Pengaruh Variasi Perbandingan Tempurung Kelapa dan Eceng Gondok serta Variasi Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Briket

ABSTRAK
Ketersediaan sumber energi tak terbarukan yang mulai terbatas menjadi
masalah yang cukup serius bagi masyarakat. Untuk itu perlu diupayakan
penggunaan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui diantaranya berasal
dari biomassa. Salah satu bahan bakar yang berasal dari biomassa adalah briket.
Pada penelitian ini biomassa yang digunakan adalah eceng gondok dan
tempurung kelapa. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan briket dengan nilai
kalor tertinggi dan untuk mendapatkan briket dengan kualitas yang baik dari
variasi ukuran partikel dan variasi ukuran berat antara eceng gondok dan
tempurung kelapa. Perbandingan antara eceng gondok dan tempurung kelapa
pada penelitian ini adalah 1:1, 1:2, 1:3, 1:4 dengan variasi ukuran partikel
sebesar 10 mesh, 42 mesh, dan 60 mesh serta menggunakan perekat tapioka 10%
dari berat bahan baku. Hasil pengukuran pada penelitian ini dibandingkan
dengan parameter mutu berdasarkan SNI, standar Jepang, Inggris, dan Amerika.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa komposisi briket yang terbaik diperoleh
pada campuran eceng gondok dan tempurung kelapa pada perbandingan 1:4
dengan ukuran partikel 60 mesh yaitu dengan nilai kalor tertinggi sebesar
6.851,3311 kal/gr, kadar abu terendah 8,1918%, kadar air terendah 1,0140%,
kadar zat menguap 13,7890%, nilai kerapatan 0,9836 gr/cm3, laju pembakaran
2,9x10-3 gr/detik dan kuat tekan 11,3234 kg/cm2. Hasil ini telah memenuhi SNI,
standar Jepang, Inggris, dan Amerika, sedangkan untuk kuat tekan briket hanya

memenuhi standar Inggris.

Kata kunci: briket, eceng gondok, tempurung kelapa, tapioka, ukuran partikel

vii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The availability of unrenewable energy sources is limited, that become a
serious problems to community. It is necessary to use alternative sources of
renewable energy from biomass. One of fuel derived from biomass is briquette. In
this research the biomass use water hyacinth and coconut shell. The purpose of
this study is to get briquettes with high calorific value and to obtain briquettes
with good quality of variations in particle size and size variation in weight
between hyacinth and coconut shell. Comparison between hyacinth and coconut
shell in this study is 1: 1, 1: 2, 1: 3, 1: 4 with variations in particle size of 10 mesh,
42 mesh and 60 mesh, and using an adhesive tapioca 10% of the weight of raw
material. The ratios of water hyacinth and coconut shell in this research are such
as 1:1, 1:2, 1:3, 1:4 with variation of 5%, 10%, and 15% of the raw materials.
The results of measurement in this research was compared to the quality

parameters such as SNI, Japan standard, British, and America. From this research
are known that the ideal composition of briquette obtained in a mixture of water
hyacinth and coconut shell at a ratio of 1:4 with particle size 60 mesh such as with
the highest calorific value of 6.851,3311 cal/g, the lowest ash content of 8,1918%,
1,0140% low water levels, levels of substance evaporates 13,7890%, the value of
density 0.9836 g/cm3, the firing rate 2,9x10 -3 g/sec and the compressive strength
11,3234 kg/cm2. The results are in accordance SNI, Japan standard, British, and
America, while the compression pressure of briquette only accordance British
standard.
Keywords: briquette, water hyacinth, coconut shell, tapioca, particle size

viii
Universitas Sumatera Utara