Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan

(1)

TINGKAT STRES PADA PENGATUR LALU LINTAS UDARA

BANDAR UDARA POLONIA MEDAN

T E S I S

NAULI AULIA LUBIS 097106006

PROGRAM MAGISTER KLINIK – SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

TINGKAT STRES PADA PENGATUR LALU LINTAS BANDAR UDARA POLONIA

MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa / M. Ked (KJ) pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NAULI AULIA LUBIS 097106006

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

Judul Tesis : Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Bandar Udara Polonia Medan

Nama Mahasiswa : Nauli Aulia Lubis Nomor Induk Mahasiswa : 097106006

Program : Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi : Ilmu Kedokteran Jiwa

Menyetujui

:

Komisi Pembimbing :

dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 21 Januari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ ... Anggota : Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) ... Prof. dr. M. Joesoef Simbolon, Sp.KJ (K) AR ...


(5)

TINGKAT STRES PADA PENGATUR LALU LINTAS BANDAR UDARA POLONIA

MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar rujukan.

Medan, Januari 2012


(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya maka penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti Program Magister Klinik - Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan Ketua Program Studi Magister Kedokteran Klinik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp.KJ, selaku Ketua Departemen Psikiatri FK USU, sebagai guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini yang telah membimbing, mengoreksi, dan memberi masukan-masukan berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.


(7)

3. dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ, selaku Ketua Program Studi PPDS-I Psikiatri FK USU, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan memberi masukan-masukan yang berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

4. Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K), sebagai guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing, mengarahkan, memberikan dorongan dan masukan-masukan yang berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. dr. Harun Taher Parinduri, Sp.KJ (K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Alm. Prof. dr. Syamsir BS, Sp.KJ (K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Prof. dr. Muhammad Joesoef Simbolon, Sp.KJ (K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis selama penulis mengikuti Program magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.


(8)

dukungan dan buku- buku bacaan yang berharga selama penulis mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

9. dr. Muhammad Surya Husada, Sp.KJ, sebagai guru dan senior yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku-buku bacaan yang berharga selama saya mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

10. dr. Dapot Parulian Gultom, Sp.KJ, sebagai Direktur Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Propinsi Sumatera Utara dan guru penulis, yang telah memberikan izin, kesempatan, fasilitas, dan pengarahan kepada penulis selama mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

11. dr. Juskitar, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku- buku bacaan yang berharga selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa. 12. dr. Herlina Ginting, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengetahuan serta dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

13. dr. Mawar Gloria Taringan, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta dorongan selama


(9)

penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

14. dr. Freddy Subastian Nainggolan, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan, serta literatur-literatur yang berharga selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

15. dr. Donald Firdaus Sitompul, Sp.KJ, dr. Hj. Sulastri Effendi, Sp.KJ, dr Rosminta Girsang, Sp.KJ, dr. Artina Roga Ginting, Sp.KJ, dr. Mariati, Sp.KJ, dr. Evawati Siahaan, Sp.KJ, dr. Paskawani siregar, Sp.KJ, dr. Citra Jelita Taringan, Sp.KJ, dan dr. Vera RB. Marpaung, Sp.KJ, sebagai senior yang telah memberikan semangat dan dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

16. dr. Adhayani Lubis, Sp.KJ dr. Yusak P. Simanjuntak, Sp.KJ, dr. Juwita Saragih, Sp.KJ, dr. Friedrich Lupini, Sp.KJ, dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ, dr. Laila Sari, Sp.KJ, dr. Evalina Perangin-Angin, Sp.KJ, dr. Victor Eliezer P, Sp.KJ, dr. Siti Nurul Hidayati, Sp.KJ, dr. Lailan Sapinah, Sp.KJ,dr. Silvy Agustina Hasibuan, Sp.KJ, sebagai senior yang banyak memberikan bimbingan, dorongan dan semangat kepada penulis selama mengikuti program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

17. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Direktur Rumah Sakit Tembakau Deli, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


(10)

diberikan kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti Megister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

18. Dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu Kedokteran Pencegahan FK USU dan konsultan metodologi penelitian dan statistik penulis dalam penelitian ini, yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi dengan penulis dalam penelitian ini.

19. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Psikiatri FK USU: dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked (KJ) dr. Mila Astari. H, M.Ked (KJ), dr. Ira Aini Dania, M.Ked (KJ), dr. Baginda Harahap, M.Ked (KJ), dr. Muhammad Yusuf, M.Ked (KJ), dr. Ricky Wijaya Tarigan, M.Ked (KJ), dr. Superida Ginting Suka, dr. Lenni Crisnawati Sihite, dr. Saulina Dumaria Simanjuntak, M.Ked (KJ), dr. Hanip Fahri, M.Ked (KJ), dr. Ferdinan Leo Sianturi, M.Ked (KJ), dr. Andreas Xaverio Bangun, dr. Dian Budianti Amalina, dr .Tiodoris Siregar, dr. Endang Sutry Rahayu, dr. Duma M. Ratnawati, dr. Nanda Sari Nuralita, dr.Wijaya Taufik Tiji, dr. Alfi Syahri Rangkuti, dr. Agussyah Putra, dr. Rini Gussya Liza, dr. Gusri Girsang, dr. Dessi Wahyuni, dr. Ritha Mariati Sembiring, dr. Reny Fransiska Barus, dr. Susiati, dr. Annisa Fransiska, dr. Dessy Mawar Zalia, dr. Nazli Mahdinasari Nasution, dr. Andi Syahputra Siregar, dr. Nining Gilang Sari, dr. Rosa Yunilda, dr. Arsusy Widyastuty, yang banyak memberikan masukan berharga


(11)

kepada penulis melalui diskusi-diskusi kritis dalam berbagai pertemuan formal maupun informal, serta selalu memberikan dorongan-dorongan yang membangkitkan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

20. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas selama menjalani pendidikan spesialis ini, serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

21. Teman-teman di layanan digital perpustakaan USU : Evi Yulifimar, S.Sos, Yuli Handayani, S.Sos , Diana Hartati, S.Sos, M. Salim A.Md, Ainul Mardiah, S.pd, dan Zuraida, S.psi. yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas selama mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

22. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi, Alm. Muhammad Guntur Lubis, BA dan ibunda Syahniar Tanjung, SPG.Ag yang dengan penuh kesabaran, cinta serta kasih sayangnya telah membesarkan, memberikan dorongan, dukungan dalam segala hal kepada penulis, serta doa restu sejak lahir hingga saat ini.

23. Kedua mertua, Sastrapura dan Sundusiah yang banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani program


(12)

24. Seluruh saudara kandung saya, Bram Fahmi Lubis, ST, Muhammad Hanafi Lubis, SE, dan Chairattunnissa Lubis, A.MD. Yang telah banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

25. Buat suami tercinta, Achmad Rifai, SE, terima kasih atas segala doa dan dukungan, kesabaran dan pengertian yang mendalam serta pengorbanan atas segala waktu dan kesempatan yang tidak dapat penulis habiskan bersama-sama dalam sukacita dan keriangan selama penulis menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis dan menyelesaikan tesis ini. Tanpa semua itu, penulis tidak akan mampu menyelesaikan Program Magister Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa dan tesis ini dengan baik.

26. Buat buah hati tersayang : Aufa Ridho Dirgantara Rifai, Fariz Maulana Shiddiq Rifai, terima kasih atas dukungan, kesabaran dan pengertian serta pengorbanan atas segala waktu dan kesempatan yang tidak dapat dihabiskan bersama-sama kalian dalam sukacita dan kegembiraan selama penulis menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

27. Seluruh ipar saya, Ziaul Jannah, SH, Sampeno, Surahman, Eem Suhaemah, Yayah Asmariah, Achmad Kaelani, Alm. Ahmad Yani, Herning Guntari, S. Pd, Dewi Riau Wati, Sugito, Sastra Miharja, ST, Yayuk. Yang memberikan semangat dan doa kepada penulis selama


(13)

menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

28. Bapak Bram, SE. Selaku kepala cabang PT. Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan. Yang telah memberikan izin dan fasilitas kepada saya selama selama melakukan penelitian di Bandar Udara Polonia Medan.

29. Seluruh staf pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan yang telah bersedia menjadi subjek penelitian pada penelitian yang saya lakukan di ruang radar dan tower di Bandar Udara Polonia Medan.

Akhirnya penulis hanya mampu berdoa dan memohon semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada seluruh keluarga, sahabat, dan handai tolan yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Desember 2011


(14)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

ACC : Area Contorl Centre

ADC : Aerodrome Control Tower

ALLU : Ahli Lalu lintas Udara APP : Approach Control Office ATCs : Air Traffic Controllers ATZ : Aerodrome Traffic Zone

CASR : Civil Aviation & Safety Regulation EAT : Expected Approach Time

FAA : Federal Aviataion Administration HSE : Health and Safety Executive

ICAO : International Civil Aviation Organization

NIOSH : The National Institute for Occapational Safety and Health

PLLU : Penilik Lalu Lintas Udara

SAR : Search and Rescue

SOP : Standart Operating Procedures SPSS : Statistical Package Social Sciences UTC : Universal Time Coordinate

< : Lebih Kecil Dari > : Lebih Besar Dari


(15)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii

Ucapan Terima Kasih ... v

Daftar Singkatan dan Lambang ... xiii

Daftar Isi ... xiv

Daftar Tabel ... xvi

Abstrak ... BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Hipotesa ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Stres ... 6

2.1.1. Pengertian Stres ... 6

2.1.2. Patofisiolog Stres ... 10

2.1.3. Mendeteksi Stres ... 11

2.1.4. Stres di tempat kerja ... 12

2.1.5. Faktor-faktor stres pada pengatur lalu lintas udara ... 13

2.2. Pengatur Lalu Lintas Udara ... 14

2.2.1. Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan . 16 2.2.2. Persyaratan dan kualifikasi Pangatur Lalu Lintas Udara. ... 18

2.3. Skala Penilaian ... 19

2.4. Kerangka Konseptual ... 19

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 20

3.1. Desain Penelitian ... 20

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

3.4. Estimasi Besar Sampel ... 21

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 22

3.6. Ijin Subyek Penelitian ... 22

3.7. Etika Penelitian ... 22

3.8. Cara Kerja Penelitian ... 23

3.9. Kerangka Operasional ... 23

3.10. Identifikasi Variabel ... 24

3.11. Definisi Operasional ... 24


(16)

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 27

BAB 5. PEMBAHASAN ... 34

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

6.1. Kesimpulan ... 38

6.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39 Lampiran

1. Lembaran Penjelasan Kepada Calon Subyek Penelitian 2. Data subjek penelitian

3. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Concent) 4. Surat Persetujuan Panitia Tetap Etik Penelitian

5. Jadwal Penelitian

6. Daily Hassles and Stress Scale 7. Riwayat Hidup Peneliti


(17)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja Dan Jumlah Penerbangan . ... 26 2. Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Demografi Pangatur Lalu

Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan ... . 27 3. Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Stres Pengatur Lalu Lintas Udara

Bandar Udara Polonia Medan Dengan Daily

Hassles And Stress Scale ... 28 4. Tabel 4.4. Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas

Udara Bandar Udara Polonia Medan Berdasarkan Masa Kerja ... 28 5. Tabel 4.5. Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas

Udara Bandar Udara Polonia Medan Berdasarkan Jumlah Penerbangan ... 29 6. Tabel 4.6. Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas

Udara Bandar Udara Polonia Medan Berdasarkan Kelompok Umur ... 30 7. Tabel 4.7. Hubungan Jumlah Penerbangan Dan Hubungan

Tingkat Stres Berdasarkan Kelompok Umur ... 31 8. Tabel 4.8. Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas

Udara Bandar Udara Polonia Medan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31


(18)

ABSTRAK

Objektif : Untuk perbedaan tingkat stres pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan pendekatan

crossectional, dimana akan dilakukan pengambilan sampel dengan total sampling. Subjek yang bekerja sebagai pengatur lalu lintas Bandar Udara

Polonia Medan yang keseluruhannya berjumlah 46 orang akan di masukkan ke dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan di ruang kerja pengatur lalu lintas Bandar Udara Polonia Medan yang meliputi ruang radar dan tower selama periode 1 Mei 2011 s/d 30 Mei 2011. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi dapat melakukan pengisian skala ukur stres yaitu

Daily Hassles and Stress Scale.

Hasil : Dari penelitian yang dilakukan terhadap 46 subjek penelitan yang didapatkan hasil bahwa kelompok masa kerja yang terbanyak sebagai pengatur lalu lintas udara adalah masa kerja 11tahun-, yaitu sebanyak 26 orang (56,6%). Jumlah penerbangan yang terbanyak 15-, yaitu sebanyak 20 penerbangan (43,5%), berdasarkan kelompok umur yang terbanyak 35tahun- yaitu 19 orang (41,3%), berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki 42 orang (91,3%). Tingkat stres yang terbanyak dengan menggunakan Daily Hassles and stress scale tingkat stres rata-rata yaitu 23 orang (50,1%). Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan masa kerja p= 0,02. Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan jumlah penerbangan p= 0,001

Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan masa kerja. Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan jumlah penerbangan.


(19)

ABSTRAK

Objektif : Untuk perbedaan tingkat stres pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan pendekatan

crossectional, dimana akan dilakukan pengambilan sampel dengan total sampling. Subjek yang bekerja sebagai pengatur lalu lintas Bandar Udara

Polonia Medan yang keseluruhannya berjumlah 46 orang akan di masukkan ke dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan di ruang kerja pengatur lalu lintas Bandar Udara Polonia Medan yang meliputi ruang radar dan tower selama periode 1 Mei 2011 s/d 30 Mei 2011. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi dapat melakukan pengisian skala ukur stres yaitu

Daily Hassles and Stress Scale.

Hasil : Dari penelitian yang dilakukan terhadap 46 subjek penelitan yang didapatkan hasil bahwa kelompok masa kerja yang terbanyak sebagai pengatur lalu lintas udara adalah masa kerja 11tahun-, yaitu sebanyak 26 orang (56,6%). Jumlah penerbangan yang terbanyak 15-, yaitu sebanyak 20 penerbangan (43,5%), berdasarkan kelompok umur yang terbanyak 35tahun- yaitu 19 orang (41,3%), berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki 42 orang (91,3%). Tingkat stres yang terbanyak dengan menggunakan Daily Hassles and stress scale tingkat stres rata-rata yaitu 23 orang (50,1%). Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan masa kerja p= 0,02. Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan jumlah penerbangan p= 0,001

Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan masa kerja. Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan jumlah penerbangan.


(20)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Penelitian

Stres dapat digambarkan sebagai suatu keadaan yang mengganggu pada fungsi fisiologis dan psikologis seseorang. Sekitar tahun 1920, Walter Canon untuk pertama kalinya menyusun suatu studi yang tersistematis mengenai perjalanan stres hingga menjadi suatu penyakit. Ia menggambarkan bagaimana stimulasi dari sistem saraf otonom, terutama sistem saraf simpatis, sehingga kita dapat membaca situasi apakah harus bertahan atau menghindar (fight or flight).

Bila stres terjadi terus menerus akan menimbulkan masalah penyakit kronis terutama penyakit kardiovaskular, penyakit muskuloskeletal, penyakit gastrointestinal dan gangguan psikologis, kanker, penurunan imun tubuh bahkan bunuh diri.

1

Menurut survei, pekerjaan sebagai pengatur lalu lintas udara termasuk ke dalam pekerjaan yang paling tinggi menyebabkan stres di Amerika.

Diantara sekian banyaknya efek yang ditemui pada sistem pengatur lalu lintas udara yang dijumpai pada individu tersebut adalah terjadinya stres.

2

3

Efek stres itu sendiri dapat menyebabkan perubahan psikis dan fisik seperti takut, cemas, frustrasi dan kehilangan motivasi, penurunan perhatian, waktu reaksi yang lebih lambat dan menurunnya kewaspadaan.

Morrison dan Wright (1989), mencoba untuk menganalisis laporan dari sistem pelaporan keselamatan penerbangan NASA (National

Aeronautics and Space Administration) atau yang disebut juga Administrasi 4


(21)

Penerbangan Nasional dan Ruang Angkasa, menemukan bahwa kesalahan yang dijumpai pada pengendalian (seperti: kegagalan dalam pemantauan, pelaksanaan pengalihan tanggung jawab yang kurang baik, kesalahan dalam pemberian arah dan ketinggian terbang) sering kali dikaitkan dengan faktor beban kerja seperti volume lalu lintas penerbangan dan kepadatan jalur komunikasi ATC (Air traffic Controlles)-Penerbang .

Kesalahan manusia (human error) terlibat hampir di sebagian besar kecelakaan penerbangan, menurut riset O’Hare dkk pada tahun 1994; Yacavone pada tahun 1993, kesalahan manusia terlibat sekitar 60-80% dari semua kecelakaan penerbangan sipil dan militer yang ada.

5

Dengan meningkatnya jumlah penerbangan pada 10 tahun terakhir maka jumlah pengatur lalu lintas udara juga akan terus ditambah, demikian juga investasi yang besar akan dibutuhkan untuk peralatan teknis. Akan tetapi meskipun terjadi peningkatan 100% jumlah penerbangan di Amerika Serikat tidak diiringi dengan penambahan jumlah pengatur lalu lintas udara yang seimbang, yaitu hanya 10% pengatur lalu lintas udara yang memenuhi syarat untuk mengontrol lalu lintas udara, akibatnya jam kerja mereka harus ditambah. Sekitar tahun 1968-1969 terjadi kesulitan yang diakibatkan oleh penurunan hasil kerja dan sebagian besar pekerja yang jatuh sakit. Dari laporan Carson, yang diterbitkan pada tahun 1970 menyebutkan bahwa

FAA (Federal Aviation Administration) atau yang disebut juga Administrasi

Penerbangan Federal, setuju untuk dilakukan investigasi terhadap tingkat stres kerja pada pengatur lalu lintas udara dan estimasi dampak stres


(22)

tersebut terhadap kesehatan fisik dan psikologis dari pengatur lalu lintas udara tersebut.

Di Indonesia, Bandar Udara Soekarno - Hatta adalah Bandar Udara internasional yang terbesar di Indonesia yang melayani rute domestik dan internasional. Jumlah pesawat yang dilayani oleh Bandar Udara ini merupakan yang terbesar dan tersibuk dari seluruh bandar udara di Indonesia. Peningkatan frekuensi penerbangan di setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah lalu lintas udara sebesar 20.87%. Pada jam sibuk dimana jumlah rata-rata lalu lintas udara meningkat hingga mencapai 57 pesawat persatu jam. Hal ini akan meningkatkan tugas dan tanggung jawab pelayanan operasi lalu lintas udara menjadi semakin berat, terlebih lagi risiko tugas pada pemandu lalu lintas udara 24 jam 7 hari seminggu dan mengharuskan semua pekerjanya mengalami kerja gilir.

7

Bandar Udara Polonia Medan juga termasuk salah satu Bandar Udara internasional yang terletak di Medan Sumatera Utara. Peningkatan frekuensi penerbangan selama lima tahun terakhir cukup besar yaitu sekitar 4,34% akan tetapi peningkatan tersebut tidak diiringi dengan penambahan jumlah pengontrol lalu lintas udaranya dalam lima tahun terakhir bahkan tercatat sekitar 7 orang pindah tugas ke daerah yang lain. Pada jam sibuk

(Peak hours) yaitu sekitar pukul 09.00 s/d pukul 10.00 pagi hari dan pukul

15.00 s/d 16.00 pada sore harinya pada bulan Februari 2011 jumlah rata-rata lalu lintas udara mencapai 15 pergerakan pesawat di Polonia, oleh karena itu tentu saja beban tugas yang harus ditanggung menjadi lebih berat.

8


(23)

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara bandar Udara Polonia Medan.

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara berdasarkan masa kerja.

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara berdasarkan jumlah penerbangan.

4. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara berdasrkan karateristik demografi umur dan jenis kelamin. 1.3. Hipotesis

1. Terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan Masa kerja

2. Terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan Jumlah Penerbangan 3. Terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara

Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan karateristik demografi umur dan jenis kelamin.

1.4. Tujuan Penelitian a. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan.


(24)

b. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara berdasarkan masa kerja. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada

pengatur lalu lintas udara Bandar Udara berdasarkan jumlah penerbangan.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara berdasarkan karateristik demografi umur dan jenis kelamin.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada klinisi mengenai tingkat stres yang dialami pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia, sehingga dapat dilakukan upaya untuk mengatasinya.

2. Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pengatur lalu lintas Bandar Udara mengenai tingkat stres yang dialami sehingga diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap stres dengan cara mengidentifikasinya sehingga dapat mengatasi efek yang merugikan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi informasi mengenai tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara, serta dapat berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya.


(25)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stres

2.1.1. Pengertian Stres

Ada beberapa definisi dari stres menurut The National Institute of

Occational Safety and Health (NIOSH) pada tahun 1999 menyatakan

bahwa definisi dari stres adalah: suatu kondisi yang dapat membahayakan fisik dan mental dimana syarat suatu pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, pendapatan, dan kebutuhan pekerja.

Sementara Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2001 mendefinisikan stres sebagai suatu reaksi yang merugikan seseorang terhadap tekanan yang berlebihan atau bentuk lain dari permintaan yang diberikan kepada mereka.

11

Namun definisi kognitif lebih memfokuskan kepada persepsi terhadap individu itu sendiri. Sebagai contoh : stres dapat terjadi ketika tekanan yang dirasakan melebihi kemampuan seseorang tersebut untuk mengatasinya, menurut Palmer dkk sekitar tahun 2003.

11

Stres didefinisikan oleh Selye (1930) sebagai reaksi psikologis organisme terhadap situasi yang mengancam atau menekan. Ia membagi dua terminologi, yaitu stresor sebagai sebab eksternal dan stres sebagai reaksi dari tubuh manusia.

11

Ia juga mencoba untuk mengembangkan model of stress yang ia sebut sebagai general adaptation syndrome. Yang terdiri dari tiga fase,


(26)

1. Reaksi yang dihasilkan merupakan alarm.

2. Pada tahap resistensi, dimana adaptasi merupakan pencapaian yang ideal.

3. Pada tahap yang sulit, dimana adaptasi yang diperoleh atau yang resisten kemungkinan hilang.

Ia sangat mempertimbangkan bahwa stres yang non spesifik merupakan respons tubuh yang disebabkan oleh kondisi yang menyenangkan ataupun yang tidak menyenangkan (eustress and distress). Selye percaya bahwa stres, sesuai dengan definisinya, tidak harus selalu yang tidak menyenangkan. Untuk dapat menerima kedua macam stres tersebut dibutuhkan proses adaptasi.

1

Reaksi tubuh terhadap stres, dalam pengertian ini didefinisikan sebagai suatu yang dapat mengancam kelangsungan hidup individu tersebut. Sehingga yang dilakukan adalah bagaimana cara untuk menanggapi dan mengurangi dampak dari stressor tersebut dan memulihkan keseimbangan (homeostasis). Banyak sekali yang dapat diketahui bagaimana respons fisiologis terhadap stres akut, akan tetapi sangat sedikit sekali informasi yang didapat bagaimana cara mengatasi respons terhadap stres kronik.

1

Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mengakibatkan timbulnya stres dan tanpa kita sadari bahwa hal itu sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh adalah pekerjaan. Stres dapat bersumber dari tempat pekerjaan, lingkungan kerja yang dapat mengubah psikologis ataupun lingkungan psikososial, ataupun juga yang dapat

1


(27)

Salah satu contoh pekerjaan yang dapat menimbulkan stres adalah pengontrol lalu lintas udara ATCs (Air Traffic Controllers). ATCs merupakan salah satu pekerjaan yang menuntut adanya kerja tim (working

group) yang bertugas untuk menangani beban kerja yang tinggi.

Bahkan, dalam melakukan tugas-tugasnya dibutuhkan keahlian khusus serta pengetahuan yang mendukung dan berkaitan dengan

cognitive domains (seperti; persepsi spasial, pengolahan informasi,

penalaran, pengambilan keputusan), aspek komunikasi, dan yang berhubungan dengan manusia.

13

Beberapa hal yang menjadi penyebab utama sumber stres pada pengatur lalu lintas udara, yaitu :

13

1. Permintaan

Jumlah penerbangan yang di kontrol (number of aircraft under

control).

Puncak jam sibuk lalu lintas udara (peak traffic hour)

Penerbangan diluar jadwal (extraneous traffic)

Peristiwa yang tidak terduga (unforeseeable events) 2. Prosedur operasional

Tekanan waktu (time pressure)

Terpaksa melanggar aturan yang ditetapkan

Perasaan hilang kendali (feeling of loss control)


(28)

3. Waktu kerja

• Pergantian jam dinas yang tidak teratur/masa kerja yang terlalu panjang (unbroken duty periods)

Pergantian jam dinas dan dinas malam (shift and night work) 4. Peralatan kerja

Keterbatasan dan keandalan peralatan (limitations and reliability

equipment)

VDT (videlity), R/T (radio telephony) dan kualitas telepon

Tata letak peralatan (equipment layout) 5. Lingkungan kerja

Pencahayaan, refleksi optik (lighting, optical reflections)

Kebisingan/gangguan (noise/distracters)

Suhu ruangan (microclimate)

Postur tubuh yang kurang baik (bad posture)

Tempat istirahat dan kantin ( rest and canteen facilities) 6. Organisasi tempat kerja

Peran yang tumpang tindih (ambiguity role)

Hubungan dengan pengawas dan kolega (relations with

supervisors and colleagues)

Kurangnya pengontrolan terhadap proses kerja (lack of control

over work process)

Pendapatan (salary)


(29)

2.1.2. Patofisiologi stres

Bila terjadi stres terjadi rangkaian perubahan yang dinamakan

Theory general adaptation syndrome, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu 1

Tahap pertama, alarm reaction (reaksi kewaspadaan): pada tahap ini seluruh sistem diubah menjadi keadaan siaga. Stres merangsang hipotalamus yang mendorong kelenjar adrenal untuk melepaskan adrenalin ke seluruh target organ misalnya kulit visera ke otot dan otak. Hasilnya menyebabkan kulit pucat dan terasa dingin, jantung berdebar-debar, darah mengalir dengan cepat dan bersiap untuk lari atau melawan ancaman yang ada. Pada fase ini juga dilepaskan hormon lain terutama adenocorticotropin hormone (ACTH) yang mengaktifkan kelenjar adrenal sehingga kortikoid dilepaskan ke dalam aliran darah yang membawa pesan kelenjar ke organ lain. Limpa dimobilisasi untuk melepaskan lebih banyak sel darah yang membawa pesan kelenjar ke organ lain. Limpa dimobilisasi untuk melepaskan lebih banyak sel darah merah ke dalam aliran darah. Lambung melepaskan asam hidroklorik yang digunakan untuk mencernakan makanan. Ada satu lagi hormon yang dilepaskan yaitu noradrenalin, hormon ini menimbulkan perasaan euforia dan kepuasan stres positif. Sedangkan hormon adrenalin dan kortikoid dapat dipandang sebagai hormon kecemasan (stres negatif). Fase ini tidak berlangsung lama.

:


(30)

perlawanan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan stres. Tubuh berusaha melakukan adaptasi terhadap stres yang terjadi. Akan tetapi daya tahan tubuh terbatas. Dalam fase ini daya tahan sudah naik di atas taraf daya tahan normal, dan bila stres terjadi terus-menerus dan berat, maka akan berlanjut ke tahap III

Tahap III exhaustion reaction (reaksi kelelahan): pada tahap ini terjadi kelelahan/keletihan sehingga adaptasi yang baru dibangun runtuh. Daya tahan tubuh melemah, energi untuk adaptasi habis dan fase ini berkaitan degan terganggunya kesehatan individu.1

2.1.3. Mendeteksi stres

Beberapa studi yang dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara stres kerja dengan beberapa jenis penyakit. Mood dan gangguan tidur, gangguan lambung, dan sakit kepala, serta terganggunya hubungan dengan kerabat dan teman-teman, yang merupakan salah satu contoh bentuk stres yang berhubungan. Gejala awal dari stres kerja biasanya dengan mudah dapat dikenali. Gejala awal yang perlu diperhatikan pada stres kerja, antara lain :

1. Sakit kepala 2. Tidur terganggu 3. Sulit berkonsentrasi 4. Mudah marah

5. Gangguan dilambung


(31)

7. Bermoral rendah (Low Moral).

Pengeluaran untuk perawatan kesehatan hampir 50% lebih besar pada pekerja dengan level stres yang tinggi.

3

3

2.1.4. Stres di tempat kerja

Pajanan stres akibat kondisi kerja yang penuh dengan stres (stresor kerja) bisa menjadi faktor risiko yang berbahaya ketika dilihat sebagai hasil ketidakseimbangan antara tugas yang berlebih dengan kemampuan individual. Sehingga stres adalah fenomena subjektif dan ada pada manusia ketika terjadi ketidakmampuan untuk mengatasi situasi tugas kerja.

Sektar 44% pekerjaan dapat menimbulkan stres kerja, hal ini bisa disebabkan oleh tuntutan kerja, kondisi lingkungan, organisasi kerja dan hubungan manusia, yang menyebabkan kepuasan kerja, efisiensi kinerja dan kesehatan bervariasi tergantung dari karakter psiko-fisik dan mekanisme coping individual serta dukungan sosial. Sekitar 9% pekerja-pekerja berada pada tingkat stres yang tinggi.

3

NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health)

mendefinisikan ”stres kerja” sebagai respons fisik dan emosional yang terjadi apabila tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan kebutuhan dari si pekerja.

3,22


(32)

Model Stres NIOSH (Sumber: NIOSH. Stress at work. Dikutip pada 23

Maret 2011, diambil dari

2.1.5. Faktor Risiko Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara

Stres dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada beberapa kondisi medis umum. Satu bukti mengenai stres yang berhubungan dengan penyakit pada pengatur lalu lintas dapat diperoleh dengan cara membandingkan mereka dengan insiden terhadap penyakit yang berhubungan dengan stres pada pengatur lalu lintas lainnya yang secara hati-hati dicocokkan dengan faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, kualifikasi pendidikan atau yang sejenisnya seperti yang dilakukan oleh Rose dkk pada tahun 1978. Dari data yang mereka dapatkan terlihat bahwa faktor demografi seperti yang disebutkan bukanlah menjadi poin utama sebagai penyebab simtom stres, tetapi apakah simtom yang sering terjadi pada pengatur lalu lintas udara menunjukkan indikasi stres lebih dari yang di duga. Jawaban atas pertanyaan diatas tergantung dari tempat dimana mereka mengatur lalu lintas udara serta apa saja yang yang dapat memicu stres yang mereka alami.10


(33)

Pengatur lalu lintas udara secara umum dianggap sebagai salah satu kelompok pekerja yang mempunyai tuntutan pekerjaan yang tinggi. Faktanya adalah pekerjaannya meliputi suatu set tugas kompleks yang membutuhkan pengetahuan dan pengalaman tingkat tinggi, bahkan diperlukan keahlian spesifik aplikasi praktis kognitif yaitu persepsi spatial, memproses informasi, penalaran logis, membuat keputusan, komunikatif dan hubungan antar manusia.

Menurut beberapa survei, sumber stres dilaporkan oleh pengatur lalu lintas udara berhubungan dengan tugas operatif dan struktur organisasi. Sumber stres utama berasal dari puncak beban lalu lintas, tekanan waktu, harus menyimpang dari aturan, batasan dan kepercayaan terhadap peralatan. Kemudian mengenai jadwal kerja gilir (terutama kerja malam), konflik peran, kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman dan kurang kontrol terhadap kerja.

17

2.2. Pengatur Lalu Lintas Udara

17

Tujuan utama dari pengatur lalu lintas udara adalah untuk memberikan pelayanan untuk menjamin keselamatan, keteraturan dan efisiensi lintas penerbangan di wilayah udara yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini dilakukan dengan cara menerapkan standard pemisahan antar pesawat dengan pesawat yang lainnya juga antar pesawat dengan rintangan yang ada. Standar pemisahan antar pesawat diterapkan secara longitudinal, vertikal dan lateral sesuai dengan standard yang terapkan oleh


(34)

terhadap pesawat meliputi tiga spasial dimensi dan waktu yang diperkenalkan oleh Hopkin sekitar tahun 1995.

Pengatur lalu lintas udara bertugas mengarahkan pesawat seefisien mungkin untuk meminimalkan penundaan pesawat. Beberapa pengatur lalu lintas udara mengatur kedatangan dan keberangkatan pesawat melalui wilayah udara yang ditunjuk. Terminal controller juga mengawasi semua perjalanan pesawat didalam ruang bandara. Mereka mengatur aliran pesawat masuk dan keluar dari bandara. Jam kerja mereka biasanya 40 jam dalam seminggu, meskipun demikian bisa saja ada tambahan jam kerja, sehingga mereka harus lembur. Karena sebagian besar control tower dan centre beroperasi 24 jam dalam sehari, 7 hari seminggu, controllers juga bekerja shift malam dan hari libur. Ruang kerja mereka meliputi menara kontrol Aerodrome Control Tower (ADC), Approach Control Office

(APP) dan Area Control Centre (ACC) .

14

Sesuai dengan Civil Aviation and Safety Regulin (CASR) dan

International Civil Aviation Organization (ICAO) yang tertuang dalam Annex

11 air traffic services, mempunyai 5 lima tujuan dari pelayanan lalu lintas udara (five objective of air traffic services), adalah :

15

1. Mencegah tabrakan antar pesawat di udara.

2. Mencegah tabrakan antar pesawat di daerah pergerakan dengan halangan lainnya.

3. Mempertahankan keteraturan arus lalu lintas penerbangan.

4. Memberikan saran dan informasi yang bermanfaat untuk keselamatan dan efisiensi bagi penerbangan.


(35)

5. Memberitahukan instansi yang berkaitan dengan pesawat yang membutuhkan pertolongan dengan unit SAR (Search and rescue) dan membantu instansi tersebut, apabila diperlukan.12

2.2.1. Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan

1.

Divisi Pelayanan Operasional Lalu Lintas Udara Bandar udara Polonia-Medan menyelenggarakan pelayanan lalu lintas penerbangan yang dilaksanakan oleh :

Pelayanan ADC dan APP , meliputi : Polonia Aerodrome Control

Tower (Polonia TWR) dan Medan Approach Control Unit (Medan APP)

Berfungsi memberikan Approach Control Service, Flight Information

Service, dan Alerting Service di dalam wilayah Medan Control Zone.

Bertanggung jawab terhadap keselamatan penerbangan dan kelancaran arus lalu lintas penerbangan di wilayah Medan Control

Zone (Medan CTR) dengan memberikan instruksi, clearance, Expected Approach Time (EAT) dan informasi yang diperlukan oleh

pesawat udara yang dipandunya serta melakukan koordinasi dengan ATS Unit/sektor yang terkait, sedangkan Polonia Aerodrome Control

Tower (Polonia TWR) dan Medan Approach bertanggung jawab

terhadap pelayanan keselamatan, kelancaran arus lalu lintas penerbangan di wilayah Polonia Aerodrome Traffic Zone (Polonia ATZ) dengan memberikan instruksi dan informasi kepada pesawat


(36)

pada pesawat udara yang datang, pergi dan terbang lintas di wilayahnya.

2. Pelayanan ACC Lower/TMA, meliputi : Medan East Terminal Control Centre (Medan TMA East) dan Medan West Terminal Control Centre

Berfungsi memberikan Area Control Service, Flight Information

Service dan Alerting di dalam wilayah Medan East Terminal Control Area. Bertanggung jawab terhadap keselamatan penerbangan dan

kelancaran arus lalu lintas penerbangan di wilayah udara Medan East Terminal Control Area (Medan East TMA) dan Medan West

Terminal Control Area (Medan West TMA) dengan memberikan

informasi yang diperlukan oleh pesawat udara yang dipandunya serta melakukan koordinasi dangan ATS Unit/sector yang terkait.

3. Pelayanan BOP dan Rangtika, meliputi : Medan Flight Service Station (Medan FSS).

Kegiatan operasional selama 7 hari 24 jam menggunakan pola gilir cepat 3-2 (3 hari kerja dengan 2 hari libur) dan dibagi menjadi 3 pembagian shift dinas yaitu:

17

Shift pagi :

01.00-07.00 UTC (universal Time Coordinated) / 07.00-14.00 WIB, 7 jam kerja

Shift siang

07.00-12.00 UTC / 14.00-19.00 WIB, 5 jam kerja


(37)

12.00-01.00 UTC / 19.00-07.00 WIB, 12 jam kerja.18

2.2.2. Persyaratan dan Kualifikasi Pengatur Lalu Lintas Udara

Radar Controller Supervisor disyaratkan memiliki ijazah Diploma IV/ALLU, rating SAR, APP & ADC dan berpengalaman bekerja di sektor Medan Approach Radar, Arrival, Lower Control, Approach

Control, Polonia Tower serta memiliki pengetahuan dasar-dasar

otomasi. Radar Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma IV/ALLU, rating SAR, APP & ADC serta pengetahuan dasar-dasar otomasi.

Non-radar Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma III/PLLU dan rating APP.

Assistant Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma III/PLLU dan

rating APP.

Aerodrome Controller, Assistant Aerodrome Controller, Ground

Controller, Clearance Delivery dipersyaratkan memiliki ijazah

Diploma III/PLLU dan rating ADC.

Performance Check dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali oleh Check Controller yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara

atas usulan dari Bidang Pelayanan Operasi Lalu Lintas Penerbangan. Bilamana hasil Performance Check mengharuskan seorang Pengatur Lalu Lintas Penerbangan menempuh ujian ulang, maka kesempatan tersebut hanya dapat diberikan 2 (dua) kali dengan Check Controller yang berbeda.


(38)

maka Pemandu Lalu Lintas Penerbangan tersebut harus mendapatkan bimbingan (under supervisor) serta pengawasan dari Buddy Instructor atau

Radar Controller Supervisor sampai batas waktu tertentu.

2.3. Skala Penilaian

17

1. Skala penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Daily Hassles

and Stress. Alat ini berisikan 51 butir pertanyaan, nilai yang didapat

akan menunjukkan tingkat stres yang berbeda-beda, dimana nilai

≥136 dikatakan stres yang sangat tinggi sekali, nilai 116-135 dikatakan stres yang tinggi, nilai 76-115 dikatakan rata-rata stres, nilai 56-75 dikatakan stres yang rendah, nilai 51-55 dikatakan stres yang sangat rendah.19

2.3. Kerangka Konseptual

Pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia-Medan

Masa kerja, jumlah penerbangan. Karateristik demografi umur dan jenis

kelamin


(39)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan pendekatan

crossectional yaitu melakukan pengukuran variabel pada satu saat

tertentu, dimana akan dilakukan pemilihan sampel dengan cara total sampling.

3.2. Tempat dan Waktu Tempat Penelitian :

Ruang kerja pengatur lalu lintas Bandar Udara Polonia Medan yang meliputi ruang radar dan tower.

Waktu penelitian :

Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu satu bulan, yang dimulai dari 1 Mei 2011 s/d 30 Mei 2011.

3.3. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi target : Seluruh staf pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan.

2. Populasi terjangkau : Pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan yang bertugas sebagai ATC

(air traffic controllers) dengan sub bidang


(40)

3. Sampel penelitian adalah seluruh jumlah jumlah seluruh pegawai yang bertugas dibagian pengatur lalu lintas udara dengan unit kerja ADC-APP sebanyak 24 orang dan unit kerja ACC 22. 3.4. Estimasi Besar Sampel

n= Zα PQ+ Zβ P

2

1Q P

1

1-P

1,96 0,5.0,5 + 0,84 0,8.0,2 2

n= 0,8-0,5

n = 33,28 = 34

Keterangan:

Zα : nilai distribusi normsl baku (tabel Z) pada α : 1,96 Zβ : nilai distribusi normsl baku (tabel Z) pada β : 0,84

P : proporsi subjek di populasi (ditetapkan) : 0,5 (50%)

P1

Q :1-P (1-0,5=0,5)

: perkiraan proporsi di populasi : 0,8 (80%)

Q1 : 1-Q (1-0,8=0,2)

oleh karena subjek penelitian adalah jumlah seluruh pegawai yang bertugas dibagian pengatur lalu lintas udara dengan unit kerja ADC-APP sebanyak 24 orang dan unit kerja ACC 22. Maka pemilihan sampel dilakukan dengan cara total sampling.


(41)

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi

1. Kooperatif dan bersedia untuk mengisi kuestioner yang diberikan. 2. Semua operator pengatur lalu lintas udara yang masih aktif bekerja

di PT. AP II Bandar Udara Polonia pada bulan Mei 2011.

3. Personil pengatur lalu lintas udara yang telah bekerja minimal 6 bulan yang dianggap telah telah melewati masa penyesuaian terhadap stresor yang menetap dalam lebih dari 6 bulan.

3.5.2. Kriteria Eksklusi

20

1. Mempunyai riwayat gangguan psikotik. 2. Menderita penyakit fisik yang berat.

3.6. Izin Subyek Penelitian

Semua subyek penelitian akan diminta persetujuannya setelah terlebih dahulu diberi penjelasan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari komite etik penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(42)

3.8. Cara Kerja

1. Seluruh staf lalu lintas udara Bandar Udara yang memenuhi kriteria inklusi diharapkan mengisi persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian (informed consent) secara tertulis setelah mendapatkan penjelasan yang terperinci dan jelas untuk ikut serta dalam penelitian ini. Lalu subjek akan mengikuti panduan dari peneliti dalam hal pengisian form Daily Hassles and Stress untuk mengetahui tingkat stres yang dialami.

3.9. Kerangka Kerja

Variabel bebas

Variabel tergantung Pengatur lalu lintas udara

Bandar Udara Polonia-Medan

a. Masa kerja

b. Jumlah Penerbangan Karakteristik Demografi a. umur

b. jenis kelamin

DAILY HASSLES AND STRESS


(43)

3.10. Identifikasi Variabel 1. Variabel bebas :

Masa kerja, jumlah penerbangan, kriteria demografi (umur, jenis kelamin)

2. Variabel tergantung :

Daily hassles and Stress

3.11. Definisi Operasional

1. Pengatur lalu lintas udara adalah orang yang bertugas mengarahkan pesawat seefisien mungkin untuk meminimalkan penundaan pesawat. Beberapa pengatur lalu lintas udara mengatur kedatangan dan keberangkatan pesawat melalui wilayah udara yang ditunjuk. 2. Untuk stres dapat diukur dengan menggunakan Tingkat stres yang

diukur dengan menggunakan Daily Hassles and Stress. Daily

Hassles and Stress merupakan suatu alat skrening yang digunakan

dalam menentukan tingkat stres. Alat ini berisikan 51 butir pertanyaan, nilai yang didapat akan menunjukkan tingkat stres yang berbeda-beda, dimana nilai ≥136 dikatakan stres yang sangat tinggi sekali, nilai 116-135 dikatakan stres yang tinggi, nilai 76-115 dikatakan rata-rata stres, nilai 56-75 dikatakan stres yang rendah, nilai 51-55 dikatakan stres yang sangat rendah.

3. Hal lain yang perlu dicatat dari subjek adalah :

19

• Masa kerja adalah lamanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang dinyatakan dalam satuan waktu


(44)

21- 31-40

Jumlah Penerbangan adalah banyaknya pesawat yang take off (terbang) dan pesawat yang landing (mendarat) yang dinyatakan dalam satuan jumlah

11-20 21-30

• Kelompok Umur adalah lamanya hidup sejak lahir yang di nyatakan dalam satuan tahun.

35- 40- 45- 50- 55-60

• jenis kelamin : laki-laki dan perempuan

2. Data yang didapat akan dibuat dalam bentuk tabel.

3.12. Rencana pengolahan dan analisa data

Data yang terkumpul akan diperiksa kelengkapannya dan akan dilakukan entri data memakai program komputer SPSS (Statistical Product

For social Sciences),untuk menganalisis perbedaan tingkat stres

berdassarkan masa kerja, jumlah penerbangan, karateristik demografi (umur dan jenis kelamin) dengan menggunakan chi square (X2).


(45)

BAB 4. HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja dan Jumlah Penerbangan

Masa Kerja

(tahun) N %

<1- 1- 11- 21- 31-40 Jumlah 0 3 26 11 4 46 0 6.5 56.6 23.9 13.0 100 Jumlah penerbangan 10- 15- 20-25 Jumlah 13 20 13 46 28,3 43,5 28,3 100

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa distribusi subjek penelitian berdasarkan masa kerja yang paling banyak adalah masa kerja 11 tahun- sebesar 26 orang (56,6%). Pada distribusi subjek penelitian berdasarkan jumlah penerbangan yang terbanyak adalah jumlah penerbangan 15- sebesar 20 orang (43,5%).


(46)

Tabel 4.2 Distribusi Karateristik Demografi Pengatur Lalu Lintas udara Bandar Udara Polonia Medan Berdasarkan Karateristik Demografi Umur dan Jenis Kelamin

Karakter Demografi N %

Umur (tahun) 30- 35- 40- 98]lgfq45- 50- 55-60 Jumlah 0 19 7 5 9 6 46 0 41,3 15,2 10,9 19,6 13,0 100 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 42 4 46 91,3 8,7 100

Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat karakteristik demografi dari pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan umur 35 tahun- yang terbanyak adalah sebesar 19 orang (41,3%), umur 45 tahun- yang terkecil yaitu 5 orang (10,9%). Karateristik demografi dari pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa yang terbanyak adalah laki-laki yaitu sebesar 42 orang (91,3%), untuk jenis kelamin perempuan merupakan yang terkecil yaitu sebesar 4 orang (8,7%).


(47)

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Stres Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan Dengan Daily Hassles And Stress Scale

Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas

Udara Bandar Polonia Medan n %

Rendah sekali Rendah Rata-rata Tinggi Tinggi Sekali 0 3 23 17 3 0 6,5 50,1 36,9 6,5

Jumlah 46 100

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat tingkat stres yang terbanyak pada pengatur lalu lintas udara bandar udara Polonia dengan Daily Hassles and

Stress scale adalah tingkat stres rata-rata sebesar 23 orang (50,1%).

Tabel 4.4 Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan Berdasarkan Masa Kerja Masa kerja Tahun Tingkat Stres P Sangat

rendah Rendah

Rata-rata Tinggi

Sangat

tinggi Jumlah

n % N % n % n % n % n %

≤1 1- 11- 21- 31-40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 33,3 33,3 33,3 0 0 15 3 3 0 0 65,9 13,0 13,0 0 1 9 5 2 0 5,9 1 29,4 11,8 0 0 1 2 0 0 0 33,3 66,7 0 0 3 26 11 6 0 6.5 56.7 23.9 13.0 0,02

Jumlah 0 0 3 100 23 100 17 100 3 100 49 100

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa tingkat stres pada pengatur lalu lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan yang paling banyak berdasarkan masa kerja yaitu tingkat stres sangat tinggi didapati pada masa kerja 21-tahun sebanyak 2 orang (66,7%), untuk tingkat stres tinggi didapati yang


(48)

(65,9), untuk tingkat stres rendah didapati pada masa kerja 11tahun-, 21tahun-, 31-40 tahun- masing–masing sebanyak 1 orang dengan masing-masing (33,3%). Dengan menggunakan Chi Square p<0,05 didapatkan perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara bandar udara Polonia Medan berdasarkan masa kerja (P=0,02).

Tabel 4.5 Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan jumlah Penerbangan Jumlah penerbangan Tingkat Stres P Sangat

rendah Rendah

Rata-rata Tinggi

Sangat

tinggi Jumlah

n % n % n % n % n % n %

10- 15- 20-25 0 0 0 0 0 0 0 4 1 0 80,0 20,0 7 10 4 33,3 47,6 19,0 1 2 14 5,9 11,8 82,4 0 0 3 0 0 100 8 16 22 17,4 34,8 47,8 0,001 Jumlah 0 0 5 100 21 100 17 100 3 100 46 100

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat stres yang paling banyak pada pengatur lalu lintas bandar udara Polonia Medan berdasarkan jumlah penerbangan adalah tingkat stres sangat tinggi dengan jumlah penerbangan 20-25 sebesar yaitu 3 orang (100%), tingkat stres tinggi dapat dilihat pada jumlah penerbangan 20-25 sebesar 14 orang (82,4%), untuk tingkat stres rata-rata dapat dilihat pada jumlah penerbangan 15- sebesar 4 orang (80,0%), tidak dijumpai tingkat stres yang sangat rendah berdasarkan masa kerja. Dengan menggunakan Chi Square p<0,05 terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan jumlah penerbangan p=0,001.


(49)

Tabel 4.6 Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan Berdasarkan Kelompok Umur

Umur Tahun

Tingkat Stres

P Sangat

rendah Rendah

Rata-rata Tinggi

Sangat

tinggi Jumlah

n % n % n % n % n % n %

35- 40- 45- 50- 55-60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 33,3 0 0 66,7 0 9 5 3 2 4 39,1 21,7 13,0 8.7 17.4 8 2 2 3 2 47,1 11,8 11,8 3 2 1 0 0 2 0 33,3 0 0 66,7 0 19 7 5 9 6 41,3 15,2 0,44 19,6 13,0 0,44

Jumlah 0 0 5 100 21 100 17 100 3 100 46 100 Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa tingkat stres berdasarkan karakteristik demografi umur pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan yang terbanyak adalah sangat tinggi sekali yang didapati pada umur 50 tahun- sebesar 2 orang (66,7%), tingkat stres tinggi didapati pada umur 35tahun- sebesar 8 orang (47,1%), tingkat stres rata-rata didapati pada umur 35tahun- sebesar 9 subjek penelitian (39,1%), tingkat stres rendah didapati pada umur 50tahun- sebesar 2 orang (66,7%), tidak dijumpai tingkat stres sangat rendah pada kelompok umur. Dengan menggunakan chi Square p<0,05 tidak terdapat perbedaan bermakna bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan kelompok umur p=0,44.


(50)

Tabel 4.7 Hubungan Jumlah Penerbangan dan Hubungan Tingkat Stres Berdasarkan Kelompok Umur

tingkat stres

Kelompok umur n r p 35- 19 0,719 0,001 40- 7 0,580 0,172 45- 5 0,638 0,289 50- 8 0,454 0,311 55-60 7 0,517 0,235

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tingkat stres dengan kelompok umur 35th- sebanyak 19 orang, dimana nilai p=0,001 (p<0,05) dengan kekuatan hubungan r=0,719 (tingkat hubungan kuat), dan dapat dilihat hubungan antara jumlah penerbangan pada kelompok umur 35th- sebanyak 19 orang dengan kekuatan hubungan r=1,000 (tingkat hubungan sangat kuat).

Tabel 4.8 Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Stres

P Sangat

rendah Rendah

Rata-rata Tinggi

Sangat

tinggi Jumlah

n % N % n % n % N % n %

Laki-laki Perempuan 0 0 0 0 2 1 66,7 33,3 21 2 91,3 8,7 17 0 100 0 2 1 66,7 33,3 42 4 91,3

8,7 0,10 Jumlah 0 0 3 100 23 100 17 100 3 100 46 100

Mann Whitney p=0,44

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa tingkat stres berdasarkan karakteristik demografi jenis kelamin pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan yang terbanyak berupa tingkat stres sangat tinggi sekali didapati pada laki-laki sebanyak 2 orang (66,7%), untuk tingkat stres tinggi didapati pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang (100%), untuk tingkat stres rata-rata didapati pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 subjek penelitian (91,3%), untuk tingkat stres rendah didapati pada jenis


(51)

kelamin laki-laki sebanyak 2 orang (66,7%), tidak dijumpai kelompok jenis kelamin pada tingkat stres sangat rendah. Dengan menggunakan chi

Square p<0,05 tidak terdapat perbedaan bermakna bermakna tingkat stres

pada pengatur lalu lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan kelompok jenis kelamin p= 0,10.

Pada jenis kleamin perempuan tidak dapat di dilakukan analisis dengan menggunakan chi square oleh karena nilai expectasi <5, demikian juga analisis Fisher tidak dapat dilakukan hal ini disebabkan tabel yang

digunakan bukan tabel 2x2.. oleh karena itu peneliti menggunakan analisi mann Whitney. Dari hasil test Mann Whitney tidak terdapat perbedaan tingkat stres dengan jenis kelamin P=0,44


(52)

BAB 5. PEMBAHASAN

Penelitian “ Tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan” ini merupakan suatu penelitian analitik dengan pendekatan

crosssectional. Tujuan umum untuk mengetahui tingkat stres pada

pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara berdasarkan masa kerja, jumlah penerbangan. Serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara berdasarkan karateristik demografi umur dan jenis kelamin.

Berdasarkan masa kerja yang paling banyak adalah masa kerja 11tahun- sebesar 26 orang (56,6%). Untuk data distribusi subjek penelitian berdasarkan jumlah penerbangan yang paling banyak adalah jumlah penerbangan 15- sebesar 20 orang (43,5%).

Berdasarkan kelompok umur yang paling banyak adalah 19 subjek penelitian dengan kelompok umur 35tahun- yaitu (41,3%). Berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah 42 orang (91,3%) dengan jenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan data dari tabel 4.3 Distribusi tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara bandar udara Polonia Medan dengan Daily

Hassles and Stress scale untuk tingkat stres rata-rata sebesar 23 orang

(50,1%), tingkat stres tinggi sebesar 17 orang (36,9%), tingkat stres tinggi sekali dan rendah masing masing 3 orang (6,5%). Tidak dijumpai tingkat


(53)

stres sangat rendah pada pengatur lalu lintas Udara bandar udara Polonia medan.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat masa kerja 11tahun- yang terbanyak 15 orang (65,9%) dengan tingkat stres rata-rata. Dengan menggunakan Chi square p=0,05 terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan (p=0,02). Pada tahun 1995 Costa G menuliskan bahwa ada beberapa sumber stres utama pada pengatur lalu lintas udara yang salah satunya adalah organisasi kerja antara lain; peran tugas yang tumpang tindih, hal ini tentu saja membuat mereka harus melakukan pekerjaan lain seperti organisasi kedinasan selain tugas utama sebagai pengatur lalu lintas udara. Sehingga semakin lama mereka bekerja semakin banyak tugas yang harus mereka lakukan akibatnya mereka menjadi tidak fokus dengan tugas utama sebagai pengontrol lalu lintas udara.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat jumlah penerbangan 20-25 sebanyak 14 orang (82,4%). Dengan menggunakan chi square (p=0,005) terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Polonia Medan p=0,001 berdasarkan tingkat stres. Hal ini sesuai dengan Costa G pada tahun 1995, ia menuliskan bahwa jumlah penerbangan dibawah pengontrolan menjadi sumber stres utama pada pengatur lalu lintas udara terutama saat jam sibuk dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam melakukan pengontrolan tersebut.

13

Berdasarkan data dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada kelompok 13


(54)

rata. Dengan menggunakan Chi Square (p=0,005) tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan p=0,44 berdasarkan kelompok umur.

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tingkat stres dengan kelompok umur 35th- sebanyak 19 orang, dimana nilai p=0,001 (p<0,05) dengan kekuatan hubungan r=0,719 (tingkat hubungan kuat), dan dapat dilihat hubungan antara jumlah penerbangan pada kelompok umur 35th- sebanyak 19 orang dengan kekuatan hubungan r=1,000 (tingkat hubungan sangat kuat). Hal ini sesuai dengan literatur yang menjelaskan bahwa pekerja usia kuliah melakukan pekerjaan dengan tuntutan yang jauh berbeda di banding dengan mereka yang lebih tua. Pekerja usia 25 tahun atau lebih lebih senang melakukan pekerjaan yang menggunakan fisik atau bertemu dengan orang-orang yang menyenangkan. Sebagai contoh 64% pekerja yang termasuk pada usia ini secara umum memakai fisik dalam melakukan pekerjaannya dibandingkan 44% pekerja dengan usia berkisar 26-49 tahun. Pekerja yang lebih muda kurang menyukai pekerjaan yang penuh dengan stres atau yang memerlukan kemampuan kognitif, pekerjaan yang menggunakan komputer, keahlian dalam hubungan interpersonal, memperbaharui dan menggunakan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan tabel 4,8 data yang dapat dilihat pada tingkat stres rata-rata terbanyak ada pada jenis kelamin laki-laki yaitu 21 orang (91,3%). Dengan menggunakan Chi Square p<0,05 tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara


(55)

Polonia Medan p=0,10 berdasarkan kelompok jenis kelamin. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, pada tahun 2005 Johnson RW dkk melaporkan adanya kemungkinan hubungan antara kumulatif stres pekerjaan dengan rendahnya kondisi kesehatan mental pada beberapa wanita seperti; anxietas, depresi, fatique yang kronik yang berkisar antara 1,4 hingga 7,1% dibanding 1,8 hingga 4,6% pada laki-laki. Secara umum wanita lebih sering mempunyai pengalaman simtom stres fisik seperti; fatique, iritabilitas, sakit kepala (headaches), dan depresi dibandaingkan dengan laki-laki. Dibandingkan dengan pria wanita juga lebih sering mengatasi stres karena pekerjaan dengan perilaku yang kurang sehat seperti; kebiasaan makan yang jelek.21

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang menjadi pertimbangan, antara lain:

Pada penelitian ini beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab ketidak sesuaian dengan literatur antara lain; jumlah subjek penelitian (yang perempuan) sangat sedikit jika dibandingkan dengan laki-laki yaitu 4 subjek penelitian.

• Penelitian ini bersifat penelitian cross sectional, dimana pengamatan yang dilakukan peneliti hanya satu kali sehingga data yang terkumpul juga bersifat sewaktu.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur stres yaitu Daily Hassles

and stress scale tidak berfokus kepada stres yang diakibatkan

pekerjaan saja.


(56)

penelitian memang mengalami stres akan tetapi tidak hanya karena pekerjaan akan tetapi juga dari kehidupan sehari-hari.


(57)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa pada tabel 4.4 mengenai masa kerja 11tahun- yang terbanyak 15 subjek penelitian (65,9%) dengan tingkat stres rata-rata. Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan (p=0,02).

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat jumlah penerbangan 20-25 sebanyak 14 orang (82,4%). Terdapat perbedaan bermakna tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Polonia Medan p=0,001 berdasarkan tingkat stres.

6.2. SARAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan agar penambahan jumlah pengatur lalu lintas udara dapat dilakukan dalam menghadapi peningkatan jumlah penerbangan.

Dalam pengaturan pengelolaan bandar udara hendaknya tetap memperhatikan tingkat stres seorang pengontrol lalu lintas udara dalam membuat prosedur atau kebijakan-kebijakan bandara terkait. Termasuk dalam membuat jadwal kerja, durasi kerja ATCs

Diharapkan adanya kerja sama yang baik dengan professional minimum, design work


(58)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ & Sadock VA, Psychological Factor Affecting Physical Conditions in Psychosomatic medicine. Kaplan & Sadock Synopsis of psychiatry 10th

2. NIOSH. Stress at Work. Dikutip 22 Maret 2011, diunduh dari : http://www.cdc.gov/niosh/stresswk.html

ed. Philladelphiam. Lippincot Williams & Wilkins. 2007. P. 813-28.

3. Hopkin VD. Human Factor In Air Traffic Control. Santype International Ltd, Wilts. Tailor & Francis Ltd, 4 John st, London WC1N 2ET. 1995. p. 335.

4. Human Factor Digest No.8 ICAO Circular. Human Factors in Air Traffic Control. Montereal. ICAO. 1993. P. 33-5

5. Brooking JB, Wilson GF, Swain CR. Psychophysiological responses to change in workload during simulated Air Traffic Control in Biological Psychology 42. Elsevier. 1996. 361-377.

6. Wiegmann DA, Shappell SA. Human Factor Analysis of Postaccident Data : Applying Theoritical Taxonomies of Human Error. The Intl J of Aviation Psychology. 1997. 7(1),68-81.

7. Rose RM, Jenkins CD, Hurst MW. Health Change in Air Traffic Controllers : A Prospective Study I. Background and Description. In Psychosomatic Medicine Vol.40. No.2. Maret 1978. P.142-165.

8. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara RI. Air Traffic Services. Dikutip 22 Maret 2011. Diunduh dari http://www.dephub.go.id

9. PT (Persero) Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan. Peak hour, Statitik Angkutan Udara 10 tahun terakhir.

10. Hopkin VD. Effect of the system on the individual controller. In human factors in Air Traffic Control. Santype International Ltd, Wilts. Tailor & Francis Ltd, 4 John st, London WC1N 2ET. 1995. p.336.

11. Palmer S, Cooper C, Thomas K. A Model of work stress to underpin the health and safety executive advice for tackling work-related stress and stress risk assessments. Counselling at work winter 2004. Dikutip 22 Maret 2011. Diunduh dari www.hse.gov.uk/stress/standards P. 2-10 12. Lamontagne LA, Kegel T, Louie Am, Ostry A, Landsbergis PA. A

Systemic Review of The Job Stress Intervention Evaluation literature. 1990-2005. International J Occup environ health. 2007,13.268-280. 13. Costa G. Occupational Stress and Stress Prevention in Air Traffic

Control : literature review. Dikutip 22 maret 2011. Diunduh dari

14. Mogford RH, Achley N. Identifying Controllers Strategies That support the picture. Aviation Human Factors Divisions University of Illionis at Urban. Champaign Savoy, IL. Nasa Ames Research Centre Moffet Field, CA.

15. Air traffic Controlllers. Dikutip 22 Maret 2011. Diunduh dari http://www.natca.org/


(59)

16. Human Factor Digest No.8 ICAO Circular. Human Factors in Air Traffic Control. Montereal. ICAO. 1993. P. 28-31

17. PT. ANGKASA PURA II (Persero) BRANCH OFFICE POLONIA INTERNATIONAL AIRPORT-MEDAN. Standart Operating Procedures (SOP) Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara. Medan. 2010.

18. Khon PM, Macdonald JE. Daily Hassles and Stress Scale. Journal Behavioral Medicine 15: 221-236. Plenum Publisher. 1992.

19. American Psychiatric Association. Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorder. Text Revision. 4th

20. Stress In The Workplace. Meeting The Challenge. Di kutip pada tanggal 30 Desember 2011. Diunduh dari :

edition. Washington DC : APA Press, 2000. P. 679-83.

21. Johnson RW, Mermin GBT, Ressenger M. Employment At Older Ages and The Changing Nature Of Work. Washington. AARP, 601E street, NW, DC 20049. 2007.p. 9-12.

22. Wahyuni AS. Statistika Kedokteran. Bamboedoea Communication. Jl. Cakra Wijiaya II Blok J no. 10. Kav.Diskum Jakarta Timur 13420. 2009. P108-22.


(60)

Lampiran 1.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Yang Terhormat responden,

Saya Dr. Nauli Aulia Lubis yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan” yang merupakan tempat saudara bekerja. Stres ditempat kerja diberbagai profesi berbeda-beda. Stres kerja dapat dicegah, namun perlu diidentifikasi stresor kerja yang ada terlebih dahulu. Oleh karena itu saya tertarik melakukan penelitian ini.

Saya mohon kesediaan saudara untuk turut berpartisipasi aktif dalam penelitian ini. Bila bersedia ikut, saya akan memberikan kuesioner yang akan dipergunakan dalam penelitian. Kuesioner ini dilengkapi dengan petunjuk pengisian, namun demikian, saya akan menjelaskan kepada saudara secara lebih rinci tentang hal-hal yang terkait dengan pengisian kuesioner tersebut dan apabila saudara memerlukan konsultasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor telepon saya 085263359291.

Perlu saudara ketahui, bahwa tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam kuesioner tersebut, semua jawaban tergantung dari pengalaman dan penghayatan pribadi masing-masing. Oleh karena itu, mohon diisi sesuai dengan yang saudara anggap paling sesuai dengan keadaan saudara dan bukan hasil diskusi atau bertanya dengan orang lain.

Anda berhak untuk menolak ikut dalam penelitian ini meskipun anda telah memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.

Semua jawaban kuesioner dan hasil pemeriksaan saudara ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan anda. Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini.

Saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi saudara dalam penelitian ini, dan semuoga hasil dari penelitian ini akan bermanfaat bagi saudara dan perusahaan.

Medan, 01 Mei 2011


(61)

Lampiran 2

DATA SAMPEL PENELITIAN

Nomor : Tanggal

A. Data Demografik

1. Nama :

2. Umur : / (Tahun/ bulan)

3. Jenis Kelamin : Laki-laki/ perempuan

4. Alamat : Medan / luar medan

5. Pekerjaan : Bekerja / tidak bekerja

6. Pendidikan : SD/ SMP/ SMA/ Perguruan Tinggi


(62)

Lampiran 3

FORMULIR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan saya telah dijawab oleh dokter. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan penjelasan, saya akan mendapat jawaban dari dr. Nauli Aulia Lubis.

Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut dalam penelitian ini, dan surat persetujuan ini saya buat tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Tanda tangan :

Nama :

Jenis kelamin :

Tanggal :

Medan,...2011 Yang memberi penjelasan yang membuat persetujuan

Dr. Nauli Aulia lubis ...

Saksi-saksi

1... ... 2... ...


(63)

Lampiran 4


(64)

(65)

Lampiran 5


(66)

Lampiran 6

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 1.Personil Penelitian

Nama : dr. Nauli Aulia Lubis

Jabatan : peserta PPDS-I Kedokteran Jiwa FK USU/RSHAM 2. Biaya Penelitian

1. Persiapan proposal : Rp 600.000,-

2. Akomodasi dan transfortasi : Rp 200.000,-

3. Penyusunan dan penggandaan hasil : Rp 1.000.000,-

4. Seminar hasil penelitian : Rp 2.000.000,- +

Jumlah : Rp 3.800.000

3. Jadwal Penelitian Waktu Kegiatan

April 2011

Mei 2011

Juni 2011 Juni 2011 Persiapan

Pelaksanaan Penyusunan Laporan Seminar Hasil


(67)

Lampiran 7

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi

Nama : dr. Nauli Aulia Lubis Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal lahir : Riau/ 13 Juni 1977

Agama : Islam

Alamat : Komp. Perhubungan

Jl. Penerbangan V. No. 96. Padang Bulan

Telepon : 085363359291

Email :

Riwayat Pendidikan

Tahun 1984-1989 : SD Negeri 018 Dumai-Riau Tahun 1990-1992 : SMPN Bukit Jin Dumai-Riau Tahun 1993-1995 : SMA Negeri 7 Medan

Tahun 1996-2003 : Pendidikan Dokter Umum di Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sumatera Utara Tahun 2009- sekarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis

Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Riwayat Pekerjaan

Tahun 2006- 2007 : Dokter PTT di Puskesmas Telo

Kecamatan Pulau-pulau Batu-Nias Selatan. Tahun 2007 – 2009 : Dokter PNS di Puskesmas Plus Teluk

Dalam-Nias Selatan

Tahun 2009-sekarang : Mengikuti Program Belajar Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas


(68)

Lampiran 8

Tabel Data Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan Bulan Mei 2011

NO Nama Umur Jenis

Kelamin

Jumlah Penerbangan

Masa Kerja Tingkat

Stres

1 AP 2 1 1 4 3

2 ED 2 1 2 3 4

3 AN 5 1 3 5 3

4 SW 4 1 1 4 3

5 DM 2 1 3 3 4

6 VC 2 2 3 3 4

7 KL 2 1 3 3 3

8 EA 2 1 1 3 3

9 AP 2 1 3 3 4

10 IN 2 1 2 3 4

11 AM 5 1 2 4 3

12 UZ 4 1 3 4 4

13 RK 3 1 3 3 3

14 SO 3 1 3 3 4

15 ST 4 1 2 4 3

16 MW 5 1 3 4 3

17 HS 5 1 1 4 3

18 HP 5 1 2 3 3

19 JY 3 1 3 4 4

20 RD 5 1 2 4 3

21 HA 2 1 3 3 4

22 HR 6 1 3 2 4

23 NH 3 1 3 3 2

24 ED 6 1 3 5 4

25 BI 6 1 1 4 3

26 SR 2 1 3 3 4

27 SD 6 1 2 2 3

28 BV 3 1 3 3 4

29 AH 5 1 3 3 4

30 HM 2 1 2 3 3

31 SN 5 1 1 5 3

32 YL 2 2 3 3 4

33 MR 2 1 2 3 3

34 IY 2 1 3 3 5

35 ZF 6 1 3 5 5

36 UA 2 2 2 3 4

37 IN 2 1 1 3 2

38 LA 3 1 3 3 5


(69)

41 SS 4 1 3 3 2

42 DN 3 1 3 3 3

43 RM 4 1 2 3 2

44 JM 2 1 3 3 2

45 SD 5 1 2 5 3

46 BH 2 1 1 3 4

Keterangan :

Umur

35- : 1

40- : 2

45- : 3

50- : 4

55-60 : 5

Jenis kelamin

Laki-laki : 1

Perempuan : 2

Masa kerja

≤1 : 1

1- : 2

11- : 3

21- : 4

31-40 : 5

Jumlah Penerbangan

10- : 1

15 : 2

20-25 : 3

Tingkat Stres

Stres sangat rendah 51-55 : 1

Stres rendah 56-75 : 2

Stres rata-rata 76-115 : 3

Stres Tinggi : 4


(1)

(2)

(3)

Lampiran 6

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 1.Personil Penelitian

Nama : dr. Nauli Aulia Lubis

Jabatan : peserta PPDS-I Kedokteran Jiwa FK USU/RSHAM 2. Biaya Penelitian

1. Persiapan proposal

: Rp 600.000,-

2. Akomodasi dan transfortasi : Rp 200.000,-

3. Penyusunan dan penggandaan hasil : Rp 1.000.000,-

4. Seminar hasil penelitian

: Rp 2.000.000,- +

Jumlah : Rp 3.800.000

3. Jadwal Penelitian Waktu Kegiatan

April 2011

Mei 2011

Juni 2011 Juni 2011 Persiapan

Pelaksanaan Penyusunan Laporan Seminar Hasil


(4)

Lampiran 7

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi

Nama

: dr. Nauli Aulia Lubis

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/ Tanggal lahir

: Riau/ 13 Juni 1977

Agama

: Islam

Alamat

: Komp. Perhubungan

Jl. Penerbangan V. No. 96. Padang Bulan

Telepon

: 085363359291

Email

:

Riwayat Pendidikan

Tahun 1984-1989

: SD Negeri 018 Dumai-Riau

Tahun 1990-1992

: SMPN Bukit Jin Dumai-Riau

Tahun 1993-1995

: SMA Negeri 7 Medan

Tahun 1996-2003

: Pendidikan Dokter Umum di

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sumatera Utara

Tahun 2009- sekarang

: Program Pendidikan Dokter Spesialis

Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa di Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Riwayat Pekerjaan

Tahun 2006- 2007 : Dokter PTT di Puskesmas Telo

Kecamatan Pulau-pulau Batu-Nias Selatan.

Tahun 2007 – 2009

: Dokter PNS di Puskesmas Plus Teluk

Dalam-Nias Selatan

Tahun 2009-sekarang : Mengikuti Program Belajar

Pendidikan Dokter Spesialis di

Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara


(5)

Lampiran 8

Tabel Data Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan Bulan Mei 2011

NO Nama Umur Jenis Kelamin

Jumlah Penerbangan

Masa Kerja Tingkat Stres

1 AP 2 1 1 4 3

2 ED 2 1 2 3 4

3 AN 5 1 3 5 3

4 SW 4 1 1 4 3

5 DM 2 1 3 3 4

6 VC 2 2 3 3 4

7 KL 2 1 3 3 3

8 EA 2 1 1 3 3

9 AP 2 1 3 3 4

10 IN 2 1 2 3 4

11 AM 5 1 2 4 3

12 UZ 4 1 3 4 4

13 RK 3 1 3 3 3

14 SO 3 1 3 3 4

15 ST 4 1 2 4 3

16 MW 5 1 3 4 3

17 HS 5 1 1 4 3

18 HP 5 1 2 3 3

19 JY 3 1 3 4 4

20 RD 5 1 2 4 3

21 HA 2 1 3 3 4

22 HR 6 1 3 2 4

23 NH 3 1 3 3 2

24 ED 6 1 3 5 4

25 BI 6 1 1 4 3

26 SR 2 1 3 3 4

27 SD 6 1 2 2 3

28 BV 3 1 3 3 4

29 AH 5 1 3 3 4

30 HM 2 1 2 3 3

31 SN 5 1 1 5 3

32 YL 2 2 3 3 4

33 MR 2 1 2 3 3

34 IY 2 1 3 3 5

35 ZF 6 1 3 5 5

36 UA 2 2 2 3 4

37 IN 2 1 1 3 2

38 LA 3 1 3 3 5

39 CR 2 2 2 2 3


(6)

42 DN 3 1 3 3 3

43 RM 4 1 2 3 2

44 JM 2 1 3 3 2

45 SD 5 1 2 5 3

46 BH 2 1 1 3 4

Keterangan :

Umur

35-

: 1

40-

: 2

45-

: 3

50-

: 4

55-60

: 5

Jenis kelamin

Laki-laki

: 1

Perempuan

: 2

Masa kerja

≤1

: 1

1-

: 2

11-

: 3

21-

: 4

31-40

: 5

Jumlah Penerbangan

10-

: 1

15

: 2

20-25

: 3

Tingkat Stres

Stres sangat rendah 51-55

: 1

Stres rendah 56-75

: 2

Stres rata-rata 76-115

: 3

Stres Tinggi

: 4