Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu Hamil (ANC) di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

18

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui upaya pelayanan
kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Bidan sebagai profesi dalam pelayanan
kesehatan

memiliki

tanggungjawab

dalam

menurunkan

masalah


kesehatan

masyarakat terutama ibu dan anak, dan memiliki peran yang sangat strategi dalam
menciptakan SDM berkualitas dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan
anak secara menyeluruh, merata, terjangkau dan dapat diterima sehingga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Riyanto, 2006).
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) menjadi salah
satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk
periode 5 tahun (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi tahun 2003-2007 sebesar
34 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2011).
AKI di Sumatera Utara pada tahun 2007 yaitu 275 per 100.000 kelahiran
hidup sedangkan AKB 26 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Propsu, 2007). Jumlah
kematian ibu di Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 tercatat 32 ibu meninggal dari

Universitas Sumatera Utara

19


40.472 kelahiran hidup, AKB Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 yaitu 3,11
per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Kabupaten Deli Serdang, 2009).
Upaya menurunkan kematian dan kesakitan ibu menuntut hubungan yang erat
antar berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang dimulai dari
puskesmas. Upaya tersebut mencakup berbagai upaya pencegahan, deteksi dini
komplikasi kehamilan melalui kegiatan antenatal care (ANC), persalinan aman dan
bersih, serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai yang tercakup dalam
pelayanan KIA (Hayadi, 2007).
Salah satu upaya pemantauan cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah secara
kontinyu adalah dengan menggunakan suatu alat manajemen program KIA yang
disebut Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA).
Tujuannya agar dapat dilaksanakan tindak lanjut pelayanan antenatal yang cepat dan
tanggap serta tepat terhadap daerah yang cakupan pelayanan antenatalnya masih
rendah. Indikator pemantauan ibu hamil dalam PWS-KIA yaitu cakupan kunjungan
pertama ibu hamil ke unit pelayanan kesehatan (K-1), selanjutnya untuk menilai
efektivitas pelayanan program KIA dinilai dari kunjungan ibu hamil yang keempat
(K-4). Pencapaian target K1 dan K4 diupayakan dengan pelayanan antenatal yang
maksimal oleh tenaga kesehatan terutama bidan kepada ibu hamil (Depkes RI, 2004).
Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) merupakan pelayanan kesehatan

oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,

Universitas Sumatera Utara

20

pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan). Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama
kehamilan, yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester
kedua, dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (Depkes RI, 2009).
Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan
kunjungan K1 dan K4 ibu hamil selama enam tahun terakhir mengalami peningkatan.
Cakupan K1 tahun 2004 88,09% menjadi 95,26% pada tahun 2010. Sedangkan
cakupan K4 pada tahun 2004 yaitu 77% meningkat menjadi 85,56% pada tahun 2010
(Kemenkes RI, 2010). Cakupan Kunjungan ke-1 (K1) di propinsi Sumatera Utara
pada tahun 2007 yaitu 80,48% sedangkan cakupan Kunjungan ke-4 (K4) sebesar
77,95% (Dinkes Propsu, 2008). Di Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 cakupan K1

sebesar 89,18% sedangkan cakupan K4 86% (Dinkes Kabupaten Deli Serdang, 2009).
Sedangkan data rekapitulasi PWS-KIA di Puskesmas Karang Anyar Kecamatan
Beringin bahwa pada tahun 2011 cakupan K1 sebesar 73% belum mencapai target
yang ditetapkan yaitu 95%, sedangkan cakupan K4 sebesar 64% belum mencapai
target yang ditetapkan yaitu 85% (Puskesmas Karang Anyar, 2012).
Belum tercapainya target K1 dan K4 di Kecamatan Beringin disebabkan oleh
banyak faktor, salah satunya kinerja bidan yang belum maksimal dalam pelayanan
ibu hamil (ANC).
Kinerja merupakan indikator keberhasilan suatu program termasuk dalam
penerapan asuhan kebidanan yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

Universitas Sumatera Utara

21

kesehatan, dan salah satu faktor yang memerlukan tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional. Oleh karena itu, pelayanan yang diberikan oleh bidan seyogyanya
dilandasi oleh ilmu pengetahuan dan kiat kebidanan bersifat komprehensif yang
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial dan spiritual (Aliah, 2010).
Bidan sebagai ujung tombak dari pembangunan kesehatan yang berhubungan

langsung dengan pelayanan kesehatan masyarakat dapat menjadi faktor pendukung
atau pendorong namun juga dapat menjadi faktor penghambat keberhasilan program
pelayanan ibu hamil (ANC). Kinerja seorang bidan juga dipengaruhi oleh banyak
faktor yaitu kompetensi individu, dukungan organisasi dan dukungan manajemen.
Kompetensi individu ini dilihat pada kemampuan dan keterampilan melakukan kerja
(Mardiah, 2011).
Faktor yang diperhitungkan dapat meningkatkan kinerja bidan adalah kualitas
kinerja asuhan yang diperoleh secara maksimal seiring harapan dalam visi misi bidan,
hal ini ditopang oleh kemampuan dan keterampilan, motivasi kerja, supervisi dan
dibarengi dengan kompensasi kerja baik berupa finansial maupun non finansial yang
layak (Aliah, 2010). Menurut Gibson dalam Husna dan Besral (2008) ada 3 (tiga)
variabel yang berhubungan kinerja seseorang, yaitu variabel individu, variabel
organisasi dan variabel psikologis. Variabel individu terdiri dari sub variabel
kemampuan dan keterampilan (mental dan fisik), latar belakang (keluarga, tingkat
sosial dan pengalaman), demografis (umur, etnis dan jenis kelamin). Variabel
organisasi terdiri dari sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur,
desain pekerjaan. Variabel psikologis terdiri dari sub variabel persepsi, sikap,
kepribadian, belajar dan motivasi.

Universitas Sumatera Utara


22

L.W.Green (1980) dalam Pieter dan Lubis (2010) mengatakan bahwa faktor
perilaku yang perlu dikembangkan atau perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan
kerja meliputi faktor predisposisi yaitu pengetahuan, pengalaman, jenis kelamin,
status, asal, dan sebagainya. Faktor yang kedua yaitu pemungkin (enabling), yang
memungkinkan seseorang/individu berperilaku seperti yang diharapkan antara lain
adanya pelatihan yang diperlukan, faktor sarana seperti tempat kerja, alat transport,
pedoman kerja, dana dan sebagainya, sedangkan faktor reinforcing yaitu yang
mendukung seseorang untuk berperilaku, seperti untuk penampilan kerja, antara lain
dukungan pimpinan, teman sekerja, dukungan sosial (masyarakat), dukungandukungan pemerintah dan lain sebagainya.
Penghargaan atau insentif sebagian besar bidan di desa atau puskesmas tidak
ada, dan penentuan angka kredit bagi jabatan fungsional bidan tidak didasarkan
kinerja atau prestasi. Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan
untuk mengevaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan oleh organisasi.
Ada lima faktor yang berhubungan dengan kinerja individu yaitu harapan dalam
pekerjaan, umpan balik, motivasi dan insentif, lingkungan dan alat, serta pengetahuan
dan keterampilan (Hayadi, 2007).
Kinerja dalam satu bidang pekerjaan merupakan kombinasi antara

kemampuan, usaha dan kesempatan. Kemampuan kerja dalam kerja atau jabatan
tertentu didasari oleh kemampuan profesional yang diperoleh dari hasil belajar pada
satu lembaga pendidikan. Dalam teori perspektif harapan, kinerja merupakan fungsi
dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Dua faktor yang memengaruhi

Universitas Sumatera Utara

23

motivasi kerja seseorang adalah (1)faktor intrinsik yaitu faktor dari dalam diri
seseorang yang mendorong untuk berprestasi, (b) faktor ekstrinsik yaitu faktor dari
luar yang dapat meningkatkan prestasi karyawan misalnya lingkungan kerja,
keamanan kerja, hubungan kerja dan status pekerjaan (Riyanto, 2006).
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa variabel
berhubungan signifikan dengan kinerja bidan yaitu penelitian Aliah (2010) dengan
variabel kemampuan, keterampilan, dan motivasi kerja; Penelitian Mardiah (2011)
dengan variabel pelatihan, pendidikan, dan tingkat pengetahuan; Penelitian Hayadi
(2007) dengan variabel umpan balik dari atasan, motivasi dan insentif, serta
pengetahuan; Penelitian Husna dan Besral (2008) dengan variabel tidak adanya
pesaing, adanya pembinaan, pengetahuan dan motivasi.

Survei pendahuluan yang penulis lakukan di Kecamatan Beringin Kabupaten
Deli Serdang bahwa beberapa program KIA belum mencapai target yang telah
ditentukan seperti K1 dan K4 juga pertolongan persalinan belum 100% dilakukan
oleh bidan. Faktor rendahnya cakupan program KIA diakibatkan bidan tidak
mencatat dan melaporkan kegiatannya sehingga cakupan dalam laporan Puskesmas
tidak lengkap. Hasil pengamatan yang penulis lakukan pada ibu hamil dan ibu
bersalin bahwa masih ada ibu bersalin yang ditolong oleh dukun bayi yang belum
terlatih

sehingga

dikhawatirkan

terjadinya

infeksi

pada

persalinan


yang

ditolongnya. Sebagian ibu hamil juga melakukan pemeriksaan kehamilannya pada
dukun bayi dan biasanya dilakukan 1 kali menjelang persalinannya. Hasil
wawancara dengan beberapa ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kepada dukun

Universitas Sumatera Utara

24

bayi, mengapa mereka tidak melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan seperti
bidan, mereka menjawab bahwa bidan kurang ramah karena pemeriksaan kesehatan
ibu hamil diserahkan kepada perawat, biayanya mahal (bagi yang tidak
menggunakan jampersal), bidan tidak memeriksa dengan teliti, kurang sabar, bidan
tidak merawat bayi sampai masa nifas, sedangkan dukun bayi dapat mengusuk
(memijat) perut saat hamil untuk membetulkan posisi bayi, dukun bayi lebih sabar
dalam menunggu persalinan, biayanya lebih murah (dukun bayi mau dibayar
dengan hasil kebun), lebih teliti, rajin merawat bayi dan memandikan bayi. Hal ini
mengindikasikan bahwa kinerja bidan belum maksimal dalam memberikan

pelayanan khususnya kepada ibu hamil dan ibu bersalin.
Berdasarkan uraian di atas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kinerja bidan dan beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan variabel yang
signifikan maka peneliti menduga pengalaman, pengetahuan, motivasi kerja,
insentif, dukungan masyarakat, pembinaan dari atasan berhubungan dengan kinerja
bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Untuk itu penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja
bidan dalam pelayanan ibu hamil (ANC) di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli
Serdang tahun 2012”.
1.2.

Permasalahan
Rendahnya kinerja bidan dalam cakupan K1 dan K4 dan pelayanan ibu hamil

(ANC) di Kecamatan Beringin maka permasalahan dan dalam penelitian ini yaitu

Universitas Sumatera Utara

25


faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan ibu
hamil (ANC) di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan

penelitian

ini

yaitu

untuk

menganalisis

faktor-faktor

yang

berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan ibu hamil (ANC) di Kecamatan
Beringin Kabupaten Deli Serdang tahun 2012.
1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor pengalaman, pengetahuan,
motivasi

kerja,

insentif,

dukungan

masyarakat,

pembinaan

dari

atasan

berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan ibu hamil (ANC) di Kecamatan
Beringin Kabupaten Deli Serdang tahun 2012.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada Bidan Koordinator KIA Kabupaten, Bidan
Koordinator KIA Puskesmas, dan Kepala Puskesmas dalam mengevaluasi dan
meningkatkan kinerja bidan desa.
2. Menambah pengalaman dan mengembangkan wawasan penulis dalam rangka
melaksanakan suatu penelitian, serta sebagai bahan informasi dan perbandingan
bagi penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara