Studi Simulasi Penibebanan Impak Pada Helmet Sepeda Dari Baiian Pol}.Uieric Foam Yang Diperkuat Serbuk Tkks Dengan Menggunakan Sottware Ansys 14.5 Chapter II

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Sejarah Helma Sepeda
Helmet sepeda pada umumnya ringan, bentuk dominan dari helm sampai

dengan tahnn 197A adalah model

kulit hairnet. Hal ini menawarkan perlindungan

diterima dari goresan dan luka, tetapi perlindungan dampak hanya minimal, dan
terutama digunakan oleh pengendara sepeda balap [6].

2.1. Gambar Helmet Sepeda [7]
Penggunaan yang lebih luas helmet mulai di Amerika Serikat

padal97}-an.

Setelah beberapa dekade ketika sepeda dianggap hanya sebagai mainan anak-anak


akhirnya orang dewasa Amerika banyak melakukan aktivitas bersepeda dan
kemudian booming sepeda pada tahun 1970-an [6].

Dua dari helmet sepeda modem

per&ama

dibuat oleh MSR, produsen

peralatan mountaineering dan Bell Olalvaga, produsen helmet untuk balap mobil

dan sepeda motor. Hal ini bisa dibilang sebagai tonggak Sejarah Desain helmet
Sepeda Modern. helmet

ini

adalah spin-aff'dari pengembangan liners busa

polystyrene diperluas untuk helm sepeda motor dan motorsport, dan merniliki

cangkang yang keras dari plastik polikarbonat. Secara komersial pertama yang
sukses merancang helmet sepeda untuk tujuan komersial adalah Biker Bell, shell

plastik berlapis keras dirilis pada tahun 1975

161.

Sekitar tahun 1990 sebuah teknik konstruksi baru ditemukan dicetakan
microshelL sebuah shell sangat tipis didirikan selama proses pencetakan. Hal ini

dengan cepat menjadi teknologi dominan, memungkinkan untuk ventilasi yang
lebih besar dan bentuk kompleks lebih dari cangkang keras. Penggunaan hard shells

menurun dengan cepat

di

arfiara populasi sepeda umum selama tahun 1990-an,

hampir menghilang pada akhir dekade ini, namun tetap populer dengan pengendara


BMX

serta

inline skater dan pemain skateboard. Akhir 1990-an dan awal 2000-an

melihat kemajuan dalam retensi dan sistem pas, menggantikan sistem lama dari

berbagai ketebalan bantalan dengan menyesuaikan dengan anatomi kepala
pengendara. Hal ini juga mengakibatkan bagian belakang kepala menjadi kurang

ditutupi oleh helmel, dengan dasar pertimbangan bahwa dampak ke daerah ini
sangat jarang

2.2.

ditemui [6].

Desain llelmet Sepeda

Helmet sepeda dirancang untuk melindungi dan mengurangi dampak pada

tulang kepala (tengkorak) seorang pengendara sepeda ketika jatuh

dan

meminimalkan efek samping seperti gangguan penglihatan tepi karena benturan
tersebut, helmet yang digunakan oleh pengguna sepeda, didesain berbeda dari helm
sepeda motor karena kecepatan sepeda hanya sekitar 15 km/jam.

Walaupun

di Indonesia belum diwajibkan untuk menggunakan helmet

sepeda tetapi sudah banyak digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan bersepeda

santai di hari libur, tetapi pada olah raga balapan sepeda atau kejuaraan sepeda
gunuog helmet sudah diwajibkan.
Desain adalah proses perubahan informasi terhadap syarat-syarat kebutuhan


sebuah produk menjadi pengetahuan produk dan proses. Kegiatan ini bertujuan

untuk menciptakan dan mengevaluasi produk sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.

Desain teknik dapat didefinisikan sebagai proses menerapkan berbagai

teknik dan prinsip-prinsip ilmiah untuk tujuan mendefinisikan proses tersebut
dengan cukup terperinci untuk kemungkinan proses realisasi lebih

lanjut.

Suatu

desain produk yang baik dapat menghasilkan pengembangan produk yang baik

pula. Desain didasarkan pada kelebihan produk, praklis dalam pembuatan, ongkos
fabrikasi yang relatif murah, pemasaran dan faktor kombinasi yaitu apakah desain
produk tersebut memenuhi persyaratan yang dibutuhkan pelanggan.


Prinsip dasar proses desain adalah untuk memperkecil pernakaian bahan,

untuk mendaur ulang, karena ketidaksesuaian dengan kebutuhan, untuk
menghindari kerja ulang (rework) terhadap produksi, efisiensi dan kesesuaian
terhadap standar.

Langkah- langkah proses desain sebagai berikut [1]:

1.

Identifikasi kebutuhan ialah sebagai gambaran dan pernyataan
masalahyang samar-samar yang dikembangkan dan sebuah informasi.

2.

Sepenuhnya mendefinisikan dan memahami masalah, setelah itu adalah

mungkin untuk memulai tujuan.

3.


Defenisikan kebutuhan yang lebih masuk akal dan realistis dari pada
pemyataan masalah asli.

4.

Ciptakan sebuah spesifikasi tugas yang terinci dan membuat batasan
masalah.

5.

Buat sebanyak mungkin alternatif pendekatan desain, biasanya pada
tahap ini menentukan nilai atau kualitas. Pada langkah ini merupakan
penemuan ide terbesar.

6.

Penyelesaian langkah sebelumnya, yakni menganalisa

dengan


menentukan diterima, ditolak atau dimodifikasi produk desain. Solusi
yang paling menjanjikan dipilih.

7. Penentuan desain yang dapat diterima dan dipilih.
8. Ini merupakan langkah yang detail dimana dilakukan pembuatan
gambar teknik lengkap, identifikasi pemasok (vendor), serta membuat
spesifikasi manufaktur dan lainJain.

9.

Merealisasikan desain dengan membuat pratotype.

10. Dan akhimya menentukan kuantitas produksi.

Daiam mendesain helmet sepeda juga deperlukan mempertimbangkan
menentukan konstruksi material yang digunakan sehingga helmet yang di desain

tidak berat.


Aktifitas bersepeda adalah aktivitas olahraga yang secara signifikan
meningkatkan suhu tubuh dan kepala. Oleh sebab itulah helmet sepeda haruslah
mempunyai 2 sifat,

yaitu ringan dan mempunyai ventilasi. Selain itu pengguna

helrnet sepeda memilih helmet yang nyaman dan trend. Bentuk dan struklur lrclmet
sepeda

di pasaran, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.2.

(d)

(c)

Ganrbar 2.2. Bentuk dan struktur hehnet sepeda di pasaran

(a) jenis

lull face (b), (c)


dan (d) jenis ha$'JitcelT)

Perbedaaan antaru kedua jenis full face dan half/hce ini diperlihatkan
pada Tabel 2. l.

Tabel2.l . Perbedaan antara helmet full .face dengan hal./'face

Aspek

Fullface

Halffuce

Keamanan

Lebih aman

Aman


Ventilasi

Sedikit

Banyak

Visibilitas

Memandang satu arah

L87.

Pertimbanean

ke

dapat melihat bagian

depan

samplng

Massa

Ringan

Lebih ringan

Kenyamanan

Nyaman

Lebih nyaman

Adapun konstruksi helmet secara garis besar terdiri atas[3]
1.

:

Lapisan luar yang keras (hard outer shelfi

Didesain untuk dapat pecah jika mengalami benturan untuk mengurangi
dampak tekanan sebelum sampai ke kepala. Lapisan ini biasanya terbuat

dari bahan plastic, fiberglass, polycarbonate dan lain-lain.
2. Lapisan dalam yang tebal {inside

Di

sltell or ltner)

sebelah dalam dari lapisan luar adalah lapisan yang sama pentingnya

untuk dampak pelapis penyangga. Biasanya dibuat dari

bahan

polystyrene (styrofoarl). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang
berfungsi menahan goncangan sewaktu helmet terbentur benda keras
sementara kepala masih bergerak.
a

1

Lapisan dalam yang lunak (comfort padding)

Merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk
menempatkan kepala secara pas dan tepatpada rongga helmet.

Tali Pengikat
Bagian penting lainnya dalam hehn ada tali pengikat helmet. Helmet

tidak akan berfungsi dengan baik kalau tidak dilengkapi atau tidak
mengikatkan tali pengikatnya. Komponen Helmet Sepeda dapat dilihat
pada Gambar2.3.

outer shell

lnside shell

Gambar 2.3. Komponen Helmer Sepeda[7]

2.2.1

Standarisasi Helmet Sepeda

Helmet yang digunakan oleh masyarakat di negara maju pada umumnya
sudah mempunyai standard tertentu sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh

pemerintahnya. Diantara standar-standar helmel sepeda yang dikenal luas dan
banyak menjadi referensi antara lain Australia Standard (EN 397. AS/I{ZS
1801.SS98), European&N helmet standard (EN 1078.1990) dan lain-lain.

Untuk masing-masing standar memiiiki klasifikasi yang berbeda
berdasarkan kegunaan dan material yang digunakan. ANSI mengelompokkan
dalam dua tipe:

l. Helmet yang digunakan

untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh

bebas dari ketinggian tertentu umumnya digunakan oleh pekeqa
konstruksi, sedangkan.

2. Helmet yang digunakan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh
bebasjuga dari benda yang datangdari arah lateral baik dari arah depan,
samping dan belakang umumnya digunakan oleh petugas pemadam
kebakaran.

2,3.

Bahan Komposit
Bahan komposit adalah material rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih

material menjadi suatu jenis material baru yang sifat dan karakteristiknya masih
didominasi oleh sifat bahan pembentukya dimana material yang digabung memiliki
sifat masing-masing yang berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun
sifat fisikanya. Bahan komposit terdiri dari dua bagian utama di antaranya: matrik

dan penguat (reinforcement). Fasa matrik adalah bahan fasa kontiniu yang selalu
kaku, dan rapuh, sedangkan fasa penguat tidak kaku dan kuat, akan tetapi fasa
penguat

ini lemah. Penggabungan kedua fasa tersebut menghasilkan bahan yang

dapat mendistribusikan beban yang diterima

di sepanjang penguat, sehingga bahan

menjadi lebih tahan terhadap pengamh beban tersebut. Penguat umumnya
berbentuk serat, rajutan, serpihan, dan partikel, yang dibenamkan kedalam fasa
matrik, penguat merupakan fasa diskontinu yang selalu lebih kuat dan tidak kaku

dari pada matrik dan merupakan kemampuan utama bahan komposit dalam
menahan beban [9].

1_0

Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranyaberat yang lebih
ringan, kekuatan dan ketahanan yang lebih tinggi, tahan korosi dan ketahanan aus.

Gambar 2.4. Gabunsan makroskopis fasa-fasa pembentuk komposit

Keunggulan komposit dapat dilihat

dari sifat-sifat

bahan

pembentuknya serta ciri-ciri komposit itu sendiri, antara lain:

a. Bahan ringan, kuatdankaku.
b. Struktur mampu berubah mengikuti perubahan keadaan sekitarnya.

c. Unggul atas sifat-sifat bahan teknik yang diperlukan; kekuatan yang tinggi,
keras, ringan serta tahan terhadap irnpak.

Bahan komposit polymeric foam terdin dari polyester resin tak jenuh dan

hlowing agent. Blowing agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah; polyol
dan isocyanate. Sementara untuk msmpercepat proses polimerisasi digunakan
katalis jenis Merhyl Ethil Keton Perokside (MEKPO).

2.3.1. Polyester resin tak jenuh (BQTN 157-EX)
Polyester resin BQTN 157-EX merupakan polimer kondensat yang
terbentuk berdasarkan reaksi artara polyol yang merupakan organik gabungan
dengan alkohol multiple atau gugus fungsi hidroksi, dan polycarboxylic, yang
mengandung ikatan ganda. Tipikal jents polyol yang digunakan adalah glycol,
seperti ethylene glycol. Sementara asarn polycarboxylic yang digunakan adalah
asamphthalic danasammaleic.Adapun jenis polyester resin yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5. Resin Unsaturated Polyester BQTN-157 EX

1,1

Polyester resin tak jenuh adalah jenis polimer thermosef yang memiliki
struktur rantai karbon yang panjang. Matrik yang berjenis ini memiliki sifat dapat
mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan

ketika proses pembentukan [10].

Polyester tergolong jenis polimer thermoset ,vang memiliki sifat dapat
mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan

ketika proses pembentukannya [10]. Struktur bahan yang dihasilkan berbentuk

crosslink dengan keunggulan daya tahan yang lebih baik terhadap jenis
pembebanan statik dan impak. Hal tersebut disebabkan oleh molekul yang

dimiliki

bahan dalam bentuk rantai molekul raksasa, atom-atom karbon yang saling
mengikat satu dengan lainnya mengakibatkan struktur molekulnya menghasilkan
efek peredaman yang cukup baik terhadap beban yang diberikan data karakteristik
mekanik bahan polye,ster resin tak jenuh seperti terlihat sebagai berikut [10].
Tabel 2.1. Karakteristik mekanik polyester resin tak jenuh [10].
Sifat Mekanik
.-1

kg.m -

Berat Jenis (p)

I;

sld 1,5

Modulus Young { E}

GPa

2 #d 4,5

Kekuatan Tarik (o1)

(MPa)

40 sde0

Sumber : Georgios Koronis, etal.,2012

2.3.2. Blowing

agent

Blowing agent adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan struktur
berongga pada komposit yang dibentuk. Jenis blowing agent yang digunakan dalam

penelitian

ini

adalah palyurethane. Bentuk

polyol dan isocyanate yang

dipergunakan dalam penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Blowing agent

Polyurethane adalah suatu jenis polimer yang mengandung jaringan
urethane yaitu -NH-CO-O-. Polyurethane dibentuk oleh reaksi senyawa isosianat
yang bereaksi dengan senyawa yang memiliki hydrogen al

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45