Masalah Pendidikan di Daerah Terpelosok atau Pedesaan

(1)

MASALAH PENDIDIKAN DI DAERAH TERPELOSOK MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas pengantar pendidikan Di STKIP Garut

Oleh :

Ayuni ananda putri NIM : 13222062

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

JL.pahlawan no 32 telp (0262)233556 fax.(0262)540649 Tarogong-Garut Website;http://stkipgarut.ac.id email :dtkipgarut@yahoo.co.id


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang Maha pengasih dan lagi maha penyayang yang telah memberikan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelsaikan makalah sebagai salah satu syarat ujian yang berjudul “MASALAH PENDIDIKAN DI DAERAH PELOSOK”

Dalam penyelsaian karya tulis ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan yang telah di berikan oleh berbagai pihak kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan nya. Oleh karena itu , penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif untuk menyempurnakan makalah ini kelak di masa yang akan datang dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Garut, januari 2013


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN... 1.2 RUMUSAN MASALAH... 1.3 TUJUAN PENELITIAN... 1.4 MANFAAT PENULISAN... 1.5 MRTODE PENELITIAN... BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN... 2.2 PERBEDAAN PENDIDIKAN DI PERKOTAAN DAN DESA... 2.3 PENYEBAB KURANGNYA PENDIDIKAN DI PELOSOK... BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN... 3.2 REKOMENDASI...


(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

Banyak sekali perbedaan yang sangat kontras di dunia pendidikan daerah perkotaan dengan yang daerah terpencil. Jika dalam satu daerah tertentu

pendidikannya sangat maju dan terfasilitasi apa pendidikan Indonesia bisa disebut maju? Sedangkan masih banyak sekali daerah yang tertinggal di aspek pendidikannya.

Pendidikan di indonesia sangat memprihatinkan , terutama pendidikan di daerah terpelosok atau di pedesaan , hingga kini masalah pendidikan di indonesia belum bisa di atasi oleh pemerintah . mengingat hampir seluruh pendidikan di pedesaan sangat buruk dan tidak memadai fasilitasnya.

Ini di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Kurangnya tenaga pengajar di pedesaan 2. Susahnya komunikasi

3. Tidak adanya perhatian pemerintah 4. Kurangnya ke inginan belajar

Dan masih banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan terpelosok ini, oleh karena itu untuk mencegah masalah pendidikan di pedesaan di butuhkan ketelitian pemerintah kepada masyarakat di pedesaan agar pendidikan di pedesaan bisa sama dengan pendidikan di perkotaan yang bisa dikatakaan layak .


(5)

Untuk memudahkan dalam membaca makalah ini maka penulis akan

membatasi pembahasan dalam tulisan ini sehingga maksud dan tujuan penulis bisa di laksanakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari menuju suasana hidup yang lebiih baik , adapun rumusan masalah yang di paparkan dalam karya tulis ini :

1. Pengertian pendidikan

2. Perbedaan pendidikan di perkotan dan di pedesaan

3. Apa penyebab kurangnya pendidikan di daerah terpelosok ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Makalah ini di maksudkan untuk memberikan informasi secara konferhensif kepada pembaca tentang masalah pendidikan di daerah pelosok , sehingga pemerintah dan masyarakat bisa memahami bahwa pendidikan itu sangat penting

Di samping itu penulis juga berharap dengan adanya makalah ini , ibu / bapak dosen kiranya bisa memberikan nilai yang lebih dari cukup , sehingga penilaian yang objektif yang ibu / bapak dosen berikan dapat memotivasi penulis untuk berkarya dan berbuat yang lebih baik di masa yang akan datang .

1.4 MANFAAT PENULISAN

A. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis

B. Menginformasikan masalah pendidikan di daerah terpelosok

1.5 METODE PENELITIAN

Berhasil tidaknya penelitian dalam penyusunan sebuah makalah ini di tentukan pleh beberapa faktor salah satunya adalah metode penelitian yang di gunakan untuk mengarahkan tercapainya tujuan penelitian yang di harapkan .

Dalam penyusunan makalah ini , penulis menggunakan buku referensi yaitu suatu penyelidikan sistematik terhadap bahan bahan-bahan yang di publikasikan serta berisi masalah atau pokok masalah yang spesifik dan tema yang berkaitan

dengan penulisan laporan makalah ini ,selain itu penulis juga melakukan pencarian di internet .


(6)

BAB II PEMBAHASAN


(7)

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN

Usia pendidikan sama tuanya dengan usia kebudayaan manusia. Pendidikan telah mulai dilaksanakan semenjak manusia hadir di muka bumi. Pada mulanya, tujuan pendidikan hanyalah sekadar mempersiapkan generasi muda untuk bisa survive di tengah masyarakat luas. Karena itu, bentuknya adalah berupa mewariskan

wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan yang diperlukan untuk survival kepada generasi berikutnya. Pada penghujung abad ke 21 M, pemerintah mengeluarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, sebagai pengganti undang-undang nomor 2 tahun 1989. Salah satu isi yang terpenting dalam undang-undang itu tersebut adalah pelibatan masyarakat dalam pengembangan sektor pendidikan, sebagaimana ditegaskan pada pasal 9 bahwa masyarakat berhak untuk berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan. Pasal ini merupakan kelanjutan dari pasal 4 ayat 1 bahwa pendidikan di Indonesia diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan. Beberapa waktu lalu berita di berbagai media dipenuhi dgn diskusi tentang berapa jumlah orang miskin di Indonesia. Hal ini berawal dari pernyataan Presiden SBY yang menyampaikan data dari BPS bahwa angka penduduk miskin di Indonesia turun menjadi 16,6% yaitu sekitar 36,1 juta. Beberapa pengamat melihat bahwa angka ini kurang mewakili realita kemiskinan, sedikitnya karena ada tiga hal mendasar yaitu: pertama, dari pembagian Bantuan Tunai Langsung saja disebutkan ada 12,8 juta keluarga miskin dan sangat miskin.

Pendidikan adalah hak setiap orang. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan sistem pendidikan tidak boleh ada disriminasi/ membedakan suku, agama, ras, kepercayaan. Sistem Pendidikan juga harus diselenggarakan dengan tujuan untuk memenuhi hak setiap orang atas pendidikan tanpa bermaksud sedikitkan memberikan peluang bagi terciptanya diskriminasi/ membeda-bedakan seseorang dalam

memperolah pendidikan hanya karena alasasn politik, ekonomi, social, budaya, dan hukum. Pengakuan hak untuk mendapatkan pendidikan bagi setiap orang tidak hanya pengakuan hak secara internasional namun juga pengakuan yang diberikan oleh hukum positif di Indonesia.


(8)

Pada rumusan ini terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih lanjut. Dengan “usaha sadar” dimaksudkan, bahwa

pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran rasional-objektif. Pendidikan tidak

diselenggarakan secara tak sengaja, atau bersifat insidental dan seenaknya, atau berdasarkan mimpi di siang bolong dan penuh fantastis.

Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan / atau latihan. Bimbingan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasihat dan penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan masalah, menanggulangi kesulitan sendiri. Pengajaran adalah bentuk kegiatan di mana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga

kependidikan (khususnya guru / pengajar) dan peserta didik untuk mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. Pelatihan prinsipnya adalah sama dengan pengajaran, khususnya untuk mengembangkan kerampilan tertentu.

Produk yang ingin dihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan peranan-peranannya untuk masa yang akan datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan pekerjaan tertentu, tentunya bertalian dengan kegiatan pembangunan di masyarakat. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungai secara dekat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dan perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.

”Pendidikan bermutu itu mahal”. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, — sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada


(9)

yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

Secara filosofis, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia ke arah yang maksimal. Potensi yang diberikan oleh Tuhan tidak akan berkembang sendirinya tanpa dukungan pendidikan yang memadahi. Sehingga orientasi pendidikan tidak hanya memasuki wilayah fisiologis, melainkan juga harus merambah kawasan spiritual, psikologis serta nilai-nilai etis (akhlak).

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya

Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. “Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak di kemudian hari.

2.2 PERBEDAAN PENDIDIKAN DI PERKOTAAN DAN DI PEDESAAN

Masyarakat desa memiliki peluang yang sama dengan masyarakat kota untuk memperoleh pendidikan. Peluang pendidikan dibuka oleh pemerintah sama lebarnya untuk masyarakat desa maupun kota. Bahkan, semangat juang masyarakat desa lebih tinggi daripada masyarakat kota. Karena masyarakat kota beranggapan bahwa

pendidikan di desa tidak begitu maju karena kekurangannya sarana dan prasarana yang memadai. Karena pendidikan di desa dengan dikota berbeda jauh. Masyarakat desa itu apa-apa serba sulit, kalau masih SD mungkin tidak terlalu sulit untuk menjangkau sekolah, tetapi begitu SMP sudah mulai agak jauh. Dan SMA sampai harus melaju lima kilometer dari desa sampai Kota.


(10)

sikap dan prilaku tersebut mencerminkan bahwa seorang anak desa dan kota memiliki kesemangatan yang berbeda dalam menuntut ilmu. Anak kota dengan fasilitas yang ada di sekolahan dan dibeberapa wilayah telah disediakan informasi yang cepat dengan media yang ada mereka tak berminat lagi untuk mencari ilmu. Mengapa demikian bisa terjadi pada anak sekolahan di kota? Karena akibat beberapa pergaulan di masyarakat kota dan dalam Aspek Keluargapun Anak tidak diperhatikan antara ayah dan Ibu sibuk bekerja demi uang dan anak dididik oleh seorang pembantu sehingga Anak pun tidak mempunyai kasih sayang antara kedua orang tua dan

Pendidikan pun terbengkelai Mereka dipenuhi segala macam kebutuhanannya dari bangun tidur sampai tidur lagi sehingga anak-anak bosan untuk menuntut ilmu dan akhirnya tanpa ada dukungan dari orang tua untuk maju. Anak Anak kota sering bolos


(11)

dari sekolahan untuk menghambur hamburkan uang kedua orang tuanya untuk pergi main Game PS ataupun Game online pada umumnya. Berbeda dengan Anak-anak desa yang mempunyai kesemangatan dalam menggapai cita cita, Ia ingin sukses dengan menuntut ilmu yang tinggi agar perekonomian keluarga semakin membaik dan tidak menjadi beban lagi kelak dan orang tua mempunyai andil penuh dalam

pendidikan anak dikeluarga.

Anak Kota dan Mahasiswa daerah yang ke Perkotaan Mungkin dari sekian ribu anak yang hidup didesa ada yang belum melihat perkotaan secara menyeluruh dari segala aspek sehingga dia lupa akan pendidikan yang diajarkan di pedesaan, Seorang yang terkena dampak dari pergaulan lingkungan misalnya Ia tak akan berpikir lagi

bagaimana orang tuanya mencari uang untuk kuliah anaknya di perkotaan besar, sepanjang hidupnya berkegiatan Nongkrong dipinggir jalan bersama teman-temannya. hingga kehidupan yang dulunya terang menjadi redup antara siang dan malam

menjadi kebalikan. Karena sampai kelarutan dia nongkrong entah didepan komputer ataupun dipinggir jalan sehingga waktu siangnya pun berubah menjadi malam. kebaikan seperti ini harus ditinggalkan mulai dari sekarang dampaknya yang dapat dilihat diantaranya adalah:

1. Bolos Kuliah

Dia tak lagi memetingkan kuliah karena waktu dia kuliah hidupnya hanya untuk bersenang senang karena jauh dengan Orang tuanya dan setiap kuliah dia titip kepada temannya untuk signature atau tanda tangan untuk masuk kuliah, ini di kerjakan anak anak jaman sekarang karena setiap dosen tidak menggunakan kalimat absen

dibacakan kepada mahasiswanya jadi yang seperti ini wajar kalau seorang mahasiswa mengakali jam kuliahnya.

2. Boros Uang

Dia tak memikirkan lagi betapa susahnya orang tua mencari rizki atau uang untuk pembayaran sekolah anaknya, Kedua orang tua hanya pasrah bahwa anaknya di luar kota untuk mencari ilmu semata dan akan akhirnya dia malah tahu anaknya kuliah sampai menghabiskan waktu berpuluh tahun untuk mendapatkan gelarnya.

3. Boros Waktu

Demikian dengan waktu, dari waktu yang singkat menjadi waktu yang lama dalam menempuh gelar sarjana pun membuat seorang yang mempunyai target untuk


(12)

mendapatkan gelar jadi amburadul hingga akhirnya Ia harus fokus untuk dalam mendapatkan gelarnya.

Dampak tersbut merupakan sebuah potret Anak Sekolah dinegri Indonesia anatar di desa dan Dikota dan kesemngatan anak desapun bisa luntur akibat adanya masa pergaulan dan dampak lingkungan sangat berpengaruh bagi Anak-Anak yang tak dapat menimba dan membedakan antara sesuatu yang baik dan yang tidak baik.

2.3 PENYEBAB KURANGNYA PENDIDIKAN DI DAERAH PELOSOK

Seperti yang telah di jelaskan di atas , bahwa pendidikan di pedesaan dan di perkotaan peluangnya sama besar , akan tetapi sarana dan prasarana nya sangat kurang sekali.banyak faktor yang menyebabkan kurangnya pendidikan di daerah pedesaan yaitu :

Mirisnya, rendahnya mutu pendidikan siswa di pedesaan karena di latar belakangi dengan minat dari orang tua pula untuk menyekolahkan anaka mereka . penelitian firdaus (2005) menyebutkan bahwa rendahnya minat orang tua untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke sekolah di sebabkan :

1. Faktor sosial budaya sebesar 87,3%

2. Faktor kurangnya biaya pendidikan (ekonomi tidak mampu )di peroleh sebesar 86,0%

3. Faktor kurangnya tingkat kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan (faktor orang tua di peroleh sebesar 59,1%)

4. Letk geografis sekolah sebesar 50,8%

Faktor sosial budaya berkaitan dengan kultur masyarakat yang berupa

persepsi/pandangan , adat istiadat, dan kebiasaan . Menurut Dalyono (2008), “anak-anak yang di besarkan di kota pola fikirnyaberbeda dengan “anak-anak yang di pedesaan “. Pada umumnya anak yang tinggal di kota lebih bersikap aktif dan dinamis , bila di


(13)

bandingkan dengan anak pedesaan yang selalu bersikap statis dan lamban , itulah sebabnya perkembangan dan kemajuan anak yang tinggal di kota jauh lebih pesat dari pada anak yang tinggal di desa .

Masyarakat yang berfikiran sempit memandang bahwa pendidikan formal tidak begitu penting . mereka merasa percuma saja sekolah karena hanya akan

menghabiskan banyak biaya . terlebih lagi kondisi masyarakat desa yang mayoritasnya bukan dari kalangan yang berada .

Selain itu , kesadaran orang tua akan dunia pendidikan yang rendah juga menjadi penghambat majunya dunia pendidikan pedesaan . pola pikir dari masyarakat desa yang mengaggap bahwa anak di wajibkan membantu untuk meringankan beban orang tua , sehingga sekolah bukanlah menjadi kewajiban bagi anak padahal kita

membutuhkan anak yang cerdas jauh lebih membantu nantinya . dan sudah harus menempuh jalurpendidikan terlebih dahulu .

Letak geografis daerah pedesaan membuat akses pendidikan sulit untuk di jangkau . selain itu kurangnya SDM yang memadai juga menjadi batu picu

terhambatnya pendidikan di pedesaan . kualifikasi guru yang kurang profesional di tambah lagi sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai , memperburuk pendidikan di pedesaan .

Mengingat pendidikan merupakan hal yang mutlak dan penting bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat lebih-lebih masnyarakat pedesaan , maka pendidikan di pedesaan perlu dilakukan secara intensif dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka . jika ingin dikatakan dengan konteks sosial masyarakat , sesungguhnya pendidikan dapat menjadi jalan keluar untuk menurunkan angka kemiskinan .

Anak pintar menjadi aset masa depan yang dapat menaikan taraf hidup

keluarga . melalui pendidikan formal (sekolah) akan terbentuk kepribadian seseorang yang di ukur dari perkembangan aspek kognitif , afektif dan psikomotor seperti terdapat dalam teori bloom , jadi masyarakat yang tidak menyadari pentingnya pendidikan formal akan menjadi masyarakat yang minim pengetahuan , kurang


(14)

keterampilan , dan kurang keahlian n mereka akan menjadi masyarakat yang tertinggal dan terbelakang , pada akhirnya mereka tidak mampu bersaing pada majunya arus globalisasi . anak-anak yang tidak memiliki pendidikan akan menjadi beban nantinya . Semua problem di atas , messkipun terkessan kompleks bukan berarti tidak mungkin di selsaikan , pemerintah dan masyarakat harus optimis untuk bersama menyibak bayangan gelap yang melanda pendidikan indonesia . dalam tulisan ini , penulis mencoba untuk memaparkan beberapa solusi untuk memperbaiki pendidikan di pedesaan :

Langkah pertama yaitu dengan melakukan permasyarakatan pendidikan bagi warga masyarakat desa sambil mengenali karakter pedesaan . Dengan mengenali karakter di pedesaan akan lebih mudah dalam memilih dan menentukan pendekatan yang paling cocok untuk masyarakat desa . untuk memeratakan pendidikan misalnya , kita harus meninjau kembali kondisi siswa dan sarana pendukung lainnya apakah sudah cukup mumpuni atas di berlakukannya suatu standart pendidikan.

Langkah kedua yang akan dilakukan pemerintah , yakni meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di indonesia , terutama pada daerah di pedesaan ,agar terjadi kesemerataan dalam menikmati fasilitas pendidikan .

Langkah ketiga , meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan

kualifikasi pendidik. Termasuk didalamnya dengan menanamkan model pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan bagi peserta didik ini menjadi tugas utama bagi pendidik. Menurut abdul gafur , setidaknya ada tujuh problem mikro pendidikan yaitu :

1. Sulit mempelajari konsep yang abstrak 2. Sulit meayangkan peristiwa yang telah lalu

3. Sulit mengamati suatu objek yang terlalu kecil/besar 4. Sulit memperoleh pengalaman langsung


(15)

6. Sulit untuk memahami konsep yang rumit 7. Terbatasnya waktu untuk di kejar

Dengan mengamati problem mikro diaatas , kita dapat menerapkan beberapa model pembelajaran yang di sesuaikan kembali dengan masalah nya , untuk saat ini sudah banyak model-model yang di kembangkan yang mungkin dapat kita terapkan , seoerti pembelajarab problem posing atau dengan konsep “gasing” yang di kembangkan oleh yohanes surya pada pembelajaran fisika dimana pembelajaran di buat gampang , asik dan menyenangkan .

Seharusnya Pemerintah perlu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan degan alasan mendasar yaitu :

1. Melaksanankan asas pemerataan pembangunan baik itu ekonomi, pendidikan dan insfratuktur.

2. Penanggulangan kemiskinan karena rendahnya mutu sekolah bertalian erat dengan kemiskinan.

3. Menjalankan prinsip Wawasan Nusantara terutama daerah perbatasan dan pulau terluar yang memiliki kerawanan politik, budaya dan sosial dengan negara tetangga yang lebih maju dalam pendidikan dan ekonomi.

4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan indikator utama peningkatan terjamin kesehatan, memiliki pendidikan yang cukup serta standar hidup yang memadai.

Tujuan

1. Untuk mengetahui pemasalahan mendasar pendidikan di desa terpencil.


(16)

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk memajukan pendidikan di desa terpencil.

4. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan.

5. Untuk mengetahui seberapa maju pendidikan di kota. Manfaat

1. Secara Teoritis

a. Sebagai literature tambahan yang memiliki variable hampir sama, baik itu situasi dan kondisinya.

b. Memberikan motivasi dalam dunia pendidikan. 2. Secara Praktis

a. Menjadi masukan bagi pemerintah untuk meningkatan pendidikan di desa terpencil sebagai upaya mengentaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan salah satunya dengan peningkatan profesionalisme guru dan pemberian tunjangan desa terpencil.

b. Ikut mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Pedesaan.

Demikian upaya yang dapat kita lakukan , selebihnya mungkin menjadi upaya pemerintah untuk memfasilitasi , seperti pembiayaan , pemberlakuan standart pendidikan , dan lain-lain , semoga dengan upaya ini , pndidikan indonesia dapat maju dan mampu bersaing dengan arus globalisasi .


(17)

BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dari makalah yang di susun ini penulis menyimpulkan bahwa penyebab kurangnya pendidikan di pelosok itu letak geografis daerah pedesaan membuat akses pendidikan sulit untuk di jangkau . selain itu kurangnya SDM yang memadai juga menjadi batu picu terhambatnya pendidikan di pedesaan . kualifikasi guru yang kurang profesional di tambah lagi sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai , memperburuk pendidikan di pedesaan . kurangnya kesadaran masyarakat di desa terhadap pendidikan , alasannya karena biaya mahal dan lain-lain

Mengingat pendidikan merupakan hal yang mutlak dan penting bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat lebih-lebih masnyarakat pedesaan , maka pendidikan di pedesaan perlu dilakukan secara intensif dengan

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka . jika ingin dikatakan dengan konteks sosial masyarakat , sesungguhnya pendidikan dapat menjadi jalan keluar untuk menurunkan angka kemiskinan .

3.2 rekomendasi 1. bagi penulis

penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari kesempurnaan , hal ini di sebabkan karena keterbatasan ilmu , oleh karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu dalam


(18)

2. bagi umum

semoga pendidikan di indonesia cepat merata , maka kita sebagai generasi muda bangsa harus perduli terhadap pendidikan di indonesia , dan semoga masyarakat di pedesaan dapat menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting bagi kualitas hidup

DAFTAR PUSTAKA.

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Masalah%20Pendidikan%20di %20Indonesia&nomorurut_artikel=364

http://hmpfuntan.wordpress.com/2013/02/11/rendahnya-tingkat-mutu-pendidikan-di-daerah-pedesaan/


(1)

bandingkan dengan anak pedesaan yang selalu bersikap statis dan lamban , itulah sebabnya perkembangan dan kemajuan anak yang tinggal di kota jauh lebih pesat dari pada anak yang tinggal di desa .

Masyarakat yang berfikiran sempit memandang bahwa pendidikan formal tidak begitu penting . mereka merasa percuma saja sekolah karena hanya akan

menghabiskan banyak biaya . terlebih lagi kondisi masyarakat desa yang mayoritasnya bukan dari kalangan yang berada .

Selain itu , kesadaran orang tua akan dunia pendidikan yang rendah juga menjadi penghambat majunya dunia pendidikan pedesaan . pola pikir dari masyarakat desa yang mengaggap bahwa anak di wajibkan membantu untuk meringankan beban orang tua , sehingga sekolah bukanlah menjadi kewajiban bagi anak padahal kita

membutuhkan anak yang cerdas jauh lebih membantu nantinya . dan sudah harus menempuh jalurpendidikan terlebih dahulu .

Letak geografis daerah pedesaan membuat akses pendidikan sulit untuk di jangkau . selain itu kurangnya SDM yang memadai juga menjadi batu picu

terhambatnya pendidikan di pedesaan . kualifikasi guru yang kurang profesional di tambah lagi sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai , memperburuk pendidikan di pedesaan .

Mengingat pendidikan merupakan hal yang mutlak dan penting bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat lebih-lebih masnyarakat pedesaan , maka pendidikan di pedesaan perlu dilakukan secara intensif dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka . jika ingin dikatakan dengan konteks sosial masyarakat , sesungguhnya pendidikan dapat menjadi jalan keluar untuk menurunkan angka kemiskinan .

Anak pintar menjadi aset masa depan yang dapat menaikan taraf hidup

keluarga . melalui pendidikan formal (sekolah) akan terbentuk kepribadian seseorang yang di ukur dari perkembangan aspek kognitif , afektif dan psikomotor seperti terdapat dalam teori bloom , jadi masyarakat yang tidak menyadari pentingnya pendidikan formal akan menjadi masyarakat yang minim pengetahuan , kurang


(2)

keterampilan , dan kurang keahlian n mereka akan menjadi masyarakat yang tertinggal dan terbelakang , pada akhirnya mereka tidak mampu bersaing pada majunya arus globalisasi . anak-anak yang tidak memiliki pendidikan akan menjadi beban nantinya . Semua problem di atas , messkipun terkessan kompleks bukan berarti tidak mungkin di selsaikan , pemerintah dan masyarakat harus optimis untuk bersama menyibak bayangan gelap yang melanda pendidikan indonesia . dalam tulisan ini , penulis mencoba untuk memaparkan beberapa solusi untuk memperbaiki pendidikan di pedesaan :

Langkah pertama yaitu dengan melakukan permasyarakatan pendidikan bagi warga masyarakat desa sambil mengenali karakter pedesaan . Dengan mengenali karakter di pedesaan akan lebih mudah dalam memilih dan menentukan pendekatan yang paling cocok untuk masyarakat desa . untuk memeratakan pendidikan misalnya , kita harus meninjau kembali kondisi siswa dan sarana pendukung lainnya apakah sudah cukup mumpuni atas di berlakukannya suatu standart pendidikan.

Langkah kedua yang akan dilakukan pemerintah , yakni meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di indonesia , terutama pada daerah di pedesaan ,agar terjadi kesemerataan dalam menikmati fasilitas pendidikan .

Langkah ketiga , meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan

kualifikasi pendidik. Termasuk didalamnya dengan menanamkan model pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan bagi peserta didik ini menjadi tugas utama bagi pendidik. Menurut abdul gafur , setidaknya ada tujuh problem mikro pendidikan yaitu :

1. Sulit mempelajari konsep yang abstrak 2. Sulit meayangkan peristiwa yang telah lalu

3. Sulit mengamati suatu objek yang terlalu kecil/besar 4. Sulit memperoleh pengalaman langsung


(3)

6. Sulit untuk memahami konsep yang rumit 7. Terbatasnya waktu untuk di kejar

Dengan mengamati problem mikro diaatas , kita dapat menerapkan beberapa model pembelajaran yang di sesuaikan kembali dengan masalah nya , untuk saat ini sudah banyak model-model yang di kembangkan yang mungkin dapat kita terapkan , seoerti pembelajarab problem posing atau dengan konsep “gasing” yang di kembangkan oleh yohanes surya pada pembelajaran fisika dimana pembelajaran di buat gampang , asik dan menyenangkan .

Seharusnya Pemerintah perlu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan degan alasan mendasar yaitu :

1. Melaksanankan asas pemerataan pembangunan baik itu ekonomi, pendidikan dan insfratuktur.

2. Penanggulangan kemiskinan karena rendahnya mutu sekolah bertalian erat dengan kemiskinan.

3. Menjalankan prinsip Wawasan Nusantara terutama daerah perbatasan dan pulau terluar yang memiliki kerawanan politik, budaya dan sosial dengan negara tetangga yang lebih maju dalam pendidikan dan ekonomi.

4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan indikator utama peningkatan terjamin kesehatan, memiliki pendidikan yang cukup serta standar hidup yang memadai.

Tujuan

1. Untuk mengetahui pemasalahan mendasar pendidikan di desa terpencil.


(4)

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk memajukan pendidikan di desa terpencil.

4. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan.

5. Untuk mengetahui seberapa maju pendidikan di kota. Manfaat

1. Secara Teoritis

a. Sebagai literature tambahan yang memiliki variable hampir sama, baik itu situasi dan kondisinya.

b. Memberikan motivasi dalam dunia pendidikan. 2. Secara Praktis

a. Menjadi masukan bagi pemerintah untuk meningkatan pendidikan di desa terpencil sebagai upaya mengentaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan salah satunya dengan peningkatan profesionalisme guru dan pemberian tunjangan desa terpencil.

b. Ikut mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Pedesaan.

Demikian upaya yang dapat kita lakukan , selebihnya mungkin menjadi upaya pemerintah untuk memfasilitasi , seperti pembiayaan , pemberlakuan standart pendidikan , dan lain-lain , semoga dengan upaya ini , pndidikan indonesia dapat maju dan mampu bersaing dengan arus globalisasi .


(5)

BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dari makalah yang di susun ini penulis menyimpulkan bahwa penyebab kurangnya pendidikan di pelosok itu letak geografis daerah pedesaan membuat akses pendidikan sulit untuk di jangkau . selain itu kurangnya SDM yang memadai juga menjadi batu picu terhambatnya pendidikan di pedesaan . kualifikasi guru yang kurang profesional di tambah lagi sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai , memperburuk pendidikan di pedesaan . kurangnya kesadaran masyarakat di desa terhadap pendidikan , alasannya karena biaya mahal dan lain-lain

Mengingat pendidikan merupakan hal yang mutlak dan penting bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat lebih-lebih masnyarakat pedesaan , maka pendidikan di pedesaan perlu dilakukan secara intensif dengan

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka . jika ingin dikatakan dengan konteks sosial masyarakat , sesungguhnya pendidikan dapat menjadi jalan keluar untuk menurunkan angka kemiskinan .

3.2 rekomendasi 1. bagi penulis

penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari kesempurnaan , hal ini di sebabkan karena keterbatasan ilmu , oleh karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu dalam


(6)

2. bagi umum

semoga pendidikan di indonesia cepat merata , maka kita sebagai generasi muda bangsa harus perduli terhadap pendidikan di indonesia , dan semoga masyarakat di pedesaan dapat menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting bagi kualitas hidup

DAFTAR PUSTAKA.

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Masalah%20Pendidikan%20di %20Indonesia&nomorurut_artikel=364

http://hmpfuntan.wordpress.com/2013/02/11/rendahnya-tingkat-mutu-pendidikan-di-daerah-pedesaan/