Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi dan Aksesibilitas Masyarakat Dalam Penggunaan Pembayaran Non Tunai di Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di Provinsi Sumatera Utara,
kedudukan, fungsi dan peranan kota Medan cukup penting dan strategis secara
regional. Bahkan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Medan sering
digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintah daerah.
Secara finansial, pengolahan keuangan kota Medan mengalami peningkatan,
dilihat dari data Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan,
sepanjang 2014 realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Medan tercapai
sebesar Rp.1,3 triliun dari target Rp.1,6 triliun. Sedangkan realisasi belanja tidak
langsung tercapai Rp.3,6 triliun dari target Rp.4,6 triliun. Bahkan, dari total
realisasi anggaran pendapatan belanja negara (APBD) tahun 2014 masih terdapat
sisa kas Pemko Medan yakni sisa lebih dari pembiayaan Rp.330 miliar, dimana
dananya di kas Pemko Medan Rp.298 miliar, dan kas Badan Layanan Umum
Daerah (BULD) Pirngadi sebesar Rp.31 miliar. Adapun APBD Kota Medan 2015
senilai Rp.4,68 triliun, lalu dalam perubahan bertambah Rp.411,02 miliar menjadi
Rp5,09 triliun(bpkd.pemkomedan.go.id, 2015).
Aliran uang kartal di Medan selama Agustus 2015 menunjukkan posisi net

inflow senilai Rp 1,98 triliun. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Provinsi
Sumut, inflow tercatat senilai Rp 2,43 triliun dan outflow Rp 450 miliar. Posisi
net inflow menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian di Kota Medan yang

1
Universitas Sumatera Utara

merupakan daerah hinterland di Sumut mulai menggeliat. Tentu pertambahan
jumlah uang kartal tersebut menjadi sinyal positif terhadap kemungkinan
membaiknya perekonomian di Medan.
Transaksi tanpa uang tunai (cashless) juga ikut mempengaruhi jumlah uang
kartal yang beredar di Medan. Hanya saja uang beredar di masyarakat dalam
perhitungannya tidak akan berubah jika model transaksi diubah dari tunai
berbentuk e-money atau uang elektronik.Hanya saja, nantinya jika masyarakat
lebih banyak mengandalkan transaksi secara elektronik, akan mengurangi beban
BI untuk memusnahkan uang kartal yang beredar (medanbisnisdaily.com, 2015).
Bank Indonesia (BI) mendorong gerakan less cash society (LCS) atau
penggunaan uang elektronik di sembilan kota di Indonesia, dan salah satunya
adalah di kota Medan. Jumlah mesin ATM di kota Medan saat ini sudah mencapai
1821 mesin (Bank Indonesia, 2015). Meningkatnya perkembangan penggunaan

non tunai dapat dilihat dari jumlah kartu APMK (ATM, kredit dan debet) pada
tabel 1.1 yang semakin meningkat disetiap tahunnya, disusul dengan
bertambahnya jumlah mesin ATM dan EDC (tabel 1.2). Ditambah lagi dengan
kehadiran ATM sepeda motor di kota Medan tentunya sangat membantu para
nasabah

yang

mengendarai

sepeda

motor

dalam

melakukan

transaksi


(sumut.antaranews.com, 2014).

2
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
Jumlah Kartu ATM, Debet dan Kartu Kredit Tahun 2011-2015
Periode

Jumlah Kartu

2011
2012
2013
2014
Okt 14
Nov 14
Des 14
Jan 15
Feb 15

Mar 15
Apr 15
Mei 15
Jun 15
Jul 15
Ags 15
Sep 15
Okt15**
2015*

78.170.692
92.569.720
104.553.973
121.871.551
119.137.881
120.291.253
121.871.551
123.264.334
124.700.342
125.965.337

127.262.856
127.118.535
128.917.118
130.698.344
131.586.332
133.612.134
136.243.023
136.243.023

Transaksi

Rata-rata harian

Volume
Nominal (juta rp)
2.471.651.630 2.659.643.780,68
3.045.688.161 3.266.920.778,24
3.749.307.179 4.020.740.014,89
4.332.016.225 4.700.130.894,70
376.104.355

407.135.514,17
371.459.591
397.266.457,11
406.687.615
444.361.751,32
384.221.740
409.280.177,57
358.333.342
374.738.369,29
399.941.123
423.025.049,28
393.146.760
414.535.349,83
406.673.099
426.948.434,19
403.749.148
439.681.590,10
421.989.106
458.784.973,61
403.597.396

435.081.827,66
399.084.021
426.799.742,62
410.354.118
433.250.945,56
3.981.089.853 4.242.126.459,71

Volume Nominal (jutarp)
6.771.648
7.286.695,29
8.321.552
8.926.013,06
10.272.074
11.015.726,07
11.868.538
12.877.070,94
12.132.399
13.133.403,68
12.381.986
13.242.215,24

13.118.955
14.334.250,04
12.394.250
13.202.586,37
12.797.619
13.383.513,19
12.901.327
13.645.969,33
13.104.892
13.817.844,99
13.118.487
13.772.530,14
13.458.305
14.656.053,00
13.612.552
14.799.515,28
13.019.271
14.034.897,67
13.302.801
14.226.658,09

13.237.230
13.975.836,95
13.095.690
13.954.363,35

*Data tahun 2016 s.d bulan oktober 2015
**Data bulan Oktober 2015 merupakan proxy dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun
2014
Sumber : Bank Indonesia, 2015

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa perkembangan penggunaan kartu
pembayaran non tunai mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dilihat dari
jumlah kartu yang dikeluarkan bank setiap tahunnya mengalami peningkatan
mulai dari tahun 2011 sebesar 78.170.692 sampai tahun 2015 sebesar
136.243.023. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat untuk
menggunakan kartu pembayaran non tunai mulai tinggi. Namun tidak sebanding
dengan volume transaksi setiap tahunnya yang mengalami naik turun.

3
Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.2
Jumlah Mesin ATM dan Mesin EDC Tahun 2012-2015
Periode

Mesin ATM

Mesin EDC

2012
2013
2014
Okt 14
Nov 14
Des 14
Jan 2015
Feb 2015
Mar 2015
Apr 2015
Mei 2015

Jun 2015
Jul 2015
Ags 2015
Sep 2015
Okt 2015
2015

63.406
75.877
89.561
84.785
86.156
89.561
89.890
90.038
90.218
90.392
90.563
92.725
93.261
93.582
94.138
97.653
97.653

357.513
634.729
842.651
817.671
828.341
842.651
839.608
860.824
883.763
897.973
923.528
943.318
953.965
959.624
971.522
1.008.197
1.008.197

Sumber : Bank Indonesia, 2015

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa perkembangan mesin ATM dan
mesin EDC mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dilihat dari jumlah mesin
ATM dan mesin EDC yang dikeluarkan bank setiap tahunnya mengalami
peningkatan mulai dari tahun 2012 sebesar 63.406 dan 357.513 sampai tahun
2015 sebesar 97.653 dan 1.008.197. Hal

ini

menunjukkan

bahwa

semakin

banyaknya masyarakat yang sudah mulai menggunakan kartu non tunai sehingga
permintaan fasilitas harus juga sejalan ditingkatkan.
BI terus melakukan sosialisasi dan sebagai perwujudan dari program
penggunaan transaksi nontunai kepada masyarakat, BI Perwakilan Wilayah IX
(Sumut dan Aceh) bekerja sama dengan BNI, BRI, Bank Mandiri dan BCA
meluncurkan Kawasan Nontunai pertama di Universitas Sumatera Utara (USU).

4
Universitas Sumatera Utara

Saat ini mesin EDC Brizzi di USU sebanyak 17 EDC. Sementara total di Sumut,
sebanyak 2.725 EDC.
Kawasan non tunai

di USU dilaksanakan karena di sini banyak

mahasiswa yang mempunyai daya serap penggunaan uang non tunai lebih cepat
yang diharapkan nanti penyebarannya ke masyarakat juga dapat lebih cepat.
Untuk tahap pertama ini diluncurkan 4.250 kartu yang kosong oleh empat bank
tersebut dengan total 19 EDC. BNI sudah menempatkan EDC nya di sejumlah
tempat seperti Bandara KNIA, stasiun, mal-mal dan sebagainya. Sementara itu,
Ebeneser Girsang,Pemimpin WilayahBRISumutmenyebut pihaknya menyediakan
17 EDC di USU, sedangkan EDC yang ada di Sumut mencapai 2.725 unit.
Keempat bank itu mengeluarkan kartu non tunai sebagai pembayaran yang sah
dengan nama berbeda-beda. BNI meluncurkan 'TapCash", BRI dengan "Brizzi",
BCA "Flazz" dan Bank Mandiri "e-Money" (hariansib.com, 2014). BNI

Kantor

Wilayah Medan menargetkan dapat menambah mesin EDC di wilayah Sumatera
Utara (Sumut)-Aceh menjadi 3.000 unit dari posisi akhir tahun lalu yang sebanyak
2.336 unit. Sejalan dengan itu, bank tersebut juga menargetkan transaksi
perbankan yang menggunakan layanan mesin EDC dapat mencapai Rp 2 triliun
dari posisi akhir tahun yang senilai Rp 1,4 triliun. Penambahan mesin EDC
tersebut tentu juga sejalan dengan bertambahnya jumlah merchant yang pada
akhir tahun 2012 tercatat ada 1905 merchant (ers/tribun-medan.com, 2013).
Disamping itu, sebanyak 1.532 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di
Medan bakal interkoneksi antarbank. Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk
melakukan transfer antarbank.Volume transfer intrabank pada 2012 tercatat

5
Universitas Sumatera Utara

536.886.936 dengan nilai nominal Rp 1,27 triliun. Sementara hingga posisi
sampai pada Februari 2013, volume transfer intra bank mencapai 231.437.391
dengan nominal Rp 231,437 miliar. Sedangkan volume transfer antarbank pada
2012 tercatat 147.785.639 dengan nilai Rp 261,88 miliar. Sampai pada posisi
Februari 2013 volume transfer antarbank sudah mencapai 39.933.083 dengan nilai
Rp 64,936 miliar (medanbisnisdaily.com, 2013).
Seiring dengan tingginya volume dan nilai transfer intra dan antarbank,
jumlah Alat Pembayaran Menggunakan Kartu(APMK)seperti kartu ATM juga
mengalami pertumbuhan dari tahun ketahun(medanbisnisdaily.com, 2013).
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi dan
Aksesibilitas Masyarakat Dalam Penggunaan Pembayaran Non Tunai Di Kota
Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka rumusan
masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam
penggunaan kartu pembayaran non tunai di kota Medan?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi aksesibilitas masyarakat dalam
penggunaan kartu pembayaran non tunai di kota Medan?

6
Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untukmengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat
dalam penggunaan kartu pembayaran non tunai di kota Medan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

aksesibilitas

masyarakat dalam penggunaan kartu pembayaran non tunai di kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari peneltian ini antara lain dapat menjadi
manfaat akademis atau pengembangan ilmu pengetahuan dan manfaat praktis
sebagai berikut.
a. Manfaat Akademis
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah ilmu pengetahuan
dan penerapan ilmu pengetahuan penulis, khususnya mengenai
perbankan.
2. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi
atau referensi, dapat dipakai sebagai data sekunder.

7
Universitas Sumatera Utara

b. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan masukan untuk membantu pihak Bank Indonesia
dalam rangka menyusungrand design upaya peningkatan penggunaan
sistem pembayaran non tunai di kota Medan. Di samping itu, hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaku industri atau
penyedia jasa sistem pembayaran non tunai dalam melakukan perluasan
kegiatannya.Penelitian ini juga bermanfaat bagi perbankandan masyarakat
sebagi pelaku dari fasilitas sistem pembayaran elektronik.

8
Universitas Sumatera Utara