Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Besan - Kecamatan Dawan - Kabupaten Kesan.
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM XIII KK DAMPINGAN
DESA : BESAN KECAMATAN : DAWAN KABUPATEN : KLUNGKUNG PROVINSI : BALI
Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : Ni Wayan Anik Cahyani
NIM : 1301305032
Fakultas/Program Studi : Ilmu Budaya/Sastra Inggris
PUSAT PENGELOLAAN KKN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatnya penulisan laporan KK Dampingan ini dapat diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya. Laporan KK Dampingan ini dibuat untuk memenuhi tugas laporan setelah dilakukan KKN PPM Universitas Udayana selama lima minggu yang bertempat di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan KK Dampingan ini penulis masih banyak memiliki kekurangan, sehingga sangat diharapkan saran-saran untuk perbaikan dalam proses belajar. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses pengerjaan laporan ini.
Besan, 26 Agustus 2016
Penulis
(4)
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) adalah suatu kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada masyarakat, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. KKN juga merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologi, dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan tertentu. Oleh karena itu, KKN PPM diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia akademik-teoritik dan dunia empiris-praktis. Dan salah satu program unggulan dari pelaksanaan KKN PPM adalah program pendampingan keluarga.
Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM di Universitas Udayana. PPK dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.
Maksud PPK adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan PPK adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya. Melalui kekurangan yang diharapkan dapat memicu gagasan kreatif dan inovatif dari diri mahasiswa bersangkutan untuk keluar dari kondisi kekurangan tersebut.
Kegiatan pendampingan keluarga dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat ditiga dusun di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung yakni Dusun Kawan, Dusun Kanginan, dan Dusun Kelodan. Pada KKN PPM periode XIII ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang bertempat tinggal di Dusun Kawan yaitu Keluarga Ketut Suarta yang tergolong sebagai keluarga kurang mampu melalui arahan dari Bapak Kepala Desa Besan, Made Suryata, G. Puri.
(5)
Data keluarga Ketut Suarta dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.
1 Ketut
Suarta Menikah 44 Tamat SD Petani
Kepala Keluarga
2 Nengah
Sumiasih Menikah 48 Tamat SD
Petani/ Buruh Istri 3 Ni Wayan Tuning Diantari Belum
Menikah 14 Tamat SD
Tidak Bekerja
Anak Pertama
4 Kadek Dwi
Putra
Belum
Menikah 12
Belum Tamat SD Tidak Bekerja Anak Kedua
5 Nengah
Minten Menikah 81
Tidak bersekolah
Tidak Bekerja
Nenek
Bapak Ketut Suarta merupakan anak ke-4 dari lima bersaudara. Bapak Ketut merupakan anak laki – laki terakhir yang tinggal dan mewarisi rumah yang ditempati saat ini. Kakak sulung dari Bapak Ketut bertransmigrasi ke Sulawesi dan saudara Bapak Ketut yang lain adalah perempuan dan semuanya telah menikah sehingga hanya Bapak Ketutlah yang tinggal menempati rumah tersebut bersama ibunya yang bernama Nengah Minten. Bapak Ketut, setelah menikah dengan Nengah Sumiasih, dikaruniai dua orang anak yaitu Ni Wayan Tuning Diantari yang saat ini sedang bersekolah di SMP Negeri 1 Dawan dan Kadek Dwi Putra yang sedang menempuh pendidikan di kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Besan.
Keluarga ini bertempat tinggal di Dusun Kawan, Desa besan tepatnya di Jalan Giri Wisata, Gang Bima. Mereka tinggal di areal lahan seluas kurang lebih 25 are yang terdiri dari tiga bangunan, yaitu satu diperuntukkan sebagai dapur, satu bangunan sebagai tempat banten, dan satu bangunan untuk tempat tidur keluarga Bapak Ketut Suarta. Keadaan bangunan yang dipakai sebagai tempat tidur keluarga ini dapat dikategorikan sebagai tempat yang cukup baik karena dindingnya sudah ditembok dan lantai dalam bentuk keramik. Akan tetapi, keadaan bangunan yang diperuntukan sebagai dapur masih terlihat kotor karena bahan bakar utama yang digunakan keluarga Bapak Ketut Suarta adalah kayu bakar. Keadaan tembok dan lantai semen yang menghitam terkena arang dari kayu
(6)
bakar membuat keadaan dapur keluarga ini terlihat kumuh. Selain itu keadaan pintu bangunan tempat banten keluarga Bapak Ketut Suarta juga sudah lapuk dan terdapat tikus didalamnya. Untuk kamar mandi, terdapat 2 kamar mandi di rumah ini. Keadaan kamar mandinya dapat digolongkan cukup bersih. Akan tetapi pada saat mahasiswa KKN PPM Unud bersama dengan Puskesmas Pembantu Besan melakukan survey bak penampungan air di tiga dusun di Desa Besan, jentik – jentik nyamuk ditemukan di bak penampungan air yang dimiliki oleh keluarga Bapak Ketut. Sekitar 9 m2 dari lahan rumah Bapak Ketut dipakai sebagai merajan atau sanggah sebagai tempat persembahyangan.
Di lahan di sekitar rumah Bapak Ketut Suarta terdapat tegalan yang berisikan banyak pohon kelapa dan pohon nangka yang merupakan sumber mata pencaharian utama penduduk Desa Besan. Selain itu terdapat pula tetangga di sekitar rumah yang berdekatan. Dalam kesehariannya, Bapak Ketut Suarta bekerja sebagai buruh yang memanjat pohon kelapa untuk mengambil nira yang berupa tuak atau biasa disebut dengan ngirisin. Tuak tersebut nantinya akan diolah menjadi gula batok. Bapak Ketut setiap harinya bekerja pada pagi hari sekitar jam 6 dan sore hari sekitar jam 4. Selebihnya Bapak Ketut hanya tinggal dirumah tidak mengerjakan apa – apa dikarenakan kondisi fisik dan tenaga Bapak Ketut yang cukup lemah untuk mengambil pekerjaan lebih dari ngirisin tuak. Istri dari Bapak Ketut yaitu Ibu Nengah Sumiasih, dalam kesehariannya bekerja sebagai buruh angkut yang waktu kerjanya tidak menentu. Selain itu Ibu Nengah juga berkerja sebagai pengolah tuak menjadi gula batok. Selain Bapak Ketut dan istrinya, anggota keluarga yang lain tidak bekerja karena usia anak – anak masih dibawah umur untuk bekerja dan usia nenk yang tidak memungkinkan untuk mencari penghasilan.
Untuk kebutuhan air dan listrik, di rumah Bapak Ketut Suarta sudah terdapat listrik dan air yang mencukupi. Sumber air yang dipakai keluarga ini berasal dari air gunung yang dialirkan menggunakan teknik perpipaan hingga sampai di rumah Bapak Ketut.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Mengenai pendapatan, keluarga Bapak Ketut tidak memiliki pendapatan yang tetap tiap bulannya. Pekerjaan Bapak Ketut belum dapat dikategorikan sebagai menghasilkan karena tuak yang didapat tidak bisa langsung dijual melainkan harus diolah lagi menjadi gula batok yang dikerjakan oleh Ibu Nengah. Proses pengolahan gula batok memakan waktu yang tidak sedikit dan tidak tentu karena dipengaruhi oleh jumlah tuak dan kualitas tuak yang didapat. Biasanya, setelah cukup banyak mendapat tuak yaitu sekitar 5 jirigen
(7)
yang memakan waktu 3 hari, barulah tuak tersebut diolah dengan cara dipanaskan dengan api besar selama 3 sampai 4 jam dengan diaduk terus – menerus sampai mengental. Tuak yang sudak mengental kemudian dicetak kedlam batok – batok kelapa yang sudah dibersihkan dan didiamkan sampai mengeras. Dalam sekali pengerjaan, jumlah gula batok yang dihasilkan oleh Ibu Nengah bisa mencapai sekitar 5 kilo. Gula batok tersebut kemudian dibawa ke pengepul yang selanjutnya akan dipasarkan. Tiap satu kilo gula batok dihargai 25 ribu rupiah.
Ibu Nengah, selain mengolah tuak menjadi gula batok, juga bekerja sebagai buruh angkut yang tidak tetapi waktu dan jumlah penghasilan yang diterimanya. Akan tetapi karena beliau bekerja sendiri, informasi mengenai kapan dan dimana dibutuhkan jasa angkut menjadi susah kecuali jika beliau bertanya lagsung ke beberapa tempat. Kadang – kadang beliau bekerja selama 6 jam. Hasil rata – rata yang didapatkan Ibu Nengah adalah sekitar 40 ribu rupiah. Jika dijumlahkan, penghasilan maksimal keluarga Bapak Ketut dari pengolahan gula batok tiap 3 hari sekali dan hari biasanya menjadi buruh yang berpenghasilan 20 ribu rupiah tiap harinya dapat dikalkulasikan sebagai berikut,
Jika ditotalkan, pendapatan maksimal keluarga Bapak Ketut menjadi lebih dari 1,5 juta rupiah. Akan tetapi karena keterbatasan jumlah tuak yang didapat tiap harinya ditambah keadaan cuaca yang tidak menentu, penghasilan yang didapat dari mengolah tuak menjadi gula batok juga menjadi tidak menentu per bulannya. Ditambah pula karena tidak setiap hari Ibu Nengah bekerja sebagai buruh karena keterbatasan informasi yang didapat, penghasilan rata - rata keluarga Bapak Ketut menjadi kurang dari 1 juta rupiah.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga 1.2.2.1 Kebutuhan sehari-hari
Pengeluaran Bapak Ketut Suarta untuk kebutuhan sehari – hari meliputi keperluan makan seluruh keluarga sehari – hari berupa beras, minyak dan lauk yang menghabiskan pengeluaran sekitar 50 ribu rupiah per hari.
Gula Batok = hari pengerjaan × jumlah gula batok × harga per kilo = (30 : 3) × 5 × 25.000 = 1.250.000
Buruh = sisa hari × penghasilan buruh = 20 × 20.000
(8)
1.2.2.2Listrik dan Air
Untuk listrik, keluarga Bapak Ketut Suarta menggunakan listrik dari PLN dengan kilometer sebesar 450 Watt. Peralatan elektronik yang digunakan oleh keluarga Bapak Ketut berupa satu buah televise, satu buah setrika listrik, kipas angin dan magic jar. Ibu Nengah sering mengeluh mengenai listrik yang sering padam karena kekurangan daya tiap menyetrika karena Setrika Listrik memerlukan daya yang lumayan besar. Untuk biaya listrik tiap bulannya Bapak Ketut membayar sebesar 25 ribu rupiah.
Untuk pengeluaran di bidang Air, sumber air yang digunakan oleh keluarga Bapak Ketut berasal dari air gunung yang dialirkan melalui pipa. Bapak Ketut membayar tiap bulannya seharga 10 ribu rupiah untuk biaya perbaikan pipa jika ada yang rusak. Kebutuhan air keluarga Bapak Ketut meliputi keperluan mandi, minum dan memasak.
1.2.2.3Pendidikan
Dikarenakan biaya pendidikan kedua anak Bapak Ketut yang bersekolah di jenjang SMP dan SD sudah ditanggung oleh sekolah melalui dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bapak Ketut tidak memiliki pengeluaran utnk SPP anak – anaknya. Pengeluaran Bapak Ketut di bidang pendidikan hanya untuk bekal sekolah kedua anaknya yakni sebesar 5 ribu rupiah per hari untuk anak pertamanya dan sebesar 3 ribu rupiah per hari untuk anak keduanya dan biaya pakaian seragam untuk anak sulungnya yang bersekolah di SMP Negeri 1 Dawan yang mengharuskan siswanya untuk mengganti baju olahraga mereka tiap tahunnya.
1.2.2.4Kesehatan
Dalam masalah kesehatan, Bapak Ketut memiliki penyakit rematik yang membuat beliau harus banyak istirahat setelah memanjat pohon kelapa setiap pagi dan sore hari. Selebihnya keluarga Bapak Ketut tidak memiliki riwayat penyakit yang berat.
1.2.2.5Rohani
Untuk keperluan rohani berupa banten, keluarga Bapak Ketut tidak mengeluarkan banyak biaya karena keperluan janur dan bunga sudah tersedia di ladang sehingga ketika ada upacara agama, Ibu Nengah hanya membeli keperluan berupa buah dan kue untuk sesajian.
(9)
1.2.2.6Sosial
Untuk pengeluaran sosial, Desa Besan tidak membebani warganya untuk membayar iuran sosial tiap bulannya sehingga Bapak Ketut hampir sama sekali tidak memiliki pengeluaran sosial.
(10)
1.2.2.2Listrik dan Air
Untuk listrik, keluarga Bapak Ketut Suarta menggunakan listrik dari PLN dengan kilometer sebesar 450 Watt. Peralatan elektronik yang digunakan oleh keluarga Bapak Ketut berupa satu buah televise, satu buah setrika listrik, kipas angin dan magic jar. Ibu Nengah sering mengeluh mengenai listrik yang sering padam karena kekurangan daya tiap menyetrika karena Setrika Listrik memerlukan daya yang lumayan besar. Untuk biaya listrik tiap bulannya Bapak Ketut membayar sebesar 25 ribu rupiah.
Untuk pengeluaran di bidang Air, sumber air yang digunakan oleh keluarga Bapak Ketut berasal dari air gunung yang dialirkan melalui pipa. Bapak Ketut membayar tiap bulannya seharga 10 ribu rupiah untuk biaya perbaikan pipa jika ada yang rusak. Kebutuhan air keluarga Bapak Ketut meliputi keperluan mandi, minum dan memasak.
1.2.2.3Pendidikan
Dikarenakan biaya pendidikan kedua anak Bapak Ketut yang bersekolah di jenjang SMP dan SD sudah ditanggung oleh sekolah melalui dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bapak Ketut tidak memiliki pengeluaran utnk SPP anak – anaknya. Pengeluaran Bapak Ketut di bidang pendidikan hanya untuk bekal sekolah kedua anaknya yakni sebesar 5 ribu rupiah per hari untuk anak pertamanya dan sebesar 3 ribu rupiah per hari untuk anak keduanya dan biaya pakaian seragam untuk anak sulungnya yang bersekolah di SMP Negeri 1 Dawan yang mengharuskan siswanya untuk mengganti baju olahraga mereka tiap tahunnya.
1.2.2.4Kesehatan
Dalam masalah kesehatan, Bapak Ketut memiliki penyakit rematik yang membuat beliau harus banyak istirahat setelah memanjat pohon kelapa setiap pagi dan sore hari. Selebihnya keluarga Bapak Ketut tidak memiliki riwayat penyakit yang berat.
1.2.2.5Rohani
Untuk keperluan rohani berupa banten, keluarga Bapak Ketut tidak mengeluarkan banyak biaya karena keperluan janur dan bunga sudah tersedia di ladang sehingga ketika ada upacara agama, Ibu Nengah hanya membeli keperluan berupa buah dan kue untuk sesajian.
(11)
1.2.2.6Sosial
Untuk pengeluaran sosial, Desa Besan tidak membebani warganya untuk membayar iuran sosial tiap bulannya sehingga Bapak Ketut hampir sama sekali tidak memiliki pengeluaran sosial.
(12)
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Permasalahan yang dihadapi oleh Bapak Ketut diperoleh saat mengadakan kunjungan rutin ke rumah keluarga dampingan. Berdasarkan hal tersebut, penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya :
Tidak memiliki pekerjaan yang menghasilkan pendapatan tetap tiap bulan Kurangnya informasi seputar pekerjaan Ibu Nengah
Keadaan dapur yang kumuh karena masih menggunakan kayu bakar Keadaan bangunan tempat banten yang agak lapuk
Keadaan bak penampungan air yang berisi jentik - jentik Listrik yang sering padam karena kekurangan daya
Dari beragam masalah yang diterangkan, permasalahan tersebut dapat digolongkan kedalam beberapa kategori yaitu:
Ekonomi
kebersihan Infrasruktur 2.2 Masalah Prioritas
Berdasarkan analisis KUWAT permasalahan yang mendapatkan prioritas adalah permasalahan kesehatan diantaranya:
Ibu Nengah kesulitan mendapatkan infromasi mengenai lokasi yang memerlukan jasa buruh
Keadaan listrik yang sering padam karena kekurangan daya Keadaan bak penampungan air yang berisi jentik - jentik
Keperluan di masa depan belum sempat dipikirkan oleh keluarga Bapak Ketut Suarta
2.2.1 Kesulitan Mendapatkan Infromasi Mengenai Lokasi yang Memerlukan Jasa Buruh
Setelah beberapa kali melakukan kunjungan, penulis mengetahui bahwa Ibu Nengah bekerja sebagai buruh secara individu, tidak tergabung kedalam kelompok
(13)
tertentu. Oleh sebab itulah Ibu Nengah menjadi kesulitan dalam melakukan pekerjaannya. Beliau kesulitan mendapatkan informasi menenai kapan dan dimana jasa buruhnya dibutuhkan. Kecuali beliau bertanya secara langsung kepada pelanggan jasanya atau ke temannya yang sesama buruh, beliau hanya akan diam dirumah melakukan pekerjaan ibu rumah tangga yang tidak menghasilkan pendapatan. Ditambah lagi dengan keadaan Bapak Ketut Suarta yang hanya mampu mengambil pekerjaan tidak lebih dari ngirisin tuak, maka Ibu Nengah sangat bergantung pada pekerjaan buruhnya agar dapat menambah pendapatannya dari mengolah gula batok.
2.2.2 Listrik Sering Padam Karena Kekurangan Daya
Karena kedua anak Bapak Ketut sudah bersekolah di sekolah negeri, mereka diharuskan untuk berpakaian bersih dan rapi ketika berada disekolah. Akan tetapi setiap kali Ibu Nengah akan menyetrika pakaian anak – anaknya, listrik di rumah keluarga Bapak Ketut padam dikarenakan daya listrik yang dipakai tidak cukup. Ibu Nengah sering mengeluhkan hal ini selama masa pendampingan keluarga.
2.2.3 Keadaan Bak Penampungan Air
Pada saat mahasiswa KKN PPM Unud bersama dengan Puskesmas Pembantu Besan melakukan survey bak penampungan air di tiga dusun di Desa Besan, jentik – jentik nyamuk ditemukan di bak penampungan air yang dimiliki oleh keluarga Bapak Ketut. Bapak Ketut juga tidak memelihara ikan di bak tersebut sehingga kemungkinan berkembangnya jentik – jentik nyamuk di bak tersebut tinggi. Dikhawatirkan jika terus berlanjut, bersarangnya nyamuk di bak penampungan air milik Bapak Ketut dapat menyebabkan penyakit yang salah satunya adalah demam berdarah.
2.2.4 Keperluan Masa Depan
Kedua anak Bapak Ketut, walaupun saat ini biaya kuliahnya masih ditanggung oleh dana BOS, tidak menutup kemungkinan untuk Bapak Ketut mengeluarkan uang lebih untuk keperluan sekolah anak – anaknya. Terlebih lagi anak sulungnya yang sedang duduk di jenjang SMP diharuskan oleh sekolahnya untuk mengganti seragam olahraganya tiap tahun. Belum lagi jika dilanjutkan ke jenjang SMA dan bahkan Universitas yang biaya sekolahnya tidak ditanggung oleh BOS lagi. Akan sangat sulit bagi Bapak Ketut untuk menutupi segala pengeluaran di masa depan dengan penghasilan beliau yang tidak menentu tiap bulannya.
(14)
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi tersebut di atas, selanjutnya ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan dari keluarga dampingan. Adapun program yang dilaksanakan selama mendampingi keluarga Bapak Ketut Suarta diantaranya dengan melakukan program Survey bak penampungan air untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PNS), sosialisasi pengamprahan listrik gratis oleh PLN, pemberian saran untuk bekerja secara kelompok, pemberian saran untuk menabung dan Pemberian Bantuan Pangan dan Sandang.
3.1.1 Survey Bak Penampungan Air
Mengetahui bahwa ketika dilakukan Survey bak penampungan air untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PNS) sehari sebelum pembagian KK Dampingan oleh Kepala Dusun Kawan, di bak penampungan air milik keluarga Bapak Ketut Suarta ditemukan jentik – jentik nyamuk. Mahasiswa KKN – PPM Unud yang bertugas saat itu bersama dengan perwakilan dari Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Besan langsung memberikan pengarahan akan bahaya dari jentik – jentik nyamuk dan saran terkait cara pemberantasan sarang nyamuk. Pemahaman lebih lanjut juga diberikan ketika melakukan kunjungan rutin ke rumah Bapak Ketut. Pentingnya memlihara ikan di bak penampungan air agar jentik – jentik nyamuk tidak berkembang lebih banyak serta menaburkan bubuk abate di bak mandi juga ditekankan untuk mencegah adanya wabah demam berdarah.
3.1.2 Sosialisasi Pengamprahan Listrik Gratis oleh PLN
Mengetahui keadaan listrik keluarga Bapak Ketut sering padam karena kekurangan daya, maka penulis menyarankan kepada Bapak Ketut Suarta untuk mengikuti sosialisasi pengamprahan listrik gratis oleh PLN yang diadakan pada hari Jumat tanggal 5 Agustus 2016 di Balai Banjar Dusun Kawan Desa Besan. Pembicara untuk sosialisasi tersebut adalah Bapak I Wayan Eka Susana yang merupakan manajer dari PLN Rayon Klungkung. Materi yang dipaparkan meliputi hal - hal dasar seputar kelistrikan dan
(15)
rincian biaya untuk pengamprahan listrik serta upaya dan saran – saran untuk menghemat listrik.
3.1.3 Pemberian Saran Untuk Bekerja Secara Kelompok
Karena masalah Ibu Nengah yang kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai buruh karena beliau bekerja sendiri, maka disarankan kepada Ibu Nengah untuk bekerja secara kelompok baik dengan cara membuat kelompok kerja buruh bersama dengan teman – temannya yang sesama buruh maupun beliau bisa masuk ke kelompok kerja yang sudah terbentuk sebelumnya. Dengan begitu, informasi tentang pekerjaan bisa lebih mudah didapat karena setiap anggota kelompok bisa menyebar untuk bertanya mengenai kapan dan dimana diperlukan tenaga buruh. Selain itu, penghasilan Ibu Nengah juga bisa lebih terorganisir dengan adanya kelompok sosial tersebut. Jika Ibu Nengah lebih sering mendapatkan pekerjaan dan menjadi lebih terorganisir maka penghasilan beliau bisa menjadi lebih maksimal.
3.1.4 Pemberian Saran Untuk Menabung
Dengan perkiraan biaya yang mungkin akan dikeluarkan oleh Bapak Ketut di masa depan, tentunya akan sangat sulit dengan kondisi ekonomi keluarganya saat ini. Oleh karena itu akan sangat membantu jika Bapak Ketut dan keluarga menerapkan kebiasaan menabung untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan.
3.1.5 Pemberian Bantuan Pangan
Program pemberian bantuan pangan kepada keluarga Bapak Ketut dimaksudkan untuk meringankan setidaknya sedikit dari beban ekonomi yang dihadapi keluarga sekaligus sebagai hadiah perpisahan dari mahasiswa KKN – PPM Unud dengan keluarga dampingan masing – masing. Bantuan pangan yang diberikan berupa beras, minyak, gula, kopi, dll.
3.2 Jadwal Kegiatan
No Hari/tanggal Jenis Kegiatan
1. Jumat, 29 Juli 2016 Melakukan kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk bersama Puskesmas Pembantu Besan ke Desa Besan termasuk
(16)
rumah KK Dampingan sambil survey keadaan penduduk Desa Besan untuk data KK Dampingan. (3 jam)
2. Senin, 1 Agustus 2016 Pembagian KK Dampingan oleh Kepala Dusun Kawan sekaligus berkenalan dan berbasa - basi ringan dengan keluarga Ketut Suarta. (4 jam)
3. Selasa, 2 Agustus 2016 Berkunjung untuk memperoleh informasi umum keluarga Ketut Suarta sekaligus
memberitahukan adanya kegiatan
Sosialisasi Pemasaran dan Pembuatan Gula Semut di Balai Banjar Dusun Kawan pada hari berikutnya. (2 jam)
4. Kamis, 4 Agustus 2016 Berkunjung untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang keluarga Ketut Suarta sekaligus memberitahukan mengenai adanya kegiatan Sosialisasi Tambah Daya Listrik PLN di Desa Besan di Balai Bajar Dusun Kawan pada hari berikutnya. (3 jam)
5. Jumat, 5 Agustus 2016 Mendampingi Bapak Ketut Suarta
mengikuti Sosialisasi Tambah Daya Listrik PLN di Desa Besan di Balai Bajar Dusun Kawan. (4 jam)
6. Sabtu, 6 Agustus 2016 Berkungjung untuk membahas survey
ketika dilaksanakan kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk bersama Puskesmas Pembantu Besan sekaligus memberitahukan adanya Penyuluhan DBD di Balai Bajar Dusun Kawan pada hari berikutnya. (4 jam)
7. Minggu, 7 Agustus 2016 Menemani Ibu Nengah mengikuti
(17)
Kawan. (2 jam)
8. Senin, 8 Agustus 2016 Berkunjung untuk menanyakan masalah
listrik yang sering padam dan
menyarankan agar mengikuti program pengamprahan gratis dari PLN. (2 jam) 9. Selasa, 9 Agustus 2016 Berkunjung dan berkenalan dengan kedua
anak dari Bapak Ketut dan Ibu Nengah yaitu Ni Wayan Tuning Diantari dan
Kadek Dwi Putra sekaligus
memberitahukan adanya kegiatan
vaksinasi ternak di hari berikutnya. (3 jam) 10. Rabu, 10 Agustus 2016 Berkunjung membahas kegiatan vaksinasi ternak yang diadakan sebelumnya dan mengetahui bahwa Bapak Suatra tidak memelihara hewan ternak apapun. (3 jam) 11. Kamis, 11 Agustus 2016 Berkunjung dan membantu Wayan Tuning
membuat PR Bahasa Inggris. (4 Jam)
12. Jumat, 12 Agustus 2016 Berkunjung membantu Ibu Nengah
membuat Gula Batok dan membantu keluarga Bapak Suarta menyiapkan keperluan banten untuk hari raya Tumpek Uduh pada hari berikutnya. (3 jam)
13. Sabtu, 13 Agustus 2016 Berkunjung membahas masalah Ibu Nengah yang kesulitan karena bekerja sebegai buruh secara individu. (2 jam) 14. Minggu, 14 Agustus 2016 Berkunjung dan mengajarkan origami
dasar kepada Kadek dan memberitahukan adanya pelatiha origami di Balai Banjar tiap hari minggu. (3 jam)
15. Senin, 15 Agustus 2016 Berkunjung dan mendengarkan cerita Ibu Nengah masalah biaya pakaian Wayan Tuning yang diharuskan untuk diganti tiap tahunnya oleh sekolahnya sekaligus
(18)
memberitahukan untuk datang merayakan HUT RI di Balai Banjar Dusun Kawan bersama mahasiswa KKN – PPM Unud. (3 jam)
16. Rabu, 17 Agustus 2016 Merayakan HUT RI di Balai Banjar Dusun Kawan bersama keluarga KK Dampingan dan warga Desa Besan. (6 jam)
17. Kamis, 18 Agustus 2016 Berkunjung untuk memberitahukan adanya kegiatan Sosialisasi Lanjutan Gula Semut Bersama BUMDES pada hari berikutnya. (2 jam)
18. Jumat, 19 Agustus 2016 Berkunjung untuk berdiskusi mengenai sosialisasi BUMDES sebelumnya. (6 jam) 19 Sabtu, 20 Agustus 2016 Berkunjung biasa untuk berdiskusi ringan
dengan keluarga Bapak Ketut. (4 jam) 20 Minggu, 21 Agustus 2016 Berkunjung untuk melakukan survey dan
melengkapi form Data Kemiskinan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (LPPM UNUD). (5 jam)
21 Senin, 22 Agustus 2016 Berkunjung untuk melakukan survey dan melengkapi form Data Kemiskinan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (LPPM UNUD) yang dihari sebelumnya masih kosong. (5 jam)
22 Selasa, 23 Agustus 2016 Berkunjung untuk berdiskusi ringan sambil membantu Ibu Nengah membuat Gula Batok. (8 jam)
23 Rabu, 24 Agustus 2016 Berkunjung untuk menanyakan informasi tambahan untuk melengkapi laporan KK Dampingan seperti rincian pekerjaan Bapak Ketut dan istri. (8 jam)
(19)
24 Jumat, 26 Agustus 2016 Berkunjung untuk menanyakan informasi tambahan untuk melengkapi laporan KK Dampingan yang masih rumpang. (8 jam) 25 Sabtu, 27 Agustus 2016 Berkunjung untuk memberikan kenang –
kenangan berupa bantuan sembako
sekaligus memberitahukan untuk datang ke acara perpisahan KKN pada sore harinya. (8 jam)
(20)
memberitahukan untuk datang merayakan HUT RI di Balai Banjar Dusun Kawan bersama mahasiswa KKN – PPM Unud. (3 jam)
16. Rabu, 17 Agustus 2016 Merayakan HUT RI di Balai Banjar Dusun Kawan bersama keluarga KK Dampingan dan warga Desa Besan. (6 jam)
17. Kamis, 18 Agustus 2016 Berkunjung untuk memberitahukan adanya kegiatan Sosialisasi Lanjutan Gula Semut Bersama BUMDES pada hari berikutnya. (2 jam)
18. Jumat, 19 Agustus 2016 Berkunjung untuk berdiskusi mengenai sosialisasi BUMDES sebelumnya. (6 jam) 19 Sabtu, 20 Agustus 2016 Berkunjung biasa untuk berdiskusi ringan
dengan keluarga Bapak Ketut. (4 jam) 20 Minggu, 21 Agustus 2016 Berkunjung untuk melakukan survey dan
melengkapi form Data Kemiskinan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (LPPM UNUD). (5 jam)
21 Senin, 22 Agustus 2016 Berkunjung untuk melakukan survey dan melengkapi form Data Kemiskinan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (LPPM UNUD) yang dihari sebelumnya masih kosong. (5 jam)
22 Selasa, 23 Agustus 2016 Berkunjung untuk berdiskusi ringan sambil membantu Ibu Nengah membuat Gula Batok. (8 jam)
23 Rabu, 24 Agustus 2016 Berkunjung untuk menanyakan informasi tambahan untuk melengkapi laporan KK Dampingan seperti rincian pekerjaan Bapak Ketut dan istri. (8 jam)
(21)
24 Jumat, 26 Agustus 2016 Berkunjung untuk menanyakan informasi tambahan untuk melengkapi laporan KK Dampingan yang masih rumpang. (8 jam) 25 Sabtu, 27 Agustus 2016 Berkunjung untuk memberikan kenang –
kenangan berupa bantuan sembako
sekaligus memberitahukan untuk datang ke acara perpisahan KKN pada sore harinya. (8 jam)
(22)
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
Jenis Kegiatan Tanggal Lokasi Kendala Solusi Hasil
Melakukan kegiatan
Pemberantasan Sarang
Nyamuk bersama
Puskesmas Pembantu
Besan ke Desa Besan
termasuk rumah KK
Dampingan sambil survey keadaan penduduk Desa Besan untuk data KK Dampingan. (3 jam)
Jumat, 29 Juli 2016 Desa Besan secara keseluruhan Data KK Dampingan belum dibagikan Melakukan survey secara umum
Data survey PNS dan data
perkiraan keadaan rumah KK Dampingan
Pembagian KK
Dampingan oleh Kepala Dusun Kawan sekaligus berkenalan dan berbasa -
basi ringan dengan
keluarga Ketut Suarta. (4
Senin, 1 Agustus 2016
Di Kantor Desa Besan – Rumah Kepala Dusun Kawan – Rumah KK
Tidak ada informasi khusus yang didapat karena hanya
bekenalan saja
Berkunjung lagi Informasi ringan mengenai
keluarga Bapak Ketut
(23)
jam) Dampingan
Berkunjung untuk
memperoleh informasi
umum keluarga Ketut
Suarta sekaligus
memberitahukan adanya
kegiatan Sosialisasi
Pemasaran dan Pembuatan Gula Semut di Balai Banjar Dusun Kawan pada hari berikutnya. (2 jam)
Selasa, 2 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Informasi belum seluruhnya diketahui
Berkunjung lagi Informasi tambahan mengenai keluarga Bapak Ketut seperti pekerjaan beliau sebagai pengolah tuak
Berkunjung untuk
memperoleh informasi
lebih lanjut tentang keluarga Ketut Suarta sekaligus memberitahukan mengenai adanya kegiatan Sosialisasi Tambah Daya Listrik PLN di Desa Besan di Balai Bajar Dusun
Kamis, 4 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan Belum semua permasalahan keluarga teridentifikasi Berdiskusi kembali pada kunjungan berikutnya Diketahuinya bahwa listrik keluarga Bapak Ketut sering padam karena kekurangan daya
(24)
Kawan pada hari berikutnya. (3 jam)
Mendampingi Bapak
Ketut Suarta mengikuti Sosialisasi Tambah Daya Listrik PLN di Desa Besan di Balai Bajar Dusun Kawan. (4 jam)
Jumat, 5 Agustus 2016
Di Balai Bajar Dusun Kawan
Tidak ada kendala Bapak Ketut
mengetahui informasi tentang rincian biaya yang dikeluarkan untuk tambah daya.
Berkungjung untuk
membahas survey ketika dilaksanakan kegiatan
Pemberantasan Sarang
Nyamuk bersama
Puskesmas Pembantu
Besan sekaligus
memberitahukan adanya Penyuluhan DBD di Balai Bajar Dusun Kawan pada hari berikutnya. (4 jam)
Sabtu, 6 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Di bak
penampungan air milik keluarga Bapak Suarta masih terdapat jentik – jentik nyamuk walau pun sudah diadakan survey
Menyarankan agar keluarga
memelihara ikan di bak penampungan air dan menabur bubuk abate ke bak mandi guna mencegah adanya wabah penyakit Bapak Ketut menjadi lebih mengerti dengan pentingnya kebersihan bak penampungan air dan mau menerima saran yang diberikan
(25)
Menemani Ibu Nengah
mengikuti Penyuluhan
DBD di Balai Bajar Dusun Kawan. (2 jam)
Minggu, 7 Agustus 2016
Di Balai Bajar Dusun Kawan
Tidak ada kendala - Ibu Nengah
mendapat informasi baru mengenai DBD
Berkunjung untuk
menanyakan masalah
listrik yang sering padam dan menyarankan agar
mengikuti program
pengamprahan gratis dari PLN. (2 jam)
Senin, 8 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan Ibu Nengah mengkhawatirkan biaya yang dikeluarkan lebih besar setelah menaikan kilometer listrik menjadi 1300 watt
Menjelaskan lagi materi PLN mengenai rincian kwh yang dipakai pada kelistrikan rumah tangga Ibu Nengah mejadi lebih mengerti dan menerima anggaran listrik yang menjadi lebih besar.
Berkunjung dan
berkenalan dengan kedua anak dari Bapak Ketut dan Ibu Nengah yaitu Ni Wayan Tuning Diantari dan Kadek Dwi Putra sekaligus memberitahukan adanya kegiatan vaksinasi
Selasa, 9 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Kedua anak Bapak Ketut jarang ada dirumah
Berkunjung ketika salah satu dari anak Bapak Ketut ada dirumah agar menjadi lebih dekat dan akrab dengan semua anggota keluarga
Informasi
tambahan tentang kedua anak Bapak Ketut yang bersekolah di jenjang SD dan SMP
(26)
ternak di hari berikutnya. (3 jam)
Berkunjung membahas
kegiatan vaksinasi ternak yang diadakan sebelumnya dan mengetahui bahwa
Bapak Suatra tidak
memelihara hewan ternak apapun. (3 jam)
Rabu, 10 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Bapak Ketut trauma untuk memelihara sapi karena sapi yang sempat dipelihara beliau dulu mati Berusaha menyemangati Informasi baru tentang kondisi Bapak Ketut yang lemah dan tidak bisa mengambil pekerjaan lebih
Berkunjung dan
membantu Wayan Tuning
membuat PR Bahasa
Inggris. (4 Jam)
Kamis, 11 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Wayan Tuning masih lemah dalam pelajaran bahasa Inggris Membuatkan catatan dinding Semakin akrab dengan seluruh anggota keluarga.
Berkunjung membantu Ibu Nengah membuat Gula
Batok dan membantu
keluarga Bapak Suarta
menyiapkan keperluan
banten untuk hari raya
Tumpek Uduh pada hari
Jumat, 12 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Tidak ada kendala Informasi baru
mengenai banten Tumpek Uduh
(27)
berikutnya. (3 jam)
Berkunjung membahas
masalah Ibu Nengah yang kesulitan karena bekerja sebegai buruh secara individu. (2 jam)
Sabtu, 13 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Ibu Nengah sulit mendapatkan informasi tempat yang membutuhkan jasa buruhnya Menyarankan agar bekerja secara kelompok dengan teman – teman sesama buruhnya Ibu Nengah mengatakan akan berusaha mencari kelompok kerja diantara tetangga sekitarnya
Berkunjung dan
mengajarkan origami
dasar kepada Kadek dan memberitahukan adanya pelatiha origami di Balai Banjar tiap hari minggu. (3 jam)
Minggu, 14 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Kadek cepat merasa bosan dan susah mengerti
Mengajarkan bentuk origami yang lebih mudah
Kadek mengetahui dasar melipat kertas walaupun dia sepertinya tidak tertarik dengan kesenian origami
Berkunjung dan
mendengarkan cerita Ibu Nengah masalah biaya pakaian Wayan Tuning yang diharuskan untuk diganti tiap tahunnya oleh
Senin, 15 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Biaya baju Wayan Tuning memberatkan keadaan ekonomi keluarga Bapak Suarta Menyarankan agar menabung untuk persiapan Wayan Tuning melanjutkan ke jenjang SMA dan
Bapak Suarta dan Ibu Nengah setuju dengan saran yang diberikan
(28)
sekolahnya sekaligus
memberitahukan untuk
datang merayakan HUT RI di Balai Banjar Dusun
Kawan bersama
mahasiswa KKN – PPM Unud. (3 jam)
Kadek Dwi ke jenjang SMP.
Merayakan HUT RI di
Balai Banjar Dusun
Kawan bersama keluarga KK Dampingan dan warga Desa Besan. (6 jam)
Rabu, 17 Agustus 2016
Di Balai Bajar Dusun Kawan
Tidak ada kendala Dapat merayakan
HUT RI dengan cukup meriah walaupun bukan di Desa sendiri
Berkunjung untuk
memberitahukan adanya
kegiatan Sosialisasi
Lanjutan Gula Semut
Bersama BUMDES pada hari berikutnya. (2 jam)
Kamis, 18 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Tidak bisa menemani
mengikuti sosialisasi karena akan ijin pulang
Menanyakan pada teman sesama kkn yang mengikuti sosialisasi untuk mengetahui hasil sosialisasi Kepastian Ibu nengah untuk datang mengikuti sosialisasi
Berkunjung untuk
berdiskusi mengenai
Jumat, 19 Agustus
Di rumah KK Dampingan
Ibu Nengah tidak datang untuk
Menjelaskan bahwa BUMDES
Ibu Nengah tertarik untuk
(29)
sosialisasi BUMDES sebelumnya. (6 jam)
2016 mengikuti sosialisasi mengatakan akan
mencarikan pasar untuk Gula Semut
membuat gula semut.
Berkunjung biasa untuk berdiskusi ringan dengan keluarga Bapak Ketut. (4 jam)
Sabtu, 20 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Tidak ada kendala - Disuguhi kopi
dan jajan serta menjadi lebih akrab dengan keluarga
Berkunjung untuk
melakukan survey dan melengkapi form Data Kemiskinan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat
Universitas Udayana
(LPPM UNUD). (5 jam)
Minggu, 21 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Ibu Nengah tidak ada dirumah sehingga informasi mengenai KB tidak sepenuhnya didapat
Berkunjung lagi Form data kemiskinan setengah terisi
Berkunjung untuk
melakukan survey dan melengkapi form Data Kemiskinan oleh Lembaga
Senin, 22 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Tidak ada kendala - Form data
kemiskinan terisi lengkap
(30)
Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat
Universitas Udayana
(LPPM UNUD) yang
dihari sebelumnya masih kosong. (5 jam)
Berkunjung untuk
berdiskusi ringan sambil membantu Ibu Nengah membuat Gula Batok. (8 jam)
Selasa, 23 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Membuat Gula Batok memerlukan waktu yang tidak sedikit
Bersabar Mengetahui cara
membuat Gula Batok dan sempat mencicipi gula yang baru matang sebelum dicetak
Berkunjung untuk
menanyakan informasi
tambahan untuk
melengkapi laporan KK Dampingan seperti rincian pekerjaan Bapak Ketut dan istri. (8 jam)
Rabu, 24 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Istilah baru seputar pembuatan Gula seperti ngirisin dan nelon yang masih asing Mengklarifikasi pengertian dari beberapa istilah dalam sistem pembuatan Gula Batok Mendapat informasi lengkap dalam sistem pembuatan Gula Batok.
(31)
menanyakan informasi
tambahan untuk
melengkapi laporan KK Dampingan yang masih rumpang. (8 jam)
Agustus 2016
laporan KK Dampingan sudah sepenuhnya didapat
Berkunjung untuk
memberikan kenang –
kenangan berupa bantuan
sembako sekaligus
memberitahukan untuk
datang ke acara perpisahan KKN pada sore harinya. (8 jam)
Sabtu, 27 Agustus 2016
Tidak ada kendala - Mendapat Gula
Batok sebagai kenang – kenangan dari keluarga dampingan
(32)
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas yang telah dibuktikan selama pelaksanaan KKN-PPM selama 5 minggu di Dusun Kawan Desa Besan, keluarga dampingan yaitu keluaga Bapak Ketut Suarta dapat digolongkan ke dalam kategori keluarga kurang mampu yang mempunyai masalah dalam bidang perekonomian keluarga, kebersihan dan infrastruktur. Solusi yang dapat dilakukan untuk keluarga dampingan adalah diskusi membicarakan masalah, memberikan solusi dengan cara penyuluhan dan motivasi untuk menghadapi masalah tersebut.
Program pemecahan masalah yang dijalankan berupa memberikan solusi saran terkait masalah, motivasi, dan sumbangan berupa beberapa bahan pangan dan sandang pokok.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diajukan untuk membantu keluarga Bapak Ketut yaitu:
a) Dicarikan kelompok kerja untuk Ibu Nengah agar informasi seputar pekerjaan lebih mudah didapat dan membuat pendapatan ibu Nengah meningkat.
b) Dicarikan pasar Gula Semut yang membuat kemungkinan pemesanan Gula Semut ke Desa Besan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
c) Menerapkan pentingnya hidup hemat dan kebiasaan menabung untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.
d) Memperhatikan masalah kebersihan yang tentunya berimbas pada aspek kesehatan. Sering mengadakan survey untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk agar warga Desa Besan terbebas dari ancaman demam berdarah.
(33)
LAMPIRAN
Gambaran Umum KK Dampingan
(34)
Gambar saat melengkapi form Data Kemiskinan LPPM Unud
(35)
(1)
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (LPPM UNUD) yang dihari sebelumnya masih kosong. (5 jam)
Berkunjung untuk berdiskusi ringan sambil membantu Ibu Nengah membuat Gula Batok. (8 jam)
Selasa, 23 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Membuat Gula Batok memerlukan waktu yang tidak sedikit
Bersabar Mengetahui cara membuat Gula Batok dan sempat mencicipi gula yang baru matang sebelum dicetak Berkunjung untuk
menanyakan informasi
tambahan untuk
melengkapi laporan KK Dampingan seperti rincian pekerjaan Bapak Ketut dan istri. (8 jam)
Rabu, 24 Agustus 2016
Di rumah KK Dampingan
Istilah baru seputar pembuatan Gula seperti ngirisin dan nelon yang masih asing Mengklarifikasi pengertian dari beberapa istilah dalam sistem pembuatan Gula Batok Mendapat informasi lengkap dalam sistem pembuatan Gula Batok.
(2)
menanyakan informasi
tambahan untuk
melengkapi laporan KK Dampingan yang masih rumpang. (8 jam)
Agustus 2016 laporan KK Dampingan sudah sepenuhnya didapat Berkunjung untuk
memberikan kenang – kenangan berupa bantuan sembako sekaligus memberitahukan untuk datang ke acara perpisahan KKN pada sore harinya. (8 jam)
Sabtu, 27 Agustus 2016
Tidak ada kendala - Mendapat Gula
Batok sebagai kenang – kenangan dari keluarga dampingan
(3)
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas yang telah dibuktikan selama pelaksanaan KKN-PPM selama 5 minggu di Dusun Kawan Desa Besan, keluarga dampingan yaitu keluaga Bapak Ketut Suarta dapat digolongkan ke dalam kategori keluarga kurang mampu yang mempunyai masalah dalam bidang perekonomian keluarga, kebersihan dan infrastruktur. Solusi yang dapat dilakukan untuk keluarga dampingan adalah diskusi membicarakan masalah, memberikan solusi dengan cara penyuluhan dan motivasi untuk menghadapi masalah tersebut.
Program pemecahan masalah yang dijalankan berupa memberikan solusi saran terkait masalah, motivasi, dan sumbangan berupa beberapa bahan pangan dan sandang pokok.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diajukan untuk membantu keluarga Bapak Ketut yaitu:
a) Dicarikan kelompok kerja untuk Ibu Nengah agar informasi seputar pekerjaan lebih mudah didapat dan membuat pendapatan ibu Nengah meningkat.
b) Dicarikan pasar Gula Semut yang membuat kemungkinan pemesanan Gula Semut ke Desa Besan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
c) Menerapkan pentingnya hidup hemat dan kebiasaan menabung untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.
d) Memperhatikan masalah kebersihan yang tentunya berimbas pada aspek kesehatan. Sering mengadakan survey untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk agar warga Desa Besan terbebas dari ancaman demam berdarah.
(4)
LAMPIRAN
Gambaran Umum KK Dampingan
(5)
Gambar saat melengkapi form Data Kemiskinan LPPM Unud
(6)