FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PORTER AIRLINES DI BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU TAHUN 2013.

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PORTER
AIRLINES DI BANDARA INTERNASIONAL
MINANGKABAU TAHUN 2013

Oleh :
DONI PRATAMA
No. BP. 0910332062

Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
Skripsi, 30 April 2014

DONI PRATAMA, No. BP. 0910332062
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN
KERJA PADA PEKERJA PORTER AIRLINES DI BANDARA
INTERNASIONAL MIANGKABAU TAHUN 2013
x+57 halaman+11 tabel+ 2 gambar+8 lampiran
ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor – faktor yang
mempengaruhi kelelahan kerja pada pekerja porter airlines di Bandara Internasional
Minangkabau tahun 2013.
Metode
Penelitian dilakukan secar survei analitik dengan pendekatan cross sectional study.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja porter airlines di Bandara
Internasional Minangkabau. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 45 orang pekerja
dari semua jumlah populasi. Data dikumpulkan dengan cara observasi,dan kuesioner.
Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square Test pada (α< 0,05).
Hasil
Hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah pekerja di Bandara Internasional
Minangkabau (64,4%) mengalami kelelahan kerja. Lebih dari setengah pekerja
(55,6%) memiliki beban kerja dengan kategori berat. Sebagian besar pekerja (53,3%)

memiliki umur yang berisiko terhadap kelelahan kerja. Lebih dari setengah pekerja
(53,3%) mempunyai masa kerja yang tergolong lama (>3 tahun). Sebagian besar
pekerja (62,2%) memiliki kebiasaan merokok berat. Lebih dari setengah pekerja
(55,6%) memiliki status sudah menikah. Dari hasil uji statistik diketahui bahwa
yang memiliki hubungan bermakna dengan kelelahan kerja adalah beban kerja
(p=0,015), umur (p=0,027) dan kebiasaan merokok (p=0,001) sedangkan masa kerja
(p=0,338) dan status perkawinan (p=0,577) tidak memiliki hubungan yang
bermakna.
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja, umur dan kebiasaan merokok
dengan kelelahan kerja pada pekerja Porter Airlines, untuk itu diharapkan kepada
pimpinan perusahaan yang mengelola bandara untuk dapat memberikan kedisiplinan
waktu kerja, aturan dan Standard Operating Procedures yang harus ditaati sewaktu
bekerja, dan pekerja sebaiknya melakukan peregangan otot di sela-sela pekerjaan
ataupun variasi posisi maupun gerakan lain dalam melakukan pekerjaan.
Daftar Pustaka
Kata Kunci

: 31 (1996-2013)
: Kelelahan Kerja, Faktor Kelelahan

i

FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY
Undergraduate Thesis, 30th April 2014
DONI PRATAMA, No. BP. 0910332062

FACTORS RELATED TO FATIGUE WORKERS OF PORTER AIRLINES
AT MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT YEAR 2013
x +57 pages +11 tables +2 pictures+8 appendixs

ABSTRACT
Research Objectives
This research aims to analyze determine factors that affect fatigue workers of porter
airlines at Minangkabau International Airport year 2013.
Method
This research used analytic survey using cross sectional study. Population in this
research were all workers of porter airlines at Minangkabau International Airport .
Number of samples 45 workers of all the total population . Data were collected by
observation and questionnaires. Data were analyzed using Chi - square test on ( α <

0.05 ).
Result
The results of this research showed more than half of workers at Minangkabau
International Airport (64.4 %) experienced fatigue. More than half of workers (55,6
%) had a heavy workload category. Most workers (53.3 %) had an increased risk
between of age and workload. More than half of workers (53.3 %) have a relatively
long working period (> 3 years). Most workers (62.2 %) had a heavy smoking habit.
More than half of workers (55.6 %) had already married status. From the results of
statistical tests show the relation significant between fatigue with workload (p =
0.015), age (p = 0.027) and smoking habit (p = 0.001). Otherwise, that variables
working period (p = 0.338) and marital status (p=0.577) do not have significant
relationship.
Conclusion
There is a significant related between workload , age and smoking habits to fatigue
workers of loading, for it is expected to Head of the company that manages the
airport to be able to provide work time discipline, rules and Standard Operating
Procedures that must be adhered to while working. Workers of loading should
stretching muscle or other variations in the positions and movements during do the
jobs.


Bibliography
Keywords

: 31 (1996-2013)
: Job Fatigue, Fatigue Factor

ii

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,
hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur
transportasi yang memadai. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana penunjang
transportasi baik darat, laut maupun udara guna menjangkau sejumlah daerah untuk
menunjang pertumbuhan di daerah tersebut. Salah satunya transportasi udara yang
menjadi media transportasi paling berpengaruh pada saat ini karena lebih cepat dan
efisien. Dalam pemenuhan sarana transportasi udara diperlukan sebuah bandara
untuk mengatur jalannya transportasi udara tersebut. Untuk menjalankan operasional
transportasi udara itu memerlukan kerjasama antar lintas sektor, salah satunya adalah

para pekerja porter airlines yang ikut andil dalam menunjang kegiatan tersebut.
Namun dalam pekerjaan mereka sehari – hari para pekerja porter airlines ini tidak
akan pernah terlepas dari berbagai macam kelelahan akibat kerja yang akan
berpengaruh terhadap kehidupan mereka sehari - hari.
Tenaga kerja Porter Airlines merupakan salah satu bagian dari masyarakat
pekerja perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak
mengandung resiko terhadap kesehatan. Tenaga kerja porter airlines adalah semua
tenaga kerja yang terdaftar pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan
porter airlines di pelabuhan (KepMen,No 25). Pada umumnya pekerja tersebut
menggunakan tubuh sebagai alat angkut seperti memikul,menjinjing maupun
memanggul. Jarak angkut yang di tempuh dalam mengangkat tergantung dari lokasi
awal barang ke tempat yang dituju.(1)

1

2

Dalam Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dikatakan
bahwa upaya kesehatan kerja ditujuan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh

pekerjaan. Salah satu gejala gangguan kesehatan pada pekerja yang timbul akibat
pekerjaan adalah kelelahan.(2)
Kelelahan adalah suatu mekanime perlindungan tubuh agar tubuh terhindar
dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat, namun
kelelahan tersebut dapat juga beresiko bila tidak ada penanganan secara lanjut.
Resiko dari kelelahan kerja tersebut diantaranya adalah terjadi stress akibat kerja,
penyakit akibat kerja dan terjadi kecelakaan akibat kerja. (3)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Tenaga Kerja Jepang
terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di negara
tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa ditemukan 65%
pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan kelelahan
mental dan sekitar 7% pekerja mengeluh stress berat dan merasa tersisihkan.4
Miranti (2008) mengutarakan hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu
perusahaan di Indonesia tahun 2008 khususnya pada bagian produksi mengatakan
rata-rata pekerja mengalami kelelahan dengan mengalami gejala sakit di kepala,
nyeri di punggung, pening dan kekakuan di bahu. (5)
Di Indonesia permasalahan kelelahan kerja termasuk masalah kesehatan
nasional. Dari hasil penelitian di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Surabaya tahun
2011 menunjukkan bahwa dari 47 tenaga kerja sebagian besar mengalami tingkat
kelelahan sedang sebanyak 27 orang (57,4%) dan 20 orang (42,6%) mengalami

tingkat kelelahan ringan. Dari hasil analisa data terdapat hubungan antar faktor
individu dengan perasaan kelelahan kerja. Dari penelitian ini sebagian besar tenaga

3

kerja berusia >30 tahun (80,9%), dengan tingkat pendidikan SMA (74,5%), menikah
(91,5%), masa kerja >10 tahun (66,0%), status gizi gemuk (53,2%) mengalami
tingkat kelelahan sedang.(6)
Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwasanya ada beberapa faktor
yang beruhubugan dengan terjadinya kelelahan pada pekerja dibagian produksi.
Hasil penelitian yang dilakukan Paulina (2008) pada bagian produksi menunjukkan
adanya hubungan antara tekanan panas, umur dan masa kerja dengan kelelahan kerja.
Hasil penelitian yang dilakukan Muftia (2008) pada bagian produksi menunjukkan
adanya hubungan antara tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kimberly (2009) pada pekerja pabrik bagian produksi
menunjukkan adanya hubungan antara shift kerja dengan kelelahan. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Eraliesa (2008) menunjukkan adanya hubungan antara status
perkawinan dan status gizi dengan kelelahan kerja. (7)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fandrik E mengenai
Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Porter

Airlines Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2008 diketahui 61,5% pekerja mengalami kelelahan kerja tinggi dimana ada
hubungan yang signifikan antara umur, status perkawinan, status gizi dan masa kerja
dengan kelelahan kerja, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan
dengan kelelahan kerja.(4)
Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Moch Noval mengenai
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan pada Pekerja Diproses Produksi
Kantong Semen PBD PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK Citeureuo Bogor
Tahun 2010 diketahui 61,4% pekerja mengalami kelelahan kerja dimana ada
hubungan yang signifikan antara kebisingan, status perkawinan, dan shift kerja

4

dengan kelelahan kerja, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tekanan
panas, umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok dan status gizi dengan kelelahan
kerja.(5)
Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8
jam kerja dan sebaliknya adalah waktu istirahat (untuk kehidupan keluarga dan sosial
kemasyarakatan). Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan
efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (8)

Bandara Internasional Minangkabau mulai beroperasi pada tahun 2005 dan
dikelola oleh beberapa perusahaan yaitu PT. Angkasa Pura II dan PT. Gapura
Angkasa. PT. Angkasa Pura II merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Indonesia yang bergerak dibidang transportasi udara yang menangani
aktivitas sehari – hari dari bandara salah satunya yaitu bagian pengiriman barang
atau kargo sedangkan PT. Gapura Angkasa khusus menangani barang – barang
penumpang untuk airlines yang memakai jasa bandara. Perusahaan terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu bagian kepegawaian, kargo , personalia, operasional,
administrasi dan maintenance. Pada bagian gudang kargo inilah terdapat pekerja
porter airlines yang disebut porter dan bertugas memindahkan barang. Meskipun
sebagian pekerjaan sudah menggunakan mesin, namun lebih dominan pekerjaan
yang dilakukan secara manual seperti, memindahkan barang ke mobil pengangkutan,
mengangkat barang ke mesin detektor, mendorong hand pallet, memindahkan barang
dari hand pallet ke pesawat, dan kegiatan manual lainnya yang dapat menimbulkan
kelelahan kerja yang signifikan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap pekerja porter airlines di
Bandara Internasional Minangkabau, sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan
cara manual handling. Pekerjaan dilakukan dengan memindahkan barang dari

5


pesawat dengan menggunakan forklift, setelah barang sampai di luar pesawat
pekerjaan dilanjutkan dengan mengangkat barang dengan troli atau hand pallet
kemudian dipindahkan ke atas kendaraan. Dari survei tersebut didapatkan juga
kesimpulan berupa rata-rata dari setiap shift kerja pada unit kargo ini mempunyai
jam kerja ±12 jam per harinya ditambah lembur dengan ketentuan selama 3 hari kerja
dan 1 hari libur dan bekerja secara terus menerus termasuk hari libur nasional kecuali
cuti yang diajukan oleh pekerja. Selain itu jumlah barang yang diangkat tiap
kedatangan pesawat minimal 2 ton yang dilakukan secara bertahap. Dengan
demikian, dapat dilihat kelelahan kerja yang dialami oleh pekerja porter airlines
tergolong besar. Selain itu, pengulangan gerakan dan tidak adanya jadwal istirahat
yang teratur diakibatkan penerbangan yang padat dapat mengakibatkan kelelahan
kerja yang cukup berat.
Selain wawancara peneliti juga melakukan observasi untuk melihat beban
kerja saat bekerja. Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan rata-rata pekerja
memiliki aktivitas kerja tinggi yang berisiko terhadap penurunan kerja fisik akibat
kelelahan dikarenakan jam kerja yang tinggi dan beban kerja yang besar. Hal ini
dikarenakan semakin besar beban kerja yang harus diselesaikan maka semakin besar
pula dampak kelelahan kerja yang ditimbulkan. Kemudian dari hasil wawancara
kepada kepala bagian kargo, pengawas dan bagian operasional didapatkan bahwa
semua pekerja pernah mengeluhkan kelelahan akibat kerja.
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang faktor yang menyebabkan kelelahan pada pekerja porter airlines Bandara
Internasional Minangkabau tahun 2013.

6

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disebutkan pada latar belakang di atas,
maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apa saja Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Porter Airlines Di Bandara
Internasional Minangkabau Tahun 2013”

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan
Kerja Pada Pekerja Porter Airlines Di Bandara Internasional Minangkabau Tahun
2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya distribusi frekuensi kelelahan kerja pada pekerja Porter Airlines
Bandara Internasional Minangkabau.
2. Diketahuinya distribusi frekuensi beban kerja pada pekerja Porter Airlines
Bandara Internasional Minangkabau.
3. Diketahuinya distribusi frekuensi umur pada pekerja Porter Airlines Bandara
Internasional Minangkabau.
4. Diketahuinya distribusi frekuensi masa kerja pada pekerja Porter Airlines
Bandara Internasional Minangkabau.
5. Diketahuinya distribusi frekuensi kebiasaan merokok pada pekerja Porter
Airlines Bandara Internasional Minangkabau.
6. Diketahuinya distribusi frekuensi status perkawinan pada pekerja Porter
Airlines Bandara Internasional Minangkabau.
7. Diketahuinya hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau.

7

8. Diketahuinya hubungan umur dengan kelelahan kerja pada pekerja Porter
Airlines Bandara Internasional Minangkabau.
9. Diketahuinya hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau.
10. Diketahuinya hubungan kebiasaan merokok dengan kelelahan kerja pada
pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau.
11. Diketahuinya hubungan status perkawinan dengan kelelahan kerja pada
pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
di bidang kesehatan khususnya bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Bidang
kesehatan dan keselamatan kerja yang dikaji berkaitan dengan kelelahan di lingkungan
kerja, khususnya mengenai faktor yang menyebabkan kelelahan kerja serta akibat
kelelahan kerja yang mungkin ditimbulkan. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan
kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan syarat kesehatan.

1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh data mengenai
beberapa kondisi kelelahan kerja dann faktor penyebabnya yang dialami oleh pekerja
Porter Airlines di Bandara Internasional Minangkabau Tahun 2013. Selain itu pekerja
dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan pengendalian kelelahan kerja yang
ditimbulkan oleh lingkungan kerja dengan mempertimbangkan faktor - faktor yang

mempengaruhinya guna mencegah terjadinya keluhan kelelahan kerja akut.

8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Porter Airlines Di Bandara
Internasional Minangkabau Tahun 2013. Pelaksanaan penelitian berlokasi di Bandara
Internasional Minangkabau . Penelitian dilakukan pada pada bulan November 2013 Januari 2014 dengan objek penelitian adalah pekerja Porter Airlines di Bandara
Internasional Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi
frekuensi faktor risiko yang mempengaruhi kelelahan kerja yang dialami oleh
pekerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan
desain cross sectional. Analisis data yang digunakan adalah analisis data univariat
untuk mengetahui distribusi frekuensi suatu variabel dan bivariat mengetahui
hubungan antar variabel. Penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara
secara langsung kepada para pekerja dengan menggunakan kuesioner dan melakukan
observasi lapangan serta menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Bandara
Internasional Minangkabau untuk kelengkapan hasil penelitian yang lebih akurat.