Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasilpengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku
yang didasari pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan (Notoatmodjo 2003).
Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku yang baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan yaitu :
1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulasi objek.
2. Interest (merasa tertarik), yaitu terhadap stimulus atau objek tersebut di sini
subjek sudah mulai tertarik.
3. Evaluation (menimbang-nimbang), yaitu terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

11

12

4. Trial, yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
5. Adoption, yaitu subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Wanita diharapkan memiliki pengertian yang cukup saat menghadapi
menopause. Materi-materi yang diperoleh dari petugas kesehatan atau media lainnya

diharapkan dapat diterima dengan baik, serta dimengerti oleh para wanita.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Wanita yang telah memiliki atau mengingat sesuatu yang berkaitan dengan
menopause memiliki kemampuan untuk menjelaskan kembali apa itu menopause
serta hal-hal yang berkaitan dengan menopause.

13

3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Materi menopause yang telah
didapat dan dipelajari, mampu dijelaskan kembali saat ada yang memerlukannya,
termasuk untuk dirinya sendiri.
4. Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Dalam kaitannya dengan menopause, pada
tahapan ini wanita sudah mampu menganalisis masalah yang akan dihadapinya saat

memasuki masa menopause, serta menjabarkan materi-materi menopause secara
lengkap.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada. Dalam tahapan ini, wanita telah mengetahui jika
terjadi masalah saat memasuki masa menopause nantinya, mereka telah mampu
mengatasinya serta hal-hal apa saja yang mempengaruhinya.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu

14

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Pada
tahap evaluasi ini, wanita telah mampu menentukan sendiri apa-apa saja hal yang
benar dan salah yang berkaitan dengan menopause. Hal ini memperkuat bahwa
wanita telah mampu menghadapi menopause, karena ia telah tahu apa yang dilakukan
saat terjadi masalah kesehatan yang berhubungan dengan menopause.

2.1.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
Pendidikan

berarti

bimbingan

yang

diberikan

seseorang

terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan

informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat memengaruhi seseorang
temasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi
untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.
2. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah
keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan
kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, lebih banyak

15

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga.
3. Umur
Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu
yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan

menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang
yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan
kematangan jiwa.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Menurut Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan
seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
2. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi (Wawan & Dewi, 2010).

16

2.2.

Sikap


2.2.1. Pengertian Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yng masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo, 1997 :130). Menurut Allport (1935)
sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang
mengarahkan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua
objek dan situasi yang terkait (Wawan & Dewi, 2010).
2.2.2. Komponen Sikap
Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu (Azwar
S., 2000:23):
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan streotipe yang dimiliki
individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila
menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen
sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh
yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan
dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
dengan sikap yag dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan

untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Berkaitan

17

dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
2.2.3. Faktor-faktor yang MemengaruhiSikap
a. Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalam pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi melibatkan faktor
emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang kompormis atau
searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhdap
berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya,

karena kebudayaannyalah yang memberi corak pengalaman individu-individu
masyarakat asuhannya.
d. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderungan

18

dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibat berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada
gilirannya konsep tersebut memengaruhi sikap.
f. Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk (Wawan
& Dewi, 2010).
2.2.4. Tingkatan Sikap
Menurut Notoadmodjo (2003), sikap memiliki empat tingkatan, yaitu :

a) Menerima
Pada tingkat ini, individu ingin dan memperhatikan ransangan (stimulus) yang
diberikan.
b) Merespon
Pada tingkatan ini, sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c) Menghargai
Pada tingkat ini, sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusi suatu masalah.

19

d) Bertanggung jawab
Pada tingkat ini, sikap individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung
segala resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya.
2.2.5. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Heri
Purwanto, 1998:63) :
1. Sikap


positif

kecenderungan

tindakan

adalah

mendekati,

menyenangi,

mengharapkan obyek tertentu.
2. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci,
tidak menyukai obyek tetentu.

2.3. Dukungan Suami
2.3.1. Pengertian Dukungan Suami
Dukungan suami adalah salah satu bentuk interaksi yang didalamnya terdapat
hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata yang
dilakukan oleh suami terhadap istrinya (Hidayat, 2005).Suami adalah orang yang
pertama dan utama dalam memberikan dorongan kepada istrinya sebelum pihak lain
turut memberikan dorongan (Dagun, 2002).
Menurut Kasdu (2002) menyatakan dukungan dan peran positif dari suami
sebagai pasangan hidup dan anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat dapat
memberikan bantuan yang sangat besar dalam mengatasi kecemasan. Semakin tua
maka semakin banyak perubahan yang dapat membuat seorang wanita merasa cemas.

20

Salah satu diantaranya memasuki masa menopause. Kondisi tersebut membuat
kekhawatiran tersendiri sehingga diperlukan pengertian dari suami dan anak-anak
sebagai anggota keluarga terdekat. Pada saat itu seorang wanita membutuhkan
pengertian atas ketidakstabilan emosi yang dialami dan dukungan yang positif.
Sebagai contoh membantu pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Pada saat tersebut,
komunikasi yang baik harus tetap dijaga agar dapat saling mengerti dan mencari jalan
keluar yang terbaik apabila hal tersebut menjadi masalah.
2.3.2. Jenis Dukungan Suami
Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998), dukungan suami terbagi
menjadi empat jenis yaitu:
1. Dukungan Informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik
tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong
individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.
2. Dukungan Penilaian
Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana suami bertindak sebagai
pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah dan sebagai sumber
validator identitas anggota dalam keluarga.
3. Dukungan Instrumental
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan
pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta
pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat

21

memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental
sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah.
4. Dukungan Emosional
Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin,
diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat
menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi
keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.

2.4. Kesiapan Menghadapi Menopause
2.4.1. Pengertian Kesiapan
Kesiapan berasal dari kata “siap” yang mendapat awalan ke-dan akhiran -an.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kesiapan adalah suatu keadaan
bersiap-siap untuk mempersiapkan sesuatu (Poerwodarminto, 2002). Sedangkan
menurut Chaplin (2005: 418), kesiapan (readiness) adalah tingkat perkembangan dari
kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan dalam mempraktikkan sesuatu.
Dapat juga diartikan sebagai keadaan siap siaga untuk mereaksikan atau menanggapi
sesuatu. Kesiapan disini diartikan sebagai suatu keadaan ibu untuk mempersiapkan
dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara fisik, psikologis dan spiritual.
2.4.2. Kesiapan Menopause
Kesiapan seorang wanita menghadapi masa menopause akan sangat
membantu jika menjalani masa menopause ini dengan lebih baik. Oleh karena itu, ada
baiknya jika seorang wanita mempersiapkan diri menghadapi masa menopause

22

dengan pengetahuan yang memadai. Perlu diingat, sebagaimana siklus kehidupan,
kita tidak bisa menghindari hal itu terjadi dalam seorang wanita. Namun, resiko
timbulnya keluhan akan menurun jika mempersiapkan diri secara fisik dan psikis
(Kasdu, 2002).
Kalau kemudian keluhan masih tetap timbul, dengan persiapan diri yang baik
kita dapat menghadapi hal itu dengan cara yang lebih baik. Artinya, segala perubahan
yang akan terjadi atau dialami dapat lebih diterima dengan bijaksana. Dengan
demikian, masa menopause dapat dijalani dengan lebih baik, secara fisik dan psikis
sehingga setiap wanita dapat menjalani hari-harinya dengan kualitas hidup yang lebih
baik(Kasdu, 2002).
Berdasarkan Kasdu (2002) terdapat beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
ketika wanita hendak memasuki masa menopause antara lain:
a. Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Sebaiknya mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, pemenuhan gizi
yang memadai akan sangat membantu dalam menghambat berbagai dampak
negatif menopause terhadap kinerja otak, mencegah kulit kering, serta berbagai
penyakit lainnya.Gizi seimbang adalah memenuhi kebutuhan gizi perhari dengan
asupan zat-zat gizi perhari dengan asupan za-zat gizi makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Kebutuhan gizi orang
dewasa dengan berat normal adalah sekitar 2.000-2.200 kkal/hari. Dengan
pemenuhan gizi secara seimbang ini diharapkan seseorang tidak kelebihan atau

23

kekurangan berat badan dan juga terjangkit suatu penyakit seperti diabetes
mellitus dan anemia.
Apabila cukup mengkonsumsi gizi seimbang, tidak diperlukan asupan gizi
tertentu untuk mencegah suatu gangguan. Namun, tidak ada salahnya untuk
mengantisipasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause
(Kasdu, 2002).
b. Menghindari Stres
Usahakan untuk membiasakan gaya hidup rileks dan menghindari tekanan yang
dapat membebani pikiran. Hal ini penting untuk mengatasi dampa psikologis
akibat menopause. Wanita yang memasuki menopause, tidak jarang merasa tidak
sempurna lagi sebagai wanita. Kondisi ini sering menimbulkan tekanan
psikologis. Jika tekanan tidak diatasi akan berkembang menjadi stres yang
berdampak buruk pada kehidupan sosial seorang wanita. Selain itu, stres atau
keadaan tegang akan merangsang otak yang dapat mengganggu keseimbangan
hormon yang akhirnya berdampak pada kesehatan tubuh. Oleh karena itu,
biasakan sejak dini untuk hidup lebih rileks dan mengatasi setiap masalah dengan
cepat dan jalan terbaik. Dengan demikian, wanita akan menghadapi masalah yang
timbul pada masa menopause dengan lebih mudah (Kasdu, 2002)
c. Menghentikan merokok dan minum-minuman beralkohol
Merokok dapat merusak kesehatan seseorang, merokok juga akan merusak
kecantikan wanita. Asap nikotin dapat membuat kulit wajah kering dan kusam.

24

Bibir dan gusi menghitam, bahkan wanita akan kehilangan keindahan kuku
karena kandungan nikotin yang dipegang setiap hari (Kasdu, 2002).
d. Olahraga secara Teratur
Selain menguatkan tulang, olahraga juga sudah terbukti dapat mencegah penyakit
jantung, diabetes, jenis kanker tertentu, dan juga mengusir stres. Jika tidak
memiliki alasan kuat untuk tidak bisa berolahraga khusus, maka sangat perlu
menyediakan waktu untuk menggerakkan tubuh (Kasdu, 2002).
e. Berkonsultasi dengan Dokter
Meskipun masa menopause merupakan peristiwa normal yang akan terjadi pada
setiap wanita , tetapi tidak ada salahnya jauh-jauh hari sebelum memasuki masa
tersebut, anda cukup mendapat informasi yang benar. Hal ini tentu saja bisa
diperoleh dengan buku bacaan yang mudah diperoleh. Namun tidak ada salahnya
jika mengkonsultasikan hal ini kepada dokter. Apabila wanita menopause
memiliki beberapa penyakit atau riwayat kesehatan, bahkan gaya hidup yang
memungkinkan munculnya masalah pada masa menopause. Misalnya ibu
menderita osteoporosis atau pernah menderita kanker (Kasdu, 2002).
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki
kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan Lansia menurut
Maslow menyatakan bahwa ada 5 kebutuhan lansia meliputi (1) Kebutuhan fisik
(physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang,
papan, seks dan sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman (safety needs)adalah
kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah

25

seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3)
Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau
berkomunikasi dengan manusia lain melalui organisasi profesi, kesenian, olah raga,
kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah
kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan
aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan
kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masingmasing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.

2.5. Menopause
2.5.1. Definisi Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang memiliki banyak arti atau makna
yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa yunani, yang
digunakan untuk menjelaskan gambaran berhentinya haid atau menstruasi. Hal ini
merupakan akhir proses biologis dari siklus menstruasi, yang dikarenakan terjadinya
perubahan hormon yaitu penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan oleh
ovarium.Adanya penurunan hormone estrogen, hal ini menyebabkan siklus
menstruasi menjadi tidak teratur, hal ini juga dapat dijadikan sebagai petunjuk
terjadinya menopause (Mulyani,2013).
Menopause adalah penghentian permanen menstruasi (haid), berarti pula akhir
dari masa reproduktif. Perubahan endokrin hormone yang terlibat selama bertahuntahun dalam kehidupan wanita ini, terutama disebabkan oleh kehilangan fungsi

26

ovarium yang semakin meningkat. Beberapa wanita mempunyai siklus menstruasi
yang dapat diramalkan, tanpa penyulit sampai penghentian mendadak.Tetapi
kebanyakan wanita mengalami siklus anovulasi yang ditandai oleh menstruasi yang
tidak dapat diramalkan dengan perdarahan yang sedikit-sedikit atau perdarahan
banyak yang berlangsung lama, atau bias juga keduanya (Puwoastuti, 2008).
2.5.2. Tahap-tahap Menopause
Menurut Manuaba (1999), dalam Sibagariang (2013) menopause terjadi dalam
tiga tahap yaitu:
1. Pra Menopause
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi
perubahan psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama
antara 4-5 tahun. Terjadi pada usia 48-55 tahun.
2. Menopause
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin
menonjol, Berlangsung sekitar 3-4 tahun. Pada usia antara 56-60 tahun.
3. Pasca Menopause
Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan
psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang.
2.5.3. Penyebab Menopause
Terjadinya menopause disebabkan oleh perubahan fungsi kedua ovari. Indung
telur berisi suplai telur, jumlah telur sekitar 350.000 setiap ovari. Jumlah ini tidak
bisa bertambah, malah berkurang setiap bulan (Prayitno, 2014). Tubuh wanita

27

mempunyaisel telur atau ovum dengan jumlah yang terbatas dan masa menopause itu
terjadi ketika ovarium atau indung telur telah kehabisan sel telur atau ovum, hal ini
menyebabkan produksi hormon dalam tubuh terganggu yaitu berhentinya produksi
hormon estrogen dan progesteron.
Penurunan fungsi hormon dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya
penurunan fungsi tubuh dan gejala-gejala menopause akan mulai timbul dan terasa
meskipun menstruasi masih datang. Saat itu akan mulai terlihat adanya perubahan
pada haid yang mungkin menjadi lebih lama atau lebih singkat dan untuk jumlah
darah menstruasi yang dikeluarkan menjadi tidak konsisten yaitu relatif menjadi lebih
banyak dari sebelumnya(Mulyani,2013).
2.5.4. Hormon yang Berperan dalam Menopause
Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon) akan merangsang produksi ovum
atau sel telur dan hormone LH (Luteinizing Hormon) akan merangsang untuk
terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur. Ketika akan mendekati masa menopause
maka ovulasi akan semakin jarang terjadi. Hal ini akan menyebabkan menstruasi
menjadi tidak teratur dan tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti.
Sehingga

untuk

mengimbanginya

maka

tubuh

akan

lebih banyak

untuk

mensekresikan hormone FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau
sel telur (Mulyani,2013).
Hormon estrogen bertanggung jawab atau juga ikut terlibat dalam
mempertahankan suhu tubuh. Hal ini yang juga menyebabkan banyak wanita yang
mengalami hot flush ketika kadar hormone estrogen dalam tubuh menurun.

28

Penurunan hormone progesterone selama masa menopause akan menyebabkan
timbulnya rasa gelisah, depresi, mudah tersinggung atau marah, libido menjadi
rendah, dan bertambahnya berat badan.
Bukan berarti karena hormone estrogen turun secara drastis setelah ovarium
tidak lagi memproduksi sel telur atau ovum (sampai dengan 60%), hormone ini tidak
akan hilang seluruhnya dalam tubuh. Tubuh akan menemukan cara untuk
memproduksinya. Ketika kelenjer adrenal memproduksi androstenedion yang akan
diubah menjadi estron sehingga sangat penting untuk tetap menjaga tubuh tetap sehat
dengan gaya hidup sehat dan mengelola stres. Hal ini dikarenakan jika dalam keadaan
stress maka kelenjer adrenal tidak sanggup untuk memproduksi adrostenedion.
2.5.5. Tanda dan Gejala Menopause
Pada masa menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan,
Perubahan yang dirasakan oleh wanita tersebut adalah ;
1. Perubahan pola menstruasi (perdarahan)
Perdarahan yaitu keluarnya darah dari vagina. Gejala ini biasanya akan
terlihat pada awal permulaan masa menopause. Perdarahan akan terlihat beberapa kali
dalam rentang beberapa bulan dan akhirnya akan berhenti sama sekali. Gejala ini
sering kali disebut dengan gejala peralihan. Apabila perdarahan bertambah berat ini
bias menjadi tanda suatu masalah yang lebih serius sehingga sebaiknya melakukan
pemeriksaan untuk memastikan tidak ada sesuatu yang membahayakan.

29

2. Rasa panas (Hot flush)
Gejala ini akan dirasakan mulai dari wajah sampai ke seluruh tubuh. Selain
rasa panas juga disebut dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa
panas ini akan mempengaruhi pola tidur wanita menopauseyang akibatnya sering kali
wanita menopause kekurangan tidur. Masing-masing wanita menderita masalah ini
dalam tingkat yang berbeda-beda. Hot flushes berlangsung dalam 30 detik sampai 5
menit. Keluhan hot flushes berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar
estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25% penderit masih mengeluhkan
hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif
dalam bentuk terapi dalam meredakan keluhan hot flushes pada 90% kasus. Rasa
panas yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain
itu, juga berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alcohol, atau memakan pedas.
3. Keluar keringat di malam hari
Keluar keringat dimalam hri disebabkan karena hot flushes. Semua wanita
akan mengalami gejolak panas ini. Gejolak panas mungkin sangat ringan dan sama
sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seoalah-olah suhu
meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang
mengucur diseluruh tubuh anda. Rasa panas ini tidak membahayakan dan akan cepat
berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit.
4. Susah tidur (insomnia)
Masalah insomnia atau susah tidur akan dialami oleh beberapa wanita
menopause. Selain itu juga wanita menopause akan terbangun pada malam hari dan

30

sulit untuk bisa tidur kembali. Hot flush juga dapat mengakibatkan wanita terbangun
dari tidurnya. Selain itu juga kesulitan untuk tidur dapat disebabkan karena rendahnya
kadar serotonin yang dipengaruhi pada masa menopause.
5. Kerutan pada vagina
Pada vagina terlihat danya perubahan yang terjadi pada lapisan dinding
vagina, pada masa menopause vagina akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang
elastis. Hal ini dikarenakan adanya penurunan kadar hormon estrogen. Efek dari
gejala ini maka akan timbul rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual.
Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga akan
menimbulkan rasa nyeri. Jika vagina mulai terkena penyakit, maka kesehatan
reproduksi perlu diperhatikan dan dijaga kesehatannya jangan sampai mengganggu
kesehatan fisik, mental dan sosial.
6. Gejala gangguan motorik
Pada masa menopause aktivitas yang akan dikerjakan semakin berkurang, hal
ini dikarenakan wanita menopause akan mudah merasakan rasa lelah sehingga tidak
sanggup untuk melakukan pekerjaan yang terlalu berat.
7. Sembelit
Proses metabolismedalam tubuh akan menurun seiring dengan bertambahnya
usia. Hal ini dikarenakan tubuh akan berusaha untuk beradaptasi dengan kadar
estrogen yang baru. Adanya gejala kana mengakibabkan sering kali wanita
menopause mengalami sembelit. Selain itu juga sembelit juga dipengaruhi oleh
penambahan kalsium.

31

8. Gejala gangguan sistem perkemihan
Adanya gejala lemah otot di sekitar kandung kemih, akan meningkatkan
resiko terkena infeksi saluran kemih. Hal ini dapat diatasi dengan latihan panggul
atau kegel kemudian kontraksikan otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan
atau menutup vagina atau membuka anus. Tahan kontraksi tersebut dalam 3 hitungan
kemudian rileks, tahan beberapa detik dan ulang lagi. Lakukan latihan ini dalam
sehari total 5 kali maka Dapat memperbaiki kontrol kandung kemih.
9. Gejala gangguan somatik
Pada masa menopause detak jantung akan berdetak lebih kencang pada saat
merasa gelisah, cemas, takut, khawatir, dan grogi. Selain itu juga wanita menopause
sering kali merasakan kesemutan pada bagian tangan dan juga kaki.
10. Perubahan pada mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita menopause berubah menjadi
kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih
mudah tanggal.
11. Gangguan psikis dan emosi
Beberapa wanita saat masa menopause akan mengalami rasa gelisah, mudah
tersinggung, tegang, cemas, perasaan tertekan, malas, sedih, merasa tiak berdaya,
mudah menangis, mudal lupa, emosi yang meluap. Gejala ini dikarenakan karena
adanya penurunan hormon estrogen dan progesteron, hormon tersebut berfungsi
untuk mengatur memori, daya persepsi, dan suasana hati.

32

Namun, gejala psikis ini tidak selalu terjadi pada setiap orang karena setiap
orang juga memiliki kepribadian yang berbeda-beda juga. Kebanyakan kasus psikis
terkait dengan adanya tekanan kehidupan misalnyamerasa tidak dibutuhkan lagi
karena anak-anaknya sudah dewasa dan mandiri, perceraian, kehilangan anggota
keluarga, dan adanya penyakit yang diderita.
12. Penurunan libido
Penelitian menyatakan, wanita menopause akan berkurang keinginan
seksualnya. Keringa malam dapat mengganggu tidur dan kekurangan tidur dapat
mengurangi energi untuk yang lain, termasuk dalam aktivitas hubungan seksual. Hal
tersebut juga terjadi karena adanya perubahan pada vagina, seperti kekeringan akan
membuat daerah genetalia sakit dan selain itu jugan terjadi perubahan hormonal
sehingga dapat menurunkan gairah seks. Libido yang rendah juga bisa disebabkan
karena masalah psikologis, biologis atau sosial. Selain itu juga libido yang menurun
juga bisa disebabkan karena depresi, kegelisahan, atau citra tubuh yang tidak baik
setra adanya penurunan neorotransmiter diotak yang akan mempengaruhi perilaku
seksual.
13. Depresi
Depresi atau stres sering terjadi pada wanita menopause. Hal ini terkait
dengan adanya penurunan hormon estrogen. Dengan adanya penurunan kadar
hormon estrogen menyebabkan berkurangnya neorotransmiter di dalam otak tersebut
akan mempengaruhi suasana hati sehingga apabila neorotransmiter kadarnya rendah,

33

maka akan menimbulkan perasaan cemas yang merupakan penyebab terjadinya
depresi.
14. Fatigue (mudah lelah)
Mudah lelah sering muncul pada wanita menopause, hal ini terjadi karena
peubahan hormonal pada wanita yaitu penurunan kadar hormon estrogen.
15. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
Adanya penurunan kadar hormon estrogen akan berpengaruh terhadap
neorotransmiter yang ada di dalam otak. Neorotransmiter tersebut antara lain :
serotonin, endorfin dan dopamin. Neorotransmiter ini akan menunjng proses
kehidupan. Serotonin akan mempengaruhi suasana hati dan aktivitas istirahat.
Endorfin akan menjalankan fungsi yang berhubungan dengan ingatan dan perasaan
seperti rasa nyeri, sakit. Produksi endorfin pada masa menopause akan mengalami
penurunan yang disebabkan karena kadar estrogen dalam darah juga mengalami
penurunan. Dopamin memiliki fungsi yang mempengaruhi emosi, sistem kekebalan
tubuh dan seksual. Kadar dopamin dipengaruhi oleh estrogen, selain itu juga endorfin
dapat merangsang terbentuknya dopamin. Adanya penurunan kadar endorfin,
dopamin dan serotonin akan mengakibabkan gangguan yang berupa menurunnya
daya ingat dan suasana hati yang sering berubah-ubah atau mudah tersinggung.
16. Perubahan berat badan
Menopause seringkali dijadikan sebagai penyebab peningkatan berat badan,
hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk membakar energi
akibat menurunnya efektivitas proses dinamika fisik pada umumnya. Rekomendasi

34

untuk meningkatkan olahraga dan diet sehat yang meliputi pengawasan asupan kalori
dan lemak sangat dianjurkan untuk wanita seiring bertambahnya usia mereka.
17. Perubahan kulit
Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa
menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit
kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubahan fungsi pelindung, penipisan, dan
penurunan penyembuhan luka. Lemak dibawah kulit juga berkurang sehingga kulit
juga mejadi kendur, kulit menjadi mudah terbakar sinar matahari dan akan
mengalami pigmentasi serta menjadi hitam bahkan pada kulit timbul bintik-bintik
hitam.
18. Gangguan fisik lainnya
a. Osteoporosis
b. Penyakit Jantung
c. Risiko Kanker Payudara
d. Kanker Leher Rahir (Serviks)
e. Kanker Rahim
f. Obesitas
g. Diabetes
h. Hipertensi (tekanan darah tinggi), dll.

35

2.5.6. Faktor yang Memengaruhi Menopause
Faktor yang memengaruhi menopause adalah sebagai berikut :
1. Faktor Psikis
Keadaan psikis seorang wanita akan mempengaruhi terjadinya menopause.
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja akan mempengaruhi
perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka akan
mengalami waktu menopause yang lebih mudah atau cepat dibandingkan yang
menikah dan tidak bekerja dan tidak menikah.
2. Cemas
Faktor lain yang mempengaruhi menopause adalah cemas. Kecemasan yang
dialami akan sangat menentukan waktu kecepatan atau bahkan keterlambatan masamasa menopause. Ketika seorang perempuan lebih sering merasa cemas dalam
kehidupannya, maka bisa diperkirakan bahwa dirinya akan mengalami menopause
lebih dini. Sebaliknya juga, jika seorang wanita yang lebih santai dan rileks dalam
menjalani hidup biasanya masa-masa menopausenya akan lebih lambat. Beberapa hal
yang bisa menimbulkan kecemasan antara lain : keluarga misalnya hubungan dengan
suami apakah suami menerima keadaan istri dengan baik, hai ini akan berdampak
pada kondisi psikologis. Selain itu juga berkurangnya anggota keluarga juga bisa
menjadi penyebab menopause.
3. Usia pada Saat Pertama Haid (Menarche)
Semakin mudah seorang wanita mengalami menstruasi pertama kalinya, maka
semakin tua atau lama untuk memasuki atau mengalami masa menopausenya. Wanita

36

yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17 tahun akan mengalami
menopause lebih dini, sedangkan wanita yang haid lebih dini seringkali akan
mengalami menopause sampai pada usianya mencapai 50 tahun.
4. Usia Melahirkan
Penelitian yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconess Medical Center in
Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun
akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Hal ini disebabkan karena
kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan
akan memperlambat sistem penuaan organ tubuh.
5. Merokok
Seseorang wanita yang merokok akan lebih cepat megalami masa menopause.
Pada wanita perokok diperoleh usia menopause lebih awal, sekitar 1,5 tahun.
Merokok mempengaruhi cara tubuh memproduksi atau membuang hormon estrogen.
Di samping itu juga, beberapa peneliti meyakini bahwa komponen tertentu dari rokok
juga berpotensi membunuh sel telur (Mulyani, 2003).
6. Pemakaian Kontrasepsi
Kontrasepsi dalam hal ini yaitu kontrasepsi hormonal. Hal ini dikarenakan
cara kerja kontrasepsi yang menekan kerja ovarium atau indung telur. Pada wanita
yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal akan lebih lama atau tua memasuki
masa menopause (Mulyani, 2013).

37

7. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi seseorang akan mempengaruhi faktor fisik, kesehatan
dan pendidikan. Bila faktor tersebut cukup baik, akan mempengaruhi beban
fisiologis.kesehatan dan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis (Mulyani,
2013).
8. Budaya dan Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi
wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan klimakterium dini.
9. Diabetes
Penyakit autoimun seperti diabetes melitus menyebabkan terjadinya
menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi yang terbentuk menyerang FSH.
10. Status Gizi
Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal biasanya dikarenakan
konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat
dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, serta
mengkonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengkonsumsi
makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang atau pepaya.
11. Stress
Seperti halnya cemas mempengaruhi menopause, stres juga merupakan salah
satu faktor yang bisa menentukan kapan wanita akan mengalami menopause. Jika
seseorang sering merasa stres maka sama halnya dengan cemas, wanita tersebut akan
lebih cepat mengalami menopause (Mulyani, 2013).

38

2.5.7. Penanganan Menghadapi Menopause
A.

Terapi Sulih Hormon (TSH)
Wanita menopause akan kekurangan hormon utamanya hormon estrogen

sehingga timbul beberapa gejala seerti rasa panas di beberapa bagian tubuh dipaha
dan kaki, perasaan sakit ketika melakukan hubungan seks dan berkurangnya
kepadatanan tulang, kelainan tersebut dapat ditolong dengan pemberian estrogen.
Pemberian hormon estrogen dapat berbentuk tablet, obat hisap atau suntikan.
TSH atau HRT (hormon replacement therapy) merupakan pilihan untuk
mengurangi keluhan pada wanita yang muncul akibat menopause. HRT adalah
pemberian terapi penggantian hormon untuk menggantikan hormon yang kurang
kadarnya karena tidak direproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran fungsi organorgan endokrin hormon.
Adapun jenis HRT antara lain :
1. Combined Hormon Replacement Therapy (CHRT)
Yaitu HRT dengan estrogen estradiol hemyhdrate drospirenone, Drospirenone
merupakan salah satu jenis progesteron. Pada CHRT digunakan kombinasi
progesteron dan estrogen, sedangkan ERT hanya estrogen saja, CHRT bersifat
kontinu (C-CHRT) dan (S-CHRT).
2. Estrogen Replacement Therapy (ERT)
Contohnya yaitu Estradiol Hemydrate yang memiliki beberapa kelebihan
yaitu merupakan estrogen alami yang lebih ditoleransi oleh tubuh sehingga lebih
efektif dan tidak memberatkan kerja liver. Angeliq juga efektif untuk mengatasi

39

gejala hot flush (gejolak panas), menjaga kestabilan berat badan, dan membantu
mengontrol tekanan darah.
Strategi terapi pemberian HRT dapat dibagi menjadi :
1. Jangka pendek dilakukan untuk tujuan simtomatik setelah gejala berkurang maka
pemberian obat dikurangi secara gradual untuk mencegah rekurensi.
2. Jangka panjang bertujuan preventif yakni mencegah osteoporosis dan penyakit
kardiovaskuler lama terapi 5-10 tahun.
Tujuan pemberian HRT :
1.

Untuk mendapatkan hormon yang hilang saat menopause.

2.

Dapat mengurangi, mengatasi keluhan yang menyertai menopause.

3.

Untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup wanita
usia lanjut.

4.

Untuk mencegah penyakit jantung koroner, dan perdarahan otak.
Keuntungan Terapi Sulih Hormon (TSH):

a.

Mengurangi gejala hot flushes serta gangguan pada menopause. Pada keadaan ini
terapi sulih hormon dapat diberikan selama beberapa tahun tanpa rekuransi yang
berat.

b.

Mengurangi gajala pada vagina dan saluran kencing dengan melindungi dari
penipisan dan kekeringan vagina, memperbaiki fungsi seksual dan menurunkan
rekurensi gangguan saluran kencing yang berhubungan dengan menopause.

c.

Melindungi dari osteoporosis. Harus diberikan dalam jangka panjang (lebih dari
10 tahun).

40

d.

Menurunkan resiko penyakit jantun. Dimana estradiol akan memperbaiki lemak
menjadi antioksidan dan memicu pembentukan NO (Nitric Oxic).

e.

jangka panjang dapat dikatakan menurunkan penyakit Alzheimer sampai dengan
40 %.

f.

Melindungi gigi keropos.

B. Terapi Sulih Hormon Alami
1. Menyeimbangkan hormon dengan fitoestrogen
Fitoestrogen adalah substrat dari tumbuhan yang mempunyai fungsi yang hampir
sama dengan hormon estrogen dan memiliki pegaruh estrogeik atau anti
estrogenik. Wanita yang mengkonsumsi makaan yang mengandung fitonutrient
seperti kacang-kacangan, kedelai, nasi dan sayuran akan mengalami gejala-gejala
menopause yang lebih sedikit.
2. Mengkonsumsi kacang kedelai
3. Meningkatkan suasana hati dengan makanan
4. Memperkuat daya ingat
5. Mengurangi gejala menopause dengan vitamin E dan lemak yang baik
6. Menjaga kesehatan tulang
7. Menghilangkan cystitis
8. Mengurangi gejala dengan bahan-bahan herbal
9. Minum suplemen (Mulyani, 2013).

41

2.6.Landasan Teori
Menurut Manuaba(2004), wanita yang tidak siap menghadapi menopause
akan mengalami: menurunnya kemampuan berfikir dan ingatan, gangguan emosi
berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar
tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan
spontan, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan
suami, anak, dan ditinggalkan sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk
dirangsang.Menurut Hawari (2004), kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani
masa menopause sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap
menopause, termasuk pengetahuannya tentang menopause tersebut.
Menurut Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2003) dijelaskan bahwa
secara lebih rinci, perilaku kesehatan manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala
kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, persepsi dan sikap. Selanjutnya, perilaku
itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, pendidikan,
umur, pekerjaan, sosial ekonomi masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
2. Faktor-faktor Pendukung (Enabling Factors)
Faktor-faktor ini mencakup fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan, maka
bentuk pendidikan kesehatannya adalah memberdayakan masyarakat agar mereka
mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan bagi mereka. Hal ini bukan

42

berarti memberikan sarana dan prasarana kesehatan kesehatan dengan cumaCuma tetapi memberikan kemampuan dengan cara bantuan tehnik (pelatihan dan
bimbingan), memberikan arahan, dan cara-cara untuk mencari dana untuk
pengadaan sarana dan prasarana.
3. Faktor-faktor Memperkuat /Mendorong (Reinforcing Factors)
Faktor-faktor ini mencakup faktor sikap dan perilaku dari keluarga,tokoh
masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan. Termasuk
juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun
pemerintah daerah terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat
bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, serta dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama,
para petugas, terlebih para petugas kesehatan. Disamping itu undang-undang juga
diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.

43

Kesiapan menghadapi menopause dapat digambarkan dari kerangka teori
sebagai berikut :
Predisposisi Factors
• Karakteristik
• Pengetahuan
• Sikap

Enabling Factors
• Ketersediaan Sarana
dan Prasarana
• Akses Pelayanan
Kesehatan

Kesiapan
Wanitadalam
Menghadapi Masa
Menopause

ReinforcingFactors
• Tenaga Kesehatan
• Keluarga
• Dukungan Suami
• Pemimpin Komunitas
• Pembuat Keputusan
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Sumber : Lawrence Green 1980 dalam notoatmodjo, (2003).

44

2.7. Kerangka Konsep
Menurut Notoatmodjo tahun 2003, kerangka konsep adalah kerangka
hubungan antara konsep yang ingin diamati/diukur melalui penelitian yang dilakukan.
Kerangka konsep dalam penelitian ini diambil dari Lawrence Green (1980).
Variabel Independen

Variabel Dependen

Karakteristik
• Umur
• Tingkat Pendidikan
• Pekerjaan





Pengetahuan
Sikap
Dukungan Suami

Kesiapan Wanita Dalam
Menghadapi Masa
Menopause

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Malaria Di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Propinsi Aceh Tahun 2010

4 73 115

HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU Hubungan antara kesiapan menopause dengan kecemasan menghadapi menopause pada ibu Pkk di desa gentan kecamatan bendosari Kabupaten sukoharjo.

0 6 14

HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU Hubungan antara kesiapan menopause dengan kecemasan menghadapi menopause pada ibu Pkk di desa gentan kecamatan bendosari Kabupaten sukoharjo.

0 2 15

Hubungan antara dukungan sosial suami terhadap tingkat kecemasan istri dalam menghadapi masa menopause.

0 2 122

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 18

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 2

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 10

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 4

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

1 3 25

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI PADUKUHAN MOROBANGUN JOGOTIRTO BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI PADU

0 0 12