Akibat Hukum dari Penunjukan Penjamin Emisi dalam Penawaran Umum Saham oleh Emiten

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan
menjual saham atau surat hutang kepada masyarakat. Alasan yang tak mungkin
disangkal perusahaan melakukan penawaran umum adalah untuk mendapatkan
dana yang relatif murah dibandingkan dengan pendanaan dari sumber lain seperti
perbankan. Dana murah tersebut juga tidak hanya akan didapatkan sekali saja,
tetapi pada masa yang akan datang perusahaan tetap akan mempunyai kesempatan
untuk mendapatkan dana murah kembali. Misalnya ketika perusahaan melakukan
penawaran umum terbatas atau mengeluarkan surat hutang baru. Dengan kata lain,
perusahaan yang telah melakukan penawaran umum akan mempunyai akses yang
lebih mudah terhadap modal. 1
Penawaran umum juga merupakan cara untuk meningkatkan publisitas
atas perusahaan. Hal ini bukan saja karena sebelum penawaran umum emiten
harus mengiklankan diri dengan mengeluarkan prospektus, dan melakukan road
show untuk menjual efeknya, tetapi juga karena sebuah perusahaan yang
melakukan penawaran umum akan terus terpublikasi. Dengan adanya quotation
secara terus-menerus atas harga efek perusahaan dibursa, perusahaan publik lebih
mendapatkan porsi pemberitaan di media massa dibandingkan perusahaanperusahaan yang belum melakukan penawaran umum. Selain di bursa, harga


1

Hamud M.Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta : Tata Nusa, 2006), hlm. 21.

1
Universitas Sumatera Utara

2

saham perusahaan tersebut juga diumumkan atau dicantumkan dalam media
lainnya seperti surat kabar atau televisi. 2
Karena fungsinya yang penting sebagai kegiatan untuk mengumpulkan
dana masyarakat bagi kegiatan produktif, maka masyarakat sebagai sasaran
penawaran umum harus diberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang
ditawarkan dalam penawaran umum tersebut. Masyarakat harus mendapatkan
perlindungan dari kemungkinan terjadinya penipuan yang mungkin dapat
disebabkan oleh penawaran umum tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka
terdapat dua alasan kenapa penawaran umum harus diatur dan memerlukan
campur tangan pemerintah. 3

Alasan pertama adalah alasan ekonomis. Alasan ini dilandasi oleh
kenyataan bahwa penawaran umum melibatkan penarikan dan pengumpulan dana
yang merupakan kekayaan para investor. Oleh karena itu, masyarakat investor
perlu mendapatkan keterangan penjelasan dan informasi yang jelas mengenai apa
yang ditawarkan, untuk apa penawaran tersebut dilakukan, bagaimana status dan
jenis efek atau instrumen yang sedang ditawarkan dalam penawaran, siapa yang
menawarkan efek, berapa besarnya penawaran, untuk apa dana yang ditawarkan
dan akhirnya apa yang akan didapat oleh masyarakat dengan penawaran umum
tersebut dimasa yang akan datang. Alasan inilah yang menyebabkan emiten wajib
menerapkan prinsip keterbukaan. Prinsip keterbukaan ini dilakukan dengan cara

2

Gunawan Widjaja dkk, Go public dan Go private di Indonesia (Jakarta: Kencana,
2009), hlm. 13.
3
Ibid., hlm. 24.

Universitas Sumatera Utara


3

mengeluarkan prospektus untuk memungkinkan masyarakat investor mengetahui
segala sesuatu yang menyangkut penawaran umum tersebut.4
Alasan kedua adalah karena adanya potensi kejahatan dalam suatu
penawaran umum. Oleh karena itu dengan mewajibkan emiten untuk menerapkan
prinsip-prinsip keterbukaan, dan dengan ancaman hukum atas penyajian informasi
yang

menyesatkan

maka

hukum

berharap

investor

akan


mendapatkan

perlindungan dari kemungkinan adanya penipuan dalam suatu penawaran umum. 5
Menurut Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal (selanjutnya disebut UUPM), Penawaran umum diartikan sebagai :
“ Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang
ini dan peraturan pelaksanaannya”.6
Penawaran umum berkaitan erat dengan pasar modal dimana dalam
UUPM Pasal 1 angka 13 diberikan definisi dari pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana
bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka
panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. 7
Adapun lembaga yang berperan untuk membantu emiten dalam pasar
modal yakni lembaga penunjang pasar modal dan lembaga profesi pasar modal.
4


Ibid.
Ibid.
6
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
7
Mohamad Samsul, Pasar Modal & Manajemen Portofolio (Ciracas: Erlangga, 2006),
5

hlm. 43.

Universitas Sumatera Utara

4

Lembaga penunjang diantaranya adalah Biro Administrasi Efek, tempat penitipan
harta, Wali Amanat, penanggung, lembaga kliring dan penjaminan, dan lembaga
penyelesaian dan penyimpanan. Sedangkan lembaga profesi pasar modal adalah
akuntan publik, konsultan hukum, notaris, dan perusahaan penilai. 8
Pasar modal awalnya diawasi oleh Badan Pengawas Pasar modal-Lembaga
Keuangan atau (selanjutnya disebut Bapepam-LK) namun sekarang telah beralih

ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK adalah lembaga yang independen dan
bebas campur tangan dari pihak lain, yang mempunyai tugas, fungsi, wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (selanjutnya disebut UU OJK).9
Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata
kelola yang baik, yang meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
transparansi,

dan

kewajaran

(fairness).

OJK

melaksanakan

tugas


dan

wewenangnya berlandaskan asas-asas sebagai berikut:
1. asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
2. asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan OJK;

8
9

Sawidji Widoatmodjo, Jurus Jitu Go Public (Jakarta: PT.Gramedia, 2004), hlm. 70.
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Universitas Sumatera Utara

5


3. asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum;
4. asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan OJK, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
5. asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang OJK, dengan tetap berlandaskan pada kode
etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam
setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK;
7. asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. 10
Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan¸ pasar modal, perasuransian,
dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Tujuan
dari pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang dilakukan OJK dalah untuk

mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien
serta untuk melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.11

10
11

Ibid.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

6

Banyak pihak yang mempunyai andil dalam kegiatan di pasar modal
mengingat penawaran umum (Go public) merupakan sarana terbaik untuk
memobilisasi modal dan sekaligus membuat perusahaan menjadi lebih
profesional. Dalam penawaran umum terdapat salah satu unsur penting yang
merupakan pemain utama yang paling berperan dalam perdagangan efek yaitu
penjamin emisi (underwritter). Emiten dalam menunjuk penjamin emisi
sebenarnya lebih menyandarkan diri pada kenyataan bahwa emiten sendiri tidak

mempunyai kemampuan untuk memasarkan, mendistribusikan dan pada akhirnya
menjual efek yang akan ditawarkannya kepada masyarakat investor. Karena
fungsi distribusi dan pemasaran yang demikian penting dalam suatu penjaminan
emisi, maka dalam pemilihan penjamin emisi oleh emiten menjadi hal yang sangat
diperhatikan. Tanpa adanya jaringan distribusi yang baik akan sulit untuk
mengharapkan penjualan efek dalam suatu penawaran umum akan berakhir
dengan sukses. 12
Penggunaan penjamin emisi selain mendistribusikan dan memasarkan efek
yang diterbitkan emiten juga berkewajiban membantu emiten dalam melakukan
prinsip keterbukaan (disclosure) yang harus dilakukan emiten dalam rangka
penawaran umum. Karena keterbukaan informasi sangat penting bagi investor
publik. Baik informasi yang baik ataupun buruk yanng dapat mempengaruhi
jalannya perusahaan harus sampai ke tangan investor publik, sehingga investor
dapat mengambil keputusan jual beli saham sebelum terlambat.13

12
13

Hamud M.Balfas, Op.Cit., hlm. 251.
Mohamad Samsul, Op.Cit., hlm. 61.


Universitas Sumatera Utara

7

Tujuan penegakan prinsip keterbukaan untuk menjaga kepercayaan
investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar
modal, yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara
besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal
(bursa saham). Sebab ketiadaan keterbukaan atau ketertutupan informasi akan
menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya investor sulit mengambil
keputusan untuk berinvestasi di pasar modal. 14
Sehubungan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
judul yang diangkat untuk menulis skripsi ini adalah: Akibat Hukum dari
Penunjukan Penjamin Emisi dalam Penawaran Umum Saham oleh Emiten.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan
permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaturan penawaran umum saham dalam peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar modal di Indonesia?
2. Bagaimanakah peranan Penjamin Emisi Efek dalam peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal di Indonesia?
3. Bagaimanakah akibat hukum penunjukan penjamin emisi dalam penawaran
umum saham oleh emiten?

14

Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal (Jakarta: FH UI, 2006), hlm. 27.

Universitas Sumatera Utara

8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaturan penawaran umum saham dalam peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal di Indonesia.
2. Untuk mengetahui peranan penjamin emisi efek dalam peraturan perundangundang di bidang pasar modal di Indonesia.
3. Untuk mengetahui akibat hukum dari penunjukan penjamin emisi dalam
penawaran umum saham oleh emiten.
Sedangkan yang menjadi manfaat penulisan skripsi ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Memberikan pengetahuan yang luas kepada penulis sendiri bagaimana
peraturan-peraturan yang ada didalam Undang-undang maupun peraturan dalam
perusahaan sendiri, mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Pasar Modal
khususnya akibat hukum dari penunjukkan penjamin emisi dalam Penawaran
umum saham oleh emiten.
2. Manfaat praktis
Penulisan

skripsi

ini

diharapkan

dapat

menjawab

permasalah-

permasalahan yang dibahas, sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait
langsung dengan judul penulisan ini, serta mengukur kemampuan penulis dalam
memahami dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh serta dapat
memberikan masukan bagi pembaca yang terkait dengan judul penulisan ini, juga
dapat menambah wawasan pengetahuan terutama di bidang pasar modal.

Universitas Sumatera Utara

9

D. Keaslian Penulisan
Judul yang diangkat adalah murni dari hasil pemikiran yang didasarkan
dari ide, gagasan, dibantu dengan buku-buku, referensi dan masukan dari berbagai
pihak dalam membantu penulisan skripsi ini. Berdasarkan pemeriksaan
Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum USU atau Pusat Dokumentasi
dan Informasi Hukum Fakultas Hukum USU, skripsi yang berjudul “Akibat
Hukum dari penunjukan Penjamin emisi terhadap Penawaran umum saham oleh
Emiten” belum pernah ditulis di Fakultas Hukum USU sebelumnya, meskipun
terdapat beberapa judul skripsi/tesis yang berkaitan antara lain :
1. Nelly Evalina Gurusinga, mahasiswa Fakultas Hukum USU, dengan judul
skripsi Aspek yuridis penerbitan dan perdagangan saham perusahaan go public
dalam pasar modal, ditulis pada tahun 2008.
2. Wina Avina Nasution, mahasiswa Fakultas Hukum USU, dengan judul skripsi
Tanggung jawab Penjamin Emisi Efek (underwitter) ditinjau dari UndangUndang No.8 tahun 1995, ditulis pada tahun 2010.
3. Hendry, mahasiswa Fakultas Hukum USU, dengan judul skripsi Peranan
underwritter dalam privatisasi BUMN melalui Initial Public offering, ditulis
pada tahun 2010.
4. Mega Kartika, mahasiswa Fakultas Pascasarjana Ilmu Hukum USU, dengan
judul tesis Peran dan tanggung jawab Underwritter dalam perjanjian full
commitment di pasar perdana, ditulis pada tahun 2009.
Jika dilihat dari permasalahan yang ada, tulisan ini bukanlah hasil ciplakan
atau pengandaan karya tulis orang lain. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini

Universitas Sumatera Utara

10

adalah karya tulis ilmiah yang asli (original) dan dapat dipertanggung jawabkan.
Kalaupun terdapat pendapat atau kutipan dalam penulisan skripsi ini semata-mata
adalah faktor pendukung dan pelengkap dalam usaha menyempurnakan dan
menyelesaikan skripsi ini.

E. Tinjauan Pustaka
1. Penawaran umum
Istilah penawaran umum adalah istilah hukum yag ditujukan bagi kegiatan
suatu emiten untuk memasarkan dan menawarkan dan akhirnya menjual efek-efek
yang diterbitkannya, baik dalam bentuk saham, obligasi atau efek lainnya kepada
masyarakat secara luas. Dengan demikian penawaran umum adalah kegiatan
emiten untuk menjual efek yang dikeluarkannya kepada masyarakat, yang
diharapkan akan membeli dan dengan demikian memberikan pemasukan dana
kepada emiten baik untuk mengembangkan usahanya, membayar utang atau
kegiatan lainnya yag diinginkan oleh emiten tersebut.15
Penawaran umum atau biasa disebut Go public, secara harfiah istilah Go
public berarti pergi ke masyarakat. Secara konotatif, istilah Go public memang
khusus digunakan di dunia pasar modal. Artinya juga memang pergi ke
masyarakat, yaitu untuk menghimpun dana dari masyarakat. Jadi, jika suatu
perusahaan ingin menambah modalnya, maka bisa pergi ke masyarakat untuk
mendapatkan modal tersebut.16

15
16

Hamud M.Balfas, Op.Cit., hlm. 19-20.
Sawidji Widoatmodjo, Op.Cit., hlm. 26.

Universitas Sumatera Utara

11

Penawaran umum menurut Pasal 1 angka 15 UUPM diartikan sebagai
kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang ini dan
peraturan pelaksanaannya.17
2. Penjamin emisi efek
Penjamin emisi efek dalam UUPM diartikan sebagai pihak yang membuat
kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan
emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. 18
Penjamin emisi sebagaimana istilahnya adalah tindakan suatu pihak dalam
suatu penawaran umum untuk menjamin (sesuai dengan jenis penjaminannya)
bahwa efek yang akan dikeluarkannya akan terbeli sebanyak mungkin oleh
pemodal (investor) ketika efek ditawarkan. Penjamin emisi (underwritter) dengan
demikian adalah satu atau beberapa pihak yang ditunjuk oleh emiten untuk
melakukan proses penjaminan atas efek-efek yang diterbitkan oleh emiten.19
Penjaminan emisi sendiri tidak lain adalah kegiatan memasarkan efek yang
dikeluarkan oleh satu perusahaan atau pemegang saham yang bermaksud menjual
sahamnya. Kalau penjamin emisi membantu emiten dengan melakukan
penjaminan emisi, maka saham-saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk ditawarkan kepada masyarakat itu dilakukan baik dalam rangka perluasan
usaha atau membayar utang. Sedangkan apabila penjamin emisi membantu
melakukan pemasaran saham yang dimiliki pemegang saham, maka pasti
pemegang saham tersebut merupakan pemegang saham besar yang bermaksud
17

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Pasal 1 angka 17 UUPM.
19
Hamud M.Balfas, Op.Cit., hlm. 58.
18

Universitas Sumatera Utara

12

menjual saham-sahamnya kepada masyarakat, baik untuk mengurangi jumlah
saham yang dimilikinya maupun untuk menjual seluruh saham yanng
dipegangnya di perusahaan. 20
3. Saham
Saham merupakan efek yang paling umum ditawarkan dalam suatu
penawaran umum, dan karenanya merupakan instrumen yang paling umum
dikenal dan diperdagangkan di pasar modal. Saham merupakan komponen dan
wujud dari penyertaan modal dalam suatu usaha yang berbentuk perseroan
terbatas. Sehingga untuk pembahasan atas masalah saham pengaturan utamanya
akan harus merujuk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UUPT). Di dalam UUPT pembuat
undang-undang sama sekali tidak membuat perumusan mengenai apa itu saham,
tetapi dengan melihat sifatnya maka saham itu dapat dirumuskan sebagai
penyertaan. 21
Saham dianggap sebagai penyertaan seseorang atau pihak tertentu di
dalam modal perseroan terbatas karena saham merupakan komponen dari modal
suatu perseroan terbatas. Saham adalah penyertaan yaitu pemasukan modal dari
pemegang saham kedalam suatu badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas.
Sebagaimana dikemukakan diatas, salah satu sifat utama dari saham ini adalah
sekali dimasukkan/disetorkan oleh pemegang saham maka tidak dapat dilakukan
penarikan kembali. Karena saham merupakan penyertaan modal dari pemegang
saham di dalam suatu perseroan terbatas maka pemegang saham merupakan
20
21

Ibid., hlm. 248.
Ibid., hlm. 91.

Universitas Sumatera Utara

13

pemilik dari perseroan terbatas. Dengan demikian besarnya pemilikan seseorang
pemegang saham atas perseroan ditentukan berdasarkan besarnya penyertaan yang
bersangkutan terhadap modal perseroan. 22
Untuk membuktikan kepemilikan atas saham yang dimiliki oleh pemegang
saham, perseroan mengeluarkan surat saham. Surat saham ini dikeluarkan sebagai
bukti kepemilikan atas satu saham atau kepemilikan sejumlah saham. Saham yang
dikeluarkan oleh perseroan yang mewakili lebih dari satu saham oleh pemilik
saham dikenal dengan surat saham kolektif. 23
4. Emiten
Emiten adalah perusahaan swasta atau BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) yang mencari modal dari bursa efek dengan cara menerbikan efek (bisa
saham, obligasi, right issue, dan waran). Dari emiten inilah awal munculnya efek,
yang kemudian diperdagangkan di bursa efek. 24
Emiten dalam UUPM diartikan sebagai pihak yang melakukan penawaran
umum. 25 Setelah penawaran umum efek tersebut, emiten pada dasarnya “tidak
mempunyai hubungan lagi” dengan efek yang dikeluarkan tersebut. Dalam arti
emiten (dalam batas-batas tertentu) tidak akan berkepentingan atas naik turunnya
harga efek emiten tersebut. Karena naik turunnya harga tersebut adalah
kepentingan pemodal yang melakukan jual beli atas efek tersebut. Emiten
hanyalah berkewajiban untuk mengelola usahanya dengan baik dan menjalankan

22

Ibid., hlm. 91.
Ibid., hlm. 92.
24
Sawidji Widoatmodjo, Op.Cit., hlm. 62.
25
Pasal 1 ayat 6 UUPM.
23

Universitas Sumatera Utara

14

kewajiban-kewajibannya sebagai emiten yang pada akhirnya juga akan
berdampak pada harga efek tersebut.26

F.

Metode Penulisan
Untuk mencari dan menemukan kebenaran secara ilmiah serta memperoleh

hasil yang optimal dalam melengkapi bahan-bahan bagi penulisan skripsi, Metode
yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah :
1. Jenis penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum
normatif. Penelitian hukum normatif mengacu kepada norma-norma hukum yang
terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan
serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat. Penulisan ini
menggunakan penelitian hukum normatif dengan cara meneliti dan mengolah
bahan pustaka yang merupakan data sekunder atau disebut juga penelitian
kepustakaan.
Penelitian ini bersifat deskriptif, yang mengungkapkan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi
objek penelitian. Penelitian yang bersifat deskriptif merupakan metode yang
dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi atau keadaan yang sedang terjadi
atau berlangsung yang tujuan agar dapat memberikan data seteliti mungkin
mengenai objek penelitian sehingga mampu menggali hal-hal yang bersifat ideal,

26

Hamud M.Balfas, Op.Cit., hlm. 10.

Universitas Sumatera Utara

15

kemudian dianalisis berdasarkan teori hukum atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Data penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum
primer, sekunder dan tersier.
a. Bahan hukum primer, terdiri dari peraturan perundang-undangan dibidang
ekonomi yang mengikat, antara lain Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995
tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, dan UndangUndang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
b. Bahan hukum sekunder, berupa karya-karya ilmiah, berita-berita serta
tulisan dan buku yang ada hubungannya dengan permasalahan yang
diajukan.
c. Bahan hukum tersier, berupa bahan-bahan yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder seperti Kamus Hukum dan Kamus Bahasa Indonesia dan lain
sebagainya.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
(library research) yaitu penelitan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku, artikel,

Universitas Sumatera Utara

16

peraturan perundang-undangan dan bahan bacaan lain yang terkait dengan
penulisan skripsi ini.
4. Analisis data
Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode penelitian bersifat
deskriptif analistis, maka analisis yang dipergunakan adalah analisis secara
pendekatan kualitatif terhadap data sekunder yang didapat. Bahan hukum yang
dianalisis secara kualitatif akan dikemukakan dalam bentuk uraian secara
sistematis dengan menjelaskan hubungan antara berbagai jenis bahan hukum,
selanjutnya semua bahan hukum diseleksi dan diolah, kemudian dinyatakan secara
deskriptif sehingga menggambarkan dan mengungkapkan dasar hukumnya,
sehingga memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dimaksud.

G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai isi dari skripsi
ini maka disusun dalam suatu sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini
terdiri dari 5 (lima) bab, dimana tiap-tiap bab tersebut terbagi lagi ke dalam
beberapa sub bagian yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman terhadap
keseluruhan isi skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
Bab I merupakan bab pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang
gambaran umum yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.

Universitas Sumatera Utara

17

Bab II berisikan tentang pengertian dan dasar hukum penawaran umum,
tujuan dan manfaat penawaran umum, pihak-pihak yang terkait dalam penawaran
umum, prosedur internal dan eksternal perusahaan dalam penawaran umum, serta
pengawasan internal dan eksternal penawaran umum.
Bab III berisikan tentang pengertian dan dasar hukum tentang penjamin
emisi, penggolongan penjamin emisi, peranan penjamin emisi efek, dan
pelaksanaan kerterbukaan di pasar primer.
Bab IV berisikan tentang pengertian dan dasar hukum keterbukaan,
informasi penting dalam keterbukaan, keterbukaan dalam isi prospektus, dan
akibat hukum dari penunjukan penjamin emisi dalam penawaran umum saham
oleh emiten.
Bab V merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, dimana dalam
bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang menjadi pokok-pokok pikiran penulis
mengenai keseluruhan skripsi berdasarkan pembahasan dari beberapa bab
sebelumnya di atas.

Universitas Sumatera Utara