Pelaksanaan Program PONED di Puskesmas Labuhan Bilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017

5

ABSTRAK
Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED) merupakan
pelayanan untuk menanggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric dan
neonatal. Puskesmas Labuhanbilik merupakan salah satu Puskesmas PONED
yang ada di Kabupaten Labuhan Batu. Puskesmas PONED memiliki kemampuan
untuk memberikan pelayanan langsung terhadap ibu hamil/ ibu bersalin dan ibu
nifas baik yang datang sendiri atau rujukan kader/ masyarakat, bidan desa dan
puskesmas. Namun kebanyakan Puskesmas mampu PONED belum dapat
dilaksanakan fungsinya dengan optimal dan masih tingginya angka kematian ibu
dan bayi yang baru lahir di Indonesia. Dari hasil survei awal menunjukkan bahwa
pelaksanaan PONED di Puskesmas Labuhan Bilik belum terlaksana dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program
PONED di Puskesmas Labuhan Bilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten
Labuhan Batu. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif pendekatan
deskriptif melalui wawancara mendalam terhadap 7 informan yang terdiri dari
Kepala Puskesmas Labuhan Bilik, Petugas Kesehatan yang telah dilatih PONED
(Dokter, Bidan dan Perawat), Bidan Desa, Masyarakat yang pernah memeriksakan
kehamilan di puskesmas , dan Masyarakat yang tidak pernah memeriksakan
kehamilan di puskesmas. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive.

Analisa data dengan metode Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dokter dan Perawat yang telah
terlatih PONED tidak aktif dalam memberikan pelayanan PONED, kurangnya
ketersediaan alat dan obat-obatan yang mendukung dalam pelayanan PONED,
Sosialisasi mengenai pemanfaatan Puskesmas PONED telah dilaksanakan, namun
masih banyak masyarakat yang tidak mau memeriksakan kehamilan dan
melahirkan ke puskesmas.
Dalam pelaksanaan PONED masih banyak tantangan dan hambatan yang
dihadapi puskesmas, sehingga Puskesmas mampu PONED belum optimal
dilaksanakan sebagaimana fungsinya. Oleh karena itu diperlukan beberapa
kebijakan untuk meningkatkan kualitas PONED tersebut, meliputi : agar tidak
memindahkan tenaga kesehatan yang terlatih, sebelum mendapatkan tenaga
kesehatan terlatih sebagai penggantinya, melakukan pengadaan terhadap peralatan
yang belum tersedia dan mengganti peralatan yang sudah tidak layak untuk
dipakai, sosialisasi mengenai pemanfaatan pelayanan PONED ke masyarakat,
bidan desa harus dilakukan secara berkelanjuntan.
Kata kunci: Pelaksanaan, PONED

iii
Universitas Sumatera Utara


6

ABSTRACT
Basic Emergency Obstetric and Neonatal Care (BEONC) was a service to
overcome obstetric and neonatal emergency cases. Labuhan Bilik Health Center
was one BEONC existing health centers in Labuhan Batu. Public Health Center
(Puskesmas) BEONC had ability to give service for pregnant mother/ mother
giving birth and postpartum mother who come by her own initiative or refferal
from cadre/ community, the village midwife and Puskesmas. But, most of
Puskesmas capable of BEONC was not yet optimal in its implementation and the
number of mother and infant mortality rate in Indonesia is still high. From the
initial survey results indicate that the implementation of services in health
centers BEONC Labuhan Bilik has not done well.
The objective of this research was to analyze implementation of BEONC
service in Puskesmas Labuhan Bilik, Kecamatan Panai Tengah, Labuhan Batu
district. This research used qualitative method with descriptive approach through
in depth interview toward six informants, Head of Puskesmas Labuhan Bilik,
BEONC trained health staff (doctor, midwife, and nurse), the village midwife,
community who ever checked their pregnancy in Puskemas and those who never

checked their pragnancy in Puskesmas. Informants are selected by using
purposive technique, data analyze used Miles and Huberman method.
Result of this research showed that doctor and nurse BEONC trained was
not active in giving BEONC service, restrication of tool and medicines to support
BEONC service, socialization about utilization of Puskesmas BEONC has been
done, but community still does not want to check their pregnancy and giving birth
in Puskesmas.
In implementation of BEONC service there was many challenges and
obstacle faced by Puskesmas, that cause Puskesmas capable of BEONC was not
optimal like it is suppose to be. That is why need some policy to increase quality
of BEONC service, involve: not to switch trained health staff, before get the
trained health staff as the subtitute, procurement new tool to support the service
and upgrade the tool, sosialization about Puskesmas BEONC utilization to
community, the village midwife must give it continuous.
Keywords : Implementation, BEONC

iv
Universitas Sumatera Utara