tinggi 0,30 < g < 0,70 Sedang
(40)
0,00 < g < 0,30 Rendah
Hake (1999)
4. Standar Ketuntasan Belajar
Standar ketuntasan belajar yang berlaku di SMKN 6 Bandung merupakan patokan untuk menyatakan efektifitas CNC Simulator. Kriteria efektif yang berlaku di SMKN 6 Bandung adalah seperti pada tabel 3.7 dibawah ini:
Tabel 3.7
Kriteria Efektif Yang Berlaku di SMKN 6 Bandung
Rata-rata Nilai Post-test Kriteria
X > 8.00 Efektif X < 8.00 Tidak Efektif
Jika rata-rata nilai siswa diatas standar ketuntasan belajar, maka penggunaan
CNC Simulator adalah efektif, dan jika rata-rata nilai siswa berada dibawah standar ketuntasan belajar, maka penggunaan CNC Simulator tidak efektif.
(41)
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif (pemahaman) menggunakan CNC Simulator dari sebelumnya yang tergolong tinggi.
2. Penggunaan CNC Simulator sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan CNC Simulator sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi sekolah, disarankan untuk memfasilitasi guru dalam menggunakan CNC Simulator, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media pembelajaran
CNC baik itu untuk mata pelajaran CNC Dasar maupun mata pelajaran lanjutan seperti mengeset dan memprogram mesin CNC
(43)
3. Bagi peneliti lanjutan, diharapkan dapat mengembangkan media CNC Simulator dengan versi terbaru dan lebih canggih dibanding yang sekarang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi.
(44)
Ametembun, N.A. 1989. Diskusi Suatu Mengajar Berfikir dan Inovatif. Bandung: IKIP Bandung.
Anderson, Ronald H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terjemahan Yusuf hadi Miarso, dkk. Jakarta: PAU-UT. Anisah. (1995). Pengelolaan Sekolah Dasar (Studi Tentang Efektivitas Dan
Efisiensi: Bandung: CV Pustaka Setia.
Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: Jur. Pend. Kimia UPI Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A.(2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Bahri, S. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Danfar (2009). Pengertian efisiensi dan efektifitas. [Online]. Tersedia:http://www.dansite.wordpress.com.[21 mei 2012]
Departemen Pendidikan Nasional. (1989). Kamus Ensiklopedi Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fahrozy, A. (2008).Educative CNC Simulator. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/19255476/CNC-Simulator [30 september 2012]
Fahrurosid, U. (2011). Efektifitas Penggunaan Multimedia didalam Pembelajaran Membaca Gambar Teknik pada Kompetensi Teknik Mesin. Skripsi mahasiswa pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hamalik, O.(2003). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Hyun, K. (2008) CNC Simulator. [Online] tersedia di www.cubictek.com [26 agustus 2012]
(45)
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Latuheru. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud
Madya Eko Susilo, Kasihadi. (1985). Dasar-Dasar Pendidikan Semarang: Effhar Publishing
Miarso, Yusufhadi. (1980). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Munir. (2001). Aplikasi Teknologi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Mimbar Pendidikan No. 3 Tahun XXIV.
Munir. (2005). Manajemen Kelas Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Mimbar Pendidikan No. 2 Tahun XXIV.
Renkri, R. (2012). Aktivitas Belajar. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/99756066/Bab-2 [15 Oktober 2012]
Sadiman. (1995). Media Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siregar, S. (2001). Statistik Terapan. Bandung: JPTM FPTK UPI
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta: Gramedia
Softpedia. (2012). Free download CNC Simulator ALPHA. [Online]. Tersedia:
http://www.softpedia.com/get/Others/Home-Education/CNC-Simulator.shtml[30 September 2012]
Sudjana, N., dan Rivai, A. (2002). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
(46)
Sugiyono. (2002). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparyanto. (2010). Rancangan Penelitian Ilmiah. [Online]. Tersedia: http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2010/09/design-research-rancangan-penelitian.html [30 juni 2012]
Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2008) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Bandung: UPI.
Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pombelaiaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Yu, H. (2008) CNC Simulator. [Online] tersedia di www.cubictek.com [26 agustus 2012]
(1)
67
Fadli Ilham, 2013
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG
(2)
77
Fadli Ilham, 2013
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif (pemahaman) menggunakan CNC Simulator dari sebelumnya yang tergolong tinggi.
2. Penggunaan CNC Simulator sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan CNC Simulator sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi sekolah, disarankan untuk memfasilitasi guru dalam menggunakan CNC Simulator, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media pembelajaran
CNC baik itu untuk mata pelajaran CNC Dasar maupun mata pelajaran lanjutan seperti mengeset dan memprogram mesin CNC
(3)
78
Fadli Ilham, 2013
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG
3. Bagi peneliti lanjutan, diharapkan dapat mengembangkan media CNC Simulator dengan versi terbaru dan lebih canggih dibanding yang sekarang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi.
(4)
79
Fadli Ilham, 2013
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun, N.A. 1989. Diskusi Suatu Mengajar Berfikir dan Inovatif. Bandung: IKIP Bandung.
Anderson, Ronald H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terjemahan Yusuf hadi Miarso, dkk. Jakarta: PAU-UT. Anisah. (1995). Pengelolaan Sekolah Dasar (Studi Tentang Efektivitas Dan
Efisiensi: Bandung: CV Pustaka Setia.
Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: Jur. Pend. Kimia UPI Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A.(2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Bahri, S. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Danfar (2009). Pengertian efisiensi dan efektifitas. [Online]. Tersedia:http://www.dansite.wordpress.com.[21 mei 2012]
Departemen Pendidikan Nasional. (1989). Kamus Ensiklopedi Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fahrozy, A. (2008).Educative CNC Simulator. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/19255476/CNC-Simulator [30 september 2012]
Fahrurosid, U. (2011). Efektifitas Penggunaan Multimedia didalam Pembelajaran Membaca Gambar Teknik pada Kompetensi Teknik Mesin. Skripsi mahasiswa pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hamalik, O.(2003). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Hyun, K. (2008) CNC Simulator. [Online] tersedia di www.cubictek.com [26 agustus 2012]
(5)
80
Fadli Ilham, 2013
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG
Joko Darmanto, (2007) Dasar-Dasar Mesin CNC. Bogor: Yudhistira
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Latuheru. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud
Madya Eko Susilo, Kasihadi. (1985). Dasar-Dasar Pendidikan Semarang: Effhar Publishing
Miarso, Yusufhadi. (1980). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Munir. (2001). Aplikasi Teknologi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Mimbar Pendidikan No. 3 Tahun XXIV.
Munir. (2005). Manajemen Kelas Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Mimbar Pendidikan No. 2 Tahun XXIV.
Renkri, R. (2012). Aktivitas Belajar. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/99756066/Bab-2 [15 Oktober 2012]
Sadiman. (1995). Media Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siregar, S. (2001). Statistik Terapan. Bandung: JPTM FPTK UPI
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta: Gramedia
Softpedia. (2012). Free download CNC Simulator ALPHA. [Online]. Tersedia:
http://www.softpedia.com/get/Others/Home-Education/CNC-Simulator.shtml[30 September 2012]
Sudjana, N., dan Rivai, A. (2002). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
(6)
81
Fadli Ilham, 2013
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG
Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung. Sugiyono. (2002). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparyanto. (2010). Rancangan Penelitian Ilmiah. [Online]. Tersedia: http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2010/09/design-research-rancangan-penelitian.html [30 juni 2012]
Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2008) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Bandung: UPI.
Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pombelaiaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Yu, H. (2008) CNC Simulator. [Online] tersedia di www.cubictek.com [26 agustus 2012]