Analisis Sistem Restrukturisasi Organisasi Yang Efektif Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara Chapter III VII

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

Pada bab ini dijelaskan mengenai kerangka konseptual yang berhubungan dengan
restrukturisasi organisasi dalam upaya meningkatkan dan memaksimalkan kinerja
perusahaan. Materi tersebut akan dijadikan sebagai landasan berpikir dalam
melakukan penelitian ini sehingga mempermudah dalam hal pembahasan hasil
utama pada bab selanjutnya.

3.1 Kerangka Konseptual
Sinulingga (2013) menyatakan bahwa kerangka teoritis adalah suatu
model konseptual yang menunjukkan hubungan logis antara faktor/variabel yang
telah diidentifikasi penting untuk menganalisis masalah penelitian. Dengan kata
lain, kerangka teoritis menjelaskan pola hubungan antar semua faktor/variabel
yang terkait atau dijelaskan dalam landasan teori. Pola hubunganan antar variable
dalam kerangka teoritis pada umumnya ditampilkan dalam model skematik.
Kerangka teoritis yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan
antar variabel yang akan di teliti. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan
paradigm penelitian harus didasarkan pada kerangka teoritis.
Berdasarkan permasalahan sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab I
dan studi literatur sebagaimana telah dijelaskan pada Bab II, maka kerangka

konseptual yang dibangun pada penelitian ini dapat diilustrasikan pada gambar
3.1 berikut:

Universitas Sumatera Utara

H1

Kompleksitas
Tugas

H2
Fleksibilitas
Manajemen

Kinerja
Karyawan

H4
H3


Perubahan Kondisi
Korporasi

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 tersebut menjelaskan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi
oleh tiga faktor restrukturisasi organisasi yaitu: kompleksitas tugas, fleksibilitas
manajemen, dan perubahan kondisi korporasi.

3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang hubungan
logis antara dua variabel atau yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif sehingga
dapat diuji kebenarannya (Sinulingga, 2013). Dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan jika satu variabel berubah maka variabel yang lain juga akan berubah.
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibangun, maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
-

H1 ; Kompleksitas Tugas (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan (Y).


-

H2 ; Fleksibilitas Manajemen (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan (Y).

-

H3 ; Perubahan Kondisi Korporasi (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Universitas Sumatera Utara

-

H4 ; Kompleksitas Tugas (X1), Fleksibilitas Manajemen (X2), dan Perubahan
Kondisi Korporasi (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan (Y).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan metode yang digunakan dalam penelitian. Paparan
pertama berkaitan dengan jenis penelitian. Selanjutnya akan dipaparkan lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrument
pengumpulan data, serta metode analisis data. Data tersebut akan dijadikan
sebagai landasan teori dalam melakukan penelitian ini sehingga mempermudah
dalam hal pembahasan hasil pada bab selanjutnya.

4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
Deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan
sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu (Sinulingga, 2013). Penelitian
deskriptif pada penelitian ini menggunakan data hasil survey karena data-data
yang digunakan dikumpulkan dengan teknik wawancara.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya atau lebih berdasarkan
koefisien korelasi. Sehingga dalam hal ini kita dapat mengkaji pengaruh dari
restrukturisasi organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja

(Persero) Cabang Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

4.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera
Utara, Jl. Gatot Subroto No. 142 Sei Sikambing Medan. Penelitian akan
dilaksanakan selama 12 minggu, Agustus – Oktober 2015, dengan jadwal
pelaksanaan seperti pada Tabel 4.1.

No.
1
2
3
4
5

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Minggu
Jenis Kegiatan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
Penyusunan Usulan
Geladikarya
Kolokium Usulan
Geladikarya
Pengumpulan dan
Analisis Data
Penyusunan
Geladikarya
Seminar
Perusahaan

6

Perbaikan Akhir

7

Sidang Geladikarya


4.3 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah sebuah subset dari populasi. Sebuah subset terdiri dari
sejumlah elemen dari populasi ditarik sebagai sampel melalui mekanisme tertentu
dengan tujuan tertentu. Elemen – elemen yang ditarik dari populasi akan disebut

Universitas Sumatera Utara

sampel apabila karakteristik yang dimiliki oleh gabungan seluruh elemen-elemen
yang ditarik tersebut merepresentasikan karakteristik dari pupulasi.
Populasi dari penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Raharja (Persero)
sebanyak 37 orang. Karena jumlah populasi terbatas, maka didalam melakukan
penelitian ini digunakan sensus, dimana populasi dijadikan sebagai sampel.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi

tentang


sistem

restrukturisasi

organisasi

yang

efektif

untuk

meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero), yang akan
diteliti yakni melalui :
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung di lokasi penelitian. Alat pengumpulan data
yang digunakan adalah :
a. Pengamatan (observation) yaitu pengamatan secara langsung terhadap

fasilitas, lokasi dan lingkungan kerja PT. Jasa Raharja (Persero)
Cabang Sumatera Utara.
b. Wawancara (interview), dengan bertanya langsung karyawan PT. Jasa
Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara.
c. Metode Daftar Pertanyaan (kuesioner), yaitu daftar yang berisi daftar
pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh para responden.
d. Studi Dokumentasi, mengumpulkan data dan informasi dari PT. Jasa
Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara berupa dokumen yang
berkaitan dengan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang diperoleh dari sumber kedua dan telah
melalui proses pengolahan data yang diambil dari dokumentasi data-data
lampau, majalah, artikel, jurnal, dan website lain yang mendukung.
4.5 Instrumen Pengumpulan Data
Indikator – indikator pengukur persepsi karyawan terhadap setiap variabel
yang ditunjukkan dalam kerangka teoritis diidentifikasi. Untuk setiap indikator
dibentuk pertanyaan yang dijawab oleh responden sebagai bagian dari proses

pengukuran persepsi karyawan berkenaan dengan variabel terkait.
Tabel 4.2 Instrumen Pengumpulan Data
No.
1

Variabel
Kompleksitas Tugas
(X1)

2

Fleksibilitas
Manajemen (X2)

3

4

Perubahan Kondisi
Korporasi

(X3)
Kinerja Karyawan
(Y)

Indikator
- Kejelasan pembagian tugas
- Jenis tugas yang dilakukan
- Perubahan job description
- Kewenangan tiap tingkatan
manajemen untuk
memutuskan pengeluaran
- Kewenangan dalam
mengelola sumber daya
(temasuk SDM)
- Kondisi Kerja
- Sistem Insentif
- Manajemen Kinerja
- Kualitas pekerjaan
- Kuantitas pekerjaan
- Tanggung Jawab
- Penguasaan pekerjaan

Teori
Rivai

Djohanputra

Djohanputra

Mangkunegara
Hasibuan

Universitas Sumatera Utara

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana alat ukur yang dikembangkan mampu
mengukur suatu instrument tertentu yang akan diukur. Uji validitas untuk
kuesioner yang menggunakan Skala Likert yaitu 1, 2, 3, 4, 5 . Suatu pertanyaan
dikatakan valid jika nilai koefisien validitas lebih dari atau sama dengan 0,361.
Untuk mengetahui item pertanyaan mana yang tidak memiliki validitas
yang memadai, maka harus dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi
product moment. Data dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Adapun rumus yang
digunakan untuk mengukur koefisien korelasi antara faktor dan faktor total adalah
rumus Korelasi Product Moment berikut ini:



=

√{� ∑

Dimana :

�∑

− ∑

− ∑

} {� ∑



− ∑

}

rxy

= koefisien korelasi antara X dan Y

Xi

= skor variabel independen X

Yi

= skor variabel independen Y

4.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauhmana tingkat kekonsistenan pengukuran
dari suatu responden ke responden lain atau dengan kata lain sejauh mana
pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam
pemahaman pertanyaan tersebut. Untuk menguji instrument dengan Skala Likert
digunakan formula umum Alpha Cron Bach, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

∑ ��

� =[
][ −
]
�−
∝�

Keterangan :
r

: reliabilitas instrument (Koefisien Alpha Cronbach)

k

: jumlah butir pertanyaan dalam instrument

∑α� 2 : jumlah varians butir – butir pertanyaan

α �2

: varians total

4.7 Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskritif mengenai tanggapan yang
diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskritif adalah statistik yang
digunakan untuk

menganalisa data dengan

cara mendeskripsikan atau

mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi (Sugiyono,
2012). Analisis data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 22.

4.8 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang positif
dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y) dengan model
regresi (Sekaran, 2006) :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
dimana :

Y
a

=
=

Variabel dependen (Kinerja Karyawan)
Konstanta

Universitas Sumatera Utara

b

=

X1, X2, X3

e

=

Koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen.
= Kompleksitas Tugas, Fleksibilitas Manajemen, Perubahan Kondisi
Korporasi
Error

4.9 Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis, dilakukan dengan menggunakan perhitungan
SPSS berdasarkan analisis regresi korelasi dan analisis korelasi. Pengujian
persamaan regresi ada dua, yaitu pengujian parsial dan pengujian simultan.
4.9.1 Pengujian Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan
masing-masing nilai koefisien regresi (X1, X2, dan X3) secara sendiri-sendiri
terhadap variable terikat (Y).
Pengujian koefisien regresi prediktor variabel independen (bebas) dapat dilakukan
dengan :
a.

Menentukan Ho dan Ha, dimana :
Ho : Xn = 0 (nilai koefisien regresi prediktor Xn tidak signifikan atau tidak
terdapat pengaruh yang signifikan Xn terhadap Y).
Ha : Xn ≠ 0 (nilai koefisien regresi prediktor Xn signifikan atau terdapat
pengaruh yang signifikan Xn terhadap Y).

b.

Menentukan level of significance ().

4.9.2 Pengujian Simultan
Pengujian ini melibatkan ketiga variabel bebas (kompleksitas tugas,
fleksibilitas manajemen, dan perubahan kondisi korporasi) terhadap variable
terikat (kinerja karyawan) dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan
secara simultan/bersama-sama. Pengujian secara simultan menggunakan distribusi
F yaitu membandingkan antara F hitung (F rasio) dengan F tabel.

Langkah pengujian secara simultan :
a.

Menentukan Ho dan Ha, dimana :

Universitas Sumatera Utara

Ho : X1, X2,

…,

Xn = 0 (nilai koefisien rekresi prediktor X1, X2,

…,

Xn tidak

signifikan atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, …, Xn secara
simultan terhadap Y).
Ha : X1, X2, …, Xn ≠ 0 (nilai koefisien rekresi prediktor X1, X2, …, Xn signifikan
atau terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, …, Xn secara simultan terhadap
Y).
b.

Menentukan level of significance ().
Penelitian ini menggunakan level of significance () = 5%.

c.

Kriteria Pengujian.
Uji F merupakan uji satu sisi kanan sehingga distribusi pengujiannya adalah :
Ho diterima jika signifikan lebih kecil dari  5%.

4.10 Uji Asumsi Klasik
4.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu dan residualmemiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,
2005). Model regresi yang baik dapat diketahui dengan menggunakan grafik
histogram, yang dapat terlihat jika data memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Cara lain, yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada suatu sumbu
diagonal dari grafik normal Probability Plot (P-P Plot). Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
4.10.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2005). Hasil yang
diharapkan dalam pengujian adalah tidak terjadinya korelasi antar variabel
independen. Ada beberapa cara untuk menguji ada atau tidaknya multikolonieritas

Universitas Sumatera Utara

dalam model regresi. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan analisa matrik
korelasi antar variabel independen dengan nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF kurang dari
10, hal ini berarti tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.
4.10.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model dalam
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain (Ghozali,2005). Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak menghasilkan
heterokedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu dengan cara uji koefisien korelasi Spearman’rho,
melihat pola titik-titik pada grafik regersi, uji Park, dan uji Glejser. Penelitian ini
menggunakan

Metode

Uji

Glejser

untuk

melihat

apakah

terjadi

heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara
variabel independen dengan nilai absolute residualnya. Jika nilai signifikansi antar
variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.

 Tidak terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikansi > 0,05
 Terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikansi < 0,05
4.11 Hasil Koefisien Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, ….Xn)

Universitas Sumatera Utara

secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukan
seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2 sama dengan 0
berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Sebaliknya Nilai R2 sama dengan 1, maka pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen adalah sempurna. (Priyatno, 2010). Nilai koefisien determinasi
(R²) dipergunakan untuk mengetahui pengaruh kompleksitas tugas, fleksibilitas
manajemen dan perubahan kondisi korporasi berpengaruh terhadap kinerja
karyawan pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1

Sejarah Singkat
Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa

nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda oleh Pemerintah RI. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 3 Tahun 1960, jo Pengumuman Menteri
Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/BUM II tanggal 9
Februari 1960, terdapat 8 (delapan) perusahaan asuransi yang ditetapkan sebagai
Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) dan sekaligus diadakan
pengelompokan dan penggunaan nama perusahaan sebagai berikut :
1. Fa. Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, Fa. Sluiiters & co,
setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu bernama PAKN Ika
Bhakti.
2. NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor
Langeveldt-Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu,
dengan nama PAKN Ika Dharma.
3. NV. Assurantie Kantoor CWJ Schlencker, NV. Kantor Asuransi "Kali
Besar", setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama
PAKN Ika Mulya.
4. PT. Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi diberi nama
PAKN Ika Sakti.
Perkembangan organisasi perusahaan tidak terhenti sampai disitu saja, karena
dengan adanya pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan
Pengawasan RI No. 294293/BUM II tanggal 31 Desember 1960, keempat

Universitas Sumatera Utara

perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu Perusahaan Asuransi Kerugian
Negara (PAKN) "Ika Karya." Selaniutnya PAKN Ika Karya berubah nama
menjadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) Eka Karya.
Berdasarkan PP No.8 tahun 1965 dengan melebur seluruh kekayaan, pegawai
dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1 Januari 1965 dibentuk
Badan Hukum baru dengan nama 'Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa
Raharja" dengan tugas khusus mengelola pelaksanaan Undang-Undang (UU) No.
33 dan Undang-Undang (UU) No. 34 tahun 1964. Penunjukkan PNAK Jasa
Raharja sebagai pengelola kedua Undang-Undang tersebut ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI
No. BAPN 1-3-3 tanggal 30 Maret 1965.
Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970
tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya UU.
No.9 Tahun 1969 tentang Bentuk- Bentuk Badan Usaha Negara.
Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 Tahun 1978 dan melalui Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang selalu diperpanjang pada
setiap tahun dan terakhir No. 523/KMK/013/1989, selain mengelola pelaksanaan
UU. No.33 dan UU. No. 34 Tahun 1964, Jasa Raharja diberi tugas baru
menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Kemudian sebagai upaya
pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi
mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No. 33 dan UU
No. 34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.

Universitas Sumatera Utara

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani
oleh Perum Jasa Raharja semakin bertambah luas, maka pada tahun 1980
berdasarkan PP No.39 tahun 1980 tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja
diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero)
Asuransi Kerugian Jasa Raharja, yang kemudian pendiriannya dikukuhkan dengan
Akte Notaris Imas Fatimah, SH No. 49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981,
yang telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Akte Notaris Imas
Fatimah, SH No.59 tanggal 19 Maret 1998 berikut perbaikannya dengan Akta
No.63 tanggal 17 Juni 1998 dibuat dihadapan notaris yang sama.
Pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No. 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan Asuransi
yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial dilarang menjalankan
asuransi lain selain program asuransi sosial, maka terhitung mulai tanggal 1
Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan surety bond dan
kembali menjalankan program asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU
No. 33 tahun 1964 dan UU No. 34 Tahun 1964.

Universitas Sumatera Utara

5.2 Visi / Misi, Budaya, Kebijakan Mutu, dan Nilai Nilai Luhur Perusahaan
5.2.1 Visi
Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan
penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan
kebutuhan masyarakat.
5.2.2 Misi
Misi PT. Jasa Raharja (Persero) disebut juga dengan Catur Bakti Ekakarsa
Jasa Raharja, yang terdiri dari :
1. Bakti kepada Masyarakat, mengutamakan perlindungan dasar dan
pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
2. Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai
penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta
Badan Usaha Milik Negara.
3. Bakti

kepada Perusahaan,

dengan mewujudkan keseimbangan

kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi
kesinambungan Perusahaan.
4. Bakti kepada Lingkungan, memberdayakan potensi sumber daya bagi
keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
5.2.3 Budaya Perusahaan
Nilai -nilai Budaya Perusahaan yang dianut dan ditumbuhkembangkan
oleh seluruh Insan Jasa Raharja dan diwujudkan dalam praktek bisnisnya seharihari adalah sebagai berikut :
1. Tanggap, yaitu, peka, proaktif dalam membantu masyarakat yang
mendapat musibah kecelakaan lalu lintas.

Universitas Sumatera Utara

2. Tangkas, yaitu mampu melaksanakan tugas, mempunyai semangat kerja
dan integritas yang tinggi, loyal dan profesional.
3. Tangguh, yaitu sopan, berkepribadian, berilmu dan beriman serta selalu
mengutamakan kepentingan masyarakat banyak.
5.2.4

Kebijakan Mutu
Menerapkan sistem kerja terpadu dengan manjadikan mutu terbaik sebagai

budaya kerja untuk mendukung kegiatan perusahaan yang efisien dan
produktif.
5.2.5

Nilai-Nilai Luhur
Nilai – nilai luhur yang berkembang dalam PT. Jasa Raharja (Persero)

yaitu:
1. Takwa / Akhlak Mulia
2. Kejujuran
3. Disiplin
4. Teladan
5. Profesional
6. Mengutamakan kepuasan pelanggan, dan
7. Kerjasama

5.3 Struktur Organisasi
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang
berbeda menurut kegiatannya. Sebuah perusahaan besar maupun kecil tentunya
membutuhkan adanya struktur organisasi perusahaan yang akan memperjelas
pihak internal maupun eksternal tentang kedudukan para manajemen sehingga

Universitas Sumatera Utara

aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan perusahaan akan berjalan dengan
sistematis dan terorganisasi. Struktur organisasi juga merupakan salah satu cara
memperjelas tentang pembagian tugas dan wewenang setiap unsur organisasi
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara memiliki struktur
organisasi yang berbeda dari perusahaan induknya. Posisi tertinggi di kantor pusat
ada pada Komisaris dan jajaran Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, sedangkan
di kantor cabang kedudukan tertinggi dipegang oleh Kepala Cabang. Pada Tahun
2013 dilakukan restrukturisasi organisasi, dimana pada Gambar 5.1 dan Gambar
5.2 akan ditampilkan perbedaan dari restrukturisasi yang dilakukan PT. Jasa
Raharja.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang
Sumatera Utara Sebelum Restrukturisasi

Sumber : PT. Jasa Raharja (Persero)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang
Sumatera Utara Setelah Restrukturisasi

Sumber : PT. Jasa Raharja (Persero)

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil analisis dari pengolahan data yang
dikumpulkan melalui kuesioner kepada 37 (tiga puluh tujuh) responden, dimana
30 (tiga puluh) orang dipilih secara simple random sampling sebagai responden
awal. Dari kuesioner tersebut dilakukan uji validitas dan uji realiabilitas. Setelah
melakukan dan memaparkan hasil uji pada kuesioner, maka bab ini kemudian
akan membahas dan memaparkan hasil pengumpulan dan pengolahan data secara
keseluruhan
6.1

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil uji validitas dan reliabilitas dari 30

(tiga puluh) orang responden awal pegawai PT. Jasa Raharja (Persero), yang akan
digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
6.1.1

Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan

membagikan kuesioner kepada 30 responden awal yang akan dimintai
keterangannya tentang data yang akan dianalisis sebagai hasil penelitian ini.
Pengambilan sampel sebagai responden awal untuk menguji validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan secara acak (simple random
sampling).
Pengujian validitas menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi
0.05, dengan kriteria :
r hitung > r tabel artinya instrumen valid
r hitung < r tabel artinya instrumen tidak valid

Universitas Sumatera Utara

Nilai r tabel menggunakan signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah
data (n) = 30 adalah 0.361. Hasil uji validitas item pertanyaan terhadap 30
kuesioner yang telah dibagikan secara acak kepada responden dapat dilihat pada
Tabel 6.1
Tabel 6.1 Hasil Uji Validitas
No. Soal
Variabel
r hitung
r table
Kompleksitas
1
0,646
0,361
Tugas
2
0,538
0,361
3
0,770
0,361
4
0,414
0,361
5
0,483
0,361
6
0,651
0,361
7
0,651
0,361
8
0,542
0,361
Fleksibilitas
1
0,696
0,361
Manajemen
2
0,748
0,361
3
0,484
0,361
4
0,593
0,361
5
0,613
0,361
6
0,672
0,361
7
0,490
0,361
8
0,666
0,361
Perubahan
1
0,636
0,361
Kondisi
2
0,531
0,361
Korporasi
3
0,623
0,361
4
0,443
0,361
5
0,473
0,361
6
0,440
0,361
7
0,546
0,361
8
0,719
0,361
Kinerja
1
0,661
0,361
Karyawan
2
0,681
0,361
3
0,495
0,361
4
0,708
0,361
5
0,597
0,361
6
0,566
0,361
7
0,729
0,361
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).

Keterangan
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid
Item Soal Valid

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 6.1 di atas dapat diketahui hasil uji validitas item
pertanyaan terhadap 30 kuesioner yang telah dibagikan kepada responden awal.
Seluruh variabel adalah valid karena mempunyai nilai r hitung > r tabel atau
dengan kata lain semua variabel berkorelasi signifikan dengan skor total sehingga
dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
6.1.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji apakah hasil kuesioner dapat
dipercaya atau tidak. Maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok yang sama maka diperoleh hasil yang relatif sama.
Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan analisis yang
dikembangka oleh Alpha Cronbach. Dimana pada uji ini, kuesioner dikatakan
reliabel jika alpha hitung lebih besar dari 0,60 dimana kriteria sebagai berikut :
α ≥ 0,60 artinya instrumen reliabel
α < 0,60 artinya instrumen tidak reliabel
Hasil uji Reliabilitas yang dibagikan kepada 30 responden awal, dapat dilihat pada
Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Hasil Uji Reliabilitas
No.
1
2

Variabel

Nilai Hitung Cronbach
Alpha
0,904
0,771

Kompleksitas Tugas
Fleksibilitas Manajemen
Perubahan Kondisi
3 Korporasi
4 Kinerja Karyawan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).

0,761
0,886

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Dari hasil pengujian reliabilitas yang tampak pada Tabel 6.2 menunjukkan
bahwa semua variabel dalam penelitian mempunyai koefisien Cronbach Alpha

Universitas Sumatera Utara

yang cukup besar yaitu > 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur
masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
6.2

Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Raharja (Persero)

Cabang Sumatera Utara sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) orang. Karakteristik
responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3 Karakteristik Responden
No.
Karakteristik
Frekuensi Persentase
1 Jenis Kelamin
a. Laki-laki
24
64,86
b. Perempuan
13
35,14
Total
37
100
2 Usia
a. < 25 Tahun
4
10,81
b. 26 - 35 Tahun
18
48,65
c. 36 - 45 Tahun
3
8,11
d. 46 - 55 Tahun
12
32,43
Total
37
100
3 Pendidikan
a. SMA
4
10,81
b. D3
2
5,41
c. S1
27
72,97
d. S2
4
10,81
Total
37
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
Berdasarkan Tabel 6.3 terlihat bahwa responden yang paling dominan
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 orang (64,86%) sedangkan perempuan
sebanyak 13 orang (35,14%). Adapun usia responden didominasi oleh kelompok
usia 26-35 tahun (48,65%) sebanyak 18 orang, disusul kelompok usia 46 – 55
Tahun sebanyak 12 orang (32,43%). Sedangkan pendidikan terakhir responden
didominasi oleh kelompok S1 sebanyak 27 orang (72,97%).

Universitas Sumatera Utara

6.3

Analisis Deskripsi Variabel
Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas (independen) yaitu

kompleksitas tugas (X1), fleksibilitas manajemen (X2), dan perubahan kondisi
korporasi (X3) serta satu variabel terikat (dependen) yaitu kinerja karyawan. Oleh
karena itu, pada bagian ini akan dijabarkan penjelasan responden atas masingmasing kuesioner yang selanjutnya akan digunakan untuk kemudian dapat
dilakukan pengujian hipotesis.
6.3.1

Analisis Deskripsi Variabel Kompleksitas Tugas
Variabel kompleksitas tugas menggunakan 8 (delapan) indikator

pertanyaan. Tanggapan responden mengenai kompleksitas tugas seperti tercantum
dalam Tabel 6.4.
Tabel 6.4 Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Kompleksitas Tugas
No.

Pertanyaan

Sangat
Tidak
Setuju

Menurut Saya, pembagian tugas
6
menjadi lebih jelas.
Saya merasa tugas yang diberikan
2
1
menjadi lebih mudah
Job description yang diberikan
3
sesuai dengan tugas yang
2
dilaksanakan
Saya mengetahui dengan jelas
4
5
tugas yang Saya kerjakan
Saya mengetahui dengan jelas
5
bahwa tugas telah Saya selesaikan
0
dengan baik
Saya mengetahui cara
6
mengerjakan setiap jenis tugas
1
yang diberikan
Menurut Saya, tugas yang
7
3
diberikan telah sesuai
Dalam melaksanakan tugas, Saya
8
memahami pekerjaan yang
0
diberikan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
1

Tidak
Setuju

Netral

Setuju

Sangat
Setuju

11

10

9

1

19

12

4

1

12

11

12

0

14

12

5

1

15

12

10

0

11

16

9

0

7

11

15

1

8

6

22

1

Universitas Sumatera Utara

6.3.2

Analisis Deskripsi Variabel Fleksibilitas Manajemen
Variabel fleksibilitas manajemen menggunakan 8 (delapan) indikator

pertanyaan. Tanggapan responden mengenai fleksibilitas manajemen seperti
tercantum dalam Tabel 6.5
Tabel 6.5 Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Fleksibilitas Manajemen
Sangat
Tidak
Sangat
Tidak
No.
Pertanyaan
Netral Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Dengan dilakukannya
penggabungan unit membuat
1
7
7
16
7
proses pengambilan keputusan
lebih cepat.
Adanya penggabungan unit
membuat job description
2
3
6
22
6
karyawan mengalami
perubahan.
3

Kewenangan yang diberikan
sesuai dengan job description

-

5

5

6

21

4

Menurut Saya, pembagian
kewenangan menjadi lebih jelas
Perubahan job description telah
sesuai dengan tugas yang
dilaksanakan

-

6

10

21

-

-

6

18

7

6

Penempatan SDM telah sesuai
dengan jurusan akademik

-

4

3

19

11

6

1

22

8

-

5

19

13

5
6

Penerimaan SDM telah sesuai
dengan jurusan akademik
Adanya penggabungan unit
8 membuat pengelolaan SDM
lebih mudah
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
7

Dari Tabel 6.5 diperoleh bahwa responden sebanyak 21 orang sangat
setuju bahwa kewenangan yang diberikan sesuai job description, disusul dengan
pengelolaan SDM yang lebih mudah.

Universitas Sumatera Utara

6.3.3

Analisis Deskripsi Variabel Perubahan Kondisi Korporasi
Variabel perubahan kondisi korporasi menggunakan 8 (delapan) indikator

pertanyaan. Tanggapan responden mengenai perubahan kondisi korporasi seperti
tercantum dalam Tabel 6.6

Tabel 6.6 Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Perubahan Kondisi
Korporasi
Sangat
Tidak
Sangat
Tidak
No.
Pertanyaan
Netral Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Suasana kerja menjadi nyaman
1 dengan adanya penggabungan
0
2
7
26
2
unit.
Penggabungan unit dapat
2 berpengaruh terhadap
0
2
4
9
22
pemberian insentif
Sistem insentif yang diberikan
3
0
7
7
23
0
telah sesuai
Kondisi kerjanya menjadi lebih
4
0
9
18
8
2
nyaman
Menurut Saya, sistem insentif
5 yang diberikan sudah
0
2
8
21
6
mencukupi
Manajemen kinerja lebih
0
kompleks setelah restrukturisasi
Sistem Insentif yang diberikan
7 telah sesuai dengan tugas yang
0
dikerjakan.
Manajemen kinerja dapat lebih
8 efektif dengan adanya proses
0
penggabungan unit
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
6

2

4

26

5

0

2

25

10

2

7

23

5

Dari Tabel 6.6 diperoleh bahwa mayoritas responden sebanyak 22 orang
menjawab sangat setuju dengan adanya penggabungan unit dapat berpengaruh
terhadap pemberian insentif.

Universitas Sumatera Utara

6.4 Hasil Regressi Linear Berganda
Pengujian hipotesis menyatakan bahwa ada pengaruh kompleksitas tugas,
fleksibilitas manajemen dan perubahan kondisi korporasi secara simultan dan
secara parsial terhadap kinerja karyawan

pada

PT. Jasa Raharja (Persero)

Cabang Sumatera Utara.
Tabel 6.7 Hasil Uji Koefisien Regresi
Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
(Constant)
Kompleksitas Tugas
Fleksibilitas
Management
Perubahan Kondisi
Korporasi

Std. Error
.440

.506

-.069

.114

.484

.471

Beta

t

Sig.

.869

.391

-.056

-.603

.551

.114

.512

4.243

.000

.134

.424

3.507

.001

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
Secara matematis hasil dari analisis regresi linear berganda tersebut dapat ditulis
sebagai berikut:
Y = 0,440 - 0,069 X1 + 0.484 X2 + 0,471 X3
Tabel 6.7 menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen (X1, X2,
dan X3) terhadap variabel dependen (Y). Adapun masing-masing nilai koefisien
regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
a. Konstanta (a) = 0,440
b. b1 = - 0,069
Artinya apabila kompleksitas kerja (X1) yang diberikan PT Jasa Raharja
(Persero) Cabang Sumatera Utara kepada karyawan semakin banyak, maka

Universitas Sumatera Utara

kinerja karyawan akan mengalami penurunan sebesar 0, 069, dengan
menganggap bahwa variabel-variabel lain konstan / tetap.
c. b2 = 0,484
Artinya apabila fleksibilitas manajemen (X2) yang diberikan PT Jasa Raharja
(Persero) Cabang Sumatera Utara kepada karyawan semakin baik, maka kinerja
karyawan akan mengalami peningkatan 0.484, dengan menganggap bahwa
variabel-variabel lain konstan / tetap.
d. b3 = 0,471
Artinya apabila perubahan kondisi korporasi (X3) yang diberikan PT Jasa
Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara kepada karyawan semakin baik,
maka kinerja kerja karyawan akan mengalami peningkatan

sebesar 0.471,

dengan menganggap bahwa variabel-variabel lain konstan / tetap.

6.5 Hasil Uji Hipotesis
6.5.1 Hasil Uji Serempak (Uji F)
Uji ini juga disebut ANOVA atau analisis varian, yaitu uji koefisien
regresi secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen (perubahan kondisi korporasi, fleksibilitas amanajemen, dan
kompleksitas tugas) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). Pengujian
menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui
apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen
seperti terlihat pada Tabel 6.8.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.8 Uji F
ANOVAa
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

9,643

3

3,214

Residual

1,974

33

,060

11,617

36

Total

F

Sig.

53,725

,000b

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Kompleksitas Tugas, Fleksibilitas Management, Perubahan Kondisi
Korporasi

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
Berdasarkan Tabel 6.8 diperoleh bahwa nilai sig. α (.000b) lebih kecil dari
alpha 5% (0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H0 dan
menerima H1. Dengan demikian secara serempak kompleksitas tugas, fleksibilitas
manajemen, dan perubahan kondisi korporasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera
Utara.
6.5.2 Hasil Uji Parsial (Uji t)
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependent.
Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 6.9.
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1.

H0 : X1 = 0, artinya variabel kompleksitas tugas tidak berpengaruh
terhadap variabel kinerja karyawan.
H0 : X1 ≠ 0, artinya variabel kompleksitas tugas berpengaruh terhadap
variabel kinerja karyawan.

2.

H0 : X2 = 0, artinya variabel fleksibilitas manajemen tidak berpengaruh
terhadap variabel kinerja karyawan.

Universitas Sumatera Utara

H0 : X2 ≠ 0, artinya variabel fleksibilitas manajemen berpengaruh
terhadap variabel kinerja karyawan.
3.

H0 : X3 = 0, artinya variabel perubahan kondisi korporasi tidak
berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.
H0 : X3 ≠ 0, artinya variabel perubahan kondisi korporasi berpengaruh
terhadap variabel kinerja karyawan.

Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima bila nilai signifikansi > 0,05
H0 ditolak bila nilai signifikansi < 0,05
Hasil dari Uji t terlihat pada Tabel 6.9 berikut ini :
Tabel 6.9 Uji t

Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
(Constant)
Kompleksitas Tugas
Fleksibilitas
Management
Perubahan Kondisi
Korporasi

Std. Error
.440

.506

-.069

.114

.484

.471

Beta

t

Sig.

.869

.391

-.056

-.603

.551

.114

.512

4.243

.000

.134

.424

3.507

.001

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
Dari Tabel 6.9 di atas didapat hasil sebagai berikut :
1. Nilai signifikansi (0,551) > (0,05), maka Ho diterima, artinya
kompleksitas tugas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
kinerja karyawan.

Universitas Sumatera Utara

2. Nilai signifikansi (0,000) < (0,05), maka Ho ditolak, artinya fleksibilitas
manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
3. Nilai signifikansi (0,001) < (0,05), maka Ho ditolak, artinya perubahan
kondisi korporasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
6.6. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui ada tidaknya normalitas
residual, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas pada model regresi. Model
regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut
memenuhi beberapa asumsi klasik yaitu data residual y = terdistribusi normal,
tidak adanya multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Harus terpenuhinya asumsi
klasik agar dapat diperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan
pengujian dapat dipercaya. Terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi
klasik dan pengujian hipotesis pertama untuk variabel kompleksitas tugas.
a.

Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai

residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model
yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati
normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan uji histogram, uji normal P
Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. Uji
statistik yang digunakan untuk menguji normalitas pada penelitian ini adalah uji
normal P Plot dimana jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika

Universitas Sumatera Utara

data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2000).

Gambar 6.1 Uji Normalitas
Dari Gambar 6.1 dapat disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi ini memenuhi
asumsi normalitas. Dapat disimpulkan bahwa model regresi layak untuk
digunakan.
b.

Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas artinya antara variabel independen yang terdapat dalam

model regresi memiliki hubungan linier sempurna atau mendekati sempurna
(koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel
bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinieritas adalah koefisien korelasi tidak
tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar.

Universitas Sumatera Utara

Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinearitas adalah dengan melihat
toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika 1 < VIF < 10, maka
dinyatakan

tidak

terjadi

multikolinearitas.

Variabel

yang

menyebabkan

multikolinearitas dapat dilihat juga dari nilai tolerance yang < 0,1 dapat dilihat
pada Tabel 6.11 berikut ini.
Tabel 6.10 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized

Standardized

Collinearity

Coefficients

Coefficients

Statistics

Std.
Model
1

B
(Constant)
Kompleksitas
Tugas
Fleksibilitas
Management
Perubahan Kondisi
Korporasi

Error

Beta

T

Sig.

.869

.391

Tolerance

VIF

.440

.506

-.069

.114

-.056

-.603

.551

.993

1.207

.484

.114

.512

4.243

.000

.591

1.691

.471

.134

.424

3.507

.001

.588

1.700

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
Berdasarkan Tabel 6.11 diperoleh hasil uji multikolinearitas sebagai
berikut:
1. Nilai VIF kompleksitas tugas 1 < 1,207 < 10, artinya tidak terjadi
multikolinearitas pada variabel kompleksitas tugas.
2. Nilai VIF fleksibilitas manajemen 1 < 1.691 < 10, artinya tidak terjadi
multikolinearitas pada variabel fleksibilitas manajemen.
3. Nilai VIF perubahan kondisi korporasi 1 < 1,700 < 10, artinya tidak terjadi
multikolinearitas pada variabel perubahan kondisi korporasi.

Universitas Sumatera Utara

Dari output data tersebut dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance
menunjukkan variabel bebas memiliki nilai tolerance > 0,1 yang berarti tidak ada
multikolineritas antar variabel bebas. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang
memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolineritas antar variabel bebas.
c.

Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,
yaitu dengan cara uji koefisien korelasi Spearman’rho, melihat pola titik-titik pada
grafik regersi, uji Park, dan uji Glejser. Penelitian ini menggunakan Metode Uji
Glejser untuk melihat apakah terjadi heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan
dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolute
residualnya. Jika nilai signifikansi antar variabel independen dengan absolut
residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
 Tidak terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikansi > 0,05
 Terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikansi < 0,05

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.11 Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B

Std. Error

(Constant)

.140

.326

Kompleksitas Tugas

.024

.074

-.144

.148

Fleksibilitas
Management
Perubahan Kondisi
Korporasi

Beta

t

Sig.

.429

.670

.053

.326

.747

.074

-.417

-1.959

.059

.087

.365

1.709

.097

a. Dependent Variable: ABS_RES

Berdasarkan Tabel 6.12 diperoleh hasil uji heteroskedastisitas sebagai
berikut:
1. Nilai signifikansi kompleksitas tugas (0,747) > (0,05), artinya tidak terjadi
heteroskedastisitas pada variabel kompleksitas tugas.
2. Nilai signifikansi fleksibilitas manajemen (0,059) > (0,05), artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas pada variabel fleksibilitas manajemen.
3. Nilai signifikansi perubahan kondisi korporasi (0,097) > (0,05), artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas pada variabel perubahan kondisi korporasi.
Dari output data tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
ketiga variabel lebih dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

Universitas Sumatera Utara

6.7 Hasil Koefisien Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, ….Xn)
secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukan
seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2 sama dengan 0
berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Sebaliknya Nilai R2 sama dengan 1, maka pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen adalah sempurna. (Priyatno, 2010). Nilai koefisien determinasi
(R²) dipergunakan untuk mengetahui pengaruh kompleksitas tugas, fleksibilitas
manajemen dan perubahan kondisi korporasi berpengaruh terhadap kinerja
karyawan pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara. Hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 6.13
Tabel 6.12 Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model
1

R
,911a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

R Square
,830

,815

,24460

a. Predictors: (Constant), Kompleksitas Tugas, Fleksibilitas
Management, Perubahan Kondisi Korporasi
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).
Berdasarkan Tabel 6.13 diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,830.
Hal ini menunjukkan bahwa 83% variabel kompleksitas tugas, fleksibilitas
manajemen dan perubahan kondisi korporasi menjelaskan pengaruhnya terhadap
variabel kinerja karyawan pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera

Universitas Sumatera Utara

Utara, sedangkan 17% merupakan variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,911 menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang sangat erat variabel kompleksitas tugas, fleksibilitas manajemen,
dan perubahan kondisi korporasi terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Raharja
(Persero) Cabang Sumatera Utara.
Standart Error of the Estimate sebesar 0,24460 yang menunjukkan bahwa
kesalahan dapat terjadi dalam memprediksi kinerja karyawan sebesar 0,24460.

6.8 Pembahasan Hipotesis
6.8.1 Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar
0,830. Hal ini menunjukkan bahwa 83 % variabel kompleksitas tugas, fleksibilitas
manajemen, dan perubahan kondisi korporasi menjelaskan pengaruhnya terhadap
variabel kinerja karyawan pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera
Utara, sedangkan 17% merupakan variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa variabel kompleksitas
tugas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
dapat diketahui dari hasil nilai signifikan 0,551 yang lebih besar dari α = 5%. Hal
ini dapat diartikan, jika kompleksitas tugas meningkat dalam arti bahwa menurut
responden, responden sering melaksanakan tugas tidak sesuai dengan job description
yang diberikan. Responden sering kebingungan karena beragamnya tugas yang akan
diselesaikan, maka kinerja karyawan belum meningkat malah mengalami penurunan.

Universitas Sumatera Utara

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah
kompleksitas tugas. Kompleksitas dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tugas
yang kompleks, terdiri atas bagian - bagian yang banyak, berbeda - beda dan
saling terkait satu sama lain. Dalam pelaksanaan tugasnya yang kompleks,
karyawan memerlukan keahlian, kemampuan, dan tingkat kesabaran yang tinggi
untuk mencapai hasil kerja yang maksimal sehingga nantinya akan memperoleh
kinerja yang baik.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori dari Restuningdiah (2000)
menyatakan bahwa peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan
menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu jika tidak diiringi keahlian, kemampuan,

dan tingkat kesabaran yang tinggi. Tugas yang tingkat kompleksitasnya tinggi
memerlukan inovasi dan pertimbangan yang relatif banyak, sedangkan tugas yang
tingkat kompleksitasya rendah memerlukan tingkat inovasi dan pertimbangan yang
relatif sedikit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arya Pradipta (2012) pada Kantor
Akuntan Publik di Jakarta yang menunjukkan bahwa kompleksitas tugas
mempengaruhi kinerja auditor.

6.8.2

Pengaruh Fleksibilitas Manajemen Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa variabel fleksibilitas

manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
dapat diketahui dari hasil nilai signifikan untuk variabel fleksibilitas manajemen
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 5%.
Manajemen seringkali merestrukturisasi diri supaya cara kerja lebih lincah,
pengambilan keputusan lebih cepat, perbaikan bisa dilakukan lebih tepat guna.

Universitas Sumatera Utara

Restrukturisasi ini biasanya berkaitan dengan perubahan job description,
kewenangan tiap tingkatan manajemen untuk memutuskan pengeluaran,
kewenangan dalam mengelola sumber daya (termasuk SDM), dan bentuk
organisasi (Djohanputra, 2004).
Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel
dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus
dan situasi-sitauasi yang berubah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gabriel yang menunjukkan bahwa
fleksibilitas manajemen mempengaruhi kinerja karyawan.

6.8.3

Pengaruh

Perubahan

Kondisi

Korporasi

Terhadap

Kinerja

Karyawan
Berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa variabel perubahan
kondisi korporasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai signifikan variabel perubahan kondisi
korporasi sebesar 0,00 1 yang