Tinjauan Hukum Terhadap Hak Pengelolaan Dalam Rangka Kewenangan Kepentingan Pelaksanaan Tugasnya Pada Pemerintah Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembangunan yang ada di Indonesia tidak terlepas dari
kesejahteraan rakyat Indonesia itu sendiri. Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945
tujuan dari Negara Indonesia adalah Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
segenap tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial. Dari tujuan bangsa Indonesia
memajukan kesejahteraan umum merupakan suatu prinsip untuk selalu menjaga
dan mensejahterakan rakyat Indonesia baik dibidang ekonomi, sosial dan budaya.
Terutama mensejahterakan rakyat melalui keadilan dalam kepemilikan tanah yang
senantiasa menimbulkan konflik antara pemilik dengan para penguasa tanah.
Tanah merupakan Anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberi kepada
manusia untuk melangsungkan kebutuhan kehidupannya (Haqqul Allah). Untuk
itu manusia sebagai hambanya senantiasa menjaga dan memelihara terhadap
sesuatu yang telah diberikan olehNYA. Pada saat ini kebutuhan tanah yang
semakin meningkat tidak sesuai dengan keadaan dan kondisi jumlah tanah yang
ada artinya kebutuhan tanah semakin tinggi akan tetapi jumlah tanah terbatas. Hal
seperti inilah yang menimbulkan suatu permasalahan terhadap kebutuhan tanah
kedepannya yang selalu timbulnya pertengkaran. Sebab begitu ada manusia diatas

tanah muncul yang namanya rent, rent inilah yang membuat berbeda bagi manusia

1
Universitas Sumatera Utara

2

di atas tanah dengan hewan diatas tanah1. Penggunaan tanah juga mempunyai
aspek politik program pembaruan Agraria Nasional yang dicanangkan Pemerintah
dengan berencana membagi sekitar 9,25 juta Hektar tanah kepada rakyat miskin,
merupakan strategi politik pertanahan saat ini, sekaligus menunjukan dimensi
politik atas tanah2. Dengan adaya ini diharapkan kedepannya dengan adanya
unsur politik atas tanah selama menguntungkan dan bermanfaat untuk rakyat tidak
masalah. Dalam kebutuhan akan kepemilikan tanah tidak terlepas dengan jenis
atau status hak atas tanah yang dimiliknya. Dalam peraturan hak atas tanah yang
dapat dimiliki seseorang atau badan hukum dapat berupa hak milik, Hak guna
usaha, hak guna bangunan, hak pakai maupun hak sewa yang dari kesemua hak
itu belum tentu mutlak sebagai pemiliknya sebab kemungkinan terjadi telah habis
masanya atau dicabut haknya oleh negara.
Seyogyianya dari semua jenis hak atas tanah merupakan kewenangan dari

negara karena negara sebagai organisasi tertinggi untuk meguasainya bukan
berarti negara pemilik tanah. Bahkan tanah dengan hak milik sekalipun yang
haknya terkuat belum tentu dimiliki secara mutlak oleh empunya sebab negara
sebagai organisasi tertinggi untuk menguasainya hal ini diatur dalam Pasal 2 ayat
2 Undang undang Pokok Agraria yang isinyamelahirkan wewenang dari negara
sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat untuk :
Muhammad Yamin Lubis, 2016,”Okupansi Liar Tanah Berlanjut”, opini, media cetak
waspada , Rabu 17 Februari 2016, Hal. B7
2
Sambutan kepala BPN RI tentang Sosialisasi Program Pembaruan Agraria Nasional
kepada Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahn Kab/Kota di berbagai
kesempatan. Periksa: Himpunan Pidato 2007 Kepala Badan Pertanahn Nasional Republik
indonesia. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Pusat Hukum dan Hubungan
Masyarakat. Dalam Buku Dr. Supriyadi, S.H., M.Hum (2010) Aspek Hukum Tanah Aset Daerah
Menemukan Keadilan, kemanfaatan, dan kepastian atas Eksistensi Tanah Aset Daerah, Prestasi
Pustaka Publisher. Jakarta. Hal. 2
1

Universitas Sumatera Utara


3

1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut
2. Menentukan dan mengatur hubungan – hubungan hukum antara orang
orang dengan bumi, air dan ruang angkasa
3. Mengatur hubungan – hubungan hukum anara orang – orang dan perbuatan
– perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Adapun Kekuasaan negara yang dimaksud itu mengenai semua bumi, air
dan ruang angkasa, jadi baik yang sudah dihaki oleh seseorang maupun tidak,
kekuasaan negara mengenai tanah yang sudah dipunyai orang dengan suatu hak
dibatasi oleh isi dari hak itu artinya sampai seberapa negara memberi kekuasaan
kepada yang mempunyai untuk menggunakan haknya, sampai disitulah batas
kekuasaan negara tersebut3.
Hak menguasai tanah tersebut pelaksanaannya dilakukan oleh negara atau
pemerintah pusat sebagai organisasi yang tertinggi untuk menguasainya. Hal ini
sesuai dengan bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan4. Dan
pelaksanaannya terhadap daerah maka hak menguasai negara terhadap luas
wilayah, hasil guna dan daya guna yang ada didaerah


maka wewenang

pemerintah pusat tersebut pelaksaannya dapat dikuasakan pada daerah – daerah
swantantra dan masyarakat – masyarakat hukum adat sekedar diperlukan dan
tidak bertentangan kepentingan nasional, menurut ketentuan – ketentuan peraturan
3

Zaidar, 2014, Dasar Filososfi Hukum Agraria Indonesia , Pustaka Bangsa Press, cet. 5,
Medan, Hal.52
4
Pasal 1 ayat 1UUD 1945

Universitas Sumatera Utara

4

pemerintah5. Dalam peraturan UUPA selain jenis hak atas tanah yang disebutkan
pada pasal 16 disebutkan pula Hak Pengelolaan. Hak pengelolaan ini secara
eksplisit tidak terdapat dalam UUPA Nomor 5 Tahun 1960 artinya pengaturan hak
pengelolaan didalam Undang – Undang Pokok Agraria tidak mengatur secara

tegas kedudukan hukum hak pengelolaan akan tetapi istilah hak pengelolaan
terdapat pada penjelasan umum II angka 2 Undang – Undang Pokok Agraria yang
berbunyi :
“Negara dapat memberikan tanah yang demikian itu kepada seseorang atau badan
hukum dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan keperluannya, misalnya : hak milik,
hak guna bangunan, atau hak pakai atau memberikannya dalam pengelolaan kepada
suatu Bdan Penguasa ( Departemen, Jawatan atau daerah Swantantra) untuk
dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing”.

Hak pengelolaan merupakan hak penguasaan negara yang pelaksanaannya
dilimpahkan kepada pemegangnya yang digunakan untuk keperluan pelaksanaan
tugasnya. Hak pengelolaan yang merupakan gempilan dari hak menguasai negara
merupakan aset dari negara dan daerah berupa tanah – tanah yang tidak ada
haknya atau tanah milik negara. Dalam pelaksanaan hak menguasai negara atas
tanah itu dapat dikuasakan kepada daerah – daerah swantantra ( Daerah
Kabupaten dan Daerah Kota) artinya bahwa hak pengelolaan tersebut yang
merupakan dari hak menguasai negara juga dapat dimiliki oleh pemerintah daerah
yang menjadi aset daerahnya untuk diberikan kepada pemegangnya. Hak
menguasai negara lingkupnya tanah tanah yang sudah tidak diapakai, dimiliki atau
diusahakan lagi oleh pemegang haknya.


5

Pasal 2 ayat 4 Undang – Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960

Universitas Sumatera Utara

5

Pilihan asas menguasai oleh Negara atas tanah sesuai dengan ketentuan
pasal 33 ayat (3) Undang – Undang Dasar 1945, dan bukan Hak Milik Negara
sebagimana pada zaman Hindia Belanda, menurut Iman Sutikyo, bahwa walaupun
tidak disebutkan secara eksplisit tujuannya adalah untuk keuntungan kolonialisme
Belanda, sebab klaim atas tanah tak bertuan (tidak dapat dibuktikan sebagai hak
eigendom oleh rakyat) oleh pemerintah jajahan hanya untuk memberikan
keuntungan bagi kolonialisme Belanda, inilah yang disebut dengan Domein
Verklaring bahwa tanah yang tak bisa dibuktikan oleh pemiliknya maka diserakan
kepada negara pada zaman Hindia Belanda6. Sedangkan pada asas Hak Menguasai
Negara oleh Negara tersurat tujuan secara jelas untuk sebesar – besar
kemakmuran rakyat7. Dalam Pelaksanaan Hak Pengelolaan di dalam peraturan

belum ada diatur secara tegas di dalam Undang – undang, hanya saja diatur
dalam peraturan – peraturan pelaksana seperti Perturan Menteri dan Peraturan
Pemerintah. Yang diatur Hak Pengelolaan tersebut secara tegas disebutkan di
dalam UUPA pasal 2 akan tetapi hal tersbut merupakan hak menguasai negara
yang pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada daerah – daerah yang merupakan
gempilan dari Hak Menguasai Negara untuk hak pengelolaan. Dalam
kenyataannya, Hak Pengelolaan merupakan hak atas tanah yang berasal dari
konversi hak penguasaan tanah negara oleh kementerian (Departemen), Jawatan
atau daerah Swantantra berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1954
Tentang Penguasaan Tanah – Tanah Negara. Menurut Peraturan Pemerintah

6
Supriyadi ( 2010). Aspek Hukum Tanah Aset Daerah. Prestasi Pustaka
Publishder.Indonesia. hal. 100
7
Moh. Mahfud MD (1998). Politik Hukum Di Indonesia . Pustaka LP3ES. Jakarta.h. 184
dalam buku Supriyadi ( 2010). Aspek Hukum Tanah Aset Daerah

Universitas Sumatera Utara


6

tersebut, Penguasaan atas tanah negara yaitu tanah yang dikuasai penuh oleh
negara berada pada :
a. Kementerian Dalam Negeri berdasarkan pasal 2 Peraturan Pemerintah No.
8 Tahun 1953, dan
b. Kementerian, Jawatan atau daerah swatantra berdasarkan peraturan
perundang-undangan sebelumnya8.
Dengan penguasaan atas tanah negara tersebut yang dikuasai langsung
secara penuh oleh negara secara langsung merupakan subjek dari hak pengelolaan
yang pengaturannya secara eksplisit diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang tata
cara pemberian dan pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan.
Dalam menjalankan fungsi dan tugas wewenang dari hak pengelolaan
mengacu pada peraturan – peraturan yang sudah ada dinyatakan dengan jelas.
Baik itu kewenangannya dan pelaksanaan hak pegelolaan ke Instansi atau ke
pemerintah daerah itu sendiri maupun kepada pihak ketiga. Akan tetapi, dalam
pelaksanaan hak pengelolalan untuk menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya
yang merupakan tanah negara itu kepada pihak ketiga maupun kepada instansi itu
sendiri sudah ada wewenangya yang diatur dalam peraturan Pemerintahan, tetapi

wewenang pemegang Hak Pengelolaan kepada negara sebagai pemberi Hak
Pengelolaan baik itu keweajiban – kewjiban pemegang hak pengelolaan kepada
negara belum diatur secara tegas dalam peraturan meskipun hak pengelolaan

8

Winahyu Erwiningsih (2011). Hak Pengelolaan Atas Tanah. Total Media.Yogyakarta. hal 5

Universitas Sumatera Utara

7

merupakan tanah negara alangkah baiknya jika hak pengelolaan tersebut
mempunyai aspek hukum antara hak pengelolaan yang berasal dari tanah negara
dengan tanah yang dikuasai langsung oleh negara. Dalam subjek Hak Pengelolaan
yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria yang mencakup beberapa
instansi sebenarnyajuga diatur dalam UUPA yang Hak Menguasai Negara
tersebut dalam pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada daerah – daerah
Swatantra dan masyarakat – masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional, menurut ketentuan – ketentuan

Peraturan Pemerintah9. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan zaman dan demi
untuk kepentingan pembangunan nasional maka hak menguasai negara dapat
diserahkan kepada beberapa instansi atau perusahaan dalam pelaksanaannya
dengan Hak Pengelolaan.
Untuk itu kewenangan pemegang hak pengeolaan dalam rangka
menjalankan kepentingan tugasnya sangat diperlukan aturan yang khusus dan
jelas. Sebab menyangkut pertanahan yang notabene mudah terjadinya konflik
suatu hari. hak pengelolaan yang merupakan kebijakan dari negara yang diberikan
kepada suatu instasni atau perusahaan tidak serta merta diberikan oleh negara
dengan sendirinya atau melaui koversi melainkan dengan adanya pengajuan untuk
memperoleh hak pengolaan untuk melaksanakan kepentingan tugasnya. Oleh
karena itu dalam pemberian hak pengelolaan kepada pemegang hak pengelolaan
harus dijelaskan kewenangan terhadap negara sebab negara yang mempunyainya.

Pasal 2 (ayat 4) Undang – Undang Pokok Agraria

9

Universitas Sumatera Utara


8

B. Perumusan Masalah
Dalam menegakan atau menciptakan sesuatu yang baik adakalanya
membuat aturan – aturan terutama aturan mengenai Hak Pengelolaan yang
tentunya ini terdapat plus dan minusnya. Sebab bisa saja sesuatu yang terjadi tidak
terdapat aturannya atau payung hukumnya. Sesuai dengan adagium dalam hukum
yaitu tidak dapat dihukum apabila sebelum ada aturan yang mengaturnya terlebih
dahulu (asas legalitas). Begitu juga dalam aturan yang untuk dijadikan sebagai
payung hukum agar dapat melakukan sesuai dengan kewenangan maka dibuatlah
aturan sebelum terjadinya masalah. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut,
maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penilitian ini adalah :
1. Bagaimana Pelaksanaan Hak Pengelolaan dalam Rangka Kewenangan
Kepentingan Tugasnya?
2. Bagaimana Akibat Hukum Hak Atas Tanah Yang Timbul Diatas Hak
Pengelolaan ?
3. Bagaimana Hak dan Kewajiban Hak Pengelolaan terhadap Negara Sebagai
Pemberi Hak Pengelolaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan Perumusan Masalah diatas, tujuan dan manfaat penulisan ini
adalah :
1. Untuk Mengetahui pelaksanaan Hak Pengelolaan dalam Rangka
Kewenangan Kepentingan Pelaksanaan tugasnya.

Universitas Sumatera Utara

9

2. Untuk mengetahui akibat hukum terhadap hak atas tanah yang timbul
diatas Hak Pengelolaan.
3. Untuk mengetahui pengaturan hak dan kewajiban Hak Pengelolaan
terhadap negara sebagai pemberi Hak Pengelolaan.
Selanjutnya manfaat dari tulisan skripsi ini adalah bahwa tulisan ini dapat
dijadikan sebagai bahan kajian teoritis lebih lanjut untuk melahirkan beberapa
konsep untuk dijadikan bidang ilmu kedepannya dalam pelaksanaan kewenangan
Hak Pengelolaan atas tanah dan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat sebagai pemahaman kedepannya menganai Hak Pengelolan. Selain
tujuan yang dikemukakan di atas, hasil penelitian dan penulisan skripsi ini
diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan literatur bagi para pembaca lainnya
untuk dijadikan bahan dalam pembuatan tulisan dalam pengembangan hukum
agraria khususnya mengenai hak pengelolaan dalam rangka menjalankan
pelaksanaan tugasnya dan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai strata satu
pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
D. Keaslian Penulis
Judul Skripsi ini adalah : TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK
PENGELOLAAN DALAM RANGKA KEWENANGAN KEPENTINGAN
PELAKSANAAN TUGASNYA PADA PEMERINTAH KOTA MEDAN.
Pembahasan pada skripsi ini di titik beratkan kepada hak dan kewajiban
Pemegang Hak Pengelolaan kepada negara sebagai Pemberi Hak Pengelolaan.

Universitas Sumatera Utara

10

Berdasarkan Inventarisasi Skripsi yang ada di Perpustkaan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara belum ada yang membuat atau mengajukan
judul skripsi tentang Tinjauan hukum terhadap hak pengelolaan dalam rangka
kewenangan kepentingan pelaksanaan tugasnya pada Pemerintah Kota Medan
yang memfokuskan pada hak dan kewajban dan kewenangan Pemegang Hak
Pengelolaan kepada pemberi Hak Pengelolaan. Dengan kata lain judul ini belum
pernah ditulis sebelumnya.
E. Tinjauan Pustaka
Hak

Pengelolaan

merupakan

hak

menguasai

dari

negara

yang

pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya 10. Menurut A.P.
Parlindungan Hak Pengelolaan adalah hak atas tanah di luar UUPA11.
Hak Menguasai Negara adalah suatu bentuk hubungan hukum atas
penguasaan yang nyata terhadap suatu benda untuk digunakan atau dimanfaatkan
bagi kepentingannya sendiri12. Hak penguasaan dimaksud benda disini adalah
terhadap hak menguasai atas tanah atau yang berada di bumi, air, dan ruang
angkasa. Dalam Hak Menguasai Negara, Negara yang berwenang dalam
melakukukan penguasaan artinya negara yang menguasai dan bukan memiliki
dengan konsep rakyat atau masyarakat kedudukannya tidak berada dibawah
negara melainkan rakyat atau masyarakat berada pada kepemilikan hak atas tanah

10
Maria S.W. Sumarrdjono, 2008, Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosisal dan
Budaya, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Hal. 213
11
A.P Parlindungan, 1994, Hak Pengelolaan Menurut sisitem UUPA, Mandar Maju,
Bandung, hal.1
12
Dr. Irawan Sorodjo, S..H., M.Si, 2014, Hukum Pertanahan Hak Pengelolaan atas tanah
(HPL) Eksistensi, Pengaturan dan Praktik, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, hal. 5

Universitas Sumatera Utara

11

yang merupakan haknya. Sesuai dengan pasal 2 ayat 2 Undang – Undang Pokok
Agraria yang menganut prinsip Hak Menguasai Negara.
Hak Menguasai negara yang berasal dari kata kuasa yang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan
(memerintah, mewakili, mengurus, dan sebagainya) sesuatu. Bahwa negara yang
mempunyai wewenang penuh terhadappenentuan, mewakili atau mengurusi dan
tanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat atau masyarakat.
Pemegang Hak Pengelolaan adalah badan hukum atau subyek hak
pengelolaan yang diberikan oleh negara untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
dalam perusahaan dan instansi atau pemerintah daerah.
Pemberi Hak Pengelolaan yaitu negara. Negara sebagai organisasi tertinggi
untuk menguasai seluruh kekayaan – kekayaan alam yang ada di Indonesia
khsusunya,

sehingga

negara

juga

yang

mengelola

yang

pelaksanaan

pengelolaannya dapat dilimpahkan kepada subyek Hak Pengelolaan.
Tanah – tanah hak Pengelololaan merupakan tanah – tanah yang dikuasai
langsung oleh negara yang tidak ada suatu hak apapun diatasnya sehingga tanah
hak pengelolaan tanah – tanah yang dikuasai langsung oleh negara. Pemberian
hak pengelolaan yang dilakukan oleh negara dalam hal ini Pemerintah Pusat
melalui Kementerian Agraria atau BPN dapat juga diberi kepada Pemerintah
daerah sebagai pemegang hak pengelolaan bagi yang membutuhkan di daerah –
daerah.
Pemberian Hak Pengelolaan kepada pemegang Hak Pengelolaan untuk
pelaksanaan kepentingan tugasnya dapat berwenang memberikan sebagian hak

Universitas Sumatera Utara

12

atas tanah diatas Hak Pengelolaan. Pemberian hak atas tanah pada sebagian Hak
Pengelolaan dapat diberikan kepada pihak ketiga yaitu dengan jenis Hak atas
tanah :
1. Hak Milik
2. Hak Pakai, dan
3. Hak Guna Bangunan
Hanya dari ketiga jenis hak tersebut yang dapat diberikan sebagaian dari
Hak Pengelolaan.
Kewenanganmenurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kekuasaan membuat keputusan memerintah dan melimpahkan tanggung jawab
kepada orang lain.
Pelepasan hak adalah proses yang dilakukan untuk kepentingan umum
dengan melakukan pencabutan hak atau pembebasan tanah.
Pembebanan hak adalah jaminan hak – hak atas tanah maupun bangunan
yang ada diatasnya yang diberikan oleh instani atau individu dengan Hak
Tanggungan.
Tanah Negara adalah Tanah – tanah yang belum di hakki oleh perorangan
atau badan hukum artinya tanah – tanah yang belum mempunyai jenis hak atas
tanah apapun.
F. Metode Penulisan
1.

Jenis Penelitian

Universitas Sumatera Utara

13

Untuk melengkapi tulisan skripsi ini agar lebih terarah dan teratur sehingga
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka penelitian ini berdasarkan
kajiannya menggunakan :
a. penelitian hukum normatif - empiris yaitu Metode penelitian hukum
normatif empiris ini pada dasarnya merupakan penggabungan antara
pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai
unsur

empiris.

Metode

penelitian

normatif-empiris

mengenai

implementasi ketentuan hukum normatif (undang-undang) dalam
aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu
masyarakat.
b. metode penelitian empiris, Metode penelitian hukum empiris adalah
suatu metode penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum
dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di
lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini meneliti
orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian
hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum sosiologis.
Dapat dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta
yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan
pemerintah13.
2.

sifat Penelitian

13

https://idtesis.com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/, Metode penelitian
hukum empiris dan normatif, Rabu 24 Februari 2016

Universitas Sumatera Utara

14

Dari segi sifatnya, penelitian pada penulisan skripsi ini adalah penelitian
yang bersifat deskriptif yang artinya menggambarkan dengan cara menjabarkan
fakta secara sistematis, faktual dan akurat14.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah berupa
yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari pihak pertama untuk
melakukan penulisan ini
b. Data sekunder, yaitu data yang mencakup dokumen – dokumen resmi,
buku – buku, hasil – hasil penelitian yang berwujud laporan , dan
sebagainya15
Ditambah lagi dengan data tersier yaitu bahan hukum yang memeberikan
penjelasan dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder atau yang
bersifat pendukung atau tambahan berupa Kamus – kamus.
4.

Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan keterangan yang diperlukan dalam penulisan

skripsi ini. Maka penulis menggunakan Applied Scientific Method, yaitu penulis
menggunakan metode penelitian dengan cara megkombinasikan antara “ Library
Research dan Field Research”.

a. Library Research ( Riset Kepustakaan)

14

Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, P.T.Rajawali Pers,Jakarta,2001,hal.36
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta 1986, hlm.12.
dalam buku Dr Amiruddin, S.H., Mhum dan Dr.H. Zainal Asikin, S.H., S.U, Pengantar Metode
Penelitian Hukum
15

Universitas Sumatera Utara

15

Dalam riset ini penulis melakukan suatu penelitian melalui buku buku,
Literatur, majalah – majalah maupun bahan – bahan yang diperoleh dari
perkuliahan serta ilmiah yang berhubungan dengan objek penelitian
b. Dalam penlitian lapangan ini penulis melakukan suatu penelitian dengan
cara observasi atau peninjauan secara langsung kepada objek penelitian
yaitu study pada Pemerintah Kota Medan. Dalam melakukan penelitian
maka penulis berusaha mendapatkan data yang bersifat objektif dilakukan
dengan cara :
1. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa mengajukan
pertanyaan dan pencatatan tidak tergantung pada responden
2. Pencatatan, yaitu pengumpulan data dengan cara mengutip data dari
staf terkait dalam penelitian ini
3. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara, yaitu
pengumpulan data dengan cara pertanyaan yang telah disiapkan
penulis kepada staf yang bersangkutan16.
5.

Sistematika Penulisan
Penulisan Skripsi dan gambaran isi dari tulisan ini disusun secara bertahap

yang terdiri dari bab – bab dimana bab – bab tersebut disesuaikan dengan isi yang
pembahasannya dibagi kedalam sub-sub bab yang diatur dan diuraikan secara
tersendiri dan antara yang satu dengan lainnya saling berkaitan (Komprehensif).
Agar mempermudah pemaparan materi, Maka dari itu bedasarkan isi skripsi ini
dibagi dalam lima bab yaitu :
16

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian Hukum Normatif, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

16

Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum yang berisikan tentang
Latar belakang, Perumusan Masalah, Tujuan, manfaat tulisan, keaslian penulisan,
tinjauan kepustakaan yang meliputi pengertian dari Hak Pengelolaan dan
penjelasan sedikit tentang hak pengelolaan maupun penjelasan tentang kata – kata
yang berkaitan dengan hak pengelolaan, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II. Gambaran Umum Mengenai Hak Pengelolaan
Pada bab ini merupakan pembahasan mengenai Hak Pengelolaan yang
berisikan tentang pengertian Hak Pengelolaan secara luas, hubungan Hak
Pengelolaan dengan hak mengusai negara dan Hak Pengelolaan dalam
melaksanakan tugasnya yang ditinjau dari segi pertauran – peraturan yang ada.
Bab III. Penggunaan Tanah Hak Pengelolaan dan Penyerahannya Kepada
Pihak Ketiga
Pada Bab ini menjelaskan tentang Implementasi Penggunaan Hak
Pengelolaan dan penyerahannya kepada pihak ketiga yang meliputi syarat – syarat
pemohon untuk mendapatkan hak pengelolaan, prosedur, proses pendaftaran hak
pengelolaan, akibat hukumnya serta akibat kewenangan pihak ketiga dalam
menggunakan Hak atas tanah diatas Hak Pengelolaan.
Bab IV. Impelementasi Hak Pengelolaan Terhadap Negara Sebagai Pemberi
Hak Pengelolaan Dalam Rangka Kewenangan Kepentingan
Pelaksanaan Tugasnya Pada Pemerintah Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

17

Pada bab ini sudah masuk kepada pembahasan riset di Pemko Medan
tentang penggunaan Hak pengelolaan, hak dan kewajiban Pemko Medan sebagai
pemegang Hak Pengelolan dan hambatan – hambatan Pemko Medan sebagai
pemegang Hak Pengelolaan untuk melaksanakan tugasnya.
Bab V. Penutup
Pada bab ini merupakan bab terkahir yang menguaraikan kesimpulan
daripada masing – masing bab pembahasan dan saran yang kemudian diakhiri
dengan daftar pustaka dan lampiran yang dipergunakan sebagai penunjang tulisan
ini.

Universitas Sumatera Utara