ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT PENGAMBIL (1)

ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PT OUTSOURCING INDONESIA)

  SKRIPSI Program Studi Akuntansi

  AULIA HIDAYATI 43206110015

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

  Nama

  : Aulia Hidayati

  NIM : 43206110015 Program Studi

  : Akuntansi

  Judul Skripsi

  : ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT OUTSOURCING INDONESIA)

  Tanggal Ujian Skripsi

  : 28 Februari 2009

  Disahkan Oleh: Pembimbing Skripsi

  (Syahril Djaddang, SE, Ak, MSi)

  Tanggal:

  Dekan Fakultas Ekonomi

  Ketua Jurusan Akuntansi

  (Dra. Yuli Harwani, MM)

  (Nurul Hidayah, SE, Ak, MSi)

  Tanggal:

  ii

LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

  Nama

  : Aulia Hidayati

  NIM : 43206110015 Program Studi

  : Akuntansi

  Judul Skripsi

  : ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT OUTSOURCING INDONESIA)

  Tanggal Ujian Skripsi

  : 28 Februari 2009

  Ketua

  (Syahril Djaddang, SE, Ak, MSi)

  Tanggal:

  Anggota

  (H. Sabarudin Muslim,SE, MSi)

  Tanggal:

  (Diah Iskandar, SE, MSi)

  Tanggal:

  iii

ABSTRAK

  Laporan arus kas mencerminkan gambaran yang menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Arus kas merupakan bagian penting dalam perusahaan yang ingin beoperasi secara terus menerus. Analisis arus kas dianggab dapat memberikan informasi tambahan yang berguna untuk pengambilan keputusan manajemen.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai analisis laporan arus kas, penerapannya serta mamfaatnya dalam pengambilan keputusan manajemen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

  Analisis laporan arus kas dilakukan dengan menerapkan teknik analisis horizontal, analisis commonsize dan analisis rasio. Analisis ini diarahkan untuk memberikan informasi mengenai perkiraan kondisi arus kas dimasa yang akan datang, kualitas laba dan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan operasinya dimasa yang akan datang.

  Kata kunci : Laporan keuangan, laporan arus kas, analisis horizontal, analisis

  commonsize, analisis ratio, pengambilan keputusan manajeman.

  iv

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1.

  Neraca PT Outsourcing Indonesia

  Lampiran 2.

  Laporan Laba Rugi

  Lampiran 3.

  Laporan Arus Kas (Indirect Method)

  Lampiran 4.

  Analisa Horisontal Laporan Arus Kas (Direct Method)

  Lampiran 5.

  Analisa Common-Size Laporan Arus Kas

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Salah satu bagian dari pelaporan keuangan perusahaan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas mencerminkan gambaran yang menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas, baik dari aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan. Arus kas merupakan bagian penting dalam perusahaan yang ingin beroperasi secara terus menerus, karena tanpa adanya arus kas kelangsungan hidup perusahaan akan tersendat-sendat. Dengan demikian salah satu informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam mengambil keputusan adalah informasi dari laporan arus kas.

  Laporan arus kas bukan berarti menggantikan posisi neraca maupun laporan laba rugi, karena ketiga laporan tersebut memberikan mamfaat yang berbeda. Neraca mencerminkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan bagaimana asset tersebut dibiayai, sedangkan laporan laba rugi menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang tercermin dalam ukuran laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan-laporan tersebut saling melengkapi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Semaki banyak informasi dari pelaporan keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan, semakin baik pula keputusan yang diambil.

  Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mensyaratkan penyajian laporan arus kas sebagai salah satu laporan keuangan yang wajib disajikan terutama untuk pelaporan keuangan pada pemakai eksternal. Setiap perusahaan harus meyajikan laporan arus kas tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laporan arus kas memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan arus kas tersebut (IAI, 2004). Persyaratan penyajian laporan arus kas tersebut dimaksudkan agar laporan keuangan perusahaan dapat lebih memenuhi tujuannya yaitu memberikan informasi yang baik dan berguna bagi pemakainya untuk pengambilan keputusan.

  Agar mendapat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan seperti investor, kreditor pihak manajemen perusahaan, atau pemakai lainnya maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan peruasahaan. Analisis laporan keuangan melibatkan penilaiaan atas kondisi keuangan perusahaan di masa lalu, saaat ini dan masa yang akan depan untuk dapat diidentifikasi kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang mungkin dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang. Hasil analisis laporan keuangan inilah kemudian yang akan menjadi dasar oleh mereka dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu agar pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang tepat maka informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus benar-benar diperhatikan.

  Karena pentingnya analisis laporan arus kas ini dalam pengambilan keputusan, maka penulis dalam penyusunan skripsi mencoba untuk membahas tentang “Analisis Arus Kas Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Bagi Manajemen Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Outsourcing Indonesia)”

B. Perumusan Masalah

  Ketidakpuasan terhadap akuntansi akrual telah menyebabkan laporan arus kas mendapat perhatian besar. Berbagai penelitian dan pendapat telah menegaskan pentingnya analisis laporan arus kas dan analisis arus kas dianggab akan melengkapi analisis laporan keuangan secara keseluruhan sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk mengevaluasi prestasi perusahaan, kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta menunjukan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang kemudian dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Ditambah dengan adanya PSAK No 2 yang mengharuskan penyajian laporan arus kas sebagai bagian integral dari laporan keuangan perusahaan , maka peran analisis arus kas akan semakin besar dan akan selalu menjadi bagian dari analisis keuangan perusahaan.

  Mengingat pentingnya peran dan mamfaat analisis arus kas perusahaan seperti yang disebutkan di atas, maka ada beberapa pokok permasalahan dalam skripsi ini, sebagai berikut: “Apakah informasi arus kas aktivitas operasi dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan manajemen pada PT. Outsourcing Indonesia ?”

C. Pembatasan Masalah

  Masalah yang dibahas pada penelitian ini dibatasi pada arus kas aktivitas operasi tahun 2005 – 2007, karena lebih dari 80 keputusan manajemen didasarkan pada arus kas PT. Outsourcing Indonesia yang berasal dari aktivitas operasi. Oleh karena itu pengambilan keputusan manajemen lebih difokuskan pada arus kas aktivitas operasi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang analisis arus kas sebagai alat pengambil keputusan manajemen. Melalui skripsi ini penulis berharap hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

  1. Manajemen Perusahaan Manajemen dapat memperoleh informasi yang lebih baik untuk menilai potensi perusahaan sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

  2. Analis Laporan Keuangan

  Analis dapat memperoleh informasi yang lebih baik untuk melakukan analisis dan meramalkan kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan.

  3. Penulis Penulisan skripsi ini merupakan media bagi penulis untuk melakukan analisis dan dapat menjadi acuan tambahan untuk penelitian selanjutnya terutama penelitian mengenai pengujian kandungan informasi arus kas.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penyajian Laporan Arus Kas

  Laporan arus kas mengikhtisarkan perubahan kas dan setara kas perusahaan selama periode akuntansi tertentu, dan mengklasifikannya menjadi aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas menurut Keiso dan Weagant (2005:731) “the statement of cash flow is generally prepaid using cash an cash equivalent as it’s basic” yang apabila diartikan adalah laporan yang disusun menggunakan kas dan setara kas sebagai dasar penyusunannya. Menurut Putra (2009) laporan arus kas berfungsi untuk mengetahui realisasi kas masuk dan keluar perusahaan sehingga dapat diprediksi potensi realisasi kas dimasa yang akan datang termasuk untuk mengetahui potensi kemapuan perusahaan untuk membagikan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (pembagian deviden).

  Menurut Henderson dan Pierson (2004, 303) yang dikutip dari FSAB ”cash is most useful concept of funds because decision of investor, creditors and other focus assessment of the future cash flow”. Sedangkan menurut Schroeder dan Clark (2005: 207) menyatakan bahwa tujuan “laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang relevan mengenai kas masuk dan kas keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi”. Informasi tersebut memungkinkan pengguna laporan keuangan menganalisa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan Menurut Henderson dan Pierson (2004, 303) yang dikutip dari FSAB ”cash is most useful concept of funds because decision of investor, creditors and other focus assessment of the future cash flow”. Sedangkan menurut Schroeder dan Clark (2005: 207) menyatakan bahwa tujuan “laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang relevan mengenai kas masuk dan kas keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi”. Informasi tersebut memungkinkan pengguna laporan keuangan menganalisa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan

  a. Kas, terdiri dari kas ditangan dan rekening giro

  b. Setara kas terdiri dari investasi jangka pendek yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang dapat diubah menjadi kas dengan cepat tanpa ada resiko perubahan nilai yang signifikan seperti sertifikat deposito dengan jatuh tempo tiga bulan. Investasi yang dimasukan sebagai setara kas adalah investasi yang jatuh tempo dalam atau kurang dari tiga bulan sejak tanggal perolehannya.

  Komponen setara kas dimasukkan ke dalam definisi “arus kas” disebabkan oleh adanya aktifitas pengelolaan dana oleh pihak manajemen perusahaan untuk memanfaatkan dana menganggur (idle fund) perusahaan, dengan menanamkannya dalam investasi jangka pendek. Aktifitas manajemen ini bukan termasuk kegiatan operasi, investasi atau pendanaan oleh karena itu transaksi-transaksi tersebut pun tidak perlu dilaporkan secara mendetail dalam laporan arus kas, namun dimasukkan sebagai komponen arus kas.

  Tidak semua investasi yang memenuhi syarat sebagai setara kas diharuskan untuk diperlakukan sebagai setara kas. Perusahaan dapat menetapkan kebijakan yang menentukan investasi mana saja yang termasuk dalam setara kas yang akan disajikan dalam laporan arus kas perusahaan, misalnya perusahaan yang kegiatan operasinya berkaitan dengan investasi dalam investasi jangka pendek yang sangat likuid, dapat memutuskan agar pos tersebut dimasukkan ke dalam aktifitas investasi dan bukan dalam setara kas.

  Untuk menyusun laporan arus kas dibutuhkan data dari neraca komparatif, ditambah dengan data laba operasi dari laporan rugi laba serta penjelasan lain yang berkaitan dengan transaksi perusahaan dan perubahan saldo tiap perkiraan.

  Laporan arus kas mengikhtisarkan arus kas serta menjelaskan perubahan saldo kas dan setara kas selama periode berjalan. Penyusunannya dapat dilakukan dengan melihat perubahan perkiraan non kas dan non setara kas dalam neraca awal periode dibandingkan dengan neraca akhir periode untuk melihat transaksi operasi, investasi, dan pendanaan apa saja yang terjadi selama periode tersebut dan bagaimana pengaruhnya pada arus kas. Untuk itu dalam menyusun laporan arus kas, dilakukan analisis semua perubahan yang terjadi dalam semua perkiraan neraca kecuali kas dan setara kas selama periode tersebut, dengan memperhatikan data dari neraca, laporan rugi laba dan informasi tambahan lainnya.

Klasifikasi Arus Kas

  Arus kas dan setara kas dalam laporan arus kas dikelompokkan menurut tiga aktifitas penting dalam perusahaan yaitu aktifitas operasi, aktifitas investasi, dan aktifitas pendanaan. Pengelompokkan seperti ini memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan dan terhadap jumlah kas dan setara kas serta dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan yang ada dalam tiap kategori.

a. Aktifitas Operasi

  Yang dimaksud dengan aktifitas operasi adalah segala aktifitas yang dilakukan dalam rangka menghasilkan pendapatan utama perusahaan, serta segala

  aktifitas lainnya yang bukan merupakan aktifitas pendanaan atau aktifitas investasi. “Arus kas aktivitas operasi tercermin dalam laporan labarugi perusahaan. (Putra, 2009). Kegiatan ini biasanya mencakup kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian servis. Arus kas dari aktivitas operasi mencerminkan kondisi apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan diluar perusahaan (IAI,2004) Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk dari kegiatan operasi terdiri dari:

  1) Arus kas masuk dari penjualan barang dan jasa.

  2) Arus kas masuk dari pengembalian pinjaman

  3) Semua arus kas masuk yang bukan merupakan hasil dari tansaksi yang berasal dari kegiatan investasi dan pembiayaan.

  Sedangkan arus kas keluar dari kegiatan operasi terdiri dari:

  1) Arus kas keluar untuk pembelian persediaan bahan baku produksi.

  2) Arus kas keluar untuk pembayaran gaji pegawai.

  3) Arus kas keluar untuk pembayaran pajak

  4) Semua arus kas yang tidak tergolong dalam kegiatan investasi dan pembiayaan seperti pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian kepada langganan dan sumbangan.

  Menurut PSAK No. 2, khusus untuk lembaga keuangan, bunga yang dibayar dan bunga serta deviden yang diterima diklasifikasikan sebagai arus kas

  operasi. Sedangkan untuk jenis perusahaan lain, arus kas dari bunga dan deviden tersebut dapat diklasifikasin sebagai aktifitas operasi karena mempengaruhi laba dan rugi bersih, akan tetapi dapat juga diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan atau arus kas investasi. Hal ini dikarenakan bungan dan deviden dapat dianggap sebagai biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi. Namun demikian masing-masing harus diungkapkan tersendiri dan harus diklasifikasikan secara konsisten antara periode sebagai aktifitas operasi, investasi atau pendanaan. Sedangkan untuk pembayaran deviden, menurut PSAK No. 2, dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan tapi juga dapat diklasfikasikan sebagai aktifitas operasi dengan tujuan agar pemakai laporan keuangan dapat menilai kemampuan perusahaan membayar deviden dari arus kas operasi.

  Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan juga dimasukkan sebagai arus kas dari aktifitas operasi kecuali jika arus kas untuk pajak tersebut dapat diidentifikasi terhadap transaksi individual yang menimbulkan arus kas tersebut, sehingga dapat diklasifikasikan secara jelas termasuk aktifitas investasi atau pendanaan.

  Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indicator untuk menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi yang cukup untuk melunasi pinajaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indicator untuk menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi yang cukup untuk melunasi pinajaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber

  

  Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dapat menggunakan salah satu dari dua metode yang diperkenankan, yakni metode langsung dan metode tidak langsung (IAI, 2004).

1. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

  Metode ini sering juga disebut metode rekonsiliasi, karena untuk menghitung arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi, diawali dengan laba bersih dan rugi bersih akrual dalam laporan rugi laba dan kemudian dilakukan penyesuaian (adjustment). Penyesuaian tersebut dilakukan dengan mengoreksi komponen rugi laba yang bukan merupakan transaksi kas, seperti penyusutan dan amortisasi, mengeliminasi komponen non operasi yang berkaitan dengan arus kas investasi dan arus kas pendanaan, misalnya keuntungan dan kerugian dari penjualan aktiva tetap.

2. Metode Langsung (Direct Method)

  Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara mengelompokan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. Arus kas operasi bersih didapat dengan menyajikan masing- masing komponen penerimaan kas dari aktifitas operasi (misal: pembayaran dari konsumen) serta kompoenen-komponen pengeluaran kas untuk aktifitas operasi (misal: pembayaran pada pemasok) secara langsung. Metode ini secara

  efektif menyajikan laporan rugi laba dalam dasar kas bukan dengan dasar akrual. Penyajian dengan metode langsung diawali dengan menyajikan penerimaan kas dari aktifitas operasi, (misalnya kas yang diterima dari konsumen, bunga dan deviden), lalu dikurangi dengan pengeluaran kas untuk aktifitas operasi seperti pembayaran pada pemasok, biaya operasi, pajak dan pembayaran kas lainnya, untuk mendapatkan arus kas operasi bersih. Nilai kas yang diterima dari konsumen diperoleh dari nilai penjualan bersih, lalu disesuaikan dengan perubahan saldo piutang dagang awal periode dan saldo piutang dagang akhir periode, jika perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Penyesuaian ini dilakukan karena penjualan kredit tidak akan menimbulkan penerimaan kas bagi perusahaan jika belum ditagihkan pada konsumen dan belum dibayar oleh konsumen. Arus kas dari penjualan berasal dari penjualan kas periode ini ditambah kas dari penagihan piutang periode sebelumnya. Jika terjadi kenaikan saldo piutang dagang berarti penjualan kredit pada periode berjalan lebih besar dari penagihan piutang pada periode tersebut, sehingga kenaikan saldo piutang dagang tersebut harus dikurangkan dari saldo penjualan untuk mendapatkan penerimaan kas dari konsumen. Sedangkan jika terjadi penurunan saldo piutang dagang berarti penjualan kredit periode berjalan lebih kecil dari arus kas masuk (pembayaran oleh konsumen) pada periode tersebut, sehingga besarnya penurunan tersebut harus ditambahkan pada saldo penjualan untuk mendapatkan jumlah kas aktual yang diterima dari konsumen.

  Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi (seperti kas yang dibayarkan pada pemasok) dihitung dengan menyesuaikan harga pokok penjualan dengan perubahan saldo persediaan, perubahan saldo hutang dagang dan perubahan saldo hutang lancar. Adapun kas yang dibayarkan untuk biaya operasi didapat dengan menyesuaikan biaya operasi dengan biaya penyusutan, amortisasi, dan deplesi, perubahan perkiraan biaya dibayar dimuka dan perubahan perkiraan hutang biaya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang penerimaan dan pengeluaran kas lain yang dimasukan dalam penghitungan arus kas operasi bersih dengan metode langsung.

  Baik metode langsung maupun tak langsung akan memberikan hasil akhir jumlah arus kas dari kegiatan operasi yang sama. Keuntungan dari penggunaan metode tidak langsung adalah dapat melihat kualitas laba (quality of earning) dengan memfokuskan pada perbedaan antara laba bersih dengan arus kas dari aktifitas operasi, selain itu biaya yang dibutuhkan untk menghasilkan laporan dengan metode ini akan lebih murah, karena informasi tetap dengan dasar akrual (laba bersih akrual).

  Akan tetapi dengan metode langsung pendekatan langsung akan lebih mudah dipahami dan akan menghasilkan gambaran yang lebih jelas dari mana arus kas operasi berasal dan bagaimana penggunaannya. Hal ini akan lebih bermanfaat untuk menganalisa trend dan mengestimasi arus kas dari operasi yang akan datang (future cash flow), karena arus kas masuk dan keluar dapat diidentifikasi secara langsung. Keuntungan dari penyajian laporan arus kas Akan tetapi dengan metode langsung pendekatan langsung akan lebih mudah dipahami dan akan menghasilkan gambaran yang lebih jelas dari mana arus kas operasi berasal dan bagaimana penggunaannya. Hal ini akan lebih bermanfaat untuk menganalisa trend dan mengestimasi arus kas dari operasi yang akan datang (future cash flow), karena arus kas masuk dan keluar dapat diidentifikasi secara langsung. Keuntungan dari penyajian laporan arus kas

b. Aktifitas Investasi

  Arus kas dari aktivitas investasi memperlihatkan penerimaan dan pengeluaran kas berkaitan dengan sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Menurut Putra (2009) kegiatan yang digolongkan kedalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait dengan aktivitas pembelianpenjualan aktiva perusahaan, penerimaan pengeluaran kas terkait dengan piutang perusahaan dengan entitas lain. Sedangkan menurut Keiso dan Weigant (2003:731)” including acquiring and disposing of investment are reductive long live asset and lending money and collecting the loans” atau laporan yang berisi bagaimana perusahaan dalam berinvestasi yaitu salah satunya adalah meminjamkan uang dan pelunasan dari pinjaman itu.

  Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk yang berasal dari aktivitas investasi antara lain:

  1) Arus kas masuk dari penjualan asset.

  2) Arus kas masuk dari penjualan hutang kepada pihak lain.

  3) Arus kas masuk dari penagihan pinjaman kepada pihak lain.

  4) Arus kas masuk dari penagihan kepada pihak lain berupa debt invesment. Adapun contoh arus kas keluar dari kegiatan investasi antara lain:

  1) Arus kas keluar untuk pembelian aset.

  2) Arus kas keluar untuk pembelian hutang dari pihak lain.

  3) Arus kas keluar untuk pembelian equity dari pihak lain.

  4) Arus kas keluar untuk memberikan pinjaman kepada pihak lain.

  Dalam penyusunan laporan arus kas, arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dengan melakukan analisa perubahan perkiraan aktiva yang menyangkut aktivitas ini selama periode tersebut, misalnya analisa perkiraan aktiva tetap, perkiraan investasi jangka panjang, wesel bayar dan sebagainya

  Kelompok utama penerimaan kas dan pengeluaran kas kotor dari aktivitas ini harus disajikan terpisah, misalnya pengelaran kas dari akuisisi peralatanaktiva tetap dan penerimaan kas dari penjualan aktiva yang lama harus dilaporkan sendiri-sendiri.tidak boleh di net-kan. Pemisahan ini diperlukan karena data yang tidak lengkap akan menimbulkan masalah bagi pihak luar yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan informasi yang lebih terperinci.

  Aktifitas investasi yang tidak melibatkan kas harus diungkapkan dan dilaporkan secara terpisah, misalnya perolehan aktiva tetap dengan mengeluarkan saham baru, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

c. Aktifitas Pendanaan

  Aktifitas pendanaan mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Menurut Putra ( 2009) Arus kas aktivitas pendanaan berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang berupa penambahan maupun pelunasan hutang. Aktifitas pendanaan meliputi transaksi perolehan dan pengembalian danamodal dari investor, transaksi Aktifitas pendanaan mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Menurut Putra ( 2009) Arus kas aktivitas pendanaan berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang berupa penambahan maupun pelunasan hutang. Aktifitas pendanaan meliputi transaksi perolehan dan pengembalian danamodal dari investor, transaksi

  

  1) Arus kas masuk dari penjualan saham perusahaan.

  2) Arus kas masuk dari penerbitan surat hutang. Sedangkan contoh arus kas keluar dari aktifitas ini antara lain:

  1) Arus kas keluar untuk pembayaran deviden kepada pemegang saham.

  2) Arus kas keluar untuk melunasi hutang jangka panjang.

  Tabel 2.1. Format penyajian arus kas dengan metode tidak langsung.

  PT. ABC LAPORAN ARUS KAS (METODE TIDAK LANGSUNG) Tahun yang berakhir 31 Desember 20-2

  dalam rupiah

  Arus kas dari aktifitas operasi

  Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa

  Penyesuaian untuk

  Penyusutan 450

  Kerugian selisih kurs

  Penghasilan investasi

  Beban bunga

  Laba operasi sebelum perubahan modal kerja

  Kenaikan piutang dagang dan piutang lain

  Penurunan persediaan

  Penurunan hutang dagang

  Kas yang dihasilkan dari operasi

  Pembayaran bunga

  Pembayaran pajak penghasilan

  Arus kas sebelum pos luar biasa

  Hasildari penyelesaian asuransi gempa

  Arus kas bersih dari aktifitas operasi

  Arus Kas dari Aktivitas Investasi

  Perolehan anak perusahaan X dengan kas (ccatatan A)

  Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (catatan B)

  Hasil dari penjualan peralatan

  Penerimaan bunga

  Penerimaan deviden

  Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi

  Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

  Hasil dari penerbitan modal saham

  Hasil dari pinjaman jangka panjang

  Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan

  Pembayaran deviden

  Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

  Kas bersih dan setara kas

  Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C)

  Kas dan setara kas pada akhir periode

  Sumber : Ikatan Akuntansi Indonesia “Standar Akuntansi Keuangan No. 2: Laporan Arus Kas”, (2004).

  Tabel 2.2. Format penyajian arus kas dengan metode langsung.

  PT. ABC LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG) Tahun yang berakhir 31 Desember 20-2

  dalam rupiah

  Arus kas dari aktifitas operasi

  Penerimaan kas dari pelanggan

  Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan

  Kas yang dihasilkan operasi

  Pembayaran bunga

  Pembayaran pajak penghasilan

  Arus kas sebelum pos luar biasa

  Hasil dari asuransi karena gempa bumi

  Arus kas bersih dari aktivitas operasi

  Arus kas dari aktivitas investasi

  Perolehan anak perusahaan X dengan kas (Catatan A)

  Pembelian tanah, bagunan dan peralatan (Catatan B)

  Hasil dari penjualan peralatan

  Penerimaan bunga

  Penerimaan deviden

  Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi

  Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

  Hasil dari penerbitan modal saham

  Hasil dari pinjaman jangka panjang

  Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan

  Pembayaran deviden

  Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

  Kenaikan bersih kas dan setara kas

  Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C)

  Kas dan setara kas pada akhir periode

  Sumber : Ikatan Akuntansi Indonesia “Standar Akuntansi Keuangan No. 2: Laporan Arus Kas”, (2004).

B. Analisis Laporan Arus Kas

  Menurut Van Greuning (2005:28) analisis keuangan adalah sebagai berikut:

  Analisis keuangan adalah disiplin dimana alat bantu analisis diterapkan terhadap laporan keuangan dan data keuangan lainnya dengan tujuan untuk menginterprestasikan tren dan hubungan dalam suatu cara yang konsisten dan tegas.

  Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai perusahaan yang tersedia untuk umum. Agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan maka pengguna laporan keuangan melakukan analisis atas laporan keuangan untuk mengubah angka-angka laporan keuangan tersebut ke dalam format yang dibutuhkan, untuk mempermudah pengambilan keputusan.

  Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan teknik tergantung dari tujuan analisis tersebut. Tujuan analisis sangat tergantung pada pengguna laporan keuangan, misalnya kreditor melakukan analisis untuk mengetahui kemampuan peminjam membayar bunga dan pokok pinjaman, investor berusaha untuk memperkirakan arus pendapatan perusahaan di masa yang akan datang untuk menetapkan harga beli atau harga jual sekuritas yang dimilikinya, manajemen perusahaan melakukan analisis untuk selain menjawab hal yang sama dengan yang ingin diketahui oleh inventor dan kreditor juga untuk mengetahui prestasi, kekuatan, kelemahan perusahaan serta untuk pengambilan keputusan mengenai perubahan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

  Beberapa teknik analisis laporan keuangan yang sering digunakan antara

  lain :

  1. Laporan keuangan komparatif (trend analysis atau horizontal analysis). Analisis komparatif dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dari tahun ke tahun, untuk mengetahui trend dan perubahan masing-masing komponen laporan keuangan dari periode ke periode baik arah maupun seberapa besar perubahan tersebut.

  2. Laporan keuangan common-size Analisis ini dilakukan dengan membandingkan tiap komponen laporan keuangan dengan nilai total untuk mengetahui proporsi suatu komponen laporan keuangan terhadap nilai total dalam laporan keuangan.

  3. Analisis rasio Menurut Van Greuning (2005:29), “analisis rasio digunakan oleh analis dan manajer untuk mengukur kinerja dan status perusahan”. Analisis ini dilakukan dengan menghitung angka rasio yang menunjukkan hubungan matematis antara lain komponen laporan keuangan dengan komponen lainnya. Analisis rasio ini merupakan alat yang berguna untuk memberi indikasi akan adanya masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih dalam dan memberi gambaran akan kondisi yang mungkin terjadi di masa depan. Analisis ini akan lebih berguna lagi jika rasio tersebut dapat dibandingkan dengan rasio perusahaan pada periode sebelumnya, dengan rasio standar yang telah ditetapkan, atau dengan rasio perusahaan lain dalam industri yang sama.

  Untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai perusahaan, perangkat analisis di atas dilakukan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, yaitu neraca, laporan rugi laba, dan laporan arus kas. Analisis arus Untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai perusahaan, perangkat analisis di atas dilakukan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, yaitu neraca, laporan rugi laba, dan laporan arus kas. Analisis arus

  Hasil analisis arus kas akan lebih baik jika digabungkan dengan hasil analisis laporan keuangan lainnya (misalnya analisis neraca dan laporan rugi laba) dalam penentuan kondisi perusahaan, akan tetapi pembahasan berikut ini hanya akan memfokuskan pada masalah analisis arus kas.

  Untuk melakukan analisis ini selain dibutuhkan data laporan arus kas juga dibutuhkan data dari seluruh laporan keuangan, serta data tambahan lainnya. Analisis laporan arus kas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis yang telah diutarakan di atas. Agar lebih bermamfaat hasil dari ketiga teknik tersebut harus diinterpretasi dengan menggunakan data tambahan mengenai perusahaan, perkembangan usaha dan sebagainya. Analisis arus kas dapat memberikan informasi mengenai:

  1) Perkiraan akan kondisi arus kas di masa yang akan datang.

  2) Kualitas laba dan kemampuan mempertahankan operasi di masa yang akan datang.

  3) Kondisi keuangan secara keseluruhan.

  Menurut Dayanti (2000:18) analisis arus kas memberikan gambaran yang teridentifikasi dimana dapat meningkatkan kegunaan laporan keuangan:

  1. Analisis arus kas menghindari keraguan pada alokasi pendapatan dalam

  pengunaan pendapatan periodic

  2. Analisi arus kas mencakup factor penting dalam membuat keputusan dan

  penilaian sehubungan dengan time value of money

  3. Data dalam arus kas dapat menghindari pengukuran pada periodic income

  yang membingungkan dimana memiliki arti yang beragam tergantung konteks pengukuran dan pengunaannya.

  4. Analisis arus kas menekankan gambaran yang paling vital dan fundamentalis

  dari kegiatan bisnis yaitu kemampuan perusahaan membayar seluruh hutang- hutangnya beserta bunga.

  5. Data dalam arus kas dapat menghasilkan bebagai keputusan sebagai

  pengendali dari aktivitas.

  6. Analisis arus kas merupakan suatu system laporan keuangan yang objektif,

  sederhana dan dapat dipahami.

1. Analisis Trend dan Common-Size Laporan Arus Kas

  Menurut Bergevin (2002:83) “common-size financial statements report financial statement disclosures as a percentage of another account or as proportion of the previous balance”. Analisis trend laporan arus dilakukan dengan cara menyusun laporan arus kas dari periode ke periode untuk melihat perubahan yang terjadi pada masing-masing komponen laporan arus kas. Dari analisis ini dapat diketahui trend perubahan tiap komponen, seberapa besar perubahan satu komponen relative terhadap komponen lainnya misalnya Menurut Bergevin (2002:83) “common-size financial statements report financial statement disclosures as a percentage of another account or as proportion of the previous balance”. Analisis trend laporan arus dilakukan dengan cara menyusun laporan arus kas dari periode ke periode untuk melihat perubahan yang terjadi pada masing-masing komponen laporan arus kas. Dari analisis ini dapat diketahui trend perubahan tiap komponen, seberapa besar perubahan satu komponen relative terhadap komponen lainnya misalnya

  Saldo tahun berjalan

  Index = x 100

  Saldo tahun dasar

  Contoh penghitungan index tersebut adalah sebagai berikut: Tahun dasar adalah tahun 20XA dengan laba bersih = 12.000 maka angka index 20XA adalah 100. Jika tahun 20XB laba bersih sebesar 18.000 maka angka index 20XB adalah sebesar

  Dalam melihat perubahan dari periode ke periode, index tahun sebelumnya harus diperhitungkan, misalnya perubahan laba bersih periode 20XB dibanding periode 20XA adalah mengalami kenaikan sebesar 150 – 100 = 50

2. Analisis Arus Kas Operasi

  Analisis terhadap arus kas operasi dapat dilakukan dengan menggunakan hasil analisa trend dan common size dengan memfokuskan pada arus kas operasi Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui perkembangan arus kas operasi dari periode ke periode. Secara umum peningkatan arus kas operasi dapat dianggap sebagai perkembangan yang baik karena berarti kegiatan operasi perusahaan makin mampu menghasilkan kas dan dapat diperkirakan di tahun berikutnya arus kas operasi akan mengalami perkembangan yang serupa. Namun demikian selain melihat trendnya perlu pula menganalisis sumberpenyebab kenaikanpenurunan arus kas operasi tersebut.

  Kenaikanpenurunan arus kas operasi dapat dianalisis lebih jauh dengan melihat perubahan dalam asset operasi lancer dan kewajiban operasi sehingga mengetahui alasan kenaikanpenurunan arus kas operasi. Kenaikan dalam asset operasi berarti penggunaan kas dan ditunjukkan dengan nilai perubahan kas yang negative dan sebaliknya, sedangkan kenaikan dalam kewajiban operasi lancer berarti arus kas masuk dan ditunjukkan dengan kenaikan nilai arus kas yang positif.

  Adapun yang dimaksud sebagai asset operasi lancar dan kewajiban operasi lancar disini adalah perkiraan asset dan kewajiban yang benar-benar berhubungan dengan operasi misalnya piutang dagang, persediaan, biaya dibayar dimuka, hutang dagang, dan hutang biaya lainnya.

  Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free cash flow. Menurut Van Greuning (2005:47) ”Free cash flow adalah kas yang Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free cash flow. Menurut Van Greuning (2005:47) ”Free cash flow adalah kas yang

  Konsep free cash flow ini sebenarnya agak sulit digunakan oleh pihak ekstern perusahaan, karena biasanya perusahaan tidak mengungkapkan secara terpisah bagian pengeluaran modal yang dimaksudkan untuk mempertahankan kapsitas produk (pemeliharaan modal) dengan pengeluaran untuk ekspansi tetapi keduanya digabungkan menjadi satu.

3. Analisis Rasio Kualitas Laba

  Pengguna laporan keuangan perlu menilai kualitas laba sebuah perusahaan, makin tinggi kualitas laba makin berguna informasi yang diperoleh dalam pengambilan keputusan. Kualitas laba ditentukan dengan memperhatikan berbagai karakteristik positif dan negatif yang mempengaruhi kekuatan pendapatan perusahaan yang ditunjukkan dalam angka laba bersih.

  Salah satu ciri yang menentukan kualitas laba adalah hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas. Makin tinggi korelasi antara laba akuntansi dengan arus kas, makin tinggi kualitas laba.

  Analisis kualitas laba akan membantu penggunaan untuk menilai seberapa besar sesungguhnya kemampuan perusahaan menghasilkan tingkat laba tertentu. Analisis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kualitas laba antara lain:

  a. Quality of Sales Ratio Quality of Sales dihitung dengan membagi kas dari penjualan dengan nilai penjualan bersih pada periode bersangkutan sebagai berikut:

  Kas dari penjualan

  Quality of Sales =

  Penjualan

  Makin tinggi rasio kualitas penjualan makin baik kualitas laba karena berarti pengakuan pendapatan penjualan mendekati realisasi kasnya. Penyajian laporan arus kas dengan metode langsung akan mempermudah aplikasi rasio ini. Metode ini dapat menunjukkan efek arus kas terhadap pendapatan dan biaya operasi sehingga memungkinkan evaluasi arus kas yang berhubungan dengan komponen tertentu dalam laporan laba rugi seperti penjualan kotor, harga pokok penjualan, biaya operasi dan sebagainya. Jika penyajian laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung pihak luar akan menemui kesulitan dalam mendapatkan data yang dibutuhkan.

  b. Quality of Income Rasio ini dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan laba operasi sebagai berikut:

  Cash flow from operation

  Quality of Income =

  Operating income

  Analisis Quality of Income menunjukkan varian antara arus kas dengan laba bersih. Makin tinggi rasio makin tinggi kualitas laba karena makin besar bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas. Namun rasio di atas mungkin akan member deviasi yang abnormal disebabkan perbedaan yang substansial antara laba dengan arus kas akibat adanya transaksi non kas seperti penyusutan biaya yang ditangguhkan, dan sebagainya. Sebagai alternatif maka dapat digunakan rasio antara arus kas operasi dengan laba sebelum pajak, bunga, dan penyusutan yaitu sebagai berikut:

  Arus kas operasi

  Quality of Income =

  Laba bersih sebelum pajak, bunga, dan penyusutan

  Dengan rumus di atas deviasi abnormal akan berkurang karena telah menghilangkan komponen non kas utama dalam laporan laba rugi yaitu penyusutan dan pajak yang ditangguhkan.

C. Pengambilan Keputusan Manajemen.

1. Fungsi Manajemen Umum

  Manajemen secara umum adalah suatu proses perencanaan, pengkoordinasian, kepemimpinan dan pengendalian usaha anggota organisasi dan pengguna sumber-sumber daya perusahaan lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah mereka transfer melaului manajer. Tugas utama seorang corporate manager adalah mengembangkan suatu strategi yang kompetitif dalam variable-variabel ekonomis, pemasaran, produksi dan keuangan. Strategi keuangan yang di formulaislkan secara sesuai akan

  melengkapai kekuatan perusahaan yang sudah memiliki dasar produksi dan pemasaran yang ekonomis. Pihak manajemen dalam pengambilan keputusan selalu berdasarkan pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Keputusan-keputusan keuangan suatu perusahaan saling berhubungan satu sama lain. Keputusan tidak dibuat hanya sekali untuk selamanya. Jika perusahaan investasi dalam produk baru yang berhasil akan menghasilkan tambahan dana, perusahaan harus memutuskan berapa banyak dari dana yang dihasilkan ini untuk dibayarkana kepada investor dan berapa banyak yang harus di tanam kembali pada produk lain.

  Untuk dapat memformulasikan strategi keuangan jitu dan berhasil, seorang manajer keuangan harus memahami hubungan-hubungan penting antara:

  1. Hubungan antara prinsip-prinsip ekonomi dan arus kas

  2. Hubungan antara hasil dari arus kas dan penggunaan internal

  3. Hubungan antara profitabilitas, arus kas dan penillaian pasar terhadap saham perusahaan.

  4. Hubungan antara external capital markets dan kemapuan perusahaan memasuki pasar-pasar tersebut

  5. Hubungan antara peluang-peluang investasi yang mungkin dengan competitive position perusahaan dimasa yang akan datang.

  Keputusan-keputusan yang ditetapkan manajemen keuangan adalah:

  1. Keputusan investasi

  2. Keputusan pendanan

3. Keputusan deviden

2. Fungsi Manajemen Keuangan

  Seorang manajer keuangan dalam menjalankan fungsinya menetapkan beberapa keutusan yaitu:

  1. Keputusan Investasi, meliputi alokasi asset, baik asset keuangan maupun asset berwujud serta sejumlah maksimal dari setiap asset Dalam keputusan investasi ada beberapa criteria yang digunakan oleh seorang manajer keuangan untuk menilai apakah proyek yang diajukan profitable atau tidak yaitu:

  c. Payback Period Yang dimaksud dengan payback period adalah jangka waktu untuk proyek dapat mengembalikan biaya pokok investasi. Pengambilan keputusan adalah menetapkan investasi yang memiliki payback period terpendek.

  d. Accounting Rate of Return Acounting rate of return mengukur tingkat pengembalian atau keuantungan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan. Pengambilan keputusan adalah menetapkan proyek yang memiliki average rate of return terbesar.

  e. Internal rate of return Metode ini menghitung tingkat bungan minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan net present value yang positif e. Internal rate of return Metode ini menghitung tingkat bungan minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan net present value yang positif

  2. Keputusan pendanaan, meliputi struktur permodalan, ketersediaan dana, meminimumkan biaya pendanaaan (cost of funds), penyusunana jadwal pendanaan serta penetapan besarnya deviden yang dibayarkan. Dalam keputusan pendanaan manajer keuangan mengambil keputusan ini dengan beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab yaitu:

  •

  Berapa besar bagian yang harus disimpan dan berapa besar bagian yang harus dibagikan dalam bentuk deviden

  •

  Apakah sebaiknya dana diperoleh melalui pinjaman atau dengan mengeluarkan saham

  •

  Jika dengan pinjaman, apakah dengan pinjaman jangka pendek atau pinjaman jangka panjang

  3. Keputusan deviden, meliputi penetapan pembagian deviden dan penyusunan rencana pendanaan. Salah satu masalah dalam penetapan keputusan deviden ini adalah tidak ada seorang pun yang dapat memastikan apakah keputusan deviden bagi perusahaan itu penting, maksudnya bahwa keputusan tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Hal-hal yang penting dalam keputusan deviden adalah 3. Keputusan deviden, meliputi penetapan pembagian deviden dan penyusunan rencana pendanaan. Salah satu masalah dalam penetapan keputusan deviden ini adalah tidak ada seorang pun yang dapat memastikan apakah keputusan deviden bagi perusahaan itu penting, maksudnya bahwa keputusan tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Hal-hal yang penting dalam keputusan deviden adalah

  b. Adaynaya suatu pertimangan praktis yang harus di evaliasi dalam menetapkan kebijakasanaan deviden perusahaan

  c. Jenis-jenis deviden yang ditetapkan.

4. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen

  Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Menurut Ikasari (2009) keputusan dibagi dalam tiga tipe

  a. Keputusan terprogramkeputusan terstruktur yaitu keputusan yg berulang- ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang dan lain-lain.

  b. Keputusan setengah terprogram setengah terstruktur yaitu keputusan yg sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yg terperinci. Contoh keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

  c. Keputusan tidak terprogramtidak terstruktur yaitu keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak c. Keputusan tidak terprogramtidak terstruktur yaitu keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak

  Proses pengambilan keputusan menurut G. R. Terry yang dikutip oleh Agus (2009) adalah:

  1. Problem yang dihadapi

  2. Menganalisa problem tersebut

  3. Menetapkan sejumlah alternatif

  4. Mengevaluasi alternatif

  5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan

  Sedangkan menurut Peter Drucher yang juga dikutip oleh Agus (2009)

  yaitu:

  1. Menetapkan masalah

  2. Menganalisa masalah

  3. Mengembangkan alternatif

  4. Mengambil keputusan yang tepat

  5. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

BAB III METODE PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT Outsourcing Indonesia

1. Sejarah Singkat

  PT. Outsourcing Indonesia sebelumnya bernama PT Fani Masyara Prima yang berdiri sejak tahun 1993. Untuk lebih memfokuskan usaha dan lebih menunjukan identitas bidang usaha maka sejak September 2003 PT Fani Masyara Prima berganti nama menjadi PT. Outsourcing Indonesia yang bergerak dibidang jasa Outsourcing. Industri yang ditangani oleh perusahaan ini adalah perbankan, asuransi, leasing, telekomunikasi, perminyakan dan pertambangan. PT. Outsourcing Indonesia berkedudukan dan berkantor pusat di Graha Enka Deli Lantai 3, Jalan Warung Buncit Raya No. 12 Jakarta Selatan 12780 dan beberapa cabang di beberapa kota seperti Bandung, Medan, Palembang, Surabaya dan Makasar. Jumlah karyawan internal sampai dengan pertengahan tahun 2008 sekitar 50 Orang dan karyawan external 4000 orang.

2. Struktur Organisasi

  Setiap perusahaan yang didirikan memiliki struktur organisasi yang merupakan salah satu factor yang menentukan sukses tidaknya suatu manejemen dalam perusahaan yang bersangkutan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun tujuan dibentuknya struktur organisasi ini adalah agar setiap divisi atau bagian di dalam perusahaan tersebut dapat menjalankan tugas dan wewenang masing-masing.

  Dari struktur organisasi ini nantinya perusahaan dapat mengetahui kedudukan dan tanggung jawab masing-masing divisi yang ada dalam perusahaan tersebut. Struktur organisasi memegang perananyang cukup penting dalam sebuah perusahaan karena dari struktur organisasi tersebut dapat diketahui apakah perusahaan itu sudah terorganisasi dengan baik atau tidak.

  Adapun struktur organisasi PT Outsourcing Indonesia adalah seperti gambar diagram di bawah ini.

  COMISSIONER

  PRESIDENT DIRECTOR

  BUSINESS DEV.

  HR GA IT

  BUSINESS PROCESS

  PERSONNEL EMPLOYMENT

  OUTSOURCING (BPO)

  OUTSOURCING (PEO)

  Gambar 1 Struktur Organisasi PT Outsourcing Indonesia

3. Unit Bisnis Kegiatan usaha

  Adapun unit bisnis yang dijalankan oleh PT. Outsourcing Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Personel Employment Outsourcing (PEO)

  Sekarang ini dengan semakin banyak persaingan di dunia kerja untuk menjadi karyawan bukanlah hal yang mudah, begitu juga sebaliknya banyak perusahaan yang kesulitan untuk mencari karyawan-karyawan potensial dan professional. Untuk itu dengan adanya perusahaan outsourcing kesulitan tersebut dapat diatasi. Perusahaan outsourcing jadi jembatan antara pencari kerja dengan pemberi kerja.

  Untuk mengatasi masalah tersebut maka PT. Outsourcing Indonesia membuka unit bisnis PEO. Padat karya dengan PEO akan membantu perusahaan dalam menghemat uang dang menghemat waktu. Perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk biaya tes penerimaan karyawan baru serta sangat menghemat waktu. Karyawan PEO akan memberikan kontribusi pada perusahaan untuk meningkatkan produktifitas perusahaan.

  PT. Outsourcing Indonesia menyediakan keuntungan jangka panjang dalam bisnis padat karya ini. Karena perusahaan ini menyediakan kemampuan dan fleksibelitas untuk beradaptasi dalam pasar dan menjadikan organisasi lebih terbuka untik menarik dan mendapatkan karyawan-karyawan ya ng berkualitas.

  Dengan padat karya PEO akan meminimalisasikan resiko dalam sebuah organisai dengan mengatur:

  1) Personel selesction

  2) Personel dan payroll administration

  3) Personel Development

  4) Personel risk management

  Maka dengan menggunakan padat karya PEO akan mengeliminasika kebutuhan perusahaan untuk mengatur hal-hal tersebut. Dengan padat karya akan membuat biaya lebih efektif dari pada memperkerjakan karyawan permanen.

  PT. Outsourcing g Indonesia memberikan pelayanan pada area:

  1) Front Liner Staff : Call Center, Customer Relationship, Collection, Customer Care, Marketing Communication.

  2) General Support Staff : Administration Support, Data Entry, MIS, HRD, QA, Logistic.

  3) Engineering Staff : Technician, Mechanic dan Maintenance

b. Business Process Outsourcing (BPO)

  Business Process Outsourcing adalah mendelegasikan kegiatan back office sebuah perusahaan dalam proses bisnis kepada PT Outsourcing Indonesia. BPO ini dikategorikan sebagai berikut:

  1) Comprehensive.

  Pada kategori comprehensive, seluruh proses bisnis pada pelangan didelegasikan pada PT Outsourcing Indonesia. Sebagai contoh PT Bakrie Telkom mendelegasikan seluruh bisnis dari distribusi point. Meliputi karyawan, proses distribusi, system penjualan, proses instalasi

  2) Transactional

  Dalam kategori transactional, pelanggan hanya akan menyerahkan sebagian dari proses bisnis kepada PT Outsourcing Indonesia. Seperti Account Payable, Account Receivable, Order Processing. Sebagai contoh Direct Sales dari PT Direct Vision yang diserahkan kepada PT Outsourcing Indonesia.

  3) Niche Support

  Pada kategori niche Support, PT Outsourcing Indonesia akan mendukung proses bisnis yang lebih khusus dari pelanggannya. Seperti human resource, call center, sales agent, distribution point, recruitment dan training.