Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)

10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan kemajuan teknologi, ada beberapa orang yang mendefinisikan
mengenai hukum udara, bahwa hukum udara adalah serangkaian ketentuan nasional
dan internasional mengenai pesawat, navigasiudara, pengangkutan udara komersial
dan semua hubungan hukum publikataupun perdata, yang timbul dari navigasi udara
domestik dan internasional. 1Hukum udara adalah cabang hukum yang menentukan
dan mempelajari hukum dan peraturan hukum mengenai lalu lintas udara dan
penggunaan pesawat udara dan juga hubungan-hubungan yang timbul dari hal-hal

tersebut. 2Seperti dalam kasus pendaratan pesawat Lion Air tersebut, dan tidak
menemukan adanya penyimpangan prosedur yang dilakukan Air Trafic
Control(ATC).Air Trafic Control(ATC)telah melakukan tugas dan fungsinya
secara profesional, dengan menjalankan berbagai prosedur yang seharusnya
dilakukan oleh Air Trafic Control(ATC). Dalam konteks kejadian ini, juga
prihatin jika ada orang-orang yang kemudian menyebar rumor bahwa Air Trafic
Control(ATC) Indonesia tidak diperhatikan Pemerintah ;Air Trafic Control(ATC)

Indonesia tidak mendapatkan perlindungan hukum yang memadai ; Air Trafic
Control(ATC) Indonesia resah, dll. Dasar hukum dari ATC diatur dalam Undangundang

Nomor

1

tahun

2009

tentang

Penerbangan

yang

sangat

komprehensif.Didalam undang-undang tersebut, banyak butir yang nyata-nyata


1

I. Diederiks-Verschoor, “Hukum Udara dan Hukum Ruang Angkasa”, (Sinar Grafika,
Jakarta, 1991), hal.7
2
H.K. Martono, Hukum Udara Nasional dan Internasional Publik, (Penerbit Rajawali Pers,
Jakarta, 2012), hal 4

1
Universitas Sumatera Utara

112

menetapkan program keselamatan penerbangan, program budaya tindak
keselamatan yang mengacu pada standard ICAO.Dalam UU ini juga memuat
peraturan keselamatan penerbangan, sistem pelaporan keselamatan, analisis data
dan informasi keselamatanpromosi keselamatan, pengawasan keselamatan, dan
lain-lain.Yang dalam banyak hal diarahkan untuk melindungi Air Trafic
Control(ATC) dari eksploitasi, pencegahan dari tindak kesalahan atau kelalaian

dalam bertugas, pengabaian atas hak-haknya, dll.
Menteri Perhubungan juga telah mengesahkan Peraturan Menhub berupa
CASR (untuk Air Trafic Control(ATC) ada CASR 69 dan 170 serta 172
dll).Dalam CASR ini juga sangat jelas usaha Pemerintah dalam memberikan
perlindungan hukum bagi ATC yang sedang melaksanakan tugas, berupa
kepastian-kepastian hukum dalam menjalankan tugas profesinya. Dirjen
Perhubungan Udara juga telah mengeluarkan Peraturan Dirjen Hubud berupa Staff
Instruction (SI) dan Advisory Circular (AC) yang disana juga dengan jelas
menuntun dan mengarahkan kita (ATC Indonesia) bagaimana agar mereka dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dapat terhindar dari kesalahan - kesalahan yang
merugikan diri Air Trafic Control(ATC) tersebut secara pribadi, yang dapat
merugikan masyarakat penerbangan, bangsa dan negara RI.
Dari berbagai aturan tersebut diatas, sangat tidak beralasan jika
Pemerintah dianggap tidak melindungi ATC Indonesia.Kepastian hukum,
merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum bagi masyarakat.Dengan
kepastian tersebut, masyarakat menjadi tahu mana atau apa-apa yang menjadi
haknya, apa-apa yang harus dihindari, apa-apa yang tidak boleh dilakukan, karena

Universitas Sumatera Utara


12

dapat berbahaya dan membahayakan dirinya, orang lain, pengguna jasa
penerbangan dll. 3Air Trafic Control(ATC) merupakan pengatur lalu lintas udara
yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan
menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas separation, Air
Trafic Control(ATC) juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow),
membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan
informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau informasi cuaca,
traffic information, navigation information, dll).
Tujuan dari pengaturan lalu lintas udara adalah untuk menghindari
tabrakan antar pesawat terbang, menghindarkan pesawat terbang yang berada di
daerah pergerakan pesawat dengan penghalang lainnya dan terciptanya kelancaran
serta keteraturan lalu lintas udara. 4Air Trafic Control(ATC) sangat berperan
penting dan memiliki otoritas penuh terhadap pilot yang sedang menerbangkan
pesawatnya. Pasalnya semua aktivitas pesawat di area manouevring harus
mendapat mandat terlebih dahulu dari ATC. Tujuannya tidak lain adalah agar
tercapai keselamatan dalam penerbangan. Semua komunikasi yang dilakukan
antara pilot dan Air Trafic Control(ATC) menggunakan alat yang sesuai dengan
aturan. 5

Pilot telah mengatur ketinggian menuju posisi lebih rendah, dan pada saat
yang sama juga berusaha membenarkan rute dengan bantuan perangkat komputer
manajemen penerbangan (Flight Management Computer – FMC). Para awak
3

http://wisnudarjonotu.blogspot.co.id/2009/03/perlindungan-hukum-terhadap-atc.html
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/atc-dan-komunikasi-udara/159-airtraffic-services-pelayanan-lalu-lintas-udara, diakses tanggal 27 Januari 2016
5
http://karangtarunabhaktibulang.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-atc-dalampenerbangan.html, diakses tanggal 28 Januari 2016
4

Universitas Sumatera Utara

13

pesawat mendapat gambaran yang salah mengenai posisi pesawat pada saat itu
dan

ditambah


komunikasi

dengan

pengendali

lalu

lintas

udara

yang

membingungkan.Para awak pesawat kurang berkonsentrasi pada penerbangan dan
lebih berkonsentrasi pada komputer sebab permasalahan disebabkan pada
database navigasi.
Pengawas lalu lintas udara (Air Trafic Control) adalah orang-orang yang
terlatih untuk mempertahankan jalur yang aman, tertib dan cepat dari lalu lintas
udara dalam sistem kontrol lalu lintas udara global.Posisi pengendali lalu lintas

udara adalah salah satu yang sangat memerlukan pengetahuan khusus,
keterampilan, dan kemampuan.Pengawas lalu lintas udara menerapkan aturan
pemisahan untuk menjaga pesawat pada jarak yang aman dari satu sama lain di
daerah mereka tanggung jawab dan pengawas berhati-hati memindahkan semua
pesawat dengan aman dan efisien melalui sektor mereka ditugaskan dari wilayah
udara, serta di lapangan, karena pengendali memiliki tanggung jawab sangat besar
saat bertugas (seringkali dalam penerbangan, "pada posisi") dan membuat banyak
keputusan sepersekian detik setiap hari, profesiAir Trafic Control(ATC) secara
konsisten. 6
Jalur penerbangan bertujuan untuk mengatur arus lalu lintas penerbangan. 7
Pelayanan lalu lintas penerbangan sebagaimana mempunyai tujuan yaitu
mencegah terjadinya tabrakan antarpesawat udara di udara, mencegah terjadinya
tabrakan antarpesawat udara atau pesawat udara dengan halangan (obstacle) di
daerah manuver (manouvering area), memperlancar dan menjaga keteraturan arus
6
7

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengawas_lalu_lintas_udara, diakses tanggal 28 Januari 2016
Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, Pasal 266


Universitas Sumatera Utara

14

lalu lintas penerbangan, memberikan petunjuk dan informasi yang berguna untuk
keselamatan dan efisiensi penerbangan; dan memberikan notifikasi kepada
organisasi terkait untuk bantuan pencarian dan pertolongan (search and
rescue). 8Pelayanan lalu lintas penerbangan terdiri atas pelayanan pemanduan lalu
lintas penerbangan (airtraffic control service); pelayanan informasi penerbangan
(flight informationservice), pelayanan saran lalu lintas penerbangan (air
trafficadvisory service); dan pelayanan kesiagaan (alerting service). 9
Kemajuan di bidang hukum udara erat kaitannya dengan kepadatan arus
lalu lintas udara yang semakin dirasakan dengan kebutuhan masyarakat.
Peristiwa-peristiwa kecelakaan pesawat tersebut merupakan peringatan bagi
petugas pengawas lalu lintas udara atau Air Trafic Control(ATC) dan para pilot
perusahaan penerbangan nasional maupun internasional agar lebih berhati-hati
terhadap semua kemungkinan/halangan yang membahayakan keselamatan
penerbangan mulai dari persiapan penerbangan, lepas landas, sampai pada setelah
melaksanakan penerbangan hingga mendarat, kewaspadaan tersebut.Air Trafic
Control(ATC) dibentuk untuk mengatasi lajunya lalu lintasudara, namun masih

terjadi kecelakaan-kecelakaan penerbangan baik padapenerbangan domestik
maupun pada penerbangan internasional.Tidak semua kecelakaan yang terjadi
disebabkan karena kesalahan dari pihak pengatur lalu lintas udara saja, tetapi ada
pihak lain yang dapat mengakibatkan kecelakaan pesawat udara, misalnya:
penumpang, pilot, perusahaan penerbangan, petugas navigasi dan lain-lainnya

8
9

Ibid, Pasal 278
Ibid, Pasal 279 ayat (1)

Universitas Sumatera Utara

15

yang dengan sendirinya harus ada pihak yang bertanggung jawab untuk
keselamatan penerbangan tersebut.
Air Traffic Control (ATC) dengan perannya sebagai pengatur lalulintas
udara secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap semuakecelakaan lalu

lintas udara sejauh hal tersebut tidak menyimpang dari tugasAir Trafic
Control(ATC).Tanggungjawab Air Traffic Control (ATC) sebagai pengawas
lalulintas

udara

terhadap

kecelakaan

pesawat

yang

dikarenakan

kesalahannyadapat dipertanggungjawabkan secara perdata.Pertanggungjawaban
secara perdata dapat berupa ganti rugi berdasarkan padaPasal 1365 KUHPerdata.
Bekerja sebagai air traffic controller (ATC) adalah suatu kegiatan yang
menyenangkan, membutuhkan kewaspadaan yang sangat tinggi serta tanggung

jawab yang besar.Seringkali seorang Air Trafic Control(ATC) melanggar
dokumen-dokumen tersebut baik disengaja maupun tidak, untuk itu perlu adanya
upaya agar seorang Air Trafic Control(ATC) selalu bekerja berdasarkan
peraturan, yaitu dengan cara:Pertama memastikan bahwa seorang Air Trafic
Control(ATC) memahami semua peraturan yang berlaku dalam memberikan
pelayanan lalu lintas udara dengan cara melakukan sosialisasi dan refreshing
kepada Air Trafic Control(ATC).Kedua memberikan reward bagi Air Trafic
Control(ATC) yg melaksanakan peraturan dengan baik serta memberikan
punishment bagi yang melakukan pelanggaran.Ketiga melakukan kontrol dan
monitoring oleh para supervisor serta melakukan evaluasi terhadap peraturanperaturan yang berlaku oleh unit SMS (Safety Management System).Di samping
itu hal yang sangat penting adalah Air Trafic Control(ATC) harus terbiasa dan

Universitas Sumatera Utara

16

membudayakan berkerja berdasarkan peraturan yang berlaku.Dengan bekerja
sesuai dengan peraturan yang berlaku maka pelayanan lalu lintas udara yang
diberikan oleh Air Trafic Control(ATC) dapat berjalan dengan aman, lancar dan
efisien. 10
Peristiwa-peristiwa kecelakaan pesawat tersebut merupakan peringatan
bagi petugas pengawas lalu lintas udara atau Air Trafic Control(ATC) dan para
pilot perusahaan penerbangan nasional maupun internasional agar lebih berhatihati

terhadap

semua

kemungkinan/halangan

yang

membahayakan

keselamatanpenerbangan mulai dari persiapan penerbangan, lepas landas, sampai
pada setelah melaksanakan penerbangan hingga mendarat, kewaspadaan tersebut
harus diperhatikan demi keselamatan penerbangan. Dalam hal ini tidak dapat
dihindarkan lagi, bahwasanya yang membahayakan jalur penerbangan harus
dicegah sedini mungkin.Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi
terjadinya kecelakaan pesawat udara adalah dengan mengadakan suatu sistem
pengawasan atau pengendalian lalu lintas udara atau Air Trafic Control(ATC).Air
Trafic Control(ATC)dibentuk untuk mengatasi lajunya lalu lintas udara, namun
masih terjadi kecelakaan-kecelakaan penerbangan baik pada penerbangan
domestik maupun pada penerbangan internasional.
Tidak semua kecelakaan yang terjadi disebabkan karena kesalahan dari
pihak pengatur lalu lintas udara saja, tetapi ada pihak lain yang dapat
mengakibatkan kecelakaan pesawat udara, misalnya: penumpang, pilot,
perusahaan penerbangan, petugas navigasi dan lain-lainnya yang dengan
10

http://trainerlaris.com/profiles/blogs/air-traffic-controller-bekerja-berdasarkan-peraturanby-didin, diakses tanggal 29 Januari 2016

Universitas Sumatera Utara

17

sendirinya harus ada pihak yang bertanggung jawab untuk keselamatan
penerbangan tersebut.
Pertanggungjawaban secara perdata dapat berupa ganti rugi berdasarkan
pada Pasal 1365 KUHPerdata sedangkan pertanggungjawaban secara pidana telah
diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan dan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan. Dalam Peraturan Pemerintah ini
sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang Penerbangan memberikan
sanksi

berupa

sanksi

administrasi

kepada

personil/petugas

Air

Trafic

Control(ATC) yang apabila dalam menjalankan tugasnya telah melakukan
kelalaian

sehingga

menyebabkan

terjadinya

kecelakaan

pesawat.Sanksi

administrasi dapat berupa pemberian peringatan, pemberhentian sementara dari
tugasnya, atau pencabutan sertifikat kecakapan.
Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis
dalam bentuk skripsi dengan judul “Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara
(Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi
Pada Bandar Udara Kuala Namu International).”

B. Permasalahan
Adapun yang merupakan permasalah yang timbul dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1. BagaimanakahPengaturan

Lalu

Lintas

Udara

di

Indonesia

pada

Umumnya?

Universitas Sumatera Utara

18

2. BagaimanakahPelaksanaan FungsiLalu Lintas Udara (air traffic control)
diBandar

Udara

Kuala

Namu

International

dalam

memberikan

Keselamatan dan Kenyamanan bagi Penerbangan?
3. BagaimanakahTanggung jawab pengawas lalu lintas udara (air traffic
control) terhadap lalu lintas udara?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahuiPengaturan Lalu Lintas Udara di Indonesia.
2. Untuk mengetahuiPelaksanaan FungsiLalu Lintas Udara (air traffic
control) diBandar Udara Kuala Namu International dalam memberikan
Keselamatan dan Kenyamanan bagi Penerbangan.
3. Untuk mengetahuiTanggung jawab pengawas lalu lintas udara (air traffic
control) terhadap lalu lintas udara.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Menambah literatur yang membahas tentang lalu lintas udara,khususnya
tanggungjawab pengawaslalu lintas udara Air Traffic Control (ATC) yangdiatur
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan.
a) Dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan padaumumnya
dan hukum udara pada khususnya.

Universitas Sumatera Utara

19

b) Sarana untuk mengembangkan hukum udara.
2. Manfaat Praktis

Merupakan informasi awal yang dapat dikembangkan untukpenelitian
berikutnya, dan diharapkan dapat memberikan pandanganserta sumbangsih
secara umum bagi masyarakat, dan khususnya bagipara petugas Air Traffic
Control (ATC).
a) Dapat digunakan sebagai masukan bagi para petugas Air TrafficControl
(ATC) untuk melaksanakan tugasnya dalam halsumbangan pemikiran
terhadap tanggungjawab pengawas.
b) Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenaitanggungjawab
pidana Air Traffic Control (ATC)sebagai pelaksana lalu lintas udara.

E. Metode Penelitian
Metode adalah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu.Sementara itu
metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan
dalam metode tersebut.Dengan demikian metodologi penelitian adalah sebuah
materi pengetahuan untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai
sistematisasi atau langkah-langkah penelitian. 11Penelitian merupakan terjemahan
dari bahasa bahasa Inggris yaitu research, yang berasal dari kata re (kembali) dan
to search (mencari).Dengan demikian secara logika berarti “mencari kembali”. 12
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara
11

Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Penerbit Citapustaka
Media, 2012), hal 37
12
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Rajawali Pers,
2012), hal 27.

Universitas Sumatera Utara

20

sistematis, metodologis dan konsisten karena melalui proses penelitian tersebut
dilakukan analisis dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan
diolah. 13
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif.Langkah
pertama dilakukan penelitian hukum normatif yang didasarkan pada bahan
hukum sekunder yaitu inventarisasi peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan penerbangan.

2. Sumber Data Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan sehingga data yang
dikumpulkan

pada

dasarnya

merupakan

data

sekunder.

Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui penelaahan kepustakaan berupa
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan masalah yang
dikaji.
Sumber data kepustakaan dan dokumen diperoleh dari :
a. Bahan hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Bahan
hukum primer, terdiri dari : 14Norma atau kaidah dasar, peraturan dasar,
dan Peraturan atau ketentuan perundang-undangan sebagai hukum
yang tertulis dan terkait di bidang hukum udara.

13

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta: Penebit Rajawali Pres, 2013), hal 1.
14
Bambang Sunggono, Op.Cit, hal 185

Universitas Sumatera Utara

21

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai hukum bahan hukum primer, 15seperti: hasil-hasil penelitian,
artikel, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya dari
kalangan pakar hukum.
c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
atau petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder. 16 Bahan
hukum tersier merupakan bahan hukum penunjang yang mencakup
bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap
hukum primer dan

sekunder, serta bahan-bahan primer, sekunder

tersier (penunjang) di luar bidang hukum, misalnya yang berasal dari:
Sosiologi, Ekologi, Teknik, Filsafat, dan lainnya yang dipergunakan
untuk melengkapi atau menunjang data penelitian. 17
3. Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh bahan hukum yang diperlukan dalam penelitian
ini, maka digunakan metode pengumpulan bahan hukum tersebut dengan
penelitian kepustakaan (library Research) dan alat untuk mengumpulkan
bahan hukum tersebut adalah melalui studi dokumen. Selain itu, dalam
penelitian ini juga akan dilakukan dengan informan.
4.Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu dengan

15

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit
Rajawali Pers, 2013), hal 118 dan 119
16
Ibid
17
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit, hal 41

Universitas Sumatera Utara

22

mendeskripsikan permasalah hukum yang ditemukan melalui penelitian
kepustakaan

dengan

menggunakan

peraturan-peraturan

di

bidang

penerbangan.

F. Keaslian Penulisan
Adapun judul tulisan ini adalahTanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas
Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara yang aman dan lancar
(Studi pada Bandar Udara Kuala Namu International), judul skripsi ini belum
pernah ditulis oleh mahasiswa, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul
yang sama. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.

G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa
sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB I

:

PENDAHULUAN, bab ini merupakan gambaran umum yang
berisi tentang Latar Belakang Masalah, Pemasalahan, Tujuan
Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian
Penulisan dan Sistematika Penulisan.

BAB II :

TINJAUAN UMUM MENGENAI LALU LINTAS UDARA
MENURUT HUKUM. Bab ini berisikan tentangBandara dan
Sarana

Prasarana

di

Kuala

Namu

International

Airport,

Perkembangan Lalu Lintas Pengangkutan Udara (Air Traffic

Universitas Sumatera Utara

23

Controller) di mata dunia, Pengaturan yang berkaitan dengan
Pelaksanaan Lalu Lintas Udara berdasarkan Undang-undang
penerbangan.
BAB III

:

EKSISTENSI

AIR

TRAFFIC

CONTROL

DALAM

PELAKSANAAN LALU LINTAS UDARA DI BANDARA. Bab
ini berisikan tentangAir Traffic Control Dalam Pelaksanaan Lalu
Lintas Udara, Fungsi dan Peranan Petugas Pengawas Lalu Lintas
Udara Air Traffic Control, dan Pengawas lalu Lintas Udara
Sebagai Kewajiban Perlindungan bagi semua yang bersangkutan.
BAB IV

:

TANGGUNGJAWAB PENGAWAS LALU LINTAS UDARA
(AIR TRAFFIC CONTROL) TERHADAP LALU LINTAS
UDARA YANG AMAN DAN LANCAR (STUDI PADA
BANDAR UDARA KUALA NAMU INTERNATIONAL). Bab
ini berisi tentangPengaturan Lalu Lintas Udara di Indonesia,
Pelaksanaan FungsiLalu Lintas Udara (air traffic control) diBandar
Udara Kuala Namu International dalam memberikan Keselamatan
dan Kenyamanan bagi Penerbangan, dan Tanggung jawab
pengawas lalu lintas udara (air traffic control) terhadap lalu lintas
udara.

BAB V

:

Kesimpulan dan Saran. Merupakan bab penutup dari seluruh
rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang
dibuat berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan
saran-saran.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan

2 61 69

Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)

4 51 112

PENDAHULUAN TANGGUNGJAWAB PIDANA AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) SEBAGAI PELAKSANA LALU LINTAS UDARA TERHADAP KECELAKAAN PESAWAT.

0 1 14

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TANGGUNGJAWAB PIDANA AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) SEBAGAI PELAKSANA LALU LINTAS UDARA TERHADAP KECELAKAAN PESAWAT.

0 2 27

Prakiraan Arus Lalu Lintas Udara Untuk Pengembangan Bandar Udara Supadio Pontianak.

0 0 14

Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)

0 0 9

Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)

0 0 1

Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)

0 2 22

Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)

0 0 2

TANGGUNG JAWAB AIR NAVIGATION DALAM PELAYANAN LALU LINTAS UDARA UNTUK KEAMANAN DAN KESETAN PENERBANGAN (STUDI PADA AIR NAVIGATION BANDAR UDARA KUALANAMU DAN BANDAR UDARA HANG NADIM) | Aflah | Mimbar Hukum 16862 52015 1 PB

1 3 15