Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Dalam Pengangkutan Kapal Penyeberangan Di Kawasan Medan Belawan (Studi Pada Kantor PT PELNI)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan sebuah wahana yang di gerakkan oleh
manusia atau mesin. Transportasi di gunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Pengertian transportasi adalah the means to reach
the destinaton and also means of movement at the destination yang artinya fungsi
transportasi sebagai alat untuk mencapai daerah tujuan wisata dan alat bergerak
selama berada di daerah tujuan wisata tersebut.4
Transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam
pembangunan bangsa untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dan
tercermin pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilyah. Transportasi
merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar produk
perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua
aspek kehidupan bangsa dan negara. Pentingnya transportasi terlihat dari semakin
meningkat kebutuhan jasa angkutan bagi mobilitas orang dan barang dari daerah
tertentu keseluruh pelosok tanah air, bahkan dari tempat tertentu ke luar negeri.
Menyadari peranan transportasi maka pelayaran sebagai salah satu moda
transportasi, penyelenggaraannya harus ditata dalam satu kesatuan sistem
transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan penyediaan jasa

transportasi yang seimbang dengan tingkat kebutuhan dan tersedianya pelayanan
angkutan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, dan efisien

4

Ismayanti, pengantar pariwisata, Jakarta, Grasindo, 2005, Hal.23

Universitas Sumatera Utara

dengan biaya yang wajar serta terjAngkau oleh daya beli masyarakat.5 Tidak
hanya itu saja penumpang maupun barang yang di bawanya diharapkan dapat
selamat sampai dengan tujuan.
Secara garis besar, didalam sistem transportasi nasional (Sistrans) terdapat
tiga moda angkutan utama, terdiri angkutan darat, laut,serta udara. Dalam wilayah
daratan, bukan Cuma angkutan jalan dan kereta api, namun juga terdapat angkutan
perairan. Seperti kapal angkutan sungai, danau, kanal serta angkutan
penyeberangan yang banyak di jumpai di berbagai daerah. Perairan daratan ialah
perairan di daerah darat, seperti sungai terusan dan danau. Pemerintah indonesia
mengggunakan istilah perairan pedalam. Angkutan melalui air terdiridari dua
macam, yaitu :

1. Angkutan air pedalaman atau perairan darat ( inland transport )
menggunakan alat angkut berupa sampan,kano,motor boat, dan kapal.
Jalan yang dilalui adalah sungai,kanal, dan danau.
2. Angkutan laut ( Ocean Transport ) menggunakan alat angkut perahu,
kapal uap, dan kapal mesin. Jalan yang digunakan adalah laut atau
samudera dan teluk6.
Sebagai suatu jenis moda angkutan dalam suatu sistem transportasi,
Angkutan Perairan Daratan memiliki karakater yang khas yang berbeda dengan
moda angkutan lainnya.Angkutan perairan daratan umumnya memiliki rute yang
tidak tetap dan jadwal yang tidak teratur meskipun juga pada tingkatan yang lebih

5

Ibid, Hal. 25
Sinta Uli, Pengangkutan Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkutan Laut
Angkutan Darat & Angkutan Udara, Medan, USU Perss,2006 Hal, 64
6

Universitas Sumatera Utara


berkembang juga terdapat angkutan dengan rute yang tetap dan dengan jadwal
yang teratur maupun tidak teratur.7
Setiap kapal mempunyai suatu sistem manajemen keselamatan dalam
rAngka menciptakan suatu lingkungan kerja yang berwawasan keselamatan dalam
mengoperasikan dan menjalankan pelayaran. Keselamatan pelayaran tidak hanya
dilihat dari kondisi kapalnya, sebab banyak faktor lain yang memengaruhi. Salah
satu faktor penting, yakni penerapan sistem perawatan terencana atau Planned
Maintenance System (PMS) yang dapat dilakukan oleh operator ataupun galangan.
Sistem manajemen keselamatan harus memastikan :
1.

ketaatan pada aturan dan peraturan wajib, dan

2.

bahwa penerapan ketentuan, garis panduan dan rekomendasi standar dari
Organisasi, Administrasi, lembaga klasifikasi, dan organisasi industri
maritim dilakukan sebagai bahan pertimbangan.
Yang dimaksud dengan Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang


memenuhi persyaratan material konstruksi, bangunan, permesinan dan pelistrikan,
stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk radio dan elektronika kapal
yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian
yang pelaksanaan penilikannya dilakukan secara terus menerus sejak kapal
dirancang bangun, dibangun, beroperasi sampai dengan kapal tidak digunakan lagi
oleh Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal. Manajemen keselamatan ini sangat
penting untuk di jalankan karena sebagai unsur utama keselamatan kapal, yang
diharapkan untuk mengurangi Angka korban jiwa akibat dari kurangnya

7

http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/05/seputar-pengertian-transportasilaut.Diakses pada Tanggal 12 Mei 2017

Universitas Sumatera Utara

penyelenggaraan manajemen keselamatan ini.8 Berikut ini merupakan data dari
tingkat kecelakaan kapal yang terjadi dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2016,yaitu:
JUMLAH KECELAKAAN
No


Tanggal
Kejadian

Jenis Kapal

1.

28
Januari
2011

KMP. Laut
Teduh 2

2.

8
Februari
2011


KM. Salvia

Terbakar

Perairan Sebelah
Timur, Sekitar Pulau
Damar,
Kepulauan Seribu DKI Jakarta

3.

4 juli
2011

KM.
Musthika
Kencana II

Terbakar


Perairan
45
NM
Selatan
Pulau
Masalembo
Besar
Laut Jawa - Jawa
Timur

4.

26
Septembe
r 2011

KM.
Marina
Nusantara

Dengan
TK. Pulau
Tiga 33022

Tubrukan

Alur Pelayaran Sungai
Barito,
Banjarmasin
Kalimantan Selatan

Peristiwa
&Tempat
Kejadian
Terbakar,

Tempat Kejadian

Keterangan


Perairan Sekitar Pulau
Tempurung,
Selat Sunda - Banten

Penyebab:
kendaraan yang
kebakaran dan
menyambar
kekendaraan
lain
Korban : 27 org
tewas dan 22
luka berat.
Penyebab :
adanya
kebocoran pada
sambungan
pipa.
Korban : tidak
ada

Penyebab :
kebakaran dari
truk box
pendingin dan
menjalar
kekendaraan
lain karena
over-volume
kapal.
Korban: tidak
ada
Penyebab :
tingkat
kecakapan
Awak kedua
kapal dalam
menyikapi
kondisi bahaya
tubrukan dan
kondisi saat air

Sungai Barito
surut.
Korban :
meninggal 6,

8

https://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Angkutan_Sungai_Danau_dan_Penyeberanga
n/Sitem_manajemen_keselamatan. Diakses pada Tanggal 5 Juli 2017.

Universitas Sumatera Utara

5.

22
Agustus
2013

KM.
Express
Bahari 8C

Terbakar

6.

3 Januari
2014

KMP.
Munawar
Ferry

Tenggela
m

7.

4 maret
2016

KMP.
Rafelia 2

Terbakar

hilang 12,lukaluka 76 orang.
Perairan Selat Nasik
Penyebab : bara
14 Nmil Laut Barat
puntung rokok
Laut Tanjung Pandan
yang mengenai
BAngka Belitung
tumpukan
kardus anak
ayam yang
dimuat di
buritan geladak
atas.
Korban : 6
tewas dan 6
orang lainnya
hilang.
Perairan Selat Alas, 4 Penyebab :
Nmil Timur Pelabuhan penggunaan
tangki void
Kayangan
Lombok Timur - Nusa sebagai tangki
ballast,padahal
Tenggara Barat
hal ini tidak
diperbolehkan.
Korban : 6
orang hilang.
Selat Bali
Jawa Timur

Penyebab :
kondisi GM
yang sudah
kecil dan kapal
cenderung
miring
kiri,kemudian
air masuk ke
geladak kapal
melalui pintu
rampa haluan
yang tidak
tertutup rapat.
Korban : 6
orang tewas.

Tabel jumlah kecelakaan Angkutan Penyeberangan di perairan dari tahun
2011 - 2016 .9
Angkutan perairan dapat berperan sebagai angkutan penyeberangan bagi
penumpang maupun barang agar sampai ke suatu tujuan,terutama pada kecamatan
Belawan yang sekarang sudah semakin maju,sehingga dari pada itu sangat
dibutuhkannya transportasi perairan ini untuk mempermudah penyeberangan.
9

http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/maritime.htm, diakses pada Tanggal 5 Juli

2017

Universitas Sumatera Utara

Berbicara tentang Belawan, Belawan merupakan salah satu sarana prasarana
dalam penyelenggaraan pengangkutan penyeberangan di perairan.
Pelabuhan Belawan terletak di Kota Medan bagian utara tepatnya di muara
Sungai Deli dan Sungai Belawan. Kedua sungai tersebut dihubungkan dengan
Sungai Troesan. Pelabuhan Belawan memiliki luas 12000 ha (Ruychaver, 1926:
24). Bagian utara pelabuhan berjarak 300 meter dari pantai. Sebelah timur
pelabuhan berbatasan dengan Sungai Deli, sebelah selatan berbatasan dengan sisi
barat Labuhan Deli dan berjarak 300 meter dari tepi barat Sungai Troesan
(Staatsblad van Nederlands Indie No. 99, 1918). Posisi Pelabuhan Belawan sangat
strategis karena bermuara ke Selat Malaka, salah satu selat tersibuk di dunia.10
Tranportasi untuk pengangkutan orang sangat dibutuhkan untuk mendukung
pengembangan perekonomian maupun wisata di Belawan melalui transportasi
angkutan penyeberangan yang memadai, misalnya kapal KM Kelud di kawasan
Belawan.

Kapal

KM

Kelud

merupakan

salah

satu

angkutan

yang

menyelenggarakan angkutan penyeberangan kapal di kawasan Belawan, yang
dimana dalam penyelenggaraannya di operasikan oleh PT PELNI (Pelayaran
Nasional Indonesia).
Peningkatan jumlah penumpang yang dari tahun ketahun yang mengalami
jumlah yang bertambah secara signifikan sehingga perlu melihat bagaimana
bentuk perlindungan terhadap penumpang muaupun, hal ini pun juga sering terjadi
saat memasuki masa libur nasional maupun libur hari besar, sehingga dari pada ini
mendorong peningkatan jumlah penumpang dan sehingga terkadang memuat
penumpang dan yang jumlahnya melebihi kapasitas kapal tersebut, karena dari itu
membuat menjadikan ketidakhirauan terhadap keselamatan penumpang.
10

Tengku Lukman Sinar, Sejarah Medan Tempodoeloe, Medan, Perwira,2001, Hal 62

Universitas Sumatera Utara

Keselamatan penumpang, itu semua di pengaruhi oleh kelengkapan
terhadap sarana dan prasarana pendukung keselamatan. Kekurangan sarana
maupun

perlengkapan

peralatan

navigasi

memiliki

kendala

dalam

penyelenggaraan angkutan penyeberangan kapal di malam hari yang sangat tidak
mendukung kelancaran transportasi penyeberangan. Perihal tersebut sebagaimana
ketentuan Pasal 61 Ayat(3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 20 Tahun 2010
Tentang angkutan Perairan yang menyatakan bahwa setiap kapal yang melayani
angkutan penyeberangan wajib :
1. Memenuhi persyaratan

teknis kelautan dan persyaratan pelayanan

minimal angkutan penyeberangan;
2. Memiliki spesifikasi teknis sesuai dengan fasilitas pelabuhan laut yang di
gunakan untuk melayani

angkutan

penyeberangan atau terminal

penyeberangan pada lintas yang dilayani;
3. Memiliki dan/ atau memperkerjakan awak kapal yang memenuhi
persyaratan kualifikasi yang diperlukan untuk kapal penyeberangan;
4. Memiliki fasilitas bagi kebutuhan awak kapal maupun penumpang dan
kendaraan beserta muatannya;
5. Mencantumkan identitas perusahaan dan nama kapal yang ditempatkan
pada bagian sebelah samping kiri dan kanan kapal,dan;
6. Mencantumkan informasi atau petunjuk yang di perlukan dengan
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Beberapa alasan yang telah diuraikan memperoleh hal-hal yang menjadi
latar belakang bagi penulis unutk menuis skripsi dengan judul : “Perlindungan

Universitas Sumatera Utara

Hukum terhadap Penumpang dalam Pengangkutan Kapal Penyeberangan
di Kawasan Medan Belawan ( Studi Pada Kantor PT.PELNI ) ”
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam skripsi ini, antara lain sebagai
berikut:
1. Bagaimana perlindungan penumpang terhadap jasa penyeberangan kapal
KM KELUD SUMUT Lintas Tg.Priok – P.Batam – B.Karimun di
Kawasan Belawan dan Regulasinya?
2. Bagaimana sarana dan prasarana serta pelaksanaan regulasi dalam
penyelenggaraan jasa penyeberangan kapal KM KELUD SUMUT Lintas
Tg.Priok – P.Batam – B.Karimun di Kawasan Belawan ?
3. Bagaimana pertanggungjawaban pengangkutan terhadap penumpang jasa
penyeberangan kapal KM KELUD SUMUT Lintas Tg.Priok – P.Batam –
B.Karimun di Kawasan Belawan ?
C. Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang perlindungan penumpang serta regulasi yang
diterapkan

dalam

mengatur

penyelenggaraan

pengangkutan

penyeberangan KapalKM KELUD di Belawan baik Pemerintah, Dinas
Perhubungan Provinsi dan Kabupaten serta Perusahaan Pengankutan yang
bersangkutan
2. Untuk mengetahui sarana dan prasarana untuk kepentingan penumpang
sebagai pengguna jasa penyeberangan kapal KM KELUD Lintas Tg.Priok
– P.Batam – B.Karimun di Belawan serta pelaksanaan regulasi yang telah
di berlakukan.

Universitas Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui tentang bentuk pertanggung jawaban Kapal KM
KELUD Lintas Tg.Priok – P.Batam – B.Karimun di Belawan terhadap
penumpangnya.
D. Manfaat Penulisan
Sesuai dengan tujuan tersebut di atas, maka diharapkan agar penelitian ini
dapat membawa manfaat sebagai berikut :
1. Teoritis
Dari penelitian ini diharapkan dapat membantu atau memberikan
sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
tentang Hukum Pengankutan terutama tentang angkutan penyeberangan.
2. Praktis
Dari penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri untuk
bertambahnya wawasan dan ilmu pengetahuan penulis terhadap angkutan perairan
dalam hal angkutan penyeberangan. Mengetahui bagaimana regulasinya dan
pelaksanaan regulasi tersebut serta factor-faktor pendukung dalam pengoperasian
angkutan penyeberangan baik mengenai aspek keselamatan dan sarana prasarana
yang mendukung. Dan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, Pemerintah,
para pengusaha pengangkutan penyeberangan atau penyelenggaranya, serta
praktisi pelabuhan maupun bagi siapa saja yang ingin memperdalam
pengetahuannnya terhadap hukum pengangkutan melalui angkutan perairan
daratan khususnya mengenai kegiatan angkutan penyeberangan yang ada di
Belawan.
E. Metode penelitian
Penelitian pada dasarya meupakan, “ suatu upaya pencarian “ dan
bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap sesuatu objek yang mudah

Universitas Sumatera Utara

dipengang. Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu reseach ,
yang berasal dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Dengan demikian
secara logawiyah berarti “mencari kembali”.11 Adapun bersesuaian dengan fungsi
dari penelitian adalah mendapatkan kebenaran.12 Adapun dalam hal tesebut
dilakukan suatu penelitian dalam suatu locus yang sesuai dengan judul dalam
penulisan ini, antara lain :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Yuridis Normatif dan Yuridis
Empiris.Pada penelitian hukum Normatif dilakukan menggunakan kajian terhadap
peraturan perundan-undangan dan bahan-bahan hukum yang mempunyai
hubungan dengan skripsi ini sedAngkan penelitian Empiris merupakan penelitian
yang dilakukan untuk memperoleh data Primer, yaitu dengan melakukan
wawancara

kepada

Pimpinan

dinas

Perhubungan

Provinsi

dan

Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika di Kecamatan Medan Belawan.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah pada PT PELNI ( Pelayaran Nasional
Indonesia) dan juga Pelabuhan Belawan.
3. Sumber Data
Sumber data, dalam penelitian yang lazim dibedakan antara data Primer,
yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama,misalnya hasil
wawancara dan data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi,
buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan,dan sebagainya. Data
sekunder mengenal beberapa jenis data (bahan hukum) antara lain bahan hukum

11

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada,2003, Hal.27-28
12
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta, Kencana,2005, Hal 20

Universitas Sumatera Utara

primer,bahan hukum sekunder,dan bahan hukum tersier13. Dalam penulisan ini
data yang akan digunakan antara lain :
1) Bahan hukum primer, yaitu berupa peraturan perundang-undangan yang
sifatnya mengikat dan telah dipisahkan oleh pihak yang berwenang, yaitu
Undang-Undang Republik Indonesia NO 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran, Undang-Undang Republik Indonesia NO 33 Tahun 1964
Tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dan perturanperaturan lain yang saling berkaitan dengan hal-hal tersebut.
2) Bahan hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang dapat menunjang bahan
hukum primer misalnya rancangan Undang-Undang, hasil-hasil penelitian,
atau pendapat pakar hukum.
3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang dapat meberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder seperti kamus bahasa Indonesia dan kamus hukum dan
Ensiklopedia.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data yang dibutuhkan untuk skripsi ini,
penulis melakukan suatu teknik pengumpulan data yakni meliputi:
1) Library research (studi kepustakaan) yaitu mempelajari dan juga
menganalisis secara sistematis perturan perundang-undangan, buku-buku,
catatan kuliah,maupun sumber lainya yang terdapat hubungan dengan
skripsi ini.
2) Field Research (studi lapangan) yaitu penelitian yang dilaksanakan
langsung kelapangan, perolehan data pada skripsi ini dilakukan dengan
13

Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004, Hal 30

Universitas Sumatera Utara

melakukan wawancara langsung kepada Dinas Perhubungan Provinsi
Sumatera Utara, dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kecamatan Medan Belawan selaku penyelenggara angkutan penyeberagan
kapal penumpang di belawan.
5) . Analisis Data
Analisis data dalam skrispi ini adalah dengan menggunakan data kualitatif,
yaitu suatu anaisis data yang secara jelas serta diuraikan kedalam bentuk kalimat
sehingga dapat diperoleh gambaran jelas yang berhubungan dengan skripsi ini.
Penulis melakukan wawancara kepada dinas Perhubungan Provinsi Sumatera
Utara dan dinas Pehubungan, Komunikasi dan Infomatika Kecamatan Medan
Belawan. Selaku penyelenggara penyeberangan kapal penumpang di kawasan
Belawan.
F. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini diajukan untuk melengkapi tugas guna memenuhi
syarat dalam mencapai gelar Sarjana Hukum. Penulis dalam membuat skripsi
berdasarkan hasil penelitian sendiri dan memilih judul skripsi ini berdasarkan
pengamatan sebelum formil. Keaslian penulisan skripsi ini hasil pemikiran sendiri
dengan mengambil dari buku-buku sebagai sumber referensi. Judul skripsi telah
dilakukan pengecekan dan penelusuran di perpustakaan Universitas Sumatera
Utara. Test uji bersih judul dari pegawai fakultas Hukum USU telah dilakukan
dan disetujui oleh ketua departemen yang bersangkutan. Adapun judul skripsi ini
adalah Perlindungan Hukum terhadap Penumpang dalam Pengangkutan Kapal
Penyeberangan di Kawasan Medan Belawan ( Studi Pada Kantor PT.PELNI ).
Terhadap judul di atas tidak ada yang sama baik permasalahan, tujuan maupun
metodenya. Namun ada beberapa judul yang hampir sama yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1) Nama : Vitra Armadhana G
NIM : 080200365
Judul : Peranan dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan
Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian
Pengangkutan Laut, Studi Pada PT. Camar Indah Medan.
Permasalahan yang di Angkat:
a. Bagaimanakah pengaturan tranportasi dalam perjanjian pengangkutan
laut?
b. Bagaimana pelaksanaan perjanjian oleh pengangkutan barang di laut?
c. Bagaiamana peranan dan tanggung jawab pihak perusahaan jasa
pengangkutan terhadap kerusakan barang dagang dalam perjanjian
pengangkutan (PT.Camar Indah)?
2) Nama : Juli Ranola S
Judul : Tanggung Jawab Hukum Pihak Pengangkut Dalam Angkutan
Barang Melalui Laut Dengan Menggunakan Container, Studi Pada PT.
Sumatera Madya Jaya
Permasalahan yang diAngkat adalah:
a. Bagaimana perjanjian pengangkutan yang dilaksanakan di PT.
Sumatera Madya Jaya?
b. Bagaimana tanggung jawab pihak pengangkut sebagai penyelenggara?
c. Bagaimana jaminan asuransi dalam pengangkutan menggunakan
container di PT.Sumatera Madya Jaya?
Titik fokus dan penekanan yang akan dilaukan penulis ini adalah
mengenai bagaimana regulasi yang mengatur dan pelaksanaannya atau
penyelenggaraan jasa penyeberangan yang sebenarnya serta perlindungan

Universitas Sumatera Utara

terhadap penumpang angkutan penyeberangan. PengAngkatan judul ini adalah
untuk mengetahui lebih dalam bagaimana bentuk perlindungan hukum dan bentuk
pertanggungjawaban pengangkut terhadap penumpang dan kendaraanya, sehingga
dapat diketahui apakah penerapan hukum sudah sesuai dengan penyelenggaraan
jasa penyeberangan kapal KM KELUD SUMUT Lintas Tg.Priok – P.Batam –
B.Karimun di Kawasan Belawan.
Selain mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan judul dan
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang masih berlaku, dan dilakukan riset
maupun penelitian langsung ke PT.PELNI Medan dan Pelabuhan Belawan,
sehingga dengan demikian judul skripsi ini asli dari hasil pemikiran sendiri.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini dimaksud sebagai awal dalam mengantar pengenalan pada bab
berikutnya. Bab ini disajikan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB

II

TINJAUAN

UMUM

TERHADAP

ANGKUTAN

PERAIRAN

DARATAN
Bab ini memuat tentang tinjauan umum terhadap angkutan Perairan
Daratan berdasarkan Undang- undang Nomor 17 tahun 2008 Tentang Pelayaran,
maupun peraturan yang berhubungan, sejarah dari transportasi angkutan, sungai
danau

dan

penyeberangan,

pihak

didalam

penyelenggaraan

angkutan

penyeberangan serta prinsip tanggung jawab dalam angkutan penyeberangan.
BAB III PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN

Universitas Sumatera Utara

Bab ini memuat tentang penyelenggaraan angkutan penyeberangan,
meliputi mengenai angkutan penyeberangan dan juga pelayananya, standar
keselamatan transportasi angkutan penyeberangan berdasarkan peraturan, hak dan
kewajiban pengguna jasa dan pengusaha angkutan penyeberangan serta
tanggungjawabnya.
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG DALAM
PENGANGKUTAN KAPAL PENYEBERANGAN LINTAS BELAWANTANJUNG PRIOK-BATAM-TANJUNG BALAI DI KAWASAN MEDAN
BELAWAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi
pelaksanaan kegiatan penyeberangan kapal KM KELUD KM SUMUT Lintas
belawan-Tanjung Priok – Batam – Tanjung Balai di Kawasan Medan Belawan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kristalisasi dari semua yang telah di capai di dalam
masing-masing bab sebelumnya, sehingga tersusun atas kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Barang-Barang Milik Penumpang Dalam Angkutan Udara (Studi Pada PT. Sriwijaya Air, Medan)

3 107 89

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pengangkutan Penumpang Kapal Laut PT. (Persero) Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Belawan – Medan (Studi Kasus : Penumpang Tujuan Belawan – Medan).

0 20 87

Citra Pelayanan Jasa Kapal Penumpang PT PELNI OFFICE, Jakarta

1 45 178

Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Dalam Pengangkutan Kapal Penyeberangan Di Kawasan Medan Belawan (Studi Pada Kantor PT PELNI)

0 0 3

Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Dalam Pengangkutan Kapal Penyeberangan Di Kawasan Medan Belawan (Studi Pada Kantor PT PELNI)

0 1 3

Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Dalam Pengangkutan Kapal Penyeberangan Di Kawasan Medan Belawan (Studi Pada Kantor PT PELNI)

0 0 22

Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Dalam Pengangkutan Kapal Penyeberangan Di Kawasan Medan Belawan (Studi Pada Kantor PT PELNI)

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Dalam Pengangkutan Kapal Penyeberangan Di Kawasan Medan Belawan (Studi Pada Kantor PT PELNI)

0 0 8

BAB II PRINSIP-PRINSIP ANGKUTAN UDARA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG A. Perjanjian Pengangkutan Udara dan Penumpang Menurut Hukum - Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Angkutan Udara Dalam Penerbangan Domestik (Studi Pada Pt. Garuda Indonesia

0 0 35

BAB II PENGANGKUTAN PENUMPANG MELALUI PENGANGKUTAN UDARA - Analisis Hukum Terhadap Perlindungan Hak Penumpang Pesawat Udara Pada Pt. Lion Air Medan

0 0 17