HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEJAHTERAAN YANG BERBEDA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA STUDI PERBANDINGAN ANTARA DUA SMA DI KODYA BANDUNG.

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEJAHTERAAN YANG BERBEDA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

(STUDI PERBANDINGAN ANTARA DUA SMA DI KODYA BANDUNG)

TESIS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan
dan llmu Pendidikan Bandung Untuk Memenuhi

Sebagian dari Syarat Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan

OLEE :

RU'YATUL HILAL

NIM : 753/A/XIX-ll

FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN. DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

1991

Disetujui dan Disahkan oleh Pembiwbing

Prof. Dr. Achmad Sanusi,fS7H. , M.P.A
Pembimbing. I

Prof. Dr. utepg^Sutisna, M.Sc.Ed.
Pembimbing

II

DAFTAR ISI

Halaman

±


JUDUL

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

ii
11±

KATA PENGANTAR

PENGHARGAAN DM UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR


BAB

BAB

xi

I : PENDAHULUAN

II

BAB III

•.

1

B. Rumusan Masalah

^


C. Paradigma Penelitian
D. Definisi Oprasional
E. Manfaat Penelitian

$
7
8

F. Tujuan Penelitian

9

: LANDASAN TEORITIS

10

A. Pelayanan Kesejahteraan

10


B. Prestasi Belajar Siswa
C. Penelitian Sebelumnya

29
39

: PROSEDUR PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian
D. Pengumpulan Data Penelitian
E. Penelohana Data Penelitian

IV

x

A. Latar Belakang Masalah

A. Masalah dan Pendekatannya

B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB

V

: HASIL PENELITIAN
A. Pelayanan Kesejahteraan di SMA I
1. Kese jahteraan Materiil
vixx

i+i
41

^2
^7
^9
50

53

53
52+

Halaman

2. Kesejahteraan Spritual
3. Prestasi Be la jar Siswa SMA I

70
73

B". Pelayanan Kese jahteraan di SMA II ....
1. Kesejahteraan Materiil
2. Kesejahteraan Spritual
3. Prestasi Belajar Siswa SMA II

....

76
76

79
81

C. Perbandingan Pelayanan Kesejahteraan
dan Prestasi.Belajar Siswa SMA I dan

Qk

SMA II
1. Perbandingan Dalam Pelayanan Kese jahteraan. Materiil

8*f

2. Perbandingan Dalam Pelayanan Kese jahteraan Spritual

87

3. Perbandingan Dalam Prestasi Belajar
Siswa SMA I dan SMA II
D. Rangkuman dan Pembahasan Hasil Peneli


88

tian

9^

1. Perbandingan Pandangan antara YP I
dan YP II

91

2. Pelayanan Kesejahteraan Materiil
bagi Guru SMA I dan SMA II dalam

13AB

V

Hubungannya Dengan Prestasi Belajar

siswa

9^

3. Pelayanan Kesejahteraan Spritual Gu
ru-guru di SMA I dan SMA II

99

:: KESIMPULAN DM REKOMENDASI

102

A. Kesimpulan

102

B. Rekomendasi

107


DAFTAR BACAAN

11/f

RIWAYAT HIDUP

117

xx

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1987/1988 Program
A.l A.2 dan A.3

7k

SMA I

2. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1988/1989 Program
A.l A.2 dan A.3

7k

SMA I

3. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1989/1990 Program
A.l A.2 dan A.3

SMA I

75

k. Rata-rata NEM Ebtanas Tahun 1987/1988 1988/1989
dan 1989/1990

SMA I

75

5. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1987/1988 Program
• A.l A.2 dan A.3

Q2

SMA II

6. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1988/1989 Program
A.l A.2 dan A.3

SMA II

82

7. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1989/1990 Program
A.l A.2 dan A.3

SMA II

83

8. Rata-rata N*JM Ebtanas tahun 1987/1988 1988/1989
dan 1989/1990

83

9. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1987/1988

88

10. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1988/1989

88

11. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1989/1990

89

12. Perbedaan Rata-rata NEM SMA I dan SMA II tahun

1987/1988 1988/1989 dan 1989/1990

.89

13. Perbandingan Pelayanan Kesejahteraan SMA I dan
SMA II dan Prestasi Belajarnya

90

1/f. Perbandingan Pelayanan Kese jahteraan Materiil
SMA I dan SMA II

102

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

„ n

Halaman

l.rParadigma Penelitian

g

2. Produktivitas dan Kepuasan akibat Reward ,

13

3. Kebutuhan Pokok Manusia MenurAt A.H.Maslow

18

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi S±kap Pekerja...

20

5• Proses Imbalan

pi±

6. Pengharapan yang sederhana

27

7. Prosedur Penelitian
8. Prosedur Pengolahan Data

lq
52

xx

BAB I

PENDAHULUM

A» Latar Belakang Masalah.

Kalau kita memperhatikan GBHN mengenai

pendi -

dikan akan tertera secara tersurat bahwa titik

berat

pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mu -

tu setiap jenjang dan jenie pendidikan. Mengingat

hal

itu maka lulusan yang diharapkan baik dari lembaga pen
didikan formal atau nonformal adalah lulusan - lulusan

yang cakap, trampil dan penuh dedikasi sehingga

mampu

mengejar segala ketinggalan, khususnya ketinggalan

da

lam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
bermanfaat bagi percepatan proses pembangunan nasional.
Untuk mengnasilkan lulusan yang bermutu

sulit, kompleks dan tidak sederhana karena

memang

menyangkut

beberapa aspek terutama berkenaan dengan masukan

pro

ses dan keluaran.

Munculnya issue tentang menurunnya mutu

pendi -

dikan sering dipandang sebagai akibat kurangnya pencu rahan segenap perhatian dan kemampuan tenaga inti

pen

didikan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya

se

bagai guru, dan hal ini biasanya dikaitkan

dengan

ku

rangnya penghargaan terhadap guru

penghargaan

baik

yang bersifat fisik ataupun penghargaan

yang bersifat

nonfisik sehingga tuntutan kewajiban sebagai guru ti

dak seimbang dengan imbalan atau penghasilan yang

bisa

memenuhi kebutuhan - kebuthhannya baik kebutuhan fisik

. atau kebutuhan nonfisik yang dengan sendirinya sebagian perhatian dan waktunya digunakan untuk mencari penghasilan tambahan, J''Mochtar Buchori mengemukakan dalam

majalah Amanah, Jum'at 28 Juli 1989 sebagam berikut :
Untuk bertindak sebagai guru yang baik dibutuhkanjpenghasilan yang memadai. Hanya guru
dengan
penghasilan yang memadai bisa mencurahkan segala

perhatiannya kepada tugasnya : mengajar dan

men -

didik muiid-muridnya dengan mengerahkan segenap ke-

mampuan yang ada padanya. Guru dengan pengahasiLan
yang tidak mencukupi tidak akan dapat mencurahkan
segenap perhatian dan kemampuannya'terhadap tugas

pokoknya. la akan terpakaa mempergunakan sebagian
dari kemampuannya dan waktunya untuk mendapatkan
penghasilan tambahan. JConsentrasinya akan terpe -

can, perhatiannya akan terbagi. Dan ini mau- tidak

mau akan tercermin dalam pelaksanaan tugasnya. Dia
akan mengajar dan mendidik di bawah kemampuannya.
...menaikkan mutu tanpa menaikkan gaji guru adalah

suatu llusi, suatu impian.

Demikian pula Bernhard Dahm, guru besar sosiologi
universitas Passau (Jerbar) mengemukakan dalam harian
Rompas, Kamis^ Maret 1990 sebagai berikut ;
Adalah tidak benar kualitas pendidikan itu di -

tingkatkan hanya dengan upaya memperbanyak jumlah

sekolah. Mxsalnya, mengapa di wilayah Sumatra Utara harus dxbangun k universitas yang otomatis membutuhkan biaya yang besar^ ? Seyogyanya di daerah
xtu dxkonsentrasikan sebuah universitas saja agar

dana yang dikeluarkan menyatu, sehingga dengan be-

gxtu gajx guru bisa ditingkatkan dari dana terse hut.

Dari rendahnya gaji guru saat ini, muncul ber bagax masalah yang memburuk mutu pendidikan. Harga
buku yang sangat mahal misalnya, akan sulit dijangkau dengan gaji rendah itu. Sehingga bagaimana para
guru bisa meningkatkan kemampuan jika mereka

tak

mampu membeli.

Dari kedua pendapat di atas tadi jelaslah bahwa

imbalan bagi guru baik berupa gaji atau berupa lainnya
yang merupakan salah satu faktor yang menimbulkan

ke-

3

sejahteraan bagi guru, perlu mendapat perhjatian dari se
mua pihak bila mutu pendidikan ingin ditingkatkan

se

hingga lulusan sekolah bisa dipertanggung jawabkan. De
ngan gaji yang memadai ditambah faktor-faktor lain yang
mensejahterakan guru dalam'kehidupannya, akan merangsang
guru untuk lebih bersemangat dan begairah dalam melaksa-

nakan tugas atau pekerjaannya yang akhirnya akan meningkatkan prestasi anak dalam belajar. Hal ini sesuai . de
ngan apa yang dikatakan oleh Alex S.Nitisemito (1982:10)
sebagai berikut :

Besarnya gaji yang dibayarkan mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap seoangat dan gairah kerja pa

ra karyawan. Makin besar gaji yang diberikan sema kin tercukupi kebutuhan mereka, dengan demikian akan
menemukan ketenangan dalam melakukan tugas-tugasnya.

Ketenangan dalam set-iap' malaksanakan_tugas akan ber-

pengaruh terhadap mutu pekerjaan mereka, pekerjaan
menjadi baik dan rapi/cepat. Bahkan mereka diharapkan menjadi kerasan di tempat kerjanya.

Dengan demikian keterkaitan antara kesejahteraan
yang diterima oleh guru yang merupakan usaha sekolah se

bagai imbalan atas jasa dan dedikasinya akan : berdampak

baik langsung atau.-tidak langsung terhadap prestasi1-1*-"
la jar siswa.

Organisasi menggunakan berbagai sistem kesejah:' -

teraan

untuk-menarik dan mempertahankan orang - orang

dan memberikan dorongan supaya mereka berperformans de
ngan memadai untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan mereka sendiri. Cara dan waktu mendistribusikan ke -

sejahteraan bagi para guru adalah masalah penting, se hingga

kepala sekolah sebagai manager harus membahasnya

k

secara berkelanjutan, karena kesejahteraan itu dianggap
penting oleh para guru.

Sasaran utama sistem kesejahteraan itu . sendiri
adalah :

1. M«rekrut^orang-orang^yang berkualitas;

2. Mempertahankan karyawan untuk tetap bekerja;
3. Memotasi karyawan untuk tetap mencapai prestasi yang
tinggi. (Gibson DKK, 1987 : 169).

Sehubungan dengan itu, berkenaan dengan prestasi

belajar siswa yang merupakan hasil usaha para guru da
lam melaksanakan tugas dan kewajibannya akan meningkatkah atau tidak, bila diberikan kepada guru-gurunya

ke

se jahteraan yang tertentu, atau kata lain apakah suatu
sekolah dapat melahirkan prestasi-prestasi be lajar sis
wa yang lebih baik dibanding dengan sekolah lain

yang

memberikan kesejahteraan yang nilainya berbeda.
Akhirnya penelitian ini terpokuskan pada

perbandingan tentang kaitan pelayanan .

studi

.kesejahteraan

yang berbeda dengan prestasi belajar siswa di dua seko

lah SMA yaitu SMA I dan SMA II yang berada di kodya Ban
dung.
B. Rumusan Masa lah .

Dari uraian di atas, yang berkenaan dengan

ju-

dul penelitian "Hubungan antara pelayanan guru yang di
sediakan sekolah dengan prestasi belajar siswa

(Studi-

perbandingan antara dua sekolah SMA div kodya Bandung!)'",,

5

maka dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut ;

1. Berapa banyak kese jahteraan'materiil; yang diberikan
SMA I

:kapada guru ?

2. Seberapa jauh kesejahteraan spritual yang didapatkan
guru .SMA I

?

3. Berapa banyak prestasi belajar siswa SMA I
rupa

yang be

:

a. Rata-rata Nilai, Ebtanas Murni (NEM). pada

program

studi A.I (Ilmu-ilmu Fisika),

b. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada

program

studi A.2 (Ilmu-ilmu Biologi),
c. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada

program

studi A.3 (Ilmu-ilmu Sosial).

*f. Berapa banyak kese jahteraan materiil

yang diberikan

SMA II kepada guru ?

5. Seberapa jauh kese jahteraan spritual yang didapatkan
guru SMA II ?

6. Berapa banyak prestasi belajar siswa SMA II yang^ be
rupa

:

a. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada

program

studi A.l-(Ilmu-ilmu Fisika),

b. Rata-rata Nilai Ebtanas

Murni (NEM) pada program

studi A.2 (Ilmu-ilmu Biologi),

c. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada

program

studi A.3 (Ilmu-ilmu Sosial).

7. Bagaimana perbandingan kesejahteraan yang diusahakan
SMA I

dan SMA II ?

8. Bagaimana perbandingan prestasi belajar siswa SMA I
dan SMA II ?

c« Paradigma Penelitian,'

Paradigma diperlukan dalam penelitian agar pene

litian itu sendiri mempunyai kejelasan yang di dalamnya
terkandung konsep-konsep dasar yang membentuk keutuhan

pola berpikir yang dapat mengarahkan penelitian itu sen
diri.

Adapun paradigma yang dikembangkan dalam pene litian ini adalah :
Kesejahteraan fisik

dan nonfisik

yang

disediakan SMA I

H

Prestas

belajar

Perbandingan Kaitan
Kesejahteraan-denganPrestasi Belajar sis
Kesejahteraan fisik

dan nonfisik

yang

wa SMA I dan SMA II
Prestasi

belajar

disediakan SMA II

Gambar 1 ; Paradigma Penelitian.
Pen.ielasan

:

1. Kesejahteraan fisik dan nonfisik merupakan suatu keharusan bagi organisasi atas jerih payah yang dila kukan guru-guru. Wujud kesejahteraan fisik

adalah

merupakan wujud kesejahteraan dalam bentuk benda(ba-

rang atau uang) yang termasuk di dalamnya

barang-

barang yang bersifat konsumtif dan barang-barang ke-

perluan sehari-hari, seperti sandang, pangan, rnmah;

kendaraan dan lain sebagainya. Sedangkan kesejahteraan

7

nonfisik mencakup semua hal yang berhubungan dengan
kepuasan rohani, mulai dari penghargaan yang rendah

dan kecil sampai yang paling tinggi dengan . aegala
atributnya. Kesejahteraan ini akan dilihat .. d± .dua

sekolah yaitu SMA I dan SMA II yang berada di kodya
Bandung•

2. Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan pendidi
kan dan pengajaran yang dilakukan sekolah yang dapat
dicerminkan dalam bentuk rata-rata nilai ebtanas mur
ni (NEM).

3. Dari kesejahteraan fisik dan nonfisik yang disediakan

SMA I dan SMA II dapat dipelajari bagaimana

dampak

kesejahteraan itu terhadap prestasi belajar siswa dan
bagaimana perbandingannya dari kedua sekolah tersebut.
D» Definis'i Operasional.

Pembahasan dalam penelitian ini berkisar pada batasan-batasan variabel sebagai berikut ;

1. Pelayanan kesejahteraan adalah usaha-usaha yang di
lakukan sekolah untuk mensejahterakan guru

sebagai

imbalan atas jasa dan kerjanya..Wujud usaha tersebut
dapat berupa pelayanan kesejahteraan materil

afcau

spritual. .Kesejahteraan materiil dapat berupa gaji ,

insentif, koprasi, perumahan dsb. Sedangkan kesejah
teraan spritual mencakup semua hal yang berhubungan
dengan kepuasan rohani, mulai dari penghargaan

yang

paling kecil sampai yang paling tinggi,bisa berben tuk pujian, piagam penghargaan, cindera mata dsb.

8

2. Prestasi belajar siswa yang dimaksud di sini adalah
hasil kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah
yang berupa rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) dari
masing-masing jen9ang program studi di SMA selama ti-

ga periode yaitu tahun 1987/1988,;988/1989 dan 1989/
1990.

E« Manfaat Penelitiap.

Studi tentang pelayanan kesejahteraan yang diusa-

kan suatu lembaga/organisasi dalam kaitannya dengan produksi telah banyak dilakukan para akhli, namun studi te
tentang pelayanan kesejahteraan yang diusahakan sekolah
dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa belum ba
nyak diteliti, karenanya konsep dasar yang ada dipergunakan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian.

Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat
studi penjajagan yang mencoba mendiskripsikan
pelayanan kesejahteraan yang diusahakan suatu
dan dampaknya terhadap prestasi belajar siswa

sebagai
masalah
sekolah
sekdlah

itu sendiri.

Di samping itu dari kegiatan penelitian ini juga
diharapkan dapat menghasilkan suatu imformasi yang memperkaya para pembuat keputusan/kebijaksanaan pendidikan

baik pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, para orang
tua dan masyarakat secara umum, dalam merumuskan
menetapkan suatu kebijaksaaaan yang menyangkut
masalah kesejahteraan dan prestasi belajar.

dan
suatu

9

F» Tu.iuan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perban

dingan mengenai ketprkaitan antara pelayanan .kesejahtertaan yang diusahakan sekolah dengan prestasi belajar
siswa di dua sekolah menengah atas yang berada di kodya
Bandung. Secara terperinci tujuan ini ingin mengetahui
sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran nyata pelayanan kesejahteraan yang
diusahakan oleh SMA I untuk para guru ?

2. Bagaimana gambaran nyata mengenai prestasi belajar
siswa flMA I ?

3. Bagaimana gambaran inyata pelayanan kesejahteraan yang
diusahakan oleh SMA II ?

k. Bagaimana gambaran nyata mengenai prestasi

belajar

siswa SMA II ?

5. Bagaimana perbandingan kesejahteraan guru-guru baik
materiil atau spritual di SMA I dan SMA II ?

6. Bagaimana perbandingan prestasi belajar siswa SMA I
dan SMA II ?

bab':oi :•::.•.:

. PROSEDUR PENELITIAN

A. M&salaiL daa Pendekatannva.

Masalah yang diteliti dan dibahas adalah menge

nai "Hubungan Antara Pelayanan Kesejahteraan Yang Ber
beda Dengan Prestasi Belajar Siswa Yang Merupakan Stu
di Perbandingan".

Masalah ini akan dibahas dengan me-

ngungkapkan variabel pelayanan kesejahteraan di suatu

sekolah dengan sekolah lainnya yang dihubungkan dengan
variabel prestasi belajar siswa.

Pendekatan masalah yang diteliti dilakukan

se

cara empirik melalui studi kasus dengan pengamatan se
cara seksama terhadap kenyataan pelayanan kesejahtera
an yang dilakukan sekolah terhadap guru-guru dan meng-

analisis prestasi belajar siswa yang ada pada sekolah
menengah atas sebagai sekolah yang menjadi sampel.
Gambaran mengenai pelayanan kesejahteraan

yang

diusahakan sekolah dilihat dengan mendiskripsikan ke nyataan dari hasil pengumpulan data yang memang meng gambarkan keadaan yang sebenarnya dan juga respon-respon guru-guru terhadap pelayanan kesejahteraan .

ada.

yang

Prestasi belajar siswa dipelajari dari kenyataan

kenyataan nilai yang ada di sekolah dengan menggunakan
nilai standar secara nasional.

Prestasi belajar siswa

ini akan dicerminkan melalui nilai EBTANAS Murni.

Kedua variabel penelitian ini menyangkut kegiat
an atau perilaku manusia yang terlibat dalam pengaturan kesejahteraan bagi guru, usaha-usaha guru membantu
kl

42

siswa dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal

Kemudian peristiwa-peristiwa itu akan diinterpretasi kan maknanya. Baru setelah itu dianalisis secara des -

kriptif, maka penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.

Agar variabel-variabel penelitian yang berupa

pelayanan kesejahteraan dan prestasi belajar

sebagai

obyek penelitian terbatasi dalam perilaku nyata,

maka

diajukan beberapa pokok masalah penelitian dalam ben -

tuk pertanyaan penelitian, seperti pada halaman k dan5
pada bab pertama.
B. Metpcfc Penelitian dan Teknik Pengumnulan Data.
1. Metode Penelitian.

"Metode yang digunakan dalam jpenelitian ini ada
lah studi "kasus yang melibatkan personil sekolah di

lingkungan sekolah Menengah pada yayasan YP I.,

YP II

dan

melalui pendekatan deskriptif-kualitatif ,

peneliti . berusaha untuk memeriksa dan memahami ge

jala yang nampak secara nyata selama mengadakan pe
nelitian di sekolah Menengah Atas .YP~lj.danr II..
Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif

ini (qualitative research) dalam penelitian yang di
lakukan dengan alasan :

a. Peneliti sendiri terjun sebagai pengumpul
dari variabel variabel penelitian.

data

Peneliti mem

benamkan diri dengan pikiran yang terbuka dengan
kemungkinan kesan-kesan yang dapat direkam dengan

seksama serta dicek dengan sumber-sumber

43.

lain

yang terlihat yang disebut "triangulasi",hingga
memperoleh kepuasan, karena berkeyakinan

dapat

menginterprestasikan kesan-kesan yang diperoleh
dengan tepat.

b. Mengingat peneliti sendiri berusaha untuk men -

dapatkan data nyata langsung dari sumber maupun
lokasinya, sehingga peneliti sendiri merupakann
instrumen utama (human instrument).

c. Peneliti akan mencoba memahami makna atau "mea

ning" dari apa yang diteliti selama mengadakan
penelitian untuk melihat keterkai'tan

pelayanan

kesejahteraan yang diusahakan sekolah bagi para
guru dengan prestasi belajar siswa yang ada di

sekolah menengah atas pada Yayasan YP I dan II..
d. Kerangka kerja penelitian penulis

susun

dalam

bentuk pertanyaan penelitian (research question)
yang pada dasarnya di desain secara tidak langkap, sebab penyebaran kedalam bentuk wawancara

hanya digunakan sebagai rambu-rambu untuk mengeksplorasi data yang berkaitan erat dengan masa
lah yang diteliti.

e. Data yang diperoleh akan dianalisis secara in -

duktif berdasarkan masukan terhadap pertanyaan.
Oleh karenanya penelitian ini tidak dibuatkan

hipotesa penelitian.

Teori dikembangkan atas

dasar pemahaman secara sederhana dari

yang

kk

paling mendasar, yaitu yang berasal dari data itu
sendiri.

Pola berpikir semacam itu disebut •

:

"grounded teory".

f. Penelitian diakhiri dengan penjelasan atau uraian

hasil penelitian yang bersifat deskriptif

atas

dasar perolehan data maupun diseminasi dari penemuan-penemuan maupun teori penunjang, serta pene

litian masalah hubungan pelayanan kesejahteraan yang diberikan sekolah dan prestasi belajar siswa
ini lebih ditekankan kepada proses.

Alasan tersebut di atas sesuai dengan beberapa

karakteristik penelitian kualitatif yang disebutkann

oleh Bogdan dan Bikken (1982 : 27 - 29),

dan

juga

Lincoln dan Guna (1985 : 39 - if2).
TeJgiJJk Pengumpulan, Daia..
a. Wawancara.

Dengan teknik wawancara penelitian berusaha

untuk dapat menjalin hubungan secara wajar

tanpa

menonjolkan diri sebagai orang yang dianggap

me-

miliki kelebihan yang berlebihan, penuh keterbuka
an, akrab, agar responden tetap berpikir dan ber-

* perilaku dalam settingnya sendiri.

Hanya

dengan

cara demikian, peneliti dapat menangkap dan men -

catat sebanyak dan selengkap mungkin apa yang

di

anggap penting dalam pemikiran responden serta

berhasil menghimpun data yang relevan dengan masa,
lah yang diteliti.

45.

Pedoman wawancara yang dipakai sebagai alat pe ngumpul data terutama untuk menjaring data yang berke naan dengan pelayanan kesejahteraan yang diusahakan se
kolah, dan prestasi belajar siswa.
>. Observasi.

Pengamatan terhadap pelayanan kesejahteraan ter

hadap guru yang berlangsung dilakukan oleh peneliti se

bagai "partisipantobserver" untuk mengumpulkan data pe
layanan kesejahteraan yang diusahakan sekolah.
Hasil
pengamatan dituangkan ke dalam catatan-catatan yang a -

kan menjadi bahan diskusi, analisis, dan deskripsi.Yang
perlu diperhatikan peneliti selama observasi berlang.. sung adalah berusaha "to blend into the woodwork" yaitu
aktivitas yang dilakukan sekolah selama pelayanan kese
jahteraan berlangsung, tetapi terjadi tidak berbeda se
cara berarti dari aktivitas pada waktu tidak ada pene liti.

£&& Dokumentai^.

Data yang diperoleh melalui tehnik observasi dan
wawancara akan dilengkapi dan ditunjang dengan studi do-

kumenter untuk memperoleh akurasi dan kelengkapan data.
Dengan demikian diharapkan penelitian akan merupakan usaha memperpadukan antara apa yang dicatat dipahami di
hayati sebagai pedoman atau kriteria dengan apa yang di
amati secara aktual terjadi pada obyek yang dipelajari.
Tersedianya sebagian dokumen yang diperlukan se

perti daftar gaji, daftar pemberian insentif, kegiatan

46

rekreasi, pedoman tata kerja, laporan tahunan kemajuan

sekolah, buku-buku petunjuk teknis Yayasan,memungkinkan
mengkaji dan memanfaatkan data yang biasa menunjang,me-

lengkapi imformasi tentang hubungan pelayanan kesejah -

teraan yang diusahakan sekolah, dan prestasi . belajar
siswa di sekolah menengah atas Yayasan YP I dan II .
3. Fokjis. Penelitian.

a. Lokasi penelitian adalah Yayasan YP-I jalan

Burang-

rang dan Yayasan YP II Jalan Panatayuda. T#mpat

pe -

laksanaan penelitian difokuskan di kantor kepala se

kolah, kantor pimpinan Yayasan dan diruangan guru.
b. Sumber data terdiri dari ketua Yayasan YPII daa YP II
beserta para pembantunya, kepala sekolah yp'I'dan

II

dan personil lainnya, serta guru-guru SMA .I dan SMA
IX.

c. Populasi penelitian adalah.seluruh karakteristik yang
berhubungan dengan pelayanan kesejahteraan yang diu
sahakan oleh sekolah yang ada di SMA I

dan

II de

ngan prestasi belajar siswanya. Adapun karekteristik

dari populasi yang ingin diketahui dalam penelitian
adalah :

1. Kesejahteraan-kesejahteraan yang diusahakan

oleh

kedu sekolah baik yang dilakukan oleh SMA I.. . atau

SMA II

yang meliputi kesejahteraan fisik

.dan

nonfisik.

2. Prestasi-prestasi belajar siswa SMA I

atau SMA II

yang berbentuk NEM selama 3 periode yaitu periode
1987/1988, 1988/1989 dan 1989/1990.

3. Perbandingan perbedaan dari usaha pelayanan kese -

jahteraan kedua sekolah YP I dan YP 'II.Begitupula
perbandingan perbedaan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dari kedua sekolah tersebut di atas.

d. Dari lokasi, sunber dan karakteristik populasi peneli tian yang merupakan fokus penelitian akan dicoba untuk

menjangkau dan menggali sejauh dan sedalam mungkin per-

masalahannya dengan harapan dapat menyingkapkan sejum

lah aasalah yang berkenaan dengan variabel-variabel pe
nelitian.
CUEr-Qsedur Penelitian.

Di dalam melaksanakan penelitian itu ditempuh tahap
tahap kegiatan sebagai berikut :

1. Tahap pendahuluan, yakni mengadakan studi penjajagan de
ngan meUbatkan unsur manusia dan materi agar terungkap
masalah yang diteliti..Adapun maksud melibatkan manusia
dan materi adalah :

a. Pelibatan manusia dalam penjajagan dimaksudkan untuk

mengorek masalah yang dihadapi yaitu pelayanan kese
jahteraan yang diusahakan sekolah dengan . prestasi

belajar siswa yang terpolakan di yayasan YP I dan ya
yasan YP II.

b. Penjajagan terhadap sumber dan konsep-merupakan"usaha
pengkajian wawasan tentang hubungan antara pelayanan

kesejahteraan yang diusahakan sekolah dengan presta
si belajar siswa. Ini dimaksudkan untuk raemperoleh
kriteria dari variabel-variabel penelitian di atas.

2. Tahap palak6anaan penelitian merupakan kegiatan lanjutan dari ekeplorasl untuk menjaring data yang

re-

levan melalui alat pengumpulan data yang telah dise-

pakatl eebagal rujukan variabel-variabel penelitian.

3. Tahap analisis, interprestasi dan inferensl sampai
kepada usaha untuk memberikan 6aran-saran yang

ber-

pijak pada keleemahan atau keplncangan yang ditemu -

kan sebagai dasar untuk penlngkatan maupun perbalkan
dalam masalah masalah :
a. Kesejahteraan

b. Prestasi belajar siswa.

k. Tahap akhir adalah penulisan laporan penelitian.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih

Jela6

tentang prosedur penelitian, maka berikut ini divi suali6asi dalam bentuk gambar di bawah ini :

PENELITIAN

STUDI PENJAJAGAN

innANCARA STUDI
DOKUMEKTASI

i^.'GKAJI SUKBER BA CAAH

.Kotua Yayasan
•Kepala Sekolah

Teori & Konsep Kese

jahteraan dan..pr«8'.-'
taBirbela jar:s$^wa

.Guru - Guru

^AAA,.CAriA & OBSER

VASI

.Ketua Yayasan
.Kepala Sekolah
.Guru - Guru

PELAKSANAAN
PENELITIAN

ANA LISA

Data Informasi

(catatan & Li-

putan)
- Cakupan

INTERPRESTASI & INFERENSI

I

| S A R AF]
IT
LAPORAN-PENELITI
TESIS

Gambar g

: Proeedur Penelitian

48

49
D. PengUBPUlan Data Penelitian.

1. Kerangka pengumpulan d^n.

Sesuai dengan rancangan penelitian, maka jenis

data yang harus dijaring dalam penelitian ini melipu
ti variabel-variabel yang telah ditetapkan. Variabel
variabel itu kemudian dijabarkan kedalam pertanyaan

penelitian seperti pada halaman k dan 5. Aspek-aspek
yang ditanyakan itu merupkan ketangka untuk mengum pulkan data penelitian dari evidensi atau bukti-bukti

lapangan .

Selanjutnya kerangka pengumpulan data

ini

oleh partisipant observer semata-mata hanya diguna -

kan sebagai pedoman pencatatan data lapangan menge nai variabel-variabel penelitian.

Sedangkan

pada

skala yang dibuat atau ditetapkan hanya sekedar un -

tuk mempermudah usaha menetapkan prestasi > belajar
siswa.

2. WaJStu Pengumnnlgn, DaJ^.
Waktu pengumpulan data dilakukan selama ku -

rang lebih sepuluh bulan dimulai pada bulan Nopember

1989 sampai bulan Agustus 1990.

Pengumpulan

data

ini dilakukan setiap tiga kali seminggu dengan fre kuensi rata-rata 3 jam.
3. Pengumpulan Data..

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka se

tiap variabel penelitian pengumpulan data penelitian

kumpulkan sendiri (human instrument) dengan pertim banganagar hasil penelitian dapat dipertafcggungjawab
kan.

5'a

4. Prosedur, Pengunmul^n Daia.

Sebelum penelitian mengumpulkan data lapangan
diadakan persiapan seperlunya berupa :

a. Penjelasan secara terperinci tentang isi dan tuju
an yang tersirat di dalam alat pengumpulan data.
b. Cara menggunakan alat pengumpulan data.

c. Penggandaan alat pengumpulan data sesuai dengan -

jumlah pengumpul data, waktu pengamatan, dan jum
lah personil dan kelas yang dikunjungi.
d. Pemberitahuan sebelumnya kepada personil atau ke
las yang akan diwanwancarai atau diobservasi.
a. Pengolahan data penelitian dilakukan berdaearkan des
criptive - qualitative research.

b. Analisis pendekatan kualitatif, sehingga penelaahan
data dan imformasi tidak menggunakan perhitungan
statistik, melainkan dengan memberikan verbalisasi
makna terhadap data.

c Data yang telah terhimpun melalui studi dokumentasi,
wawancara, dan pengamatan yang mengandung kode

atau

petunjuk penting dan erat kaitannya dengan aspek, di
mensi atau pun karakteristik permasalahan disusun me

nurut jenis dan kelompok masing-masing yang terdiri

dari kelompok : (a) Pelayanan kesejahteraan yang di
usahakan sekolah, (b) Prestasi belajar siswa.

51

d. Sebelum menembus fokus penelitian, terlebih dahulu dia

dakan analisis cakupan berdasarkan pengamatan empiris
terhadap hubungan antara kesejahteraan yang diusahakann

sekolah dan prestasi belajar siswa yang mengacu _ pada
konsep atau teori kesejahteraan, dan prestasi

belajar

siswa yang diperlukan secara logis rasional dengan

se

tiap kemungkinan unsur lain yang muncul dalam cakupan
pengamatan (context of discovery), yang kemudian

akan

digunakan sebagai bahan analisis untuk menemukan

dan

menginterpretasikan keterhubungan secara logis terhadap
permasalahan inti.

e. Akhirnya diadakan deskriptif terhadap fokus penelitian
untuk menemukan "intisari faktum-faktum" (essencial

facts) serta koherensi, konsistensi, dan keterhubungann
"ko-re-latif" (un statistical correlation) antar faktum
secara logis.

f. Dari analisis dan interpretasi faktual terhadap setiap
aspek kemudian ditarik beberapa faktor esensial masingmasing karakteristik variabel penelitian dari perpaduan
data kuantitatif-kuantitatif.

g. Diskusi dan pembahasan yang mempadukan konsep

maupun

teori yang relevan.

h. Setelah melakukan perpadukan, kemudian menarik kesimpul
an sebagai hasil penelitian akhir berkenaan dengan hu bungan antara pelayanan kesejahteraan yang berbeda
ngan prestasi belajar siswa.

de

52

i. Apabila ternyata dari kesimpulan yang diperoleh,
terdapat kelemahan-kelemahan ataupun

masih

harapan-harapan

-

yang bersifat memebenahi atau memperbaiki hubungan pela.**
yanan kesejahteraan yang berbeda dan prestasi belajar

-

siswa, maka akan dicoba memberikan beberapa rekomendasii
yang prediktif dan memiliki fisibilitas yang terbuka kemungkinannya.

Untuk memperoleh wawasan yang lebih konkrit ten -

tang pengolahan data secara kualitatif, dapat dipelajari
pada gambar berikut :

ANALISIS

DATA HASIL WAWAN £
CARA: KETUA YAYAS
AN, KEPALA SEKOLAH
GURU,- GURU.

TEORI
DATA STUDI DO -

(Kuantitatif)

KUMENTASI

Guru - Guru.

1
/

DATA HASIL PE
NGAMATAN

ji

ANALISIS
PADUAN ANTAR
DATA

/

/

DESKRIPTIF - EVALUATIF

I

FOKUS

\

1 HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEJAHTERAAN v
« YANG BERBEDA DENGAN PRESTASI BELAJAR
i

\ SISWA.

_JAWABAN__PERMASALAHAN
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Gambar8

: PROSEDUR PENGOLAHAN DATA.

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV
maka dapat dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

,

pada

Bab V ini.
A.

Kopimpulan.

Hasil penelitian yang telah dibahas dapat disim pulkan sebagai berikut :
1. Kcse.iahtoraan Materiil,.

Pelayanan kesejahteraan yang diberikan yayasan

YP I atau YP II pada kenyataannya menunjukkan perbeda
an yang dapat didoskripsikan, apakah itu aspek- aspek
dari macam kesejahteraan ataupun besarnya kesejahtera
an yang diberikan.

Secara terural dapat dlbaca dalam

tabel di.bawah ini.

Tobol.14
PKRUANDINCAN

PKLATANAN KESKJAilTERAAN SHA I DAN :MK II

»««««««>«»».:.....«.«»„.,-„„,„„.„„„,„,„ „ „ „ „ „ „ „ . . , „ „ „ „ „ .
(InCia
nu,cna
Honor
Koaftjahtor-nnn 5HA I
sKot«rnnftan t
|ICtf6. Jahteraan liHA 11 Ketorandan
lie

1.

2.

Tn.bahan Mjl b.gl «wu
DTK d>n T.lap Yayao.n.

Col. I
Gol.II

Rp.Jfl.'iOO,Hp.J.000,-

5.
6.

_

_



_



-

.

Uang Honor
Hp.5.500/pt7rJ«0.000,-

m

_

-

-

Uang buka
b. lntrl
Anak

_

_

r.nalunnn bagi Curu dan Kar- Dls.aunlki.n d«-

/(iwan T.tap tayaun.
9.

_

.

a. Warr-a SKA I yang.wtntnccal
d. Ayah Ibu dan Martua
0.

_

Santunan Kliltanan dan
Mol.-iliJ.rkan

7.

m

,

-

ni;an Pdrnturnn
Pensiun rag.Neg.

-

Santunan pensiunan bagi y.ng 5 atau 10 kali
berhentl atau Mnlnggal
b.aar honor to-

_

rnkliir.

10.

Biaya t'eaakaaan

11.

KVpra.l

Kp.100,000,Hodnl portnaa
5-Jul.i ruplnli
Hodnl .Sekarang
lt?9 Juta rupinh

-

_

-

.

_

_

TCopraal

Sl.uanau.auJib
)3V.JUta rUhliih .

KounUnr.an ll'W9)
. 5 dual*, ruplali.
U.

K.a.hatan

n.Dokter ii X par

.

Xeoehatah

•inrigu
b.Penggantian Bi
aya Perawatan.

Hnru d.il/ia perobatan darurat.

c.Kontrol Jantung
13.

Rekreasi

IMadnkmi 3

tahun Kokreoel

1 k>. 11

lit.

rerunahan

Vj.

Naik ll.iJi

Dindaknti

1

Uihun

I kali.

Sudah dlpikirkan
reriunahan guru.
3 Oralis yang NoIk llajl

-



-

-

^

-



102

a

103

Besarnya kesejahteraan yang diberikan oleh yayas-

san YP. I mempunyai dampak yang positif terhadap sema ngat kerja guru-guru. Hal ini terlihat dari keteraturan

di sekolah dalam pelaksanaan tugas oleh guru-guru.
Gairah kerja yang dapat dilihat dapat menciptakan si tuasi Belajar Mengajar yang baik pula. Guru-guru me
rasa terperhatikan dalam memenuhi kebutuhan materinya .
Dengan kemampuannya para guru bekerja dengan pengabdian
yang cukup memadai. Dorongan dari pelayanan kesejahte
raan yang diberikan sekolah kepada guru-guru ada arti nya.

Guru-guru SMA I mendapat kesejahteraan yang le bih dibanding dengan guru-guru di SMA II. Guru-guru SMA

I mendapat kelebihan dari tambahan gaji honor mengajar,
transport, santunan, pensiunan, santunan perkawinan, me
lahirkan dan khitanan, uang duka dan pemakaman.
Dilihat dari perbedaan pelayanan kesejahteraan -

di SMA I dan II, memungkinkan terjadinya semangat kerja
yang berbeda di dua sekolah itu, namun dalam kenyataannya tidak demikian.

Guru-guru di SMA II dapat melaksa

nakan tugas dengan ketentuan yang berlaku. Semangat ker

ja guru-guru SMA II tidak luntur karena imbalan yang di
terimanya.

Guru-guru di SMA II melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebagaimana guru
guru di SMA I. Keadaan ini tercerminkan dari

hasil

lOJf

prestasi

siswa

yang

tidak jauh berbeda seperti di

gambarkan pada tabel.12 perbedaan NEM SMA I dan

SMA II

pada halaman 89 yang menunjukkan prestasi di dua SMA itu.

Adapun perbedaan prestasi belajar siswa tahun 1987/1988,
yang ditunjukkan oleh angka adalah 0.23, tahun 1988/1989

adalah 0.25 dan tahun 1989/1990 adalah 0.20.

Jadi

bedaan prestasi belajar siswa SMA I dan SMA II

per
secara

keseluruhan adalah 0.22.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

dorongan

materi (Pelayanan kesejahteraan materi) yang berbeda be
lum tentu melahirkan prestasi yang berbeda pula.
Dedikasi guru terhadap pekerjaannya di SMA I dan

SMA II kedua-duanya cukup memadai.

Dengan kemampuan

yg

yang mereka miliki ternyata dapat menghasilkan prestasii
belajar yang hampir sama.

Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa faktor pe
layanan kesejahteraan materi yang diberikan sekolah ke -

pada guru tidak merupakan faktor utama untuk menghasil kan prestasi belajar murid yang diinginkan.

Kenyataan

ini ditunjukkan dengan keadaan nyata kesejahteraan

ma -

teri yang diberikan SMA I yang jauh berbeda dengan kese
jahteraan materi yang diberikan di SMA II.

Perbandingan yang menunjukkan perbedaan pelayanan
kesejahteraan materi di SMA I dan SMA II tidak memberi -

kan hasil yang berbeda terhadap hasil prestasi
siswa.

-belajar

Hal ini dimungkinkan adanya faktor-faktor

lain

105

yang menunjang terhadap keberhasilan pencapaian prestasi
belajar siswa.

Guru-guru pada SMA I mengemukakan bahwa
raeresa betah, merasa kerasan menjadi guru SMA I

mereka
karena

jaminan materi yang cukup memadai, sedangkan guru' SMA II
mengemukakan bahwa mereka betah bekerja di SMA II karena

iklim sekolah yang menciptakan situasi kehidupan keagama
an dimana guru yang merasa tidak cocok akan mundur .de ngan sendirinya.

Dapat disimpulkan bahwa pelayanan

kesejahteraan

materi yang berbeda di SMA I dan SMA II tidak menghasil
kan prestasi belajar siswa yang berbeda.
. Kesejahteraan Spritual.

Kesejahteraan spritual yang diberikan sekolah me

nengah atas YP I kepada guru-gurunya dengan harapan guru
guru itu mendapatkan kepuasan bahtin maka guru yang mem
punyai dedikasi dan prestasi kerja yang tinggi mendapat
cendera mata berupa piagam penghargaan dan pujian.

Guru

guru di SMA II tidak sama halnya dengan di SMA I,

guru

yang telah menunjukkan kecakapannya diberikan kepadanya

kedudukan seperti sebagai Wakasek, wali kelas, guru

pi

ket, dan lain sebagainya di samping memberikan pujian .
Guru-guru di SMA I mendapat perlakuan yang ter

-

hormat, guru merupakan faktor yang utama dalam pendidik-

kan.

Guru diperlakukan secara manusiawi.

halnya guru-guru SMA II diperlakukan secara

Demikian pula
manusiawi

106

dengan keadilan dan keterbukaan.

Guru-guru diusahakann

untuk memiliki jiwa religius dan bertanggung jawab atas
pekerjaannya berdasarkan agama Islam.

Dedikasi guru-guru SMA I dalam pelaksanaan kerja
nya cukup tinggi, peraturan-peraturan yang ditetapkan
sekolah dijalankannya dengan baik. Disiplin kerja da
pat ditegakkan dengan baik. Guru-guru di SMA II dengan

kondisi keagamaan di sekolahnya bertugas dengan tingkat
kewajaran. Guru datang ke sekolah tepat pada waktunya.
Kehadiran guru dalam upacara, rapat-rapat mendekati 90
persen dan partisipasinya dalam kegiatan ekstrakuriku ler cukup aktif.

Dedikasi kerja guru-guru di SMA I dan SMA II me

nunjukkan persamaan. Menurut pendapat guru-guru SMA II
mereka bekerja karena dengan rasa ikhlas yang dilandasi
ajaran agama, sehingga dengan pelayanan kesejahteraan yang ada dan diterima tidak menjadi hambatan untuk

me

nunaikan tugas.

Jaminan keamanan guru-guru di SMA II didasarkann

atas jaminan pensiunan dari pemerintah bagi guru - guru
DPK dan bagi guru-guru tetap yayasan didasarkan atas ke

ikhlasan karena Allah.

Guru-guru SMA I merasa aman ka

rena adanya pensiun, penghargaan materi atas masa kerja

dan prestasi, jaminan kesehatan, penyediaan perumahan ,
santunan-santunan dan pemenuhan kebutuhan lainnya.

Guru-guru SMA II merasakan bahwa kehidupan

ber-

107

agama di sekolah membuat kepuasan tersendiri dan guru

-

guru SMA I merasa puas dengan karena prasarana dan sara-

na yang memadai di samping jaminan kesejahteraan

yang

cukup bervariasi.

Kepercayaan Kepala Sekolah SMA I masih meragukann
dan kepercayaan Kepala Sekolah SMA II secara bertahap .
B.

Rekomendasi.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan

ke

simpulan penelitian, maka dirumuskan beberapa rekomen

-

dasi sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesejahteraan Materi.

Pelayanan Kesejahteraan Materi yang telah

di

lakukan SMA I pada yayasan YP I sudah cukup bervaria
si dan menunjukkan kelebihan dari SMA II bahkan telah

melampaui kesejahteraan pegawai negeri.

Pelayanan ke

sejahteraan yang diusahakan SMA I mulai dari tambahan

gaji menurut golongan untuk DPK dan guru tetap yaya; san yang mendapat gaji yang sesuai dengan aturan gaji
pemerintah.

Honor guru honorer yang lebih besar per-

jamnya dari SMA II, insentif yang berdasarkan penga -

laman dan prestasi kerja, jaminan kesehatan, koperasi
santunan-santunan, uang duka dan pemakaman, pensiunan
dan Iain-lain.

Semuanya itu adalah usaha yayasan YP-

I untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SMA

I sehingga menghasilkan prestasi pada tarap yang
madai.

Naraun kenyataannya tidak dengan demikian.

me

108

Prestasi belajar siswa SMA I tidak jauh berbeda dari
prestasi belajar siswa SMA II dimana pelayanan kese

jahteraan materi SMA II jauh berbeda dengan pelayannan kesejahteraan yang diberikan di SMA I. DI SMA II

tidak memberikan tambahan gaji bagi guru DPK
guru tetap yayasan.

atauu

Honor per-jam bagi guru honorer

lebih kecil dari honor yang ada di SMA I.

Pelayanan

pelayanan kesejahteraan yang lainnya di SMA II belum

begitu baik misalnya koperasi modalnya sangat terbatas sehingga baru bergerak dalam simpan pinjam, ja minan kesehatan terbatas pada pengobatan darurat .

Perbedaan ini diperkirakan akan melahirkan perbedaan
yang nyata dalam prestasi belajar siswanya. Pada kenyataannya prestasi belajar siswa SMA II dan

SMA I

tidak jauh berbeda.

Membaca keadaan yang ada mengenai

pe.layanan

kesejahteraan yang berbeda di SMA I dan SMA II dalam

hubungannya dengan prestasi belajar siswa, maka fak
tor kesejahteraan tidak merupakan faktor dominan un
tuk membuat mutu pendidikan menjadi lebih baik.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ditunjukkann
prestasi belajar siswa tidak hanya dapat dengan mem

perhatikan kesejahteraan saja, akan tetapi aspek-as
pek lainnya harus diperhatikan pula.

Hal ini berto-

lak dari kenyataan yang ada. Di SMA I yang kesejah
teraannya cukup baik.sarana dan prasarana pendidik-

109

kan cukup memadai belum dapat raelampaui prestasi be

lajar sekolah yang ada di bawahnya.

Untuk itu perlu

diperhatikan dinamisasi guru-gurunya dan memperhati
kan kemampuan guru karena seperti apa yang dikemuka
kan Oteng Sutisna, (1989 : 15) bahwa :

Para perancang pembaharuan dapat membangun gedung baru, membuat perubahan dalam kurikulum, me-

netapkan metode mengajar dan buku pelajaran baru.
Semua itu akhirnya tergantung pada guru yang di ben kewajiban untuk menerapkannya.

Fasilitas fi

sik yang serba lengkap, alat pelengkapan yang pa
ling modern, dana yang mencukupi sudah tentu

me-

mudahkan pekerjaan. Tetapi pada akhirnya mutu
pendidikan tergantung pada mutu personil pengajar

the man behind the gun.

Tak diragukan, guru yang

baik dapat memperbanyak beberapa kali kemungkinan

berhasilnya pendidikan yang paling baik. Sebaliknya, guru yang buruk bisa membahayakannya secara
tak dapat diperbaiki.

Selain dari itu dapat mempelajari keadaan

di

SMA II dimana tingkat pelayanan kesejahteraan tidak -

seperti di SMA I, dapat menghasilkan prestasi belajar
yang tidak jauh berbeda.

Faktor-faktor yang ada

di

SMA II harus dipelajari dari penelitian ini sehingga
dapat diungkapkan suatu hal yang membuat SMA II men -

capai prestasi belajar yang sama dengan SMA I padahal
kesejahteraan yang diberikan jauh berbeda. Dari hasil

observasi dan wawancara, ternyata guru - guru SMA II
mempunyai rasa keikhlasan dalam bekerja yang didasar-

kan atas dasar rasa tanggung jawab terhadap agama.

Keunikan perbedaan inilah yang bisa menghasilkan pres

tasi yang sama.

Dari hasil penelitian ini, apa yang

dapat dipelajari merupakan faktor yang dapat memper -

110

baiki, dengan memamfaatkan kelebihan memperbaiki ke kurangan.

SMA I telah memiliki pelayanan kesejanteraann-

yang lebih daripada SMA II bahkan pemikiran-pemikiran
untuk lebih mensejahterakan guru -- guru., dan" karyawan

masih dikembangkan, namun dinamisasi kerja guru untuk
bekerja secara maksimal masih perlu diperhatikan.

Demikian pula masalah kemampuan guru untuk menghasil
kan prestasi belajar yang memadai untuk menunjukkann
mutu pendidikan harus diperhatikan. Dari pengamatann

dan observasi berkenaan dengan pembinaan kemampuan ,
belum menunjukkan kemajuan atau garapan yang mendapat
penannganan yang serius.

Untuk itu kiranya perlu

di

buat suatu sistem pembinaan kemampuan kerja guru-guru
yang sesuai dengan kondisi di SMA I.

Prestasi belajar di SMA II telah dicapai hen -

daknya menjadi titik tolak untuk dipikirkan menjadi
lebih baik dengan memikirkan semua asfek penunjang
Keikhlasan guru-guru untuk bekerja merupakan

.modal

yang telah dimiliki.

Pelayanan Kesejahteraan Spritual Guru-guru.

Pelayanan kesejahteraan spritual guru dan kar

yawan lainnya di instansi manapun merupakan faktor yg
yang ikut menentukan dalam mencapai hasil kerja yang
maksimal.

Ketenangan para pekerja akan . melahirkan

karya atau hasil kerja yang lebih baik dengan situasi

dimana kerja dalam keadaan tidak tenang dan gelisah -

Ill

yang diakibatkan oleh asfek-asfek, misalnya jaminann
keamanan kerja yang tidak menentramkan akibat tindak

an Kepala Sekolah yang kurang menghargai karyawan, •,
ketidak cukupan penghasilan, pemberhentian yang ti dak manusiawi dan lain sebagainya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahte
raan spritual bagi guru-guru di SMA I dan SMA II Wa-

laupun menunjukkan corak yang berbeda telah melahir
kan kepuasan tertentu bagi guru-guru di SMA I dan
SMA II. Kesejahteraan spiritual guru-guru di SMA I

dengan adanya penghargaan dari Kepala Sekolah dan ya
yasan dan perlakuan yang manusiawi ditambah jaminan jaminan lainnya membuat guru-guru menjadi tentram dan
tenang. Keadaan ini membuat guru-guru dapat melaksa

nakan pekerjaannya berdasarkan aturan-aturan yang ber
laku. Keadaan ini tidak dapat dikatakan memuaskan ba
gi SMA I karena hasil pekerjaan guru guru yang dicerminkan dengan prestasi belajar siswa belum dapat di
katakan memuaskan. Nilai prestasi belajar siswa SMAI adalah if.78 dari standar yang berlaku yaitu 10. Ke

adaan yang memungkinkan guru-guru SMA I untuk bekerja
dengan baik dan menurut aturan yang berlaku di SMA I
ini, untuk membuat hasil belajar atau prestasi bela -

jar yang lebih meningkat, yayasan atau kepala sekolah
harus mendorong untuk meningkatkan kemampuan. Guru guru SMA I hendaknya dirangsang untuk dapat meningkat

112

kan kemampuannya dengan memberikan kepuasan bathin ,
apakah itu dengan. pujian atau penghargaan berupa ma teri.

Untuk meningkatkan kemampuan guru-guru

SMA I

alangkah baiknya dibuat suatu rencana pembinaan pe ningkatan kemampuan yang lebih terarah. Tersedianya
dana di SMA I dengan adanya suatu pola pembinaan ke
mampuan guru di SMA I itu akan merupakan

kebanggaan

tersendiri baik bagi guru-guru atau bagi yayasan.

Ke

banggaan ini akan menimbulkan semangat kerja guru yg
yang lebih baik dan usaha peningkatan kemampuan guru
merupakan penunjang utama untuk menghasilkan prestasi
belajar yang meningkat. YP I harus menciptakan atau
membuat guru-guru menjadi kompeten untuk membuat

se

kolah ini menjadi sekolah yang mempunyai andil ber gengsi dalam mendidik putra-putri Indonesia dalam ke
las yang tinggi.

Guru-guru di SMA II yang mempuyai kesadaran se

bagai hamba-hamba Allah dalam menunaikan kewajibannya
merupakan modal besar untuk membuat hasil pendidikann
yang berhasil.

Kesejahteraan spiritual yang dimiliki

guru-guru SMA II memiliki nilai tersendiri.

Untuk le

bih menunjang keberhasilan dan ketentraman guru- guru
di SMA II sehubungan dengan iklim yang telah tercipta
harus lebih ditunjang dengan pembinaan keagamaan yang
lebih jelas dan tegas. Sikap guru-guru yang bercorak
an agama mempunyai jalan sendiri yang tegas pula.

113

Tidak kurang pentingnya untuk meningkatkan kualitass

mengajar SMA II, yayasan YP II menyelenggarakan pem
binaan kemampuan mengajar guru. Di samping . harus
membuat keamanan kerja guru-guru lebih ditingkatkann

dan dengan sendirinya perhatian yayasan terhadap ke
butuhan materi perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
semangat kerja yang lebih baik dan mencapai prestasi
belajar siswa yang lebih baik pula.

DAFTAR BACAAN

Achmad Ichsan.. (1981). Tata Administrasi Kekarvawanan. Jakarta:
jabatan

^

Achmad Sanusi. (1989). Kapita Selekta Pembahasan Masalah Sosial

dan Pendidikan. Bandung: FPS IKIP Bandung.

:

. (1990). Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan. Ban
dung: FPS IKIP Bandung.

-

Amstrong Michael dan Furlis Helen. (1983). Sistem Penggajian Pe' Qoman Praktis bagi Organisasi Kecil dan Menengah. Bandung;
PT Pustaka Binaman Pressindo.

Alex S.Nitisemito. (1982). Menumbuhkan Semangat Ker.ia dan Kegairahan Ker.ja Karvawan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

A.S. Moenir. (1987). Pendekatan Manusia dan Organisasi terhadap

Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.

Bangbang Kusriyanto. Meningkatkan Produtivitas Karvawan. Jakarta:
PT Pustaka Binamaa Pressindo.

Beeby,C.E. (1981). Pendidikan di Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Castetter B. William. (1981). The Personel Function in Eiucation

Administration. New York: MacMillan Publishing-Co. IncT

Conny R. Semiawan. (1988). Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP dan
SMA. Bandung: Yayasan Perguruan Indonesia (BPI).

Dard.ji Darmodihardjo. (1982). Petunjuk Pelaksanaan tentang Seko

lah sebagai Pusat Kebudavaan. Jakarta: Dep. p dan K .
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Pedoman dan Penve
lenggaraan EBTANAS bagi SLTA dalam Lingkungan Pembinaan
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

dan Kebudavaan Tahun Pelajaran 1989/1990. Jakarta: DgpriikhnH
Republik Indonesia.

Djam'an Satori. (1989). Pelayanan Terhadap fffektivitas Supervisi
bagi Guru-Guru Sekolah Dasar di Cian.jur Jawa Barat. Diser tasi Doktor FPS IKIP. IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

EdyPermadi. (19-90)'. BPI dan Penvelenggaraan Pendidikan. Bandung:
Yayasan Badan Peguruan Indonesia (BPI).
Engkoswara. (1989). Kompetensi Keluaran Jurusan Administrasi Pen
didikan dan Implikasinva Kepada Lapangan. Bandung: Malino.
Farland Mc . D.E. (1959). Management Principles and Practices.
New York: Mc. Millad Co.

114

115

Getzels. et al. (1978). Educational Administration as a Social

Process Theory Research Practice- New York: Harper a. Row
Publiser.

Gibson R. Oliver dan Hunt Herold C. (1965). The School Personnel
Administrator. Boston: Houghton Mifflin Company.

Gibson, et al. (1987). Organisasi. Perilaku. Struktur, Proses.
Jakarta: Airlangga;

Hart David K. dan Wiliiam G. Scott. (1975). The Organizational
Imperative. New York: The Macmilland Co".

Herbert -G. Hick dan Gullet C. Ray. (1975). Organization : Theory
and Behavior. London: McGraw.«Hill.

Inspektur Jendral Depdikbud. (1985). Pengawasan Melekat dalam

Administrasi Pendidikan. Bandung: Temu Pendapat Para Sar-

jana Administrasi Pendidikan Indonesia.
lyeng Wiraputra. (1982). Aneka Masalah Pendidikan dan KenemimPinan. Bandung: Jurusan Adiministrasi Pendidikan FKIP IKIP
Bandung.

Lawler E. Edward. (1983). Sistem Imbalan dan Pengembangan Orga.nisasi. Jakarta: PT Binaman Pressindo.

Moekijat. (1987). Pengembangan Manajemen dan Motivasi. Bandung:
Pionir Jaya.

.