HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEJAHTERAAN YANG BERBEDA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA STUDI PERBANDINGAN ANTARA DUA SMA DI KODYA BANDUNG.
HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEJAHTERAAN YANG BERBEDA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(STUDI PERBANDINGAN ANTARA DUA SMA DI KODYA BANDUNG)
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan
dan llmu Pendidikan Bandung Untuk Memenuhi
Sebagian dari Syarat Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
OLEE :
RU'YATUL HILAL
NIM : 753/A/XIX-ll
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN. DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1991
Disetujui dan Disahkan oleh Pembiwbing
Prof. Dr. Achmad Sanusi,fS7H. , M.P.A
Pembimbing. I
Prof. Dr. utepg^Sutisna, M.Sc.Ed.
Pembimbing
II
DAFTAR ISI
Halaman
±
JUDUL
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
ii
11±
KATA PENGANTAR
PENGHARGAAN DM UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
BAB
BAB
xi
I : PENDAHULUAN
II
BAB III
•.
1
B. Rumusan Masalah
^
C. Paradigma Penelitian
D. Definisi Oprasional
E. Manfaat Penelitian
$
7
8
F. Tujuan Penelitian
9
: LANDASAN TEORITIS
10
A. Pelayanan Kesejahteraan
10
B. Prestasi Belajar Siswa
C. Penelitian Sebelumnya
29
39
: PROSEDUR PENELITIAN
C. Prosedur Penelitian
D. Pengumpulan Data Penelitian
E. Penelohana Data Penelitian
IV
x
A. Latar Belakang Masalah
A. Masalah dan Pendekatannya
B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
BAB
V
: HASIL PENELITIAN
A. Pelayanan Kesejahteraan di SMA I
1. Kese jahteraan Materiil
vixx
i+i
41
^2
^7
^9
50
53
53
52+
Halaman
2. Kesejahteraan Spritual
3. Prestasi Be la jar Siswa SMA I
70
73
B". Pelayanan Kese jahteraan di SMA II ....
1. Kesejahteraan Materiil
2. Kesejahteraan Spritual
3. Prestasi Belajar Siswa SMA II
....
76
76
79
81
C. Perbandingan Pelayanan Kesejahteraan
dan Prestasi.Belajar Siswa SMA I dan
Qk
SMA II
1. Perbandingan Dalam Pelayanan Kese jahteraan. Materiil
8*f
2. Perbandingan Dalam Pelayanan Kese jahteraan Spritual
87
3. Perbandingan Dalam Prestasi Belajar
Siswa SMA I dan SMA II
D. Rangkuman dan Pembahasan Hasil Peneli
88
tian
9^
1. Perbandingan Pandangan antara YP I
dan YP II
91
2. Pelayanan Kesejahteraan Materiil
bagi Guru SMA I dan SMA II dalam
13AB
V
Hubungannya Dengan Prestasi Belajar
siswa
9^
3. Pelayanan Kesejahteraan Spritual Gu
ru-guru di SMA I dan SMA II
99
:: KESIMPULAN DM REKOMENDASI
102
A. Kesimpulan
102
B. Rekomendasi
107
DAFTAR BACAAN
11/f
RIWAYAT HIDUP
117
xx
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1987/1988 Program
A.l A.2 dan A.3
7k
SMA I
2. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1988/1989 Program
A.l A.2 dan A.3
7k
SMA I
3. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1989/1990 Program
A.l A.2 dan A.3
SMA I
75
k. Rata-rata NEM Ebtanas Tahun 1987/1988 1988/1989
dan 1989/1990
SMA I
75
5. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1987/1988 Program
• A.l A.2 dan A.3
Q2
SMA II
6. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1988/1989 Program
A.l A.2 dan A.3
SMA II
82
7. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1989/1990 Program
A.l A.2 dan A.3
SMA II
83
8. Rata-rata N*JM Ebtanas tahun 1987/1988 1988/1989
dan 1989/1990
83
9. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1987/1988
88
10. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1988/1989
88
11. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1989/1990
89
12. Perbedaan Rata-rata NEM SMA I dan SMA II tahun
1987/1988 1988/1989 dan 1989/1990
.89
13. Perbandingan Pelayanan Kesejahteraan SMA I dan
SMA II dan Prestasi Belajarnya
90
1/f. Perbandingan Pelayanan Kese jahteraan Materiil
SMA I dan SMA II
102
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
„ n
Halaman
l.rParadigma Penelitian
g
2. Produktivitas dan Kepuasan akibat Reward ,
13
3. Kebutuhan Pokok Manusia MenurAt A.H.Maslow
18
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi S±kap Pekerja...
20
5• Proses Imbalan
pi±
6. Pengharapan yang sederhana
27
7. Prosedur Penelitian
8. Prosedur Pengolahan Data
lq
52
xx
BAB I
PENDAHULUM
A» Latar Belakang Masalah.
Kalau kita memperhatikan GBHN mengenai
pendi -
dikan akan tertera secara tersurat bahwa titik
berat
pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mu -
tu setiap jenjang dan jenie pendidikan. Mengingat
hal
itu maka lulusan yang diharapkan baik dari lembaga pen
didikan formal atau nonformal adalah lulusan - lulusan
yang cakap, trampil dan penuh dedikasi sehingga
mampu
mengejar segala ketinggalan, khususnya ketinggalan
da
lam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
bermanfaat bagi percepatan proses pembangunan nasional.
Untuk mengnasilkan lulusan yang bermutu
sulit, kompleks dan tidak sederhana karena
memang
menyangkut
beberapa aspek terutama berkenaan dengan masukan
pro
ses dan keluaran.
Munculnya issue tentang menurunnya mutu
pendi -
dikan sering dipandang sebagai akibat kurangnya pencu rahan segenap perhatian dan kemampuan tenaga inti
pen
didikan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
se
bagai guru, dan hal ini biasanya dikaitkan
dengan
ku
rangnya penghargaan terhadap guru
penghargaan
baik
yang bersifat fisik ataupun penghargaan
yang bersifat
nonfisik sehingga tuntutan kewajiban sebagai guru ti
dak seimbang dengan imbalan atau penghasilan yang
bisa
memenuhi kebutuhan - kebuthhannya baik kebutuhan fisik
. atau kebutuhan nonfisik yang dengan sendirinya sebagian perhatian dan waktunya digunakan untuk mencari penghasilan tambahan, J''Mochtar Buchori mengemukakan dalam
majalah Amanah, Jum'at 28 Juli 1989 sebagam berikut :
Untuk bertindak sebagai guru yang baik dibutuhkanjpenghasilan yang memadai. Hanya guru
dengan
penghasilan yang memadai bisa mencurahkan segala
perhatiannya kepada tugasnya : mengajar dan
men -
didik muiid-muridnya dengan mengerahkan segenap ke-
mampuan yang ada padanya. Guru dengan pengahasiLan
yang tidak mencukupi tidak akan dapat mencurahkan
segenap perhatian dan kemampuannya'terhadap tugas
pokoknya. la akan terpakaa mempergunakan sebagian
dari kemampuannya dan waktunya untuk mendapatkan
penghasilan tambahan. JConsentrasinya akan terpe -
can, perhatiannya akan terbagi. Dan ini mau- tidak
mau akan tercermin dalam pelaksanaan tugasnya. Dia
akan mengajar dan mendidik di bawah kemampuannya.
...menaikkan mutu tanpa menaikkan gaji guru adalah
suatu llusi, suatu impian.
Demikian pula Bernhard Dahm, guru besar sosiologi
universitas Passau (Jerbar) mengemukakan dalam harian
Rompas, Kamis^ Maret 1990 sebagai berikut ;
Adalah tidak benar kualitas pendidikan itu di -
tingkatkan hanya dengan upaya memperbanyak jumlah
sekolah. Mxsalnya, mengapa di wilayah Sumatra Utara harus dxbangun k universitas yang otomatis membutuhkan biaya yang besar^ ? Seyogyanya di daerah
xtu dxkonsentrasikan sebuah universitas saja agar
dana yang dikeluarkan menyatu, sehingga dengan be-
gxtu gajx guru bisa ditingkatkan dari dana terse hut.
Dari rendahnya gaji guru saat ini, muncul ber bagax masalah yang memburuk mutu pendidikan. Harga
buku yang sangat mahal misalnya, akan sulit dijangkau dengan gaji rendah itu. Sehingga bagaimana para
guru bisa meningkatkan kemampuan jika mereka
tak
mampu membeli.
Dari kedua pendapat di atas tadi jelaslah bahwa
imbalan bagi guru baik berupa gaji atau berupa lainnya
yang merupakan salah satu faktor yang menimbulkan
ke-
3
sejahteraan bagi guru, perlu mendapat perhjatian dari se
mua pihak bila mutu pendidikan ingin ditingkatkan
se
hingga lulusan sekolah bisa dipertanggung jawabkan. De
ngan gaji yang memadai ditambah faktor-faktor lain yang
mensejahterakan guru dalam'kehidupannya, akan merangsang
guru untuk lebih bersemangat dan begairah dalam melaksa-
nakan tugas atau pekerjaannya yang akhirnya akan meningkatkan prestasi anak dalam belajar. Hal ini sesuai . de
ngan apa yang dikatakan oleh Alex S.Nitisemito (1982:10)
sebagai berikut :
Besarnya gaji yang dibayarkan mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap seoangat dan gairah kerja pa
ra karyawan. Makin besar gaji yang diberikan sema kin tercukupi kebutuhan mereka, dengan demikian akan
menemukan ketenangan dalam melakukan tugas-tugasnya.
Ketenangan dalam set-iap' malaksanakan_tugas akan ber-
pengaruh terhadap mutu pekerjaan mereka, pekerjaan
menjadi baik dan rapi/cepat. Bahkan mereka diharapkan menjadi kerasan di tempat kerjanya.
Dengan demikian keterkaitan antara kesejahteraan
yang diterima oleh guru yang merupakan usaha sekolah se
bagai imbalan atas jasa dan dedikasinya akan : berdampak
baik langsung atau.-tidak langsung terhadap prestasi1-1*-"
la jar siswa.
Organisasi menggunakan berbagai sistem kesejah:' -
teraan
untuk-menarik dan mempertahankan orang - orang
dan memberikan dorongan supaya mereka berperformans de
ngan memadai untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan mereka sendiri. Cara dan waktu mendistribusikan ke -
sejahteraan bagi para guru adalah masalah penting, se hingga
kepala sekolah sebagai manager harus membahasnya
k
secara berkelanjutan, karena kesejahteraan itu dianggap
penting oleh para guru.
Sasaran utama sistem kesejahteraan itu . sendiri
adalah :
1. M«rekrut^orang-orang^yang berkualitas;
2. Mempertahankan karyawan untuk tetap bekerja;
3. Memotasi karyawan untuk tetap mencapai prestasi yang
tinggi. (Gibson DKK, 1987 : 169).
Sehubungan dengan itu, berkenaan dengan prestasi
belajar siswa yang merupakan hasil usaha para guru da
lam melaksanakan tugas dan kewajibannya akan meningkatkah atau tidak, bila diberikan kepada guru-gurunya
ke
se jahteraan yang tertentu, atau kata lain apakah suatu
sekolah dapat melahirkan prestasi-prestasi be lajar sis
wa yang lebih baik dibanding dengan sekolah lain
yang
memberikan kesejahteraan yang nilainya berbeda.
Akhirnya penelitian ini terpokuskan pada
perbandingan tentang kaitan pelayanan .
studi
.kesejahteraan
yang berbeda dengan prestasi belajar siswa di dua seko
lah SMA yaitu SMA I dan SMA II yang berada di kodya Ban
dung.
B. Rumusan Masa lah .
Dari uraian di atas, yang berkenaan dengan
ju-
dul penelitian "Hubungan antara pelayanan guru yang di
sediakan sekolah dengan prestasi belajar siswa
(Studi-
perbandingan antara dua sekolah SMA div kodya Bandung!)'",,
5
maka dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut ;
1. Berapa banyak kese jahteraan'materiil; yang diberikan
SMA I
:kapada guru ?
2. Seberapa jauh kesejahteraan spritual yang didapatkan
guru .SMA I
?
3. Berapa banyak prestasi belajar siswa SMA I
rupa
yang be
:
a. Rata-rata Nilai, Ebtanas Murni (NEM). pada
program
studi A.I (Ilmu-ilmu Fisika),
b. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada
program
studi A.2 (Ilmu-ilmu Biologi),
c. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada
program
studi A.3 (Ilmu-ilmu Sosial).
*f. Berapa banyak kese jahteraan materiil
yang diberikan
SMA II kepada guru ?
5. Seberapa jauh kese jahteraan spritual yang didapatkan
guru SMA II ?
6. Berapa banyak prestasi belajar siswa SMA II yang^ be
rupa
:
a. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada
program
studi A.l-(Ilmu-ilmu Fisika),
b. Rata-rata Nilai Ebtanas
Murni (NEM) pada program
studi A.2 (Ilmu-ilmu Biologi),
c. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada
program
studi A.3 (Ilmu-ilmu Sosial).
7. Bagaimana perbandingan kesejahteraan yang diusahakan
SMA I
dan SMA II ?
8. Bagaimana perbandingan prestasi belajar siswa SMA I
dan SMA II ?
c« Paradigma Penelitian,'
Paradigma diperlukan dalam penelitian agar pene
litian itu sendiri mempunyai kejelasan yang di dalamnya
terkandung konsep-konsep dasar yang membentuk keutuhan
pola berpikir yang dapat mengarahkan penelitian itu sen
diri.
Adapun paradigma yang dikembangkan dalam pene litian ini adalah :
Kesejahteraan fisik
dan nonfisik
yang
disediakan SMA I
H
Prestas
belajar
Perbandingan Kaitan
Kesejahteraan-denganPrestasi Belajar sis
Kesejahteraan fisik
dan nonfisik
yang
wa SMA I dan SMA II
Prestasi
belajar
disediakan SMA II
Gambar 1 ; Paradigma Penelitian.
Pen.ielasan
:
1. Kesejahteraan fisik dan nonfisik merupakan suatu keharusan bagi organisasi atas jerih payah yang dila kukan guru-guru. Wujud kesejahteraan fisik
adalah
merupakan wujud kesejahteraan dalam bentuk benda(ba-
rang atau uang) yang termasuk di dalamnya
barang-
barang yang bersifat konsumtif dan barang-barang ke-
perluan sehari-hari, seperti sandang, pangan, rnmah;
kendaraan dan lain sebagainya. Sedangkan kesejahteraan
7
nonfisik mencakup semua hal yang berhubungan dengan
kepuasan rohani, mulai dari penghargaan yang rendah
dan kecil sampai yang paling tinggi dengan . aegala
atributnya. Kesejahteraan ini akan dilihat .. d± .dua
sekolah yaitu SMA I dan SMA II yang berada di kodya
Bandung•
2. Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan pendidi
kan dan pengajaran yang dilakukan sekolah yang dapat
dicerminkan dalam bentuk rata-rata nilai ebtanas mur
ni (NEM).
3. Dari kesejahteraan fisik dan nonfisik yang disediakan
SMA I dan SMA II dapat dipelajari bagaimana
dampak
kesejahteraan itu terhadap prestasi belajar siswa dan
bagaimana perbandingannya dari kedua sekolah tersebut.
D» Definis'i Operasional.
Pembahasan dalam penelitian ini berkisar pada batasan-batasan variabel sebagai berikut ;
1. Pelayanan kesejahteraan adalah usaha-usaha yang di
lakukan sekolah untuk mensejahterakan guru
sebagai
imbalan atas jasa dan kerjanya..Wujud usaha tersebut
dapat berupa pelayanan kesejahteraan materil
afcau
spritual. .Kesejahteraan materiil dapat berupa gaji ,
insentif, koprasi, perumahan dsb. Sedangkan kesejah
teraan spritual mencakup semua hal yang berhubungan
dengan kepuasan rohani, mulai dari penghargaan
yang
paling kecil sampai yang paling tinggi,bisa berben tuk pujian, piagam penghargaan, cindera mata dsb.
8
2. Prestasi belajar siswa yang dimaksud di sini adalah
hasil kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah
yang berupa rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) dari
masing-masing jen9ang program studi di SMA selama ti-
ga periode yaitu tahun 1987/1988,;988/1989 dan 1989/
1990.
E« Manfaat Penelitiap.
Studi tentang pelayanan kesejahteraan yang diusa-
kan suatu lembaga/organisasi dalam kaitannya dengan produksi telah banyak dilakukan para akhli, namun studi te
tentang pelayanan kesejahteraan yang diusahakan sekolah
dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa belum ba
nyak diteliti, karenanya konsep dasar yang ada dipergunakan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian.
Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat
studi penjajagan yang mencoba mendiskripsikan
pelayanan kesejahteraan yang diusahakan suatu
dan dampaknya terhadap prestasi belajar siswa
sebagai
masalah
sekolah
sekdlah
itu sendiri.
Di samping itu dari kegiatan penelitian ini juga
diharapkan dapat menghasilkan suatu imformasi yang memperkaya para pembuat keputusan/kebijaksanaan pendidikan
baik pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, para orang
tua dan masyarakat secara umum, dalam merumuskan
menetapkan suatu kebijaksaaaan yang menyangkut
masalah kesejahteraan dan prestasi belajar.
dan
suatu
9
F» Tu.iuan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perban
dingan mengenai ketprkaitan antara pelayanan .kesejahtertaan yang diusahakan sekolah dengan prestasi belajar
siswa di dua sekolah menengah atas yang berada di kodya
Bandung. Secara terperinci tujuan ini ingin mengetahui
sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran nyata pelayanan kesejahteraan yang
diusahakan oleh SMA I untuk para guru ?
2. Bagaimana gambaran nyata mengenai prestasi belajar
siswa flMA I ?
3. Bagaimana gambaran inyata pelayanan kesejahteraan yang
diusahakan oleh SMA II ?
k. Bagaimana gambaran nyata mengenai prestasi
belajar
siswa SMA II ?
5. Bagaimana perbandingan kesejahteraan guru-guru baik
materiil atau spritual di SMA I dan SMA II ?
6. Bagaimana perbandingan prestasi belajar siswa SMA I
dan SMA II ?
bab':oi :•::.•.:
. PROSEDUR PENELITIAN
A. M&salaiL daa Pendekatannva.
Masalah yang diteliti dan dibahas adalah menge
nai "Hubungan Antara Pelayanan Kesejahteraan Yang Ber
beda Dengan Prestasi Belajar Siswa Yang Merupakan Stu
di Perbandingan".
Masalah ini akan dibahas dengan me-
ngungkapkan variabel pelayanan kesejahteraan di suatu
sekolah dengan sekolah lainnya yang dihubungkan dengan
variabel prestasi belajar siswa.
Pendekatan masalah yang diteliti dilakukan
se
cara empirik melalui studi kasus dengan pengamatan se
cara seksama terhadap kenyataan pelayanan kesejahtera
an yang dilakukan sekolah terhadap guru-guru dan meng-
analisis prestasi belajar siswa yang ada pada sekolah
menengah atas sebagai sekolah yang menjadi sampel.
Gambaran mengenai pelayanan kesejahteraan
yang
diusahakan sekolah dilihat dengan mendiskripsikan ke nyataan dari hasil pengumpulan data yang memang meng gambarkan keadaan yang sebenarnya dan juga respon-respon guru-guru terhadap pelayanan kesejahteraan .
ada.
yang
Prestasi belajar siswa dipelajari dari kenyataan
kenyataan nilai yang ada di sekolah dengan menggunakan
nilai standar secara nasional.
Prestasi belajar siswa
ini akan dicerminkan melalui nilai EBTANAS Murni.
Kedua variabel penelitian ini menyangkut kegiat
an atau perilaku manusia yang terlibat dalam pengaturan kesejahteraan bagi guru, usaha-usaha guru membantu
kl
42
siswa dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal
Kemudian peristiwa-peristiwa itu akan diinterpretasi kan maknanya. Baru setelah itu dianalisis secara des -
kriptif, maka penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Agar variabel-variabel penelitian yang berupa
pelayanan kesejahteraan dan prestasi belajar
sebagai
obyek penelitian terbatasi dalam perilaku nyata,
maka
diajukan beberapa pokok masalah penelitian dalam ben -
tuk pertanyaan penelitian, seperti pada halaman k dan5
pada bab pertama.
B. Metpcfc Penelitian dan Teknik Pengumnulan Data.
1. Metode Penelitian.
"Metode yang digunakan dalam jpenelitian ini ada
lah studi "kasus yang melibatkan personil sekolah di
lingkungan sekolah Menengah pada yayasan YP I.,
YP II
dan
melalui pendekatan deskriptif-kualitatif ,
peneliti . berusaha untuk memeriksa dan memahami ge
jala yang nampak secara nyata selama mengadakan pe
nelitian di sekolah Menengah Atas .YP~lj.danr II..
Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif
ini (qualitative research) dalam penelitian yang di
lakukan dengan alasan :
a. Peneliti sendiri terjun sebagai pengumpul
dari variabel variabel penelitian.
data
Peneliti mem
benamkan diri dengan pikiran yang terbuka dengan
kemungkinan kesan-kesan yang dapat direkam dengan
seksama serta dicek dengan sumber-sumber
43.
lain
yang terlihat yang disebut "triangulasi",hingga
memperoleh kepuasan, karena berkeyakinan
dapat
menginterprestasikan kesan-kesan yang diperoleh
dengan tepat.
b. Mengingat peneliti sendiri berusaha untuk men -
dapatkan data nyata langsung dari sumber maupun
lokasinya, sehingga peneliti sendiri merupakann
instrumen utama (human instrument).
c. Peneliti akan mencoba memahami makna atau "mea
ning" dari apa yang diteliti selama mengadakan
penelitian untuk melihat keterkai'tan
pelayanan
kesejahteraan yang diusahakan sekolah bagi para
guru dengan prestasi belajar siswa yang ada di
sekolah menengah atas pada Yayasan YP I dan II..
d. Kerangka kerja penelitian penulis
susun
dalam
bentuk pertanyaan penelitian (research question)
yang pada dasarnya di desain secara tidak langkap, sebab penyebaran kedalam bentuk wawancara
hanya digunakan sebagai rambu-rambu untuk mengeksplorasi data yang berkaitan erat dengan masa
lah yang diteliti.
e. Data yang diperoleh akan dianalisis secara in -
duktif berdasarkan masukan terhadap pertanyaan.
Oleh karenanya penelitian ini tidak dibuatkan
hipotesa penelitian.
Teori dikembangkan atas
dasar pemahaman secara sederhana dari
yang
kk
paling mendasar, yaitu yang berasal dari data itu
sendiri.
Pola berpikir semacam itu disebut •
:
"grounded teory".
f. Penelitian diakhiri dengan penjelasan atau uraian
hasil penelitian yang bersifat deskriptif
atas
dasar perolehan data maupun diseminasi dari penemuan-penemuan maupun teori penunjang, serta pene
litian masalah hubungan pelayanan kesejahteraan yang diberikan sekolah dan prestasi belajar siswa
ini lebih ditekankan kepada proses.
Alasan tersebut di atas sesuai dengan beberapa
karakteristik penelitian kualitatif yang disebutkann
oleh Bogdan dan Bikken (1982 : 27 - 29),
dan
juga
Lincoln dan Guna (1985 : 39 - if2).
TeJgiJJk Pengumpulan, Daia..
a. Wawancara.
Dengan teknik wawancara penelitian berusaha
untuk dapat menjalin hubungan secara wajar
tanpa
menonjolkan diri sebagai orang yang dianggap
me-
miliki kelebihan yang berlebihan, penuh keterbuka
an, akrab, agar responden tetap berpikir dan ber-
* perilaku dalam settingnya sendiri.
Hanya
dengan
cara demikian, peneliti dapat menangkap dan men -
catat sebanyak dan selengkap mungkin apa yang
di
anggap penting dalam pemikiran responden serta
berhasil menghimpun data yang relevan dengan masa,
lah yang diteliti.
45.
Pedoman wawancara yang dipakai sebagai alat pe ngumpul data terutama untuk menjaring data yang berke naan dengan pelayanan kesejahteraan yang diusahakan se
kolah, dan prestasi belajar siswa.
>. Observasi.
Pengamatan terhadap pelayanan kesejahteraan ter
hadap guru yang berlangsung dilakukan oleh peneliti se
bagai "partisipantobserver" untuk mengumpulkan data pe
layanan kesejahteraan yang diusahakan sekolah.
Hasil
pengamatan dituangkan ke dalam catatan-catatan yang a -
kan menjadi bahan diskusi, analisis, dan deskripsi.Yang
perlu diperhatikan peneliti selama observasi berlang.. sung adalah berusaha "to blend into the woodwork" yaitu
aktivitas yang dilakukan sekolah selama pelayanan kese
jahteraan berlangsung, tetapi terjadi tidak berbeda se
cara berarti dari aktivitas pada waktu tidak ada pene liti.
£&& Dokumentai^.
Data yang diperoleh melalui tehnik observasi dan
wawancara akan dilengkapi dan ditunjang dengan studi do-
kumenter untuk memperoleh akurasi dan kelengkapan data.
Dengan demikian diharapkan penelitian akan merupakan usaha memperpadukan antara apa yang dicatat dipahami di
hayati sebagai pedoman atau kriteria dengan apa yang di
amati secara aktual terjadi pada obyek yang dipelajari.
Tersedianya sebagian dokumen yang diperlukan se
perti daftar gaji, daftar pemberian insentif, kegiatan
46
rekreasi, pedoman tata kerja, laporan tahunan kemajuan
sekolah, buku-buku petunjuk teknis Yayasan,memungkinkan
mengkaji dan memanfaatkan data yang biasa menunjang,me-
lengkapi imformasi tentang hubungan pelayanan kesejah -
teraan yang diusahakan sekolah, dan prestasi . belajar
siswa di sekolah menengah atas Yayasan YP I dan II .
3. Fokjis. Penelitian.
a. Lokasi penelitian adalah Yayasan YP-I jalan
Burang-
rang dan Yayasan YP II Jalan Panatayuda. T#mpat
pe -
laksanaan penelitian difokuskan di kantor kepala se
kolah, kantor pimpinan Yayasan dan diruangan guru.
b. Sumber data terdiri dari ketua Yayasan YPII daa YP II
beserta para pembantunya, kepala sekolah yp'I'dan
II
dan personil lainnya, serta guru-guru SMA .I dan SMA
IX.
c. Populasi penelitian adalah.seluruh karakteristik yang
berhubungan dengan pelayanan kesejahteraan yang diu
sahakan oleh sekolah yang ada di SMA I
dan
II de
ngan prestasi belajar siswanya. Adapun karekteristik
dari populasi yang ingin diketahui dalam penelitian
adalah :
1. Kesejahteraan-kesejahteraan yang diusahakan
oleh
kedu sekolah baik yang dilakukan oleh SMA I.. . atau
SMA II
yang meliputi kesejahteraan fisik
.dan
nonfisik.
2. Prestasi-prestasi belajar siswa SMA I
atau SMA II
yang berbentuk NEM selama 3 periode yaitu periode
1987/1988, 1988/1989 dan 1989/1990.
3. Perbandingan perbedaan dari usaha pelayanan kese -
jahteraan kedua sekolah YP I dan YP 'II.Begitupula
perbandingan perbedaan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dari kedua sekolah tersebut di atas.
d. Dari lokasi, sunber dan karakteristik populasi peneli tian yang merupakan fokus penelitian akan dicoba untuk
menjangkau dan menggali sejauh dan sedalam mungkin per-
masalahannya dengan harapan dapat menyingkapkan sejum
lah aasalah yang berkenaan dengan variabel-variabel pe
nelitian.
CUEr-Qsedur Penelitian.
Di dalam melaksanakan penelitian itu ditempuh tahap
tahap kegiatan sebagai berikut :
1. Tahap pendahuluan, yakni mengadakan studi penjajagan de
ngan meUbatkan unsur manusia dan materi agar terungkap
masalah yang diteliti..Adapun maksud melibatkan manusia
dan materi adalah :
a. Pelibatan manusia dalam penjajagan dimaksudkan untuk
mengorek masalah yang dihadapi yaitu pelayanan kese
jahteraan yang diusahakan sekolah dengan . prestasi
belajar siswa yang terpolakan di yayasan YP I dan ya
yasan YP II.
b. Penjajagan terhadap sumber dan konsep-merupakan"usaha
pengkajian wawasan tentang hubungan antara pelayanan
kesejahteraan yang diusahakan sekolah dengan presta
si belajar siswa. Ini dimaksudkan untuk raemperoleh
kriteria dari variabel-variabel penelitian di atas.
2. Tahap palak6anaan penelitian merupakan kegiatan lanjutan dari ekeplorasl untuk menjaring data yang
re-
levan melalui alat pengumpulan data yang telah dise-
pakatl eebagal rujukan variabel-variabel penelitian.
3. Tahap analisis, interprestasi dan inferensl sampai
kepada usaha untuk memberikan 6aran-saran yang
ber-
pijak pada keleemahan atau keplncangan yang ditemu -
kan sebagai dasar untuk penlngkatan maupun perbalkan
dalam masalah masalah :
a. Kesejahteraan
b. Prestasi belajar siswa.
k. Tahap akhir adalah penulisan laporan penelitian.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih
Jela6
tentang prosedur penelitian, maka berikut ini divi suali6asi dalam bentuk gambar di bawah ini :
PENELITIAN
STUDI PENJAJAGAN
innANCARA STUDI
DOKUMEKTASI
i^.'GKAJI SUKBER BA CAAH
.Kotua Yayasan
•Kepala Sekolah
Teori & Konsep Kese
jahteraan dan..pr«8'.-'
taBirbela jar:s$^wa
.Guru - Guru
^AAA,.CAriA & OBSER
VASI
.Ketua Yayasan
.Kepala Sekolah
.Guru - Guru
PELAKSANAAN
PENELITIAN
ANA LISA
Data Informasi
(catatan & Li-
putan)
- Cakupan
INTERPRESTASI & INFERENSI
I
| S A R AF]
IT
LAPORAN-PENELITI
TESIS
Gambar g
: Proeedur Penelitian
48
49
D. PengUBPUlan Data Penelitian.
1. Kerangka pengumpulan d^n.
Sesuai dengan rancangan penelitian, maka jenis
data yang harus dijaring dalam penelitian ini melipu
ti variabel-variabel yang telah ditetapkan. Variabel
variabel itu kemudian dijabarkan kedalam pertanyaan
penelitian seperti pada halaman k dan 5. Aspek-aspek
yang ditanyakan itu merupkan ketangka untuk mengum pulkan data penelitian dari evidensi atau bukti-bukti
lapangan .
Selanjutnya kerangka pengumpulan data
ini
oleh partisipant observer semata-mata hanya diguna -
kan sebagai pedoman pencatatan data lapangan menge nai variabel-variabel penelitian.
Sedangkan
pada
skala yang dibuat atau ditetapkan hanya sekedar un -
tuk mempermudah usaha menetapkan prestasi > belajar
siswa.
2. WaJStu Pengumnnlgn, DaJ^.
Waktu pengumpulan data dilakukan selama ku -
rang lebih sepuluh bulan dimulai pada bulan Nopember
1989 sampai bulan Agustus 1990.
Pengumpulan
data
ini dilakukan setiap tiga kali seminggu dengan fre kuensi rata-rata 3 jam.
3. Pengumpulan Data..
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka se
tiap variabel penelitian pengumpulan data penelitian
kumpulkan sendiri (human instrument) dengan pertim banganagar hasil penelitian dapat dipertafcggungjawab
kan.
5'a
4. Prosedur, Pengunmul^n Daia.
Sebelum penelitian mengumpulkan data lapangan
diadakan persiapan seperlunya berupa :
a. Penjelasan secara terperinci tentang isi dan tuju
an yang tersirat di dalam alat pengumpulan data.
b. Cara menggunakan alat pengumpulan data.
c. Penggandaan alat pengumpulan data sesuai dengan -
jumlah pengumpul data, waktu pengamatan, dan jum
lah personil dan kelas yang dikunjungi.
d. Pemberitahuan sebelumnya kepada personil atau ke
las yang akan diwanwancarai atau diobservasi.
a. Pengolahan data penelitian dilakukan berdaearkan des
criptive - qualitative research.
b. Analisis pendekatan kualitatif, sehingga penelaahan
data dan imformasi tidak menggunakan perhitungan
statistik, melainkan dengan memberikan verbalisasi
makna terhadap data.
c Data yang telah terhimpun melalui studi dokumentasi,
wawancara, dan pengamatan yang mengandung kode
atau
petunjuk penting dan erat kaitannya dengan aspek, di
mensi atau pun karakteristik permasalahan disusun me
nurut jenis dan kelompok masing-masing yang terdiri
dari kelompok : (a) Pelayanan kesejahteraan yang di
usahakan sekolah, (b) Prestasi belajar siswa.
51
d. Sebelum menembus fokus penelitian, terlebih dahulu dia
dakan analisis cakupan berdasarkan pengamatan empiris
terhadap hubungan antara kesejahteraan yang diusahakann
sekolah dan prestasi belajar siswa yang mengacu _ pada
konsep atau teori kesejahteraan, dan prestasi
belajar
siswa yang diperlukan secara logis rasional dengan
se
tiap kemungkinan unsur lain yang muncul dalam cakupan
pengamatan (context of discovery), yang kemudian
akan
digunakan sebagai bahan analisis untuk menemukan
dan
menginterpretasikan keterhubungan secara logis terhadap
permasalahan inti.
e. Akhirnya diadakan deskriptif terhadap fokus penelitian
untuk menemukan "intisari faktum-faktum" (essencial
facts) serta koherensi, konsistensi, dan keterhubungann
"ko-re-latif" (un statistical correlation) antar faktum
secara logis.
f. Dari analisis dan interpretasi faktual terhadap setiap
aspek kemudian ditarik beberapa faktor esensial masingmasing karakteristik variabel penelitian dari perpaduan
data kuantitatif-kuantitatif.
g. Diskusi dan pembahasan yang mempadukan konsep
maupun
teori yang relevan.
h. Setelah melakukan perpadukan, kemudian menarik kesimpul
an sebagai hasil penelitian akhir berkenaan dengan hu bungan antara pelayanan kesejahteraan yang berbeda
ngan prestasi belajar siswa.
de
52
i. Apabila ternyata dari kesimpulan yang diperoleh,
terdapat kelemahan-kelemahan ataupun
masih
harapan-harapan
-
yang bersifat memebenahi atau memperbaiki hubungan pela.**
yanan kesejahteraan yang berbeda dan prestasi belajar
-
siswa, maka akan dicoba memberikan beberapa rekomendasii
yang prediktif dan memiliki fisibilitas yang terbuka kemungkinannya.
Untuk memperoleh wawasan yang lebih konkrit ten -
tang pengolahan data secara kualitatif, dapat dipelajari
pada gambar berikut :
ANALISIS
DATA HASIL WAWAN £
CARA: KETUA YAYAS
AN, KEPALA SEKOLAH
GURU,- GURU.
TEORI
DATA STUDI DO -
(Kuantitatif)
KUMENTASI
Guru - Guru.
1
/
DATA HASIL PE
NGAMATAN
ji
ANALISIS
PADUAN ANTAR
DATA
/
/
DESKRIPTIF - EVALUATIF
I
FOKUS
\
1 HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEJAHTERAAN v
« YANG BERBEDA DENGAN PRESTASI BELAJAR
i
\ SISWA.
_JAWABAN__PERMASALAHAN
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Gambar8
: PROSEDUR PENGOLAHAN DATA.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV
maka dapat dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
,
pada
Bab V ini.
A.
Kopimpulan.
Hasil penelitian yang telah dibahas dapat disim pulkan sebagai berikut :
1. Kcse.iahtoraan Materiil,.
Pelayanan kesejahteraan yang diberikan yayasan
YP I atau YP II pada kenyataannya menunjukkan perbeda
an yang dapat didoskripsikan, apakah itu aspek- aspek
dari macam kesejahteraan ataupun besarnya kesejahtera
an yang diberikan.
Secara terural dapat dlbaca dalam
tabel di.bawah ini.
Tobol.14
PKRUANDINCAN
PKLATANAN KESKJAilTERAAN SHA I DAN :MK II
»««««««>«»».:.....«.«»„.,-„„,„„.„„„,„,„ „ „ „ „ „ „ „ . . , „ „ „ „ „ .
(InCia
nu,cna
Honor
Koaftjahtor-nnn 5HA I
sKot«rnnftan t
|ICtf6. Jahteraan liHA 11 Ketorandan
lie
1.
2.
Tn.bahan Mjl b.gl «wu
DTK d>n T.lap Yayao.n.
Col. I
Gol.II
Rp.Jfl.'iOO,Hp.J.000,-
5.
6.
_
_
„
_
„
-
.
Uang Honor
Hp.5.500/pt7rJ«0.000,-
m
_
-
-
Uang buka
b. lntrl
Anak
_
_
r.nalunnn bagi Curu dan Kar- Dls.aunlki.n d«-
/(iwan T.tap tayaun.
9.
_
.
a. Warr-a SKA I yang.wtntnccal
d. Ayah Ibu dan Martua
0.
_
Santunan Kliltanan dan
Mol.-iliJ.rkan
7.
m
,
-
ni;an Pdrnturnn
Pensiun rag.Neg.
-
Santunan pensiunan bagi y.ng 5 atau 10 kali
berhentl atau Mnlnggal
b.aar honor to-
_
rnkliir.
10.
Biaya t'eaakaaan
11.
KVpra.l
Kp.100,000,Hodnl portnaa
5-Jul.i ruplnli
Hodnl .Sekarang
lt?9 Juta rupinh
-
_
-
.
_
_
TCopraal
Sl.uanau.auJib
)3V.JUta rUhliih .
KounUnr.an ll'W9)
. 5 dual*, ruplali.
U.
K.a.hatan
n.Dokter ii X par
.
Xeoehatah
•inrigu
b.Penggantian Bi
aya Perawatan.
Hnru d.il/ia perobatan darurat.
c.Kontrol Jantung
13.
Rekreasi
IMadnkmi 3
tahun Kokreoel
1 k>. 11
lit.
rerunahan
Vj.
Naik ll.iJi
Dindaknti
1
Uihun
I kali.
Sudah dlpikirkan
reriunahan guru.
3 Oralis yang NoIk llajl
-
„
-
-
^
-
•
102
a
103
Besarnya kesejahteraan yang diberikan oleh yayas-
san YP. I mempunyai dampak yang positif terhadap sema ngat kerja guru-guru. Hal ini terlihat dari keteraturan
di sekolah dalam pelaksanaan tugas oleh guru-guru.
Gairah kerja yang dapat dilihat dapat menciptakan si tuasi Belajar Mengajar yang baik pula. Guru-guru me
rasa terperhatikan dalam memenuhi kebutuhan materinya .
Dengan kemampuannya para guru bekerja dengan pengabdian
yang cukup memadai. Dorongan dari pelayanan kesejahte
raan yang diberikan sekolah kepada guru-guru ada arti nya.
Guru-guru SMA I mendapat kesejahteraan yang le bih dibanding dengan guru-guru di SMA II. Guru-guru SMA
I mendapat kelebihan dari tambahan gaji honor mengajar,
transport, santunan, pensiunan, santunan perkawinan, me
lahirkan dan khitanan, uang duka dan pemakaman.
Dilihat dari perbedaan pelayanan kesejahteraan -
di SMA I dan II, memungkinkan terjadinya semangat kerja
yang berbeda di dua sekolah itu, namun dalam kenyataannya tidak demikian.
Guru-guru di SMA II dapat melaksa
nakan tugas dengan ketentuan yang berlaku. Semangat ker
ja guru-guru SMA II tidak luntur karena imbalan yang di
terimanya.
Guru-guru di SMA II melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebagaimana guru
guru di SMA I. Keadaan ini tercerminkan dari
hasil
lOJf
prestasi
siswa
yang
tidak jauh berbeda seperti di
gambarkan pada tabel.12 perbedaan NEM SMA I dan
SMA II
pada halaman 89 yang menunjukkan prestasi di dua SMA itu.
Adapun perbedaan prestasi belajar siswa tahun 1987/1988,
yang ditunjukkan oleh angka adalah 0.23, tahun 1988/1989
adalah 0.25 dan tahun 1989/1990 adalah 0.20.
Jadi
bedaan prestasi belajar siswa SMA I dan SMA II
per
secara
keseluruhan adalah 0.22.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
dorongan
materi (Pelayanan kesejahteraan materi) yang berbeda be
lum tentu melahirkan prestasi yang berbeda pula.
Dedikasi guru terhadap pekerjaannya di SMA I dan
SMA II kedua-duanya cukup memadai.
Dengan kemampuan
yg
yang mereka miliki ternyata dapat menghasilkan prestasii
belajar yang hampir sama.
Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa faktor pe
layanan kesejahteraan materi yang diberikan sekolah ke -
pada guru tidak merupakan faktor utama untuk menghasil kan prestasi belajar murid yang diinginkan.
Kenyataan
ini ditunjukkan dengan keadaan nyata kesejahteraan
ma -
teri yang diberikan SMA I yang jauh berbeda dengan kese
jahteraan materi yang diberikan di SMA II.
Perbandingan yang menunjukkan perbedaan pelayanan
kesejahteraan materi di SMA I dan SMA II tidak memberi -
kan hasil yang berbeda terhadap hasil prestasi
siswa.
-belajar
Hal ini dimungkinkan adanya faktor-faktor
lain
105
yang menunjang terhadap keberhasilan pencapaian prestasi
belajar siswa.
Guru-guru pada SMA I mengemukakan bahwa
raeresa betah, merasa kerasan menjadi guru SMA I
mereka
karena
jaminan materi yang cukup memadai, sedangkan guru' SMA II
mengemukakan bahwa mereka betah bekerja di SMA II karena
iklim sekolah yang menciptakan situasi kehidupan keagama
an dimana guru yang merasa tidak cocok akan mundur .de ngan sendirinya.
Dapat disimpulkan bahwa pelayanan
kesejahteraan
materi yang berbeda di SMA I dan SMA II tidak menghasil
kan prestasi belajar siswa yang berbeda.
. Kesejahteraan Spritual.
Kesejahteraan spritual yang diberikan sekolah me
nengah atas YP I kepada guru-gurunya dengan harapan guru
guru itu mendapatkan kepuasan bahtin maka guru yang mem
punyai dedikasi dan prestasi kerja yang tinggi mendapat
cendera mata berupa piagam penghargaan dan pujian.
Guru
guru di SMA II tidak sama halnya dengan di SMA I,
guru
yang telah menunjukkan kecakapannya diberikan kepadanya
kedudukan seperti sebagai Wakasek, wali kelas, guru
pi
ket, dan lain sebagainya di samping memberikan pujian .
Guru-guru di SMA I mendapat perlakuan yang ter
-
hormat, guru merupakan faktor yang utama dalam pendidik-
kan.
Guru diperlakukan secara manusiawi.
halnya guru-guru SMA II diperlakukan secara
Demikian pula
manusiawi
106
dengan keadilan dan keterbukaan.
Guru-guru diusahakann
untuk memiliki jiwa religius dan bertanggung jawab atas
pekerjaannya berdasarkan agama Islam.
Dedikasi guru-guru SMA I dalam pelaksanaan kerja
nya cukup tinggi, peraturan-peraturan yang ditetapkan
sekolah dijalankannya dengan baik. Disiplin kerja da
pat ditegakkan dengan baik. Guru-guru di SMA II dengan
kondisi keagamaan di sekolahnya bertugas dengan tingkat
kewajaran. Guru datang ke sekolah tepat pada waktunya.
Kehadiran guru dalam upacara, rapat-rapat mendekati 90
persen dan partisipasinya dalam kegiatan ekstrakuriku ler cukup aktif.
Dedikasi kerja guru-guru di SMA I dan SMA II me
nunjukkan persamaan. Menurut pendapat guru-guru SMA II
mereka bekerja karena dengan rasa ikhlas yang dilandasi
ajaran agama, sehingga dengan pelayanan kesejahteraan yang ada dan diterima tidak menjadi hambatan untuk
me
nunaikan tugas.
Jaminan keamanan guru-guru di SMA II didasarkann
atas jaminan pensiunan dari pemerintah bagi guru - guru
DPK dan bagi guru-guru tetap yayasan didasarkan atas ke
ikhlasan karena Allah.
Guru-guru SMA I merasa aman ka
rena adanya pensiun, penghargaan materi atas masa kerja
dan prestasi, jaminan kesehatan, penyediaan perumahan ,
santunan-santunan dan pemenuhan kebutuhan lainnya.
Guru-guru SMA II merasakan bahwa kehidupan
ber-
107
agama di sekolah membuat kepuasan tersendiri dan guru
-
guru SMA I merasa puas dengan karena prasarana dan sara-
na yang memadai di samping jaminan kesejahteraan
yang
cukup bervariasi.
Kepercayaan Kepala Sekolah SMA I masih meragukann
dan kepercayaan Kepala Sekolah SMA II secara bertahap .
B.
Rekomendasi.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan
ke
simpulan penelitian, maka dirumuskan beberapa rekomen
-
dasi sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesejahteraan Materi.
Pelayanan Kesejahteraan Materi yang telah
di
lakukan SMA I pada yayasan YP I sudah cukup bervaria
si dan menunjukkan kelebihan dari SMA II bahkan telah
melampaui kesejahteraan pegawai negeri.
Pelayanan ke
sejahteraan yang diusahakan SMA I mulai dari tambahan
gaji menurut golongan untuk DPK dan guru tetap yaya; san yang mendapat gaji yang sesuai dengan aturan gaji
pemerintah.
Honor guru honorer yang lebih besar per-
jamnya dari SMA II, insentif yang berdasarkan penga -
laman dan prestasi kerja, jaminan kesehatan, koperasi
santunan-santunan, uang duka dan pemakaman, pensiunan
dan Iain-lain.
Semuanya itu adalah usaha yayasan YP-
I untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SMA
I sehingga menghasilkan prestasi pada tarap yang
madai.
Naraun kenyataannya tidak dengan demikian.
me
108
Prestasi belajar siswa SMA I tidak jauh berbeda dari
prestasi belajar siswa SMA II dimana pelayanan kese
jahteraan materi SMA II jauh berbeda dengan pelayannan kesejahteraan yang diberikan di SMA I. DI SMA II
tidak memberikan tambahan gaji bagi guru DPK
guru tetap yayasan.
atauu
Honor per-jam bagi guru honorer
lebih kecil dari honor yang ada di SMA I.
Pelayanan
pelayanan kesejahteraan yang lainnya di SMA II belum
begitu baik misalnya koperasi modalnya sangat terbatas sehingga baru bergerak dalam simpan pinjam, ja minan kesehatan terbatas pada pengobatan darurat .
Perbedaan ini diperkirakan akan melahirkan perbedaan
yang nyata dalam prestasi belajar siswanya. Pada kenyataannya prestasi belajar siswa SMA II dan
SMA I
tidak jauh berbeda.
Membaca keadaan yang ada mengenai
pe.layanan
kesejahteraan yang berbeda di SMA I dan SMA II dalam
hubungannya dengan prestasi belajar siswa, maka fak
tor kesejahteraan tidak merupakan faktor dominan un
tuk membuat mutu pendidikan menjadi lebih baik.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ditunjukkann
prestasi belajar siswa tidak hanya dapat dengan mem
perhatikan kesejahteraan saja, akan tetapi aspek-as
pek lainnya harus diperhatikan pula.
Hal ini berto-
lak dari kenyataan yang ada. Di SMA I yang kesejah
teraannya cukup baik.sarana dan prasarana pendidik-
109
kan cukup memadai belum dapat raelampaui prestasi be
lajar sekolah yang ada di bawahnya.
Untuk itu perlu
diperhatikan dinamisasi guru-gurunya dan memperhati
kan kemampuan guru karena seperti apa yang dikemuka
kan Oteng Sutisna, (1989 : 15) bahwa :
Para perancang pembaharuan dapat membangun gedung baru, membuat perubahan dalam kurikulum, me-
netapkan metode mengajar dan buku pelajaran baru.
Semua itu akhirnya tergantung pada guru yang di ben kewajiban untuk menerapkannya.
Fasilitas fi
sik yang serba lengkap, alat pelengkapan yang pa
ling modern, dana yang mencukupi sudah tentu
me-
mudahkan pekerjaan. Tetapi pada akhirnya mutu
pendidikan tergantung pada mutu personil pengajar
the man behind the gun.
Tak diragukan, guru yang
baik dapat memperbanyak beberapa kali kemungkinan
berhasilnya pendidikan yang paling baik. Sebaliknya, guru yang buruk bisa membahayakannya secara
tak dapat diperbaiki.
Selain dari itu dapat mempelajari keadaan
di
SMA II dimana tingkat pelayanan kesejahteraan tidak -
seperti di SMA I, dapat menghasilkan prestasi belajar
yang tidak jauh berbeda.
Faktor-faktor yang ada
di
SMA II harus dipelajari dari penelitian ini sehingga
dapat diungkapkan suatu hal yang membuat SMA II men -
capai prestasi belajar yang sama dengan SMA I padahal
kesejahteraan yang diberikan jauh berbeda. Dari hasil
observasi dan wawancara, ternyata guru - guru SMA II
mempunyai rasa keikhlasan dalam bekerja yang didasar-
kan atas dasar rasa tanggung jawab terhadap agama.
Keunikan perbedaan inilah yang bisa menghasilkan pres
tasi yang sama.
Dari hasil penelitian ini, apa yang
dapat dipelajari merupakan faktor yang dapat memper -
110
baiki, dengan memamfaatkan kelebihan memperbaiki ke kurangan.
SMA I telah memiliki pelayanan kesejanteraann-
yang lebih daripada SMA II bahkan pemikiran-pemikiran
untuk lebih mensejahterakan guru -- guru., dan" karyawan
masih dikembangkan, namun dinamisasi kerja guru untuk
bekerja secara maksimal masih perlu diperhatikan.
Demikian pula masalah kemampuan guru untuk menghasil
kan prestasi belajar yang memadai untuk menunjukkann
mutu pendidikan harus diperhatikan. Dari pengamatann
dan observasi berkenaan dengan pembinaan kemampuan ,
belum menunjukkan kemajuan atau garapan yang mendapat
penannganan yang serius.
Untuk itu kiranya perlu
di
buat suatu sistem pembinaan kemampuan kerja guru-guru
yang sesuai dengan kondisi di SMA I.
Prestasi belajar di SMA II telah dicapai hen -
daknya menjadi titik tolak untuk dipikirkan menjadi
lebih baik dengan memikirkan semua asfek penunjang
Keikhlasan guru-guru untuk bekerja merupakan
.modal
yang telah dimiliki.
Pelayanan Kesejahteraan Spritual Guru-guru.
Pelayanan kesejahteraan spritual guru dan kar
yawan lainnya di instansi manapun merupakan faktor yg
yang ikut menentukan dalam mencapai hasil kerja yang
maksimal.
Ketenangan para pekerja akan . melahirkan
karya atau hasil kerja yang lebih baik dengan situasi
dimana kerja dalam keadaan tidak tenang dan gelisah -
Ill
yang diakibatkan oleh asfek-asfek, misalnya jaminann
keamanan kerja yang tidak menentramkan akibat tindak
an Kepala Sekolah yang kurang menghargai karyawan, •,
ketidak cukupan penghasilan, pemberhentian yang ti dak manusiawi dan lain sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahte
raan spritual bagi guru-guru di SMA I dan SMA II Wa-
laupun menunjukkan corak yang berbeda telah melahir
kan kepuasan tertentu bagi guru-guru di SMA I dan
SMA II. Kesejahteraan spiritual guru-guru di SMA I
dengan adanya penghargaan dari Kepala Sekolah dan ya
yasan dan perlakuan yang manusiawi ditambah jaminan jaminan lainnya membuat guru-guru menjadi tentram dan
tenang. Keadaan ini membuat guru-guru dapat melaksa
nakan pekerjaannya berdasarkan aturan-aturan yang ber
laku. Keadaan ini tidak dapat dikatakan memuaskan ba
gi SMA I karena hasil pekerjaan guru guru yang dicerminkan dengan prestasi belajar siswa belum dapat di
katakan memuaskan. Nilai prestasi belajar siswa SMAI adalah if.78 dari standar yang berlaku yaitu 10. Ke
adaan yang memungkinkan guru-guru SMA I untuk bekerja
dengan baik dan menurut aturan yang berlaku di SMA I
ini, untuk membuat hasil belajar atau prestasi bela -
jar yang lebih meningkat, yayasan atau kepala sekolah
harus mendorong untuk meningkatkan kemampuan. Guru guru SMA I hendaknya dirangsang untuk dapat meningkat
112
kan kemampuannya dengan memberikan kepuasan bathin ,
apakah itu dengan. pujian atau penghargaan berupa ma teri.
Untuk meningkatkan kemampuan guru-guru
SMA I
alangkah baiknya dibuat suatu rencana pembinaan pe ningkatan kemampuan yang lebih terarah. Tersedianya
dana di SMA I dengan adanya suatu pola pembinaan ke
mampuan guru di SMA I itu akan merupakan
kebanggaan
tersendiri baik bagi guru-guru atau bagi yayasan.
Ke
banggaan ini akan menimbulkan semangat kerja guru yg
yang lebih baik dan usaha peningkatan kemampuan guru
merupakan penunjang utama untuk menghasilkan prestasi
belajar yang meningkat. YP I harus menciptakan atau
membuat guru-guru menjadi kompeten untuk membuat
se
kolah ini menjadi sekolah yang mempunyai andil ber gengsi dalam mendidik putra-putri Indonesia dalam ke
las yang tinggi.
Guru-guru di SMA II yang mempuyai kesadaran se
bagai hamba-hamba Allah dalam menunaikan kewajibannya
merupakan modal besar untuk membuat hasil pendidikann
yang berhasil.
Kesejahteraan spiritual yang dimiliki
guru-guru SMA II memiliki nilai tersendiri.
Untuk le
bih menunjang keberhasilan dan ketentraman guru- guru
di SMA II sehubungan dengan iklim yang telah tercipta
harus lebih ditunjang dengan pembinaan keagamaan yang
lebih jelas dan tegas. Sikap guru-guru yang bercorak
an agama mempunyai jalan sendiri yang tegas pula.
113
Tidak kurang pentingnya untuk meningkatkan kualitass
mengajar SMA II, yayasan YP II menyelenggarakan pem
binaan kemampuan mengajar guru. Di samping . harus
membuat keamanan kerja guru-guru lebih ditingkatkann
dan dengan sendirinya perhatian yayasan terhadap ke
butuhan materi perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
semangat kerja yang lebih baik dan mencapai prestasi
belajar siswa yang lebih baik pula.
DAFTAR BACAAN
Achmad Ichsan.. (1981). Tata Administrasi Kekarvawanan. Jakarta:
jabatan
^
Achmad Sanusi. (1989). Kapita Selekta Pembahasan Masalah Sosial
dan Pendidikan. Bandung: FPS IKIP Bandung.
:
. (1990). Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan. Ban
dung: FPS IKIP Bandung.
-
Amstrong Michael dan Furlis Helen. (1983). Sistem Penggajian Pe' Qoman Praktis bagi Organisasi Kecil dan Menengah. Bandung;
PT Pustaka Binaman Pressindo.
Alex S.Nitisemito. (1982). Menumbuhkan Semangat Ker.ia dan Kegairahan Ker.ja Karvawan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
A.S. Moenir. (1987). Pendekatan Manusia dan Organisasi terhadap
Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.
Bangbang Kusriyanto. Meningkatkan Produtivitas Karvawan. Jakarta:
PT Pustaka Binamaa Pressindo.
Beeby,C.E. (1981). Pendidikan di Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Castetter B. William. (1981). The Personel Function in Eiucation
Administration. New York: MacMillan Publishing-Co. IncT
Conny R. Semiawan. (1988). Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP dan
SMA. Bandung: Yayasan Perguruan Indonesia (BPI).
Dard.ji Darmodihardjo. (1982). Petunjuk Pelaksanaan tentang Seko
lah sebagai Pusat Kebudavaan. Jakarta: Dep. p dan K .
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Pedoman dan Penve
lenggaraan EBTANAS bagi SLTA dalam Lingkungan Pembinaan
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
dan Kebudavaan Tahun Pelajaran 1989/1990. Jakarta: DgpriikhnH
Republik Indonesia.
Djam'an Satori. (1989). Pelayanan Terhadap fffektivitas Supervisi
bagi Guru-Guru Sekolah Dasar di Cian.jur Jawa Barat. Diser tasi Doktor FPS IKIP. IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
EdyPermadi. (19-90)'. BPI dan Penvelenggaraan Pendidikan. Bandung:
Yayasan Badan Peguruan Indonesia (BPI).
Engkoswara. (1989). Kompetensi Keluaran Jurusan Administrasi Pen
didikan dan Implikasinva Kepada Lapangan. Bandung: Malino.
Farland Mc . D.E. (1959). Management Principles and Practices.
New York: Mc. Millad Co.
114
115
Getzels. et al. (1978). Educational Administration as a Social
Process Theory Research Practice- New York: Harper a. Row
Publiser.
Gibson R. Oliver dan Hunt Herold C. (1965). The School Personnel
Administrator. Boston: Houghton Mifflin Company.
Gibson, et al. (1987). Organisasi. Perilaku. Struktur, Proses.
Jakarta: Airlangga;
Hart David K. dan Wiliiam G. Scott. (1975). The Organizational
Imperative. New York: The Macmilland Co".
Herbert -G. Hick dan Gullet C. Ray. (1975). Organization : Theory
and Behavior. London: McGraw.«Hill.
Inspektur Jendral Depdikbud. (1985). Pengawasan Melekat dalam
Administrasi Pendidikan. Bandung: Temu Pendapat Para Sar-
jana Administrasi Pendidikan Indonesia.
lyeng Wiraputra. (1982). Aneka Masalah Pendidikan dan KenemimPinan. Bandung: Jurusan Adiministrasi Pendidikan FKIP IKIP
Bandung.
Lawler E. Edward. (1983). Sistem Imbalan dan Pengembangan Orga.nisasi. Jakarta: PT Binaman Pressindo.
Moekijat. (1987). Pengembangan Manajemen dan Motivasi. Bandung:
Pionir Jaya.
.
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(STUDI PERBANDINGAN ANTARA DUA SMA DI KODYA BANDUNG)
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan
dan llmu Pendidikan Bandung Untuk Memenuhi
Sebagian dari Syarat Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
OLEE :
RU'YATUL HILAL
NIM : 753/A/XIX-ll
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN. DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1991
Disetujui dan Disahkan oleh Pembiwbing
Prof. Dr. Achmad Sanusi,fS7H. , M.P.A
Pembimbing. I
Prof. Dr. utepg^Sutisna, M.Sc.Ed.
Pembimbing
II
DAFTAR ISI
Halaman
±
JUDUL
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
ii
11±
KATA PENGANTAR
PENGHARGAAN DM UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
BAB
BAB
xi
I : PENDAHULUAN
II
BAB III
•.
1
B. Rumusan Masalah
^
C. Paradigma Penelitian
D. Definisi Oprasional
E. Manfaat Penelitian
$
7
8
F. Tujuan Penelitian
9
: LANDASAN TEORITIS
10
A. Pelayanan Kesejahteraan
10
B. Prestasi Belajar Siswa
C. Penelitian Sebelumnya
29
39
: PROSEDUR PENELITIAN
C. Prosedur Penelitian
D. Pengumpulan Data Penelitian
E. Penelohana Data Penelitian
IV
x
A. Latar Belakang Masalah
A. Masalah dan Pendekatannya
B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
BAB
V
: HASIL PENELITIAN
A. Pelayanan Kesejahteraan di SMA I
1. Kese jahteraan Materiil
vixx
i+i
41
^2
^7
^9
50
53
53
52+
Halaman
2. Kesejahteraan Spritual
3. Prestasi Be la jar Siswa SMA I
70
73
B". Pelayanan Kese jahteraan di SMA II ....
1. Kesejahteraan Materiil
2. Kesejahteraan Spritual
3. Prestasi Belajar Siswa SMA II
....
76
76
79
81
C. Perbandingan Pelayanan Kesejahteraan
dan Prestasi.Belajar Siswa SMA I dan
Qk
SMA II
1. Perbandingan Dalam Pelayanan Kese jahteraan. Materiil
8*f
2. Perbandingan Dalam Pelayanan Kese jahteraan Spritual
87
3. Perbandingan Dalam Prestasi Belajar
Siswa SMA I dan SMA II
D. Rangkuman dan Pembahasan Hasil Peneli
88
tian
9^
1. Perbandingan Pandangan antara YP I
dan YP II
91
2. Pelayanan Kesejahteraan Materiil
bagi Guru SMA I dan SMA II dalam
13AB
V
Hubungannya Dengan Prestasi Belajar
siswa
9^
3. Pelayanan Kesejahteraan Spritual Gu
ru-guru di SMA I dan SMA II
99
:: KESIMPULAN DM REKOMENDASI
102
A. Kesimpulan
102
B. Rekomendasi
107
DAFTAR BACAAN
11/f
RIWAYAT HIDUP
117
xx
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1987/1988 Program
A.l A.2 dan A.3
7k
SMA I
2. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1988/1989 Program
A.l A.2 dan A.3
7k
SMA I
3. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1989/1990 Program
A.l A.2 dan A.3
SMA I
75
k. Rata-rata NEM Ebtanas Tahun 1987/1988 1988/1989
dan 1989/1990
SMA I
75
5. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1987/1988 Program
• A.l A.2 dan A.3
Q2
SMA II
6. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1988/1989 Program
A.l A.2 dan A.3
SMA II
82
7. Nilai NEM Bidang Studi Ebtanas 1989/1990 Program
A.l A.2 dan A.3
SMA II
83
8. Rata-rata N*JM Ebtanas tahun 1987/1988 1988/1989
dan 1989/1990
83
9. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1987/1988
88
10. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1988/1989
88
11. Perbedaan NEM SMA I dan SMA II tahun 1989/1990
89
12. Perbedaan Rata-rata NEM SMA I dan SMA II tahun
1987/1988 1988/1989 dan 1989/1990
.89
13. Perbandingan Pelayanan Kesejahteraan SMA I dan
SMA II dan Prestasi Belajarnya
90
1/f. Perbandingan Pelayanan Kese jahteraan Materiil
SMA I dan SMA II
102
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
„ n
Halaman
l.rParadigma Penelitian
g
2. Produktivitas dan Kepuasan akibat Reward ,
13
3. Kebutuhan Pokok Manusia MenurAt A.H.Maslow
18
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi S±kap Pekerja...
20
5• Proses Imbalan
pi±
6. Pengharapan yang sederhana
27
7. Prosedur Penelitian
8. Prosedur Pengolahan Data
lq
52
xx
BAB I
PENDAHULUM
A» Latar Belakang Masalah.
Kalau kita memperhatikan GBHN mengenai
pendi -
dikan akan tertera secara tersurat bahwa titik
berat
pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mu -
tu setiap jenjang dan jenie pendidikan. Mengingat
hal
itu maka lulusan yang diharapkan baik dari lembaga pen
didikan formal atau nonformal adalah lulusan - lulusan
yang cakap, trampil dan penuh dedikasi sehingga
mampu
mengejar segala ketinggalan, khususnya ketinggalan
da
lam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
bermanfaat bagi percepatan proses pembangunan nasional.
Untuk mengnasilkan lulusan yang bermutu
sulit, kompleks dan tidak sederhana karena
memang
menyangkut
beberapa aspek terutama berkenaan dengan masukan
pro
ses dan keluaran.
Munculnya issue tentang menurunnya mutu
pendi -
dikan sering dipandang sebagai akibat kurangnya pencu rahan segenap perhatian dan kemampuan tenaga inti
pen
didikan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
se
bagai guru, dan hal ini biasanya dikaitkan
dengan
ku
rangnya penghargaan terhadap guru
penghargaan
baik
yang bersifat fisik ataupun penghargaan
yang bersifat
nonfisik sehingga tuntutan kewajiban sebagai guru ti
dak seimbang dengan imbalan atau penghasilan yang
bisa
memenuhi kebutuhan - kebuthhannya baik kebutuhan fisik
. atau kebutuhan nonfisik yang dengan sendirinya sebagian perhatian dan waktunya digunakan untuk mencari penghasilan tambahan, J''Mochtar Buchori mengemukakan dalam
majalah Amanah, Jum'at 28 Juli 1989 sebagam berikut :
Untuk bertindak sebagai guru yang baik dibutuhkanjpenghasilan yang memadai. Hanya guru
dengan
penghasilan yang memadai bisa mencurahkan segala
perhatiannya kepada tugasnya : mengajar dan
men -
didik muiid-muridnya dengan mengerahkan segenap ke-
mampuan yang ada padanya. Guru dengan pengahasiLan
yang tidak mencukupi tidak akan dapat mencurahkan
segenap perhatian dan kemampuannya'terhadap tugas
pokoknya. la akan terpakaa mempergunakan sebagian
dari kemampuannya dan waktunya untuk mendapatkan
penghasilan tambahan. JConsentrasinya akan terpe -
can, perhatiannya akan terbagi. Dan ini mau- tidak
mau akan tercermin dalam pelaksanaan tugasnya. Dia
akan mengajar dan mendidik di bawah kemampuannya.
...menaikkan mutu tanpa menaikkan gaji guru adalah
suatu llusi, suatu impian.
Demikian pula Bernhard Dahm, guru besar sosiologi
universitas Passau (Jerbar) mengemukakan dalam harian
Rompas, Kamis^ Maret 1990 sebagai berikut ;
Adalah tidak benar kualitas pendidikan itu di -
tingkatkan hanya dengan upaya memperbanyak jumlah
sekolah. Mxsalnya, mengapa di wilayah Sumatra Utara harus dxbangun k universitas yang otomatis membutuhkan biaya yang besar^ ? Seyogyanya di daerah
xtu dxkonsentrasikan sebuah universitas saja agar
dana yang dikeluarkan menyatu, sehingga dengan be-
gxtu gajx guru bisa ditingkatkan dari dana terse hut.
Dari rendahnya gaji guru saat ini, muncul ber bagax masalah yang memburuk mutu pendidikan. Harga
buku yang sangat mahal misalnya, akan sulit dijangkau dengan gaji rendah itu. Sehingga bagaimana para
guru bisa meningkatkan kemampuan jika mereka
tak
mampu membeli.
Dari kedua pendapat di atas tadi jelaslah bahwa
imbalan bagi guru baik berupa gaji atau berupa lainnya
yang merupakan salah satu faktor yang menimbulkan
ke-
3
sejahteraan bagi guru, perlu mendapat perhjatian dari se
mua pihak bila mutu pendidikan ingin ditingkatkan
se
hingga lulusan sekolah bisa dipertanggung jawabkan. De
ngan gaji yang memadai ditambah faktor-faktor lain yang
mensejahterakan guru dalam'kehidupannya, akan merangsang
guru untuk lebih bersemangat dan begairah dalam melaksa-
nakan tugas atau pekerjaannya yang akhirnya akan meningkatkan prestasi anak dalam belajar. Hal ini sesuai . de
ngan apa yang dikatakan oleh Alex S.Nitisemito (1982:10)
sebagai berikut :
Besarnya gaji yang dibayarkan mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap seoangat dan gairah kerja pa
ra karyawan. Makin besar gaji yang diberikan sema kin tercukupi kebutuhan mereka, dengan demikian akan
menemukan ketenangan dalam melakukan tugas-tugasnya.
Ketenangan dalam set-iap' malaksanakan_tugas akan ber-
pengaruh terhadap mutu pekerjaan mereka, pekerjaan
menjadi baik dan rapi/cepat. Bahkan mereka diharapkan menjadi kerasan di tempat kerjanya.
Dengan demikian keterkaitan antara kesejahteraan
yang diterima oleh guru yang merupakan usaha sekolah se
bagai imbalan atas jasa dan dedikasinya akan : berdampak
baik langsung atau.-tidak langsung terhadap prestasi1-1*-"
la jar siswa.
Organisasi menggunakan berbagai sistem kesejah:' -
teraan
untuk-menarik dan mempertahankan orang - orang
dan memberikan dorongan supaya mereka berperformans de
ngan memadai untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan mereka sendiri. Cara dan waktu mendistribusikan ke -
sejahteraan bagi para guru adalah masalah penting, se hingga
kepala sekolah sebagai manager harus membahasnya
k
secara berkelanjutan, karena kesejahteraan itu dianggap
penting oleh para guru.
Sasaran utama sistem kesejahteraan itu . sendiri
adalah :
1. M«rekrut^orang-orang^yang berkualitas;
2. Mempertahankan karyawan untuk tetap bekerja;
3. Memotasi karyawan untuk tetap mencapai prestasi yang
tinggi. (Gibson DKK, 1987 : 169).
Sehubungan dengan itu, berkenaan dengan prestasi
belajar siswa yang merupakan hasil usaha para guru da
lam melaksanakan tugas dan kewajibannya akan meningkatkah atau tidak, bila diberikan kepada guru-gurunya
ke
se jahteraan yang tertentu, atau kata lain apakah suatu
sekolah dapat melahirkan prestasi-prestasi be lajar sis
wa yang lebih baik dibanding dengan sekolah lain
yang
memberikan kesejahteraan yang nilainya berbeda.
Akhirnya penelitian ini terpokuskan pada
perbandingan tentang kaitan pelayanan .
studi
.kesejahteraan
yang berbeda dengan prestasi belajar siswa di dua seko
lah SMA yaitu SMA I dan SMA II yang berada di kodya Ban
dung.
B. Rumusan Masa lah .
Dari uraian di atas, yang berkenaan dengan
ju-
dul penelitian "Hubungan antara pelayanan guru yang di
sediakan sekolah dengan prestasi belajar siswa
(Studi-
perbandingan antara dua sekolah SMA div kodya Bandung!)'",,
5
maka dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut ;
1. Berapa banyak kese jahteraan'materiil; yang diberikan
SMA I
:kapada guru ?
2. Seberapa jauh kesejahteraan spritual yang didapatkan
guru .SMA I
?
3. Berapa banyak prestasi belajar siswa SMA I
rupa
yang be
:
a. Rata-rata Nilai, Ebtanas Murni (NEM). pada
program
studi A.I (Ilmu-ilmu Fisika),
b. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada
program
studi A.2 (Ilmu-ilmu Biologi),
c. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada
program
studi A.3 (Ilmu-ilmu Sosial).
*f. Berapa banyak kese jahteraan materiil
yang diberikan
SMA II kepada guru ?
5. Seberapa jauh kese jahteraan spritual yang didapatkan
guru SMA II ?
6. Berapa banyak prestasi belajar siswa SMA II yang^ be
rupa
:
a. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada
program
studi A.l-(Ilmu-ilmu Fisika),
b. Rata-rata Nilai Ebtanas
Murni (NEM) pada program
studi A.2 (Ilmu-ilmu Biologi),
c. Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada
program
studi A.3 (Ilmu-ilmu Sosial).
7. Bagaimana perbandingan kesejahteraan yang diusahakan
SMA I
dan SMA II ?
8. Bagaimana perbandingan prestasi belajar siswa SMA I
dan SMA II ?
c« Paradigma Penelitian,'
Paradigma diperlukan dalam penelitian agar pene
litian itu sendiri mempunyai kejelasan yang di dalamnya
terkandung konsep-konsep dasar yang membentuk keutuhan
pola berpikir yang dapat mengarahkan penelitian itu sen
diri.
Adapun paradigma yang dikembangkan dalam pene litian ini adalah :
Kesejahteraan fisik
dan nonfisik
yang
disediakan SMA I
H
Prestas
belajar
Perbandingan Kaitan
Kesejahteraan-denganPrestasi Belajar sis
Kesejahteraan fisik
dan nonfisik
yang
wa SMA I dan SMA II
Prestasi
belajar
disediakan SMA II
Gambar 1 ; Paradigma Penelitian.
Pen.ielasan
:
1. Kesejahteraan fisik dan nonfisik merupakan suatu keharusan bagi organisasi atas jerih payah yang dila kukan guru-guru. Wujud kesejahteraan fisik
adalah
merupakan wujud kesejahteraan dalam bentuk benda(ba-
rang atau uang) yang termasuk di dalamnya
barang-
barang yang bersifat konsumtif dan barang-barang ke-
perluan sehari-hari, seperti sandang, pangan, rnmah;
kendaraan dan lain sebagainya. Sedangkan kesejahteraan
7
nonfisik mencakup semua hal yang berhubungan dengan
kepuasan rohani, mulai dari penghargaan yang rendah
dan kecil sampai yang paling tinggi dengan . aegala
atributnya. Kesejahteraan ini akan dilihat .. d± .dua
sekolah yaitu SMA I dan SMA II yang berada di kodya
Bandung•
2. Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan pendidi
kan dan pengajaran yang dilakukan sekolah yang dapat
dicerminkan dalam bentuk rata-rata nilai ebtanas mur
ni (NEM).
3. Dari kesejahteraan fisik dan nonfisik yang disediakan
SMA I dan SMA II dapat dipelajari bagaimana
dampak
kesejahteraan itu terhadap prestasi belajar siswa dan
bagaimana perbandingannya dari kedua sekolah tersebut.
D» Definis'i Operasional.
Pembahasan dalam penelitian ini berkisar pada batasan-batasan variabel sebagai berikut ;
1. Pelayanan kesejahteraan adalah usaha-usaha yang di
lakukan sekolah untuk mensejahterakan guru
sebagai
imbalan atas jasa dan kerjanya..Wujud usaha tersebut
dapat berupa pelayanan kesejahteraan materil
afcau
spritual. .Kesejahteraan materiil dapat berupa gaji ,
insentif, koprasi, perumahan dsb. Sedangkan kesejah
teraan spritual mencakup semua hal yang berhubungan
dengan kepuasan rohani, mulai dari penghargaan
yang
paling kecil sampai yang paling tinggi,bisa berben tuk pujian, piagam penghargaan, cindera mata dsb.
8
2. Prestasi belajar siswa yang dimaksud di sini adalah
hasil kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah
yang berupa rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) dari
masing-masing jen9ang program studi di SMA selama ti-
ga periode yaitu tahun 1987/1988,;988/1989 dan 1989/
1990.
E« Manfaat Penelitiap.
Studi tentang pelayanan kesejahteraan yang diusa-
kan suatu lembaga/organisasi dalam kaitannya dengan produksi telah banyak dilakukan para akhli, namun studi te
tentang pelayanan kesejahteraan yang diusahakan sekolah
dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa belum ba
nyak diteliti, karenanya konsep dasar yang ada dipergunakan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian.
Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat
studi penjajagan yang mencoba mendiskripsikan
pelayanan kesejahteraan yang diusahakan suatu
dan dampaknya terhadap prestasi belajar siswa
sebagai
masalah
sekolah
sekdlah
itu sendiri.
Di samping itu dari kegiatan penelitian ini juga
diharapkan dapat menghasilkan suatu imformasi yang memperkaya para pembuat keputusan/kebijaksanaan pendidikan
baik pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, para orang
tua dan masyarakat secara umum, dalam merumuskan
menetapkan suatu kebijaksaaaan yang menyangkut
masalah kesejahteraan dan prestasi belajar.
dan
suatu
9
F» Tu.iuan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perban
dingan mengenai ketprkaitan antara pelayanan .kesejahtertaan yang diusahakan sekolah dengan prestasi belajar
siswa di dua sekolah menengah atas yang berada di kodya
Bandung. Secara terperinci tujuan ini ingin mengetahui
sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran nyata pelayanan kesejahteraan yang
diusahakan oleh SMA I untuk para guru ?
2. Bagaimana gambaran nyata mengenai prestasi belajar
siswa flMA I ?
3. Bagaimana gambaran inyata pelayanan kesejahteraan yang
diusahakan oleh SMA II ?
k. Bagaimana gambaran nyata mengenai prestasi
belajar
siswa SMA II ?
5. Bagaimana perbandingan kesejahteraan guru-guru baik
materiil atau spritual di SMA I dan SMA II ?
6. Bagaimana perbandingan prestasi belajar siswa SMA I
dan SMA II ?
bab':oi :•::.•.:
. PROSEDUR PENELITIAN
A. M&salaiL daa Pendekatannva.
Masalah yang diteliti dan dibahas adalah menge
nai "Hubungan Antara Pelayanan Kesejahteraan Yang Ber
beda Dengan Prestasi Belajar Siswa Yang Merupakan Stu
di Perbandingan".
Masalah ini akan dibahas dengan me-
ngungkapkan variabel pelayanan kesejahteraan di suatu
sekolah dengan sekolah lainnya yang dihubungkan dengan
variabel prestasi belajar siswa.
Pendekatan masalah yang diteliti dilakukan
se
cara empirik melalui studi kasus dengan pengamatan se
cara seksama terhadap kenyataan pelayanan kesejahtera
an yang dilakukan sekolah terhadap guru-guru dan meng-
analisis prestasi belajar siswa yang ada pada sekolah
menengah atas sebagai sekolah yang menjadi sampel.
Gambaran mengenai pelayanan kesejahteraan
yang
diusahakan sekolah dilihat dengan mendiskripsikan ke nyataan dari hasil pengumpulan data yang memang meng gambarkan keadaan yang sebenarnya dan juga respon-respon guru-guru terhadap pelayanan kesejahteraan .
ada.
yang
Prestasi belajar siswa dipelajari dari kenyataan
kenyataan nilai yang ada di sekolah dengan menggunakan
nilai standar secara nasional.
Prestasi belajar siswa
ini akan dicerminkan melalui nilai EBTANAS Murni.
Kedua variabel penelitian ini menyangkut kegiat
an atau perilaku manusia yang terlibat dalam pengaturan kesejahteraan bagi guru, usaha-usaha guru membantu
kl
42
siswa dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal
Kemudian peristiwa-peristiwa itu akan diinterpretasi kan maknanya. Baru setelah itu dianalisis secara des -
kriptif, maka penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Agar variabel-variabel penelitian yang berupa
pelayanan kesejahteraan dan prestasi belajar
sebagai
obyek penelitian terbatasi dalam perilaku nyata,
maka
diajukan beberapa pokok masalah penelitian dalam ben -
tuk pertanyaan penelitian, seperti pada halaman k dan5
pada bab pertama.
B. Metpcfc Penelitian dan Teknik Pengumnulan Data.
1. Metode Penelitian.
"Metode yang digunakan dalam jpenelitian ini ada
lah studi "kasus yang melibatkan personil sekolah di
lingkungan sekolah Menengah pada yayasan YP I.,
YP II
dan
melalui pendekatan deskriptif-kualitatif ,
peneliti . berusaha untuk memeriksa dan memahami ge
jala yang nampak secara nyata selama mengadakan pe
nelitian di sekolah Menengah Atas .YP~lj.danr II..
Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif
ini (qualitative research) dalam penelitian yang di
lakukan dengan alasan :
a. Peneliti sendiri terjun sebagai pengumpul
dari variabel variabel penelitian.
data
Peneliti mem
benamkan diri dengan pikiran yang terbuka dengan
kemungkinan kesan-kesan yang dapat direkam dengan
seksama serta dicek dengan sumber-sumber
43.
lain
yang terlihat yang disebut "triangulasi",hingga
memperoleh kepuasan, karena berkeyakinan
dapat
menginterprestasikan kesan-kesan yang diperoleh
dengan tepat.
b. Mengingat peneliti sendiri berusaha untuk men -
dapatkan data nyata langsung dari sumber maupun
lokasinya, sehingga peneliti sendiri merupakann
instrumen utama (human instrument).
c. Peneliti akan mencoba memahami makna atau "mea
ning" dari apa yang diteliti selama mengadakan
penelitian untuk melihat keterkai'tan
pelayanan
kesejahteraan yang diusahakan sekolah bagi para
guru dengan prestasi belajar siswa yang ada di
sekolah menengah atas pada Yayasan YP I dan II..
d. Kerangka kerja penelitian penulis
susun
dalam
bentuk pertanyaan penelitian (research question)
yang pada dasarnya di desain secara tidak langkap, sebab penyebaran kedalam bentuk wawancara
hanya digunakan sebagai rambu-rambu untuk mengeksplorasi data yang berkaitan erat dengan masa
lah yang diteliti.
e. Data yang diperoleh akan dianalisis secara in -
duktif berdasarkan masukan terhadap pertanyaan.
Oleh karenanya penelitian ini tidak dibuatkan
hipotesa penelitian.
Teori dikembangkan atas
dasar pemahaman secara sederhana dari
yang
kk
paling mendasar, yaitu yang berasal dari data itu
sendiri.
Pola berpikir semacam itu disebut •
:
"grounded teory".
f. Penelitian diakhiri dengan penjelasan atau uraian
hasil penelitian yang bersifat deskriptif
atas
dasar perolehan data maupun diseminasi dari penemuan-penemuan maupun teori penunjang, serta pene
litian masalah hubungan pelayanan kesejahteraan yang diberikan sekolah dan prestasi belajar siswa
ini lebih ditekankan kepada proses.
Alasan tersebut di atas sesuai dengan beberapa
karakteristik penelitian kualitatif yang disebutkann
oleh Bogdan dan Bikken (1982 : 27 - 29),
dan
juga
Lincoln dan Guna (1985 : 39 - if2).
TeJgiJJk Pengumpulan, Daia..
a. Wawancara.
Dengan teknik wawancara penelitian berusaha
untuk dapat menjalin hubungan secara wajar
tanpa
menonjolkan diri sebagai orang yang dianggap
me-
miliki kelebihan yang berlebihan, penuh keterbuka
an, akrab, agar responden tetap berpikir dan ber-
* perilaku dalam settingnya sendiri.
Hanya
dengan
cara demikian, peneliti dapat menangkap dan men -
catat sebanyak dan selengkap mungkin apa yang
di
anggap penting dalam pemikiran responden serta
berhasil menghimpun data yang relevan dengan masa,
lah yang diteliti.
45.
Pedoman wawancara yang dipakai sebagai alat pe ngumpul data terutama untuk menjaring data yang berke naan dengan pelayanan kesejahteraan yang diusahakan se
kolah, dan prestasi belajar siswa.
>. Observasi.
Pengamatan terhadap pelayanan kesejahteraan ter
hadap guru yang berlangsung dilakukan oleh peneliti se
bagai "partisipantobserver" untuk mengumpulkan data pe
layanan kesejahteraan yang diusahakan sekolah.
Hasil
pengamatan dituangkan ke dalam catatan-catatan yang a -
kan menjadi bahan diskusi, analisis, dan deskripsi.Yang
perlu diperhatikan peneliti selama observasi berlang.. sung adalah berusaha "to blend into the woodwork" yaitu
aktivitas yang dilakukan sekolah selama pelayanan kese
jahteraan berlangsung, tetapi terjadi tidak berbeda se
cara berarti dari aktivitas pada waktu tidak ada pene liti.
£&& Dokumentai^.
Data yang diperoleh melalui tehnik observasi dan
wawancara akan dilengkapi dan ditunjang dengan studi do-
kumenter untuk memperoleh akurasi dan kelengkapan data.
Dengan demikian diharapkan penelitian akan merupakan usaha memperpadukan antara apa yang dicatat dipahami di
hayati sebagai pedoman atau kriteria dengan apa yang di
amati secara aktual terjadi pada obyek yang dipelajari.
Tersedianya sebagian dokumen yang diperlukan se
perti daftar gaji, daftar pemberian insentif, kegiatan
46
rekreasi, pedoman tata kerja, laporan tahunan kemajuan
sekolah, buku-buku petunjuk teknis Yayasan,memungkinkan
mengkaji dan memanfaatkan data yang biasa menunjang,me-
lengkapi imformasi tentang hubungan pelayanan kesejah -
teraan yang diusahakan sekolah, dan prestasi . belajar
siswa di sekolah menengah atas Yayasan YP I dan II .
3. Fokjis. Penelitian.
a. Lokasi penelitian adalah Yayasan YP-I jalan
Burang-
rang dan Yayasan YP II Jalan Panatayuda. T#mpat
pe -
laksanaan penelitian difokuskan di kantor kepala se
kolah, kantor pimpinan Yayasan dan diruangan guru.
b. Sumber data terdiri dari ketua Yayasan YPII daa YP II
beserta para pembantunya, kepala sekolah yp'I'dan
II
dan personil lainnya, serta guru-guru SMA .I dan SMA
IX.
c. Populasi penelitian adalah.seluruh karakteristik yang
berhubungan dengan pelayanan kesejahteraan yang diu
sahakan oleh sekolah yang ada di SMA I
dan
II de
ngan prestasi belajar siswanya. Adapun karekteristik
dari populasi yang ingin diketahui dalam penelitian
adalah :
1. Kesejahteraan-kesejahteraan yang diusahakan
oleh
kedu sekolah baik yang dilakukan oleh SMA I.. . atau
SMA II
yang meliputi kesejahteraan fisik
.dan
nonfisik.
2. Prestasi-prestasi belajar siswa SMA I
atau SMA II
yang berbentuk NEM selama 3 periode yaitu periode
1987/1988, 1988/1989 dan 1989/1990.
3. Perbandingan perbedaan dari usaha pelayanan kese -
jahteraan kedua sekolah YP I dan YP 'II.Begitupula
perbandingan perbedaan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dari kedua sekolah tersebut di atas.
d. Dari lokasi, sunber dan karakteristik populasi peneli tian yang merupakan fokus penelitian akan dicoba untuk
menjangkau dan menggali sejauh dan sedalam mungkin per-
masalahannya dengan harapan dapat menyingkapkan sejum
lah aasalah yang berkenaan dengan variabel-variabel pe
nelitian.
CUEr-Qsedur Penelitian.
Di dalam melaksanakan penelitian itu ditempuh tahap
tahap kegiatan sebagai berikut :
1. Tahap pendahuluan, yakni mengadakan studi penjajagan de
ngan meUbatkan unsur manusia dan materi agar terungkap
masalah yang diteliti..Adapun maksud melibatkan manusia
dan materi adalah :
a. Pelibatan manusia dalam penjajagan dimaksudkan untuk
mengorek masalah yang dihadapi yaitu pelayanan kese
jahteraan yang diusahakan sekolah dengan . prestasi
belajar siswa yang terpolakan di yayasan YP I dan ya
yasan YP II.
b. Penjajagan terhadap sumber dan konsep-merupakan"usaha
pengkajian wawasan tentang hubungan antara pelayanan
kesejahteraan yang diusahakan sekolah dengan presta
si belajar siswa. Ini dimaksudkan untuk raemperoleh
kriteria dari variabel-variabel penelitian di atas.
2. Tahap palak6anaan penelitian merupakan kegiatan lanjutan dari ekeplorasl untuk menjaring data yang
re-
levan melalui alat pengumpulan data yang telah dise-
pakatl eebagal rujukan variabel-variabel penelitian.
3. Tahap analisis, interprestasi dan inferensl sampai
kepada usaha untuk memberikan 6aran-saran yang
ber-
pijak pada keleemahan atau keplncangan yang ditemu -
kan sebagai dasar untuk penlngkatan maupun perbalkan
dalam masalah masalah :
a. Kesejahteraan
b. Prestasi belajar siswa.
k. Tahap akhir adalah penulisan laporan penelitian.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih
Jela6
tentang prosedur penelitian, maka berikut ini divi suali6asi dalam bentuk gambar di bawah ini :
PENELITIAN
STUDI PENJAJAGAN
innANCARA STUDI
DOKUMEKTASI
i^.'GKAJI SUKBER BA CAAH
.Kotua Yayasan
•Kepala Sekolah
Teori & Konsep Kese
jahteraan dan..pr«8'.-'
taBirbela jar:s$^wa
.Guru - Guru
^AAA,.CAriA & OBSER
VASI
.Ketua Yayasan
.Kepala Sekolah
.Guru - Guru
PELAKSANAAN
PENELITIAN
ANA LISA
Data Informasi
(catatan & Li-
putan)
- Cakupan
INTERPRESTASI & INFERENSI
I
| S A R AF]
IT
LAPORAN-PENELITI
TESIS
Gambar g
: Proeedur Penelitian
48
49
D. PengUBPUlan Data Penelitian.
1. Kerangka pengumpulan d^n.
Sesuai dengan rancangan penelitian, maka jenis
data yang harus dijaring dalam penelitian ini melipu
ti variabel-variabel yang telah ditetapkan. Variabel
variabel itu kemudian dijabarkan kedalam pertanyaan
penelitian seperti pada halaman k dan 5. Aspek-aspek
yang ditanyakan itu merupkan ketangka untuk mengum pulkan data penelitian dari evidensi atau bukti-bukti
lapangan .
Selanjutnya kerangka pengumpulan data
ini
oleh partisipant observer semata-mata hanya diguna -
kan sebagai pedoman pencatatan data lapangan menge nai variabel-variabel penelitian.
Sedangkan
pada
skala yang dibuat atau ditetapkan hanya sekedar un -
tuk mempermudah usaha menetapkan prestasi > belajar
siswa.
2. WaJStu Pengumnnlgn, DaJ^.
Waktu pengumpulan data dilakukan selama ku -
rang lebih sepuluh bulan dimulai pada bulan Nopember
1989 sampai bulan Agustus 1990.
Pengumpulan
data
ini dilakukan setiap tiga kali seminggu dengan fre kuensi rata-rata 3 jam.
3. Pengumpulan Data..
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka se
tiap variabel penelitian pengumpulan data penelitian
kumpulkan sendiri (human instrument) dengan pertim banganagar hasil penelitian dapat dipertafcggungjawab
kan.
5'a
4. Prosedur, Pengunmul^n Daia.
Sebelum penelitian mengumpulkan data lapangan
diadakan persiapan seperlunya berupa :
a. Penjelasan secara terperinci tentang isi dan tuju
an yang tersirat di dalam alat pengumpulan data.
b. Cara menggunakan alat pengumpulan data.
c. Penggandaan alat pengumpulan data sesuai dengan -
jumlah pengumpul data, waktu pengamatan, dan jum
lah personil dan kelas yang dikunjungi.
d. Pemberitahuan sebelumnya kepada personil atau ke
las yang akan diwanwancarai atau diobservasi.
a. Pengolahan data penelitian dilakukan berdaearkan des
criptive - qualitative research.
b. Analisis pendekatan kualitatif, sehingga penelaahan
data dan imformasi tidak menggunakan perhitungan
statistik, melainkan dengan memberikan verbalisasi
makna terhadap data.
c Data yang telah terhimpun melalui studi dokumentasi,
wawancara, dan pengamatan yang mengandung kode
atau
petunjuk penting dan erat kaitannya dengan aspek, di
mensi atau pun karakteristik permasalahan disusun me
nurut jenis dan kelompok masing-masing yang terdiri
dari kelompok : (a) Pelayanan kesejahteraan yang di
usahakan sekolah, (b) Prestasi belajar siswa.
51
d. Sebelum menembus fokus penelitian, terlebih dahulu dia
dakan analisis cakupan berdasarkan pengamatan empiris
terhadap hubungan antara kesejahteraan yang diusahakann
sekolah dan prestasi belajar siswa yang mengacu _ pada
konsep atau teori kesejahteraan, dan prestasi
belajar
siswa yang diperlukan secara logis rasional dengan
se
tiap kemungkinan unsur lain yang muncul dalam cakupan
pengamatan (context of discovery), yang kemudian
akan
digunakan sebagai bahan analisis untuk menemukan
dan
menginterpretasikan keterhubungan secara logis terhadap
permasalahan inti.
e. Akhirnya diadakan deskriptif terhadap fokus penelitian
untuk menemukan "intisari faktum-faktum" (essencial
facts) serta koherensi, konsistensi, dan keterhubungann
"ko-re-latif" (un statistical correlation) antar faktum
secara logis.
f. Dari analisis dan interpretasi faktual terhadap setiap
aspek kemudian ditarik beberapa faktor esensial masingmasing karakteristik variabel penelitian dari perpaduan
data kuantitatif-kuantitatif.
g. Diskusi dan pembahasan yang mempadukan konsep
maupun
teori yang relevan.
h. Setelah melakukan perpadukan, kemudian menarik kesimpul
an sebagai hasil penelitian akhir berkenaan dengan hu bungan antara pelayanan kesejahteraan yang berbeda
ngan prestasi belajar siswa.
de
52
i. Apabila ternyata dari kesimpulan yang diperoleh,
terdapat kelemahan-kelemahan ataupun
masih
harapan-harapan
-
yang bersifat memebenahi atau memperbaiki hubungan pela.**
yanan kesejahteraan yang berbeda dan prestasi belajar
-
siswa, maka akan dicoba memberikan beberapa rekomendasii
yang prediktif dan memiliki fisibilitas yang terbuka kemungkinannya.
Untuk memperoleh wawasan yang lebih konkrit ten -
tang pengolahan data secara kualitatif, dapat dipelajari
pada gambar berikut :
ANALISIS
DATA HASIL WAWAN £
CARA: KETUA YAYAS
AN, KEPALA SEKOLAH
GURU,- GURU.
TEORI
DATA STUDI DO -
(Kuantitatif)
KUMENTASI
Guru - Guru.
1
/
DATA HASIL PE
NGAMATAN
ji
ANALISIS
PADUAN ANTAR
DATA
/
/
DESKRIPTIF - EVALUATIF
I
FOKUS
\
1 HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEJAHTERAAN v
« YANG BERBEDA DENGAN PRESTASI BELAJAR
i
\ SISWA.
_JAWABAN__PERMASALAHAN
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Gambar8
: PROSEDUR PENGOLAHAN DATA.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV
maka dapat dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
,
pada
Bab V ini.
A.
Kopimpulan.
Hasil penelitian yang telah dibahas dapat disim pulkan sebagai berikut :
1. Kcse.iahtoraan Materiil,.
Pelayanan kesejahteraan yang diberikan yayasan
YP I atau YP II pada kenyataannya menunjukkan perbeda
an yang dapat didoskripsikan, apakah itu aspek- aspek
dari macam kesejahteraan ataupun besarnya kesejahtera
an yang diberikan.
Secara terural dapat dlbaca dalam
tabel di.bawah ini.
Tobol.14
PKRUANDINCAN
PKLATANAN KESKJAilTERAAN SHA I DAN :MK II
»««««««>«»».:.....«.«»„.,-„„,„„.„„„,„,„ „ „ „ „ „ „ „ . . , „ „ „ „ „ .
(InCia
nu,cna
Honor
Koaftjahtor-nnn 5HA I
sKot«rnnftan t
|ICtf6. Jahteraan liHA 11 Ketorandan
lie
1.
2.
Tn.bahan Mjl b.gl «wu
DTK d>n T.lap Yayao.n.
Col. I
Gol.II
Rp.Jfl.'iOO,Hp.J.000,-
5.
6.
_
_
„
_
„
-
.
Uang Honor
Hp.5.500/pt7rJ«0.000,-
m
_
-
-
Uang buka
b. lntrl
Anak
_
_
r.nalunnn bagi Curu dan Kar- Dls.aunlki.n d«-
/(iwan T.tap tayaun.
9.
_
.
a. Warr-a SKA I yang.wtntnccal
d. Ayah Ibu dan Martua
0.
_
Santunan Kliltanan dan
Mol.-iliJ.rkan
7.
m
,
-
ni;an Pdrnturnn
Pensiun rag.Neg.
-
Santunan pensiunan bagi y.ng 5 atau 10 kali
berhentl atau Mnlnggal
b.aar honor to-
_
rnkliir.
10.
Biaya t'eaakaaan
11.
KVpra.l
Kp.100,000,Hodnl portnaa
5-Jul.i ruplnli
Hodnl .Sekarang
lt?9 Juta rupinh
-
_
-
.
_
_
TCopraal
Sl.uanau.auJib
)3V.JUta rUhliih .
KounUnr.an ll'W9)
. 5 dual*, ruplali.
U.
K.a.hatan
n.Dokter ii X par
.
Xeoehatah
•inrigu
b.Penggantian Bi
aya Perawatan.
Hnru d.il/ia perobatan darurat.
c.Kontrol Jantung
13.
Rekreasi
IMadnkmi 3
tahun Kokreoel
1 k>. 11
lit.
rerunahan
Vj.
Naik ll.iJi
Dindaknti
1
Uihun
I kali.
Sudah dlpikirkan
reriunahan guru.
3 Oralis yang NoIk llajl
-
„
-
-
^
-
•
102
a
103
Besarnya kesejahteraan yang diberikan oleh yayas-
san YP. I mempunyai dampak yang positif terhadap sema ngat kerja guru-guru. Hal ini terlihat dari keteraturan
di sekolah dalam pelaksanaan tugas oleh guru-guru.
Gairah kerja yang dapat dilihat dapat menciptakan si tuasi Belajar Mengajar yang baik pula. Guru-guru me
rasa terperhatikan dalam memenuhi kebutuhan materinya .
Dengan kemampuannya para guru bekerja dengan pengabdian
yang cukup memadai. Dorongan dari pelayanan kesejahte
raan yang diberikan sekolah kepada guru-guru ada arti nya.
Guru-guru SMA I mendapat kesejahteraan yang le bih dibanding dengan guru-guru di SMA II. Guru-guru SMA
I mendapat kelebihan dari tambahan gaji honor mengajar,
transport, santunan, pensiunan, santunan perkawinan, me
lahirkan dan khitanan, uang duka dan pemakaman.
Dilihat dari perbedaan pelayanan kesejahteraan -
di SMA I dan II, memungkinkan terjadinya semangat kerja
yang berbeda di dua sekolah itu, namun dalam kenyataannya tidak demikian.
Guru-guru di SMA II dapat melaksa
nakan tugas dengan ketentuan yang berlaku. Semangat ker
ja guru-guru SMA II tidak luntur karena imbalan yang di
terimanya.
Guru-guru di SMA II melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebagaimana guru
guru di SMA I. Keadaan ini tercerminkan dari
hasil
lOJf
prestasi
siswa
yang
tidak jauh berbeda seperti di
gambarkan pada tabel.12 perbedaan NEM SMA I dan
SMA II
pada halaman 89 yang menunjukkan prestasi di dua SMA itu.
Adapun perbedaan prestasi belajar siswa tahun 1987/1988,
yang ditunjukkan oleh angka adalah 0.23, tahun 1988/1989
adalah 0.25 dan tahun 1989/1990 adalah 0.20.
Jadi
bedaan prestasi belajar siswa SMA I dan SMA II
per
secara
keseluruhan adalah 0.22.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
dorongan
materi (Pelayanan kesejahteraan materi) yang berbeda be
lum tentu melahirkan prestasi yang berbeda pula.
Dedikasi guru terhadap pekerjaannya di SMA I dan
SMA II kedua-duanya cukup memadai.
Dengan kemampuan
yg
yang mereka miliki ternyata dapat menghasilkan prestasii
belajar yang hampir sama.
Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa faktor pe
layanan kesejahteraan materi yang diberikan sekolah ke -
pada guru tidak merupakan faktor utama untuk menghasil kan prestasi belajar murid yang diinginkan.
Kenyataan
ini ditunjukkan dengan keadaan nyata kesejahteraan
ma -
teri yang diberikan SMA I yang jauh berbeda dengan kese
jahteraan materi yang diberikan di SMA II.
Perbandingan yang menunjukkan perbedaan pelayanan
kesejahteraan materi di SMA I dan SMA II tidak memberi -
kan hasil yang berbeda terhadap hasil prestasi
siswa.
-belajar
Hal ini dimungkinkan adanya faktor-faktor
lain
105
yang menunjang terhadap keberhasilan pencapaian prestasi
belajar siswa.
Guru-guru pada SMA I mengemukakan bahwa
raeresa betah, merasa kerasan menjadi guru SMA I
mereka
karena
jaminan materi yang cukup memadai, sedangkan guru' SMA II
mengemukakan bahwa mereka betah bekerja di SMA II karena
iklim sekolah yang menciptakan situasi kehidupan keagama
an dimana guru yang merasa tidak cocok akan mundur .de ngan sendirinya.
Dapat disimpulkan bahwa pelayanan
kesejahteraan
materi yang berbeda di SMA I dan SMA II tidak menghasil
kan prestasi belajar siswa yang berbeda.
. Kesejahteraan Spritual.
Kesejahteraan spritual yang diberikan sekolah me
nengah atas YP I kepada guru-gurunya dengan harapan guru
guru itu mendapatkan kepuasan bahtin maka guru yang mem
punyai dedikasi dan prestasi kerja yang tinggi mendapat
cendera mata berupa piagam penghargaan dan pujian.
Guru
guru di SMA II tidak sama halnya dengan di SMA I,
guru
yang telah menunjukkan kecakapannya diberikan kepadanya
kedudukan seperti sebagai Wakasek, wali kelas, guru
pi
ket, dan lain sebagainya di samping memberikan pujian .
Guru-guru di SMA I mendapat perlakuan yang ter
-
hormat, guru merupakan faktor yang utama dalam pendidik-
kan.
Guru diperlakukan secara manusiawi.
halnya guru-guru SMA II diperlakukan secara
Demikian pula
manusiawi
106
dengan keadilan dan keterbukaan.
Guru-guru diusahakann
untuk memiliki jiwa religius dan bertanggung jawab atas
pekerjaannya berdasarkan agama Islam.
Dedikasi guru-guru SMA I dalam pelaksanaan kerja
nya cukup tinggi, peraturan-peraturan yang ditetapkan
sekolah dijalankannya dengan baik. Disiplin kerja da
pat ditegakkan dengan baik. Guru-guru di SMA II dengan
kondisi keagamaan di sekolahnya bertugas dengan tingkat
kewajaran. Guru datang ke sekolah tepat pada waktunya.
Kehadiran guru dalam upacara, rapat-rapat mendekati 90
persen dan partisipasinya dalam kegiatan ekstrakuriku ler cukup aktif.
Dedikasi kerja guru-guru di SMA I dan SMA II me
nunjukkan persamaan. Menurut pendapat guru-guru SMA II
mereka bekerja karena dengan rasa ikhlas yang dilandasi
ajaran agama, sehingga dengan pelayanan kesejahteraan yang ada dan diterima tidak menjadi hambatan untuk
me
nunaikan tugas.
Jaminan keamanan guru-guru di SMA II didasarkann
atas jaminan pensiunan dari pemerintah bagi guru - guru
DPK dan bagi guru-guru tetap yayasan didasarkan atas ke
ikhlasan karena Allah.
Guru-guru SMA I merasa aman ka
rena adanya pensiun, penghargaan materi atas masa kerja
dan prestasi, jaminan kesehatan, penyediaan perumahan ,
santunan-santunan dan pemenuhan kebutuhan lainnya.
Guru-guru SMA II merasakan bahwa kehidupan
ber-
107
agama di sekolah membuat kepuasan tersendiri dan guru
-
guru SMA I merasa puas dengan karena prasarana dan sara-
na yang memadai di samping jaminan kesejahteraan
yang
cukup bervariasi.
Kepercayaan Kepala Sekolah SMA I masih meragukann
dan kepercayaan Kepala Sekolah SMA II secara bertahap .
B.
Rekomendasi.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan
ke
simpulan penelitian, maka dirumuskan beberapa rekomen
-
dasi sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesejahteraan Materi.
Pelayanan Kesejahteraan Materi yang telah
di
lakukan SMA I pada yayasan YP I sudah cukup bervaria
si dan menunjukkan kelebihan dari SMA II bahkan telah
melampaui kesejahteraan pegawai negeri.
Pelayanan ke
sejahteraan yang diusahakan SMA I mulai dari tambahan
gaji menurut golongan untuk DPK dan guru tetap yaya; san yang mendapat gaji yang sesuai dengan aturan gaji
pemerintah.
Honor guru honorer yang lebih besar per-
jamnya dari SMA II, insentif yang berdasarkan penga -
laman dan prestasi kerja, jaminan kesehatan, koperasi
santunan-santunan, uang duka dan pemakaman, pensiunan
dan Iain-lain.
Semuanya itu adalah usaha yayasan YP-
I untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SMA
I sehingga menghasilkan prestasi pada tarap yang
madai.
Naraun kenyataannya tidak dengan demikian.
me
108
Prestasi belajar siswa SMA I tidak jauh berbeda dari
prestasi belajar siswa SMA II dimana pelayanan kese
jahteraan materi SMA II jauh berbeda dengan pelayannan kesejahteraan yang diberikan di SMA I. DI SMA II
tidak memberikan tambahan gaji bagi guru DPK
guru tetap yayasan.
atauu
Honor per-jam bagi guru honorer
lebih kecil dari honor yang ada di SMA I.
Pelayanan
pelayanan kesejahteraan yang lainnya di SMA II belum
begitu baik misalnya koperasi modalnya sangat terbatas sehingga baru bergerak dalam simpan pinjam, ja minan kesehatan terbatas pada pengobatan darurat .
Perbedaan ini diperkirakan akan melahirkan perbedaan
yang nyata dalam prestasi belajar siswanya. Pada kenyataannya prestasi belajar siswa SMA II dan
SMA I
tidak jauh berbeda.
Membaca keadaan yang ada mengenai
pe.layanan
kesejahteraan yang berbeda di SMA I dan SMA II dalam
hubungannya dengan prestasi belajar siswa, maka fak
tor kesejahteraan tidak merupakan faktor dominan un
tuk membuat mutu pendidikan menjadi lebih baik.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ditunjukkann
prestasi belajar siswa tidak hanya dapat dengan mem
perhatikan kesejahteraan saja, akan tetapi aspek-as
pek lainnya harus diperhatikan pula.
Hal ini berto-
lak dari kenyataan yang ada. Di SMA I yang kesejah
teraannya cukup baik.sarana dan prasarana pendidik-
109
kan cukup memadai belum dapat raelampaui prestasi be
lajar sekolah yang ada di bawahnya.
Untuk itu perlu
diperhatikan dinamisasi guru-gurunya dan memperhati
kan kemampuan guru karena seperti apa yang dikemuka
kan Oteng Sutisna, (1989 : 15) bahwa :
Para perancang pembaharuan dapat membangun gedung baru, membuat perubahan dalam kurikulum, me-
netapkan metode mengajar dan buku pelajaran baru.
Semua itu akhirnya tergantung pada guru yang di ben kewajiban untuk menerapkannya.
Fasilitas fi
sik yang serba lengkap, alat pelengkapan yang pa
ling modern, dana yang mencukupi sudah tentu
me-
mudahkan pekerjaan. Tetapi pada akhirnya mutu
pendidikan tergantung pada mutu personil pengajar
the man behind the gun.
Tak diragukan, guru yang
baik dapat memperbanyak beberapa kali kemungkinan
berhasilnya pendidikan yang paling baik. Sebaliknya, guru yang buruk bisa membahayakannya secara
tak dapat diperbaiki.
Selain dari itu dapat mempelajari keadaan
di
SMA II dimana tingkat pelayanan kesejahteraan tidak -
seperti di SMA I, dapat menghasilkan prestasi belajar
yang tidak jauh berbeda.
Faktor-faktor yang ada
di
SMA II harus dipelajari dari penelitian ini sehingga
dapat diungkapkan suatu hal yang membuat SMA II men -
capai prestasi belajar yang sama dengan SMA I padahal
kesejahteraan yang diberikan jauh berbeda. Dari hasil
observasi dan wawancara, ternyata guru - guru SMA II
mempunyai rasa keikhlasan dalam bekerja yang didasar-
kan atas dasar rasa tanggung jawab terhadap agama.
Keunikan perbedaan inilah yang bisa menghasilkan pres
tasi yang sama.
Dari hasil penelitian ini, apa yang
dapat dipelajari merupakan faktor yang dapat memper -
110
baiki, dengan memamfaatkan kelebihan memperbaiki ke kurangan.
SMA I telah memiliki pelayanan kesejanteraann-
yang lebih daripada SMA II bahkan pemikiran-pemikiran
untuk lebih mensejahterakan guru -- guru., dan" karyawan
masih dikembangkan, namun dinamisasi kerja guru untuk
bekerja secara maksimal masih perlu diperhatikan.
Demikian pula masalah kemampuan guru untuk menghasil
kan prestasi belajar yang memadai untuk menunjukkann
mutu pendidikan harus diperhatikan. Dari pengamatann
dan observasi berkenaan dengan pembinaan kemampuan ,
belum menunjukkan kemajuan atau garapan yang mendapat
penannganan yang serius.
Untuk itu kiranya perlu
di
buat suatu sistem pembinaan kemampuan kerja guru-guru
yang sesuai dengan kondisi di SMA I.
Prestasi belajar di SMA II telah dicapai hen -
daknya menjadi titik tolak untuk dipikirkan menjadi
lebih baik dengan memikirkan semua asfek penunjang
Keikhlasan guru-guru untuk bekerja merupakan
.modal
yang telah dimiliki.
Pelayanan Kesejahteraan Spritual Guru-guru.
Pelayanan kesejahteraan spritual guru dan kar
yawan lainnya di instansi manapun merupakan faktor yg
yang ikut menentukan dalam mencapai hasil kerja yang
maksimal.
Ketenangan para pekerja akan . melahirkan
karya atau hasil kerja yang lebih baik dengan situasi
dimana kerja dalam keadaan tidak tenang dan gelisah -
Ill
yang diakibatkan oleh asfek-asfek, misalnya jaminann
keamanan kerja yang tidak menentramkan akibat tindak
an Kepala Sekolah yang kurang menghargai karyawan, •,
ketidak cukupan penghasilan, pemberhentian yang ti dak manusiawi dan lain sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahte
raan spritual bagi guru-guru di SMA I dan SMA II Wa-
laupun menunjukkan corak yang berbeda telah melahir
kan kepuasan tertentu bagi guru-guru di SMA I dan
SMA II. Kesejahteraan spiritual guru-guru di SMA I
dengan adanya penghargaan dari Kepala Sekolah dan ya
yasan dan perlakuan yang manusiawi ditambah jaminan jaminan lainnya membuat guru-guru menjadi tentram dan
tenang. Keadaan ini membuat guru-guru dapat melaksa
nakan pekerjaannya berdasarkan aturan-aturan yang ber
laku. Keadaan ini tidak dapat dikatakan memuaskan ba
gi SMA I karena hasil pekerjaan guru guru yang dicerminkan dengan prestasi belajar siswa belum dapat di
katakan memuaskan. Nilai prestasi belajar siswa SMAI adalah if.78 dari standar yang berlaku yaitu 10. Ke
adaan yang memungkinkan guru-guru SMA I untuk bekerja
dengan baik dan menurut aturan yang berlaku di SMA I
ini, untuk membuat hasil belajar atau prestasi bela -
jar yang lebih meningkat, yayasan atau kepala sekolah
harus mendorong untuk meningkatkan kemampuan. Guru guru SMA I hendaknya dirangsang untuk dapat meningkat
112
kan kemampuannya dengan memberikan kepuasan bathin ,
apakah itu dengan. pujian atau penghargaan berupa ma teri.
Untuk meningkatkan kemampuan guru-guru
SMA I
alangkah baiknya dibuat suatu rencana pembinaan pe ningkatan kemampuan yang lebih terarah. Tersedianya
dana di SMA I dengan adanya suatu pola pembinaan ke
mampuan guru di SMA I itu akan merupakan
kebanggaan
tersendiri baik bagi guru-guru atau bagi yayasan.
Ke
banggaan ini akan menimbulkan semangat kerja guru yg
yang lebih baik dan usaha peningkatan kemampuan guru
merupakan penunjang utama untuk menghasilkan prestasi
belajar yang meningkat. YP I harus menciptakan atau
membuat guru-guru menjadi kompeten untuk membuat
se
kolah ini menjadi sekolah yang mempunyai andil ber gengsi dalam mendidik putra-putri Indonesia dalam ke
las yang tinggi.
Guru-guru di SMA II yang mempuyai kesadaran se
bagai hamba-hamba Allah dalam menunaikan kewajibannya
merupakan modal besar untuk membuat hasil pendidikann
yang berhasil.
Kesejahteraan spiritual yang dimiliki
guru-guru SMA II memiliki nilai tersendiri.
Untuk le
bih menunjang keberhasilan dan ketentraman guru- guru
di SMA II sehubungan dengan iklim yang telah tercipta
harus lebih ditunjang dengan pembinaan keagamaan yang
lebih jelas dan tegas. Sikap guru-guru yang bercorak
an agama mempunyai jalan sendiri yang tegas pula.
113
Tidak kurang pentingnya untuk meningkatkan kualitass
mengajar SMA II, yayasan YP II menyelenggarakan pem
binaan kemampuan mengajar guru. Di samping . harus
membuat keamanan kerja guru-guru lebih ditingkatkann
dan dengan sendirinya perhatian yayasan terhadap ke
butuhan materi perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
semangat kerja yang lebih baik dan mencapai prestasi
belajar siswa yang lebih baik pula.
DAFTAR BACAAN
Achmad Ichsan.. (1981). Tata Administrasi Kekarvawanan. Jakarta:
jabatan
^
Achmad Sanusi. (1989). Kapita Selekta Pembahasan Masalah Sosial
dan Pendidikan. Bandung: FPS IKIP Bandung.
:
. (1990). Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan. Ban
dung: FPS IKIP Bandung.
-
Amstrong Michael dan Furlis Helen. (1983). Sistem Penggajian Pe' Qoman Praktis bagi Organisasi Kecil dan Menengah. Bandung;
PT Pustaka Binaman Pressindo.
Alex S.Nitisemito. (1982). Menumbuhkan Semangat Ker.ia dan Kegairahan Ker.ja Karvawan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
A.S. Moenir. (1987). Pendekatan Manusia dan Organisasi terhadap
Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.
Bangbang Kusriyanto. Meningkatkan Produtivitas Karvawan. Jakarta:
PT Pustaka Binamaa Pressindo.
Beeby,C.E. (1981). Pendidikan di Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Castetter B. William. (1981). The Personel Function in Eiucation
Administration. New York: MacMillan Publishing-Co. IncT
Conny R. Semiawan. (1988). Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP dan
SMA. Bandung: Yayasan Perguruan Indonesia (BPI).
Dard.ji Darmodihardjo. (1982). Petunjuk Pelaksanaan tentang Seko
lah sebagai Pusat Kebudavaan. Jakarta: Dep. p dan K .
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Pedoman dan Penve
lenggaraan EBTANAS bagi SLTA dalam Lingkungan Pembinaan
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
dan Kebudavaan Tahun Pelajaran 1989/1990. Jakarta: DgpriikhnH
Republik Indonesia.
Djam'an Satori. (1989). Pelayanan Terhadap fffektivitas Supervisi
bagi Guru-Guru Sekolah Dasar di Cian.jur Jawa Barat. Diser tasi Doktor FPS IKIP. IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
EdyPermadi. (19-90)'. BPI dan Penvelenggaraan Pendidikan. Bandung:
Yayasan Badan Peguruan Indonesia (BPI).
Engkoswara. (1989). Kompetensi Keluaran Jurusan Administrasi Pen
didikan dan Implikasinva Kepada Lapangan. Bandung: Malino.
Farland Mc . D.E. (1959). Management Principles and Practices.
New York: Mc. Millad Co.
114
115
Getzels. et al. (1978). Educational Administration as a Social
Process Theory Research Practice- New York: Harper a. Row
Publiser.
Gibson R. Oliver dan Hunt Herold C. (1965). The School Personnel
Administrator. Boston: Houghton Mifflin Company.
Gibson, et al. (1987). Organisasi. Perilaku. Struktur, Proses.
Jakarta: Airlangga;
Hart David K. dan Wiliiam G. Scott. (1975). The Organizational
Imperative. New York: The Macmilland Co".
Herbert -G. Hick dan Gullet C. Ray. (1975). Organization : Theory
and Behavior. London: McGraw.«Hill.
Inspektur Jendral Depdikbud. (1985). Pengawasan Melekat dalam
Administrasi Pendidikan. Bandung: Temu Pendapat Para Sar-
jana Administrasi Pendidikan Indonesia.
lyeng Wiraputra. (1982). Aneka Masalah Pendidikan dan KenemimPinan. Bandung: Jurusan Adiministrasi Pendidikan FKIP IKIP
Bandung.
Lawler E. Edward. (1983). Sistem Imbalan dan Pengembangan Orga.nisasi. Jakarta: PT Binaman Pressindo.
Moekijat. (1987). Pengembangan Manajemen dan Motivasi. Bandung:
Pionir Jaya.
.