Pengaruh Mental Berwirausaha dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Restoran dan Cafe di Jalan Dr. Mansyur Medan)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Kewirausahaan
Menurut Caarson & Cromie (2008) menyatakan Kewirausahaan

merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan kebenaran menghadapi resiko
yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha
baru. Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah
bertindak melakukan sesuatu yang baru. Secara etimologi, kewirausahaan
hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dn berperilaku inovatif
yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, dan kiat
dalam menghadapi tantangan hidup.
Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai
menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan
fisik, serta resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang
dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi. (Hisrich, 2008:78). Sikap
inovatif dan kreatif hanya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai jiwa
berwirausaha. Jiwa berwirausaha disini adalah sifat dan karakter wirausaha yang
telah tertanam dalam diri individu sebagai akibat dari proses belajar individu

seumur hidupnya.
Kao dalam Umimu (2015) menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses
yakni proses penciptaan sesutu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Pendatapat tersebut juga selaras dengan
pendapat dari Shane et al (2012) menyatakan kewirausahaan adalah pengetahuan

12

Universitas Sumatera Utara

yang sangat penting dalam mengkonversi suatu pengetahuan yang di miliki oleh
seorang wirausaha menjadi suatu barang atau jasa yang baru.
Tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah
bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan
proses penciptaan kesejahteraan/ kekayaan dan nilai tambah, melalui penelusuran
dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan
tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain, seorang wirausaha adalah orang
yang mampu meretas gagasan menjadi realitas.
Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan

usaha dan kemampuan menciptakan itu membutuhkan adanya kreativitas dan
inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang
sudah ada sebelumnya, dimana kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya
mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.Setiap pikiran, langkah
dan tindakannya adalah binis, bahkan mimpi seorang wirausahawan sudah
merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis
baru (Saban, 2013: 56).
Peran dari seorang wirausaha menurut Suryana (2014: 34) secara umum
memiliki 2 peran, yaitu: sebagai penemu dan sebagai perencana. Sebagai penemu,
wirausaha menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru,
ide-ide baru dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai perencana, wirausaha
berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru,
merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan.Menurut Carol Noore yang

Universitas Sumatera Utara

dalam Tama (2012) menyatakan proses wirausaha diawali dengan adanya inovasi.
Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang berasal dari diri
pribadi maupun luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan
dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk control diri, kreativitas,

keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembang
menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh
faktor yang berasal dari individu, seperti toleransi, pendidikan, pengalaman, dan
sopan santun.Sedangkan faktor yang dari lingkungan mempengaruhi model peran,
aktivitas, dan peluang.
2.2

Mental Berwirausaha
Perilaku

kewirausahaan

di

pengaruhi

oleh

faktor


internal

dan

eksternal.Faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi, dan
insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Menurut Hendro (2011
:165) seseorang yang memiliki mental berwirausah tergambar dari sikap dan
perilaku dalam kehidupannya. Mental berwirausaha merupakan unsur penting
sebagai dasar dan titik tolak mencapai hasil dalam perjuangan hidup. (Riani,
2006:23)
Mental merupakan hal yang paling mendasar yang dimiliki oleh sesorang
.defenisi mental yaitu sikap sesorang dalam berperilaku. Ciri-ciri sesorang yang
mempunyai mental wirausaha memiliki tujuh kekuatan pribadi menurut Purnomo
dalam Turkesoh (2013), yaitu kemauan keras, mempunyai kekuatan pribadi,
adanya pengenalan diri, percaya diri, dan pemahaman tujuan dan kebutuhan
kejujuran dan tanggung jawab, adanya moral yang tingggi dan disiplin diri

Universitas Sumatera Utara

sendiri, ketahanan fisik, seperti kesehatan jasamani dan rohani, kesabaran dan

ketabahan, ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras, pemikiran yang
konstruktif dan kreatif dan berorientasi ke masa depan.
Menurut Scumpeter dalam Suryana (2014:49) mental berwirausaha adalah
suatu kemampuan berfikir kreatif dan berperilaku inovatif (menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda) yang dijadikan dasar, sumber daya, kiat dan proses
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberaniaan
mengambil risiko.
Berdasarkan berbagai defenisi yang telah dikemukakan oleh para ahli
dapat disimpulkan bahwa mental berwirausaha adalah kemampuan individu
dalam mengani usaha yang mengarah pada mencari, menerapkan cara kerja baru,
teknologi baru dan produk baru atau menerapkan cara kerja baru dan produk baru
atau member nilai tambah barang.
Menurut Setiadi dalam Turkesoh (2013) sesorang yang memiliki mental
berwirausaha memiliki sikap dan perilaku sebagai berikut: kemauan keras,
percaya diri, jujur, tanggung jawab, disiplin, sabar dan kreatif. Sedangkan
menurut Alma (2016 :52) seorang yang memiliki mental bewirausaha memiliki
sikap dan perilaku yang meliputi percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil,
pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan.
Berdasarkan pemaparan tentang mental berwirausaha diatas, maka peneliti
menentukan dimensi mental berwirausaha adalah sikap dan perilaku, sedangkan

indikator mental berwirausaha adalah kemauan keras, percaya diri, jujur,
tanggung jawab, disiplin, sabar dan kreatif.

Universitas Sumatera Utara

2.3

Motivasi Berwirausaha
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan (Handoko, 2003: 33).Selain itu menurut Siswanto (2003: 65) mengartikan
motivasi sebagai keadaan kejiwaan atau menggerakkan dan mengarah atau
menyalurkan perilaku kearah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasan atau
mengurangi ketidakseimbangan.
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow dalam Mahesa (2012)
pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau
hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs),
seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety
needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan

intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan
harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbolsimbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua
(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan
menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal
pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat
klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan
intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena

Universitas Sumatera Utara

manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu
tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual
dan bahkan juga spiritual. motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada
faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri;
(c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi
kerja yang dihasilkan.

Teori motivasi juga dikembangkan oleh McClelland dalam Mahesa
(2012).Dalam teori ini, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
motivasi memenuhi kebutuhan manusia dalam berprestasi.Kebutuhan untuk
berprestasi ini ada karena orang-orang memiliki dorongan kuat untuk
berhasil.Mereka lebih mengejar prestasi pribadi ketimbang imbalan terhadap
keberhasilannya.Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih
efisien dibandingkan sebelumnya.
Mc Clelland dalam Mahesa (2012) menemukan bahwa mereka dengan
dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat
mereka untuk melakukan hal - hal dengan lebih baik. Mereka mencari
kesempatan-kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam
menemukan

jawaban-jawaban

terhadap

masalah.Mereka

yang


memiliki

kebutuhan berprestasi lebih suka pekerjaan-pekerjaan yang dimana mereka
memiliki tanggung jawab pribadi, akanakan memperoleh balikan dann tugas
pekerjaannya memiliki resiko yang sedang.
Kebutuhan untuk berkuasa juga merupakan kebutuhan adalah adanya

Universitas Sumatera Utara

keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang
lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain. Orang yang ingin
kekuasaannya

besar

adalah

mereka


yang

suka

untuk

menjadi

pemimpin.Kebutuhan untuk berafiliasi adalah orang dengan kebutuhan berafiliasi
yang tinggi. Mereka ingin disukai orang lain dan menghindari konflik.
Berdasarkan semua teori tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah semua kekuatan yang memberi energi, daya, arah, dan dorongan untuk
melakukan atau tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan, baik pemenuhan kebutuhan atau pencapaian kepuasan.
Adapun jenis motivasi menurut Davis & Strom dalam Mahesa (2012)
adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.
1. Motivasi prestasi (achievement motivation), adalah dorongan dalam diri
seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam
mencapai tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila
mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi

atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila
mereka mendapat balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.
2. Motivasi afiliasi (affiliation motivation), adalah dorongan untuk
berhubungan dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang yang
bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap
dan kerja sama mereka yang menyenangkan.
3. Motivasi kompetensi (competence motivation), adalah dorongan untuk
mencapai

keunggulan

kerja,

meningkatkan

ketrampilan

dalam

Universitas Sumatera Utara

memecahkan masalah, dan berusaha keras untuk inovatif. Umumnya,
mereka cenderung melakukan pekerjaan dengan baik karena kepuasan
batin yang mereka rasakan dari melakukan pekerjaan itu dan penghargaan
yang diperoleh dari orang lain.
4. Motivasi kekuasaan (power motivation),

adalah dorongan untuk

mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang
bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan dampak dan mau memikul
resiko untuk melakukan hal itu.
Motivasi menjadi entrepreneur adalah sesuatu yang melatar belakangi atau
mendorong seseorang melakukan aktivitas dan memberi energi yang mengarah
pada

pencapaian

kebutuhan,

memberi

kepuasan

ataupun

mengurangi

ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha atau bisnis (Zimmerer dalam
Tama, 2010).Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dimensi motivasi adalah motivasi berprestasi, motivasi afiliasi, motivasi
kekuasaan, dan motivasi kompetensi. Sedangakan indikator penelitian ini adalah
adanya kebutuhan mencapai prestasi, inovatif, memiliki jiwa kepemimpinan,
berorientasi pada masa depan, efektif dan efisien, memiliki tujuan yang jelas, dan
bertindak dan berfikir secara bebas.
2.4

Minat Berwirausaha
Menurut Slameto, minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Menurut

Universitas Sumatera Utara

Crow & Crowdalam Djaali(2008: 78), mengatakan minat berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan
orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Winkel (2004: 212), minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang
menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa
senang mempelajari materi itu.Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu
topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah
“perhatian”.Perhatian dalam arti “minat momentan”, perlu dibedakan dari
perhatian dalam arti “konsentrasi”, sebagaimana dijelaskan di atas. Antara minat
dan berperasaan senang terhadap hubungan timbal balik, sehingga tidak
mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang, akan kurang berminat,
dan sebaliknya
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungankecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Sedangkan cita-cita merupakan perwujudan dari minat, dalam hubungan dengan
prospek (jangkauan masa depan dimana seseorang

merencanakan dan

menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan. (Mappiare dalam Mahesa,
2012).
Menurut Yanto dalam Suryamannim (2006), minat wirausaha adalah
kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta
memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha
baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.Hal yang paling utama yaitu sifat

Universitas Sumatera Utara

keberanian untuk menciptakan usaha baru.Menurut Santoso dalam Suryamannim
(2006), minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan
berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa
manfaat bagi dirinya.Inti dari pendapat tersebut adalah pemusatan perhatian yang
disertai rasa senang.
MenurutMahesa (2012), minat wirausaha adalah kecenderungan hati
dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian
mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang
diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk
menciptakan sebuah bidang usaha.
Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pada pengalaman,
minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan yang akan menjadi
sebab yang akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. Menurut Crow dalam
Kristsada(2010), menyebutkan faktor yang mempengaruhi minat:
a. The factor inner urge adalah rangsangan yang datang dari lingkungan
atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan
seseorang akan mudah menimbulkan minat.
b. The factor of social motive adalah minat seseorang terhadap obyek atau
sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia
juga dipengaruhi oleh motif sosial.
c. Emotional factor adalah faktor perasaan dan emosi mempunyai
pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu
dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan

Universitas Sumatera Utara

dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.
Minat bukan merupakan suatu hal yang didapat sejak lahir, namun minat
merupakan keseluruhan yang dapat berubah-ubah karena sejak kecil minat
anak itu selalu mengalami perubahan.Jadi, minat dapat dikembangkan
sesuai potensi pada diri seseorang.
Menurut Fatrika, et. al dalam Mahanani (2014) minat berwirausaha tidak
dibawa sejak lahir namun berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha
meliputi karakteristik (jenis kelamin dan usia), lingkungan (lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan,

lingkungan

masyarakat),

kepribadian (ektraversi,

kesepahaman / Agreebleness, berani mengambil resiko, kebutuhan berprestasi dan
independen, evaluasi diri serta overconfidence / kepercayaan diri yang lebih) dan
motif berwirausaha (bekerja dan penyaluran ide kreatif). Berdasarkan penjelasan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa dimensi minat berwirausaha adalah
lingkungan, kepribadian individu, dan motivasi berwirausaha. Sedangkan
indikator dalam penelitian ini adalah tertarik untuk berwirausaha, perasaan senang
untuk berwirausaha,dorongan dari diri sendiri, dorongan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, dorongan keluarga, keinginan merasakan tantangan.

Universitas Sumatera Utara

2.5

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No
1

2

3

4

Nama Peneliti dan
Judul Penelitian
Alvian Dhian Agung
(2015). “Pengaruh
Motivasi dan Mental
Berwirausaha terhadap
Minat Mahasiswa
Akuntnasi Untuk
Berwirausaha Studi
Pada Mahasiswa
Universitas Ahmad
Dahlan”
Tuskeroh
(2013).Universitas Raja
Ali Haji. “Pengaruh
Motivasi Dan Mental
Berwirausaha
Pada
Mahasiswa
Akuntansi
Universitas
Maritim
Raja Ali Haji”
Mahesa Dion Aditya
(2012). Univerisitas
Dipenogoro
Semarang. “Analisis
Faktor-Faktor
Motivasi
Yang
Mempengaruhi Minat
Berwirausaha(Studi
Pada Mahasiswa S1
Fakultas Ekonomika
Dan
Bisnis
UniversitasDiponego
ro Semarang)”

Alan Casrud & Malin
Branback (2011).
“Entrepreneurial
Motivations: What Do
We Still
Need to Know?”j

Variabel
Independen :
Motivasi
Berwirausaha,
Mental
BerwirausahaDep
enden :
Minat
Berwirausaha

Metode
Penelitian
Regresi
Berganda

Independen :
Motivasi
Berwirausaha,
Mental
BerwirausahaDep
enden :
Minat
Berwirausaha
Independen :
Motivasi, faktor
motivasi
Dependen :
Minat
Berwirausaha

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

Entrepreneurial
Motivations

Analisis
Kualitatif

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

Hasil Penelitian
Secara partial motivasi
yang hanya berpengaruh
terhadap
minat
berwirausaha.
Secara
simultan motivasi dan
mental
berwirausaha
berpengaruh
terhadap
minat berwirausaha.

Variabel
mental
berpengaruh
positif
terhadap
jiwa
berwirausaha, sementara
motivasi
tidak
berpengaruh terhadap jiwa
berwirausaha
pada
mahasiswa akuntansi.
Hasil penelitian yang
diperoleh
menunjukkan
bahwa seluruh variable
bebas memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat mahasiswa
untuk menjadi seorang
entrepreneur. Hasil uji
ANOVA untuk uji beda
variance
menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan
minat mahasiswa dalam
berwirausaha.

Motivasi untuk seseorang
wirausaha sangat penting
karena dengan motivasi
yang tinggi maka seorang
wirausaha akan mampu
menghadapi
setiap
rintangan
dalam
menjalankan usaha/bisnis.

Universitas Sumatera Utara



sbm_ 312 9..2 6

No
5

6

2.6

Nama Peneliti dan
Judul Penelitian
Leslie E. Palich, et al
(1995).
Baylor
University.
“To
Explain
Entrepreneurial RiskTaking : Challenging
Conventional
Wisdom”
Frederic
Delmar
(1996).“Entrepreneurial
Behavior And Business
Performance:
A Study Of The Impact
Of Individual Differences
And
Environmental
Characteristics On
Business Growth And
Efficiency”

Variabel
Independen :
Risk Taking
Dependen :
Entrepreneurship

Independen :
Individual and
Enviromental
Dependen :
Entrepreneurial
Behaviour and
Business
Performance

Metode
Penelitian
SEM

SEM

Hasil Penelitian
Seseorang yang memiliki
mental
berwirausaha
cenderung lebih berhasil
dalam membangun sebuah
usaha.

Kemampuan
individu
danmental berwirausaha
membedakan kemampuan
seorang wirausaha atau
tidak.

Kerangka Konseptual
Dalam mencapai tingkat objektivitas penelitian maka penulis menentukan

kerangka konseptual yang

disesuaikan dengan

variabel dan penelitian

terdahulu.Berikut ini adalah hubungan antar variabel di dalam penelitian ini.
2.6.1 Hubungan Mental Wirausaha dengan Minat Wirausaha
Manusia yang bemental wirausaha mempunyai keberanian diri untuk
mencapai suatu tujuan dengan kemampuan keras untuk mencapai tujuan dan
kebutuhan hidupnya.Ciri – ciri seseorang yang mempunyai mental wirausaha
memiliki tujuh kekuatan pribadi.Menurut Purnomo dalam Turkeroh (2013) mental
berwirausaha yaitu sikap dalam berperilaku sesorang yang bermental wirausaha
mempunyai kemauan keras, percaya diri, jujur, tanggung jawab, disiplin, sabar
dan kreatif yang mempengaruhi minat berwirausaha (Tuskeroh, 2013).Penelitian
dari Eko (2010) menunjukan bahwa mental berwirausaha memiliki pengaruh
terhadap minat berwirausaha.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian dari Frederic (1996) menghasilkan bahwa kemampuan individu
dan mental berwirausaha membedakan kemampuan seorang wirausaha atau
tidak.Leslie (1995) dalam penelitiannya menemukan bahwa seseorang yang
memiliki mental berwirausaha cenderung lebih berhasil dalam membangun
sebuah usaha.
2.6.2 Hubungan Motivasi Berwirausaha dengan Minat Wirausaha
Motivasi adalah sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi
seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasmeatau
keterkaitan dalam hal hal melaksanakan kegaiatan – kegiatan tertentu
(Winardi,2002: 89). Suatu dorongan terdiri dari percaya diri, inovatif dan krreatif
yang mendorong sesorang untuk meciptakan suatu bisnis atau usaha (Tuskeroh,
2013). Penelitian Alan (2011) menemukan bahwa motivasi untuk seseorang
wirausaha sangat penting karena dengan motivasi yang tinggi maka seorang
wirausaha akan mampu menghadapi setiap rintangan dalam menjalankan
usaha/bisnis.
2.6.1 Hubungan Mental Wirausaha dan Motivasi Berwirausahadengan
Minat Berwirausaha
Dalam menjalankan setiap kegiatan bisnis motivasi dan mental sangat
penting bagi seseorang yang ingin memulai suatu usaha ataupun seseorang yang
sedang menjalankan usaha yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki mental
dan motivasi yang tinggi akan membantu seseorang yang memiliki usaha untuk
menghadapi setiap rintangan dan masalah didalam kegiatan bisnis. (Alvian,
2015).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian dari Tuskeroh (2013) diperoleh hasil bahwa
motivasi dan mental berwirausaha memiliki pengaruh yang simultan terhadap
minat berwirausaha.Berdasarkan hasil penjabaran tentang hubungan antar variabel
dalam penelitian ini yang didasarkan hasil penelitian dari peneliti terdahulu, maka
dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mental Berwirausaha (X1)

Minat Berwirausaha (Y)

Motivasi Berwirausaha (X2)

Gambar 2.1
Kerangka Konsep
Sumber :Tuskeroh (2013);Alan (2011); (Alvian, 2015)

2.7

Hipotesis
Berdasarkan kerangka Konsep penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebgai berikut :
H 1 : Mental Berwirausaha Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Minat
Berwirausaha.
H 2 : Motivasi Berwirausaha Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Minat
Berwirausaha.
H 3 : Mental Berwirausaha dan Motivasi Berwirausaha Berpengaruh Secara
Simultan dan Positif Terhadap Minat Berwirausaha.

Universitas Sumatera Utara