Hubungan Kalsium Ion Serum Dan Dosis Kumulatif Furosemide Dengan Nilai Ambang Pendengaran Pada Anak Sindrom Nefrotik Chapter III VI

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain
Desain penelitian ini adalah studi cross sectional untuk mengetahui
hubungan nilai kalsium ion dan dosis kumulatif furosemide dengan nilai
ambang batas pendengaran pada anak sindrom nefrotik.

3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Rumah Sakit Haji
Adam Malik, Propinsi Sumatera Utara pada bulan Maret – Mei 2016.

3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah anak penderita sindrom nefrotik, yang telah
didiagnosis dan telah mendapat pengobatan di Rumah Sakit Haji Adam
Malik, Propinsi Sumatera Utara. Sampel adalah populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi.

3.4. Perkiraan Besar Sampel
Penghitungan besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus
besar sampel untuk uji hipotesis dengan dua kelompok tidak berpasangan.


24
Universitas Sumatera Utara

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan derajat kemaknaan (CI)
95% dan power sebesar 80%.
Besar sampel minimal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:34

�1 = �2 = 2

z +� �
�1 − �2

2

Keterangan :
n1

: besar sampel kelompok anak sindrom nefrotik remisi.

n2


:



: kesalahan tipe I = 0.05 (tingkat kepercayaan 95%) = 1.96



: kesalahan tipe II = nilai deviasi pada β 20% = 0.842

S

: standar deviasi= 4.859.10

X1

: mean gangguan pendengaran pada anak sindroma nefrotik remisi.

X2


: mean gangguan pendengaran pada anak sindroma nefrotik relaps.

besar sampel kelompok anak sindrom nefrotik relaps.

X1-X2 : perbedaan rerata yang dianggap bermakna (judgmen penelitian).10

Dengan menggunakan rumus di atas didapati besar sampel minimal adalah
16 orang untuk masing-masing kelompok.

25
Universitas Sumatera Utara

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria Inklusi
1. Memenuhi diagnosis sindroma nefrotik dan telah mendapat terapi inisial
dan alternating dose dan mengalami remisi setelah mendapat pengobatan
pertama sekali.
2. Orang tua bersedia mengisi lembar persetujuan (informed consent).


3.5.2. Kriteria Eksklusi
1. Belum mendapat pengobatan atau mengalami sekurang-kurangnya satu
kali remisi dalam masa pengobatan
2. Dijumpai anamnesa: penurunan berat badan, gagal tumbuh, demam yang
tidak diketahui penyebabnya, riwayat keluar cairan dari liang telinga,
riwayat telinga berdengung atau nyeri pada telinga.
3. Dijumpai kelainan organ secara pemeriksaan fisik maupun sudah
terdiagnosis

dengan

kelainan

bawaan

pada

telinga

atau


pasien

sebelumnya sudah terdiagnosis dengan gangguan pendengaran oleh
Spesialis

Telinga

Hidung

Tenggorokan

(THT)

sebelum

dilakukan

penelitian.


26
Universitas Sumatera Utara

3.6. Persetujuan
Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah
dilakukan penjelasan terlebih dahulu.

3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini diminta persetujuan oleh Komite Etik Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja
1. Mengumpulkan dari rekam medis data pasien yang telah didiagnosis
dengan sindroma nefrotik.
2. Melakuakan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi dan
eksklusi. Kemudian dilakukan wawancara dengan orang tua pasien
mengenai kesediaan untuk berpartisipasi, mengisi lembar persetujuan
dan lembar formulir isian.
3. Pada sampel dilakukan pemeriksaan fisik dan pengukuran antropometri
meliputi berat badan dan tinggi badan.

4. Cara melakukan pengukuran berat badan adalah tanpa pakaian, tanpa
alas kaki dan anak berdiri tegak diatas timbangan merk Krisbow yang
digunakan ataupun data berat badan didapat dari rekam medis.
Pengukuran tinggi badan pada anak dengan cara anak berdiri tegak,

27
Universitas Sumatera Utara

mata menatap lurus, punggung menempel pada alat pengukur panjang
badan pada dinding.
5. Dilakukan pencatatan mengenai terapi apa yang diterima pasien, dihitung
dosis kumulatif furosemide.
6. Dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium, albumin, elektrolit,
dan kalsium ion serum.
7. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria diagnostik sindroma
nefrotik dinilai status pendengarannya dengan menggunakan audiometri
nada murni, dilakukan oleh seorang audiologist.

3.9. Alur Penelitian


28
Universitas Sumatera Utara

3.10. Identifikasi Variabel
Variabel bebas

Skala

Kalsium ion

Nominal dikotom

Dosis Kumulatif Furosemide

Nominal dikotom

Variabel tergantung
Ambang pendengaran

Skala

Numerik

3.11. Definisi Operasional
1. Sampel adalah kelompok anak yang telah didiagnosis dengan
sindroma nefrotik di RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Sindroma nefrotik adalah keadaan klinis yang ditandai dengan:
proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/KgBB/hari atau
rasio protein/kreatinin pada urine sewaktu > 2mg/Kg atau pada
dipstick urine ≥ 2+); hipoalbuminemia (< 2.5 gr/dL); edema; dan dapat
disertai hiperkolesterolemia (> 200 mg/dL).
3. Sindroma Nefrotik idiopatik adalah kombinasi antara sindroma nefrotik
dan kelainan histologis nonspesifik termasuk kelainan minimal, fokal
segmental glomerulosklerosis maupun proliferasi mesangial difus.
4. Remisi terjadi jika didapati proteinuria negatif atau trace (proteinuria <
4 mg/m2 LPB/ jam) selama 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu.

29
Universitas Sumatera Utara

5. Relaps terjadi jika proteinuria ≥ 2+ ( proteinuria ≥ 40 mg/ m2 LPB/ jam)

3 hari berturut-turut dalam 1 minggu.
6. Hipokalsemia didefinisikan sebagai konsentrasi kalsium serum total
dari < 8.8 mg / dL (2.2 mmol / L) pada pasien yang nilai serum
albuminnya normal, atau ketika nilai kalsium terionisasi dalam serum
< 4.2 mg / dL (1.05 mmol / L).
7. Dosis kumulatif furosemide adalah dosis total furosemide yang
diterima pasien selama satu periode waktu tertentu.
8. Ambang pendengaran adalah batas kekuatan bunyi yang dapat
didengar oleh telinga, diukur dalam satuan dB (Decibell).
9. Audiometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai fungsi
telinga, merupakan uji yang menunjukkan seberapa baik seseorang
dapat mendengar.
10. Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial
maupun total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua
telinga.

3.12. Rencana Pengolahan dan Analisis Data
Data dianalisis dengan uji komparatif Independent T test, Mann-Whitney U
test, dan regresi logistik multivariat untuk mengetahui hubungan ion kalsium
serum dan dosis kumulatif furosemide dengan nilai ambang pendengaran


30
Universitas Sumatera Utara

pada anak sindroma nefrotik. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat
lunak SPSS versi 18.0 dengan tingkat kemaknaan P < 0.05 dan interval
kepercayaan yang digunakan adalah 90%.

31
Universitas Sumatera Utara

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1

Karakteristik Demografi dan Laboratorium
Penelitian diikuti oleh 22 orang subyek anak Sindrom Nefritik (SN)

remisi dan 20 orang subyek SN relaps yang telah memenuhi kriteria inklusi.
Jumlah subyek anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan pada
kelompok SN remisi masing-masing adalah 11 orang dan pada kelompok SN
relaps 10 orang. Rerata usia pada kelompok SN remisi adalah 8.36 tahun
dan kelompok SN relaps adalah 8.7 tahun. Rerata berat badan pada
kelompok SN remisi adalah 22.95 kg dan kelompok SN relaps adalah 28.05
kg. Rerata panjang badan pada kelompok SN remisi adalah 115.82 cm dan
kelompok SN relaps adalah 115.55 cm.
Tabel 4.1

Karakteristik Demografi
SN Remisi
n = 22

SN Relaps
n = 20

Laki-laki

11 (50)

10 (50)

Perempuan

11 (50)

10 (50)

Usia, rerata (SB), tahun

8.36 (2.98)

8.7 (2.74)

Berat badan, rerata (SB), kg

22.95 (6.68)

28.05 (4.64)

Panjang badan, rerata (SB), cm

115.82 (12.7)

115.55 (9.73)

Karakteristik
Jenis Kelamin, n (%)

SB=Simpangan Baku

Hasil pemeriksaan laboratorium kimia darah pada kelompok SN remisi
dan relaps disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

32
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2

Karakteristik Laboratorium
SN Remisi
n=22

SN Relaps
n = 20

Ureum, rerata (SB), mg/dL

21.78 (7.79)

23.08 (7.44)

Kreatinin, rerata (SB), mg/dL

0.49 (0.14)

0.46 (0.13)

Natrium, rerata (SB), mEq/L

137.09 (2.67)

137.4 (2.52)

Kalium, rerata (SB), mEq/L

3.86 (0.44)

3.74 (0.42)

Klorida, rerata (SB), mEq/L

104.09 (3.42)

104.45 (2.67)

Albumin, rerata (SB), gr/dL

3.38 (0.38)

1.87 (0.33)

Karakteristik

Tabel 4.3 menampilkan hasil pemeriksaan terhadap kadar kalsium, Ion
Kalsium, hasil perhitungan dosis kumulatif furosemid, dan pengukuran
audiometri untuk telinga kanan dan kiri pada dua kelompok studi.
Tabel 4.3

Hasil Pemeriksaan Kalsium, Ion Kalsium serum, Dosis
Kumulatif Furosemide, dan NA Dengar Telinga Kanan dan
Kiri
SN Remisi
n=22

SN Relaps
n = 20

P

Kalsium, rerata (SB), mEq/L

8.48 (0.43)

7.5 (0.56)