Evaluasi Penjadwalan Produksi pada Bengkel Bubut Cahaya Teknik dengan Metode CDS (Campbell, Dudek, Smith).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Dalam era globalisasi ini, manusia dituntut bergerak dalam kecepatan tetapi tidak melupakan ketepatan. Dua hal diatas menjadi salah satu poin penting dalam produksi untuk menghadapi persaingan pasar. Dalam menghadapi persaingan pasar, sebaiknya sebuah perusahaan memproduksi lebih cepat dengan diimbangi kualitas produk yang lebih baik dari para pesaingnya. Karena jika sebuah perusahaan bisa memproduksi dengan waktu yang cepat dan kualitas yang maksimal dapat dipercayai oleh konsumen.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan dalam suatu proses produksi adalah penjadwalan. Dengan penjadwalan yang baik akan memperoleh waktu produksi (makespan) yang minimal disertai hasil yang maksimal. bengkel bubut Cahaya Teknik yang bergerak dalam bidang bubut ini juga harus memperhatikan penjadwalannya.

Dalam hal ini Bengkel Bubut Cahaya Teknik memproduksi empat produk yaitu

gear besar, gear kecil, as, dan roll. Permasalahan yang muncul yaitu masih adanya

mesin yang menganggur pada saat proses poduksi berlangsung, untuk mencegahnya penjadwalan menggunakan metode Campbell, Dudek, dan Smith digunakan untuk mencari beberapa alternatif penjadwalan.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

In this era of globalization, people are required to move in speed but do not forget about accuracy. Two things above becomes one of the important points in the production in the face of market competition. In the face of market competition, should a company producing offset quality faster with better products than its competitors. Because if a company can produce in a short time and the maximum quality can be trusted by consumers.

One of the factors that can affect the speed and accuracy in a production process is scheduling. With good scheduling will acquire production time (makespan) is minimal with maximum results. Bengkel bubut Cahaya Teknik engaged in this lathe must also consider scheduling.

In this case Bengkel Bubut Cahaya Teknik manufactures four products namely large gear, small gear, as, and roll. The problems that arise are still the engine idle during poduksi process progresses, to prevent scheduling method Campbell, Dudek, and Smith used to search for alternative of scheduling.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL (BAHASA INDONESIA) ... i

HALAMAN JUDUL (BAHASA INGGRIS) ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 10

2.1 Manajemen Operasi ... 10

2.1.1 Keputusan dalam Manajemen Operasi ... 10

2.2 Pengertian Penjadwalan Operasi ... 12

2.3 Tujuan Penjadwalan ... 13

2.4 Model Penjadwalan ... 14

2.5 Input dan output dalam penjadwalan mesin ... 15


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.7 Metode penjadwalan mesin ... 16

2.8 Metode CDS (Campbell, Dudek, Smith) ... 18

2.9 Kerangka Pemikiran ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Objek penelitian ... 22

3.1.1 Sejarah bengkel bubut Cahaya Teknik ... 22

3.1.2 Jam kerja dan jumlah pegawai ... 23

3.1.3 Jumlah dan jenis mesin ... 23

3.1.4 Proses pengerjaan ... 26

3.2 Metode Penelitian ... 27

3.2.1 Metode Kualitatif ... 27

3.2.2 Teknik pengumpulan data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Pengumpulan data... 30

4.2 Penjadwalan bengkel bubut Cahaya Teknik ... 32

4.3 Metode CDS (Campbell, Dudek, Smith) ... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1 Simpulan ... 50

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Bahan Baku dan Kesulitan ... 3

Tabel 1.2 Proses Produksi Urutan Mesin ... 4

Tabel 1.3 Waktu Proses Produksi ... 5

Tabel 1.4 Waktu set-up per mesin ... 5

Tabel 1.5 Jumlah Waktu Pesanan dan Proses ... 6

Tabel 3.1 Jumlah Mesin Bengkel Bubut Cahaya Teknik ... 23

Tabel 3.2 Urutan Mesin dan Hasil Produksi ... 26

Tabel 3.3 Waktu set-up per mesin ... 26

Tabel 4.1 Waktu Proses Produksi ... 29

Tabel 4.2 Waktu set-up per mesin ... 30

Tabel 4.3 Jumlah Pesanan dan Target Waktu Penyelesaian ... 30

Tabel 4.4 Waktu Produksi Berdasarkan Mesin dan Jumlah Produk ... 32

Tabel 4.5 K=1 ... 34

Tabel 4.6 K=2 ... 36

Tabel 4.7 K=3 ... 38

Tabel 4.8 K=4 ... 40

Tabel 4.9 K=5 ... 42

Tabel 4.10 K=6 ... 44

Tabel 4.11 K=7 ... 46

Tabel 4.12 Perbandingan Penjadwalan Bengkel Bubut Cahaya Teknik Dengan K=1 serta K=6 ... 48


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 20

Gambar 3.1 Mesin Bubut ... 23

Gambar 3.2 Mesin Gigi ... 24

Gambar 3.3 Mesin Scrap ... 24

Gambar 3.4 Mesin Drill ... 25

Gambar 4.1 Gantt-Chart Bengkel Bubut Cahaya Teknik ... 32

Gambar 4.2 Gantt-Chart K=1 ... 35

Gambar 4.3 Gantt-Chart K=2 ... 37

Gambar 4.4 Gantt-Chart K=3 ... 39

Gambar 4.5 Gantt-Chart K=4 ... 41

Gambar 4.6 Gantt-Chart K=5 ... 43

Gambar 4.7 Gantt-Chart K=6 ... 45


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam era globalisasi ini, manusia dituntut bergerak dengan kecepatan tetapi tidak melupakan ketepatan. Kecepatan dan ketepatan sangat dibutuhkan dalam berbisnis, karena cepat dan tepat menjadi salah satu poin penting dalam sebuah produksi untuk menghadapi persaingan pasar.

Hal tersebut sebaiknya dilakukan oleh perusahaan dalam sebuah proses poduksi. Hasil produksi dengan waktu yang lebih cepat diimbangi kualitas produk yang lebih baik akan dipercayai oleh konsumen dan menjadikan nilai lebih pada suatu perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya atau para pesaingnya.

Dalam suatu proses produksi ada faktor yang dapat mempengaruhinya, salah satunya adalah penjadwalan. Penjadwalan yang baik akan memperoleh waktu produksi (makespan) yang minimal disertai hasil yang maksimal. Kenyataannya dalam sebuah produksi, banyak perusahaan yang kurang memperhatikan penjadwalan dan masih banyak yang menggunakan sistem first come first serve. Sistem first

come first serve tersebut memang baik digunakan, namun tidak cocok

dalam semua bidang perusahaan.

Salah satu perusahan yang tidak cocok menggunakan sistem first

come first serve adalah perusahaan bidang bubut. Bubut merupakan suatu

proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai


(8)

2 Universitas Kristen Maranatha macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda karena akan menyebabkan biaya dan waktu yang berlebihan.

(http://rikkyadisaputra.blogspot.com/2011/11/pengertian-bubut.html). Seperti yang diketahui terdapat 8 muda (pemborosan) menurut Jeffrey K. Liker dalam bukunya The Toyota Way (2005), yaitu:

1. Produksi berlebih 2. Waktu menunggu

3. Transpor yang tidak diperlukan 4. Pemrosesan berlebih

5. Persediaan berlebih

6. Gerakan yang tidak diperlukan 7. Cacat

8. Kreatifitas karyawan yang tidak digunakan

Dari 8 muda (pemborosan) diatas, jika usaha bubut tidak memperhatikan penjadwalan yang baik maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan salah satu dari pemborosan tersebut. Maka dari itu peranan penjadwalan yang baik sangatlah dibutuhkan guna mengurangi pemborosan yang terjadi dalam proses produksi sebuah perusahaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan penelitian pada bengkel bubut Cahaya Teknik yang terletak di Jalan Jendral Sudirman no.702, Bandung. Penulis menemukan beberapa permasalahan. Pertama kurangnya memperhitungkan penjadwalan sehingga menimbulkan waktu proses produksi (makespan) yang tidak efisien serta terjadi idletime yang berlebihan. Kedua, terdapat beberapa mesin yang menganggur dikarenakan proses kerja mesin adalah mesin seri. Dari beberapa permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian di bengkel tersebut.


(9)

3 Universitas Kristen Maranatha Berikut adalah penjelasan tentang bahan baku dan tingkat kesulitan dalam proses bubut:

Tabel 1.1

Bahan baku dan tingkat kesulitan

Bahan Tingkat Kesulitan

Besi Sedang

Kuningan Sulit

Stainless Sulit

Alumunium Mudah

Nylon Mudah

(Sumber: Bengkel Bubut Cahaya Teknik)

Dalam hal ini penulis hanya meneliti proses bubut dengan bahan besi saja, dikarenakan bahan ini yang paling sering diproses oleh bengkel bubut ini. Berikut adalah tabel hasil yang dikerjakan beserta mesin yang digunakan:


(10)

4 Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.2

Proses produksi urutan mesin

Hasil Urutan Mesin

AS Bubut – Scrap

Gear Kecil Bubut - Gigi – Scrap - Drill

Gear Besar Bubut - Gigi – Scrap – Drill

Roll Bubut

(Sumber: Bengkel Bubut Cahaya Teknik)

Disini penulis meneliti proses pengerjaan gear besar, gear kecil,

as, dan roll, yang mana hanya proses produksi gear saja yang melewati

4 mesin, yaitu mesin bubut, mesin gigi, mesin scrap dan mesin drill. Bengkel bubut ini hanya mengerjakan berdasarkan pesanan yang dipesan oleh konsumen, dalam hal ini penulis meneliti proses pengerjaan pada minggu pertama bulan september 2015 yang terdiri dari gear besar,

gear kecil, as, dan roll. Berdasarkan data di atas peneliti menggunakan

metode CDS (Campbell, Dudek, Smith) dalam penelitian. Penulis berharap dapat mengurangi idletime pada bengkel bubut. Dengan ini penulis akan meneliti bengkel bubut ini dengan judul “EVALUASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA BENGKEL BUBUT CAHAYA TEKNIK DENGAN METODE CDS (CAMPBELL, DUDEK, SMITH)”.


(11)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, berikut adalah tabel produksi yang dilakukan oleh bengkel bubut.

Tabel 1.3

Waktu proses produksi

Mesin Waktu

Gear Besar Gear Kecil AS Roll

Mesin Bubut 20 menit 30 menit 288 menit 144 menit

Mesin Gigi 240 menit 150 menit - -

Mesin Scrap 10 menit 10 menit - -

Mesin Drill 15 menit 15 menit 180 menit - (Sumber: Bengkel Bubut Cahaya Teknik)

Dengan waktu set-up mesin masing-masing adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4

Waktu set-up per mesin

Mesin Set-up Time

Mesin Bubut 2 menit

Mesin Gigi 20 menit

Mesin Scrap 5 menit

Mesin Drill 1 menit


(12)

6 Universitas Kristen Maranatha Berikut adalah tabel perbandingan antara target waktu penyelesaian dengan waktu realisasi yang terjadi:

Tabel 1.5

Jumlah pesanan dan waktu proses Jenis Produk Jumlah

pesanan (unit)

Target waktu penyelesaian

Waktu realisasi

Gear besar 10 48 jam 55 jam

Gear kecil 10 34 jam 36 jam

AS 5 39 jam 49 jam

Roll 10 24 jam 24 jam

(Sumber: Bengkel Bubut Cahaya Teknik)

Dari data di atas dan hasil penelitian, penulis menemukan beberapa masalah dalam proses pengerjaan pada bengkel bubut tersebut, seperti terdapat idletime pada mesin seri dan berkaitan dengan lamanya proses pengerjaan. Dari hal di atas penulis merumuskan masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimana penjadwalan yang diterapkan oleh bengkel bubut tersebut?

2. Bagaimana penjadwalan alternatif dengan menggunakan perhitungan metode CDS (Campbell, Dudek, dan Smith)?

3. Apakah penjadwalan yang diterapkan oleh bengkel bubut tersebut lebih baik dari penjadwalan alternatif dengan menggunakan metode CDS (Campbell, Dudek, dan Smith)?


(13)

7 Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menarik simpulan sebagai tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui penjadwalan yang diterapkan oleh bengkel bubut. 2. Untuk mengetahui beberapa alternatif penjadwalan menurut metode

CDS (Campbell, Dudek, dan Smith)

3. Untuk mengetahui apakah dengan penjadwalan metode CDS (Campbell, Dudek, dan Smith) lebih baik atau tidak dari penjadwalan yang sudah diterapkan oleh bengkel.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap penelitian ini berguna bagi: 1. Bagi penulis

Dapat menerapkan ilmu yang penulis pelajari dalam kegiatan perkuliahan dan ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang membutuhkan. Selain itu untuk memenuhi tugas akhir dalam kegiatan perkuliahan penulis.

2. Bagi bengkel bubut

Dapat menerapkan hasil penelitian guna mengurangi lamanya proses pengerjaan pada bengkel bubut tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian pada Bengkel Bubut Cahaya Teknik ini dalam penulisannya dibuat dalam bentuk skripsi, dengan sistematika sebagai berikut :


(14)

8 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

Bab I yang menceritakan tentang latar belakang mengenai fenomena yang ada pada saat ini dengan menceritakan berkembangnya industri dalam bidang bubut sehingga menceritakan tentang Bengkel Bubut Cahaya Teknik yang mengalami beberapa kendala dalam mengatasi penjadwalan mesin. Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab identifikasi dari masalah yang ada pada Bengkel Bubut Cahaya Teknik. Kegunaan penelitian juga dijelaskan pada bab ini yang diharapkan dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan bengkel tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II menjelaskan tentang kerangka pemikiran dan beberapa teori mengenai permasalahan yang ada dalam produksi guna membantu dalam segi pemecahan masalah dan segi menganalisis permasalahan yang terjadi pada pelaku usaha.

BAB III METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN Bab III berisikan tentang metode-metode mana yang akan digunakan dalam penelitian dan metode pengumpulan data. Bab ini pun menjelaskan mengenai objek penelitian yang sedang diteliti permasalahanya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisikan tentang pengumpulan data dari hasil penelitian yang dijadikan tolak ukur untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada dengan menggunakan metode yang telah dipelajari.


(15)

9 Universitas Kristen Maranatha BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab V berisikan tentang simpulan yang telah diambil dari hasil penelitian beserta saran dari hasil kesimpulan yang diambil dan diharapkan berguna bagi pelaku usaha


(16)

50 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Bengkel bubut Cahaya Teknik adalah perusahaan yang bergerak dibidang bubut. Dalam hal ini penulis meneliti empat produk yang diproduksi oleh bengkel tersebut, yaitu gear kecil, gear besar, as, dan roll. Ke empat produk ini adalah produk yang paling sering diterima oleh bengkel tersebut.

Dari hasil perhitungan pada BAB IV penulis menarik simpulan sebagai berikut:

1. Penjadwalan yang diterapkan oleh bengkel bubut cahaya Teknik yaitu memperoleh total waktu produksi 3.312 menit

2. Penjadwalan dengan metode CDS menghasilkan 7 alternative, dengan waktu terbaiknya adalah 3.132 menit yaitu diperoleh ketika K=6.

3. Dalam total waktu penyelesaian kedua penjadwalan ini sama namun dalam total waktu per produk penjadwalan dengan metode CDS K=6 memiliki perbedaan yaitu pada produk roll yang di mana terdapat selisih waktu sebesar 576 menit dibanding penjadwalan yang diterapkan oleh bengkel bubut Cahaya Teknik.


(17)

51 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Dari hasil penelitian, penulis memberi saran agar bengkel bubut Cahaya Teknik ini dapat produksi lebih baik lagi dari sebelumnya, karena dengan penjadwalan yang baik dapat memunculkan nilai plus diantara para pesaingnya, berikut adalah saran dari penulis:

1. Penjadwalan yang baik adalah meminimalisir idletime yang terjadi, dalam hal ini bengkel bubut Cahaya Teknik masih terdapat banyak

idletime sehingga menimbulkan waktu produksi yang lebih lama. Maka

dari itu penjadwalan produksi haruslah diperhatikan agar memaksimalkan waktu produksi tersebut, dengan cara memaksimalkan tenaga kerja yang ada dengan jumlah mesin sehingga tidak terdapatnya mesin dan tenaga kerja yang menganggur.

2. Dengan penjadwalan yang baik juga dapat memaksimalkan kinerja karyawan untuk menyelesaikan order, dengan selesai lebih cepat pada suatu produk tertentu maka dengan jam kerja yang sama, karyawan dapat menyelesaikan mungkin lebih dari produk yang biasa dikerjakan. 3. Bengkel Bubut Cahaya Teknik harus memperhatikan jumlah order dan jenis order agar dapat dimaksimalkan dengan jumlah mesin dan kapasitas mesin yang ada.


(18)

52 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Baker, K. R. 1974. Introduction to Scheduling. Canada: John Willey & Sons Inc. Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 1. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Daft, Richard L.2006. Manajemen, Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Ginting, Rosnani. 2009. Penjadwalan Mesin. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Heizer, J., dan Render, B. 2008. Operations Management. 9th Edition. New Jersey:

Pearson Education Inc.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE.

Liker, K. Jeffrey. 2005. The Toyota Way. Jakarta: Erlangga.

Pinedo, Michael. 2002. Scheduling Theory, Algorithms, and System. Third Edition. New York : Prentice Hall, Inc.

Russell, R.S. and Bernard W. Taylor III. 2005. Operations Management. 5th Edition.

New Jersey: John Willey & Sons Inc.

Russell, R.S. and Bernard W. Taylor III. 2006. Operations Management: Quality

and Competitiveness in A Global Environment, Edisi Kelima. New York:

John Willey & Sons Inc.

Sofyan, Diana Khairani. 2013. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

http://rikkyadisaputra.blogspot.com/2011/11/pengertian-bubut.html. September


(1)

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menarik simpulan sebagai tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui penjadwalan yang diterapkan oleh bengkel bubut. 2. Untuk mengetahui beberapa alternatif penjadwalan menurut metode

CDS (Campbell, Dudek, dan Smith)

3. Untuk mengetahui apakah dengan penjadwalan metode CDS (Campbell, Dudek, dan Smith) lebih baik atau tidak dari penjadwalan yang sudah diterapkan oleh bengkel.

1.4Kegunaan Penelitian

Penulis berharap penelitian ini berguna bagi: 1. Bagi penulis

Dapat menerapkan ilmu yang penulis pelajari dalam kegiatan perkuliahan dan ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang membutuhkan. Selain itu untuk memenuhi tugas akhir dalam kegiatan perkuliahan penulis.

2. Bagi bengkel bubut

Dapat menerapkan hasil penelitian guna mengurangi lamanya proses pengerjaan pada bengkel bubut tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian pada Bengkel Bubut Cahaya Teknik ini dalam penulisannya dibuat dalam bentuk skripsi, dengan sistematika sebagai berikut :


(2)

BAB I PENDAHULUAN

Bab I yang menceritakan tentang latar belakang mengenai fenomena yang ada pada saat ini dengan menceritakan berkembangnya industri dalam bidang bubut sehingga menceritakan tentang Bengkel Bubut Cahaya Teknik yang mengalami beberapa kendala dalam mengatasi penjadwalan mesin. Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab identifikasi dari masalah yang ada pada Bengkel Bubut Cahaya Teknik. Kegunaan penelitian juga dijelaskan pada bab ini yang diharapkan dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan bengkel tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II menjelaskan tentang kerangka pemikiran dan beberapa teori mengenai permasalahan yang ada dalam produksi guna membantu dalam segi pemecahan masalah dan segi menganalisis permasalahan yang terjadi pada pelaku usaha.

BAB III METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN Bab III berisikan tentang metode-metode mana yang akan digunakan dalam penelitian dan metode pengumpulan data. Bab ini pun menjelaskan mengenai objek penelitian yang sedang diteliti permasalahanya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisikan tentang pengumpulan data dari hasil penelitian yang dijadikan tolak ukur untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada dengan menggunakan metode yang telah dipelajari.


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab V berisikan tentang simpulan yang telah diambil dari hasil penelitian beserta saran dari hasil kesimpulan yang diambil dan diharapkan berguna bagi pelaku usaha


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Bengkel bubut Cahaya Teknik adalah perusahaan yang bergerak dibidang bubut. Dalam hal ini penulis meneliti empat produk yang diproduksi oleh bengkel tersebut, yaitu gear kecil, gear besar, as, dan roll. Ke empat produk ini adalah produk yang paling sering diterima oleh bengkel tersebut.

Dari hasil perhitungan pada BAB IV penulis menarik simpulan sebagai berikut:

1. Penjadwalan yang diterapkan oleh bengkel bubut cahaya Teknik yaitu memperoleh total waktu produksi 3.312 menit

2. Penjadwalan dengan metode CDS menghasilkan 7 alternative, dengan waktu terbaiknya adalah 3.132 menit yaitu diperoleh ketika K=6.

3. Dalam total waktu penyelesaian kedua penjadwalan ini sama namun dalam total waktu per produk penjadwalan dengan metode CDS K=6 memiliki perbedaan yaitu pada produk roll yang di mana terdapat selisih waktu sebesar 576 menit dibanding penjadwalan yang diterapkan oleh bengkel bubut Cahaya Teknik.


(5)

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, penulis memberi saran agar bengkel bubut Cahaya Teknik ini dapat produksi lebih baik lagi dari sebelumnya, karena dengan penjadwalan yang baik dapat memunculkan nilai plus diantara para pesaingnya, berikut adalah saran dari penulis:

1. Penjadwalan yang baik adalah meminimalisir idletime yang terjadi, dalam hal ini bengkel bubut Cahaya Teknik masih terdapat banyak idletime sehingga menimbulkan waktu produksi yang lebih lama. Maka dari itu penjadwalan produksi haruslah diperhatikan agar memaksimalkan waktu produksi tersebut, dengan cara memaksimalkan tenaga kerja yang ada dengan jumlah mesin sehingga tidak terdapatnya mesin dan tenaga kerja yang menganggur.

2. Dengan penjadwalan yang baik juga dapat memaksimalkan kinerja karyawan untuk menyelesaikan order, dengan selesai lebih cepat pada suatu produk tertentu maka dengan jam kerja yang sama, karyawan dapat menyelesaikan mungkin lebih dari produk yang biasa dikerjakan. 3. Bengkel Bubut Cahaya Teknik harus memperhatikan jumlah order dan jenis order agar dapat dimaksimalkan dengan jumlah mesin dan kapasitas mesin yang ada.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baker, K. R. 1974. Introduction to Scheduling. Canada: John Willey & Sons Inc. Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 1. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Daft, Richard L.2006. Manajemen, Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Ginting, Rosnani. 2009. Penjadwalan Mesin. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Heizer, J., dan Render, B. 2008. Operations Management. 9th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE.

Liker, K. Jeffrey. 2005. The Toyota Way. Jakarta: Erlangga.

Pinedo, Michael. 2002. Scheduling Theory, Algorithms, and System. Third Edition. New York : Prentice Hall, Inc.

Russell, R.S. and Bernard W. Taylor III. 2005. Operations Management. 5th Edition. New Jersey: John Willey & Sons Inc.

Russell, R.S. and Bernard W. Taylor III. 2006. Operations Management: Quality and Competitiveness in A Global Environment, Edisi Kelima. New York: John Willey & Sons Inc.

Sofyan, Diana Khairani. 2013. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

http://rikkyadisaputra.blogspot.com/2011/11/pengertian-bubut.html. September