Pengetahuan Keluarga Tentang Tumbuh Kembanbalita Di Desa Sitalasari Perumnas Batu Vi Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

PENGETAHUAN

2.1.1 Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian

besar

pengetahuan

manusia

diperoleh


melalui

mata

dan

telinga.

(Notoatmodjo,2010)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, 2010 pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.


2. Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui, dan dapat mengintepretasi materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).

Universitas Sumatera Utara

4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.


6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang ada.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2007):

1.

Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas

Universitas Sumatera Utara

pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan
rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan
non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap
seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang
diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .

2. Informasi / Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacammacam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,

media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3.

Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Universitas Sumatera Utara

4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.

5.

Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja
yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik
yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6.

Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih
berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan
persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia
madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada
penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama
hidup :

Universitas Sumatera Utara

a. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
dan

semakin

banyak

hal


yang

dikerjakan

sehingga

menambah

pengetahuannya.
b. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,
khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata
dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang
akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

2.2 TUMBUH KEMBANG
2.2.1 Defenisi Tumbuh dan Kembang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan,

dimana pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu. Sedangkan perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola teratur, dan dapat diramalkan sebagai proses
pematangan, jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap
aspek

fisik.

Sedangkan

perkembangan

berkaitan

dengan

pematangan

fungsi


organ/individu.
Menurut Kartono K (2008) pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat, dalam pasage (peredaran waktu) tertentu. Sedangkan
perkembangan adalah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagi hasil dari proses

Universitas Sumatera Utara

pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan
dan proses belajar dalam pasage waktu tertentu, menuju kedewasaan.
Hidayat (2009) mengatakan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa
tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut
merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih
saling berhubungan satu dengan yang lain. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak
terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual maupun
emosional. Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat terjadi dalam
perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan
organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari

kemampuan secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung
membaca dll, sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku
sosial di lingkungan anak.

2.2.2 Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki berbagai ciri khas yang
membedakan komponen satu dengan yang lain. Pertumbuhan memiliki ciri sebagai
berikut :

1.

Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik, seperti Berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dll

2.

Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat
pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa
konsepsi hingga dewasa

Universitas Sumatera Utara

3.

Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama
yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu

4.

Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti
proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau
dada.

Perkembangan memiliki ciri sebagai berikut :

1. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari
perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti
perubahan pada fungsi alat kelamin.
2. Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap yaitu
perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju daerah kaudal
atau dari bagian proksimal ke bagian distal
3. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang
sempurna
4. Perkembangan

setiap

individu

memiliki

kecepatan

pencapaian

perkembangan yang berbeda
5. Perkembangan dapat menentukan tahap selanjutnya, dimana tahapan
perkembangan harus dilewati tahap demi tahap.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap individu akan
mengalami siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dapat secara

Universitas Sumatera Utara

lambat maupun cepat tergantung dari individu atau lingkungan. Masa lima tahun pertama
merupakan masa terbentuk dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan,
berfikir, ketrampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain-lainnya.
Hidayat (2009) mengatakan proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

A. Faktor Herediter
Faktor genetik merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam
mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Yang termasuk faktor herediter
adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan
intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan
terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah
lahir akan cenderung lebih cepat atau tinggi pertumbuhan tinggi badan dan berat badan
dibandingkan dengan anak perempuan dan akan bertahan sampai usia tertentu mengingat
anak perempuan akan mengalami pubertas lebih dahulu dan kebanyakan anak perempuan
akan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan besar ketika masa pubertas dan
begitu juga sebaliknya disaat anak laki-laki mencapai pubertas maka laki-laki cenderung
lebih besar.
Kemudian pada ras dan suku bangsa juga memiliki peran dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu memiliki
kecenderungan lebih besar atau tinggi seperti bangsa Asia cenderung lebih pendek dan
kecil dibanding dengan bangsa Eropa atau lainnya.

Universitas Sumatera Utara

B. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam
menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Yang termasuk faktor
lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, dan lingkungan postnatal.

1. Lingkungan Pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi sampai lahir
yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti posisi janin
dalam uterus, zat kimia atau toxin seperti penggunaan obat-obatan, alkohol atau
kebiasaan merokok ibu hamil, hormonal seperti adanya hormon somatotropin,
plasenta, tiroid, insulin, dll yang berpengaruh pada pertumbuhan janin. Faktor
lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
organ otak janin. Infeksi dalam kandungan juga akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan bayi demikian juga stress yang dapat mempengaruhi
kegagalan tumbuh kembang. Faktor imunitas akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin sebab dapat menyebabkan terjadinya abortus, selain itu
kekurangan oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam
plasenta yang dapat menyebabkan bayi berat badan lahir rendah.
2. Lingkungan Post Natal
a. Budaya lingkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami dan mempersepsikan
pola hidup sehat. Hal ini dapat terlihat apabila kehidupan atau berperilaku
mengikuti budaya yang ada kemungkinan besar dapat menghambat dalam aspek
poertumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh anak yang dalam usia tumbuh

Universitas Sumatera Utara

kembang membutuhkan makanan yang bergizi karena terdapat adat atau budaya
tertentu terdapat makanan yang dilarang. Pada masa tertentu padahal makanan
tersebut dibutuhkan untuk perbaikan gizi, maka tentu akan mengganggu atau
menghambat pada masa tumbuh kembang. Seperti halnya budaya kehidupan kota
akan berbeda dengan kehidupan desa dalam pola kebiasaan sehingga
kemungkinan besar dapat mempengaruhi tumbuh kembang.
b. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi,
tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan anak
yang sosial ekonominya rendah. Demikian juga dengan status pendidikan
keluarga, misalnya tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan
dalam pemenuhan gizi

dan mereka sering tidak mau atau tidak meyakini

pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain
yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan
untuk tumbuh dan berkembangan selama masa peertumbuhan, terdapat kebutuhan
gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air.
Kebutuhan ini sangat diperlukan pada masa-masa tersebut, apabila kebutuhan
tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya.

Universitas Sumatera Utara

d. Iklim/cuaca
Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam lainnya, dapat berdampak
pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga banyak
anak kurang gizi. Demikian pula gondok endemik banyak ditemukan pada daerah
pegunungan, dimana air tanahnya kurang mengandung yodium.

e. Olahraga/Latihan Fisik
Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak, karena
dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh
dapat teratur. Selain itu latihan juga meningkatkan stimulasi perkembangan otot
dan pertumbuhan sel. Demikian juga aspek sosial, anak dapat mudah melakukan
interaksi dengan temanya sesuai dengan jenis olahraganya.
f. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak dalam keluarga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada anak pertama atau tunggal, dalam aspek
perkembangan secara umum kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat
berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa, akan tetapi dalam
perkembangan motoriknya terkadang lambat karena tidak ada stimulasi yang
biasanya dilakukan saudara kandungnya. Demikian pada anak kedua atau berada
di tengah kecendrungan orang tua yang merasa biasa dalam merawat anak lebih
percaya diri sehingga kemampuan untuk beradaptasi anak lebih cepat dan mudah,
akan tetapi dalam perkembangan intelektual biasanya terkadang kurang apabila
dibanding dengan anak pertamanya, kecendrungan tersebut juga tergantung
kepada keluarga.

Universitas Sumatera Utara

g. Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh
kembang. Hal ini dapat dilihat apabila anak dengan kondisi sehat dan sejahtera
maka percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Sebagai contoh, pada
saat tertentu anak seharusnya mencapai puncak dalam pertumbuhan dan
perkembangan, akan tetapi apabila saat itu pula terjadi penyakit kronis yang ada
pada diri anak, maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam tumbuh
kembang anak terhambat, karena anak memiliki masa kritis.
3. Faktor hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang antara lain :
somatotropin

(growth

hormone)

yang

berperan

dalam

mempengaruhi

pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago
dan sistem skeletal, hormon tiroid dengan menstimulasi pertumbuhan sel
interstisial dari testis untuk memproduksi testoteron dan ovarium untuk
memproduksi

estrogen

selanjutnya

hormon

tersebut

akan

menstimulasi

perkembangan seks baik pada anak laki maupun perempuan yang sesuai dengan
peran hormonnya.
2.2.4 Masalah Tumbuh Kembang Anak
Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau
dipahami sejak konsepsi hingga dewasa. Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang
perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian diantaranya : 10% anak akan mencapai
kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak
akan mencapai kemampuan lebih kemudian, 90% anak akan sudah harus dapat mencapai
kemampuan pada batas usia paling lambat masih dalam batas normal dan 10%
dimasukkan dalam kategori terlambat apabila belum bisa mencapai kemampuannya.

Universitas Sumatera Utara

Secara umum terdapat beberapa ciri anak yang memiliki kelainan dan perlu
pendeteksian diantaranya apabila pada usia 1-1,5 bulan belum bisa tersenyum secara
spontan, anak usia lebih 3 bulan masih menggenggam dan belum bersuara, usia 4-5 bulan
belum tengkurap dengan kepala diangkat, pada usia 12 bulan belum bisa menjinjit, pada
usia 15 bulan belum berjalan, pada usia 18 bulan anak belum mampu mengucapkan 4-5
kata, pada usia 2 tahun anak belum bisa menyebut nama sendiri, pada usia 30 bulan anak
belum bisa menggambar, pada usia 3 tahun anak belum bisa berpakaian, pada usia 3,5
tahun anak belum bisa mengenal warna, pada usia 4 tahun anak belum bisa menggambar
orang 3 bagian dan pada usia 4,5 tahun anak belum bisa bercerita maka perilaku di atas
perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal berbagai masalah tumbuh kembang anak.

2.2.5

Fase-Fase Penting Pada Masa Pertumbuhan

Menurut Cecily lynn Betz (2009) karakteristik fisik pada anak terdiri dari:

A. Usia 0-6 bulan
1. Berat badan
Akan menjadi dua kali lipat pada usia 6 bulan. Berat badan bayi bertambah kirakira 0,6 kg per bulan.

2. Panjang badan
Panjang badan rata-rata saat berumur 6 bulan adalah 65 cm. Panjang badan
meningkat dengan kecepatan 2,5 cm per bulan.

3. Lingkar kepala
Lingkar kepala mencapai 42,5 cm pada usia 6 bulan. Lingkar kepala meningkat
1,25 cm per bulan.

Universitas Sumatera Utara

B. Usia 6-12 bulan
1. Berat badan
Berat badan menjadi 3 kali lipat pada usia 1 tahun. Perkiraan berat badan pada
usia 1 tahun adalah 10 kg. Bayi bertambah berat badannya 0,45 kg per bulan.

2. Panjang badan
Bagian tubuh yang mengalami pertumbuhan terpesat adalah badan. Bayi
bertumbuh 1,25 cm per bulan. Panjang badan total meningkat 50% pada usia 1
tahun

3. Lingkar kepala
Lingkar kepala meningkat 0,6 cm per bulan. Lingkar kepala pada usia 1 tahun
adalah 50 cm.

C. Usia 1-3 tahun
1. Berat badan
Berat badan todler bertambah sebesar 2,2 kg per tahun. penambahan berat
badan menurun secara seimbang.

2. Panjang badan
Tinggi badan meningkat kira-kira 7,5 per tahun. Proporsi tubuh berubah;
lengan dan kaki tumbuh dengan laju yang lebih cepat dari kepala dan badan.

3. Lingkar kepala
Fontanel anterior menutup pada usia 15 bulan. Lingkar kepala meningkat 2,5
cm per tahun.

4. Gigi
Gigi molar pertama dan kedua serta gigi taring mulai muncul.

Universitas Sumatera Utara

D. Usia 3-6 tahun
1. Berat badan
Penambahan berat badan anak kurang dari 2 kg per tahun. Berat rata-rata
adalah 18 kg.

2. Panjang badan
Pertumbuhan tinggi badan anak 5 sampai 7 cm per tahun.

3. Postur
Tidak ada lordosis lagi

4. Gigi
Gigi susu mulai tanggal

2.2.6

Fase-Fase Penting Dalam Masa Perkembangan
1. Perkembangan Motorik
Menurut Cecily lynn Betz (2009) fase-fase penting pada masa perkembangan

yaitu :

A. Dari lahir sampai 3 bulan
a. Belajar mengangkat kepala
b. Belajar mengikuti obyek dengan matanya
c. Melihat kemuka orang dengan tersenyum
d. Bereaksi terhadap suara/bunyi
e. Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan
kontak
f. Menahan barang yang dipegangnya
g. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Universitas Sumatera Utara

B. Dari 3 sampai 6 bulan
a. Mengangkat kepala 90º dan mengangkat dada dengan bertopang
tangan.
b. Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau
diluar jangkauannya
c. Menaruh benda-benda di mulutnya
d. Berusaha memperluas lapangan pandang\
e. Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
f. Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
C. Dari 6 sampai 9 bulan
a. Dapat duduk tanpa dibantu
b. Dapat tengkurep dan berbalik sendiri
c. Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
d. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
e. Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
f. Bergembira dengan melempar benda-benda
g. Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
h. Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang
asing
i. Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyisembunyian
D. Dari 9 sampai 12 bulan
a. Dapat berdiri sendiri tanpa di bantu
b. Dapat berjalan dengan dituntun

Universitas Sumatera Utara

c. Menirukan suara
d. Mengulang bunyi yang didengarnya
e. Belajar menyatakan satu atau dua kata
f. Mengerti perintah sederhana atau larangan
g. Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya,
ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda benda kemulutnya
h. Berpartisipasi dalam permainan
E. Dari 12 sampai 18 bulan
a. Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
b. Menyusun 2 atau 3 kata
c. Dapat mengatakan 5 sampai 10 kata
d. Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
F. Dari 18 sampai 24 bulan
a. Naik turun tangga
b. Menyusun 6 kotak
c. Menunjuk mata dan hidungnya
d. Menyusun 2 kata
e. Belajar makan sendiri
f. Menggambar garis di kertas atau pasir
g. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/ kencing
h. minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang orang yang lebih besar
i. Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain maindengan
mereka

Universitas Sumatera Utara

G. Dari 2 sampai 3 tahun
a. Belajar meloncat , memanjat, melompat dengan 1 kaki
b. Membuat jembatan dengan 3 kotak
c. Mampu menyusun kalimat
d. Mempergunakan kata kata saya, bertanya, menerti kata kata yang
ditujukan kepadanya.
e. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan
lain diluar keluarganya
H. Dari 3 sampai 4 tahun
a. Berjalan jalan sendiri mengunjungi tetangga
b. Belajar pada jari kaki
c. Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
d. Menggambar garis silang
e. Menggambar orang hanya kepala dan badan
f. Mengenal 2 atau 3 warna
g. Bicara dengan baik
h. Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
i. Banyak bertanya
j. Bertanya bagaimana anak dilahirkan
k. Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi bawah, sisi muka,sisi belakang
l. Mendengarkan cerita cerita
m. Bermain dengan anak lain
n. Menunujukkan rasa sayang kepada saudara saudaranya
o. Dapat melaksanakan tugas tugas sederhana

Universitas Sumatera Utara

I.

Dari 4 sampai 5 tahun
a. Melompat dan menari
b. Menggambar orang terdiri dari kepala , lengan, badan
c. Menggambar segi empat dan segitiga
d. Pandai bicara
e. Dapat menghitung jari jarinya
f. Dapat menyebut hari dalam seminggu
g. Mendengar dan mengulanghal hal penting dan cerita
h. Minat kepada kata baru dan artinya
i. Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
j. Mengenal 4 warna
k. Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan
kecil
l. Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
2. Perkembangan Bahasa

A. Usia 1 bulan
a. Mendekut
b. Membuat suara seperti huruf hidup
c. Membuat suara merengek ketika sedang kesal
d. Membuat suara berdeguk ketika sedang kenyang
e. Tersenyum sebagai respons terhadap pembicaraan orang dewasa.
B. Usia 1 – 4 bulan
a. Bersuara dan tersenyum
b. Dapat membuat bunyi huruf hidup

Universitas Sumatera Utara

c. Bersuara
d. Berceloteh
C. Usia 4 – 8 bulan
a. Menggunakan vokalisasi yang semakin banyak
b. Menggunakan kata-kata yagn terdiri dari dua suku kata (’boo-boo”)
c. Dapat membuat dua bunyi vokal bersamaan (”baba”)

D. Usia 8 – 12 bulan
a. Mengucapkan kata-kata pertama
b. Menggunakan bunyi untuk mengidentifikasi objek, orang, dan aktivitas
c. Menirukan berbagai bunyi kata
d. Dapat mengucapkan serangkaian suku kata
e. Memahami arti larangan seperti ”jangan”
f.

Berespons terhadap panggilan dan orang-orang yang merupakan keluarga
terdekat.

g. Menggunakan tiga kosa kata
h. Menggunakan kalimat satu kata

E. Usia 2 tahun
a. Menggunakan kalimat dengan dua dan tiga kata
b. Menggunakan holofrase
c. Lebih dari setengah pembicaraannya dapat dimengerti

F. Usia 3 tahun
a. banyak bertanya
b. berbicara saat ada maupun tidak ada orang
c. mengucapkan konsonan berikut : d, b, t, k, dan y
d. menghilangkan w dari pembicaraannya
e. mempunyai perbendaharaan kata sebanyak 900 kata

Universitas Sumatera Utara

f.

menyatakan namanya sendiri

g. menjamakkan kata-kata
h. mengulangi ungkapan dn kata-kata dengan tanpa tujuan

G. Usia 4 tahun
a. perbendaharaan kata nya berjumlah 1500 kata
b. menghitung sampai tiga
c. menceritakan cerita panjang
d. mengerti pertanyaan sederhana
e. mengerti dasar hubungan sebab akibat dari perasaan
f.

pembicaraannya egosentris

g. memakai kalimat empat kata

H. Usia 5 tahun
a. perbendaharaan kata sebanyak 2100 kata
b. memakai kalimat lima kata
c. memakai kata depan dan kata penghubung
d. memakai kalimat lengkap
e. mengerti pertanyaan yang berkaitan dengan waktu dan jumlah
f.

belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial dapat menyebut harihari dalam seminggu

3. Perkembangan Psikoseksual
A. Usia 0 – 12 bulan
a. Berfokus pada tubuh – mulut
b. Tugas perkembangan – gratifikasi kebutuhan dasar (makanan, kehangatan,
dan kenyamanan) dipenuhi oleh pengasuh primer
c. Krisis perkembangan- penyapihan ; bayi dipaksa untuk menghentikan
kesenangannya untuk minum ASI atau menyusu dari susu botol

Universitas Sumatera Utara

d. Ketrampilan koping yang umum- mengisap, menangis, mendekut, berceloteh,
memukul, dan bentuk perilaku lainnya sebagai respon terhadap iritan
e. Kebutuhan seksual – mengggeneralisasi sensasi tubuh yang menyenangkan
meskipun berfokus pada kebutuhan oral ; bayi mendapat kesenangan fisik
dari digendong, ditimang, diayun, dan mengisap
f.

Bermain – stimulasi taktil diberikan melalui aktivitas pengasuhan

B. Usia 1 – 3 tahun
a. Fokus tubuh – area anal
b. Tugas perkembangan – belajar untuk mengatur defekasi dan berkemih
c. Krisis perkembangan – toilet trainning
d. Ketrampilan koping yang umum – temper tantrum, negativisme, bermain
dengan feses dan urine, regresif, mengisap ibu jari, menangis, dan mencibir
e. Kebutuhan seksual – sensasi menyenangkan berhubungan dengan fungsi
eksretori; anak mengeksplorasi tubuh secar aktif
f.

Bermain – anak senang bermain dengan eksreta yang dibuktikan dengan
mengorek-ngorek feses

g. Peran orang tua – untuk membantu anak mencapai kontinensia tanpa kontrol
yang terlalu ketat atau terlalu membiarkan

C. Usia 3 – 6 tahun
a. Fokus tubuh – genital
b. Tugas perkembangan – peningkatan kesadarannya terhadap organ seks dan
minatnya dalam seksualitas
c. Krisis perkembangan – Oedipus dan electra kompleks ; ketakutan terhadap
adanya gangguan tubuh

Universitas Sumatera Utara

d. Ketrampilan koping umum – pembentukan reaksi ;transisi dari perasaan
negatif terhadap orang tua dengan jenis kelamin yang berbeda menjadi
perasaan positif
e. Temperamen – jumlah kecemburuan dan perilaku bervariasi sesuai
pengalaman anak di masa lalu dan lingkungan keluarga
f.

Bermain – permainan dramatis, yaitu anak-anak memerankan peran orang tua
dan peran jenis kelamin yang sama

4. Perkembangan Psikososial
A. Usia 0 – 12 bulan
a. Tugas perkembangan – perkembangan rasa percaya terhadap pengasuh
primer
b. Krisis perkembangan – disapih dari ASI atau susu botol
c. Bermain – interaksi dengan pengasuh membentuk dasar-dasar perkembangan
hubungan dikemudian hari
d. Peran orang tua – bayi merumuskan sikap dasar kehidupan berdasarkan
pengalamannya bersama orang tua ; orang tua dianggap sebagai seseorang
yang dapat dipercaya
e. Rencana - untuk memberikan dukungan yang konsisten

B. Usia 1 – 3 tahun
a. Tugas perkembangan – belajar unutk asertif dalam mengekspresikan
kebutuhan, keinginan, dan kemauan dirinya
b. Krisis perkembangan toilet training
c. Ketrampilan koping umum – temper tantrum, menangis, aktivitas fisik,
negativisme, menahan nafas
d. Bermain – anak melakukan dan mencari kesempatan dan aktivitas bermain

Universitas Sumatera Utara

e. Peran orang tua – berperan sebagai agens pensosialisasi untuk peran dasar
tingkah laku
f.

Rencana – untuk memberikan konsistensi dalam membatasi lingkungan pada
perilaku.

C. Usia 3 – 6 tahun
a. Tugas perkembangan – perkembangan hati nurani; peningkatan kesadaran
diri
b. Krisis perkembangan – memeragakan peran seks yang sesuai
c. Ketrampilan koping umum
d. Bermain – anak memiliki kehidupan fantasi aktif
e. Peran orang tua – supervisi dan pengarahan diterima oleh anak yang berusia
5 tahun
f.

Rencana - untuk memberi aktivitas permainan yang sesuai dengan
kesempatan merawat diri.

2.3 KONSEP KELUARGA
2.3.1

Defenisi Keluarga

Menurut WHO dalam Setiadi (2008) keluarga adalah anggota rumah
tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Bussard dan Ball mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan
sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Di keluarga itu
seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satudengan yang lain,
dibentuknya nilai-nilai, pola pemkiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai
saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.
Keluarga

dapat

terjadi

jika

ada

ikatan

atau

persekutuan

(perkawinan/kesepakatan), hubungan(darah/adopsi/kesepakatan), tinggal satu atap

Universitas Sumatera Utara

(serumah), ada peran masing-masing anggota keluarga, dan ikatan emosional.
(Setiadi, 2008)
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak
merupakan bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan
keluarga, dan bentuk dukungan dari keluarga. Hal ini dapat terlihat bila dukungan
keluarga pada anak kurang baik, maka anak mengalami hambatan pada dirinya yang
dapat mengganggu psikologis anak. (Hidayat, 2006)

2.3.2

Fungsi Pokok Keluarga

Menurut Friedman (1998) secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :



Fungsi Afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.



Fungsi Sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.



Fungsi Reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.



Fungsi Ekonomi, adalah keluarga berfungsi memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga



Fungsi

perawatan/pemeliharaan

kesehatan,

yaitu

fungsi

untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3

Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (1998)
membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar
perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan
tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta
bantuan orang lain di lingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.

Universitas Sumatera Utara

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan.

Universitas Sumatera Utara