Formulasi dan Uji Efek Anti-Aging Sediaan Masker Sheet yang Mengandung Vitamin B3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit
Kulit merupakan organ terbesar, terluas pada tubuh kita.Rata-rata orang
dewasa memiliki luas kulit sekitar 170-200 cm2 dengan berat antara 15-17 kg
(Tabor dan Blair, 2009).Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta
bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan lokasi tubuh
(Wasitaatmadja,
Konsumen

1997).Kulit

menggunakan

merupakan

produk

target


kosmetik

utama produk

pada

kulit

kosmetik.

mereka

untuk

membersihkan, melindungi, melembapkan, dan sebagainya (Baki dan Alexander,
2015).
2.1.1 Fungsi kulit
2.1.1.1 Fungsipelindung
Lapisan terluar kulit terbuat dari keratin yang berfungsi melindungi tubuh
dari gangguan fisik serta mekanik, gangguan kimia, sinar UV dari matahari, dan

agen penginfeksi seperti bakteri dan jamur (Shai, et al., 2009).Gangguan fisik
serta mekanikdapat dicegah dengan adanya serat elastis pada dermis dan jaringan
lemak subkutan yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh (Mitsui,
1997).
Permukaan kulit dijaga pada pH asam lemah untuk pelindung dari
gangguan kimia (Mitsui, 1997). Kulit yang basa akan dinetralkan oleh film
hidrolipid dan lapisan tanduk sebelum merusak organ di dalamnya. Pada kondisi
normal, kulit manusia memiliki pH asam yang bervariasi pada tiap daerah yaitu
4,5-6,5 (Tabor dan Blair, 2009).
5
Universitas Sumatera Utara

Pigmentasi melanin pada kulit akan menyerap dan melindungi tubuh dari
gangguan radiasi sinar UV. Asam lemak tidak jenuh pada lipid kulit mempunyai
sifat bakterisid dan mencegah pertumbuhan bakteri pada kulit (Mitsui,
1997).Umumnya bakteri pada kulit manusia tidak patogenik sehingga tidak
menyebabkan penyakit tetapi, kerusakan pada kulit seperti luka bakar dapat
menyebabkan infeksi akibat bakteri.Dibandingkan bakteri, beberapa tipe jamur
dapat merusak keratin kulit sehingga infeksi kulit akibat jamur lebih umum terjadi
dibanding infeksi bakteri (Shai, et al., 2009).

Kulit tidak hanya melindungi tubuh dari gangguan lingkungan tetapi juga
mencegah penguapan air dari tubuh (Shai, et al., 2009).Lapisan tanduk terluar
kulit dan lipid permukaan kulit berfungsi melindungi tubuh dari kehilangan cairan
serta pelindung dari gangguan kimiawi (Mitsui, 1997).
2.1.1.2 Thermoregulation
Kulit mengatur suhu tubuh dengan mengubah aliran darah pada kulit
dengan mendilatasi dan konstriksi kapiler darah kulit dan melalui evaporasi
(Mitsui,

1997).Penguapan

air

pada

permukaan

kulit

mempunyai


efek

menyejukkan.Jumlah keringat yang dilepaskan dari kulit bergantung pada
temperatur tubuh dan kondisi lingkungan (Shai, et al., 2009).Pusat pengaturan
suhu tubuh dan keringat berada pada hipotalamus (Mitsui, 1997).
2.1.1.3 Absorpsi
Banyak zat aktif yang diserap melalui kulit ke dalam tubuh.Usia, aliran
darah, suhu tubuh, kandungan air pada lapisan tanduk, tingkat kerusakan lapisan
tanduk, dan kelembapan mempunyai peranan penting pada absorpsi transdermal.
Ada dua jalur absorpsi pada kulityaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar
sebaseus pada folikel rambut (Mitsui, 1997).
6
Universitas Sumatera Utara

2.1.1.4 Fungsi lain
Lapisan dermis terdiri dari banyak saraf yang mentransmisi sensasi dari
sentuhan, tekanan, sakit, dan suhu dari kulit.Sinar matahari menstimulasi produksi
vitamin D pada kulit.Vitamin tersebut kemudian masuk ke aliran darah dan
mencapai jaringan pada tubuh untuk memberikan efeknya.(Shai, et al.,

2009).Kulit juga memiliki peranan dalam menunjukkan keadaan emosional seperti
tersipu dan ketakutan (pucat dan rambut tegak) (Mitsui, 1997).

Gambar 2.1 Fungsi-fungsi kulit (Walters, 2007)
2.1.2 Anatomi dan fisiologi kulit
Kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu:
a. Epidermis, terbentuk pada lapisan terluar kulit.
b. Dermis, terbentuk di bawah epidermis dan lebih tebal dibanding epidermis.
c. Jaringan subkutan, terdapat di bawah dermis dan terdiri dari sel lemak (Shai, et
al., 2009).

7
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Struktur kulit (Shai, et al., 2009).
2.1.2.1 Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung dari pengaruh eksternal. Epidermis tersusun atas lima lapisan (Baki dan
Alexander, 2015) yaitu:
1. Stratum korneum

Stratum kornerum atau lebih dikenal sebagai lapisan tanduk tersusun atas sel
kulit mati yang secara terus menerus terlepas dan digantikan dengan sel baru.
Lapisan ini lebih tebal dibandingkan lapisan lain, terdiri dari 15-30 lapisan
kulit mati.
8
Universitas Sumatera Utara

2. Stratum lusidum
Merupakan lapisan transparan yang terdiri dari 3-5 baris sel-sel kulit mati datar
yang kompak.
3. Stratum granulosum
Merupakan lapisan granular, terdiri dari 3-5 lapisan keratinosit yang mulai mati.
4. Stratum spinosum
Lapisan sel prickle (duri), terdiri dari 8-10 baris sel. Lapisan ini bertanggung
jawab pada sintesis lipid dan protein.
5. Stratum basal (germinativum)
Lapisan sel basal, terbuat dari satu lapisan sel. Pada lapisan ini sel terbagi
secara terus menerus untuk membentuk keratinosit baru.Melanosit, sel
langerhans dan sel merkel juga terdapat pada lapisan ini.
2.1.2.2 Dermis

Dermis merupakan komponen penting pada tubuh, tidak hanya sebagai
penyedia nutrisi, imunitas, dan bantuan lain untuk epidermis melalui lapis kapiler
tipis pada epidermis tetapi juga berperan pada pengaturan suhu, tekanan, dan rasa
sakit. Dermis memiliki ketebalan 0,1-0,5 cm dan mempengaruhi elastisitas kulit
(Walters, 2007).
Dermis terbentuk dari sel-sel, serat, dan zat dasar (ground substance).Selsel yang paling banyak adalah fibroblas.Sel ini merupakan tempat produksi
komponen dermal lainnya yaitu serat-serat dermis dan zat dasar (Tabor dan Blair,
2009).
Serat yang diproduksi oleh fibroblas ada beberapa tipe sesuai dengan
fungsi mereka (Tabor dan Blair, 2009):
a. Serat kolagen
9
Universitas Sumatera Utara

Merupakan serat yang paling banyak dan tersusun dari asam amino tertentu
seperti prolin, hidroksiprolin, dan glisin yang membentuk struktur
berserat.Fungsi serat kolagen adalah menunjang struktur internal kulit.
b. Serat elastis
Komponen utama serat elastis adalah protein yang disebut elastin.Fungsi serat
ini adalah untuk memberikan elastisitas kulit untuk semua gerakan

tubuh.Kerusakan dari serat ini adalah penyebab utama dari stretch mark.
c. Zat dasar (ground substance)
Terbentuk dari zat-zat seperti asam mukopolisakarida (glikosaminoglikan,
secara kimia diklasifikasikan sebagai gula kompleks), asam hialuronat, dan
kondroitin sulfat.Glikosaminoglikan dan protein spesifik lainnya membentuk
agregat molecular besar (proteoglikan).Karakteristiknya adalah kemampuan
untuk mengikat molekul air, sehingga membentuk gel amorf yang berfungsi
agar nutrisi dan oksigen masuk ke jaringan dan melindungi struktur dermal.
2.1.2.3 Jaringan subkutan
Lapisan terdalam kulit adalah jaringan subkutan atau hipodermis.Lapisan
ini merupakan jaringan sel-sel lemak yang terhubung dengan dermis melalui serat
kolagen dan elastin. Selain sel lemak, sel utama lain yang terdapat pada
hipodermis adalah fibroblas dan makrofag (Walters, 2007). Fungsi jaringan
subkutan adalah sebagai lapisan pelindung organ vital dari trauma dan pelindung
dari suhu dingin.Selain itu, lemak juga berfungsi sebagai cadangan energi dan
membentuk struktur tubuh (Baki dan Alexander, 2015).
2.1.3 Jenis-jenis kulit
Menurut Baki dan Alexander (2015), jenis kulit dapat diklasifikasikan
sesuai dengan kelembapan dan kandungan lipid:
10

Universitas Sumatera Utara

1.

Kulit normal
Secara umum digambarkan dengan kulit yang tidak terlalu berminyak dan
tidak terlalu kering. Pada tingkat kosmetologi, kulit normal seimbang secara
struktural dan fungsional dan memiliki pori yang kecil, halus, dan suplai
darah yang bagus.

2.

Kulit kering
Jenis kulit memiliki karakteristik bersisik, kasar, dan kusam yang dapat
menyebabkan kulit tegang dan gatal.Kulit kering sering mengarah pada
penuaan dini dan lebih banyak keriput.Pengaruh lingkungan seperti
kelembapan rendah, cuaca dingin, dan sinar matahari serta kontak dengan air,
surfaktan, dan pelarutsecara terus menerus, serta beberapa penyakit kulit dan
defisiensi nutrisi dapat membuat kulit kering.


3.

Kulit berminyak
Jenis kulit ini memiliki ciri-ciri pori besar, kulit kilat karena aktivitas berlebih
dari kelenjar sebaseus. Kulit berminyak banyak dijumpai pada kening, hidung,
dan dagu.Kulit berminyak umumnya terbentuk pada saat pubertas dan
mempengaruhi kebanyakan remaja.Banyak faktor penyebab kulit berminyak
seperti warisan genetik, perubahan hormon, makanan, stres, dan penyebab
eksternal (seperti kosmetik, kimia, sinar UV).Individu yang memiliki jenis
kulit ini sering mengalami jerawat dan ketombe.

4.

Kulit kombinasi
Merupakan kombinasi dari kulit normal dan berminyak atau kulit berminyak
dan kering. Jenis kulit ini biasanya berminyak pada area T-zone pada kening,
hidung, dan dagu sedangkan pada daerah lain seperti pipi dan garis rambut
normal atau kering.
11
Universitas Sumatera Utara


2.2 Penuaan Dini
Aging adalah proses yang dialami oleh tubuh dimana fungsi bagian-bagian
tubuh semakin berkurang (Waluyo dan Putra, 2010). Selama proses penuaan, kulit
menjadi lebih tipis, berkeriput, dan kendur disertai rambut beruban (Dayan, 2008).
Proses penuaan merupakan proses fisiologi yang tak terhindarkan yang pasti
dialami oleh setiap manusia. Proses ini bersifat ireversibel yang meliputi seluruh
organ tubuh termasuk kulit (Putro, 1997).
Penuaan dini adalah proses penuaan kulit yang lebih cepat dari waktunya.
Bisa terjadi saat umur kita memasuki usia 20-30 tahun. Penuaan dini dapat terjadi
kapan saja (Noormindhawati, 2013).
Pada usia muda, regenerasi kulit terjadi setiap 28-30 hari. Regenerasi
semakin melambat seiring dengan bertambahnya usia. Memasuki usia 50 tahun,
regenerasi kulit terjadi setiap 37 hari (Noormindhawati, 2013).
Tipe kulit yang cenderung mengalami penuaan dini yaitu kulit kering yang
secara alami lebih sedikit memproduksi sebum dan kulit sensitif karena kulit
sangat tipis sehingga mudah terbentuk keriput. Walaupun kulit berminyak
tampaknya tidak diinginkan ketika seseorang masih muda, kulit berminyak dapat
menjadi berkat seiring dengan bertambahnya usia karena tipe kulit berminyak
lebih lambat mengalami penuaan dibanding jenis kulit lainnya. Penyebab utama
yang menyebabkan penuaan dini adalah aktivitas, makanan, dan gaya hidup(Beale
dan Jensen, 2004).
2.2.1 Penyebab penuaan dini
Banyak faktor yang ikut berpengaruh dalam proses penuaan dini, baik
faktor intrinsik (dari dalam tubuh sendiri) maupun faktor ekstrinsik (lingkungan).
Beberapa faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
12
Universitas Sumatera Utara

a. Faktor intrinsik (intrinsic aging)
Penuaan yang terjadi secara alami.Penuaan intrinsik terjadi secara lambat,
terus menerus dan degradasi jaringan yang ireversibel.Tidak banyak yang
dapat dilakukan untuk mencegah penuaan secara intrinsik.Ada berbagai faktor
internal yang berpengaruh pada proses penuaan kulit, yaitu:
1. Umur
Umur adalah faktor fisiologik yang menyebabkan kulit menjadi tua. Umur
bertambah setiap hari dan secara perlahan tetapi pasti proses menua
akanterjadi.
2. Ras
Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktural dan faal tubuh
dalam

perannya terhadap

lingkungan

hidup sehingga mempunyai

kemampuan berbeda dalam mempertahankan diri, misalnya dalam jumlah
pigmen melanin pada kulit.Orang kulit putih lebih mudah terbakar sinar
matahari daripada kulit berwarna sehingga pada kulit putih lebih mudah
terjadi gejala-gejala kulit menua secara dini.
3. Genetik
Para ahli yakin bahwa faktor genetik juga berpengaruh terhadap proses
penuaan dini. Faktor genetik menentukan kapan menurunnya proses
metabolik dalam tubuh dan seberapa cepat proses menua itu berjalan.
4. Hormonal
Hormon tertentu dalam tubuh manusia mempunyai peran penting dalam
proses pembentukan sel baru dan proses metabolik untuk mempertahankan
kehidupan sel secara baik. Pada wanita yang menopause, penurunan
produksi esterogen akan menurunkan elastisitas kulit. Hormon androgen
13
Universitas Sumatera Utara

dan progesteron meningkatkan proses pembelahan sel epidermis, waktu
pergantian atau regenerasi sel, produksi kelenjar sebum, dan pembentukan
melanin. Berkurangnya hormon-hormon tersebut akan menunjukkan gejala
penuaan dini yang lebih jelas.
5. Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain yang dianggap dapat mempercepat proses penuaan kulit
yaitu stres psikis dan penyakit-penyakit sistemik misalnya diabetes dan
malnutrisi.
b. Faktor ekstrinsik (extrinsic aging)
Lingkungan hidup manusia yang tidak nyaman bagi kulit dapat berupa suhu,
kelembapan, polusi, dan terutama sinar UV. Sinar matahari adalah faktor
lingkungan terbesar yang dapat mempercepat proses penuaan dini karena
dapat merusak serabut kolagen kulit dan matriks dermis sehingga kulit
menjadi tidak elastis, kering, dan keriput atau sering disebut dengan
photoaging.
Kontak dengan bahan kimia tertentu dalam waktu yang cukup lama dapat
mempercepat penuaan kulit, seperti pemakaian detergen dan pembersih yang
mengandung alkohol berlebihan akan menghilangkan lemak permukaan kulit
sehingga menyebabkan kekeringan kulit.
Beberapa gaya hidup juga memicu terbentuknya kerutan pada wajah, di
antaranya adalah konsumsi alkohol yang berlebihan menyebabkan kulit
terdehidrasi sehingga mempermudah munculnya kerutan. Posisi tidur yang
salah juga berperan dalam terbentuknya kerutan.Kerutan di area pipi dan dagu
pada umumnya muncul akibat posisi tidur yang menyamping sedangkan
posisi tidur telungkup dapat menyebabkan terbentuknya kerutan di area
14
Universitas Sumatera Utara

dahi.Banyaknya frekuensi kedipan mata serta kebiasaan menyipitkan mata
menyebabkan otot-otot di sekitar alis dan dahi bekerja lebih keras sehingga
memperparah

kerutan

di

area

dahi

(Putro,

1997;Wasitaatmadja,

1997;Setiabudi, 2014)
2.2.2 Tanda-tanda penuaan dini
Tanda-tanda penuaan secara intrinsik berbeda dengan penuaansecara
ektrinsik.Secara klinis, kulit yang mengalami penuaan secara intrinsik terlihat
halus, tipis, pucat, dan berkeriput halus.Secara histologi, penuaan intrinsik
ditunjukkan dengan perubahan fungsi jaringan seperti penipisan dermis,
degenerasi jaringan elastin, dan kehilangan hidrasi (Baki dan Alexander,
2015).Hal-hal yang terjadi pada penuaan intrinsik menurut Shai, et al.,
(2009)yaitu:
a. Degenerasi serat elastin
Serat elastin akan menipis dan mengalami degenerasi sehingga menjadi
tumpukan serat yang kehilangan fungsi normalnya. Perubahan serat elastin
merupakan penyebab utama timbulnya keriput dan kehilangan elastisitas kulit.
b. Degenerasi serat kolagen
Proses degenerasi juga terjadi pada serat kolagen. Hal ini menyebabkan
penurunan kekuatan elastisitas kulit sehingga terlihat kendur.
c. Penipisan kulit
Secara umum, pada usia 45 tahun semua lapisan kulit akan mengalami
penipisan termasuk epidermis, dermis, dan subkutan. Proses ini lebih terlihat
pada wanita dibandingkan pria.
d. Penurunan kelembapan kulit

15
Universitas Sumatera Utara

Dengan bertambahnya usia, kulit akan menjadi lebih kering. Kulit kering
disebabkan karena menurunnya aktivitas kelenjar sebaseus. Penurunan ini
terjadi pada wanita setelah menopause dan pada pria usia lanjut. Penurunan
produksi sebum menyebabkan kulit semakin kering dan menurunnya fungsi
kulit untuk menjaga kadar air.
e. Perubahan pigmentasi
Pertambahan usia menyebabkan penurunan jumlah melanosit pada kulit,
sehingga menurunnya produksi melanin. Warna kulit akan menjadi lebih muda.
Penurunan melanin mengakibatkan berkurangnya fungsi kulit sebagai
pelindung dari radiasi sinar matahari. Selain itu kulit yang terkena sinar
matahari akan mengalami proliferasi melanosit sehingga timbul noda hitam
pada kulit.
f. Pembesaran kelenjar sebaseus
Pada daerah tertentu, meskipun terjadi penurunan jumlah produksi sebum kulit,
ukuran kelenjar sebeseus meningkat.Akibatnya pori-pori kulit menjadi besar.
Pembesaran kelenjar dapat terlihat dengan noda kekuningan pada kulit,
lebarnya dapat mencapai 3 mm. Karena tingginya densitas kelenjar sebaseus
pada hidung, proses ini menyebabkan penebalan, pembesaran, dan perubahan
pada penampilan hidung.
Dibandingkan dengan penuaan intrinsik, kulit yang mengalami penuaan
secara ekstrinsik lebih terlihat pada perubahan morfologi dan fisiologi.Secara
klinis,

kulit

yang

mengalami

penuaan

ekstrinsik

terlihat

berkeriput,

hiperpigmentasi, warna kulit pucat, tekstur kasar, dan pelebaran pembuluh darah
yang terlihat di bawah kulit (Baki dan Alexander, 2015).

16
Universitas Sumatera Utara

Secara umum, pada penuaan intrinsik terjadi penurunan fungsi kulit dan
perubahan atrofi kulit seperti penipisan kulit sedangkan pada penuaan ekstrinsik
kulit mengalami penebalan dan terjadi penumpukan serat elastin yang telah
terdegradasi.Perbedaan anatomi penuaan intrinsik dan penuaan ekstrinsik dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perubahan internal pada kulit akibat photoaging dan intrinsic aging
Bagian kulit
Akibat photoaging
Akibat intrinsic aging
Lapisan epidermis

Tebal

Tipis

Sel-sel keratinosit

• Sel-sel tidak seragam
• Sel-selterdistribusi tidak
merata
• Pembesaran mendadak
• Peningkatan lapisan sel
• Ukuran
dan
bentuk
korneosit bervariasi

• Sel-sel seragam
• Sel-sel terdistribusi secara
merata
• Pembesaranberkala
• Penurunan lapisan sel
• Ukuran
dan
bentuk
korneosit seragam

Stratum korneum

Melanosit

• Sel-sel bervariasi
• Sel-sel seragam
• Peningkatan
produksi • Penurunan
produksi
melanosom
melanosom

Sel-sel Langerhans • Pengurangan sel dalam • Pengurangan sel dalam
jumlah yang besar
jumlah yang kecil
• Sel-sel bervariasi
• Sel-sel seragam
Kolagen dan
• Serat
kolagen
dan • Serat kolagen kendur,
Jaringan ikat
jaringan ikat menebal
jaringan ikat menurun
jumlahnya
Fibroblas
Sel mast
Sel inflamasi

• Meningkat dan hiperaktif
• Meningkat
• Berperan

Glikosaminoglikan • Peningkatan
produksi

• Menurunberkala
• Menurun
• Tidak berperan

jumlah • Penurunan
produksi

jumlah
(Mitsui, 1997).

2.3 Anti-aging
Produk-produk yang populer digunakan untuk menghambat proses
penuaan dini adalah produk anti-aging. Sediaan anti-aging atau anti penuaan
adalah sediaan yang berfungsi menghambat proses kerusakan pada kulit

17
Universitas Sumatera Utara

(degeneratif), sehingga mampu menghambat timbulnya tanda-tanda penuaan pada
kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).
Menurut Djuanda (2004) danNoormindhawati (2013), ada dua jenis
perawatan kulit untuk mencegah penuaan dini yaitu:
a. Perawatan medis
1. Microdermabrasion
Merupakan prosedur eksfoliasi pada wajah menggunakan kristal mikro
untuk mengangkat sel kulit mati dan merangsang produksi sel kulit
baru.Efek samping dalam jangka pendek yaitu kemerahan pada kulit dan
kulit menjadi lebih sensitif.
2. Chemical Peeling
Merupakan tindakan pengelupasan kulit dengan menggunakan bahan kimia
berbentuk cairan seperti asam alfa hidroksi (AHA) dan asam tri-chloroacetate (TCA).Kekurangannya yaitu harus dilakukan oleh dokter yang
berpengalaman dan terkadang timbul rasa nyeri saat dikerjakan.
3. Botox
Merupakan penyuntikan dengan menggunakan Botolinum Toxin untuk
meremajakan wajah secara cepat (instant rejuvenation). Efek samping
jangka pendek yaitu: menimbulkan kebiruan pada area yang disuntik,
kelopak mata turun sebelah, dan alis asimetris.
b. Perawatan secara alami
1. Perawatan dari dalam dengan meminum jamu atau ramuan tradisional.
2. Perawatan dari luar
a. Facial

18
Universitas Sumatera Utara

Merupakan perawatan kulit yang mencakup pembersihan wajah,
eksfoliasi, steam, masker, dan moisturizing. Manfaat facial yaitu
menjaga kulit agar tetap awet muda, mencegah kerutan pada wajah,
melembutkan kulit, dan sebagainya.
b. Body scrubbing
Diaplikasikan ke seluruh kulit tubuh dan memberikan manfaat
mengangkat sel kulit mati, mengatasi kulit kusam, dan menghilangkan
selulit.

2.4 Masker
Masker adalah produk kosmetik yang menerapkan prinsip Occlusive
Dressing Treatment (ODT) pada ilmu dermatologi yaitu teknologi absorpsi
perkutan dengan menempelkan suatu selaput atau membran pada kulit sehingga
membentuk ruang semi-tertutup antara masker dan kulit untuk membantu
penyerapan obat (Lu, 2010; Lee, 2013).
Masker yang diaplikasikan pada wajah akan menyebabkan suhu kulit
wajah meningkat (±1oC) sehingga peredaran darah kulit meningkat, mempercepat
pembuangan sisa metabolisme kulit, meningkatkan kadar oksigen pada kulit maka
pori-pori secara perlahan membuka dan membantu penetrasi zat aktif ke dalam
kulit 5 hingga 50 kali dibanding sediaan lain.(Lu, 2010; Lee, 2013).
2.4.1 Jenis-jenis masker
Menurut Mitsui (1997), Lu (2010), dan Lee (2013), dan, jenis-jenis masker
adalah sebagai berikut:
1. Tipepeel-off

19
Universitas Sumatera Utara

Prinsip masker peel-off yaitu dengan memanfaatkan filming agent yang
melekat pada kulit sehingga saat masker kering akan terbentuk lapisan film
tipis. Ketika dilepaskan, sel-sel kulit mati dan kotoran pada pori akan ikut
terlepas bersama dengan lapisan film tersebut.
Bahan yang digunakan: polyvinyl pyrolidine (PVP), polyvinyl acetate (PVA),
carboxy methyl cellulose (CMC), dan sebagainya.
Keuntungan: dapat dengan cepat membersihkan pori, memutihkan, dan
membersihkan komedo.
Kerugian: apabila daya lekat masker terlalu kuat, folikel rambut akan ikut
lepas bersama masker sehingga membuat pori-pori kulit besar dan
menimbulkan iritasi kulit. Kandungan alkohol yang tinggi pada tipe masker
ini dapat menghilangkan kadar air dan sebum kulit serta kurang mampu
melembapkan dan menutrisi kulit sehingga tidak cocok untuk tipe kulit kering
dan sensitif.
2. Tipe wash-off
Tipe masker ini tidak akan membentuk film pada kulit, terbagi menjadi 4 jenis
yaitu:
a. Tipe mud pack
Kegunaan utama tipe ini adalah membersihkan dan melembapkan.Bahan
yang digunakan adalah kaolin, bentonit, lumpur alami, serbuk kacangkacangan, dan sebagainya.
Keuntungan: mengandung surfaktan dan air sehingga mampu melunakkan
dan membersihkan sebum kulit yang telah mengeras.
Kerugian: mampu terkontaminasi bakteri sehingga perlu penambahan
pengawet yang banyak dan sulit untuk dibersihkan.
20
Universitas Sumatera Utara

b. Tipe krim
Merupakan tipe krim emulsi minyak dalam air.Kegunaan utamanya adalah
untuk melembapkan kulit karena kandungan minyak tumbuhan serta
mampu melunakkan sel kulit mati dan komedo.
Keuntungan: dapat digunakan pada semua bagian kulit dan cocok
digunakan untuk kulit yang berkeriput.
Kerugian: penggunaan kurang praktis, perlu dicuci, dan penggunaan yang
kurang tepat dapat menimbulkan masalah jerawat.
3. Tipe gel
Merupakan gel transparan atau semi transparan yang dibuat menggunakan
polimer larut air, sering ditambahkan humektan seperti gliserin.
Keuntungan: cocok untuk kulit sensitif
Kerugian: penggunaan kurang praktis, perlu dicuci dengan air.
4. Tipe sheet
Umumnya menggunakan bahan non woven yang diresapi dengan losion atau
essence.Keuntungannya yaitu memberikan efek dingin, nyaman digunakan
serta pemakaiannya praktis.
2.4.2 Maskersheet
Masker sheet telah banyak digunakan pada Asia Timur, lembaran masker
umumnya terbuat dari kain non woven, serat kertas, bioselulosa, dan
sebagainya.Dapat meningkatkan efek melembapkan, memutihkan dan anti-aging,
tetapi kurang mampu membersihkan dan mengangkat sel kulit mati (Lee, 2013).
Jenis-jenis lembaran masker (Lee, 2013)akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Tipe non woven
Menggunakan bahan tekstil seperti polypropylene dan viscose rayon.
21
Universitas Sumatera Utara

Keuntungan: fleksibel, tidak mudah robek, bersifat hidrofil sehingga mampu
meresap essence, dan tidak meninggalkan sisa essence di dalam kemasan.
Kerugian: penggunaan yang terlalu lama dapat menyebabkan kulit kering.
b. Tipe serat kertas (pulp)
Awalnya serat kertas merupakan bahan dasar pembuatan masker sheet, tetapi
telah diganti dengan bahan non woven.
Keuntungan: tipis dan mampu melekat baik dengan kulit.
Kerugian: tingkat peresapan essence terbatas dan mudah robek karena tipis.
c. Tipe bioselulosa
Merupakan teknologi terbaru pembuatan masker sheet, menggunakan selulosa
alami dari hasil fermentasi mikroorganisme, dan tidak mengiritasi kulit.
Keuntungan: sangat mampu melekat pada kulit sehingga tidak mudah terlepas.
Kerugian: biaya pembuatan relatif lebih mahal.
d. Tipe charcoal
Menggunakan serbuk arang dari bambu moso yang endemik di Taiwan yang
dicampurkan dengan bahan non woven dalam proses pembuatannya.
Keuntungan: fleksibel, mampu meresapi essencedengan baik, kandungan
serbuk arang dapat meningkatkan penyerapan essence ke dalam kulit.
Kerugian: biaya pembuatan lebih mahal dibanding tipe non woven.
e. Tipe jeli
Dibuat dengan mencampurkan essence dan gelling agent, kemudian dicetak
dengan cetakan masker menghasilkan jeli yang transparan dengan bentuk
menyerupai wajah.
Keuntungan: penggunaannya lebih praktis dibanding tipe masker lainnya.

22
Universitas Sumatera Utara

Kerugian: kemampuan penetrasi essence ke dalam kulit lebih kurang
dibandingkan jenis masker sheet lainnya.

2.5 Essence
Essence bukan merupakan tipe sediaan kosmetik baru. Alasan yang
membuat essence laku di pasaran adalah perubahan gaya hidup konsumen,
sebagai contoh, masyarakat ingin menyederhanakan rutinitas kosmetik harian
mereka untuk menghemat waktu, gambaran bahwa konsentrat berarti produk
tersebut memiliki efek yang lebih baik, nyaman digunakan karena pengembangan
desain wadah, pengembangan fungsi bahan pelembap, dan bahan farmasetik
(Mitsui, 1997).
Essence dibuat untuk meminimalkan kekurangan produk perawatan kulit
konvensional dalam hal efek, kesan penggunaan, dan sebagainya.Essence tersedia
dalam beberapa tipe seperti losion, emulsi, krim, dan minyak dengan teknologi
pembuatan dan keistimewaan masing-masing tipeessencedapat dilihat pada Tabel
2.2.Dikarenakan penggunaan essence dalam jumlah sedikit dan harus memenuhi
beberapa syarat seperti lembut, lembap, dan nyaman setelah penggunaan, maka
pemilihan polimer dan humektan harus disesuaikan (Mitsui, 1997).
Tabel 2.2 Tipe-tipe essence (Mitsui, 1997).
Tipe
Teknologi
Keistimewaan
Secara umum mengandung humektan lebih
Tipe losion
banyak dari losion. Teksturnya dapat diatur
Solubilisasi,
transparan/
dengan pemilihan humektan dan polimer larut
mikroemulsi,
semi
air serta variasi kombinasi keduanya. Tipe ini
liposom
transparan
merupakan tipe essence paling umum.
Tipe
emulsi

Tipe m/a
Tipe a/m
Tipe a/m/a

Tipe ini mengandung banyak emolien
(komponen minyak), sangat cocok untuk
sediaan yang mengandung banyak bahan
penyerap UV dan bahan minyak lainnya. Tipe
a/m cocok untuk sediaan yang waterproof.

23
Universitas Sumatera Utara

Tipe
minyak

-

Tipe ini telah digunakan sejak lama. Teksturnya
diatur kombinasi minyak padat atau semi-padat
dan lemak hewan atau minyak tumbuhan
dengan proporsi yang berbeda. Tipe ini tidak
sebagus tipe essencelain sehingga sudah tidak
ada di pasaran.

Essence untuk T-zone yang banyak mensekresi
Tipe
losion
sebum. Mengandung serbuk penyerap sebum
dengan serbuk
Tipe lain
agar riasan wajah bertahan lebih lama
Essence yang mempunyai efek germisida untuk
Tipe alkohol
sediaan jerawat
2.6 Vitamin B3
2.6.1 Struktur kimia vitamin B3
Struktur kimia niasinamida dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Struktur kimianiasinamida(Draelos, 2016).
2.6.2 Sifat-sifat niasinamida
Niasinamida berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak
berbau, rasa pahit, dan larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus.Mudah larut
dalam air dan dalam etanol serta larut dalam gliserin. Berat molekul niasinamida
adalah 122,12 g/mol (Ditjen BKAK, 2014). Vitamin ini sangat stabil terhadap
panas, cahaya, dan oksigen.Konsentrasi topikal vitamin B3 adalah 1%-5%
(Marselina, 2012).
2.6.3 Sumber vitamin B3
Vitamin B3 terdapat pada beberapa sumber makanan seperti daging,
kacang-kacangan, biji-bijian, ragi, dan sebagainya (Farris, 2014).Vitamin B3

24
Universitas Sumatera Utara

tersedia dalam tiga bentuk yaitu niasinamida (nikotinamida), asam nikotinat, dan
ester nikotinat (myristyl nicotinate, benzyl nicotinate) (Draelos, 2016).
2.6.4 Manfaat vitamin B3 bagi kulit
Niacinamida merupakan bagian dari koenzim nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD), NAD phosphate (NADP) dan bentuk reduksinya (NADH
dan NADPH) yang penting bagi reaksi biokimia pada kulit.Sebagai contoh,
NADPH merupakan kofaktor dalam sintesis ceramide dan NADH berfungsi
menghambat sintesis glikosaminoglikan.Selain itu, niasinamida juga dapat
meningkatkan produksi lapisan protein pelindung kulit, menghambat transfer
melanosom menuju keratinosit dan efek antimikroba (Barel, et al., 2014; Wohlrab
dan Kreft, 2014;Draelos. 2016).
2.6.5 Kelemahan vitamin B3 pada formulasi
Kunci utama penggunaan niasinamida dan ester nikotinat adalah
menghindari hidrolisis menjadi asam nikotinat.Asam nikotinat, meskipun dengan
dosis rendah, dapat menimbulkan respon kemerahan (flushing) pada kulit.Untuk
menghindari hidrolisis, pH sediaan harus pada rentang 5-7. Kemurnian bahan
baku niasinamida juga harus tinggi untuk meminimalkan kontaminasi asam bebas.
Beberapa ester nikotinat pada dosis