Analisa Biaya Produk Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Di PTPN IV PKS Mandoge
ANALISA BIAYA PRODUK CRUDE PALM OIL (CPO) DAN
INTI SAWIT SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL
DI PTPN IV PKS PASIR MANDOGE
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari TUGAS SARJANA
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
DESRIWANTY SITORUS
Nim. 060423015
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2010
(2)
ANALISA BIAYA PRODUK CRUDE PALM OIL (CPO) DAN INTI SAWIT SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL
DI PTPN IV PKS PASIR MANDOGE
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
DESRIWANTY SITORUS
Nim. 060423015
Disetujui oleh ;
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
(Ir. Mangara M. Tambunan, MSc) (Tuti Sarma Sinaga, ST, MT)
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2010
(3)
ABSTRAK
PTPN IV PKS Pasir Mandoge adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan inti sawit dengan kapasitas pengolahan 60 ton TBS/jam.
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual.
Dalam penelitian ini harga jual diperoleh dari biaya – biaya yang terjadi dalam proses produksi. Adapun melalui penelitian ini diperoleh biaya produksi
crude palm oil (CPO) dan inti sawit lebih kecil dibanding dengan perusahaan
yaitu sekitar Rp 4.305,06/Kg dan Rp 4.670,68/Kg, sedangkan data perusahaan yaitu Rp. 4.358,45/Kg dan Rp. 4.681,61/Kg.
Untuk persen marjin keuntungan yang dapat diraih perusahaan dari pada CPO sebesar 42 % sedangkan pada inti sawit sebesar 20 %
Dengan biaya produksi yang diperoleh dengan metode yang diusulkan masih mengalami profit atau laba untuk harga jual daripada crude palm oil (CPO) dan inti sawit tersebut.
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan setia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini yang berjudul “Analisa Biaya Produk
Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Di
PTPN IV PKS Mandoge”.
Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana pada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan Tugas Sarjana, Penulis telah berusaha untuk membuat yang terbaik, namun penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk lebih menyempurnakan Tugas Sarjana ini.
Semoga Tugas Sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
(5)
UCAPAN TERIMA KASIH
Laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, MSc selaku pembimbing I, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan motivasi, bimbingan arahan dan koreksi dalam penulisan Tugas Sarjana ini.
3. Ibu Tuti Sarma Sinaga,ST, MT selaku pembimbing II, yang telah begitu sangat sabar dan telah banyak meluangkan waktu yang sangat terbatas untuk memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan koreksi agar Tugas Sarjana ini dapat selesai dengan baik.
4. Bapak Budiono selaku Manager di PTPN IV PKS Pasir Mandoge yang banyak membantu penulis selama proses pengambilan data di lapangan dan memberikan informasi - informasi yang sangat diperlukan dalam penulisan Tugas Sarjana ini.
5. Bapak Wiwit Suhendar, Bapak Lukman Silalahi, Bapak Zulfikar Purba, dan Bapak Zulkifli selaku karyawan di PTPN IV PKS Pasir Mandoge yang telah memberikan bantuan berupa informasi dan dukungan moril selama penulisan tugas sarjana ini.
(6)
6. Teman penulis khususnya anak-anak Ekstensi ’06 yanti, yani, darianto, romas, rizky dan kak marta yang selalu setia memberikan semangat untuk penulis.
Demikian penulis sampaikan untuk memulai pembahasan Tugas Sarjana ini. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana yang disajikan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
(7)
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIVIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR GAMBAR ... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
I. PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-2 1.3. Tujuan Penelitian ... I-2 1.3.1. Tujuan Umum ... I-3 1.3.2. Tujuan Khusus ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3
(8)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
1.5. Batasan Masalah ... I-4 1.6. Asumsi asumsi yang Digunakan ... I-5 1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Struktur Organisasi ... II-2 2.4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-8 2.5.1. Tenaga Kerja ... II-8 2.5.2. Jam Kerja Perusahaan ... II-10 2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-11 2.7. Proses Produksi ... II-12 2.7.1.Stándar Mutu Bahan baku ... II-12 2.7.2.Stándar Mutu Produk ... II-14 2.8. Bahan Yang Digunakan ... II-16
(9)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.8.1. Bahan Baku ... II-16 2.8.2. Bahan Penolong ... II-16 2.8.3. Bahan Tambahan ... II-17 2.9. Uraian Proses Produksi ... II-17 2.9.1. Stasiun Penerimaan Buah ... II-17 2.9.2. Stasiun Perebusan ... II-18 2.9.3. Stasiun Penebahan Buah ... II-20 2.9.4. Pelumatan Buah ... II-21 2.9.5. Pengempaan Buah (Pressing) ... II-21 2.9.6. Pemecahan Ampas Kempa ... II-22 2.9.7. Pemisahan Ampas dan Biji ... II-22 2.9.8. Klarifikasi Minyak Sawit (Pemurnian Minyak) ... II-23 2.9.9. Pengolahan Sludge ... II-25 2.10. Mesin dan Peralatan... II-28 2.10.1. Mesin ... II-28
(10)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
III. LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Harga Jual ... III-1 3.1.1. Pengertian Harga Jual ... III-2 3.1.2. Tujuan Penetapan Harga Jual ... III-2 3.1.2.1 Tujuan Berorientasi pada Laba ... III-2 3.1.2.2.Tujuan Berorientasi pada Volume ... III-2 3.1.2.3.Tujuan Berorientasi pada Citra ... III-2 3.1.2.4.Tujuan Stabilisasi Harga Jual... III-3 3.1.2.5. Tujuan – tujuan Lainnya ... III-3 3.1.3 Faktor – faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam
Penentuan Harga Jual ... III-4 3.1.3.1. Faktor Internal Perusahaan ... III-4 3.1.3.2. Faktor Lingkungan Eksternal ... III-5 3.1.4. Metode Penentuan Harga Jual ... III-6 3.1.4.1. Penentuan Harga Jual Normal ... III-6 3.1.4.2. Penentuan Harga Jual dalam
(11)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.1.4.3. Gross Margin Pricing ... III-9 3.1.4.5. Penentuan Harga Jual Berdasarkan Laba
Yang Ditargetkan ... III-9 3.2. Biaya Produksi ... III-10 3.2.1. Pengertian Biaya ... III-10 3.2.2. Cara Penggolongan Biaya ... III-11 3.2.3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi... III-16 3.2.4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ... III-17 3.2.5. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi ... III-18
IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Rancangan Penelitian ... IV-1 4.3.1. Studi Pendahuluan ... IV-2 4.3.2. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ... IV-2 4.3.3. Studi Pustaka ... IV-2
(12)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.3.4. Teknik Pengumpulan Data ... IV-2 4.3.5. Pengolahan Data ... IV-4 4.3.6. Analisa... IV-9 4.3.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-9 4.4. Variabel Penelitian ... IV-11 4.5. Instrumen Penelitian ... IV-11 4.6. Pelaksanaan Penelitian ... IV-11
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1
5.1. Pengumpulan Data... V-1 5.1.1. Identifikasi dan Pengumpulan Data Aktivitas ... V-1 5.1.2. Identifikasi dan Pengumpulan Data Biaya ... V-4 5.1.2.1. Data Biaya Bahan Baku ... V-6 5.1.2.2. Data Biaya Tenaga Kerja Langsung ... V-7 5.1.2.3. Data Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung ... V-9 5.1.2.4. Data Biaya Umum dan Manajemen ... V-12 5.1.2.5. Data Biaya Listrik ... V-13
(13)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.1.2.6. Data Biaya Pemeliharaan ... V-15 5.1.2.7. Data Biaya Depresiasi ... V-16 5.1.2.8. Data Biaya Steam Boiler... V-17 5.1.2.9. Data Biaya Transportasi (Truk) ... V-18 5.1.2.10.Data Biaya Manajemen Limbah ... V-19 5.1.2.11.Data Biaya Analisis Laboratorium ... V-20 5.1.3. Penentuan Pemicu Biaya Tahap Pertama ... V-21 5.1.3.1. Kelompok Biaya Tenaga Kerja Langsung ... V-21 5.1.3.2. Kelompok Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung . V-22 5.1.3.3. Kelompok Biaya Umum dan Manajemen ... V-22 5.1.3.4. Kelompok Biaya Listrik ... V-23 5.1.3.5. Kelompok Biaya Pemeliharaan ... V-23 5.1.3.6. Kelompok Biaya Depresiasi ... V-24 5.1.3.7. Kelompok Biaya Steam Boiler ... V-25 5.1.3.8. Kelompok Biaya Transportasi ... V-25 5.1.3.9. Kelompok Biaya Manajemen Limbah ... V-25 5.1.3.10.Kelompok Biaya Analisis Laboratorium ... V-25
(14)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.1.4. Penentuan Pemicu Biaya Tahap Kedua ... V-26 5.1.4.1. Aktivitas Penerimaan Buah ... V-26 5.1.4.2. Aktivitas Perebusan (Sterilizer) ... V-26 5.1.4.3. Aktivitas Penebahan (Threshing) ... V-27 5.1.4.4. Aktivitas Pengempaan (Pressing) ... V-27 5.1.4.5. Aktivitas Pengolahan Minyak ... V-27 5.1.4.6. Aktivitas Pengutipan Minyak ... V-28 5.1.4.7. Aktivitas Klarifikasi (Pemurnian Minyak) ... V-28 5.1.4.8. Aktivitas Fibre dengan Nut ... V-28 5.1.4.9. Aktivitas Pemecahan Biji ... V-29 5.1.4.10.Aktivitas Pemisahan Inti dengan Cangkang ... V-29 5.1.4.11.Aktivitas Memasukkan ke Gudang (Storage) ... V-29 5.1.4.12.Aktivitas Packing & Shipment ... V-30 5.2. Pengolahan Data ... V-30 5.2.1. Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Langsung ... V-30 5.2.2. Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung ... V-35 5.2.3. Pembebanan Biaya Umum dan Manajemen ... V-42
(15)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.4. Pembebanan Biaya Listrik... V-43 5.2.4. Pembebanan Biaya Pemeliharaan ... V-47 5.2.5. Pembebanan Biaya Depresiasi... V-52 5.2.6. Pembebanan Biaya Steam Boiler ... V-55 5.2.7. Pembebanan Biaya Transportasi (Truk) ... V-56 5.2.8. Pembebanan Biaya Manajemen Limbah ... V-57 5.2.9. Pembebanan Analisis Laboratorium ... V-59 5.2. Rekapitulasi Biaya Produk dengan Metode yang Diusulkan ... V-60 5.3. Perhitungan Biaya Produk Saat ini ... V-62
VI. ANALISIS PENGOLAHAN DATA... VI-1
6.1. Analisis Perbandingan Pembebanan Tiap Biaya Produksi ... VI-1 6.1.1. Analisis Perbandingan Pembebanan Biaya Produksi
Langsung ... VI-1 6.1.1.1. Analisis Pembebanan Biaya Bahan Baku ... VI-1 6.1.1.2. Analisis Pembebanan Biaya Tenaga Kerja
(16)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
6.1.2.Analisis Perbandingan Pembebanan Biaya Produksi
Tidak Langsung ... VI-5 6.1.2.1 Analisis Pembebanan Biaya Tenaga Kerja
Tidak Langsung ... VI-5 6.1.2.2.Analisis Pembebanan Biaya Umum dan
Manajemen ... VI-7 6.1.2.3. Analisis Pembebanan Biaya Listrik ... VI-8 6.1.2.4. Analisis Pembebanan Biaya Pemeliharaan ... VI-10 6.1.2.5. Analisis Pembebanan Biaya Depresiasi ... VI-12 6.1.2.6. Analisis Pembebanan Biaya Steam Boiler. ... VI-14 6.1.2.7. Analisis Pembebanan Biaya Transportasi. ... VI-15 6.1.2.8. Analisis Pembebanan Biaya Manajemen
Limbah. ... VI-16 6.1.2.9. Analisis Pembebanan Biaya Analisis
Laboratorium ... VI-17 6.1.3. Rekapitulasi Perbandingan Pembebanan Tiap Biaya ... VI-18 6.1.3.1. Rekapitulasi Perbandingan Pembebanan Tiap
(17)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
Biaya untuk Crude Palm Oil (CPO) ... VI-18 6.1.3.1. Rekapitulasi Perbandingan Pembebanan Tiap
Biaya untuk Inti Sawit (Kernel) ... VI-20 6.1.4. Hasil dari persen Marjin Keuntungan ... VI-22
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA ... P
LAMPIRAN ... L
(18)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Spesifikasi Fraksi TBS ... II-13 2.2. Standard Kematangan Buah ... II-14 2.3. Spesifikasi Mutu Produk Inti ... II-15 2.4. Spesifikasi Mutu Produk Minyak Mentah Kelapa Sawit (CPO) ... II-15 2.5. Mesin/Peralatan yang dipakai Di PTPN IV Pasir Mandoge ... II-29 5.1. Data Aktivitas Operasi Produksi CPO dan Inti Sawit ... V-2 5.2. Data Aktivitas Administrasi CPO dan Inti Sawit... V-3 5.3. Data Aktivitas Pendukung CPO dan Inti Sawit ... V-4 5.4. Total Produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) ... V-5 5.5. Data Biaya Bahan Baku Bulan Januari 2010 ... V-6 5.6. Data Biaya Tenaga Kerja Langsung ... V-8 5.7. Data Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung ... V-11 5.8. Data Biaya Umum dan Manajemen ... V-12 5.9. Data Biaya Pengoperasian Genset ... V-14 5.10. Data Biaya Pengoperasian Turbin ... V-14 5.11. Alokasi Pemakaian Listrik ... V-15 5.12. Data Biaya Pemeliharaan ... V-16 5.13. Data Biaya Depresiasi ... V-17
(19)
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.14. Data Biaya Pemakaian Boiler Bulan Januari 2010 ... V-17 5.15. Data Biaya Tansportasi (Truk) ... V-19 5.16. Data Biaya Manajemen Limbah... V-20 5.17. Data Biaya Analisis Laboratorium ... V-21
5.18. Data Jam Kerja untuk Produksi CPO dan Inti Sawit... V-31 5.19. Data Jam Kerja untuk Bagian Produksi CPO ... V-31 5.20. Data Jam Kerja untuk Bagian Produks i Inti Sawit (Kernel) ... V-32 5.21. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung di Beberapa Bagian ... V-35 5.22. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Kepala Bagian ... V-36 5.23. Data Sumber Tenaga Listrik ... V-44 5.24. Data Biaya Pemeliharaan Bulan Januari 2010 ... V-48 5.25. Data Biaya Pemeliharaan Mesin dan Instalasi Bulan Januari 2010 . V-49 5.26. Data Biaya Depresiasi Bulan Januari 2010 ... V-51 5.27. Data Biaya Depresiasi Bersama Bulan Januari 2010 ... VI-52 5.28. Rekapitulasi Data Biaya Produksi Beberapa Jenis Produk
Dengan Menggunakan Metode yang diusulkan ... VI-61 6.1. Perbandingan Biaya Bahan Baku Bulan Januari 2010 ... V-16 6.2. Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Langsung Bulan Januari 2010 ... ..VI-2
(20)
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
6.3. Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Bulan
Januari 2010 ... VI-5 6.4. Perbandingan Biaya Umum dan Manajemen Bulan Januari 2010 ... VI-8
6.5. Perbandingan Biaya Listrik Bulan Januari 2010... VI-9 6.6. Perbandingan Biaya Pemeliharaan Bulan Januari 2010 ... VI-11 6.7. Perbandingan Biaya Depresiasi Bulan Januari 2010 ... VI-13 6.8. Perbandingan Biaya Steam Boiler Bulan Januari 2010 ... VI-15 6.9. Perbandingan Biaya Transportasi Bulan Januari 2010 ... VI-16 6.10. Perbandingan Biaya Manajemen Limbah Bulan Januari 2010 ... VI-17 6.11. Perbandingan Biaya Analisis Laboratorium Bulan Januari 2010 .... .VI-18 6.12. Rekapitulasi Perbandingan Pembebanan Tiap Biaya Untuk
Crude Palm Oil (CPO) ... VI-19 6.13. Rekapitulasi Perbandingan Pembebanan Tiap Biaya Untuk
(21)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PKS Mandoge ... II-4 4.1. Langkah – langkah Perhitungan Biaya Produk dengan Metode
yang diusulkan ... IV-5 4.2. Langkah – langkah Perhitungan Biaya Produk dengan Metode
Perusahaan ... IV-8 4.3. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-10
(22)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Lembar Asistensi ... L-1 2. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-2 2. Surat Penetapan Tugas Sarjana ... L-2 3. Surat Permohonan Peninjauan/Konsultasi ... L-3 4. Surat Balasan Pabrik ... L-4 5. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-5 6. Surat Perubahan Judul Tugas Sarjana ... L-6 5. Harga Jual CPO dan Inti Sawit ... L-7
(23)
(24)
ABSTRAK
PTPN IV PKS Pasir Mandoge adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan inti sawit dengan kapasitas pengolahan 60 ton TBS/jam.
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual.
Dalam penelitian ini harga jual diperoleh dari biaya – biaya yang terjadi dalam proses produksi. Adapun melalui penelitian ini diperoleh biaya produksi
crude palm oil (CPO) dan inti sawit lebih kecil dibanding dengan perusahaan
yaitu sekitar Rp 4.305,06/Kg dan Rp 4.670,68/Kg, sedangkan data perusahaan yaitu Rp. 4.358,45/Kg dan Rp. 4.681,61/Kg.
Untuk persen marjin keuntungan yang dapat diraih perusahaan dari pada CPO sebesar 42 % sedangkan pada inti sawit sebesar 20 %
Dengan biaya produksi yang diperoleh dengan metode yang diusulkan masih mengalami profit atau laba untuk harga jual daripada crude palm oil (CPO) dan inti sawit tersebut.
(25)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena ia menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
Biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial (potential profit), bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus dikeluarkan. dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan meningkatkan keuntungan. Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah (bukan sekedar mengubah input menjadi output) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetapan harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar. Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu. Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC).
Dengan adanya perbedaan harga jual crude palm oil (CPO) dan inti sawit antara perusahaan dengan pasar internasional maka penulis perlu mengadakan
(26)
evaluasi harga sebagai dasar dalam penentuan harga jual, oleh sebab itu dalam penelitian tersebut peneliti tertarik untuk membahas analisa biaya CPO sebagai judul “Analisa biaya produk crude palm oil (CPO) dan inti sawit sebagai dasar penentuan harga jual di PTPN IV PKS Pasir Mandoge”.
1.2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis berpendapat bahwa yang menjadi pokok permasalahan adalah Bagaimana biaya produksi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit yang akurat sehingga dapat digunakan untuk menetapkan harga jual kompetitif.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.3.1. Tujuan Umum :
Untuk mengetahuhi biaya – biaya produksi CPO (Crude Palm Oil) dan Inti Sawit dalam menentukan harga jual CPO dan Inti Sawit di PTPN IV PKS Pasir Mandoge.
1.3.2. Tujuan Khusus :
1. Dapat mengetahui perhitungan dan alokasi biaya untuk kedua jenis produk.
2. Dapat memberikan informasi yang akurat kepada pihak perusahaan tentang biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk.
(27)
3. Membantu pihak manajemen pabrik kelapa sawit Mandoge dalam mengambil keputusan dalam penentuan harga pokok.
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi perusahaan yang diteliti, sebagai masukan yang dapat membantu
perusahaan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan, strategi yang digunakan manajemen untuk menentukan kebijaksanaan bagi kepentingan dalam menghadapi persaingan.
2. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan masukan dan perbandingan dalam pembahasan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Bagi peneliti, sebagai wadah untuk melatih penulis dalam memecahkan masalah secara metode ilmiah berdasarkan disiplin ilmu yang telah penulis peroleh selama perkuliahan.
1.5. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut :
1. Penelian dilakukan dalam ruang lingkup pabrik kelapa sawit Mandoge, dan biaya yang dipergunakan dalam penelitian ini yang terlibat dalam perhitungan harga pokok industri saja.
(28)
2. Penelitian dilakukan dalam batasan penyusunan biaya produksi yang menggunakan pendekatan biaya produk CPO pada perusahaan menengah dan kecil.
3. Data yang dijumlahkan adalah data bulan Januari 2010. 4. Satuan biaya dinyatakan dalam rupiah.
1.6. Asumsi yang digunakan
Adapun asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Proses produksi dianggap cukup baik dan beroperasi secara normal. 2. Tidak terjadi perubahan harga yang signifikan.
3. Biaya overhead untuk administrasi dan pemasaran 10 % dari biaya produksi.
1.7. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Agar lebih mudah dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, asumsi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menguraikan secara singkat gambaran perusahaan secara umum meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, dan informasi lainnya.
(29)
BAB III : LANDASAN TEORI
Menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam pengambilan data maupun untuk mendapatkan pemecahan dari masalah yang diteliti. BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. Metodologi penelitian menjelaskan tentang jenis penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, serta metode analisis yang digunakan yang dijelaskan secara terperinci BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Memuat dan mengumpulkan data detail yang berasal dari perusahaan dan literatur mengenai penelitian yang dilakukan, serta pengolahan data yang dilakukan sebagai dasar pada pembahasan masalah.
BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Menganalisa hasil perhitungan dari pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya dan kemudian mendapatkan pemecahan masalah.
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari hasil analisa data maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
(30)
(31)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Unit Usaha Pasir Mandoge merupakan salah satu unit usaha PTP Nusantara IV ( Persero) Medan yang dibangun pada tahun 1975 yang bernama PNP VII dengan Hak Guna Usaha ( HGU) seluas : ± 8.411,95 Ha. Hak Guna Usaha ini berlaku sampai dengan tanggal 30 Desember 2010. Unit Usaha Pasir Mandoge terletak di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian dari permukaan laut ± 350 meter yang diapit oleh sungai Silau / Silabat dan Sungai Piasa.
Pada tanggal 14 April 1985 , PN Perkebunan VII Unit Usaha Pasir Mandoge berubah nama menjadi PT. Perkebunan VII ( Persero) Unit Usaha Pasir Mandoge. Pada Tanggal 11 Maret 1996, PT. Perkebunan VII ( Persero ) Unit Usaha Pasir Mandoge berubah lagi menjadi PTP Nusantara IV ( Persero ) Unit Usaha Pasir Mandoge.
Unit Usaha Pasir Mandoge memilki satu unit pabrik pengolahan kelapa sawit ( PKS ) yang dibangun paada tahun 1980, dengan kapasitas olah 24 Ton TBS / jam. Pada tahun 1984, daya olah PKS Unit Usaha Pasir Mandoge ditingkatkan kapasitas olahnya menjadi 48 Ton TBS / jam. Untuk memenuhi kebutuhan pengolahan TBS , maka pada tahun 1987
(32)
dilakukan rehabilitasi dan perluasan PKS dengan kapasitas 60 Ton TBS/ jam sampai dengan sekarang dan Kebun Kelapa Sawit seluas 7.683 Ha. Unit Usaha Pasir Mandoge sudah menerapkan Sistim Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ), Sistim Manajemen Mutu (ISO 9001 : 2000 ) dan Sistim Manajemen Lingkungan ( ISO 14001 : 2004 ) baik untuk Pabrik Kelapa Sawit ( PKS ) maupun Kebun Kelapa Sawit.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PTPN IV Pasir mengolah Tandan Buah segar menjadi Crude palm
oil dan Inti. Tandan buah segar sebagai bahan baku berasal dari kebun
sendiri, kebun seinduk (Sei Kopas dan Tonduhan, Kebun PIR (Perkebunan Inti Rakyat), dan kebun rakyat. CPO sebagai hasil produksi PTPN IV Pasir Mandoge akan dijual ke PT.SAN-Belawan sedangkan intinya akan dikirim ke PTPN IV unit Pabatu untuk diolah lebih lanjut menjadi palm kernel oil.
2.3. Struktur Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut. Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan – hubungan atau kerjasama orang – orang yang menggerakkan organisasi. Adanya organisasi akan mengakibatkan setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dilakukan oleh setiap anggota
(33)
kelompok secara efisien dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dituangkan ke dalam suatu srtuktur organisasi yang menunjukkan satuan – satuan organisasi dan tanggung jawab dan setiap personil dalam organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing – masing personil mengetahui dengan jelas dari mana ia mendapat perintah dan kepada siapa ia harus mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.
Adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Struktur organisasi pada PTPN IV Pasir Mandoge berbentuk fungsional dan lini Setiap personil diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi PTPN IV Pasir Mandoge yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
(34)
MANAJER UNIT Ir. Budiono
Ka. Dinas Tanaman A Ir. Aswin Ginting
Ka. Dinas Tanaman B Ir. Made Supantana
Ka. Dinas Tata Usaha H.S.E.Pahlevie
Asst. Tanaman AFD I Ir. JLW.Silalahi
Ir. Edi Haryanto Asst. Tanaman AFD II
Asst. Tanaman AFD V Ir. Darwis IE.Damanik
Asst. Tanaman AFD VI Immawan Hanafi Purba
Asst. Tanaman AFD VII F.Perangin-Angin, SP
Asst. Tanaman AFD III Ir.Made Supantana
Asst. Tanaman AFD IV Ir. M.Ayub Khan
Asst. Tanaman AFD VIII Suko Wahyudi, SP
Asst. Tanaman AFD IX Robert G.Tp. Bolon, SP
Asst. Tanaman AFD X Syafril Bimon Nst, SP
Asst. Dinas Pengolahan Hot Alamson Girsang,SH Ka. Dinas Pengolahan
Ir. Wiwit Suhendar
Asst. Dinas Pengolahan Zul Abdi Suwana, ST
Asst. Tehnik Pabrik Adhri Basari D. Ka. Dinas Tehknik
Ir. Sehukur Sitepu
Asst. Tehnik Sipil
Asst. SDM dan Umum Lukman Silalahi
Ka. SMP Mariono
Perwira Pengamanan Pelda, Numan Ir. Sehukur Sitepu
: Fungsional Keterangan :
Keterangan : Hubungan fungsional : --- Hubungan lini :
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS Pasir Mandoge
2.4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing- masing bagian jabatan pada PTPN IV PKS Pasir Mandoge yaitu :
(35)
Tugas dan Tanggung jawab :
a. Menerima tugas, bimbingan dan pembinaan serta pertanggung jawaban kepala direktur utama.
b. Melaksanakan kebijaksanaan dan tugas direktur utama yang meliputi bidang perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pekerjaan – pekerjaan yang berkaitan dengan olahan kebun
2. Kepala Dinas Tanaman Tugas dan Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab kepada manager unit
b. Dalam keadaan tertentu dapat menjabat sebagai manager unit c. Mengkordinir pelaksanaan tugas asisten tananman
d. Merupakan wakil manager unit pemimpin bidang tanaman 3. Kepala Dinas Teknik (KDT)
Tugas dan Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab kepada manager unit
b. Merupakan wakil manager unit memimpin kegiatan tugas bidang teknik
c. Mengkordinir tugas – tugas asisten bidang teknik 4. Kepala Dinas Pengolahan (KDP)
Tugas dan Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab kepada manager unit
b. Merupakan wakil manager unit memimpin pelaksanaan tugas – tugas di bidang administrasi, pembukuan termasuk keuangan, upah
(36)
pergudangan dan laporan – laporan bulanan sesuai dengan pedoman kerja
c. Mengkordinir tugas – tugas administrasi 5. Kepala Administrasi
Tugas dan tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab kepada manajer unit.
b. Merupakan wakil manajer unit yang memimpin pelaksanaan tugas di bidang administrasi, pembukuan, termasuk keuangan, upah, pergudangan, dan laporan-laporan bulan sesuai dengan pedoman kerja
c. Mengkoordinir tugas-tugas administrasi 6. Asisten SDM dan Umum
Tugas dan Tanggung jawab :
a. Administrasi personalia karyawan pelaksana
b. Administrasi penerimaan karyawan baru / pemberhentian karyawan
c. Pengaturan / administrasi perumahan karyawan di emplasmen d. Mengelola pendidikan yang ada di perkebunan
e. Mengawasi kegiatan posyandu
f. Melayani kegiatan masyarakat untuk beragama dan berolah raga g. Mengelola administrasi ASTEK dan DAPENBUN
h. Bertanggung jawab kepada manager unit 7. Masinis Reparasi (Marsep)
(37)
a. Mengawasi kegiatan reparasi dalam pabrik
b. Membantu kapala dinas teknik untuk merawat fasilitas pabrik c. Bertanggung jawab kepada manager unit
8. Asisten Pabrik
Tugas dan Tanggung jawab :
a. Secara umum mengkordinir pelaksanaan tugas – tugas mandor, kerani serta bawahannya masing – masing
b. Mengawasi kelancaran tugas – tugas pembaharuan sesuai dengan bidangnya masing – masing sebagai berikut :
• Asisten afdeling tanaman / hama
• Asisten teknik
• Asisten pengolahan 9. Perwira Pengaman (PaPam)
Tugas dan Tanggung jawab :
a. Memimpin tugas bidang keamanan dan lingkungan kebun terutama tempat / lokasi vital
b. Mengkordinir anggota petugas keamanan / hansip c. Bertanggung jawab kepada manager unit.
2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
2.5.1. Tenaga Kerja
PTPN IV. PKS Pasir Mandoge memiliki tenaga kerja yang terdiri atas karyawan dan buruh lepas, perekrutan dilakukan di Pasir Mandoge
(38)
lebih mengutamakan karyawan yang berstatus buruh lepas menjadi karyawan tetap, karena pada umumnya mereka tidak lagi di training, pada tingkat karyawan pimpinan perekrutan dilakukan secara terbuka sifatnya terbuka untuk umum. Tenaga kerja yang disebut sebagai karyawan merupakan tenaga kerja yang direkrut perusahaan dengan pemberian pangkat atau golongan sesuai dengan tingkat pendidikan ataupun pengalaman kerja, sedangkan buruh lepas adalah tenaga kerja yang diambil dari keluarga karyawan untuk membantu kelancaran jalannya produksi. Jumlah tenaga kerja di PTPN IV Pasir Mandoge II D sebanyak 1507 orang. Dengan perincian jumlah tenaga kerja sebagai berikut:
1. Karyawan Pimpinan = 20 orang
2. Karyawan Keseluruhan :
Pria = 1162 orang Wanita = 345 orang
Jumlah = 1507 orang
Jumlah seluruhnya = 1527 orang
Karyawan Pimpinan
1. Manajer Unit : BUDIONO
(39)
3. Ka. Dinas Tanaman B : MADE SUPANTANA 4. Ka. Dinas Tata Usaha : H. S.E. PAHLEVIE 5. Ka. Dinas Pengolahan : WIWIT SUHENDAR 6. Ka. Dinas Teknik : SEHUKUR SITEPU 7. Asisten SDM & Umum : LUKMAN SILALAHI 8. Asisten Dinas Pabrik : ZUL ABDI SUWANAH 9. Asisten Dinas Pabrik : HOT ALAMSON GIRSANG 10.Asisten Tehnik Sipil : -
11.Asisten Tanaman Afd I : JLW. SILALAHI. 12.Asisten Tanaman Afd II : EDI HARYANTO 13.Asisten Tanaman Afd III : -
14.Asisten Tanaman Afd IV : M. AYUB KHAN
15.Asisten Tanaman Afd V : DARWIS I.E. DAMANIK 16.Asisten Tanaman Afd VI : IMMAWAN HANAFI PURBA 17.Asisten Tanaman Afd VII : FERDIANTA PERANGIN-ANGIN 18.Asisten Tanaman Afd VIII : SUKO WAHYUDI
19.Asisten Tanaman Afd IX : ROBERT G. TAMPUBOLON 20.Asisten Tanaman Afd X : SYAFRIL BIMON
2.5.2. Jam Kerja Perusahaan
Pengaturan jam kerja di PTPN IV Pasir Mandoge sebagai berikut:
1. Semua karyawan kecuali bagian pengolahan dan pengamanan harian kerjanya adalah Senin s/d Sabtu, dengan ketentuan jam kerja sebagai
(40)
a. Senin – Kamis
Pukul 06.30 – 09.30 WIB (Waktu kerja Dinas) Pukul 09.30 – 10.30 WIB (Waktu Istirahat) Pukul 10.30 – 15.00 WIB (Waktu kerja Dinas)
b. Jumat- Sabtu
Pukul 06.30 – 09.30 WIB (Waktu kerja Dinas) Pukul 09.30 – 10.30 WIB (Waktu Istirahat) Pukul 10.30 – 12.00 WIB (Waktu kerja Dinas)
2. Dibagian pengolahan, jam kerja dibagi atas dua shift setiap harinya dan jam kerja ini melihat situasi buah (TBS) yang tersedia yaitu jika buahnya banyak diterapkan :
a. Shift I : Pukul 06.30 –16.30 WIB b. Shift II : Pukul 16.30 –06.30 WIB
3. Bagian pengaman (security), jam kerja dibagi atas tiga shift setiap harinya yaitu :
a. Shift I : Pukul 06.00 –14.00 WIB b. Shift II : Pukul 14.00 –22.00 WIB c. Shift III : Pukul 22.00 –06.00 WIB
2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
Sistem pengupahan yang berlaku di PTPN IV. Pasir Mandoge dibagi atas dua yaitu sistem pengupahan karyawan pimpinan dan sistem pengupahan karyawan pelaksana.
(41)
Perhitungan gaji pimpinan ditentukan oleh kantor direksi PTPN IV. (Persero) Medan, yang tiap awal gajian mengirimkan daftar gaji karyawan pimpinan yang biasa dikirim pada akhir minggu terakhir tiap bulannya. Berdasarkan daftar gaji yang telah dikirim pada akhir minggu terakhir tiap bulannya, berdasarkan daftar gaji yang dikirim dari kantor direksi seorang karyawan pimpinan dapat melihat berapa besar gaji yang diterima setiap perincian yang ada dalam daftar gaji.
2. Sistem pengupahan karyawan Pelaksana
Penggajian karyawan pekasana pada gajian besar disesuaikan dengan daftar gaji yang dikeluarkan oleh kantor direksi PTPN IV (Persero) Medan Besar.
gaji yang diterima karyawan disesuaikan dengan golongan, sedangkan yang menambah jumlah gaji tersebut termasuk bonus, lembur, tunjangan dan beras.
Fasilitas yang diberikan oleh PTPN IV. Pasir Mandoge antara lain : 1. Fasilitas pengobatan (klinik bekerja sama dengan beberapa rumah sakit) 2. Fasilitas rumah tinggal selama bekerja dan akan dicabut sebelum
pensiun dari PTPN IV. Pasir Mandoge
4. ASKES baik ditempat kerja maupun ditempat lain 5. Sekolah
(42)
2.7. Proses Produksi
2.7.1. Standar Mutu Bahan Baku
Sortasi Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan dibagian loading
ramp, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas bahan baku yaitu tandan
Buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik sebelum diolah. Sortasi dilakukan secara acak pada setiap truk yang tiba di pabrik. Penilaian terhadap mutu TBS didasarkan pada standard fraksi tandan.
Tabel 2.1. Spesifikasi fraksi TBS
Parameter Standard (%)
Fraksi 00 Nihil
Fraksi 0 Nihil
Buah Normal (F1,F2,F3,F4,F5) 100 %
Brondolan Pengutipan Maksimal
Tandan Kosong 0
Buah Busuk 0
Tandan Bertangkai Panjang 0
Sumber Data Bag Pengolahan PTPN IV Pasir Mandoge
Bahan baku yang diinginkan adalah fraksi 1, 2, dan 3. Ketentuan tersebut ditentukan karena fraksi ini memiliki mutu minyak yang baik dengan tingkat ekstraksi minyak yang optimal.
(43)
Tabel 2.2. Standard Kematangan Buah
Fraksi Persyaratan Sifat-sifat
Fraksi
Jumlah Brondol
Fraksi 00 (F00) (0,0 %) Sangat Mentah Tidak ada warna Fraksi 0 (F-0) Maks (3.0 %) Mentah 1-12,5 % Buah Luar Fraksi 1 (F-1) Kurang Matang 12,5-25 % Buah Luar Fraksi 1 (F-2) 85,0 (%) Matang 25-50 % Buah Luar
Fraksi 1 (F-3) Matang 50-75 % Buah Luar
Fraksi 1 (F-4) Maks 10.0 % Lewat Matang 75-100 % Buah Luar Fraksi 1 (F-5) Maks 2,0 % Terlalu Matang Buah ikut membrondol % Brondolan 9,5 %
Tandan Kosong 0,0 % Tangkai TBS > 2,5 cm
Sumber Data Bag Pengolahan PTPN IV Pasir Mandoge
2.7.2. Standard Mutu Produk
Standard mutu Produk inti adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3. Spesifikasi mutu produk inti
Parameter Standard (%)
Kadar air Maks 7 %
Kadar Kotoran Maks 6 %
Inti Pecah < 25 %
(44)
Standard mutu Produk Crude Palm Oil (CPO) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4. Spesifikasi mutu Produk minyak mentah kelapa sawit (CPO)
No. Parameter Satuan Standard
1. ALB % 2,5 – 3,5
2. Air % 0,15 maks
3. Kotoran % 0,02 maks
4. Bil Peroksida % 5,0 maks
5. Bil Anisida % 5,0 maks
6. DOBI % 2,8 maks
7. Bil Iod % 51 min
8. Fe (Besi) ppm 5 maks
9. Cu (Tembaga) ppm 0,3 maks
10. Titik Cair 0C
3 g- 41 0C
Sumber : PTPN IV PKS Mandoge
2.8. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan inti terdiri atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
2.8.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang mudah ditelusuri sampai barang jadi dan persentase bahan baku dalam produk lebih banyak dibanding bahan lainnya. Buah sawit adalah sumber bahan baku Crude
(45)
Palm Oil (CPO) dan inti. Crude Palm Oil dihasilkan dari daging buah
sawit.
2.8.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka memperlancar proses produksi tetapi bukan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan di PTPN IV. Pasir Mandoge adalah BWT digunakan untuk menetralkan PH air untuk pabrik.
2.8.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk menyelesaikan suatu produk dan ikut dalam proses produksi tetapi pemakaiannya lebih sedikit dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang dibutuhkan untuk mengolah tandan buah segar (TBS) adalah steam (uap) dan air panas. Steam disuply dari back preassure
vessel. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas
pada suatu tangki, dari tanki ini air disalurkan pada setiap unit yang memerlukannya.
2.9. Uraian Proses Produksi
Proses pengolahan Tandan Buah segar menjadi crude palm oil dan inti sebagai berikut :
(46)
2.9.1. Stasiun Penerimaan Buah
Stasiun ini berfungsi untuk menerima tandan buah segar yang berasal dari kebun, melalui tahap penimbangan dan penimbunan buah di
loading ramp. Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk ke pabrik ditimbang
di jembatan timbang, Tujuan dari penimbangan ini adalah sebagai proses
control untuk mendapatkan rendemen yang baru dan kapasitas pabrik.
Tandan Buah segar (TBS) di pindahkan ke loading ramp setelah ditimbang, Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara, sebelum tandan buah dimasukkan kedalam lori rebusan, sortasi dilakukan di
loading ramp untuk mengetahui mutu TBS.
2.9.2. Stasiun Perebusan
Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah, Pengisian yang baik jika lori dapat memuat tandan buah sebanyak kapasitas nominal, pengisian yang tidak penuh menyebabkan penurunan kapasitas olah
sterilizer, pengisian yang terlalu penuh akan mengakibatkan pintu,
maupun plat (water plate) rusak atau buah terjatuh dalam rebusan. Lori yang telah penuh berisi buah dimasukkan ke dalam sterilizer menggunakan capstand. Kemudian pintu sterilizer ditutup dan dikunci menggunakan handle, sehingga kemungkinan terbuka pada saat proses perebusan tidak terjadi.
Tujuan dari perebusan adalah untuk melunakkan buah, menurunkan kadar air buahdan menghentikan aktivitas enzim.
(47)
Proses perebusan terdiri atas tiga puncak, Puncak I berlangsung selama 15 menit, kran blow up ditutup dan kran pemasukan uap dibuka selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2,3 kg/cm2, kemudian kran
steam inlet ditutup kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu
dan 1 menit kemudian kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam blow up di buka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2, kran kondensat dan kran steam
out let ditutup kembali kemudian kran steam inlet dibuka utuk puncak
kedua. Puncak ke II berlangsung selama 14 menit pengoperasian sama dengan puncak pertama tetapi tanpa pembuangan udara. Tekanan puncak ke dua adalah 2,5 kg/cm2, Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam 12 menit dan untuk pembuangan 2 menit. Kran kondensat dan kran steam
outlet ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ke
III. Puncak ke III berlangsung selama 63 Menit
Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kg/cm2 selama 14 menit. Puncak ke tiga ditahan selama 40-45 menit. Selama
holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak 3 kali sehingga
tekanan menurun sampai 2,7 kg/cm2, selesai holding time pembukaan kran dilakukan secara berurutan mulai dari kran pembuangan kondensat kemudian kran steam outlet sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu penurunan steam 4 menit. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm2. Kran control steam dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah mencapai 0 kg/cm2. Urutan pembukaan kran dan kecepatan pembuangan steam sangat menentukan keberhasilan
(48)
pembuangan udara dalam rebusan/tandan. Pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara menutup kran
steam outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam
dimasukkan ke rebusan. Kran air kondensat baru ditutup bila steam telah nampak keluar dari silencer. Pembuangan udara dalam tandan terjadi pada perebusan puncak-I dan puncak-II dengan cara melakukan kejutan (pembuangan steam) secepat mungkin. Kejutan atau pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5 kg/cm2.maksimum 2 menit.
Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan, agar packing door lebih aman. Setelah itu lori ditarik dengan menggunakan tali, bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus.
2.9.3. Stasiun Penebahan Buah
Buah rebusan dari sterilizer diangkat dengan hoisting crane atau melalui tipper dituangkan ke dalam thresher melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus, kemudian auto feeder akan mengatur peluncuran buah agar tidak masuk sekaligus, Penebahan dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar dengan putaran (23-25 rpm). Buah lepas akan masuk melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit digester oleh distributing conveyor. Selanjutnya tandan kosong melalui empty bunch conveyor dibawa ke incinerator atau ke empty bunch hopper.
(49)
2.9.4. Pelumatan Buah
Buah yang masuk kedalam digester disebut dengan material
passing to degester (MPD), diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian
besar daging buah sudah terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik bila isi digester selalu dipertahankan penuh. Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinu melalui lubang dasar digester. Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efektivitas pelumatan pisau digester. Suhu massa digester harus selalu dipertahankan pada 90-95 0C.
2.9.5. Pengempaan Buah (Pressing)
Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan cone 30-50 bar menggunakan air pengencer screw press bersuhu 90-950C. sebanyak 15 -20 % TBS. Untuk menurunkan viskositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter. Kemudian dialirkan melalui oil gutter ke stasiun klarifikasi. Sedangkan ampas kempa dipecahkan menggunakan cake breaker conveyor untuk mempermudah pemisahan biji dan serat.
2.9.6. Pemecahan Ampas Kempa
Ampas press masih bercampur dengan biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecahkan dan dibawa untuk dipisahkan antara ampas dan biji. Alat ini terdiri atas pedal-pedal yang diikat pada poros yang berputar,
(50)
kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna, sambil mendorongnya pelan-pelan menuju depricarper agar penguapan air dapat berlangsung dengan lancar.
2.9.7. Pemisahan Ampas dan Biji
Depricarper adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji, serta
membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri atas kolam pemisah (separating column) dan drum pemolish (polishing drum). Ampas dan biji dari conveyor pemecah ampas kempa (cake breaker conveyor) masuk kedalam kolam isapan blower. Ampas kering (berat jenis kecil) masuk kedalam siklon ampas kedalam
conveyor bahan bakar. Sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar
jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor ke dalam drum pemolis.
2.9.8. Klarifikasi Minyak Sawit (Pemurnian Minyak)
a. Pemisahan Pasir
Minyak yang keluar dari screw press melalui oil gutter di alirkan ke dalam sand tank dengan tujuan untuk mengendapkan pasir.
b. Penyaringan Bahan Padat
Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen yang
berukuran 20-40 mesh untuk memisahkan bahan asing seperti pasir, serabut, dan bahan-bahan lain yang mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui ketepatan penambahan air pengencer, setiap dua jam sekali diambil sample crude oil sebelum
(51)
masuk ke vibrating screen. Selanjutnya, menggunakan hand centrifuge (electric centrifuge) dapat diketahui komposisi, minyak, N-O-S (Non
Oily Solid), dan air. Komposisi yang tepat diperoleh jika perbandingan
minyak dan sludge 1:2 (konvensional) dan jika dengan decanter perbandingan minyak dan sludge 1:1. Minyak kasar yang telah disaring di alirkan kedalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95 0C. selanjutnya crude oil dipompa ke settling tank.
c. Pemisahan minyak dengan sludge settling tank / Clarifier Tank
Fungsi settling tank adalah untuk mengendapkan sludge (minyak kotor atau lumpur)yang terkandung dalam crude oil. Tempratur minyak dalam
settling tank harus dipertahankan 90-95 0C. Minyak yang berada dilapisan atas dikutip dengan bantuan skimmer ke oil tank, sedangkan
sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke sludge tank. Secara
priodik, sesuai kondisi masing-masing pabrik. Sludge dan pasir di dasar bejana harus dibuang (flashed out) agar pemisahan minyak dapat berjalan dengan baik.
d. Pemurnian Minyak
Fungsi oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang (emulsi)dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak produksi menjadi < 0,02 % . Suhu minyak dalam oil purifier 90-95 0C. Selanjutnya minyak dari
oil purifier dimasukkan ke dalam vacuum oil dryer.
(52)
Minyak dari oil purifier dengan suhu 90-95 0C. dipompa dan ditampung dalam float tank untuk seterusnya diisap oleh vacumm
dryer. Dibawah pelampung terpasang toper spindle untuk mengatur
minyak yang disalurkan ke dalam bejanan vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum dryer tetap terkendali (50 TORR). Selanjutnya melalui nozzle minyak akan disemburkan melalui bejana sehingga penguapan air lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana, digunakan float valve dibagian bawah bejana.
f. Penimbunan Minyak Produksi
Minyak yang terkumpul didasar bejana akan disalurkan ke pompa di lantai bawah, selanjutnya dipompakan ke tangki timbun. Pada tangki timbun secara priodik dilakukan pengurasan mengikuti prosedur pencucian tangki suhu penyimpanan hendaknya 40-50 0C.
2.9.9. Pengolahan Sludge
a. Sand Cyclone
Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator
dipompakan ke sand cyclone. Ditempat ini pasir halus akan dipishkan oleh gaya sentrifugal. Pasir halus yang berhasil dipisahkan kemudian di blow down secara berkala. Sand Cyclone berfungsi dengan baik jika perbedaan tekanan inflow dan out flow sludge 2 bar. Untuk memisahkan atau mengambil minyak yang masih terkandung pada
(53)
b. Pemisahan Lumpur
Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner dimasukkan ke dalam
sludge separator untuk dikutip minyaknya. Akibat gaya sentrifugal
minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu (disc) ke ruang pertama tangki pisah (settling tank). Cairan dan ampas yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak terdorong kebagian bowl dan keluar melalui nozzle. Padatan yang menempel pada dinding bowl dicuci secara manaual atau otomatis.
c. Penampung limpahan minyak (Preclaim oil tank )
Endapan-endapan dari clarifier tank, oil tank, dan sludge tank, yang di
drain setiap pagi sebelum diolah, ditampung di dalam tangki
penampungan limpah minyak. Demikian juga minyak kutipan dari bak penampung sludge (fat fit), jika ALB (asam lemak bebas ) masih memenuhi syarat. Untuk pemanasan tangki ini dilengkapi dengan system pemanas uap injeksi. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke clarifier tank, sedangkan Lumpur pekat dibuang ke bak penampung sludge, yaitu fat fit . Pembersihan dan pemeriksaan keseluruhan dilakukan seminggu sekali.
d. Pengutipan Minyak Parit (Fat fit)
Fat fit dipergunakan untuk menapung cairan-cairan yang masih
mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dan stasiun klarifikasi. Minyak yang terkutip akan dipompa ke preclaim oil tank. Pembersihan bak dan pemeriksaan dilakukan setiap satu bulan.
(54)
e. Pemeraman Biji (Nut Silo)
Alat ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji. Biji yang telah keluar dari depericarper perlu diperam agar lebih mudah dipecah dan kernel terpecah dari cangkang.
Lapisan biji dalam alat umumnya terdiri atas tiga tingkat suhu yang berbeda bagian atas 70 0C, bagian tengah 60 0C, dan bagian bawah 50
0
C.
f. Pemecah biji
Alat pemecah biji terdiri dari dua type yaitu tipe nut cracker dan ripple
mill. Nut cracker sebaiknya dioperasikan dengan mengatur kecepatan
putar sesuai dengan ukuran biji untuk Fraksi kecil.< 13 mm -:1.400 rpm, Fraksi sedang. 13 – 15 mm: 1.300 rpm dan Fraksi besar >15 mm -:1.250 rpm.
Jika pemecah biji menggunaqkan ripple mill, magnet yang terdapat pada corong pemasukan harus sering dibersihkan dari logam yang melekat. Efisiensi nut cracker atau ripple mill dinyatakan dengan persentase biji yang dapat dipecah terhadap umpan.
g. Pemisahan Basah atau Kering
Kernel yang masih bercampur dengan cangkang dapat dipisahkan melalui pemisahan basah atau kering, Pemisah basah menggunakan tanah liat (clay bath) atau air pusingan (hydrocylone) sedangkan pemisahan kering menggunakan isapan angin. Pemisahan menggunakan tanah liat (clay bath) Cracked mixture dipisahkan menggunakan larutan tanah liat dengan berat jenis 1,13 yaitu dengan
(55)
mencampurkan tanah liat (kaolin) dengan air . Campuran kernel dimasukkan ke dalam bak dan massa yang memiliki berat jenis 1,13 akan turun menuju dasar cone, kemudian dipompa ke alat penapis cangkang, selanjutnya dikirim ke shell hopper, sementara kernel yang mengapung karena berat jenisnya kurang dari 1,13 dialirkan melalui talang penapis dan dikirim ke kernel dryer untuk dikeringkan.
2.10. Mesin dan Peralatan
Mesin dan Peralatan yang digunakan di PTPN IV. Pasir Mandoge dapat dilihat pada tabel berikut ini :
2.10.1. Mesin
1. Jembatan Timbangan
Fungsi : Sebagai tempat penimbangan TBS yang dibawa ke pabrik dan hasil produksi serta sebagai proses control untuk mendapatkan rendemen dan kapsitas pabrik.
(56)
Tabel 2.5. Mesin/Peralatan yang dipakai di PTPN IV. Pasir Mandoge
ST. Penerimaan Buah
Timbangan buah system Hibrid cpl.computer
Jumlah Tahun Merk Kapasitas Keterangan
Tunas Jaya
No
1. 1 2003 50 Ton Baik
Nama Peralatan
Timbangan buah system Hibrid cpl.computer
2. 1 2005 Cardinal 50 Ton Baik
Loading Ramp 10 Kompartment
3. 10 1999 CV. Sang Surya 150 T/Tbs Baik
Loading Ramp 10 Kompartment
4. 10 2004 CV. Simangambat 150 T/Tbs Baik
Transfer Carriage No. 1
5. 1 1999 CV. Sang Surya 60 T/Tbs
6.
Baik
Transfer Carriage No. 2 1 2004 CV. Simangambat 60 T/Tbs
7.
Baik
Treklier Tarik Kabel No1. 1 1999 B.U/Rep.PAM 11 Kw Sedang
8. Treklier Lori Buah Mentah No1. 1 1984 PMT 11 Kw Sedang 9. Treklier Lori Buah Mentah No2. 1 1999 MAHB 11 Kw Sedang 10. Treklier Lori Buah Mentah No3. 1 1991 GEDI 11 Kw Sedang 11. Treklier Lori Buah Mentah No4. 1 1990 PMT 11 Kw Sedang 12. Treklier Lori Kosongan 3 1984 PMT 11 Kw Sedang
II ST. Rebusan
1. Ketel Rebusan No.1 1 2004 CV. Simangambat 10 Lori Kurang 2. Ketel Rebusan No.2 1 2005 CV. Gunung Jaya 10 Lori Sedang 3. Ketel Rebusan No.3 1 2006 CV. Gunung Jaya 10 Lori Sedang 4. Ketel Rebusan No.4 1 2008 PT. Karisma Abadi 10 Lori Baik
5. Ketel Rebusan No.5 1 2007 10 Lori Baik
6. Programmer Logkal Comtrol System (PLC) 5 1998 Keystone 5 K.Reb Sedang
7. Penarik Lori Masak No.1 (Electric Capstand) 1 1994 Renold 11 Kw Sedang 8 Penarik Lori Masak No.2 (Electric Capstand) 1 1991 Mahb 11 Kw Sedang
9. Blow Down 1 2008 - Baik
10. Salincer 1 2008 - Sedang
11. Bak Hisap Air Condensate 1 2008 - Sedang 12. Lori Buah Integrated 1 2005 2,5 T.Tbs Sedang
CV Rehobot CV Rehobot CV Rehobot
PMT
13. Lori Buah Integrated 1 2006 PMT 2,5 T.Tbs Sedang 14. Lori Buah Integrated 1 2007 2,5 T.Tbs Sedang 15. Lori Buah Integrated 1 2008 PMT 2,5 T.Tbs Sedang 16. Lori Buah Integrated 1 2009 2,5 T.Tbs Sedang
PMT PMT
1. Kerangka Besi ST. Penebah 1 1981 PMT 60 Tbs/jam Sedang
2. Mono Rail Hosting Crane No.1 1 2003 PMT 33 meter Sedang
3. 1 1987 PMT 33 meter Sedang
III ST. Penebah
Mono Rail Hosting Crane No.2
4. 1 1996 PMT 33 meter Sedang
5. Hosting Crane No.1 1 1981 Demag 5 ton Sedang
6. Hosting Crane No.2 1 1990 Demag 5 ton Sedang
Mono Rail Hosting Crane No.3
7. Hosting Crane No.3 1 1984 Demag 5 ton Sedang
(57)
Tabel 2.5. (Lanjutan)
ST. Penebah
Pengumpan Tandan No.1
Jumlah Tahun Merk Kapasitas Keterangan
PMT
No
8. 1 1981
Nama Peralatan
9. 1 1984 PMT
10. 1 1990 PMT 30 t.tbs/Jam
Penebah Tandan No. 1
11 1 1998 PMT
12 1 1990
13 1 1984 PMT
14 .
Scrapper Conveyor 1 2009 Anugrah Tehnik 15
Ularan dibawah Penebah No. 1
1 1984 PMT
Sedang
16 1 1981 PMT
Sedang
17. 1 1990
Sedang
18. 1 1999
PMT
Baik
19. Timba Buah No. 1 1 1998
PMT
Kurang
1. Top Cross Fruit Conveyor 1 1984 PMT Sedang
2. 1 1981 PMT Sedang
3. 1 1984 PMT Sedang
4. 2 2009 Baik
5. 2 2009 Jaya Maju Baik
6 Digester No.1 c/w Gear Box 1 2009 Apindo 3200 liter Baik
7. 1 2008 Laju 3200 liter Baik
8. 1 2008 3200 liter Baik
9. 1
1984
3200 liter Sedang
10. 1
1984
3200 liter Sedang
11. 1
1987
3200 liter Sedang Laju Universal Steel UDW UDW 12. 1 1988
3200 liter Sedang Universal Steel
13. 2
1989
3200 liter Sedang
14. 1 1997 Sumitomo - Kurang
15.
Screw Press No. 6 c/w Gear Box
1 1997 - Sedang
Universal Steel
16.
1
12 t tbs/jam
Sedang
18. 1 1981 Stork
19. 1 1981 Universal Steel
20. 1 1989
21. 1 1989
22. 1 1984 Universal Steel
23. 1 1987 Universal Steel
Pengumpan Tandan No.2 Pengumpan Tandan No.3
30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 18 meter
III
Ularan Distribusi buah tahap 1 Ularan Distribusi buah tahap 2
30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam Sedang Sedang Sedang Sedang Penebah Tandan No. 2
Penebah Tandan No. 3
PMT
Sedang Kurang Baik Kurang Ularan dibawah Penebah No. 2
Ularan dibawah Penebah No. 3
Bottom Cross Fruit Conveyor 30 t.tbs/Jam
30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam PMT
Timba Buah No. 2 Timba Buah No. 3 20. 21. 1 1 1990 1996 PMT PMT 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam Kurang Kurang
IV ST. Kempa
30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam Anugrah Alam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam Digester No.2 c/w Gear Box
Digester No.3 c/w Gear Box Digester No.4 c/w Gear Box Digester No.5 c/w Gear Box Digester No.6 c/w Gear Box Digester No.7 c/w Gear Box
Cyclo Drive Digester No. 8
Screw Press No. 2 c/w Gear Box
Screw Press No. 5 c/w Gear Box Screw Press No. 3 c/w Gear Box Screw Press No. 4 c/w Gear Box
Screw Press No. 7 c/w Gear Box 17.
Sumitomo Stork 1 1981
Screw Press No. 1 c/w Gear Box Digester No.8 c/w Gear Box
Screw Press No. 8 c/w Gear Box
UDW UDW
12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam
Sedang Sedang Kurang Baik Baik Sedang Baik Ularan Distribusi Buah Overflow Lyn-1
Ularan Distribusi Buah Overflow Lyn-2
Cyclo Drive Digester No. 4 dan No. 7
(58)
Tabel 2.5. (Lanjutan)
ST. Kempa
Jumlah Tahun Merk Kapasitas Keterangan No 24 1 Nama Peralatan 25 1 26 1 27 1 28 1 29 1
30 1 1981 3
31 1 1984
PMT
32 1 1981
PMT
33 1 1984
1981
PMT
Kurang
1 Tangki Minyak Mentah No.1 1
1994 PMT Kurang 5 1 1996 Sedang 6 1 1996 Sedang 7 1 1990 Sedang Sweco 8
Vibro Separator No. 1 1
1994 9
2
Separatech 10
Sludge Separator No. 1 1
Separatech 11 1 2008 Alvalaval 12 1 2008 13 1 1984 Sedang 14 1 1984 Sedang 15 1 1987 Sedang West Lake West Lake 16 1 1988 Sedang Alva Laval 17 1 1989 Sedang 18
1 1997 Separatech
19
1 1997
Alva Laval
20 1 2008 Separatech
22 2 2008 PMT 23 1 1989 PMT 24 1 2005 25 1 2005 26
2 1981 PMT
2 1984 PMT
3 m
IV
Cyclo drive screw press No 7.
Kurang Kurang Baik
Kurang Kerangka besi st. kempa tahap II
Tangki Air Panas No 2
30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam
PMT Pompa Minyak Mentah No.1
2 3 1 1 1981 1999 Warman Alweiler AG 78315
Kurang Kurang
Jinsheng
Vibro Separator No. 2 dan No. 3
Oil Purifier No. 1
Sludge feeding tank line 1
21
West Lake West Lake
1 2009
Sludge feeding tank line 2
Berkah Mandiri
Baik Sedang
Baik Kerangka besi st. kempa tahap I
Tangki Air Panas No 1
Cyclo drive screw press No 6. Cyclo drive screw press No5. Cyclo drive screw press No 3. Cyclo drive screw press No 2. Cyclo drive screw press No 1.
ST. Minyakan V
Tangki Minyak Mentah No.2
3 3 m 11 m 3 3 11 m
Pompa Minyak Mentah No. 2
Pompa Minyak Mentah No.3 Warman
Warman
Separatech
Sedang
Sedang 4
Pompa Minyak Mentah No. 4
15 m3 3
15 m/j
/j
15 m3
3
15 m/j
/j 15 t.tbs 15 t.tbs /j /j
Sludge Separator No. 2 Sludge Separator No. 3 Sludge Separator No. 4 Sludge Separator No. 5 Sludge Separator No. 6
Oil Purifier No. 2 Oil Purifier No. 3 Oil Purifier No. 4 Oil Purifier No.5 Oil Purifier No. 6
Tangki Pemisah Lyne 1 (Horizontal) Tangki Pemisah Lyne 1 (CST Vertical) Tangki Pemisah Lyne 2 (Horizontal) Tangki Pemisah Lyne 2 (CST Vertical)
PMT 11 m
3 3 90 m 11 m 3 3 90 m Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang 0,5 m 3 3 0,5 m
(59)
Tabel 2.5. (Lanjutan)
Keterangan
Sang Surya ST. Minyakan
Jumlah Tahun Merk Kapasitas
No 27 2 Nama Peralatan 28 2 29 1 30 1 31 2 32 1 33 1 1981 34 1 1984 PMT 35 1 1981 PMT 36 1 1984 1981 Wefalia Kurang 39 1 1981 Celleco Kurang 43 1 1981 Sedang 44 1 1984 Sedang 45 1 Kurang 46 47 48 49 50 51 Kurang 52 53 54 55 56 2 3 4 5 6 V
Desanding cyclone No. 1
Kurang Kurang
Kurang Kurang
Saito Sep
Pompa Minyak Desanding Bassin No.1 40 41 1 2 1984 1984 Alfa Laval Herstal Kurang Kurang 1
Self Cleaning Strainer No. 2 Self Cleaning Strainer No. 1 Drab Tank Lyn 2
Drab Tank Lyn 1
Balance Hot Tower Tank No. 4
1 m 3 3 1 m PMT Warman 42 7 t/j 7 t/j 3 11 m
15 m3 /j 15 m3/j 3 11 m Alfa Laval
1981
Self Cleaning Strainer No. 3 dan 4 10 t/j 15t/j
37 38
Desanding cyclone No. 2 Desanding cyclone No. 3 Desanding cyclone No. 4
Celleco 15 t/j
15 t/j
Saito Sep 15 t/j
Pompa Desanding cyclone No. 1 11 m3 Kurang
3 20 m
/j /j
Pompa Desanding cyclone No. 2 1 1981 Herstal Kurang
Balance Hot Tower Tank No. 3
Balance Hot Tower Tank No. 1 dan 2 1981 1984 1992
PMT PMT
1 m 3
Kurang Kurang Pompa Minyak Desanding Bassin No.2
1981 Herstal Kurang
Vacuum pump No.1 2004 SIHI 14 t/j
14 t/j
7 t/j Kurang Sedang Sedang SIHI
Alfa Laval Vacuum pump No.2
Bejana Vacuum drier No.1 1
1 1 Bejana Vacuum drier No.2
1998 1981 1984 1987 1987
Alfa Laval 7 t/j Kurang
Pompa Minyak Bersih No.1 Pompa Minyak Bersih No.2
SIHI SIHI 14 t/j 14 t/j Kurang Kurang Oil Cooler No.1
Oil Cooler No.2
1 1 1981 1 1984 Alfa Laval Exchanger 3 11 m 3 11 m Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang 3 11 m 3 11 m Oil Tank No. 1 dan No. 2 2 1981 PMT
PMT PMT PMT
SMSS 1984
Oil Tank No. 3 dan No. 4 Kerangka besi st. Minyakan Lyn-I Kerangka besi st. Minyakan Lyn-II
1 1 2
Precleaner Sand Cyclone Automatic System
1 2009 1904 1981 -28kg/j Kurang Baik Precleaner Sand Cyclone Automatic System
SMSS
1 2008 23 kg/j Baik
ST. Penimbunan Minyak VI
Tangki Timbun CPO No. 1 dan 2 Tangki Timbun CPO No. 1 dan 2 Pompa minyak untuk Pengiriman No. 1 Pompa minyak untuk Pengirimaan No. 2 Kerangka bordes tangki pengiriman Kerangka bordes tangki pengambilan CPO
1 1 2 1 1 2 1981 1981 2004 1981 1981 1999 PMT PMT SPNGKASK6502 SIHI PMT
1750 ton 50 ton
15 t/j
15 t/j Kurang Sedang Sedang Sedang
(60)
-Tabel 2.5. (Lanjutan)
Keterangan Jumlah Tahun Merk Kapasitas
No 1 1 Nama Peralatan 2 1 3 4 5 6 7 1981 1 1899 PMT 2 Galiger 3 Baik 8 Sedang 9 Sedang 10 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 24 25 26 27 29 23
Bak Fat Fit No. 1
Cake Breaker Conveyor (CBC No.1)
6 3 170 m 10 t/j 4 5 BU/Rep.PAM 30 t.tbs/j Kurang Sedang Sedang
Piber Cyclon No.1
1 1 1
Air Lock Piber Cyclone c/w Gear Motor No.1
1998 1981 2005 2006 2006 Kurang
Rangka Border Piber Cyclone No.1
PMT Kurang Kurang 1 1 2006 1 2008 Kurang Baik
Polishing Drum Depricarper Lyn-1
1 2008 PMT PMT PMT PMT 1981
Cyclone Destoner Lyn-1 dan Lyn-2 Conveyor Depericarper Lyn-2
Ularan sampah miring No. 1
1 1
1 Kerangka Besi st. Pengupas biji dan inti Lyn-1
1 2009 1981 1984 1 1984 PMT Baik
Blower Destoner c/w E.Motor Lyn-1 dan Lyn-2
1 1 1 1 1 2 2009 2009 2009 2009 2009 2009 PMT PMT PMT PMT PMT PMT PMT Sedang Sedang Sedang
ST. Pengutipan Minyak
Pompa Minyakan Fat-Fit No.1-HSTP Pompa Minyakan Fat-Fit No.2-HSTP Bak Fat-Fit No.2
Pompa Minyakan Fat-Fit No.1 Pompa Minyakan Fat-Fit No.2-HSTP Pompa Minyakan Fat-Fit No.3
1 1 1989 2006 1 1 1 2006 2006 2006 Galiger PMT Kew Pump Kew Pump Kew Pump 10 t/j Baik Baik 3 270 m 60 t/j 60 t/j
60 t/j Baik
Sedang
Cake Breaker Conveyor (CBC No.2) Separating Column Lyn-1
Separating Column Lyn-2 Ducting Piber Cyclone No.1
1 1 1998 2007 1 1 2005 2006 1 2006 PMT UD. Jaya Maju
PMT PMT PMT
ST. Pengupas Biji dan Inti VIII 7 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j
Ducting Piber Cyclone No.2
Blower Depricarper e/w E. Motor No.1 Blower Depricarper e/w E. Motor No.2
Piber Cyclon No.2
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j
Air Lock Piber Cyclone c/w Gear Motor No.2
Rangka Border Piber Cyclone No.1
UD. Jaya Maju PMT
PMT 30 t.tbs/j
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Sedang Sedang Sedang Sedang 2006 2005 2006
Ularan sampah miring No. 2
Kerangka Besi st. Pengupas biji dan inti Lyn-2
PMT PMT PMT PMT 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j -Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Cyclone LTDS (First Stage) Lyn-1
22
Cyclone LTDS (Double Stage) Lyn-1 Cyclone LTDS (First Stage) Lyn-2 Cyclone LTDS (Double Stage) Lyn-2
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Baik Baik 28
Cyclone Sampah Cracksehell c/w Rangka
Blower LTDS c/w/ E.Motor (First stage) Lyn-1 Blower LTDS c/w/ E.Motor (First stage) Lyn-1
2009 2009 PMT PMT PMT 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Baik Baik VII
(61)
Tabel 2.5. (Lanjutan)
Jumlah Tahun Merk Kapasitas No 1 Nama Peralatan 1 1981 1899 PMT Galiger Baik Sedang Sedang
Blower LTDS c/w E. Motor (First Stage) Lyn-2 170 m3
30 t.tbs/j
Baik B aik Baik
Rangka bordes c/w Terali untuk Cyclone
2009 2009 2009 2009 2009 Baik
Nut Grading Scren Lyn-1 dan Lyn-2
PMT Baik Baik 2009 Sedang Baik 2009 PMT PMT PMT 1995 1996 1995 1996 2009 MSB Baik 1996 1996 1995 1996 1998 1998 PMT PMT PMT PMT PMT
CV. Aman Jaya PMT
Baik Baik
Sedang
Blower Pneumatic Sampah Cracksehell c/w EM Ducting Destoner Lyn-1 dan Lyn-2
Ducting LTDS (First Stage) Lyn-1 Ducting LTDS (Double Stage) Lyn-1
1 1 2009 2009 1 1 1 2009 2009 2009 PMT PMT PMT PMT PMT Baik Baik Baik Sedang 2009 2009 2009 2009 2009 PMT PMT PMT PMT 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j
Air Lock Cyclone LTDS Double Stage
Ularan Crackshell Lyn-1 dan Lyn-2
Inclined Conveyor Lyn-1 dan Lyne-2
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Rangka ularan crackshell
Hopper Biji Tenera Lyn-1
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Baik Sedang 2009 2009 2009 PMT PMT PMT PMT 30 t.tbs/j Sedang Sedang Sedang Baik 6 t.biji/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Sedang 1981 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Sedang Sedang Sedang Sedang
ST. Pengupas Biji dan Inti VIII
Blower LTDS c/w E. Motor (Double Stage)
PMT
PMT
Ducting LTDS (First Stage) Lyn-2
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j
Ducting LTDS (Double Stage) Lyn-2 Ducting Sampah Crackshell
Air Lock Cyclone Destoner c/w G. Motor Lyn-1 Air Lock Cyclone Destoner c/w G. Motor Lyn-2
1
Air Lock Cyclone LTDS First Stage Air Lock Sampah Crackshell Lyne-1 Air Lock Cyclone LTDS Double stage Air Lock Cyclone LTDS First stage
Ularan Sampah Crackshell/cangkang
ST. Pengolahan Biji dan Inti I X
Hopper Biji Tenera Lyn-2 Hopper Biji DuraLyn-1 Hopper Biji Dura Lyn-2 Ripple Mill No.1 Ripple Mill No.2 Ripple Mill No.3 Ripple Mill No.4 Nut Cracker Lyn-1
Timba Crackshell No. 1 Timba Crackshell No. 2
Bak Hydro Cyclone Inti dan Cangkang Pompa Hydro Cyclone Cangkang Pompa Hydro Cyclone Inti
1997 PMT Warman Warman Sedang 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 44 45 46 47 48 49 50 51 4 2 3 5 6 9 10 11 12 14 8 42 40 41 43 7 13 1 30 t.tbs/j 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(62)
Tabel 2.5. (Lanjutan)
Keterangan
Jumlah Tahun Merk Kapasitas
No 15 1 Nama Peralatan 16 1 17 18 19 20 21 1996 22 1996 PMT 23 PMT 24 Sedang 29 Sedang 30 Sedang 31 1 32 33 34 35 36 41 38 39 43 44 1 2 3 5 46
Hydro Cyclone Cangkang
27 25 26 1 2 2
Pengering Inti Kernel drier No.3 dan 4
1997
1981 1981 1984 Pengering Inti (Kernel Drier)
PMT 1 1 1 1995 Baik 1 1981
CV. Aman Jaya
1998 1 1 1 1996 2007 2007 2007 BU/REP.PAM 1 1 1 1 1 1 2007 2007 1983 2008 1981 2007 PMT PMT PMT PMT CV. Aman Jaya
TakumaN-600 PMT
Baik Vibrating Screen (Ayakan Inti basaha)
Nut Grading Screen Cangkang Basah Timba Inti mentah No. 1
1 1 1996 1996 1 1 1 1981 1998 1981 PMT PMT PMT PMT PMT Sedang Sedang Sedang 1 1 1995 1987 1 1 1901 1995 1 1997 PMT PMT CV. Aman Jaya
28
60 t.tbs/j 30 t.tbs/j
Ularan Pecah Biji Lyn-2 Ularan Sampah Ularan Inti Kering
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 13 t.inti/j 13t.t inti/j
Ularan Cangkang ke Timbangan Cangkang
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Sedang 1995 1997 1995 PMT PMT PMT PMT 30 t.tbs/j Sedang Sedang Sedang Baik 45
20 t. uap/j
Sedang 4 2006 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Kurang ST. Pengolahan Biji dan Inti
IX
Hydro Cyclone Inti
1 1 1 1
PMT Timba Inti Kering
30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j
Penghembusan Kotoran Inti Timba Sampah
Ularan biji basah Lyn-1
1 1
Ularan Biji Basah Lyn-2 Ularan Inti Mentah No.1
Ularan Pecah Biji Lyn-1 Ularan Inti Mentah No.2
Ularan Inti Basah di atas pengering inti
37
Bunker Inti No. 1 dan No.2 Bunker Inti No. 3
Nut Grading Inti diatas Bunker Ularan Inti diatas Bunker Nut Grading Inti dibawah Bunker
Ketel Uap No. 3 Ketel Uap No.4 Ketel Uap No. 5
Ularan Bahan Bakar Ketel No. 1 Ularan Bahan Bakar Ketel No.2
1 2001
PMT
Takuma N-600-SA
UD. Bersama Jaya
Sedang Timba Inti mentah No. 2
TimbaCangkang 60 t.tbs/j 8t.ckg/j 4t.inti/j Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
CV. Aman Jaya CV. Aman Jaya CV. Aman Jaya
CV. Aman Jaya Sedang
Sedang Sedang
Sedang Sedang Sedang
Pengering Inti Kernel drier No.1 dan 2 Sedang
Sedang Sedang
Sedang
Ularan Cangkang ke Silo Cangkang Silo Cangkang No. 1
40 Silo Cangkang No.2
1981 1981 1981 1984 13 t.inti/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 6 ton 6 ton 42
Ularan Inti di bawah Bunker
PMT PMT PMT @125 m @125 m 3 3 Sedang Kurang Baik Sedang ST. Ketel Uap
IX
Takuma N-600-SA PMT
18.t. uap/j 20 t. uap/j 60 m /j3
(63)
Prosedur Operasi :
a. Platform timbangan dibersihkan dari brondolan, lumpur dan sampah lainnya, setiap pagi sebelum aktivitas dimulai kerani timbangan membersihkan platform dengan cara menyemprot dengan air jika terdapat valve dan selang.
b. Kerani timbangan memeriksa peralatan timbangan seperti computer, printer, digital indicator, dan UPS telah terpasang dengan benar dan peralatan tersebut dioperasikan.
c. Layar digital indicator dipastikan menunjukkan nol
d. Voltage regulator, UPSatau power regulator beroperasi dengan baik.
f. Kerani timbangan menggunakan kartu penimbangan sesuai dengan normor urut.
g. Penyetelan perangkat jembatan tidak dibenarkan. Langkah-Langkah Pengoperasian:
a. Sebelum melakukan penimbangan, satpam dan mandor melakukan pemeriksaan pada setiap truk-truk tangki CPO, truk TBS daninti sawit terhadap kelengkapan standard untuk setiap truk yakni 1 unit ban serap, peralatan seperti dongkrak, kunci roda (ganjal harus dikeluarkansaat penimbangan)
b. Proses penimbangan truk/tangki produksi daripihak III, dilaksanakan oleh supir dari PKS PTPN IV.
(64)
c. Truk masuk ke platform timbangan dengan posisi yang sudah benar untuk melaksanakan penimbangan. Kerani timbangan akan memberi isyarat bahwa supir dan kernet harus turun dari truck/tangki.
d. Kerani timbangan menginput data entry, jika secara manualmaka proses penimbangan sebagai berikut:
Penimbangan Pertama - Tekan F1
- Ketik nama unit kebun - Tekan enter
- Ketik kode barang yang dibawa - Tekan enter
- Masukkan bon penimbangan ke printer - Tekan print
e. Selesaikan pembongkaran TBS atau memuat hasil produksi, maka truk melakukan penimbangan kedua
f. Untuk truk tangki CPO dan inti sawit sebelum melakukan penimbangan, satpam bersama KDP/ Asisten pengolahan melakukan pemeriksaam terhadap kelengkapan standard dan administrasi penimbangan.
g. Operasi pengiriman memasang locis di semua manhole dan valve pengeluaran (pada truk tangki CPO) sedangkan truk inti sawit, bak truk harus ditutupi oleh terpal.
h. Kerani timbang menginput data entry, Jika secara manual maka proses penimbangan adalah sebagai berikut :
(65)
- Tekan F2
- Lakukan langkah-langkah seperti penimbangan pertama.
i. Kerani timbang mencatat TBS yang masuk dan pengiriman hasil produksi (CPO dan inti sawit) pada buku yang telah ada setelah penimbangan
j. Kerani timbang, bertanggung jawab atas semua hasil penimbangan
Setiap awal bulan semua data hasil penimbangan harus di kirim ke kantor pusat Medan
k. Untuk melindungi unit jembatan timbang dari resiko rusak karena petir, unit jembatan timbang tidak boleh diaktifkan, untuk penimbangan selama hujan berlangsung kecuali jika anti petir sudah dipasang.
l. Setiap pergantian shift kerani timbangan harus memberikan informasi kepada shift yang baru segala kejadian pada saat shiftnya sedang berlangsung. Ruangan penimbunan harus dalam keadaan bersih pada saat pergantian shift.
m. Pastikan timbangan di tera ulang oleh Metrologi setiap tahun.
n. Dalam buku catatan harian satpam/hansip setiap hari buku harus diperiksa oleh PApam dan secara periodic diperiksa oleh KDP.
o. Dalam buku catatan harian satpam/hansip, setiap buku hari buku diperiksa oleh asisten pengolahan/KDP dan ditandatangani.
p. Pengawasan operasi dilakukan dengan cara memeriksa truck sebelum menimbang, memonitor buku catatan harian satpam, penerimaan TBS, pengiriman inti sawit, pengiriman minyak, surat pengantar TBS, berat
(66)
minyak dan inti sawit pada pengiriman dan jumlah kartu penimbangan, berat TBS dan jumlah kartu penimbangan.
2. Loading ramp
Fungsi sebagai tempat penampungan TBS untuk beberapa saat sambil menunggu proses awal dari pengolahan. Tahap penerimaan buah ini harus secepat mungkin untuk meminimalkan kemungkinan terjaddinya proses degradasi perubahan mutu minyak.
Prosedur operasi Loading ramp, hopper, pintu sebagai berikut:
a. Asisten pengolahan melakukan pemeriksaan kebersihan pada bagian atas dan bawah loading ramp serta mematikan kisi-kisi dapat menurunkan passir, sampah dan juga parit.
b. Pengaturan truck yang naik ke loading ramp tergantung kemampuan ramp yang tersedia. Supaya dihindarkan untuk membongkar di lantai loading ramp, tidak diperkenankan lantai loading ramp sebagai tempat parker untuk menunggu waktu bongkar.
c. Semua pintu loading ramp dipastikan bekerja pintu, gear box, hydraulic, dapat bekerja dengan baik. Bersihkan mesin-mesin yang bergerak dari sampah, karat dan residu. PKS yang dilengkapi dengan hydraulic system diperiksa kebocoran pada pipa pompa, minyak hydraulic selalu penuh
d. Pastikan pengisian buah sampai penuh untuk mendapatkan kapasitas lori. Pengisian jangan sampai berlebihan, sebab jika menyentuh steam speeder dapat merusak dinding dari rebusan.
(67)
e. Pastikan brondolan dan TBS yang berjatuhan, segera dibersihkan secara kontinu tanpa menunggu pertukaran shift, pembersihan dibawah tanggung jawab shift.
f. Pastikan kendraan di atas loading ramp tidak menggilas berondolan dan janjangan yang berada di atas lantai atur lori tersebut untuk masuk ke dalam sterilizer sesuai dengan yang kana diproses.
g. Setiap pertukaran shift areal loading ramp dan areal rail dibersihkan dari semua berondolan, janjangan dan dari sampah.
3. Lori
a. Semua lori harus segera diisi. Pengisian lori yang kurang dapat menurunkan kapasitas, tetapi bila terlalu penuh dapat mengakibatkan lori keluar dari rel, beban yang terlalu berat dan menggesek dinding atas rebusan dan berondolan yang berjatuhan.
b. Periksa secara rutin kerusakan pada roda onderstel. Keluarkan dan tandai lori yang rodanya rusak atau susun lori-lori yang rusak untuk perbaikan. c. Pelumasan/service pada roda-roda lori dengan menggunakan gemuk, lori
sedang beroperasi oleh shift sedangkan lori sedang stop oleh
maintenance.
4. Sling dan Bollards
a. Kabel selalu tergulung dengan rapi selama dan sesudah digunakan. Hal ini untuk menjaga kerusakan pada kabel. Tombol stop darurat harus dicoba masing-masing shift. Periksa kondisi kabel selama shift berlangsung secara visual akan adanya perubahan bentuk fisik yang mengarah kepada kemungkinan putus.
(1)
Steam Boiler 11.193.438,65,- 11.196.889,86,- Transportasi 3.655.445,86,- 3.656.299,63,- Manajemen Limbah 4.075.820,75,- 4.078.505,13,- Analisis Laboratorium 14.734.062,84,- 14.734.971,95,-
Total 3.953.205.629,- 3.943.977.295,-
6.1.4. Hasil dari persen Marjin Keuntungan
Data harga jual untuk CPO = Rp 8359,29/Kg Inti Sawit = Rp 6460,119/Kg Yang dihitung untuk CPO = Rp 4358,45/Kg
Inti Sawit = Rp 4681,61/Kg
Kalau diasumsikan biaya overhead untuk kegiatan administrasi dan penjualan sekitar ± 10 % dari harga produksi maka marjin keuntungan yang dapat diraih perusahaan adalah :
a. Untuk CPO/Kg = (Harga jual – Harga pokok produksi)/kg = (8359,29 – 4358,45 + 10 % (4358,45)
= 8359,29 – 4794,295 = Rp 3564,995/Kg
(2)
= 6460,119 – 5145,771 = Rp 1314,348/Kg
(3)
(4)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Sistem biaya perusahaan belum cukup akurat untuk
memberukan informasi biaya yang ada dalam perusahaan. Hal
ini terjadi karena pembebanan biaya untuk produk CPO dan inti
sawit didasarkan pada jumlah produk tersebut yang dihasilkan
perusahaan secara proporsional.
2.
Sistem dengan metode yang diusulkan mampu memberikan
informasi yang banyak tak langsung yang lebih akurat dan
relevan daripada sistem biaya perusahaan. Keakuratan ini
didasarkan pada pemicu biaya yang digunakan lebih akurat.
3.
Total biaya produksi CPO dan inti sawit dengan metode yang
diusulkan sebesar Rp.
4.305,06 per kg dan Rp 4.670,68 per Kg selamabulan Januari 2010. Sedangkan hasil dari pihak perusahaan sebesar Rp. 4.358,45/Kg untuk CPO dan Rp. 4.681,61/Kg untuk inti sawit.
(5)
7.2. Saran
Setelah menyelesaikan penelitian ini ada beberapa masukan yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan :
1. Dalam penerapan sistem yang diusulkan diperlukan ketersediaan data – data yang dibutuhkan dalam pembebanan biaya ke produk. Selama ini perusahaan mengabaikan data – data tersebut karena terpaku pada sistem pembebanan yang lama. Karena itu jika ingin menerapkan sistem yang diusulkan perusahaan harus mengadministrasikan data – data dan informasi yang dibutuhkan dalam penerapan sistem yang diusulkan ini dari waktu ke waktu, karena semakin lengkap data yang tersedia maka akan semakin mungkin melakukan perhitungan dengan sistem yang diusulkan yang lebih akurat. 2. Setelah mengetahui perbandingan biaya produk untuk crude palm oil dan inti
sawit metode yang diusulkan dan metode yang selama ini digunakan perusahaan, maka perusahaan sebaiknya meninjau kembali harga jual produknya agar tidak terjadi keadaan dimana suatu jenis produk ikut menanggung beban biaya produksi produk lain.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Indonesia, Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh , Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002. Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, Prinsip - prinsip Pemasaran, Jilid 2, Edisi
Kedelapan,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001.
Swastha, Basu, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1998.
Mulyadi, (2001), Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat & Rekayasa, Edisi 3, Penerbit Salemba Empat.
Hansen & Mowen, (2001), Manajemen Biaya, Buku II, Terjemahan benyamin Molan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 633.
Bastian Bustami, dan Nurlela (2008), Akuntansi Biaya, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009.
Carter dan Usry, Akuntansi Biaya, Edisi 13, Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2004.
Sumarni, Murti dan Soeprihanto, John, Pengantar Bisnis (Dasar - Dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi Kelima, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1998.