STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN AUTOCAD DAN PENGGUNAAN KOVENSIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMKN 2 BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAKSI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Istilah ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Pengertian Belajar ... 11

B. Konsep Belajar ... 14

C. Teori-Teori Belajar ... 16

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 20

E. Media Pembelajaran ... 28

F. Manfaat Media Pendidikan ... 29

G. AutoCad ... 31

H. Hasil Belajar Siswa ... 33

I. Tinjauan Umum Mata Pelajaran Gambar Teknik ... 34

J. Anggapan Dasar ... 35

K. Hipotesis ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Metode dan Desain Penelitian ... 37

B. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 38

C. Data dan Sumber Data ... 40

D. Populasi dan Sampel ... 41

E. Tahapan Penelitian ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 43

1. Jenis Instrumen ... 43

2. Validitas Instrumen ... 44

3. Reliabilitas Instrumen ... 48


(2)

1. Uji Homogenitas ... 49

2. Uji Normalitas ... 50

3. Uji Hipotesis Penelitian ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Data ... 54

1. Deskripsi Data Pre Test ... 54

2. Deskripsi Data Post Test ... 55

3. Deskripsi Data Peningkatan Hasil Belajar ... 56

B. Analisis Data ... 56

1. Data Uji Homogenitas ... 57

2. Data Uji Normalitas ... 57

3. Deskripsi Data Peningkatan Hasil Belajar ... 57

C. Pembahasan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Gambar Teknik Kelas XI di SMK

Negeri 2 Bandung 2011/2012 ... ... 3

3.1 Nonequivalent Control Group Design .... ... 38

3.2 Kriteria Taraf Kesukaran ... ... 46

3.3 Kriteria Daya Pembeda ... ... 47

3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrument ... 47

3.5 Uji Normalitas ... ... 51

3.6 Persiapan Uji T ... ... 53

4.1 Data Hasil Pre Test ... ... 54

4.2 Data Hasil Post Test ... ... 55

4.3 Tingkatan kelulusan ... ... 56

4.4 Peningkatan Hasil Belajar ... 56

4.5 Data Uji Homogenitas ... ... 57

4.6 Data Uji Normalitas ... ... 57


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Paradigma Penelitian ... ... ... 39 2.2 Rata-rata Nilai Pre Test, Post Test dan peningkatan Hasil Belajar ... 75 2.3 Gambar Perkembangan Hasil Belajar Siswa dalam N-gain ... 60


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Hal

1. Silabus ... ... 67

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 73

3. Kisi-kisi ... ... 80

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 81

5. Tes Soal .... ... 93

6. Lembar Judgement... 97

7. Uji Validitas ... 98

8. Data Pre Test ... 100

9. Data Post Test ... 101

10. Uji Homogenitas ... 104

11. Uji Normalitas ... 106


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini permasalahan pendidikan di Indonesia merupakan masalah nasional, karena sektor pendididikan menyangkut kepentingan seluruh lapisan masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk dapat menghadapi persoalan-persoalan yang ditimbulkan globalisasi diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berkompeten, baik untuk tenaga profesional maupun penerapan iptek, serta tenaga dalam bidang lain dari berbagai aspek kehidupan. Upaya peningkatan kualitas SDM ini dilakukan melalui pendidikan yang lebih produktif dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi dimasa mendatang.

Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa....”. Oleh karena itu, lembaga pendidikan sebagai institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia harus senantiasa terus melakukan pembaharuan-pembaharuan terhadap sistem pendidikan.


(7)

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku, baik perubahan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Slameto (2003:2) berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan”. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan pendidikan yang berupa kegiatan pembelajaran.

Seorang dikatakan telah mengalami peristiwa belajar jika ia mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berkompeten menjadi kompeten. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam menuntut pelajarannya. Faktor-faktor yang berasal dari dalam siswa meliputi bakat, minat, motivasi, sikap dan lain-lain. Faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang meliputi strategi pembelajaran, alat evaluasi, lingkungan belajar, media pengajaran dan lain-lain.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah menengah kejuruan, dimulai dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Hal tersebut berdampak pada sejumlah perubahan yang meliputi seluruh bidang termasuk proses belajar mengajar. Pada dasarnya tujuan proses belajar mengajar (PBM) adalah agar siswa memiliki kemampuan–kemampuan atau standar kompetensi yang tercantum dalam kurikulum, sehingga diperlukan metode, strategi serta media pembelajaran yang cocok dengan kurikulum tersebut. Dibalik harapan dan tuntutan kurikulum yang disampaikan diatas ternyata terdapat penyimpangan konsep siswa terhadap mata pelajaran Gambar Teknik.


(8)

Selama ini penggunaan media AutoCad Mesin sebagai pelajaran yang sulit, kurang diminati dan bahkan ditakuti oleh siswa. Hal ini mengakibatkan prestasi siswa pada mata pelajaran Gambar Teknik dengan AutoCad menurun.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal (Thn, 7: 2011) adalah:

1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.

3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik disekolah yang bersangkutan

Mata pelajaran Gambar Teknik Mesin adalah salah satu mata pelajaran produktif siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bandung yang membahas mengenai Gambar Teknik Mesin Sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di SMKN 2 Bandung (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/2003) bahwa dalam pembelajaran Gambar Teknik Mesin dalam hal ini siswa dikatakan telah berkompeten atau lulus jika mendapat nilai KKM ≥ 70 atau kalau bisa nilai 100. Kenyataan, dalam mata pelajaran Gambar Teknik Mesin belum mampu mencapai kriteria pembelajaran tuntas tersebut (mencapai nilai KKM)

Tabel 1.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Gambar Teknik Kelas XI di SMK Negeri 2 Bandung 2011/2012

INTERVAL NILAI

KELAS

PERSENTASI TOTAL XI

TP1 TP2 XI TP3 XI TP4 XI TP5 XI TP6 XI TP7 XI TP8 XI TGM XI TFL XI TKJ XI

A 4 0 0 1 5 2 5 3 5 0 4 29

B 11 14 3 10 15 17 11 10 17 2 5 115 C 20 16 6 10 15 15 19 12 13 12 5 143

D 0 6 23 13 0 0 0 11 0 20 21 94

JUMLAH PESERTA

DIKLAT


(9)

Dilihat dari hasil yang dipelajari pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria KKM. Ada dua hal yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran (Arsyad, 2000: 15). Pada mata pelajaran Gambar Teknik metode ceramah dan penugasan merupakan metode yang dianggap cocok oleh guru untuk menyampaikan materi yang sebagian besar merupakan konsep, sehingga untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai ketuntasan belajar diperlukan kreativitas dalam memilih media pembelajaran. Media pembelajaran diperlukan supaya materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Media komputer merupakan solusi yang tepat untuk membantu proses pembelajaran di era komputerisasi ini. Penyampaian materi pembelajaran dengan komputer, diharapkan dapat membuat peserta didik merasa senang, sehingga persentase materi pembelajaran yang diterima oleh siswa lebih tinggi.

Pada era sekarang ini, perkembangan teknologi terasa sangat cepat. Hampir semua aspek kehidupan mulai disentuh dengan yang namanya teknologi. Dengan teknologi semua terasa lebih mudah dikerjakan. Berbagai inovasi tidak ada henti-hentinya dilakukan untuk meningkatkan penggunaan dan penerapan teknologi dalam kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang berkembang pesat adalah CADD (Computer Aided Design and Drafting). Pengembangan teknologi ini bertujuan untuk mempermudah para designer dan drafter untuk memvisualisasikan idenya kedalam bentuk gambar.


(10)

Era komputerisasi yang kemudian bisa disebut sebagai era digital, membuat menggambar teknik menjadi lebih mudah karena adanya software yang antara lain software aplikasi AutoCad, yang membantu mempercepat proses penggambaran apalagi gambar yang berulang. Permasalhanya adalah pada kemudahan duplikasi sehingga dengan mudah suatu gambar dipergunakan oleh orang lain. Disisi yang lain, penyajian gambar menjadi lebih profesional dan bisa menggambarkan bentuk 3 dimensi yang mendekati pada kondisi riil.

Software AutoCad memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang kaya dan bervariasi, tidak sja membuat motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media pembelajaran dapat dimaknai sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Media pembelajaran secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: media grafis, media tiga dimensi, dan media proyeksi. Media pembelajaran memiliki manfaat dalam hal; 1) menarik perhatian peserta didik, 2) kemasan bahan pembelajaran lebih jelas dan bermakna, 3) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan 4) meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Pemilihan media pembelajaran perlu memperhatikan ketepatan dengan tujuan, dukungan terhadap isi, kemudahan memperoleh, keterampilan guru dalam menggunakan, tersedia waktu, dan sesuai dengan taraf berpikir peserta didik.


(11)

Perkembangan komputer dewasa ini sudah sedemikian pesatnya, tidak hanya sebagai alat bantu diperkantoran sebagai pengganti mesin ketik, namun juga dibidang disain grafis, olah data, animasi recording, termasuk juga dalam bidang teknik. Di bidang teknik dikenal computer aided design (CAD), salah satu softwarenya yang telah kita kenal adalah AutoCad suatu software yang sangat membantu dalam pembuatan disain/gambar arsitektur, bangunan sipil, mesin, listrik, kimia, mekanikal, otomotif, aerospace dan sebagainya. Penggunaan AutoCad dapat dikatakan sebagai alat bantu yang sangat hebat, terutama dalam hal kecepatan serta kemudahan dalam menggambar yang bisa dibuat dan diubah secara mudah termasuk juga ketepatan ukuran, keajegan garis, serta kerapian dibandingkan dengan menggunakan tangan yang dibantu mesin gambar.

Sampai saat ini software AutoCAD belum digunakan secara optimal dalam mata pelajaran gambar teknik. Salah satu kendala pengembangan media pembelajaran komputer adalah kurang dikuasainya teknologi komputer oleh para pengajar.

Atas dasar pertimbangan nilai rata-rata ujian sekolah dan hasil wawancara pra penelitian tersebut, penulis berkeinginan menggunakan multimedia AutoCad dalam mata pelajaran gambar teknik di kelas XI SMKN 2 Kota Bandung agar dapat meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul :

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN AUTOCAD DAN PENGGUNAAN KONVENSIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMKN 2 BANDUNG”.


(12)

B. Perumusan dan Identifikasi Masalah

Suatu penelitian dapat dilaksanakan setelah jelas masalahnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:” seberapa besar pengaruh penggunaan AutoCad dan penggunaan kovensional untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran gambar teknik di SMK Negeri 2 Bandung? “. Permasalahan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa masalah yang saling berkaitan, maka untuk memperjelas permasalahan penelitian penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Kurang optimalnya penggunaan media AutoCad pada mata pelajaran Gambar teknik

2. Pembelajaran Gambar teknik selama ini masih menggunakan media konvensional.

3. Hasil belajar pada mata pelajaran gambar teknik siswa kurang optimal.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan sesuai dengan maksud dan tujuan yang dicapai, maka peneliti membatasi aspek-aspek masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Software pendukung pembelajaran yang digunakan adalah AutoCad.

2. Mata pelajaran yang akan yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah gambar

teknik

3. Dasar ketercapaian pokok bahasan Gambar teknik dan AutoCad mesin dibatasi pada ranah kognitif, (level pengetahuan, level pemahaman dan level


(13)

penerapan atau aplikasi), aspek Afektif, (level kemampuan menerima, level menanggapi, level menilai, level mengelola dan level menghayati yang ditinjau dari hasil observasi), psikomotor dibatasi pada level (kemampuan ketepatan yang ditinjau dari hasil observasi).

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Menerapkan media pembelajaran AutoCad pada mata pelajaran Gambar Teknik.

2. Mengetahui peningkatan Hasil belajar tiap siklus pada pokok bahasan membuat gambar dua dimensi dengan menggunakanmedia pembelajaran AutoCad.

E. Manfaat Penelitian

Penggunaan multi media AutoCad diharapkan memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menerapkan media AutoCad atau mata pelajaran yang lain.

2. Bagi siswa, penelitian ini memberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan dapat meningkatkan hasil belajar.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan kajian dan merupakan bahan syarat kelulusan menempuh sidang mendapat gelar sarjana.

4. Sebagai bahan kajian dan perbandingan dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya.

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan istilah-istilah yang dipergunakan dalam judul penelitian ini, terlebih dahulu penulis akan


(14)

memberikan batasan-batasan atau definisi istilah yang dipergunakan dalam judul penelitian ini, sebagai berikut:

1. Komparasi adalah suatu penelitian ilmiah yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu (Natsir, 1999: 8) 2. AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2

dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga produk AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak digunakan oleh insinyur sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin, desainer interior mdan lain-lain. (Wikipedia, 2012: 1)

3. Pembelajaran konvensional (pembelajaran biasa ) pada penelitian ini diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru melalui pemberian informasi yang biasa dilakukan oleh guru perbaikan Sistem Pengapian di BPTP dalam memberikan materi pembelajaranya.

4. Hasil Belajar adalah nilai yang diperoleh setelah melalui tes evaluasi setelah proses belajar mengajar selesai dan dinyatakan dengan simbol angka. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.hasil yang telah dicapai anak didik yang menunjukkan kualitas keberhasilan belajarnya dalam proses pendidikan (Anni, 2004: 4).

G. Lokasi Tempat Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 bandung, yang beralamat di Jl. Ciliwung No.4 Telp./Fax (022) 4231857 Bandung 40114. Memiliki SK


(15)

Mendikbud No. 036/O/1997, berdiri di atas tanah seluas 44.610 M2 .Visi SMK Negeri 2 Bandung menjadi pusat layanan industri dan layanan penyediaan calon tenaga kerja yang profesional di Jawa Barat.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan hasil penelitian. Sistematika penulisan penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut :

Bab I berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, subjek dan lokasi penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

Bab II berisi tentang pengertian belajar, konsep belajar, teori-teori belajar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, media pembelajaran, manfaat media pendidikan, Multimedia, auto cad, hasil belajar, tinjauan umum mata pelajaran gambar teknik.

Bab III berisi mengenai langkah-langkah serta teknik yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dan beberapa teknik pengumpul data yang digunakan seperti wawancara, observasi, dan tes.

Bab IV berisi mengenai deskripsi data, analisis data, pembahasan, dan hasil penelitian.

Bab V berisi kesimpulan dan saran yang merupakan akhir dari keseluruhan laporan penelitian.


(16)

BAB III

METODOLOG1 PENELIT1AN

A. Metode dan Desain Penelitian

Data yang diperoleh diharapkan sesuai dengan tujuan, pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan multimedia AutoCad pada siswa di SMKN 2 Kota Bandung.

Sesuai dengan tujuan dalam penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Ali (1984: 103) menjelaskan bahwa:

Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya gejala tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah, maka tidak dibentuk kelompok-kelompok lain sebagai sampel penelitian. Maka metode penelitian eksperimen yang digunakan adalah tipe kuasi eksperimen. Sebagaimana dikemukakan Ali (1984: 28) bahwa:

Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya, perbedaannya terletak pada penggunaan subjek yaitu pada kuasi eksperimen bukan penggunaan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang telah ada.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Nonequivalent Control Group Design) yaitu menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok kelas yang terdiri atas kelompok eksperimen dan kelompok


(17)

kontrol yang tidak dipilih secara acak. Mekanisme dari kedua kelas tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

Group Pre Test Treatmen (Perlakuan) Post Test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

(Sugiyono, 2002: 70) Keterangan:

O1 = Tes awal (pre test) kelompok eksperimen

O2 = Tes akhir (post test) kelompok eksperimen

X = Pembelajaran dengan menggunakan MMI yang diberikan kepada

kelompok eksperimen

O3 = Tes awal (pre test) kelompok kontrol

O4 = Tes akhir (post test) kelompok kontrol

Berdasarkan desain di atas penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran multimedia AutoCad dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional pada standar kompetensi membuat gambar 2 dimensi.

B. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian

Sugiyono (2002: 31) menyatakan bahwa "Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Variabel pada penelitian ini adalah variabel normatif yang terdiri atas: 1. Variabel Eksperimen : Hasil belajar dengan pembelajaran multimedia autocad 2. Variabel Kontrol : Hasil belajar dengan pembelajaran media konvensional


(18)

2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2002: 36) adalah:

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis yang diajukan, metode atau strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.

Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Umpan Balik

Ket Ruang Lingkup Penelitian

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

Temuan:

1.Pembelajaran masih bersifat hafalan dan verbalistik

2.Siswa sering merasa jenuh atau bosan saat pembelajaran.

3.Prestasi belajar menggunakan pembelajaran Konvensional rendah.

Model Pembelajaran Ideal :

1.Siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar

2.Pembelajaran menggunakan media yang sesuai.

3.Prestasi belajar siswa tinggi.

Pembelajaran MM AutoCad Pembelajaran

Konvensional

Kelas Eksperimen Menggunakan Multimedia AutoCad

Kelas Kontrol Menggunakan Pembelajaran

Konvensional

Prestasi Belajar : Pre Test dan Post test

1.Hasil Penelitian 2.Kesimpulan


(19)

C. Data dan Sumber Data 1. Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto, 2003: 96). Selanjutnya Sugiyono (2005: 14-15) mengelompokkan data menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.

Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang diambil dari hasil tes (selisih post test dan post test) yang diberikan oleh peneliti pada siswa yang mengikuti standar kompetensi melakukan perbaikan sistem starter.

2. Sumber Data

Sumber data menurut Arikunto (2003:107) disebutkan bahwa "yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh".

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka yang menjadi sumber dalam penelitian ini adalah siswa pada standar kompetensi membuat gambar 2 dimensi di SMKN 2 Kota Bandung.


(20)

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah siswa teknik pemesinan kelas XI di SMKN 2 Kota Bandung.

Sampel merupakan bagian dari populasi untuk dilakukan secara langsung, dan bagian tersebut dianggap dapat mewakili sifat dan karakteristik dari kesulurahan populasi. Sebagaimana diungkapkan Sugiyono (2005: 55) bahwa:

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasinya besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

Sampel pada penelitian ini diambil dua kelas, pengambilan sampel berdasarkan pada pendapat Arikunto (2002: 112) yang mengemukakan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%.

Sample penelitian yang digunakan adalah kelompok (cluster sampel) dengan cara acak kelas, sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas, yaitu satu kelas dipergunakan sebagai kelas eksperimen yakni kelas XI TP2 yang menggunakan pembelajaran multimedia Auto Cad pada standar kompetensi melakukan membuat gambar 2 dimensi sebanyak 36 orang. Kelas yang satunya lagi dipergunakan sebagai kelas kontrol yakni kelas XI TP3 yang menggunakan pembelajaran konvensional pada standar kompetensi membuat gambar 2 dimensi sebanyak 32 orang.


(21)

E. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kuasi eksperimen dengan menggunakan multimedia autocad adalah sebagai berikut: 1. Survey pendahuluan untuk menentukan masalah penelitian.

2. Menyusun rancangan penelitian dan memilih lokasi penelitian.

3. Menetapkan materi dengan mempelajari GBPP pada Program Keahlian Teknik Pemesinan, menentukan kompetensi, dan sub kompentensi.

4. Menyusun instrumen penelitian.

5. Melakukan ujicoba instrumen penelitian untuk mendapatkan validitas, taraf kesukaran, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas instrument pada siswa kelas lain selain kelas eksperimen dan kelas kontrol.

6. Membuat Satuan Acara pembelajaran (SAP) yang menggunakan multimedia autocad yang akan dijadikan kelas eksperimen dan yang menggunakan pembelajaran klasikal yang akan dijadikan kelas kontrol.

7. Melakukan eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan sampel penelitian melalui tahapan sebagai berikut:

1) Pre test yang diberikan kepada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

2) Uji homogenitas kepada dua kelas berdasarkan hasil pre test, homogen dan tidak homogennya varian data untuk menentukan bisa dan tidaknya kedua kelas tersebut dijadikan sampel penelitian.

3) Apabila kedua kelas homogen, maka kedua kelas tersebut dibagi menjadi satu kelas sebagai kelas eksperimen yakni kelas XI TP2 yang


(22)

menggunakan pembelajaran multimedia AutoCad sebanyak 34 orang dan kelas lain sebagai kelas kontrol yakni kelas XI TP3 yang menggunakan pembelajaran konvensional sebanyak 34 orang.

4) Mengadakan PBM dengan menggunakan pembelajaran multimedia AutoCad di kelas eksperimen.

5) Dalam waktu yang bersamaan kegiatan belajar menggunakan pembelajaran konvensional dimulai sesuai dengan pokok bahasan yang telah disesuaikan.

b. Mengadakan post test di kelas eksperimen dan kelas kontrol. c. Melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran. 8. Analisis data untuk menguji hipotesis.

9. Pembahasan hasil analisis data. 10.Menyimpulkan hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada saat pengumpulan data. Dalam penelitian ini instrumen yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

a. Test

1) Pre Test

Pre test digunakan untuk pelaksanaan pre test yaitu mengukur kemampuan awal siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran. Pre tes ini dilakukan pada siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pre


(23)

test akan digunakan untuk mengukur homogenitas kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Post Test

Post test digunakan untuk pelaksanaan post test yaitu mengukur kemajuan dan membandingkan peningkatan prestasi belajar sesudah pelaksanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada standar kompetensi perbaikan sistem starter. Soal-soal pada post test sama dengan soal-soal pada pre test.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk membantu dalam pelaksanaan observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan kegiatan penelitian yang sedang dilakukan.

Lembar observasi merupakan salah satu alat pengumpul data yang dilakukan melalui pengamatan secara objektif untuk mengamati kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk itu, maka disusunlah pedoman observasi yang berisikan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Hasil dari observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran multimedia autocad di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol.


(24)

c. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data secara tertulis, untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan multimedia autocad dalam proses pembelajaran berlangsung. Angket yang digunakan adalah angket campuran sebanyak 10 pertanyaan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran multimedia autocad. Angket ini diberikan kepada siswa setelah akhir pembelajaran. Sebelum digunakan dalam penelitian, angket tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan kepada guru bidang studi (judgement)

2. Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur, Arikunto (2002: 144-145) menjelaskan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi sebalikanya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Pada penelitian ini instrumen dilakukan uji validitas isi (content validity) dan uji validitas kontruksi (construct validity). Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian isi dengan cara judgment oleh guru.

Pengujian validitas instrumen juga dilakukan dengan uji validitas butir soal. Untuk menguji validitas butir soal instrumen, maka harus dihitung korelasinya,


(25)

yaitu menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:

  

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

(Arikunto, 2003: 72) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah hasil kali dari variabel X dan Variabel Y

X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X

Y2 = Jumlah kuadrat dari variabel Y

Setelah harga rxy diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikansi koefesien denagn menggunakan rumus t-student yaitu:

2 1 2 r n r t   

(Sudjana, 2005: 380) Keterangan :

n = Banyak data r = Koefisien korelasi

Penafsiran dari harga koefisien korelasi dinyatakan valid apabila thitung> ttabel

dengan taraf signifikansi 0,05.

Sedangkan untuk validasi kontruksi menurut arikunto (2003: 138) sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek yang berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus. Uji validitas konstruksi pada penelitian ini terdiri atas taraf kesukaran dan daya pembeda.


(26)

a. Taraf kesukaran

Pengujian taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui suatu soal baik atau

tidak. “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar” (Arikunto, 2005: 207). Taraf kesukaran (P) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menentukan taraf kesukaran setiap item tes, digunakan rumus:

JS B P

Arikunto (2003 : 208) Keterangan

P = Taraf kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes

Taraf kesukaran untuk setiap butir soal diketahui dengan mengkonsultasikan nilai P pada tabel kriteria tingkat kesukaran berikut ini.

Tabel 3.2.

Kriteria Taraf Kesukaran

Rentang P Kriteria

0,70 – 1,00 Mudah

0,30 – 0,70 Sedang

0,00 – 0,30 Sukar

Arikunto (2003 : 210) b. Daya pembeda

Daya pembeda soal yang dimaksud adalah untuk mengetahui sejauhmana soal dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan yang berkemampuan rendah dilihat dari dapat atau tidaknya mengerjakan soal.

Daya pembeda untuk setiap butir soal dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut:


(27)

B A B B A A P P J B J B

D   

Arikunto (2003 : 213) Keterangan:

D = Daya pembeda

BA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA = Jumlah siswa kelompok atas

JB = Jumlah siswa kelompok bawah

PA = Proporsi jawaban benar kelompok atas

PB = Proporsi jawaban benar kelompok bawah

Daya pembeda untuk setiap butir soal diketahui dengan mengkonsultasikan nilai pada tabel kriteria daya pembeda berikut ini.

Tabel 3.3. Kriteria Daya Pembeda

Rentang D Kriteria

0,70 – 1,00 Baik sekali

0,40 – 0,70 Baik

0,20 – 0,40 Cukup

0,00 – 0,20 Jelek

< 0,00 Tidak baik

Arikunto (2003 : 218)

Tabel 3. 4

Rekapitukasi Hasil Uji Validitas Instrumen No. Soal Uji Validasi Butir Soal Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11


(28)

3. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Sesuai dengan yang dikemukakan Arikunto (2003: 90) bahwa “reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama”.

Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Sperman-Brown dengan teknik belah dua ganjil genap terhadap. Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal nomor genap sebagai belahan kedua.

b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua menggunakan rumus korelasi Product moment dengan angka kasar, yaitu:

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rXY           

(Arikunto, 2003: 72) Keterangan

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah hasil kali dari variabel X dan Variabel Y

X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X

Y2 = Jumlah kuadrat dari variabel Y

c. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Sperman-Brown, yaitu:


(29)

) 1 ( . 2 2 1 2 1 2 1 2 1 11 r r r  

(Arikunto, 2003: 93) Keterangan :

11

r = Reliabilitas instrument

2 1 2 1

r = rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antar dua belah instrumen

Besarnya koefisen reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Arikunto (2002: 245) bahwa:

r110,20 = Reliabilitas sangat rendah

0,20 < r110,40 = Reliabilitas rendah

0,40 < r110,60 = Reliabilitas sedang

0,60 < r110,80 = Reliabilitas tinggi

0,80 < r111,00 = Reliabilitas sangat tinggi G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dimaksudkan untuk mengolah data hasil eksperimen. Pada penelitian ini akan digunakan teknik analisis data secara kuantitatif melalui metode statistik.

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data kedua sampel. Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2004: 167) “Pengujian untuk menyatakan bahwa dua kelompok populasi homogen adalah dengan uji F (Fisher test), dengan asumsi populasi berdistribusi normal dengan simpangan baku σ1 dan


(30)

2 2 K B S S

F  (Siregar, 2004: 167)

Keterangan: 2

B

S = Varian terbesar

2

K

S = Varian terkecil

Nilai Fhitung dibandingkan dengan harga F pada tabel distribusi F dengan α =

0,005 dan α = 0,01 dengan ketentuan dkA = nA-1 yang kemudian disebut

pembilang dan dkB = nB-1 yang kemudian disebut penyebut. Apabila nilai Fhitung

tidak terdapat pada tabel, maka harus dicari nilai F pada dengan α = 0,005 dan α = 0,01 dengan melakukan interpolasi menggunakan rumus:

           2 1 1 2 1

1 ( )

F F

F F v

p   

(Siregar, 2004: 103) Kelompok populasi homogen jika p-value > α = 0,05, dengan dk1 = (n1-1)

dan dk2 = (n2-1).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh, adalah sebagai berikut :

1. Menentukan range (R), dengan rumus:

R = Xa – Xb (Siregar, 2004: 24) dimana: Xa = data tertinggi


(31)

2. Menentukan banyaknya kelas interval (i), dengan rumus:

i = 1 + 3,3 log n (Siregar, 2004: 24) dimana: n = jumlah sampel

3. Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus :

i R

P (Siregar, 2004: 24)

dimana: R = rentang

i = banyaknya kelas interval

4. Membuat tabel distribusi frekuensi dan tabel uji normalitas untuk membantu dalam perhitungan uji normalitas seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5 Uji Normalitas

Interval fi Xin Zi L0 Li ei2

Jumlah

(Siregar, 2004: 87) 5. Menghitung rata-rata X dengan menggunakan rumus :

i i i

f x f X

 

 . (Siregar, 2004: 26)

6. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus :

 

1

2



 

n X X f

S i i (Siregar, 2004: 26)


(32)

Xin = Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas

dimana: Bb = batas bawah interval (Siregar, 2004: 27) 8. Menentukan angka baku Zi, setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

S X X Z in

i

 (Siregar, 2004: 86)

9. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan peluang pada kolom L0.

Harga Xin diambil nilai peluang 0,5000. Demikian juga Xin terakhir

(Siregar, 2004: 86) 10.Hitung luas tiap kelas interval isikan pada kolom Li.

Li = L1– L2 (Siregar, 2004: 87)

11.Hitung frekuensi harapan dengan rumus:

ei = Li. ∑fi (Siregar, 2004: 87)

12.Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

i i i

e e

f 2

2  

 (Siregar, 2004: 87) 13.Lakukan interpolasi pada tabel 2, untuk menghitung p-value.

(Siregar, 2004: 87) 14.Kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05

(Siregar, 2004: 87)

3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji t termasuk jenis pengujian hipotesis statistik parametrik dengan syarat apabila data homogen dan normal. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah nilai rata-rata dua kelompok data (selisih data pre test dan post test) relatif sama atau berbeda. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2004: 152) bahwa: “pengujian ini digunakan untuk menentukan apakah nilai rata


(33)

-rata dua kelompok data (dalam populasi atau sampel) relatif sama atau berbeda”.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji t. Uji t dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

        2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X

t (Siregar, 2004: 155)

Uji t didasarkan pada tabel persiapan menurut Siregar berikut ini:

Tabel 3. 6 Persiapan Uji T

No.

Eksperimen Kontrol

Pre Test Post

Test

Selisih (gaint)

Pre Test Post Test Selisih

(gaint)

1 x1a x1b X1  x1ax1b x1a x1b X2  x1ax1b

.. .. ..

n xna x nb X1 xnaxnb xna x nb X1 xnaxnb

   2 1 1 E S X n    2 2 2 K S X n

(Siregar, 2004: 154) Kriteria pengujian, terima Ho jika:

2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 . . . . n S n S t n S t n S t n S n S t n S t n S        (Siregar, 2004:156)

t1 = t(1-1/2α) ;dk1 ; didapat dari tabel dengan p-v = 1/2α


(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapat temuan-temuan sebagai berikut:

1. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad pada standar kompetensi menggambar 2D dengan materi potongan berdasarkan data statistik termasuk kriteria sedang.

2. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran klasikal pada standar kompetensi menggambar 2D dengan materi potongan berdasarkan data statistik termasuk kriteria sedang.

3. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran klasikal pada standar kompetensi menggambar 2D.

4. Peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan konvensional pada standar kompetensi menggambar 2D.

Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, peningkatan hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi menggambar 2D di SMKN 2 Bandung yang menggunakan AutoCad lebih baik dibandingkan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran klasikal.


(35)

B. Saran

Hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya dpat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang terkait. Saran yang ditunjukkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan menggunakan software AutoCad dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat lebih mempermudah dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi pihak sekolah, software AutoCad dapat memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar dan mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan penguasaan siswa dari pada kovensional, maka sudah selayaknaya untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

3. Bagi peneliti, penelitian-penelitian serupa dapat dikembangkan untuk topik-topik kompetensi yang lainnya, dan dianjurkan untuk meneliti pada aspek psikomotor dan afektif.


(36)

D

DAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. (2000). Media Pengajaran. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada. Cook, D. M. (1998). The Power of PowerPoint. Nurse Educator (Vol. 23, No. 4)

5.

Depdikbud. (1994). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Hamalik, Oemar. (1986). Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung : Mandar Maju.

Harrison, A. (1999). Power Up! Stimulating your Students with PowerPoint. Learning and Leading With Technology (Vol. 26, No. 4) 6-9.

Hasan, M. Iqbal. (2003). Pokok–pokok Materi Statistik 2 (Statistik Interferensif), Jakarta : Bumi Aksara.

Latuheru. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta : Depdikbud.

Mason R., dan D. Hlynka. (1998). PowerPoint in the Classroom: What is the Point? Artikel Educational Technology (September-October) halaman 45-48 : tidak diterbitkan.

Miarso, Yusufhadi. (1980). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press

Munir. (2001). Aplikasi Teknologi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Mimbar Pendidikan

Nasution, S. (1995). Teknologi Pendidikan. Bandung : CV Jemmars.

Parks, R. P. (1999). Macro Principles, PowerPoint, and the Internet: Four years of the Good, the Bad, and the Ugly. Journal of Economic Education (Summer) 200-209.


(37)

Reynolds, R.E. (1987). The Utility of Graphical Representations in Text: Some Theoretical and Empirical Issues. Journal of Research in Science Teaching (Vol. 24, No. 2) 161-73.

Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi : Common Textbook. Jakarta.

Syah, M. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Makmun, A.S. (1997). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sadiman, Arief. Et. Al. (2003). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan

dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada. Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistika Terapan. Bandung: Grasindo.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Sudjana, Nana. (1987). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2001). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Surya, Moh. (1997). Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : Gramedia.

Tim Penyusun (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Usman, M.U. dan Setiawati, L. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar


(1)

51

Mochamad Yusuf, 2012

Studi Komparasi Penggunaan Autocad Dan Penggunaan Konvensional Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata pelajaran Gambar Teknik Di SMK 2 Bandung

Ubiversitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu

Xin = Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas

dimana: Bb = batas bawah interval (Siregar, 2004: 27) 8. Menentukan angka baku Zi, setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

S X X

Z in

i

 (Siregar, 2004: 86)

9. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan peluang pada kolom L0. Harga Xin diambil nilai peluang 0,5000. Demikian juga Xin terakhir

(Siregar, 2004: 86) 10.Hitung luas tiap kelas interval isikan pada kolom Li.

Li = L1– L2 (Siregar, 2004: 87) 11.Hitung frekuensi harapan dengan rumus:

ei = Li. ∑fi (Siregar, 2004: 87) 12.Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

i i i

e e

f 2

2  

 (Siregar, 2004: 87) 13.Lakukan interpolasi pada tabel 2, untuk menghitung p-value.

(Siregar, 2004: 87) 14.Kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05

(Siregar, 2004: 87)

3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji t termasuk jenis pengujian hipotesis statistik parametrik dengan syarat apabila data homogen dan normal. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah nilai rata-rata dua kelompok data (selisih data pre test dan

post test) relatif sama atau berbeda. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar


(2)

-52

Mochamad Yusuf, 2012

Studi Komparasi Penggunaan Autocad Dan Penggunaan Konvensional Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata pelajaran Gambar Teknik Di SMK 2 Bandung

Ubiversitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu

rata dua kelompok data (dalam populasi atau sampel) relatif sama atau berbeda”.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji t. Uji t dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

        2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X

t (Siregar, 2004: 155)

Uji t didasarkan pada tabel persiapan menurut Siregar berikut ini:

Tabel 3. 6 Persiapan Uji T

No.

Eksperimen Kontrol

Pre Test Post Test

Selisih (gaint)

Pre Test Post Test Selisih (gaint)

1 x1a x1b X1  x1ax1b x1a x1b X2  x1ax1b

.. .. ..

n xna x nb X1 xnaxnb xna x nb X1 xnaxnb

   2 1 1 E S X n    2 2 2 K S X n

(Siregar, 2004: 154) Kriteria pengujian, terima Ho jika:

2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 . . . . n S n S t n S t n S t n S n S t n S t n S        (Siregar, 2004:156)

t1 = t(1-1/2α) ;dk1 ; didapat dari tabel dengan p-v = 1/2α t2 = t(1-1/2α) ;dk ; didapat dari tabel dengan p-v = 1/2α


(3)

Mochamad Yusuf, 2012

Studi Komparasi Penggunaan Autocad Dan Penggunaan Konvensional Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata pelajaran Gambar Teknik Di SMK 2 Bandung

Ubiversitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu 62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapat temuan-temuan sebagai berikut:

1. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad pada standar kompetensi menggambar 2D dengan materi potongan berdasarkan data statistik termasuk kriteria sedang.

2. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran klasikal pada standar kompetensi menggambar 2D dengan materi potongan berdasarkan data statistik termasuk kriteria sedang.

3. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran klasikal pada standar kompetensi menggambar 2D.

4. Peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan konvensional pada standar kompetensi menggambar 2D.

Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, peningkatan hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi menggambar 2D di SMKN 2 Bandung yang menggunakan AutoCad lebih baik dibandingkan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran klasikal.


(4)

Mochamad Yusuf, 2012

Studi Komparasi Penggunaan Autocad Dan Penggunaan Konvensional Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata pelajaran Gambar Teknik Di SMK 2 Bandung

Ubiversitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu 63

B. Saran

Hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya dpat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang terkait. Saran yang ditunjukkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan menggunakan software AutoCad dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat lebih mempermudah dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi pihak sekolah, software AutoCad dapat memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar dan mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan penguasaan siswa dari pada kovensional, maka sudah selayaknaya untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

3. Bagi peneliti, penelitian-penelitian serupa dapat dikembangkan untuk topik-topik kompetensi yang lainnya, dan dianjurkan untuk meneliti pada aspek psikomotor dan afektif.


(5)

Mochamad Yusuf, 2012

Studi Komparasi Penggunaan Autocad Dan Penggunaan Konvensional Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata pelajaran Gambar Teknik Di SMK 2 Bandung

Ubiversitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu

64

D

DAAFFTTAARRPPUUSSTTAAKKAA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. (2000). Media Pengajaran. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada. Cook, D. M. (1998). The Power of PowerPoint. Nurse Educator (Vol. 23, No. 4)

5.

Depdikbud. (1994). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Hamalik, Oemar. (1986). Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung : Mandar Maju.

Harrison, A. (1999). Power Up! Stimulating your Students with PowerPoint.

Learning and Leading With Technology (Vol. 26, No. 4) 6-9.

Hasan, M. Iqbal. (2003). Pokok–pokok Materi Statistik 2 (Statistik Interferensif),

Jakarta : Bumi Aksara.

Latuheru. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa

Kini. Jakarta : Depdikbud.

Mason R., dan D. Hlynka. (1998). PowerPoint in the Classroom: What is the

Point? Artikel Educational Technology (September-October) halaman

45-48 : tidak diterbitkan.

Miarso, Yusufhadi. (1980). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press

Munir. (2001). Aplikasi Teknologi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Mimbar Pendidikan

Nasution, S. (1995). Teknologi Pendidikan. Bandung : CV Jemmars.

Parks, R. P. (1999). Macro Principles, PowerPoint, and the Internet: Four years

of the Good, the Bad, and the Ugly. Journal of Economic Education


(6)

Mochamad Yusuf, 2012

Studi Komparasi Penggunaan Autocad Dan Penggunaan Konvensional Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata pelajaran Gambar Teknik Di SMK 2 Bandung

Ubiversitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu

65

Reynolds, R.E. (1987). The Utility of Graphical Representations in Text: Some

Theoretical and Empirical Issues. Journal of Research in Science Teaching (Vol. 24, No. 2) 161-73.

Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi : Common Textbook. Jakarta.

Syah, M. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Makmun, A.S. (1997). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sadiman, Arief. Et. Al. (2003). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan

dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada.

Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistika Terapan. Bandung: Grasindo.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Sudjana, Nana. (1987). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2001). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Surya, Moh. (1997). Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : Gramedia.

Tim Penyusun (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Usman, M.U. dan Setiawati, L. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar


Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Project Based Learning dalam Meningkatkan Partisipasi Belajar Pada Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMKN

0 3 10

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TUTORIAL AUTOCAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 9 GARUT.

0 0 38

PENGGUNAAN MEDIA ISPRING PRESENTER 7 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMKN 13 BANDUNG.

1 16 44

PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II Penggunaan Alat Peraga Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Kelas II SDN 1 Mlese Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 18

STUDI KOMPARASI ANTARA PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF DENGAN MEDIA HANDOUT PADA MATERI TOLERANSI SUAIAN MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK.

0 0 41

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG.

5 14 46

PENGGUNAAN BLOG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DASAR KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK MESIN DI SMKN 2 BANDUNG.

0 4 31

Penggunaan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di SMK N 3 Yogyakarta.

0 7 204

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEYEGAN PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN AUTOCAD.

1 4 130

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TUTORIAL AUTOCAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 9 GARUT - repository UPI S TA 1105366 Title

0 0 5