MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK CRUDE PALM OIL (CPO) DI KEBUN PLASMA PTPN VI UNIT USAHA OPHIR PASAMAN BARAT.

(1)

MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK

CRUDE PALM OIL

(CPO) DI KEBUN PLASMA PTPN

VI UNIT USAHA OPHIR PASAMAN BARAT

TUGAS AKHIR

Oleh :

RIKA JUNIDA SAFITRI

06 173 068

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG


(2)

MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK

CRUDE PALM OIL

(CPO) DI KEBUN PLASMA PTPN VI UNIT

USAHA OPHIR PASAMAN BARAT

TUGAS AKHIR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas

Oleh :

RIKA JUNIDA SAFITRI

06 173 068

Pembimbing :

Dr. Rika Ampuh Hadiguna

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2012


(3)

MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK

CRUDE PALM OIL(CPO) DI KEBUN PLASMA PTPN VI UNIT USAHA

OPHIR PASAMAN BARAT Rika Junida Safitri, dibawah bimbingan

Dr. Rika Ampuh Hadiguna

ABSTRAK

Isu lingkungan yang dilontarkan LSM lingkungan Internasional terhadap produsen sawit nasional berdampak pada rantai pasok CPO mulai dari perkebunan, pabrik hingga pemasaran pada konsumen. Hal ini dapat dilihat pada penundaan pembelian CPO oleh beberapa konsumen kepada produsen sawit Indonesia. Penundaan pembelian ini menyebabkan produksi CPO menurun. Menurunnya produksi CPO mengakibatkan harga TBS pada petani turun karena perusahaan mengurangi pembelian. Kompleksitas rantai pasok ini menyebabkan perlunya pengelolaan risiko yang terjadi sepanjang alur rantai pasok.

Pengelolaan risiko ini diawali dengan mencari atau menemukan pemicu terjadinya risiko sepanjang rantai pasokan. Faktor risiko ini memiliki faktor pemicu risiko. Faktor pemasok memiliki pemicu keandalan pengiriman, ketidakpastian kapasitas, ketidakpastian leadtime, ketidakpastian harga dan komitmen pemasok. Pemicu faktor permintaan adalah ketidakpastian volume, ketidakpastian harga, perubahan pasar, dan bullwhip effect. Fluktuasi pasar dipicu oleh beberapa hal yaitu fluktuasi harga produk, fluktuasi harga bahan baku, dan fluktuasi harga energi serta pekerja. Faktor keuangan dapat dipicu oleh perubahan suku bunga dan kebijkan pajak. Operasi internal memiliki pemicu kerusakan mesin, keterlambatan proses, kegagalan sistem informasi dan pergantian pegawai/pemogokan pekerja. Sedangkan faktor lingkungan dipicu oleh bencana alam, perubahan sosial dan politik, serangan yang disengaja, perubahan dalam pengaturan industri dan zona perdagangan regional.Penilaian dampak dan tingkatan pemicu risiko dilakukan dengan menggunakan operator OWA (Ordered Weighted Averaging) sedangkan untuk menilai besar dampak dari faktor risiko dilakukan dengan metode non-numeric rating techniqueME-MCDM (Multi Expert- Multi Criteria Decision Making).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan tingkat faktor risiko yang memiliki nilai tinggi adalah keandalan pengiriman, komitmen pemasok, ketidakpastian harga (produk), fluktuasi harga produk, perubahan suku bunga, dan kebijakan pajak. Sedangkan dampak faktor risiko yang bernilai tinggi adalah ketidakpastian kapasitas (bahan baku), komitmen pemasok, bullwhip effect, kebijakan pajak, bencana alam, perubahan sosial dan politik serta zona perdagangan regional.


(4)

CRUDE PALM OIL (CPO) SUPPLY CHAIN RISK MANAGEMENT in PTPN VI OPHIR’S PASAMAN BARATPLASMA PLANTATIONT

Rika Junida Safitri, under guidance Dr. Rika Ampuh Hadiguna

ABSTRACT

Environmental issues posted by International environmental foundation against the national oil producers, have an impact on the Crude Palm Oil’s supply chain from plantations, manufactures up to marketing to consumers. This can be seen in the delay purchases of palm oil by some consumers to oil producers in Indonesia. This causes a delay purchases of Crude Palm Oil production decreased. Production decreased of Crude Palm Oil lead Fresh Fruit Bunch (FBB) prices on the farmes also decreased, caused of company reduced the purchase. The complexity of the supply chain is causing the need for the risk management that occur throughout the supply chain flow.

The Risk Management begins with finding or discovering drivers of risk throughout the supply chain. These risk factors have a drisk drivers. Suppliers factor have a drivers of delivery reliability, capacity uncertainty, uncertainty leadtime, price uncertainty and supplier commitments. Demand factor drivers are uncertainty of demand volume, price volatility, market changes, and the bullwhip effect. Market fluctuations driven by several things: the product price fluctuations, fluctuations in raw material prices, and fluctuations in energy prices as well as workers. Financial factors can be driven by changes in tax rates and policies. Internal operation has triggered a mechanical failure, delay in the process, the failure of information systems and employee turnover / employee strikes. Meanwhile the environmental factor triggered by natural disasters, social and political changes, deliberate attacks, changes in the regulation of industry and regional trade zone. Impact and risk drivers estimation levels done by using operator OWA (Ordered Weighted Averaging) while to assess the impact of risk factors performed by non-numeric rating technique ME-MCDM (Multi Expert-Multi Criteria Decision Making).

Based on research, founded levels of risk factors that have high value is the reliability of delivery, committed suppliers, the uncertainty of the price (product), fluctuations in product prices, changes in interest rates, and tax policy. While the impact of the risk factors of high value is uncertain capacity (raw materials), committed suppliers, the bullwhip effect, tax policies, natural disasters, political and social change as well as regional trade zone.


(5)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

ABSTRACT

PRAKATA... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR...v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...3

1.3 Tujuan Penelitian ...3

1.4 Batasan Masalah...3

1.5 Sistematika Penulisan ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Crude Palm OilCPO) ...5

2.2 Manajemen Risiko ...8

2.3Supply Chain Risk Management(SCRM)...11

2.3 ME-MCDM dan OWA ...12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data ...16

3.2 Obyek Studi...16

3.3 Metoda yang diaplikasikan ...17

3.4 Tahapan Penelitian ...17

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data ...23

4.2 Pengolahan Data...28


(6)

iii

4.2.2 Penilaian Faktor Risiko Kritikal ...32

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Faktor RisikoSupplier(Pemasok) ...34

5.2 Faktor RisikoDemand(Permintaan) dan Fluktuasi Pasar ...36

5.3 Faktor Risiko Keuangan...39

5.4 Faktor Risiko Lingkungan...42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...44

6.2 Saran...45

DAFTAR PUSTAKA...46


(7)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skala PenilaianNon-Numeric...12

Tabel 2. Rekapitulasi Penilaian Tingkat Risiko Rantai Pasok CPO...26

Tabel 3. Rekapitulasi Penilaian Dampak Risiko Rantai Pasok CPO...27

Tabel 4. Penilaian Tingkat Faktor Pemicu Risiko Rantai Pasok CPO ...29

Tabel 5. Penilaian Dampak Faktor Pemicu Risiko Rantai Pasok CPO ...30

Tabel 6. Penilaian Faktor Risiko Kritikal Rantai Pasok CPO ...32


(8)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit...8 Gambar 2. Ruang Lingkup Penelitian ...17 Gambar 3. Langkah Penelitian ...17 Gambar 4. Tahap Pengidentifikasian Faktor Risiko

dan Perancangan Kuesioner ...20 Gambar 5. Tahap Penilaian Risiko...21 Gambar 6. Struktur Faktor Pemicu Tingkat dan Dampak Risiko ...25


(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran AFaktor-Faktor Pemicu Risiko Rantai Pasok...48 Lampiran B Kuisioner Penelitian...54 Lampiran CGambaran Umum PTPN VI ...59


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan berisi mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memberikan kontribusi penerimaan devisa negara yang dapat diandalkan. Prospek kelapa sawit Indonesia yang baik diharapkan memberikan manfaat yang sangat menguntungkan baik dalam pembangunan ekonomi nasional, pembangunan wilayah dan solusi pemecahan masalah penganguran, kemiskinan dan pembangunan daerah (Ditjen PPHP, 2011). Peluang untuk pengembangan sawit cukup terbuka pada hampir semua sub sistem dalam usaha agribisnis perkelapasawitan. Terbukanya peluang tersebut selain karena dukungan potensi sumber daya yang dimiliki (lahan yang sesuai agroklimat, tenaga kerja, teknologi, ketersediaan varietas / jenis unggul, dan tenaga ahli), juga karena kemampuan daya saing minyak sawit dari negara produsen lainnya, ataupun dengan komoditas substitusi lainnya seperti antara lain: minyak kedelai, minyak rape seed dan minyak bunga matahari (Sun Flower Oil Seeds) (Ditjen PPHP, 2011).

Indonesia adalah penghasil komoditas sawit terbesar di dunia. Luas areal dan produksi kelapa sawit berdasarkan publikasi dari data statistik Ditjen Perkebunan (2011) adalah seluas 8,04 juta ha dengan produksi 19,76 juta ton CPO pada tahun 2010. Perkebunan milik swasta masih dominan dibandingkan perkebunan milik negara dan rakyat. Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat seiring meningkatnya kebutuhan CPO dunia. Selain itu, meningkatnya harga minyak mentah dunia menjadikan CPO sebagai pilihan bahan baku pembuatanbio energyatau alternatif bahan bakar.


(11)

2 Isu lingkungan berupa perusakan lingkungan oleh produsen sawit nasional oleh LSM bidang Internasional memberi dampak yang cukup besar terhadap industri kelapa sawit Indonesia. Isu ini digulirkan dalam bentuk laporan dimana produsen sawit Indonesia mengabaikan peraturan pemerintah tentang lingkungan dan sosial, menyalahkan keanggotaannya dalam RSPO dengan melanggar aturan RSPO dan terlibat dalam pembukaan hutan secara ilegal dan illegal logging. Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) merupakan sebuah forum atau lembaga dunia yang dibentuk pada tahun 1994 di Swiss dengan tujuan meningkatkan dan mendorong terbentuknya industri kelapa sawit yang sesuai dengan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan (RSPOExecutive Board, 2009).

Dampak negatif isu tersebut terhadap produsen CPO dalam negeri berupa pemutusan kontrak oleh konsumen seperti Unilever dan Nestle (penundaan pembelian CPO). Menurut Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) (2010), isu ini berdampak pada turunnya harga tandan buah segar ditingkat petani hingga 10%. Hal ini dipicu oleh pengurangan pembelian oleh pihak produsen CPO terhadap petani.

PT. Perkebunan Nusantara VI merupakan salah satu produsen sawit nasional secara tidak langsung mengalami dampak isu lingkungan yang mempengaruhi rantai pasok CPO. Permasalahan yang dialami oleh PTPN VI terkait dengan pasokan TBS yang tidak konsisten. Terkadang TBS yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan (kurang). Hal ini menyebabkan terjadinya pemberhentian produksi untuk sementara waktu sehingga produksi CPO tidak sesuai dengan target. Kurangnya produksi ini dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena terhambatnya penjualan CPO kepada konsumen. Kompleksitas pada sistem rantai pasok akan memicu terjadinya berbagai risiko.Untuk mengelola risiko yang mungkin terjadi sepanjang rantai pasokan CPO, maka perusahaan perlu menyusun strategi untuk mengelola risiko rantai pasok CPO agar resiko yang mungkin akan terjadi bisa dihindari atau paling tidak dikurangi efeknya.


(12)

3 1.2 Perumusan Masalah

Permasalahannya adalah apa saja faktor-faktor pemicu resiko pada rantai pasok CPO dan penilaian terhadap tingkat dan dampak risiko.

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan faktor-faktor pemicu risiko dalam rantai pasok CPO di PTPN VI Unit Usaha Ophir Pasaman Barat.

2. Melakukan penilaian tingkat risiko rantai pasok CPO di PTPN VI Unit Usaha Ophir Pasaman Barat.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Pengelolaan risiko hanya dilakukan pada tahap strategis disepanjang rantai pasok yang diamati.

2. Penelitian dilakukan sepanjang rantai pasokan CPO.

3. Sistem yang diamati adalah PTPN VI Unit Usaha Ophir Pasaman Barat.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini akan disusun berdasarkan sistematika berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan manajemen risiko serta penilaian terhadap risiko rantai pasok CPO.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang langkah-langkah penelitian secara sistematis yaitu teknik pengumpulan data, obyek studi, teori yang diaplikasikan serta tahapan penelitian.


(13)

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang pengumpulan dan pengolahan data dari penelitian yang dilakukan. Pengolahan data dilakukan untuk merumuskan rencana-rencana strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkannya serta penjelasan dan hasil perancangan arsitektur strategi manajemen risiko rantai pasok CPO.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang analisis yang dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran untuk penelitian/analisis selanjutnya.


(1)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit...8

Gambar 2. Ruang Lingkup Penelitian ...17

Gambar 3. Langkah Penelitian ...17

Gambar 4. Tahap Pengidentifikasian Faktor Risiko

dan Perancangan Kuesioner ...20

Gambar 5. Tahap Penilaian Risiko...21


(2)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran AFaktor-Faktor Pemicu Risiko Rantai Pasok...48

Lampiran B Kuisioner Penelitian...54


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan berisi mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memberikan kontribusi penerimaan devisa negara yang dapat diandalkan. Prospek kelapa sawit Indonesia yang baik diharapkan memberikan manfaat yang sangat menguntungkan baik dalam pembangunan ekonomi nasional, pembangunan wilayah dan solusi pemecahan masalah penganguran, kemiskinan dan pembangunan daerah (Ditjen PPHP, 2011). Peluang untuk pengembangan sawit cukup terbuka pada hampir semua sub sistem dalam usaha agribisnis perkelapasawitan. Terbukanya peluang tersebut selain karena dukungan potensi sumber daya yang dimiliki (lahan yang sesuai agroklimat, tenaga kerja, teknologi, ketersediaan varietas / jenis unggul, dan tenaga ahli), juga karena kemampuan daya saing minyak sawit dari negara produsen lainnya, ataupun dengan komoditas substitusi lainnya seperti antara lain: minyak kedelai, minyak rape seed dan minyak bunga matahari (Sun Flower Oil Seeds) (Ditjen PPHP, 2011).

Indonesia adalah penghasil komoditas sawit terbesar di dunia. Luas areal dan produksi kelapa sawit berdasarkan publikasi dari data statistik Ditjen Perkebunan (2011) adalah seluas 8,04 juta ha dengan produksi 19,76 juta ton CPO pada tahun 2010. Perkebunan milik swasta masih dominan dibandingkan perkebunan milik negara dan rakyat. Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat seiring meningkatnya kebutuhan CPO dunia. Selain itu,


(4)

2 Isu lingkungan berupa perusakan lingkungan oleh produsen sawit nasional oleh LSM bidang Internasional memberi dampak yang cukup besar terhadap industri kelapa sawit Indonesia. Isu ini digulirkan dalam bentuk laporan dimana produsen sawit Indonesia mengabaikan peraturan pemerintah tentang lingkungan dan sosial, menyalahkan keanggotaannya dalam RSPO dengan melanggar aturan RSPO dan terlibat dalam pembukaan hutan secara ilegal dan illegal logging. Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) merupakan sebuah forum atau lembaga dunia yang dibentuk pada tahun 1994 di Swiss dengan tujuan meningkatkan dan mendorong terbentuknya industri kelapa sawit yang sesuai dengan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan (RSPOExecutive Board, 2009).

Dampak negatif isu tersebut terhadap produsen CPO dalam negeri berupa pemutusan kontrak oleh konsumen seperti Unilever dan Nestle (penundaan pembelian CPO). Menurut Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) (2010), isu ini berdampak pada turunnya harga tandan buah segar ditingkat petani hingga 10%. Hal ini dipicu oleh pengurangan pembelian oleh pihak produsen CPO terhadap petani.

PT. Perkebunan Nusantara VI merupakan salah satu produsen sawit nasional secara tidak langsung mengalami dampak isu lingkungan yang mempengaruhi rantai pasok CPO. Permasalahan yang dialami oleh PTPN VI terkait dengan pasokan TBS yang tidak konsisten. Terkadang TBS yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan (kurang). Hal ini menyebabkan terjadinya pemberhentian produksi untuk sementara waktu sehingga produksi CPO tidak sesuai dengan target. Kurangnya produksi ini dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena terhambatnya penjualan CPO kepada konsumen. Kompleksitas pada sistem rantai pasok akan memicu terjadinya berbagai risiko.Untuk mengelola risiko yang mungkin terjadi sepanjang rantai pasokan CPO, maka perusahaan perlu menyusun strategi untuk mengelola risiko rantai pasok CPO agar resiko yang mungkin akan terjadi bisa dihindari atau paling tidak dikurangi efeknya.


(5)

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahannya adalah apa saja faktor-faktor pemicu resiko pada rantai pasok CPO dan penilaian terhadap tingkat dan dampak risiko.

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan faktor-faktor pemicu risiko dalam rantai pasok CPO di PTPN VI Unit Usaha Ophir Pasaman Barat.

2. Melakukan penilaian tingkat risiko rantai pasok CPO di PTPN VI Unit Usaha Ophir Pasaman Barat.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Pengelolaan risiko hanya dilakukan pada tahap strategis disepanjang rantai pasok yang diamati.

2. Penelitian dilakukan sepanjang rantai pasokan CPO.

3. Sistem yang diamati adalah PTPN VI Unit Usaha Ophir Pasaman Barat.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini akan disusun berdasarkan sistematika berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan manajemen risiko serta penilaian terhadap risiko rantai pasok CPO.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang langkah-langkah penelitian secara sistematis yaitu teknik pengumpulan data, obyek studi, teori yang diaplikasikan serta tahapan penelitian.


(6)

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang pengumpulan dan pengolahan data dari penelitian yang dilakukan. Pengolahan data dilakukan untuk merumuskan rencana-rencana strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkannya serta penjelasan dan hasil perancangan arsitektur strategi manajemen risiko rantai pasok CPO.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang analisis yang dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran untuk penelitian/analisis selanjutnya.