PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA: Studi Kasus Program Pelatihan Pengolahan Singkong di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat.

(1)

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA

( Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh

Kabupaten Sumedang Jawa Barat )

Diajukan oleh :

Nining Nurcahyani N I M : 1003206

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA

( Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh

Kabupaten Sumedang Jawa Barat )

Oleh

Nining Nurcahyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nining Nurcahyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan Sumber Daya Manusia di Bidang Wirausaha (Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong

Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : PEMBIMBING I,

Dr. Ayi Olim, M.Pd. NIP 19510914 197501 1 001

PEMBIMBING II,

Nike Kamarubiani, M.Pd. NIP 19750702 200801 2 004

Diketahui Oleh :

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

i

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

NINING NURCAHYANI NIM. 1003206

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM di Bidang Wirausaha

(Studi Kasus Program Pelatihan Pengolahan Singkong di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat)

Penguasaan keterampilan dalam menggali dan mengolah potensi dibidang pertanian diantaranya pertanian tanaman lokal salah satunya tanaman singkong, tentu harus ditunjang oleh pengetahuan dan keilmuan yang seimbang dan sesuai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyadaran masyarakat dalam menggali dan mengolah potensi tanaman lokal, pengembangan struktur, program pelatihan makanan olahan singkong, proses pembelajaran pada Program Pelatihan tersebut, dan evaluasi dari program pelatihan makanan olahan singkong.

Landasan teori yang diambil dalam penelitian ini yaitu konsep PLS membahas (pengertian, Tujuan, fungsi, komponen), konsep kewirausahaan (definisi, tujuan, ciri-ciri, karakteristik, fungsi wirausaha), konsep SDM (definisi,ciri-ciri SDM), konsep pemberdayaan masyarakat (pengertian, tujuan, strategi, prinsip-prinsip), konsep pengembangan struktur kelompok (definisi, dinamika, tujuan), konsep pelatihan (pengertian, tujuan, prinsip, manfaat, manajemen), konsep POD (karakteristik, tujuan, komponen, kondisi dan prinsip-prinsip belajar), konsep evaluasi program (pengertian, fungsi, peranan, tujuan, dan aspek evaluasi).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data utama dalam penelitian ini adalah instrumen wawancara. Subjek penelitian yang dijadikan sumber data terdiri dari ketua kelompok usaha emping singkong Sinar Utami, anggota kelompoknya dan petani singkong. Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan redukasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan mengenai penyadaran masyarakat dalam menggali dan mengolah potensi tanaman lokal melalui adanya Program pelatihan makanan olahan dan kegiatan produksi makanan olahan (emping singkong), sedangkan pengembangan struktur kelompok adalah melalui penyerapan tenaga kerja, tentang program pelatihan makanan olahan singkong adalah merupakan strategi Pemerintah Kab.Sumedang dalam upaya/ usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera serta dan strategi dalam pemberdayaan masyarakat dalam bidang kegiatan ekonomi, sedangkan mengenai proses pembelajaran pada program pelatihan makananan olahan tersebut yaitu praktek proses produksi makanan olahan dan praktek manajemen kewirausahaan dan evaluasi program pelatihan melalui kunjungan dan pelaporan mengenai kegiatan kewirausahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa program pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM sudah sesuai dengan teori.


(5)

v

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Metode Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Stuktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 13

2. Konsep Kewirausahaan ... 18

3. Konsep Sumber Daya Manusia ... 23

4. Pemberdayaan Masyarakat ... 26

5. Konsep Pengembangan Struktur Kelompok ... 30

6. Konsep Pelatihan ... 35

7. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa ... 44

8. Evaluasi Program Pelatihan ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 52

B. Desain Penelitian ... 53

C. Metode Penelitian ... 54


(6)

vi

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 58 F. Teknik Pengumpulan Data ... 59 G. Instrument Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 65 B. Profil ... 66 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 96 B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

vii

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Alur Hubungan Antara Komponen-komponen

Pendidikan Luar Sekolah ... 16 Gambar 2.2 Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 25 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Usaha Emping Singkong

Sinar Utami ... 70


(8)

1

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah termasuk Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah ruwah, letak geografisnya berada di antara garis lintang khatulistiwa menjadikan negeri ini subur dan memiliki potensi besar dibidang pertanian hingga memiliki julukan Negara Agraris. Penduduk Indonesia yang berada dipedesaan memiliki mata pencaharian rata-rata sebagai petani maka Indonesia lebih cenderung cocok menjadi ekonomi agraris yaitu ekonomi berbasis pertanian yang mana pertanian menjadi sumber nafkah paling dominan seperti pertanian perhutanan, perikanan (tumpang sari) antara tanaman dan perikanan, perkebunan, pertanian pangan dan lain sebagainya. Untuk menciptakan ekonomi agraris ini tentunya harus ditunjang dengan pengetahuan dan keilmuan yang seimbang yang mampu menghasilkan para wirausahawan sukses dengan basis ekonomi agraris. Oleh karenanya dalam kehidupan suatu Negara pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan bangsa.

Pendidikan menjadi salah satu komponen utama dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia dengan cara mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik secara optimal supaya mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan dan tantangan zaman. Pendidikanpun merupakan upaya memanusiakan manusia, membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan martabatnya, hal ini sesuai dengan isi yang tertuang dalam undang-undang sisdiknas No.20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri dan menjadi


(9)

2

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui pendidikan manusia memperoleh wawasan baru yang akan membentuk dan meningkatkan harkat martabat mereka, baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat, mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya serta pendidikan juga harus dapat memfasilitasi manusia untuk berkarya.

Adapun sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari dua jalur pendidikan yakni jalur pendidikan persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah, jalur pendidikan persekolahan adalah sistem dijalur persekolahan atau formal yang mana tempat, waktu dan jenis pembelajaran sudah ditetapkan dan memiliki aturan-aturan yang sama. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah adalah jalur di luar persekolahan yang mana tempat, waktu dan jenis pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan bersifat fleksibel. Pendidikan luar sekoah ini terdiri dari pendidikan non formal dan informal, yang memiliki tujuh komponen diantaranya masukan mentah, masukan sarana, masukan lingkungan, proses, masukan lain dan pengaruh. Oleh karenanya pendidikan ini lebih menekankan pada penguasaan keterampilan dan kacakapan hidup yang bertujuan agar menghasilkan dampak atau pengaruh (impact) pada perubahan taraf hidup mau dan mampu membelajarkan orang lain seperti halnya pendapat yang dikemukakan menurut Hamijoyo (1973) dalam Kamil, m (2007:32) :

“PLS adalah suatu pendidikan yang terorganisir secara sistematis dan kontinyu di luar sistem persekolahan melalui proses hubungan sosial membimbing individu kelompok dan masyarakat supaya memiliki sifat dan cita-cita sosial yang posituf dan konstruktif guna meningkatkan taraf hidup di bidang material, sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan, sosial kecerdasan bangsa dan persahabatan antar manusia.”

Dari definisi menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar sekolah dapat memfasilitasi orang-orang yang mau belajar untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga ia dapat mengembangkan sikap dari ilmu yang diperolehnya dan diharapkan mampu merubah taraf hidupnya sehingga lebih bermanfaat bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.


(10)

Perubahan zaman dan majunya teknologi telah berdampak pada pola fikir dan tatanan hidup masyarakat, serta berkembangnya ilmu pengetahuan diberbagai bidang menjadikan persaingan antara satu sama lain sehingga pada akhirnya muncul permasalahan-permasalahan dari berbagai bidang pula. Era globalisasi telah memberikan warna baru pada kehidupan ekonomi masyarakat baik di kota maupun di desa, dampak yang ditimbulkannyapun ada dampak positif dan ada dampak negatif.

Bagi individu atau masyarakat yang belum siap untuk menghadapi kehidupan tersebut, globalisasi mungkin akan menimbulkan berbagai persoalan yang lebih kompleks serta sulit diatasi. Seperti halnya kehidupan pasar bebas ini sungguh muncul sebagai sosok yang mengerikan bagi Negara-negara terbelakang termasuk

Indonesia yang belum siap menghadapinya “ Demikian dikemukakan Solehudin

(2000) ”dalam pengantar pendidikan (7.7) ini merupakan tantangan besar bagi

bangsa Indonesia untuk berupaya terus meningkatkan kesiapan menghadapi kehidupan yang serba kompleks, serba canggih yang menantang manusia terus belajar sepanjang hayat.

Sesuai dengan pendapat Suzzana Kindervetter (1979), bahwa Pendidikan Luar Sekolah bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada individu atau kelompok guna memahami dan mengontrol kekuatan sosial ekonomi dan politik sehingga dapat memperbaiki kehidupannya didalam masyarakat, maka

Suzzana Kindervetter mengajukan solusi masalah dengan “humanis” yaitu

menempatkan insan pembangunan sebagai pelaku dan bukan sebagai penderita pembangunan. Salah satu cara humanis adalah melalui Pendidikan Luar Sekolah sebagai empowerring process, yaitu dengan melakukan pendekatan sebagai berikut :

1) Need Oriented, merupakan pendekatan yang didasarkan kepada kebutuhan

peserta didik

2) Endogenous, yang berorientasi pada perubahan yang ada dalam masyarakat

3) Self-Reliant, pendapat yang mengutamakan rasa percaya diri dan tepat

4) Ecologically Sound, pendekatan yang berorientasi pada struktur atau sistem.


(11)

Di lihat dari uraian diatas tadi dapat disimpulkan Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan akibat globaliasasi, tentu akan melibatkan seluruh elemen bangsa baik pemerintah ataupun masyarakat itu sendiri, diharapkan ikut bersama-sama memecahkan berbagai persoalan yang melingkari kehidupan bangsa ini. Salah satu faktor penyebab permasalahan diatas diantaranya karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki masyarakat, untuk itu dalam hal ini kita selaku orang PLS harus mampu memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah-masalah tersebut. Tentunya kembali pada tujuan PLS memberikan pendidikan dan pengetahuan yang menekankan pada penguasaan keterampilan dan kecakapan hidup.

Apabila kita mau berfikir kembali untuk menggali potensi Indonesia di bidang pertanian, mungkin ini merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi permasalahan diatas, yaitu dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang kita miliki diantaranya menggali potensial kegiatan ekonomi dibidang pertanian, seperti bidang pertanian tanaman pangan, salah satunya membudidayakan tanaman singkong yang merupakan potensi lokal, selama ini singkong dianggap tanaman sederhana dan kurang begitu berharga, sehingga minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman singkong sangat kurang bahkan masyarakat merasa enggan untuk menanamnya, mereka lebih baik membiarkan pekarangan samping rumah atau belakang rumah kosong, atau membiarkan begitu saja. Padahal tanaman singkong banyak manfaatnya baik untuk kesehatan yang daunnya mengandung serat tinggi dapat dijadikan obat kurang darah ataupun singkongnya itu sendiri yang dapat dijadikan aneka makanan olahan.

Seperti halnya penduduk yang berada di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dimana tempat ini merupakan lokasi penelitian penulis, penduduknya memiliki mata pencaharian rata-rata sebagai petani, yang sebelumnya enggan menanam singkong karena merasa tidak aneh atau kurang berharga, juga kurang begitu disukai, akan tetapi setelah munculnya seorang wirausahawati yang memiliki inovasi baru tentang pengolahan singkong menjadi makanan olahan yaitu emping singkong, telah mampu merubah pola fikir masyarakat sekitar dan membangkitkan minat masyarakat untuk membudidayakan


(12)

tanaman ini kembali, mereka memanfaatkan ladang dan pekarangan untuk ditanami singkong. Para penduduk menanam singkong dengan cara-cara baru yaitu, dengan membuat lubang-lubang yang cukup besar dan ke dalam lubang tersebut dimasukan pupuk kandang kemudian dibiarkan seminggu, ssetelah itu baru ditanami batang pohon singkong, lalu kemudian ditimbun (disaeur dalam bahasa sunda) sampai membentuk parit-parit, teknik ini di gunakan untuk memperoleh hasil yang memuaskan dimana akan menghasilkan singkong yang besar-besar dan memiliki rasa yang gurih dan empuk (pulen), jenis singkong yang ditanam merekapun hanya dua jenis yaitu singkong gatot dan singkong manihot, karena untuk mempertahankan rasa dan kualitas kelompok usaha makanan olahan emping singkong ini hanya memproduksi jenis singkong tersebut saja.

Dengan terciptanya inovasi baru untuk “meningkatkan kemampuan”

mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi adalah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang dan saran, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Pendeknya keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Demikian dikemukakan oleh Syaefudin Sa`ud (2010:7) Dalam Inovasi Pendidikan. Pendapat ini ada keterkaitan dengan fungsi PLS sebagai komplement (pelengkap), artinya memberikan Pendidikan melalui pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam kurikulum persekolahan.

Pengembangan usaha emping singkong dipilih atas beberapa pertimbangan, diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, dan biaya investasi yang relatif rendah. Usaha produksi makanan olahan berupa emping singkong ini memiliki prospek ekonomi yang baik, emping singkong merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik sederhana. Selain itu konsumsi masyarakat akan emping singkong cukup tinggi sehingga produksi emping singkong benar-benar diperlukan dalam skala besar.

Kegiatan usaha ini banyak memberikan peluang yang sangat baik, diantaranya dapat menghasilkan wirausahawan-wirausahawan baru, sejati yang dapat menekan angka pengangguran dengan terbukanya lapangan kerja baru, lebih


(13)

dari itu cita-cita untuk mewujudkan masyarakat mandiri menjadi hal yang sangat mungkin untuk dicapai.

Dilihat dari kondisi secara fisik ada beberapa keuntungan dari pengembangan usaha makanan olahan berupa emping singkong ini, diantaranya memberikan peluang atau keuntungan pada bidang-bidang berikut ini:

Bidang Pertanian, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan bidang ekonomi serta perdagangan.

Bermula dari pelatihan yang diselenggarakan Badan Kerja Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bekerjasama dengan balai latihan kerja kredit usaha kecil menengah (BLKKUKM) yang menyampaikan materi tentang jenis-jenis produksi makanan olahan (home industri) akhirnya Ibu Wawang berhasil merealisasikan ilmu yang didapatnya, hingga ia benar-benar mengembangkan keterampilannya dalam membuat jenis makanan olahan berupa produksi emping singkong, dengan modal pertama hanya dua puluh ribu rupiah sebagai hasil pinjaman dari PKK desa ia memulai usahanya dan hanya mengolah satu kilo singkong perharinya, kemudian ia pasarkan diwarung-warung yang ada di sekitarnya, cara pembuatannyapun masih manual dari hari kehari produksinya digemari banyak orang hingga lama kelamaan banyak permintaan dari konsumen dan terjadi peningkatan produksi, sehari mencapai 10 kilogram singkong, dari tahun-ketahun usahanya semakin berkembang, hingga mencapai 30 kuintal, 50 kuintal, 75 kuintal dan saat ini sudah mencapai 1 ton perbulan jumlah singkong yang diproduksinya, dengan lokasi pemasaran Sumedang (Griya), Ojolali, Palasari, dan Alfa belum warung-warung biasa, kemudian Bandung (Griya), Buah Batu (kerumahan), Bekasi, Bogor, Jakarta, Majalengka, Cirebon dan kini hingga ke Tegal dan Kudus.

Keberhasilan usahanya ini berkat bantuan dari beberapa dinas terkait diantaranya dinas kopersi, perdagangan, pendidikan dan pemda serta instansi terkait lainnya yang selalu membina dan membantu pemasarannya melalui berbagai pameran yang sering di selenggarakan di berbagai tempat di setiap pelosok baik didalam maupun diluar kota. Hal ini sebagai tindak lanjut dari pelatihan yang telah di berikan, dan bagi siapa saja yang dapat mengembangkan


(14)

hasil pelatihannya selalu di bantu dalam bidang pemasaran produksinya, sehingga pelatihan ini benar-benar menghasilkan output dan outcome artinya dapat menghasilkan keluaran atau lulusan pelatihan yang terampil membuat makanan olahan dan dapat mencetak keluaran yang dapat membuka usaha produksi makanan olahan.

Kelompok usaha Sinar Utami ini benar-benar sudah mendapat ke apsahan dalam proses produksinya karena telah memiliki sertifikat Depkes, dari Dinas Kesehatan, ijin halal dari MUI Jabar P-IRT NO.215321101489.

Wirausahawati (Ibu Wawang) ini selalu berusaha untuk memperluas wawasan dan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan dan pertemuan-pertemuan bisnis demikian juga study banding, ia sering mendapat undangan baik dari dinas instansi maupun rekananya, sehingga jaringan kemitraannya terus bertambah.

Sesuai dengan pendapat para ahli mengenai proses wirausaha menurut Carol Noore yang dikutif oleh Bygrave ( 1996:3 ) mengemukakan :

“Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, sebuah inovasi

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal tersebut misalnya pendidikan dan pengalaman, faktor eksternalnya adalah aktivitas, peran, dan peluang oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan organisasi dan keluarga ( Suryana 2001:34 )”

Usaha makanan olahan emping singkong ini, dirintis sejak tahun 2000 dan mulai dibina pada tahun 2002 oleh Disperindag berkembang mulai tahun 2006, yang mana terjadi peningkatan produksi melalui pesanan yang datang dari berbagai daerah, sehingga otomatis harus melakukan penambahan tenaga kerja dengan mengembangkan kelompok pengrajin yang semula hanya lima kelompok pengrajin menjadi sepuluh kelompok, sebelumnya pemasaran produksi hanya wilayah sekitar sumedang saja, serta proses produksinya pun masih manual. Tetapi setelah terjadi pengeembangan usaha melalui peningkatan produksi yang cukup tinggi, maka kelompok usaha ini mulai menggunakan alat-alat berupa mesin dianataranya; mesin pengepakkan, mesin gencatan, penyablonan dan lain-lain. Dengan adanya pengembangan usaha pembuatan makanan olahan berupa emping singkong ini, mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Dusun Parugpug Desa Cijambe Kec.Paseh Kab.Sumedang, mereka dapat memperbaiki


(15)

taraf ekonominya sehingga mampu menaikan status sosialnya. Terbukti dengan kemampuan rata-rata mereka dalam memberikan fasilitas pendidikan pada anak-anaknya yang tadinya hanya mampu menyekolahkan sampai SD atau SMP sekarang mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke tingkat SLTA bahkan Perguruan Tinggi. Kegiatan ekonomi ini menghasilkan dampak positif baik kepada petani, ataupun masyarakat sekitar yang tadinya tidak memiliki kegiatan usaha kini mereka dapat menghasilkan uang dengan keterampilan pembuatan makanan olahan tadi, hal ini sedikitnya telah mampu mengendalikan krisis ekonomi dan arus urbanisasi, karena mereka tidak usah jauh-jauh pergi ke kota untuk mencari nafkah, cukup dengan melakukan kegiatan usaha di daerahnya bahkan dirumah masing-masing. Begitu juga dengan para petani lingkungan sekitar bahkan sampai diluar lingkungan mereka menjadi kembali mau membudidayakan tanaman singkong dengan memanfaatkan kebun, ladang, dan pekarangan rumah mereka sehingga menjadi lebih produktif karena dapat menghasilkan uang.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini difokuskan pada penelaahan program pelatihan makanan olahan singkong dengan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kecakapan hidup guna meningkatkan tarap ekonomi masyarakat. Oleh karena itu penulis menentukan judul penelitian ini

yaitu “ PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG

SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA

” (Studi kasus Program Pelatihan Makanan Olahan singkong Sebagai Salah Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha. di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat).

B. Identifikasi dan perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas SDM

2. Kesadaran pada potensi lokal dalam pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam


(16)

3. Proses pembelajaran dalam pelatihan makanan olahan singkong 4. Proses pengolahan singkong menjadi emping singkong

5. Pengembangan struktur kelompok pada kegiatan usaha emping singkong 6. Supervisi dan monitoring pada kegiatan kelompok usaha emping singkong.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana penyadaran pada potensi tanaman lokal dan proses pengolahan tanaman lokal ?

2. Bagaimana pengembangan struktur kelompok pada kegiatan usaha emping singkong ?

3. Bagaimana program pelatihan makanan olahan singkong ?

4. Bagaimana proses pembelajaran dalam program makanan olahan singkong ? 5. Bagaimana evaluasi program pelatihan makanan olahan singkong ?

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui data tentang penyadaran pada potensi lokal dan proses lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam

2. Untuk mengetahui data tentang pengembangan struktur kelompok pada kegiatan usaha emping singkong

3. Untuk mengetahui data tentang program pelatihan makanan olahan singkong 4. Untuk mengetahui data tentang proses pembelajaran dalam program pelatihan

makanan olahan singkong

5. Untuk mengetahui data tentang evaluasi program pelatihan makanan olahan singkong

D. Metode Penelitian

Metoda yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metoda kualitatif. Bogdan dan Tylor (Atmadinata, 2005:55) mengungkapkan bahwa metoda kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa


(17)

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun penelitian kualitatif menurut Wiraatmadja (2006:10-11) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan perilaku manusia berlangsung sebagai sumber data, 2) Peneliti adalah instrument utama penelitian, 3) Data yang dihasilkan sifatnya deskriptif, 4) Fokus diarahkan pada pengalaman partisipasi, 5) Proses sama pentingnya dengan produk.

Berdasarkan uraian menurut para ahli diatas, data yang diperoleh penulis dari penelitian kualitatif seperti hasil pengamatan atau observasi, hasil wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

1) Secara teoritis dapat memberikan gambaran tentang bagaimana strategi PLS dalam meningkatkan SDM di bidang wirausaha melalui program pelatihan makanan olahan singkong, sehingga memberikan motivasi pada para petani singkong dan para pengrajin makanan olahan emping singkong dalam meningkatkan usahanya baik dalam segi peningkatan hasil produksi, kualitas, pemasaran, perluasan jaringan kemitraan, serta pengadaan alat dan bahan baku produksi.

2) Adanya pemerdayaan masyarakat dalam kegiatan wirausaha produksi emping singkong, berarti sudah terjadi penyerapan tenaga kerja yang sedikitnya sudah dapat mengurangi angka pengangguran di negara kita. Dilihat dari ilmu kependudukan, kegiatan wirausaha produksi emping singkong ini sudah dapat menekan arus urbanisasi, sebab mereka memiliki kegiatan ekonomi di desa sendiri tidak usah jauh-jauh pergi ke kota untuk mencari nafkah dan cita-cita pemerintah untuk mewujudkan masyarakat mandiripun tercapai.

3) Secara ekonomi kegiatan wirausaha emping singkong ini sudah memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitar dalam peningkatan daya beli, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dusun


(18)

parugpug desa cijambe kecamatan paseh kabupaten sumedang secara otomatis mampu menaikan status sosialnya.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, kegiatan ini diharapkan menjadi penunjang untuk melatih kemampuan berfikir dan bersikap ilmiah dalam mencari penjelasan tentang peranan PLS dalam menciptakan ekonomi berbasis pertanian atau ekonomi agraris melalui produksi emping singkong

2) Diharapkan dapat menjadi dasar rujukan bagi para praktisi PLS dilapangan dalam mengembangkan pendidikan keterampilan atau kecakapan hidup terutama dalam mengolah berbagai hasil pertanian untuk dijadikan sebuah produk baik berupa makanan atau barang yang nantinya dapat dijual dengan nilai jual cukup tinggi dan dapat diterima banyak konsumen atau masyarakat luas

3)Diharapkan dapat menjadi acuan bagi PLS dalam menerapkan model-model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang sukses. Dengan lebih menekankan pada penggunaan kecakapan hidup atau keterampilan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat dalam berwirausaha.

4)Diharapkan dapat menjadi dasar rujukan bagi siapa saja yang membaca baik bagi mahasiswa ataupun masyarakat pada umumnya supaya hasil penelitian ini dijadikan bahan informasi serta masukan menjadi seorang wirausahawan wirausahawati dengan memanfaatkan hasil pertanian sebagai makanan olahan diantaranya singkong yang dijadikan makan olahan berupa emping singkong.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sebagai kerangka dalam penelitian ini maka digunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, kegunaan penelitian yaitu


(19)

kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, anggapan dasar, definisi operasional, subjek penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, membahas tentang konsep program pelatiahan makanan olahan singkong sebagai program PLS, konsep pendidikan orang dewasa, konsep kewirausahaan.

BAB III Metodelogi penelitian diantaranya metode penelitian, subjek penelitian, teknik penelitian, teknik pengumpulan data, langkah-langkah pengumpullan data, dan prosedur pengolahan data.

BAB IV Pembahasan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi penelitian, pembahasan hasil penelitian


(20)

52

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Kelompok usaha Sinar Utami terletak kurang lebih 20 km dari pusat Kabupaten Kota Sumedang, tepatnya berada di Dusun Parugpug RT. 23 Rw. 05 Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Kelompok Usaha Sinar Utami berdiri pada tanggal 04 Januari tahun 2000, sedangkan mulai mendapat perhatian berupa binaan dari Pemerintah khususnya Dinas Pertanian Industri dan Perdagangan mulai dari tahun 2002, serta mendapat izin usaha dengan pengapsahan halal dari MUI Jabar dengan IRT. No. 25321101489.

Kelompok usaha Sinar Utami memproduksi makanan olahan berupa emping singkong, sudah mencapai jangkauan pemasaran cukup luas, produksinya sudah dikenal di Kabupaten Sumedang, dikenal pula di daerah Majalengka, Cirebon, Bandung, Bogor, Jakarta, Garut, Tegal, dan Kudus.

Adapun subjek adalah sumber data darimana data diperoleh oleh seorang peneliti seperti yang dijelaskan :

Arikunto (2006: 145), menyatakan : “Subjek Penelitian adalah subjek yang

dituju untuk diteliti oleh penelti”. Selanjutnya Nazir (1982: 66), menyatakan: “Bahwa subjek penelitian dalam studi kasus dapat berupa individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat”. Responden adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian. Sumber data adalah benda, hal atau orang dan tempat dimana peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data.

Penentuan subjek penelitian dipilih dengan tujuan tertentu secara

pruposive, yaitu subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu

dan lebih bersifat selektif dimana peneliti memilih informan yang dianggap dapat lebih dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan berdasarkan pertimbangan untuk menemukan jawaban mengenai Program Pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM di Bidang Wirausaha di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa


(21)

53

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Barat. Maka yang menjadi subjek penelitian seorang wirausahawati yang bernama Ibu Wawang sebagai ketua Kelompok Usaha Sinar Utami di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yang mana tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan penelitian sebelum pengumpulan data. Dalam Tahapan ini penelitian harus melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Mempersiapkan surat izin dari lembaga/ instansi terkait untuk pelaksanaan penelitian

b. Menyusun perdoman observasi dan pedoman wawancara

c. Mempersiapkan pihak-pihak yang dijadikan responden penelitian d. Melakukan wawancara

2. Pelaksanaan

a. Membuat jadwal investigasi

b. Melakukan observasi dan wawancara kepada responden yang telah ditetapkan

c. Membaca dan melihat dokumen, lalu mencatat informasi-informasi yang diperlukan

3. Pengelolaan Data

Menurut Surachmad, (1994: 109) pengertian dari mengolah data yaitu :

“Mengolah data adalah usaha yang konkrit untuk membuat data berbicara”.

Bedasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan data yang terkumpul perlu diolah seteliti mungkin sehingga menghasilkan data yang konkrit. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Menyeleksi data

Pada tahap ini dilakukan pemilihan data untuk mendapatkan dan menyesuaikan data terkumpul sesuai dengan karakteristik tujuan penelitan dalam metode studi kasus.


(22)

54

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengklasifikasi data

Pada tahap klasifikasi data penulis mengelompokkan berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah disesuaikan dengan pernyataan penelitian.

Klasifikasi data menurut Winarno, (1982), yaitu : “Klasifikasi data adalah

data mula-mula disusun ke dalam beberapa kategori menurut kriteria yang

timbul secara logis daripada masalah yang akan dipercahkan”.

3. Menyimpulkan hasil

Dalam menyimpulkan hasil penelitian menggunakan latar belakang dari data yang terkumpul kemudian disusun setelah melalui analisa dan menghubungkannya dengan teori-teori yang terkumpul

4. Mengumpulkan hasil

Sebagai bahan akhir penulis menggunakan kelaziman-kelaziman ilmiah atau pola standar komunikasi terulis dalam penyusunan laporan (dimulai dari penjelasan hingga kesimpulan) mengenai hal-hal yang berhubungan dengan maksud yang tertera dalam tujuan penelitian.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data objektif, valid dan reiabel. Dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. (Sugiono, 2005:81)

Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penulisan akan menentukan penggunaan metode penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan metode analisis deskriptif tepatnya berupa studi kasus. Menurut Moleong (2007:6) penelitian kualitatif yaitu:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Secara historik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.


(23)

55

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakteristik dari penelitian kualitatif menurut Lincoln dan Guba (1985:39) adalah :

1. Latar alamiah

2. Manusia sebagai alat (Instrument) 3. Menggunakan metode kualitatif 4. Analisis data secara induktif

5. Teori berasal dari dasar (grounded theory) 6. Penelitian bersifat deskriptif

7. Lebih mementingkan proses daripada hasil 8. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus 9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data 10. Desain yang bersifat sementara

11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap dan mengkaji bagaimana Program Pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM di bidang wirausaha. (Studi Kasus Program pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM dibidang wirausaha, didusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat).

Penelitian yang dipakai didasarkan pada pertimbangan situasi dan kondisi status yang spesifukasi atau khas, sehingga metode yang digunakan adalah studi

kasus, hal ini sesuai dengan pemikiran Arikunto (2006:142) bahwa: “Penelitian terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu”. Penelitian kasus yang

dimaksud dalam penelitian ini penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam pada kelompok usaha Sinar Utami di dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

Selanjutnya untuk penelitian studi kasus menurut Depdikbud (1982:11)

yaitu: “Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, meliputi individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat.”

Sedangkan Sudjana, (2006) menyatakan karakteristik dari penelitian studi kasus yaitu sebagai berikut :


(24)

56

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan subjek penelitian (individu, kelompok, lembaga, komunitas) dalam keseluruhan fenomena perilakunya.

2. Mencermati kasus secara mendalam dengan menekankan pendekatan longitudinal selama kurun waktu tertentu

3. Berkaitan dengan upaya pemecahan

4. Mengkaji unit kecil dengan berbagai variabel dan kondisi yang lebih luas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun satus dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang besifat umum (Nazir, 1983:6).

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan masalah penelitian, maka masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut :

a. Penyadaran Potensi Lokal, menurut Burhanuddin SE Msi “Proses penyadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan lokal merupakan suatu upaya menyejahterakan masyarakat, mungkin banyak makanan lokal yang dikonsumsi, maka Pemerintah makin besar dan otomatis akan menghidupkan potensi ekonomi masyarakat. (DIR LPM UIR) yang dimaksud penyadaran pada potensi dan pengolahan tanaman lokal disini yaitu memberi pengetahuan terhadap masyarakat tentang bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah tanaman lokal menjadi berbagai macam aneka makanan olahan yang dapat dikonsumsi dan dijual. Khususnya dalam hal ini tanaman singkong.

b. Pengembangan Struktur Kelompok, menurut (Sherif, 1962 dalam Sikonkon

dkk 2002: 2) Kelompok adalah unit sosial yang terdidik dari sejumlah

individu yang mempunyai hubungan saling tergantung satu sama lain sesuai dengan situasi dan peranannya, secara tertulis atau tidak, mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya. (Sherif, 1962 dalam Sikonkon dkk 2002: 2). Kelompok dalam hal ini adalah kelompok usaha emping singkong Sinar Utami yang didalamnya memiliki


(25)

57

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anggota dari sejumlah individu yang di didik agar memiliki keterampilan dalam mengolah singkong menjadi emping singkong.

c. Program Pelatihan, menurut Rolf P. Lynton dan Udai Pareek Pelatihan (Inggris: Training) adalah proses melatih; kegiatan atau pekerjaan (KBBI edisi 2, Balai Pustaka, 1989) Pelatihan memperisapkan peserta latihan untuk mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan. (Rolf P. Lynton dan Udai Pareek. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja, Pustaka Binaman Jakarta 1998). Proses Pelatihan dimulai sejak perencancangan, pelaksanaan hingga evaluasi, Hasil evaluasi inilah yang akan menggambarkan berhasil dan tidaknya suatu pelatihan. Perancangan merupakan faktor kunci penentu keberhasilan tersebut, karena ia berada dalam tahap pertama dari keseluruhan proses pelatihan. Inti dari suatu pelatihan adalah proses pembelajaran yang bermuara pada adanya perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan-keterampilan. Ketepatan pengguna pendekatan dan metode pembelajaran akan sangata mempengaruhi keberhasilan suatu pelatihan. Suatu pelatihan harus dirancang sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan akan mampu memfasilitasi untuk terjadinya sebuah proses pembelajaran. Program pelatihan dalam hal ii adalah program latihan makanan olahan yang memberikan pembelajaran keterampilan tentang pembuatan aneka maakanan olahan dengan bahan dasar singkong.

d. Definisi Sumber Daya Manusia, Menurut Hasibuan (2003, h 244) (dalam blog sondyi, 2013) Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimikiki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber Daya Manusia atau man power di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya


(26)

58

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion

Quality (EQ). Dalam hal ini, SDM adalah kemampuan daya fisik dan daya

fikir manusia khususnya seorang wirausahawan yang memiliki kemampuan didalam mengolah dan menggali potensi tanaman lokal menjadi sesuatu yang bernilai dan berharga.

e. Definisi Kewirausahaan, menurut Joseph Schumpeter dalam Alma, B (2006: 22), mengemukakan bahwa wirausaha adalah yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru. Dalam hal ini kewirausahaan yang dimaksud adalah kewirausahaan dalam bentuk usaha produksi dengan memperkenalkan barang atau produk baru dari bahan dasar singkong yaitu emping singkong.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu dengan observasi dan wawancara. Di dalam proses pengembangan instrumen penelitian melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun Kisi-kisi

Kisi-kisi instrumen dibuat dengan maksud untuk memudahkan penyusunan wawancara, penyusunan kisi-kisi di dasarkan pada permasalahan-permasalahan dengan variasi-variasi dianggap penting atau dengan indikator-indikator dan sub indikator yang akan dijadikan wawancara. Kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan-pertanyaan disusun secara singkat, jelas, dan mudah dimengerti oleh setiap


(27)

59

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden dan setiap pertanyaan disertai alternatif jawaban yang disusun secara sistematis.

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi

3. Melakukan bimbingan dengan pembimbing tentang kisi-kisi dan pedoman wawancara serta observasi

4. Merevisi pedoman wawancara dan observasi 5. Melakukan penelitian lapangan

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian, diperlukan data-data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini berkaitan dengan alat (instrumen) yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. Instrumen penelitian atau alat pengumpul data/ informasi dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, artinya peneliti sendiri sebagai alat untuk merekam informasi selama berlangsungnya penelitian sebagaimana diungkapan oleh S. Nasution (1999:9)

bahwa peneliti adalah “key instrumen” yaitu peneliti sendiri yang bertindak sebagai pengamat. Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang diperlukan.

Sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan, peneliti membekali diri dengan kisi-kisi penelitian, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. Sedangkan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan.

“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetehui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”. (Sugiono,


(28)

60

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk itu penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi

Observasi ini dilakukan penulis dengan mengamati secara langsung kelompok usaha Sinar Utami yang memproduksi emping singkong, di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

“Pengamatan secara langsung dapat dilaksanakan terhadap subjek sebagaimana adanya di lapangan” (Nazir, 1983:214). Untuk mempermudah penulis dalam melakukan observasi, penulis menggunakan instrumen/ alat pengumpulan data berupa pedoman observasi. Observasi menurut Mohamad Ali (1982: 91) adalah suatu teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik secara langsung maupun tidak

langsung. Sedangkan menurut Sudjana, (2004:301) menyatakan : “Observasi

adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data atau informasi-informasi secara sistematis”.

Observasi sebagai alat pengumpulan data yang harus sistematis, artinya observasi serta pencatatannya menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat di ulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara alamiah, yang menjadi objek observasi dari penelitian ini adalah benda, kondisi, perilaku, sarana dan prasarana, metode, dan objek lain yang mendukung dalam proses permainan berlangsung. Observasi dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Observasi langsung, yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diteliti.

b. Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti.

Untuk mendapatkan pengamatan yang baik agar memperoleh data yang representatif (Achmadi, 1997:71) memberikan petunjuk sebagai berikut:

a. Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan di observasi b. Menyelidiki tujuan umum maupun tujuan khusus penelitian


(29)

61

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menentukan cara untuk mencatat data hasil observasi d. Membatasi tingkat kategori secara tegas

e. Pengamatan harus dilakukan secara cermat dan kritis

f. Mencatat setiap gejala secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi

g. Mengetahui sebaik-baiknya alat-alat pencatatan dan cara penggunaannya sebelum melakukan observasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mengambil observasi langsung untuk mengamati dan melihat secara langsung situasi dan kondisi serta pengamatan dapat menggambarkan situasi-situasi yang rumit sehingga dapat memberi pemahaman kepada peneliti sehingga dapat mengetahui kejadian sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lincoln dan Guba (Moeleong, 2007:174) yaitu :

a. Pengamatan didasarkan atas pengalaman langsung, penelitian dapat mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi sehingga akan memperoleh keyakinan tentang keabsahan data.

b. Pengamatan dapat memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data

d. Pengamatan dapat memperkuat hasil wawancara yang kurang dapat di ingat oleh peneliti

e. Pengamatan dapat memberi pemahaman kepada peneliti tentang situasi-situasi yang rumit dan perilaku-perilaku yang kompleks

f. Pengamatan bisa menjadi efektif dan bermanfaat ketika alat lain seperti wawancara tidak bisa dilakukan.


(30)

62

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara atau interview, ialah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. (Kartini Kartono, 1996: 187). Menurut Arikunto (2002:97) secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu sebagai berikut :

a. Pedoman wawancara berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci

b. Pedoman wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada Ibu Wawang dan ayah, ibu dan responden lainnya yang diperlukan. Wawancara digunakan oleh peneliti selain dalam bentuk observasi tetapi yang paling utama memperoleh data dari Ibu Wawang sebagai ketua kelompok usaha Sinar Utami dengan tujuan untuk mengumpulkan data mengenai bagaimana program pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM dibidang wirausaha di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi dokumentasi karena studi dokumentasi merupakan suatu usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip. Sebagaimana dikemukakan oleh

Arikunto (2006:158), “didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian”.

Tujuan penggunaan studi dokumentasi ini adalah untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dokumen yang menjadi salah satu sumber


(31)

63

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data yaitu berupa foto dan data anggota kelompok usaha Sinar Utami

4. Studi Kepustakaan

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa teori untuk dijadikan sumber pustaka diantaranya : konsep PLS, Pelatihan konsep SDM Kewirausahaan. Sejalan dengan tujuan studi kepustakaan menurut Subino

(1982:28), “Studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-konsep, sebagai bahan pertimbangan, penguat atau penolakan terhadap temuan hasil penelitian dan untuk mengambil beberapa kesimpulan”. Literatur dan buku-buku yang dikaji dalam studi kepustakaan terutama berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian.

Studi pustaka atau Literatur, yaitu dengan mengumpulkan data melalui literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian. Studi literatur merupakan teknik penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat diruang perpustakaan, misalnya berupa: buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen dan lain-lain (Kartini Kartono, 1996: 33).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dan teknik adalah alat dan cara yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data tidak dapat dipisahkan dengan teknik pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data tidak dapat dipisahkan dengan metode penelitian. Ketiganya terdapat saling berkaitan yang erat satu sama lain.

Penelitian pada waktu mengumpulkan data dilapangan berperan serta dalam kegiatan subjek penelitian. Penelitian sebagai instrumen penelitian akan mencoba memahami dan menyesuaikan keadaan yang terjadi pada waktu penelitian, sehingga data yang didapatkan diperoleh secara akurat.


(32)

64

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pedoman Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan siostematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena (kejadian-kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan. (Muhammad Ali, 1992: 72 dikutip Suryana, Y dan Priatna T, 2009: 193). Peneliti menggunakan teknik observasi ini agar dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Karena observasi dapat dilakukan, melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan pengecap. Sehingga peneliti dapat memperoleh data mengenai komponen-komponen yang berhubungan dengan program pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM dibidang wirausaha.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Suryana, Y dan Priatna T, 2009: 200) Peneliti merancang pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan usaha emping singkong dalam meningkatkan SDM di bidang wirausaha. Wawancara tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat wawancara dilakukan.

3. Studi Dokumentasi

Alat perekam digunakan sebagai alat bantu untuk mendapatkan data-data ketikan peneliti mengadakan wawancara dengan responden atau bukti observasi untuk mendokumenkan kegiatan yang sedang diteliti.


(33)

96

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskrifsi, pembahasan dan temuan penelitian yang telah diuraikan dimuka tentang Program pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM di bidang wirausaha. Pada bab ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Penyadaran dalam menggali potensi dan mengolah tanaman lokal adalah erat kaitannya dengan adanya program pelatihan makanan olahan singkong yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Khususnya Badan Kerja Keluarga Berencana Nasional dan Balai Latihan Kerja Kredit Usaha Kecil Menengah yang memberikan pelatihan mengenai cara-cara mengolah singkong menjadi berbagai aneka makanan olahan, sehingga Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Hal ini merupakan inovasi baru khususnya dalam mengolah singkong menjadi emping singkong, terbukti dengan adanya kegiatan kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan produksi emping singkong untuk dipasarkan atau dijual di masyarakat sekitar benar-benar diperlukan dalam skala besar, Karena tingginya permintaan konsumen

2. Pengembangan struktur kelompok usaha emping singkong Sinar Utami didasarkan pada jumlah permintaan konsumen yang cukup tinggi dan terus-menrus meningkat secara otomatis terjadi penambahan jumlah tenaga kerja, dan banyak nya permintaan-permintaan dari berbagai daerah khususnya kota-kota yang ada di jawa barat tentang emping singkong. Pengembangan struktur kelompok tentunya dengan membuka agen-agen baru di kota-kota yang ada di jawa barat.

3. Program pelatihan makanan olahan singkong merupakan strategi Pemerinttah dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dengan memberikan keterampilan atau kecakapan hidup bagi masyarakat di bidang keterampilan mengolah singkong menjadi berbagai aneka makanan, diharapakan dapat


(34)

97

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuka peluang bagi masyarakat itu sendiri sehingga terjadi pemberdayaan masyakarat dalam bentuk usaha dengan dimaksud agar terjadi perbaikan atau peningkatan ekonomi masyarakat.

4. Proses pembelajaran dalam program pelatihan makanan olahan singkong adalah lebih menekankan pada kegiatan praktek proses produksi makanan olahan terutama praktek produksi atau pembuatan emping singkong dan melalui praktek manajemen kewirausahaan meliputi manajemen produksi, manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan.

5. Evaluasi program pelatihan makanan olahan singkong, dilakukan dalam bentuk supervisi dan monitoring terhadap anggota atau peserta pelatihan yang melakukan kegiatan wirausaha sebagai implementasi ilmu yang diperolehnya melalui program pelatihan, dimana melalui supervisi dilakukan bimbingan, pembinaan dan pengarahan pada pelaksanaan kegiatan kewirausahaan yang membantu kelancaran kegiatan kerjanya, dan melalui monitoring dikumpulkan data-data berupa laporan-laporan mengenai berbagai perkembagnan atau hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan kewirausahaan masing-masing kelompok, salah satunya pada kelompok usaha emping singkong Sinar Utami yang berada di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang akan diberikan peneliti kepada beberapa pihak yang bersangkutan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi para pengambil kebijakan atau Pemerintah yang membidangi pendidikan luar sekolah agar lebih membuka kesempatan lagi bagi masyarakat untuk mengadakan program-program pelatihan tentang makanan olahan yang lainnya. Yang merupakan potensi sumber daya alam diantaranya tanaman-tanaman lokal selain singkong.

2. Bagi para praktisi PLS agar menyelenggarakan program-program pelatihan yang menekankan pada kecakapan hidup atau penguasaan keterampilan


(35)

98

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terutama dibidang pengolahan makanan dengan basis tanaman lokal yang bertujuan untuk menciptakan ekonomi berbasis kearifan lokal.

3. Bagi para peneliti selanjutnya agar dijadikan acuan dalam penelitian berikutnya, mungkin ada beberapa hal yang perlu dikembangkan.


(36)

99

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, i (2002), Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung : CV. ANDIRA.

Alma, Buehori (2006), Kewirausahaan, Bandung : Alfabeta.

Departemen Kementrian Pendidikan, (2002), Materi Penataran Kewirausahaan, Jakarta

Djohani, Rianingsih (2003), Partisipasi Pemberdayaan dan Demokratis

Komunitas, Bandung : Studio Driya Murid Bandung.

Fauzi, A Ikka Kartika (2000), Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung : Nusantara Press.

Geoffrey, G. Meredith, et.al (1996), Kewirausahaan Teori dan Praktek, Jakarta : Pustaka Bonama Pressindo.

Halimah, Ihat, Wahyudin, Uyu, Ardiwinata, Jajat (1998), Supervisi dan

Monitoring Pendidikan Luar Sekolah, Laboraturium Pendidikan Luar

Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Hasan, S.E (2008), Reoptimalisasi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, Dalam

Konsultasi Teoritis dan Praktis. Bandung : UPI

Jurnal (April 2006), Pendidikan Masyarakat Indonesia. Jakarta : Penmasindo Kamil, M (2007), Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : Alfabeta. Kindervatter, S (1979), Nonformal Education as an Emprowering Process.

Unprited In United States Of America.

Marzuki, S. (1992), Strategi dan Model Pelatihan, Malang : PLS FIP IKIP Malang.

Materi Penataran Kewirausahaan (2002), Departemen Pendidikan, Jakarta Nazir, M. (2003), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia

Siagian. S. Dan Asfasari (1995), Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat

17.08.45. Jakarta : Kioang Klede PT. Putra Timur bekerjasama dengan


(37)

100

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subrata, konkon dan kawan-kawan (2000), Dinamika Kelompok MORALE

Kelompok, dan Kepemipinan Kelompok. Publikasi Laboratorium

Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Sudjana, Djuju (2001), Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Falah Production Sudjana, Djuju (2006), Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana, N (1987). Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta : Sinar Baru. Suhamijaya, S (1980). Membina Sikap Mental Wiraswasta, Jakarta : Gunung Jati. Suryono (2011). Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kecakapan

Berwirausaha dan Peran Sosial Santri, Skripsi PLS FIP UPI Bandung.

Tidak diterbitkan.

Wahyudin, Din (et, al 2009), Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.

http://chikacimoet.blogspot.com/2013/02/pemberdayaan-masyarakat.html http://arifh.blogdetik.com/produk-olahan-berbasis-singkong-semakin-

berkembang/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia

http://dinamikakelompok7.blogspot.com/2012/12/pembentukan-kelompok-peran- norma-dan-struktur-kelompok.html

http://zakarija.staff.umm.ac.id/files/2010/12/MERANCANG-PELATIHAN-YANG-EFEKTIF.pdf


(1)

64

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pedoman Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan siostematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena (kejadian-kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan. (Muhammad Ali, 1992: 72 dikutip Suryana, Y dan Priatna T, 2009: 193). Peneliti menggunakan teknik observasi ini agar dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Karena observasi dapat dilakukan, melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan pengecap. Sehingga peneliti dapat memperoleh data mengenai komponen-komponen yang berhubungan dengan program pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM dibidang wirausaha.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Suryana, Y dan Priatna T, 2009: 200) Peneliti merancang pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan usaha emping singkong dalam meningkatkan SDM di bidang wirausaha. Wawancara tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat wawancara dilakukan.

3. Studi Dokumentasi

Alat perekam digunakan sebagai alat bantu untuk mendapatkan data-data ketikan peneliti mengadakan wawancara dengan responden atau bukti observasi untuk mendokumenkan kegiatan yang sedang diteliti.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskrifsi, pembahasan dan temuan penelitian yang telah diuraikan dimuka tentang Program pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM di bidang wirausaha. Pada bab ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Penyadaran dalam menggali potensi dan mengolah tanaman lokal adalah erat kaitannya dengan adanya program pelatihan makanan olahan singkong yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Khususnya Badan Kerja Keluarga Berencana Nasional dan Balai Latihan Kerja Kredit Usaha Kecil Menengah yang memberikan pelatihan mengenai cara-cara mengolah singkong menjadi berbagai aneka makanan olahan, sehingga Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Hal ini merupakan inovasi baru khususnya dalam mengolah singkong menjadi emping singkong, terbukti dengan adanya kegiatan kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan produksi emping singkong untuk dipasarkan atau dijual di masyarakat sekitar benar-benar diperlukan dalam skala besar, Karena tingginya permintaan konsumen

2. Pengembangan struktur kelompok usaha emping singkong Sinar Utami didasarkan pada jumlah permintaan konsumen yang cukup tinggi dan terus-menrus meningkat secara otomatis terjadi penambahan jumlah tenaga kerja, dan banyak nya permintaan-permintaan dari berbagai daerah khususnya kota-kota yang ada di jawa barat tentang emping singkong. Pengembangan struktur kelompok tentunya dengan membuka agen-agen baru di kota-kota yang ada di jawa barat.

3. Program pelatihan makanan olahan singkong merupakan strategi Pemerinttah dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dengan memberikan keterampilan atau kecakapan hidup bagi masyarakat di bidang keterampilan mengolah singkong menjadi berbagai aneka makanan, diharapakan dapat


(3)

97

membuka peluang bagi masyarakat itu sendiri sehingga terjadi pemberdayaan masyakarat dalam bentuk usaha dengan dimaksud agar terjadi perbaikan atau peningkatan ekonomi masyarakat.

4. Proses pembelajaran dalam program pelatihan makanan olahan singkong adalah lebih menekankan pada kegiatan praktek proses produksi makanan olahan terutama praktek produksi atau pembuatan emping singkong dan melalui praktek manajemen kewirausahaan meliputi manajemen produksi, manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan.

5. Evaluasi program pelatihan makanan olahan singkong, dilakukan dalam bentuk supervisi dan monitoring terhadap anggota atau peserta pelatihan yang melakukan kegiatan wirausaha sebagai implementasi ilmu yang diperolehnya melalui program pelatihan, dimana melalui supervisi dilakukan bimbingan, pembinaan dan pengarahan pada pelaksanaan kegiatan kewirausahaan yang membantu kelancaran kegiatan kerjanya, dan melalui monitoring dikumpulkan data-data berupa laporan-laporan mengenai berbagai perkembagnan atau hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan kewirausahaan masing-masing kelompok, salah satunya pada kelompok usaha emping singkong Sinar Utami yang berada di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang akan diberikan peneliti kepada beberapa pihak yang bersangkutan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi para pengambil kebijakan atau Pemerintah yang membidangi pendidikan luar sekolah agar lebih membuka kesempatan lagi bagi masyarakat untuk mengadakan program-program pelatihan tentang makanan olahan yang lainnya. Yang merupakan potensi sumber daya alam diantaranya tanaman-tanaman lokal selain singkong.

2. Bagi para praktisi PLS agar menyelenggarakan program-program pelatihan yang menekankan pada kecakapan hidup atau penguasaan keterampilan


(4)

terutama dibidang pengolahan makanan dengan basis tanaman lokal yang bertujuan untuk menciptakan ekonomi berbasis kearifan lokal.

3. Bagi para peneliti selanjutnya agar dijadikan acuan dalam penelitian berikutnya, mungkin ada beberapa hal yang perlu dikembangkan.


(5)

99

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, i (2002), Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung : CV. ANDIRA.

Alma, Buehori (2006), Kewirausahaan, Bandung : Alfabeta.

Departemen Kementrian Pendidikan, (2002), Materi Penataran Kewirausahaan, Jakarta

Djohani, Rianingsih (2003), Partisipasi Pemberdayaan dan Demokratis Komunitas, Bandung : Studio Driya Murid Bandung.

Fauzi, A Ikka Kartika (2000), Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung : Nusantara Press.

Geoffrey, G. Meredith, et.al (1996), Kewirausahaan Teori dan Praktek, Jakarta : Pustaka Bonama Pressindo.

Halimah, Ihat, Wahyudin, Uyu, Ardiwinata, Jajat (1998), Supervisi dan

Monitoring Pendidikan Luar Sekolah, Laboraturium Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Hasan, S.E (2008), Reoptimalisasi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, Dalam Konsultasi Teoritis dan Praktis. Bandung : UPI

Jurnal (April 2006), Pendidikan Masyarakat Indonesia. Jakarta : Penmasindo Kamil, M (2007), Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : Alfabeta. Kindervatter, S (1979), Nonformal Education as an Emprowering Process.

Unprited In United States Of America.

Marzuki, S. (1992), Strategi dan Model Pelatihan, Malang : PLS FIP IKIP Malang.

Materi Penataran Kewirausahaan (2002), Departemen Pendidikan, Jakarta Nazir, M. (2003), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia

Siagian. S. Dan Asfasari (1995), Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat 17.08.45. Jakarta : Kioang Klede PT. Putra Timur bekerjasama dengan Puslatkop dan PK Depkop dan PKK


(6)

Subrata, konkon dan kawan-kawan (2000), Dinamika Kelompok MORALE Kelompok, dan Kepemipinan Kelompok. Publikasi Laboratorium

Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Sudjana, Djuju (2001), Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Falah Production Sudjana, Djuju (2006), Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana, N (1987). Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta : Sinar Baru. Suhamijaya, S (1980). Membina Sikap Mental Wiraswasta, Jakarta : Gunung Jati. Suryono (2011). Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kecakapan

Berwirausaha dan Peran Sosial Santri, Skripsi PLS FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Wahyudin, Din (et, al 2009), Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.

http://chikacimoet.blogspot.com/2013/02/pemberdayaan-masyarakat.html http://arifh.blogdetik.com/produk-olahan-berbasis-singkong-semakin-

berkembang/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia

http://dinamikakelompok7.blogspot.com/2012/12/pembentukan-kelompok-peran- norma-dan-struktur-kelompok.html

http://zakarija.staff.umm.ac.id/files/2010/12/MERANCANG-PELATIHAN-YANG-EFEKTIF.pdf