Peran Suami Terhadap Istri Yang Mengalami Abortus Di Rsud Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Informan

PERAN SUAMI TERHADAP ISTRI YANG MENGALAMI ABORTUS DI
RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
Pendidikan terakhir
Pekerjaan

: .................................
: .................................
: .................................
: .................................
: .................................

DAFTAR PERTANYAAN
1. Ceritakan proses kejadian abortus yang dialami istri bapak?
2. Bagaimana respon bapak terhadap istri bapak yang mengalami abortus?
3. Pada saat kejadian abortus tersebut bapak berada di mana?

4. Apa yang bapak lakukan saat istri bapak mengalami abortus?
5. Apakah bapak mengantar istri bapak ke pelayanan kesehatan agar istri bapak
ditangani oleh tenaga kesehatan?
6. Apakah bapak menemani istri bapak dalam proses pelayanan kesehatan
keguguran?
7. Apakah bapak mempermasalahkan istri bapak karena mengalami keguguran?
8. Bagaimana sikap bapak setelah istri bapak mengalami keguguran?
9. Apakah bapak memberikan motivasi kepada istri bapak setelah mengalami
keguguran? Jelaskan apa saja motivasi bapak kepada istri bapak sebagai
motivator!
10. Apakah bapak memberikan dukungan fasilitator (biaya dan waktu) kepada istri
bapak pada saat proses kesembuhan? Jelaskan apa saja motivasi yang diberikan
bapak kepada istri bapak sebagai fasilitator!

61

62

11. Apakah bapak memberikan dukungan edukator ( pemberian informasi) kepada
istri bapak mengenai abortus dan proses penyembuhannya? Jelaskan apa saja

motivasi yang bapak berikan sebagai edukator!
12. Apakah hubungan bapak semakin dekat dengan istri bapak setelah mengalami
keguguran ?

Lampiran 2. Transkip Wawancara
INFORMAN I

: Alamsyah

Tanggal

: 15 April 2015

Pukul

: 09.30 WIB

Tempat

: Bulutangkis


------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Peneliti
I

:

Informan

(...)

:

Sikap Informan

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Assalamu’alaikum pak...
I

:


Wa’alaikumsalam dek..

P

:

Apa kabar pak?

I

:

Alhamdulillah baik dek...

P

:

Bisa kita mulai pak tanya-tanyanya?


I

:

Ok dek siap dek.

P

:

Bisa bapak ceritakan saat istri bapak mengalami keguguran?

I

:

Ok dek. Gini ceritanya dek memang saya gak tau betul kejadiannya
karena pada saat itu saya tidak di rumah karena saya sedang bekerja
Cuma saya taunya waktu istri saya menelepon bahwasanya ada keluar

darah dari kemaluannya, terus saya bilang”Cek dulu la ke rumah sakit,
biar tau kita bagaimana keadaan janinny”. Sampai di klinik dokter

63

64

dibilang dokternya tidak bisa lagi janinnya dipertahankan. Setelah itu
saya pulang ke ruma, sorenya saya bawa lagi ke dokter yang berbeda
ternyata hasilnya sama dengan dokter sebelumnya bahwa janinnya
tidak bisa dipertahankan lagi. Harus dilakukan kuretase kata
dokternya.
P

:

Jadi bagaimana respon setelah bapak mengetahui istri bapak
keguguran?

I


:

Kaget juga dek mendengarkan itu biarpun ini kehamilan istri saya
yang kedua tapi saya berharap itu bisa dipertahankan tapi kata dokter
tidak bisa lagi ya mau giman lagi dek.

P

:

Pada saat kejadian istri bapak keguguran itu bapak sedang berada
dimana?

I

:

Pada saat itu saya lagi bekerja dek.


P

:

Apa yang bapak lakukan pada saat istri bapak mengalami keguguran?

I

:

Ya saya suruh istirahat dulu jangan terlalu banyak berpikir yang anehaneh karena pada waktu tu kami belum tau kalau itu keguguran atau
tidak.

P

:

Bapak ikut mengantar istri bapak ke rumah sakit atau ke pelayanan
kesehatan?


I

:

Saya ikut mengantarkan ke rumah sakit dek.

P

:

Apakah bapak menemani istri bapak pada saat dilakukannya
pemeriksaan keguguran?

65

I

:

Saya dampingi istri saya dek sampai dengan tindakan itu selesai.


P

:

Apakah bapak mempermasalahkan istri bapak tentang kejadian ini?

I

:

Kesal itu pasti ada dek Cuma saya kesalnya istri saya tidak menjaga
kehamilannya seperti kehamilan anak kami yang pertama

P

:

Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak?


I

:

Ya namanya saya seorang suami, saya tetap prihatin dengan keadaan
istri saya.

P

:

Apakah bapak memberikan motivasi atau dukungan kepada istri bapak
yang mengalami keguguran ini?

I

:

Kubilang sama dia kayak gini”Udah la dek, sabar sajalah. Mungkin
semua ada hikmahnya makanya biar pun ini anak kita yang kedua tapi
adek seharusnya menjaga seperti kehamilan pertama tapi adek sepele,
semua kegiatan adek kerjakan trus gak dipentingkan kayak mana
capeknya. Kalau makan pun gak diperhatikan mana yang boleh mana
yang tidak boleh dimakan pada saat hamil muda. Waktu hamil pertama
adek banyak istirahat, banyak hati-hati makan pun takut-takut. Dulu
waktu hamil pertama sering minta temani ke dokter untuk periksa
takut ada apa-apa. Hamil yang kedua ini tidak pernah mau ke dokter.
Udah ada keluar darah adek bilang baru heboh minta temani ke
dokter”.

66

Pas diperiksa dokter rupanya udah gak bisa dipertahankan lagi
kehamilan adek itu baru timbul penyesalan sama adek. Begitu kak
ceritanya waku habis kejadian keguguran itu.
P

:

Apakah bapak memberikan dukungan seperti biaya dan waktu pada
saat kesembuhan istri bapak?

I

:

“Pada saat istriku tau dia keguguran ditelponnya tapi aku saat itu tidak
berada di rumah. Dia bilang banyak keluar darah dari kemaluannya”
pas pula rumahku sama tempat kerjaku gak pala jauh. Sekitar 15 menit
sampai rumah la aku, begitu ku lihat darah itu langsung la buru-buru
kubawa ke rumah sakit kudaftarkan dia habis itu dibawa perawatperawat itu la ke ruangan.” Disitulah aku tau dek istriku keguguran,
kukawani dia ke dalam mau USG. Dibilang dokternya tidak bisa
dipertahankan itulah kata dokternya harus dikuret dengan biaya
4.500.000,- kujawab sama dokter itu. “masalah biaya gak usah dokter
ragu yang penting istriku selamat”

P

:

Apakah bapak memberikan informasi kesehatan yang berhubungan
dengan kesembuhan istri bapak?

I

:

“Setelah istriku menjalani perawatan 1 hari di rumah sakit besoknya
kami pulan di rumah ya paling aku siapkan makan setelah itu
kusiapkan pakaiannya kalau masalah kayak mana memberitahu
merawat istriku aku kurang tau lagian ku sibuk kerja lagian kan ada
mertuaku yang merawat istriku. Aku pun sebenarnya gak berani kasih-

67

kasih obat gitu takut aku salah bukannya sehat malah makin parah
istriku”.
P

:

Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah mengalami keguguran
ini?

I

:

Seperti biasa aja dek yang jelas semakin dekat la dek jangan buat dia
makin tertekan karena kejadian ini kan buat dia sedih

jadi saya

sebagai suami harus bisa membuat dia senang.
P

:

Ooo begitu pak kalau begitu terima kasih ya pak atas informasinya.

I

:

Ya dek sama-sama dek.

68

TRANSKIP WAWANCARA
INFORMAN I I

: Daus Pasaribu

Tanggal

: 15 April 2015

Pukul

: 10.45 WIB

Tempat

: Bukit Barisan

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Peneliti
I

:

Informan

(...)

:

Sikap Informan

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Assalamu’alaikum pak...
I

:

Wa’alaikumsalam dek..

P

:

Apa kabar pak?

I

:

Alhamdulillah baik dek...

P

:

Tidak sibuk kan pak?

I

:

Gak dek, apa itu dek?

P

:

Gak dikasih ibuk rupanya pak kalau saya mau datang?

I

:

Ooo yang ituuu?? Ok dek ok dek siap aku ditanya.

P

:

Bisa bapak ceritakan tentang kejadian keguguran yang dialami istri
bapak?

I

:

Wiii dek yang panjangan ceritanya tu istilahnya panjang kali lebar la
dek karena sakin panjangnya (sambil tertawa)

69

P

:

Biarpun panjang yang bapak ingat aja la pak.

I

:

Begini dek ceritanya ini kan anak kami yang kedua karena yang besar
itu udah umur 4 tahun jadi rasaku kalauistriku hamil gak masalah dek
Cuma itu la tak bisa dia mempertahankannya gak bisa dia menjaganya
dengan baik jadi itulah pas dikasih taunya pas aku lagi kerja
dibilangnya ada keluar darah dari kemaluannya katanya agak banyak
pulak itu jadi kusuruh dia pergi dulu ke rumah sakit sama mamakku itu
la dek.

P

:

Bagaimana respon bapak saat mengetahui kejadian itu?

I

:

Tersonggot au baya dek (sambil tertawa) terkejut la dek mendengar itu
karena kok bisa dia keguguran padahal dia orang kesehatan.

P

:

Pada saat itu bapak berada dimana pak?

I

:

Aku sedang bekerja dek banyak boronganku pulak waktu itu untuk
masang batu bata.

P

:

Apa yang bapak lakukan pada saat istri bapak mengalami keguguran?

I

:

Ya kusuruh dia langsung ke rumah sakit dikawani mamakku. Aku
pulak mana tau-tauku dek.

P

:

Apakah ikut mengantar istri bapak ke tempat pelayanan atau ke rumah
sakit?

I

:

Ikut dek.

P

:

Bapak ikut menemani istri bapak saat melakukan pemeriksaan
keguguran?

70

I

:

Ikut dek tapi Cuma sebentar, kusuruh mamakku di dalam mengawani
istriku waktu itu.

P

:

Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak yang mengalami
keguguran?

I

:

Kesal juga dek ya kayak kubilang tadi dek masak orang kesehatan gak
bisa jaga kehamilannya. Itu la dek..

P

:

Apakah bapak memberikan motivasi atau dukungan pak untuk istri
bapak yang mengalami keguguran?

I

:

Kubilang sama dia dek “Kau orang kesehatan tapi kau gak bisa
menjaga kehamilan kau. Udah tau perjalanan kerja kau itu jau.
Seminggu 4 kali kau ke puskesmas. Dulu waktu hamil pertama
sebulan 4 kali kau masuk pinomat teken kau absen itu kau bilang sama
abang. Kupikir kau sudah tau lah menjaga kehamilanmu kayak mana
terbaiknya rupanya lebih parah kau dari aku kupikir karna kau orang
kesehatan tak perlu lagi kau kukasih arahan, kata-kata untuk menjaga
kehamilan kau. Kemarin itu kau bilang kau jatuh dari kereta waku mau
pergi kerja. Kutanya juga nya sama kau gak apa-apakan perutmu? Kau
jawab tidak, lusanya kesakitan kau. Gitu udah kubilang sama dia kak.
Bukannya dia istirahat malah lusanya kerja dia. Kakak pikir pulang
kerja mengadu lagi dia samaku katanya sakit perutnya ya kujawab la
“minum obat itu” kaunya yang tau obatnya aku tak tau-tauku itu.
Besoknya keluar darah ditunjukkannya samaku darah itu “tengoklah

71

bang darah itu” kujawab la “kenapa bisa begitu?’ malah dijawabnya
“mungkin karena aku kecapekan bang” kubilang juga la “apa perlu
kita ke rumah sakit?” dijawabnya “tunggu besok ajalah bang, keluar
lagi apa gak darahnya besok”. Rupanya keesokan harinya makin
banyak darahnya keluar. Pala dibilangnya “aku sudah keguguran ini
bang” dibilangnya gitu samaku. Diam aja aku kak. Gak tau-tauku lagi
tu. Begitu pun sabar ya dek mungkin tidak rezeki kita punya anak
tahun ini.
P

:

Bapak memberikan dukungan biaya dan waktu untuk istri bapak pada
saat kesembuhan istri bapak?

I

:

“Kau taulah kan dek, kerjaku tukang bangunan. Pada saat dibilangnya
dia keguguran gak bisa aku mengantarnya ke rumah sakit karena pas
pulak ada kerjaanku saat itu, minta tolonglah aku sama mertuaku
untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Sampai dia di rumah sakit
sama mertuaku, ditelponnya la kau bahwasanya kehamilannya tidak
bisa dipertahankan ya kujawab sama dia” ya sudahlah kalau memang
begitu apa yang harus dilakukan?” jadi dibilangnya harus dikuret ntah
apalah namanya dengan biaya 4 juta kubilang sama dia “Yang
mahallah itu, sementara bukannya ada lagi jabang bayi itu, hanya
membuang saja harus 4 juta, ydah la uang kita kan gak ada mengutang
la dulu untuk itu” begitu lah dek ceritanya.

72

P

:

Apakah bapak memberikan dukungan ntah itu dalam bentuk informasi
untuk kesembuhan istri bapak?

I

:

“Setelah istriku ditangani oleh dokter dan sudah masuk ke ruangan
baru aku datang kata dokter harus dirawat 1 hari di rumah sakit.
“Kubilang sama mertuaku, “ibuklah dulu menjaga di rumah sakit ya!
Kalau sudah di rumah baru aku yang menjaga” . sudah 1n hari di
rumah sakit besoknya kubawa istriku ke rumah. Kubilang sama dia
“istirahat aja la dulu untuk berapa hari ini gak usah masuk kerja kan
ada surat sakit dari dokter, pokoknya di rumah aja la dulu untuk
beberapa minggu ini, kau kan orang kesehatan pasti kau tau merawat
orang sakit kayak mana begitu juga la merawat dirimu” gitu la
kubilang sama dia dek. Makanya kubilang sama dia “kalau hamil lagi
di jaga hati-hati jangan seperti ini lagi”.

P

:

Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah istri bapak mengalami
keguguran?

I

:

Seperti biasa la dek gak kayak-kayak mana dek.

P

:

Oww begitu pak makasih ya pak atas informasinya.

I

:

Iya dek sama-sama.

73

TRANSKIP WAWANCARA
INFORMAN I II

: Halim Herwanto

Tanggal

: 26 April 2015

Pukul

: 11.30 WIB

Tempat

: Aek Nabara

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Peneliti
I

:

Informan

(...)

:

Sikap Informan

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Assalamu’alaikum pak...
I

:

Wa’alaikumsalam dek..

P

:

Apa kabar pak?

I

:

Alhamdulillah baik dek.

P

:

Bisa bapak ceritakan tentang kejadian keguguran yang dialami istri
bapak?

I

:

Begini dek ceritanya pas saat itu saya sedang di rumah lagi libur kerja
tiba-tiba isri saya menjerit dari kamar mandi bahwa ada keluar darah
dari kemaluannya. Ya saya langsung bawa ke tempat tidur. Saya tanya
kok bisa keluar darah ya? Di jawab istri saya? Mungkin kecapekan
bang? Saya pikir gak apa-apa namanya dia juga orang kesehatan.
Terus hari seninnya masih ada keluar juga darahnya. Ya langsung

74

bawa dia ke rumah sakit, kata dokter istri saya mengalami keguguran,
saya tanya “kok bisa keguguran dok?” dijawab dokter “itu bisa terjadi
pada ibu yang kecapekan kerja di rumah atau karena rahimnya lemah
bisa banyak faktor penyebabnya pak. Terus dokter menganjurkan
kuretase.
P

:

Bagaimana respon bapak terhadap istri bapak yang mengalami
keguguran?

I

:

Ya sedih la dek namanya ini kehamilan anak pertama.

P

:

Pada saat kejadian itu bapak berada dimana?

I

:

Di rumah dek pas hari minggu libur kerja.

P

:

Apa yang bapak lakukan pada sat istri bapak mengalami keguguran.

I

:

Seperti yang saya bilang tadi dek saya bawa istri saya ke kamar saya
suruh istirahat.

P

:

Apakah bapak mengantarkan istri bapak ke tempat pelayanan
kesehatan?

I

:

Ya ikut la dek.

P

:

Apakah bapak menemani istri bapak pada saat pemeriksaan yang
diberikan dokter?

I

:

Saya temani istri saya pada saat dilakukannya pemeriksaan sampai
dengan selesai.

P

:

Apakah mempermasalahkan istri bapak karena keguguran ini?

75

I

:

Tidak dek, saya lihat istri saya sangat menjaga kehamilannya tapi
Tuhan berkehendak lain.

P

:

Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak saat mengalami
keguguran?

I

:

Ya sedih dek namanya ini anak pertama kami yang kami dambakan
yang kami impikan ternyata harus dikuret dek .

P

:

Apakah bapak memberikan motivasi kepada istri bapak?

I

:

Gini dek ceritanya itu kan hamil anak kami yang pertama jadikan
awak pulak suaminya awak la betul-betul menjaganya. Selalu abang
bilang sama dia “udah la dek sabar aja, mungkin ini cobaan dari yang
kuasa Tuhan itu memberikan cobaan kepada hamba-Nya tidak lebih
dari kemampuan hamba-Nya berarti kita termasuk orang yang bisa
menerima cobaan”. “adek harus kuat menjalani ini semua, biarpun
adek sudah keguguran abang tetap di samping adek mendukung adek
untuk bisa hamil lagi”. Kayak mana la pulak kan dek istri awak itu
bidan juga tapi namanya manusia biasa gak la pulak semua tau dia itu
gak boleh juga awak salahkan dia karena kegugurannya itu, mungkin
dek udah jalannya seperti ini gak rezeki kami mungkin dek punya anak
saat ini. Mudah-mudahan tahun depan kami dapat anak lagi aamiin.

P

:

Apakah memberikan dukungan fasilitator biaya atau waktu kepada
istri bapak dalam proses kesembuhan pasca keguguran?

76

I

:

“Pada saat kejadian itu saya dengan suami langsung ke rumah sakit,
suami saya yang langsung bawa saya didampingi oleh mamak saya
sendiri. Begitu diberitahu dokter bahwa saya harus kuret karena kata
dokter “ini harus dikuret segera buk kalau terlalu lama ibuk bisa
infeksi”. Langsung suami saya berkata “ya udah dok lakukan yang
terbaik untuk istri saya, kalau masalah biaya saya sudah siapkan”.
Suami saya juga bertanya sama dokternya “kira-kira bisa hamil lagi
gak dok?” kata dokternya bisa saya lihat dari raut wajahnya dia
senang.

P

:

Apakah memberikan dukungan edukator seperti pemberian informasi
tentang penyembuhan istri bapak akibat keguguran ini?

I

:

“Selama menjalani perawatan di rumah sakit mulai dari di ruangan
sampai pulang ke rumah abang selalu mendampingi istri abang”.
“abang perhatikanlah perawat mengasih obat makan sama dia pas di
rumah sakit”. “Setiap jadwal memberi obat abang ingatkan sama
perawat taula kan dek perawat ini kadang tak tepat waktu memberikan
obat, terus itu abang la mengganti pembalutnya, abang bersihkan
badannya, abang kasih minyak wangi, abang bedaki, abang sisir
rambutnya, terus abang bawa bercanda-canda biar hilang rasa sakit
trus stres juga karena udah keguguran itu. Abang suapi makan la dek”.
Jarak 2 minggu abang lihat sudah mulai pulih kondisi kesehatannya

77

abang ajak jalan-jalan ke Prapat. Ya udah sampai situ ya tenang
senang bahagia, semakin dekat abang sama dia.
P

:

Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah keguguran istri bapak
ini?

I

:

Semakin abang tunjukkan peratian abang, kasih sayang abang sama
dia dek.

P

:

Ooo begitu pak terima kasih ya pak atas informasinya.

I

:

Ya dek sama-sama dek terima kasih kembali.

78

TRANSKIP WAWANCARA
INFORMAN I V

: M.Royyan Hasibuan

Tanggal

: 3 Juli 2015

Pukul

: 14.00

Tempat

: Jln.Gatot Subroto

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Peneliti
I

:

Informan

(...)

:

Sikap Informan

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Assalamu’alaikum pak...
I

:

Wa’alaikumsalam dek..

P

:

Apa kabar pak?

I

:

Alhamdulillah baik dek...

P

:

Tidak sibuk kan pak?

I

:

Gak dek, apa itu dek?

P

:

Gak dikasih ibuk rupanya pak kalau saya mau datang?

I

:

Ooo yang ituuu?? Ok dek ok dek siap aku ditanya.

P

:

Bisa bapak ceritakan tentang kejadian keguguran yang dialami istri
bapak?

I

:

Wiii dek yang panjangan ceritanya tu istilahnya panjang kali lebar la
dek karena sakin panjangnya (sambil tertawa)

79

P

:

Biarpun panjang yang bapak ingat aja la pak.

I

:

Begini dek ceritanya ini kan anak kami yang kedua karena yang besar
itu udah umur 4 tahun jadi rasaku kalauistriku hamil gak masalah dek
Cuma itu la tak bisa dia mempertahankannya gak bisa dia menjaganya
dengan baik jadi itulah pas dikasih taunya pas aku lagi kerja
dibilangnya ada keluar darah dari kemaluannya katanya agak banyak
pulak itu jadi kusuruh dia pergi dulu ke rumah sakit sama mamakku itu
la dek.

P

:

Bagaimana respon bapak saat mengetahui kejadian itu?

I

:

Tersonggot au baya dek (sambil tertawa) terkejut la dek mendengar itu
karena kok bisa dia keguguran padahal dia orang kesehatan.

P

:

Pada saat itu bapak berada dimana pak?

I

:

Aku sedang bekerja dek banyak boronganku pulak waktu itu untuk
masang batu bata.

P

:

Apa yang bapak lakukan pada saat istri bapak mengalami keguguran?

I

:

Ya kusuruh dia langsung ke rumah sakit dikawani mamakku. Aku
pulak mana tau-tauku dek.

P

:

Apakah ikut mengantar istri bapak ke tempat pelayanan atau ke rumah
sakit?

I

:

Ikut dek.

P

:

Bapak ikut menemani istri bapak saat melakukan pemeriksaan
keguguran?

80

I

:

Ikut dek tapi Cuma sebentar, kusuruh mamakku di dalam mengawani
istriku waktu itu.

P

:

Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak yang mengalami
keguguran?

I

:

Kesal juga dek ya kayak kubilang tadi dek masak orang kesehatan gak
bisa jaga kehamilannya. Itu la dek..

P

:

Apakah bapak memberikan motivasi atau dukungan pak untuk istri
bapak yang mengalami keguguran?

I

:

Kubilang sama dia dek “Kau orang kesehatan tapi kau gak bisa
menjaga kehamilan kau. Udah tau perjalanan kerja kau itu jau.
Seminggu 4 kali kau ke puskesmas. Dulu waktu hamil pertama
sebulan 4 kali kau masuk pinomat teken kau absen itu kau bilang sama
abang. Kupikir kau sudah tau lah menjaga kehamilanmu kayak mana
terbaiknya rupanya lebih parah kau dari aku kupikir karna kau orang
kesehatan tak perlu lagi kau kukasih arahan, kata-kata untuk menjaga
kehamilan kau. Kemarin itu kau bilang kau jatuh dari kereta waku mau
pergi kerja. Kutanya juga nya sama kau gak apa-apakan perutmu? Kau
jawab tidak, lusanya kesakitan kau. Gitu udah kubilang sama dia kak.
Bukannya dia istirahat malah lusanya kerja dia. Kakak pikir pulang
kerja mengadu lagi dia samaku katanya sakit perutnya ya kujawab la
“minum obat itu” kaunya yang tau obatnya aku tak tau-tauku itu.
Besoknya keluar darah ditunjukkannya samaku darah itu “tengoklah

81

bang darah itu” kujawab la “kenapa bisa begitu?’ malah dijawabnya
“mungkin karena aku kecapekan bang” kubilang juga la “apa perlu
kita ke rumah sakit?” dijawabnya “tunggu besok ajalah bang, keluar
lagi apa gak darahnya besok”. Rupanya keesokan harinya makin
banyak darahnya keluar. Pala dibilangnya “aku sudah keguguran ini
bang” dibilangnya gitu samaku. Diam aja aku kak. Gak tau-tauku lagi
tu. Begitu pun sabar ya dek mungkin tidak rezeki kita punya anak
tahun ini.
P

:

Bapak memberikan dukungan biaya dan waktu untuk istri bapak pada
saat kesembuhan istri bapak?

I

:

“Kau taulah kan dek, kerjaku tukang bangunan. Pada saat dibilangnya
dia keguguran gak bisa aku mengantarnya ke rumah sakit karena pas
pulak ada kerjaanku saat itu, minta tolonglah aku sama mertuaku
untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Sampai dia di rumah sakit
sama mertuaku, ditelponnya la kau bahwasanya kehamilannya tidak
bisa dipertahankan ya kujawab sama dia” ya sudahlah kalau memang
begitu apa yang harus dilakukan?” jadi dibilangnya harus dikuret ntah
apalah namanya dengan biaya 4 juta kubilang sama dia “Yang
mahallah itu, sementara bukannya ada lagi jabang bayi itu, hanya
membuang saja harus 4 juta, ydah la uang kita kan gak ada mengutang
la dulu untuk itu” begitu lah dek ceritanya.

82

P

:

Apakah bapak memberikan dukungan ntah itu dalam bentuk informasi
untuk kesembuhan istri bapak?

I

:

“Setelah istriku ditangani oleh dokter dan sudah masuk ke ruangan
baru aku datang kata dokter harus dirawat 1 hari di rumah sakit.
“Kubilang sama mertuaku, “ibuklah dulu menjaga di rumah sakit ya!
Kalau sudah di rumah baru aku yang menjaga” . sudah 1n hari di
rumah sakit besoknya kubawa istriku ke rumah. Kubilang sama dia
“istirahat aja la dulu untuk berapa hari ini gak usah masuk kerja kan
ada surat sakit dari dokter, pokoknya di rumah aja la dulu untuk
beberapa minggu ini, kau kan orang kesehatan pasti kau tau merawat
orang sakit kayak mana begitu juga la merawat dirimu” gitu la
kubilang sama dia dek. Makanya kubilang sama dia “kalau hamil lagi
di jaga hati-hati jangan seperti ini lagi”.

P

:

Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah istri bapak mengalami
keguguran?

I

:

Seperti biasa la dek gak kayak-kayak mana dek.

P

:

Oww begitu pak makasih ya pak atas informasinya.

I

:

Iya dek sama-sama.

83

TRANSKIP WAWANCARA
INFORMAN V

: Rian Agus

Tanggal

: 3 Juli 2015

Pukul

: 10.00

Tempat

: Jln.Urip

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Peneliti
I

:

Informan

(...)

:

Sikap Informan

------------------------------------------------------------------------------------------------------P
: Assalamu’alaikum pak...
I

:

Wa’alaikumsalam dek..

P

:

Apa kabar pak?

I

:

Alhamdulillah baik dek...

P

:

Tidak sibuk kan pak?

I

:

Gak dek, apa itu dek?

P

:

Gak dikasih ibuk rupanya pak kalau saya mau datang?

I

:

Ooo yang ituuu?? Ok dek ok dek siap aku ditanya.

P

:

Bisa bapak ceritakan tentang kejadian keguguran yang dialami istri
bapak?

I

:

Wiii dek yang panjangan ceritanya tu istilahnya panjang kali lebar la
dek karena sakin panjangnya (sambil tertawa)

84

P

:

Biarpun panjang yang bapak ingat aja la pak.

I

:

Begini dek ceritanya ini kan anak kami yang kedua karena yang besar
itu udah umur 4 tahun jadi rasaku kalauistriku hamil gak masalah dek
Cuma itu la tak bisa dia mempertahankannya gak bisa dia menjaganya
dengan baik jadi itulah pas dikasih taunya pas aku lagi kerja
dibilangnya ada keluar darah dari kemaluannya katanya agak banyak
pulak itu jadi kusuruh dia pergi dulu ke rumah sakit sama mamakku itu
la dek.

P

:

Bagaimana respon bapak saat mengetahui kejadian itu?

I

:

Tersonggot au baya dek (sambil tertawa) terkejut la dek mendengar itu
karena kok bisa dia keguguran padahal dia orang kesehatan.

P

:

Pada saat itu bapak berada dimana pak?

I

:

Aku sedang bekerja dek banyak boronganku pulak waktu itu untuk
masang batu bata.

P

:

Apa yang bapak lakukan pada saat istri bapak mengalami keguguran?

I

:

Ya kusuruh dia langsung ke rumah sakit dikawani mamakku. Aku
pulak mana tau-tauku dek.

P

:

Apakah ikut mengantar istri bapak ke tempat pelayanan atau ke rumah
sakit?

I

:

Ikut dek.

P

:

Bapak ikut menemani istri bapak saat melakukan pemeriksaan
keguguran?

85

I

:

Ikut dek tapi Cuma sebentar, kusuruh mamakku di dalam mengawani
istriku waktu itu.

P

:

Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak yang mengalami
keguguran?

I

:

Kesal juga dek ya kayak kubilang tadi dek masak orang kesehatan gak
bisa jaga kehamilannya. Itu la dek..

P

:

Apakah bapak memberikan motivasi atau dukungan pak untuk istri
bapak yang mengalami keguguran?

I

:

Kubilang sama dia dek “Kau orang kesehatan tapi kau gak bisa
menjaga kehamilan kau. Udah tau perjalanan kerja kau itu jau.
Seminggu 4 kali kau ke puskesmas. Dulu waktu hamil pertama
sebulan 4 kali kau masuk pinomat teken kau absen itu kau bilang sama
abang. Kupikir kau sudah tau lah menjaga kehamilanmu kayak mana
terbaiknya rupanya lebih parah kau dari aku kupikir karna kau orang
kesehatan tak perlu lagi kau kukasih arahan, kata-kata untuk menjaga
kehamilan kau. Kemarin itu kau bilang kau jatuh dari kereta waku mau
pergi kerja. Kutanya juga nya sama kau gak apa-apakan perutmu? Kau
jawab tidak, lusanya kesakitan kau. Gitu udah kubilang sama dia kak.
Bukannya dia istirahat malah lusanya kerja dia. Kakak pikir pulang
kerja mengadu lagi dia samaku katanya sakit perutnya ya kujawab la
“minum obat itu” kaunya yang tau obatnya aku tak tau-tauku itu.
Besoknya keluar darah ditunjukkannya samaku darah itu “tengoklah

86

bang darah itu” kujawab la “kenapa bisa begitu?’ malah dijawabnya
“mungkin karena aku kecapekan bang” kubilang juga la “apa perlu
kita ke rumah sakit?” dijawabnya “tunggu besok ajalah bang, keluar
lagi apa gak darahnya besok”. Rupanya keesokan harinya makin
banyak darahnya keluar. Pala dibilangnya “aku sudah keguguran ini
bang” dibilangnya gitu samaku. Diam aja aku kak. Gak tau-tauku lagi
tu. Begitu pun sabar ya dek mungkin tidak rezeki kita punya anak
tahun ini.
P

:

Bapak memberikan dukungan biaya dan waktu untuk istri bapak pada
saat kesembuhan istri bapak?

I

:

“Kau taulah kan dek, kerjaku tukang bangunan. Pada saat dibilangnya
dia keguguran gak bisa aku mengantarnya ke rumah sakit karena pas
pulak ada kerjaanku saat itu, minta tolonglah aku sama mertuaku
untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Sampai dia di rumah sakit
sama mertuaku, ditelponnya la kau bahwasanya kehamilannya tidak
bisa dipertahankan ya kujawab sama dia” ya sudahlah kalau memang
begitu apa yang harus dilakukan?” jadi dibilangnya harus dikuret ntah
apalah namanya dengan biaya 4 juta kubilang sama dia “Yang
mahallah itu, sementara bukannya ada lagi jabang bayi itu, hanya
membuang saja harus 4 juta, ydah la uang kita kan gak ada mengutang
la dulu untuk itu” begitu lah dek ceritanya.

87

P

:

Apakah bapak memberikan dukungan ntah itu dalam bentuk informasi
untuk kesembuhan istri bapak?

I

:

“Setelah istriku ditangani oleh dokter dan sudah masuk ke ruangan
baru aku datang kata dokter harus dirawat 1 hari di rumah sakit.
“Kubilang sama mertuaku, “ibuklah dulu menjaga di rumah sakit ya!
Kalau sudah di rumah baru aku yang menjaga” . sudah 1n hari di
rumah sakit besoknya kubawa istriku ke rumah. Kubilang sama dia
“istirahat aja la dulu untuk berapa hari ini gak usah masuk kerja kan
ada surat sakit dari dokter, pokoknya di rumah aja la dulu untuk
beberapa minggu ini, kau kan orang kesehatan pasti kau tau merawat
orang sakit kayak mana begitu juga la merawat dirimu” gitu la
kubilang sama dia dek. Makanya kubilang sama dia “kalau hamil lagi
di jaga hati-hati jangan seperti ini lagi”.

P

:

Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah istri bapak mengalami
keguguran?

I

:

Seperti biasa la dek gak kayak-kayak mana dek.

P

:

Oww begitu pak makasih ya pak atas informasinya.

I

:

Iya dek sama-sama.

Dokumentasi Penelitian Kualitatif dengan Informan

88

89