ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI PRE

ANALISIS PENERIMAAN
SISTEM INFORMASI PRESENSI PEGAWAI
DENGAN PENDEKATAN TAM
(TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL )
(Studi Kasus : Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT)-BATAN Bandung)
Yeslida Islamiyah 1, Caca Emile Supriana,S.Si., M.T. 2, Anggoro Ari Nurcahyo, ST3
1,2,3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan Bandung
1,2,3

1

Universitas Pasundan Bandung, Jl.Dr.Setiabudhi 193 Bandung, 40153

yeslidaislamiyah93@gmail.com, 2 caca.e.supriana@unpas.ac.id 3anggoro.ari.nurcahyo@unpas.ac.id

ABSTRAK
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan merupakan bagian dari BATAN yaitu lembaga non Kementerian
yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan
dan bimbingan dibidang penelitian dan pengembangan senyawa bertanda dan radiometri, pemanfaatan teknofisika,

dan pengelolaan reaktor riset. PSTNT – BATAN Bandung salah satu instansi yang menerapkan sistem informasi
yang berbasis pada teknologi website. Salah satu penerapannya pada sistem informasi presensi. Sistem informasi
presensi pegawai merupakan salah satu sistem pendukung yang ada di PSTNT – BATAN Bandung. Salah satu
penggunaan sistem informasinya yaitu pada aplikasi Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAPP).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerimaan sistem informasi presensi yang ada
di PSTNT – BATAN Bandung dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Dalam melakukan
penelitian tugas akhir ini menggunakan kuesioner dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji validitas dan
reliabilitas konstruk, uji kecocokan dan uji hipotesis. Untuk menganalisis model penerimaan sistem informasi
digunakan analisis Struqtural Equation Modeling (SEM).
Hasil dari penelitian ini yaitu tingkat penerimaan sistem informasi presensi melalui pengukuran SIAPP.
Hasil tersebut bisa dijadikan evaluasi bagi organisasi khususnya PSTNT – BATAN Bandung
Kata kunci : Sistem Informasi, Presensi, SIAPP, Technology Accceptance Model (TAM), PSTNT – BATAN,
Structure Equation Modeling (SEM).
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan keputusan peraturan Kepala
Tenaga Nuklir Nasional No.14 Tahun 2013 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir
Nasional nama Pusat Tenologi Nuklir Bahan dan
Radiometri (PTNBR) di ubah menjadi Pusat Sains

Tenaga Nuklir Terapan (PSTNT). PSTNT - BATAN
merupakan
suatu
lembaga
non-departmen
pemerintah yang didirikan pada tahun 1958 dan
merupakan pusat penelitian tertua di lingkungan
BATAN.
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
(PSTNT) - BATAN Bandung merupakan salah satu
instansi yang memanfaatkan peran teknologi
informasi dalam proses operasinya. Salah satu
pemanfaatannya melalui sistem informasi presensi
pegawai yaitu sistem yang digunakan
untuk
mengontrol kehadiran setiap pegawai di PSTNT BATAN Bandung yang mana akan mempengaruhi

juga pada kinerja. Sistem informasi presensi
pegawai salah satu fasilitas untuk mengelola data
kehadiran seperti jam keberangkatan pegawai, jam

kepulangan pegawai serta waktu saat pegawai izin
keluar dari lokasi instansi pada saat jam kerja.
Sistem informasi presensi pegawai diterapkan
dengan harapan untuk menciptakan keefektivitas
kerja serta meningkatkan dalam mengelola
kehadiran di PSTNT - BATAN Bandung. Melalui
penerapan sistem informasi ini akan mempengaruhi
kinerja pengguna dalam hal ini pegawai PSTNT
BATAN Bandung. Hal ini dapat dilihat apakah
sistem informasi dapat membantu pengguna sistem
informasi untuk tidak melakukan tindakan
pelanggaran aturan yang telah dibuat instansi
sehingga pengguna sistem informasi dapat menerima
sistem informasi tersebut, atau malah menyulitkan
pengguna sistem informasi dalam melakukan
kegiatan operasionalnya sehingga pengguna tidak
menerima sistem informasi tersebut.

Untuk mengetahuinya penerimaan sistem
informasi presensi pegawai maka perlu dilakukan

pengukuran terhadap tingkat penerimaan sistem
informasi presensi pegawai di PSTNT - BATAN
Bandung melalui pendekatan dan model. Salah satu
model pengukurannya dengan TAM (Technology
Acceptance Model) yang bisa membantu agar
menghasilkan pengukuran yang valid dan reliable.
Standar TAM dipilih karena TAM bisa memberikan
gambaran
pengukuran-pengukuran
mengenai
pengaruh penggunaan sistem informasi.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas,
maka didapatkan identifikasi masalah seperti:
1. Bagaimana merancang
untuk mengukur
tingkat penerimaan sistem informasi presensi
terhadap kinerja pegawai di Pusat Sains dan
Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT- BATAN
Bandung? .

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengguna
menerima atau menolak adanya sistem
informasi presensi pegawai di PSTNT BATAN
Bandung.
1.3. Tujuan Tugas Akhir
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan tugas akhir ini adalah
untuk mengetahui sejauh mana tingkat penerimaan
sistem informasi presensi pegawai di PSTNT
BATAN Bandung yang kemudian dikaitkan dengan
kinerja pegawai. Pada penelitian tugas akhir ini
menggunakan framework TAM (Technology
Acceptance Model) sehingga dapat diketahui tingkat
penerimaan pengguna terhadap sistem informasi
tersebut melalui model pengukuran. Selain itu tujuan
tugas akhir ini untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi penerimaan sistem
informasi.
1.4. Lingkup Tugas Akhir
Dalam melakukan penelitian tugas akhir,

penulis hanya mengkaji melalui lingkup seperti :
2. Fokus penelitian ini adalah penerimaan sistem
informasi presensi terhadap kinerja pegawai di
lingkungan PSTNT BATAN Bandung .
3. Responden diambil dari pengguna sistem
informasi presensi yaitu semua pegawai di
PSTNT BATAN Bandung.
4. Model yang digunakan dalam mengukur tingkat
penerimaan sistem informasi presensi yaitu
TAM (Technology Acceptance Model) .
1.5. Metodologi Tugas Akhir
Metodologi
merupakan
teknik-teknik
yangdigunakan dalam melakukan penelitian tugas
akhir mengenai analisis sistem informasi presensi
pegawai di PSTNT – BATAN Bandung. Pada tahap
pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari
wawancara dan studi literatur untuk menentukan


identifikasi masala serta menentukan tujuan dan
lingkup dari penelitian tugas akhir.
Pada tahap kedua yaitu pengumpulan data yang
mana pada tahap ini ditentukannya variabel yang
dijadikan sebagai variabel-variabel yang akan diteliti
dan nantinya dihasilkan desain kuesioner sehingga
bisa disebarkan kepada responden. Tahap ketiga
yaitu pengolahan data yang dihasilkan dari
pengumpulan kuesioner. Dari pengolahan data bisa
dijaikan bahan untuk menganalisisis tugas akhir.
tahap keempat yaitu kesimpulan dan saran yang
dihasikan dari proses pengolahan data.
Pada gambar 1 dibawah
ini merupakan
metodologi yang digunakan dalam melakukan
penelitian tugas akhir ini. Metodologi tugas akhir
terdiri dari pendahuluan yang meliputi wawancara
dan studi literatur. Kemudian identifikasi masalah
dan menentukkan tujuan, ruang lingkup tugas akhir.
tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data yang

meliputi menentukkan variabel, menentukkan teknik
dan sampel dan penyusunan kuesioner. Tahap
selanjutnya setelah kuesioner berhasil tersebar maka
pengumpulan kuesioner kemudian pengolahan data
dan analisis. Tahap terakhir yaitu kesimpulan dan
saran.

Gambar 1 Metodologi tugas Akhir

2. Landasan Teori
2.1. Peta Konsep
Berikut merupakan gambaran umum atau
ringkasan
mengenai
konsep,literarur-literatur
berserta teori-teori yang mendukung dalam
penelitian tugas akhir yang direpresentasikan
menggunakan peta konsep.

Gambar 2 Peta Konsep

2.2. Sistem Informasi
Menurut Steven Alter (2002) dalam bukunya
Information System Foundation for E-Business
mendefinisikan Sistem informasi adalah suatu sistem
kerja tertentu
yang menggunakan teknologi
informasi untuk menangkap, mengirim, menyimpan,
mendapat
kembali,
memanipulasi
atau
memperlihatkan informasi, dengan demikian dapat
mendukung satu atau lebih sistem kerja [1].
Sedangkan menurut Wilkison (1992) sistem
informasi
adalah
kerangka
kerja
yang
mengkordinasikan

sumber
daya
(manusia,
komputer) untuk mengubah masukan (input)
menjadi keluaran (informasi) guna mencapai
sasaran-sasaran perusahaan.[2].
2.2.1. Kualitas Informasi
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Femilia
Zahra (2009) mengemukakakn hasil penelitian
DeLone dan McLean (1992) dan model Seddon
(1997) menunjukkan bahwa kualitas sistem
informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem
informasi. Kualitas Informasi yang dimaksudkan
dalam penelitian ini merupakan persepsi pemakai
mengenai kualitas informasi yang dihasilkan oleh

internet yang digunakan oleh mahasiswa guna
mendapatkan informasi yang dubutuhkannya.
Beberapa karakteistik yang digunakan untuk menilai

kualitas informasi antara lain adalah accuracy,
timeliness,
relevance,
informativeness,
dan
Competitiveness (Weber, 1999).[3].
Kualitas informasi adalah tingkat relevan
(relevant), ketepatan waktu (timely), aman dan
disajikan dengan rancangan informasi yang baik
dalam sebuah website (Liu & Arnett,2000). Kualitas
informasi terbaik dapat diberikan oleh internet
ketika bisa didapatkan denganmudah (tidah susah
dalam pencariannya), terorganisasi (teratur), dan
tersedia dalam jumlah yang banyak (Donthu dan
Garcia, 1999; Peterson et al.1997), dalam
Istianingsih dan Setyo Hari Wijanto (2008).[3].
Kualitas informasi juga dapat dilihat dengan
adanya potensi menghasilkan informasi yang tidak
terbatas baik dalam organisasi maupun luar
organisasi (Barnes et al, 2003). Menurut Li et al.
(2002), informasi yang berkualitas adalah informasi
yang akurat, jelas, detil, relevan, mudah didapatkan,
tepat waktu, up to date dan sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Liu dan Arnett (2000) menyatakan bahwa
informasi
dengan
kualitas
terbaik
akan
meningkatkan kegunaan persepsian pengguna dan
meningkatkan penggunaan sistem informasi. Lin dan
Lu (2000) juga menambahkan bahwa penerimaan
atau penolakan pengguna atas sebuah sistem
disebabkan oleh kualitas yang diberikan oleh sebuah
sistem.[3].
Seddon (1997) melakukan penelitian untuk
melihat adanya hubungan antara kualitas informasi
dengan perceived usefulness. Hasil penelitian
Seddon (1997) mengenai adanyahubungan antara
dua variabel ini, didukung oleh hasil penelitian Liu
(1997) dan Rai et al.,(2002). Jika pengguna internet
yakin dengan kualitas sistem yang digunakannya,
dan merasakan bahwa menggunakan sistem tersebut
tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa
penggunaan sistem tersebut akan memberikan
manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan
kinerja mereka. Jika informasi yang dihasilkan dari
sistem yang digunakan semakin akurat, tepat waktu,
dan memiliki reliabilitas yang baik, maka akan
semakin meningkatkan kepercayaan pemakai sistem
tersebut. Peningkatan kepercayaan pemakai sistem
informasi, diharapkan akan semakin meningkatkan
kinerja mereka.[3].
Dalam penelitian ini, dimensi-dimensi kualitas
informasi yang akan digunakan sebagai ukuran
kualitas informasi dari penggunaan internet sebagai
bahan pustaka/referensi adalah berdasarkan pada
penelitian Bailey dan Pearson (1083), yaitu
Accuracy, precision Currency, timeliness, reliability,
completeness, conciseness, format dan relevance
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini

menghipotesakan bahw berdasarkan persepsi
pemakai, semakin tinggi kualitas informasi, akan
semakin meningkatkan perceived usefulness dan
perceived ease of use.[3].
2.2.2. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil
kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama
(Rivai dan Basri, 2005:50).[ 4].
2.3. Pencatatan Kehadiran
Berikut ini merupakan peraturan mengenai
pencatatan kehadiran pegawai PSTNT – BATAN
Bandung :[5].
1. Setiap hari kerja pegawai wajib melakukan
pencatatan kehadiran dan kepulangan dengan
menggunakan alat presensi elektronik dan/atau
alat presensi yang lain yang sah.
2. Pegawai yang tidak masuk kerja, datang
terlambat, pulang lebih awal, meninggalkan
kantor sementara dengan alasan yang sah wajib
memiliki surat izin sebagai berikut:
a. Surat izin tidak masuk kerja, termasuk
karena alasan sakit paling lama 2 (dua) hri
menggunakan formulir .
b. Surat izin datang terlambat atau pulang
lebih awal menggunakan formulir.
c. Surat izin meninggalkan kantor sementara
karena
kepentingan
mendesaak
menggunakan formulir.
3. Surat izin dan surat perintah dibuat dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Ditandatangani oleh pejabat struktural,
atasan langsung,
atau pegawai yang
diberikan wewenang.
b. Diketahui dan diparaf oleh Petugas
Pengamanan.
c. Dibuat rangkap 2 (dua), lembar pertama
diserahkan kepada Petugas Pengamanan,
dan lembar kedua diserahkan kepada
pejabat struktural yang membidangi
kepegawaian di unit kerja masing-masing.
d. Untuk alasan mendesak, surat izin tidak
masuk kerja wajib dibuat oleh Pegawai
pada Pejabat struktural yang membidangi
kepegawaian di unit kerja masing-masing,
wajib mendata Pegawai yang melakukan
pelanggaran disiplin dalam melaporkan
kepada Kepala Unit Kerja pada setiap awal
minggu berikutnya menggunakan formulir
pada saat kesempatan hari pertama masuk
kerja.

2.4. Konsep Techologi Acceptance Model (TAM)
Model penerimaan teknologi (Technology
Acceptance Model atau TAM) merupakan suatu
model penerimaan sistem teknologi informasi yang
akan digunakan oleh pemakai. Model penerimaan
teknologi atau technology acceptance model (TAM)
dikembangkan oleh Davis et al. (1989) berdasarkan
model TRA. Model TRA (Theory of Reasoned
Action) dapat diterapkan karena keputusan yang
dilakukan oleh individu untuk menerima suatu
teknologi sistem informasi merupakan tindakan
sadar yang dapat dijelaskan dan diprediksi oleh
minat perilakunya. TAM menambahkan dua kontruk
utama ke dalam model TRA (Theory of Reasoned
Action). Dua konstruk utama ini adalah kegunaan
persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use).
TAM beragumentasi bahwa penerimaa individual
terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh
dua konstuk tersebut. [6].
Kegunaan persepsian (perceived usefulness)
dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived
ease of use) keduanya mempunyai pengaruh ke niat
perilaku (behavioral intention). Pemakai teknologi
akan mempunyai niat menggunakan teknologi jka
dia merasa bahwa teknologi tersebut bermanfaat
baginya dan mudah dalam penggunaannya.
Kegunaan persepsian (perceived usefulness)
juga mempengaruhi kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) tetapi tidak
sebaliknya. Pemakai sistem akan menggunakan
sistem jika sistem tersebut bermanfaat tanpa baik
sistem itu mudah digunakan atau tidak mudah
digunakan. Sistem yang sulit digunakan akan tetap
digunakan jika pemakai merasa bahwa sistem masih
berguna (Hartono, 2007). Model ini akan dapat
dipahami dengan lebih jelas pada gambar 3 di bawah
ini : [7].

Gambar 3 Model TAM Oleh Davis 1898

2.5. Tahapan dalam Menggunakan SEM
Pada bagian ini akan dijelaskan tahapantahapan dalam menggunakan (Structur Equation
Modeling) SEM. Berikut tahapan-tahapan dalam
menggunakan SEM.
2.5.1. Spesifkasi Model
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nia
Anisa dan Nora Naulul (2013), spesifikasi model
dalam langkah pengembangan model berbasis teori,
hal yang harus dilakukan adalah melakukan
serangkaian eksploitasi ilmiah telaah pustaka.[7].
2.5.2. Identifikasi Model
Tahapan ini berkaitan dengan pengkajian
tentang kemungkinan yang diperolehnya nilai yang
unik untuk setiap parameter yang ada di dalam
model dan kemungkinan simultan tidak ada
solusinya.[7].
2.5.3 Estimasi
Tahapan ini berkaitan dengan estimasi
terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai
parameter dengan menggunakan salah satu metode
estimasi yang tersedia. Pemilihan estimasi yang
digunakan ditentukan berdasarkan karakteristik dari
variabel yang dianalisis yang digunakan untuk
mengukur sebuah variabel laten bersifat reflektif.
Dikatakan demikian karena variabel-variabel
teramati tersebut dipandang sebagai indikatorindikator yang dipengaruhi oleh konsep yang sama
dan mendasarinya (yaitu variabel laten).[7].
2.5.4 Uji Kecocokan
Tahapan ini berkaitan dengan pengujian
kecocokan antara model dengan data, beberapa
kriteria ukuran kecocokan atau goodness of fit
(GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan
langkah ini. Menurut Setyo Hari Wijayanto (2007)
dalam bukunya yang berjudul Structur Equation
Modelling menyatakan bahwa di dalam SEM
variabel–variabel teramati atau indikator-indikator
prediksi dan psychometrika yang berlembang diilmu
psikologi yang mampu menggambarkan variabel
laten (tidak terukur langsung) dan diukur tidak
langsung berdasarkan pada indikator-indikator
(variable manifest).[8].
2.5.5 Uji Validitas Konstruk
Uji validitas konstruk digunakan untuk
mengukur konsep dan konstruk laten. Pembentukan
konstruk dari konseptual model akan memberikan
definisi operasional yang diukur dengan item.
Validitas konstruk dibagi menjadi dua yaitu validitas
konvergen dan validitas diskriminan. Validitas
konvergen bertujuan untuk menguji korelasi antar
item atau indikator untuk mengukur konstruk.
Validitas diskriminan bertujuan untuk menguji item
atau indikator dari dua konstruk yang seharusnya
tidak berkorelasi tinggi .Suatu indikator/variabel
teramati dikatakan mempunyai validitas yang baik

dikatakan baik terhadap konstruk atau variabel
latennya jika [8]:
1.
Nilai convergent validity atau nilai loading
factor per indikator >0,70. Namun pada penelitian
tahap pengembangan skala , loading 0,50 sampai
0,60 masih dapat diterima. Jika nilainya di bawah
nilai ini maka indikator harus dikeluarkan atau
digantikan [8].
2.
Nilai average variance extracted (AVE)
>0,50, maka konstruk valid [8]
3.
Discriminant validity dengan melihat akar
kuadrat AVE dibandingkan korelasi antar konstruk.
Jika nilai akar kuadrat AVE > korelasi antar
konstruk maka diskriminan validitinya baik.[8].
2.5.6 Uji Reliabilitas Konstruk
Reliabilitas
adalah
konsistensi suatu
pengukuran. Uji reliabilitas menggunakan nilai
cronbach alpha dan nilai composite reliability. Bila
nilai cronbach alpha > 0,70 dan nilai composite
reliability ≥ 0,70 maka variabel laten (konstruk)
dianggap reliabel atau dapat dipercaya hasilnya.[7].
2.6 Uji Hipotesis
Dalam penelitian yang dilakukan oleh hari
Habsono (2013) yang berjudul analisis peneriman
managemenn sistem pada gudang sparepart dengan
menggunakan TAM, regrasi terdiri atas variabel
bebas (yang mempengaruhi) dan variabel terikat
(yang dipengaruhi). Variabel yang mempengaruhi in
dalam analisis regrasi disebut sebagai variabel
predikator (dengan lambang X) dan yang
dipengaruhi disebut variabel kriterium (dengan
lambang Y). Namun pada regrasi ganda kita
membicarakan hubungan antara 1 variabel terikat
dengan 2 atau lebih variabel terikat. Regrasi
berganda bertujuan untuk:[9].
1. Untuk meramalkan pengaruh dua variabel
prediktor atau lebih terhadap satu variabel
kriterium atau variabel terikat.
2. Dengan Membuktikan ada atau tidaknya
hubungan fungsional antara dua buah variabel
bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel
terikat (Y).
Secara umum regrasi berganda dituliskan dalam
matematis 2.4 sebagai berikut : [9]
Y’ = b0 + b1X1 +b2X2……..bnXn
(2.4)
Y = variabel dependen
X1 = Variabel indipenden
X2 = Variabel independen
Xn = Variabel independen
b0 = Konstanta
b1 = Koefisien regrasi
b2 = Koefisien regrasi
1. Uji t (Parsial)
Taraf keyakinan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jika nilai probabilitas < 0,05 atau 5%.
Dengan :
df = n –k
(2.5)

dimana :
df = Degree of freedom/ derajat kebebasan
n = Jumlah sampel
k = Banyaknya koefisien regrasi + konstanta
a) Menentuha H0 dan H1
a. H0 : berarti tidak terdapat pengaruh variabel
independen secara individu terhadap penerimaan
sistem.
b. H1 : berarti terdapat pengaruh variabel
independen secara individu terhadap penerimaan
sistem.
b) Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah
hipotesa nol diterima atau tidak. Untuk
mengetahui kebenaran hipotesis digunakan
variabel sebagai berikut :
a. H0 : Diterima apabila –t (a/2; n-k) ≤ t hitung ≤
(a/2; n-k), artinya tidak ada pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. H0 : Ditolak apabila t hitung > (a/2; n-k ) atau -t
hitung ≤ -t (a/2; n-k ), artinya ada pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
c) Kesimpulan
Keputusan bisa menolak H0 atau menerima
H1. Nilai t tabel yang diperoleh dibandingkan niai t
hitung, bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh pada variabel dependen.
Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2.Uji F (simultan)
Taraf keyakinan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jika nilai probabilitas < 0,05
atau 5%. Rumus df1 = k – 1 daan untuk df2 = n – k
dimana k adalah jumlah variabel (bebas + terikat)
dan
n
adalah
jumlah
observasi/sampel
pembentukkan regrasi.
a.Menentukan H0 dan H1
H0 : berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel
independen dan variabel dependen secara bersamasama terhadap penerimaan sistem.
H1 : berarti terdapat pengaruh antara variabel
independen dan variabel dependen secara bersamasama terhadap penerimaan sistem.
b.Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah
hipotesis nol diterima atau tidak H0 diterima
apabila F F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel
bebas secara bersama-sama bukan merupakan
variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel
terikat. H0 ditolak apabila F hitung > F tabel,
artinya semua variabel bebas secara bersama-sama
merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel terikat.
c.Kesimpulan
Keputusan bisa menolak H0 atau menerima
H1. Nilai F tabel yang diperoleh dengan nilai F

hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel,
maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3.Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variabel dependen. Dapat ditunjukkan
oleh besarnya koefisien determinasi Adjusted R
Square (R2) antara 1 dan 0, dimana nilai Adjusted R
Square (R2) yang mendekati angka satu (1) maka
memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan oleh variabel dependen.
4.Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah koefisien yang
menggambarkan tingkatan keeratan hubungan antar
peubahan atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi
tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara
dua peubah atau lebih, tetapi semata-mata
menggambarkan keterkaitan linie antar peubah.
Nilai dari koefisien korelasi berkisar -1 sampai
dengan 1. -1 berarti terdapat hubungan negatif
(berkebalikan) yang sempurna 0 berarti tidak
terdapat hubungan sama sekali berarti terdapat
hubungan positif sempurna.

3. Analisis
3.1 Tempat Penelitian
Dimulai dari terbentuknya LTA (Lembaga
Tenaga Atom) , LTA diubah menjadi Badan Tenaga
Atom Nasional (BATAN), dan terakhir, berdasarkan
Keppres No. 197 tahun 1998, diubah lagi menjadi
Badan Tenaga Nuklir Nasional tanpa merubah
singkatan, tetap BATAN.
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan
pembinaan dan bimbingan dibidang penelitian dan
pengembangan senyawa bertanda dan radiometri,
pemanfaatan teknofisika, dan pengelolaan reaktor
riset.
3.2 Gambaran Umum
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai
gambaran umum sistem presensi pegawai di Pusat
Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) –
BATAN Bandung yang direpresentasikan dalam
workflow untuk menggambarkan sistem presensi.
3.2.1 Sistem Presensi (Sistem Kehadiran)
Sistem presensi (sistem kehadiran) pegawai
di PSTNT - BATAN adalah suatu sistem yang
mendukung aktifitas PSTNT – BATAN yang
dimulai dari pencatatan kehadiran pegawai,
pengecekan kehadiran pegawai dan pembuatan
laporan bulanan presensi pegawai.
Sistem presensi pegawai bertujuan untuk
mengontrol kehadiran setiap pegawai dimana

nantinya kehadiran tersebut akan dibutuhkan dalam
melakukan penilaian kinerja atau prestasi pegawai
dan perhitungan uang tunjangan dan uang makan.
Adanya sistem presensi (sistem kehadiran)
menghasilkan laporan bulanan presensi yang berisi
rekapitulasi presensi pegawai selama satu bulan.
Laporan presensi bulanan pegawai berguna untuk
menentukan jumlah tunjangan kinerja masingmasing pegawai berdasarkan hasil presensi pegawai.
Sistem presensi (sistem kehadiran ) pegawai
dilakukan sesuai dengan ketentuan jam kerja yaitu
setiap hari senin sampai dengan hari kamis yaitu
pukul 07.30 WIB – 16.00 WIB (istirahat pukul 12.00
WIB – 13.00 WIB). Sedangkan hari jumat pukul
07.30 WIB – 16.30 WIB (istirahat pukul 11.30 WIB
– 13.00 WIB). Pencatatan presensi (kehadiran)
dilakukan pada saat kedatangan dan kepulangan
dengan menggunakan teknologi fingerprint.
3.2.1 Analisis Keterkaitan Antara Sistem Presensi
dengan Teknologi
Sistem presensi merupakan sistem yang
menangani kehadiran secara keseluruhan. Hal ini
dapat dilihat dari proses, pelaku yang menjalankan
sistem, data yang dikelola dan informasi yang
dihasilkan dari sistem itu sendiri. Sedangkan SIAPP
merupakan bentuk wujud penerapan dari sistem
presensi yang sudah
menggunakan teknologi
informasi dan digunakan secara fleksibel oleh para
pegawai dalam mengontrol kedisiplinan melalui
kehadiran
pegawai.
Kedunaya
mempunyai
komponon yang sama sehingga dikatakan untuk
dapat mengukur tingkat penerimaan sistem presensi
salah satunya dapat diukur melalui SIAPP.
3.3 Objek Penelitian
Pada bagian ini akan menjelaskan objek yang
menjadi puasat penelitian yaitu pada Sistem
informasi Administrasi Presensi Pegawai.
3.3.1 Analisis Lingkup SIAPP
Analisis lingkup penelitian yang akan dilakukan di
PSTNT – BATAN diantaranya meliputi :
1. Kasus yang dijadikan fokus penelitian adalah
penerapan Sistem Informasi Administrasi
Presensi Pegawai (SIAPP).
2. Pengaruh yang dilihat adalah tingkat penerimaan
SIAPP terhadap kualitas informasi dan kinerja
pegawai.
3. Responden untuk contoh data diambil dari
pengguna SIAPP, yaitu semua pegawai yang di
PSTNT – BATAN Bandung.

yang ada di BATAN, maka PSTNT – BATAN
Bandung
memutuskan menggunakan teknologi
SIAPP untuk mempermudah dalam pengawasan
kedisiplinan semua pegawai yang bekrja di PSTNT
– BATAN Bandung.
SIAPP telah digunakan sejak tahun 2010 dan
sampai saat ini SIAPP yang digunakan adalah
SIAPP versi pertama.Sistem administrasi presensi
pegawai (SIAPP) di PSTNT – BATAN Bandung
merupakan sistem informasi pendukung aktifitas
utama yaitu penelitian di Pusat Sains dan Teknologi
Nuklir Terapan (PSTNT) – BATAN Bandung yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk memfasilitasi dalam pengelolaan administrasi
presensi pegawai sehingga semua informasi yang
terkait dengan presensi pegawai dapat terdistribusi
secara cepat.
Adanya sistem informasi administrasi
presensi pegawai (SIAPP) di PSTNT – BATAN
Bandung bertujuan salah satunya untuk memantau
kedisiplinan pegawai seperti memantantau setiap
kegiatan pegawai seperti masuk, keluar jam kerja,
pulang lebih awa, cuti, izin dan sakit. Selain itu
adanya sistem informasi ini, semua yang berkaitan
dengan kehadiran pegawai terpantau sehingga akan
berpengaruh pada penerimaan uang makan dan uang
tunjangan kinerja.
3.3.3 Analisis Peran Pelaku Sistem Informasi
Administrasi Presensi Pegawai
Penggunaan SIAPP di PSTNT – BATAN
Bandung memiliki peranan yang berepngaruh
terhadap pelaku. Pada tabel 1
dibawah ini
merupakan analisis pelaku.

3.3.2 Sistem Administrasi Presensi Pegawai
(SIAPP)
Pegawai merupakan aset utama dalam
mencapai tujuan organisasi disamping uang, sarana
dan prasarana. Oleh karena itu diperlukan sistem
pemantauan yang dapat meningkatkan disiplin
pegawai. Dalam menunjang reformasi dan birokrasi

Tabel 1 Analisis Peran Pelaku
No
1.

Pelaku
Ka
Subbag
PKDI

Jumlah
1

2.

Admin
(PKDI)

2

3.

Super
Admin

1

4.

Pegawai

159

Peran Pelaku
Melakukan pengawasan
terhadap kinerja pegawai
yang bertanggungjawab
terhadap jalannya sistem
presensi pegawai di PSTNT –
BATAN Bandung. Serta
mengesahkan laporan
rekapitulasi presensi pegawai.
Melakukan pengolahan data
presensi (kehadiran) semua
pegawai PSTNT – BATAN
Bandung.
Melakukan pengelolaan fiturfitur SIAPP secara
keseluruhan.
Melakukan presensi setiap
harinya saat kedatangan dan
kepulangan dari kantor.

3.3.4 Struktur Menu SIAPP
Struktur menu merupakan fitur-fitur yang ada
pada sebuah aplikasi. Pada bagian ini akan
dijelaskan menu-menu yang ada pada SIAPP dengan
direpresentasikan dalam struktur menu. SIAPP

terdiri dari menu utama yaitu home, presensi, shift,
refrensi dan pengguna.
Pada gambar 4 yang merupakan struktur
menu SIAPP dengan fokus penelitian pada menumenu yang diberi tanda merah. Namun dalam
penelitian tugas akhir ini hanya memfokuskan pada
2 menu yaitu menu Home dan menu Presensi.
Menu presensi terdiri dari sub menu import
data, rekapitulasi tunjangan kinerja, data pegawai,
hari libur cuti bersama, cuti tahunan, keluar
sementara, upacara bendera, pegawai shift dan
jadwal shift. Sedangkan pada menu presensi terdapat
sub menu seperti import data presensi, presensi
pegawai, rekapitulasi presensi pegawai, tunjangan
kinerja, absensi pegawai, keluar sementara dan
upacara bendera.
Pada aplikasi SIAPP menu yang banyak
diakses oleh para user yaitu menu rekapitulasi
presensi, absensi dan menu cuti. Menu-menu
tersebut banyak diakses oleh user supaya bisa
mendapatkan informasi mengenai kehadiran masingmasing pegawai dan untuk mengetahui apakah
pegawai yang bersangkutan mempunyai kekurangan
jam kerja atau tidak sehingga jika mempunyai
kekurangan jam kerja segera mengganti kekurangan
tersebut.

variabel TAM tersebut menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan pengguna sistem
informasi.
Berdasarkan alasan diatas, maka variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 6 variabel, 3 variabel bebas (independent
variables) dan 2 variabel terikat (dependent
variable). Variabel bebas diantaranya variabel
kemanfaatan,kemudahan, kualitas informasi, kinerja
dan kepuasan sedangkan variabel penerimaan, dan
variabel sikap adalah variabel terikat. Berikut
penjelasan variabel masing-masing.
1. Variabel kemanfaatan (Perceived Usefulness)
yaitu sejauh mana pengguna percaya bahwa
pengguna suatu teknologi akan memberikan
kemanfaatan yang dapat meningkatkan kinerja
pengguna.
2. Varibel kemudahan bagi pengguna (Perceived
Easy of Use) yaitu kepercayaan pengguna bahwa
dengan
menggunakan
Sistem
Informasi
Administasi Presensi Pegawai (SIAPP) tidak
perlu bersusah payah. Dengan adanya variabel
ini pengguna merasakan kemudahan dalam
menggunakan sistem.
3. Variabel kepuasan yaitu sejauh mana pengguna
merasa puas dalam menggunakan SIAPP.
4. Variabel penerimaan (Acceptance) yaitu
penerimaan pengguna terhadap penerapan sistem
informasi atau bisa dikatakan dalam hal ini
penerimaan SIAPP.
5. Variabel kualitas informasi yaitu sejauh mana
informasi yang dihasilkan dari SIAPP
berkualitas.
6. Variabel kinerja pengguna yaitu sejauh mana
dengan adanya SIAPP mempengaruhi kinerja
pengguna.
7. Variabel sikap yaitu sejauh mana sikap pengguna
dalam
menggunakan
SIAPP
misalnya
ketertarikan dalam menggunakan sistem.
3.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Gambar 4 Strutur Menu SIAPP
3.4 Variabel-variabel Penelitian
Dalam
penelitian
ini
pengguna
menggunakan variabel yang diadopsi dari model
TAM yang telah dimodifikasi. Penelitian ini penulis
menghilangkan attitude towards using , behavioring
intention, dan actual usage. Variabel-variabel
tersebut diganti dengan acceptance. Karena
berdasarkan
peneitian-penelitian
sebelumnya
menunjukkan bahwa hasil dari penelitian ketiga

Pada kerangka pemikiran teoritis yang
digunakan dalam penelitian ini menggambarkan
hubungan antara variabel yang akan diuji. Adapun
variabel yang digunakan dalam penelitian tugas
akhir Ini yaitu dependent variable (variabel terkait)
dan independent variable (variabel bebas). Variabel
terikat (dependent
variable) meliputi variabel
penerimaan
(S). Sedangkan variabel bebas
(independent variable) mengadopsi dari konsep
Technology Acceptance Model (TAM) 1989 oleh
Davis F.D yaitu variabel kegunaan
(T3),
kemudahan (T4) dan sikap (T5) sedangkan variabel
eksternal meliputi variabel kualitas informasi (T1)
dan variabel kinerja pengguna (T2). Pada gambar 5
dibawah ini merupakan kerangka pemikiran teoritis.

Gambar 5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada kerangka pemikiran teoritis diatas
terdapat dua variabel eksternal yaitu variabel
kualitas informasi dan variabel kinerja. Sedangkan
lima variabel lain mengadopsi dari konsep
Technology Acceptance Model (TAM) oleh Davis F
D (1989) yaitu variabel kegunaan, variabel
kemudahan, variabel sikap dan variabel penerimaan.
Adapun penjelasan kerangka pemikiran teoritis
diatas adalah sebagai berikut ini :
1. Jika kualitas informasi dan kinerja pengguna
bersifat tinggi dengan adanya penggunaan sistem
presensi, maka persepsi kegunaan dalam
menggunakan sistem presensi pegawai di
kalangan pegawai PSTNT – BATAN Bandung
akan tinggi.
2. Jika kualitas informasi dan kinerja pengguna
bersifat tinggi dengan adanya penggunaan sistem
presensi, maka persepsi keudahan dala
menggunakan sistem presensi pegawai di
kalangan pegawai PSTNT – BATAN Bandung
akan tinggi.
3. Jika persepsi kemudahan sistem presensi
pegawai tinggi terhadap kegunaan dalam
penggunaan sistem presensi pegawai, maka
keyakinan dalam menggunakan sistem presensi
pegawai akan tinggi.
4. Jika persepsi kemudahan penggunaan sistem
presensi pegawai tinggi terhadap mendapatkan
data presensi yang sesuai kebutuhan dan akurat,
maka sikap pegawai dalam menggunakan sistem
presensi pegawai akan tinggi.
5. Jika persepsi kegunaan bersifat tinggi terhadap
keyakinan pegawai mendapatkan data presensi
yang sesuai kebutuhan dan akurat, maka sikap
pegawai dala menggunakan siste presensi akan
tinggi.
6. Jika sikap dalam menggunakan sistem presensi
pegawai tinggi, maka penerimaan sistem presensi
tinggi.
7. Jika persepsi kegunaan dalam menggunakan
sistem presensi tinggi, maka penerimaan sistem
presensi pegawai tinggi.

3.6 Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan awal dari
variabel-variabel yang akan diukur. Berdasarkan
hasil analisis pada Bab 3 mengenai sistem presensi
yang ada di PSTNT – BATAN Bandung maka
dihasilkan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis 1 (H1) : Kualitas informasi dan kinerja
berpengaruh terhadap kegunaan.
2. Hipotesis 2 (H2) : Kualitas informasi dan kinerja
berpengaruh terhadap kemudahan.
3. Hipotesis 3 (H3) : Persepsi kemudahan
berpengaruh terhadap kegunaan.
4. Hipotesis 4 (H4):
Persepsi kegunaan
berpengaruh terhadap sikap.
5. Hipotesis 5 (H5) : Persepsi kemudahan
berpengaruh terhadap sikap.
6. Hipotesis 6 (H6) : Sikap berpengaruh terhadap
penerimaan.
7. Hipotesis 7 (H7) : Persepsi kegunaan
berpengaruh terhadap penerimaan
4. Hasil Penelitian
4.2 Analisis Data
Tahap ini digunakan untuk memeriksa tingkat
kecocokan antara data dengan model serta validitas
dan reliabilitas model pengukuran.
4.2.1 Uji Kecocokan Keseluruhan Model
Uji kecocokan digunakan untuk mengetahui
nilai kecocokan dari setiap ukuran-ukuran Goodness
of Fit.Goodness of Fit berguna untuk mengevaluasi
secara umum tingkat derajat kecocokan atau GOF
antara data dengan model yang dihasilkan oleh
program dari tahap estimasi. Berikut adalah
ringkasan penulisan GOF secara keseluruhan yang
dihasilkan oleh program WrapPLS 4.0 seperti pada
tabel 2 Uji GOF merujuk pada lampiran C.
Tabel 2 Uji Goodness Of Fit
Ukuran GOF
Average part
coefficient
(APC)
Average
Rsquared (ARS)
Average
adjusted
Rsquared
(AARS)
Average block
VIF (AVIF)
Average
full
collinearity VIF
(AFVIF)
Tenenhaus
GoF (GoF)

Target tingkat
kecocokan
P < 0.001

Hasil
estimasi
P < 0.405

Tingkat
kecocokan
Kurang
baik

P < 0.001

P = 0.357

P < 0.001

P = 0.340

Kurang
baik
Kurang
baik

Dapat diterima
jika