Konflik antara Warga Hegarmanah Cikuda d

Konflik antara Warga Hegarmanah ‘Cikuda dan
Neglasari’ dengan pihak Apartemen Taman
Melati
DASAR-DASAR ILMU SOSIAL

Disusun oleh:
Ali Zahid H

170210140030

Ragib Firdaus

170210140031

Evi Noviandani Z

170210140032

Monita Hizma

170210140033


Dede Alan M

170210140034

Vickya Bella A

170210140036

Penti Aprianti

170210140037

HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh nilai akhir mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Terselesaikannya
penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. karena itu, penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.

Dr. Drs. R. Abdul Musyawardi Chalid, M.Si. selaku dosen mata kuliah

Dasar-Dasar Ilmu Sosial program studi Hubungan Internasional Universitas
Padjajaran yang telah memberikan materi-materi perkuliahan yang sangat bermanfaat
bagi penelitian kami.
2.

Nugraha Pratama, Aditya Darmawan Sudagung, serta Aria Rangga selaku

asisten dosen dan pembimbing kelompok dalam menyusun dan menyelesaikan
penelitian kami.
3.

Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dorongan dan semangat


sehingga penulisan usulan penelitian ini dapat terselesaikan.
Tidak ada gading yang tak retak. Kami sadar bahwa dalam usulan penelitian
ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan tersebut tentunya
dapat dijadikan peluang untuk peningkatan penelitian selanjutnya. Akhirnya
penyusun tetap berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jatinangor, Desember 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI
COVER

i

KATA PENGANTAR

ii


DAFTAR ISI

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1

1.2

Rumusan Masalah

1

1.3


Tujuan Penelitian

2

1.4

Manfaat Penelitian

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Teori Konflik

3

BAB III METODE PENELITIAN
3.1


Metodologi Penelitian

5

3.2

Sumber Data

5

3.3

Teknik Pengumpulan Data

5

3.3.1 Dokumentasi

6


3.3.2 Wawancara

6

3.3.3 Observasi

6

3.4

Teknik Pengolahan Data

6

3.5

Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan

8


iii

BAB IV OBJEK KAJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskripsi Masalah

4.2

Objek Kajian Penelitian

4.3

9

4.2.1

Warga Hegarmanah (Cikuda RW 07, Neglasari RW 11)

10


4.2.2

Bagian K3 Apartemen Taman Melati

10

Konflik antara Warga Hegarmanah ‘Cikuda dan Neglasari’
dengan pihak Apartemen Taman Melati

4.4

Bentuk Akomondasi ‘Arbitrasi’ Warga Hegarmanah
dengan pihak Apartemen Taman Melati

4.5

10

11


Dokumentasi
4.5.1

Wawancara dengan perwakilan warga masyarakat Hegarmanah

13

4.5.2

Wawancara dengan K3 Apartemen Taman Melati

13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

14


5.2

Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

16

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penetapan Jatinangor sebagai kota pendidikan tinggi telah direncanakan sejak

tahun 1980–an sesuai dengan konsep Pengembangan Wilayah Pembangunan (PWP)
Bandung Raya. Jatinangor yang dijadikan sebagai kota pendidikan membuka peluang
untuk mengadu nasib atau mencari pekerjaan. Hal inilah yang telah membuat peluang
Investor dari luar kota mulai memasuki Jatinangor. Investasi-investasi tersebut
memang dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan wilayah Jatinangor, namun
mengakibatkan permasalahan yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan.
Ternyata tidak mudah untuk membangun sebuah apartemen di wilayah Jatinangor,
meskipun tidak terdapat sengketa dalam pembangunan, tetapi masih ada saja yang
menolak untuk dibangunnya sebuah apatemen dengan berbagai alasan.
Cikuda dan Neglasari merupakan kampung di desa Hegarmanah Jatinangor,
dimana wilayah itu adalah tempat sasaran pembangunan salah satu apartemen yang
bernama Apartemen Taman Melati. Pada awalnya tempat dibangun apartemen
tersebut merupakan persawahan yang produktif mengasilkan hasil pangan dan juga
sebuah sarana lapangan pekerjaan bagi warga lokal.
Apartemen Taman Melati ini merupakan proyek dari APG (Adi Persada
Gedung), dengan memulai pembangunan bulan Januari 2014, akan tetapi sebenarnya
mereka sudah mengurus masalah lahan sejak bulan Juni 2013. Tetapi warga tidak
mempermasalahkan masalah sengketa lahan, justru konflik itu sebenarnya dibuat oleh
oknum-oknum yang menginginkan keuntungan pribadi. Itulah sebabnya kami
mengambil masalah ini karena menarik untuk dibahas dan diteliti lebih lanjut.

1.2

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalahnya berupa:
1. Siapa yang terlibat dalam konflik?
1

2. Apa penyebab terjadinya konflik ?
3. Tindakan apa yang diambil tokoh masyarakat setempat dalam menyelesaikan
konflik?

1.3

Tujuan Penelitian
Dari latar belakang di atas, dapat di simpulkan tujuan penelitianya berupa:
1.

Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya konflik.

2.

Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam konflik dan apa

alasan keterlibatan mereka.
3.

1.4

Mencari solusi dalam menyelesaikan konflik tersebut.

Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini, kami mengharapkan mendapatkan manfaat penelitian

teoritis berupa:
1.

Penelitian ini menambah khazanah keilmuan di bidang sosial.

2.

Melengkapi referensi teori konflik Karl Marx.

3.

Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti.

4.

Introspeksi diri untuk peneliti dan tokoh masyarakat tempat penelitian.

Dengan penelitian ini, kami mengharapkan mendapatkan manfaat penelitian
praktis berupa:
1.

Konflik yang terjadi antara pribumi dan pihak luar (pembangun

apartemen) adalah terjadi karena adanya kesalah pahaman dan kecemburuan sosial
akibat kurangnya komunikasi di antara keduanya.
2.

Meningkatkan kepekaan sosial atas setiap masalah yang terjadi.

3.

Menambah wawasan konflik sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Konflik
Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana
orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari
berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan
melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan
ancaman kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya
sekadar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai
tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai
lawan atau saingannya.
Sementara menurut Lewis A. Coser, Teori konflik adalah teori yang
memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilainilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang
menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini
didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan
kelas dalam masyarakat. Konflik juga memiliki kaitan yang erat dengan struktur dan
juga konsensus.
Latar belakang munculnya pemikiran Coser tentang fungsi konflik sosial
dapat dijelaskan dengan melihat kondisi intelektual, sosial dan politik pada saat itu.
Kondisi intelektual adalah respon Coser atas dominasi pemikiran fungsionalisme
yang merupakan orientasi teoritis dominan dalam sosiologi Amerika pada
pertengahan tahun 1950 .
Coser memulai pendekatannya dengan suatu kecaman terhadap tekanan pada
nilai atau konsensus normatif, ketaruran dan keselarasan. Dia mengemukakan bahwa

3

proses konflik dipandang dan diperlakukan sebagai sesuatu yang mengacaukan atau
disfungsional terhadap keseimbangan sistem secara keseluruhan. Padahal dalam
pandangan Coser konflik tidak serta-merta merusakkan, berkonotasi disfungsional,
disintegrasi ataupun patologis untuk sistem dimana konflik itu terjadi melainkan
bahwa konflik itu dapat mempunyai konsekuensi-konsekuensi positif untuk
menguntungkan sistem itu.
Konflik akan senantiasa ada, sejauh masyarakat itu masih mempunyai
dinamikanya. Adapun yang menyebabkan timbulnya konflik, yaitu karena adanya
perbedaan-perbedaan, apakah itu perbedaan kemampuan, tujuan, kepentingan,
paham, nilai, dan norma. Di samping itu, konflik juga akan terjadi apabila para
anggota kelompok dalam (in group) terdapat perbedaan. Akan tetapi, tidak demikian
halnya apabila para anggota kelompok dalam (in group) mempunyai kesamaankesamaan.

4

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Metodologi Penelitian
Metodologi adalah instrumen utama dalam melakukan sebuah penelitian.

Tanpa adanya metodologi, penelitian tidak akan berjalan secara maksimal.
Metodologi meliputi asumsi dasar, model dan konsep penelitian. Metodologi juga
berarti suatu proses atau prosedur dalam melakukan penelitian, bisa juga berupa teori
hingga hasil analisis ketika hendak melakukan sebuah penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic,
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Metode
penelitian ini adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara tringulasi gabungan. Analisis data bersifat
induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada
generalisasi (Sugiyono, 2005:1).

3.2

Sumber Data
Sumber data yang di ambil melalui subjek penelitianya yaitu warga

masyarakat sekitar tempat didirikannya Apartemen Taman Melati di daerah Cikuda
dan Neglasari di Desa Hegarmanah, tokoh masyarakat setempat, dan pihak yang
bertanggung jawab dalam pembangunan apartemen.

3.3

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian dokumentasi dan lapangan. Penelitian dokumentasi atau studi kepustakaan

5

dilakukan untuk mencari sumber-sumber tertulis dalam mengisi landasan teori dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian lapangan dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data secara langsung melalui wawancara dan observasi.

3.3.1 Dokumentasi
Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya
monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian. Menurut
Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilita s hasil
penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi
dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya. Dan kali ini, dokumen yang kami
gunakan adalah dokumen tertulis.

3.3.2 Wawancara
Kami menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan sumber data.
Teknik wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan yang diajukan oleh penanya kepada informan untuk dijawab
secara lisan pula. Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti kali ini adalah
teknik wawancara terstruktur , dimana saat mengajukan pertanyaan kepada informan,
peneliti menggunakan pedoman wawancara yang sudah disiapkan terlebih dahulu.

3.3.3 Observasi
Observasi merupakan data yang digunakan untuk melengkapi dokumentasi
dan wawancara. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran
realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, dan untuk membantu
6

mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap
aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Dan jenis
observasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Observasi Terus Terang atau
Tersamar
-

Observasi Terus Terang

: Peneliti berterus terang kepada narasumber

bahwa ia sedang melakukan penelitian.
-

Observasi Tersamar

: Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus

terang agar dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber.

3.4

Teknik Pengolahan Data
Data yang akan diperoleh dari penelitian di lapangan, akan diolah dan

dikomparasikan dengan teori konflik terpilih yang telah dibahas pada BAB I.
Selanjutnya teknik pengolahan dan analisis data akan menggunakan metode
kualitatif, yaitu metode yang dapat memberi rincian yang kompleks tentang
fenomena.
Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah
dikumpulkan

perlu

dipecah-pecahkan

dalam

kelompok-kelompok,

diadakan

kategorisasi, dilakukan manipulasi serta diperas sedemikian rupa sehingga data
tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji
hipotesa atau pertanyaan penelitian.
Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan
yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan
antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena
lain di luar penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu dianalisis
dan dilakukan penarikan kesimpulan hasil penelitian.
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-

7

data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian.

3.5

Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan
Setelah mengetahui sumber data yang kami pilih dan cara pengumpulan data,

berikut rencana lokasi dan waktu penelitian yang telah kami tentukan.

ACARA
Penyususnan dan

Week 1


Week 2

Week 3

Week 4

pengajuan
pertanyaan


Wawancara
terhadap

Objek

penelitian


Pengumpulan
dan

Pengolahan

Data
Penyajian



data

Pemelitian

8

BAB IV
OBJEK KAJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskripsi Masalah
Di wilayah Jatinangor tepatnya diantara wilayah Cikuda dan Neglasari Desa

Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, didirikan
sebuah apartemen yang diberi nama Taman Melati di kawasan tersebut. Pada awal
pembangunannya ternyata proyek tersebut tidak berjalan mulus sesuai dengan
harapan, ada saja konflik yang terjadi diantara pihak pembangun dengan warga
sekitar yang merasa tidak setuju ataupun dengan alasan lain yang menyebabkan
konflik itu

terjadi. Meskipun sebelumnya telah diadakan sosialisasi dari pihak

pembangun

apartemen

dengan

masyarakat

sekitar

menganai

kesepakatan

pembangunan apartemen, tetapi ada oknum-oknum yang merasa keberatan dengan
kesepakatan tersebut. Sehingga, menurut dari beberapa narasumber yang telah kami
wawancarai, telah terjadi beberapa kali demonstrasi berupa tuntutan-tuntutan dan
keluhan dari warga sekitar dengan motif yang sebenarnya adalah mencari keuntungan
pribadi.
Tuntutan-tuntutan itu berupa perbaikan jalan, pemasangan lampu penerangan
jalan, pembangunan masjid, hingga meminta sejumlah uang untuk keperluan pribadi.
Kemudian keluhan yang di lontarkan adalah seperti kebisingan pembangunan yang
dirasakan hingga tengah malam, dan juga tenaga kerja yang di pekerjakan berasal dari
luar alias tidak memakai warga lokal.
Setelah beberapa kali melakukan demonstrasi dan beberapa kali juga ketua
RW serta pemerintah daerah setempat melakukan perundingan yang di lakasanakan
di Desa Hegarmanah, akhirnya pihak pembangun apartemen memberikan kompensasi
berupa perbaikan jalan di sekitar apartemen sehingga jalanya menjadi mulus rapih
dan di tambah lampu penerangan jalan, serta bentuk kompensasi lainya kepada
masyarakat berupa pebaikan masjid di Cikuda dan Neglasari. Masyarakat pun
9

menerima bentuk kompensasi tersebut dengan pertimbangan untuk kebaikan bersama.

4.2

Objek Kajian Penelitian
4.2.1 Warga Hegarmanah (Kampung Cikuda RW 07 dan

Kampung Neglasari RW 11)
Terdapat dua kampung yang lokasinya berdekatan dengan berdirinya
pembangunan apartemen Taman Melati, yaitu kampung Cikuda RW 07 berlokasi
sebelah kanan dari apartemen dan Neglaalsari RW 11 berlokasi di sebelah kiri
apartemen. Kedua kampung tersebut berada di Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan
Jatinangor. Sebenarnya apabila di tinjau dari segi geografis posisi apartemen tersebut,
maka apartemen tersebut termasuk pada wilayah RW 11 namun karena

lokasi

apartemen berdekatan pula dengan RW 07 sehingga kampung ini pun mendapatkan
kompensasi yang sama dengan RW 11 yaitu kampung Cikuda. Warga kedua
kampung tersebut terlibat dalam perundingan masalah pembebasan lahan untuk
pembangunan Apartemen Taman Melati.

4.2.2 Bagian K3 Apartemen Taman Melati
Pak Deni selaku narasumber pihak Taman Melati, beliau menjabat sebagai K3
atau biasa disebut Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan merupakan bagian
pertimbangan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha
atau pengurus dan tenaga kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di
bidang keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha
produksi.

4.3

Konflik

antara

Warga

Hegarmanah

‘Cikuda

dan

Neglasari’ dengan pihak Apartemen Taman Melati
Ketika mulai dicetuskan akan dibangun Apartemen Taman Melati di wilayah

10

sekitar Cikuda dan Neglasari, merupakan hal yang wajar apabila terdapat pihak-pihak
yang akan memanfaatkan hal tersebut untuk memperoleh keuntungan. Entah itu untuk
kepentingan komunal maupun kepentingan individual.
Sudah pasti sebelum dimulainya konstruksi gedung pun pastinya pihak
manajemen akan menghubungi tokoh terkait di lahan yang akan menjadi sasaran
tempat berdirinya apartemen. Dan di sana lah antar pihak harus mengerti dan saling
memahami apa-apa yang dijanji-kan satu sama lain. Seperti misalnya, pihak
apartemen akan mendirikan apartemen dengan catatan warga meminta perbaikan
jalan, penerangan jalan, membangun mesjid, e.g semua fasilitas umum.
Pembangunan apartemen tersebut memang konfliktual, tapi di sini, pihak
apartemen mencoba sekooperatif mungkin agar warga sekitar pun dapat menerima
pembangunan apartemennya. Pihak apartemen dengan win-win solution-nya seperti
setengah dari pekerja dalam pembangunan apartemen tersebut adalah warga lokal
yang mana memperluas adanya lapangan pekerjaan bagi para pengangguran di sekitar
Desa Hegarmanah. Ternyata, dengan adanya pembangunan ini pun banyak warga
lokal yang memanfaatkannya dengan berjualan makanan, membuka warung, dll.
Maka dari itu, semula dari hal yang bisa saja menimbulkan konflik, di sini
pihak apartemen tahu betul keinginan warga lokal sehingga apa-apa yang konfliktual
menjadi sangat bisa dijadikan wadah untuk upaya saling kerja sama dan membuka
lapangan pekerjaan satu sama lain.

4.4

Bentuk Akomondasi ‘Kompromi’ Warga Hegarmanah

dengan pihak Apartemen Taman Melati
Pertentangan antar kedua belah pihak yang berselisih yaitu warga Desa
Hegarmanah dengan pihak Apartemen Taman Melati akhirnya menemukan benang
merah, serta melibatkan pemeritah daerah dalam mengurai permasalahan tersebut.
Pemerintahan desa membantu dalam menyelesaikan konflik itu, karena warga
Hegarmanah tidak mau ada campur tangan pihak kepolisian dalam upaya pemecahan

11

konfliknya serta pihak Apartemen Taman Melati pun setuju dengan usulan warga
tersebut.
Pada mulanya ketika terjadi MOU antar pihak Apartemen Taman Melati
dengan warga masyarakat Desa Hegarmanah, memang tidak dapat terhindarkan ada
oknum-oknum yang memanfaatkan kejadian tersebut. Semisal oknum tersebut ingin
bentuk kompensasi dari pihak pembangunan apartemen diberikan kepada dirinya
sendiri, padahal dari pihak apartemen sendiri bentuk kompensasinya itu ditujukan
untuk kepentingan bersama. Tapi pada akhirnya pula, kepentingan oknum masyarakat
itu tidak dapat di realisasikan sebab apabila kejadian tersebut terjadi, semua warga
sekitar disana akan berfikiran sama dan pemerintah desa tidak akan tinggal diam,
langsung menyelesaikan masalah itu. Karena pemerintah desa pun tahu, bentuk
kompensasi dari kebisingan pembangunan serta hal-hal yang negatif dari pendirian
pembangunan apartemen Taman Melati itu untuk kepentingan bersama/ masyarakat
sekitar.

12

4.5

Dokumentasi
4.5.1 Wawancara dengan perwakilan warga Hegarmanah

4.5.2 Wawancara dengan K3 Apartemen Taman Melati

13

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pihak pembangun Apartemen

Taman Melati karena kedua belah pihak sama kuat di dalam mempertahankan
pendapat masing-masing, sehingga mengakibatkan beberapa peristiwa seperti demo
dan tuntutan lainnya dari warga masyarakat sebagai usaha untuk menuntaskan konflik
yang terjadi. Selain karena perbedaan pendapat dan benturan kepentingan, penyebab
konflik yang lainnya merupakan adanya oknum-oknum yang ingin mengambil
keuntungan dari proyek pembangunan apartemen.
Upaya dalam menyelesaikan konflik yang terjadi ditempuh dengan berbagai
cara dan kesepakatan yang menghasilkan win-win solution dimana kedua belah pihak
yang berselisih mendapatkan keuntungan masing-masing. Penyelesaian konflik
ditempuh dengan berbagai cara dan menggunakan pula sosialisasi serta jasa konsultan
serta kesepakatan resmi dari pihak yang terkait.
Konflik yang terjadi antara warga masyarakat Desa Hegarmanah tepatnya
kampung Cikuda dan Neglasari dengan pihak pembangunan Apartemen Taman
Melati merupakan konflik yang pada akhirnya melahirkan kompromi dari kedua
belah pihak serta tentu memiliki sisi baik positif maupun negatif.

5.2

Saran
Melalui pengamatan serta analisis yang telah dilakukan dapat terlihat bahwa

konflik yang terjadi pada masyarakat tidak selamanya melahirkan hal-hal yang
negatif namun juga dapat mengantarkan kepada hal-hal yang cenderung positif.
Kesepakatan maupun perjanjian yang dibuat oleh pihak yang mengalami konflik
dapat diselesaikan setidaknya dengan menggunakan solusi cerdas yang dapat
dimanfaatkan oleh masing-masing pihak secara maksimal.
14

Dari penelitian yang kami angkat dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
konflik yang terjadi di masyarakat akibat suatu peristiwa ataupun perihal tidak selalu
merusakkan namun jikalau pihak yang mengalami konflik dapat bersama-sama
mencari celah agar sebuah persetujuan dapat tercapai tanpa melahirkan keadaan yang
disfungsional bagi kedua belah pihak maupun salah satu pihak.
Kami menyarankan bahwa dalam pemecahan konflik, komunikasi serta
diplomasi antar kedua belah pihak haruslah sering terjadi sehingga masalah dapat
terpecahkan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Hanifsos.com/2013/03/bentuk-bentuk-akomodasi.html?m=1
http://lelonososio.wordpress.com/modul-penelitian-sosial-kelas-xii/
http://akunt.blogspot.com/2013/12/pengertian-konflik-sosial-menurut-para.html
http://zakaaditya.blogspot.com/2013/09/teori-konflik-dari-beberapa-ahli.html
http://www.academia.edu/7329629/TEORI_KONFLIK_MENURUT_PARA_AHLI
http://septianidwii.com/2011/12/teknik-pengumpulan-data-dengan_5296.html

16

Dokumen yang terkait

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FUNGSI BALI TV SEBAGAI MEDIA LOKAL (Studi pada Warga Kelurahan Tuban Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, Bali)

0 25 2

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Bulan Agustus 2010

2 21 84

Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

17 110 92

Perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-Ibu majelis ta'lim

0 22 126

Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit

1 29 86

1 Silabus Prakarya Kerajinan SMP Kls 8 d

2 70 15