Gitaigo Bahasa Jepang Yang Berhubungan Dengan Perasaan

BAB II

GAMBARAN UMUM ANOMATOPE TENTANG GITAIGO
BAHASA JEPANG

6
Universitas Sumatera Utara

2.1

Pembagian Anomatope dalam Bahasa Jepang
Kata Anomatope berasal dari bahasa Yunani yang berarti membuat

nama. Anomatope berarti ‘nama’ yang diberikan kepada suara. Jadi secara tidak
langsung Anomatope bisa diartikan sebagai sebuah kata untuk meniru sebuah
suara.
Pada dasarnya tidak hanya bangsa yunani saja yang menggunakan bunyi
bahasa atau yang disebut dengan anomatope untuk menirukan sesuatu dari sebuah
bunyi tetapi bangsa yang sudah sangat maju dan merupakan Negara yang
mempunya huruf terbanyak didunia seperti halnya Jepang juga memiliki katakata yang dinyatakan dengan bunyi bahasa atau yang disebut juga dengan tiruan
bunyi seperti suara hewan, suara manusia yang sedang tertawa, menangis dan

saat mengungkapkan perasaan, bermacam-macam bunyi benda di sekitar kita,
bunyi alam dan lain sebagainya.
Anomatope atau dalam bahasa jepangnya disebut Ongmanego terdiri atas
3 jenis tiruan bunyi yaitu:
ぎせいご

1. Giseigo ( 擬声語 )
Yaitu bunyi bahasa yang timbul karena meniru suara binatang.
ぎおんご

2. Giongo( 擬音語 )
Yaitu bunyi bahasa yang timbul karena meniru bunyi suara alam.

ぎたいご

3. Gitaigo( 擬態語 )

7
Universitas Sumatera Utara


Yaitu bunyi bahasa yang timbul karena mengungkapkan perasaan
ketika melihat suatu benda atau yang dirasakan.

Anomatope ini termasuk ke dalam youshuno fukushi atau fukushi joutai.
Fukushi joutai dapat dibagi menjadi 3 yaitu: joutai yang menerangkan keadaan
seperti ずっと ( terus-menerus ), joutai yang menerangkan waktu sepertiしばら
く( sebentar ) じきに ( kadang-kadang ), dan yang terakhir joutai yang
menerangkan petunjuk atau pengarahan そう( begitu ). Youshuno fukushi atau
fukushi joutai merupakan adverbia yang secara jelas menerangkan keadaan suatu
perbuatan fukushi yang sering dipakai untuk menerangkan verba ( kata kerja ).
Fukushi yang termasuk kelompok joutai antara lain:

a. Fukushi yang disertai partikel “to”と
Batabata to (ばたばた と) : dengan berbunyi, dengan bergentum, dengan
bergerak- gerak.
Boroboro to (ぼろぼろ と) : buruk, koyak, cabik-cabik, compang-camping.
Doudou to (どうどう と) : dengan megah, dengan berani, dengan gagah
(perkasa), dengan mulia.
Harahara to (はらはら と) : bingung, berdebar-debar, gugup, takut, khawatir,
gelisah.

Hirahira to (ひらひた と) : bercerai-berai.
Korokoro to (ころころ と) : menggelinding, terguling-guling.

8
Universitas Sumatera Utara

Nosonoso to (のそのそ と): dengan perlahann-lahan,dengan lambat, dengan
malas.
Parapara to (ぱらぱら と) : gemericik, rintik-rintik, dengan terpencar-pencar.
Potapota to (ぽたぽた と) : tetesan, menetes, bercucuran, bersimbah atau
berkeringat.
Sekaseka to (せかせか と) : dengan gelisah, tidak dapat diam, tidak tenang,
resah, dan tergesa-gesa.
Soyosoyo to (そよそよ と) : sepoi-sepoi, semilir, dengan lembut.

b. Fukushi yang disertai partikel “ni” に
Jiki ni ( じき に )

: dengan langsung, dengan segera, terus, lantas,
sebentar lagi, dengan selekas-lekasnya.


Sude ni ( すで に )

: sudah, telah, dulu, dahulu.

Sugu ni( すぐ に )

: segera, langsung, lantas, serta merta, dengan
mudah, sebentar, secepat-cepatnya, tidak lama.

Tachimachi ni (たちまち に): dengan segera, lansung, dalam waktu singkat,
dalam sekejap mata, pada saat itu juga, tib-tiba,
secara mendadak.
Tadachi ni ( ただち に )

: dengan segera, lantas, langsung.

Tagai ni( たがい に )

: saling, satu sama lain.


Tsui ni ( つい に )

: akhirnya, kesudahannya, penghabisannya.

c. Fukushi yang tidak perlu memakai partikel

9
Universitas Sumatera Utara

Arakajime ( あらかじめ ) : terlebih dahulu, sebelumnya.
Dandan ( だんだん )

: sedikit demi sedikit, dengan lambat laun, dengan
berangsur-angsur, dengan perlahan-lahan.

Futo ( ふと)

: dengan tiba-tiba, kebetulan, dengan tidak di duga.


Gungun ( ぐんぐん )

: dengan kuat, dengan cepat, terus menerus.

Kaku ( かく)

: tiap-tipa, masing-masing.

Masumasu ( ますます )

: lebih-lebih, semakin, kian, bertambah.

Nakanaka ( なかなか )

:

Ono’ono ( おのおの )

: masing-masing semua.


Shibashiba ( しばしば )

: sering,

amat, sangat, sungguh-sungguh, bukan main.

acap

kali,

kerapkali,

berulang-ulang,

berkali-kali.
Tabitabi ( たびたび )

: berulang-ulang.

Taedae ( たえだえ )


: sayup-sayup, hampir padam, redam terputus-putus,
terhenti-henti, dengan lemah.

Wazawaza ( わざわざ )

: dengan sengaja, dengan kebaikan hati, khusus,
secara positif.

Yokuyoku ( よくよく)

: dengan sangat hati-hati, betul-betul, benar-benar,
sungguh-sungguh, baik-baik, dengan teliti, sangat,
luar biasa.

Dalam joutai no fukushi ini ada kata-kata yang dapat menerangkan nomina
atau kata benda dengan cara menyisipkan partikel“no”のdiantara kedua kelas
kata itu, contohnya ialah:
10
Universitas Sumatera Utara


-

Katsute no urami ( かつて の うらみ )
= Pernah sakit hati

-

Kanari no hitode ( かなり の ひとで )
= Lumayan ramai

-

Karisome no yado ( かりそめ の やど )
= Tempat menginap sementara

-

Kanete no yakusoku ( かねて の やくそく)
= Sudah janji


-

Shibashi no wakare ( しばし の わかれ )
= Pisah sebentar

-

Yokuyoku no koto ( よくよく の こと )
= Sesuatu hal yang sangat

-

Subete no hitobito ( すべて の ひとびと )
= Orang-orang sekalian

-

Tabitabi no omimai ( たびたび の おみまい )
= sering menjenguk orang sakit


-

Sukoshi no okane ( すこし の おかね )
= Uang sedikit

-

Moppara no uwasa ( もっぱら の うわさ )
= Desas-desus pertama-tama

Cara penulisan saat menggunakan anomatope ini berbeda-beda. Ada yang
menggunakan Hiragana dan Katakana. Di dalam komik, penggunaan cara

11
Universitas Sumatera Utara

penulisan anomatope juga macam-macam. Terkadang bentuk hurufnya dibuat
menyerupai situasi yang digambarkan, agar bacaan lebih hidup. Anomatope yang
ditulis dengan Katakana itu bermaksud memberi tekanan atau memperjelas.
Sedangkan suara- suara atau penggunaan anomatope yang lembut, menggunakan
Hiragana.

2.2

Pengertian Gitaigo
Menurut buku pengantar linguistik bahasa jepang karangan Hamzon

Situmorang dan Rospita Uli, Gitaigo (擬態語) adalah bunyi bahasa yang timbul
dengan mengungkapkan perasaan ketika melihat suatu benda atau saat kita
merasakan sesuatu.
Yaitu apabila saat kita melihat sesuatu benda atau hal yang aneh misalnya
seperti saat jendela tiba-tiba terbuka maka kita akan mengatakan 窓 は サット
開く(まどはサットあく “mado wa satto aku”)。Bunyi bahasa yang digunakan
adalah サット“satto”, maka dari kalimat di atas kata サット “satto” merupakan
gitaigo dengan bunyi bahasa atau yang disebut juga dengan tiruan bunyi. Dan
contoh lain ketika saat terjadi petir kita mengatakan dari dalam hati kita bahwa
“petir berkilau dengan cahaya” 雷はピカリット輝きました。( かみなり は ピ
カリット かがやきました。“kaminari wa pikaritto kagayakimashita” ). maka
kata yang digunakan untuk menyatakan tiruan bunyi bahasa dari kalimat di atas
yaitu ピカリット “pikaritto”, tidak hanya itu saat kita melakukan sesuatu yang
tidak diduga seperti saat kita bermain sepak bola dan pada saat kita menangkap

12
Universitas Sumatera Utara

bola tersebut dengan tangkas, sehingga seseorang mengatakan “ Dengan tangkas
menangkap bola” (てきばきボールをカチーした。 tekibaki boru o kachiishita)
Maka ungkapan perasaan ketika melihat benda tersebut kita menyatakan
ungkapan gitaigo dalam bahasa jepang カチー“kachii”. Dan masih banyak lagi
contoh-contoh ungkapan perasaan dalam gitaigo bahasa jepang antara lain:

Gitaigo yang menyatakan ungkapan perasaan mual dan muak ingin muntah
( むかむか muka muka ), Gitaigo yang menyatakan ungkapan perasaan sakit yang
berdenyut-denyut ( ずきずき zuki zuki ), Gitaigo yang menyatakan ungkapan
perasaan merinding, gemetar karena ketakutan, kedinginan atau tersentuh ( ぞく
ぞくzoku zoku ), Gitaigo yang menyatakan ungkapan perasaan sakit dan nyeri
seperti tertusuk-tusuk benda tajam ( ちくちくchiku chiku ), Gitaigo yang
menyatakan ungkapan perasaan seram, takut dan tegang atau khawatir ( びくびく
biku biku ), Gitaigo yang menyatakan ungkapan perasaan berdebar saat
menantikan saat-saat bahagia ( わくわく waku waku ), Gitaigo yang menyatakan
ungkapan perasaan tidak rela atau terpaksa melakukan sesuatu ( しぶしぶ shibu
shibu ), Gitaigo yang menyatakan ungkapan perasaan jengkel atau frustasi akan
kejadian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan ( いらいら ira ira ), Gitaigo
yang menyatakan ungkapan perasaan nyeri saat menyaksikan sesuatu yang
menegangkan ( はらはら hara hara ), Gitaigo yang menyatakan ungkapan
perasaan tidak bersalah atau tidak merasa malu yang mana seharusnya tidak
pantas merasa demikian ( のこのこ noko noko ).

13
Universitas Sumatera Utara