EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN DA

EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN DAN PRINSIP
BERKELANJUTAN
Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Dasar Ilmu Lingkungan
Yang dibina oleh Bapak Dr. H. Sueb, M.Kes
Disajikan Pada Hari Kamis Tanggal 08 Februari 2018

Disusun oleh :
Kelompok 2 Offering 1 2018
1.
2.

Rizqi Layli Khusufi
NIM: 170342615601
Tesa Alif Mudibiyanto NIM: 170 34261..

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI BIOLOGI
Februari 2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan nikmatNya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan dan Prinsip
Berkelanjutan” dengan lancar.
Dalam penulisan makalah, kami menyadari masih banyak kesalahan baik segi bahasa
penulisan atau ejaan kata. Kami menerima kritik dan saran dari pembaca untuk penulisan
makalah yang lebih baik kedepannya.
Terima kasih saya ucapkan kepada Dr. H. Sueb, M. Kes sebagai dosen dasar ilmu
lingkungan. Semoga penulisan makalah ini bermanfaat dan dapat diterapkan untuk
menciptakan lingkungan yang lebih baik dengan menerapkan ilmu ekologi dan prinsip
berkelanjutan.

Malang, 04 Februari 2018

penulis

Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan dan Prinsip Berkelanjutan
Rizqi Layli Khusufi, Tesa Alif Mudibyanto dan Dr. H. Sueb, M. Kes.
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Email: rizqilaylikhusufi09@gmail.com dan sueb.fmipa@um.ac.id
Abstrak. Lingkungan alam mempunyai suatu keteraturan. Ketidakmampuan manusia untuk menyesuaikan
aktivitasnya dengan pola tersebut dapat mengubah lingkungan. Banyak perubahan seperti itu dapat mengancam
dan membahayakan nyawa. Tujuan penulisan makalah untuk mengkaji ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan,
konsep ekologi yang meliputi faktor biotik dan abiotik, siklus materi, aliran energi, dan prinsip berkelanjutan.
Metode penulisan makalah mengkaji dari berbagai buku ajar dan berbagai artikel jurnal internasional dan
berbagai artikel jurnal nasional. Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan spesifik mengkaji hubungan timbal balik
makhluk hidup dengan lingkungannya (abiotik dan biotik). Prinsip berkelanjutan berguna untuk memberi solusi
berbagai masalah lingkungan.
Kata kunci: ekologi, ilmu lingkungan, abiotik, biotik, siklus materi, aliran energi, dan prinsip berkelanjutan.

Abstract. The natural environment has an order. The inability of humans to adjust their activities to that pattern
can change the environment. Many such changes can threaten and endanger lives. The purpose of writing papers
to study ecology as the basis of environmental science, ecological concepts including biotic and abiotic factors,
material cycles, energy flow, and sustainable principles. The method of writing a review paper from various
textbooks and various international journal articles and various articles of national journals. Ecology as the basis
of specific environmental science examines the mutual relations of living things with their environment (abiotic
and biotic). The principle of sustainability is useful to provide solutions to various environmental problems.
Keywords. ecology, environmental science, abiotics, biotics, material cycles, energy flow, and sustainable
principles.


PENDAHULUAN
Lingkungan alam mempunyai suatu keteraturan, kita menyadari bahwa lingkungan
hidup mempunyai kemajemukan dalam pola, organisasi dan hubungan satu sama lain
(Winarno 1992). Pada pertengahan abad ke-20, kita melihat planet kita dari luar angkasa
untuk pertama kalinya. Dari luar angkasa, kita melihat bola kecil dan rapuh yang didominasi
bukan oleh aktivitas manusia dan bangunan tapi dengan pola awan, lautan, kehijauan, dan
tanah. Ketidakmampuan manusia untuk menyesuaikan aktivitasnya dengan pola tersebut
mengubah sistem planet, pada dasarnya. Banyak perubahan seperti itu disertai ancaman
bahaya yang mengancam nyawa. Realitas baru ini, yang darinya tidak ada jalan keluar, harus
diakui dan dikelola (Morelli, 2011).
Pada awal tahun 1896, ilmuwan Swedia Svante Arrhenius telah memperkirakan
bahwa aktivitas manusia akan mengganggu cara matahari berinteraksi dengan bumi, yang
mengakibatkan pemanasan global dan perubahan iklim. Prediksinya telah menjadi kenyataan
dan perubahan iklim kini mengganggu stabilitas lingkungan global. Beberapa contoh isu
lingkungan yang signifikan secara global adalah penipisan lapisan Ozon, Pemanasan global,
Hilangnya keanekaragaman hayati dan sebagainya (Khan, 2013).
Menurut kelompok kami berbagai permasalahan lingkungan tersebut disebabkan
aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan termasuk mengeksploitasi sumber daya alam
yang tidak didasari dengan wawasan tentang lingkungan, bagaimana memperlakukan

lingkungan dan pengetahuan mengenai prinsip berkelanjutan. Ilmu yang terkait dengan
masalah tersebut adalah ekologi karena ekologi merupakan dasar dari ilmu lingkungan.
Ilmu lingkungan sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan karena membantu
kita memahami bagaimana sistem lingkungan bekerja, bagaimana keadaannya terdegradasi,
dan faktor apa yang dapat membantu memulihkannya. Pembangunan berkelanjutan
merupakan komponen penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tanpa
mengorbankan sumber daya dan sistem lingkungan untuk generasi mendatang

yang

mengacu pada peningkatan akses terhadap perawatan kesehatan, pendidikan, dan kondisi lain
yang diperlukan untuk kehidupan yang sehat dan produktif, terutama di daerah dengan
kemiskinan ekstrim. (Cunningham, 2013).
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengkaji ekologi sebagai dasar ilmu
lingkungan, komponen ekologi yang meliputi faktor biotik dan abiotik, siklus materi, aliran
energi, dan prinsip berkelanjutan.

Rumusan Masalah
Bagaimana konsep ekologi?
Bagaimana konsep prinsip pembangunan berkelanjutan?

Bagaimana solusi berkelanjutan untuk berbagai masalah lingkungan?
Tujuan
Untuk mengkaji konsep ekologi.
Untuk mengkaji konsep prinsip pembangunan berkelanjutan.
Untuk mengkaji solusi berkelanjutan untuk berbagai masalah lingkungan.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Ekologi dan Ilmu lingkungan
Ekologi (dari kata Yunani oikos, yang berarti "rumah" atau "tempat tinggal," dan logo,
yang berarti "studi tentang") adalah studi tentang bagaimana organisme berinteraksi dengan
lingkungan hidup mereka (biotik) organisme lain dan dengan makhluk tidak hidup ( abiotik)
lingkungan tanah, air, bentuk materi lainnya, dan energi terutama dari matahari. (Miller,
2009). Tujuan mendasar dari ekologi adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang
bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungan biotik dan abiotik daripada mengatasi
masalah sosial, konservasi atau ekonomi tertentu (Sutherland, et al. 2013)
Menurut Miller 2009 Ilmu lingkungan adalah ilmu yang menggunakan konsep dan
informasi dari ilmu pengetahuan alam seperti ekologi, biologi, kimia, dan geologi dan ilmu
sosial seperti ekonomi, politik, dan etika untuk membantu kita memahami :
 Bagaimana bumi bekerja
 Bagaimana kita mempengaruhi sistem pendukung kehidupan bumi (lingkungan)
 Bagaimana mengatasi masalah lingkungan yang kita hadapi.

Pengertian Populasi, Komunitas, dan Ekosistem
Menurut Miller 2009 populasi adalah sekelompok individu dari spesies yang sama
yang tinggal di tempat yang sama pada waktu yang sama. Contohnya termasuk sekolah ikan
todak di Laut Merah, tikus lapangan yang tinggal di ladang jagung, kupu-kupu raja
berkerumun di pohon, dan orang-orang di suatu negara. Komunitas, atau komunitas biologis,
terdiri dari semua populasi spesies yang berbeda yang tinggal di tempat tertentu. Misalnya,
spesies ikan patin di kolam biasanya berbagi kolam dengan spesies ikan lainnya, dan dengan
tanaman, serangga, itik, dan banyak spesies lain yang membentuk komunitas. Ekosistem
adalah komunitas dari spesies yang berbeda yang berinteraksi satu sama lain dan dengan
lingkungan hidup, air, bentuk materi, dan energi mereka yang tidak hidup, kebanyakan
berasal dari matahari. Ekosistem bisa alami atau buatan (buatan manusia). Contoh ekosistem
buatan adalah ladang tanaman, peternakan pohon, dan waduk.
Komponen Biotik dan Abiotik ekosistem
Dua jenis komponen membentuk biosfer dan ekosistemnya: Satu jenis, disebut
abiotik, terdiri dari komponen non-hidup seperti air, udara, nutrisi, batuan, panas, dan energi
matahari. Jenis lainnya, yang disebut biotik, terdiri dari komponen hayati hidup dan hidup,
tumbuhan, hewan, dan mikroba. Faktor biotik juga termasuk organisme mati, bagian tubuh
mati, dan produk limbah organisme (Miller, 2009)

Pengertian Berkelanjutan (Sustainability)

Keberlanjutan adalah kemampuan berbagai sistem alam, sistem budaya dan ekonomi
manusia untuk bertahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi lingkungan tanpa
batas waktu (Miller, 2009).
Keberlanjutan adalah pencarian akan stabilitas ekologis dan kemajuan manusia yang
dapat bertahan dalam jangka panjang. Tentu saja, baik sistem ekologi maupun institusi
manusia tidak dapat berlanjut selamanya. Namun, kita dapat bekerja untuk melindungi aspek
terbaik dari kedua bidang dan untuk mendorong ketahanan dan kemampuan beradaptasi
dalam keduanya. Direktur Organisasi Kesehatan Dunia Gro Harlem Brundtland telah
mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai "memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri."
Dalam istilah ini, pembangunan berarti memperbaiki kehidupan masyarakat. Pembangunan
berkelanjutan, berarti kemajuan dalam kesejahteraan manusia sehingga kita dapat
memperpanjang atau memperpanjang banyak generasi, bukan hanya beberapa tahun
(Cunningham 2013).
Menurut Morelli 2011 lingkungan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai kondisi
keseimbangan, ketahanan, dan keterkaitan yang memungkinkan masyarakat manusia
memenuhi kebutuhannya sementara tidak melebihi kapasitas ekosistem pendukungnya untuk
terus meregenerasi layanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut maupun
tindakan kita yang mengurangi keanekaragaman hayati. Tujuan utama upaya pengembangan
definisi lingkungan berkelanjutan adalah untuk membantu profesional lingkungan dan pihak

lain mengoperasionalkan sebagian konsep pembangunan berkelanjutan sebagaimana
tercantum dalam masa depan kita bersama.
PEMBAHASAN
1. Konsep ekologi
Menurut kelompok kami dalam ekologi mengkaji lebih spesifik mengenai interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungannya baik lingkungan hidup (biotik) dan tak hidup
(abiotik). Dalam interaksi tersebut juga terjadi aliran energi dan siklus materi. Pandangan
kami sesuai dengan padangan Miller 2009 bahwa para ilmuwan mengklasifikasikan materi
yang terkait dengan ekologi ke dalam tingkat organisasi dari atom ke biosfer ahli ekologi
fokus pada organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Struktur ekosistem yaitu
abiotik dan biotik. Dalam ekosistem terdapat proses yang disebut aliran energi dan siklus
materi.
1) Aliran energi
Menurut kelompok kami dalam suatu ekosistem terjadi pemindahan energi mulai dari
matahari, produsen, konsumen, sampai dekomposer. Pendapat kelompok kami dikuatkan
dengan pendapat Miller 2010 yaitu energi kimia yang tersimpan sebagai nutrisi dalam tubuh
dan limbah organisme mengalir melalui ekosistem dari satu tingkat trofik ke tingkat yang
lain. Misalnya, tanaman menggunakan energi matahari untuk menyimpan energi kimia dalam
daun. Seekor ulat makan daunnya, seorang robin memakan ulat itu, dan seekor elang makan
ayam itu. Pengurai dekomposer dan detritus memakan sisa daun, ulat, robin, dan elang


setelah mereka mati dan mengembalikan nutrisi mereka ke tanah untuk digunakan kembali
oleh produsen. Terdapat dua jenis aliran energi yaitu rantai makanan dan jaring makanan.
a. Rantai makanan

Gambar rantai makanan (Miller 2010)
Salah satu fitur terpenting dari rantai makanan adalah bahwa transfer energi dari satu
tingkat trofik ke yang lain tidak lengkap. sesuai dengan hukum kedua termodinamika, karena
energi ditransfer dari satu bentuk ke bentuk lain, beberapa energi yang dapat digunakan
hilang. Sebagian besar terdegradasi ke energi panas sebenarnya yang berakhir di lingkungan.
Biasanya, energi yang benar-benar tersedia untuk digunakan oleh organisme tingkat trofik
berikutnya hanya 5 sampai 20 persen dari masukan awal. Dengan kata lain 80 sampai 95
persen energi disimpan, digunakan untuk respirasi, atau hilang sebagai panas. semua akhirnya
ditransfer sebagai panas ke lingkungan (Miller, 1975).
b. Jaring makanan

Gambar jaring makanan (Miller,
Banyak hewan memakan sejumlah spesies dan generalis atau omnivora yang berbeda
seperti manusia, beruang, dan tikus dapat makan tanaman dan hewan di beberapa tingkat
trofik yang berbeda. Akibatnya, banyak rantai makanan saling silang dan saling terkait untuk

membentuk sistem kompleks yang disebut jaring makanan (Miller, 1975).
2) Siklus materi
Masyarakat sekitar sering menyebut siklus materi adalah siklus kimia karena pada siklus
materi terdapat unsur kimia yang berperan seperti air, nitrogen, karbon, dan fosfor. Opini
tersebut sesuai dengan pandangan Miller 20 bahwa Siklus materi didorong secara langsung
atau tidak langsung oleh energi matahari dan gravitasi yang masuk, meliputi siklus hidrologi
(air), karbon, oksigen, nitrogen, fosfor, dan belerang.
a. siklus karbon dan oksigen

gambar siklus karbon dan oksigen (Miller, 1975)
Energi dari matahari menggerakkan siklus dan terdegradasi ke bentuk yang kurang
berguna (energi matahari - energi kimia - panas) saat mengalir melalui ekosfer. karbon dan
oksigen diubah dari CO2 dan h2o menjadi gula pada tanaman hijau dan akhirnya menjadi
molekul organik lainnya melalui proses fotosintesis (Miller, 1975).

b. Siklus air

Gambar siklus air (Miller, 2010)
Siklus air didukung oleh energi dari matahari dan melibatkan tiga proses penguapan,
presipitasi, dan transpirasi utama. Energi matahari masuk menyebabkan penguapan air dari

lautan, danau, sungai, dan tanah. Penguapan mengubah air cair menjadi uap air di atmosfer,
dan gravitasi menarik air kembali ke permukaan bumi sebagai curah hujan (hujan, salju,
hujan es, dan embun). Di atas daratan, sekitar 90% air yang mencapai atmosfer menguap dari
permukaan tanaman, melalui proses yang disebut transpirasi, dan dari tanah (Miller, 2010).
c. Siklus nitrogen
Siklus nitrogen terdiri dari beberapa langkah utama. Dalam fiksasi nitrogen, bakteri
khusus di tanah dan alga bluegreen (cyanobacteria) di lingkungan perairan menggabungkan
gas N2 dengan hidrogen untuk membuat amonia (NH3). Bakteri menggunakan beberapa
amonia yang mereka hasilkan sebagai nutrisi dan buang sisanya ke tanah atau air. Beberapa
amonia diubah menjadi ion amonium (NH4+) yang bisa dijadikan nutrisi oleh tanaman.
(Miller 2010).
Amonia yang tidak dikonsumsi oleh tanaman bisa mengalami nitrifikasi. Dalam
proses ini, bakteri tanah khusus mengubah sebagian besar NH3 dan NH4 + di dalam tanah
menjadi ion nitrat (NO3-), yang mudah diambil oleh akar tanaman. Tanaman kemudian
menggunakan bentuk nitrogen ini untuk menghasilkan berbagai asam amino, protein, asam
nukleat, dan vitamin. Hewan yang makan tanaman akhirnya mengkonsumsi senyawa yang
mengandung nitrogen ini, seperti halnya pengumpan detritus, dan pengurai. (Miller, 2010)
Tanaman dan hewan mengembalikan senyawa organik yang kaya nitrogen ke
lingkungan sebagai limbah dan partikel bekas dan melalui tubuh mereka saat mereka mati
dan didekomposisi atau dimakan oleh pengumpan detritus. Dalam ammonifikasi bakteri
pengurai khusus mengubah detritus ini menjadi senyawa anorganik yang mengandung
nitrogen sederhana seperti ammonia (NH3) dan garam yang mengandung air yang
mengandung ion amonium (NH4 +). (Miller 2010)
Dalam denitrifikasi, bakteri khusus di tanah tergenang air dan di dasar sedimen danau,
lautan, rawa, dan rawa mengubah NH3 dan NH4 + menjadi ion nitrat, kemudian menjadi gas

nitrogen (N2) dan gas nitrous oxide (N2O). Gas-gas ini dilepaskan ke atmosfer untuk
memulai siklus nitrogen lagi. (Miller, 2010)
d. Siklus fosfor
fosfor adalah komponen molekul penting secara biologis seperti asam nukleat dan
molekul pengalihan energi seperti ADP dan ATP. Ini juga merupakan komponen utama tulang
dan gigi vertebrata. Fosfat dapat hilang dari siklus dalam waktu lama saat mengalir dari darat
ke sungai dan dibawa ke laut. Di sana dapat diendapkan sebagai endapan laut dan tetap
terjebak selama jutaan tahun. Suatu hari, proses geologi dapat mengangkat dan mengekspos
endapan dasar laut ini, dari mana fosfat dapat terkikis untuk memulai siklus kembali (Miller,
2010)
e. Siklus sulfur
Sulfur bersirkulasi melalui biosfer dalam siklus sulfur, ditunjukkan pada Gambar 3-16.
Sebagian besar belerang di bumi disimpan di bawah tanah di bebatuan dan mineral, termasuk
garam sulfat (SO42-) yang terkubur jauh di bawah endapan laut. Sulfur juga memasuki
atmosfer dari beberapa sumber alami. Hidrogen sulfida (H2S) - gas yang tidak berwarna dan
beracun dengan bau telur busuk - dilepaskan dari gunung berapi aktif dan dari bahan organik
yang dipecah oleh pengurai anaerobik di rawa banjir, rawa, dan pasang surut. Sulfur dioksida
(SO2), gas yang tidak berwarna dan menyengat, juga berasal dari gunung berapi (Miller,
2010).

2. Prinsip Berkelanjutan
Menurut kelompok kami untuk pembangunan berkelanjutan agar bisa mengatasi berbagai
permasalahan lingkungan harus memiliki prinsip dasar berkelanjutan. Karena kebanyakan
dari masyarakat tidak memiliki wawasan tentang lingkungan dan tidak memahami dampak
dalam jangka panjang yang akan terjadi dimasa yang mendatang. Pendapat kami sesuai
dengan pendapat Miller 2009 kita harus mempelajari bagaimana kehidupan di bumi telah
bertahan dan disesuaikan dengan perubahan besar dalam kondisi lingkungan selama miliaran
tahun. Kita bisa membuat transisi ke masyarakat yang lebih berkelanjutan dengan
menerapkan pelajaran ini dari alam ke gaya hidup dan ekonomi kita. Terdapat empat prinsip
berkelanjutan :




Ketergantungan pada energi surya: Matahari menghangatkan planet ini dan memberi
energi yang digunakan tanaman untuk menghasilkan makanan bagi diri mereka
sendiri dan untuk kita dan kebanyakan hewan lainnya. Tanpa matahari, tidak akan ada
tanaman, tidak ada binatang, dan tidak ada makanan. Matahari juga menggerakkan
bentuk tidak langsung energi matahari seperti angin dan air yang mengalir, yang bisa
digunakan untuk menghasilkan listrik. (Miller, 2010)
Keanekaragaman Hayati: Ini mencakup berbagai macam organisme yang berbeda;
padang pasir, padang rumput, hutan, samudera, dan sistem lain di mana mereka ada
dan berinteraksi; dan layanan alami gratis, seperti pembaharuan tanah, pengendalian
hama, dan pemurnian udara dan air, yang diberikan oleh spesies dan sistem ini. Tanpa
keanekaragaman hayati, sebagian besar kehidupan pasti telah musnah sejak lama
(Miller, 2010)





Chemical Cycling: Proses alami mendaur ulang nutrisi, atau bahan kimia yang
dibutuhkan tanaman dan hewan untuk tetap hidup dan bereproduksi. Karena bumi
tidak mendapatkan kiriman baru dari bahan kimia ini, mereka harus terus-menerus
diayunkan dari organisme ke lingkungan dan tempat tinggal mereka yang tidak hidup.
Tanpa bersepeda kimia, tidak akan ada udara, tidak ada air, tidak ada tanah, tidak ada
makanan, dan tidak ada kehidupan (Miller, 2010)
Kontrol Populasi: persaingan untuk sumber daya terbatas di antara spesies yang
berbeda menempatkan batas pada seberapa banyak populasi mereka dapat tumbuh.
(Miller, 2009).

3. Solusi Berkelanjutan untuk berbagai masalah lingkungan
1) Masalah keanekaragaman hayati
Menurut kelompok kami keanekaragaman hayati perlu dijaga untuk mencegah
kepunahan spesies, karena saat ini banyak aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi
keanekaragaman hayati sehingga banyak spesies punah karena manusia. Pendapat kami
sesuai dengan pendapat Miller 2009 Aktivitas manusia mengurangi keanekaragaman
hayati dengan menyebabkan kepunahan banyak spesies dan dengan menghancurkan atau
merendahkan habitat yang dibutuhkan untuk pengembangan spesies baru. kita harus
mencegah kepunahan spesies liar karena layanan ekologi dan ekonomi yang mereka
berikan, dan karena banyak orang percaya bahwa spesies liar memiliki hak untuk ada
terlepas dari kegunaannya kepada kita. Kita dapat membantu mempertahankan
keanekaragaman hayati terestrial dengan mengidentifikasi dan melindungi daerah yang
terancam punah (hotspot keanekaragaman hayati), memulihkan ekosistem yang rusak
(menggunakan ekologi restorasi), dan berbagi dengan spesies lain di luar negeri yang
kami dominasikan (menggunakan ekologi rekonsiliasi).
Mempertahankan perikanan laut akan memerlukan pemantauan populasi ikan dan
kerang yang lebih baik, pengelolaan perikanan kooperatif di antara masyarakat dan
negara, pengurangan subsidi perikanan, dan pilihan konsumen yang cermat di pasar
makanan laut. Mempertahankan keanekaragaman hayati perairan dunia memerlukan
pemetaannya, melindungi titik api air, menciptakan cadangan laut yang besar dan
terlindungi sepenuhnya, melindungi ekosistem air tawar, dan melakukan pemulihan
ekologi lahan basah pesisir dan darat yang terdegradasi (Miller 2009).
2) Masalah perkotaan dan urbanisasi
Urbanisasi terus meningkat dengan mantap dan jumlah dan ukuran daerah perkotaan
berkembang pesat, terutama di negara-negara kurang berkembang. Sebagian besar kota
tidak dapat dipertahankan karena penggunaan sumber daya, limbah, polusi, dan
kemiskinan yang tinggi. Perencanaan penggunaan lahan perkotaan memperlambat
degradasi udara, air, lahan, keanekaragaman hayati, dan sumber daya alam lainnya yang
dihasilkan. pertumbuhan pintar atau alat urbanisme baru mencegah dan mengendalikan
pertumbuhan dan gletser perkotaan. Konsep ecocity menurut Miller 2009 :



Gunakan sumber energi terbarukan dan sumber energi terbarukan lainnya
Desain bangunan harus dipanaskan dan didinginkan sebanyak mungkin dengan
cara alami.










Membangun dan dan mendesain ulang kota untuk orang-orang, bukan untuk
mobil.
Gunakan energi dan sumber daya materi dengan efisien.
Mencegah polusi dan mengurangi limbah.
Menggunakan kembali, mendaur ulang, dan kompos 60- 85% dari semua limbah
padat kota.
Melindungi dan mendorong keanekaragaman hayati dengan melestarikan lahan
yang belum dikembangkan dan melindungi dan memulihkan sistem alam dan
lahan basah di dalam dan di sekitar kota.
Mempromosikan kebun kota, pasar petani, dan pertanian yang didukung
masyarakat.
Gunakan zonasi dan alat lainnya untuk menjaga agar kota tetap terjaga di tingkat
lingkungan yang berkelanjutan.

3) Solusi berkelanjutan untuk energi
Menurut kelompok kami teknologi pada masa sekarang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan efisiensi energi. Pendapat kami sesuai dengan Miller 2009 kita
memiliki berbagai teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi operasi industri,
kendaraan bermotor, peralatan, dan bangunan dengan tajam. kita dapat membuat
transisi ke masa depan energi yang lebih berkelanjutan dengan :
 sangat meningkatkan efisiensi energi,

Menggunakan campuran sumber energi terbarukan, termasuk biaya
lingkungan dari sumber energi dalam harga pasar mereka.
 energi terbarukan (non-fosil) meliputi: energi matahari, pasang surut, angin,
panas bumi, pembangkit listrik tenaga air dan biofuel: masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan.
4) Solusi berkelanjutan untuk limbah
Menurut kelompok kami cara yang paling efektif untuk mengatsi limbah
adalah dengan mendaur ulang limbah tersebut menjadi barang yang dapat
dimanfaatkan kembali. Pendapat kami sesuai dengan pandangan Miller 2009
menggunakan kembali barang mengurangi konsumsi bahan dan sumber energi, dan
mengurangi polusi dan degradasi modal alami; daur ulang melakukannya sampai
tingkat yang lebih rendah. Pendekatan berkelanjutan terhadap limbah berbahaya
adalah yang pertama menghasilkan lebih sedikit, kemudian mengubahnya menjadi
bahan yang kurang berbahaya, dan akhirnya dengan aman menyimpan apa yang
tersisa.

SIMPULAN
Ekologi spesifik mengkaji interaksi atau hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya baik lingkungan hidup (biotik) dan lingkungan tak hidup (abiotik). Ekologi
merupakan dasar dari ilmu lingkungan. Untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan dapat
menggunakan prinsip berkelanjutan yang tidak memberikan efek negatif bagi lingkungan.
Diharapkan untuk penulis selanjutnya lebih menggali pemahaman mengenai lingkungan dan
prinsip berkelanjutan dari berbagai buku atau artikel jurnal internasional.

DAFTAR RUJUKAN
Cunningham, W. P., dan Cunningham, M. A. 2013. Principles Of Environmental Science:
Inquiry & Applications, Seventh Edition. New York: McGraw-Hill.
Khan, Z. A. 2013. Global Environmental Issues and its Remedies. Journal of Sustainable
Energy and Environment. Vol 1, No 8.
Morelli, J. 2011. Environmental Sustainability: A Definition for Environmental Professionals.
Journal of Environmental Sustainability.vol 1.
Spoolman, S. E., dan Miller, G. T. 2009. Living in the Environment: Concepts, Connections,
and Solutions. Sixteenth Edition. Canada: Brooks/Cole.
Spoolman, S. E., dan Miller, G. T. 2010. Environmental Science. Thirtheenth Edition. Canada
: Brooks/Cole.
Sutherland, W. J., Freckleton, R. P., Godfray, H. C. J., Belssinger, S. R., Benton, T., Cameron,
D. D., Carmel, Y., Coomes, D. A., Coulson, T., Emmerson, M. C., Halls, R. S., Hays,
G. C., Hodgson, D. J., Hutching, M. J., Johnson, D., Jones, J. P. G., Keeling, M. J.,
Kokko, H., Kunin, W. E., Lambin, X., Lewis, O. T., Malhl, Y. Mleszkowska, N.
Gulland, J. M., Norris, K., Phillmore, A. B., Purves, D. W., Reld, J. M., Reuman, D.
C., Thompson, K., Travis, J. M. J., Turnbull, L. A., Wardle, D. A., & Wlegand, T.
2013. Identification of 100 Fundamental Ecological Questions. Journal of Ecology.
Vol 101, 58-67.
Winarno, R. 1992. Ekologi Sebagai Dasar untuk Memahami Tatanan dalam Lingkungan
Hidup. Pidato pengukuhan guru besar. Malang : FMIPA UM.