Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Kedai Kopi di Kota Medan
DI KOTA MEDAN
(Studi Kasus : Kecamatan Medan Selayang, Kotamadya Medan)
SKRIPSI
MUHAMMAD KHALIQI 100304029
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KEDAI KOPI
DI KOTA MEDAN
(Studi Kasus : Kecamatan Medan Selayang, Kotamadya Medan)
SKRIPSI
MUHAMMAD KHALIQI 100304029
AGRIBISNIS
Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
(Dr. Ir, Salmiah, M. S) (Sri Fajar Ayu, S. P, M. M, D.BA NIP. 195702171986032001 NIP. 197008272008122001
)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Kedai Kopi di Kota Medan. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S dan Ibu Sri Fajar Ayu,S.P, M. M, D. BA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengkaji karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi, Mengkaji motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi, Menganalisis faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi di Kota Medan dan Mengkaji kriteria kedai kopi yang ideal menurut konsumen.
Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis faktor dengan menggunakn software SPSS. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
Hasil penelitian berdasarkan analisis faktor didapat lima faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap preferensi konsumen terhadap kedai kopi yaitu pendapatan, informasi, kenyamanan, fasilitas dan teman.
(4)
iv
RIWAYAT HIDUP
MUHAMMAD KHALIQI lahir di Banda Aceh pada tanggal 23 Juni 1993 anak dari Bapak Armanto dan Ibu Wiwik Widayanti, S. Pd. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar Swasta Al-Azhar Medan tamat tahun 2004. 2. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama Swasta Al-Azhar Medan tamat
tahun 2006.
3. Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Medan tamat tahun 2009. 4. Tahun 2010 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur UMB-PTN (Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri).
5. Bulan Juli-Agustus 2013 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Rampah Estate, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai,
Provinsi Sumatera Utara.
6. Bulan April 2014 melakukan penelitian skripsi di Kota Medan.
7. Ketua Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP), Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Periode 2013-2014
8. Anggota Musyawarah Pertimbangan Agung (MPA) POPMASEPI Periode 2011-2013.
(5)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul ini adalah Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Kedai Kopi di Kota Medan. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M. S selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Sri Fajar Ayu, SP, M.M, D.BA sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.
3. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya pegawai Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi.
4. Institusi/ Dinas dan responden yang terkait dengan penelitian penulis.
Segala hormat dan terima kasih khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda Armanto dan Ibunda Wiwik Widayanti, S. Pd atas kasih sayang, motivasi, dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis dan juga kepada kakak Tika Kardina, S.E, Widya Ardianti Putri, A.Md serta abang Erwin Zuhri Nasution, S.Si yang telah
(6)
vi
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Anak-anak BADMAN dan KUMPET-KEMPET yang selalu memberikan motivasi kepada penulis serta teman-teman angkatan 2010 di Program Studi Agribisnis yang lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kebaikan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan khususnya bagi penulis pribadi. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
(7)
ABSTRAK ... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1. Perilaku Konsumen ... 9
2.2.2. Proses Pengambilan Keputusan ... 10
2.2.3. Strategi Pemasaran ... 12
2.3 Penelitian Terdahulu ... 15
2.4 Kerangkan Pemikiran ... 16
2.5 Hipotesis Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18
3.2 Metode Penentuan Sampel ... 18
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 19
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 19
3.5 Metode Analisis Data... 20
3.6 Definisi dan Batasan Operasional ... 24
3.5.1 Definisi Operasional ... 24
3.5.2 Batasan Operasional ... 25
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 26
4.1.1. Medan Selayang ... 27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan... 28
5.1.1 Jenis Kelamin ... 28
5.1.2 Umur ... 29
(8)
viii
di Kota Medan ... 33 5.2.1 Pola Konsumsi Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan ... 33 5.2.2 Motivasi Konsumen Datang ke Kedai Kopi di Kota Medan ... 36 5.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen dalam Memilih Kedai Kopi di Kota Medan ... 38
5.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen dalam Memilih Kedai Kopi ... 39 5.4 Kriteria Kedai Kopi yang Ideal Menurut Konsumen di Kota Medan 46 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 52
6.2 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA
(9)
Tabel Judul Hal 1 Konsumsi Kopi di Indonesia Tahun 2010-2016 2 2 Perkembangan Luas Lahan Areal dan Produksi Kopi di
Sumatera Utara 2007-2011
2
3 Karakteristik Konsumen Kedai Kopi Berasarkan Jenis Kelamin
28 4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur 30 5 Karakteristik Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan
Berdasarkan Pekerjaan
31
6 Karakteristik Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan Berdasarkan Pendapatan Konsumen
32
7 Pola Konsumsi Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan 33 8 Frekuensi Konsumen Datang ke Kedai Kopi di Kota Medan 35 9 Motivasi Konsumen Datang ke Kedai Kopi di Kota Medan 36 10 Nilai Communality 11 variabel (berdasarkan urutan terbesar) 39 11 Fasilitas Kedai Kopi yang Ideal Menurut Konsumen 47 12 Lokasi Kedai Kopi yang Ideal Menurut Konsumen 48 13 Promosi yang Ideal Menurut Konsumen 49 14 Citarasa Produk Kopi dari Sebuah Kedai Kopi yang Ideal
Menurut Konsumen
50
15 Media Iklan yang Efektif Digunakan Kedai Kopi Menurut Konsumen
(10)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal
1 Tipe-tipe Perilaku Konsumen 8 2 Tahapam-tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian 10
(11)
Lampiran Judul
1 Hasil Analisis Faktor Menggunakan SPSS 2 Kuesioner Penelitian
(12)
iii
ABSTRAK
MUHAMMAD KHALIQI (100304029) dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Kedai Kopi di Kota Medan. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S dan Ibu Sri Fajar Ayu,S.P, M. M, D. BA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengkaji karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi, Mengkaji motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi, Menganalisis faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi di Kota Medan dan Mengkaji kriteria kedai kopi yang ideal menurut konsumen.
Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis faktor dengan menggunakn software SPSS. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
Hasil penelitian berdasarkan analisis faktor didapat lima faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap preferensi konsumen terhadap kedai kopi yaitu pendapatan, informasi, kenyamanan, fasilitas dan teman.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangKopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Komoditas ini diperkirakan menjadi sumber pendapatan utama tidak kurang dari 1,84 juta keluarga yang sebagian besar mendiami kawasan pedesaan di wilayah-wilayah terpencil. Selain itu, komoditas ini juga berperan penting dalam penyediaan lapangan kerja di sektor industri hilir dan perdagangan. Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang mampu menyumbang devisa yang cukup besar. Pada tahun 2010 luas areal kebun kopi mencapai 1.162.810 ha dengan produksi 686,92 ton dan volume ekspor 433.595 ton atau setara dengan US$ 814.311.000 (Deptan, 2011).
Dengan melihat prospek dari segi agribisnis kopi di Indonesia hal ini memberikan sebuah peluang usaha bagi setiap produsen. Peluang usaha ini bukan hanya di sektor hulu namun juga di sektor hilir dari usahatani kopi. Demi mengikuti keinginan konsumen, produsen kopi juga terus berinovasi dan memberikan banyak pilihan kepada konsumen terhadap produk akhir kopi.
Pada saat ini konsumen kopi menganggap kopi bukan sekedar minuman pelengkap namun dianggap sebagai minuman pokok bagi konsumen yang kecanduan terhadap minuman ini. Beberapa penikmat kopi juga menganggap kopi sebagai suatu lifestyle. Pola konsumsi kopi saat ini bukan hanya diminum di pagi
(14)
2
hari saja namun di setiap waktu. Tren ini bukan hanya ada dikalangan konsumen dewasa namun juga dikalangan remaja.
Tabel 1. Konsumsi Kopi di Indonesia Tahun 2010-2016 No. Tahun Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kebutuhan Kopi (Kg)
Konsumsi Kopi (Kg/kapita/tahun)
1 2010 237,000,000 190,000,000 0,80
2 2011 241,000,000 210,000,000 0,87
3 2012 245,000,000 230,000,000 0,94
4 2013 ** 249,000,000 250,000,000 1,00
5 2014 ** 253,000,000 260,000,000 1,03
6 2015 ** 257,000,000 280,000,000 1,09
7 2016 ** 260,000,000 300,000,000 1,15
Keterangan: *Estimasi
Sumber :
Tingkat konsumsi kopi di Indonesia yang terus meningkat membuat seluruh sub sektor agribisnis terus berusaha untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen tersebut terhadap kopi. Terutama di sektor hulu perkembangan luas lahan meningkat setiap tahunnya. Peningkatan luas lahan ini juga diikuti Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu produsen kopi di Indonesia. Perkembangan luas areal ini selaras dengan peningkatan produksi kopi dari Provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kopi di Sumatera Utara
2007-2011.
Tahun Arabika Robusta
Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)
2007 53.869,36 42.222,57 25.110,74 8.592,92
2008 56.390,81 45.351,99 23.993,36 8.573,32
2009 57.141,89 45.482,81 22.403,10 8.238,61
2010 57.721,06 42.755,11 20.988,50 7.844,94
2011 59.144,67 48.354,26 20.976,39 8.393,18
(15)
Dengan meningkatnya industri di sektor hulu harus diimbangi dengan perkembangan sektor hilir komoditi kopi. Peningkatan sektor hilir ini bermunculan untuk mengakomodir seluruh produksi kopi yang terus meningkat setiap tahunnya agar ada tempat untuk mengelolah kopi jadi produk akhir. Sektor hilir dari komoditi kopi ini bisa berupa industri kopi kemasan dan industri kedai kopi.
Menurut AEKI (2013), industri kedai kopi menengah merupakan industri kopi yang tergolong pada industri pengolahan kopi yang menghasilkan kopi bubuk atau produk kopi olahan lainnya seperti minuman kopi yang produknya dipasarkan di wilayah kecamatan atau kabupaten tempat produk tersebut dihasilkan.
Kemunculan berbagai kedai kopi yang ada membuat konsumen memiliki pilihan yang banyak terhadap kedai kopi yang ada. Sehingga akan ada sebuah ketertarikan konsumen untuk memilih (preferensi) terhadap sebuah kedai kopi. Dalam menganalisis preferensi konsumen, perlu diperhatikan determinan yang menjadi dasar perilaku konsumen itu sendiri. Determinan ini dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu serta proses psikologis konsumen (Kotler, 1997).
Kota Medan sebagai salah satu kota metropolitan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, Kota Medan menjadi tempat yang sangat potensial untuk memasarkan produk akhir kopi dalam segala jenis. Seiring berjalannya waktu
(16)
4
peningkatan jumlah kedai yang memasarkan produk akhir kopi tumbuh secara pesat untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Kota Medan.
Pertumbuhan penduduk Kota Medan yang begitu pesat dan meningkatnya jumlah penikmat kopi di Kota Medan membuat sebuah peluang bisnis yang sangat baik untuk membuka kedai-kedai kopi. Sehingga di Medan sangat mudah didapat kedai-kedai kopi yang menyediakan berbagai hal jenis olahan kopi seperti Kopi Tubruk, Cappucino, Latte, Espresso, kopi luwak dan Breve. Kelima produk ini merupakan produk olahan akhir dari kopi yang cukup diminati konsumen yang dijual secara kemasan maupun melalui kedai-kedai kopi yang ada di Medan. Kondisi ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan dalam memilih kedai kopi.
Namun pada dasarnya tidak semua kedai kopi yang ada di Kota Medan dapat keuntungan yang besar. Ada beberapa kedai kopi yang ada di Kota Medan tutup karena kalah bersaing dengan kedai kopi yang menawarkan fasilitas lebih dibandingkan dengan kedai kopi tersebut. Hal ini dikarenakan produsen kedai kopi tersebut tidak mengetahui bagaimana karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih kedai kopi, apa saja yang menjadi kriteria yang ideal untuk membuka kedai kopi yang disukai oleh konsumen dan apa motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi.
(17)
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka dalam penelitian ini akan diteliti lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan :
1. Bagaimana karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi di Kota Medan? 2. Apa yang menjadi motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi di Kota
Medan ?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi di Kota Medan?
4. Bagaimana kriteria kedai kopi yang ideal menurut konsumen di Kota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengkaji karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi. 2. Mengkaji motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi
3. Menganalisis faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi di Kota Medan.
4. Mengkaji kriteria kedai kopi yang ideal menurut konsumen.
1.4. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi bagi :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik kedai untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap kedai kopi dan kriteria kedai kopi yang ideal.
(18)
6
3. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti dan dapat menambah wawasan peneliti terhadap preferensi konsumen dalam memilih kedai kopi.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevalusian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan Perilaku konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan pembelian sebagai contoh untuk barang berharga jual rendah maka proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh memperoleh, memakai dan mengkonsumsi suatu produk. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi (Hawkins dkk, 1992).
Pengambilan keputusan konsumen berbeda dengan menurut jenis keputusan pembelian. Asseal membedakan menjadi empat tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembelidan tingkat perbedaan merek,
(20)
8
Gambar 1. Tipe-tipe perilaku konsumen
1. Perilaku membeli yang rumit ( Complex Buying Behavior)
Perilaku membeli yang rumit ini membutuhkan keterlibatan tinggi dalam pembelian. Perilaku ini menyingkapkan adanya perbedaan-perbedaan yang jelas di antara merek-merek yang ada. Perilaku ini terjadi ketika membeli barang-barang yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat menunjukan jati diri dari sang pembeli. Contoh produk ini seperti mobil, pakaian, televisi dan jam tangan.
2. Perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan (Dissonance Reducing Buying Behavior)
Perilaku membeli mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumen menyadari hanya sedikit perbedaan antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk mahal, tidak sering dilakukan dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan antara merek tidak terlihat. Contoh produk ini seperti karpet, keramik dan pipa.
Complex Buying Behavior Variety seeking Buying Behavior Rissonance Reducing Buying Behavior Habitual Buying Behavior P E R B E DAAN M E R E K B ANYAK S E DI KI T KETERLIBATAN
(21)
3. Perilaku membeli karena kebiasaan (Habitual Buying Behavior)
Dalam hal ini, konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen membeli produk tersebut terus menerus karena konsumen telah mengenal produk yang sedang dikonsumsi. Setelah membeli konsumen tidak pernah mengevaluasi mengapa mereka membeli produk tersebut. Hal ini dikarenakan konsumen tidak terlibat langsung terhadap produk. Perilaku ini biasa pada konsumen gula, garam, kopi dan beras.
4. Perilaku membeli dengan keragaman ( Variety Seeking Buying Behavior)
Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah namun terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman bukan kepuasan. Jadi merek disini bukan menjadi suatu yang mutlak. Sebagai market-leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok dan promosi-promosi yang dapat meningkatkan konsumen. Perilaku ini terjadi pada konsumen yang membeli produk yang beraneka ragam dan harga murah sehingga konsumen sering berganti-ganti membelinya (Simamora, 2001).
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Perilaku Konsumen
Mowen (1990) mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Definisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok.
(22)
10
dengan penerimaan, konsumsi, dan diakhiri dengan penentuan (disposition). Tahap penerimaan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap produk, tahap konsumsi menganalisa bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah selesai menggunakan produk tersebut.
2.2.2. Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan yang dibuat oleh konsumen sangat erat kaitannya dengan tingkat keterlibatan konsumen. Memahami tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk berarti perusahaan mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang terlibat atau tidak dalam memilih suatu produk (Susilowaty, 2001).
Lima tahapan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen yaitu, pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan hasil penilaian konsumen terhadap produk yang telah dibeli.
Gambar 2. Tahapan-tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Proses pembelian selalu dimulai dengan pengenalan kebutuhan, yaitu persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Konsumen yang telah
Pengena -lan Kebutu-han Penca-rian Informa-si Evaluasi Alterna-tif Proses Pembe-lian Perilaku Pasca pembe-lian
(23)
mengenali kebutuhannya akan terlibat dalam pencarian informasi adalah tahap kedua dari proses pengambilan keputusan, didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan.
Evaluasi alternatif didefinisikan sebagai proses dimana alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tindakan pembelian merupakan tahap besar terakhir dari proses keputusan pembelian, dimana membeli, dan bagaimana membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan dan atau perbedaan individu. Setelah pembelian terjadi, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya.
Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk dan merek pada setiap periode tertentu. Berbagai macam keputusan mengenai aktivias kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang
(24)
12
mempengaruhi dan terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut (Sumarwan, 2004).
Dalam pengambilan keputusan tersebut, menurut Engel et al perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Pengaruh lingkungan, yang meiluti lingkungan sosial, kelas sosial dan keluarga.
2. Perbedaan individu yang meliputi sumberdaya konsumen, motivasi, keterlibatan, pengaruh sikap, gaya hidup dan kepribadian.
3. Proses psikologis yang meliputi pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku konsumen (Engel, 1994).
2.2.3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah suatu rencana yang terintegrasi untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang akan digunakan untuk oleh perusahaan untuk melayani konsumen sasaran perusahaan.
Pendekatan strategi pemasaran yang digunakan untuk kedai kopi adalah dengan menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, tempat, harga dan promosi (Kotler, 2000).
Produk (Product)
Produk dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan dan memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Strategi produk merupakan kombinasi dari bauran produk, lini produk, merek, kemasan, dan label.(Kotler, 2000)
(25)
Beberapa hal yang mendasari sebuah produk adalah citarasa, aroma, kemasan dan merek dari produk tersebut.
Harga (Price)
Harga sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk dan jasa. Harga juga diartikan sebagai jumlah niali yang dipertukarkan konsumen untuk memiliki atau menggunakan jasa dan produk.
Dalam menentukan harga produk terdapat enam tahap yang harus dilakukan yaitu: a. Memilih tujuan penentuan harga
b. Menentukan permintaan c. Memperkirakan biaya d. Menganalisa harga pasar
e. Memilih metode penetapan harga f. Memilih harga akhir
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendaoatan. Meskipun faktor non harga menjadi penting akhir-akhir ini, harga tetap merupakan elemen terpenting yang menentukan pasar dan keuntungan perusahaan (Kotler, 2000).
(26)
14
Tempat (Place)
Ketersediaan produk di pasar merupakan hal yang penting diperhatikan oleh produsen. Dengan ketersediaan produk di pasar, tepat waktu, tempada dan guna akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. Oleh karena itu kesuksesan pemasaran harus diawali dengan kemampuan untuk memilih dan menggunakan saluran distribusi yang tepat. Pemilihan saluran distribusi dapat didasarkan pada ciri produk yang akan dijual, ciri pasar dan ciri produsen
Berdasarkan ciri produk, tempat distribusi akan semakin panjang jika nilai unit produk rendah, cakupannya luas dan bersifat musiman. Berdasarkan ciri pasar, suatu produk akan memiliki saluran distribusi yang panjang bila produk sering dibeli konsumen. Agar pemasaran menjadi efektif, pemilihan saluran pemasaran dimulai dari tingkat yang paling tinggi, yaitu saluran yang langsung berhubungan dengan konsumen (Parkinson dan Pamilia, 2004).
Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kunci dari kampanye penjualan. Promosi terdiri dari kumpulan kiat intensif yang beragam, kebanyakan berjangka waktu pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen. Bauran pemasaran memiliki empat alat komunikasi utama yang terdiri dari iklan, promosi dan hubungan masyarakat.
Keberhasilan suatu promosi yang dilakukan dinilai dari preferensi masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, promosi merupakan suatu
(27)
kegiatan yang sangat menentukan dalam mengingkatkan nilai penjualan dan pertumbuhan produknya (Kotler, 2000).
2.3. Penelitian terdahulu
Mogesta (2000) meniliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian kopi instan (kasus di Kotamadya Bogor), dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor merupakan bagian dari analisis multivariate. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh lima komponen utama yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli kopi instan. Komponen utama variabel pengaruh teman, pengaruh keluarga dan pengaruh penjual. Pada komponen utama kedua terdapat empat variabel yang tersusun atas variabel tidak menyisakan serbuk kasar, kemudahan diperoleh, praktis dan manfaat. Komponen utama ketiga adalah kemasan, merek, dan rasa, sedangkan komponen utama keempat adalah sumber informasi, promosi penjualan dan iklan. Alasan membeli dan harga adalah variabel penciri dari komponen utama kelima.
Sitorus (2007) meniliti faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen kopi terhadap kopi sachet. Rasa dan aroma merupakan faktor pertimbangan utama bagi konsumen. Hal ini menuntut produsen untuk terus berinovasi dalam rasa dan kemasan. Selain itu citra dan merek menjadikan preferensi konsumen dalam memilih kopi sachet. Sehingga merek yang efektif akan memberikan karakter produk dengan khas dan memberi kekuatan emosional dari citra produk.
(28)
16
2.4. Kerangka pemikiran
Kopi merupakan salah satu komoditas prioritas pengembangan di Indonesia. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah konsumsi kopi di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Medan. Meningkatnya konsumsi kopi ini selaras dengan bertumbuhnya kedai-kedai kopi yang ada di Kota Medan guna untuk memenuhi permintaan konsumen.
Pertumbuhan kedai-kedai kopi dikota Medan membuat para konsumen memiliki banyak pilihan kedai kopi mana yang menurut konsumen sebagai kedai kopi yang ideal dan sesuai dengan keinginan. Kedai-kedai kopi yang ada selalu berinovasi dari segi produk, tempat maupun harga yang merupakan bauran dalam pemasaran.
Dari bauran pemasaran ini akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih kedai kopi yang ada di Kota Medan. Perilaku konsumen ini dipengaruhi oleh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis konsumen.
Perilaku konsumen ini menentukan kriteria konsumen dan motivasi dalam memilih kedai kopi yang ada di Kota Medan. Dari kriteria konsumen ini akan di dapat faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih kedai kopi di Kota Medan. Produsen kedai kopi akan memiliki suatu landasan dalam membuka kedai kopi dari pendapat konsumen dalam menentukan sebuah kedai kopi yang ideal. Sehingga produsen tidak mengalami kerugian karena tidak mengetahui kritera konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih kedai kopi.
(29)
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut ;
Keterangan :
= Menyatakan pengaruh. = Adanya Hubungan.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
2.5. Hipotesis Penelitian.
Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ada pengaruh dari faktor-faktor preferensi konsumen dalam memilih kedai kopi di Kota Medan
Konsumen Kopi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Dalam Memilih Kedai Kopi
Karakteristik Konsumen dan motivasi konsumen dalam memilih kedai
kopi
Preferensi Konsumen Dalam Memilih
Kedai Kopi
Kriteria Kedai Kopi yang Ideal Menurut
(30)
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian menggunakan metode pursposive sampling. Metode purposive sampling adalah penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan tujuan dari penelitian. Kemudian dipilih pengambilan sampel keputusan (Judgement Sampling) karena dipercaya memiliki posisi terbaik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Selayang dengan pertimbangan karena Kecamatan Medan Selayang merupakan kecamatan yang memiliki perumahan yang padat dan dekat dengan aktifitas konsumen. Selain itu dikarenakan permasalahan izin dipilih 2 kedai kopi yang telah memberikan izin yaitu Kedai Kopi Ulee Kareeng dan Kedai Kopi Coffe Cangkir.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental Sampling yaitu menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapapun yang sedang mengkonsumsi kopi di kedai kopi. Dilakukannya Accidental Sampling karena jumlah populasi penikmat kopi di Kota Medan yang tidak terdata.
(31)
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 90 responden dengan alasan untuk penelitian yang menggunakan analaisis data dengan statistik regresi ukuran sampel paling kecil adalah 30 responden. (Wirartha, 2006)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang menggambarkan suatu keadaan dari variabel tertentu yang kemudian dirubah dalam bentuk skoring. Data kualitatis Seperti data dari faktor – faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka dan menunjukkan suatu jumlah. Data kuantitatif seperti data tingkat konsumsi kopi dan produksi kopi di Provinsi Sumatera Utara.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dengan melakukan survei kepada konsumen dan data sekunder yang di dapat dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia dan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survey atau wawancara secara langsung kepada konsumen yang sedang menikmati kopi di kedai kopi yang ada di Kota Medan.
(32)
20
Pertanyaan yang terstruktur adalah pertanyaan yang dibuat dengan sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternative saja atau kepada satu jawaban saja. Responden yang diambil adalah responden yang dianggap memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan penelitian.
Penyebaran kuisioner ini dilakukan setiap hari . Waktu penyebaran kuesioner dilakukan pada pukul (12.00-21.00 WIB). Waktu ini dipilih dengan pertimbangan pada waktu itu adalah waktu yang biasanya konsumen mengkonsumsi kopi di kedai kopi sehingga diharapkan dapat memberikan kesimpulan yang dapat mewakili populasi konsumen kopi yang ada di Kota Medan.
3.5 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini dilakukan dua analisis yaitu analisis deskriptif dan analisis faktor.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta serta hubungan dari fenomena yang diteliti. (Nazir, 1998)
Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengkaji bagaimana karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi, mengkaji motivasi konsumen dalam memilih kedai kopi dan kriteria kedai kopi yang ideali menurut konsumen.
(33)
Analisis Faktor
Kerlinger (1990) mengungkapkan bahwa faktor adalah gagasan atau konsep suatu hipotesis yang sungguh-sungguh ada yang mendasari suatu tes, skala, aitem dan pengukuran-pengukuran dalam banyak hal. Jadi analisis faktor bermanfaat untuk mengurangi pengukuran-pengukuran dan tes-tes yang beragam supaya menjadi sederhana.
1) Confirmatory Factor Analysis
Model yang diasumsikan untuk menggambarkan, menjelaskan atau menghitung data empirik. Konstruksi dari model ini berdasar pada informasi yang apriori mengenai sifat dari struktur data atau isi dari teori (Joreskog & Sorbon, 1989 dalam Crowley & Fan, 1997).
2) Exploratory Factor Analysis
Model yang diaplikasikan untuk mengeksplorasi data yang ada mengenai jumlah karakteristiknya, sifat-sifat yang menarik dan hubungan-hubungan yang mungkin ada. Exploratory Factor Analysis ini berguna untuk tujuan menggenerasikan struktur, model-model teoritis dan mengetes hipotesis (Gorsuch, 1983 dalam Crowley & Fan, 1997). Pada penelitian ini yang digunakan adalah analisis faktor eksploratori (exploratory factor analysis). Menurut Panter,dkk (1997) aplikasi dari exploratory factor analysis adalah mengidentifikasi makna, konstrak atau dimensi yang dievaluasi oleh kovarians yang diobservasi yang meliputi sifat yang diobservasi, respon, tanda dan symton. Model ini secara umum dijelaskan sebagai perilaku yang diobservasi yang dapat digambarkan dalam bentuk konstrak tertentu
(34)
22
secara eksak antara indeks perilaku spesifik yang diobservasi tertentu yang bervariasi atau operasionalisasi dan konstruks tertentu yang berhubungan.
Model-model dari analisa faktor mempunyai peranan penting didalam memformulasikan model konsep didalam kepribadian dan untuk menguji secara empiris berbagai instrumen yang mengukur kepribadian (Panter,dkk, 1997).
Analisis faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama konsumen dalam menentukan kedai kopi. Analisis faktor digunakan karena data hasil penilitian berupa data yang berskala ordinal. Analisis faktor digunakan untuk menjawab permasalahan 3 pada penelitian ini meskipun terdapat subjektiftivitas pada jawaban responden.
Variabel asal yang diteliti meliputi variabel -variabel yang dipertimbangkan dalam menentukan kedai kopi. Variabel -variabel ini adalah :
1. Variabel asal yang menginterpretasikan perbedaan individu antara lain pendapatan (X1) dan pengetahuan/ informasi (X2)
2. Variabel asal yang mengiterpretasikan pengaruh lingkungan adalah teman (X3)
3. Variabel yang menginterpretasikan atribut kedai kopi antara lain promosi(X4),
harga(X5), citarasa(X6), lokasi (X7), fasilitas (X8), kebersihan(X9), iklan (X10)
dan pelayanan (X11)
Variabel -variabel tersebut ditentukan berdasarkaan teori perilaku konsumen yang menerangkan mengenai variabel -variabel yang menginterpretasikan perbedaan
(35)
individu, pengaruh lingkungan dan atribut kedai kopi. Selain itu, variabel -variabel tersebut ditentukan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai perilaku konsumen.
Data hasil penelitian mengenai variabel tersebut diuji menggunakan alat pengujian berdasarkan korelasi antar variabel , yaitu Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency (KMO-MSA) dan Barlett Test. Pengujian ini dilakukan karena analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel . Oleh karena itu, seharusnya ada korelasi yang cukup kuat diantara variabel sehingga akan terjadi pengelompokan. Jika sebuah variabel berkorelasi lemah dengan variabel lainnya maka akan dikeluarkan dari analisis faktor.
Hipotesis untuk signifikansi Barlett Test adalah :
Ho = Variabel-variabel asal belum memadai untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi.
H1= Variabel-variabel asal sudah memadai untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi.
Kriteria dengan melihat probabilitas (signifikansi) :
a. Angka sig> 0,05 berarti variabel -variabel asal kurang signifikan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi (H0 diterima)
(36)
24
b. Angka sig< 0,05 berarti variabel -variabel asal cukup signifikan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi (H0 ditolak)
Angka MSA berkisar dari 0 sampai 1 dengan kriteria :
a. MSA = 1 berarti pengaruh suatu variabel asal terhadap proses keputusan memilih kedai kopi dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel asal lainnya
b. MSA > 0,5 berarti pengaruh suatu variabel asal terhadap proses keputusan memilih kedai kopi masih dapat diprediksi oleh variabel asal lainnya dan variabel asal tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
c. MSA <0,5 berarti pengaruh suatu variabel asal terhadap proses keputusan memilih kedai kopi tidak dapat diprediksi oleh variabel asal lainnya dan pengaruh variabel asal tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
3.6 Definisi dan Batasan Operasional. 3.6.1. Definisi Operasioanal
Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiaran dan pengertian dari beberapa istilah dalam penelitian ini.
1. Konsumen adalah individu yang membeli dan mengkonsumsi kopi. 2. Preferensi adalah perilaku pemilihan konsumen terhadap kedai kopi.
3. Produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya melalui proses produksi sehingga mendapatkan hasil akhir dari
(37)
produksi tersebut. Dalam penelitian ini produk merupakan kopi yang disajikan di kedai kopi.
4. Harga adalah berapa besar uang yang harus dikorbankan atau di bayarkan konsumen untuk mendapatkan segelas kopi.
5. Lokasi adalah suatu daerah dimana usaha kedai kopi dijalankan.
6. Promosi adalah sebuah cara atau alat yang digunakan untuk menaikkan nama kedai kopi.
7. Motivasi adalah dorongan dalam diri konsumen untuk datang ke kedai kopi yang diinginkan.
3.6.2. Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di kedai kopi yang ada di Kota Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
2. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2014. 3. Sampel penelitian adalah konsumen yang sedang membeli atau mengkonsumsi
kopi di kedai kopi yang telah memberikan berikan izin untuk melakukan penelitian.
(38)
26
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1. Deskriptif Wilayah Penelitian
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan Sensus Penduduk 2012 , penduduk Medan berjumlah 2.122.804 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.047.875 laki-laki dan 1.074.929 perempuan. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan
dihitungnya jumlah
dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).
Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
(39)
4.1.1. Medan Selayang.
Kecamatan Medan Selayang merupakan kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas wilayah sekitar 7,78 Km2 dengan ketinggian wilayah 30 meter diatas permukaan laut. Secara geografis, di sebelah utara Kecamatan Medan Selayang berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Sunggal, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Tuntungan, sebelah timur berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Polonia dan sebelah barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Baru.
Pada tahun 2012, jumlah penduduk Kecamatan Medan Selayang sebanyak 100.455 jiwa penduduk dimana jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah 33.063 jiwa penduduk dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kelurahan Beringin yaitu dengan jumlah 8.506 jiwa penduduk.
Kecamatan Medan Selayang merupakan kecamatan yang memiliki banyak perumahan penduduk baik perumahan mewah maupun sederhana. Selain itu di Kecamatan Medan Selayang termasuk kedalam daerah industri terdapat 70 restoran dan 286 rumah makan yang terdapat di Kecamatan Medan Selayang (BPS, 2012)
(40)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan
Dari 90 kuesioner yang diolah dapat dilihat karakteristik konsumen kedai kopi di Kota Medan. Karakteristik konsumen yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan dan penghasilan konsumen kedai kopi di Kota Medan. Karakteristik konsumen kedai kopi ini akan mendasari apa motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi.
5.1.1. Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian dengan memberikan kuesioner kepada 90 konsumen kedai kopi, jumlah konsumen kedai kopi di dominasi oleh laki-laki. Lebih dari separuh konsumen berjenis kelamin laki-laki. Jumlah konsumen kedai kopi laki-laki di Kota Medan sebesar 67 konsumen atau 74,4% sedangkan jumlah konsumen kedai kopi perempuan di Kota Medan sebesar 23 konsumen atau 25,5 %.
Tabel 3. Karakteristik Konsumen Kedai Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 67 74,4
Perempuan 23 25,5
Total 90 100
Konsumen yang berjenis kelamin laki-laki lebih sering datang ke kedai kopi. Hal ini dikarenakan konsumen laki-laki datang ke kedai kopi untuk mengistirahatkan diri dari kegiatan seharian. Selain itu konsumen datang ke kedai kopi dikarenakan untuk mengembalikan fokus dari konsumen karena di dalam kopi mengandung kafein.
(41)
Penelitian yang cukup luas telah dilakukan tentang kandungan kafein pada kopi. Kafein merupakan zat pahit dan secara bawaan tidak disukai namun memberikan suatu efek yang baik bagi seorang konsumen. Efek positif dari kandungan kafein pada kopi adalah untuk merubah emosi sesorang menjadi lebih bersemangat dan memberikan efek ketergantungan terhadap rasa dari kopi tersebut. (Gibney et al, 2009)
Selain itu, efek dari kafein juga mampu meningkatkan optimisme dan percaya diri konsumen, serta menghilangkan kejenuhan dan keletihan dari kegiatan sehari-hari konsumen. Kafein juga memberikan efek meningkatkan kapasitas fisik dan mental dan juga mampu memberikan efek melejitkan potensi yang tersembunyi dalam diri. Bukti ilmiah tentang efek kandungan kafein ini sangat banyak salah satunya Universitas Harvard pada tahun 1996, hasilnya adalah konsumen hanya membutuhkan sedikitnya 100 g atau sebesar 120 ml kopi per hari untuk mendapatkan efek dari kafein yang terdapat pada kopi tersebut.(Weinberg dan Bealer, 2002)
5.1.2. Umur
Pengelompokan usia antara 18 tahun sampai 45 tahun yang dibagi atas 6 kelompok usia. Pengelompokan ini didasarkan kemampuan konsumen untuk menerangkan suatu kedai kopi yang diinginkan dan dari segi ekonomi. Dimana usia 17 tahun dan dibawahnya merupakan usia dimana dalam pengambilan
(42)
30
Usia 18-25 tahun merupakan usia masa perubahan, dimana pada kelompok usia ini cenderung memiliki peghasilan yang masih rendah dan kebanyakan kelompok ini masih diberikan oleh orang tuanya. Usia 26 – 30 tahun merupakan kelompok usia dimana merupakan masa pembentukan rumah tangga, 31- 35 tahun kelompok usia ini merupakan kelompok usia dimana terfokus terhadap peningkatan karir. Pada usia 36 – 40 tahun merupakan kelompok usia pematangan diri dan pematangan karir. Usia 41 dan seterusnya merupakan kelompok usia dewasa dan sudah matang dalam masalah finansial.
Dari 90 konsumen yang diwanwancari dihasilkan data karakteristik konsumen kedai kopi berdasarkan umur sebagai berikut :
Tabel 4. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur.
Umur Jumlah Persentase
18 – 25 69 76,6
26 – 30 8 8.8
31 – 35 5 5,5
36 – 40 4 4,4
41 – 45 1 1,1
>45 3 3,3
TOTAL 90 100
Konsumen kedai kopi di Kota Medan lebih dari setengah konsumen berusia 18- 25 tahun. Hal ini dikarenakan waktu luang dan lokasi kedai kopi yang berada dekat dengan aktifitas dari kelompok umur ini. Dimana biasanya keberadaan kedai kopi terletak disekitaran kampus dan kantor sehingga konsumen pada kelompok ini dapat dengan mudah untuk mengakses kedai kopi ini. Kelompok usia ini biasanya ke kedai kopi dengan alasan untuk mengerjakan tugas ataupun hanya untuk mengisi waktu luang.
(43)
Kelompok usia 26-30 tahun hanya ada sekitar 8 konsumen atau sebesar 8,8% , kelompok usia 31-35 tahun berjumlah 5 konsumen atau sebesar 5,5%, kelompok usia 36-40 tahun berjumlah 4 konsumen atau sebesar 4,4%, kelompok usia 41-45 tahun berjumlah 1 konsumen atau sebesar 1,1% dan kelompok usia > 45 tahun berjumlah 3 konsumen atau sebesar 3,3%. Kelima kelompok umur tersebut memilih ke kedai kopi kebanyaka dengan alasan untuk mengerjakan tugas kantor atau melakukan pertemuan bisnis sehingga konsumen membutuhkan tempat yang luas dan nyaman. Selain itu, konsumen pada kelompok umur ini datang ke kedai kopi juga dengan alasan untuk menghilangkan kejenuhan dari aktifitas seharian.
5.1.3. Pekerjaan
Dari 90 konsumen yang diwanwancari dihasilkan data karakteristik konsumen kedai kopi berdasarkan pekerjaan sebagai berikut :
Tabel 5. Karakteristik Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persantase
Mahasiswa 54 60
PNS 7 7,7
Karyawan Swasta 18 20
Wiraswasta 9 10
Pegawai BUMN 2 2,2
Total 90 100
Dari hasil wawancara kepada 90 konsumen kedai kopi di Kota Medan didapat hasil sebesar 54 konsumen sebagai mahasiswa atau sebesar 60%. Dimana sebanyak 54 konsumen mahasiswa ini memiliki beberapa alasan mengapa mereka datang ke kedai kopi di waktu tertentu. Beberapa alasan seperti mengerjakan tugas dan hanya sekedar berkumpul dengan teman. Sehingga pada kelompok konsumen
(44)
32
wifi dan memberikan kenyamanan untuk mengerjakan beberapa aktifitas di dalam kedai kopi tersebut.
Sebesar 7 konsumen kedai kopi di Kota Medan memiliki pekerjaan sebagai PNS. Sebesar 18 konsumen atau 20 % konsumen memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta. Sebesar 9 konsumen atau 10% konsumen memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta. Sebesar 2 konsumen atau 2,2% konsumen memiliki pekerjaan sebagai pegawai BUMN. Biasanya keempat kelompok konsumen ini datang ke kedai kopi pada waktu sore hari dan malam hari setelah selesai bekerja seharian. Hal ini dikarenakan alasan dari keempat kelompok konsumen ini datang ke kedai kopi dikarenakan untuk menghilangkan rasa kejenuhan dari aktifitas seharian.
5.1.4. Pendapatan
Dari 90 konsumen yang diwanwancari dihasilkan data karakteristik konsumen kedai kopi berdasarkan pendapatan sebagai berikut :
Tabel 6. Karakteristik Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan Berdasarkan Pendapatan Konsumen
Pendapatan Jumlah Persentase
< Rp. 500.000 - -
Rp.500.000 – Rp. 999.999 25 27,7
Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 30 33,3
Rp.2.000.000 – Rp. 2.999.999 7 7,7
Rp. 3.000.000 – Rp. 3.999.999 8 8,8
>Rp. 4.000.000 20 22,2
Total 90 100
Sebanyak 30 konsumen memiliki pendapatan sebesar Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 atau sebesar 33,3%. Kelompok pendapatan ini cendereung dimiliki oleh konsumen mahasiswa. Hal ini juga sama seperti kelompok pendapatan sebesar
(45)
Rp. 500.000 – Rp. 999.999. Terdapat 25 konsumen atau sebesar 27,7%. Kelompok pendapatan ini juga cenderung konsumen mahasiswa yang pendapatannya masih di berikan oleh orang tua konsumen masing-masing.
Sedangkan konsumen dengan kelompok pendapatan Rp. 2.000.000 – Rp. 2.999.999 terdapat 7 konsumen atau sebesar 7,7%, kelompok pendapatan Rp. 3.000.000 – Rp. 3.999.999 terdapat 8 konsumen atau sebesar 8,8% dan kelompok konsumen yang berpenghasilan lebih dari Rp. 4.000.000 terdapat 20 konsumen atau sebesar 22,2%. Kelompok pendapatan ini merupakan kelompok pendapatan yang sudah termasuk matang dalam finansial, sehingga konsumen yang memiliki pendapatan lebih tinggi ini akan lebih sering untuk meminum kopi di kedai kopi.
5.2. Pola Konsumsi dan Motivasi Konsumen Untuk Datang ke Kedai Kopi di Kota Medan.
5.2.1. Pola Konsumsi Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan
Ada 4 pola konsumsi konsumen kedai kopi di Kota Medan. Pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Keempat waktu mengkonsumsi ini berdasarakan hasil penelitian sebagai berikut :
Tabel 7. Pola Konsumsi Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan
Waktu Mengkonsumsi Jumlah Persantase
Pagi Hari 12 13,3
Siang Hari 5 5,5
Sore Hari 38 42,2
Malam Hari 34 37,7
Total 90 100
(46)
34
datang ke kedai kopi di pagi hari dengan alasan untuk memberikan semangat sebelum memulai kegiatan, sehingga konsumen mengkonsumsi kopi terlebih dahulu di kedai kopi.
Terdapat 5 konsumen atau sebesar 5,5% yang memilih untuk datang ke kedai kopi pada siang hari. Para konsumen yang datang di siang hari ini cenderung untuk makan siang di kedai kopi tersebut. Hal ini dikarenakan sekarang kedai kopi bukan hanya menyajikan kopi saja namun juga meyajikan makanan – makanan berat. Sehingga konsumen datang ke kedai kopi bukan hanya untuk sekedar meminum kopi saja namun dapat memesan menu makanan yang lebih berat.
Sebanyak 38 konsumen atau sebesar 42,2% konsumen memilih untuk datang ke kedai kopi pada sore hari. Konsumen yang memilih sore hari memiliki alasan sore hari merupakan waktu rehat dari aktifitas seharian. Sore hari merupakan waktu yang sangat ramai di kedai kopi. Tidak hanya konsumen mahasiswa namun juga para pekerja yang baru selesai bekerja biasanya datang ke kedai kopi. Sehingga sore hari merupakan salah satu waktu yang ramai di kedai kopi. Sore hari dipilih oleh konsumen dikarenakan sore hari merupakan waktu istirahat dari segala aktifitas sehingga pada sore hari banyak konsumen yang datang ke kedai kopi.
Sisanya sebesar 34 konsumen atau sebesar 37,7% konsumen memilih untuk datang ke kedai kopi pada malam hari. Sama halnya dengan konsumen yang memilih meminum kopi pada sore hari, konsumen yang memilih waktu datang ke
(47)
kedai kopi pada malam hari juga memiliki alasan untuk beristirahat dari kegiatan seharian selain itu juga untuk berjumpa dengan teman-teman untuk bercerita.
Frekuensi konsumen datang ke kedai kopi di Kota Medan dibagikan menjadi 5 kelompok seperti dibawah ini :
Tabel 8. Frekuensi Konsumen Datang ke Kedai Kopi di Kota Medan
Frekuensi Jumlah Persentase (%)
Seminggu sekali 28 31,1
Seminggu dua kali 17 18,8
Seminggu tiga kali 10 11,1
Setiap hari 22 24,4
Sebulan sekali 13 14,4
Total 90 100
Sebanyak 28 konsumen atau sebesar 31,1% konsumen memilih datang ke kedai kopi seminggu sekali. Hal ini dikarenakan kesibukan aktifitas konsumen sehingga hanya memiliki waktu seminggu sekali datang ke kedai kopi. Sama halnya seperti konsumen yang datang ke kedai kopi seminggu dua kali dan tiga kali, sebanyak 17 konsumen atau sebesar 18,8% datang ke kedai kopi seminggu dua kali. Sebanyak 10 konsumen atau sebesar 11,1% memilih datang ke kedai kopi seminggu 3 kali.
Konsumen yang dianggap sangat sering datang ke kedai kopi atau setiap hari datang ke kedai kopi sebanyak 22 konsumen atau sebesar 24,4%. Konsumen pada kelompok ini dapat dikatakan sebagai konsumen yang sudah kecanduan dengan kopi sehingga setiap hari harus meminum kopi. Hal ini menyebabkan konsumen lebih sering untuk datang ke kedai kopi.
(48)
36
Dan sisanya sebanyak 13 konsumen memilih sebulan sekali datang ke kedai kopi. Kelompok ini termasuk kedalam konsumen yang sangat jarang datang ke kedai kopi. Alasan dari konsumen untuk datang ke kedai kopi biasanya hanya sekedar berjumpa dengan teman atau mengerjakan tugas. Konsumen pada kelompok ini cenderung kelompok konsumen yang tidak kecanduan dengan minuman kopi.
5.2.2. Motivasi Konsumen Datang ke Kedai Kopi di Kota Medan
Pada dasarnya ada beberapa hal yang memotivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi. Motivasi atau dorongan ini bisa berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain. Beberapa hal motivasi yang sudah dikelompokkan adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Motivasi Konsumen Datang ke Kedai Kopi
Motivasi Jumlah Persentase
Hanya sekedar minum kopi 12 13,3
Mengerjakan tugas ( Pertemuan bisnis) 15 16,6
Bertemu dengan teman 50 55,5
Menghilangkan rasa kantuk 10 11,1
Lainnya 3 3,3
Total 90 100
Dari hasil wawancara dengan 90 konsumen didapat sebanyak konsumen konsumen atau sebesar 55,5% datang ke kedai kopi dengan alasan bertemu dengan teman. Motivasi ini merupakan yang terbesar dengan arti hampir setengah dari konsumen datang ke kedai kopi untuk bertemu dengan teman. Menikmati secangkir kopi dan bercerita dengan teman- teman.
(49)
Sebanyak 15 konsumen atau sebesar 16,6% konsumen memilih motivasi datang ke kedai kopi untuk mengerjakan tugas dan pertemuan bisnis. Tidak dapat dipungkiri sekarang ini perkembangan kedai kopi yang terus tumbuh dengan memberikan fasilitas yang baik membuat konsumen bukan hanya sekedar meminum kopi namun juga cocok untuk tempat mengerjakan tugas. Lokasi yang strategis dekat dengan aktifitas konsumen membuat alasan mengapa kedai kopi di pilih menjadi tempat mengerjakan tugas dan melakukan pertemuan bisnis.
Sedangkan sebanyak 12 konsumen atau sebesar 13,3% konsumen memilih datang ke kedai kopi hanya sekedar untuk meminum kopi. Konsumen yang memilih ini cenderung konsumen yang sudah kecanduan dengan kopi, sehingga ketika datang ke kedai kopi hanya sekedar untuk meminum segelas kopi saja. Selanjutnya sebesar 10 konsumen memilih datang ke kedai kopi denga alasan untuk menghilangkan kantuk. Untuk kondisi konsumen ini hal ini terjadi pada konsumen yang memiliki pekerjaan berat sehingga untuk mengembalikan konsentrasi kerjanya biasanya konsumen memilih ke kedai kopi untuk memulihkan konsentrasinya lagi
Dan sisanya sebanyak 3 konsumen atau sebesar 3,3% memilih lainnya. Ada motivasi lain yang mendasari konsumen untuk datang ke kedai kopi seperti untuk meghilangkan kepenatan dan menghilangkan kejenuhan selama bekerja seharian. Alasan ini dipilih sebanyak 3 konsumen dari 90 konsumen yang di wawancarai.
(50)
38
5.3. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen dalam Memilih Kedai Kopi di Kota Medan
Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih kedai kopi di analisis menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah analisis yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang paling mempengaruhi variabel dependen dari serangkaian uji yang dilakukan atas serangkaian variabel independen sebagai faktornya. Dengan menggunakan perhitungan komputer software SPSS 19. Metode analisis yang akan digunakan pada analisis ini adalah dengan menggunakan metode analisis PCA ( Principal Componenct Analysis) agar dapat menentukan hubungan antar setiap variabel-variabel independen satu dengan yang lainnya.
Untuk pengujian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih kedai kopi dilakukan dengan analisis faktor. Terdapat 11 variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih kedai kopi di Kota Medan. Kesebelas variable ini terbagi atas 4 kelompok yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, proses psikologis dan bauran pemasaran.
Dari hasil perhitungan komputer dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil output dengan angka K-M-O MSA ( Kaiser-Mayer-Olkin measure of Sampling) mencapai 0,816 yang lebih besar dari 0,5 dan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih besar dari 0,005 yang artinya seluruh variabel dapat dilakukan analisis lebih lanjut.
(51)
Dalam penelitian ini terjadi hanya satu kali proses pemilihan variable yang layak, hal ini dikarenakan tidak terdapat variable yang memiliki MSA dibawah 0,5 setelah proses pemilihan variable. Pada tabel Anti Image Matrices pada tabel tersebut diterangkan tidak ada variable yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5. Hasil pemilihan ini dari 11 variabel telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis lebih lanjut.
5.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen dalam Memilih Kedai Kopi.
Tabel 10. Nilai Communality 11 Variabel (Berdasarkan Urutan Terbesar) No. Variabel Nilai Respon ( Communality)
1. X1 = Pendapatan 0,766
2. X2 = Informasi 0,722
3. X11= Kenyamanan 0,674
4. X8 = Fasilitas 0,664
5. X3 = Teman 0,661
6. X9 = Kebersihan 0,612
7. X7 = Lokasi 0,601
8. X5 = Harga 0,575
9. X4 = Promosi 0,478
10. X10= Iklan 0,468
11. X6 = Citarasa 0,383
Nilai communalities menunjukkan jumlah keragaman (varian) dari suatu variable mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai communalities sebuah variable berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Tabel 10 merupakan rangkuman hasil penelitian untuk seluruh variable yang mempengaruhi variabel yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi di Kota Medan.
(52)
40
Pendapatan merupakan faktor pertama yang memiliki nilai communality terbesar yaitu 0,766. Pendapatan adalah bagian yang peka bagi konsumen terutama konsumen pada kelompok mahasiswa. Dimana pendapatan dari mahasiswa yang dikelompokkkan pada pendapatan Rp.500.000 – Rp.999.999 membuat konsumen pada kelompok ini lebih memilih kedai kopi yang sederhana dan murah. Selain itu kedai kopi tersebut memberikan kenyamanan dan fasilitas yang lengkap untuk menunjang aktifitas dari konsumen.
Pendapatan merupakan suatu hal yang yang mempengaruhi konsumen dari segi faktor ekonomi. Dimana pada faktor ekonomi terdapat faktor harga dan faktor pendapatan konsumen. Faktor pendapatan merupakan suatu hal yang paling besar mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Dengan besarnya pendapatan konsumen sehinggan konsumen mampu untuk menentukan kepustusan secara objektif terhadap segala kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. (Gilarso,2003)
Variabel informasi merupakan faktor kedua yang teratas dinilai penting dengan nilai communality 0,722. Informasi merupakan suatu hal yang penting dianggap konsumen. Informasi tentang keberadaan kedai kopi sangat penting dianggap oleh konsumen. Informasi tentang kedai kopi ini dapat berasal dari beberapa hal seperti majalah, internet, teman dan lain-lain.
Sumberdaya informasi memainkan suatu peranan penting dalam sebuah bisnis. Keberadaan sebuah informasi meru/pakan gambaran tentang citra sebuah bisnis.
(53)
Dimana citra sebuah bisnis ini merupakan daya tarik bagi kedai kopi sehingga konsumen mengetahui keberadaan sebuah kedai kopi. Media informasi merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan oleh pemilik bisnis dimana dengan menggunakan media informasi yang efektif akan memberikan hasil yang optimal dalam pemberian citra terhadap suatu produk. (Griffin dan Ebbert, 2007)
Kenyamanan mejadi faktor ketiga terbesar yang di perhatikan oleh konsumen dalam memilih kedai kopi. Variabel kenyamanan dinilai penting dengan nilai communality sebesar 0,674. Kenyamanan menjadi perhatian konsumen dalam memilih kedai kopi dikarenakan kedai kopi yang ada di Kota Medan bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk meminum kopi, namun juga dijadikan tempat sebagai pertemuan bisnis dan tempat mengerjakan tugas, sehingga dibutuhkan tempat yang nyaman.
Ada kalanya orang sangat mementingkan tempat membeli makanan, yaitu kenyamanan dari segi tempat dan ruangannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan kenyamanan agar konsumen tidak beralih ke tempat yang lain. Untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen, produsen dapat memberikan musik untuk memberikan rasa yang lebih nyaman kepada konsumen. (Malahayati dan Ramdhan, 2010)
Fasilitas termasuk kedalam faktor keempat yang memiliki nilai terbesar yang diperhatikan konsumen dalam memilih kedai kopi. Variabel fasilitas dinilai
(54)
42
konsumen cenderung untuk menunjang seluruh kegiatan konsumen yang ada di kedai kopi tersebut. Salah satu fasilitas yang wajib dimiliki oleh konsumen adalah adanya wifi dan LCD yang biasanya digunakan untuk acara nonton bareng di kedai kopi tersebut, selain itu ketersediaan listrik juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan konsumen karena listrik berguna untuk kelompok konsumen mahasiswa dan yang lain untuk menyelesaikan tugas dan melakukan pertemuan bisnis.
Fasilitas merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah bisnis. Fasilitas berguna untuk mencapai kenyamanan yang diinginkan konsumen. Suatu bisnis dapat bersaing dengan fasilitas tambahan yang dimiliki bisnis tersebut. Fasilitas tambahan hanya membutuhkan sedikit kreativitas. (Wibowo, 2006)
Teman dianggap sebagai hal yang mempengaruhi konsumen yang kelima hal ini berdasarkan nilai communality pengaruh dari teman sebesar 0,661. Pengaruh dari teman merupakan suatu hal yang mempengaruhi konsumen dalam memilih kedai kopi di Kota Medan dikarenakan kebiasaan dari konsumen kedai kopi yang biasanya datang ke kedai kopi cenderung dikarenakan ajakan teman atau datang ke kedai kopi hanya sekedar untuk bertemu dengan teman saja.
Faktor teman termasuk kedalam faktor sosial dimana orang hidup alam masyarakat dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pengaruh dari teman secara positif maupun negatif merupakan suatu hal yang dapat
(55)
mempengaruhi preferensi konsumen. Selain itu pola hidup seseorang juga mampu mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusannya . (Gilarso,2003)
Variabel keenam yang diperhatikan konsumen dalam memilih kedai kopi adalah variabel kebersihan. Dimana variabel kebersihan ini memberikan nilai communality sebesar 0,612. Kebersihan menjadi perhatian keenam konsumen dikarenakan kebersihan sebenarnya tidak menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh konsumen namun kebersihan menjadi suatu hal yang tidak bisa dilupakan oleh produsen . Hal ini dikarenakan kebersihan akan menimbulkan suatu kesan kenyamanan yang diberikan oleh produsen kedai kopi tersebut.
Faktor kebersihan merupakan suatu faktor yang tidak kalah pentingnya dengan faktor yang lainnya. Dimana faktor ini dapat menentukan keberadaan suatu bisnis terutama bisnis makanan dan minuman. Soal kebersihan dan kenyamanan produk dapat dicerminkan dengan mendaftarkan produk ke dinas kesehatan maupun ke MUI dan Balai Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman.
Lokasi menjadi variabel yang dianggap penting ketujuh oleh konsumen. Lokasi dinilai dengan communality sebesar 0,601. Lokasi menjadi suatu hal yang kurang penting dianggap konsumen dikarenakan keberadaan lokasi dari kedai kopi yang biasanya cenderung terletak di pusat keramaian dan mudah diakses oleh konsumen kedai kopi.
(56)
44
Lokasi yang strategis yaitu lokasi yang mudah dijangkau oleh alat transportasi dan ramai, seperti pasar, kampus, terminal, pinggir jalan dan depan sekolah. Untuk memilih tempat yang strategis juga harus mempertimbangkan beberapa hal seperti biaya sewa toko, retribusi, pengadaan SDM, promosi dan lain-lain. Menentukan sebuah lokasi harus memerhatikan biaya yang dikeluarkan untuk sewa toko tentu saja harga di lokasi yang strategis akan lebih tinggi dari pada tempat yang sepi. Oleh karena itu, produsen harus bias menentukan jika menyewa di tempat yang strategis apakah masih bias mendapatkan untung? Jika masih maka produsen harus memilih lokasi yang strategis. (Malahayati dan Ramdhan, 2010)
Harga menjadi variabel yang diperhitungan oleh konsumen yang kedelapan oleh konsumen. Hal ini dilihat nilai communality sebesar 0,478. Harga tidak menjadi suatu hal yang paling di perhatikan konsumen karena harga sebuah secangkir tidak terlalu mempengaruhi konsumen untuk datang ke kedai kopi. Perilaku konsumen yang ke kedai kopi cenderung untuk bertemu dengan teman dan hanya menyelesaikan tugas sehingga tidak terfokus kepada harga produk kopi tersebut namun terpaku ke pelayanan dan kenyamanan dari sebuah kedai kopi.
Harga merupakan suatu hal yang terpenting dianggap konsumen dalam mempengaruhi preferensi konsumen. Karena itu penentuan harga sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat bersaing denga perusahaan lainnya. Harga yang ditetapkan haruslah mampu menutupi seluruh biaya operasional dan ditambah besar persentase laba. Salah satu prinsip penentuan harga adalah penitikberatkan pada kemauan pembeli terhadap harga yang telah ditentukan
(57)
dengan jumlah yang cukup untuk menutupi biaya operasional yang telah dikeluarkan ditambah dengan persen laba yang diinginkan. (Fuad et al, 2000)
Promosi, iklan dan citarasa menjadi tiga variabel yang paling kurang diperhatikan konsumen untuk datang ke kedai kopi. ketiga variabel ini memiliki nilai communality terkecil. Dimana ketiganya secara berurutan memiliki nilai communality 0,478 , 0,468 dan 0,383. Ketiga variabel ini dianggap kurang penting bagi konsumen kedai kopi dikarenakan kebiasaan konsumen yang mengetahui sebuah kedai kopi dari teman masing-masing sehingga promosi yang diberikan oleh sebuah kedai kopi tidak terlalu memberikan effect yang nyata kepada konsumen untuk datang ke kedai kopi. Sama halnya dengan variabel citarasa kebanyakan konsumen kedai kopi tidak terlalu memikirkan rasa dari produk kopi yang disajikan. Hanya beberapa konsumen yang memerhatikan rasa minuman kopi dari suatu kedai kopi, selainnya hanya menikmati kenyamanan dari kedai kopi yang mereka kunjungi.
Dalam hal pengembangan sebuah usaha juga diperlukan sebuah strategi promosi dan iklan. Promosi adalah usaha sebuah perusahaan untuk memperkenalkan produk dengan memberikan hal yang menarik. Promosi terdapat beberapa macam meliputi publisitas, promo penjualan periklanan dan penjualan langsung. Promo penjualan merupakan upaya untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat. Promo penjualan biasanya seperti memberikan bonus pembelian ataupun diskon kepada setiap pembelia produk. Lain halnya dengan iklan, iklan lebih ditekankan
(58)
46
kepada media yang berupa informasi mengenai sebuah produk dan mengaitkannya dengan dengan produk yang kita jual ( Salim, 2010).
Faktor citarsa merupakan salah satu hal yang dapat mepengaruhi konsumen. Dimana konsumen akan datang berbondong-bondong ke sebuah bisnis jika memiliki citarasa yang khas. Citarasa dari sebuah produk akan memberikan image dari produk. Produk yang mampu memasuki segmentasi pasar dengan baik akan mampu mendapatkan keuntungan yang besar dalam menjalankan usahanya (Ichsanudin, 2006).
5.4. Kriteria Kedai Kopi yang Ideal Menurut Konsumen di Kota Medan. Menentukan kriteria kedai kopi dikota Medan menggunakan analisis deskrptif dimana analisis deskriptif ini dilandasi oleh hasil wawancara kepada 90 konsumen yang datang ke sebuah kedai kopi di Kota Medan.
Ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh konsumen kedai kopi di Kota Medan yaitu fasilitas, lokasi, kebersihan, kenyamanan, citarasa, promosi dan media iklan yang cocok digunakan oleh industri kedai kopi di Kota Medan sehingga produsen dapat membuat kedai kopi yang diinginkan oleh konsumen.
Fasilitas sebuah kedai kopi menjadi sebuah daya tarik dari sebuah kedai kopi. Jika sebuah kedai kopi ingin menarik konsumen dengan jumlah banyak sudah dipastikan seorang produsen harus mampu memberikan fasilitas-fasilitas yang diinginkan oleh konsumen kedai kopi. Dari hasil wawancara didapat hasil berikut
(59)
tentang fasilitas yang diinginkan oleh konsumen yang harus di miliki oleh sebuah kedai kopi :
Tabel 11. Fasilitas Kedai Kopi Ideal yang Harus Dimiliki Menurut Konsumen
Fasilitas Jumlah Persentase
LCD 29 18,0
Wifi 70 43,4
AC 43 26,7
Meeting Room 19 11,8
Total 161 100
Dari hasil wawancara kepada konsumen, konsumen memilih fasilitas wifi sebagai suatu fasilitas yang dianggap penting di sebuah kedai kopi yang ideal di Kota Medan. Keberadaan wifi ini dengan alasan wifi berguna untuk menunjang kerja dari konsumen yang biasanya datang ke kedai kopi untuk menyelesaikan tugas.
Selebihnya fasilitas pelengkap seperti LCD, AC dan meeting room. Ketiga fasilitas ini juga dianggap harus dimiliki oleh sebuah kedai kopi sebagai sebuah fasilitas untuk menunjang aktifitas konsumen seperti untuk nonton bareng dan kenyamanan untuk para konsumen pada kelompok wiraswasta ataupun karyawan swasta untuk melakukan pertemuan bisnis.
Lokasi sebuah kedai kopi menentukan konsumen untuk datang ke kedai kopi. Walaupun lokasi bukan menjadi variabel yang pertama diperhatikan oleh konsumen dalam memilih kedai kopi, tetapi lokasi menjadi suatu hal yang tidak bias dilupakan dalam membangun sebuah industri kedai kopi di Kota Medan. Dari hasil wawancara kepada 90 konsumen didapat hasil sebagai berikut tentang lokasi
(60)
48
Tabel 12. Lokasi Kedai Kopi yang Ideal Menurut Konsumen
Lokasi Jumlah Persentase
Dekat dengan kampus 28 31,1
Dekat dengan rumah 30 33,3
Dekat dengan kantor 17 18,8
Dekat dengan pusat kota 15 16,6
Total 90 100
Dari hasil wawancara 30 konsumen atau sebesar 33,3% konsumen kedai kopi mimilih kedai kopi yang dekat dengan rumah. Hal ini dikarenakan kebiasaan konsumen yang datang ke kedai kopi sore hari dan ketika selesai pulang. Alasan ini yang mendasari mengapa konsumen lebih memilih kedai kopi yang dekat dengan rumah. Setelah konsumen pulang dari beraktifitas sehari-hari untuk menghilangkan penat datang ke kedai kopi sebentar sebelum pulang ke rumah.
Konsumen yang memilih lokasi kedai dekat dengan kampus dan kantor adalah sebanyak 28 dan 17 konsumen atau sebesar 31,1 % dan 18,8% . Alasan yang mendasari konsumen memilih ini adalah karena kedua lokasi ini dianggap dekat dengan keseharian konsumen, sehingga konsumen dapat dengan mudah untuk datang ke kedai kopi dengan melakukan segala kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan konsumen kedai kopi tersebut.
Dan sisanya sebesar 15 konsumen atau sebesar 16,6% memilih lokasi kedai kopi yang terletak di pusat kota. Dalam hal ini konsumen memilih dengan alasan kedai kopi yang terletak di pusat kota lebih mudah diakses oleh konsumen. Biasanya kedai kopi yang berada di pusat kota terletak di Mall atau pusat perbelanjaan modern, sehingga konsumen selain menikmati kopi biasanya konsumen juga akan berbelanja di pusat perbelanjaan tersebut.
(61)
Dari segi promosi, ada beberapa tipe promosi yang diinginkan konsumen untuk sebuah kedai kopi di Kota Medan dengan tujuan agar meningkatkan minat konsumen untuk datang ke kedai kopi. Beberapa promosi yang dianggap harus dimiliki oleh kedai kopi di Kota Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 13. Promosi Kedai Kopi Ideal Menurut Konsumen.
Promosi Jumlah Persentase
Diskon 47 52,2
Hadiah 15 16,6
Sampel gratis 18 20,0
Lainnya 10 11,1
Total 90 100
Dari hasil wawancara, salah satu promosi yang harus dimiliki oleh kedai kopi yang ideal menurut konsumen adalah dengan memberikan diskon. Promosi dengan cara pemotongan harga ini dianggap konsumen sebagai suatu hal yang cocok untuk di aplikasikan kepda kedai kopi yang ideal di Kota Medan. Selebihnya hadiah dan sampel gratis hanya dipilih sebanyak 15 dan 18 konsumen. Dan 10 konsumen memilih lainnya yaitu dengan media promosi seperti sebagai sponsorship dari suatu acara yang juga dapat meningkatkan image dari kedai kopi tersebut
Pada dasarnya citarasa dari kopi tidak terlalu mempengaruhi konsumen untuk memilih sebuah kedai kopi. Namun untuk menjadi sebuah kedai kopi yang ideal menurut konsumen citarasa dari kopi juga harus diperhatikan oleh produsen. Beberapa citarasa dari produk kopi yang dipilih oleh konsumen kedai kopi yang ideal
(62)
50
Tabel 14. Citarasa Produk Kopi dari Sebuah Kedai Kopi yang Ideal Menurut Konsumen.
Citarasa Jumlah Persentase
Rasa yang Pas 25 31,25
Rasa yang Khas 45 56,25
Rasa yang Kuat 5 5,5
Rasa yang Lembut 5 5,5
Total 80 100
Konsumen lebih memilih rasa kopi yang khas dari sebuah kedai kopi ideal. Rasa yang khas dipilih sebanyak 45 konsumen atau sebesar 56,25%. Dimana rasa yang khas ini membuat konsumen akan kembali lagi ke kedai kopi tersebut, sehingga rasa yang khas dari sebuah kedai kopi dapat menjadi daya tark tersendiri dari konsumen untuk datang kembali ke kedai kopi tersebut.
Rasa yang khas artinya kedai kopi tersebut memiliki citarasa kopi yang tidak dimiliki oleh kedai kopi lainnya ataupun memiliki variasi produk yang berbeda dengan kedai kopi yang lain. Variasi dari produk kopi ini memberikan konsumen untuk lebih banyak pilihan terhadap produk akhir kopi. Bukan hanya sekedar kopi biasa namun variasi dengan menambah ice cream ataupun tambahan-tambahan yang memberikan kelezatan tambahan kepada produk akhir kopi tersebut.
Sebuah kedai kopi yang ideal juga harus memiliki suatu media iklan yang tepat digunakan untuk sebuah kedai kopi. Media iklan ini berguna untuk membantu sebuah kedai kopi dalam melakukan publikasi dan informasi tentang kedai kopi tersebut. Sebuah kedai kopi haruslah memilih media iklan yang efektif untuk menjaring konsumen lebih banyak dan memberikan citra yang baik terhadap kedai
(63)
kopi tersebut. Ada beberapa media iklan yang di pertimbangkan oleh konsumen untuk digunakan oleh sebuah kedai kopi ideal sebagai berikut :
Tabel 15. Media Iklan yang Efektif Digunakan Kedai Kopi Menurut Konsumen.
Media Iklan Jumlah Persentase
Billboard 30 27,5
Internet 34 31,19
Radio 22 20,18
Televisi 23 21,10
Total 109 100
Konsumen lebih memilih media iklan yang efektif untuk kedai kopi ideal adalah dengan pemasangan internet ataupu media sosial. Penggunaan media iklan ini dapat menarik minat konsumen agar datang ke sebuah kedai kopi. Sebuah media iklan juga mampu membentuk citra dari produk dan kedai kopi sehingga membantu konsumen untuk memilih kedai kopi yang sesuai dengan kebutuhannya. Media iklan internet merupakan suatu media iklan yang dianggap memiliki biaya yang lebih murah diabndingkan dengan biaya iklan lainnya. Media iklan internet juga merupakan suatu media iklan yang disukai karena kebanyakan konsumen kedai kopi tidak terlepas dari penggunaan internet sehingga internet dianggap sebagai media yang efektif untuk media iklan dari sebuah kedai kopi yang ideal.
(64)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Konsumen Kedai Kopi di Kota Medan
Dari 90 kuesioner yang diolah dapat dilihat karakteristik konsumen kedai kopi di Kota Medan. Karakteristik konsumen yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan dan penghasilan konsumen kedai kopi di Kota Medan. Karakteristik konsumen kedai kopi ini akan mendasari apa motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi.
5.1.1. Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian dengan memberikan kuesioner kepada 90 konsumen kedai kopi, jumlah konsumen kedai kopi di dominasi oleh laki-laki. Lebih dari separuh konsumen berjenis kelamin laki-laki. Jumlah konsumen kedai kopi laki-laki di Kota Medan sebesar 67 konsumen atau 74,4% sedangkan jumlah konsumen kedai kopi perempuan di Kota Medan sebesar 23 konsumen atau 25,5 %.
Tabel 3. Karakteristik Konsumen Kedai Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 67 74,4
Perempuan 23 25,5
Total 90 100
Konsumen yang berjenis kelamin laki-laki lebih sering datang ke kedai kopi. Hal ini dikarenakan konsumen laki-laki datang ke kedai kopi untuk mengistirahatkan diri dari kegiatan seharian. Selain itu konsumen datang ke kedai kopi dikarenakan untuk mengembalikan fokus dari konsumen karena di dalam kopi mengandung kafein.
(65)
Penelitian yang cukup luas telah dilakukan tentang kandungan kafein pada kopi. Kafein merupakan zat pahit dan secara bawaan tidak disukai namun memberikan suatu efek yang baik bagi seorang konsumen. Efek positif dari kandungan kafein pada kopi adalah untuk merubah emosi sesorang menjadi lebih bersemangat dan memberikan efek ketergantungan terhadap rasa dari kopi tersebut. (Gibney et al, 2009)
Selain itu, efek dari kafein juga mampu meningkatkan optimisme dan percaya diri konsumen, serta menghilangkan kejenuhan dan keletihan dari kegiatan sehari-hari konsumen. Kafein juga memberikan efek meningkatkan kapasitas fisik dan mental dan juga mampu memberikan efek melejitkan potensi yang tersembunyi dalam diri. Bukti ilmiah tentang efek kandungan kafein ini sangat banyak salah satunya Universitas Harvard pada tahun 1996, hasilnya adalah konsumen hanya membutuhkan sedikitnya 100 g atau sebesar 120 ml kopi per hari untuk mendapatkan efek dari kafein yang terdapat pada kopi tersebut.(Weinberg dan Bealer, 2002)
5.1.2. Umur
Pengelompokan usia antara 18 tahun sampai 45 tahun yang dibagi atas 6 kelompok usia. Pengelompokan ini didasarkan kemampuan konsumen untuk menerangkan suatu kedai kopi yang diinginkan dan dari segi ekonomi. Dimana usia 17 tahun dan dibawahnya merupakan usia dimana dalam pengambilan
(66)
30
Usia 18-25 tahun merupakan usia masa perubahan, dimana pada kelompok usia ini cenderung memiliki peghasilan yang masih rendah dan kebanyakan kelompok ini masih diberikan oleh orang tuanya. Usia 26 – 30 tahun merupakan kelompok usia dimana merupakan masa pembentukan rumah tangga, 31- 35 tahun kelompok usia ini merupakan kelompok usia dimana terfokus terhadap peningkatan karir. Pada usia 36 – 40 tahun merupakan kelompok usia pematangan diri dan pematangan karir. Usia 41 dan seterusnya merupakan kelompok usia dewasa dan sudah matang dalam masalah finansial.
Dari 90 konsumen yang diwanwancari dihasilkan data karakteristik konsumen kedai kopi berdasarkan umur sebagai berikut :
Tabel 4. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur.
Umur Jumlah Persentase
18 – 25 69 76,6
26 – 30 8 8.8
31 – 35 5 5,5
36 – 40 4 4,4
41 – 45 1 1,1
>45 3 3,3
TOTAL 90 100
Konsumen kedai kopi di Kota Medan lebih dari setengah konsumen berusia 18- 25 tahun. Hal ini dikarenakan waktu luang dan lokasi kedai kopi yang berada dekat dengan aktifitas dari kelompok umur ini. Dimana biasanya keberadaan kedai kopi terletak disekitaran kampus dan kantor sehingga konsumen pada kelompok ini dapat dengan mudah untuk mengakses kedai kopi ini. Kelompok usia ini biasanya ke kedai kopi dengan alasan untuk mengerjakan tugas ataupun hanya untuk mengisi waktu luang.
(1)
6. Pekerjaan : [ ] Mahasiswa [ ] Pegawai Negeri [ ] Karyawan Swast [ ] Wiraswasta [ ] Ibu Rumah Tangga [ ] Lainnya …………(sebutkan) 7. Pendapatan :
8. Seberapa sering anda datang ke kedai kopi? a. Seminggu sekali
b. Seminggu dua kali c. Seminggu tiga kali d. Setiap hari
e. Lainnya (………..)
9. Kapan waktu paling sering anda meminum kopi ? a. Pagi hari
b. Siang hari c. Sore hari d. Malam hari
10.Hal apa yang memotivasi anda untuk datang ke kedai kopi? a. Hanya sekedar minum kopi
b. Mengerjakan tugas ( pertemuan bisnis) c. Bertemu dengan teman
d. Menghilangkan rasa kantuk e. Lainnya (………)
III.Faktor- faktor yang mempengaruhi proses keputusan dalam memilih kedai kopi.
Dibawah merupakan yang anda pertimbangkan dalam menentukan kedai kopi. Menurut pendapat anda, sejauh mana faktor-faktor di bawah ini
mempengaruhi anda dalam memilih kedai kopi.
Petunjuk : Berilah tanda (x) pada jawaban yang menurut anda sesuai.
(2)
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
2. Dari mana anda memperoleh informasi tentang kedai kopi ini ? a. Televisi
b. Radio c. Majalah d. Internet e. Teman
f. Lainnya (………)
3. Apakah pengetahuan/ informasi tentang kedai kopi yang anda peroleh mempengaruhi anda dalam memilih kedai kopi ?
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
4. Apakah menurut anda teman anda mempengaruhi anda dalam memilih kedai kopi?
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
5. Apakah promosi dari suatu kedai kopi mempengaruhi anda untuk memilih kedai kopi?
(3)
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
6. Jika berpengaruh, jenis promosi apa yang biasanya anda pilih ? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Diskon b. Hadiah c. Sampel gratis
d. Lainnya (………..)
7. Menurut anda apakah harga produk dari suatu kedai kopi mempengaruhi anda dalam memilih kedai kopi?
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
8. Menurut anda apakah citarasa produk dari suatu kedai kopi mempengaruhi anda dalam memilih kedai kopi?
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
9. Jika berpengaruh, menurut anda bagaimana citarasa produk dari kedai kopi yang anda inginkan?
(4)
b. Memiliki rasa yang khas c. Memiliki rasa yang kuat d. Memiliki rasa yang lembut
e. Lainnya (………)
10.Apakah menurut anda lokasi mempengaruhi anda dalam memilih kedai kopi? a. Sangat tidak mempengaruhi
b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
11.Jika berpengaruh, lokasi kedai kopi yang anda inginkan ? a. Dekat dengan kampus
b. Dekat dengan rumah c. Dekat dengan kantor
d. Lainnya (………)
12.Apakah menurut anda fasilitas dari sebuah kedai kopi mempengaruhi anda dalam memilih kedai kopi ?
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
13.Jika berpengaruh, menurut anda fasilitas apa yang harus dimiliki oleh sebuah kedai kopi? (boleh memilih lebih dari satu)
a. LCD b. Wifi c. AC
(5)
d. Meeting room
e. Lainnya (………)
14.Apakah menurut anda kebersihan dari sebuah kedai kopi mempengaruhi anda dalam memilih kedai kopi ?
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
15.Apakah menurut anda iklan dari kedai kopi mempengaruhi anda memilih kedai kopi ?
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
16.Jika berpengaruh, media iklan apa yang menurut anda paling efektif digunakan ? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Billboard
b. Internet c. Radio d. Televisi
e. Lainnya (………..)
17.Apakah menurut anda pelayanan dari sebuah kedai kopi mempengaruhi anda untuk memilih kedai kopi ?
a. Sangat tidak mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Cukup mempengaruhi
(6)
d. Mempengaruhi
e. Sangat mempengaruhi
18.Bagaimana kriteria kedai kopi yang ideal menurut anda??
... ... ... ... ... ... ... ... IV. Lain-lain.
... ... ... ... ... ... ... ...