Akibat Hukum dari Penunjukan Penjamin Emisi dalam Penawaran Umum Saham oleh Emiten

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Anwar, H. Jusuf. Penegakan dan Pengawasan Pasar modal Indonesia. Bandung : PT. Alumni, 2008.

Anwar, H. Jusuf. Pasar Modal sebagai sarana Pembiayaan dan Investasi.

Bandung : PT. Alumni, 2008.

Silondae, Arus Akbar dan Illyas, B.Wirawan. Pokok-pokok Hukum Bisnis. Jakarta : Salemba Empat, 2012.

Budiarto, Agus. Kedudukan & Tanggung jawab Pendiri Perseroan Terbatas. Bogor : Ghalia Indonesia, 2009.

Fuady, Munir. Pasar Modal Modern. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2008. Gisymar, Najib A. Insider Trading dalam Transaksi Efek. Bandung : Citra Aditya

Bakti, 1999.

Balfas, Hamud M. Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Tata Nusa, 2006. Mulhadi. Hukum Perusahaan. Bogor : Ghalia Indonesia, 2010.

Nasarudin, M. Irsan dan Surya, Indra. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Prenada Media, 2004.

Nasution, Bismar. Keterbukaan dalam Pasar Modal. Jakarta : Univ. Indonesia Fakultas Hukum Program Pascasarjana, 2001.

Saliman, R. Abdul. Hukum Bisnis untuk Perusahaan. Jakarta : kencana, 2008. Samsul, Mohamad. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Ciracas : Erlangga,

2006.

Situmorang, M.Paulus. Pengantar Pasar Modal. Jakarta : Univ. Indonesia Fakultas Hukum, 2008.

Usman, Marzuki. Pengetahuan Pasar Modal. Jakarta : Institut Bankir Indonesia, 1997.

Widjaja, Gunawan. Go public dan Go private di Indonesia. Jakarta : Kencana, 2009.


(2)

Widoatmodjo, Sawidji. Jurus Jitu Go Public. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo, 2004.

Yuliati, Sri Handani dkk. Manajemen Portofolio dan Analisis Investor. Yogyakarta : ANDI : 1997.

B. Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

C. Jurnal

Ratnasari, Mieke Yustia Ayu, Hubungan Hukum dalam Perjanjian Emisi Saham Antara Penjual Saham dan Pembeli Saham dalam Pasar Modal Indonesia.

D. Internet

Bapepam-LK dan Sedikit tentang OJK,

https://cornelisious.wordpress.com/2013/03/11/bapepam-lk-dan-sedikit-tentang-ojk/ (diakses tanggal 12 November 2015).

http://www.ilmuekonomi.net/2015/12/pengertian-underwritter-lengkap-menurut.html?m=1 (diakses pada tanggal 3 februari 2016 pukul 01.00 WIB).

https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/pemahaman-spi-sistem-pengendalian-intern/ (diakses tanggal 2 Desember 2015).

http://learnmanajemen.blogspot.co.id/2008/12/penjaminan-emisi.html?m=1 (diakses tanggal 10 Desember 2015).


(3)

BAB III

PERANAN PENJAMIN EMISI EFEK DALAM PENAWARAN UMUM SAHAM BERDASARKAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG

PASAR MODAL DI INDONESIA

A. Pengertian dan Dasar Hukum tentang Penjamin Emisi Efek.

Undang-Undang Pasar Modal Pasal 1 angka 17 memberikan definisi penjamin emisi efek adalah Penjamin emisi efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. Dengan adanya perjanjian/kontrak ini, pihak emiten akan memperoleh jaminan bahwa penawaran saham yang akan dijual melalui penawaran umum memperoleh kepastian seberapa besar saham yang ditawarkannya terjual. Namun di sisi lain akibat hukum perjanjian tersebut, secara yuridis akan memberikan implikasi adanya kewajiban-kewajiban hukum yang harus dipenuhi oleh penjamin emisi efek. Hubungan hukum perjanjian antara emiten dan penjamin emisi efek ini penting agar terjadi keseimbangan antara kepentingan emiten di satu sisi dan kepentingan penjamin emisi efek di sisi lainnya. Dengan adanya keseimbangan kepentingan yang diatur dalam hubungan hukum perjanjian akan terjalin kerjasama yang saling menguntungkan satu dengan yang lainnya.

Para ahli hampir senada dalam memberikan pengertian tentang penjamin emisi efek (underwritter), mengingat UUPM sudah diberikan definisi yanng cukup jelas tentangnya, namun Zainal Asikin, memberikan tambahan keterangan bahwa penjamin emisi efek (underwritter) pada intinya adalah perusahaan yang


(4)

menjamin penjualan obligasi atau dapat juga disebut sebagai mediator emiten dengan pemodal.107

Menurut Hendy M.fakhrudin, penjamin emisi adalah wujud kerjasama antara penjamin emisi dan emiten adalah bentuk kontrak penjaminan emisi lengkap dengan berbagai hak dan kewajiban masing-masing pihak.108

Kegiatan penjaminan emisi efek berawal dari persiapan untuk go public

saampai berakhirnya masa penawaran perdana emisi efek. Bila perusahaan go public akan menjual saham/obligasi, langkah-langkah untuk memperoleh sejumlah dana tertentu dalam waktu tertentu haruslah dipersiapkan dengan matang. Oleh karena itu, dengan menggunakan jasa penjamin emisi efek, keinginan perusahaan yang go public untuk memperoleh sejumlah dana dalam waktu tertentu akan tercapai.109

Dasar hukum tentang penjamin emisi efek terdapat dalam UUPM. Adapun pengaturannya dalam UUPM terdapat dalam:

1. Pasal 30 ayat 1 yaitu yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan efek adalah perseroan yang telah memperoleh izin dari OJK.

2. Pasal 37, perusahaan efek yang menerima efek dari nasabahnya wajib:

a. menyimpan efek tersebut dalam rekening yang terpisah dari rekening perusahaan efek;

107

Zainal Asikin, Hukum Dagang (Jakarta: PT Rajagrafido persada, 2013), hlm. 327.

108

http://www.ilmuekonomi.net/2015/12/pengertian-underwritter-lengkap-menurut.html?m=1 (diakses pada tanggal 3 februari 2016 pukul 01.00 WIB).

109

H. Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai sarana pembiayaan dan investasi (Bandung: PT. Alumni, 2008), hlm. 156.


(5)

b. menyelenggarakan pembukuan secara terpisah untuk setiap nasabah serta menyediakan tempat penyimpanan yang aman atas harta nasabahnya sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh OJK.

3. Pasal 39 tentang penjamin emisi efek wajib mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi efek sebagaimana dimuat dalam pernyataan pendaftaran.

4. Pasal 40 tentang perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek harus mengungkapkan dalam prospektus adanya hubungan afiliasi atau hubungan lain yang bersifat material antara perusahaan efek dengan emiten.

Pasal-pasal diatas dijelaskan secara terperinci dalam ketentuan penjelasan dalam UUPM sebagai berikut:

1. Pasal 30 ayat 1, untuk melaksanakan kegiatan sebagai perusahaan efek diperlukan berbagai persyaratan diantaranya keahlian dan permodalan yang cukup.

2. Pasal 37 huruf a, efek nasabah yang dikelola oleh perusahaan efek merupakan titipan nasabah, bukan merupakan bagian kekayaan dari perusahaan efek. Oleh karena itu, efek nasabah tersebut harus disimpan dalam rekening yang terpisah dari rekening perusahaan efek. Karena efek nasabah tersebut bukan merupakan bagian dari kekayaan perusahaan efek, dalam hal perusahaan efek yang bersangkutan pailit atau dilikuidasi, efek nasabah tersebut bukan merupakan bagian dari harta kepailitan ataupun harta yang dilikuidasi. Dengan demikian, semua kreditur atau pihak lain yang mempunyai hak tagih terhadap perusahaan


(6)

efek tidak mempunyai hak untuk menuntut efek nasabah yang dikelola oleh perusahaan efek.

Pasal 37 huruf b, disamping kewajiban untuk memisahkan efek nasabah dari kekayaan perusahaan efek, perusahaan efek juga wajib menyelenggarakan pembukuan secara terpisah untuk setiap nasabahnya agar tidak terjadi pencampuran efek diantara nasabahnya. Selain itu, perusahaan efek juga menyediakan tempat penyimpanan yang aman atas harta nasabah agar terhindar dari kemungkinan hilang, rusak ataupun resiko kecurian. Dengan pembukuan secara terpisah tersebut, setiap nasabah perusahaan efek dapat secara mudah mengetahui jumlah efeknya dan menggunakannya untuk kepentingan pembuktian.

3. Pasal 39, apabila penjamin emisi efek telah sepakat untuk melaksanakan penawaran umum berdasarkan jenis kontrak yang ditentukan, pihak tersebut wajib melakukan penawaran umum tersebut sesuai dengan kontrak yang dibuat dan untuk itu harus dicantumkan dalam prospektus. Kontrak penjmain emisi efek dapat berbentuk kesanggupan penuh (full commitment) atau kesanggupan terbaik (best effort). Dengan kesanggupan penuh, penjamin emisi efek bertanggung jawab mengambil sisa efek yang tidak terjual, sedangkan dengan kesanggupan terbaik, penjamin emisi efek tidak bertanggung jawab terhadap sisa efek yang tidak terjual, tetapi berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjualkan efek emiten.

4. Pasal 40, Pada dasarnya emiten dapat menerbitkan efek tanpa menggunakan jasa penjamin emisi efek. Dalam hal ini, penetapan harga dilaksanakan oleh


(7)

emiten yang bersangkutan. Penggunaan jasa penjamin emisi efek dimaksudkan untuk membantu emiten memasarkan dan atau menjual efek yang ditawarkan sehingga ada kepastian perolehan dana hasil penjualan efek yang dimaksud. Sedangkan keputusan untuk melakukan investasi terhadap efek yang ditawarkan sepenuhnya berada di tangan pemodal. Oleh karena itu, penggunaan jasa penjamin emisi efek yang terafiliasi dengan emiten pada dasarnya dapat dipersamakan dengan penawaran efek tanpa menggunakan jasa penjaminan efek. Namun, penjaminan tersebut harus benar-benar memperhatikan adanya benturan kepentingan. Dengan demikian, hubungan antara emiten dan penjamin emisi efek tidak menjadi faktor dominan bagi pemodal sepanjang hubungan dimaksud diungkapkan secara jelas dalam prospektus.

B. Penggolongan Penjamin Emisi Efek

Melihat pentingnya peran dan fungsi penjamin emisi efek maka keberhasilan suatu emisi efek jelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman penjamin emisi terutama dalam pemasaran. Penjamin emisi efek (underwritter) senantiasa berkaitan dengan risiko yang dihadapi oleh underwritter

terutama apabila emisi dalam jumlah yang cukup besar. Perhitungan perkiraan mengenai kemampuan atau kekuatan pasar yang kurang tepat akan menimbulkan risiko terhadap tidak berhasilnya suatu efek yang pada gilirannya akan mengakibatkan tanggung jawab penjamin emisi efek atas penjualan efek yang diemisikan tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaan penjamin emisi efek umumnya


(8)

dilakukan dalam suatu sindikasi yang terdiri atas kalangan penjamin emisi. Dilihat dari masing-masing fungsi dan tanggung jawab dalam sindikasi penjamin emisi maka underwritter dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Penjamin emisi utama ( Lead underwritter )

Penjamin emisi utama dengan emiten membuat suatu perikatan dalam suatu perjanjian penjamin emisi efek. Dalam perjanjian tersebut penjamin emisi menjamin menjual efek dan pembayaran seluruh nilai efek. Apabila dalam suatu emisi terdapat lebih dari satu penjamin emisi utama maka penjamin dilakukan secara bersama.

Tugas pokok penjamin utama emisi adalah sebagai berikut:110

a. Menjamin penjualan emisi efek dan pembayaran keseluruhan nilai efek yang diemisikan kepada emiten.

b. Mewakili para penjamin emisi efek dalam hubungannya dengan emiten dan pihak ketiga.

c. Menetapkan bagian kewajiban masing-masing bagian emisi efek sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian antara penjamin emisi.

d. Mengumpulkan semua hasil penjualan efek yang dilakukan oleh para penjamin peserta emisi dan para agen penjual pada tanggal setelah masa penutupan penawaran umum.

e. Menyerahkan hasil penjualan efek kepada emiten serta membayar efek yang tidak habis terjual tepat pada tangggal yang telah disepakati.

110

http://learnmanajemen.blogspot.co.id/2008/12/penjaminan-emisi.html?m=1 (diakses tanggal 9 Januari 2016).


(9)

2. Penjamin pelaksana emisi (managing underwritter)

Seperti disebutkan bahwa dalam suatu emisi bisa saja terdapat lebih dari satu penjamin emisi utama. Apabila hal tersebut terjadi, maka diantara mereka harus dipilih satu atau lebih yang akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi. Penjamin pelaksana emisi dalam suatu proses emisi memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengatur pengelolaan serta penyelenggaraan emisi efek.

b. Mengkoordinasikan seluruh penjamin emisi dalam hal pelaksanaan penjamin efek serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kewajiban para penjamin emisi efek.

3. Penjamin peserta emisi (Co-underwritter)

Fungsi penjamin peserta emisi ini adalah ikut menjamin penjualan dan pembayaran nilai efek sesuai dengan porsi efek yang diberikan kepadanya yang diikat dengan suatu perjanjian penjaminan emisi dan dalam pelaksanaan suatu emisi, penjamin peserta emisi tidak bertanggung jawab langsung kepada emiten tetapi pada penjamin emisi utama.

Sindikasi yang dibentuk seperti yang dikemukakan di atas merupakan kumpulan dari beberapa perusahaan efek, yang akan secara bersama-sama menanggung risiko, menjual serta mendistribusikan efek. Sindikasi yang dibentuk terdiri dari beberapa peserta dan anggota penjamin emisi yang biasanya akan dipimpin oleh penjamin pelaksana emisi. Oleh karena faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi suatu penjaminan emisi seperti faktor ekonomi, sosial, politis, atau keadaan pasar yang kondusif, penjaminan pada mulanya hanya


(10)

ditandatangani oleh penjamin pelaksana emisi efek yaitu pihak yang pertama kali berhubungan dengan emiten dalam rangka penawaran umum tersebut.

Pentingnya faktor-faktor dan kondisi di atas dikarenakan nantinya penjamin emisi yang pada akhirnya akan menanggung semua beban atas penjaminan emisi dan untuk itu penjamin emisi meminta agar faktor-faktor tersebut tidak ada atau dipenuhi dulu, sebelum perjanjian ini dapat dijalankan. Emiten juga sangat berkepentingan atas faktor-faktor ini, karena dengan tidak adanya atau dipenuhinya faktor-faktor tersebut, penawaran umum efek akan sukses di pasar dan membawa hasil seperti yang diharapkan.

Karena pentingnya faktor-faktor dan kondisi tersebut maka untuk melakukan pembentukan suatu sindikasi dalam penjaminan emisi, penjamin pelaksana emisi biasanya akan menunggu sampai saat terakhir sebelum pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh OJK. Dengan menunggu sampai saat terakhir maka penjamin emisi akan memperpendek waktu antara penjamin emisi mengikatkan diri kedalam perjanjian emisi dengan faktor-faktor yang tidak menentu. 111

Dengan pendeknya waktu antara penandatanganan penjaminan emisi (secara mengikat) dengan waktu dilakukannya pemasaran efek maka akan memperkecil juga risiko yang akan dihadapi oleh penjamin emisi di pasar. Pembentukan sindikasi ini diresmikan dengan penandatanganan perubahan atas perjanjian-perjanjian emisi yang didalamnya antara lain berisi pembagian atas besarnya jatah masing-masing penjamin emisi atas penawaran umum yang akan

111


(11)

dilakukan. Dengan melakukan pembagian beban penjaminan ini, maka masing-masing penjamin emisi akan mengambil bagiannya masing-masing-masing-masing, dan menanggung akibat tidak terjualnya bagian penjaminan emisi yang menjadi bagiannya. Waktu antara penandatanganan kedua perjanjian ini (perjanjian emisi pertama dan perubahan) digunakan diantaranya untuk menghubungi para calon anggota sindikasi dalam penawaran umum tersebut atau biasa dikenal dengan masa penawaran awal atau “book building”. Para penjamin emisi ini (termasuk semua anggota sindikasi, yang masuk setelah terbentuknya sindikasi) akan menandatangani perubahan perjanjian penjamin emisi.

C. Peranan Penjamin Emisi Efek dalam Penawaran Umum.

Penjaminan emisi dan pencatatan efek di bursa merupakan tahapan dalam usaha sebuah perusahaan/emiten menawarkan efeknya kepada masyarakat. Kedua aktivitas ini juga merupakan dua peristiwa penting dalam kehidupan dan perkembangan suatu perusahaan/emiten. Ini karena keduanya meskipun bukan merupakan suatu kewajiban yang harus ada dalam suatu penawaran umum efek, tetapi merupakan peristiwa yang menandai perjalanan suatu perusahaan dari satu tahap ke tahap berikutnya yaitu apakah perusahaan dapat dikatakan sudah menawarkan sahamnya atau belum kepada masyarakat. Ini terutama karena masyarakat pada umumnya masih melihat penawaran umum atas efek identik dengan penjaminan emisi yang kemudian diikuti oleh pencatatan efek tersebut di bursa. Tanpa adanya kedua tahap ini seolah-olah tidak ada penawaran umum.


(12)

Masyarakat selalu menganggap bahwa penawaran umum harus dilakukan dengan penjaminan emisi, dan selanjutnya pencatatan atas efek yang ditawarkan tersebut di bursa efek. Penjaminan emisi dan pencatatan efek di bursa merupakan dua peristiwa yang seolah-olah memberikan jaminan bahwa efek yang ditawarkan dalam penawaran umum tersebut merupakan efek yang akan mendapat sambutan ketika efek tersebut ditawarkan.

Peran dari penjamin emisi adalah peran perusahaan efek untuk melakukan penjaminan emisi (underwritting) bagi emiten, yaitu perusahaan yang ingin mendapatkan dana dari calon-calon investor dari masyarakat luas. Penjamin emisi efek ini membuat kontrak emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.112

Adapun wakil penjamin emisi efek adalah orang perorangan yang telah mendapat izin dari OJK melalui ujian kecakapan dalam pasar modal untuk bertindak mewakili kepentingan perusahaan efek untuk kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan emisi efek.Wakil penjamin emisi efek yang terlibat dalam penjaminan emisi wajib membuat catatan dan dokumentasi atas segala hal-hal penting yang dilakukan berkaitan degan aktivitas penjaminan untuk menunjukkan bahwa penjaminan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan kecermatan profesinya.113

Menurut Nasarudin dan kawan-kawan menyatakan bahwa secara garis besar peran penjamin emisi dalam proses go public adalah sebagai berikut :

112

Arus Akbar Silondae, Pokok-Pokok Hukum Bisnis (Jakarta: Salemba empat, 2011), hlm. 102.

113


(13)

1. Memberikan jasa konsultasi kepada emiten dalam rangka go public, penjamin emisi merupakan mitra dalam membuat perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian proses emisi, mulai dari mempersiapkan dokumen emisi hingga menjualkan efek di pasar perdana.

2. Menjamin emisi yang diterbitkan emiten. Dalam hal ini, penjamin emisi bertanggung jawab atas keberhasilan penjualan seluruh saham risiko. Untuk itu, penjamin emisi dapat melakukan sindikasi secara bersama-sama degan penjamin lain agar tingkat keberhasilan penjualan saham lebih tinggi.

3. Melakukan kegiatan pemasaran efek yang diterbitkan oleh emiten agar masyarakat investor dapat memperoleh informasi secara baik sehingga pendesainan dan pendistribusian efek dapat dilakukan secara akurat dan tepat waktu.114

Sedangkan Nindyo mengemukakan beberapa peran penjamin emisi efek sejak dari tahap persiapan emisi sampai dengan pelaksanaan emisi sebagai berikut:

1. Membantu menyusun perubahan anggaran dasar perubahan sehubungan dengan adanya perubahan besarnya modal, perubahan susunan pemilik modal atau pemegang saham, perubahan presentase pemilikan modal, perubahan nama perseroan dan sebagainya.

2. Membantu merancang contoh efek atau saham yang akan diemisikan dengan ketentuan antara lain sebagai berikut:

114


(14)

a. Efek yang akan diemisikan dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan jumlah sekurang-kurangnya nominal Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

b. Emisi saham dilakukan dalam pecahan nominal Rp1000,00 (seribu rupiah). c. Surat saham dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama maupun

saham atas tunjuk.

3. Membantu mempersiapkan pembuatan prospektus dan brosur-brosur yang lain seperti iklan dan sebagainya.

4. Dalam proses penetapan harga, proses ini merupakan titik sentral dari kegiatan emisi yang membutuhkan pemikiran, negosiasi dan banyak menyita waktu.115

Proses penawaran umum pada dasarnya dibagi ke dalam tiga bagian besar yaitu masa sebelum pernyataan pendaftaran dilakukan; masa sesudah pernyataan pendaftaran disampaikan sampai dengan dinyatakan efektifnya pernyataan pendaftaran atau lebih dikenal dengan masa menunggu; dan masa sesudah pernyataan pemdaftaran menjadi efektif. Dalam masa sesudah pernyataan pendaftaran disampaikan sampai dengan dinyataan efektifnya pernyataan pendaftaran, emiten dapat melakukan apa yang disebut sebagai penawaran awal (book building). Emiten dan penjamin emisi dapat mengumumkan prospektus awalnya, melakukan survei untuk mengetahui minat investor mengenai efek yang ditawarkan. Dengan diperbolehkannya penawaran awal ini berarti emiten dapat menghubungi nasabahnya, mengirimkan formulir meminta nasabahnya untuk mengisi apakah mereka berminat atas efek yang ditawarkan dan berapakah jumlah

115


(15)

pembelian yang akan dilakukannya. Penawaran awal ini menjadi penting bagi emiten dan penjamin emisi, karena dengan penawaran awal ini, emiten dan penjamin emisi akan mengetahui berapa dan bagaimana kira-kira minat pasar/investor atas efek yang akan ditawarkan dan perkiraan harga efek yang akan ditawarkan.

Tetapi, meskipun penawaran awal yang dilakukan pada saat ini, penyampaian minat untuk membeli efek yang dilakukan dalam masa penawaran awal tersebut tidak mngikat dan bukan merupakan suatu pemesanan efek, karena sesuai dengan Pasal 71 UUPM menyatakan bahwa “penawaran dan penjualan efek dalam suatu penawaran umum hanya dapat dilakukan dengan menggunakan prospektus dan setelah dinyatakan efektifnya pernyataan pendaftaran oleh OJK”.

Setelah masa pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh OJK. Pada dasarnya apapun dapat dilakukan oleh emiten dan penjamin emisi untuk memungkinkan suksesnya penawaran umum. Dalam masa penawaran ini, penjamin emisi dapat mengirimkan prospektus atau surat pesanan kepada nasabah atau calon pembeli, menghubungi pemodal secara langsung dan membentuk sindikasi penjaminan emisi.

Masalah penjatahan atas efek dalam suatu penawaran umum adalah penjamin emisi harus mengungkapkan dalam prospektus termasuk metode penjatahan yang akan digunakan, kisaran presentase dan perkiraan pihak atau kalangan tertentu yng mendapatkan penjatahan dalam suatu penawaran umum. Kewajiban lain yang harus dilakukan penjamin emisi adalah kewajiban bagi penjamin pelaksana emisi (manajer penjatahan) untuk menunjuk akuntan yang


(16)

terdaftar di OJK untuk melakukan pemeriksaan khusus atas penjatahan yang dilakukan dalam penawaran umum. Dengan pemeriksaan yang dilakukan tersebut diharapkan penjatahan akan berjalan secara adil, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dalam penjatahan yang dilakukan, baik karena kedekatannya dengan penjamin emisi atau emiten atau karena tugasnya sebagai salah satu pihak ynag berperan dalam penawaran umum tersebut.

D. Pelaksanaan Keterbukaan di Pasar Primer

Pasar primer atau disebut dengan pasar perdana atau pasar pertama adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Dikatakan ‘tempat’ karena secara fisik masyarakat pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus membayar uang pesanan. Dikatakan ‘sarana’ karena si pembeli dapat memesan melalui telepon dari rumah dan membayar dengan cara mentransfer uang melalui bank ke rekening agen penjual.116

Disini emiten menawarkan efek kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi dan penjamin emisi menunjuk beberapa agen penjual untuk menjangkau investor yang tersebar di kota-kota besar di seluruh negeri. Penjamin emisi bertanggung jawab atas hasil emisi kepada emiten dan untuk itu mendapatkan komisi dari emiten.117

Ciri-ciri dari pasar perdana adalah emiten menjual saham kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi dengan harga yang telah disepakati antara

116

Mohammad Samsul, Op.Cit.,hlm. 46.

117


(17)

penjamin emisi dan emiten seperti yang tertera dalam prospektus, pembeli belum tentu memperoleh jumlah saham sebanyak yang dipesan, masa pesanan terbatas, penawaran melibatkan profesi penunjang pasar modal, investor membeli melalui penjamin emisi ataupun agen penjual yang ditunjuk.118

Keterbukaan atau di dalam masyarakat modal lebih dikenal dengan

disclosure. Keterbukaan merupakan kewajiban yang dituntut dan diwajibkan, karena dengan keterbukaan inilah perlindungan terhadap investor dapat dilakukan. Dengan adanya keterbukaan yang diwujudkan dengan dipaparkannya keadaan, peristiwa dan fakta yang ada di dalam perusahaan, maka investor dapat mengambil keputusan untuk melakukan investasi atas efek perusahaan, baik untuk membeli, menjual atau menahan efek tersebut. Oleh karena itu sebelum emiten dapat melakukan penawaran umum atas saham atau efek, emiten harus melakukan keterbukaan kepada publik menyangkut segala sesuatu tentang dirinya.119

Kewajiban keterbukaan berguna untuk semua investor baik kecil maupun besar mempunyai kesempatan yang relatif sama. Tanpa memperhatikan apakah satu investor tersebut adalah investor institusi besar dan yang lainnya hanya seorang investor kecil yang bermodal pas-pasan. Dengan penerapan prinsip keterbukaan terjadi demokratisasi dalam penyebaran dan kesempatan untuk mendapatkan informasi dari emiten. Sehingga pada akhirnya meminimalisir kemungkinan terjadinya kerugian yang dapat diderita oleh salah satu pihak (karena kurangnya informasi), dan keuntungan yang dapat diambil oleh pihak lainnya karena kemudahan mendapatkan informasi tersebut. Dengan keterbukaan

118

Ibid.

119


(18)

juga terjadi kedudukan yang sama antara penjual dan pembeli sehingga penjual efek tidak akan merugikan pembeli yang membeli efek tersebut, terutama apabila si penjual adalah orang yang dianggap mempunyai informasi orang dalam mengenai emiten yang menerbitkan efek yang akan dijual tersebut.

Menurut Bismar Nasution ada tiga tujuan keterbukaan (disclosure) dalam pasar modal, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.

Dalam hal ini kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa saham). 2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien

Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi anggota dan profesional pasar.

3. Memberi perlindungan terhadap investor

Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor, yang apabila dalam membuat perjanjian pembelian saham oleh investor, kemudian terdapat penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyataan (misrepresentation) informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat dari sisi ketentuan


(19)

perjanjian sebagaimana diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Perdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham.120

Masalah yang sering muncul dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan pada perdagangan saham di pasar perdana adalah terpusat dalam penyampaian informasi penawaran saham melalui prospektus, dan selanjutnya adalah berkenaan dengan pengaturan hukum mengenai prospektus. Prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta materil. Begitupun tuntutan yang berkaitan dengan keakuratan informasi prospektus masih tetap muncul.121

Alasan tuntutan adalah karena sulitnya memperoleh informasi dalam prospektus yang mengandung nilai akurat yang tinggi. Sebetulnya tuntutan atas ketidakakuratan informasi dalam prospektus tidak akan terjadi jika pembuatan prospektus dilakukan sesuai dengan Pasal 81 ayat 1 UUPM. Oleh karena ketentuan tersebut telah menetapkan prospektus harus memuat keterangan yang benar tentang fakta materil.122

Prospektus yang menggambarkan fakta materil yang benar sangat penting bagi investor. Menurut Edward G.Eisert, bahwa prospektus bertujuan untuk menyediakan informasi penting tentang perusahaan yang melakukan pendaftaran. Penyediaan informasi yang demikian itu membantu para investor dalam membuat keputusan untuk membeli saham yang ditawarkan.123

120

Bismar Nasution, Op.Cit., hlm. 9-11.

121

Ibid., hlm. 133.

122

Ibid.,hlm. 135.

123


(20)

BAB IV

AKIBAT HUKUM DARI PENUNJUKAN PENJAMIN EMISI DALAM PENAWARAN UMUM SAHAM OLEH EMITEN

A. Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal 1. Pengertian dan dasar hukum keterbukaan

Keterbukaan atau disclosure merupakan komponen utama dan terpenting di dalam industri sekuritas (pasar modal) dimana pun. Keterbukaan bukan saja merupakan kewajiban bagi perusahaan publik yang akan dan telah melakukan penawaran umum tetapi juga merupakan hak investor.124

Undang-Undang Pasar Modal memberikan definisi dari prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut (Pasal 1 butir 25).

Keterbukaan diwajibkan kepada emiten agar masyarakat terhindar dari penipuan, karena produk yang ditawarkan oleh emiten dianggap merupakan instrumen yang pada dasarnya sulit dipahami oleh kebanyakan anggota masyarakat. Dengan adanya keterbukaan yang harus dilakukan perusahaan publik,

124


(21)

investor akan dengan relatif mudah memahami keadaan perusahaan secara umum sehingga mendapatkan gambaran untuk mengambil keputusan.125

Keterbukaan memberikan kemudahan bagi investor untuk mengetahui calon mitra usahanya, sehingga akan mempermudah adanya kerjasama antara keduanya. Dengan keterbukaan juga akan mempermudah bankir mengetahui debiturnya sehingga dia akan lebih mudah mengetahui latar belakang, kemampuan keuangan serta prospek usaha calon debiturnya tersebut, yang pada akhirnya akan memudahkan bankir tersebut dalam pengambilan keputusan. Tanpa adanya keterbukaan yang baik dapat menyebabkan biaya yang tinggi bagi mereka yang memerlukan informasi, untuk mengetahui masalah yang perlu diketahui karena itu berarti akan ada usaha yang lebih untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan.

Dasar hukum keterbukaan terdapat dalam UUPM. Adapun pengaturan dalam UUPM mengenai prinsip keterbukaan terdapat pada Pasal 1 butir 25 tentang definisi prinsip keterbukaan, Pasal 86 tentang penyampaian laporan berkala kepada OJK dan mengumumkan laporan tersebut ke masyarakat serta peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek kepada masyarakat dan Pasal 87 tentang penyampaian laporan kepada OJK atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut.

2. Informasi penting dalam keterbukaan

Selain adanya kewajiban untuk menyampaikan keterbukaan informasi secara berkala dan informasi kejadian-kejadian penting, emiten juga diwajibkan

125


(22)

untuk melakukan pemutakhiran (updating) atas informasi yang disampaikan secara berkala dan informasi kejadian penting tersebut. Kewajiban pemutakhiran ini diwajibkan dalam hal terjadi pengembangan atau perubahan material atas informasi yang telah disampaikan sebelumnya sehingga informasi yang ada tidak menyesatkan. Dengan demikian kewajiban pemuktahiran ini juga timbul dalam hal ada kejadian yang meskipun tidak material, tetapi menjadi penting untuk melihat masalah yang dihadapi oleh emiten secara keseluruhan. Doktrin yang mengharuskan adanya pemuktahiran dalam rangka keterbukaan terus-menerus (continuous disclosure) ini adalah apa yang dikenal dengan doktrin duty to update. Perlu ditekankan bahwa pembenaran atas perlunya pemuktahiran atas informasi ini karena hanya dengan informasi yang mutakhir, investor atau calon investor dapat selalu melakukan penilaian atas efek dan memutuskan kapan akan melikuidasi (menjual) atau membeli efek yaitu pada harga dan tingkat keuntungan berapa. Karena hanya dengan informasi yang dipasok terus-menerus itulah investor dapat melakukan penilaian tersebut. Dalam keterbukaan ini terdapat informasi yang harus disampaikan oleh emiten adalah sebagai berikut:126

a. Dokumen keterbukaan

Dokumen utama dan pertama dalam keterbukaan ini adalah prospektus yang harus dikeluarkan ketika perusahaan pertama kali mendapat status sebagai emiten dan perusahaan publik. Dokumen utama keterbukaan ini pada dasarnya hanyalah dikeluarkan satu kali saja yaitu ketika pernyataan pendaftaran yang

126


(23)

diwajibkan untuk menjadi emiten dan perusahaan publik tersebut disampaikan kepada OJK.

Prospektus di dalam Undang-undang dirumuskan sebagai setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek. Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai penawaran umum dari emiten yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui dan layak diketahui oleh emiten dan penjamin pelaksana emisi efek. Dengan kata lain, prospektus ini merupakan dokumen yang berisi segala keterangan tertulis megenai status, keadaan keuangan, dan jalannya perusahaan dalam arti seluas-luasnya.

Pada halaman muka prospektus biasanya akan berisi informasi mengenai hal-hal seperti tanggal efektif, masa penawaran, tanggal penjatahan, tanggal penyerahan surat efek, nama lengkap dan alamat perusahaan, nama bursa dimana efek akan dicatatkan, pernyataan yang berhubungan dengan OJK. Pada bagian dalam yang merupakan isinya, prospektus memuat segala sesuatu mengenai emiten dan efek yang ditawarkannya, rencana penggunaan dana yang didapatkan dari hasil penawaran umum, pernyataan utang emiten yang meliputi jumlah dan rinciannya, analisis dan pembahasan oleh manajamen. Selanjutnya dalam bagian isi prospektus akan dimuat masalah-masalah risiko usaha emiten, kejadian-kejadian penting setelah tanggal laporan keuangan emiten, keterangan mengenai seluk-beluk emiten dari segi korporasi seperti riwayat perusahaan, kepengurusan, pegawai serta kegiatan usaha emiten serta prospeknya.


(24)

b. Informasi dan fakta material

Secara tegas Undang-Undang menjabarkan informasi dan fakta material ini sebagai informasi atau fakta penting yang relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut (Pasal 1 butir 7).127

Contoh yang disebutkan dalam undang-undang adalah informasi yang menyangkut penggabungan, usaha, pengambilalihan, peleburan usaha, pembentukan usaha patungan, dan beberapa informasi lainnya seperti yang menyangkut pemecahan saham dan pembagian dividen saham, produk dan penemuan baru yang berarti dan lain-lainnya.

Emiten wajib melakukan keterbukaan atas fakta material yang harus diketahui investor dan dianggap dapat mempengaruhi harga efek dan keputusan investasi. Tetapi emiten tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan informasi yang diluar kendali emiten seperti penggantian presiden atau terdapat kudeta di suatu negara yang tentunya akan mempengaruhi harga efek, karena hal tersebut merupakan kewajiban investor sendiri untuk mencari tahu informasi-informasi seperti itu dan mempertimbangkan sendiri ketika melakukan keputusan investasi. Emiten tidak dapat disalahkan karena tidak menginformasikan investor mengenai peristiwa-peristiwa tersebut karena kewajiban emiten hanyalah menyangkut peristiwa yang terjadi dalam diri emiten.128

127

Lihat UUPM.

128


(25)

Selain peristiwanya sendiri, yang harus diinformasikan itu haruslah cukup penting dan material sehingga mewajibkan emiten untuk memberitahu investor. Peristiwa yang tidak cukup material dan tidak memberikan dampak apapun terhadap emiten, tidak perlu sama sekali untuk diberitahu.

3. Keterbukaan dalam isi prospektus

Bagi investor, prospektus merupakan sarana untuk memungkinkan pemodal mendapatkan gambaran sehingga mereka dapat melakukan pengambilan keputusan untuk membeli atau tidak membeli efek yang ditawarkan. Dalam UUPM Pasal 78 ayat 1 menyatakan bahwa setiap prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar mengenai akta material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. OJK juga berpesan bahwa prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif, menggunakan kata-kata yang sederhana dan tidak terlampau teknis karena tidak semua investor ahli dalam membaca angka-angka atau mengerti konsep-konsep dalam prospektus tersebut.

Sifat prospektus yang demikian penting dalam pengambilan keputusan investor maka emiten harus bertanggung jawab atas kebenaran isinya. Emiten harus berhati-hati dalam menggunakan foto, diagram atau label pada prospektus karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat dan emiten harus menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan oleh informasi yang kurang penting.


(26)

Prospektus yang baik adalah dokumen keterbukaan yang tidak hanya bermaksud “menjual” tetapi juga menyampaikan kepada investor pesan untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Oleh karena itu prospektus tidak hanya menggambarkan rencana-rencana yang akan dilaksanakan, tetapi juga harus menyampaikan pesan bahwa apabila suatu rencana, kejadian, situasi atau target tidak dapat tercapai oleh emiten yang menawarkan efeknya, maka investasi yang akan ditanamkan dapat terancam nilainya atau efek yang dibeli akan menurun harganya. Penyajian prospektus yang baik dan lengkap juga akan menghilangkan adanya kesan emiten menutupi-nutupi adanya informasi material yang harus diketahui oleh pemodal sehingga menimbulkan adanya penipuan.

Berikut adalah uraian dari kajian mengenai beberapa masalah penting yang disajikan dalam prospektus penawaran umum:129

a. Risiko yang diungkapkan

Materi utama yang ingin diketahui oleh investor dalam prospektus sebenarnya tidak lain adalah risiko dan prospek usaha emiten. Ini karena risiko dan prospeklah yang menentukan jatuh atau dapat berlangsungnya usaha emiten dan demikian naik dan turunnya harga efek yang ditawarkannya.

Dari definisi prospektus yang diberikan dalam UUPM Pasal 1 ayat 7 terlihat bahwa yang ditekankan adalah yang mempengaruhi keputusan atas harga dan keputusan pemodal atau calon pemodal. Dengan perumusan seperti itu maka risiko dan prospeklah yang akan menjadi pertimbangan investor dan bukan keadaan atau fakta lainnya.

129


(27)

Pentingnya risiko ini untuk diketahui investor maka risiko harus digambarkan secara menyeluruh dan dengan menyebutkan akibat atas terjadinya risiko tersebut terhadap kelangsungan usaha emiten dan harga saham. Penggambaran yang tidak lengkap adalah penggambaran yang tanpa menyebutkan akibat dari risiko tersebut. Oleh karena itu perlu dipikirkan suatu penjabaran risiko yang memberikan gambaran menyeluruh atas semua risiko dan kemungkinan-kemungkinan yang harus diketahui investor seandainya risiko tersebut terjadi. Hal itu perlu dilakukan karena investor (terutama investor individual) perlu mendapatkan gambaran yang jelas tentang resiko tersebut.

Namun, ketidaklengkapan dalam penyebutan risiko seperti ini sering dilakukan dan muncul di dalam prospektus penawaran umum yang dilakukan emiten. Keadaan ini tentunya sangat menyedihkan karena mencerminkan betapa kurangnya perlindungan terhadap investor dalam negeri yang selama ini sebenarnya diharapkan dapat menjadi pemain utama di pasar modal Indonesia.

b. Analisis dan pembahasan oleh manajemen

Sehubungan dengan laporan akuntan dan laporan keuangan serta kegiatan usaha perusahaan yang akan dicantumkan dalam prospektus, direksi perseroan juga diwajibkan untuk memberikan analisa dan bahasan mengenai masalah-masalah tersebut di dalam prospektus. Uraian singkat emiten, yang membahas dan menganalisa laporan keuangan dan kegiatan usaha ini disebut juga Management Discussion and Analysis atau “MD&A”. Analisa dan bahasan oleh manajemen ini menyangkut keadaan dan kecenderungan emiten baik pada saat ini dan terlebih


(28)

utama di masa yang akan datang baik tentang keadaan usaha perseroan maupun tantangan-tantangan yang akan dihadapi.

Uraian mengenai MD&A ini tidak muncul saat sebuah emiten melakukan penawaran umum saja tetapi akan muncul setiap tahun dalam laporan tahunan emiten karena merupakan bagian dari dokumen keterbukaan yang wajib disampaikan oleh emiten dalam bentuk laporan tahunan. MD&A ini juga mungkin dilakukan secara berkala oleh emiten untuk melakukan pemuktahiran informasi dalam menjalankan prinsip keterbukaan yang diharuskan oleh undang-undang dengan melakukan berbagai macam presentasi atau ekspose publik kepada para pemegang saham, investor, dan kalangan lainnya di pasar modal.

Prospektus merupakan perkiraan atas masa depan maka emiten dalam membuat pernyataan harus dengan hati-hati. Pernyataan-pernyataan dan prediksi-prediksi ini dapat juga memuat pernyataan dan gambaran yang berlebihan mengenai prospek dan masa depan usaha emiten. Oleh karena itu pedoman mengenai masalah ini harus dipahami benar karena dapat saja menimbulkan kesan penipuan atau paling sedikit memberikan kesan berlebihan terhadap prospek usaha emiten bagi pemodal umumnya.130

B. Akibat Hukum dari Penunjukan Penjamin Emisi dalam Penawaran

Umum Saham oleh Emiten 1. Perjanjian penjamin emisi

130


(29)

Secara selintas hubungan yang ada antara emiten dengan penjamin emisi hanya terlihat dan dimakusdkan untuk memasarkan, menjual serta mendistribusikan efek yang akan dijual emiten. Tetapi sebenarnya, seperti yang dikemukakan di atas, hubungan tersebut tidak hanya menyangkut penjualan efek semata. Hubungan tersebut tidak hanya ada dan muncul pada bagian akhir dari proses penawaran umum, yaitu penjualan dan pendistribusian efek saja, tetapi jauh sebelum itu. Hubungan antara penjamin emisi dengan emiten dalam masa-masa sebelum proses penjaminan emisi ini dilakukan biasanya diatur oleh perjanjian lainnya. Perjanjian atau ikatan yang sifatnya awal ini akan berujung pada keinginan emiten agar penjamin emisi membantu emiten melakukan proses penjaminan emisi atas penawaran efek yang dilakukan oleh emiten. Untuk penjaminan emisi akan dibuat perjanjian tersendiri antara emiten dengan para penjamin emisinya. Perjanjian emisi dilakukan pada pada tahap-tahap akhir hubungan tersebut, karena sebelum dilakukan penjaminan emisi tersebut ada banyak pekerjaan dan pertimbangan-pertimbangan yang akan dilihat dan dicerna oleh penjamin emisi efek sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan penjaminan emisi.

Perjanjian emisi adalah sebuah ikatan yang ada antara penjamin emisi disatu pihak dan emiten di lain pihak untuk melakukan penjualan dan distribusi efek yang akan dikeluarkan oleh emiten.131 Kesediaan penjamin emisi untuk melakukan pemasaran dan penjualan efek yang dikeluarkan oleh emiten tergantung oleh banyak syarat-syarat dan kondisi, yang umumnya di luar

131


(30)

kemampuan penjamin emisi efek untuk menguasainya. Syarat–syarat dan kondisi ini misalnya, kondisi pasar yang kondusif untuk pemasaran dan penjualan efek. Kondisi pasar ini jelas merupakan sesuatu yang ada di luar kemampuan para pihak untuk mengendalikannya. Masalah ini sangat diperhatikan oleh penjamin emisi efek, karena sebagaimana diketahui pemasaran dan minat investor untuk membeli efek tersebut sangat dipengaruhi berbagai keadaan baik yang bersifat ekonomis maupun politis.132

Perjanjian penjaminan emisi merupakan perjanjian yang relatif sama dari satu perjanjian ke perjanjian lainnya. Perjanjian penjaminan emisi mengatur hak dan kewajiban antara emiten dan penjamin emisi dalam memasarkan efek yang dijaminkan serta tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk mensukseskan penawaran umum. Perjanjian penjaminan emisi yang ditandatangani antara emiten dan penjamin emisi sebenarnya lebih banyak merupakan sebuah perjanjian pemberian kuasa (terutama kuasa untuk menjual), meskipun tidk tertutup kemungkinan perjanjian tersebut merupakan suatu perjanjian jual beli. Lebih mirip perjanjian pemberian kuasa karena emiten sebenarnya memberikan kuasa kepada penjamin emisi untuk menawarkan dan menjualkan efek yang ditawarkan oleh emiten dalam penawaran umum kepada masyarakat investor dengan mendapatan upah berupa komisi. Oleh karena penjamin emisi mendapat upah/komisi dari emiten maka penjamin emisi akan menawarkan besarnya tanggung jawab yang harus dipikulnya setelah mempertimbangkan keadaan pasar sekarang dan estimasi keadaan pasar saat

132


(31)

penawaran umum dilaksanakan. Besarnya tanggung jawab yang perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari emiten mencakup:

a. Full/Firm Commitment atau kesanggupan penuh, yang pada prinsipnya mengandung arti bahwa penjamin emisi efek bertanggung jawab untuk mengambil sisa efek yang tidak terjual. Dengan perkataaan lain, bahwa penjamin emisi efek menjamin secara penuh atas penjualan efek yang dikeluarkan oleh perusahaan go public. Dalam hal efek yang dikeluarkan perusahaan ada yang tidak laku sampai batas akhir waktu penawaran, maka penjamin emisi bersedia membeli semua efek yang tidak laku tersebut dengan harga yang sama dengan harga penawaran untuk umum. Dalam perjanjian penjaminan emisi seperti ini, penjamin emisi menanggung resiko yang besar atas tanggung jawab yang dipegangnya sebagai penjamin emisi. b. Best Effort Commitment, mengandung arti bahwa penjamin emisi efek tidak

bertanggung jawab atas sisa efek yang tidak terjual tetapi penjamin emisi akan berusaha sebaik-baiknya agar efek yang ditawarkan dapat terjual dalam kuantitas yang paling tinggi. Dalam pengertian bahwa penjamin emisi dituntut untuk mengusahakan sebaik-baiknya dalam menjual efek yang berupa saham atau obligasi agar efek yang dikeluarkan banyak atau semuanya laku. Dalam hal batas waktu penawaran telah habis dan efek ada yang tidak laku tersebut dikembalikan kepada emiten, dan penjamin emisi efek tidak berkewajiban membelinya.

c. Standby Commitment, berarti apabila sampai batas akhir penawaran yang telah ditentukan dalam kontrak atau perjanjian penjaminan ternyata ada efek


(32)

yang tidak laku, maka penjamin emisi efek bersedia membeli efek tersebut dengan harga di bawah harga penawaran untuk umum.

d. All or None Commitment, yang berarti bahwa penjamin emisi efek menjamin penjualan efek laku semua atau tidak sama sekali. Dalam hal ada efek yang tidak dapat dijual, maka semua transaksi efek yang dilakukan oleh penjamin emisi efek dan investor dibatalkan dan semua efek dikembalikan kepada emiten.

Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dapat dirundingkan secara bebas antara pihak-pihak yang bersangkutan, namun setidaknya perjanjian tersebut harus memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Jenis dan jumlah efek yang diterbitkan;

b. Harga penawaran yang diterapkan dalam pasar perdana;

c. Jangka waktu penawaran, tanggak akhir penjatahan dan tanggal pencatatan di bursa;

d. Penyebarluasan prospektus dan formulir pemesanan efek;

f. Tanggal selambatnya penyerahan hasil penjualan efek beserta tempat, alat dan cara serta persyaratan lain yang menyangkut penyerahan hasil penjualan efek oleh Penjamin Emisi Efek kepada Emiten;

g. Besarnya imbalan jasa Penjamin Emisi Efek, baik yang ditetapkan secara keseluruhan maupun secara terperinci berupa komisi/imbalan jasa manajemen, komisi/imbalan jasa Penjamin Emisi Efek, komisi/imbalan jasa agen penjual dn jasa-jasa lain yang akan diterima oleh masing-masing pihak yang berperan serta dalam Penjaminan Emisi Efek;


(33)

h. kesanggupan Penjamin Emisi Efek untuk menjamin terjualnya efek yang diemisikan;

i. Pembebasan biaya emisi, biaya pencetakan prospektus dan biaya lain yang berkaitan dengan proses emisi efek;

j. penjatahan dan pengembalian uang pemesan dalam hal terjadi kelebihan permintaan, termasuk bunganya bila ada;

k. hal-hal yang timbul akibat tidak dipenuhinya salah satu atau beberapa persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian penjaminan emisi efek;

l. Sanksi-sanksi.

2. Tanggung jawab penjamin emisi efek dalam pelaksanaan penawaran umum. Tanggung jawab penjamin emisi efek dalam melakukan penjaminan terhadap suatu emisi efek tergantung pada perjanjian penjamin emisi yang dibuat dengan emiten. Besarnya tanggung jawab penjamin emisi, selain dalam soal komitmen penjualan saham, juga tergantung pada perannya dalam proses penawaran umum.

Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab atas pembayaran hasil penawaran umum kepada emiten sesuai dengan kontrak. Dalam penjaminan emisi dengan syarat full commitent, Penjamin emisi efek harus mengambil sisa saham yang tidak habis dibeli oleh investor. Ketentuan seperti ini tentunya akan memberatkan penjamin emisi efek tersebut, sehingga akhirnya keadaan pasar yang dapat mempengaruhi minat investor untuk membeli saham harus sangat diperhatikan oleh penjamin emisi efek.


(34)

Penjamin emisi efek bertanggung jawab atas aktivitas dalam penawaran umum sesuai dengan jadwal yang tercantum dalam prospektus yaitu pemasaran efek, penjatahan efek, dan pengembalian pembayaran pesanan efek yang tidak memperoleh penjatahan. Selain itu, Penjamin emisi akan membantu emiten tersebut untuk menyiapkan penawaran umum termasuk melakukan due diligence

yang diperlukan, menyiapkan pernyataan pendaftaran, dan menyampaikannya ke OJK. Setelah OJK menyatakan efektif pernyataan pendaftaran, penjamin emisi kemudian melakukan persiapan untuk pemasaran efek dengan mengundang perusahaan-perusahaan efek lain untuk bergabung dalam sindikasi pemasaran dan penjualan efek tersebut. Penjamin emisi juga akan memasang iklan prospektus yang dibutuhkan, mencetak prospetus dan akhirnya menyebarkan prospektus tersebut dalam rangka pemasaran efek tersebut kepada para investor.

Pada tahap selanjutnya, penjamin emisi akan melakukan pemasaran efek tersebut, dengan melakukan presentasi (road show) bersama-sama dengan emiten, dan akhirnya mendistribusikan efek yang telah dipesan kepada para investor serta menerima uang pembayaran yang akhirnya disampaikan kepada emiten sebagai penerima akhir hasil penjualan efek. Sebelum melakukan pemasaran atas efek penjamin emisi juga membantu emiten untuk memungkinkan saham emiten tersebut dicatatkan di bursa dimana efek tersebut akan diperdagangkan. Ini berarti juga akan mencakup pemilihan atas bursa dan pemenuhan syarat-syarat yang ditentukan oleh bursa untuk dapat tercatat di bursa tersebut.133 Kemudian penjamin emisi efek tidak hanya akan menjadi pihak yang melakukan pemasaran,

133


(35)

penjualan, dan pendistribusian efek yang akan dijual tetapi menjadi koordinator bagi terwujudnya prinsip keterbukaan yang harus dilakukan emiten.

Tanggung jawab penjamin emisi efek mengenai sindikasi yang dibentuk menyangkut persoalan pembayaran dana hasil penawaran umum. Meskipun penjamin emisi dengan kesanggupan penuh menyatakan bahwa penjaminan dilakukan oleh kelompok penjamin emisi, tetapi dalam perjanjian penjaminan emisi biasanya tanggung jawab untuk pembayaran dana hasil penawaran umum tetap menjadi tanggung jawab masing-masing penjamin emisi. Dengan demikian dalam perjanjian emisi maka dana yang belum dibayarkan oleh satu penjamin bukanlah menjadi tanggungan penjamin emisi lannya yang telah memenuhi kewajiban. Oleh karena itu, tanggung jawab penjamin emisi terhadap emiten tidaklah bersifat tanggung renteng. Dengan perkataan lain, dana yang belum dibayarkan oleh satu penjamin emisi kepada emiten menjadi hutang penjamin emisi yang belum membayar dana tersebut kepada emiten. Pembayaran atas bagian si penjamin emisi tersebut bukan merupakan tanggung jawab penjamin emisi lainnya dalam sindikasi penjaminan.134

134


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan mengenai penawaran umum saham di bidang pasar modal di

Indonesia telah memberikan kepastian hukum untuk melindungi para investor. Adapun hal-hal yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penawaran umum adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

2. Peranan penjamin emisi selain melakukan penjaminan atas efek emiten juga melakukan beberapa kegiatan penting antara lain membantu emiten dalam mempersiapkan pernyataan pendaftaran berikut dokumen pendukungnya, memberikan konsultasi di bidang keuangan, melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan, menentukan harga saham bersama-sama dengan emiten, melakukan persiapan untuk pemasaran efek seperti memasang iklan prospektus dan menyebarkannya, melakukan presentasi (road shows), mengundang perusahaan-perusahaan efek lain untuk membentuk sindikasi, dan mewujudkan prinsip keterbukaan.


(37)

3. Akibat hukum dari penunjukan penjamin emisi dalam penawaran umum saham oleh emiten adalah menimbulkan kewajiban hukum bagi penjamin emisi untuk melakukan penjaminan atas efek yang dikeluarkan emiten habis terjual atau tidak kepada investor sesuai dengan perjanjian penjamin emisi yang dibuat bersama-sama dengan emiten dengan mendapat upah dari emiten. Apabila penjamin emisi menjamin dengan full commitment maka penjamin emisi harus membeli semua efek apabila tersisa atau tidak laku terjual, kemudian apabila penjamin emisi menjamin dengan best effort commitment maka penjamin emisi tidak berkewajiban membeli efek yang tersisa, apabila menjamin dengan

standby commitment maka penjamin emisi membeli efek yang tersisa dengan harga yang lebih rendah dan apabila menjamin dengan all or none commitment

maka penjamin emisi menjamin efek laku semua atau tidak sama sekali.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran antara lain: 1. Meskipun penawaran umum (IPO) telah diatur dan diawasi sedemikian rupa di

dalam Undang-Undang namun kepada investor diharapkan agar lebih mampu untuk mencari tahu sendiri situasi pasar, menilai efek yang ditawarkan, dan memahami keadaan perusahaan secara umum sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham karena tidak menutup kemungkinan untuk terjadi penyimpangan nantinya.

2. Emiten diharapkan melakukan keterbukaan yang terus menerus untuk menghalangi emiten melakukan penipuan terhadap investor. Dengan keterbukaan yang baik juga akan memberikan rasa aman dan rasa tidak tertipu


(38)

bagi investor yang pada akhirnya akan memajukan pasar modal secara keseluruhan. Selain itu, jika emiten yang ingin melakukan penawaran umum yang besar diharapkan menunjuk penjamin emisi yang mempunyai pengalaman untuk menanganinya, karena tidak semua penjamin emisi efek mempunyai pengalaman dan kemampuan baik dari segi keuangan, jaringan distribusi maupun administrasi

3. Dalam hal penentuan harga saham di pasar perdana, yang berhadapan langsung adalah emiten dan penjamin emisi efek. Emiten berharap sedapat mungkin memaksimalkan harga sahamnya karena menginginkan menerima sejumlah dana yang besar. Oleh karena itu, penjamin emisi efek harus sangat berhati-hati dalam menentukan harga saham dan teliti dalam memperhatikan kemampuan pasar mengingat penjamin emisi efek yang akan menanggung resiko membeli atau tidak membeli efek yang tidak laku tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.


(39)

BAB II

PENGATURAN PENAWARAN UMUM SAHAM DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL DI INDONESIA

A. Tinjauan Umum tentang Penawaran Umum

1. Mekanisme perdagangan saham di Pasar Modal

Kegiatan pasar modal dengan lembaga-lembaga perantara emisi dan bursa serta lembaga-lembaga perantara perdagangan adalah merupakan suatu mekanisme, yang sekaligus digerakkan untuk mengatur permintaan dan penawaran akan dana, dan pengeluaran dana akan tertuju kepada sektor-sektor produksi.27 Lembaga-lembaga keuangan menjembatani jurang pemisah antara pihak yang menggunakan dana dan pihak penyedia dana. Tanpa lembaga perantara sesungguhnya pasar modal tidak akan berfungsi dengan baik dan merusak pembangunan ekonomi. Demikian juga apabila pasar modal tidak berkembang maka lembaga perantara juga tidak akan berkembang dengan baik.

Pasar modal di Indonesia terdiri dari pasar perdana dan pasar sekunder. Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan sebagai berikut:28

a. Pasar perdana

Merupakan penjualan perdana efek/sertifikat atau penjualan yang dilakukan sesaat sebelum perdagangan di pasar sekunder. Pada pasar ini efek/sertifikat diperdagangkan dengan harga emisi. Pada pasar perdana

27

Pandji Anoraga dkk, Pengantar Pasar Modal (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 33.

28


(40)

perusahaan akan memperoleh dana dengan menjual sekuritasnya. Di pasar perdana terjadi pembelian surat berharga oleh investor sebelum surat berharga tersebut dicatat di bursa utama atau OTC (over the counter market).29 Dengan demikian, maka pada pasar perdana terjadi transaksi antara investor dengan perusahaan penerbit surat berharga (emiten), dengan pialang sebagai perantaranya. Pada dasarnya pasar perdana berfungsi sebagai penawaran oleh sindikasi penjamin emisi dengan agen penjual, penjatahan kepada pemodal oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten dan penyerahan efek kepada pemodal atau investor.30 Apabila terjadi suatu pelanggaran yang merugikan investor dalam proses penawaran umum tersebut, maka pihak yang bertanggung jawab adalah emiten dan penjamin emisi efek. Jangka waktu penawaran ini adalah tiga hari kerja dan maksimum selama 90 hari.31 Penjatahan saham merupakan pengalokasian efek peranan para investor sesuai dengan jumlah efek yang tersedia. Masa penjatahan ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditetapkan maksimum selama 12 hari kerja terhitung mulai berakhirnya masa penawaran,32 dan tahap terakhir yang terjadi pada pasar perdana ini adalah penyerahan efek ke tangan investor atau pemodal. Waktu penyerahan efek ini adalah 12 hari kerja terhitung mulai tanggal berakhirnya penjatahan efek.33

29

Ibid.

30

Marzuki Usman, (editor) Pengetahuan Pasar Modal (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1997), hlm. 175

31

Ibid., hlm. 18.

32

Ibid, hlm. 119.

33

Sri Handani Yuliati dkk, Manajemen Portofolio dan Analisis Investor (Yogyakarta: ANDI, 1996), hlm. 15.


(41)

b. Pasar sekunder

Pasar sekunder adalah penjualan efek/sertifikat setelah pasar perdana berakhir. Pasar sekunder merupakan pasar yang difasilitasi oleh bursa efek untuk melaksanakan transaksi jual-beli saham yang telah diperoleh di pasar perdana. Dengan kata lain, pasar sekunder merupakan pasar dimana investor dapat melakukan jual beli saham setelah saham tersebut dicatatkan di pasar perdana. Di Indonesia terdapat satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia yang selanjutnya disebut BEI sebagai tempat berlangsungnya perdagangan efek di pasar sekunder. Pada dasarnya, apabila kita berbicara tentang pasar sekunder, maka kita berbicara perdagangan di bursa efek.

Investor tidak dapat melakukan transaksi secara langsung di pasar sekunder, melainkan harus melalui perantara pedagang efek atau yang lebih umum dikenal sebagai broker atau pialang. Sebelum dapat memanfaatkan jasa pialang, investor terlebih dahulu harus terdaftar sebagai nasabah pada salah satu perusahaan pialang atau perusahaan efek yang merupakan anggota dari bursa efek. Sebagai gambaran, di BEI terdaftar atau tercatat lebih dari 100 perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Anggota bursa adalah perusahaan efek yang memiliki fungsi sebagai perantara pedagang efek atau perusahaan efek yang memiliki ijin untuk beroperasi sebagai pialang atau broker.

Perdagangan saham pada dasarnya tidak ada batasan minimal dana dalam pembelian saham. Batasan dalam perdagangan saham adalah batasan jumlah lembar minimal yang dikenal dengan istilah satuan perdagangan atau lot. Satuan


(42)

perdagangan di Bursa Efek Indonesia adalah 500 saham atau dengan kata lain, satu lot sama dengan 500 saham.

2. Pengertian dan dasar hukum penawaran umum

Pengertian penawaran umum dalam UUPM diatur dalam Pasal 1 butir 15 yang menyebutkan bahwa penawaran umum merupakan kegiatan penawaran umum yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya. Pada hakikatnya perusahaan yang go public adalah perusahaan yang membuka diri terhadap keikutsertaan masyarakat dalam suatu perusahaan yang awalnya bersifat tertutup, baik dengan cara pemilikan maupun dengan penetapan kebijakan pengelolaan perusahaannya.34

Lebih lanjut, penawaran umum atau dikenal dengan istilah go public

biasanya diartikan sebagai penjualan pertama saham umum oleh sebuah perusahaan kepada investor umum. Perusahaan tersebut (emiten) hanya akan menerbitkan saham-saham pertama. Emiten akan melibatkan penjamin emisi efek untuk menjamin penawaran tersebut dan profesi penunjang pasar modal seperti konsultan hukum, akuntan, notaris dan penilai untuk membantu membuat prospektus. Prospektus menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para calon investor.35

Perusahaan yang sebelum menjual saham kepada masyarakat disebut perusahaan tertutup (private company) sedangkan perusahaan yang sudah

34

Najib A. Gisymar, Insider Trading dalam Transaksi Efek (PT.Citra Aditya Bakti, 2009), hlm. 12.

35

Arus Akbar Silondae dkk, Pokok-pokok Hukum Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 113.


(43)

menjual sahamnya ke masyarakat disebut perusahaan terbuka atau perusahaan public (public listed company). Perusahaan publik di Indonesia sejak tahun 1996, banyak yang mulai mengubah nama perusahaan dengan menambahkan kata Tbk di belakang nama yang lama. Tbk berarti terbuka. Misalnya: “PT Buana Finance Indonesia” menjadi “PT Buana Finance Indonesia Tbk”.

Unsur-unsur dalam pengertian penawaran umum yakni : a. Emiten

Emiten adalah pihak yang ingin meminjamkan modal. Modal dipinjamkan emiten dengan cara melakukan emisi yaitu menawarkan efek (surat berharga) untuk dijual atau diperdagangkan. Bila efek yang dijualnya ada yang membeli maka emiten memperoleh uang yang diperlukan. Emiten umumnya adalah perusahaan atau lembaga yang membutuhkan modal untuk membiayai atau memperluas usahanya.

b. Menjual efek

Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Efek tersebut diterbitkan oleh emiten untuk dijual kepada masyarakat.

c. Investor

Investor adalah individu atau organisasi yang membelanjakan uangnya di pasar modal. Jadi pada prinsipnya semua pihak bisa menjadi investor. Investor atau pemodal adalah pihak yang memiliki modal untuk dipinjamkan atau diinvestasikan. Modal dipinjamkan oleh pemodal dengan cara membeli surat surat


(44)

berharga yang ditawarkan oleh emiten. Dengan demikian berarti pemodal telah meminjamkan uangnya kepada emiten dan pemodal bisa memperoleh keuntungan berupa bunga atau deviden. Kemudian untuk memperoleh keuntungan lebih, pemodal bisa menjual kembali surat berharga yang telah dibelinya dengan tujuan memperoleh capital gain yaitu keuntungan berupa selisih dan harga jual dikurangi harga beli.

d. Sesuai tata cara yang diatur undang-undang

Yang dapat melakukan penawaran umum hanyalah emiten yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK dan telah dinyatakan efektif sesuai dengan tata cara yang diatur UUPM dalam Pasal 74. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara penyampaian pernyataan pendaftaran diatur lebih lanjut oleh OJK (Pasal 77).36

Dasar hukum penawaran umum antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Proses go public dari suatu perusahaan dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan berganti baju dari perusahaan biasa menjadi perusahaan terbuka lewat kegiatan di pasar modal. Karena itu, untuk dapat go public, suatu perusahaan haruslah juga memenuhi ketentuan tentang perusahaan terbuka yang pengaturannya dalam UUPT.

36


(45)

Adapun pengaturan UUPT yang berkenaan dengan suatu perseroan terbuka dapat disebutkan sebagai berikut:

1) Nama Perseroan harus didahului dengan frase “ Perseroan Terbatas” atau disingkat “PT”. Dalam hal Perseroan Terbuka, selain disingkat PT juga pada akhir nama Perseroan ditambah kata singkatan “Tbk” yang artinya terbuka (Pasal 16 ayat 2 dan 3).

2) Perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya telah memenuhi kriteria sebagai perseroan publik sesuai dengan ketetuan peraturan perundang-undang di bidang pasar modal, wajib mengubah modal disetor dan modal yang ditempatkan dalam anggaran dasar dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak terpenuhi kriteria tersebut (Pasal 24 ayat 1).

3) Direksi perseroan wajib mengajukan pernyataan pendaftaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal (Pasal 24 ayat 2).

4) Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila kegiatan usaha perseroan adalah menghimpun/mengelola dana masyarakat, menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, perseroan merupakan perseroan terbuka, perseroan merupakan persero, mempunyai aset/jumlah peredaran usaha dengan jumlah nilai paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima milyar rupiah), dan diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan (Pasal 68).


(46)

5) Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya disebut RUPS) perseroan terbuka dapat diadakan di tempat kedudukan bursa dimana saham perseroan dicatatkan (Pasal 76 ayat 2).

6) Penyelenggaraan RUPS perseroan terbuka tunduk pada ketentuan UUPT sepanjang ketentuan dalam UUPM tidak ditentukan lain (Pasal 79 ayat 10).

7) Bagi perseroan terbuka, sebelum pemanggilan RUPS dilakukan, wajib didahului dengan pengumuman mengenai akan diadakan pemanggilan RUPS dengan memperhatikan peraturan UUPM (Pasal 83 ayat 1). 8) Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang

angota direksi (Pasal 92 ayat 4).

9) Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang angota komisaris (Pasal 108 ayat 5).

10) Bagi Perseroan Terbuka berlaku ketentuan UUPT jika tidak diatur lain dalam UUPM (Pasal 154 ayat 1).37

b. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Keberadaan fungsi dan lembaga pengawas pasar modal di tanah air secara historis telah mengalami beberapa kali perubahaan hingga akhirnya dikeluarkan Keputusan Presiden No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal, Badan Pengawas pasar modal menjadi lebih fokus pada peran pembinaan, pengaturan dan pengawasan. Pengertian penawaran umum beserta pengaturannya yang

37


(47)

merupakan dasar hukum pelaksanaan penawaran umum di Indonesia dalam UUPM adalah sebagai berikut :

1) BAB IX pasal 74-77 : mengatur tentang tata cara penyampaian pernyataan pendaftaran.

2) BAB IX Pasal 80 -81 : mengatur tentang tanggung jawab atas informasi yang tidak benar atau menyesatkan.

3) BAB X Pasal 85-89 : mengatur tentang pelaporan dan keterbukaan informasi.

4) BAB XI Pasal 90-99 : mengatur tentang penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam.

5) BAB XII Pasal 100 : mengatur tentang pemeriksaan. 6) BAB XIII Pasal 101 : mengatur tentang penyidikan.

7) BAB XIV Pasal 102 : mengatur tentang sanksi administratif.

3. Tujuan dan manfaat penawaran umum

Semua pengusaha tentunya selalu ingin menjadikan perusahaannya bertahan selamanya, bahkan menjadi besar. Namun untuk mencapai itu tidaklah mudah. Paling tidak harus dipenuhi dua hal, pertama profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan kedua tambahan modal untuk melakukan peningkatan kapasitas produksi. Go public atau penawaran umum bisa memenuhi kebutuhan kedua hal tersebut. Sebab, dengan go public penempatan orang-orang dalam jabatan di perusahaan tidak ditentukan oleh satu orang misalnya pendiri


(48)

perusahaan, melainkan harus diputuskan lewat RUPS. Dengan demikian, akan diperoleh para profesional yang andal, karena dipilih oleh banyak orang. Demikian pula dengan modal, perusahaan bisa menggali dana secara tak terbatas untuk dijadikan tambahan modal.38

Adapun tujuan dari penawaran umum adalah sebagai berikut :39 a. Perluasan usaha atau ekspansi

Perluasan usaha dapat berupa peningkatan kapasitas produksi atau penganekaragaman jenis produksi, dan atau kedua-duanya. Dalam hal ini selain ditunjang oleh manajemen yang profesional juga diperlukan modal, baik untuk investasi pada harta tetap maupun modal kerja. Apabila penambahan modal tidak dapat dipenuhi dari dalam perusahaan, baik yang bersumber dari laba ditahan maupun peningkatan modal disetor dari pemegang saham, maka biasanya karena kebutuhan usaha sangat mendesak, perusahaan akan memutuskan untuk mendapatkan modal dari luar perusahaan antara lain dengan menjual saham atau obligasi di pasar modal.

b. Memperbaiki struktur modal

Modal perusahaan pada umumnya terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman (kredit) yang memerlukan pembayaran bunga. Tidak jarang perusahaan menderita kerugian dan beban yang berat karena beban pinjaman. Hal ini apabila dibiarkan berlarut dapat menyebabkan perusahaan menjadi bangkrut dan salah satu tindakan penyelamatan adalah dengan mengurangi utang dan diganti dengan modal saham.

38

Sawidji Widoatmodjo, Op.Cit., hlm. 26-27.

39


(49)

Tindakan ini disebut restrukturisasi modal dengan menjual modal saham baru untuk membayar utang yang menjadi beban tersebut, sehingga terjadi perubahan komposisi modal dimana modal saham menjadi besar dan sebaliknya modal pinjaman mengecil. Apabila situasi bisnis menguntungkan dan tingkat keuntungan perusahaan lebih tinggi dari beban bunga pinjaman yang harus dibayar, serta rasio hutang terhadap modal sendiri masih memungkinkan, maka perubahan struktur modal dapat dilakukan dengan meningkatkan modal pinjaman atau menjual obligasi di pasar modal.

c. Pengalihan pemegang saham

Perusahaan yang akan go public adalah perusahaan yang secara hukum dan nyata sudah beroperasi serta memiliki beberapa pemegang saham. Dalam kondisi tertentu karena perkembangan dinamika usaha, ada kalanya perusahaan mempertimbangkan untuk mengalihkan saham yang dimilikinya kepada pihak lain. Media pengalihan tersebut adalah melalui pasar modal, yaitu pemilik saham dapat melalui perusahaan dapat menawarkan secara umum (public offering) melalui pasar modal.

Perusahaan dalam hal ini tidak memperoleh pemasukan dana karena dana hasil penjualan saham merupakan hak pemegang saham semula. Perusahaan yang

go public dapat melaksanakan ketiga tujuan diatas sekaligus, yakni memperoleh tambahan dana sekaligus memperbaiki sturuktur modal dan juga melakukan pengalihan pemegang saham sesuai keinginan pemegang saham yang lama.40

40


(50)

Manfaat penawaran umum saham bagi perusahaan yang menerbitkan efek (emiten) antara lain :

1) Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. 2) Biaya go public relatif murah.

3) Proses relatif mudah.

4) Pembagian dividen berdasarkan keuntungan.

5) Investor publik biasanya tidak berminat masuk dalam manajemen, sehingga tidak mengurangi kekuasaan pemilik lama.

6) Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme.

7) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial.

8) Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi).

9) Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham.41

4. Pihak-pihak yang terlibat dalam penawaran umum

Kegiatan pasar modal terdapat beberapa lembaga yang terkait, baik lembaga/instansi pemerintah maupun swasta. Keberadaan lembaga/instansi pemerintah yang terkait dengan pasar modal sangat penting karena ia berperan sebagai pembina, pengatur dan pengawas, sedangkan lembaga swasta memegang

41


(51)

peranan penting karena berperan sebagai perantara dalam kegiatan pasar modal. Oleh karenanya, transaksi antara pihak perusahaan atau emiten dengan pihak investor yang berkaitan dengan pasar modal tidak dapat dilakukan secara langsung tanpa didukung oleh lembaga-lembaga tersebut.42

Lembaga-lembaga yang terkait dengan kegiatan pasar modal baik lembaga atau instansi pemerintah maupun swasta tersebut adalah sebagai berikut :

a. Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan mulai bertugas sejak 1 Januari 2013 mengggantikan wewenang Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan) sehingga Bapepam-LK dibubarkan. Menurut pengamat ekonomi, Seto Wardono, berpindahnya wewenang ini tidak akan membawa dampak yang besar terhadap dunia pasar modal karena kinerja OJK sebenarnya sama saja dengan Bapepam-LK walaupun akan membawa perubahaan dan perbedaan sedikit. UU OJK sendiri telah disahkan pada 2010 lalu yang mengamanatkan kepada OJK untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga keuangan baik sektor perbankan, sektor pasar modal maupun sektor non perbankan. Pada pertengahan 2011 lalu, Kementerian Keuangan bersama Dewan Perwakilan Rakyat melakukan seleksi pemilihan ketua OJK beserta dewan komisarisnya. Sesuai amanat undang-undang, OJK mulai menjalankan tugas dan fungsinya melakukan pengawasan kepada pasar modal. Untuk perbankan, pengawasan mulai dilakukan pada tahun 2014.43

42

Abdul R. Saliman dkk, Hukum Bisnis untuk Perusahaan (Jakarta: kencana, 2008), hlm. 264.

43

Bapepam-LK dan Sedikit tentang OJK,

https://cornelisious.wordpress.com/2013/03/11/bapepam-lk-dan-sedikit-tentang-ojk/ (diakses tanggal 12 November 2015).


(52)

b. Bursa efek

Undang-Undang Pasar Modal Pasal 1 angka 4 memberikan definisi dari Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Perdagangan efek yang sah menurut undang-undang adalah di bursa efek. Penyelenggara bursa efek haruslah perseroan yang telah memperoleh izin dari OJK (UUPM Pasal 6 ayat 1).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (selanjutnya disebut PP No. 45) Pasal 2, Bursa efek sebagai pengelola diwajibkan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp7.500.000.000,00 (Tujuh milyar lima ratus juta rupiah). Saham bursa efek ini dimiliki oleh perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha sebagai perantara pedagang efek (Pasal 5 ayat 1). Bursa efek diharuskan menerima permohonan perusahaan efek untuk menjadi pemegang saham yang menjadi anggota bursa efek sepanjang jumlahnya belum mencapai 200 (Pasal 5 ayat 3). Pengalihan saham dimungkinkan, tetapi hanya kepada perusahaan efek yang mempunyai izin sebagai perantara pedagang efek dan memenuhi syarat menjadi anggota bursa efek (Pasal 7 ayat 1). Dengan demikian, pemindahan hanya dapat terlaksana kalau bursa efek telah menyatakan perusahaan penerima penghasilan saham telah memenuhi syarat (Pasal 7 ayat 2).

Bursa efek mempunyai dewan komisaris dan direksi dengan jumlah anggota 7 orang (Pasal 9). Setiap anggota direksi dan komisaris dilarang merangkap jabatan di perusahaan lain (Pasal 9 ayat 2) dengan masa jabatan 3


(53)

tahun dan dapat diangkat kembali (Pasal 9 ayat 3). Berdasarkan Pasal 12 UUPM bursa efek mempunyai tugas pengawasan yang dilakukan oleh satuan pemeriksaan yang berwenang untuk melakukan inspeksi pemeriksaan kepada anggota bursa yaitu perusahaan efek yang diduga atau dicurigai tidak memenuhi ketentuan dan kriteria permodalan sesuai dengan diwajibkan pasar.44

Untuk back off service dalam kegiatan perdagangan efek, bursa dapat membentuk perusahaan anak yang disebut Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) yang diberi izin oleh OJK untuk melakukan kegiatan usaha di bidang kliring dan penjaminan transaksi yang terjadi di bursa. Sedangkan bank kustodian dan perusahaan efek dapat membentuk Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) untuk mempermudah penyelesaian pemindahbukuan.45

Saat ini di Indonesia terdapat dua bursa yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Pengelola bursa berupaya mengembangkan bursa mengikuti perkembangan dunia bisnis, teknologi informasi dan siap bersaing dengan bursa-bursa internasional lainnya. Diharapkan kedua bursa ini mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong perusahaan efek berperan dalam perkembangan bursa, memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, serta menjaring investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Dari instrumen yang diperdagangkan, kedua bursa tersebut mempunyai penekanan yang berbeda. BEJ lebih banyak memperdagangkan instrumen saham (equity), sementara BES lebih banyak memperdagangkan instrumen utang (obligasi).46

44

M. Irsan Nasarudin dkk, Op.Cit., hlm. 126.

45

Ibid.

46


(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya dan telah memberikan penulis kekuatan serta

kemampuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “AKIBAT

HUKUM DARI PENUNJUKAN PENJAMIN EMISI DALAM PENAWARAN UMUM SAHAM OLEH EMITEN.”

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, semangat, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

2. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., M.H., DFM., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

4. Bapak Dr. O.K. Saidin, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Ibu Windha, S.H., M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu yang sudah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini serta waktu bimbingan yang diberikan agar skripsi ini diselesaikan dengan baik.


(2)

6. Bapak Prof.Dr.Bismar Nasution, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof atas segala bantuan, kritikan, bimbingan, saran, dan dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini;

7. Bapak Dr.Mahmul Siregar, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak atas segala bantuan, kritikan, bimbingan, saran, dan dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini;

8. Bapak Dr. Hasim Purba, S.H., M.Hum., selaku Dosen Penasehat Akademik penulis dari awal semester hingga akhir semester;

9. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara seluruhnya yang telah mendidik dan membimbing penulis selama tujuh semester dalam menempuh pendidikan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

10.Teristimewa untuk keluarga terkasih penulis yaitu kedua orangtua yang sangat penulis sayangi yaitu Amat (Papa) dan Teh Ai lian (Mama), serta keluarga besar penulis, terima kasih atas kasih sayang, motivasi, kesabaran, pengorbanan, bantuan dan terutama doa kalian semua yang sangat berarti bagi penulis, khususnya dalam proses penyelesaian skripsi ini;

11. Kekasih penulis Wirianto, Terimakasih atas dukungan, semangat, bantuan dan motivasi yang diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini;

12.Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini yaitu Lesley dan Felicia atas bantuannya;


(3)

13.Teman-teman stambuk 2012 lainnya. Terimakasih atas waktu dan bantuannya kepada Penulis selama ini;

14.Teman-Teman 1 kepanitian Bakti sosial yaitu Wirianto, Catherine Febryanti, Cherlin, Debby Claudi, Vandersun Lestari, Kevin Effendy, Agus Wijaya, Jefry Kusuma. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan; 15.Teman-teman diluar kampus yang tidak bisa disebutkan satu per satu;

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 8 Januari 2016

FURIANTI 120100101


(4)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ……… i

Surat Pernyataan Bebas Plagiat ……… ii

Abstrak...iii

Kata Pengantar ………. iv

Daftar Isi ……….. v

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Perumusan Masalah ………... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ………... 8

D. Keaslian Penulisan ………... 9

E. Tinjauan Kepustakaan……… 10

F. Metode Penelitian...14

G. Sistematika Penulisan ……… 16

BAB II PENGATURAN PENAWARAN UMUM SAHAM DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL DI INDONESIA A. Tinjauan Umum tentang Penawaran Umum...18

1. Mekanisme Perdagangan Saham di Pasar Modal...18


(5)

3. Tujuan dan Manfaat Penawaran Umum...26

4. Pihak-pihak yang terkait dalam Penawaran umum...29

B. Prosedur Penawaran umum...47

1. Prosedur Internal perusahaan dalam Penawaran umum...47

2. Prosedur Eksternal perusahaan dalam Penawaran umum...53

C. Pengawasan terhadap Penawaran Umum...56

1. Pengawasan Internal Penawaran umum...56

2. Pengawasan Eksternal Penawaran umum...62

BAB III PERANAN PENJAMIN EMISI EFEK DALAM PENAWARAN UMUM SAHAM BERDASARKAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL DI INDONESIA A. Pengertian dan Dasar Hukum tentang Penjamin Emisi Efek...69

B. Penggolongan Penjamin Emisi Efek...73

C. Peranan Penjamin Emisi Efek dalam Penawaran umum...77

D. Pelaksanaan Keterbukaan di Pasar Primer...82

BAB IV AKIBAT HUKUM DARI PENUNJUKAN PENJAMIN EMISI DALAM PENAWARAN UMUM SAHAM OLEH EMITEN A. Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal...86

1. Pengertian dan Dasar Hukum Keterbukaan...86

2. Informasi penting dalam Keterbukaan...87


(6)

B. Akibat hukum dari penunjukkan Penjamin Emisi dalam penawaran

umum saham oleh emiten...94

1. Perjanjian Penjamin Emisi Efek...94

2. Tanggung jawab Penjamin Emisi Efek dalam pelaksanaan Penawaran umum...99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..……102

A. Kesimpulan ……… 102

B. Saran...………..103