Motivasi Suami terhadap Istri yang Mengalami Abortus di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan

(1)

MOTIVASI SUAMI TERHADAP ISTRI YANG

MENGALAMI ABORTUS DI RS. DR. PIRNGADI

MEDAN

RIKA HANDAYANI

NIM :105102026

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU KARYA TULIS IIMIAH, JUNI 2011

Nama : Rika Handayani Nim : 105102026

Motivasi Suami terhadap Istri yang Mengalami Abortus di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan

ABSTRAK

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat membahagiakan bagi setiap pasangan suami dan istri, karna dengan kehamilan menandakan akan bertambahnya anggota keluarga , namun kurangnya dukungan atau motivasi suami terhadap istri dapat menjadi penyebab untuk terjadinya abortus, Hal ini dikarenakan dukungan suami merupakan upaya dalam menentramkan kejiwaan istri dalam menjalani kehamilan, begitu juga motivasi suami kepada istri dalam menghadapi abortus, penting bagi istri pada saat mengalami abortus dan berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “mover” yang berarti ”menggerakkan” (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007) motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang di tandai dengan munculnya ”feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dasar dari motivasi bahwa motivasi itu merupakan dorongan/menggerakkan sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seorang suami melakukan sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mengalami abortus, Sampel berjumlah 30 orang diambil dengan metode Consecutive sampling.Hasil penelitian menunjukkan mayoritas motivasi suami dengan kategori baik sebanyak 27 orang ( 90, 0%) , pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (10, 0%) .ini menggambarkan bahwa motivasi suami berada pada kategori baik dimana keadaan ini sangat berpengaruh dengan motivasi yang diberikan suami kepada istri. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan konseling dan penatalaksanaan program kelas prenatal khusus ibu beserta pasangannya dan melaksanakan asuhan dengan melibatkan peran serta suami. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menerapkan informasi dari hasil penelitian ini dalam melakukan pelayanan kebidanan tentang perlunya motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.

Kata Kunci : motivasi , suami, abortus Daftar pustaka : 16 (2002 – 2009)


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul Motivasi Suami Terhadap Istri Yang Mengalami Abortus di RSU Dr.Pirngadi.

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk

menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar SST di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK sebagai Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah peneliti yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Bapak Setiawan, MNs, Phd selaku dosen pembimbing akademik peneliti.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juni 2011 Peneliti


(5)

DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Suami ... 7

1. Defenisi ... 7

2. Motivasi Instrinsik ... 8

3. Motivasi Ekstrinsik ... 9

4. Tujuan Motivasi ... 11

5. Unsur-Unsur Motivasi ... 12

6. Fungsi Motivasi ... 13

B. Abortus ... 14

1. Defenisi Abortus ... 14

2. Etiologi ... 14

3. Komplikasi ... 16

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep ... 18

B. Defenisi Operasional ... 19

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 20

C. Lokasi Penelitian ... 21

D. Waktu Penelitian ... 21

E. Pertimbangan Etik ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 22

G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 22


(6)

I. Analisa Data ... 24 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 25 B. Pembahasan ... 31 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 36 B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan

Februari 2011 ... 26 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Motivasi suami

terhadap istri yang mengalami abortus paritas istri di RSU

Pirngadi Medan Februari 2011 ... 27 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan motivasi suami terhadap

istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan Februari

2011. ... 27 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Suami Terhadap Istri Yang

Mengalami Abortus Berdasarkan Umur di RSU Pirngadi

Medan Tahun 2011 ... 28 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Suami Terhadap Istri yang

Mengalami Abortus Berdasarkan Pendidikan di RSU Pirngadi

Medan Tahun 2011 ... 29 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Suami Terhadap Istri yang

Mengalami Abortus Berdasarkan Pekerjaan di RSU Pirngadi

Medan Tahun 2011 ... 30 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Motivasi Suami Terhadap Istri yang

Mengalami Abortus Berdasarkan Paritas di RSU Pirngadi


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Content Validity

Lampiran 2. Surat Persetujuan Responden Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Master Tabel

Lampiran 5. Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 6. Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 7. Surat Izin Penelitian

Lampiran 8. Surat Balasan Penelitian Lampiran 9. Daftar Konsul


(10)

D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU KARYA TULIS IIMIAH, JUNI 2011

Nama : Rika Handayani Nim : 105102026

Motivasi Suami terhadap Istri yang Mengalami Abortus di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan

ABSTRAK

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat membahagiakan bagi setiap pasangan suami dan istri, karna dengan kehamilan menandakan akan bertambahnya anggota keluarga , namun kurangnya dukungan atau motivasi suami terhadap istri dapat menjadi penyebab untuk terjadinya abortus, Hal ini dikarenakan dukungan suami merupakan upaya dalam menentramkan kejiwaan istri dalam menjalani kehamilan, begitu juga motivasi suami kepada istri dalam menghadapi abortus, penting bagi istri pada saat mengalami abortus dan berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “mover” yang berarti ”menggerakkan” (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007) motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang di tandai dengan munculnya ”feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dasar dari motivasi bahwa motivasi itu merupakan dorongan/menggerakkan sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seorang suami melakukan sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mengalami abortus, Sampel berjumlah 30 orang diambil dengan metode Consecutive sampling.Hasil penelitian menunjukkan mayoritas motivasi suami dengan kategori baik sebanyak 27 orang ( 90, 0%) , pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (10, 0%) .ini menggambarkan bahwa motivasi suami berada pada kategori baik dimana keadaan ini sangat berpengaruh dengan motivasi yang diberikan suami kepada istri. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan konseling dan penatalaksanaan program kelas prenatal khusus ibu beserta pasangannya dan melaksanakan asuhan dengan melibatkan peran serta suami. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menerapkan informasi dari hasil penelitian ini dalam melakukan pelayanan kebidanan tentang perlunya motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.

Kata Kunci : motivasi , suami, abortus Daftar pustaka : 16 (2002 – 2009)


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat membahagiakan bagi setiap pasangan suami dan istri, karena dengan kehamilan menandakan akan bertambahnya anggota keluarga, namun hal-hal yang tidak terduga dapat terjadi pada awal kehamilan (trimester pertama), seperti berakhirnya kehamilan yang dikenal dengan abortus. Abortus (keguguran) adalah kegagalan kehamilan sebelum umur kehamilan 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram (Manuaba, 2008, hal.42).

WHO memperkirakan di seluruh dunia, dari 46 juta kelahiran pertahun terdapat 20 juta kejadian abortus. Sekitar 13% dari jumlah total kematian istri di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi abortus, 800 wanita di antaranya meninggal karena komplikasi abortus dan sekurangnya 95% dan di antaranya terjadi di negara berkembang (Safe Motherhood. Newsletter, 2005).

Abortus sulit di tentukan karena kadang-kadang seorang wanita dapat mengalami abortus tanpa mengetahui bahwa ia hamil dan tidak mempunyai gejala yang hebat sehingga hanya dianggap sebagai menstruasi yang terlambat (siklus memanjang). Beberapa kepustakaan menyebutkan adanya resiko abortus seperti yang dilaporkan oleh rumah sakit sebagai rasio dari jumlah abortus terhadap jumlah kelahiran hidup. Di USA, angka kejadian secara nasional berkisar antara 10-20% (Krisnadi, 2005, hal.49).


(12)

Kehamilan diketahui secara klinis sebanyak 15% - 25%, diantara kehamilan ini mengalami komplikasi perdarahan pada trimester pertama, 50% mengalami abortus. (Indra, 2007).

Di Indonesia gejala-gejala yang terkait dengan aborsi, jumlahnya meningkat secara signifikan berdasarkan data Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi (POGI). Menurut Palu (2008) saat ini setidaknya terdapat dua juta aborsi setiap tahun dimana 700.000 diantaranya adalah pengguguran yang disengaja (induksi). selain aborsi spontan banyak aborsi yang dilakukan dengan cara tak aman, terutam terhadap kasus-kasus kehamilan diluar nikah dan akibatnya rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap resiko aborsi (Salemba, 2009, hal.62).

Abortus dapat mengancam nyawa istri, penyebab kematian karena abortus dapat dibedakan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung bisa diakibatkan karena komplikasi abortus dapat menyebabkan terjadinya perdarahan dan infeksi yang diperkirakan 11% dari seluruh kematian karena abortus, sedangkan penyebab tidak langsung seperti sosial budaya, ekonomi, pendidikan, status gizi istri hamil, anemia dan perilaku kesehatan yang diperkirakan 85% (Haryono, 2005).

Untuk mencegah beberapa penyebab kematian tersebut, maka keluarga/ suami harus memberikan dukungan dari awal kehamilan, karena pada beberapa kasus tiga terlambat sering terulang akibat keluarga/suami merasa perannya sudah memadai. Abortus merupakan berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar tanpa mempersoalkan penyebabnya. Menurut Lewellyn (2005) istri yang mengalami keguguran tidak mempunyai pasangan dan yang


(13)

kurang dukungan sosial, mengalami depresi antara 5-10% karena tiidak kesiapan istri menerima kegagalan kehamilan sehingga istri menjadi tidak tenang, takut, keadaaan tersebut dapat mengganggu pemulihan kondisi istri (Kartono K, 1998).

Kurangnya dukungan atau motivasi suami dapat menjadi penyebab untuk terjadinya abortus, Hal ini dikarenakan dukungan suami merupakan upaya dalam menentramkan kejiwaan istri dalam menjalani kehamilan, begitu juga motivasi suami kepada istri dalam menghadapi abortus, penting bagi istri pada saat mengalami abortus dan berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress ( Ingela, 1999).

Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrensik. Motivasi instrinsik yaitu hal dan keadaan yang datang dari dalam diri dan merupakan pendorong untuk melakukan kegiatan, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu dan merupakan pengaruh dari orang tua atau lingkungan, misalnya seorang istri yang gagal hamil atau keguguran yang harus dibawa ke rumah sakit karena ada dorongan dari suami, keluarga dan orang lain (Purwanto, 1999).

Motivasi suami dalam masa keguguran membantu istri dalam menjalani dan mengatasi perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Istri yang menerima motivasi sosial dan psikologis selama keguguran lebih kecil kemungkinan perasaan negatif tentang keguguran yang di alaminya, dibandingkan istri yang tidak menerima motivasi atau dukungan (Lewellyn, 2005).


(14)

Menyiapkan mental suami istri untuk punya anak bisa menjadi lebih mudah bila keduanya memang menginginkan kehadiran anak sesuai dengan harapan mereka. Jika istri tidak siap mental menghadapi keguguran kehamilan menjadi seorang istri, akibatnya istri menjadi tertekan sehingga istri gampang marah, hal ini mengganggu hubungan suami istri (Dagun, 2002, hal.40).

Pemeriksaan kegagalan kehamilan memiliki peran yang sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan pada istri. Tujuan perawatan kegagalan kehamilan setiap calon istri tetap menjaga kesehatannya, perawatan kegagalan kehamilan yang cermat merupakan pencegahan yang terbaik untuk mengatasi kematian istri sewaktu mengalami keguguran (Lewellyn, 2005).

Hubungan dan komunikasi yang baik di antara istri dan suami, membuat istri yang mengalami keguguran kehamilan lebih siap untuk menghadapinya (Salmah, 2006, hal.76).

Suami sebagai pendamping, selama kehamilan meningkatkan kesiapan istri dalam menghadapi terjadinya keguguran, bahkan juga memicu keterlibatan suami sejak awal masa terjadinya keguguran mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Keikutsertaan suami secara aktif dari masa kehamilan membantu proses terjadinya keguguran hal ini sangat di tentukan oleh seberapa besar motivasi suami dalam masa-masa terjadinya keguguran (Bibilung, 2008).

Dukungan emosional suami terhadap istri, dapat memberikan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri dan istri akhirnya menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi terjadinya keguguran. Suami adalah orang


(15)

pertama memberi dorongan atau dukungan kepada istri sebelum pihak lain memberi dorongan (Dagun, 2002, hal.41).

Hasil survei pendahuluan yang penulis lakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan pada bulan September 2010, didapatkan data dari 60 orang istri yang mengalami abortus yang datang berobat di Poli Gynekologi RSU Dr. Pirngadi Medan yang hanya 20 orang ditemani suami, 16 orang ditemani keluarga, 14 orang bersama teman wanita dan 10 istri datang sendiri. Dari hasil wawancara dengan istri yang datang tanpa ditemani suami mengataka sangat ingin ditemani oleh suami saat memeriksakan kondisinya di rumah sakit, karena dengan adanya suami, istri merasa mendapat perhatian dan dorongan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Dr. Pirngadi Medan.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010?

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Dr.Pirngadi.

2. Tujuan khusus


(16)

a) Untuk mengetahui motivasi suami berdasarkan pendidikan b) Untuk mengetahui motivasi suami berdasarkan pekerjaan

c) Untuk mengetahui motivasi suami berdasarkan paritas (jumlah kehamilan).

d) Untuk mengetahui motivasi suami berdasarkan usia

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari peelitian ini diharapkan sangat bermanfaat bagi : 1. Pelayanan kebidanan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi RSU Pirngadi Medan maupun tenaga kesehatan lainnya tentang motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.

2. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapt memberikan informasi suami / istri tentang perlunya motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.

3. Peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti tentang pentingnya motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.

4. Peneliti selanjutnya

Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya, untuk mengembangkan cakupan dalam penelitiannya.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MOTIVASI SUAMI

1. Beberapa pengertian motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “mover” yang berarti ”menggerakkan” (Winardi, 2007, hal.30). Menurut Sadirman (2007, hal.25) motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang di tandai dengan munculnya ”feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dasar dari motivasi bahwa motivasi itu merupakan dorongan(menggerakkan) sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seorang suami melakukan sesuatu (Soekidjo, 2007, hal.34).

Suami berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya (Madhi, 2008:56).Masa sembilan bulan dapat digunakan untuk mempersiapkan diri sebagai seorang suami sekaligus seorang ayah dengan membantu kehamilan istri. Mengikuti persiapan persalinan berupa senam hamil, bersama mengenai kehamilan, cara merawat bayi atau belanja bersama untuk menyambut kelahiran bayi (Maulana, 2006).


(18)

Berdasarkan beberapa pengertian dan topik penelitian ini menyangkut pemanfaatan ibu yang mengalami abotus, maka dapat di simpulkan bahwa motivasi suami terhadap ibu yang mengalami abortus merupakan dorongan yang terdapat dalam diri suami sehingga menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.

Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan ibu yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

2. Motivasi Intrinsik

Yang di maksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Motivasi instrinsik datang dari hati sanubari umumnya dengan karena kesadaran, misalnya suami membawa istrinya ke rumah sakit karena suami tersebut sadar bahwah dengan membawa istrinya ke rumah sakit akan mendapat pelyanan kesehatan seperti penanganan dalam tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu bortus. Menurut Taufik (2007, hal.51), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu:

a) Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktifitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis mau pun psikologis, misalnya motivasi suami untuk membawa istrinya ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seperti penanganan dalm tanda- tanda bahaya kehamilan yaitu abortus. b) Harapan (Expectancy)


(19)

Seseoarang di motivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseoarang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya suami membawa istri ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seperti tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dengan harapan agar ibu sehat dan tidak mudah tertular penyakit-penyakit infeksi.

c) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh, misalnya suami membawa istri ke rumah sakit tanpa adanya pengaruh dari orang lain tetapi karena adanya minat ingin bertemu dengan teman-teman mau pun ingin bertemu dengan tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat).

3. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau mengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Hamzah, 2009, hal.24).

Menurut Taufik (2007, hal.52), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah;

a) Dorongan keluarga

Suami membawa istri ke rumah sakit bukan kehendak sendiri tetapi karna dorongan dari keluarga seperti istri, orang tua, teman.Misalnya suami membawa istri ke rumah sakit karena adanya untuk melakukan (dukungan)


(20)

dari istri, orang tua atau pun anggota keluarga lainnya.Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk istrinya.

b) Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang terbuka, biasanya terdapat rasa kesetiakawanan yang tinggi. Seperti adanya puskesmas di suatu pemukiman orng-orang memungkinkan di sekitar lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan, atau pun memberikan informasi pada suami tentang pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

c) Imbalan

Seseorang dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya suami membawa istri ke rumah sakit karena istri akan mendapatkan imbalan seperti mendapatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil seperti imunisasi TT, Vit A dan lain sebagainya.Dengan harapan ibu akan menjadi lebih sehat.

d) Pekerjaan

Pekerjaan juga sangat mempengaruhi perhatian suami dalam mengawasi kondisi istri.


(21)

Suami yang bekerja pada lajur produksi atau melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan dan pekerjaan tangan yang sulit dapat membuat suami tertekan.

Dalam keadaan ini besarnya penghasilan merupakan pendorong semangat utama. Agar yang dilakukan menjanjikan peningkatan pendapatan, sebagai suatu alat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

e) Umur

Umur adalah lama waktu hidup individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat dilakukan penelitian.Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseoarang akan lebih matang dalam berpikir dalam bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dewasa akan lebih di percaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin tua umur seseorang maka makin bertambah dalam memberikan dukungan.

f) Pendidikan

Pendidikan adalah peroses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam usaha dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseoarang dalam hal ini suami semakin mudah memberikan dukungan.

g) Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu saat ini. Tingkat paritas yang tinggi mempengaruhi dukungan pada ibu.


(22)

4. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007, hal.53).

Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan di capai. Makin jelas tujuan yang di harapkan atau akan dicapai, maka akan semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan di dasari oleh yang di motivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi kepada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007, hal.54).

5. Unsur-Unsur Motivasi

Menurut Sadirman (2007, hal.22), motivasi mengandung tiga unsur penting, yaitu :

a) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.


(23)

b) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa ”feeling”, afeksi seseorang.Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan perubahan tingkah laku manusia.

c) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.Motivasi memang muncul dari dalam dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain, daalm hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akn menyangkut kebutuhan yang akan di capai oleh orang tersebut.

Menurut Taufik (2007, hal.56), motivasi mengandung tiga komponen pokok di dalamnya, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.

1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respons-respons efektif dan kencenderungan mendapatkan kesenangan.

2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian seseorang menyediakan suatu orientasi tujuan.Tingkah laku seseorang individu diarahkan terhadap sesuatu.

3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.


(24)

Menurut Notoatmodjo (2007, hal.38), motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendah dicapai.Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus di kerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian.

B. Abortus

1. Definisi Abortus

Beberapa pendapat tetang abortus, di antaranya, Abortus (keguguran) adalah kegagalan kehamilan sebelum umur kehamilan umur 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram (Manuaba, 2008, hal.44).

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya (Krisnadi, 2005).

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (Wiknjosastro, 2005, hal.26).


(25)

Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasinya belum mencapai 20-28 minggu. Dan beratnya kurang dari 500 gram.

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum mampu hidup di luar rahim (Achadiat, 2004).

Abortus (keguguran) adalah penghentian kehamilan sebelum umur 20 minggu kehamilan lengkap (Benson, 2009, hal.60).

2. Etiologi

Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor. Umumnya abortus di dahului oleh kematian janin (Krisnadi 2005).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya abortus, yaitu : a. Faktor janin

Kelainan yang paling sering di jumpai pada abortus adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama.

b. Faktor maternal

1. Infeksi maternal dapat membawa resiko bagi janin yang sedang berkembang, terutama pada akhir semester pertama atau awal trimester.

2. Penyakit vaskuler misalnya hipertensi.kelainan endokrin

Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid, difiensi insulin.


(26)

Ketidak cocokan sistem Human Leukocyte Antigen

4. Trauma

Khasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma tersebut.

5. Kelainan uterus

Hipoplasia uterus, mioma (terutama mioma sub mukosa), serviks inkommpletus.

c. Faktor eksternal 1. Radiasi

Dosis 1-10 radiasi bagi janin pada kehamilan sembilan minggu pertama dapat merusak janin dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.

2. Obat-obatan

Sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan sebelum kehamilan enam belas minggu, kecuali telah dibuktikan bahwa obat tersebut tidak membahayakan janin atau untuk pengobatan penyakit ibu yang parah. 3. Bahan-bahan kimia

Seperti bahan yang mengandung arsen dan benzena.

Katagori dan gambaran klinis abortus adalah: Bercak darah pada kehamilan muda biasa menjadi perdarahan yang mengakibatkan janin gugur sehingga perlu diwaspadai. Munculnya bercak darah biasa berasal dari perdarahan di rahim atau di luar rahim (Hestiantoro, 2008).


(27)

3. Komplikasi

Komplikasi yang terdapat terjadilah adalah sebagian berikut : a. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.Karena kematian janin dapat terjadi apa bila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. b. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada bulan uterus dalam posisi hiperreefio fleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti.

c. Infeksi

Infeksi ini terjadi dalam uterus, dan infeksi menyebar ke miometrium, tuba, peritoneum.

d. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoregik) dan karena infeksi berat (Wiknjosastro, 2005)


(28)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang akan dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan inditifikasi masalah. salah satu faktor yang mempengaruhi variabel.

Skema 1. Kerangka Konsep

Motivasi suami terhadap istri yang mengalami

abortus Umur

Pendidikan Pekerjaan Paritas


(29)

B. Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala 1. Umur Batas responden yang

dihitung sejak seorang suami lahir sampai saat ini

Kuesioner Wawancara 1.25-34 2.35-44 3.45-54

Interval

2. Pendidikan Jenjang pendidikan formal suami yang terakhir dan memiliki ijazah

Kuesioner Wawancara 1.SD 2.SMP 3.SMA 4.Diploma 5.S1

Ordinal

3. Pekerjaan Sesuatu yang

dilakukan responden sebagai sumber mata pencaharian

Kuesioner Wawancara 1.Petani 2.Pegawai swasta 3.PNS 4.Ibu rumah tangga Nominal

4. Paritas Banyaknya anak yang dilahirkan oleh istri

Kuesioner Wawancara 1.Primipara 2.Scundipara 3.Multipara

Nominal

5. Motivasi Suami

Kepedulian dan tanggungjawab suami kepada istri dalam memotivasi istri dalam menghadapi abortus

Kuesioner Wawancara 1.Baik, jika skor jawaban ya (>75%) 2.Cukup, jika skor jawaban ya (>55-75%) 3.Kurang jika skor jawaban ya (<55%)


(30)

BAB 1V

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional dimana tujuan penelitian ini untuk mengetahui motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang datang kerumah sakit yang memiliki istri yang abortus di RSU Pringadi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi. Sampel penelitian ini dengan kreteria suami yang datang membawa istrinya memeriksakan kegugurannya di Rumah Sakit Pirngadi, yang bersedia menjadi responden.Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara

consecutive sampling yaitu dengan cara pengambilan sample ini dilakukan

dengan memilih sampel yang memenuhi kreteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi.

Menentukan sampel dengan menggunakan rumus : N

n =


(31)

Keterangan : n : Sampel N : Populasi

D2 : Tingkat kemaknaan ( 0, 05 ) n = 33

1 + 33 ( 0, 05 ) 2 = 30 orang

C. Lokasi

Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Pirngadi. Alasan penelitian ini memilih Rumah Sakit Pirngadi tersebut karna selain dari tempatnya yang strategis, terletak ditengah kota mudah dijangkau oleh peneliti dan di ketahui banyak pasien yang melakukan pemeriksaan keguguran/abortus, sehingga mudah mendapat sampel penelitian dan dari hasil observasi masih banyak ibu yang mengalami abortus tanpa didampingi suami.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bulan September 2010 sampai Juli 2011

E. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusipendidikan Program D-1V Bidan Pendidik Falkutas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan izin dari kepalaRumah Sakit Pringadi. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik,


(32)

yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia , maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen tetapi menggunakan inisial. Data yang di peroleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksakan penelitian ini penulis menggunakan instrumen berupa kuesioner yang telah disusun oleh penulis berdasarkan kepustakaan yang mendukung tentang motivasi suami terhadap istri yang mengalami obortus.

G. Validitas dan Reliabilitas instrumen 1. Vadilitas dan Realibilitas

Validitas instrumen adalah ketetapan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen itu akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Dalam menguji validitas instrument maka dilakukan

content validity (Syofian, 2010) Uji validitas ini dilakukan content validity oleh


(33)

2. Selain mengukur validitas, dilakukan juga pengujian reliabilitas instrumen untuk menentukan kehandalannya. Reliabilitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Machfoed, 2009, hal.78-87). Uji Reliabilitas sudah dilakukan kepada 20 orang suami di RSU PIRNGADI MEDAN dengan menggunakan Cronbach Alpha pada program SPSS versi 19 Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus adalah 0, 80 (Reliabel).

H. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data skunder. data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang disebarkan, sedangakan data sekunder di peroleh dari dokumentasi dan arsip RSU Pirngadi Medan.

Data penelitian di kumpulkan dengan cara sebagai berikut.

1. Penelitian menyerahkan lembar kuesioner pada responden dengan terlebih dahulu meminta persetujuan(informent consent) apakah surat persetujuan penelitian.

2. Selanjutnya penelitian menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.

3. Agar pengumpulan dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti pengawasi atau mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu


(34)

memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam mengelola data tidak terjadi kendala.

I. Analisa Data

Data yang diperoleh atau dikumpulkan diolah dengan cara editing, coding, dan tabulating proses pengelolahan data melalui bantuan komputerisasi dengan menggunakan program SPSS, dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian di analisa secara statistik deskriptif untuk mengetahui motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.


(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di Rumah Sakit Umum Pringadi pada tanggal 17 Februari s/d 17 April tahun 2011. Jumlah responden adalah 30 orang yang termasuk dalam kreteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Responden menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama adalah data demografi dan bagian kedua berisikan 10 pernyataan tentang motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.

A. Hasil

1. Data demografi responden, dalam hal ini peneliti

Mendeskripsikan demografi masing-masing responden yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan , dan paritas istri.


(36)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan Februari 2011

Karakteristik Frekuensi Persentase %

Umur 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 12 16 2 40, 0 53, 3 6, 7

jumlah 30 100

Pendidikan SD SMP SMA SARJANA 1 8 20 1 3, 3 26, 7 66, 7 3, 3

Jumlah 30 100

Pekerjaan Wiraswasta Buruh Pegawai swasta 22 5 3 73, 3 16, 7 10, 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas diperoleh bahwa responden paling banyak berusia 35-44 tahun sebanyak 16 orang (53, 3%). Berdasarkan pendidikan responden dari 30 responden yang paling banyak tingkat pendidikannya adalah SMU sebanyak 20 orang (66, 7%). Berdasarkan pekerjaan, paling banyak adalah yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 22 orang (73, 3%).


(37)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Paritas Istri Responden Motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan Februari 2011

Paritas Primipara Sekundipara Multipara 3 11 16 10, 6 36, 7 53.3

BerdasarkanTabel 5.2 diatas diketahui dari 30 responden yang istri yang mengalami abortus, yang paling banyak adalah pada kehamilan multipara yaitu sebanyak 16 orang (53, 3%).

2. Data hasil tingkat motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan.

Dari 10 pernyataan tentang motivsai terhadap istri yang mengalami abortus dapat diketahui tingkatan motivasi suami tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan Februari 2011.

Motivasi suami Ferekuensi Persentase (%)

Baik Cukup Kurang 27 3 0 90, 0 10, 0 0


(38)

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas diperoleh keterangan bahwa motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus dalam katagori baik sebanyak 27 orang (90, 0%) dan memotivasi dalam katagori cukup 3 orang (10, 0%).

3. Motivasi suami berdasarkan umur

Setelah diketahui tingkatan motivasi suami, kemudian dilakukan uji silang antara tingkat motivasi dengan umur dari responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Motivasi Suami Terhadap Istri Yang Mengalami Abortus Berdasarkan Umur di RSU Pirngadi Medan Tahun 2011

No Umur (tahun)

Motivasi Jumlah

Baik Cukup Kurang

F % F % F %

1 25-34 11 36, 7 1 3, 3 0 0, 0 12 40, 0% 2 35-44 14 46, 7 2 6, 7 0 0, 0 16 53, 3%

3 45-54 2 6, 7 0 0, 0 0 0, 0 2 6, 7%

Jumlah 27 90, 0 3 10, 0 0 0, 0 30 100% Sumber : Data primer dari responden

Berdasarkan dari hasil akumulasi data diatas diperoleh motivasi berdasarkan umur 35-44 tahun dengan kategori baik sebanyak adalah 14 orang (46, 7), sedangkan umur 35-44 tahun kategori cukup sebanyak adalah 2 orang (6, 7).


(39)

4. Motivasi suami berdasarkan pendidikan

Setelah diketahui tingkatan motivasi suami, kemudian dilakukan uji silang antara tingkat motivasi dengan pendidikan dari responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Motivasi Suami Terhadap Istri yang Mengalami Abortus Berdasarkan Pendidikan di RSU Pirngadi Medan Tahun 2011

Pendidikan Motivasi Jumlah

Baik Cukup Kurang

F % F % F %

1 SD 1 3, 3 0 0, 0 0 0, 0 1 3, 3%

2 SMP 7 23, 3 1 3, 3 0 0, 0 8 26, 7% 3 SMA 18 60, 0 2 6, 7 0 0, 0 20 66, 7% 4 SARJANA 1 3, 3 0 0, 0 0 0, 0 1 3, 3%

Jumlah 27 90, 0 3 10, 0 0 0, 0 30 100% Sumber : Data primer dari responden

Berdasarkan dari hasil akumulasi data diatas diperoleh motivasi berdasarkan pendidikan SMA dengan katagori baik sebanyak 18 orang (60, 0), sedangkan dengan katagori cukup SMA sebanyak 2 orang (6, 7).

5. Motivasi suami berdasarkan pekerjaan

Setelah diketahui tingkatan motivasi suami, kemudian dilakukan uji silang antara tingkat motivasi dengan pekerjaan responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di berikut ini:


(40)

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Motivasi Suami Terhadap Istri yang Mengalami Abortus Berdasarkan Pekerjaan di RSU Pirngadi Medan Tahun 2011

Pekerjaan Motivasi Jumlah

Baik Cukup Kurang

F % F % F %

1 Wiraswasta 20 66, 7 2 6, 7 0 0, 0 22 73, 3% 2 Buruh 4 13, 3 1 3, 3 0 0, 0 5 16, 7% 3 Pegai swasta 3 10, 0 0 0, 0 0 0, 0 3 10, 0% Jumlah 27 90, 0 3 10, 0 0 0, 0 30 100% Sumber : Data primer dari responden

Berdasarkan dari hasil akumulasi data diatas diperoleh motivasi berdasarkan pekerjaan wiraswasta dengan katagori baik sebanyak 20 orang (66, 7), sedangkan dengan katagori cukup pada pekerjaan wiraswasta sebanyak 2 orang(6, 7).

6. Motivasi suami berdasarkan paritas

Setelah diketahui tingkatan motivasi suami, kemudian dilakukan uji silang antara tingkat motivasi dengan paritas istri responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Motivasi Suami Terhadap Istri yang Mengalami Abortus Berdasarkan Paritas di RSU Pirngadi Medan Tahun 2011

Paritas Motivasi Jumlah

Baik Cukup Kurang

F % F % F %

1 Primipara 3 10, 0 0 0, 0 0 0, 0 3 10, 0% 2 Sekundipara 10 33, 3 1 3, 3 0 0, 0 11 36, 7% 3 Multipara 14 46, 7 2 6, 7 0 0, 0 16 53, 3% Jumlah 27 90, 0 3 10, 0 0 0, 0 30 100%


(41)

Berdasarkan dari hasil akumulasi data diatas diperoleh motivasi berdasarkan paritas istri dengan kategori baik adalah ibu multipara sebanyak 14 orang (46, 7), dengan kategori cukup adalah multipara sebanyak 2 orang (6, 75).

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus di RSU Pirngadi Medan tahun 2011 berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas.

a. Motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus

Dari hasil data pada penelitian ini ditemukan bahwa motivasi suami dalam memotivasi istri yang mengalami abortus berada pada kategori baik yaitu sebanyak 27 orang responden (90, 0%). Dari hasil observasi yang penulis lakukan di lokasi penelitian dijumpai bahwa responden memang melakukan hal-hal yang tersebut di dalam kuisioner dan hal itu juga dibenarkan oleh istri responden.

Hal ini sesuai dengan motivasi suami yang dikemukakan oleh Mahdi (2008) yang menyatakan bahwa suami berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya yang mana dibutuhkan oleh istri, terutama untuk memotivasi istri dalam menghadapi abortus.

Pemeriksaan kegagalan kehamilan memiliki peran yang sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan pada istri. Tujuan perawatan kegagalan kehamilan setiap calon istri tetap menjaga kesehatannya, perawatan kegagalan kehamilan yang


(42)

cermat merupakan pencegahan yang terbaik untuk mengatasi kematian istri sewaktu mengalami keguguran (Lewellyn, 2005).

Dukungan emosional suami terhadap istri, dapat memberikan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri dan istri akhirnya menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi terjadinya keguguran. Suami adalah orang pertama memberi dorongan atau dukungan kepada istri sebelum pihak lain memberi dorongan (Dagun, 2002).

a) Motivasi suami berdasarkan umur

Berdasarkan dari hasil data diatas diperoleh motivasi suami berdasarkan umur dengan kategori baik sebanyak adalah 14orang( 46, 7%) berada pada umur 35-44 tahun. Usia 35-35-44 tahun dianggap usia yang sudah dewasa dimana seseorang sudah mampu bertindak lebih dewasa dan setelah memikirkan segala sesuatunya, menurut Notoatmodjo (2007) usia mempengaruhi kematangan dan cara berfikir seseorang. Semakin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik. Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan oleh Hamzah (2009) bahwa motivasi suami sangat dipengaruhi oleh umur dalam memberikan motivasi kepada istri.

b) Motivasi suami bardasarkan pendidikan

Berdasarkan dari hasil data diatas diketahui motivasi berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh bahwa mayoritas suami yang bermotivasi baik mempunyai pendidikan SMA sebanyak 18 orang(60, 0%). Tingkat pendidikan SMA merupakan tingkat pendidikan menengah di Indonesia, tidak semua masyarakat Indonesia dapat sekolah ke tingkat Perguruan tinggi, sehingga pendidikan sederajat SMA sudah dianggap pendidikan yang cukup dan mayoritas responden


(43)

di dalam penelitian ini berpendidikan setingkat SMA, hanya satu orang saja yang berpendidikan perguruan tinggi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hamzah (2009) bahwa tingkat pendidikan seseorang berperan dalam memberikan motivasi, suami yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarga.

Menurut asumsi peneliti bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan prilaku serta cara pemahaman mengenai memberikan motivasi, hal ini karena suami dapat memperoleh berbagai informasi baik sewaktu masa pendidikan maupun sumber lainnya, sesuai dengan teori yang dikemukan Notoadmodjo tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki mengenai memberikan motivasi.

c) Motivasi suami berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan dari hasil data diatas diketahui motivasi berdasarkan pekerjaan diperoleh bahwa mayoritas suami yang bermotivasi baik mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 20 orang(66, 7%). Berdasarkan pendapat Notoadmodjo (2007) tingkat pekerjaan akan mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki mengenai memberikan motivasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hamzah bahwa suami yang pekerjaan lebih mapan cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarga, hal menunjukkan bahwa tingkat pekerjaan seseorang berperan dalam memberikan motivasi. Menurut asumsi peneliti responden yang pekerjaannya wiraswata mempunyai motivasi yang baik karena wiraswata biasanya tidak mempunya jam kerja yang ketat berbeda dengan


(44)

pegawai atau karyawan, biasanya mereka mempunyai waktu yang lebih fleksibel yang dapat diatur sendiri sehingga mereka dapat meluangakan waktu lebih banyak ketika istri mengalami abortus.

d) Motivasi suami berdasarkan paritas

Berdasarkan dari hasil data diatas diperoleh motivasi berdasarkan paritas istri dengan kategori baik adalah ibu multipara sebanyak 14 orang (46, 7%). Berdasarkan Notoadmodjo (2007) tingkat paritas akan mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki mengenai memberikan motivasi. Seorang suami yang telah mempunyai anak lebih berpengalaman dalam menghadapi kehamilan istri berikutnya dibanding dengan suami yang baru pertama kali istrinya hamil. Hal ini mungkin disebabkan adanya anggapan sebagian masyarakat yang menganggap bahwa kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah yang tidak memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan khusus dalam menghadapinya.

1. Keterbatasan Penelitian a. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan motivasi suami terhdap istri yang mengalami abortus. Sebaiknya pada penelitian lanjutan dapat menggunakan desain kolerasi yang dapat menjelaskan hubungan motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus


(45)

2. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan

Hasil penelitian ini sebagai informasi dalam menjalankan asuhan kebidanan pada istri yang mengalami abortus dengan menjelaskan agar motivasi suami ikut aktif dalam menjaga kesehatan istri yang mengalami abortus.


(46)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di RS. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari hasil data pada penelitian ini ditemukan bahwa motivasi suami dalam memotivasi istri yang mengalami abortus berada pada kategori baik yakni sebanyak 27 orang responden (90, 0%).

2. Bedasarkan umur, motivasi suami dalam memotivasi istri yang mengalami abortus berada pada kategori baik terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun sebanyak 16 orang (53, 3%).

3. Motivasi suami dalam memotivasi istri yang mengalami abortus berdasarkan tingkat pendidikan berada pada kategori baik dengan pendidikan mayoritas SMU sebanyak 20 orang (66, 7%).

4. Motivasi suami dalam memotivasi istri yang mengalami abortus berada pada kategori baik berdasarkan pekerjaan mayoritas pekerjaan reponden adalah wiraswasta sebanyak 22 orang (73, 3%).

5. Motivasi suami dalam memotivasi istri yang mengalami abortus berada pada kategori baik berdasarkan paritas istri adalah pada multipara sebanyak 16 orang (53, 3%).


(47)

B. Saran

1. Bagi pelayanan kebidanan

Menerapkan informasi dari hasil penelitian ini dalam melakukan pelayanan kebidanan tentang perlunya motivasi suami terhadap istri yang mengalami abortus.

2. Bagi Suami

Menjadi informasi bagi para suami tentang perlunya memotivasi istri yang mengalami abortus baik motivasi fisik dan mental sehingga istri dapat melewati kejadian abortus dan kembali pulih kesehatannya.

3. Bagi peneliti lanjut

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan desain penelitian yang bersifat kolerasi yaitu untuk mengetahui hubungan motivasi terhadap istri yang mengalami abortus.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, M, C. (2004). Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Bibilung. (2008). Peran Suami Dalam Kehamilan. Diambil 20 Oktober, 2010, dari

Dagun, S, M. (2002). Psikologi keluarga. Jakarta: rieneka Cipta.

Hamzah, H, B. (2009). Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumu Aksara Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Kamus Besar Bahasa IndoneaiA. (2002). JAKARTA: Balai Pustaka.

Llewellyn, D., Jones. (2005). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa Publishing.

Manik, M., Sitohang, N., Nurasiah. (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Tidak di publikasikan

Manuaba, C. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Manuaba, C. (2008). Gawat Darurat Obstetri Dan Obstetri Ginekologi. Jakarta: EGC Maulana, M. (2008). Cara Cerdas Menghadapi Kehamilan Dan Mengasuh Bayi.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Notoadmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Salmah, Rusmiati, Mariana, Susanti. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC

Sudirman. (2007). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Taufik, M. (2007). Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Keperawatan Untuk


(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa : Rika Handayani Nama Pembimbing : dr. Rina Amelia MARS

NIM : 105102026 NIP :197604202003122002

Judul KTI : Motivasi Suami Terhadap Istri yang Mengalami Abortus Di RS. DR. Pirngadi Medan

No Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf

Pembimbing 1 04 September 2010 Pangajuan judul Revisi judul

2 23 September 2010 Pengajuan revisi judul

ACC judul, lanjutkan BAB 1

3 29 September 2010 Pangajuan BAB 1 Perbaikan latar belakang 4 01 Oktober 2010 Pengajuan BAB 1 Perbaikan latar belakang 5 19 Oktober 2010 Pengajuan BAB 1 Perbaikan latar belakang 6 22 Oktober 2010 Pengajuan BAB 1 ACC BAB 1, lanjut BAB II

dan kuesioner 7 26 Oktober 2010 Pengajuan BAB II

dan kuesioner

Perbaikan tinjauan teoritis dan kuesioner

8 02 Nopember 2010 Pengajuan BAB II Perbaikan tinjauan teoritis dan kuesioner

9 07 Nopember 2010 Pengajuan BAB II ACC BAB II dan

kuesioner,lanjut ke BAB III 10 11 Nopember 2010 Pengajuan BAB III Perbaikan BAB III

11 14 Nopember 2010 Pengajuan BAB III ACC BAB III,lanjut ke BAB IV

12 18 Nopember 2010 Pengajuan BAB IV Perbaikan BAB IV 13 20 Nopember 2010 Pengajuan BAB IV Perbaikan BAB IV 14 22 Nopember 2010 Pengajuan BAB IV ACC BAB IV 15 29 April 2011 Pengajuan proposal

perbaikan

Perbaikan proposal lanjut Bab V


(54)

No Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf Pembimbing

16 30 April 2011 Pengajuan Bab V, kuesioner

Perbaikan Bab V, Kuesioner

17 6 Mei 2011 Pengajuan Bab V, Kuesioner,

Lanjut Bab V dan Bab VI

18 13 Mei 2011 Pengajuan Bab V dan Bab VI

Perbaikan Bab V dan Bab VI

19 14 Mei 2011 Pengajuan Bab V dan Bab VI

Perbaikan Bab V dan Bab VI

20 18 Mei 2011 Pengajuan Bab IV, V, VI

Perbaikan KTI Lengkap

21 20 Mei 2011 Pengajuan KTI Perbaikan KTI Lengkap 22 21 Mei 2011 Pengajuan KTI Perbaikan KTI Lengkap 23 27 Mei 2011 Pengajuan KTI ACC KTI


(55)

(56)

(57)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rika Handayani

Tempat/ Tanggal Lahir : Rantau Prapat, 10 Oktober 1988 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Rantau Prapat, Labuhan Batu

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1994-2000: SD Negri 114135 Rantau Prapat Tahun 2000-2003: SLTP Negri 5 Rantau Prapat

Tahun 2003-2006: SMA Muhammadiyah – 10 Rantau Prapat


(1)

(2)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa : Rika Handayani Nama Pembimbing : dr. Rina Amelia MARS

NIM : 105102026 NIP :197604202003122002 Judul KTI : Motivasi Suami Terhadap Istri yang Mengalami Abortus

Di RS. DR. Pirngadi Medan

No Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf

Pembimbing

1 04 September 2010 Pangajuan judul Revisi judul 2 23 September 2010 Pengajuan revisi

judul

ACC judul, lanjutkan BAB 1

3 29 September 2010 Pangajuan BAB 1 Perbaikan latar belakang 4 01 Oktober 2010 Pengajuan BAB 1 Perbaikan latar belakang 5 19 Oktober 2010 Pengajuan BAB 1 Perbaikan latar belakang 6 22 Oktober 2010 Pengajuan BAB 1 ACC BAB 1, lanjut BAB II

dan kuesioner 7 26 Oktober 2010 Pengajuan BAB II

dan kuesioner

Perbaikan tinjauan teoritis dan kuesioner

8 02 Nopember 2010 Pengajuan BAB II Perbaikan tinjauan teoritis dan kuesioner

9 07 Nopember 2010 Pengajuan BAB II ACC BAB II dan

kuesioner,lanjut ke BAB III 10 11 Nopember 2010 Pengajuan BAB III Perbaikan BAB III

11 14 Nopember 2010 Pengajuan BAB III ACC BAB III,lanjut ke BAB IV

12 18 Nopember 2010 Pengajuan BAB IV Perbaikan BAB IV 13 20 Nopember 2010 Pengajuan BAB IV Perbaikan BAB IV 14 22 Nopember 2010 Pengajuan BAB IV ACC BAB IV 15 29 April 2011 Pengajuan proposal

perbaikan

Perbaikan proposal lanjut Bab V


(3)

No Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf Pembimbing

16 30 April 2011 Pengajuan Bab V, kuesioner

Perbaikan Bab V, Kuesioner

17 6 Mei 2011 Pengajuan Bab V, Kuesioner,

Lanjut Bab V dan Bab VI

18 13 Mei 2011 Pengajuan Bab V dan Bab VI

Perbaikan Bab V dan Bab VI

19 14 Mei 2011 Pengajuan Bab V dan Bab VI

Perbaikan Bab V dan Bab VI

20 18 Mei 2011 Pengajuan Bab IV, V, VI

Perbaikan KTI Lengkap

21 20 Mei 2011 Pengajuan KTI Perbaikan KTI Lengkap 22 21 Mei 2011 Pengajuan KTI Perbaikan KTI Lengkap 23 27 Mei 2011 Pengajuan KTI ACC KTI


(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rika Handayani

Tempat/ Tanggal Lahir : Rantau Prapat, 10 Oktober 1988 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Rantau Prapat, Labuhan Batu

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1994-2000: SD Negri 114135 Rantau Prapat Tahun 2000-2003: SLTP Negri 5 Rantau Prapat

Tahun 2003-2006: SMA Muhammadiyah – 10 Rantau Prapat